bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-2-00229-si...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem
Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), Sistem adalah
sebuah kumpulan dari komponen yang berinteraksi satu sama lainnya yang
bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama.
2.1.2 Informasi
Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.6), informasi adalah
sesuatu yang berarti dan berguna bagi orang lain.
Menurut Volonino (2010, p.41), informasi adalah data yang telah
disusun atau diolah sehingga memiliki arti dan harga kepada penerima, Si
penerima menafsirkan apa artinya dan mengambil kesimpulan dan
keterlibatan dari informasi tersebut. Sebuah video yang dipasang pada
website lain juga bisa dianggap informasi. Data benda biasanya diproses
menjadi suatu informasi dengan menggunakan aplikasi. Seperti mewakilkan
proses dari penggunaan yang lebih spesifik dan harga nilai yang lebih tinggi
daripada pengambilan dan penyimpulan yang sederhana dari database.
2.1.3 Sistem Informasi
Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), system informasi
adalah kumpulan dari perangkat keras, prangkat lunak, data, orang, dan
prosedur yang bekerja sama untuk memproduksi informasi yang berkualitas.
Menurut Volonino (2010 p.11), sistem informasi mengumpulkan,
memproses, menganalisa, dan menybarkan informasi dengan tujuan spesifik.
Seperti sitem lainnya,sebuah sitem informasi mencakup input (data, intruksi)
dan outpu (laporan, kalkulasi). Sitem informasi memproses memproses input
dengan menggunakan teknologi dan memproduksi output yang kemudian
dikirim kepada user atau sitem lainnya melalui media jaringan. Sebuah
8
mekanisme umpan balik yang mengatur operasi atau proses juga berkaitan
dengan orang, prosedur, dan fasilitas berbentuk fisik dan beroperasi pada
suatu lingkungan.
2.1.4 Data
Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.6), data adalah sebuah
kumpulan dari benda yang belum diproses dan dapat berbentuk tulisan,
angka, gambar, suara, dan film.
2.1.5 Internet
Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.10), Internat adalah
sebuah kumpulan dari jaringan yang menduniadan terhubung dengan jutaan
bisnis, agen pemerintahan, institusi pendidikan, dan individual.
2.1.6 Website
Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.13), website adalah
sebuah kumpulan dari halaman web yang berhubungan. Beberapa website
mengizinkan pengguna untuk mengakses musik dan video yang bisa diunduh
atau diownload, atau ditransfer ke media penyimpanan didalam sebuah
komputer. Banyak orang menggunakan website dengan maksud untuk
berbagi informasi pribadi, foto, dan video dengan dunia.
2.1.7 Pengertian E – Business
Laudon, Kenneth C., dan Traver, Carol Guercio yang diterjemahkan
oleh Robby (2009, p10) Menyatakan “E – Business adalah definisi e –
commerce yang lebih luas mencakup lebih dari sekedar jual beli barang dan
jasa, E – business mencakup pelayanan pelanggan, kolaborasi antara partner
bisnis dan pengguna transaksi elektronik di sebuah organisasi”.
2.1.8 Personal Home Page (PHP): Hypertext Pre-processor
Menurut Welling dan Thomson (2008, p.4), PHP adalah bahasa
pemograman berbasis server yang dirancang khusus untuk web, dalam
halaman HTML, dapat dimasukkan kode PHP yang akan dieksekusi setiap
kali halaman web tersebut diakses. Kode PHP ini akan diterjemahkan
9
oleh web server dan akan dijalankan bersamaan dengan HTML atau output
lainnya, yang akan dilihat oleh pengunjung situs web.
Beberapa kelebihan PHP dibandingkan dengan bahasa pemograman
sejenis seperti Perl, Microsoft Active Server Pages (ASP), Java
Server Pages (JSP), dan Allaire Cold Fusion adalah:
• Kemanpuan yang tinggi
• Tidak dibutuhkan biaya untuk mendapatkan PHP
• Kemampuan untuk dapat terhubung dengan banyak sistem basis data,
seperti: MySQL, mSQL, Oracle, dbm, filepro, Hyperwave Informix,
dan Interbase.
• Mudah dipelajari dan digunakan karena PHP dibuat berdasarkan
bahasa pemograman dasar, yaitu bahasa C dan Perl.
• Dapat berjalan pada berbagai sistem operasi, seperti Linux, Solaris,
dan berbagai versi Microsoft Windows.
2.1.9 Database
• Database adalah kumpulan koleksi data-data yang berhubungan
secara logis, dan deskripsi dari data, dirancang untuk memenuhi
kebutuhan akan informasi suatu organisasi (Connolly,2005, p.15).
• Database merupakan tempat penyimpanan kumpulan data yang besar
dan tunggal yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak
departemen dan pengguna. Semua data telah terintegrasi dengan
jumlah duplikasi yang minimum. Database tidak hanya dimiliki oleh
satu departemen tetapi merupakan sumber daya bersama satu
perusahaan. Database tidak hanya memegang data operasional
organisasi, tetapi juga menyimpan deskripsi data.
2.1.10 Pengertian Analisa Sistem
Menurut Laudon (2007, p.128), analisa sistem adalah memeriksa
sebuah masalah yang ada yang akan diselesaikan oleh perusahaan
menggunakan sistem informasi.
10
Sedangkan analisa sistem menurut Satzinger (2005, p.4), analisa
sistem adalah suatu proses untuk memahami dan mengerti sistem informasi
secara detail untuk merekomendasikan sistem informasi bagaimana
seharusnya.
Jadi, berdasarkan dua pernyataan diatas pengertian analisa sistem
dapat diambil kesimpulan bahwa analisa sistem adalah sebuah pembelajaran
mengenai sistem yang sedang berjalan dengan tujuan mencari permasalahan
yang sering muncul pada suatu sistem dan mengerti sistem informasi secara
detail dengan memberi solusi terhadap permasalahan yang ada pada sistem.
2.1.11 Analisis Strength, Weaknesses, Opportunity, Threats (SWOT)
Menurut Kurtz (2008) analisis SWOT adalah analisis yang
berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang berasal dari sumber
daya internal suatu perusahaan (Strength and Weakness) dan sumber daya
perusahaan (Opportunity and Threats).Menurut Nouri et al dalam Ommani
(Ommani, 2011) “analisis strengths, weaknesses, opportunities and threats
(SWOT) merupakan sebuah perangkat yang membantu manajer bisnis untuk
mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terlibat dalam
perusahaan bisnis.” Analisis SWOT dapat membantu manajer untuk
mendapatkan wawasan dari masa lalu dan memikirkan solusi yang mungkin
untuk masalah yang ada atau masalah yang memiliki potensi dapat terjadi, baik
untuk bisnis yang sudah ada ataupun untuk usaha baru.
Menurut Muchlisin Riadi (Riadi, 2013), Analisis SWOT memiliki
fungsi untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya
dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok
persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut
berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau
memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau
diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT
dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam
usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai
kerangka atau panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi
altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
11
� Matriks TOWS
TOWS
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO
Strategi WO
Ancaman (T)
Strategi ST
Strategi WT
Gambar 2.1 Matriks TOWS
Sumber: Rangkuti, 2011
Matriks TOWS (Threat, Opportunities, Weakness, Strenght) atau yang
biasa juga disebut Matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strengths-opportunities),
WO (weaknesess-opportunities), ST (strengths-threats), dan WT (weaknesess-
threats).
i) Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal.
ii) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang eksternal.
iii) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.
iv) Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Penyajian yang
sistematis dari matriks SWOT.
12
Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus
dilakukan, yaitu :
1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan
2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan
3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan
4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat
strategi SO dalam sel yang ditentukan
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan
catatstrategi WO dalam sel yang ditentukan
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan
catatstrategi ST dalam sel yang ditentukan
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan
catatstrategi WT dalam sel yang ditentukan
2.1.12 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Lonnie D. Bentley dan Jeffrey L.Whitten (2007, p.160),
perancangan sistem adalah suatu teknik menggabungkan kembali bagian-
bagian informasi yang telah dipisahkan oleh suatu sistem.
Menurut Satzinger et al. (2005, p.4), perancangan sistem adalah
proses menentukan secara rinci bagaimana komponen-komponen dari sistem
informasi harus diimplementasikan secara fisik.
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa perancangan sistem adalah suatu proses penggabungan informasi yang
dipisah oleh sistem dan menentukan komponen sistem informasi yang
diimplementasikan
13
2.1.13 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)
Menurut Satzinger et al. (2009, p.60), object oriented analysis (OOA)
mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem
dan menunjukakkan interaksi pengguna yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas. Sedangkan object oriented design (OOD)
mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi
dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek
berinteraksi untuk menyelesaikan tugas.
2.1.14 Unified Modeling Language (UML)
Satzinger, Jackson, & Burd (2011, p.46), menyatakan Unified
Modeling Language (UML) adalah suatu rangkaian standar konstruksi model
dan notasi yang di definisikan oleh Object Management Group (OMG).
2.1.15 Unified Process (UP)
Unified Process (UP) menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005,
p.50), adalah suatu pengembangan sistem objek orientasi metodologi yang
awal nya di kembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar
Jacobson.
Gambar 2.3 Design activities in the UP life cycle
14
2.1.16 Activity Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.144), Activity Diagram adalah jenis
diagram alur kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna dan aliran
sekuensial mereka. Simbol Activity Diagram:
• Synchronization Bar: sebuah simbol yang digunakan dalam
sebuah aktivitas diagram untuk mengendalikan pemisahan
atau penyatuan jalur sekuensial
• Swimlane: daerah persegi panjang pada diagram aktivitas yang
mewakili kegiatan yang dilakukan oleh agen tunggal.
Gambar 2.4 Notasi Activity Diagram
Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram
15
2.1.17 Event Table
Menurut Satzinger (2005, p.169, 170, 174), Event Tabel adalah
katalog dari usecase yang menggunakan daftar peristiwa dalam baris dan
potongan kunci informasi tentang setiap peristiwa dalam kolom. Tipe dari
event:
• External event adalah suatu peristiwa yang terjadi di luar sistem,
biasanya dilakukan oleh eksternal agen atau actor.
• Temporal event adalah suatu peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari
mencapai sesuatu dalam waktu tertentu.
• State event adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika sesuatu terjadi di
dalam system yang memicu kebutuhan untuk pemrosesan.
Event table dibagi menjadi 6 bagian yaitu:
• Event : peristiwa yang menyebabkan sistem untuk melakukan
sesuatu.
• Trigger : sinyal yang memberitahu system bahwa suatu peristiwa telah
terjadi, baik kedatangan data membutuhkan pemrosesan atau titik
waktu.
• Source : agen eksternal yang memasukkan data ke sistem.
• Usecase : untuk mendefinisikan persyaratan fungsional.
• Response : output, yang dihasilkan oleh sistem, yang berjalan
ketujuannya.
• Destination : agen eksternal yang menerima data dari sistem.
16
Gambar 2.6 Notasi Event Table
2.1.18 Use Case Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.213), Use Case Diagram adalah sebuah
diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara para pengguna
berinteraksi dengan sistem. Dalam use case diagram terdiri dari:
-Use Case adalah proses bisnis yang sedang berjalan.
-Actor adalah orang atau hal yang benar-benar berhubungan atau
berinteraksi dengan sistem.
Hubungan <<includes>> didalam usecase diagram yaitu hubungan
antara use cases dilambangkan dengan garis yang menghubungkan dengan
panah. Arah panah menunjukkan use case mana yang dimasukkan sebagai
bagian dari use case utama Proses untuk bergerak dari peristiwa bisnis untuk
mendefinisikan use case memerlukan dua langkah, dilakukan dalam iterasi:
- Identifikasi actor untuk setiap use case
- Pada saat peran actor telah diidentifikasi, ekstrak informasi dari business
event yang menggambarkan respon system untuk business event.
17
Gambar 2.7 Notasi Use Case
2.1.19 Use Case Detailed Description
Menurut Satzinger (2005, p.220), Use Case Detailed Diagram adalah
urutan tertentu langkah-langkah dalam use case; use case mempunyai
beberapa scenario berbeda. Biasanya, use case description yang ditulis dibagi
menjadi 3 tingkat yaitu:
• Brief description: dapat digunakan untuk use case yang sederhana,
terutama ketika sistem yang dikembangkan juga kecil, aplikasi yang
mudah dimengerti.
• Intermediate Description: memperluas brief description untuk
memasukkan aktivitas internal ke dalam use case.
18
Gambar 2.8 Intermediate Description
• Fully Developed Description : metode paling formal untuk
mendokumentasikan use case
Gambar 2.9 Fully Developed Description
19
Ada 2 kondisi didalam Use Case Detail Desciption yaitu:
• Precondition adalah seperangkat criteria yang harus benar sebelum awal
dari sebuah use case.
Precondition biasanya termasuk berikut ini:
• Obyek apa yang harus ada dalam sistem.
• Hubungan spesifik apa yang harus ada antara obyek, dan yang mana yang
penting
• Nilai spesifik apa yang harus diidentifikasi.
• Postcondition: seperangkat criteria yang harus benar setelah selesainya
eksekusi suatu use case.
2.1.20 Class Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.184), Domain Class Diagram adalah
diagram kelas UML yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam pekerjaan
pengguna : masalah domain kelas, asosiasi mereka dan atribut mereka.
Hierarki di notasi class diagram adalah
-Generalisasi : penilaian bahwa kelompok mempunyai jenis yg serupa/sama
Gambar 2.10 Notasi Generalisasi pada Class Diagram
20
-Spesialisasi : penilaian yang mengkategorikan berbagai jenis hal
-Keseluruhan – bagian: struktur hierarki yang kelas sesuai dengan komponen
yang terkait
Keseluruhan – bagian dibagi menjadi 2:
-Agregasi: seluruh bagian hubungan antara obyek dan bagian, dimana bagian-
bagian bisa tampil secara terpisah
-Composite: seluruh bagian hubungan di mana bagian tidak dapat dipisahkan
dari obyek
Assosiation Class adalah sebuah kelas yang mewakili banyak hubungan
banyak antara dua kelas lain. Account class dibagi menjadi dua:
- Abstract Class: kelas yang tidak dapat
- dibuat (tidak ada obyek yg dapat diciptakan), yang ada hanya untuk
memungkinkan subclass mewarisi atribut, metode dan asosiasi.
- Concrete Class : kelas yg dapat dibuat obyeknya
Gambar 2.11 Contoh class diagram
2.1.21 Statechart Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.237), merupakan susunan state yang
mewakili status dari object dan panah yang mewakili transisinya.
21
Tabel 2.1 Komponen State Chart
Pseudostate/Initial state : menggambarkan
keadaan awal dari suatu proses berupa notasi
awal dari statechart.
State : menggambarkan keadaan tertentu suatu
obejct selama masa hidupnya memenuhi suatu
syarat atau kondisi tertentu atau menunggu
suatu event.
Transition : Menggambarkan alur transisi dari
suatu transisi ke transisi dalam suatu object.
Final State : Menggambarkan kondisi akhir
dari suatu proses berupa notasi akhir dari
statechart.
Gambar 2.12 Contoh Statechart
22
2.1.22 First Cut Design Class Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.309), First Cut Design Class Diagram
adalah class diagram yang dikembangkan dengan memperluas diagram
domain model kelas.
Berikut ini adalah panduan dalam relationship/hubungan antar first
cut design class diagram:
• One-to-many relationships yang menunjukkan yang menunjukkan
hubungan atasan/bawahan biasanya dinavigasikan dari atasan kebawahan.
• Mandatory Relationship, di mana obyek dalam satu kelas tidak bisa ada
tanpa obyek dari kelas lain, biasanya dari independent class ke dependent
class.
• Ketika sebuah obyek dari kebutuhan informasi obyek lain, maka
mungkin diperlukan suatu navigation arrow, menunjuk baik untuk obyek itu
sendiri atau induknya dalam hierarki.
• Panah navigasi juga dapat dua arah.
23
Gambar 2.13 First Cut Design Class Diagram
2.1.23 System Sequence Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.316), diagram yang menunjukan
eksekusi operasi disebuah obyek yang melibatkan pemanggilan operations
diobyek lain.
Gambar 2.14 Notasi System Sequence Diagram
Menurut Satzinger Sequence Diagram dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu :
• First Cut Sequence Diagram
• View Layer
• Data Access Layer
Use case: Availability Handler. Kemudian menambahkan obyek lain yang
perlu untuk dimasukkan pada use case. Langkah berikutnya adalah untuk
menentukan pesan lainnya harus dikirim, termasuk yang obyek harus menjadi
sumber dan tujuan dari setiap pesan, untuk mengumpulkan semua informasi
yang diperlukan.
24
Gambar 2.15 First Cut Sequence Diagram
- View Layer, melibatkan interaksi manusia-komputer dan membutuhkan
perancangan user interface untuk setiap use case. Pendesain interface
mengambil langkah-langkah dalam deskripsi use case dan mulai
mengembangkan desain dialog untuk use case, biasanya mendefinisikan satu
atau lebih bentuk-bentuk jendela atau web pengguna akan gunakan untuk
berinteraksi dengan sistem.
25
Gambar 2.16 View Layer
26
- Data Layer, sistem yang lebih kompleks, yang masuk akal untuk
menciptakan kelas yang satu-satunya tanggung jawab untuk mengeksekusi
pernyataan SQL database, mendapatkan hasil dari query, dan memberikan
informasi untuk lapisan utama
Gambar 2.17 Data Layer
27
2.1.24 Communication Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.334), Communication Diagram dan
Sequence Diagram keduanya merupakan diagram interaksi yang mencatat,
merekam informasi yang sama. Proses perancangannya juga sama dalam
penggunaan Communication Diagram dan Sequence Diagram.
Communication Diagram berguna untuk menunjukan pandangan yang
berbeda pada use case yang menekankan hubungan.
Gambar 2.18 Communication Diagram
2.1.25 Package Diagram
Menurut Satzinger (2010, p.339), package diagram adalah sebuah
diagram high-level yang memungkinkan perancang untuk menghubungkan
semua class dalam grup terkait. Notasi pada package diagram berbentuk tab
persegi panjang dan nama package ditampilkan dalam tab.
28
Gambar 2.19 Package Diagram
2.1.26 Update Design Class Diagram
Menurut Satzinger (2005, p.302), Design Class Diagram dan detail
interaction diagram menggunakan satu sama lain sebagai pemasukan untuk
perancangan dan dikembangkan pada waktu yang sama interaksi pertama
pada design class diagram dilakukan berdasarkan model domain dan pada
prinsip desain reenginering. Design Class Diagram sekarang dapat
dikembangkan untuk masing-masing layernya. Dalam tampilan view layer
dan data access layer, beberapa kelas harus dispesifikasikan. Domain layer
juga memiliki beberapa kelas yang ditambahkan untuk use case controllers.
29
Gambar 2.20 Update Design Class Diagram
2.1.27 User Interface
User Interface menurut Satzinger (2005, p.442), adalah bagian dari
sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk membuat input
dan output. Menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi baru mempengaruhi
banyak sistem informasi yang ada lainnya, dan analisis harus memastikan
bahwa mereka semua bekerja bersama-sama. Beberapa interface sistem link
sistem organisasi internal, merupakan sistem lain antarmuka dengan sistem
eksternal, seperti pemasok atau rumah pelanggan. Dalam kasus lain, sistem
baru perlu berkomunikasi dengan aplikasi bahwa organisasi telah dibeli dan
30
diinstall. Dalam setiap kasus hanya terdaftar, analisis harus memiliki
informasi tentang setiap sistem yang akan menyentuh sistem baru.
Sistem juga harus berinteraksi dengan pengguna baik didalam maupun
diluar organisasi. User interface yang lebih dari sekedar layar, itu adalah
merupakan pengguna yang datang ke dalam kontrak dengan saat
menggunakan sistem, komseptual, dan fisik.
2.1.28 Storyboard
Storyboard menurut Satzinger (2005, p.460), adalah sebuah teknik
untuk menggambarkan serangkaian urutan tampilan layar dalam sebuah
dialog atau skenario. Gambaran tidak harus sangat detail, gambaran
hanya diperlukan untuk menjelaskan konsep dasar.
Gambar 2.21 Contoh Storyboard
2.1.29 Persistent Object
Persistent object menurut Satzinger (2005, p.66), adalah obyek yang
tersedia untuk dapat digunakan sepanjang waktu. Persistent object disebut
juga relational database yang digunakan dalam bentuk tabel yang diisi atribut
beserta dengan masing–masing nilai dari atribut tersebut. Di tiap tabel
31
tersebut memiliki primary key, dimana primary key tersebut merupakan
sebuah atribut yang unik.
2.1.30 Software Architecture
Menurut Satzinger et al. (2010, p.344), Software Architecture
memiliki 2 bagian yaitu:
1. Client/ Server Architecture, merupakan model umum perangkat
lunak organisasi dan dapat diimplementasikan dengan berbagai
cara. Ada 2 jenis yaitu:
a. Server: proses, modul, objek, atau komputer yang
menyediakan layanan melalui jaringan.
b. Client: Modul, proses, objek, atau komputer yang
permintaan jasa dari satu atau lebih server.
2. Three layer architecture/ server architecture, merupakan
arsitektur client/server yang membagi aplikasi ke dalam
datalayer, business logic layer, dan view layer.
3. Data Layer: bagian dari tiga lapis arsitektur yang berinteraksi
dengan database.
4. Business Logic: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi
program-program yang mengimplementasikan aturan bisnis
aplikasi.
5. View Layer: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi user
interface.
2.1.31 Pengertian Navigation Diagram
Satzinger Satzinger, Jackson dan Burd ( 2009, p504 ), navigation
diagram adalah proses mengeluarkan sebuah objek pengenal dari satu objek
dan menggunakannya untuk akses objek lain.
Christian dan Azzahra ( 2011, p42 ), “Sistem Informasi Akutansi
Pembelian Material Pada Perusahaan Kontraktor” Seminar Aplikasi
Teknologi Informasi A 41-46, navigation diagram adalah jenis khusus dari
statechart diagram yang berfokus pada dinamika keseluruhan tampilan layar.
32
Kesimpulan dari navigation diagram adalah proses yang berfokus
pada dinamika keseluruhan tampilan layar yang mengeluarkan sebuah objek
pengenal dari satu objek dan menggunakan untuk mengakses objek lain.
2.1.32 Pengertian Penjualan
Elidjen, Gandi Cahyadi, dan Mario Andika (2011, p.2),
mendefinisikan penjualan sebagai hubungan timbal balik antara pembeli
potensial dan penjua yang memenuhi tiga tugas, yaitu mengidentifikasikan
kebutuhan dari pembeli potensial, mencocokan kebutuhan dengan satu atau
lebih barang atau layanan yang dimiliki perusahaan dan meyakinkan pembeli
membayar produk atau layanan tersebut. Penjualan merupakan sasaran akhir
dari kegiatan pemasaran karena pada bagian ini ada penetapan harga.,
diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang maupun cara
pembayaran yang disepakati oelh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu
titik kepuasan. Menurut Suhendra (2007, p.2), penjualan terbagi menjadi dua
berdasarkan bentuknya yaitu:
• Penjualan Tunai
Penjualan Tunai adalah penjualan atas barang dagangan atau
jasa yang dilakukan oleh penjual kepada konsumen atau pembeli yang
pembayarannya dilakuan secara tunai/cash.
• Penjualan Kredit
Penjualan Kredit adalah penjualan barang dagangan atau jasa
yang pembayarannya dilakukan dengan memakai jangka waktu atau
batas waktu yang disepakati oleh pihak penjual dan pihak pembeli.
2.1.33 E – Commerce
Menurut Wong (2010, p.33), e-commerce adalah pembelian,
penjualan, dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. E-
commerce meliputi transfer dana secara elektronik, pertukaran dan
pengumpulan data. Semua diatur dalam sistem manajemen inventori
otomatis.
33
2.1.34 Jenis–jenis E- Commerce
Menurut Turban et al (2008, p.168), transaksi e-commerce dapat
dilakukan antara berbagai pihak. Jenis-jenis e-commerce yang umum
dilakukan :
a) Business-to-business (B2B), dalam transaksi B2B, kedua penjual
dan pembeli adalah organisasi bisnis.
b) Collabirative commerce (C-commerce), partner bisnis
berkolaborasi secara elektronik (daripada membeli atau menjual).
c) Business-to-consumer (B2C), dalam B2C penjual adalah organisasi
bisnis dan pembelinya adalah individu.
d) Consumer-to-consumer (C2C), individu menjual produk atau jasa
kepada individu lain.
e) Business-to-business-to-consumer (B2B2C), dalam hal ini business
menjual produk atau jasa kepada business tapi mengirim jasa atau produk
kepada individu.
f) Consumers-to-business (C2B), pelanggan membuat kebutuhan akan
produk atau jasa, dan supplier yang menyediakan kebutuhan tersebut.
2.2 TEORI KHUSUS
2.2.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono(2010, p.2), metode penelitian diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaean
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakuan itu dapat diamati oleh
indera manusiam sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah misalnya, mencari
barang yang ilang datang ke dukun, supaya usaha dagangnya sukses datang
ke Gunung Kawi, dan sebagainya). Sistematis artinya, proses yang digunakan
34
dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
logis.
2.2.2 Teknik Pengumpulan data
Menurut Sugiyono (2010, p.193), pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data
dapat dikumpulkan dengan setting alamiah (natural setting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai
responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dll. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Selanjutnya bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan), dan gabungan ketiganya.
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribdadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)
maupun dengan menggunakan telepon.
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan isntrumen
35
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawncara terstruktur ini,
setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data
mencatatnya.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur
atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau
bahkan untuk penelitian yang lebih mendalam tentan responden.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataantertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga
cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah
yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos atau internet.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden
yang diamati tidak terlalu besar.
36
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non
participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,
maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
a. Observasi Berperanserta (participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data
penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
makna dari setiap perilaku yang nampak.
b. Observasi Non Participant
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi
nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Misalnya dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat
mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang apa
saja yang paling diminati pembeli saat itu.
c. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi
observasi terstrukur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel apa yang akan diamati.
d. Observasi tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang
akan diamati.
37
2.2.3 Variabel Penelitian
2.2.3.1 Pengertian Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010, p58), variabel penelitian pada
dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Selain itu, dapat dirumuskan juga bahwa variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
2.2.3.2 Macam-macam Variabel
Menurut Sugiyono (2010, p59), macam-macam variabel dalam
penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, dan antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhu atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)
2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen,
dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan dependen.
Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua.
38
4. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
5. Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan
oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimen.