bab 2 landasan teori dan kerangka...

56
7 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Menurut Mathis, kinerja individual dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi (2006, p113). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka dibandingkan seperangkat standar dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan (Mathis 2006, p382). 2.1.2 Pariwisata Pariwisata didefinisikan oleh Mathieson and Wall (1992) dan ditegaskan kembali oleh Cooper (1994), oleh Burns & Holden (1995), serta Dowling & Fennell (2003) adalah perpindahan sementara wisatawan menuju suatu destinasi di luar rumah dan tempat kerja

Upload: dinhkhanh

Post on 10-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

7

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja

Menurut Mathis, kinerja individual dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu

kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan,

dan dukungan organisasi (2006, p113).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu

hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang

diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar

serta keinginan untuk berprestasi.

Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci

guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan

atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara

keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang

bagaimana kinerja karyawan.

Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan

pekerjaan mereka dibandingkan seperangkat standar dan kemudian mengkomunikasikan

informasi tersebut kepada karyawan (Mathis 2006, p382).

2.1.2 Pariwisata

Pariwisata didefinisikan oleh Mathieson and Wall (1992) dan ditegaskan kembali oleh

Cooper (1994), oleh Burns & Holden (1995), serta Dowling & Fennell (2003) adalah

perpindahan sementara wisatawan menuju suatu destinasi di luar rumah dan tempat kerja

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

8

kesehariaannya, mencakup berbagai aktifitas yang dilakukannya selama kunjungan dan

berbagai fasilitas yang dikreasikan untuk menyediakan kebutuhan dari wisatawan tersebut.

Definisi-definisi dan pendekatan lainnya yang digunakan untuk melihat berbagai

konsep dan ciri yang relevan dari pariwisata yaitu, menurut Norval dalam Hamid (1996),

Soekadijo (1997), dan Kesrul (2003), pariwisata adalah keseluruhan kegiatan, yang

berhubungan dengan masuk, tinggal dan pergerakan penduduk asing di dalam atau di luar

suatu negara, kota atau wilayah. Menurut Morley dalam Ross G.F. (1994), pariwisata adalah

suatu model fenomena pariwisata, dalam tiga dimensi yaitu permintaan (demand),

penawaran (supply), dan dampak (impact).

Pariwisata adalah suatu sistem yang meliputi wilayah asal dan area destinasi beserta

komponen perjalanan yang menghubungkan keduanya (Mathieson & Wall 1992). Pariwisata

dapat diidentifikasikan ke dalam elemen-elemen sistem pariwisata yaitu elemen dinamis,

elemen statis dan elemen dampak.

1. Elemen dinamis adalah permintaan terhadap berbagai tipe pariwisata.

2. Elemen statis adalah karakteristik dari destinasi dan wisatawan, di mana kombinasi di

antara keduanya dapat mempengaruhi pembentukan destinasi, menekan destinasi, dan

carrying capacity.

3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak fisik, sosial dan ekonomi,

yang perlu dikontrol dengan pengelolaan yang komprehensif dan kebijakan perencanaan.

Menurut Mill and Morrison dalam Burns and Holden (1995), pariwisata sebagai

sebuah sistem yang terdiri dari empat bagian utama yaitu : 1) pasar (market), 2) perjalanan

(travel), 3) tujuan wisata (destination), dan 4) pemasaran (marketing).

Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata

atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha barang

pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut (Undang-undang No. 9 tahun 1990

pasal 1 ayat 5 tentang Kepariwisataan).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

9

2.1.3 Tour leader

Tour leader mengatur perjalanan wisata dan sering terlibat dengan peserta tur. Tour

leader bisa menjadi bawahan dari tour operator, seorang tour guide profesional yang

dipekerjakan oleh tour operator dari sebuah perusahaan perjalanan dan wisata untuk

menyelenggarakan sebuah perjalanan. Tour leader bisa juga berarti pengatur wisata,

penyelenggara tur, penunjuk dan pengantar wisatawan ke daya tarik wisata yang

dikehendaki serta sebagai pemberi informasi mengenai daya tarik wisata yang dikunjungi.

Namun, beberapa perusahaan perjalanan dan wisata menyamakan istilah tour leader dengan

tour guide. Pada kenyataannya, peran tour guide berbeda dengan tour leader. Tour guide

adalah pramuwisata yang bertugas memandu wisatawan dari awal keberangkatan hingga

kembali lagi ke tempat semula (Kesrul2003, p36). Istilah tour leader digunakan untuk

menunjukkan orang yang menemani peserta tur selama perjalanan wisata.

Seorang pramuwisata memerlukan berbagai keahlian karena menghadapi banyak

tantangan. Tour leader harus menjaga peserta tur tetap senang dan memastikan semua

peserta dilayani tanpa terkecuali. Tour leader juga menyarankan berbagai peraturan dalam

tur.

Untuk bersikap profesional dan berjiwa kepemimpinan, tour leader harus sabar dan

perhatian serta objektif kepada peserta tur dalam menyelesaikan tugasnya. Sebagai

pengatur wisata, tour leader harus adil, memuji perilaku peserta tur dan saat menghadapi

peserta yang dapat mengganggu wisata, tour leader harus menunjukkan kepemimpinannya

dan lebih fleksibel.

Tour leader adalah faktor penting dalam memperoleh kepuasan pelanggan karena

kinerja tour leader yang membedakan operasi tur perusahaan dengan kompetitor. Kinerja

tour leader tidak hanya mempengaruhi gambaran perusahaan di mata pelanggan, kesetiaan

pelanggan, dan komunikasi dari mulut ke mulut, tetapi juga sebagai faktor kompetitif. Tetapi

kepuasan pelanggan terhadap kinerja tour leader tidak selalu berarti juga pelanggan puas

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

10

terhadap operasi tur. Karena itu, untuk membedakan produk dan jasa yang ditawarkan

dengan pesaing, perusahaan perlu meningkatkan kinerja paket tur secara keseluruhan yang

meliputi kinerja sebelum perjalanan dan selama perjalanan, termasuk tour leader yang

disediakan.

Deskripsi pekerjaan tour leader PT. Golden Rama Express (hasil wawancara dengan

Ibu Yunita Angelina selaku Board of Director Secretary):

1. Sebelum keberangkatan

1) Mempelajari negara tujuan, meliputi:

a) itinerary tour yang akan dipimpin

b) iklim dan cuaca

c) agama dan adat istiadat

d) imigrasi/bea cukai/karantina

e) mata uang dan nilai tukar, sarankan peserta untuk menukar di Jakarta

f) perbedaan waktu, lama terbang

g) kondisi hotel yang akan dipergunakan dan lokasinya

h) restoran termasuk menunya

i) objek-objek wisata yang dikunjungi

j) jenis colokan listrik

k) kode telepon lokal dari negara dan kota dan cara melakukan telepon lokal,

interlokal, maupun SLJ dari kota tujuan

l) apa sebaiknya dilakukan pada waktu bebas

2) Pemeriksaan berkala, meliputi:

a) paspor dan visa: kondisi dalam keadaan baik, nama, dan masa berlaku

b) tiket pesawat: nama harus sesuai paspor, jadwal penerbangan

c) reservasi tiket (print out) termasuk permintaan deviasi, hotel, land arrangement,

meals

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

11

d) kartu imigrasi dan bea cukai Indonesia dan negara yang dikunjungi

e) uang fiskal dan airport tax Jakarta

f) kuesioner peserta dan tour leader, travel bag, luggage tag, pita, dompet tur,

spanduk, bendera, dan tiang bendera

g) hal-hal yang perlu diketahui: pasport list, rooming list, hotel list, selling itinerary,

final itinerary

h) daftar kontak agen lokal dan alamat-alamat yang diperlukan dalam keadaan

darurat

i) menghubungi peserta untuk memperkenalkan diri dan memberikan informasi

yang menyangkut persiapan keberangkatan, serta informasi kembali mengenai

komposisi kamar yang dikehendaki dan special request (bila ada)

j) dana cadangan perjalanan (tipping, dan lain-lain)

k) bahan guiding

2. Di airport keberangkatan

1) mengumpulkan peserta

2) menghitung jumlah peserta

3) mengatur dan menghitung jumlah bagasi

4) mendapatkan boarding pass (cek apakah susunan tempat duduk sudah sesuai per

keluarga) dan luggage claim tag (cek apakah jumlahnya sudah sesuai dengan jumlah

bagasi, serta apakah kota tujuan yang tertera sudah cocok)

5) membagikan paspor dan boarding pass kepada peserta

6) memberitahu durasi terbang dan transit (bila ada)

7) mengantar peserta di boarding gate

8) selalu pastikan peserta sudah lengkap sebelum masuk ke dalam pesawat

3. Transit (pergantian pesawat)

1) mengumpulkan peserta di tempat yang luas dan tidak mengganggu arus jalan umum

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

12

2) membagikan boarding pass connecting flight kepada peserta

3) mencocokan dengan waktu setempat apabila ada perbedaan waktu dari Jakarta dan

menginformasikan ke peserta

4) melihat monitor keberangkatan untuk mengetahui nomor boarding gate dan jadwal

penerbangan

5) mengantar peserta ke boarding gate untuk penerbangan lanjutan

4. Tiba di airport kota tujuan

1) megumpulkan peserta di tempat yang luas dan tidak menggangu arus jalan umum

2) membagikan kartu imigrasi dan bea cukai negara setempat

3) membimbing peserta menuju imigrasi, bea cukai dan pengambilan bagasi

4) mencocokan jumlah bagasi semua peserta sebelum meninggalkan terminal

5) menunjukkan tempat penukaran uang, akan tetapi disarankan untuk menukar di

money changer di kota, karena rate di airport biasanya lebih mahal

6) memastikan jumlah bagasi lengkap pada saat dimasukkan ke dalam bis

7) bertemu dengan local guide untuk mengatur segala sesuatu yang diperlukan

5. Di dalam bis menuju tempat tujuan (hotel/tempat wisata)

1) mengucapkan selamat datang ke kota/negara setempat

2) mencocokan dengan waktu setempat

3) menjelaskan lama perjalanan menuju tempat tujuan

4) memperkenalkan seluruh peserta supaya saling mengenal

5) menjelaskan posisi duduk di bis yang disarankan berpindah-pindah supaya adil

6) menjelaskan jadwal acara secara keseluruhan

7) memperkenalkan local guide dan supir

8) memberikan microphone ke local guide untuk memberikan informasi

6. Setibanya di hotel

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

13

1) mengatur wake-up call, jam sarapan, dan luggage down (apabila akan check-out

besok)

2) mengatur pembagian kamar dan membagikan kunci

3) menjelaskan apa yang gratis dan bayar di dalam kamar

4) memberitahu nomor kamar dan cara room to room call

5) meminta front desk untuk block pay TV, minibar, dan external call

6) memberitahu letak restoran untuk sarapan pagi

7) memberikan rooming list kepada bell captain untuk mengatur pengantaran bagasi

peserta ke kamar masing-masing

7. Selama perjalanan setiap hari

1) memastikan peserta berkumpul di lobi hotel pada waktu yang telah ditentukan

2) tour leader sarapan lebih pagi dan cepat supaya sebelum peserta selesai sarapan

tour leader bisa memeriksa semua hal yang diperlukan pada acara hari tersebut,

misalnya guide dan bis sudah datang, bagasi sudah turun (check out), ada tagihan

kamar peserta (check out), dan lain-lain

3) mengucapkan selamat pagi, mengingatkan peserta supaya tidak ada barang yang

ketinggalan di kamar dan menjelaskan acara hari tersebut kepada peserta sebelum

memberikan microphone kepada local guide

4) pastikan selalu memeriksa apakah peserta sudah lengkap sebelum meninggalkan

tempat

5) menambahkan informasi apabila penjelasan local guide dinilai kurang

6) menjaga agar acara tur berjalan sesuai dengan yang telah ditentukan

7) menjaga keselamatan peserta

8) mengatur peserta dan barang-barang yang dibawa

9) menjaga kerukunan peserta selama perjalanan

10) selalu bersikap gembira dan menyenangkan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

14

11) selalu dalam keadaan tenang ketika menghadapi masalah

12) harus adil terhadap semua peserta dan jaga kekompakan

13) selalu tepat waktu

14) pada saat menuju hotel setelah acara selesai, jelaskan mengenai acara besok hari

15) mengingatkan peserta mengenai jumlah dan berat maksimal bagasi dan handbag

untuk di pesawat, serta apa saja yang boleh atau tidak boleh dibawa pada saat

menuju hotel apabila besok hari kelompok tur akan melakukan penerbangan pulang

atau ke kota tujuan selanjutnya.

8. Saat check out hotel

1) memastikan peserta berkumpul di lobi hotel pada waktu yang telah ditentukan

2) proses check out di front desk, periksa bagasi dan tagihan kamar peserta bila ada

3) mengingatkan peserta supaya tidak ada barang yang ketinggalan di kamar sebelum

meninggalkan hotel

4) mengembalikan kunci kamar ke front desk bila diharuskan

5) memastikan jumlah bagasi lengkap pada saat dimasukkan ke dalam bis

9. Saat menuju airport

1) menjelaskan proses check in di airport: setibanya di airport peserta membawa bagasi

masing-masing, bisa menggunakan trolley (bayar/gratis), check in per

keluarga/kelompok

2) bila acara sudah berakhir, ucapkan terima kasih dan mohon maaf bila ada kesalahan

yang terjadi, serta bagikan kuesioner. Kuesioner bisa dikumpulkan kembali saat tiba

di airport Jakarta

3) membagikan tiket pesawat ke setiap peserta

10. Setibanya di airport negara asal

1) memastikan peserta tidak ketinggalan barang di bis

2) memastikan peserta telah membawa seluruh bagasinya

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

15

3) menuju check in counter (periksa di monitor yang tersedia untuk mengetahui letak

check in counter airline yang digunakan)

4) membantu setiap peserta untuk melakukan proses check in

5) setelah semua peserta selesai check in, berkumpul dan ingatkan peserta untuk

memeriksa boarding pass, apakah susunan tempat duduk sudah berdekatan untuk

masing-masing keluarga, dan apakah luggage claim tag sudah sesuai dengan jumlah

bagasi dan kota tujuan

6) menuju imigrasi dan boarding gate

11. Setibanya di airport Jakarta

1) menuju imigrasi jalur paling kanan untuk proses stempel paspor express

2) membagikan paspor yang telah distempel ke masing-masing peserta

3) memastikan bagasi semua peserta sudah lengkap dan kemudian berpisah

Seorang tour leader harus memiliki karakter atau memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Tanggung jawab

Menurut World Federation of Tourist Guide Associations (WFTGA), seorang tour

leader bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang memuaskan, didukung

dengan jiwa profesionalitas dalam menunjukkan kepeduliannya kepada konsumen atau

peserta tur, dan komitmen yang tinggi dalam menjaga reputasi dari organisasi

perjalanan wisatanya.

Kemampuan dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seorang tour leader

adalah:

1) Memahami isi produk tour yang akan dibawa

2) Menguasai salah satu bahasa asing terutama bahasa Inggris secara aktif

3) Mempunyai pengetahuan dasar mengenai airlines reservation dan ticketing

4) Mempunyai jiwa kepemimpinan

5) Dapat berkomunikasi dengan lancar dan baik

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

16

6) Dapat bekerjasama secara team

7) Kreatif, inovatif, dan mempunyai insting yang kuat

8) Dapat mempergunakan akal sehat, bukan emosi

9) Mampu memimpin berbagai jenis sifat peserta

10) Bertanggung jawab menjadikan perjalanan tur menyenangkan

11) Dapat menghibur peserta

12) Bertanggung jawab sebagai wakil dari perusahaan

13) Mengenal medan yang akan dikunjungi dan pengetahuan tentang objek-objeknya

14) Disiplin waktu

15) Bertanggung jawab menjaga penampilannya (sikap dan sifat):

a. Berpakaian rapi, bersih, dan tidak berlebihan

b. Bersikap sopan, baik dalam berbicara maupun tingkah laku

c. Rendah hati dan berkepribadian suka menolong

d. Cekatan dan gesit dalam bekerja

e. Murah senyum

2. Sopan santun

Seorang tour leader harus memiliki sikap ramah dan sopan terhadap turis yang

dibawanya (Bartono dan Novianto2005, p148). Sopan santun bukan sesuatu yang

dibuat-buat atau dilakukan sesaat, namun harus datang dari lubuk hati yang dalam dan

dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Menurut Oka A. Yoeti, sopan santun yang diharapkan oleh pelanggan atau

wisatawan adalah (1999, p90):

1) Dalam hal sikap

Seorang tour leader hendaknya orang yang mempunyai budi luhur. Mengingat

tugasnya mempunyai karakteristik memberikan pelayanan, maka keramahtamahan dan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

17

budi pekerti yang baik lebih diutamakan. Tingkah laku yang diharapkan seorang tour

leader adalah:

a. Mudah bergaul dan mudah beradaptasi.

b. Selau gembira dalam setiap penampilan.

c. Mempunyai kepribadian yang menyenangkan.

d. Selau memperhatikan hal-hal yang baik dan menarik bagi wisatawan.

e. Selalu senang membantu.

f. Harus selalu tampak berwibawa.

2) Dalam hal penampilan

Bentuk secara fisik seorang tur leader baik itu keadaan tubuh seorang tour

leader secara keseluruhan maupun pakaian dan caranya mengenakannya serta tingkah

lakunya yang dapat memberi kesan baik dan menarik. Dengan kesan pertama yang

menarik sudah sendirinya akan membawa kesuksesan dalam bertugas lebih lanjut.

3) Dalam hal percakapan

Sewaktu bertugas seorang tour leader akan membawa wisatawan dalam

kelompok ataupun perseorangan, untuk ini seorang tour leader dituntut untuk dapat

berkomunikasi dengan baik pada semua anggota peserta tur yang dibawa.

Untuk berkomunikasi dengan anggotanya, seorang tour leader harus:

a. Mengetahui dan dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dan mudah

dimengerti oleh semua anggota peserta tur.

b. Tanggap akan segala apa yang dikehendaki wisatawan.

c. Memberi kesempatan kepda mereka untuk bertanya.

Dengan sopan santun yang tulus akan dapat memberikan dorongan kepada

orang lain untuk menjalin kerjasama, membantu, dan memaafkan.

3. Pengetahuan tujuan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

18

Menurut Asia Transpacific Journeys, tour leader membutuhkan pengetahuan

yang mendalam akan budaya dan sejarah tujuan, fakta-fakta dari penduduk lokal dan

pengetahuan yang lengkap akan keadaan geografi tujuan.

Salah satu faktor yang harus dimiliki tour leader yang dapat menentukan

keberhasilan atau kegagalan sebuah perjalanan wisata adalah seberapa dalamnya

pengetahuan tour leader tentang tempat dan objek wisata (Robert Christie2000, p26).

4. Ketepatan waktu

Menurut Oka A. Yoeti, melakukan perjalanan melalui biro perjalanan wisata

selalu tepat waktu. Jarang ditunda atau dibatalkan, kecuali dalam hal terjadi ”force

major” yaitu suatu kecelakaan yang terjadi di luar batas kemampuan atau kendali

manusia, karena sebuah biro perjalanan wisata pintar memilih mitra kerja yang selalu

menjaga nama baik perusahaannya (2008, p103).

5. Pengaturan acara

Menurut World Federation of Tourist Guide Associations (WFTGA), seorang tour

leader harus memastikan bahwa perjalanan wisata berjalan sesuai dengan rencana,

semua program dilaksanakan dan memastikan peserta tur memperoleh semua informasi

yang dibutuhkannya selama perjalanan wisata. Kemampuan untuk merencanakan dan

melaksanakan sebuah tur yang terdiri dari beragam produk dan pelayanan.

6. Solusi dalam permasalahan

Menurut Asia Transpacific Journeys, tour leader harus memiliki kemampuan

merespon situasi yang tidak diinginkan. Pengetahuan terhadap beragam jenis masalah

dan situasi yang bisa terjadi pada saat tur. Kemampuan untuk menanggapi kemungkinan

yang akan terjadi dengan tepat amat diperlukan.

Menurut Robert Christie, tour leader diharapkan dapat menangani masalah-

masalah dan keluhan-keluhan pelanggan, misalnya terhadap kamar hotel yang buruk,

makanan yang tidak enak, dan peserta lainnya yang menggangu (2004, p26).

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

19

Menurut Suyitno (2005, p17), cara menangani masalah dalam perjalanan wisata

ada dua, (1) bila penyimpangan terjadi karena kondisi yang berada di luar jangkauan

manusia maka pramuwisata harus merundingkan kondisi yang terjadi dengan wisatawan

serta kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan. (2) Bila penyimpangan terjadi

karena unsur kesengajaan maka harus dijelaskan alasannya serta kompensasi atas

penyimpangan. Jika hal tersebut atas permintaan wisatawan, maka tidak merupakan

keharusan bagi pramuwisata untuk memberikan kompensasi atas penyimpangan yang

dilakukan.

7. Mengutamakan kepentingan bersama

Menurut Mark MacKenzie (2006), tour leader yang baik harus mampu

menjadikan sebuah perjalanan wisata menjadi sebuah pengalaman terindah seumur

hidup peserta tur.

Menurut Oka A. Yoeti, kepentingan pelanggan atau wisatawan adalah (1999,

p82):

1) Always put the customer first

Pelanggan itu harus didahulukan. Setiap insan pariwisata haruslah memiliki jiwa

besar, bertindak mau mendahulukan kepentingan tamu atau wisatawan dari

kepentingan diri sendiri. Dalam menunaikan pekerjaan, hendaknya selalu berusaha

agar apa yang dilakukan dapat diterima oleh siapa saja, termasuk pelanggan atau

wisatawan.

2) Put yourself in the shoes of our customer

Merasakan seakan-akan diri sendiri adalah pelanggan. Menempatkan diri sebagai

seorang wisatawan.

3) Find out what our customer want

Mencari tahu apa keinginan pelanggan. Paling efektif dengan wawancara atau

berdiskusi dengan pelanggan. Mungkin saja ada pelanggan yang tidak secara terus

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

20

terang apa yang diinginkannya. Yang dapat dilakukan adalah memperhatikan gerak-

gerik, tingkah laku, dan apa yang menjadi perhatiannya. Setelah yakin apa yang

diinginkan pelanggan, adakan pendekatan dengan tamu atau pelanggan dengan

memberi informasi yang lengkap dan tunjukkan tempat untuk memperoleh apa yang

menjadi kebutuhan pelanggan.

4) Do not give differential treatment

Semua pelanggan diperlakukan dengan sama. Satu hal yang perlu diyakini, tiap

pelanggan itu penting bagi perusahaan.

5) Establish rapport with customer

Hendaknya selalu memelihara hubungan baik dengan pelanggan. Untuk itu perlu

mengetahui nama, alamat, kegiatan usahanya supaya jangan salah menyebut

namanya dan tidak salah alamat.

6) Be flexible and adopt a problem solving approach

Berhati-hati dan bertindak tidak kaku dan harus lebih fleksibel supaya pelanggan

merasa terbantu.

7) Pride

Harus memiliki kebanggaan dengan pekerjaan yang dilakukan. Menyelesaikan

pekerjaan dengan baik sehingga orang senang dan tidak pernah mengeluh.

8. Memenuhi kebutuhan pelanggan

Menurut MacKenzie (2006), tour leader harus mampu mengerti akan kebutuhan

dari peserta tur. Seorang tour planner sebelum membuat paket wisata juga harus

memperhatikan motivasi wisatawan melakukan perjalanan, maksudnya agar tour

planner bisa tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh orang yang akan melakukan

perjalanan wisata. Untuk dapat mencapai kesuksesan sebuah paket wisata atau

melaksanakan sebuah perjalanan wisata seperti yang diinginkan oleh tour planner, maka

tour planner harus dapat menjelaskan dan menerangkan paket wisata yang dibuatnya

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

21

kepada tour leader agar tour leader dapat menjalankan dan mengatur perjalanan

tersebut sesuai dengan yang ada dalam rencana perjalanan wisata.

Keberhasilan perjalanan wisata juga ditentukan oleh seberapa jauh tour leader

mampu menciptakan suasana yang menyenangkan untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan (Robert Christie2000, p26).

Sebagai manusia, para turis pun punya berbagai kepentingan seperti; akan

mengirim pesan, bertelepon, menukar uang, mencari toilet, dan sebagainya. Tugas

pramuwisata adalah mempermudah turis melaksanakannya. Seorang pramuwisata harus

memerhatikan kemauan turis yang dibawanya (Bartono dan Novianto2005, p148).

Menurut Oka A. Yoeti, kebutuhan wisatawan terletak pada kegiatan atau

aktivitas yang dilakukannya. Dalam konteks ini, kebutuhan wisatawan itu adalah

kebutuhan manusia yang sedang dalam perjalanan mencari kesenangan, jauh dari

tempat kediamannya dan semata-mata sebagai konsumen di daerah tujuan wisata yang

dikunjunginya (1999, p25).

Kebutuhan wisatawan dapat diurutkan sebagai berikut (Oka A. Yoeti 1999, p26):

a. Kebutuhan akan informasi. Hal ini dapat diminta atau diperolehnya pada biro

perjalanan wisata, airlines counter, front office pada suatu hotel, karyawan hotel

atau petugas objek wisata.

b. Kebutuhan akan pelayanan angkutan (airlines, bis pariwisata, taksi, kereta api, atau

kapal pesiar) untuk memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam itu.

c. Kebutuhan akan makan dan minum (foods and beverages) selama dalam perjalanan.

d. Kebutuhan melihat sesuatu yang aneh, unik, yang belum pernah dilihat atau yang

berbeda dari yang pernah disaksikan sebelumnya, melalui local tour atau

sightseeing.

e. Kebutuhan beristirahat, bersantai, atau memanjakan diri, bersenang-senang, berolah

raga, dan bercengkerama dengan teman-teman lain.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

22

f. Kebutuhan untuk berbelanja, untuk keperluan dalam perjalanan, atau membeli oleh-

oleh sebagai kenang-kenangan sampai di rumah.

g. Kebutuhan untuk dokumentasi, membuat foto atau video, untuk dijadikan bukti

bahwa dia sudah pernah datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata atau

negara atau kota tertentu.

Macam atau bentuk kebutuhan tersebut harus dimengerti atau dipahami benar

oleh seorang abdi wisata yang bekerja pada biro perjalanan wisata, hotel, restoran, atau

di mana saja yang ikut melayani wisatawan.

2.1.4 Prosedur Penanganan Perjalanan Wisata

Pembeli atau wisatawan dalam memenuhi kebutuhan perjalanan wisatanya,

memerlukan bantuan orang lain (karyawan) atau pengelola unit usaha wisata tersebut dan

untuk pelayanan itu wisatawan bersedia membayarnya dengan harga yang wajar.

Karena wisatawan itu pembeli yang membayar seperti yang ditawarkan dengan

syarat-syarat tertentu, maka wisatawan berhak mendapat pelayanan yang baik dan

menyenangkan dari penjual (unit-unit usaha wisata).

Kalau wisatawan membeli suatu paket wisata, maka pelayanan itu dimulai sejak

wisatawan pertama kali mencari informasi tentang daerah tujuan wisata yang akan

dikunjunginya, memilih dan membeli paket wisata pada biro paket wisata, transfer ke

bandara, pelayanan maskapai penerbangan sampai di tujuan, transfer ke hotel, makan di

restoran, local tour atau city sightseeing, berbelanja di toko cinderamata, di mall atau pada

shopping centre lainnya.

Wisatawan harus mendapat pelayanan yang baik, semenjak wisatawan berangkat

dari kediamannya, selama dalam perjalanan, tur dan rekreasi di daerah tujuan, sampai

wisatawan pulang kembali ke tempat asalnya semula. Pelayanan yang baik itu dapat

diciptakan, kalau masing-masing bagian, tiap orang yang diberi tanggung jawab,

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

23

menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan sistem dan prosedur operasi yang sudah

disusun (Oka A. Yoeti1999, p25).

1. Sebelum Perjalanan Wisata

1) Kejelasan/akurasi informasi yang diberikan

Dalam perusahaan perjalanan wisata, informasi merupakan barang

dagangan yang perlu dipromosikan setiap waktu. Lebih banyak informasi yang

diberikan, berarti akan lebih banyak kemungkinan untuk dapat menjual jasa-jasa

yang disediakan (Oka A. Yoeti2001, p212). Kalau para pelanggan menanyakan

sesuatu, haruslah dijawab dengan tegas, cepat, dan tepat.

Menangani dan memberikan arahan bidang parawisata secara global, letak

geografis, sejarah, ekonomi setempat, adat istiadat setempat, kekayaan daerah

tertentu, elemen-elemen kebudayaan, kekayaan penduduk asli setempat misalnya

pesta perayaan, hari-hari besar, pertimbangan kesehatan dan keselamatan secara

tepat, faktor-faktor cuaca dan musim, fasilitas-fasilitas setempat termasuk

transportasi, akomodasi dan makan diluar, perbankan, reservasi, dan lain-lain.

Penyampaian informasi dapat menggunakan teks atau foto gambar, seorang

tour operator harus menyediakan informasi lengkap yang dibutuhkan oleh pelanggan

atau klien potensial dalam memilih paket wisata yang sesuai dengan keinginannya

(Eric Laws1997, p108). Penyampaian tersebut dapat melalui brosur. Brosur harus

bersifat persuasif, karena pelanggan mencari variasi brosur sebelum menetapkan

keputusan untuk membeli paket wisata tertentu.

Memberikan informasi dan saran mengenai daerah tujuan wisata dapat

dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut (Noersal Samad, 2008):

a. Kebutuhan informasi dan saran diidentifikasi dengan akurat.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

24

b. Informasi mengenai sejumlah daerah tujuan wisata, produk, dan saran umum

terkini serta akurat dalam waktu yang telah ditentukan diberikan sesuai

dengan prosedur organisasi.

c. Lingkup dan kedalaman informasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan

diperhatikan.

d. Informasi dan saran disajikan dalam format dan gaya yang tepat.

2) Pelayanan lewat telepon

Menurut Oka A. Yoeti, pelayanan oleh staff atau resepsionis dalam sebuah

perusahaan perjalanan wisata harus mampu menjawab pertanyaan berikut (1999,

p30):

a. Apakah telepon diangkat setelah dering kedua atau ketiga kali oleh karyawan?

b. Bagaimana kualitas jawaban yang diberikan?

c. Apakah permintaan penelepon dapat dilayani sekaligus, tanpa dipimpong kepada

orang yang tidak mengetahui permasalahan yang ditanyakan?

d. Apakah pesanan penelepon kepada orang yang dituju (bila tidak ada di tempat)

selalu disampaikan?

e. Apakah operator telepon mengetahui secara pasti tugas, fungsi dan kedudukan

para pejabat yang ada di perusahaan?

Karena sebagian besar kontak dengan pelanggan terjadi lewat telepon,

sangat penting bagi perusahaan untuk mempraktekkan etiket bertelepon yang baik.

3) Pelayanan staff di kantor Golden Rama

Menurut Oka A. Yoeti, pelayanan oleh staff atau resepsionis dalam sebuah

perusahaan perjalanan wisata harus mampu menjawab pertanyaan berikut (1999,

p30):

a. Apakah setiap tamu yang datang ke resepsionis segera dilayani dengan baik?

b. Apakah tamu yang datang disambut dengan ramah?

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

25

c. Tamu yang menunggu karena belum sempat dilayani, apakah disediakan tempat

duduk yang bersih, nyaman, dan aman?

4) Persiapan menjelang keberangkatan

Menurut Kesrul, berikut ini adalah persiapan menjelang keberangkatan

perjalanan wisata (2003, p58).

a. Membuat reservasi: hotel, transportasi, restoran, dan sebagainya.

b. Membuat rooming list: menyusun peserta yang berangkat untuk diinformasikan

ke hotel.

c. Membuat name list: menyusun peserta yang berangkat untuk diinformasikan

kepada tour guide/tour leader atau kepada local agent.

d. Membuat rekonfirmasi: merekonfirmasi kembali semua reservasi yang sudah

dilakukan.

e. Membuat kalkulasi: perkiraan biaya yang akan dipakai untuk operation guide,

sopir, dan sebagainya.

f. Mengurus dokumen: menyiapkan voucher, air ticket, surat tugas, surat

dispensasi, dan sebagainya.

g. Membuat papan penjemputan: tamu datang dengan pesawat, kapal laut, kereta

api, dan sebagainya.

h. Membuat pemeriksaan ulang: untuk memastikan bahwa semua reservasi,

dokumen perjalanan, dan lain-lainnya yang dianggap perlu, sudah dipersiapkan

semua dan tidak ada yang tertinggal.

i. Setelah diperiksa ulang dan dibuat salinannya, komponen yang sudah

dipersiapkan tersebut untuk selanjutnya diserahkan kepada tour guide atau tour

leader.

5) Penanganan di Bandara Jakarta

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

26

Menurut Suyitno, dalam penanganan di Bandara Jakarta, yang perlu

dilakukan adalah (2005, p13):

a. Mengecek perkiraan waktu tiba (ETA) di bagian informasi. Hal ini diperlukan jika

ada perubahan atau pembatalan.

b. Buat perjanjian dengan porter jika diperlukan.

c. Tunggu wisatawan di pintu keluar kedatangan pada area yang diijinkan.

d. Jika wisatawan atau rombongan telah tiba, acungkan papan nama yang telah

disiapkan.

2. Selama Perjalanan Wisata

1) Airline yang digunakan

Jika hendak mengadakan tur ke luar negeri maka transpor yang pertama-

tama digunakan adalah pesawat udara kemudian di negara tujuan dapat memilih

kendaraan mana yang digunakan sesuai dengan keperluan tur yanng diadakan.

Biasanya suatu biro perjalanan wisata sebelum menyelenggarakan suatu tur

yang berencana, maka selalu terlebih dahulu mengadakan hubungan kerja sama

dengan segala macam perusahaan angkutan yang wisatawan butuhkan, baik di

dalam negeri maupun luar negeri (Oka A. Yoeti2001, p148).

Dalam airline yang digunakan menyangkut keragaman transport, in-flight,

ground service (S. Medlik1995, p180). Dengan tingkatan pelayanan yang berbeda-

beda, dari ‘no-frills’ transport hingga pelayanan kelas satu. Pelayanan no-frills adalah

pelayanan dasar dalam transportasi udara dengan tambahan bagasi dan makanan

yang tersedia dengan tambahan biaya.

Pelayanan in-flight termasuk elemen seperti airborne telephone dan telex

services, transmisi data komputer pribadi, video berita terbaru, on-board personal

computer dan permainan komputer dan in-flight advertising. Pelayanan makanan

yang inovatif juga menjadi komponen penting dalam pelayanan in-flight.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

27

2) Hotel yang digunakan

Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. SK.241/H/70 tahun 1970 menyatakan:

"Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan

(akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk

umum, yang memenuhi syarat-syarat kenyamanan dan bertujuan komersial. Bentuk,

susunan, tata ruangan, dekorasi, peralatan dan perlengkapan bangunan hotel dan

akomodasi, sanitasi, higienis, estetika, keamanan dan ketentraman, serta secara

umum dapat memberikan sasaran nyaman (comfort). Dan khusus untuk kamar-

kamar tamu dapat menjamin adanya ketenangan pribadi (privacy) untuk para tamu

hotel”.

Menurut Rochajat Harun, akomodasi perhotelan tidak dapat dipisahkan

dengan pariwisata. Hotel termasuk sarana pokok kepariwisataan. Hotel adalah

sebuah gedung atau bangunan yang menyediakan penginapan, makanan dan

pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan bagi mereka yang

mengadakan perjalanan.

Penting sekali bagi para turis untuk tinggal selama melakukan perjalanan

wisata, dalam suatu fasilitas akomodasi yang memadai (Bartono dan Novianto2005,

p148). Untuk itu secara komersial telah tersedia fasilitas-fasilitas berupa hotel

berbintang, hotel melati, bungalow, homestay dan guest house, villa dan cottage,

comfort suites, traditional home stay, dan lain-lain.

Menurut Oka A. Yoeti (1999, p31) pelayanan yang diberikan hotel, sebaiknya

mampu menjawab pertanyaan di bawah ini:

a. Apakah mengangkat barang-barang bawaan setiap tamu selalu dibantu bellboy?

b. Apakah setiap tamu yang masuk, selalu pintu dibukakan oleh doorman?

c. Apakah regristrasi setiap tamu yang datang dapat dilakukan tidak lebih dari tiga

sampai lima menit saja?

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

28

d. Berapa lama barang-barang bawaan tamu sampai, setelah tamu lebih dahulu

sampai di kamar?

e. Berapa lama roomboy baru datang setelah tamu memanggilnya?

f. Berapa lama pesanan makanan dan minuman melalui room service baru diantar?

3) Menu makanan

Bagi wisatawan tidak ada suatu keharusan, kalau menginap di hotel harus

makan di hotel (Oka A. Yoeti 2008, p169). Tidak ada ketentuan demikian. Wisatawan

bebas menentukan di mana mereka akan makan siang atau makan malam, sesuai

dengan selera dan daya beli masing-masing. Yang penting daerah tujuan wisata

yang bersangkutan perlu membina kerja sama dengan perusahaan restoran untuk

menyediakan macam-macam makanan dan minuman sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan wisatawan yang datang.

Makanan merupakan salah satu elemen tur (Leonard J. Lickorish1997, p67).

Sebagian besar tour planner memasukkan biaya makan ke dalam harga tur. Tetapi

walaupun harga tur tidak termasuk makan, biro perjalanan wisata harus memilih dan

menentukan rumah makan atau restoran yang baik untuk wisatawan menikmati

makan dengan biayanya sendiri.

Dalam menentukan pilihan restoran, biro perjalanan harus mendapatkan

informasi mengenai (Leonard J. Lickorish1997, p68):

a. Kualitas makanan dan pelayanan, saat biro perjalanan wisata melakukan survei,

harus mencoba makanan yang nantinya akan disajikan kepada wisatawan untuk

mengetahui kualitas makanan serta pelayanan.

b. Jenis pelayanan, ditentukan oleh biro perjalanan wisata sesuai kebutuhan yaitu,

table service atau buffet. Table service adalah pelayanan menghidangkan

makanan ke meja tamu. Buffet biasa dikenal dengan restoran prasmanan.

4) Objek wisata yang dikunjungi

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

29

Menurut Suyitno, objek wisata merupakan daya tarik utama bagi kedatangan

wisatawan (2005, p15). Tour planner harus tahu dan selalu berusaha mencari tahu

obyek menarik apa saja yang dapat dilihat dan dikunjungi.

Objek dan atraksi yang akan dilihat merupakan objek dan atraksi wisata

pilihan. Tidak pernah suatu biro perjalanan wisata dalam iklannya memasukkan

tempat-tempat yang tidak dikenal secara nasional maupun internasional (Oka A.

Yoeti 2008, p103).

Manusia melakukan perjalanan untuk memuaskan kebutuhan pribadi baik

fisik maupun psikologi (Leonard J. Lickorish1997, p62). Setiap individu wisatawan

punya motivasinya sendiri, tempat tujuan wisata berkembang untuk menyediakan

fasilitas untuk pasar ini. Penyesuaian pasar terhadap fasilitas adalah tujuan dari

promosi pariwisata yang merupakan proses yang dapat mempengaruhi turis untuk

memilih suatu destinasi wisata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan objek wisata adalah

(Leonard J. Lickorish1997, p64):

a. Group admission area, yaitu tempat dimana kelompok wisatawan dapat membeli

tiket pada loket khusus. Hal ini penting karena jika wisatawan ingin membeli tur

berarti mereka ingin diperlakukan istimewa.

b. Guaranteed admission time. Hal ini perlu diperhatikan untuk tempat-tempat yang

memiliki jam pertunjukan. Sangat penting bagi biro perjalanan wisata untuk

mengetahui jam masuk tempat atraksi tersebut karena jika tidak tempat waktu,

bisa saja tiket tersebut dijual kepada pengunjung lainnya.

c. Toko cinderamata

d. Tempat istirahat

e. Food service

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

30

f. Ample and complimentary parking, yaitu tempat yang dikunjungi sebaiknya

memiliki tempat parkir yang cukup luas untuk kelompok tur.

5) Pilihan bis dan pengemudi

Di daerah tujuan wisata yang dikunjungi, wisatawan biasanya memerlukan

macam jenis kendaraan yang dapat mengunjungi objek atau atraksi wisata. Selain

taksi, terdapat bermacam-macam transportasi, mulai dari sepeda, kano, sepeda

motor, bis, coach bus, rent-a-car, yang dapat disewa per jam untuk digunakan

melihat atau menyaksikan objek dan atraksi yang mungkin dapat dijangkau oleh

masing-masing kendaraan tersebut (Oka A. Yoeti2008, p169).

Tanpa transportasi bisa dikatakan tidak ada kepariwisataan (A.

Lockwood2001, p222). Ini berarti bahwa meskipun transportasi adalah bagian dari

bisnis kepariwisataan, tanpa transportasi tidak akan ada bisnis kepariwisataan.

Transportasi di masa yang akan datang akan sama penting dengan masa depan dari

kepariwisataan.

Biro perjalanan wisata harus memperhatikan masalah:

a. Pelayanan yang aman dan terpercaya.

b. Peralatan yang baik, interior yang artistik, lampu baca, dan lain-lain.

c. Fasilitas di dalam transportasi tersebut misalnya kulkas, ruang istirahat, dan lain-

lain.

d. Complimentaries berupa diskon yang diberikan pihak perusahaan transportasi

kepada biro perjalanan wisata.

Transportasi selama dalam perjalanan terdiri dari (Oka A. Yoeti2008, p201):

a. Transportasi dari rumah ke bandara dan sebaliknya.

b. Transportasi dari bandara ke hotel dan sebaliknya.

c. Transportasi untuk bepergian dalam kota ke museum dan belanja.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

31

d. Transportasi untuk mengikuti sightseeing dan tur serta menyaksikan atraksi

wisata.

6) Pelayanan tour leader Golden Rama

Pelayanan pramuwisata merupakan pelayanan multifungsi (Bartono dan

Novianto2005, p148). Selain informasi, memandu, masih dibebani banyak tugas

yang harus dilaksanakan demi kepuasan peserta tur yang terdiri dari wisatawan itu.

Perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kemampuan pramuwisata dalam

melakukan tugas-tugas lain yang kadang-kadang di luar kepentingannya.

7) Pelayanan local guide setempat

Menurut Himpunan Pramuwisata Indonesia, dalam menjalankan tugasnya,

pemandu wisata (tour guide) harus memiliki standar kualifikasi layanan dan

kompetensi yang cukup berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan teknik serta kode

etik profesi kepariwisataan yang telah diratifikasi. Diperlukan koordinasi tenaga

pemandu wisata (tour guide) untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, biro

perjalanan wisata dan pemangku kepentingan yakni pemerintah, pemerintah daerah,

dunia usaha dan masyarakat.

Sightseeing tour dilengkapi dengan seorang guide berkompeten (Eric

Laws1997, p157). Seorang guide selain harus menguasai bahasa Inggris, juga harus

menguasai lima bahasa lainnya seperti bahasa Jerman, Perancis, Spanyol, Mandarin,

dan Jepang.

Wisatawan selama perjalanan wisata mengkehendaki pengenalan singkat

mengenai objek dan atraksi wisata yang termasuk dalam acara perjalanan

wisatanya, namun dengan informasi lengkap disediakan oleh local guide di kota-kota

penting dan kunjungan ke tempat bersejarah atau pertunjukkan kebudayaan (Eric

Laws1997, p158).

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

32

Sebagai seorang local guide, yang dibutuhkan antara lain; adequantely

trained staff yaitu perlu diperhatikan bahwa guide mengerti tentang objek wisata

yang dikunjungi, dan additional destination material yaitu siapkan materi objek-objek

yang dikunjungi (Leonard J. Lickorish1997, p62).

3. Lain-lain

1) Keragaman paket tur yang ditawarkan

Paket tur adalah suatu tur yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu

biro perjalanan wisata atau tour operator atas risiko dan tanngung jawab sendiri, yang

acara, transportasi serta makanan dan minuman telah ditentukan dalam suatu harga

yang sudah ditentukan pula jumlahnya (Oka A. Yoeti2001, p112).

Jadi tur ini merupakan suatu inclusive tour dan para pengikut tinggal membeli

saja tanpa memikirkan segala sesuatu yang diperlukan selama dalam perjalanan, mulai

berangkat sampai kembali di tempat semula. Hal ini bergantung pada syarat yang

ditentukan oleh tour operator atau biro perjalanan wisata yang bersangkutan. Biasanya

package tour dijual untuk satu jangka waktu tertentu dan disusun berdasarkan

confidential tariff yang dikeluarkan oleh perusahaan akutan dan perhotelan. Untuk tur ini

dibuatkan tour itinerary tersendiri.

Jenis tur dapat dibedakan berdasarkan bermacam-macam aspek, seperti yang

dijelaskan berikut ini (Leonard J. Lickorish1997, p80):

a. Tour yang berdasarkan klasifikasi objek wisata: environmental tour, adventures

tour, flora tour, fauna tour, agricultural tour, waterways tour.

b. Tour yang berdasarkan arus lalu lintas wisatawan: domestic tour, inbound tour,

outbound tour.

c. Tour yang berdasarkan minat wisatawan: common interest tour, special interest

tour.

d. Tour yang berdasarkan pengaturan: seat in coach tour, privately arranged tour.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

33

e. Tour yang berdasarkan jarak: short haul tour, long haul tour.

f. Tour yang berdasarkan lama berlangsungnya:

a) single day tour: city sightseeing tour (half day city tour, full day city tour),

excurtion, field trip.

b) multi day tour atau overnight tour: city stopover package tour, inclusive

package tour (single city inclusive package tour, multi city inclusive package

tour), free and independent package tour (single city independent package

tour, multi city independent package tour).

c) overland tour: inter-city, inter-province, inter-state, inter-island, inter-

continental.

g. Tour yang berdasarkan kondisi tour: free and easy tour atau free and

independent tour, full inclusive tour.

h. Tour yang berdasarkan jumlah wisatawan: foreign individual tour, group

inclusive tour.

i. Tour yang berdasarkan ada tidaknya pengatur wisata: unescorted tour, escorted

tour.

2) Fasilitas/kemudahan yang perusahaan berikan

Kebanyakan biro perjalanan wisata meningkatkan paket wisata dengan

menyertakan elemen seperti transfer dari bandara ke hotel dan pelayanan di daerah

tujuan wisata yang menyediakan berbagai variasi rekreasi, budaya, olahraga, dan

aktivitas hiburan selama menetap di objek wisata (Eric Laws1997, p140).

Memilihkan hotel, transportasi, konsumsi, dan fasilitas yang mendukung kegiatan

tur tersebut. Sebagai contoh, dalam memilih hotel yang menpunyai kamar dan

pelayanan yang cukup baik, lokasi yang strategis dan harganya terjangkau. Selanjutnya

dalam memilih transportasi selain harganya terjangkau juga harus memikirkan

kenyamanan dan pelayanan (Eric Laws1997, p142).

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

34

3) Sarana/prasarana penunjang lainnya

Kini banyak biro perjalanan wisata yang sudah menggunakan sistem reservasi

terkomputerirasi (Eric Laws1997, p123). Hal ini meningkatkan kemampuan biro

perjalanan wisata untuk menjual produknya secara efektif sejak ketersediaan paket

wisata dapat dikonfirmasikan kepada pelanggan saat pelanggan berada di kantor biro

perjalanan wisata atau pelanggan dapat mengobservasi informasi melalui internet atau

website perusahaan. Sistem ini dapat menangani reservasi transportasi, akomodasi,

objek wisata dan pelayanan pembayaran.

2.1.5 Manajemen Berkelanjutan

Manajemen berkelanjutan digunakan oleh setiap perusahaan untuk mendapatkan

keunggulan kompetitif/bersaing, atau yang biasa disebut dengan manajemen berorientasi

keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Sustainable Competitife Advantage / SCA).

Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan adalah suatu konsep kunci dalam strategi praktek

dan riset, setidaknya karena hasil yang diinginkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan

adalah kinerja ekonomi yang superior dan konstan (Marc Baaij, Mark Greeven, dan Jan Van

Dalen, 2004). Untuk mencapai kinerja ekonomi pada tingkat yang melebihi persaingan dan

mempertahankan kinerja unggul ini lebih lama jangka waktu yang sangat jarang dicapai

dalam praktek seperti itu adalah sangat sulit dicapai. Keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan memprediksi bahwa faktor-faktor yang mempertahankan keunggulan

kompetitif yang akan menghasilkan kinerja yang unggul dan konstan.

Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan yang relevan adalah kemampuan untuk

memahami perbedaan dalam kinerja organisasi nirlaba dalam situasi di mana nilai tambah

atau manfaat tidak dipertahankan oleh perusahaan, melainkan didistribusikan kepada para

anggotanya atau masyarakat (Judy Matthewsa dan Arthur D. Shulmanb, 2005).

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

35

Menurut Jon-Arild Johannessena dan Bjorn Olsenb (2003), keunggulan kompetitif

yang berkelanjutan adalah konsep kunci dalam strategi praktek dan riset. Literatur tentang

keunggulan kompetitif yang berkelanjutan didominasi oleh dua perspektif: industri-organisasi

ekonomi; dan pandangan berbasis sumber daya perusahaan. Menurut organisasi industri

ekonomi, keunggulan kompetitif yang berkelanjutan didasarkan pada posisi strategis

perusahaan dalam sebuah industri. Mobilitas hambatan dalam sebuah industri adalah faktor

utama pertama yang mendukung keunggulan kompetitif. Menurut pandangan berbasis

sumber daya keunggulan kompetitif yang berkesinambungan penghematan didasarkan pada

kompetensi inti perusahaan. Kompetensi ini, yang berharga, langka, dan sulit untuk meniru,

perdagangan, dan pengganti, merupakan dasar keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Dalam lingkungan bisnis baru, ditandai dengan meningkatnya gejolak dan

kompleksitas, kapasitas organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan

kompetitif terletak pada apa yang diketahui, bukan apa yang dimiliki. Kompetensi inti tidak

dapat tetap statis; hanya perusahaan-perusahaan yang terus berinvestasi dan meningkatkan

kompetensi yang mampu menciptakan alternatif pertumbuhan strategis. Oleh karena itu,

dalam lingkungan bisnis yang dinamis, perlu memelihara potensi kompetensi inti masa depan

(Jon-Arild Johannessena dan Bjorn Olsenb, 2003).

Sebuah model korporasi praktik bisnis yang berkelanjutan perlu untuk meningkatkan

nilai stakeholder dalam arti luas. Nilai stakeholder adalah konsep yang luas dan menyiratkan

bahwa sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab dan komitmen ke berbagai pemilik

kepentingan internal dan eksternal di pasar dan masyarakat, bukan hanya untuk para

investor dan pemilik perusahaan, tetapi juga kepada para karyawan, pelanggan, pemasok,

masyarakat dan lingkungan. Telah disimpulkan bahwa praktek-praktek bisnis yang

berkelanjutan dan pengembangannya harus memenuhi kebutuhan dan persyaratan masa kini

tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka

sendiri (Goran Svensson, Greg Woodb, dan Michael Callaghan, 2009).

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

36

Literatur tentang keunggulan kompetitif yang berkelanjutan didominasi oleh dua

perspektif (Marc Baaij, Mark Greeven, dan Jan Van Dalen, 2004): industri-organisasi

ekonomi; dan pandangan berbasis sumber daya perusahaan. Menurut organisasi industri

ekonomi, keunggulan kompetitif yang berkelanjutan didasarkan pada posisi strategis

perusahaan dalam sebuah industri. Mobilitas hambatan dalam sebuah industri adalah faktor

utama pertama yang mendukung keunggulan kompetitif. Menurut pandangan berbasis

sumber daya keunggulan kompetitif yang berkesinambungan penghematan didasarkan pada

kompetensi inti perusahaan. Kompetensi ini, yang berharga, langka, dan sulit untuk meniru,

perdagangan, dan pengganti, merupakan dasar keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Menurut Judy Matthewsa dan Arthur D. Shulmanb (2005), Kay pada tahun 1995

menyajikan gagasan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam organisasi diperoleh

melalui relasional arsitektur, reputasi, inovasi, dan aset strategis. Inti model Kay adalah teori

berbasis sumber daya perusahaan yang berfokus pada atribut internal atau sumber daya dan

kemampuan perusahaan di mana, agar sumber daya dan kemampuan perusahaan untuk

memberikan kinerja yang unggul, mereka harus (1) berharga dalam arti memungkinkan

suatu perusahaan untuk mengeksploitasi peluang-peluang lingkungan (dan/atau menetralisir

ancaman-nya), (2) langka di antara yang sekarang atau pesaing potensial, (3) mahal untuk

ditiru, dan (4) tanpa pengganti strategis dekat. Kay menyatakan bahwa organisasi memiliki

arsitektur yang kuat di mana ada harapan dari hubungan jangka panjang baik di dalam

perusahaan dan di antara para anggotanya, membutuhkan sebuah komitmen untuk berbagi

penghargaan dan prestasi kolektif yang tinggi tetapi tingkat informalitas tidak terstruktur.

Arsitektur ini memberikan nilai tambah kontribusi individu anggotanya melalui penciptaan

pengetahuan organisasi, melalui pembentukan etika dalam organisasi dan pelaksanaan

rutinitas organisasi.

Eksekutif senior biasanya memiliki paket kompensasi terkait dengan peningkatan

kekayaan perusahaan dan dengan demikian, Eksekutif senior secara pribadi terpengaruh oleh

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

37

kinerja nyata perusahaan di pasar. Keuntungan atau kerugian hanya yang pertama dari

seperangkat kriteria dimana masyarakat dan pasar mengevaluasi kinerja perusahaan. Oleh

karena itu, tempat praktek bisnis yang berkelanjutan dari segi etika menjadi penting dan

dapat menguntungkan perusahaan baik dalam jangka pendek dan jangka panjang (Goran

Svensson, Greg Woodb, dan Michael Callaghan, 2009).

2.1.6 Biro Perjalanan Wisata

Menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata No. Kep. 16U/II/88 Tgl. 25

Februari 1988 tentang pelaksanaan Ketentuan Usaha Perjalanan, pada Bab I Penelitian

Umum Pasal 1, memberi pengertian dengan batasan sebagai berikut:

1) Usaha Perjalanan adalah kegiatan usaha yang bersifat komersial yang mengatur,

menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang, sekelompok orang,

untuk melakukan perjalanan dengan tujuan utama untuk berwisata.

2) Biro Perjalanan Umum adalah badan usaha yang meyelenggarakan kegiatan usaha

perjalanan ke dalam negeri dan atau di dalam negeri atau ke luar negeri.

3) Cabang Biro Perjalanan Umum adalah salah satu usaha Biro Perjalanan Umum, yang

berkedudukan di wilayah yang sama dengan kantor pusatnya atau di wilayah lain, yang

melakukan kegiatan kantor pusatnya.

4) Agen Perjalanan, adalah badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang

bertindak sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus jasa untuk melakukan

perjalanan.

5) Perwakilan, adalah Biro Perjalanan Umum, Agen Perjalanan, badan usaha lainnya atau

perorangan, yang ditunjuk oleh suatu Biro Perjalanan Umum yang berkedudukan di

wilayah lain untuk melakukan kegiatan yang diwakilkan, baik secara tetap, maupun tidak

tetap.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

38

Sesuai dengan isi Pasal 4 Bab II Surat Keputusan tersebut di atas, Biro Perjalanan

Umum, ruang lingkup kegiatan usahanya terdiri dari:

1) Membuat, menjual dan menyelenggarakan paket wisata.

2) Mengurus dan melayani kebutuhan jasa angkutan bagi perorangan dan atau kelompok

orang yang diurusnya.

3) Melayani pemesanan akomodasi, restoran dan sarana wisata lainnya.

4) Mengurus dokumen perjalanan.

5) Menyelenggarakan panduan perjalanan wisata.

6) Melayani penyelenggaraan konvensi.

Sedangkan ruang lingkup agen perjalanan mencakup kegiatan usaha sebagai

berikut:

1) Menjadi perantara di dalam pemesanan tiket angkutan udara, laut dan darat.

2) Mengurus dokumen perjalanan.

3) Menjadi perantara di dalam pemesanan akomodasi, restoran dan sarana wisata lainnya.

4) Menjual paket-paket wisata yang dibuat oleh Biro Perjalanan Umum.

Dalam hal ini fungsi agen perjalanan dapat dibedakan menjadi fungsi umum dan

fungsi khusus.

1) Fungsi Umum

Agen perjalanan merupakan suatu badan usaha yang dapat memberikan penerangan

atau informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia perjalanan pada

umumnya dan perjalanan wisata pada khususnya. (Pengantar Ilmu Pariwisata1982,

p226).

2) Fungsi Khusus

a. Agen Perjalanan sebagai perantara. Dalam kegiatannya agen perjalanan bertindak

atas nama perusahaan lain dan menjual jasa-jasa perusahaan yang diwakilinya.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

39

Karena itu sebagai perantara agen perjalanan berada di antara wisatawan disatu

pihak dan perusahaan-perusahaan industri pariwisata (sebagai supplier) dilain pihak.

b. Agen Perjalanan sebagai suatu badan usaha yang merencanakan dan

menyelenggarakan tur dengan tanggung jawab dan resikonya sendiri.

c. Agen Perjalanan sebagai pengorganisasi, maksudnya tidak lain, bahwa dalam rangka

menggiatkan usahanya, agen perjalanan aktif melakukan kerjasama dengan

perusahaan lain, baik di dalam maupun di luar negeri. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki

perusahaan ini dimanfaatkan untuk barang dagangannya yang akan ditawarkan pada

wisatawan yang akan melakukan perjalanan wisata. (Pengantar Ilmu Pariwisata1982,

p226).

2.1.7 PT. Golden Rama Express

PT. Golden Rama Express dibuka pada tahun 1971 sebagai cabang dari PT. Vayatour

saat British Overseas Airways Corp., selaku pendiri British Airways memberikan tanggung

jawab kepada PT. Golden Rama Express sebagai agen yang menyewakan penerbangan dari

dan ke Jakarta. Di bawah kepemimpinan PT. Vayatour, PT. Golden Rama Express akhirnya

dibuka diantara berkembangnya perusahaan travel pada akhir tahun 1970an. Pertumbuhan

ekonomi meningkatkan permintaan pelayanan PT. Golden Rama Express saat British Airways

memperoleh traffic rights miliknya sendiri untuk mengoperasikan penerbangan regular.

Perubahan strategi pada awal tahun 1980an membawa PT. Golden Rama Express

dibelakang perusahaan induknya pada tujuan baru aitu untuk beroperasi sebagai perusahaan

internasional dan bisnis travel. Tidak lama kemudian, PT. Golden Rama Express dikenal baik

di antara agen-agen perjalanan sebagai perusahaan yang berkonsentrasi pada perjalanan

internasional. Sejak awal tahun 1980an PT. Golden Rama Express tidak lagi menjadi cabang

dari PT. Vayatour, tetapi sebagai perusahaan yang berdiri mandiri secara finansial.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

40

PT. Golden Rama Express mengalami perubahan kembali saat pemilik utama PT.

Vayatour, P. Hadisusanto dan Dr. H. Haditono mengambil alih kepemimpinan perusahaan

sebagai direktur. Pada tahun 1990an terlihat perkembangan dari perusahaan ini. Perhatian

yang besar ditujukan untuk memuaskan pelanggan dan pasar pendidikan telah dibuka

sebagai dasar dari perusahaan dan pasar bisnis.

Pada awal tahun 1991, dibuka kantor cabang di Denpasar, sebagai tambahan dari

kantor di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, dengan menjalin kerja sama dengan Singapore

Airlines Stopover Holidays di Bali. Hal ini memungkinkan PT. Golden Rama Express tidak

hanya memberikan kepuasan kepada pelanggan luar negeri tetapi juga menerima holiday

travelers dari seluruh penjuru dunia. Tahun 1991 adalah tahun yang sama dimana PT.

Golden Rama Express untuk pertama kalinya mengantarkan murid-murid sekolah saat liburan

ke luar negeri untuk mengikuti educational home stay programmes.

PT. Golden Rama Express sukses menerima Garuda Indonesia's Best Performing

Agent Award untuk tahun fiskal. Pertumbuhan terus terjadi tahun demi tahun, dibuktikan

dari kesuksesan PT. Golden Rama Express meraih Top Agents Awards dari sekian banyak

airlines ternama seperti British Airways, KLM, Air France, Lufthansa, Eva Air, Korean Air,

Qantas, United Airlines, dan American Airlines, dan lain-lain.

Tahun 1997 adalah tahun terbaik PT. Golden Rama Express sebelum dimulainya

krisis ekonomi. Sepanjang setengah tahun tersebut kantor PT. Golden Rama Express di

seluruh Indonesia menjadi pilihan bagi seribu penumpang setiap bulan. Dimulainya krisis

ekonomi memaksa PT. Golden Rama Express untuk menganalisis kembali strategi yang telah

ditetapkan. PT. Golden Rama Express menyadari kebutuhan perusahaan untuk menjadi

perusahaan pembelajar dan sebagai perusahaan yang lebih efisien.

Dan sebagai imbalan, PT. Golden Rama Express memperoleh rangking dua sebagai

travel agents yang memuaskan pelanggan di Indonesia. Pada langkah selanjutnya

manajemen PT. Golden Rama Express akan berkonsentrasi pada pengembangan e-bisiness

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

41

dan golden-rama.com akan menjadi pilihan website utama bagi travelers dalam

merencanakan perjalanannya. PT. Golden Rama Express percaya akan mampu bertahan

pada milenium baru dan terus menjadi travel agency terbaik di masa depan.

Struktur organisasi PT. Golden Rama Express adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. PT. Golden Rama Express

1. President Director: Bapak Bisono K. Hadisono

Sebagai puncak pimpinan secara keseluruhan, President Director mempertanggung

jawabkan segala kegiatan dan kebijaksanaan perusahaan kepada dewan komisaris.

Tugas:

1) Melaksanakan pimpinan harian dan koordinasi antara direktur dan bawahannya.

2) Menanda tangani perjanjian dan kontrak usaha.

3) Menentukan kebijaksanaan perusahaan mengenai keuangan, tata usaha, dan

kepegawaian serta rencana induk perusahaan.

4) Menentukan anggaran belanja dan pendapatan perusahaan.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

42

5) Mewakili perusahaan dalam keanggotaan asosiasi kepariwisataan atau usaha asosiasi

lainnya.

6) Ikut aktif mempromosikan produk perusahaan dalam setiap kesempatan.

7) Melaksanakan tugas–tugas lain yang berkaitan dengan fungsinya.

2. Secretary: Ibu Yunita Angelina

Bertugas untuk:

1) Menerima atau menyusun konsep surat yang dibutuhkan pimpinan, kemudian

mengetik dan mengirimkannya setelah mendapat persetujuan dari pimpinan.

2) Mengirim atau membuat surat balasan pada alamat yang bersangkutan.

3) Meneruskan atau mensortir surat yang masuk untuk pimpinan.

4) Mencatat agenda kegiatan terutama pertemuan-pertemuan penting bagi pimpinan

tiap harinya.

5) Menyusun data-data perusahaan baik yang bersifat umum maupun rahasia serta

surat yang telah selesai prosesnya.

6) Bertanggung jawab kepada pimpinan dan manajemen.

3. Financing and Accounting Department

Director of HRD and Financing & Accounting Department: Bapak Jeffry Lesmana

Departemen ini berfungsi untuk:

1) Menyusun rencana, mengatur, melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakan

tata kerja dan pengelolaan modal serta akunting perusahaan.

2) Mempertanggungjawabkan semua kegiatannya, termasuk pelaksanaan rencana

pendanaan kegiatannya kepada Presiden Direktur.

3) Menyusun, melaksanakan dan mengelola keuangan perusahaan.

4) Mengadakan koordinasi baik secara vertikal maupun secara horisontal.

5) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan rencana kegiatan dan pendanaan bagiannya

kepada Direktur Administrasi dan Keuangan perusahaan.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

43

Departemen ini terdiri dari Financing and Accounting Manager (Ibu Arling Hastuti),

Supervisor (Bapak Jeffry Santoso), dan Staff yang bertugas untuk:

1) Bersama-sama dengan divisi lain, menganalisa neraca tahun yang akan datang dan

menyusun anggaran pendapatan dan pengeluaran tahunan perusahaan yang akan

datang.

2) Menghimpun semua rencana tahunan divisi untuk dibicarakan dan disetujui dalam

rapat Dewan Direksi menjadi sebuah Rencana Induk Tahunan Perusahaan.

3) Meneliti dan menyetujui permintaan pembelian barang sesuai dengan anggaran

masing-masing divisi.

4) Mengumpulkan data-data atau jasa yang telah diberikan oleh masing-masing bagian.

5) Menyusun pembukuan keuangan perusahaan secara rutin dan berkala.

6) Menerima dan memeriksa setiap pembayaran dari konsumen.

7) Mengawasi sistem manajemen yang berjalan.

4. HRD Department

Departemen ini berfungsi untuk:

1) Melaksanakan pengaturan tata kerja dan administrasi kepegawaian dan harta benda

milik perusahaan.

2) Mengadakan koordinasi baik secara vertikal maupun secara horisontal.

3) Mempertanggungjawabkan kegiatan beserta pendanaan HRD.

Departemen ini terdiri dari HRD Manager (Ibu Ken Padmasari) dan Staff.

HRD Manager bertugas untuk:

1) Menghimpun semua formulir, cara pengisiannya, sistem dan prosedur pada divisinya

sehingga menjadi sebuah Office Manual.

2) Menerima lamaran pekerjaan, menguji dan menempatkan calon pegawai baru.

3) Menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi tata kerja dan peraturan kepegawaian

perusahaan.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

44

4) Menyediakan, menyimpan, memelihara dan mengatur penggunaan semua alat,

perlengkapan dan inventaris perusahaan.

5) Menyusun rencana kerja dan anggaran pembiayaan kegiatan bagian.

6) Menjalin hubungan baik dengan instansi pemerintah sesuai dengan kebutuhan

bidangnya.

HRD Staff bertugas untuk:

1) Menyelesaikan pembayaran gaji, upah dan pajak.

2) Menyelenggarakan administrasi umum perusahaan.

3) Mengelola urusan kepegawaian perusahaan sesuai dengan peraturan perburuhan.

4) Mengadakan pembinaan dan peningkatan kesejahteraan perusahaan.

5) Mengadakan dan memelihara alat, perlengkapan kerja, alat-alat tulis dan kantor

serta kendaraaan perusahaan.

6) Mengadakan dan memelihara alat komunikasi perusahaan.

7) Mengadakan dan memelihara kondisi gedung, ruang/tempat kerja dan tempat

penyimpanan alat, perlengkapan kantor dan kendaraan perusahaan.

8) Mengurus dan membayar sewa, tagihan alat-alat kantor dan pajak kendaraan

perusahaan.

9) Melakukan pemesanan, pencetakan formulir-formulir, kartu-kartu, amplop dan

kertas surat.

5. Tour and Hotel & Package Department

Director of Tour and Hotel & Package Department: Bapak Andrew Markata

Tour Department

Tour Deparment merupakan salah satu departemen yang memiliki posisi sebagai

pengelola paket-paket tur dan mendukung departemen-departemen lainnya, misalnya

dalam menjual tiket, membuat dokumen, dan menjual akomodasi. Tour Department

terdiri dari Tour Manager, Supervisor, dan Staff.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

45

a. Tour Manager: Bapak Edhi Sutadharma

Orang yang memimpin, mengatur, dan bertanggung jawab dalam suatu Tour

Department. Mulai dari penempatan Tour Staff, pengawasan, pemeriksaan,

pemrakarsa, dan pengambil keputusan dalam menjaga stabilitas dan kelangsungan

bisnis perusahaan, khususnya Tour Department. Untuk seluruh laporan aktivitas

kerjanya, Tour Manager bertanggung jawab sepenuhnya kepada direktur.

Tour Manager bertugas untuk:

1) Mengarahkan pelaksanaan langkah-langkah yang harus diambil bawahannya

guna mencapai target penjualan secara terencana, effisien dan effektif.

2) Meneliti dan menyetujui rencana penjualan dan pelaksanaan tour dan travel.

3) Meneliti dan menyetujui laporan penjualan, pelaksanaan dan penyelesaian

pembayaran tour dan travel, termasuk laporan pembiayaan masing-masing

kegiatan.

4) Meningkatkan pengetahuan bawahannya tentang produk usaha yang dijual dan

professionalisme mereka secara berkesinambungan.

5) Menyetujui usul penambahan/pengangkatan staff, menilai, memberi peringatan

termasuk pemberhentian dan penghargaan atas dedikasi dan prestasi

bawahannya.

6) Memantau dan memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan penurunan

hasil penjualan tour dan travel.

7) Menjalin kerja sama yang baik dengan semua instansi dan asosiasi yang terkait,

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan

perusahaan.

b. Tour Supervisor: Bapak Dimas

Orang yang terjun langsung dalam pengawasan operasional Tour Department dan

seluruh aktivitasnya berdasarkan instruksi dari tour manager yang dibantu oleh Tour

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

46

Staff. Untuk seluruh laporan aktivitas kerjanya, Tour Supervisor bertanggung jawab

kepada Tour Manager atau langsung kepada director bila Tour Manager

berhalangan.

Tour Supervisor bertugas untuk:

1) Menyusun rute perjalanan dan acara (itinerary), menghitung harga (quote the

tour fare) dan menentukan persyaratannya (tour features/conditions) untuk

diajukan kepada calon pelanggan (prospective customers).

2) Melayani semua permintaan informasi mengenai pengurusan travel document,

domestic tours, overseas tours, shore excursions, meeting, incentive travel,

conference dan exhibition.

3) Menjual bermacam-macam produk usaha.

4) Membuat dan memeriksa semua file pengurusan tour, meeting, conference dan

exhibition serta melaporkan perkembangannya, termasuk perubahan-perubahan

(revision) atau pembatalan (cancellation) kepada principals dan/atau tamu

(client) atau organizing committee.

5) Menentukan harga (fares) dan menerima biaya (payment/settlement) tour,

meeting, exhibition dan travel document.

6) Menyiapkan (issue) tiket, travel vouchers dan dokumen perjalanan lainnya yang

sangat diperlukan oleh calon tamu/pelanggan untuk diserahkan kepada yang

bersangkutan tepat pada waktunya.

c. Tour Staff

Sebagai pelaksana operasional Tour Department, seluruh aktivitas kerjanya

berdasarkan instruksi, saran, dan pengawasan dari Tour Supervisor, baik dalam

pelaksanaan administrasi, korespondensi, maupun hal-hal lain yang menunjang

kelangsungan operasional Tour Department.

Tour Staff bertugas untuk:

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

47

1) Menyusun rencana, jadwal, pengadaan dan penggunaan dana beserta

perlengkapan/logistik yang diperlukan.

2) Menyelenggarakan bermacam-macam tur di dalam negeri untuk wisatawan

nusantara dan mancanegara.

3) Menyelenggarakan bermacam-macam tur ke luar negeri.

4) Menguruskan semua dokumen perjalanan, perizinan konvensi dan pameran yang

dibutuhkan oleh langganan.

5) Membuat laporan semua kegiatan dan masalah operasi termasuk keluhan-

keluhan, tuntutan dan pujian para tamu/panitia atau peserta serta biaya operasi

secara teratur sesuai dengan jadwal dan operations manual.

6) Membuat statistik dan analisa laporan pelaksanan operasi dalam rangka efisiensi,

peningkatan mutu produk dan pelayanan, keuntungan dan citra perusahaan.

7) Menjalin kerja sama yang erat dengan semua instansi dan perusahaan yang

terkait.

Hotel & Package Department

Hotel & Package Department terdiri dari Hotel & Package Manager, Supervisor, dan Staff.

a. Hotel & Package Manager: Ibu Tjing Tjing

Orang yang memimpin, mengatur, dan bertanggung jawab dalam suatu Hotel &

Package Department. Mulai dari penempatan karyawan, pengawasan, pemeriksaan,

pemrakarsa, dan pengambil keputusan dalam menjaga stabilitas dan kelangsungan

bisnis perusahaan, khususnya Hotel & Package Department. Untuk seluruh laporan

aktivitas kerjanya, Hotel & Package Manager bertanggung jawab sepenuhnya kepada

direktur.

Hotel & Package Manager bertugas untuk:

1) Mengarahkan pelaksanaan langkah-langkah yang harus diambil bawahannya

guna mencapai target penjualan secara terencana, efisien dan efektif.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

48

2) Meneliti dan menyetujui rencana penjualan dan pelaksanaan hotel dan package.

3) Meneliti dan menyetujui laporan penjualan, pelaksanaan dan penyelesaian

pembayaran hotel dan package, termasuk laporan pembiayaan masing-masing

kegiatan.

4) Meningkatkan pengetahuan bawahannya tentang produk usaha yang dijual dan

profesionalisme mereka secara berkesinambungan.

5) Menyetujui usul penambahan/pengangkatan staff, menilai, memberi peringatan

termasuk pemberhentian dan penghargaan atas dedikasi dan prestasi

bawahannya.

6) Memantau dan memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan penurunan

hasil penjualan hotel dan package.

7) Menjalin kerja sama yang baik dengan semua instansi dan asosiasi yang terkait,

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan

perusahaan.

b. Hotel & Package Supervisor: Ibu Yulia Mei

Orang yang terjun langsung dalam pengawasan operasional Hotel & Package

Department dan seluruh aktivitasnya berdasarkan instruksi dari tour manager yang

dibantu oleh Hotel & Package Staff. Untuk seluruh laporan aktivitas kerjanya, Hotel &

Package Supervisor bertanggung jawab kepada Hotel & Package Manager atau

langsung kepada director bila Hotel & Package Manager berhalangan.

Hotel & Package Supervisor bertugas untuk:

1) Menyusun rute perjalanan dan acara (itinerary) package, menghitung harga

hotel dan package dan menentukan persyaratannya untuk diajukan kepada calon

pelanggan.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

49

2) Melayani semua permintaan informasi mengenai pengurusan travel document,

domestic tours, overseas tours, shore excursions, meeting, incentive travel,

conference dan exhibition.

3) Menjual bermacam-macam produk usaha untuk hotel dan package.

4) Membuat dan memeriksa semua file pengurusan tur, meeting, conference dan

exhibition serta melaporkan perkembangannya, termasuk perubahan-perubahan

atau pembatalan kepada tamu atau organizing committee.

5) Menentukan harga dan menerima biaya tur untuk package, meeting, exhibition

dan travel document.

6) Menyiapkan tiket, travel vouchers dan dokumen perjalanan lainnya untuk hotel

dan package yang sangat diperlukan oleh calon tamu/pelanggan untuk

diserahkan kepada yang bersangkutan tepat pada waktunya.

c. Hotel & Package Staff

Sebagai pelaksana operasional Tour Department, seluruh aktivitas kerjanya

berdasarkan instruksi, saran, dan pengawasan dari Hotel & Package Supervisor, baik

dalam pelaksanaan asministrasi, korespondensi, maupun hal-hal lain yang

menunjang kelangsungan operasional Hotel & Package Department.

Hotel & Package Staff bertugas untuk:

1) Mengeluarkan tiket hotel dan paket

2) Menjual tiket hotel dan paket.

3) Menjual produk akomodasi, hotel, restoran dan tempat-tempat hiburan.

4) Melakukan booking hotel.

5) Merencanakan dan membuat detail produk package yang akan ditawarkan

kepada pelanggan.

6) Melakukan penjemputan pelanggan dari hotel ke airport dan sebaliknya.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

50

7) Membuat laporan semua kegiatan dan masalah operasi termasuk keluhan-

keluhan, tuntutan dan pujian para tamu/panitia atau peserta serta biaya operasi

secara teratur sesuai dengan jadwal dan operations manual.

8) Membuat statistik dan analisa laporan pelaksanan operasi dalam rangka efisiensi,

peningkatan mutu produk dan pelayanan, keuntungan dan citra perusahaan.

9) Menjalin kerja sama yang erat dengan semua instansi dan perusahaan yang

terkait.

6. Incentive and Ticketing Department

Director of Incentive and Ticketing Department: Bapak Madu Sudono

Incentive Director: Gunadi Herjanto

Ticketing Manager: Kitty Chandra

Ticketing Supervisor: Mimi

Incentive Department bertugas untuk:

1) Bertanggung jawab terhadap incentive tour.

2) Merencanakan tempat yang hendak dikunjungi, waktu kunjungan, dan airlines yang

akan dipergunakan oleh pelanggan.

3) Merencanakan dan membuat detail produk incentive yang akan ditawarkan kepada

pelanggan.

4) Mencatat seluruh keinginan dan pesanan pelanggan.

Ticketing Department bertugas untuk:

1) Menerima pemesanan tiket dari pelanggan dan booking pada airlines yang

bersangkutan baik dengan telepon maupun melalui website perusahaan.

2) Mengeluarkan tiket yang akan digunakan.

3) Menginformasikan rute dan harga bagi yang memerlukannya.

4) Bertanggung jawab pada kasir atas pembayaran tiket.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

51

5) Bertanggung jawab kepada Tour Department dalam hubungannya dengan tiket

untuk tur tersebut.

6) Menawarkan jasa pengurusan dokumen perjalanan, paspor, visa dan lain-lain.

7) Menjual tiket angkutan udara, laut, darat dan tiket lainnya.

7. Branch Office

Director of Branch Oficce: Bapak Alex Sualang

Bertugas:

1) Melaporkan segala rencana dan pelaksanaan kegiatan usaha, baik yang berasal dari

Kantor Pusat maupun yang langsung dari langganan setempat.

2) Menyampaikan usul pengadaan dana (floating fund) operasi lengkap dengan rencana

pelaksanaan permintaan (service order) dari tamu/langganan.

3) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan secara teratur, berupa

laporan harian (daily report) penerimaan dan pengeluaran.

4) Mengawasi secara cermat dan cepat setiap permintaan harga (quotation) acara dan

persyaratannya.

5) Berusaha secara terus-menerus mengumpulkan informasi dan data (up to date,

reliable dan complete) yang dibutuhkan oleh semua divisi dan mengajukan usul-usul

perubahan, penyempurnaan dan pengembangan produk atau dasar pantauan,

penelitian dan perkembangan.

6) Mengawasi secara ketat agar pelaksanaan semua kegiatan usaha sesuai dengan

Garis-garis Besar Usaha, Rencana Induk dan Manual yang ditentukan oleh Kantor

Pusat.

7) Melakukan tagihan (invoice) dan pembayaran utang sesuai dengan perjanjian dan

kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh Kantor Pusat.

8) Memecahkan segala masalah, termasuk keluhan/tuntutan secara cermat, cepat dan

efektif, yang ada kaitannya dengan usaha penekanan biaya, tanpa mengurangi mutu

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

52

produk dan pelayanan, seta meningkatkan laba perusahaan dan citra perusahaan

serta membuat laporannya sekali sebulan.

9) Menjalin kerja sama yang erat dengan principals, semua instansi yang terkait dan

asosiasi usaha.

10) Mewakili pimpinan sesuai dengan wewenang atau surat kuasa/perintah yang

diterbitkan oleh Kantor Pusat, pada rapat-rapat atau/dan undangan yang ditujukan

kepada Pimpinan Perusahaan.

11) Mengawasi, menilai, mengajukan usul pengangkatan, peringatan, penghargaan,

pemecatan, pemberhentian dan kesejahteraan karyawan yang dibawahinya.

12) Memenuhi permintaan pemerintah untuk menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha

secara berkala dan teratur.

13) Berusaha meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bawahannya sesuai dengan

rencana pengembangan yang telah disetujui oleh Kantor Pusat.

14) Berusaha memelihara dan menggunakan perlengkapan kantor dan kendaraan secara

efisien dan efektif.

PT. Golden Rama Express menawarkan paket tur ke Africa, Asia, Australia dan

New Zealand, Europe serta US dan Canada. Berikut adalah rinciannya:

1. Junglelicious Africa

10D AMAZING SOUTH AFRICA GARDEN ROUTE

2. Splendid Asia

a. 10D BEAUTIFUL CHINA

b. 10D CHINA IMPIANKU

c. 9D ENCHANTING YUNNAN SHANGRILA

d. 7D HALLO CHINA

e. 5D HALLO HONG KONG MACAU DISNEYLAND

f. 5D HALLO SHENZHEN + HONG KONG DISNEYLAND

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

53

g. 6D HALLO SHENZHEN HONG KONG MACAU

h. 12D SPLENDID CHINA

i. 8D OISHI JAPAN

j. 8D KOREA SENYUM

k. 6D MINI KOREA

l. 10D KOREA JAPAN SENSATION

m. 7D HALLO MALAYSIA SINGAPORE

n. 8D HALLO MALAYSIA THAILAND

o. 8D TAIWAN SPECIAL + OCEAN PARK

p. 8D TAIWAN SPECIAL + HONG KONG

3. Adventurous Australia and New Zealand

a. 7D HALLO AUSTRALIA

b. 9D HALLO AUSTRALIA TANGALOOMA + BLUE MOUNTAIN

c. 14D SPLENDID AUSTRALIA NEW ZEALAND WHITE SNOW

d. 9D NEW ZEALAND KIWI WHITE SNOW

4. Romantical Europe

a. 14D MAGNIFICENT EAST EUROPE

b. 15D RUSSIA SCANDINAVIA EXTRAVAGANZA

c. 15D EUROPE SUPER FANTASTIC

d. 15D EXOTIC ITALY, SICILY & SANTORINI

e. 13D HISTORICAL IRELAND, SCOTLAND AND ENGLAND

f. 13D TOTALLY AMAZING EUROPE

g. 14D WONDERS OF FRANCE + MILAN

h. 18D GRAND EUROPE LOURDES

i. 15D SPAIN PORTUGAL MOROCCO

5. Marvelous US and Canada

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

54

a. 9D SUPRISING CANADIAN ROCKIES

b. 13D BEAUTIFUL USA EAST COAST + CANADA

c. 10D HALLO WEST COAST USA

2.1.8 Rapid Apraissal Index Sustainable For Tour Package Performance (Rap-

Insustouromance)

Rapid apraissal (RAP) adalah suatu teknik multi-disciplinary untuk mengevaluasi

comparative sustainability berdasarkan sejumlah atribut atau indikator yang mudah untuk di

skoring (Fauzi dan Anna, 2005). Insustouromance merupakan singkatan dari Index

Sustainable for Tour Package Performance atau indeks keberlanjutan pengelolaan kinerja

paket tur. Penelitian ini mencoba mengaplikasikan pendekatan Rap-Insustouromance dalam

memotret status keberlanjutan pembangunan kinerja paket tur dengan mengambil studi

kasus di PT. PT. Golden Rama Express.

Proses Rapid Apraissal Analysis, adalah teknik yang dikembangkan oleh University of

British Columbia Canada untuk sumberdaya perikanan, untuk mengevaluasi keberlanjutan

sumberdaya perikanan secara multidisipliner. Metode ini adalah metode yang sederhana dan

fleksibel yang menampung kreatifitas dalam pendekatannya terhadap suatu masalah. Metode

ini memasukkan pertimbangan-pertimbangan melalui penentuan atribut yang akhirnya

menghasilkan skala prioritas (Fauzi dan Anna2005).

Dalam Rapid Apraissal Analysis, sumberdaya dapat saja didefinisikan sebagai suatu

entitas dalam lingkup yang luas, atau dalam lingkup sempit misalnya dalam satu yurisdiksi.

Sejumlah atribut sumberdaya dapat dibandingkan, atau bahkan trajektori waktu dari

individual sumberdaya dapat di plot. Atribut dari setiap dimensi yang akan dievalusi dapat

dipilih untuk merefleksikan keberlanjutan, serta dapat diperbaiki atau diganti ketika informasi

terbaru diperoleh (Fauzi dan Anna2005). Penggunaan analisis Rapid Apraissal yang

mencakup aspek dimensi sebelum perjalanan, selama perjalanan, lain-lain, dan tour leader

akan diperoleh gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai kondisi kinerja khususnya

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

55

di wilayah penelitian, sehingga akhirnya dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan

yang tepat untuk mencapai pembangunan kinerja yang berkelanjutan.

Menurut Susilo (2003) atribut-atribut pembangunan berkelanjutan dari setiap

dimensi tersebut dapat dianalisis dan digunakan untuk menilai secara cepat status

keberlanjutan pembangunan sektor tertentu dengan menggunakan metode multi variabel

non-parametrik yang disebut multidimensional scaling (MDS). Metode ini belum pernah

dilakukan untuk mengevaluasi pembangunan bidang kinerja paket tur. Metode Rapid

Apraissal pernah digunakan untuk mengevaluasi pembangunan perikanan yang dikenal

dengan nama RAPFISH (The Rapid Apraissal of the Status of Fisheries) dan di bidang

peternakan untuk desain budi daya sapi potong berkelanjutan. Hasil evaluasi keberlanjutan

kinerja paket tur ini akan dilakukan analisis keterkaitan dan ketergantungan antar faktor

untuk menentukan urutan prioritas kebijakan. Faktor-faktor yang dominan akan menjadi

dasar untuk membangun model.

Dalam Rapid Apraissal Analysis, analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan,

yaitu (1) tahap penentuan atribut deskriptor yanng mencakup lima dimensi (ekologi,

ekonomi, sosial, hukum, teknologi); (2) tahap penilaian setiap atribut dalam skala ordinal

berdasarkan kriteria keberlanjutan dilakukan dengan menggunakan metode multi variabel

non-parametrik yang disebut multidimensional scaling (MDS). Selanjutnya analisis Montecarlo

untuk mengukur sensitivitas yang telah dipadukan menjadi satu dalam perangkat lunak

tersebut, dan analisis leverage untuk menentukan aspek anomali dari atribut yang dianalisis

(Mersyah2004).

Fauzi dan Anna (2005) menyatakan bahwa bahwa prosedur Rapid Apraissal indeks

status keberlanjutan sumberdaya dilakukan melalui lima tahapan yaitu: (1) analisis terhadap

data sektor yang diteliti melalui data statistik dengan mengacu pada literatur dan

pengamatan di lapangan; (2) melakukan skoring dengan mengacu pada literatur dengan

menggunakan Excel; (3) melakukan analisis MDS dengan software spss untuk menentukan

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

56

ordinasi dan nilai ”stress” melalui ALSCAL Algoritma; (4) melakukan rotasi untuk menentukan

posisi sumberdaya pada ordinasi bad dan good dengan excel dan Visual Basic; (5)

melakukan sensitivity analysis (leverage analysis) dan Montecarlo Analysis untuk

memperhitungkan aspek ketidakpastian.

2.1.9 Model

Definisi model adalah suatu penggambaran abstrak dari sistem dunia nyata, yang

akan bertindak seperti dunia nyata untuk aspek-aspek tertentu. Model dikelompokkan

menjadi 3 jenis yaitu model kuantitatif, kualitatif, dan ikonik. Model yang baik akan

memberikan gambaran perliaku dunia nyata sesuai dengan permasalahan dan akan

meminimalkan perilaku yang tidak signifikan dari sistem yang dimodelkan.

Salah satu cara untuk menyelesaikan permsalahan yang kompleks adalah dengan

menggunakan konsep model simulasi. Dengan menggunakan simulasi, maka model akan

mengkomputasikan jalur waktu dari variabel model untuk tujuan tertentu dari input sistem

dan parameter model. Karena itu model simulasi akan dapat memprediksi dunia riil yang

kompleks. Model juga dapat digunakan untuk keperluan optimasi, dimana suatu kriteria

model dioptimalkan terhadap input atau struktur sistem alternatif. Karena itu, model dapat

dibangun dengan basis data (data base) atau basis pengetahuan (knowledge base)

(Eriyatno, 2003).

Tahapan-tahapan untuk melakukan simulasi model adalah sebagai berikut.

a. Penyusunan konsep

Pada tahap ini dilakukan identifikasi variabel-variabel yang berperan dalam menimbulkan

gejala atau proses. Variabel-variabel tersebut saling berinteraksi, saling berhubungan,

dan saling berketergantungan. Kondisi ini dijadikan sebagai dasar untuk menyusun

gagasan atau konsep mengenai gejala atau proses yang akan disimulasikan.

b. Pembuatan model

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

57

Gagasan atau konsep yang dihasilkan pada tahap pertama selanjutnya dirumuskan

sebagai model yang berbentuk uraian, gambar, atau rumus.

c. Simulasi

Simulasi dilakukan dengan menggunakan model yang telah dibuat. Pada model

kuantitatif, simulasi dilakukan dengan memasukkan data ke dalam model, sedangkan

pada model kualitatif, simulasi dilakukan dengan menelusuri dan melakukan data atau

informasi yang dikumpulkan untuk memahami perilaku gejala atau proses model.

d. Validasi hasil simulasi

Validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau

proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil

simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi di dunia nyata relatif kecil. Hasil

simulasi yang sudah divalidasi tersebut digunakan untuk memahami perilaku gejala atau

proses serta kecenderungan di masa depan, yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi

pengambil keputusan untuk merumuskan suatu kebijakan di masa mendatang.

2.1.10 Metode Prospektif Sruktural

Analisis prospektif digunakan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang

akan terjadi di masa depan. Analisis prospektif tidak sama dengan peramalan karena dari

analisis prospektif dapat diprediksi alternatif-alternatif yang akan terjadi di masa datang baik

yang bersifat positif (diinginkan) ataupun yang negatif (tidak diinginkan). Kegunaan analisis

prospektif adalah untuk: (1) Mempersiapkan tindakan strategis yang perlu dilakukan dan (2)

melihat apakah perubahan dibutuhkan di masa depan. Analisis prospektif tepat digunakan

untuk perancangan strategi kebijakan.

Analisis prospektif merupakan pengembangan dari metode Delphi yang

menggunakan pendapat kelompok pakar untuk pengambilan keputusan. Menurut

Hardjomidjodjo (2003), tahapan dalam analisis prospektif terdiri dari:

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

58

1. Definisi dari tujuan sistem yang dikaji.

Tujuan sistem yang dikaji perlu spesifik dan dimengerti oleh semua pakar yang akan

diminta pendapatnya hal ini dilakukan agar pakar mengerti ruang lingkup dan kajian

penyamaan pandangan tentang sistem yang dikaji.

2. Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan tersebut yang

biasanya merupakan kebutuhan stakeholders system yang dikaji. Berdasarkan tujuan

studi yang ingin dicapai, pakar diminta mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh

dalam pencapaian tujuan tersebut. Pakar diharapkan dapat mewakili stakeholders sistem

yang dikaji sehingga semua kepentingan elemen sistem dapat terwakili. Pada tahapan ini

definisi dari tiap faktor harus jelas dan spesifik. Integrasi pendapat pakar dilaksanakan

dengan mengambil nilai modus.

3. Penilaian pengaruh langsung antarfaktor

Semua faktor yang diidentifikasi akan dinilai pengaruh langsung antarfaktor sebagaimana

disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Pedoman penilaian analisis prospektif Skor Keterangan

0 Tidak ada pengaruh 1 Berpengaruh Kecil 2 Berpengaruh Sedang 3 Berpengaruh sangat kuat

Tabel 2.2. Pengaruh langsung antarfaktor dalam pengelolaan kinerja berkelanjutan

Sumber: Godet(1999)

Hasil matriks gabungan pendapat pakar diolah dengan perangkat lunak analisis

prospektif dengan menggunakan teknik statistik untuk menghitung pengaruh lansung

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

59

global, ketergantungan global, kekuatan global, dan kekuatan global tertimbang. Hasil

perhitungan divisualisasikan dalam diagram pengaruh dan ketergantungan antarfaktor

seperti terlihat pada Tabel 2.2.

Gambar 2.2. Diagram pengaruh dan ketergantungan sistem

4. Penyusunan keadaan yang mungkin terjadi pada kriteria.

Berdasarkan faktor dominan yang didapat pada tahap 3, disusun keadaan yang mungkin

terjadi di masa depan. Untuk setiap faktor dapat dibuat satu atau lebih keadaan dengan

ketentuan sebagai berikut: (1) Keadaan harus memiliki peluang sangat besar untuk

terjadi pada masa yang akan datang dan (2) keadaan bukanlah tingkatan/ukuran suatu

faktor (besar, kecil, sedang), tetapi merupakan deskripsi dari suatu faktor.

5. Penyusunan skenario.

Skenario merupakan kombinasi dari keadaan faktor secara mutual compatible.

6. Analisis skenario dan penyusunan strategi.

Berdasarkan skenario yang disusun pada tahap sebelumnya didiskusikan strategi yang

perlu dilakukan untuk pencapaian skenario yang diinginkan ataupun menghindari

skenario yang akan berdampak negatif bagi sistem.

Faktor Penentu

INPUT

Faktor

Penghubung

STAKE

Faktor Bebas

UNUSED

Faktor Terikat

OUTPUT

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

60

2.2 Kerangka Pemikiran

Untuk mencapai tujuan pengelolaan kinerja paket tur yang berkelanjutan diperlukan

berbagai kajian baik dari sisi fungsi paket tur itu sendiri maupun kajian tentang kesiapan

stakeholders dalam menentukan arah prioritas kebijakan pengelolaan kinerja paket tur di PT.

PT. Golden Rama Express. Prioritas kebijakan tersebut perlu mempetimbangkan kajian

secara multidimensi. Ada empat dimensi yang perlu diperhatikan dalam menerapkan masalah

keberlanjutan pengelolaan kinerja paket tur yaitu dimensi sebelum perjalanan, selama

perjalanan, tour leader, dan lain-lain. Sebelum perjalanan tur dilaksanakan, perlu

memastikan kejelasan informasi tur yang diberikan, pelayanan lewat telepon dan pelayanan

staff di kantor kepada pelanggan, persiapan menjelang keberangkatan tur serta penanganan

di bandara yang baik. Pada saat tur berlangsung, perlu memastikan bahwa airline dan hotel

yang digunakan, menu makanan, objek wisata yang dikunjungi, pilihan bis dan pengemudi,

pelayanan tour leader serta pelayanan local guide setempat sesuai dengan keinginan

pelanggan. Perusahaan pun harus memastikan bahwa tour leader yang membawa perjalanan

wisata tersebut bertanggung jawab, sopan, mengetahui tujuan dengan baik, disiplin atau

tepat waktu, mengatur acara dengan baik, mampu memberikan solusi dalam permasalahan

yang mungkin timbul selama perjalanan, mengutamakan kepentingan bersama serta

memenuhi kebutuhan pelanggan. Dan memastikan keragaman paket tur yang ditawarkan,

memberikan kemudahan atau menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan ataupun

sarana/prasarana penunjang lainnya.

Alternatif pengelolaan kinerja paket tur akan direpresentasikan dalam bentuk model

pengelolaan kinerja paket tur. Model yang akan dibangun didasarkan pada faktor-faktor

penentu kondisi keberlanjutan pada empat dimensi yaitu dimensi sebelum perjalanan,

selama perjalanan, tour leader, dan lain-lain. Simulasi skenario kebijakan pengelolaan kinerja

paket tur akan dilakukan dengan mengubah kondisi dari faktor-faktor yang berpengaruh

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

61

pada masing-masing dimensi untuk menghasilkan rekomendasi bagi pihak pengambil

keputusan.

Tahapan pelaksanaan penyusunan model akan dimulai dengan keadaan saat ini.

Pada penelitian ini, penilaian keadaan saat ini dilakukan dengan menggunakan Rapid

Apraissal Index For Tour Package Performance (Rap-Insustouromance) yang merupakan

modifikasi dari rapfish yang dikembangkan oleh Kavanagh (2001). Berdasarkan hasil analisis

yang diintegrasikan dengan ”stakeholders assessment” dibangun model pengelolaan kinerja

paket tur berkelanjutan dengan menggunakan analisis prospektif. Hasil simulasi diharapkan

dapat menghasilkan rekomendasi dalam pengelolaan kinerja paker tur berkelanjutan dalam

PT. Golden Rama Express.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00442-mn bab 2.pdf · carrying capacity. 3. Dampak dari pariwisata yang mengacu pada dampak-dampak

62

Kebijakan Pengelolaan Kinerja saat ini

Pelanggan PT. Golden Rama Express

Analisis Kebutuhan Analisis Keberlanjutan (Rap-Insustouromance)

Junglelicious Africa

Splendid Asia

Adventurous Australia and New Zealand

Romantical Europe

Marvelous US and Canada

Selama Perjalanan Lain-lain Sebelum Perjalanan Tour leader

AktorStakeholders yang berperan dalam penilaian kinerja paket tur.

Stakeholders AssessmentIdentifikasi kebutuhan dalam pengelolaan kinerja berkelanjutan dan penilain indeks keberlanjutan berdasarkan kondisi saat ini.

Entry PointsFaktor-faktor yang berpengaruh dalam pengelolaan kinerja berkelanjutan

Faktor kunciFaktor penggerak dalam pengelolaan kinerja paket tur berkelanjutan

SkenarioSkenario berdasarkan perubahan keadaan 5 tahun ke depan

Skenario Pesimis Skenario Moderat Skenario Optimis

Skenario Ideal

Tour Manager Tour leader Hotel and Package Manager

PT. Golden Rama Express

Tujuan StrategisTerwujudnya pengelolaan kinerja paket tur berkelanjutan

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran