bab 2 landasan teori dan kerangka...

38
10 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Multifinance 2.1.1 Definisi Multifinance Berdasarkan (Indonesian Commercial Newsletter, Maret, 2008) Multifinance adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa guna usaha (leasing), pembiayaan anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen dan pembiayaan kartu kredit. Sewa guna usaha (leasing), Kelompok ini mencakup pembiayaan perusahaan dalam bentuk "finance lease" untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lesee) selama jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala. Apabila jangka waktunya sudah habis lesee boleh membeli barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Pembiayaan anjak piutang (factoring), kelompok ini mencakup usaha yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembeli atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Pembiayaan konsumen (consumer credits), kelompok ini mencakup usaha yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan pembiayaan pengadaan barang dan jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran atau berkala.

Upload: phungquynh

Post on 25-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

10 

 

 

 

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Multifinance

2.1.1 Definisi Multifinance

Berdasarkan (Indonesian Commercial Newsletter, Maret, 2008) Multifinance

adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa guna

usaha (leasing), pembiayaan anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen dan

pembiayaan kartu kredit.

Sewa guna usaha (leasing), Kelompok ini mencakup pembiayaan perusahaan

dalam bentuk "finance lease" untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lesee)

selama jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala. Apabila

jangka waktunya sudah habis lesee boleh membeli barang modal yang bersangkutan

atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah

disepakati bersama.

Pembiayaan anjak piutang (factoring), kelompok ini mencakup usaha yang

kegiatan utamanya melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembeli atau

pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi

perdagangan dalam atau luar negeri.

Pembiayaan konsumen (consumer credits), kelompok ini mencakup usaha

yang kegiatan utamanya melakukan kegiatan pembiayaan pengadaan barang dan

jasa berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran secara angsuran

atau berkala.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

11 

 

 

 

Pembiayaan kartu kredit (credit card), Kelompok ini mencakup usaha yang

kegiatan utamanya melakukan pembiayaan dalam transaksi pembelian barang dan

jasa para pemegang kartu kredit.

Secara umum kepemilikan multifinance terdiri dari bank, afiliasi grup perusahaan

ATPM dan principal asing yang bergerak dalam jasa financing. Perusahaan yang kuat

hanyalah yang berafiliasi dengan bank atau produsen mobil dan agen tunggal

pemegang merek (ATPM). Sementara itu berdasarkan kelompok kepemilikan, bank

tercatat memiliki anak perusahaan multifinance terbanyak dibandingkan grup ATPM

dan lainnya.

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2008, p203) perusahaan pembiayaan

konsumen yang berbentuk lembaga keuangan bukan bank yang dapat didirikan oleh

suatu institusi non bank maupun oleh suatu bank, tetapi pada dasarnya antara bank

yang mendirikan dengan perusahaan pembiayaan konsumen yang didirikan disini

merupakan suatu badan usaha terpisah satu dengan lainnya.

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari kata credere yaitu bahasa Italia yang artinya percaya, jadi

orang yang mendapat kredit dari bank berarti orang tersebut dipercaya oleh bank

untuk mendapat pinjaman.

Pengertian kredit, menurut Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal

(2007,p4) kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditor

atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

12 

 

 

 

pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi

kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.

Menurut Syamsu Iskandar (2008, p93) kredit merupakan piutang bagi bank

atau lembaga keuangan bukan bank, maka pelunasannya (repayment) merupakan

kewajiban yang harus dilakukan oleh debitur terhadap utangnya, sehingga risiko

kredit macet dapat dihindarkan.

Pengertian kredit menurut (pasal 1 ayat 11 UU No.10 tahun 1998) kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelaj jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Kasmir (2008, p101) kredit adalah kepercayaan pemberi kredit

kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan

sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan,

sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai

dengan jangka waktunya.

Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2008, p113) kredit adalah

pemberian fasilitas pinjaman (bukan berdasarkan prinsip syariah) kepada nasabah,

baik berupa fasilitas pinjaman tunai (cash loan) maupun pinjaman nontunai (non

cash loan).

Berdasarkan (wikipedia.org) kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang

memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli

produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan.

Menurut Abu Mujahid (2007, wordpress.com) kredit adalah kemampuan

untuk melakukan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan

pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

13 

 

 

 

Menurut Taghyr (2008, wordpress.com) Dalam bisnis, kredit adalah

pembelian atau peminjaman dengan janji pengembalian di kemudian hari. Pada

setiap rencana kredit, terdapat kreditor (pribadi, institusi keuangan, toko atau

perusahaan yang uangnya dipinjam). Dalam pembukuan, terdapat catatan sejumlah

uang milik pribadi atau institusi.

2.2.2 Unsur-Unsur Kredit

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal (2007,p5-6) menyatakan bahwa

terdapat unsur-unsur kredit, yaitu;

1. Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit

(nasabah).Hubungan pemberi kredit dan penerima kredit merupakan hubungan

kerja sama yang saling menguntungkan.

2. Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan

atas credit rating penerima kredit.

3. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak lainnya yang

berjanji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit. Janji membayar

dapat berupa janji lisan, tertulis (akad kredit) atau berupa instrumen (credit

instrumen).

4. Adanya penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada

penerima kredit.

5. Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu merupakan unsure essensial

kredit. Kredit dapat ada karena unsur waktu, baik dilihat dari pemberi kredit

maupun dilihat dari penerima kredit.

6. Adanya unsur risiko (degree of risk) baik dipihak pemberi kredit maupun dipihak

penerima kredit. Risiko dipihak pemberi kredit adalah risiko gagal bayar (risk of

default), baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

14 

 

 

 

ketidakmampuan bayar ( pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan

membayar. Risiko dipihak nasabah adalah kecurangan dari pihak kreditor, antara

lain berupa pemberian kredit yang semula dimaksudkan oleh pemberi kredit

untuk mencaplok perusahaan yang diberi kredit atau tanah yang dijaminkan.

7. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi kredit. Bagi

pemberi kredit, bunga tersebut terdiri dari berbagai komponen seperti biaya

modal (cost of capital), biaya umum (overhead cost), risk premium, dan

sebagainya.

Kasmir (2008, p103-105) unsur-unsur kredit terdiri dari;

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi sipemberi kredit bahwa kredit

yang diberikan benar-benar diterimakembali dimasa yang akan datang, sesuai

jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang

melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan.

2. Kesepakatan

Kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini

dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini

kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak

sebelum kredit dikucurkan.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan mempunyai jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini

mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu

tersebut bisa berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1

sampai 3 tahun), jangka panjang ( di atas 3 tahun). Jangka waktu merupakan

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

15 

 

 

 

batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah

pihak. Untuk kondisi tertentu, jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai

kebutuhan.

4. Risiko

Akibat adanya tenggang waktu,maka pengembalian kredit akan memungkinkan

suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin

panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar risikonya, demikian pula

sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh

nasabah, maupun oleh risiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana

alam, atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya,

sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian

suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa kita kenal dengan nama

bunga. Selain bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya

administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank.

2.2.3 Fungsi Kredit

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal (2007,p7-11), kredit mempunyai

peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar, fungsi kredit

di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai

berikut;

1. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang

2. Kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang

3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

16 

 

 

 

5. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi

6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional

7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional

Menurut Kasmir (2008, p107-108) kredit memiliki fungsi yang sangat luas.

Fungsi kredit adalah sebagai berikut;

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

3. Untuk meningkatkan daya guna barang

4. Meningkatkan peredaran barang

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

2.2.4 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2008, p117-120) Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan,

maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan

kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit

tersebut disalurkan. Penilaian kredit dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk

mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian

yang benar dan sungguh-sungguh.

Dalam melakukan penilaian criteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap

sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar

penilaian. Biasanya criteria yang umum dan harus dilakukan untuk mendapatkan

nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5 C dan

7 P.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

17 

 

 

 

Penilaian dengan analisis 5 C adalah sebagai berikut;

1. Character, Merupakan merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat dan watak

dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya.

Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur, dapat dilihat dari latar

belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang

bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan

keluarga, hobi, dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu

ukuran tentang “kemauan” nasabah untuk membayar.

2. Capacity, Merupakan suatu analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah

dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam

mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang

pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga

akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.

3. Capital, Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat

dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan

melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya,

rentabilitas, dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari

sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase modal

yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal

sendiri dan berapa modal pinjaman.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

18 

 

 

 

4. Condition, Dalam penilaian kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, social,

dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang.

Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-

benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut

bermasalah relative kecil.

5. Colleteral, Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat

fisikmaupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika

terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan

secepat mungkin.

Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7 P kredit

dengan unsure penilaian sebagai berikut;

1. Personality, Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya

sehari-hari maupun kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga

mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi

suatu masalah dan menyelesaikannya.

2. Party, Yaitu menklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan-

golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Nasabah

yang digolongkan kedalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang

berbeda dari bank.

3. Purpose, Yaitu untuk mengetahui tujan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

19 

 

 

 

bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja,

investasi, konsumtif, produktif, dan lain-lain.

4. Prospect, Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan dating

menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai

tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga

nasabah.

5. Payment, Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga

jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6. Profitability, Untuk menganalisis bagaimana kemampuan naabah dalam mencari

laba. Profitability diukur dari period eke periode, apakah akan tetap sama atau

akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan

diperolehnya.

7. Protection, Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar

aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat berupa jaminan barang

atau orang atau jaminan asuransi.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

20 

 

 

 

2.2.5 Penggolongan Kualitas Kredit

Menurut Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal (2007,p42-48) ada

beberapa penggolongan kualitas kredit, yaitu;

1. Kredit lancar (pass)

Kredit digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria di antaranya:

a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu

b. Memiliki mutasi rekening yang aktif

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash collateral)

Dengan indikator sebagai berikut:

a. Industri

1) Diterima/umum

2) Permintaan cukup

3) Prifitabilitas cukup

4) Persaingan minimal

b. Perusahaan

1) Di atas rata-rata sektor

2) Daya saing kuat

3) Produk dan pasar yang baik

c. Keuangan

1) Menguntungkan

2) Likuid

3) Cash flow memadai

4) Rasio utang rendah

5) Dua sumber pembayaran kembali

6) Sedikit ketergantungan terhadap foreign exchange dan stabilitas

suku bunga.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

21 

 

 

 

d. Manajemen

1) Memiliki kemampuan

2) Memiliki integritas

3) Memiliki visi strategis yang jelas

4) Kontrol yang baik

5) Eksternal audit yang baik

e. Viability, tidak ada risiko yang signifikan

2. Perhatian Khusus (Special Mention)

Kredit yang digolongkan ke dalam kredit dalam perhatian khusus apabila

memenuhi kriteria diantaranya:

a. Terdapat Tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum

melampaui sembilan puluh hari

b. Kadang-kadang terjadi cerukan

c. Mutasi rekening relatif aktif

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan

e. Didukung oleh pinjaman baru

Dengan indikator sebagai berikut:

a. Industri

1) Dipertanyakan

2) Pendapatan menurun

3) Kompetisi meningkat

4) Kompetisi harga meningkat

5) Biaya operasi meningkat

6) Dalam real estate: tingkat hunian dan/atau daya serap menurun

b. Perusahaan

1) Di dalam rata-rata sektor

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

22 

 

 

 

2) Beberapa kelemahan dalam persaingan

c. Keuangan

1) Keuntungan rendah

2) Likuiditas dapat diterima

3) Rasio utang moderat

4) Dua sumber pembayaran kembali

5) Aliran kas lebih rendah dari pada pembayaran pokok dan bunga

pinjaman

6) Dapat menopang perubahan kecil foreign exchange dan suku bunga

d. Manajemen

1) Mampu memenuhi syarat

2) Memiliki integritas

3) Beberapa permasalahan strategis

4) Perbaikan dalam kontrol

5) Komite pemilik dan manajemen

6) Eksternal audit dapat diterima

e. Viability

1) Kemauan melepaskan diri dari masalah

2) Kekuatan untuk menanggulangi

3) Pemilik dapat mendukung

4) Modal bari dimungkinkan bila perlu

5) Tidak terdapat masalah ketenagakerjaan yang berarti

3. Kurang lancar (Substandard)

Kriteria kredit kurang lancar adalah sebagai berikut:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

sembilan puluh hari

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

23 

 

 

 

b. Sering terjadi cerukan

c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari sembilan

puluh hari

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah

f. Dokumentasi pinjaman yang lemah

Dengan indikator sebagai berikut:

a. Industri

1) Bergejolak

2) Pendapatan menurun

3) Permintaan menurun

4) Risiko liberalisasi

5) Risiko bahan mentah

6) Risiko devaluasi

7) Regulasi harga

8) Weak co under preasure

b. Perusahaan

1) Di bawah rata-rata sektor

2) Tingkat kompetisi tinggi

3) Aspek teknologi lemah

c. Keuangan

1) Pendapatan rendah mendekati 0

2) Likuiditas rendah

3) Rasio utang tinggi

4) Satu sumber pembayaran kembali

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

24 

 

 

 

5) Aliran kas lebih rendah daripada pembayaran pokok dan bunga

pinjaman

6) Aset rentan terhadap perubahan kurs foreign exchange dan bunga

7) Meningkatkan masalah modal kerja

d. Manajemen

1) Kapasitas rendah

2) Kurang pengalaman

3) Integritas diragukan

4) Tidak ada visi strategis

5) Kontrol yang lemah

6) Konflik kepemimpinan

7) Eksternal audit dapat lemah

e. Viability

1) Dukungan pemilik diragukan

2) Memerlukan pemasaran yang baru

3) Risiko masa depan yang potensial

4) Terdapat masalah ketenagakerjaan

5) Produk dan pasar tidak dapat ditingkatkan

4. Diragukan (Doubtful)

Kredit digolongkan kredit diragukan apabila memenuhi kriteria berikut:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

180 hari

b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen

c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari

d. Terjadi kapitalisasi bunga

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

25 

 

 

 

e. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun

pengikatan jaminan

Dengan indikator sebagai berikut:

a. Industri

1) Tidak baik

2) Pendapatan 0 atau negatif

3) Kompetisi harga sangat tajam

4) Harga menurun

5) Memerlukan restrukturisasi operasional

6) Harga politis

b. Perusahaan

1) Jauh dibawah rata-rata sektor

2) Tingkat kompetisi yang sangat tinggi

3) Masalah teknologi yang parah

4) Membutuhkan modernisasi yang mendesak

5) Kehilangan pasar

6) Masalah produk

7) Ekspansi yang terlalu cepat

c. Keuangan

1) Kerugian operasional

2) Tidak likuid

3) Menjual aset untuk mempertahankan usaha

4) Aliran kas < pembayaran bunga

5) Rasio utang sangat tinggi

6) Sumber pembayaran tidak cukup

7) Meningkatnya modal kerja menyembunyikan kerugian operasional

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

26 

 

 

 

d. Manajemen

1) Parah

2) Tidak kompeten

3) Tidak bisa bekerjasama

4) Kontrol sangat lemah

5) Masalah kepemilikan

6) Tidak ada sumber permodalan baru

7) Eksternal audit yang parah

e. Viability

1) Masalah operasional

2) Kelebihan tenaga kerja yang banyak

3) Membutuhkan penghapusan utang

4) Restrukturisasi produk

5) Restrukturisasi proses

6) Pengembalian biaya tidak penuh

5. Macet (Loss)

Kredit digolongkan kredit macet apabila memenuhi kriteria di antaranya:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

270 hari

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada

nilai wajar

Dengan indikator sebagai berikut:

a. Industri

1) Hampir mati

2) Struktur industri lemah

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

27 

 

 

 

3) Bersifat anakronis

b. Perusahaan

1) Tidak dapat berkompetisi

2) Ketinggalan teknologi

3) Produk yang lemah

4) Risiko negara

5) Peran yang sangat terbatas

6) Lower quartile

c. Keuangan

1) Kerugian yang besar

2) Penjualan aset saat merugi

3) Masalah kas dan utang yang parah

4) Aliran kas < biaya produksi

5) Tidak ada sumber pembayaran

d. Manajemen

1) Sangat parah

2) Tidak dapat dipercaya

3) Sangat tidak kompeten

4) Kemungkinan terjadi fraud

5) Tidak ada kepemimpinan

e. Viability

1) Sangat dipertanyakan

2) Harus dilikuidasi

3) Harus dipecah-pecah

4) Likuidasi pada nilai dasar

5) Pembeli sedikit

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

28 

 

 

 

2.3 Risiko

2.3.1 Pengertian Risiko

Menurut Ferry N. Idroes (2008, p4) Risiko merupakan bahaya: risiko adalah

ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan

dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Risiko juga merupakan

peluang: risiko adalah sisi yang berlawanan dari peluang untuk mencapai tujuan.

Menurut Bramantyo (2008, p32) Risiko bisa diartikan ketidakpastian yang

telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Risiko juga dapat diartikan

penyebaran atau penyimpangan dari target, sasaran atau harapan.

Menurut (Arthur Williams dan Richard, M. H.)

”Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode

tertentu”.

Menurut (A. Abas Salim) ”Resiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang

mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss)”.

Menurut (Soekarto) ”Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu

peristiwa”.

Menurut (Herman Darmawi) ”Resiko adalah probabilitas suatu hasil yang

berbeda dengan yang diharapkan”.

Menurut (Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S.) ”Suatu kondisi yang timbul karena

ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin

terjadi disebut resiko”.

Menurut (Sri Redjeki Hartono) ”Resiko adalah suatu ketidakpastian di masa

yang akan datang tentang kerugian”.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

29 

 

 

 

Menurut (Subekti) "Resiko kewajiban memikul kerugian yang disebabkan

karena sutau kejadian di luar kesalahan salah satu pihak”.

Menurut (Vaughan)

Definisi risiko :

· Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).

Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap

kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk

menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis

menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat

kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga

risiko tidak ada.

· Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol

dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

· Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).

Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty

merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada

pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan

dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.

Menurut (Isto) “Resiko adalah bahaya yang dapat terjadiakibat sebuah

proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang”.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

30 

 

 

 

Menurut (Eddie Cade) definisi risiko berbeda-beda, tergantung pada

tujuannya. Definisi risiko yang tepat dilihat dari sudut pandang Bank adalah,

exposure terhadap ketidakpastian pendapatan.

Menurut (Philip Best) menyatakan bahwa risiko adalah kerugian secara

finansial, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.3.2 Klasifikasi Risiko

Menurut Bramantyo (2008, p60-69) Risiko perusahaan dapat dikategorikan

ke dalam empat jenis risiko: keuangan, operasional, strategis, dan eksternalitas.

Masing-masing kategori risiko terdiri dari beberapa jenis risiko. Diantaranya adalah;

1. Risiko Keuangan, adalah fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter

perusahaan karena gejolak berbagai variabel makro. Ukuran keuangan dapat

berupa arus kas, laba perusahaan, economic value added(EVA), dan

pertumbuhan penjualan. Risiko keuangan terdiri dari tiga jenis risiko: risiko

likuiditas, risiko kredit, dan risiko permodalan.

1.1 Risiko Likuiditas, adalah ketidakpastian atau kemungkinan perusahaan tidak

dapat memenuhi kewajiban pembayaran jangka pendek atau pengeluaran

tak terduga. Ini berkaitan dengan pengelolaan modal kerja perusahaan.

Risiko ini terjadi bila perusahaan kekurangan uang tunai atau modal kerja

bentuk lain yang bisa diuangkan dengan mudah untuk membayar utang

dagang, utang pajak, utang bank yang jatuh tempo, commercial paper(CP),

dan kewajiban jangka pendek lainnya. Pengertian kedua, risiko likuiditas

berarti kemungkinan penjualan suatu aset perusahaan dengan diskon yang

tinggi karena sulitnya mencari pembeli.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

31 

 

 

 

Ini terjadi bagi aset-aset yang jarang diperdagangkan. Perusahaan

menghadapi risiko likuiditas jenis ini terutama bagi yang menanamkan uang

di surat berharga. Beberapa salam, misalnya, termasuk dalam kategori

saham tidur, sehingga sulit diperdagangkan. Kalaupun bisa dijual,

perusahaan harus menawarkan dengan harga yang rendah atau dengan

diskon yang tinggi. Ciri dari risiko likuiditas adalah besarnya spread, yaitu

selisih harga beli dan jual.

1.2 Risiko Kredit, risiko kredit adalah risiko bahwa debitur atau pembeli secara

kredit tidak dapat membayar utang dan memenuhi kewajiban seperti

tertuang dalam kesepakatan. Ini mengandung pengertian, risiko kredit

perusahaan berarti juga risiko turunnya kemampuan perusahaan debitur.

Oleh karena itu mengukur risiko kredit selalu dikaitkan dengan nilai nominal

risiko dan kualitas dari risiko. Keduanya menentukan kebijakan perusahaan

dalam memberi kredit. Ridiko kredit bagi perbankan merupakan risiko yang

paling penting dan dominan. Lain halnya dengan perusahaan bukan bank,

apalagi perusahaan bukan lembaga keuangan.

1.3 Risiko Permodalan, risiko permodalan juga disebut risiko solvensi, yaitu risiko

yang dihadapi perusahaan berupa kemungkinan tidak dapat menutup

kerugian. Risiko permodalan dapat dilihat dari rasio antara pinjaman dan

ekuitas.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

32 

 

 

 

1.4 Risiko Pasar, risiko yang berkaitan dengan potensi penyimpangan hasil

keuangan karena pergerakan variabel pasar selama periode likuidasi dan

perusahaan harus secara rutin melakukan penyesuaian nilai terhadap pasar

(mark to market). Hal-hal yang terkait dengan risiko pasar adalah transaksi

dan instrumen keuangan. Risiko pasar biasanya dikelompokkan menjadi

empat jenis: risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko komoditas, dan risiko

ekuitas.

2. Risiko Operasional, adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan

karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi, atau faktor lain. Risiko

operasional bisa terjadi pada dua tingkatan: teknis dan organisasi. Pada tataran

teknis risiko operasional bisa terjadi apabila sistem informasi, kesalahan

mencatat, informasi yang tidak memadai, dan pengukuran risiko tidak akurat dan

tidak memadai. Pada tataran organisasi, risiko operasional dapat terjadi karena

sistem pemantauan dan pelaporan, sistem dan prosedur, serta kebijakan tidak

berjalan sebagaimana seharusnya.

2.1 Risiko produktivitas, berkaitan dengan penyimpangan hasil atau tingkat

produktivitas yang diharapkan karena adanya penyimpangan dari variabel

yang mempengaruhi produktivitas kerja. Termasuk di dalamnya adalah

teknologi, peralatan, material, dan SDM.

2.2 Risiko teknologi, berupa potensi penyimpangan hasil karena teknolgi yang

digunakan tidak lagi sesuai dengan kondisi.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

33 

 

 

 

2.3 Risiko inovasi, adalah potensi penyimpangan hasil karena terjadinya

pembaharuan, modernisasi, atau transformasi dalam beberapa aspek bisnis.

2.4 Risiko sitem, merupakan bagian dari risiko proses, yaitu potensi

penyimpangan hasil karena adanya cacat atau ketidaksesuaian sistem dalam

operasi perusahaan.

2.5 Risiko proses, adalah risiko mengenai potensi penyimpangan dari hasil yang

diharapkan dari proses karena adanya penyimpangan atau kesalahan dalam

kombinasi sumber daya dan karena perubahan lingkungan. Kesalahan

prosedur merupakan salah satu bentuk perwujudan risiko proses.

3. Risiko Strategis, adalah risiko yang dapat mempengaruhi ekposur korporat dan

eksposur strategis (terutama eksposur keuangan) sebagai akibat keputusan

strategis yang tidak sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal usaha.

Beberapa klasifikasi risiko strategis;

a. Risiko usaha, adalah potensi penyimpangan hasil korporat (nilai

perusahaan dan kekayaan pemegang saham) dan hasil

keuangan karena perusahaan memasuki suatu bisnis tertentu

dengan lingkungan industri yang khas dan menggunakan

teknologi tertentu.

b. Risiko transaksi strategis, potensi penyimpangan hasil korporat

maupun strategis sebagai akibat perusahaan melakukan

transaksi strategis. Seperti merger, akuisisi, investasi baru,

divestasi, spin off, likuidasi, aliansi, dan sejenisnya.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

34 

 

 

 

c. Risiko hubungan investor, adalah berkaitan dengan potensi

penyimpangan hasil dari eksposur korporat dan terutama

eksposur keuangan karena ketidaksempurnaan dalam membina

hubungan dengan investor, baik pemegang saham maupun

kreditur.

4. Risiko Eksternalitas, adalah potensi penyimpangan hasil pada eksposur korporat

dan strategis, dan bisa berdampak pada potensi penutupan usaha. Karena

pengaruh dari faktor eksternal. Seperti, reputasi, lingkungan, sosial, dan hukum.

4.1 Risiko reputasi, adalah potensi hilangnya atau hancurnya reputasi

perusahaan karena penerimaan lingkungan eksternal yang rendah, bahkan

bisa terjadi penolakan.

4.2 Risiko lingkungan, adalah potensi penyimpangan hasil, bahkan potensi

penutupan perusahaan karena ketidakmampuan perusahaan dalam

mengelola polusi dan dampaknya yang ditimbulkan oleh perusahaan.

4.3 Risiko sosial, adalah potensi penyimpangan hasil karena tidak akrabnya

perusahaan dengan lingkungan tempat perusahaan berada.

4.4 Risiko hukum, adalah kemungkinan penyimpangan hasil karena perusahaan

tidak mematuhi peraturan dan norma yang berlaku. Dilingkungan perbankan

dikenal dengan risiko kepatuhan (compliance risk).

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

35 

 

 

 

2.3.3 Risiko Kredit

Menurut Bramantyo (2008, p116) Risiko kredit merupakan perkara besar

bagi dunia perbankan, dan bagi lembaga keuangan pada umumnya. Namun risiko

kredit bukan merupakan risiko terbesar bagi perusahaan selain lembaga keuangan.

Sekalipun demikian, risiko kredit tetap perlu mendapat perhatian. Setia Rupiah yang

tidak tertagih menjadi kredit macet, yang kemudian menimbulkan biaya penyisihan

dalam laporan laba/rugi.

Risiko kredit adalah risiko bahwa debitur atau pembeli secara kredit tidak

dapat membayar utang dan memenuhi kewajiban seperti tertuang dalam

kesepakatan, atau turunnya kualitas debitur atau pembeli sehingga persepsi

mengenai kemungkinan gagal bayar semakin tinggi. Ini mengandung pengertian

risiko kredit suatu perusahaan berarti juga risiko turunnya kemampuan perusahaan

debitur. Oleh karena itu mengukur risiko kredit selalu dikaitkan dengan nilai nominal

risiko dan kualitas dari risiko. Keduanya menentukan kebijakan perusahaan dalam

memberi kredit.

Menurut (endratna.wordpress.com, 2008, mei) Risiko kredit merupakan

risiko yang paling signifikan dari semua risiko yang menyebabkan kerugian potensial.

Risiko kredit adalah risiko yang terjadi karena kegagalan debitur, yang menyebabkan

tak terpenuhinya kewajiban untuk membayar hutang. Secara garis besar, risiko

kredit dapat dibagi menjadi 3 (tiga): risiko default, risiko exposure, dan risiko

recovery. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas Bank, antara lain:

pemberian kredit, transaksi derivatif, perdagangan instrumen keuangan, serta

aktivitas Bank yang lain, termasuk yang tercatat dalam banking book maupun

trading book.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

36 

 

 

 

Menurut Siswanto (2007, p43-44) Risiko kredit adalah risiko yang timbul

karena penerbit surat berharga tidak memenuhi kewajibannya, misalkan tidak

membayar bunga atau tidak membayar kembali surat berharga yang mereka

terbitkan.

Menurut Ferry N.Idroes (2008, p22) Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko

kerugian sehubungan dengan pihak peminjam (counterparty) tidak dapat dan atau

tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana dana yang

dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya.

Gambar 2.1 (Kerangka Risiko Kredit)

Sumber: Djohanputro, Bramantyo. (2008, p117). Manajemen Risiko Korporat,

Penerbit PPM Manajemen, Jakarta.

Kebangkrutan Nasabah

Gagal Bayar

Kesulitan Keuangan Nasabah

Potensi Gagal Bayar

Penurunan Peringkat Nasabah

Pelanggaran Kontrak

Potensi Pelanggaran

Kontrak

Ambang Batas Kriteria Kesehatan

Tidak Dipenuhi

Penurunan Kinerja Nasabah

Kelemahan Kontrak Kredit

 

Risiko

Kredit

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

37 

 

 

 

Menurut Drs. Dian Komarsyah dan K. Bagus Wardianto dalam jurnalnya yang

berjudul “Analisis risiko piutang pada pt tunas financindo sarana di Bandar Lampung”

(2007). Untuk mengetahui bagaimana tingkat risiko piutang dan kriteria risiko kredit

sepeda motor pada PT Tunas Financindo Sarana di Bandar Lampung, baik dari segi

kebijaksanaan kredit terkait dengan standar kredit maupun umur piutang. Analisis

kuantitatif dilakukan dengan rnenggunakan alat analisis Credit Risk untuk

mengetahui rata-rata umur piutang dan risiko kreditnya.

Menurut Michael Doumpos dan Constantin Zopounidis dalam jurnalnya yang

berjudul “Monotonic support vector machines for credit risk rating”. (2009). Credit

rating models adalah alat analisis yang biasa digunakan di dunia perbankan untuk

mengetahui kemungkinan kredit macet. Credit rating models tidak hanya

mengidentifikasi data secara akurat, namun juga untuk mengatasi masalahnya.

Menurut Tom Yu, Tom Garside, dan Jim Stoker dalam RMA Journal yang

berjudul “Credit Risk-Rating System”. (2001). Credit risk ratings Menghasilkan data

yang dapat mendeskripsikan credit risk exposure didalam perusahaan. Seperti

mengendalikan seluruh proses kredit yang diberikan perusahaan dan dilakukan

pengawasan, serta credit risk ratings baik dilakukan untuk mencapai manajemen

risiko kredit yang lebih baik.

Menurut Radu Neagu, Sean Keenan, Kete Chalermkraivuth dalam The

Journal of Risk Model Validation yg berjudul “Internal credit rating systems:

methodology and economic value”. (2009). Kami menggunakan metode credit risk

rating untuk menterjemahkan bobot risiko kredit untuk kemudian diketahui

kemungkinan terjadinya risiko kredit macet dan mengsegmentasikannya kedalam

kelas-kelas risiko sehingga dapat diketahui tingkat risiko kreditnya.

Menurut Anna P.I. Vong dan Antonio Pires Patricio dalam jurnalnya yang

berjudul “Internal Credit Risk Rating Systems in the Macao Banking Sector”. (2005).

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

38 

 

 

 

Internal credit risk rating systems telah menjadi elemen yang sangat penting untuk

memanajemen risiko kredit. Kenyataannya bahwa metode ada dalam Basel Accord II

yang didalamnya terdapat penerapan credit risk rating sebagai salah satu penilaian

kredit.

Menurut William F. Treacy dan Mark Carey dalam jurnalnya yang berjudul

“Credit risk rating systems at large US banks”. (2000). Credit risk rating systems

menjadi elemen sangat penting bagi dunia perbankan dalam mengukur dan

memanajemen risiko kredit. Kami mengungkapkan bahwa rating systems telah

digunakan oleh 50 bank terbesar di US.

2.3.4 Manajemen risiko

Sebagaimana dikemukakan Webb (1994) manajemen risiko

adalah “suatu kegiatan yang dilakukan untuk menanggapi risiko yang telah

diketahui (melalui rencana analisa risiko atau bentuk observasi lain) untuk

meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul”. Untuk itu risiko harus

didefinisikan dalam bentuk suatu rencana atau prosedur yang reaktif. Kerzner

(2001) mengemukakan pengertian manajemen risiko sebagai semua rangkaian

kegiatan yang berhubungan dengan risiko, dimana didalamnya termasuk

perencanaan (planning), penilaian (assesment) (identifikasi dan dianalisa),

penanganan (handling), dan pemantauan (monitoring) risiko.

Jika lebih jauh lagi dikaitkan dengan fungsi manajemen secara

keseluruhan maka manajemen risiko adalah suatu manajemen fungsional yang

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

39 

 

 

 

mendukung manajemen obyektif dengan sasaran adanya ketidakpastian di masa

mendatang (Tarmudji, 2000).

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disusun konsep

manajemen risiko sebagai bentuk pengelolaan terhadap risiko untuk

meminimalisasi konsekuensi buruk yang mungkin muncul melalui perencanaan,

identifikasi, analisa, penanganan, dan pemantauan risiko.

2.3.5 Pentingnya Manajemen Risiko

Dalam dunia nyata selalu terjadi perubahan yang sifatnya dinamis, sehingga

selalu terdapat ketidakpastian (Webb, 1994). Risiko timbul karena adanya

ketidakpastian, dan risiko akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan.

Setiap aktivitas manusia selalu mengandung risiko karena adanya keterbatasan

dalam memprediksikan hal yang akan terjadi di masa yang akan datang (Kerzner,

2001). Kejadian yang memiliki peluang atau ketidakpastian (sebagai halnya risiko )

tidak dapat dikontrol, dan tidak ada pengelolaan sebaik apapun yang dapat

meniadakan risiko. Setiap orang dan setiap organisasi harus selalu berusaha untuk

menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar

akibat buruk yang timbul dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi.

Manajemen risiko merupakan pendekatan terorganisasi untuk menemukan

risiko-risiko yang potensial sehingga dapat mengurangi terjadinya hal-hal di luar

dugaan. Selanjutnya dapat diketahui akibat buruknya yang tidak diharapkan (Cooper

dan Chapman, 1993) dan dapat dikembangkan rencana respon yang sesuai untuk

mengatasi risiko-risiko potensial tersebut.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

40 

 

 

 

Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangat membantu dalam

menganalisa ketidakpastian di masa yang akan datang (Ritchie dan Marshall, 1993).

Manajemen risiko harus dilakukan sedini mungkin dengan didukung informasi

tersebut. Prosesnya merupakan tindakan preventif di mana kondisi usaha

sesungguhnya dapat menjadi jelas sebelum terlambat dan dapat terhindar dari

kegagalan yang lebih besar. Dengan manajemen risiko berarti melakukan sesuatu

yang proaktif daripada reaktif.

Selalu terdapat perubahan dalam segala hal di dunia ini sehingga selalu

terdapat ketidakpastian dalam segala hal (Webb, 1994). Risiko timbul karena

adanya ketidakpastian dan risiko akan menimbulkan konsekuensi tidak

menguntungkan. Setiap aktivitas manusia selalu mengandung risiko karena

adanya keterbatasan dalam memprediksikan hal yang akan terjadi di masa yang

akan datang (Kerzner, 2001). Kejadian yang memiliki peluang atau

ketidakpastian sebagaimana risiko tidak dapat dikontrol, dan tidak ada

pengelolaan sebaik apapun yang dapat meniadakan risiko. Setiap orang dan

setiap organisasi harus selalu berusaha untuk menanggulanginya, artinya

berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar akibat buruk yang timbul

dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi.

Manajemen risiko merupakan pendekatan terorganisasi untuk

menemukan risiko-risiko yang potensial sehingga dapat mengurangi terjadinya

hal-hal di luar dugaan. Selanjutnya dapat diketahui akibat buruknya yang tidak

diharapkan (Cooper dan Chapman, 1993) dan dapat dikembangkan rencana

respon yang sesuai untuk mengatasi risiko-risiko potensial tersebut.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

41 

 

 

 

Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangat membantu dalam

menganalisa ketidakpastian di masa yang akan datang (Ritchie dan Marshall,

1993). Manajemen risiko harus dilakukan sedini mungkin dengan didukung

informasi tersebut. Prosesnya merupakan tindakan preventif di mana kondisi

usaha sesungguhnya dapat menjadi jelas sebelum terlambat dan dapat terhindar

dari kegagalan yang lebih besar. Dengan manajemen risiko berarti melakukan

sesuatu yang proaktif daripada reaktif.

Dengan demikian melalui manajemen risiko akan diketahui metode yang

tepat untuk menghindari/mengurangi besarnya kerugian yang diderita akibat risiko.

Secara langsung manajemen risiko yang baik dapat menghindari semaksimal

mungkin dari biaya-biaya yang terpaksa harus dikeluarkan akibat terjadinya suatu

peristiwa yang merugikan dan menunjang peningkatan keuntungan usaha.

Secara tak langsung manajemen risiko memberikan sumbangan sebagai

berikut.

a. Memberikan pemahaman tentang risiko, efeknya, dan keterkaitannya secara

lebih baik dan pasti sehingga menambah keyakinan dalam pengambilan

keputusan yang dapat meningkatkan kualitas keputusan (Djojosoedarso, 1999).

b. Meminimalkan jumlah kejadian di luar dugaan dan memberikan gambaran

tentang akibat negatifnya sehingga mengurangi ketegangan dan kesalah-

pahaman.

c. Membantu menyediakan sumberdaya dengan baik.

d. Menangkal timbulnya hal-hal dari luar yang dapat mengganggu kelancaran

operasional.

e. Mengurangi fluktuasi laba dan arus kas tahunan atau menstabilkan pendapatan.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

42 

 

 

 

f. Menimbulkan kedamaian pikiran dan ketenangan tenaga kerja dalam bekerja.

g. Meningkatkan public-image perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

Manajemen risiko pada saat ini merupakan kunci dari keseluruhan

manajemen bisnis (Kerzner, 2001). Tarmudji (2000) menambahkan bahwa obyektif

utama manajemen risiko harus menyokong obyektif perusahaan. Dengan

berjalannya usaha bisnis yang diharapkan mendatangkan keuntungan, maka

meminimalkan risiko untuk mencapai keuntungan yang memuaskan menjadi sasaran

bisnis.

Ritchie dan Marshall (1993 ) mengemukakan bahwa:

"Pengalaman menunjukkan bahwa manajer yang efektif adalah manajer

yang menggunakan waktunya untuk berpikir tentang kebutuhan pada saat ini

dan kecenderungan di masa yang akan datang. Namun demikian manajer yang

peduli akan perkembangan yang memungkinkan serta hasil keluarannya (internal

atau eksternal), serta yang lebih proaktif daripada reaktif adalah manajer yang

lebih mungkin untuk sukses."

Ketidakpastian dalam suatu usaha dapat merupakan suatu kesempatan

(opportunity) atau risiko, yang dapat mendatangkan keuntungan atau kerugian.

Analisa risiko dapat membantu untuk risiko spekulatif dengan lebih bijaksana dan

efisien dengan memutuskan apakah risiko tersebut harus dihindari atau dihadapi

(Umar, 2001). Lebih jauh lagi kemampuan dalam mengelola risiko akan

bermanfaat dalam persaingan serta mencegah terjadinya kegagalan dan

kehancuran sehingga suatu unit usaha dapat bertahan hidup (Darmawi, 1990).

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

43 

 

 

 

2.3.6 Proses dalam Manajemen Risiko

Informasi berdasarkan pengalaman di masa lalu sangat membantu dalam

menganalisa hal-hal tidak pasti yang akan terjadi masa yang akan datang

(Ritchie dan Marshall, 1993). Manajemen risiko memanfaatkan informasi tersebut

untuk memusatkan perhatian pada masa depan apabila terdapat ketidakpastian

dan kemudian mengembangkan rencana yang sesuai untuk mengatasi isu-isu

potensial tersebut dari dampak yang merugikan.

Tahapan dalam manajemen risiko dapat dijelaskan sebagai berikut

(Kerzner, 2001).

1. Perencanaan (planning)

Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dan metode yang

terorganisasi, komprehensif, dan interaktif, untuk keperluan identifikasi dan

penelusuran isu-isu risiko, pengembangan rencana penanganan risiko, penilaian

risiko yang kontinyu untuk menentukan perubahan risiko, serta mengalokasikan

sumberdaya yang memenuhi.

2. Penilaian (assesment)

Terdiri atas proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-proses

teknis yang memiliki risiko untuk meningkatkan kemungkinan dalam mencapai

sasaran biaya, kinerja / performance, dan waktu penyelesaian kegiatan.

a. Identifikasi (identifying)

Merupakan proses peninjauan area-area dan proses-proses teknis yang

memiliki risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasi.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

44 

 

 

 

b. Analisa (analyzing)

Merupakan proses menggali informasi / deskripsi lebih dalam terhadap

risiko yang telah diidentifikasi, yang terdiri atas:

- kuantifikasi risiko dalam probabilitas dan konsekuensinya terhadap aspek

biaya, waktu, dan teknis proyek

- penyebab risiko

- keterkaitan antar risiko

- saat terjadinya risiko

- sensitivitas terhadap waktu

3. Penanganan (handling)

Merupakan prases identifikasi, evaluasi, seleksi, dan implementasi

penanganan terhadap risiko dengan sasaran dan kendala masing-masing

program, yang terdiri atas menahan risiko, menghindari risiko, mencegah risiko,

mengontrol risiko, dan mengalihkan risiko.

4. Pemantauan / monitoring risiko

Merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil

kerja proses penanganan risiko yang telah dilakukan dan digunakan sebagai

dasar dalam penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih baik di kemudian

hari.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

45 

 

 

 

2.4 Kerangka Pemikiran

Dalam melakukan penelitian ini terdapat kerangka pemikiran yang digunakan

untuk menyusun proposal skripsi ini:

Gambar 2.2 (Kerangka pemikiran)

PT Bukopin Finance

Analisis Internal

Analisis Risiko Kredit pembiayaan mobil

Analisis Eksternal

Faktor Keuangan

Faktor Manajemen

Faktor SDM

Faktor Lingkungan

industri

Faktor Pasar

Faktor Karakter Debitur

Kartu piutang 5C

Penerapan analisis risiko kredit dan Manajemen Risiko kredit yang tepat

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

46 

 

 

 

Gambar 2.3 (Prosedur kredit)

Sumber: Triandaru, Sigit. & Budisantoso, Totok. (2008, p207). Bank Dan

Lembaga Keuangan Lain. Edisi ke-2. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

1. Pembuatan perjanjian kerja sama pembiayaan konsumen

2. a) Perjanjian jual beli mobil yang dibiayai oleh PT BUKOPIN FINANCE sebagai

perusahaan pembiayaan konsumen

b) Perjanjian pembiayaan pembelian mobil dari pemasok oleh konsumen dan

menganalisis menggunakan 5C

3. a) Pembayaran tunai harga mobil

b) Penyerahan mobil

4. Pembayaran (angsuran pokok dan bunga) hingga lunas selama jangka waktu

tertentu.

PT. XXX

(PEMASOK MOBIL)

PT. BUKOPIN FINANCE (Perusahaan Pembiayaan

Konsumen)

KONSUMEN

(DEBITOR)

1

3a

3b

2a 2b

4

Penggunaan Analisis 5C

Analisis Riset dengan Credit Rating System

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00432-mn bab 2.pdf · adalah lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dibidang jasa sewa

47 

 

 

 

Gambar 2.4 (Dimensi risiko kredit)

Sumber: Djohanputro, Bramantyo. (2008, p117). Manajemen Risiko Korporat,

Penerbit PPM Manajemen, Jakarta

Besarnya risiko kredit terdiri dari dua faktor: besarnya eksposur kredit atau

kuantitas risiko kredit. Dan kualitas eksposur kredit. Yaitu Probabilitas gagal

bayar, kualitas jaminan, dan probabilitas likuidasi jaminan. Yang kemudian

menciptakan dimensi risiko kredit. Dimana Dimensi risiko kredit di identifikasi

dengan CRS serta dicari faktor-faktor dominan yang mempengaruhi risiko kredit

pembiayaan mobil.

Eksposur Kredit  Kuantitas Risiko Kredit 

Probabilitas gagal bayar 

Kualitas Jaminan 

Probabilitas likuidasi jaminan 

Kualitas Risiko Kredit 

Dimensi Risiko Kredit 

Faktor‐faktor dominan yang mempengaruhi 

risiko kredit pembiayaan mobil 

       CRS