bab 2-sistem psikiatri.doc

59
LAMPIRAN 4- DAFTAR KETERAMPILAN KLINIS

Upload: hasan-salampessy

Post on 28-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

untuk umum

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

LAMPIRAN 4-

DAFTAR KETERAMPILAN

KLINIS

Page 2: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

BAB 2 – SISTEM PSIKIATRI

NO NAMA

KETERAMPILAN

APA YANG DIMAKSUD DAN

BAGAIMANA

ALAT YANG DIGUNAKAN PENYAKIT YANG BERKAITAN

ANAMNESIS

1 Autoanamnesis dengan

pasien

anamnesis yang dilakukan langsung terhadap

pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab

semua pertanyaan dokter dan menceritakan

permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis

terbaik karena pasien sendirilah yang paling

tepat untuk menceritakan apa yang

sesungguhnya dia rasakan.

Tidak ada semua penyakit karena untuk

menganalisis sebuah penyakit, dokter

harus memulai dengan anamnesis.

(http://razimaulana.wordpress.com/

2008/12/02/anamnesis/)

2 Alloanamnesis dengan

anggota keluarga/orang

lain yang bermakna

Anamnesis yang didapat dari informasi orang

lain, Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah

atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan,

atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang

lain untuk menceritakan permasalahnnya.

Tidak ada semua penyakit karena untuk

menganalisis sebuah penyakit, dokter

harus memulai dengan anamnesis.

Pada kasus alloanamnesis terutama

penyakit yang biasa diderita oleh anak-

anak.

(http://razimaulana.wordpress.com/200

8/12/02/anamnesis/)

3 Memperoleh data

mengenai

keluhan/masalah utama

suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat

suatu percakapan antara seorang dokter dengan

pasiennya secara langsung atau dengan orang

lain yang mengetahui tentang kondisi pasien,

untuk mendapatkan data pasien beserta

Tidak ada semua penyakit karena untuk

menganalisis sebuah penyakit, dokter

harus memulai dengan anamnesis

terutama menanyakan keluhan utama

yang dirasakan oleh pasien.

Page 3: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

permasalahan medisnya. Terutama

mempertanyakan keluhan utama atau apa yang

menyebabkan pasien memutuskan untuk ke

dokter.

(http://razimaulana.wordpress.com/200

8/12/02/anamnesis/)

4 Menelusuri riwayat

perjalanan penyakit

sekarang/dahulu

riwayat perjalanan penyakit sekarang : Dari

seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang

paling penting untuk menegakkan diagnosis.

Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis.

Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis

riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi

atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau

deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau

gejala penyerta, dan (4) usaha berobat. Selama

melakukan anamnesis keempat unsur ini harus

ditanyakan secara detail dan lengkap.

Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai

saat pertama kali pasien merasakan munculnya

keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu

ditanyakan bagaimana perkembangan

penyakitnya apakah cenderung menetap,

berfluktuasi atau bertambah lama bertambah

berat sampai akhirnya datang mencari

pertologan medis. Apakah munculnya keluhan

atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik,

Tidak ada semua penyakit karena untuk

menganalisis sebuah penyakit, dokter

harus memulai dengan anamnesis

termasuk menanyakan riwayat

penyakit sekarang dan terdahulu.

(http://razimaulana.wordpress.com/200

8/12/02/anamnesis/)

Page 4: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

apakah dalam perjalanan penyakitnya ada

faktor-faktor yang mencetuskan atau

memperberat penyakit atau faktor-faktor yang

memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut

bersifat serangan maka tanyakan seberapa

sering atau frekuensi munculnya serangan dan

durasi atau lamanya serangan tersebut, Keluhan

atau gejala penyerta adalah semua keluhan-

keluhan atau gejala yang menyertai keluhan

atau gejala utama. Dalam bagian ini juga

ditanyakan usaha berobat yang sudah dilakukan

untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan

atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan

dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.

Riwayat perjalanan penyakit terdahulu :

Seorang dokter harus mampu mendapatkan

informasi tentang riwayat penyakit dahulu

secara lengkap, karena seringkali keluhan atau

penyakit yang sedang diderita pasien saat ini

merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-

penyakit sebelumnya.

5 Memperoleh data

bermakna mengenai

riwayat perkembangan,

pendidikan, pekerjaan,

riwayat pekerjaan : Bila seorang dokter

mencurigai terdapatnya hubungan antara

penyakit pasien dengan pekerjaannya, maka

tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang

Tidak ada semua penyakit karena untuk

menganalisis sebuah penyakit, dokter

harus memulai dengan anamnesis

termasuk menanyakan riwayat

Page 5: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

perkawinan, kehidupan

keluarga

tetapi juga pekerjaan- pekerjaan sebelumnya.

Riwayat perkawinan : Kadang berguna untuk

mengetahui latar belakang psikologi pasien

Riwayat penyakit keluarga : Untuk

mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini

seorang dokter terkadang tidak cukup hanya

menanyakan riwayat penyakit orang tuanya

saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek,

paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain.

Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan

dianjurkan untuk membuat susunan pohon

keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja

yang mempunyai potensi untuk menderita

penyakit yang sama.

pendidikan, perkawian, pekerjaan, dan

riwayat penyakit keluarga.

(http://razimaulana.wordpress.com/200

8/12/02/anamnesis/)

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

6 Penilaian status mental Observasi :

-       Penampilan

-       Kesadaran

-       Perilaku psikomotor

Percakapan

-       Perhatian dan konsentrasi

-       Bicara dan pikiran

-       Orientasi

-       Memori

-       Afek

Tidak ada demensia, insight, fugue disosiatif,

serangan hipoglikemik, amnesia global

transient, transient ischemic attack,

pseuoseizure, kejang grand mal,

serangan kataplektik, halusinasi,

paralise tidur, serangan paroksimal,

waham, distorsi memori, dan dejavu.

(http://dhindrias.blogspot.com/2012/11

/penilaian-status-mental.html)

Page 6: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

Eksplorasi :

-       Mood

-       Tingkat energi

-       Persepsi

-       Isi pikiran

-       Gejala somatik yang tidak bisa dijelaskan

secara medik

-       Konversi

-       Disosiasi

-       Serangan paroksismal (spell)

-       Fungsi eksekutif

-       Insight

-       Penilaian

Observasi :

-    Mencatat berbagai perilaku dan

menginterpretasikan maknanya.

-    Tidak memerlukan kerjasama dengan pasien

-    Harus menegakkan rapport sehingga pasien

akan mengungkapkan informasi yang

diperlukan

-    Dilakukan dalam beberapa menit pertama

-    Untuk pasien yang menolak bicara,

observasi merupakan satu-satunya cara yang

tersedia sebagai metode penilaian

-    Setiap gangguan yang teramati disebut sign.

Page 7: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

Percakapan :

-     percakapan sepintas lalu, tidak terarah.

Selama percakapan, dinilai kondisi pasien saat

dia agak off-guard (tidak hati-hati), tidak

menyadari pemeriksaan psikiatrik yang sudah

dimulai.

-    Pasien yang berhati-hati, hostile atau

kekerasan verbak mungkin menolak eksplorasi,

tetapi tidak menolak percakapan

Eksplorasi :

-    membuka pengalaman internal pasien yang

tidak ditampilkan. Untuk melihatnya pasien

harus dimotivasi untuk berbicara. Jika pasien

mau membicarakan masalahnya, penilaian

gejala bisa dilakukan

-    jika pasien menjadi hostile, mundur dari

eksplorasi dan kembali lagi ke percakapan

7 Penilaian kesadaran A. Composmentis : Baik / sempurna

B. Apathis : Perhatian berkurang

C. Samnolent : Mudah tertidur walaupun

sedang di ajak bicara

D. Supor : Dengan rangsangan yang kuat masih

memberikan respon gerakan

E. Soporocoma : Hanya tinggal reflek cornea

(sentuhan kapas pada kornea akan menutup

kapas atau benda lembut

lainnya untuk reflek kornea.

(http://efrialfred.blogspot.com/

2013/02/penilaian-tingkat-

kesadaran.html)

stroke, penyakit jantung, syok,

hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia,

uremia, koma hepatikum, pusing,

diare, muntah, dan tumor otak.

(http://rizabarbie.blogspot.com/2012/0

6/pasien-dengan-penurunan-

kesadaran_02.html).

Page 8: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

kelopak mata

F. Coma : Tidak memberi respon sama

sekali        

8 Penilaian persepsi

orientasi intelegensi

secara klinis

a. taraf pendidikan, pengetahuan, dan

kecerdasan

tingkat pendidikan formal pasien dan

pendidikan yang didapatnya sendiri, penilaian

taraf kemampuan intelektual pasien, apakah

mampu berfungsi sesuai dengan pendidikan dan

intelegensinya menghitung, menjumlahkan,

pengetahuan umum, pertanyaan-pertanyaan

yang sesuai dengn tingkat penddidikannya, dan

latar belakang kebudayaan pasien, perkiraan IQ.

b. daya konsentrasi

mengurangi 100 dengan 7 secara berturut-turut:

apabila pasien tidak dapat mengurangi dengan

kelipatan 7, dapat diberi tugas yang lebih

mudah (4x9 atau 5x4)

c. orientasi

- waktu : apakah pasien mengetahui sudah

berapa lama ia dirawat di rumah sakit, apakah

pasien tahu saat wawancara itu

pagi/siang/malam. Menanyakan tanggal

mungkin merupakan pertanyaan yang cukup

sulit bagi pasien, utamanya yang telah lama

Tidak ada demensia, fugue disosiatif, serangan

hipoglikemik, amnesia global

transient, transient ischemic attack,

pseuoseizure, kejang grand mal,

serangan kataplektik, halusinasi,

paralise tidur, serangan paroksimal,

waham, distorsi memori, dan dejavu.

(http://dhindrias.blogspot.com/2012/11

/penilaian-status-mental.html)

Page 9: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

dirawat di rumh sakit.

- tempat : apakah pasien tahu dimana tempat ia

berada

- orang : apakah pasien tahu siapa saja

keluarganya, siapa yang membawanya ke

rumah sakit, dan orang-orang yng ada di

sekitarnya saat ini.

d. daya ingat

- daya ingat jangka panjang : tnyakan tentng

kejadian penting di masa lalu, misalnya tempat

dan tanggal lahir, masa kanak-kanak, keluaarga,

sekolah ataupun pekerjaan

- daya ingat jangka pendek : tanyakan apa yang

dikerjakan beberapa jam yang lalu

- akibat hendya daya ingat pasien : mekanisme

yang digunakan pasien untuk menutupi

kekurangannya

e. pkiran abstrak : gangguan dalam

pembentukan konsep;cara bagaimana pasien

mengartikan atau mengonsepsualisasikan ide-

idenya;perasaan, perbedaan, kemustahilan,

pengertian dari suatu peribahasa yang

sederhana. Contoh : tong kosong nyaring

bunyinya, pnjang tangan, dsb. Pada pasien

psikotik dapat dijumpai pemikiran

Page 10: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

mengkonkritkan sesuatu, misalnya “panjang

tangan” berarti orang yang memiliki tangan

yang panjang.

9 Penilaian orientasi Isi: orientasi orang, waktu, tempat, dan situasi

Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan

untuk menilai orientasi pasien, misalnya:

- Mbak, kemarin datang ke sini hari

apa/sudah berapa hari?(O-w) Datang

sama siapa?(O-o) Kenapa dibawa ke

sini?(insight) Waktu dibawa ke sini,

mbak baru apa, dimana?(o-t,s)

- Mbak tadi malam bisa tidur? Bangun

jam berapa?(O-w) Yang nunggu mbak

tadi malam siapa?(O-o) Tadi mbak

sudah jalan-jalan ke mana saja?(O-t)

Contoh: Orientasi o/w/t/s = b/j/b/b (b: baik, j:

jelek).

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/

pemeriksaan-psikiatri.html)

Tidak ada skizofrenia, homoseksualitas,

alzheimer, parkinson, dan lain-lain.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/

04/pemeriksaan-psikiatri.html)

10 Penilaian intelegensi

secara klinis

a. Koordinasi motorik

b. Asosiasi kata-kata

c. Fungsi persepsi

d. Ingatan

Tidak ada demensia, retardasi mental, penyakit

jiwa, dan lain-lain. (http://heru-

ferdi.blogspot.com/2010/07/test-

iq.html)

11 Penilaian bentuk dan a.    Gangguan bentuk pikir: Tidak ada alzheimer, demensia, waham, dan lain-

Page 11: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

isi pikir 1)  Nonrealistik/derealistik: tidak sesuai dengan

kenyataan tetapi masih mungkin, misal: “saya

adalah seorang presiden” atau seorang dokter

berkata, “saya dapat menyembuhkan semua

orang yang sakit”

2)   Dereistik: tidak sesuai dengan kenyataan

dal lebih didasarkan pada khayalan, misal:

“saya adalah seorang malaikat” atau “saya

dapat menyembuhkan segala macam penyakit”

3)   Autistik: pikiran yang timbul dari fantasi,

berokupasi pad aide yang idesentris. Orang

autistic selalu hidup dalam alam/dunianya

sendiri, dan secara emosional terlepas dari

orang lain.

4)   Tidak logis (illogical thought), sering juga

disebut magical thought: berorientasi pada hal-

hal yang bersifat magis.

5) Pikiran konkrit (formal thought disorder):

pikiran terbatas pada satu dimensi arti, pasien

mengartikan kata/kalimat apa adanya, tidak

mampu berpikir secara metaforik atau hipotetik.

Symptom ini biasa ditemukan pada pasien

dengan gangguan mental organic dan

skizofrenia. Contoh: meja hijau = meja yang

berwarna hijau, daun muda = daun yang masih

lain.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/

04/pemeriksaan-psikiatri.html)

Page 12: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

muda.

b.    Gangguan isi pikir:

1)   Ideas of reference: pasien selalu

berprasangka bahwa orang lain sedang

membicarakan dirinya dan kejadian-kejadian

yang alamiah pun memberi arti

khusus/berhubungan dengan dirinya. Contoh:

pasien merasa bahwa berita yang dibawakan

oleh pembawa berita di televise berkaitan

dengannya dan terselip pesan untuknya.

2)   Waham: keyakinan palsu yang timbul tanpa

stimulus dari luar yang cukup

Ciri:

-          Tidak realistic

-          Tidak logis

-          Menetap

-          Egosentris

-          Diyakini kebenarannya oleh penderita

-          Tidak dapat dikoreksi

-          Dihayati oleh penderita sebagai hal yang

nyata

-          Penderita hidup dalam wahamnya itu

-          Keadaan/hal yang diyakini itu bukan

merupakan bagian sosio-kultural setempat.

3)    Obsesi: gagasan (ide), bayangan, atau

Page 13: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

impuls yang berulang dan persisten.

4)    Kompulsi: perilaku/perbuatan berulang

yang bersifat stereotipik, biasanya menyertai

obsesi.

5)   Fobia: ketakutan yang menetap dan tidak

rasional terhadap suatu objek, aktifitas, atau

situasi spesifik yang menimbulkan keinginan

yang mendesak untuk menghindarinya.

6)   Anosognosis: pasien menolak kenyataan

bahwa ia mengalami gangguan fisik, hal ini

terjadi pada pasien yang mengalami

luka/trauma dan kerusakan otak yang luas.

Contoh: penderita buta mengatakan bahwa ia

dapat melihat.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/

pemeriksaan-psikiatri.html)

12 Penilaian mood dan

afek

A. Afek: emosi yang diekspresikan oleh pasien,

sehingga penilaiannya obyektif (dapat diamati

oleh pemeriksa)

- Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:

a.    Jenis emosi : kemarahan, kesedihan,

euphoria (peningkatan ekspresi kegembiraan),

elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas

psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai

Tidak ada demensia, lupus, alzheimer, depresi,

dan lain-lain.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/

04/pemeriksaan-psikiatri.html)

Page 14: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

waham kebesaran), ekstase (agresi).

b. Intensitas dan derajat emosi: datar, tumpul,

sempit, luas.

#Datar: tidak terdapat ekspresi

#Tumpul: ekspresi yang tampak sangat sedikit

(hamper tidak terdapat ekspresi)

#Sempit/menyempit: pasien terkadang masih

dapat mengekspresikan perasaannya.

#Luas: perasaan dapat diekspresikan secara

penuh (normal)

c. Keserasian: dilihat dari kesesuaian antara

stimulus yang diberikan dengan ekspresi

pasien: appropriate, inappropriate.

d. Konsistensi perasaan: labil, stabil. Labil bila

terjadi perubahan afek yang cepat.

B. Mood

- Isi: sedih, takut, bahagia, marah, cemas,

irritable, disforik.

- Mood: emosi yang berkepanjangan yang

dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh

pasien.

- Mood disforik: apabila dirasakan oleh

penderita tidak menyenangkan, misalnya

irritable, marah, atau depresi.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/

Page 15: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

pemeriksaan-psikiatri.html)

13 Penilaian motorik - Isi: aktivitas (hiperaktif, normoaktif,

hipoaktif), kerjasama (kooperatif,

nonkooperatif), psikomotor (jika ada)

- Bentuk kelainan psikomotor yang dapat

diamati:

a.    Echopraxia: menirukan gerakan orang lain

b.    Katatonia

# Katalepsi: pasien tidak bergerak dan

cenderung mempertahankan posisi tertentu.

# Fleksibilitas serea: gerakan yang diberikan

oleh pemeriksa secara perlahan, dan kemudian

dipertahankan oleh pasien.

# Negativisme: gerakan menentang/tidak

mematuhi perintah.

c.    Katapleksi: tonus otot menghilang

sementara dikarenakan emosi

d.    Stereotipi: aktivitas fisik atau bicara yang

diulang-ulang

e.    Manerisme: gerakan involunter yang

stereotipik

f.    Otomatis perintah: mengikuti perintah

secara otomatis

g.    Mutisme: tak bersuara

h.    Agresi: perbuatan menyerang, baik verbal

Tidak ada retardasi mental, autisme, sindrom

guillian-barre, parkinson, dan lain-lain.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/

04/pemeriksaan-psikiatri.html)

Page 16: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

maupun fisik, disertai afek marah/benci.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/

pemeriksaan-psikiatri.html)

14 Penilaian pengendalian

impuls

a. Intermitten explosive disorder : dimana

seseorang bertindak berdasarkan impuls impuls

agresif yang menghasilkan tindakan tindakan

penyerangan serius atau perusakan harta benda

(American Psychiatric Association, 2000).

Diduga, faktor psikososial seperti stress, gaya

asuh orang tua dsb. berpengaruh dalam memicu

gangguan tsb.

b. Kleptomania : ketidak mampuan seseorang

menolak dorongan berulang untuk mencuri

barang barang yang seebenarnya tidak

diperlukan untuk kegunaan pribadi atau yang

dicuri bukan karena nilai uangnya. Tindakannya

mengikuti pola tertentu yaitu merasakan

ketegangan tepat sebelum mencuri dan diikuti

rasa puas atau lega saat pencurian dilakukan

(Mc. Elroy dan Arnold, 2001).

c. Piromania : gangguan pengendalian impuls

yang melibatkan adanya dorongan yang tidak

dapat ditolak untuk melakukan pembakaran.

Polanya sama dengan kleptomania, dimana

muncul perasaan puas atau lega saat api mulai

Tidak ada Intermitten explosive disorder,

Kleptomania, Piromania,

Trikotilomania, onimania, dan lain-

lain.

(http://health-

fisikdanpsikis.blogspot.com/2012/04/

ganguan-pengendalian-impuls.html)

Page 17: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

membakar.

Judi Patologis : Adanya kebutuhan untuk

mempertaruhkan uang dalam jumlah yang

semakin banyak dari waktu ke waktu dan

timbul gejala gelisah ketika berusaha berhenti

(withdrawal). Saat ini perilaku tsb. diperkirakan

menimpa 3%-5% orang Amerika dewasa

(Slutske, Jackson dan Sher, 2003).

d. Trikotilomania : Adanya dorongan untuk

mencabuti rambut sendiri dari bagian tubuh

yang manapun, termasuk rambut di kulit kepala,

alis dan bulu bulu tangan. Gangguan ini terlihat

pada 1%-5% mahasiswa dan lebih banyak

dialami oleh perempuan ketimbang laki laki

(Scott dan kawan kawan, 2003).

(http://health-fisikdanpsikis.blogspot.com/

2012/04/ganguan-pengendalian-impuls.html)

15 Penilaian kemampuan

menilai realitas

(judgement)

- Pertimbangan Kritis:

Kemampuan untuk menilai, melihat dan

memilih berbagai pilihan di dalam suatu situasi.

Pertimbangan Otomatis:

Kinerja refleks di dalam suatu tindakan.

Pertimbangan yang Terganggu:

Kehilangan kemampuan untuk mengerti suatu

situasi dengan benar dan bertindak secara tepat.

Tidak ada Tidak ada

Page 18: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

(http://psikiatri-fds.blogspot.com/2012/03/

tanda-dan-gejala-gangguan-psikiatrik.html#!/

2012/03/tanda-dan-gejala-gangguan-

psikiatrik.html)

16 Penilaian kemampuan

tilikan (insight)

Isi: baik/jelek

Insight yaitu pemahaman seseorang terhadap

kondisi dan situasi dirinya dalam konteks

realitas sekitarnya. (pemahaman pasien

terhadap penyakitnya)

- Derajat insight:

I.      Penyangkalan total terhadap penyakitnya

II.    Ambivalensi terhadap penyakitnya

III.   Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab

penyakitnya

IV.  Menyadari dirinya sakit dan butuh

bantuan, namun tidak memahami penyebab

sakitnya

V.    Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan penyakitnya namun

tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya

VI. Tilikan yang sehat, yakni sadar sepenuhnya

tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk

mencapai perbaikan.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/

pemeriksaan-psikiatri.html)

Tidak ada demensia, depresi, migrain, dan lain-

lain.

(http://priadiashari.wordpress.com/cate

gory/uncategorized/)

Page 19: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

17 Penilaian kemampuan

fungsional (general

assessment of

functioning)

A. Composmentis : Baik / sempurna

B. Apathis : Perhatian berkurang

C. Samnolent : Mudah tertidur walaupun

sedang di ajak bicara

D. Supor : Dengan rangsangan yang kuat masih

memberikan respon gerakan

E. Soporocoma : Hanya tinggal reflek cornea

(sentuhan kapas pada kornea akan menutup

kelopak mata

F. Coma : Tidak memberi respon sama

sekali        

kapas atau benda lembut

lainnya untuk reflek kornea.

(http://efrialfred.blogspot.com/

2013/02/penilaian-tingkat-

kesadaran.html)

stroke, penyakit jantung, syok,

hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia,

uremia, koma hepatikum, pusing,

diare, muntah, dan tumor otak.

(http://rizabarbie.blogspot.com/2012/0

6/pasien-dengan-penurunan-

kesadaran_02.html).

18 Tes kepribadian

(proyektif, inventori,

dll)

Secara garis besar kepribadian bisa diungkap

dengan dua golongan cara, teknik proyktif dan

teknik non proyektif. Teknik proyektif

menekankan kepada kebiasaan apa yang sering

dilakukan oleh individu. Artinya, seseorang

digiring untuk mengungkapkan pengalaman

hidupnya melalui sebuah ungkapan diri dalam

respon bentuk pelepasan keluar, yaitu pelepasan

berupa dorongan-dorongan, tekanan-tekanan isi

hati, secara spontan dan mengucur begitu saja

tanpa disadari. Yang dilepaskan melalui sebuah

media.

Teknik proyektif sendiri bisa berupa proyektif

yang menggunakan media sebagai tempat

Tidak ada gangguan depresi, depresi manik,

hysteria, psychopathic deviate,

masculinity-femininity, paranoida,

Psychasthenia, Schizophrenia,

hypomania, dan social interversion.

(http://kumpulanmakalah-kedokteran-

psikologi.blogspot.com/2013/06/

psikodiagnostik-non-proyektif-

minnesota.html)

Page 20: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

mengucurkannya, misal sebidang kertas. Ada

juga proyektif secara verbal, dimana alat

ungkapnya seringkali disebut sebagai

aperseption test. Tes jenis ini sering digunakan

untuk keperluan klinis. Kalau yang pertama tadi

dikelompokkan sebagai proyektif non verbal,

alat ungkapnya berupa tes grafis. Tes

menggambar, mulai Draw A Person, Draw A

Tree, Home Tree and Person, dan sebagainya.

Sedang tes jenis ini sering diaplikasikan dalam

bidang psikologi industri dalam pengelolaan

sumber daya manusia. Cara menjawabnya,

meresponnya, alat tulis yang dipakainya, sikap

dalam menjawabnya, tata urutan yang

digunakannya pun berbeda-beda.

(http://irsanfinazli.wordpress.com/2008/07/04/t

es-kepribadian-apa-yang-dilihat/)

DIAGNOSIS DAN IDENTIFIKASI MASALAH

19 menegakan diagnosis

kerja berdasakan

diagnosis multiaksial

diagnosis multiaksial adalah diagnosis yang

bertujuan untuk menyediakan jangkauan

informasi yang luas tentang individu, tidak

hanya satu diagnosis saja.

Diagnosis multiaksial mempunyai 5 aksis :

Aksis I : Diagnosis Klinik Merupakan gejala-

gejala klinik yang terbukti dalam pemeriksaan

Tidak ada - gangguan depresi (gejala utama

adalah rasa sedih), gangguan

psikotik (gejala utamanya

kehilangan kemampuan menilai

realitas), gangguan cemas (gejala

utamanya adalah cemas).

- gangguan kepribadian anankastik

Page 21: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

dikelompokkan ke dalam kriteria diagnosis.

Aksis II : Ciri/gangguan Kepribadian &

Retardasi Mental Merupakan ciri atau gangguan

kepribadian yaitu pola perilaku yang menetap

(kebiasaan, sifat) yang tampak dalam persepsi

tentang diri dan lingkungan (yang akan

ditampilkan dalam pola interaksi dengan orang

lain).

Aksis III : Penyakit Fisik

Penyakit atau kondisi fisik, khususnya yang

perlu diperhatikan pada tatalaksana atau

menjadi penyebab munculnya gangguan yang

dituliskan di aksis I.

Aksis IV : Stresor Psikososial

Merupakan stressor psikososial yaitu semua

peristiwa yang mencetuskan gangguan yang

dituliskan di aksis I.

Aksis V : Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian yang dinilai dari :

- fungsi social (hubungan social dengan

keluarga dan masyarakat)

- fungsi peran (yang dinilai mutu dan

produktivitas peran yang disandang subyek)

- pemanfaatan waktu luang

- fungsi perawatan diri

segala sesuatu yg dilihat harus

sempurna, orang lain harus

mengikuti perkataannya shg

seringkali menimbulkan

kekecewaan pd dirinya

- sering terdpt suatu yg

mengakibatkan obsesif kompulsif

(http://ichamateri.blogspot.com/

2010/07/diagnosis-dan-pemeriksaan-

psikiatri.html)

Page 22: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

(http://ichamateri.blogspot.com/2010/07/

diagnosis-dan-pemeriksaan-psikiatri.html)

20 membuat diagnosis

banding (diagnosis

differensial)

Diagnosis banding adalah penentuan yang mana

dari dua atau lebih penyakit atau kondisi yang

dimiliki pasien, dengan sistematis

membandingkan dan mengkontraskan temuan

klinis atasnya.

(http://kamuskesehatan.com/arti/diagnosis-

banding/)

Prosedur diagnostik Diferensial digunakan oleh

dokter, psikiater, dan profesional medis lainnya

dilatih untuk mendiagnosa penyakit tertentu

pada pasien, atau, setidaknya, untuk

menghilangkan kondisi waktu dekat

mengancam jiwa.

Diagnosis dapat dianggap sebagai penerapan

aspek metode hipotetiko - deduktif dalam arti

bahwa adanya potensi penyakit atau kondisi

calon dapat dilihat sebagai hipotesis yang

selanjutnya diproses sebagai benar atau salah .

(http://en.wikipedia.org/wiki/

Differential_diagnosis)

Tidak ada penyakit yang terkait seperti

skizofrenia, penyakit Lyme atau

ventilator-associated pneumonia.

Lainnya seperti ESAGIL, Iliad, QMR,

DiagnosisPro, VisualDx , Isabel, dan

ZeroMD.

(http://en.wikipedia.org/wiki/

Differential_diagnosis)

21 identifikasi kedaruratan

psikiatrik

Kedaruratan Psikiatrik adalah Keadaan

gangguan dalam proses fikir, alam perasaan dan

perbuatan yang memerlukan tindakan

Tidak ada percobaan bunuh diri, ketergantungan

obat, intoksikasi alkohol, depresi akut,

adanya delusi, kekerasan, serangan

Page 23: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

pertolongan segera.

(http://satriadwipriangga.blogspot.com/

2011/11/kedaruratan-psikiatrik.html)

menilai permasalahan pasien, memberikan

perawatan jangka pendek, memberikan

pengawasan selama 24 jam , mengerahkan tim

untuk menyelesaikan intervensi pada tempat

kediaman pasien, menggunakan layanan

manajemen keadaan darurat untuk mencegah

krisis lebih lanjut, memberikan peringatan pada

pasien rawat inap dan pasien rawat jalan, dan

menyediakan pelayanan konseling lewat

telepon.

(http://sarjanakesehatan.blogspot.com/

2013/06/kedaruratan-dalam-psikiatri.html)

panik, dan perubahan tingkah laku

yang cepat dan signifikan, serta

beberapa kondisi medis lainnya yang

mematikan dan muncul dengan gejala

psikiatriks umum. 

(http://

sarjanakesehatan.blogspot.com/

2013/06/kedaruratan-dalam-

psikiatri.html)

22 Identifikasi masalah

fisik, psikologis, sosial

A. Afek: emosi yang diekspresikan oleh pasien,

sehingga penilaiannya obyektif (dapat diamati

oleh pemeriksa)

- Afek dapat dinyatakan dalam beberapa cara:

a.    Jenis emosi : kemarahan, kesedihan,

euphoria (peningkatan ekspresi kegembiraan),

elasi (euphoria dengan peningkatan aktivitas

psikomotor), eksaltasi (elasi yang disertai

waham kebesaran), ekstase (agresi).

b. Intensitas dan derajat emosi: datar, tumpul,

Tidak ada demensia, lupus, alzheimer, depresi,

dan lain-lain.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/

04/pemeriksaan-psikiatri.html)

Page 24: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

sempit, luas.

#Datar: tidak terdapat ekspresi

#Tumpul: ekspresi yang tampak sangat sedikit

(hamper tidak terdapat ekspresi)

#Sempit/menyempit: pasien terkadang masih

dapat mengekspresikan perasaannya.

#Luas: perasaan dapat diekspresikan secara

penuh (normal)

c. Keserasian: dilihat dari kesesuaian antara

stimulus yang diberikan dengan ekspresi

pasien: appropriate, inappropriate.

d. Konsistensi perasaan: labil, stabil. Labil bila

terjadi perubahan afek yang cepat.

B. Mood

- Isi: sedih, takut, bahagia, marah, cemas,

irritable, disforik.

- Mood: emosi yang berkepanjangan yang

dialami secara subyektif dan dilaporkan oleh

pasien.

- Mood disforik: apabila dirasakan oleh

penderita tidak menyenangkan, misalnya

irritable, marah, atau depresi.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/

pemeriksaan-psikiatri.html)

23 Mempertimbangkan Prognosis (πρόγνωση Yunani - secara harfiah Tidak ada Penyakit Huntington, Kanker

Page 25: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

prognosis kedepan-mengetahui, meramalkan) adalah

istilah medis untuk memprediksi hasil

kemungkinan berdiri seseorang saat ini.

Estimator yang umum digunakan untuk

menggambarkan prognosis meliputi:

Progression-free survival - lamanya waktu

selama dan setelah pengobatan atau perawatan

di mana penyakit yang diobati (biasanya

kanker) tidak bertambah buruk .

Tingkat kelangsungan hidup - yang

menunjukkan persentase orang-orang dalam

kelompok belajar atau pengobatan yang hidup

untuk jangka waktu tertentu setelah diagnosis .

(http://en.wikipedia.org/wiki/Prognosis)

(http://www.news-medical.net/

health/Huntingtons-Disease-Prognosis-

(Indonesian).aspx

http://en.wikipedia.org/wiki/Prognosis)

24 Menentukan indikasi

rujukan

Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu

sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan

yang memungkinkan terjadinya penyerahan

tanggung jawab secara timbal-balik atas

masalah yang timbul baik secara vertikal

(komunikasi antara unit yang sederajat) maupun

horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke

unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan

yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan

tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.

Tata laksana rujukan:

penyakit yang terkait

Delirium, Gangguan Mental dan

Perilaku akibat Penyalahgunaan

Opioid (intoksikasi), gangguan mental

dan perilaku akibat penyalahgunaan

obat opoid, depresif , manik dan

Gangguan afektif bipolar.

(http://www.diskes.jabarprov.go.id/

assets/data/menu/

Pedoman_Standar_Pengelolaan_Penya

kit_berdasarkan_kewenangan.pdf)

Page 26: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

Internal antas-petugas di satu rumah

Antara puskesmas pembantu dan puskesmas

Antara masyarakat dan puskesmas

Antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya

Antara puskesmas dan rumah sakit,

laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya

Internal antar-bagian/unit pelayanan di dalam

satu rumah sakit

Antar rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas

pelayanan lain dari rumah sakit

(Kebidanan Komunitas)

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

25 melakukan mini mental

state examination

Pemeriksaan negara mini- mental yang

( MMSE ) atau tes Folstein adalah tes kuesioner

30 -point singkat yang digunakan untuk layar

untuk gangguan kognitif .

The MMSE uji meliputi pertanyaan sederhana

dan masalah di sejumlah daerah: waktu dan

tempat tes, mengulangi daftar kata-kata,

aritmatika seperti tujuh serial, penggunaan

bahasa dan pemahaman, dan keterampilan

motorik dasar. Sebagai contoh, satu pertanyaan,

berasal dari lebih tua Bender-Gestalt Test,

meminta untuk menyalin gambar dari dua

Menyiapkan tes kuesioner dan

ruangan yang nyaman untuk

pasien dalam mengisi

kuesioner.

The MMSE telah mampu

membedakan berbagai jenis demensia .

Studi telah menemukan bahwa pasien

dengan penyakit Alzheimer skor

signifikan lebih rendah pada orientasi

waktu dan tempat , dan mengingat

dibandingkan dengan pasien dengan

demensia dengan badan Lewy ,

demensia vaskular dan demensia

penyakit Parkinson.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Mini

%E2%80%93mental_state_examinatio

Page 27: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

pentagons (ditampilkan di sebelah kanan). [1]

Meskipun aplikasi yang konsisten dari

pertanyaan identik meningkatkan keandalan

perbandingan dibuat dengan menggunakan

skala, tes ini kadang-kadang disesuaikan

(misalnya, untuk digunakan pada pasien yang

buta atau sebagian bergerak. Juga, beberapa

telah mempertanyakan penggunaan tes pada

tuli. [6] Namun, jumlah poin yang ditugaskan

per kategori biasanya konsisten.

n)

26 Melakukan kunjungan

rumah apabila

diperlukan

Isi: baik/jelek

Insight yaitu pemahaman seseorang terhadap

kondisi dan situasi dirinya dalam konteks

realitas sekitarnya. (pemahaman pasien

terhadap penyakitnya)

- Derajat insight:

I.      Penyangkalan total terhadap penyakitnya

II.    Ambivalensi terhadap penyakitnya

III.   Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab

penyakitnya

IV.  Menyadari dirinya sakit dan butuh

bantuan, namun tidak memahami penyebab

sakitnya

V.    Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan penyakitnya namun

Tidak ada demensia, depresi, migrain, dan lain-

lain.

(http://priadiashari.wordpress.com/cate

gory/uncategorized/)

Page 28: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya

VI. Tilikan yang sehat, yakni sadar sepenuhnya

tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk

mencapai perbaikan.

(http://koasbelajar.blogspot.com/2011/04/

pemeriksaan-psikiatri.html)

27 Melakukan kerja sama

konsultatif dengan

teman sejawat lainnya

A. Composmentis : Baik / sempurna

B. Apathis : Perhatian berkurang

C. Samnolent : Mudah tertidur walaupun

sedang di ajak bicara

D. Supor : Dengan rangsangan yang kuat masih

memberikan respon gerakan

E. Soporocoma : Hanya tinggal reflek cornea

(sentuhan kapas pada kornea akan menutup

kelopak mata

F. Coma : Tidak memberi respon sama

sekali        

kapas atau benda lembut

lainnya untuk reflek kornea.

(http://efrialfred.blogspot.com/

2013/02/penilaian-tingkat-

kesadaran.html)

stroke, penyakit jantung, syok,

hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia,

uremia, koma hepatikum, pusing,

diare, muntah, dan tumor otak.

(http://rizabarbie.blogspot.com/2012/0

6/pasien-dengan-penurunan-

kesadaran_02.html).

TERAPI

28 Memberikan terapi

psikofarmaka

Psikofarmaka adalah obat – obatan kimia, yaitu

obat – obatan psikotropika, yang dapat

mempengaruhi bagian – bagian otak tertentu

dan menekan atau mengurangi atau

menghilangkan gejala – gejala tertentu pada

penderita.

(http://dwiners.blogspot.com/2009/03/

Obat-obatan kimia. Gangguan cemas umum

• Cemas karena stress

• Gangguan tidur

• Phobia

• Cemas karena PTS

• Cemas dengan kondisi medik 

• Cemas karena tindakan medis

Page 29: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

psikofarmaka.html)

Prinsip Pemberian Obat :

Persiapan:Obat : Cek lembaran obat klien, ident

ifikasi jenis obat, cara pemberian & dosis obat-

Cek kemasan obat, dosis, efek samping &cara

pemberian.

Klien : Kaji riwayat pengobatan klien ada

reaksiyg tdk diinginkan selama pemberian obat-

Kaji pengetahuan klien ttg obat- Kaji kondisi

klien sebelum obat diberikan

Pemberian Obat:- Lima benar pemberian obat :

benar obat, dosis, klien, caradan waktu

pemberian- Benar Pendokumentasian

Evaluasi- Observasi efek samping obat

setelah pemberian obat- Catat pd blanko status

jika dlm 1 jam tdk ada efek samping- Menberi

tanda tangan atau nama jelas pd lembar obat

utk aspek legal.

(http://www.scribd.com/doc/178351893/Peran-

Perawat-Dalam-Terapi-Psikofarmaka)

• Gangguan kejang

• Histeria

(http://dwiners.blogspot.com/

2009/03/psikofarmaka.html)

29 Electroconvulsion

therapy (ECT)

suatu tindakan terapi dengan menggunakan

aliran listrik dan menimbulkan dan

menimbulkan kejang bagi penderita baik tonik

maupun klonik.

Terapi ECT merupakan suatu jenis pengobatan

- Konvulsator set ( diatur

intensitas dan timer )

- Tounge spatel atau

karet mentah dibungkus

kain

- Lukasasio

- Fraktur vertebra

- Robekan otot rahang

- Apnoe

- Sakit kepala, mual dan nyeri

Page 30: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

somatic dimana arus listrik digunakan pada otak

melalui elektroda yang ditempatkan pada

pelipis.

Prosedur :

Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien

ke tempat dengan permukaan rata dan cukup

keras. Posisikan hiperektensi punggung tanpa

batal, pakaian dikendorkan seluruh badan

ditutup, kecuali bagian kepala.

Berikan natrium metahoksital (4-100 mg IV ).

Anastetik barbiturate ini dipakai untuk

menghasilkan koma ringan.

Berikan pelemas otot suksinikolin atau anektin

(30-80 mg IV ) untuk tempat electrode

menempel.

Kedua pelipis tempat electrode menempel

dilapisi dengan kasa yang dibasahi cairan Nacl.

Penderita diminta untuk membuka mulut dan

masang spatel/ karet yang dibungkus kain

dimasukkan dan klien diminta menggigit.

Rahang bawah ( dagu ), ditahan supaya tidak

membuka lebar saat kejang dengan dilapisi kain

Persendian ( bahu, siku, punggung lutut )

ditahan selama kejang dengan mengikuti gerak

kejang.

- Kain kasa

- Cairan Nacl

secukupnya

- Spuit disposibel

- Obat SA injeksi 1

ampul

- Tensimeter

- Stetoskop

- Slim suiger

- Set konvulsator

otot

- Amnesia

- Bingung, agresif, destruktif

- Demensia

(http://www.slideshare.net/

septianraha/makalah-terapi-kejang-

listrik-ect)

Page 31: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

Pasang elektode di pelipis kain kasa kemudian

tekan tombol sampai timer berhenti dan dilepas

Menahan gerakan kejang sampai selesai kejang

dengan mengikuti gerakan kejang ( menahan

tidak boleh dengan kuat )

Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas

dengan rangsangan menekan diafragma

Bila banyak lender, dibersihkan dengan slim

siger

Kepala dimiringkan

Observasi sampai klien sadar

Dokumentasi kan klien dikartu ECT.

(http://www.slideshare.net/septianraha/

makalah-terapi-kejang-listrik-ect)

30 psikoterapi suportif :

konseling

Psikoterapi suportif (juga disebut psikoterapi

berorientasi hubungan) menawarkan dukungan

kepada pasien oleh seorang tokoh yang

berkuasa selama periode penyakit, kekacauan

atau dekompensasi sementara. 

Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi

nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian

Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan

penuh wibawa dan pengertian

Topik pembicaraan : cara hubungan antar

manusia, cara berkomunikasi, dan cara bekerja

Ruangan yang nyaman untuk

pasien

penyakit psokogenik

(http://nueholder.blogspot.com/

2012/02/psikoterapi-suportif.html)

Page 32: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

serta belajar yang baik.

(http://www.lahargokembaren.com/2009/11/

psikoterapi-suportif.html)

31 Psikoterapi modifikasi

perilaku

Terapi perilaku (Behaviour therapy, behavior

modification) adalah pendekatan untuk

psikoterapi yang didasari oleh Teori Belajar

(learning theory) yang bertujuan untuk

menyembuhkan psikopatologi seperti;

depression, anxiety disorders, phobias, dengan

memakai tehnik yang didisain menguatkan

kembali perilaku yang diinginkan dan

menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.

Modifikasi perilaku, menggunakan teknik

perubahan perilaku yang empiris untuk

memperbaiki perilaku, seperti mengubah

perilaku individu dan reaksi terhadap

rangsangan melalui penguatan positif dan

negatif.

Salah satu cara untuk memberikan dukungan

positif dalam modifikasi perilaku dalam

memberikan pujian, persetujuan, dorongan, dan

penegasan; rasio lima pujian untuk setiap satu

keluhan yang umumnya dipandang sebagai

efektif dalam mengubah perilaku dalam cara

yang dikehendaki dan bahkan menghasilkan

Ruangan yang nyaman untuk

pasien

Gangguan depresi, gangguan cemas,

fobia

Page 33: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

kombinasi stabil.

(https://www.facebook.com/notes/henrikus-

yorath/psikoterapi-terapi-perilaku-behaviour-

therapy/10150208701516934)

32 Cognitive Behavior

Therapy (CBT)

Terapi kognitif perilaku adalah istilah umum

untuk metode terapi yang menggunakan teknik

modifikasi perilaku tetapi juga memasukkan

prosedur yang dirancang untuk merubah

keyakinan maladaptif. Ahli terapi mencoba

membantu orang yang mengembalikan

emosional yang mengganggu, seperti

kecemasan dan depresi, dengan mengajarkan

mereka cara yang lebih efektif untuk

menginterpretasikan dan memikirkan

pengalaman mereka.

(http://psikoterapi-olivia.blogspot.com/)

ruangan yang nyaman untuk

pasien

Gangguan cemas, gangguan depresi.

33 Psikoterapi

psikoanalitik

Psikoterapi psikoasialitik adalah terapi yang

didasarkan pada rumusan psikoanalitik yang

telah dimodifikasi secara konseptual dan teknik.

Pada psikoterapi psikoanalitik pasien dan ahli

terapi biasanya saling bertatap-tatapan satu

sama lainnya, yang membuat ahli terapi terlihat

nyata dan bukan merupakan kumpulan

khayalan yang diproyeksikan. Tipe terapi ini

jauh lebih fleksibel dibandingkan psikoanalisis,

ruangan yang nyaman untuk

pasien

Gangguan dalam bidang psikopatologi

Page 34: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

dan dapat lebih sering digunakan bersarna-sama

dengan medikasi psikotropik dibandingkan

psikoanalisis.

Psikoterapi psikoanalitik dapat terentang dari

wawancara suportif tunggal, memusatkan pada

masalah yang sekarang dan menekan, sampai

terapi selama bertahun-tahun, dengan satu

sampai tiga wawancara dalam seminggu dengan

lama yang bervariasi. Berbeda dengan

psikoanalisis, psikoterapi psikoanalitik

mengobati sebagian besar gangguan yang

dalam bidang psikopatologi.

(http://sabariannugraha.wordpress.com/

psikoterapi/psikoterapi-psikoanalitik/)

34 Hipnoterapi dan terapi

relaksasi

Hipnoterapi adalah terapi kesehatan yang dapat

menyembuhkan berbagai macam penyakit

dengan memanfaatkan alam bawah sadar

manusia.

Terapi penyembuhan dengan hipnoterapi ada

dua macam teknik yaitu teknik modern (barat)

dan tradisional (timur). Perbedaannya adalah

terletak pada fase-fase alam bawah sadar. Pada

teknik modern terdapat empat fase yaitu

prainduksi, induksi, deepening, dan

programming, sementara pada teknik

ruangan yang nyaman untuk

pasien

Penyakit-penyakit kejiwaan yang

dibutuhkan hipnoterapi agar pasien

dapat berkata jujur mengenai

keluhannya.

Page 35: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

tradisional langsung dibawa ke alam bawah

sadarnya.

Pada hipnoterapi, pasien dibimbing untuk

melakukan relaksasi, kemudian setelah kondisi

relaksasi tercapai maka secara alamiah gerbang

pikiran bawah sadar seseorang akan terbuka

lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung

lebih mudah untuk menerima sugesti

penyembuhan yang diberikan.

(http://hipnoterapisolusi.wordpress.com/tag/

hipnoterapi/)

35 Group Therapy Group therapy adalah psikoterapi yang

melibatkan satu terapis dan pasien-pasien (6-12

pasien) dengan masalah yang sama.

Orang-orang di kelompok terapi meningkat

tidak hanya dari intervensi terapis, tetapi juga

dari mengamati orang lain dalam kelompok dan

menerima umpan balik dari anggota kelompok.

Format grup, sementara tidak memberikan satu-

satu perhatian format individual, memiliki

beberapa keunggulan.

(http://psychcentral.com/lib/about-group-

therapy/000677)

ruangan yang nyaman untuk

pasien.

Gangguan cemas, Adiksi narkoba,

Post-partum depression, dll.

36 Family Therapy Family Therapy membantu orang dalam

hubungan bantuan erat satu sama lain.

ruangan yang nyaman untuk

pasien

Gangguan cemas

Adiksi narkoba

Page 36: BAB 2-SISTEM PSIKIATRI.doc

Hal ini memungkinkan anggota keluarga,

pasangan dan orang lain yang peduli satu sama

lain untuk mengekspresikan dan

mengeksplorasi pikiran dan emosi yang sulit

dengan aman, untuk memahami pengalaman

masing-masing dan pandangan, menghargai

kebutuhan masing-masing, membangun

kekuatan dan membuat perubahan yang

berguna dalam hubungan mereka dan

kehidupan mereka. Individu dapat menemukan

Terapi Keluarga membantu, sebagai

kesempatan untuk merefleksikan hubungan

penting dan menemukan cara ke depan.

(http://www.aft.org.uk/consider/view/family-

therapy.html?tzcheck=1)

Post-partum depression