bab 2 tinjauan pustaka 2.1 erosi gigi erosi gigi adalah suatu
TRANSCRIPT
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Erosi Gigi
Erosi gigi adalah suatu proses kronis kehilangan jaringan keras gigi yang
disebabkan proses kimiawi zat asam yang tidak melibatkan bakteri. Semua zat asam,
baik zat asam intrinsik maupun ekstrinsik mampu mendemineralisasi enamel gigi
dengan menghasilkan suatu pH yang lebih rendah dari pH kritis pada enamel gigi.
Mineral gigi akan larut pada waktu gigi berkontak dengan senyawa yang bersifat
asam dan menyebabkan lesi erosi.
Erosi gigi harus dibedakan dengan karies gigi walaupun keduanya mempunyai
kesamaan yaitu terjadi demineralisasi pada jaringan keras gigi akibat asam. Erosi dan
karies gigi sama-sama dari asam yang merupakan hasil fermentasi karbohidrat sisa-
sisa makanan oleh bakteri dalam tubuh tetapi erosi gigi terjadi karena proses kimia
tanpa melibatkan bakteri, hal ini berbeda dengan karies gigi.
9
9
2.2 Faktor Risiko
Ada beberapa faktor risiko terjadinya erosi gigi, antara lain adalah faktor
kimia, faktor biologis dan perilaku. Faktor-faktor tersebut sangat penting dan
membantu dalam menjelaskan mengapa erosi gigi dapat terjadi.
a. Faktor Kimia
Erosi gigi adalah suatu proses kimia yang kompleks. Sebelum berkontak
dengan enamel, zat asam harus menembus pelikel gigi yaitu suatu lapisan organik
tipis yang menutupi permukaan gigi. Saat kontak dengan enamel, ion hidrogen pada
zat asam akan mulai melarut kristal. Zat asam akan menyebar ke area interprismatik
enamel dan melarutkan mineral pada bawah permukaan enamel. Hal ini akan
menyebabkan larutnya ion-ion mineral gigi (kalsium dan fosfat) dan kenaikan pH
lokal pada struktur gigi. Proses ini akan berhenti saat tidak ada lagi zat asam yang
tersedia.10
Universitas Sumatera Utara
Nilai pH, kandungan kalsium, fosfat dan flour pada minuman atau makanan
adalah faktor penting yang mempengaruhi terjadinya erosi. Kandungan tersebut
menentukan tingkat kejenuhan pada mineral gigi yang menyebabkan penguraian
mineral gigi. Tingkat kejenuhan yang rendah pada enamel dan dentin akan
menyebabkan demineralisasi awal pada permukaan yang diikuti dengan kenaikan pH
lokal dan peningkatan kandungan mineral pada cairan di sekitar permukaan gigi.
Semakin besar kapasitas buffering pada makanan atau minuman asam,
semakin lama pula waktu yang diperlukan saliva untuk menetralkan asam. Kapasitas
buffer suatu larutan memiliki efek yang berbeda saat larutan berkontak lebih lama
pada permukaan gigi dan tidak digantikan oleh saliva. Kapasitas buffer makanan atau
minuman yang lebih tinggi akan mempercepatkan proses penguraian. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak ion-ion mineral dari gigi yang dibutuhkan agar
zat asam tidak menyebabkan proses demineralisasi lebih jauh.
10
b. Faktor Biologi
10
Faktor biologi yang terkait dengan erosi gigi meliputi sifat dan karakteristik
saliva, pelikel gigi, struktur gigi dan jaringan lunak di sekitarnya. Interaksi faktor-
faktor tersebut dengan agen penyebab erosi dan aspek perilaku, sejalan dengan waktu
dapat mempengaruhi perkembangan atau terhambatnya proses erosi gigi.
Saliva merupakan faktor biologi yang paling penting yang dapat
mempengaruhi terhambatnya proses erosi gigi karena kemampuaanya secara
langsung membasahi, membersihkan, menetralkan dan buffer zat asam. Saliva juga
berperan membentuk membran protektif dan mengurangi demineralisasi serta
meningkatkan remineralisasi dengan adanya kalsium, fosfat, dan flour yang
terkandung di dalamnya.
11
Peran penting lainnya dari saliva terkait dengan pembentukan pelikel. Pelikel
adalah lapisan tipis protein yang dibentuk saliva. Pelikel melindungi gigi terhadap
erosi dengan cara bertindak sebagai membran penghalang proses difusi yang
mencegah kontak langsung asam dengan permukaan gigi serta mengurangi
banyaknya jumlah hidroksi apatit yang larut karena asam.
11
11
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor Perilaku
Faktor perilaku yang berperan penting dalam perkembangan erosi gigi
meliputi kebiasaan saat makan dan minum, gaya hidup sehat dan tidak sehat serta
kebiasaan menjaga kesehatan rongga mulut.
Erosi gigi dikaitkan dengan frekuensi dan cara makan atau minum. Cara
makanan dan minuman asam masuk ke dalam mulut mempengaruhi lama kontak zat
penyebab erosi dengan gigi. Misalnya kebiasaan mengulum minuman akan
menurunkan pH pada permukaan gigi sehingga meningkatkan risiko terjadinya
erosi.
12
Gaya hidup juga dapat menyebabkan erosi gigi. Gaya hidup meliputi olah raga
yang teratur dan diet buah-buahan dan sayur-sayuran, misalnya pada diet
laktovegetarian. Olah raga meningkatkan kehilangan cairan tubuh yang dapat
menyebabkan dehidrasi dan penurunan aliran saliva.
12
Gaya hidup yang tidak sehat juga dikaitkan dengan erosi gigi. Pencandu
alkohol berisiko terhadap erosi gigi. Konsumsi minuman beralkohol tinggi dapat
menyebabkan erosi gigi tidak hanya karena kandungan zat asamnya tapi juga sebagai
hasil dari kondisi lainnya seperti refluks gastroesofageal, sering muntah dan
perubahan saliva.
12
12
2.3 Faktor Etiologi
Erosi gigi merupakan suatu proses kehilangan jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh berkontaknya gigi dengan zat asam. Zat asam ini dapat berasal dari
dalam tubuh (intrinsik) dan dari luar tubuh (ekstrinsik).
13-15
2.3.1 Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik erosi merupakan erosi gigi yang disebabkan oleh faktor dalam
atau dari dalam tubuh. Secara umum, faktor intrinsik terdiri atas faktor penyakit dan
faktor psikologis. Faktor penyakit yang dapat menyebabkan erosi gigi adalah GERD
dan sindroma Sjogren serta gangguan keadaan psikologis yang bermasalah seperti
bulimia dan aneroxia nervosa.13-15
Universitas Sumatera Utara
Penyakit GERD merupakan suatu penyakit kronis yang disebabkan oleh asam
lambung yang lewat dari perut ke esophagus dan ke dalam mulut. Asam lambung ini
mempunyai pH yang rendah yang menyebabkan iritasi dan nyeri pada ulu hati. Pada
pasien GERD, cairan asam bisa berada lama di esophagus sehingga terjadi erosi
lining esophagus. Gravitasi, aksi menelan dan saliva merupakan mekanisme
pelindung yang penting pada kondisi ini. Kerusakan jaringan terjadi sewaktu tidur
karena posisi terlentang menyebabkan sekresi asam lambung berada lebih lama di
dalam mulut. Karena sekresi serta aksi menelan saliva juga berkurang sewaktu tidur,
memungkinkan asam tetap berada di esophagus untuk waktu yang lama yang
menyebabkan kerusakan jaringan lunak dan gigi.
Pada pasien GERD, sering terjadi keausan oklusal berlebihan disertai dengan
erosi pada permukaan lingual dan insisal. Keausan enamel lebih cenderung terjadi
pada permukaan lingual pada kasus GERD (Gambar 1). Keausan secara berlebihan
pada permukaan lingual gigi dan erosi pada permukaan insisal dan oklusal merupakan
tanda awal penyakit ini sehingga dokter gigi lebih cenderung mendeteksi awal
penyakit ini.
13,14
13,14
Penyakit lain yang dapat menyebabkan erosi gigi adalah sindroma Sjogren.
Sindroma Sjogren adalah suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan kekeringan
(a) (b)
Gambar 1. Erosi gigi pada permukaan (a) oklusal dan (b) lingual pada pasien GERD13
Universitas Sumatera Utara
pada mulut dan mata. Hal ini terjadi pada waktu sistem kekebalan tubuh merusak
kelenjar yang menghasilkan saliva. Peradangan pada kelenjar liur menyebabkan
mulut kering. Sindroma Sjogren diklasifikasikan sebagai Sindroma Sjogren Primer
bila tidak berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik dan Sindroma Sjogren
Sekunder bila berkaitan dengan penyakit autoimun sistemik lain dan yang paling
sering adalah Artritis Reumatoid, Sistemic Lupus Erithemateus (SLE) dan Sklerosis
Sistemik. Sindroma Sjogren Primer paling banyak ditemukan sedangkan Sindroma
Sjogren Sekunder hanya 30% kejadiannya.
Gejala yang disebabkan penyakit Sjogren ini adalah mulut kering. Antibodi
yang menyerang dan menghancurkan sel-sel kelenjar eksokrin menyebabkan
kehancuran sel-sel kelenjar ludah. Karena itu, penderita akan mengalami penurunan
produksi saliva. Kondisi ini menyebabkan mulut kering dan sulit mengunyah
makanan. Apabila terjadi penurunan produksi saliva, maka terjadi penurunan buffer
saliva sehingga mulut kering yang memicu terjadi erosi gigi. Penderita sindrom ini
cenderung mengkonsumsi minuman bersifat asam untuk merangsang aliran saliva dan
menjaga rongga mulut agar tetap basah. Namun hal ini akan menurunkan pH saliva
sehingga bertambah risiko terjadinya erosi gigi.
15
Kondisi psikologis seperti aneroxia nervosa dan bulimia untuk menghindari
kenaikan berat badan juga dapat menyebabkan erosi. Aneroxia biasanya melibatkan
rasa takut yang berlebihan terhadap kenaikan berat badan atau takut menjadi kurus
meskipun penderita kelihatan kurus. Penderita berusaha mengurangi berat badan
dengan membatasi asupan makanan. Penderita juga akan berolahraga secara
berlebihan. Penderita bulimia mempunyai kebiasaan makan berlebihan yang dapat
terjadi beberapa kali dalam seminggu atau paling parah beberapa kali sehari. Saat
itulah, penderita mungkin merasa benar-benar di luar kendali. Mereka mungkin
menelan ribuan kalori yang tinggi karbohidrat dan lemak. Jumlah makanan yang
dikonsumsi dianggap berlebihan dalam keadaan normal. Oleh karena itu, mereka
akan memuntahkan kembali makanan dengan cara memasukkan jari ke dalam mulut
sehingga muntah.
15
16
Universitas Sumatera Utara
Komplikasi oral pada individu yang terlibat adalah sering muntah. Hal ini
menyebabkan erosi pada enamel gigi yang merupakan pelindung gigi. Oleh karena
muntah mengandung asam, akhirnya akan menyebabkan ausnya enamel gigi
penderita. Hal ini biasanya terjadi pada permukaan lingual dan palatal gigi depan
dalam enam bulan pertama muntah. Seiring waktu, dan karena penyakit terus
berlangsung, erosi pada bagian depan gigi menjadi terlihat dan menipis, kuning,
mengkilap dan mungkin bahkan transparan dekat ujung gigi. Erosi gigi juga dialami
oleh hampir 89% penderita bulimia (Gambar 2).
16
Gambar 2.
2.3.2 Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik penyebab erosi gigi adalah zat asam yang berasal dari luar
tubuh. Zat asam ini dapat berasal dari makanan dan minuman yang bersifat asam,
obat-obatan, pekerjaan dan lingkungan. Faktor diet meliputi makanan dan minuman
bersifat asam yang dikonsumsi secara berlebihan, mungkin juga akibat obat yang
bersifat asam yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan faktor
pekerjaan meliputi paparan klorin dari kolam renang, maupun paparan agen korosif
dari pabrik.
4,9
2.3.2.1 Diet
Erosi gigi pada permukaan (a) fasial dan (b) palatal pada pasien Bulimia16
(a) (b)
Universitas Sumatera Utara
Banyak makanan dan minuman yang bersifat asam. Makanan dan minuman
dikatakan bersifat asam apabila nilai pH kurang dari 5,5 yaitu di bawah pH kritis
enamel. Contoh makanan yang bersifat asam adalah buah-buahan dengan konsentrasi
asam sitrat yang tinggi seperti apel, jeruk nipis, jeruk, nenas dan sebagainya.
Minuman bersifat asam adalah jus buah-buahan sitrat seperti jus jeruk, minuman
berkarbonat seperti coca cola dan cuka (asam asetat) (Tabel 1). Sering mengkonsumsi
makanan dan minuman bersifat asam akan memicu terjadi erosi gigi yang lebih
cepat.
4,9,17
Tabel 1. Nilai pH pada beberapa jenis makanan dan minuman
Jenis makanan dan minuman
9
Nilai pH
Buah-buahan • Apel • Anggur • Lemon • Jeruk • Nenas • Ceri • Strawberi
2,9 - 3,5 3,3 - 4,5 1,8 - 2,4 2,8 - 4,0 3,3 - 4,1 3,2 - 4,7 3,0 - 4,2
Minuman • Kopi • Teh • Bir • Anggur • Pepsi • Coca cola • Root beer
2,4 - 3,3
4,2 4,0 - 5,0 2,3 - 3,8
2,7 2,7 3,0
• Minuman jeruk 2,0 - 4,0
Bahan makanan • Mayonis • Cuka • Mustard • Saos tomat
3,8 - 4,0 2,4 - 3,4
3,6 3,7
2.3.2.2 Obat-obatan
Universitas Sumatera Utara
Obat-obatan dapat menyebabkan erosi gigi dengan berbagai mekanisme.
Kerusakan bisa dihasilkan secara langsung oleh kadar keasaman obat yang berkontak
langsung dengan gigi pada saat dikonsumsi. Selain itu, beberapa obat-obatan dapat
menyebabkan xerostomia yang cenderung mengurangi aliran saliva dan dengan
demikian mengurangi efek protektif dari saliva untuk gigi sehingga meningkatkan
risiko terjadinya erosi gigi.
Studi oleh McDerra dkk. telah meneliti hubungan antara erosi dan obat
inhalasi yang digunakan untuk mengobati asma. Hasil penelitian mengatakan bahwa
aerosol mungkin memiliki efek langsung pada gigi atau dapat menimbulkan risiko
langsung akibat xerostomia yang dihasilkan oleh beta 2 agonis konten obat-obatan
seperti salbutamol dan terbutaline. Inhaler yang mengunakan obat-obat ini dapat
digunakan hingga empat kali sehari selama jangka waktu yang panjang yang memicu
terjadinya erosi gigi.
18
Demineralisasi gigi yang disebabkan oleh obat-obatan dapat terjadi setelah
pasien mengonsumsi obat-obatan lebih dari setahun. Hal ini dapat terlihat pada gigi
anterior maksila dan mandibula, terutama pada permukaan labial dan lingualnya.
18
18
2.3.2.3 Pekerjaan
Ada beberapa pekerjaan yang menyebabkan seseorang terpapar dengan zat
asam. Seringnya kontak dengan zat asam pada lingkungan pekerjaan dapat
meningkatkan risiko terjadinya erosi gigi.
a) Pencicip anggur profesional
Pada pencicip anggur professional, mencicipi rasa minuman anggur sering
dilakukan selama 30-60 detik di dalam mulutnya. Beberapa di antara mereka
mencicip hingga 200 jenis minuman anggur dalam sehari sampai empat hari berturut-
turut dan melakukannya beberapa kali dalam setahun. Keadaan ini dapat
menyebabkan erosi gigi yang meluas. Dalam dua tahun, permukaan servikal gigi akan
menjadi hipersensitif.
b) Olahraga
20
Universitas Sumatera Utara
Beberapa laporan kasus dan penelitian melaporkan hubungan olahraga dan
erosi gigi. Penyebabnya secara langsung misalnya pada perenang yang berlatih di
kolam dengan pH air yang rendah (Gambar 3). Penyebab secara tidak langsung
misalnya individu yang melakukan latihan angkat berat sehingga refluks
gastroesofagealnya meningkat.
4
.
.
c. Industri kimia Polusi industri menyebabkan pekerja di pabrik pembuatan baterai dan asam
hidroklorit terpapar asam sulfur saat proses galvanisasi dilakukan. Biasanya erosi gigi
yang terjadi pada pekerja-pekerja ini terlihat pada permukaan labial gigi anterior yang
tidak dilindungi oleh bibir.
Ada bermacam-macam jenis baterai di pasaran misalnya baterai laptop,
baterai handphone dan lain-lainnya. Secara garis besar, berdasarkan bahan kimianya
baterai dibagi dalam dua kategori besar yaitu:
20
i) Baterai primer
21
Jenis ini disebut juga sebagai baterai sekali pakai yang berarti setelah habis
alur listriknya, baterai tersebut harus dibuang ditempat semestinya. Ada beberapa
macam baterai primer yaitu:
21
Jenis Baterai Keterangan
(a)
Erosi pada permukaan (a) palatal dan (b) oklusal dengan eksposur dentin yang luas padaperenang aktif 4
(b)
Gambar 3.
Universitas Sumatera Utara
Heavy duty atau Carbon Zinc (Zn-MnO2) Baterai primer yang paling murah yang banyak digunakan dalam rumah tangga seperti pada jam dinding dan remote control.
Alkaline, zinc alkaline manganese dioxide
Baterai jenis ini memiliki power yang lebih dan umur simpan yang lebih lama dan sering digunakan dalam mainan, kamera dan senter.
Lithium Cells Baterai ini memiliki kemampuan kinerja yang jauh lebih baik melampaui baterai elektrolit konvensional. Umur simpannya dapat lebih dari 10 tahun dan tetap berkerja dengan baik pada suhu yang sangat rendah. Baterai Lithium umumnya sebesar uang koin saja dan digunakan dalam kalkulator.
Silver Oxide Cells Baterai jenis ini memiliki kepadatan energi yang sangat tinggi tetapi harganya yang mahal karena terbuat dari bahan perak. Ukurannya sangat kecil yaitu sebesar kancing baju dan digunakan pada jam tangan dan kalkulator.
Zinc Air Cells Baterai jenis ini menjadi standar yang digunakan pada alat bantu dengar. Memiliki waktu pakai yang sangat lama karena hanya memiliki material anoda saja, sedangkan katodanya memanfaatkan udara di sekitarnya.
ii) Baterai sekunder
Jenis ini disebut juga sebagai baterai yang dapat dicas ulang jika telah habis
alur listriknya. Ada beberapa macam baterai sekunder yaitu:
21
Jenis Baterai Keterangan
Universitas Sumatera Utara
* Baterai yang diproduksi
Beberapa proses yang harus dilakukan untuk pembuatan baterai meliputi:
1. Pembuatan case dan cover baterai.
Pertama wadah dan penutup baterai akan dibuat yang umumnya dari
bahan polypropylene. Wadah plastik baterai biasanya terdiri atas 6 bagian yang
dikenali sebagai sel. Setelah dibuat wadah dan penutup tersebut, penutup diasingkan
sampai komponen lain dari baterai dipasang.
Rechargeable Alkaline Merupakan baterai alkali yang paling murah yang dapat dicas ulang, memiliki umur simpan yang lama dan cocok untuk penggunaan yang umum. Baterai ini sering digunakan dalam Mp3, lampu listrik tenaga matahari dan mainan.
Nickel-Cadmium (Ni-Cd) Baterai yang dapat dicas ulang yang dan mempunyai daya yang tinggi serta dapat digunakan dalam rentan temperatur yang luas. Kekurangan baterai ini adalah waktu pemakaian yang rendah. Baterai ini digunakan dalam kamera digital.
Nickel-Metal Hydride (Ni-MH) Baterai ini memiliki 30% lebih kapasitas dibanding baterai Ni-Cd pada tegangan yang sama. Jumlah cas ulang setelah pemakaian lebih tinggi dan memiliki kemampuan beban arus yang lebih tinggi. Baterai ini digunakan pada alat pertukangan.
Lithum Ion (Li-Ion) Baterai ini merupakan terobosan baru dalam dunia baterai rechargeable. Beratnya lebih ringan 30% dan kapasitasnya lebih 30% daripada baterai (Ni-MH). Baterai ini digunakan pada Notebook dan Handphone.
Lead-Acid* Baterai ini lebih dikenal dengan nama aki. Baterai ini mempunyai daya tahan yang tinggi dan sangat ekonomis. Namun karena beratnya, baterai ini tidak dipakai pada barang portable. Baterai ini digunakan pada mobil serta pelayaran.
Universitas Sumatera Utara
2. Positif dan negatif pelat
Pelat logam biasanya dibuat dari timah. Pelat logam ini akan dipasangkan ke
setiap sel dalam wadah tersebut. Pelat ini akan menghasilkan muatan positif dan
negatif untuk menghasilkan arus listrik. Setelah itu, pasta timah oksida akan
diaplikasikan ke atas pelat tersebut. Untuk memproduksi pelat negatif, sulfat akan
ditambahkan ke pasta tersebut. Seterusnya asam sulfat encer akan ditambahkan.
Separator yang terdiri atas bahan sintetis yang tipis akan dipasangkan sebagai spacer
diantara pelat positif dan negatif untuk mencegah kejutan listrik, sementara masih
memungkinkan arus listrik mengalir antara pelat.
3. Elemen
Suatu plat positif dipasangkan dengan plat negatif berserta separator dikenali
sebagai elemen. Elemen tersebut akan dikumpulkan kemudian dimasukkan ke dalam
wadah baterai dan dihubungkan dengan logam konduktif.
4. Elektrolit
Setelah itu, larutan elektrolit asam sulfat dan air ditambahkan untuk mengisi
wadah baterai tersebut. Kemudian penutup baterai ini akan dipasangkan dan baterai
akan diperiksa untuk kebocoran.
5. Charging
Akhirnya, pelat baterai akan dihubungkan ke sumber listrik agar baterai tersebut
dapat dicas selama beberapa jam. Setelah dicas, penutup baterai akan dibersihkan,
diberi label dan baterai akan dipaketkan untuk distribusi.
Terdapat dua divisi di pabrik baterai Yuasa yaitu divisi adminstrasi dan divisi
pekerja kilang. Pekerja di divisi administrasi merupakan pekerja yang tidak terlibat
dalam proses pembuatan baterai secara langsung sedangkan pekerja di divisi kilang
merupakan pekerja yang terlibat dalam proses pembuatan baterai secara langsung.
Kurang lebih terdapat 185 pekerja di divisi administrasi dan 115 pekerja pada divisi
pekerja kilang. Pada kedua divisi ini, terdapat beberapa pekerja pabrik yang berkerja
kurang dari 5 jam sehari. Pada divisi administrasi, pekerja ini adalah pekerja yang
ditugaskan untuk melakukan kerja pembersihan dan kerja teknikal. Pekerja yang
berkerja kurang dari 5 jam di divisi pekerja kilang adalah pekerja yang ditugaskan
Universitas Sumatera Utara
untuk mencelup pelat timah pada asam sulfat dimana kondisi ruangan tersebut amat
padat dan penuh dengan kabut asam sehingga tempoh berkerja yang lama di sana
akan menyebabkan kesukaran bernafas yang dapat berakibat fatal pada pekerja pabrik
yang menderita asma dan peyakit pernafasan lain.
Saat ini ada banyak indeks yang digunakan untuk mendiagnosis erosi gigi.
Indeks-indeks ini merupakan modifikasi atau kombinasi dari indeks yang digunakan
Eccles dan indeks Smith dan Knight. Salah satu indeks yang paling sering digunakan
adalah indeks O’Sullivan (Tabel 2, 3 dan 4). Indeks ini mengukur erosi gigi
berdasarkan lokasi, tingkat keparahan dan luas permukaan yang terkena erosi gigi.
2.4 Indeks Erosi Gigi
22
Tabel 2. Indeks erosi gigi O’Sullivan
Lokasi Erosi
22
Keterangan Kode A Kode B Kode C Kode D Kode E Kode F
Hanya pada bagian labial atau bukal Hanya pada bagian lingual atau palatal Hanya pada bagian oklusal atau insisal Bagian labial dan insisal/oklusal Bagian lingual dan insisal/oklusal Mengenai lebih dari dua bagian
Tingkat Keparahan Erosi Keterangan Kode 0 Kode 1
Kode 2 Kode 3
Kode 4
Kode 5 Kode 9
Enamel normal Enamel terlihat kabur/buram tanpa kehilangan kontur gigi Kehilangan enamel Kehilangan enamel dan dentin(belum melewati dento enamel junction) Kehilangan enamel dan dentin melewati dento enamel junction Sudah mengenai pulpa Tidak dapat diidentifikasi
Tabel 2. Indeks Erosi Gigi O’Sullivan22
Permukaan yang Terkena Erosi
(lanjutan)
Keterangan
Universitas Sumatera Utara
Kode (-)
Kode (+)
Kurang dari setengah permukaan gigi yang terkena erosi Lebih dari setengah permukaan gigi yang terkena erosi
Tabel 3. Indeks erosi gigi oleh Lussi dkk
Fasial
22
Keterangan 0
Tidak ada erosi Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dan mungkin terdapat developmental ridge
1
Kehilangan permukaan enamel. Ditemukan lesi di daerah servikal gigi. Cekungan pada enamel lebar tapi tidak dalam, untuk membedakannya dari gigi yang abrasi.
2 Tepi lesi bergelombang.
3 Dentin tidak terpapar Kerterlibatan dentin kurang dari setengah permukaan gigi Keterlibatan dentin lebih dari setengah permukaan gigi
Oklusal Keterangan 0
Tidak ada erosi. Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dan mungkin terdapat developmental ridge.
1
Sedikit erosi pada cusp gigi, cusp gigi membulat, terdapat restorasi gigi sebelahnya meningkat, groove pada permukaan oklusal.
2 Kehilangan permukaan enamel tanpa melibatkan dentin Lesi lebih parah. Tanda lebih jelas daripada grade 1. Melibatkan dentin.
*permukaan fasial, lingual dan oklusal pada semua gigi kecuali molar tiga
Tabel 4. Indeks Eccless
Skor
22
Kriteria
Universitas Sumatera Utara
Klas I Lesi superfisial, hanya pada permukaan enamel. Terlihat enamel tipis dan berkilat.
Klas II Lesi terlokalisasi, <1/3 permukaan dentin. Terdapat lesi yang berbentuk cawan dan lekukan yang dalam pada enamel dan dentin.
Klas III Lesi general, >1/3 permukaan dentin, kehilangan banyak jaringan dentin.
Indeks yang dikembangkan dan digunakan selama 20 tahun terakhir ini tidak
dapat dibandingkan antara satu sama lain karena tidak ada suatu standar tertentu.
Penelitian-penelitian yang dilakukan belum menemukan suatu indeks yang dapat
digunakan sebagai standar untuk mengukur erosi gigi.
22
2.5 Hubungan Erosi dengan Udara yang Mengandung Asam Baterai
2.5.1 Proses Erosi
Apabila udara yang terkontaminasi asam baterai mengenai permukaan gigi
sewaktu pekerja pabrik bernafas atau bercakap maka akan terjadi demineralisasi
enamel.5,20 Demineralisasi enamel adalah rusaknya kristal hidroksi apatit gigi yang
merupakan komponen utama enamel akibat proses kimia. Kondisi ini terjadi bila pH
larutan di sekeliling permukaan enamel lebih rendah dari 5,5. Selama proses erosif
terjadi, proton dari agen asam akan menghancurkan komponen hidroksiapatit seperti
ion karbonat, fosfat dan hidroksil pada enamel. Hal ini menyebabkan ikatan kristal
hidroksiapatit terurai dan selanjutnya ion kalsium dibebaskan. Faktor penting
terjadinya perkembangan erosi gigi adalah konsentrasi pH, keasaman titrable, fosfat
serta kalsium dan kandungan fluorida asam. Selain itu, frekuensi dan lamanya
terpapar asam memiliki efek pada perkembangan erosi. Faktor perilaku dan biologis,
seperti posisi gigi, kualitas jaringan keras gigi dan faktor saliva misalnya komposisi,
kapasitas buffer dan laju alir saliva memberikan pengaruh terjadinya erosi. Hal ini
juga menunjukkan bahwa bakteri bebas biofilm dan plak mikrobiologi pada
permukaan gigi dapat mengganggu difusi asam dan menyebabkan pembentukan lesi
erosif.23
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Gambaran Klinis
Gambaran awal erosi gigi terlihatnya adanya bercak putih yang secara
mikroanatomi terlihat bulat, licin dan mengilat (Gambar 4). Pada tahap lanjut, enamel
akan semakin banyak menghilang, gigi terlihat makin licin dan mengilat, enamel
tetap utuh pada gingival margin dan terbentuk cekungan pada daerah oklusal
(Gambar 5). Cekungan tersebut merupakan ciri khas dari dentin yang lunak dan
kurang mineralisasi.24
Gambar 6 menunjukkan erosi pada permukaan labial dan
insisal gigi pekerja pabrik baterai.
Erosi gigi pada bagian servikal pada gigi insisivus, kaninus dan premolar mandibular akibat konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan asam tinggi 24
Gambar 5. Erosi awal pada gigi molar mandibula akibat frekuensi konsumsi makanan dengan kandungan asam tinggi 24
Gambar 4.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Pencegahan
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi erosi:
a. Memperbaiki ventilasi pabrik pembuatan baterai. Apabila telah dibuat
lubang kecil pada dinding di pabrik, maka konsentrasi asam di udara semakin kurang
karena aliran udara yang lebih baik. Oleh karena itu prevalensi erosi gigi juga
semakin berkurang.
b. Mengurangi waktu paparan dengan asam di pabrik.
c. Memakai masker pelindung sepanjang waktu paparan dengan asam.
d. Menggunakan mouth rinsing solution atau setidak-tidaknya kumur dengan
air putih sewaktu bekerja di pabrik.
6-8
2.7 Perawatan
Perlu atau tidaknya dilakukan restorasi pada gigi yang mengalami erosi
tergantung kebutuhan pasien, tingkat keparahan erosi gigi dan potensi
berkembangnya lesi.
Perawatan erosi gigi sebaiknya dilakukan pada tahap awal untuk mencegah
gangguan fungsional dan estetis. Perawatan yang dianjurkan adalah aplikasi flour dan
penambalan permukaan gigi dengan bahan komposit (Gambar 7). Pada erosi yang
berat, dapat dirawat dengan pembuatan veneer keramik atau overlay mahkota. Pada
pasien dengan erosi gigi yang parah dan kehilangan lebih dari dua permukaan gigi,
dilakukan pemasangan mahkota, bridge dan overdenture.
25
25
Gambar 6. Erosi pada permukaan labial dan insisal gigi insisivus pada pekerja pabrik baterai 8
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 7. Groove pada molar yang mengalami erosi ditambal dengan resin komposit 25
Universitas Sumatera Utara