bab 2 tinjauan pustaka - library & knowledge...

54
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada bab ini akan dibahas teori – teori yang berkaitan dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dikembangkan. 2.1.1 Basis Data dan Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2015:63), basis data adalah kumpulan data logikal yang saling berhubungan, dan deskripsi dari data yang akan dirancang untuk membentuk informasi yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Menurut Connolly dan Begg (2015:52) sistem basis data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data, bersama dengan Database Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri. 2.1.2 Database Management System Menurut Connolly dan Begg (2015:64), Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengelola dan mengontrol akses ke dalam basis data. DBMS merupakan perangkat lunak yang berinteraksi dengan basis data dan program aplikasi pengguna. Terdapat 5 komponen utama dalam DBMS (Connolly dan Begg, 2015:67), antara lain: Perangkat keras DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk dijalankan. Perangkat keras terdiri dari sebuah komputer atau beberapa komputer yang terhubung. Perangkat keras yang dibutuhkan tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS dapat dijalankan pada perangkat keras atau sistem operasi tertentu, sedangkan beberapa DBMS dapat dijalankan pada berbagai perangkat keras atau sistem operasi.

Upload: vuonghuong

Post on 06-Aug-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Basis Data

Pada bab ini akan dibahas teori – teori yang berkaitan dengan perancangan

aplikasi basis data yang akan dikembangkan.

2.1.1 Basis Data dan Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2015:63), basis data adalah

kumpulan data logikal yang saling berhubungan, dan deskripsi dari data

yang akan dirancang untuk membentuk informasi yang dibutuhkan

dalam sebuah organisasi.

Menurut Connolly dan Begg (2015:52) sistem basis data adalah

kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data,

bersama dengan Database Management System (DBMS) dan basis data

itu sendiri.

2.1.2 Database Management System

Menurut Connolly dan Begg (2015:64), Database Management

System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan

pengguna untuk mendefinisikan, membuat, mengelola dan mengontrol

akses ke dalam basis data. DBMS merupakan perangkat lunak yang

berinteraksi dengan basis data dan program aplikasi pengguna.

Terdapat 5 komponen utama dalam DBMS (Connolly dan Begg,

2015:67), antara lain:

• Perangkat keras

DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras untuk

dijalankan. Perangkat keras terdiri dari sebuah komputer atau

beberapa komputer yang terhubung. Perangkat keras yang

dibutuhkan tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang

digunakan. Beberapa DBMS dapat dijalankan pada perangkat

keras atau sistem operasi tertentu, sedangkan beberapa DBMS

dapat dijalankan pada berbagai perangkat keras atau sistem operasi.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

8

• Perangkat lunak

Perangkat lunak yang dimaksud merupakan DBMS, aplikasi

program, sistem operasi, dan jaringan (jika DBMS menggunakan

jaringan).

• Data

Menurut pandangan end-users, data merupakan komponen

terpenting dalam DBMS. Data berperan sebagai jembatan antara

komponen mesin dan komponen manusia. Dalam basis data

terdapat data operasional dan metadata.

• Prosedur

Prosedur adalah instruksi dan peraturan dalam perancangan

dan penggunaan basis data. Pengguna dan pengelola basis data

membutuhkan dokumen berisi prosedur untuk menggunakan dan

menjalankan sistem yang berisi:

o Masuk ke dalam DBMS.

o Menggunakan beberapa fasilitas DBMS atau program aplikasi.

o Memulai dan menghentikan DBMS.

o Membuat backup basis data.

o Menangani kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak

(mengidentifikasi kegagalan perangkat, cara memperbaiki

kegagalan perangkat, cara memperoleh kembali basis data.

o Mengubah struktur tabel, mengatur ulang basis data,

meningkatkan kinerja, atau menyimpang data dalam tempat

penyimpanan kedua.

• Manusia

Komponen terakhir merupakan manusia yang terlibat dalam

sistem, antara lain:

o Data administrator, bertanggung jawab mengatur sumber daya

data yang meliputi: perencanaan basis data, pengembangan dan

pemeliharaan standar, kebijakan, prosedur, dan desain basis

data konseptual dan logikal.

o Database administrators (DA), bertanggung jawab mengatur

realisasi fisik dari aplikasi database yang meliputi desain fisik

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

9

basis data, implementasi, pengaturan keamanan dan kontrol

integritas, pengawasan performa sistem dan pengaturan ulang

basis data.

o Database designers, ada dua jenis:

� Logical database designer, bertugas mengidentifikasi data,

hubungan antara data dan batasan – batasan data yang akan

disimpan ke dalam basis data.

� Physical database designer, bertanggung jawab dalam

mengimplementasikan desain logis.

o Application developers, bertugas menyediakan fungsi – fungsi

yang dibutuhkan oleh end-users.

o End-users, merupakan pengguna dari basis data. Terdiri dari

dua jenis:

� Naive users adalah tipe user yang belum mengenal DBMS.

� Sophisticated users adalah tipe user yang sudah terbiasa

dengan struktur basis data dan fasilitas yang diberikan oleh

DBMS.

Keuntungan menggunakan DBMS menurut Connolly dan Begg

(2015:75):

• Mengontrol redundansi data

• Konsistensi data

• Informasi tambahan dari data yang sama

• Pemakaian data bersama

• Meningkatkan integritas data

• Meningkatkan keamanan

• Penetapan standarisasi

• Meningkatkan skala ekonomi

• Keseimbangan konflik kebutuhan

• Meningkatkan aksesibilitas dan respon terhadap data

• Meningkatkan pemeliharaan melalui independensi data

• Meningkatkan produktivitas

• Meningkatkan konkurensi

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

10

• Meningkatkan layanan backup dan recovery data

Kerugian menggunakan DBMS menurut Connolly dan Begg

(2015:75):

• Kompleksitas

• Ukuran yang besar

• Biaya DBMS

• Biaya tambahan hardware

• Biaya konversi

• Kinerja yang kurang maksimal

• Dampak yang tinggi dari kegagalan

2.1.3 Structure Query Language

Menurut Connolly dan Begg (2015:192), structure query language

(SQL) adalah sebuah contoh dari bahasa transform – oriented, atau

sebuah perancangan bahasa yang digunakan untuk mengubah input

menjadi output yang dibutuhkan.

2.1.3.1 Data Definition Language (DDL)

Menurut Connolly dan Begg (2015:64), data definition

language (DDL) adalah bahasa yang memungkinkan pengguna

untuk menspesifikasikan tipe-tipe data, struktur, dan constraint

data yang akan disimpan dalam basis data. Berikut ini adalah

beberapa Data Definition Language (DDL) yang digunakan,

antara lain:

• CREATE SCHEMA

• DROP SCHEMA

• CREATE DOMAIN

• ALTER DOMAIN

• DROP DOMAIN

• CREATE TABLE

• ALTER TABLE

• DROP TABLE

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

11

• CREATE VIEW

• DROP VIEW

2.1.3.2 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connolly dan Begg (2015:64), data manipulation

language (DML) adalah bahasa yang memungkinkan

pengguna untuk memasukkan, mengubah, menghapus, dan

mengambil data dari basis data. Berikut ini adalah beberapa

Data Manipulation Language (DML) yang digunakan, antara

lain:

• SELECT

Berfungsi untuk mengambil data dari sebuah table dan

beberapa table.

• INSERT

Berfungsi untuk memasukkan data ke sebuah table.

• UPDATE

Berfungsi untuk melakukan pembaruan data pada sebuah

table.

• DELETE

Berfungsi untuk menghapus data yang terdapat di table.

Fungsi agregat yang dimiliki SQL:

• COUNT

Berfungsi untuk menampilkan banyak nilai dalam suatu

kolom.

• SUM

Berfungsi untuk menampilkan jumlah nilai dalam suatu

kolom.

• AVG

Berfungsi untuk menampilkan jumlah nilai rata-rata dalam

suatu kolom.

• MIN

Berfungsi untuk menampilkan nilai terkecil dalam suatu

kolom.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

12

• MAX

Berfungsi untuk menampilkan nilai terbesar dalam suatu

kolom.

2.1.4 Fourth Generation Language

Menurut Connolly dan Begg (2015:92), fourth generation

language merupakan versi singkat dari bahasa pemrograman third

generation language. Fourth generation language tidak bersifat

prosedural, pengguna tidak menentukan langkah – langkah yang

diperlukan oleh program untuk melakukan tugas, melainkan

mendefinisikan parameter untuk menghasilkan sebuah program

aplikasi.

Fourth genertion language mencakup:

• Presentation languages, seperti query languages dan report

generators.

• Speciality languages, seperti spreadsheets dan database languages.

• Application generators, seperti insert, update, dan retrieve data dari

database ke aplikasi yang dibangun.

• Very high-level languages digunakan untuk menghasilkan kode

aplikasi.

Tipe – tipe fourth generation language:

• Forms generators, merupakan fasilitas interaktif untuk membuat

input data dan menampilkan layout untuk layar dengan cepat.

• Report generators, merupakan fasilitas untuk membuat laporan –

laporan dari data yang tersimpan di dalam basis data.

• Graphics generators, merupakan fasilitas untuk mengambil data

dari basis data dan menampilkan data dalam bentuk grafik dan

hubungan pada data.

• Application generators, merupakan fasilitas untuk memproduksi

sebuah program yang terhubung dengan basis data.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

13

2.1.5 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2015:348), Database System

Development Lifecycle (DSDLC) adalah komponen pokok untuk sistem

informasi organisasi yang besar. Tahapan database system development

lifecycle dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Database system development lifecycle

(Connolly & Begg, p.348)

2.1.5.1 Database Planning

Menurut Connolly dan Begg (2015:349), database

planning merupakan tahapan untuk mengimplementasikan

siklus hidup secara efisien dan efektif. Terdapat dua langkah

penting dalam database planning, yaitu:

• Define the mission statement for the database system,

mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data dan

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

14

mengupayakan cara yang tepat agar sistem basis data yang

dikembangkan menjadi efisien dan efektif.

• Identifying the mission objectives, mengidentifikasi tugas –

tugas khusus yang dapat didukung oleh sistem basis data.

2.1.5.2 System Definition

Menurut Connolly dan Begg (2015:350), system definition

mendeskripsikan ruang lingkup dari sistem basis data dan

tampilan pengguna.

Sebelum merancang sistem basis data, sebaiknya

mengidentifikasi batasan – batasan dari sistem yang akan

dikembangkan dan tampilan sistem informasi yang akan dilihat

oleh organisasi.

Tampilan pengguna mendefinisikan sistem basis data yang

dibutuhkan berdasarkan perspektif dari peran tertentu, seperti

manager, supervisor, marketing, stock control.

2.1.5.3 Requirements Collection and Analysis

Menurut Connolly dan Begg (2015:350), requirements

collections and analysis merupakan proses mengumpulkan dan

menganalisa informasi mengenai bagian dari organisasi yang

akan didukung oleh sistem basis data. Informasi tersebut akan

digunakan untuk mengidentifikasi permintaan untuk sistem

yang baru.

Terdapat dua teknik dalam pengumpulan informasi

menurut Connolly dan Begg (2015:378):

• Fact-Finding Techniques

Terdapat lima jenis fact-finding techniques yang umum

digunakan:

o Examining documentation

Examining documentation dapat mempermudah

dalam memahami sistem yang akan dikembangkan.

o Interviewing

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

15

Teknik ini merupakan teknik pencarian fakta

yang paling banyak digunakan. Terdapat dua jenis

wawancara:

� Wawancara terstruktur, pewawancara memiliki

pertanyaan yang spesifik.

� Wawancara tidak terstruktur, pewawancara hanya

memiliki pertanyaan yang bersifat umum.

Terdapat dua jenis pertanyaan:

� Open – ended questions, merupakan pertanyaan

yang memungkinkan narasumber menjawab

pertanyaan dengan bebas.

� Closed – ended questions, merupakan pertanyaan

yang memungkinkan narasumber menjawab

pertanyaan hanya dengan “ya” atau “tidak”.

o Observing the enterprise in operation,

merupakan salah satu teknik pencarian fakta

yang paling efektif untuk memahami sistem.

o Research, merupakan teknik pencarian fakta

yang paling berguna untuk melakukan

penelitian terhadap aplikasi dan masalah.

o Questionnaires, merupakan dokumen untuk

tujuan khusus yang memungkinkan

pengumpulan fakta dalam skala besar.

• Requirement Specification Techniques

Terdapat tiga pendekatan dalam requirement specification

techniques:

o Centralized approach, permintaan dari setiap user view

digabungkan menjadi satu kumpulan untuk sistem

basis data yang baru.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

16

Gambar 2.2 The Centralized Approach to managing multiple user views 1 to 3

(Connolly & Begg, p.353)

o View Integration approach, permintaan dari setiap user

view tetap pada daftar yang berbeda. Model data

merepresentasikan setiap user view yang telah dibuat,

kemudian digabungkan dalam tahap desain basis data.

Gambar 2.3 The View Integration Approach to managing multiple user views 1 to 3

(Connolly & Begg, p.354)

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

17

o Penggabungan dari centralized approach dan view

integration approach

2.1.5.4 Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2015:354), database design

merupakan proses untuk membuat desain yang akan

mendukung tujuan dan misi perusahaan. Ada empat

pendekatan dalam database design:

• Bottom up

Pendekatan bottom up cocok untuk desain basis data

yang sederhana dengan jumlah atribut yang sedikit.

• Top Down

Pendekatan top down cocok digunakan untuk desain

basis data yang kompeks.

• Inside out

Pendekatan inside out berhubungan dengan pendekatan

bottom up. Perbedaan pendekatan inside out dengan

pendekatan bottom up yaitu pendekatan inside out

mengidentifikasi sekumpulan entitas utama terlebih dahulu,

kemudian dipecah untuk meninjau entitas, hubungan dan

atribut yang berhubungan dengan entitas utama.

• Mixed Strategy

Mixed strategy menggunakan pendekatan bottom up

dan pendekatan top down dalam beberapa bagian pada

model sebelum seluruh bagian dikombinasikan.

Menurut Connolly dan Begg (2015:356), terdapat tiga fase

dalam database design:

• Conceptual database design

Merupakan proses pembuatan model dari data yang

digunakan pada perusahaan yang independen dari

keseluruhan aspek fisik.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

18

• Logical database design

Merupakan proses pembuatan model dari data yang

digunakan pada perusahaan berdasarkan model data

spesifik, tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan

keseluruhan aspek fisik lainnya.

• Physical database design

Merupakan proses implementasi sistem basis data pada

tempat penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur

penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk

mencapai akses yang efisien terhadap data.

2.1.5.5 DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2015:359), DBMS selection

merupakan tahap pemilihan DBMS untuk mendukung sistem

basis data. Empat tahapan untuk memilih DBMS:

• Define terms of reference of study

• Shortlist two or three products

• Evaluate products

• Recommend selection and produce report

2.1.5.6 Application Design

Menurut Connolly dan Begg (2015:363), application

design merupakan tahap perancangan tampilan user dan

program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis

data.

Terdapat dua aspek dalam application design:

• Transaction design

Tujuan dari transaction design adalah untuk

mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik

tingkat tinggi dari transaksi yang dibutuhkan oleh basis

data, termasuk:

o Data yang digunakan pada transaksi;

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

19

o Karakteristik fungsi dalam transaksi;

o Output dari transaksi;

o Kepentingan user;

o Tingkat yang diharapkan dari penggunaan.

Jenis – jenis transaksi:

o Retrieval transactions, digunakan untuk mengmbil

data agar dapat ditampilkan pada layar atau dalam

pembuatan laporan.

o Update transactions, digunakan untuk menambahkan

catatan baru, menghapus catatan lama, mengubah

catatan yang ada di dalam basis data.

o Mixed transactions, melibatkan retrieval dan updating

of data.

• User interface design

Menurut Connolly dan Begg (2015:365), panduan

dalam merancang formulir atau laporan, antara lain:

o Meaningful title: judul harus jelas dan tidak ambigu

untuk mengidentifikasi tujuan laporan.

o Comprehensible instructions: menggunakan istilah –

istilah umum dalam memberikan instruksi kepada

user.

o Logical grouping and sequencing of fields: fields yang

berkaitan harus ditempatkan bersama dalam laporan.

o Visually appealing layout of the form/report: laporan

harus menampilkan tampilan yang menarik untuk

user.

o Familiar field labels: menggunakan nama fields yang

umum.

o Consistent terminology and abbreviations:

menggunakan ketentuan dan singkatan yang

konsisten.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

20

o Consistent use of color: menggunakan warna yang

konsisten agar dapat meningkatkan tampilan laporan

dan menandai field atau pesan yang penting.

o Visible space and boundaries of data-entry fields:

mempertimbangkan kebutuhan dan cakupan ruang

pada setiap fields.

o Convenient cursor movement: mengidentifikasi operasi

yang dibutuhkan untuk memindahkan cursor pada

laporan dengan mudah.

o Error correction for individual characters and entire

fields: mengidentifikasi operasi yang dibutuhkan

untuk mengubah nilai pada field dengan mudah.

o Error messages for unacceptable values: menampilkan

pesan error jika terjadi kesalahan pemasukan data

oleh user.

o Optional fields marked clearly: user harus dapat

mengidentifikasi optional field.

o Explanatory message for fields: menampilkan

informasi field ketika cursor berada di dalam area

field.

o Completion signal: jika pengisian field pada laporan

telah selesai maka akan muncul pesan yang

menandakan bahwa proses pengisian laporan telah

berhasil.

2.1.5.7 Prototyping (optional)

Menurut Connolly dan Begg (2015:367), prototype

merupakan proses membangun sebuah model kerja dari sistem

basis data. Terdapat 2 jenis strategi dalam membuat prototype:

• Requirements prototyping, menggunakan prototype untuk

mendefinisikan kebutuhan untuk sistem basis data. Pada

saat kebutuhan telah terpenuhi, prototype akan dihapus.

• Evolutionary prototyping, digunakan untuk tujuan yang

sama dengan requirements prototyping. Perbedaannya,

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

21

dalam strategi ini, prototype tidak dihapus jika kebutuhan

telah terpenuhi.

2.1.5.8 Implementation

Menurut Conolly dan Begg (2015:367), implementasi

merupakan perwujudan fisik dari perancangan basis data dan

aplikasi.

2.1.5.9 Data Conversion and Loading

Menurut Conolly dan Begg (2015:368), data conversion

and loading merupakan proses pemindahan data yang telah

ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang

telah ada agar dapat dijalankan di dalam basis data yang baru.

2.1.5.10 Testing

Menurut Conolly dan Begg (2015:368), testing

merupakan proses menjalankan sistem basis data dengan

tujuan untuk menemukan kesalahan.

Contoh kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan

evaluasi antara lain (Sommerville, 2010) :

• Learnability: berapa lama pengguna baru akan menjadi

produktif dengan sistem yang baru?

• Performance: seberapa baik sistem tersebut dapat

merespons sesuai dengan praktik kerja pengguna?

• Robustness: seberapa besar toleransi sistem dapat bertahan

dari kesalahan pengguna?

• Recoverability: seberapa cepat performa sistem saat

pemulihan dari kesalahan pengguna?

• Adaptability: seberapa dekat sistem terkait dengan model

kerja tunggal?

2.1.5.11 Operational Maintenance

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

22

Menurut Conolly dan Begg (2015:369), operational

maintenance merupakan proses mengawasi dan memelihara

sistem basis data setelah instalasi.

2.1.6 Entity Relationship Modelling

Gambar 2.4 Contoh Entity Relationship Diagram (ERD)

(Connolly & Begg, p.407)

2.1.6.1 Entity Types

Menurut Connolly dan Begg (2015:406), entity types

merupakan sekumpulan objek dengan properti yang sama yang

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

23

diidentifikasi oleh perusahaan yang memiliki eksistensi

independen.

Setiap objek yang diidentifikasi secara unik disebut juga

entity occurence. Menurut Connolly dan Begg (2015:417),

entity types dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian:

• Strong Entity Type merupakan tipe entitas yang

keberadaannya tidak bergantung pada entity type lainnya.

• Weak Entity Type merupakan tipe entitas yang

keberadaannya bergantung pada entity type lainnya.

Gambar 2.5 Contoh Entity Type

(Connolly & Begg, p.408)

2.1.6.2 Relationship Types

Menurut Connolly dan Begg (2015:408), relationship

types merupakan kumpulan asosiasi tipe – tipe entitas yang ada

dan mempunyai arti.

Gambar 2.6 Contoh Relationship Types

(Connolly & Begg, p.410)

Relationship occurance merupakan sebuah asosiasi yang

dapat diidentifikasi secara unik, yang meliputi satu kejadian

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

24

dari setiap tipe entitas yang berpartisipasi (Connolly dan Begg,

2015:409).

Gambar 2.7 Contoh Relationship Occurance

(Connolly & Begg, p.409)

Derajat dari tipe relasi merupakan jumlah dari tipe entitas

yang berpartisipasi dalam relasi tertentu. Entitas yang terlibat

dalam jenis hubungan tertentu disebut participants dalam

relationship. Jumlah participant dalam hubungan disebut

degree dari relationship. Sehingga, tingkat hubungan

menunjukkan jumlah jenis entitas yang terlibat dalam sebuah

hubungan. Hubungan dengan derajat dua disebut binary,

hubungan dengan derajat tiga disebut ternary, dan hubungan

dengan derajat empat disebut quaternary.

Gambar 2.8 Contoh Binary Relationship

(Connolly & Begg, p.410)

Gambar 2.9 Contoh Ternary Relationship

(Connolly & Begg, p.411)

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

25

Gambar 2.10 Contoh Quaternary Relationship

(Connolly & Begg, p.411)

Menurut Connolly dan Begg (2015:412), recursive

relationship merupakan tipe relasi yang memiliki jenis entitas

yang sama tetapi berpartisipasi pada lebih dari satu peran.

Gambar 2.11 Contoh recursive relationship

(Connolly & Begg, p.412)

2.1.6.3 Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2015:413), attribute

merupakan properti dari sebuah entitas atau tipe relasi.

Domain attribute merupakan kumpulan dari nilai yang

diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly dan

Begg, 2015:413). Klasifikasi attribute dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu:

• Simple atau Composite Attributes

o Simple attributes merupakan atribut yang terdiri dari

komponen tunggal dengan keberadaan independen.

o Composite attributes merupakan atribut yang terdiri

dari banyak komponen, masing – masing dengan

keberadaan independen.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

26

• Single-valued atau Multi-valued Attributes

o Single – valued attributes merupakan atribut yang

menampung nilai tunggal untuk setiap kejadian dari

suatu tipe entitas.

o Multi – valued attributes merupakan atribut yang

menampung banyak nilai untuk setiap kejadian dari

suatu tipe entitas.

• Derived Attributes

Merupakan atribut yang merepresentasikan nilai yang

didapat dari atribut terkait atau sekumpulan atribut.

2.1.6.4 Keys

Jenis – jenis keys:

• Candidate key, merupakan sebagian kecil atribut yang

mengidentifikasikan setiap kejadian dari entitas tersebut

secara unik (Connolly dan Begg, 2015:415).

• Primary key, merupakan candidate key yang telah dipilih

untuk mengidentifikasi setiap kejadian pada tipe entitas

secara unik (Connolly dan Begg, 2015:415).

• Alternate key, merupakan candidate key yang tidak terpilih

sebagai primary key (Connolly dan Begg, 2015:159).

• Composite key, merupakan candidate key yang memiliki

dua atau lebih atribut (Connolly dan Begg, 2015:416).

• Foreign key, merupakan sebuah atribut atau sekumpulan

atribut dalam suatu relasi yang sama dengan candidate key

dari beberapa relasi lainnya (Connolly dan Begg,

2015:159).

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

27

Gambar 2.12 Contoh Representasi Key

(Connolly & Begg, p.416)

2.1.6.5 Structural Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2015;419), tipe utama dari

constraint dalam relasi disebut multiplicity. Multiplicity adalah

jumlah kejadian dalam tipe entitas yang mungkin berhubungan

pada kejadian tertentu.

Tiga tipe relasi binary secara umum yaitu (Connolly dan

Begg, 2015:419):

• Relasi one to one (1:1), merupakan relasi antar dua tipe

entitas dimana satu tipe entitas berelasi tepat satu atau nol

dengan tipe entitas lainnya.

Gambar 2.13 Contoh Relasi One to One

(Connolly & Begg, p.420)

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

28

• Relasi one to many (1:*), merupakan relasi antara dua tipe

entitas dimana satu tipe entitas berelasi nol, satu atau

banyak dengan tipe entitas lainnya.

Gambar 2.14 Contoh Relasi One to Many

(Connolly & Begg, p.421)

• Relasi many to many (*:*), merupakan relasi antar dua tipe

entitas dimana tipe entitasnya saling berelasi banyak.

Gambar 2.15 Contoh Relasi Many to Many

(Connolly & Begg, p.422)

Multiplicity terdiri dari dua batasan yang terpisah, yaitu:

• Cardinality, menggambarkan nilai maksimum yang

memungkinkan suatu relasi terjadi untuk sebuah entitas.

• Participation, menentukan apakah semua atau hanya

beberapa kejadian entitas yang akan berpartisipasi dalam

sebuah relasi.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

29

Gambar 2.16 Contoh Cardinality dan Participation

(Connolly & Begg, p.425)

Masalah yang terjadi pada ER Models (Connoly dan Begg,

2015:426):

• Fan Traps, sebuah model merepresentasikan sebuah relasi

antar tipe entitas, tetapi terjadi ambiguitas antara jalur

antara entitas tertentu.

Gambar 2.17 Contoh Fan Traps

(Connolly & Begg, p.426)

Gambar 2.18 Cara Menghilangkan Fan Traps

(Connolly & Begg, p.427)

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

30

• Chasm Traps, sebuah model menunjukkan adanya relasi

antara tipe entitas perangkap, tetapi tidak terdapat jalur

antara entitas tertentu.

Gambar 2.19 Contoh Chasm Traps

(Connolly & Begg, p.428)

Gambar 2.20 Cara Menghilangkan Chasm Traps

(Connolly & Begg, p.429)

2.1.7 Metodologi Perancangan Basis Data

2.1.7.1 Perancangan Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2015:505), perancangan

konseptual merupakan sebuah proses membangun sebuah

model dari data yang digunakan dalam perancangan database

perusahaan, bersifat independen dari semua pertimbangan

fisik.

Langkah – langkah untuk membangun model data

konseptual (Connolly dan Begg, 2015:506), yaitu:

1. Mengidentifikasi jenis entitas

Bertujuan untuk mengidentifikasi jenis entitas yang

dibutuhkan.

2. Mengidentifikasi jenis relasi

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

31

Bertujuan untuk mengidentifikasi relasi penting yang

terdapat antara jenis entitas.

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasi atribut dengan tipe

entitas atau relasi

Bertujuan untuk mengumpulkan atribut dengan tipe entitas

atau tipe relasi yang sesuai.

4. Mengidentifikasi atribut domain

Bertujuan untuk menentukan domain dari atribut dalam

model data konseptual.

5. Menentukan candidate key, primary key, dan alternate key

Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key untuk

setiap tipe entitas, dan jika terdapat lebih dari satu

candidate key, maka dipilih satu untuk menjadi primary

key dan yang lain sebagai alternate key.

6. Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced

modeling (optional)

Bertujuan untuk mempertimbangkan penggunaan konsep

enhanced modeling, seperti specialization, generalization,

aggregation, dan composition.

7. Memeriksa redundansi

Bertujuan untuk memeriksa adanya redundansi/data

berulang pada model. Terdapat tiga aktivitas dalam tahap

ini (Connolly dan Begg, 2015:520):

• Re-examine one to one (1:1) relationship

Jika terdapat relasi one to one makakedua entitas

harus digabung bersama-sama. Jika primary key

berbeda, pilih salah satu untuk menjadi primary key

dan yang lain sebagai alternate key.

• Remove redundant relationship

Suatu relasi disebut redundant jika informasi

yang sama dapat diperoleh melalui hubungan lainnya.

• Consider time dimension

Dimensi waktu dari sebuah relasi penting ketika

menilai suatu redundansi.

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

32

8. Validasi model konseptual dengan transaksi pengguna

Bertujuan untuk untuk memastikan bahwa model

konseptual mendukung transaksi yang dibutuhkan.

9. Meninjau kembali model data konseptual dengan

pengguna

Bertujuan untuk untuk meninjau kembali model data

konseptual dengan pengguna untuk memastikan bahwa

model tersebut sudah sesuai dengan representasi yang

sebenarnya dari kebutuhan data perusahaan.

2.1.7.2 Perancangan Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2015:357), logical database

design merupakan proses pembuatan model dari data yang

digunakan pada perusahaan berdasarkan model data spesifik,

tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan keseluruhan

aspek fisik lainnya.

Logical database design merupakan tahap kedua dalam

perancangan basis data. Tahapan – tahapan dalam logical

database design antara lain (Connolly dan Begg, 2015:528):

1. Menurunkan hubungan untuk model data logis

Bertujuan untuk membangun relasi terhadap logical data

model untuk merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut

yang telah diidentifikasi.

2. Memvalidasi hubungan menggunakan normalisasi

Bertujuan untuk memvalidasi relasi dalam logical data

model menggunakan normalisasi.

3. Memvalidasi hubungan terhadap transaksi pengguna

Bertujuan untuk menentukan relasi dalam logical data

model yang dapat mendukung transaksi yang dibutuhkan.

4. Memeriksa batasan integritas

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

33

Bertujuan untuk memeriksa batasan integritas yang

direpresentasikan dalam logical data model.

5. Meninjau model data logis dengan pengguna

Bertujuan untuk meninjau logical data model dengan

pengguna untuk memastikan bahwa model akan

merepresentasikan kebutuhan data perusahaan dengan

benar.

6. Menggabungkan model data logis ke dalam model data

global

Bertujuan untuk menggabungkan local logical data

models dalam suatu global logical data model yang

merepresentasikan seluruh user views terhadap basis data.

7. Memeriksa pertumbuhan masa depan

Bertujuan untuk menentukan jika terdapat perubahan yang

signifikan di masa mendatang dan untuk menilai apakah

logical data model dapat mengakomodasi perubahan ini.

2.1.7.3 Perancangan Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2015:358), physical

database design merupakan proses implementasi sistem basis

data pada tempat penyimpanan sekunder. Menggambarkan

struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk

mencapai akses yang efisien terhadap data.

Physical database design terdiri dari beberapa tahap dan

merupakan tahap terakhir dalam perancangan basis data.

Tahapan – tahapan dalam physical database design antara lain

(Connolly dan Begg, 2015:563):

1. Tahap ketiga: menerjemahkan logical data model ke

dalam DBMS yang telah ditentukan, yaitu untuk

memproduksi skema relasi basis data dari logical data

model yang dapat diimplementasikan ke dalam DBMS

yang telah ditentukan (Connolly dan Begg, 2015:564).

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

34

a. Merancang relasi dasar

Bertujuan untuk memustuskan cara merepresentasikan

relasi dasar yang telah diidentifikasi dalam logical

data model di DBMS yang dituju.

b. Merancang representasi data turunan

Bertujuan untuk memutuskan cara merepresentasikan

data turunan yang terdapat pada logical data model di

DBMS yang dituju.

c. Merancang batasan umum

Bertujuan untuk merancang batasan umum untuk

DBMS yang dituju.

2. Tahap keempat: merancang organisasi file dan indeks

Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang

optimal yang akan digunaakan untuk menyimpan relasi

dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja

yang dapat diterima, yaitu keadaan di mana relasi dan

tuples akan disimpan pada penyimpanan sekunder

(Connolly dan Begg, 2015:569).

a. Menganalisa transaksi

Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi yang

akan dijalankan pada basis data dan untuk

menganalisa transaksi – transaksi penting.

b. Memilih organisasi file

Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang

efisien untuk setiap relasi dasar.

c. Memilih index

Bertujuan untuk menentukan apakah penambahan

index akan meningkatkan performa dari sistem

d. Memperkirakan kebutuhan memori

Bertujuan untuk memperkirakan memori yang

dibutuhkan oleh basis data.

3. Tahap kelima: merancang user views

Bertujuan untuk merancang user views yang telah

diidentifikasi pada tahap requirements collection and

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

35

analysis pada database system development lifecycle

(Connolly dan Begg, 2015:582).

4. Tahap keenam: merancang mekanisme keamanan

Bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan

dalam basis data berdasarkan yang telah ditentukan oleh

user pada tahap requirements and collection pada

database system development lifecycle (Connolly dan

Begg, 2015:582).

5. Tahap ketujuh: mempertimbangkan penggunaan

redundansi yang terkontrol

Bertujuan untuk menentukan bahwa penggunaan

redudansi yang terkontrol secara terkendali dengan aturan

normalisasi akan meningkatkan performa sistem

(Connolly dan Begg, 2015:585).

6. Tahap kedelapan: mengawasi dan menyempurnakan

sistem operasional

Bertujuan untuk mengawasi sistem operasional dan

meningkatkan performa sistem untuk memperbaiki

rancangan yang kurang tepat atau menggambarkan

perubahan kebutuhan (Connolly dan Begg, 2015:598).

2.1.8 Normalisasi

Menurut Indrajani (2011:57), normalisasi adalah suatu teknik

dengan pendekatan bottom – up yang digunakan untuk membantu

mengidentifikasikan hubungan. Menurut Connolly dan Begg

(2015:451), normalisasi adalah suatu teknik untuk memproduksi sebuah

hubungan dengan properti yang diperlukan, dan memberikan

persyaratan data suatu perusahaan.

2.1.8.1 Tujuan Normalisasi

Tujuan utama normalisasi adalah mengidentifikasi

kesesuaian hubungan yang mendukung data untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan (Connolly and Begg, 2015:452).

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

36

Karakteristik yang sesuai untuk sebuah set hubungan

adalah sebagai berikut:

• Atribut minimal yang diperlukan untuk mendukung

kebutuhan perusahaan.

• Atribut dengan hubungan logika yang menjelaskan

mengenai functional dependencies.

• Duplikasi minimal untuk setiap atribut.

2.1.8.2 Data Redundancy and Update Anomalies

Tujuan utama dari desain relasi basis data adalah

mengelompokkan atribut menjadi relationship untuk

meminimalkan data yang berulang. Keuntungan potensial

untuk implementasi basis adalah sebagai berikut:

• Pembaruan data yang disimpan dalam basis data dengan

jumlah minimal operasi, akan mengurangi data yang tidak

konsisten di dalam basis data (Connolly and Begg,

2015:454).

• Pengurangan kapasitas penyimpanan diperlukan oleh

suatu relasi dasar untuk meminimalkan biaya (Connolly

and Begg, 2015:454).

Hubungan basis data yang berulang menimbulkan masalah

yang disebut update anomalies, yang terdiri dari insertion,

deletion atau modification anomalies (Connolly and Begg,

2015:455).

2.1.8.3 Functional Dependencies

Functional Dependencies mendeskripsikan hubungan

antara atribut dalam setiap relationship. Sebagai contoh, jika A

dan B adalah atribut dari hubungan R, fungsi B tergantung dari

A (ditandai A→B), jika setiap nilai dari A berasosiasi dengan

nilai B. (A dan B masing-masing terdiri dari satu atau lebih

atribut) (Connolly and Begg, 2015:457).

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

37

2.1.8.4 Proses Normalisasi

• Unnormalized Form(UNF)

Tabel yang terdiri dari satu atau lebih grup yang

berulang (repeating group). Repeating group adalah sebuah

atribut atau himpunan atributdi dalam tabel yang memiliki

lebih dari satu nilai (multiple value) untuk sebuah

nominated key attributes pada tabel (Connolly and Begg,

2015:466)

• First Normal Form (1NF)

Sebuah relasi yang memiliki titik potong setiap baris

dan kolom dan mengandunghanya satu nilai (Connolly and

Begg, 2015:466).

Proses UNF ke 1NF:

o Menentukan satu atau kumpulan atribut sebagai

kunci untuk tabel unnormalized.

o Mengidentifikasi grup yang berulang dalam tabel

unnormalizedyang berulang, untuk kunci atribut.

o Menghapus grup yang berulang dengan cara:

� Memasukkan data ke dalam kolom yang kosong

pada baris yang berisi data yang berulang

(flattening the table).

� Menggantikan data yang ada dengan melakukan

penulisan ulang dari kunci atribut yang

sesungguhnya ke dalam relasi terpisah.

• Second Normal Form (2NF)

Sebuah relasi yang berada pada first normal form

(1NF) dan setiap atribut yang bukan primary key berfungsi

secara penuh untuk bergantung pada primary key (full

functional dependent) (Connolly and Begg, 2015:470).

Proses 1NF ke 2NF:

o Mengidentifikasi primary key untuk relasi 1NF.

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

38

o Mengidentifikasi functional dependencies dalam

relasi.

o Partial dependencies terhadap primary key dihapus,

dengan menempatkan dalam relasi baru bersama

dengan salinan determinan.

• Third Normal Form (3NF)

Sebuah relasi yang berada pada first normal form

(1NF) dan second normal form (2NF) dan tidak

terdapatattribute yang bukan primary key (non-primary-

key) yang bersifat ketergantungan pada primary

key(transitively dependent) (Connolly and Begg, 2015:472).

Proses 2NF ke 3NF:

o Mengidentifikasi primary key dalam relasi second

normal form (2NF).

o Mengidentifikasi functional dependencies dalam

relasi.

2.2 Pemahaman Obyek Studi

Obyek studi yang dipelajari menyangkut sistem pergudangan pada PT

Multibox Indah dan PT Karya Indah Multiguna. Di dalam sistem pergudangan

ini terbagi atas komponen – komponen sebagai berikut:

2.2.1 Sistem Persediaan

Menurut Indrajani (2011:70), persediaan adalah aset yang tersedia

untuk dijual dalam proses bisnis biasa atau aset yang ada dalam proses

produksi untuk dijual kembali, atau aset dalam bentuk material atau

bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi. Aset ini dapat

berbentuk barang atau jasa. Dalam persuhaan manufaktur, persediaan

terdiri atas:

• Persediaan produk jadi

• Persediaan produk dalam proses

• Persediaan bahan baku

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

39

• Persediaan bahan penolong

• Persediaan bahan habis pakai pabrik

• Persediaan suku cadang

Menurut Indrajani (2011:71), persediaan dikatakan sangat penting

bagi perusahaan , karena persediaan berguna untuk:

• Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang.

• Menghilangkan risiko dari produk yang dipesan tidak bagus atau

rusak.

• Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin

kelancaran arus produksi.

• Memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik – baiknya, di mana

keinginan langganan pada setiap waktu dapat terpenuhi atau

memberi jaminan terhadap tersedianya barang tersebut.

Menurut Mulyadi (2008:553), sistem persediaan bertujuan untuk

mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem

ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan,

sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya

produksi. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari:

persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan

bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai

pabrik, persediaan suku cadang.

Tabel 2.1 Tipe Persediaan, Transaksi yang Mempengaruhi, Sistem dan

Prosedur yang Bersangkutan

Tipe Persediaan

Transaksi

Sistem dan Prosedur yang

Bersangkutan

1. Persediaan

produk jadi

Produk selesai

diproduksi

Prosedur pencatatan harga

pokok produk jadi

Penjualan Prosedur pencatatan harga

pokok produk jadi yang

dijual

Retur penjualan Prosedur pencatatan harga

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

40

pokok produk jadi yang

diterima kembali dari

pembeli

Penghitungan

fisik persediaan

Sistem penghitungan fisik

persediaan

2. Persediaan

produk dalam

proses

Produk selesai

diproduksi

Prosedur pencatatan produk

jadi

Readjusment Prosedur readjusment

persediaan produk dalam

proses

Penghitungan

fisik persediaan

Sistem perhitungan fisik

persediaan

3. Persediaan

bahan baku

Pembelian Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

dibeli

Retur pembelian Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

dikembalikan kepada

pemasok

Pemakaian

barang gudang

(dicatat sebagai

biaya bahan

baku)

Prosedur permintaan dan

pengeluaran barang gudang

Pengembalian

barang gudang

Prosedur pencatatan

tambahan harga pokok

persediaan karena

pengembalian barang

gudang

Penghitungan

fisik persediaan

Sistem perhitungan fisik

persediaan

4. Persediaan

bahan

Pembelian Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

41

penolong dibeli

Retur pembelian Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

dikembalikan kepada

pemasok

Pemakaian

barang gudang

(dicatat sebagai

biaya overhead

pabrik

sesungguhnya)

Prosedur permintaan dan

pengeluaran barang gudang

Pengembalian

barang gudang

Prosedur pencatatan

tambahan harga pokok

persediaan karena

pengembalian barang

gudang

Penghitungan

fisik persediaan

Sistem perhitungan fisik

persediaan

5. Persediaan

bahan habis

pakai pabrik,

persediaan suku

cadang

Pembelian Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

dibeli

Retur pembelian Prosedur pencatatan harga

pokok persediaan yang

dikembalikan kepada

pemasok

Pemakaian

barang gudang

(dicatat sebagai

biaya overhead

pabrik

sesungguhnya)

Prosedur permintaan dan

pengeluaran barang gudang

Pengembalian

barang gudang

Prosedur pencatatan

tambahan harga pokok

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

42

persediaan karena

pengembalian barang

gudang

Penghitungan

fisik persediaan

Sistem perhitungan fisik

persediaan

Menurut Mulyadi (2008:556), ada dua macam metode pencatatan

persediaan: metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan

metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode

mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu

persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan

dari pembeli saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya

persediaan karena pemakaina tidak dicatat dalam kartu persediaan.

Menurut Mulyadi (2008:559), sistem dan prosedur yang

bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan adalah:

1. Prosedur pencatatan produk jadi

2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual

3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima

4. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga

pokok persediaan produk dalam proses

5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli

6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan

kepada pemasok

7. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang

8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena

pengembalian barang gudang

9. Sistem perhitungan fisik persediaan

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

43

Gambar 2.21 Contoh Kartu Perhitungan Fisik

(Mulyadi, p.577)

Gambar 2.22 Contoh Kartu Gudang

(Mulyadi, p.578)

2.2.2 Sistem Pengiriman

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

44

Menurut Mulyadi (2008:213), sistem pengiriman bertanggung

jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat pesanan pengiriman

yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab

untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan

tanpa ada otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa

surat pesanan pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi

penjualan, surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai

penjualan/pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi.

Gambar 2.23 Contoh Surat Order Pengiriman

(Mulyadi, p.215)

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

45

Gambar 2.24 Contoh Bagan Sistem Pengiriman

(Mulyadi, p.228)

Page 40: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

46

Prosedur pengiriman menurut Mulyadi (2008:240):

1. Prosedur order pengiriman satuan

Merupakan modifikasi dari prosedur order pengiriman dan

prosedur penagihan yang terpisah. Order pengiriman dibuat

sebanyak jenis barang yang dipesan (Mulyadi, 2008:240).

2. Prosedur pra-penagihan lengkap

Merupakan prosedur dengan faktur penjualan dan

tembusannya dibuat secara lengkap bersamaan dengan pembuatan

surat order pengiriman dan tembusannya (Mulyadi, 2008:241).

3. Prosedur pra-penagihan tidak lengkap

Merupakan prosedur dengan faktur penjualan dan

tembusannya dibuat bersamaan dengan pembuatan surat order

pengiriman, namun faktur penjualan belum diisi dengan informasi

yang lengkap oleh fungsi tersebut (Mulyadi, 2008:241).

2.3 Tools yang Digunakan

2.3.1 Diagramming Tools

Diagramming tools yang digunakan, antara lain:

2.3.1.1 UML (Unified Modeling Language)

Menurut Bentley dan Whitten (2010:371), UML

merupakan sekumpulan model yang digunakan untuk

menggambarkan sebuah sistem software dalam hal objek.

Beberapa jenis UML (Bentley dan Whitten, 2010:381):

• Use case diagram

Menurut Bentley dan Whitten (2010:246), use case

diagram merupakan diagram yang menggambarkan

interaksi antara sistem, sistem eksternal dan user.

Gambar 2.25 Use Case Diagram

Page 41: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

47

Gambar 2.26 Contoh Use Case Diagram

(http://commons.wikimedia.org/, 2014)

Komponen use case diagram (Bentley dan Whitten,

2010:247):

o Actor

Menurut Bentley dan Whitten (2010:247), actor

adalah segala sesuatu yang memiliki kepentignan

untuk berinteraksi dengan sistem untuk bertukar

informasi.

Gambar 2.27 Actor

o Use Case

Menurut Bentley dan Whitten (2010:246), use

case mewakili tujuan sistem dan menggambarkan

urutan aktivitas dan interaksi pengguna yang mencoba

untuk mencapai tujuan.

Page 42: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

48

Gambar 2.28 Use Case

o Relationship

Menurut Bentley dan Whitten (2010:248),

relationship digambarkan sebagai garis antara dua

simbol pada use case diagram.

Relasi pada use case diagram:

���� Associations

Merupakan sebuah hubungan antara aktor

dan sebuah use case yang ada di mana use case

tersebut menggambarkan interaksi antara

keduanya (Bentley dan Whitten, 2010:248).

���� Extends

Merupakan sebuah hubungan use case yang

terdiri dari use case yang diambil dari use case

kompleks untuk menyederhanakan dan

memperluas fungsionalitas use case (Bentley dan

Whitten, 2010:248).

���� Uses / Includes

Merupakan hubungan yang mengurangi

redudansi antara dua atau lebih use

case dengan menggabungkan langkah – langkah

umum (Bentley dan Whitten, 2010:249).

���� Depends On

Merupakan hubungan yang menjelaskan

ketergantungan use case dengan use case lain

agar bisa menentukan urutan use case mana yang

perlu dikembangkan (Bentley dan Whitten,

2010:249).

Page 43: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

49

���� Inheritance

Merupakan hubungan yang menjelaskan dua

atau lebih aktor yang melakukan hal yang sama,

atau melakukan use case (Bentley dan Whitten,

2010:250).

• Activity diagram

Menurut Whitten dan Bentley (2007: 390), activity

diagram adalah diagram yang digunakan untuk

menjelaskan aliran proses bisnis, langkah – langkah use

case atau logika dari sebuah behavior (method).

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram

No. Nama Simbol Deskripsi

1. Initial

node

Proses awal yang

ditandai dengan bulat

penuh.

2. Action

Aksi yang dieksekusi.

Ditandai dengan kotak

yang memiliki sudut

tumpul.

3. Flow

Aliran ketika suatu

proses selesai dieksekusi.

Dilambangkan dengan

garis panah. Sebagian

besar flow tidak perlu

kata – kata untuk

mengidentifikasikannya

kecuali dalam hal

membuat keputusan.

4. Decision

Dilambangkan dengan

bentuk berlian dengan

satu flow masuk dan dua

Page 44: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

50

atau lebih flow keluar.

Flow yang keluar

ditandai untuk

mengindikasikan kondisi.

5. Merge

Berfungsi untuk

menggabungkan

beberapa flow yang

sebelumnya terpisah oleh

keputusan.

Dilambangkan dengan

bentuk berlian dengan

dua atau lebih flow.

6. Fork

Bar hitam dengan satu

flow yang masuk dan dua

atau lebih flow keluar.

7. Join

Bar hitam dengan dua

atau lebih flow yang

masuk dan satu flow

keluar.

8. Activity

Final

Proses akhir yang

ditandai dengan bulat

penuh di dalam

lingkaran.

2.3.1.2 DFD (Data Flow Diagram)

Menurut Bentley dan Whitten (2010:317), Data Flow

Diagram (DFD) adalah alat yang digunakan untuk

menggambarkan aliran data sebuah sistem dan tugas atau

pengolahan yang dilakukan oleh sistem.

Jenis – jenis data flow Diagram (DFD) adalah sebagai berikut:

Page 45: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

51

• Diagram konteks, merupakan model yang

mendokumentasikan lingkup sistem, berisi satu dan hanya

satu proses.

• Diagram nol, menunjukkan interaksi input, output, dan

data store untuk setiap proses.

Tabel 2.3 Notasi DFD

2.3.1.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Bentley dan Whitten (2010:271), entity

relationship diagram (ERD) merupakan model data

menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data

dalam hal entitas dan hubungan yang digambarkan oleh data

tersebut.

Tiga komponen entity relationship diagram:

• Entities

Menurut Bentley dan Whitten (2010:271), entity

adalah sekelompok orang, tempat, benda, peristiwa atau

konsep tentang apa yang kita butuhkan untuk menyimpan

data.

Lambang Penjelasan

Menggambarkan manusia,

organisasi, atau unit organisasi

yang berinteraksi dengansistem.

Menggambarkan nama proses yang

dikerjakan oleh sistem

Arusdatayangkeluar

danyangmasukdalam sistem.

Tempat penyimpanandata.

Page 46: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

52

Gambar 2.29 Contoh Entity

• Attributes

Menurut Bentley dan Whitten (2010:271), attribute

adalah properti deskriptif atau karakteristik dari suatu

entitas.

Gambar 2.30 Contoh Attribute

Properti - properti dari atribut:

• Domain

Menurut Bentley dan Whitten (2010:272), domain

adalah properti dari sebuah atribut yang mendefinisikan

nilai – nilai yang dapat diambil dari atribut.

• Data Type

Menurut Bentley dan Whitten (2010:272),data type

adalah properti dari atribut yang mendefinisikan tipe data

yang dapat disimpan di dalam atribut.

Page 47: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

53

Tabel 2.4 Tipe Data Logikal dalam Atribut

Logical Data Type Logical Business Meaning

NUMBER Any number, real or integer.

TEXT A string of characters, inclusive of

numbers. When numbers are

included in a TEXT attribute, it

means we do not expect to

perform arithmethic or

comparisons whith those

numbers.

MEMO Same as TEXT but of an

indeterminate size. Some business

systems require the ability to

attach potentially lengthly notes

to a given database record.

DATE Any date in any format.

TIME Any time in any format.

YES / NO An attribute that can assume only

one of theese two values.

VALUE SET A finite set of values.

IMAGE Any picture or image.

Tabel 2.5 Domain Logikal untuk Tipe Data Logikal

Data Type Domain Examples

NUMBER For integers, specify the

range: {minimum-

maximum}

For real numbers,

specify the range and

precision:

{minimum.precision-

maximum.precision}

{10-99}

{1.000-

799.999}

TEXT TEXT (maximum size of TEXT (30)

Page 48: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

54

attribute)

Actual values are

usually infinite;

however, users may

specify certain

narrative restrictions.

MEMO Not applicable. There

are no logical

restrictions on size or

content.

Not applicable

DATE Variation on the

MMDDYYYY format.

MMDDYYYY

MMYYYY

YYYY

TIME For AM/PM times:

HHMMT

or

For military times:

HHMM

HHMMT

HHMM

YES/NO {YES, NO} {YES, NO}

{ON, OFF}

VALUE

SET

{ value#1,

value#2,..value#n}

or

{ table of codes amd

meanings}

{FRESHMAN,

SHOPOMORE

, JUNIOR,

SENIOR}

{FR =

FRESHMAN

SO =

SOPHOMORE

JR = JUNIOR

SR = SENIOR}

IMAGE Not applicable;

however, any known

characteristics of the

Not applicable

Page 49: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

55

images will eventually

prove useful to

designers.

• Relationships

Menurut Bentley dan Whitten (2010:275),

relationship adalah asosiasi bisnis alami antara satu atau

lebih entitas.

o Cardinality

Mengidentifikasi nilai minimum dan maksimum

setiap kejadian dari satu entitas yang mungkin

memiliki relasi ke sebuah kejadian tunggal dari entitas

lain.

Gambar 2.31 Cardinality Notations

(http://depth-first.com/, 2009)

o Degree

Merupakan jumlah entitas yang berpartisipasi

dalam sebuah hubungan.

Page 50: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

56

2.3.2 Software Tools

2.3.2.1 Programming Tools

2.3.2.1.1 PHP

Pembuatan aplikasi akan menggunakan bahasa

pemrograman PHP. Menurut Winarno dan Zaki

(2014:49), PHP adalah sebuah bahasa

pemrograman web berbasis server (server-side)

yang mampu memecah kode PHP dari kode web

dengan ekstensi .php, sehingga menghasilkan

tampilan website yang dinamis di sisi client

(browser).

2.3.2.1.2 jQuery

Menurut Hakim (2014:3), jQuery adalah

Javascript library, kumpulan kode Javascript siap

pakai, sehingga mempermudah dan mempercepat

dalam membuat kode Javascript.

2.3.2.2 DBMS Tools

Menurut Microsoft, Microsoft SQL Server adalah

manajemen database dan analisis sistem untuk e-commerce,

line-of-business, dan solusi data warehousing.

Menurut Paul Stanley Software, alasan – alasan memilih

SQL Server adalah:

1. High performance and scalability

Dalam banyak situasi, Microsoft SQL Server

menawarkan kinerja yang lebih baik daripada basis data

Access. SQL Server juga menyediakan dukungan untuk

basis data yang sangat besar, hingga satu terabyte. SQL

Server bekerja sangat efisien pada Microsoft Windows

Server dengan pengolahan query secara paralel dan

Page 51: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

57

meminimalkan persyaratan memori tambahan ketika

pengguna yang menggunakan bertambah banyak.

2. Increased availability

Basis data Microsoft SQL Server, dapat dibackup

secara inkremental atau lengkap. Basis data dapat berjalan

hingga 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

3. Improved security

Microsoft SQL Server dapat berintegrasi dengan

keamanan sistem operasi Windows Server untuk

memberikan log on tunggal ke jaringan dan basis data.

4. Immediate recoverability

Dalam kasus kegagalan sistem (seperti sistem operasi

crash atau pemadaman listrik), Microsoft SQL Server

memiliki mekanisme pemulihan otomatis yang

memulihkan basis data ke keadaan terakhir dalam

hitungan menit, tanpa intervensi administrator database.

5. Reliable distributed data and transactions

Microsoft SQL Server mendukung transaksi atom

dengan transaksi logging, yang menjamin semua

perubahan yang dilakukan dalam transaksi yang baik

comitted atau rolled back.

6. Server-based processing

Microsoft merancang Microsoft SQL Server dari awal

sebagai client / server database. Data dan indeks berada

pada server komputer yang sering diakses lewat jaringan

dengan banyak komputer client. SQL Server mengurangi

lalu lintas jaringan dengan mengolah querydatabase di

server sebelum mengirim hasilnya ke client.

2.4 Hasil Rancangan Sistem Basis Data yang Serupa

Page 52: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

58

2.4.1 Perancangan Sistem Informasi Manajemen Warehourse Berbasis

Internet dalam Penyimpanan dan Persediaan Material pada PT

LEN Industri (Persero) Bandung (Tono Hartono, 2011)

PT LEN merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis

elektronika industri dan prasarana. PT LEN memiliki persediaan

material gudang dan belum terorganisir dengan baik. Setiap pengecekan

material masih melihat dari arsip material sehingga membutuhkan

waktu yang lama dan proses pengiriman, penerimaan, pengambilan,

penerimaan, dan penyimpanan menjadi tidak efektif dan efisien.

Alat yang dipergunakan dalam metode terstruktur ini berupa

diagram alur (Flow Map), diagram konteks (Context Diagram), DFD

(Data Flow Diagram), kamus data (Data Dictionary), ERD (Entity

Relational Diagram), dan normalisasi yang berorientasi pada proses

dan data. Dalam penerapan tahapan pengembangan sistem, digunakan

metode klasik atau waterfall (Edhy Sutanta, 2003:128).

Batasan masalah dalam pembuatan aplikasi dalam penelitian ini

antara lain:

1. Analisa dan penelitian yang dilakukan hanya sebatas menangani

masalah pengolahan data persediaan, penerimaan, pengeluaran, dan

pemesanan material.

2. Pembuatan laporan – laporan yang terkait dengan analisa dan

penelitian sebatas menangani laporan persediaan material, bukti

masuk material, bukti keluar material, dan produksi.

3. Sistem informasi ini menggunakan topologi jaringan Local Area

Network (LAN) dengan konsep tiga tingkatan, artinya hanya satu

komputer yang bertugas sebagai server dan kedua lainnya sebagai

client.

2.4.2 Optimalisasi Utilitas Gudang UNILEVER - PT POS INDONESIA

di Kawasan Pulo Gadung Melalui Penataan Lay Out Gudang dan

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Inventory Pergudangan

Berupa System Radio Frequency Identification (RFID)

UNILEVER - PT POS INDONESIA bergerak dalam bidang jasa

pergudangan. UNILEVER - PT POS INDONESIA memiliki gudang

Page 53: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

59

persediaan barang untuk bahan baku, barang setengah jadi, dan barang

jadi. Tata letak gudang belum dirancang secara efisien dan belum

didukung dengan aplikasi sistem informasi manajemen inventory yang

tepat guna untuk mengatasi terjadi stock out maupun over stock barang.

Dalam operasional bisnis keberadaan Warehousing Management

System tidak berfungsi dengan baik sehingga pengiriman barang kepada

customer dilakukan tanpa melihat kondisi atau persediaan barang

(stock) yang ada digudang, dampaknya adalah terjadi system lifo (last in

first out atau barang yang tiba langsung dikirimkan kepada konsumen).

Ruang lingkup dalam penelitian ini:

1. Penerimaan Barang (received).

Barang yang secara fisik cocok dengan barang yang tercantum

di daftar/faktur akan disimpan dalam gudang. Secara komputerisasi

bagian inventory melihat letak dari barang yang disimpan.

Kemudian dengan sistem informasi akan dihitung jumlah

persediaan dan memberikan laporan kepada pihak Unilever bahwa

barang telah diterima.

2. Penyimpanan (Storage)

Gudang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan

dengan total biaya yang paling rendah. Kurang seimbangnya antara

proses penawaran dan permintaan mendorong munculnya

persediaan (inventory). Karena jumlah barang yang datang tidak

seimbang dengan alur barang yang keluar dan space gudang yang

terbatas maka sistem penomoran tidak dapat dilakukan. Proses ini

tidak memperhatikan system fifo (first in first out), sehingga barang

yang lama akan cenderung menjadi out of date dan bahkan bisa

rusak karena penyimpanan yang terlalu lama di dalam gudang.

3. Pengiriman Barang ( Distribution system)

Sistem penyimpanan pada sistem informasi hanya untuk

keperluan inventory, sedangkan dalam proses pengambilan barang

(order picking), hanya mengandalkan daya ingat cheker dan packer

serta supervisor inventory.

Page 54: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00952-IF Bab2001.pdf · 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Basis Data Pada

60