bab 2 tinjauan umum pemilikan dan penitipan …lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123819-pk iv...
TRANSCRIPT
Universitas Indonesia 15
BAB 2
TINJAUAN UMUM PEMILIKAN DAN PENITIPAN
MENURUT KUH PERDATA, PRANATA TRUST SERTA PERANAN
KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA DALAM SISTEM
PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT
2.1 PEMILIKAN MENURUT KUH PERDATA
2.1.1 Pengertian Hak Milik (Eigendom)
Dengan berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 tahun 1960, maka
ketentuan hak milik terhadap tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah
sebagaimana diatur dalam buku II KUH Perdata menjadi tidak berlaku lagi. Oleh
karena itu hak milik yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah hak milik
atas benda selain mengenai tanah. Pengertian hak milik menurut pasal 570 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata adalah sebagai berikut:
Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya dan tidak mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.
Dari definisi diatas, diketahui bahwa hak milik memberikan dua hak dasar kepada
pemegangnya, yaitu: 30
1. Hak untuk menikmati kegunaan dari suatu kebendan
Artinya seorang pemegang hak milik atas suatu benda berhak untuk memakai
atau menggunakan benda yang dimilikinya secara leluasa atau menikmati
manfaat yang terkandung dalam benda tersebut.
2. Hak untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan
30Gunawan Widjaja, Kedudukan Berkuasa dan Hak Milik dalam Sudut Pandang KUH
Perdata, (Jakarta: KENCANA, 2004), Hlm. 138.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
16
sepenuhnya. Dalam hal ini berarti pemegang hak milik bebas untuk menjual,
menghibahkan, menyerahkan benda yang dimilikinya kepada siapapun juga,
selama hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan yang memaksa, dan
atau melanggar kepentingan umum, atau hak-hak orang lain, termasuk pula
didalamnya untuk membebankan, meletakkan hak kebendaan lainnya,
menjaminkan atau mengagunkan benda tersebut sebagai jaminan utang.
Algra dan Gokkel mengartikan eigendom sebagai berikut, “absoluut meest
omvattende recht op een zaak,” yaitu hak untuk menguasai atau memegang sesuatu
benda secara mutlak (absolut). Vollmar dan Adiwimarta mengatakan bahwa hak
eigendom adalah hak yang paling luas yang dapat dimilki seseorang terhadap suatu
benda. Pada asasnya si pemilik (eigenaar) itu dapat berbuat apa saja dengan benda itu
dan kedudukannya adalah lebih kuat dari kedudukan orang yang memegang (bezit)
benda itu.31
Dari perumusan diatas dapat disimpulkan bahwa hak milik merupakan hak yang
paling utama jika dibandingkan dengan hak-hak kebendaan yang lain karena yang
berhak itu dapat menikmatinya dengan sepenuhnya dan menguasai dengan sebebas-
bebasnya.32 Dengan dikuasainya suatu benda berdasarkan hak milik, maka seorang
pemegang hak milik diberikan kewenangan untuk menguasainya secara tentram dan
untuk mempertahankannya terhadap siapapun yang bermaksud untuk mengganggu
ketentramannya dalam menguasai, memanfaatkan, serta mempergunakan benda
tersebut. Namun demikan seseorang dalam menggunakan hak miliknya juga harus
mengingat adanya batasan-batasan tertentu. Batasan tersebut sebagaimana diuraikan
dalam pasal 570 KUHPerdata adalah tidak melanggar undang-undang dan peraturan
umum serta tidak menimbulkan gangguan. Jika seorang eigenaar dalam menikmati
haknya melanggar batasan tersebut maka dapat dilakukan pencabutan terhadap
haknya disertai dengan pembayaran ganti rugi.
31 Nindyo Pramono, Sertifikasi saham PT GO Public dan Hukum Pasar Modal di Indonesia
(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2001). Hlm. 88-89. 32 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata : Hukum Benda, (Yogayakarta:
Liberty,1990). Hlm. 42.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
17
2.1.2 Cara Memperoleh Hak Milik
Cara memperoleh hak milik atas benda diatur dalam pasal 584 KUHPerdata, yaitu:
Hak milik atas suatu kebendaan tidak dapat diperoleh dengan cara lain, melainkan dengan pemilikan, karena perlekatan, karena daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat, dan karena penunjukan atau penyerahan benda berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik, dilakukan oleh orang yang berhak berbuat bebas terhadap kebendaan itu.33
Berdasarkan ketentuan pasal 584 KUH Perdata tersebut, diketahui ada 5 cara
untuk memperoleh hak milik atas benda yaitu:34
1. Pendakuan (Toegening)
Pendakuan merupakan cara untuk memperoleh hak milik atas suatu
kebendaan yang tidak berada dalam penguasaan atau kepemilikan dari orang
lain (res nullius). Misalnya menangkap ikan di laut, menangkap burung di
hutan, dan sebagainya. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya
mengakui pendakuan terhadap kebendaan bergerak oleh karena untuk benda
tidak bergerak khususnya tanah yang tidak dimiliki oleh orang perorangan
atau suatu badan hukum adalah milik dari Negara.35
2. Perlekatan (natrekking)
Mengenai perlekatan diatur dalam pasal 588-605 KUH Perdata. Perlekatan
merupakan cara memperoleh hak milik sebagai akibat peristiwa alam atau
sesuatu yang bersifat alamiah. Misalnya binatang yang sedang beranak maka
anaknya menjadi milik si pemilik induknya, demikian juga pohon berbuah
maka buahnya menjadi milik si pemilik pohon.36 Menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, untuk dapat berlakunya perlekatan sebagai salah satu
dasar untuk memperoleh hak milik, maka harus ada penyatuan antara
33 Pasal 584 KUH Perdata.
34 Gunawan Widjaja, op.cit., Hlm. 152.
35 Ibid., Hlm. 152-155.
36 Sri Soesilowati Mahdi, Surini Ahlan Sjarief, dan Akhmad Budi Cahyono, Hukum Perdata : Suatu Pengantar, (Jakarta : Gitama Jaya, 2005), hlm. 83.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
18
kebendaan yang melekat tersebut dengan dengan kebendaan yang merupakan
dasar kebendaan dimana perlekatan terjadi. Untuk dapat dianggap sebagai
telah terjadi penyatuan dan karenanya berlaku asas perlekatan, maka
kebendaan yang melekat tersebut harus sudah tidak dapat dipisahkan lagi ke
dalam bentuk asalnya semula. Jika kebendaan yang melekat tersebut masih
dapat dipisahkan kepada bentuknya semula, maka perlekatan dianggap tidak
pernah terjadi.37
3. Daluwarsa (Verjaring)
Berdasarkan pasal 1946 KUH Perdata, daluwarsa terdiri dari dua macam,
yaitu:
a. Daluwarsa untuk memperoleh hak-hak kebendaan (Acqusitieve
Verjaring)
b. Daluwarsa untuk dibebaskan dari suatu perikatan atau kewajiban
(Extinctieve Verjaring)
Dalam kaitannya dengan hak kebendaan maka daluwarsa yang dimaksudkan
disini adalah daluwarsa untuk memperoleh hak. Daluwarsa untuk memperoleh
sesuatu hak senantiasa didahului oleh kedudukan berkuasa (bezit). Pada benda
bergerak berdasarkan pasal 1977 ayat (1) KUH Perdata dimana barang siapa
menguasai benda bergerak maka dianggap sebagi pemilik, sehingga pada
benda bergerak daluwarsanya 0 (nol) tahun. Untuk benda tidak bergerak
berdasarkan pasal 1963 KUH Perdata, barang siapa dengan itikad baik
menguasai benda tidak bergerak berdasarkan suatu alas hak, maka
daluwarsanya selama 20 tahun untuk memperoleh hak milik, sedangkan jika
tanpa alas hak diperlukan waktu 30 tahu. Dewasa ini dengan berlakunya
UUPA dan PP No. 10 tahun 1961 jo PP No. 24 tahun 1997 tentang
pendaftaran tanah maka daluwarsa terhadap tanah dan benda-benda yang
berkaitan dengan tanah tidak berlaku lagi karena untuk memperoleh hak milik
37 Widjaja, op.cit., Hlm. 164.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
19
atas tanah harus melalui pendaftaran.38
4. Pewarisan (erfopvolfing)
Dengan meninggalnya seeorang, maka semua kebendaan yang menjadi harta
kekayaan orang tersebut demi hukum beralih kepemilikannya kepada ahli
warisnnya. Untuk pewarisan harta benda yang merupakan benda bergerak
tidak diperlukan lagi perbuatan hukum tertentu untuk menyerahkan hak milik,
Namun demikian khusus untuk benda tidak bergerak, undang-undang masih
mensyaratkan adanya pendaftaran dan pengumuman sebagai dasar keberadaan
atau eksistensi hak milik atas benda tidak bergerak tersebut.
5. Penyerahan (Levering)
Berdasarkan sistem kausal yang dianut di Indonesia maka perjanjian belum
mengakibatkan beralihnya hak milik. Hak milik baru beralih dengan adanya
penyerahan. Untuk penyerahan benda bergerak berwujud dapat dilakukan
dengan cara penyerahan secara fisik. Dengan penyerahan secara fisik maka
secara hukum hak milik atas benda bergerak berwujud sudah beralih
berdasarkan pasal 612 KUH perdata. Sedangkan untuk benda tidak bergerak
penyerahannya dilakukan dengan cara pendaftaran sebagaimana diatur dalam
UUPA jo. PP No. 10 tahun 1961 jo PP No. 24 tahun 1997 diamana untuk
pendaftaran tanah diselenggarakan oleh badan pendaftaran tanah, melalui
kantor pendaftaran tanah setempat.
Untuk penyerahan benda tidak berwujud berupa piutang dan hak-hak maka
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Penyerahan piutang atas nama (op name)
Piutang atas nama ialah surat yang memungkinkan pembayaran uang kepada
orang yang namanya disebut dalam surat piutang tersebut (pasal 1153
KUHPerdata). Sedangkan cara penyerahannya dilakukan dengan pembuatan
akta, baik akta otentik maupun akta dibawah tangan yang berisi pengalihan
hak dari kreditur lama kepada kreditur baru dilanjutkan dengan pemberitahuan
38 Soesilowati Mahdi, op.cit., hlm. 72.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
20
kepada debitur bahwa piutang telah beralih dari kreditur lama kepada kreditur
baru kecuali debitur telah mengetahui, pemberitahuan tidak perlu dilakukan.
Cara ini dikenal dengan istilah cessie sebagaimana diatur dalam pasal 613
ayat (1) dan (2) KUHPerdata, termasuk dalam surat piutang atas nama adalah
saham atas nama.
b) Penyerahan piutang atas bawa
Untuk penyerahan piutang atas bawa dilakuakan dengan cara penyerahan
secara langsung surat piutangnya dari kreditur lama kepada kreditur baru
sebagaimana penyerahan benda bergerak. Hal ini sesuai pasal 613 ayat (3)
KUHPerdata. Termasuk dalam surat piutang ini adalah cek, obligasi.
c) Penyerahan surat piutang atas tunjuk (aan order)
Penyerahan terhadap surat piutang atas tunjuk dilakukan dengan cara
penyerahan surat piutang disertai dengan catatan punggung (endossement)
yaitu berupa tulisan di balik surat piutang tersebut yang menyatakan tentang
beralihnya surat piutang kepada yang ditunjuk. Hal ini diatur dalam pasal 613
ayat (3) KUHPerdata. Termasuk dalam surat piutang atas tunjuk adalah
wesel.39
2.1.3. Sifat Memperoleh Hak Milik
Ada dua sifat cara memperoleh hak milik, yaitu: 40
1. Secara Originair (Asli)
Pihak yang memperoleh hak milik atas benda tidak menerimanya dari tangan
pihak pendahulu. Pihak yang memperoleh hak milik tersebut memulai dengan
suatu hak yang baru, yang bebas dari beban dan kewajiban, tanpa hak dan
wewenang, misalnya, pendakuan, perlekatan, daluwarsa
2. Cara Derivatif (berasal dari orang lain)
Memperoleh hak milik berasal dari orang yang lebih dulu berhak atas benda
itu. Memperolehnya ialah dengan bantuan dari orang yang mendahuluinya.
39 Ibid., Hlm. 84. 40 Widjaja, op.cit., hlm. 149-151
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
21
Cara derivatif ini dapat dibedakan atas :
a. Dengan dasar hukum umum (algemene titel)
Penerima hak menerima benda secara keseluruhan (massal), dengan hak
dan kewajiban yang melekat pada benda tersebut:
Misalnya: percampuran harta perkawina, pewarisan, perolehan benda dari
badan hukum yang bubar, badan hukum hasil penggabungan (merger) atau
hasil peleburan (konsolidasi) memperoleh hak milik atas benda dengan
segala hak dan kewajiban yang melekat pada benda tersebut, dari badan
hukum yang bubar karena merger atau konsolidasi.
b. Dengan dasar hukum khusus (bijzonderetitel)
yaitu penerimaan hak milik atas benda tertentu. Misalnya dengan cara:
penyerahan, daluwarsa, pencabutan hak (onteigening) yang disertai
dengan pemberian hak baru.
2.1.4. Milik Bersama (Medeeigendom)
Biasanya suatu hak milik hanya dimiliki oleh satu orang pemilik, tetapi
ada kemungkinan bahwa dua orang atau lebih menjadi pemilik bersama dari
suatu benda. Ketentuan mengenai kepemilikan bersama diatur dalam pasal
573 KUH Perdata yang berbunyi, “Pembagian benda yang merupakan
kepunyaan lebih dari seorang dilakukan menurut aturan-aturan yang telah
ditetapkan terhadap pemisahan dan pembagian harta peninggalan.”41
KUH Perdata mengenal dua macam bentuk milik bersama, yaitu:
1. Hak Milik bersama yang terikat, (gebonden medeeigendom) yaitu benda
yang dimiliki oleh
a. Badan Hukum yang diatur dalam pasal 526 KUH Perdata.
b. Orang perorangan secara bersama-sama dengan orang lain, seperti
misalnya dalam harta warisan yang sudah terbuka tetapi belum
dibagikan, harta kekayaan dalam perkawinan maupun harta bersama
41 Pasal 573 KUH Perdata
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
22
dalam suatu persekutuan yang diatur dalam pasal 527 KUH Perdata.
2. Hak Milik bersama yang bebas (vrije medeeigendom) yang diatur dalam
pasal 527 KUH Perdata.
2.1.4.1. Milik bersama yang terikat
Milik bersama yang terikat adalah kepemilikan bersama atas suatu benda yang
tidak didasari oleh kehendak para pihak untuk menjadikan benda tersebut sebagai
suatu milik bersama, melainkan kepemilikan tersebut terjadi karena adanya peristiwa
atau perbuatan hukum tertentu. Contohnya adalah kepemilikan bersama para ahli
waris karena terjadinya peristiwa hukum meninggalnya pewaris atau pemilikan
bersama oleh para pemegang saham atau sekutu dalam dalam suatu perseroan terbatas
atau persekutuan. 42
Menurut pendapat Pitlo, suatu benda dikatakan dimiliki bersama secara terikat
apabila suatu benda dimiliki oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama, tanpa
adanya tujuan dari mereka (orang-orang yang memiliki benda tersebut secara
bersama) sejak semula bahwa bahwa mereka memang bermaksud untuk memiliki
suatu benda secara bersama.
Menurut Ny. Sri Soedewi Maschoen Sofwan, di dalam medeeigendom yang
terikat adanya beberapa orang bersama-sama menjadi pemilik atas sesuatu benda itu
adalah akibat dari adanya hubungan yang sudah ada lebih dulu antara para pemilik
itu. misalnya:
1. Milik bersama mengenai harta perkawinan. Suami atau istri adalah pemilik
bersama terhadap harta perkawinan karena akibat adanya perkawinan mereka
lebih dulu.
2. Milik bersama mengenai harta peninggalan. Para ahli waris adalah merupakan
pemilik bersama terhadap harta peninggalan, sebagai akibat adanya hubungan
waris.
42 Widjaja, op.cit., hlm. 192-200.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
23
2.1.4.2. Milik Bersama Yang Bebas
Jika pada milik bersama yang terikat, orang-orang yang memiliki benda tersebut
secara bersama, sejak semula memang tidak bermaksud untuk memiliki suatu benda
secara bersama, maka pada milik bersama yang bebas, merupakan tujuan para pihak
dan dengan kesadaran mereka, untuk memiliki secara bersama suatu benda, misalnya
dua atau tiga orang bersama-sama membeli sebuah sebuah rumah dengan
mempergunakan uang bersama. Benda milik bersama yang bebas ini pada hakikatnya
merupakan benda sebagaimana disebutkan dalam pasal 511 butir 4 KUHPerdata.43
2.1.4.3. Perbedaan Milik bersama yang bebas dengan milik bersama yang
terikat
Dalam medeeigendom yang bebas tidak ada hubungan lain antara para pemilik itu
selain hal bersama menjadi pemilik. Misalnya dua atau tiga orang bersama-sama
membeli sebuah buku. Sedangkan didalam medeeigendom yang terikat, adanya
beberapa orang bersama-sama menjadi pemilik atas sesuatu benda itu adalah akibat
dari adanya hubungan yang sudah ada lebih dahulu antara pemiliknya.
Menurut pendapat Pitlo, dalam milik bersama yang bebas, memang ada kehendak
untuk bersama-sama menjadi pemilik dari sesuatu benda. Sedangkan dalam milik
bersama yang terikat hak bersama-sama menjadi pemilik itu tidak dikehendaki atau
hanya setengah dikehendaki. Misalnya ahli waris tidak meminta untuk menjadi
pemilik bersama dengan ahli waris lainnya. Dalam milik bersama yang terikat disitu
nampak ada kesatuan mengenai benda bersama.
Sedangkan menurut pendapat yang lazim, (heersende leer), milik bersama yang
bebas itu ada jika para pemilik (para peserta dalam milik bersama) itu dapat meminta
pemisahan dan pembagian terhadap benda bersama itu. Jika pemisahan dan
pembagian tidak mungkin dilakukan disitu terdapat milik bersama yang terikat.
Dalam milik bersama yang bebas, tiap-tiap medeeigenar (pemilik benda bersama)
mempunyai bagian dalam hak milik itu misalnya mempunyai setengah bagian atas
43 Ibid., hlm.200.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
24
rumah, setengah atas inventaris, dan lain-lain, sedangkan pada milik bersama yang
terikat, tiap-tiap pemilik itu berhak atas seluruh bendanya. 44
2.2. PENITIPAN MENURUT KUH PERDATA
2.2.1 Penitipan Pada Umumnya
Ketentuan umum mengenai penitipan barang, diatur dalam BAB XI KUH Perdata
dimulai dari pasal 1694 hingga pasal 1739. Menurut pasal 1694 KUHPerdata suatu
penitipan terjadi ketika seseorang menerima suatu barang dari orang lain dengan
syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya.
Penitipan belum terjadi jika penyerahan benda yang dititipkan belum dilakukan.
Tanpa terlaksananya penyerahan barang yang dititipkan, maka hak dan kewajiban
dalam suatu penitipan barang belum lahir.45 Pada prinsipnya suatu penitipan dapat
lahir dari:
a. Perjanjian yang dibuat antara orang yang menitipkan suatu benda tertentu
dengan orang yang menerima titipan benda tersebut, baik yang terjadi karena;
1) memang dikehendaki oleh para pihak tanpa adanya sengketa atau
gugatan di hadapan pengadilan. (penitipan yang sejati)
2) Adanya perkara atau sengketa atau gugatan di hadapan pengadilan.
(Sakestrasi)
b. Perintah hakim sebagai akibat adanya perkara, sengketa, atau gugatan di
hadapan pengadilan.
2.2.2 Kewajiban Penerima Titipan
Dalam suatu penitipan, pihak yang menerima penitipan sama sekali tidak berhak
untuk menikmati, memanfaatkan, menggunakan atau apapun juga yang terkait dengan
kenikmatan benda yang dititipkan tersebut, termasuk hasil-hasil yang mungkin
44 Masjchoen Sofwan, loc.cit.
45 Gunawan Widjaja, Seri Aspek Hukum Dalam Pasar Modal: Penitipan Kolektif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) Hlm. 97.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
25
diperoleh selama masa penitipan berlangsung.
Pihak yang menerima penitipan berkewajiban untuk setiap saat mengembalikan
benda yang dititipkan kepadanya, atas permintaan pertama kali oleh pihak yang
menitipkan meskipun jangka waktu penitipan yang diperjanjikan belum tiba.
Penerima titipan hanya diperkenankan untuk mengembalikan benda yang
dititipkan kepada orang yang menitipkan benda tersebut kepadanya, kecuali dalam
hal telah dikuasakan secara khusus untuk itu. Pada prinsipnya seorang penerima
titipan tidak akan dapat dibebaskan dari kewajibannya selain jika benda yang telah
dititipkan kepadanya tersebut telah diserahkan kembali kepada orang yang telah
menyerahkan benda tersebut untuk dititipkan kepadanya, atau dalam hal yang
diperkenankan oleh atau berdasarkan perintah hakim.
Kewajiban penerima titipan lainnya menurut pasal 1706 KUHPer adalah
melakukan perawatan barang yang dipercayakan kepadanya dan memelihara barang
yang dititipkan kepadanya seperti penerima titipan memelihara barangnya sendiri.
Undang-undang membebankan pertanggungjawaban yang lebih berat kepada
penerima titipan dalam hal penerima titipan: 46
1) Telah menawarkan diri untuk menyimpan suatu barang
2) Telah minta diperjanjikan suatu upah untuk penyimpanan itu
3) Telah terjadi sedikit banyak untuk kepentingan penerima titipan
4) Telah diperjanjikan si penerima titipan akan meanggung segala macam
kelalaian.
Kemudian ketentuan pasal 1712 KUHPerdata menyatakan dengan tegas bahwa
penerima titipan tidak diperbolehkan memakai barang yang dititipkan untuk
keperluan sendiri tanpa ijin orang yang menitipkan barang.
Kewajiban Penerima titipan selanjutnya adalah ia diwajibkan untuk
mengembalikan barang yang sama yang telah diterimanya sebagai suatu bentuk
penitipan. Menurut pasal 1715 ayat (1) KUHPer penerima titipan hanya diwajibkan
mengembalikan barang yang dititipkan dalam keadaan pada saat pengembalian itu.
46 Widjaja, op.cit., hlm.102.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
26
penerima titipan tidak bertanggung jawab atas kemunduran atau kerusakan atau
penurunan nilai dari barang yang dititipkan padanya, selama dan sepanjang ia tidak
melalaikan kewajibannya untuk menjaga barang tersebut sebagaimana layaknya.
Pasal 1720 ayat (1) KUHperdata menentukan bahwa penerima titipan tidak
diperbolehkan untuk menuntut dari orang yang menitipkan barang suatu bukti bahwa
orang itu pemilik barang tersebut. Dengan demikian setiap penerima titipan harus
mengakui bahwa setiap orang yang menitipkan barang kepadanya adalah pemilik
barang tersebut. karena penerima titipan harus memperlakukan orang yang
menitipkan barang kepadanya tersebut sebagai pemilik barang yang dititipkan.
2.2.3. Hak Penerima Titipan
Berdasarkan pasal 1729 KUHPerdata, penerima titipan mempunyai hak retensi,
yaitu hak untuk menahan barang yang dititipkan kepadanya hingga segala biaya yang
telah dikeluarkan olehnya untuk menyelamatkan barang tersebut, kerugian yang
diderita, serta upah yang harus dibayarkan kepadanya (jika telah diperjanjikan) dan
ongkos-ongkos serta biaya – biaya lainnya yang masih ada yang harus dibayar kepada
penerima titipan karena penitipan tersebut telah dibayar dan dilunasi seluruhnya.47
47 Ibid., Hlm.113.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
27
2.3. KONSEPSI HUKUM TRUST
2.3.1. Pengertian Trust
Black’s Law Dictionary mendefinisikan trust sebagai berikut:
The right, enforceable solely in equity, to the beneficial enjoyment of property to which another person holds the legal title, a property interest held by one person (the trustee) at the request of another (the settlor) for a benefit of a third party (the beneficiary). For a trust to be valid it must include a specific property, reflect the settlor’s interest and be created for lawful purpose.48
Disamping definisi diatas terdapat juga definisi lain dari trust yaitu:
“A trust exists when a legal owner of property has to deal with that property for the exclusive benefit of another person of for certain lawful purpose. The legal owner is called trustee and has a right at law to hold and manage the property. The person or persons of benefit or whom the trustee must deal is the beneficiary.”49
Berdasarkan definisi diatas tersebut dapat diartikan bahwa, trust merupakan suatu
konsep pemisahan kepemilikan antara pemilik benda secara hukum (legal owner) dan
pemilik manfaat atas benda tersebut (beneficiary owner). Trust ini terjadi apabila
terdapat suatu pihak yang mula-mula menguasai dan memiliki atas benda tersebut
(settlor) kemudian menyerahkan hak milik atas benda kepada pihak lain (trustee)
untuk kepentingan dan manfaat pihak ketiga (beneficiary). Trustee di hadapan
common law merupakan pemegang hak dalam hukum yang berhak untuk
mengalihkan, menjual, membebani, menjaminkan dan melakukan tindakan apapun
atas benda yang diberikan dalam trust tersebut.
Benda yang dikuasai oleh trustee akibat penyerahan tersebut tidaklah kemudian
dengan seenaknya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dirinya, namun trustee
(walaupun sebagai legal owner atas benda tersebut) hanyalah berkedudukan sebagai
pengurus, pengelola dan pemegang benda tersebut, sedangkan manfaat atau
48 Bryan A. Gardner, Black’s Law Dictionary, 7th ed., (St. Paul: Minnesota West Group,
1999), P.1513. 49Roger Douglas and Jane Knowler, Trust in Principle. (Sydney: Lawbook Co, 2006), P.2.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
28
kegunaanya harus diberikan pihak ketiga.50
Salah satu ciri khas trust adalah adanya pemilikan ganda (dual ownership), yaitu
pemilikan yang berada di tangan dua orang atau subjek hukum. Pemilikan pertama
yang disebut dengan legal ownership atau pemilikan dalam hukum berada pada
trustee. Sedangkan pemilikan yang kedua disebut dengan beneficial owner atau
equity owner yaitu pihak yang menerima manfaat atau menikmati benda yang
diserahkan kepada trustee sebagai pemilik secara hukum. Setiap tindakan atau
perbuatan hukum yang bertujuan atau terkait dengan kepemilikan atas benda tersebut
dalam hukum hanya dapat dilakukan oleh trustee. Beneficiary dimata hukum
(common law) bukanlah pemilik yang berhak atas benda yang berada dalam trustee
tersebut.51
2.3.2. Persyaratan Sahnya Suatu Trust
Suatu trust memiliki karakteristik diantaranya adalah terdapat 3 pihak yang
terlibat yaitu settlor (pemilik asal), trustee (pemilik secara hukum setelah dialihkan)
dan beneficiary (pemilik manfaat atas equity). Untuk sahnya suatu trust terdapat tiga
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut,52
a. certainty of words
certainty of words adalah adanya kepastian tenttang kata-katanya atau
tujuannya (intention). Dalam hal ini harus ada kepastian kata-kata yang
menunjukan settlor sudah mantap dengan keputusannya dengan menciptakan
trust.53
50 Muhammad Faiz Aziz, Overview Tentang Prinsip-Prinsip Hukum Trust,
<www.cfisel.com>, 24 November 2008. 51 Widjaja, op.cit., Hlm. 190. 52 Sri Sunarni Sunarto, Mengenal Lembaga Hukum Trust Inggris dan Perbandingannya di
Indonesia, (Bandung: Pusat Penerbitan Universitas LPPM Universitas Islam Bandung, 1994), Hlm. 13-14.
53 Roger Douglas and Jane Knowler, op.cit., P.27.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
29
b. certainty of subject
Yang dimaksud dengan certainty of subject adalah adanya kepastian mengenai
subjeknya yaitu benda atau property.
c. certainty of object
certainty of object adalah adanya beneficiary yang akan menerima manfaat
atas benda trust ini.
Ketiga syarat diatas harus dipenuhi, dan ketiadaan salah satunya
menyebabkan bahwa peralihan kepemilikan atas suatu benda tidaklah menciptakan
pranata trust.
2.3.3. Kedudukan Trustee Dan Beneficiary Terhadap Benda Atau Property Trust
Baik trustee maupun beneficiary mempunyai kepentingan atas kekayaan atau
benda atau properti trust. Trustee merupakan legal owner dan beneficiary merupakan
equitable owner atau beneficial owner. Jadi legal interest dan equitable interest dapat
berdampingan dalam kekayaan yang sama. Dalam hal demikian, maka legal owner
memiliki posisi yang lebih kuat atau dominan karena:
1. ia dapat menjual kekayaan tersebut dan mengalahkan equitable interest yang
melekat pada kekayaan tersebut.
2. ia dapat menuntut kembali kekayaan tersebut dari setiap orang yang secara
melawan hukum menguasainya.
Jadi hak dari legal owner merupakan hak kebendaan (real right atau right in rem)
yang melekat pada benda itu sendiri dan dapat dipertahankan terhadap setiap orang.54
Sedangkan equitable owner memilki posisi yang lemah karena:
1. hak atas kekayaan itu sendiri dapat musnah atau dikalahkan dengan dijualnya
kekayaan tersebut oleh legal owner.
2. haknya hanya dapat dipaksakan terhadap orang-orang yang memperoleh
kepemilikan secara hukum atas kekayaan yang mengetahui akan adanya
equitable interestnya.
54 Sri Sunarni Sutato, op.cit., Hlm. 9-10.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
30
Dengan demikian hak dari equitable owner merupakan hak perorangan (personal
right atau right in personam) yaitu suatu hak yang hanya dapat dipertahankan
terhadap orang tertentu.55
2.3.4. Macam – Macam Trust
Macam atau jenis trust dapat dilihat dari obyeknya ataupun cara terbentuknya.
Dilihat dari obyeknya ada dua macam trust:56
1. Private trust
Yaitu trust untuk kepentingan seseorang tertentu atau sekelompok orang
2. Public trust
Yaitu trust untuk tujuan kepentingan umum misalnya trust untuk kepentingan
kemajuan pihak ketiga.
Dilihat dari cara terbentuknya, maka terdapat dua macam trust yaitu,57
1. Express trust yaitu trust yang dibentuk secara tegas oleh pembuat trust. Suatu
trust dapat dikatakan juga sebagai express trust apabila masih dapat diketahui
secara pasti kehendak atau keinginan pokok dari pihak yang melahirkan trust
tersebut.
2. Implied Trust, yaitu trust yang dibentuk dimana kepentingan atau keinginan
dari settlor tidak disebutkan secara tegas dalam perbuatan hukum yang
melahirkan trust tersebut. Implied trust ini terbagi lagi menjadi 2 macam
yaitu;
a. Resulting trust: yaitu trust yang dapat disimpulkan dari perbuatan
hukum para pihak.
b. Constructive trust: yaitu trust yang terbentuk karena pelaksanaan
hukum dan pelaksanaannya oleh pengadilan.
55 Muhammad Faiz Aziz, loc.cit.
56 Sri Sunarni Sutato, loc cit.
57 Gunawan Widjaja, op.cit.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
31
2.3.5. Ciri Atau Karakteristik Trust
Ciri atau karakterisitik trust dapat dilihat baik secara tradisional maupun
berdasarkan perkembangan waktu. Ciri-ciri ini berkembang setiap waktunya seiring
dengan perkembangan ekonomi dan hukum. Ciri dan karakterisitik dari trust
sebagaimana yang dikemukakan Maurizio Lupoi, adalah sebagai berikut:58
1. Adanya penyerahan suatu benda kepada trustee, atau suatu pernyataan trust
2. Adanya pemisahan kepemilikan benda tersebut (settlor), dengan harta
kekayaan milik trustee yang lain.
3. Pihak yang menyerahkan benda tersebut (settlor), kehilangan
kewenangannya atas benda tersebut.
4. Adanya pihak yang memperoleh kenikmatan (beneficiary) atau suatu tujuan
penggunaan benda tersebut yang dikaitkan dengan kewajiban trustee untuk
melaksanakannya.
5. Adanya unsur kepercayaan dalam penyelnggaraan kewajiban trust tersebut,
khususnya yang berkaitan dengan benturan kepentingan.
Ciri-ciri trust dalam tradisi hukum common law dalam perkembangannya
bertambah memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:59
1. Trust melibatkan eksistensi dari tiga pihak, yaitu settlor, trustee dan
beneficiary.
2. Dalam suatu trust selalu terjadi penyerahan benda atau hak kebendaan atas
suatu benda. Hak kebendaan yang diserahkan ini dapat merupakan hak
kebendaan yang paling luas (yaitu hak milik) maupun hak kebendaan yang
merupakan turunan dari hak milik (misalnya dalam hal pemberian jaminan
kebendaan dalam indenture trust). Penyerahan hak kebendaan ini dilakukan
settlor kepada trustee.
3. Penyerahan benda atau hak kebendaan oleh settlor kepada trustee tersebut
senantiasa dikaitkan dengan kewajiban trustee untuk menyerahkan
58 Maurizio Lupoi, The Civil Law Trusts, Vanderbilt Journal of Transnasional Law (Vol,
32:1999), P. 4. 59 Gunawan Widjaja, op.cit., Hlm. 167-168.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
32
kenikmatan atau manfaat atau hasil pengelolaan benda atau hak kebendaan
yang diserahkan oleh settlor tersebut kepada beneficiary. Kewajiban
tersebut ditegaskan dengan tegas di dalam pernyataan atau perjanjian yang
menciptakan trust, peraturan perundang-undangan atau keputusan hakim.
4. Benda atau hak kebendaan yang diserahkan oleh settlor kepada trustee
meskipun tercatat atas nama trustee haruslah merupakan kekayaaan yang
terpisah dari trustee.
5. Pada umumnya settlor, trustee, dan beneficiary adalah 3 pihak yang
berbeda. Walau tidak selalu atau sering terjadi, settlor dimungkinkan untuk
dapat menjadi beneficiary, demikian juga dengan trustee, dalam hal tertentu
dapat juga menjadi beneficiary.
2.3.6. Trust Dalam Transaksi Komersial
Trust dalam perkembangan selanjutnya melebar masuk ke dalam transaksi
komersial misalnya didalam transaksi pasar modal. Transaski sekuritisasi, reksa dana
penerbitan obligasi menjadi diantara transaksi yang mempergunakan konsep trust.
Dalam transaksi-transaksi ini yang menjadi settlor adalah originator (sekuritisasi) dan
investor (reksa dana dan obligasi). Sedangkan yang menjadi trustee adalah bank
kustodian ataupun manajer investasi sebagai legal owner atas efek-efek yang
diperdagangkan. Sedangkan beneficiary dari transaksi ini adalah investor sendiri.
Baik perusahaan efek maupun manajer investasi sendiri, keduanya juga bisa berlaku
sebagai beneficiary dalam transaski di pasar modal. Transaksi di pasar modal
membuat trust berkembang dan menjadi kompleks dimana masing-masing pihak
dapat juga bertindak menjadi pihak lainnya.60
60 Muhammad Faiz Aziz, loc.cit.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
33
2.3.7. Trust Dalam Sistem Hukum Indonesia
Konsep trust secara murni tidak dikenal dalam sistem hukum Indonesia
terutama di dalam KUHPerdata. Namun sekalipun tidak dikenal, Prof Subekti melihat
beberapa kemiripan antara trust dengan lembaga hukum yang berlaku di Indonesia.
Subekti merujuk kepada Ps. 1317 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut:
“lagipun diperbolehkan juga untuk meminta ditetapkannya suatu janji guna kepentingan seseorang pihak ketiga, apabila suatu penetapan janji, yang dibuat oleh seseorang untuk dirinya sendiri, atau suatu pemberian yang dilakukannya kepada seseorang lain, memuat suatu janji yang seperti itu. siapa yang telah memperjanjikan sesuatu seperti itu, tidak boleh menariknya kembali, apabila pihak ketiga tersebut telah menyatakan hendak mempergunakannya.”
Perjanjian untuk pihak ketiga dalam pasal ini disebut dengan derden beding,
dimana bedingnya bagi pihak ketiga tersebut merupakan suatu embel-embel dari
suatu perjanjian pokok yang dibuat oleh dua orang lain, sedang dalam hal trust
perjanjian itu semata-mata dibuat untuk menciptakan trust tersebut.61
2.4 PERDAGANGAN EFEK TANPA WARKAT (SCRIPLESS TRADING)
2.4.1. Macam-Macam Sistem Perdagangan Efek Di Pasar Modal
Secara umum, dikenal ada dua sistem perdagangan efek di pasar modal yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem perdagangan dengan warkat (paper trading system)
Sistem perdagangan saham dengan menggunakan medium kertas atau surat ini
adalah suatu sistem perdagangan yang sejak lama telah dikenal di negara-negara
yang menyelenggarakan kegiatan pasar modal di seluruh dunia dan umumnya
digunakan di negara-negara berkembang.
Mekanisme sistem perdagangan dengan menggunakan sistem ini sebagai berikut:
investor yang ingin memebeli atau menjual saham harus menghubungi salah satu
perantara pedagang efek atau pialang (broker) anggota bursa untuk mengisi
61R. Subekti, Aneka Perjanjian Cet. Ke-10, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995), Hlm. 154.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
34
formulir pesanan yang memuat data pemesan, nama saham yang akan dibeli atau
dijual, jumlah, limit harga dan batas waktu pemesanan. Setelah itu nasabah beli
harus menyetorkan uang pembelian dan nasabah jual harus membawa dan
menyerahkan surat sahamnya kepada perantara pedagang efeknya masing-
masing. Pesanan-pesanan tersebut dicatat dalam buku bursa. Setiap hari akhir
transaksi kuasa anggota bursa penjual menerima, memeriksa dan menandatangani
Daftar Transaksi Efek (DTE), kemudian dikirinkan ke Lembaga Kliring
Penjaminan dan Penyelesaian untuk menerangkan telah terjadi transaksi dan
pengalihan hak atas kepemilikan suatu saham tertentu. Penyerahan fisik suatu
saham dilakukan di Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian dengan dua
cara yaitu dengan endossemen atau dengan menerbitkan surat saham baru.
2. Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scripless Trading System)
Sistem perdagangan tanpa warkat atau tanpa medium kertas atau yang lebih
dikenal dengan scripless trading ini, pertama kali dikembangkan pada tahun 1988
di kalangan pasar modal Amerika Serikat seiring dengan pesatnya perkembangan
teknologi informasi elektronik dan computer saaat itu. Dengan sisitem ini tidak
akan kita dapati surat saham yang beredar dari tangan ke tangan investor seperti
pada paper trading system. Kita akan mendapati sistem pemindahbukuan dimana
pihak pembeli efek akan menerima efek dan pihak penjual akan menerima
pembayaran pada hari yang telah ditentukan tanpa serah terima efek dan uang
dalam bentuk riil, melainkan hanya penambahan (mengkredit) dan atau
pengurangan rekening efek (mendebet) para pemodal sesuai dengan transaksi di
bursa secara elektronik.
2.4.2 Latar Belakang dan Pengertian Scripless Trading
Pada sistem perdagangan manual, mekanisme perdagangan efek dilakukan
dengan penyerahan secara nyata atau fisik surat atau warkat efek yang ditransaksikan.
Perdagangan efek dengan cara penyerahan fisik ini, mempunyai banyak kelemahan
dan tingkat resiko yang tinggi seperti beredarnya saham palsu, rusak atau hilang.
Sehingga mengakibatkan ketidakefeisienan dan kelambatan dalam proses transaksi.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
35
Jumlah dan nilai transaksi sulit mencapai jumlah besar akibatnya efek yang
ditransaksikan menjadi tidak likuid. Oleh karena itu, otoritas pasar modal kemudian
memperkenalkan sistem perdagangan secara elektronik yang memungkinkan semua
saham dan efek-efek lainnya disimpan dalam bentuk catatan elektronik dan
pemindahan haknya juga dilakukan secara elektronik.62
Sistem perdagangan demikian disebut juga dengan sistem perdagangan tanpa
warkat (scripless trading). Warkat menurut bahasa berarti surat, sehingga scripless
trading dapat diartikan sebagai sistem perdagangan efek yang tidak lagi
menggunakan sertifikat fisik efek atau warkat, dimana penyelesaiannya dilakukan
secara elektronik dengan cara pemindahbukuan (book entry settlement). Pada
scripless trading, saham yang akan diterbitkan emiten akan disimpan dalam suatu
pusat penyimpanan kolektif dan setiap kali terjadi transaksi, mutasi saham dan uang
cukup dilakukan melalui pemindahan pada rekening dari pihak-pihak yang terlibat
dalam transasksi tersebut melalui sistem pemindahbukuan secara elektronik.63
Dalam hal ini semua efek yang ada, sudah tersentaralisir di KSEI sebagai tempat
penyimpanan efek atau fungsinya sebagai kustodian dan efek diadministrasikan
dalam bentuk elektronik pada rekening efek.
2.4.3. Landasan Hukum Scripless Trading
Dasar Hukum pelaksanaan Scripless Trading ini pada pokoknya tercantum dalam
BAB VII Undang-Undang Pasar Modal yang mengatur mengenai penyelesaian
transaksi bursa dan penitipan kolektif. Secara lebih spesifik ketentuan yang mengatur
mengenai pelaksanaan scripless trading ini terdapat pada pasal 55 ayat (1) Undang-
Undang Pasar Modal, yang menyebutkan, “Penyelesaian Transaksi Bursa dapat
dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik, atau cara lain yang
62 Hamud M. Balfas dan Saleh M. Balfas, Efek sebagai benda, Jurnal Hukum Bisnis vol.. xx
tahun 2000, hlm. 77. 63 Sutito, Peranan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai lembaga
penyimpanan dan penyelesaian (LPP) dalam transaksi efek di pasar modal, (Yogyakarta: Mimbar Hukum,:2002), Hlm. 29.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
36
diterapkan dengan Peraturan Pemerintah”. Dalam penjelasan pasal 55 ayat (1) yang
dimaksud dengan ‘cara lain’ adalah:
a. Penyelesaian Transaksi Bursa secara langsung pada daftar pemegang Efek
tanpa melalui rekening Efek pada Kustodian.
b. Penyelesaian Transaksi Bursa secara internasional atau melalui negara lain
c. Penyelesaian Transaksi Bursa secara elektronik atau cara lain yang mungkin
ditemukan dan diterapkan di masa datang sesuai dengan perkembangan
teknologi.
d. Penyelesaian Transaksi Bursa lain yang wajib dilaksanakan apabila terdapat
peraturan perundang-undangan baru.
Selain itu, pengaturan tentang scripless trading juga tersirat dalam pasal 56
sampai dengan pasal 63 UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang pada pokoknya
mengatur masalah penitipan kolektif. Peraturan lain yang mengatur mengenai
pelaksanaan scripless trading adalah
1. Peraturan Bapepam No.VI.A.3 Tentang Rekening Efek, pada Kustodian
2. Peraturan Bapepam No.III.B.6 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi
bursa
3. Peraturan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia No. II Tentang Kliring
dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Tanpa Warkat, Keputusan
Direksi PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia No: Kep-001/KPEI/0399
tertanggal 11 Maret 1999.
4. Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia Tentang Jasa Kustodian
Sentral, Keputusan Direksi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia No: Kep-
015/DIR/KSEI/0500, tertanggal 15 Mei 2000.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
37
2.4.4. Karakteristik Scripless Trading
Ciri-ciri dari sistem perdagangan efek tanpa warkat (scripless trading)
dibandingkan dengan perdagangan efek dengan warkat (script trading) adalah
sebagai berikut:64
1. Tidak ada bentuk fisik efek yang diperdagangkan
Dalam scripless trading, semua efek yang berbentuk warkat sudah dikonversikan
menjadi bentuk data elektronik dan dimasukkan dalam penitipan kolektif pada
kustodian sentral (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian), sehingga tidak ada
lagi bentuk fisik efek dalam kegiatan transaksi. Kepemilikan atas efek dinyatakan
dalam bentuk elektronik pada rekening efek di KSEI. Walaupun dinyatakan
dalam bentuk rekening elektronik, pemilik rekening memiliki bukti kepemilikan
dalam bentuk tertulis yang dikeluarkan oleh pihak KSEI. Konfirmasi tertulis ini
diberikan untuk mengetahui jumlah deposit efek maupun uang dalam rekening
efek di KSEI.
2. Kepemilikan efek dinyatakan dengan posisi pada rekening efek
Tidak adanya perpindahan warkat efek secara fisik mengharuskan para pihak
yang melakukan transaksi bursa membuka rekening terlebih dahulu pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Mengingat kepemilikan efek
dinyatakan dalam posisi rekening efek, pihak investor yang berupa perusahaan
asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya dapat membuka
rekening efek pada LPP, juga diharuskan untuk membuka rekening efek pada
Perusahaan Efek. Rekening efek terdiri dari 2 rekening, yaitu rekening efek itu
sendiri maupun rekening uang yang digunakan dalam transaksi efek.
3. Pemindahbukuan efek secara elektronik (Book Entry Settlement)
Perpindahan kepemilikan efek dilakukan dengan pemindahbukuan efek di antara
rekening efek.
64 Herwidayatmo, “Kesiapan Bapepam Sebagai Regulator dalam Perdagangan Efek Secara
Elektronik (E-Commerce), ” (Makalah disampaikan dalam seminar sehari Pasar Modal: Kesiapan Pelaku Pasar Modal Dengan Diimplementasikannya Scripless Trading Menuju Elektronik Trading yang diselenggarakan oleh LKHT – FHUI bekerjasama dengan Bapepam, Jakarta, 1 November 2000), Hlm. 5-6.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
38
2.4.5. Manfaat Scripless Trading
Keuntungan dari diberlakukannya sistem scripless trading adalah adalah sebagai
berikut:65
1. Dari sisi Perusahaan Efek:
a. Perlindungan terhadap nasabah yang tidak memenuhi kewajiban bayar atau
tindak kriminal lainnya. Investor tidak bisa melakukan transaksi di luar batas
nilai rekeningnya kecuali ada perjanjian permainan margin dimana investor
melakukannya dengan jaminan atas efek-efek yang dimilikinya. Hal ini
dimungkinkan karena dalam mekanisme scripless trading investor tidak dapat
mengambil fisik saham.
b. Semua efek dinyatakan sepadan (fungible), artinya bahwa semua efek yang
menjadi objek dalam transaksi di Bursa diperlakukan sama, tidak dibedakan
atas dasar kewarganegaraan pemilik dan/atau nomor seri sertifikat efek yang
bersangkutan.
c. Perusahaan Efek dapat menggunakan efeknya untuk penyelesaian transaksi
jual nasabahnya baik sebagian maupun secara keseluruhan.
d. Perusahaan Efek dapat menggunakan efek nasabah untuk penyelesaian
transaksi jual nasabah lainnya, disini efek diperlakukan seperti uang tunai.
e. Anggota Bursa tidak dapat memintakan penyelesaian degan efek spesifik atau
efek dari penjual yang memiliki kewarganegaraan tertentu (asing).
2. Dari sisi Investor
a. Pelayanan penyimpanan secara penuh, tidak perlu khawatir saham yang
dimilikinya hilang atau rusak.
b. Hak bagi corporate action didistribusikan ke Rekening Efek secara cepat.
Nasabah tidak perlu lagi meregistrasikan sahamnya sehingga investor tidak
perlu takut tidak memperoleh right, deviden, saham bonus atau hak lainnya
akibat keteledoran untuk meregistrasikan sahamnya.
65 SRO Link, “Rekening Efek Memagari Investor Nakal,” (Rekening Efek: Maret 2000), Hlm. 2.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
39
c. Hak sebagai pemilik manfaat (beneficial ownership) tetap terlindungi yang
dituangkan dalam kontrak Rekening Efek.
Selain itu keuntungan lain dari diberlakukannya scripless trading adalah sebagai
berikut:66
1. Tidak diperlukannya serah terima efek secara fisik
Tidak adanya efek secara fisik dikarenakan semua sertifikat efek dalam bentuk
fisik dikonversikan dalam bentuk elektronik di Rekening Efek di KSEI. Sebelum
diberlakukannya scripless trading, serah terima efek yang dilakukan secara
konvensional yaitu dengan memberikan bentuk fisik efek dimana terdapat nomor
seri dari efek tersebut. Dengan tidak adanya bentuk fisik maka beredarnya efek
palsu, efek yang hilang ataupun dicuri dapat dihindari.
2. Efisiensi waktu dan biaya
Pelaksanakan scripless trading memberikan kepastian adanya jaminan
penyelesaian transaksi pada hari bursa keempat setelah transaksi (T+4). Empat
hari setelah terjadinya transaksi jual-beli efek si penjual mendapatkan dana dan
pembeli mendapatkan efek-nya. Dengan demikian maka terjadinya gagal serah
ataupun gagal bayar dapat dihindari. Dengan tidak adanya bentuk fisik dari efek
yang berupa sertifikat efek tidak diperlukan lagi registrasi efek yang tercatat
dalam penitipan kolektif. Selain itu emiten juga tidak perlu lagi mengeluarkan
dana untuk mencetak blanko efek sehingga dapat menghemat biaya. Tidak hanya
sebatas itu, biaya untuk corporate action pun hilang, beberapa proses kegiatan
seperti stock split, perubahan modal dasar, perubahan nama perusahaan, hingga
pembagian deviden memaksa emiten untuk mengeluarkan dana. Dengan sistem
scripless, pembagian entitlement hasil corporate action akan didistribusikan
langsung ke Rekening Efek, jauh lebih mudah dan menghemat biaya.
3. Meningkatkan volume transaksi efek dan likuiditas
Penerapan scripless trading akan meningkatkan likuiditas perdagangan dan
meningkatkan transaksi efek. Selama ini volume transaksi yang terjadi di Bursa
66 Irawaty, loc.cit. Hlm. 3.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
40
dengan menggunakan script trading adalah sekitar 50.000 sampai dengan 75.000
transaksi per hari. Sistem perdagangan ini didukung oleh sistem JATS (Jakarta
Automated Trading System) dimana transaksi dilakukan dengan sistem otomat.
Dengan diberlakukannya scripless trading maka diperkirakan volume
perdagangan akan semakin meningkat karena sistem menjadi lebih efisien
sehingga meningkatkan likuiditas.
2.4.6 Mekanisme Perdagangan dengan Sistem Scripless Trading
Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi
nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker. Di BEI terdapat sekitar 120
perusahaan Efek yang menjadi anggota bursa. Pertama kali investor melakukan
pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam
dokumen pembukaan rekening tersebut memuat identitas nasabah lengkap (termasuk
tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan
dilakukan.
Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor
disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan. Umumnya
setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan
sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual
beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi; misalnya ada yang
mewajibkan sebesar Rp 25 juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta
dan seterusnya.
Pada dasarnya tidak ada batasan minimal dan jumlah dana untuk membeli saham.
Dalam perdagangan saham, jumlah saham yang dijual-belikan dilakukan dalam
satuan perdagangan yang disebut dengan lot. Di Bursa Efek Indonesia, satu lot berarti
500 saham dan itulah batas minimal pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan
menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham yang tercatat di Bursa. Misalnya
harga saham XYZ Rp 1.000, maka dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli
satu lot saham tersebut menjadi ( 500 dikali Rp 1.000) sejumlah Rp 500.000. Sebagai
ilustrasi lain, jika saham ABC harga per sahamnya Rp 2.500 maka dana minimal
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
41
untuk membeli saham tersebut berarti ( 500 dikali Rp 2.500) sebesar Rp 1.250.000,-.
Di Bursa Efek Indoensia, transaksi dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut
dengan hari bursa yaitu:
Tabel 2.1. Hari Bursa
Hari Bursa Sesi Perdagangan Waktu
Senin s/d Kamis Sesi I
Sesi II
Jam 09.30 - 12.00 WIB
Jam 13.30 – 16.00 WIB
Jumat Sesi I
Sesi II
Jam 09.30 – 11.30 WIB
Jam 14.00 – 16.00 WIB
Sumber: www.idx.co.id/jadwalperdagangan
Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan proses terjadinya transaksi atau
jual beli efek di bursa.
Diagram 2.1. Mekanisme Perdagangan Efek di BEI
Sumber : www.idx.co.id/mekanismeperdagangan
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
42
Secara sistematis, maka urut-urutan proses perdagangangan efek dapat diuraikan
sebagai berikut:67
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek. Pada bagian ini, seseorang yang akan
menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau membuka rekening di
salah satu broker atau Perusahaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi
nasabah, maka investor dapat melakuka kegiatan transaksi.
2. Order dari nasabah. Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang
disampaikan investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat
dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order
disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telpon atau sarana komunikasi
lainnya.
3. Diteruskan ke Floor Trader. Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya
akan diteruskan ke petugas broker tersebut yang berada di lantai bursa atau
yang sering disebut floor trader.
4. Masukkan order ke JATS. Floor trader akan memasukkan (entry) semua
order yang diterimanya kedalam sistem komputer JATS. Di lantai bursa,
terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari
nasabah. Seluruh order yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh
floor trader, petugas di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat
komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan
order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada
tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa
perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa
perubahan lainnya.
5. Transaksi Terjadi (matched). Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem
JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai
transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah
67 www.idx.co.id
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
43
bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau
petugas di kantor broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa
order yang disampaikan telah terpenuhi.
6. Penyelesaian Transaksi (settlement). Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi
adalah penyelesaian transaksi atau sering disebut settlement. Investor tidak
otomatis mendapatkan hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa
proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain hingga akhirnya hak-
hak investor terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan
mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham
akan mendapatkan saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung
selama 3 hari bursa. Artinya jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak-
hak kita akan dipenuhi selama 3 hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan
istilah T + 3.
2.5 PT KSEI SEBAGAI LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN
2.5.1 Profil PT KSEI
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) adalah lembaga penunjang kegiatan
pasar modal Indonesia yang menjalankan fungsi sebagai lembaga penyimpanan dan
penyelesaian (LPP) sesuai ketentuan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun
1995. KSEI berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin
operasional sebagai LPP sesuai Keputusan Bapepam Nomor Kep-54/PM/1998 pada
tanggal 11 November 1998. Sebagai salah satu Self Regulatory Organization (SRO)
disamping Bursa efek dan Lembaga Kliring dan Penjaminan, KSEI menetapkan
peraturan mengenai jasa kustodian sentral yaitu Keputusan Direksi PT Kustodian
Sentral Efek Indonesia No. Kep-015/KSEI/0500 tanggal 15 Mei 2000 tentang jasa
kustodian sentral. Sampai dengan 31 Desember 2007, komposisi pemegang saham PT
KSEI terdiri dari 31 Perusahaan efek (33,5%), 9 Bank kustodian (36,0%), 4 Biro
Administrasi Efek (4,0%) dan 2 SRO (BEI, KPEI (26,5%).68
68 Company Profile PT KSEI
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
44
Dalam upaya menciptakan efisiensi di pasar modal, sejak tanggal 17 Juli 2000
KSEI bersama-sama dengan Bursa efek dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
mengimplementasikan perdagangan tanpa warkat (scripless trading) dan operasional
kustodian sentral di pasar modal Indonesia.69 Sistem yang digunakan untuk
mendukung aktivitas besar ini adalah sistem yang berbasis internet yaitu the central
depository and settlement system (c-best). C-best merupakan suatu sistem komputer
yang dirancang untuk menggantikan sistem penyimpanan dan penyelesaian transaksi
efek yang sebelumnya dilakukan secara manual.
Dengan penggunaan sistem ini, secara bertahap efek-efek yang tercatat di bursa di
konversi dari bentuk efek fisik ke bentuk efek elektronik. Sejak bulan Juni 2002,
KSEI telah menuntaskan program konversi dari seluruh saham yang tercatat di bursa
efek. Di dalam sistem C-Best, pencatatan kepemilikan efek dan aktivitas transaksi
lainnya dilakukan secara otomatis. Pemindahbukuan antar rekening efek dapat
dilakukan baik untuk kegiatan penyelesaian transaksi bursa maupun kegiatan
penyelesaian transaksi pemindahbukuan lainnya.
Sesuai dengan peran KSEI sebagai LPP, maka fungsi utama dari C-best adalah
memberikan jasa penyimpanan catatan kepemilikan dan pemindahbukuan
kepemilikan efek dan dana. Konsep dasar dari C-Best untuk dapat melakukan fungsi
tersebut adalah kesepadanan efek, penitipan kolektif, beneficial/registered owner dan
rekening efek.
Hingga akhir 31 Desember 2007, C-Best telah mencatat sebanyak 408 saham, 243
obligasi korporasi, 3 Surat Utang Negara, 4 Sukuk, 43 Waran, 3 Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu, 16 Medium Term Notes, 2 Reksa Dana, 4 Sertifikat Bank Indonesia
dan 5 Negotiable Certificate of Deposit. Nilai keseluruhan total aset yang tercatat di
C-Best tersebut mencapai Rp. 1.298,25 triliun.
Dengan bertambahnya jumlah efek yang dikelola dalam sistem C-best dan untuk
melindungi kelangsungan operasional layanan jasanya, KSEI memiliki sistem
69 Benny Haryanto, “Peran PT KSEI dalam Transaksi di Pasar Modal,” (Makalah
Disampaikan Pada Lokakarya Masalah-Masalah Aktual Pasar Modal, Jakarta: 24-26 November 2008) Hlm. 103.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
45
cadangan yakni Disaster Recovery Center (DRC) yang telah diimplementasikan sejak
tanggal 13 September 2001. Lokasi DRC ini terpisah dengan sistem utama dan
berfungsi untuk mengamankan penyediaan layanan jasa kustodian sentral dalam
kondisi darurat. Sistem yang dimiliki oleh DRC sama dengan sistem utama, baik dari
sisi kapasitas maupun proses kerja, dimana keduanya secara otomatis akan saling
menggantikan apabila terjadi gangguan pada salah satu sistem.70
2.5.2 Layanan Jasa PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)
Jasa kustodian adalah jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan
efek serta jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya (pasal 1 angka 8 UUPM). Jasa kustodian sentral yang diberikan oleh
KSEI berdasarkan peraturan Kustodian Sentral efek Indonesia antara lain meliputi:71
1. Administrasi rekening efek untuk penyimpanan efek dan atau dana
2. Pemindahan efek dan atau dana ke dalam dan keluar rekening efek
3. Pemindahan efek dari satu rekening efek ke rekening efek lainnya dengan atau
tanpa pembayaran.
4. Pembayaran dan distribusi hasil corporate action72, pembagian keuntungan,
pemenuhan hak pemodal. Dan
5. jasa lainnya yang terkait dengan layanan jasa tersebut, antara lain:
i) Post Trade Processing73
ii) Penyediaan laporan-laporan terkait dengan layanan jasa kustodian sentral
70Company Profile, loc.cit. 71 Peraturan Jasa Kustodian Sentral butir 1.2.1. 72Corporate Action adalah setiap tindakan perseroan yang memberikan hak kepada seluruh
pemilik manfaat atas efek dari jenis dan kelas yang sama seperti hak untuk memperoleh dividen tunai, dividen saham, pembayaran pokok efek bersifat hutang, bunga, saham bonus,hak memesan efek terlebih dahulu (rights), waran, atau hak-hak lainnya.
73Post Trade Processing adalah proses penyampaian konfirmasi transaksi dari pemegang rekening
kepada nasabahnya dan atau instruksi penyelesaian dari nasabah kepada pemegang rekening yang dilakukan melalui C-best.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
46
Selain itu KSEI juga telah menyediakan fasilitas Online Research and
Centralized Histodrical Data (ORCHiD). Dengan menggunakan sistem ini
pemegang rekening dapat mengolah data dari C-best untuk pembuatan analisa,
pelaporan serta audit. Fasilitas lain yang terdapat pada ORCHiD yaitu Data
Tabulation Centre, turut mendukung keberadaan ORCHiD sebagai pusat
pengolahan data c-best.74
Layanan jasa kustodian sentral tersebut disediakan bagi pihak-pihak yang telah
membuka rekening efek di KSEI, dan nasabah pemegang rekening dalam rangka
pelaksanaan post trade processing.
2.5.3 Struktur Rekening Dalam Sistem KSEI
Untuk dapat mengelola efek atau dana di C-BEST, pelaku pasar wajib terlebih
dahulu mempunyai rekening efek. Maka langkah pertama yang harus dilakukan oleh
pemegang rekening yang akan memanfaatkan jasa C-best adalah mendaftarkan
perusahaan atau lembaganya ke KSEI dan membuka rekening efek untuk
perusahaannya maupun rekening efek untuk nasabahnya.
Partisipan atau pemegang rekening efek KSEI dapat dikelompokan ke dalam dua
tipe, yaitu anggota kliring (clearing member) dan non anggota kliring (non clearing
member). Beberapa rekening yang dimiliki oleh kedua jenis pemegang rekening ini
memiliki fungsi yang berbeda. Pada umumnya yang tercatat sebagai clearing member
adalah perusahaan efek (broker). Sedangkan bank kustodian terdaftar sebagai non
clearing member. Dalam struktur rekening system C-Best, terdapat beberapa jenis
rekening yaitu:
1. Rekening Depositori (Depository Account)
rekening untuk mencatat posisi efek atau dana
2. Rekening Serah (Delivering Account)
Rekening anggota bursa untuk serah efek atau dana dalam penyelesaian
transaksi bursa.
74Company Profile, loc.cit.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
47
3. Rekening Terima (Receiving Account)
Rekening Anggota Bursa untuk terima efek/dana dalam penyelesaian
transaksi bursa.
4. Rekening Pinjam Meminjam (Lending and Borrowing Account)
Rekening Anggota Bursa untuk mencatat pinjaman efek
5. Rekening Jaminan (Collateral Account)
Rekening anggota bursa untuk mencatat jaminan dalam hal kegagalan
penyelesaian transaksii bursa.
Pada saat pendaftaran pemegang rekening di KSEI, clearing member secara
otomatis akan memiliki 5 rekening tersebut diatas. Sedangkan untuk non clearing
member hanya akan mendapatkan satu rekening depositori. Masing-masing partisipan
baik broker maupun bank kustodian dapat mengajukan permohonan untuk menambah
jumlah rekening depositori untuk kepentingan nasabahnya. Rekening depositori
untuk nasabah ini biasa disebut dengan sub rekening. Pada saat ini berdasarkan
Peraturan Bapepam Nomor II. C.7 seluruh partisipan KSEI diwajibkan membuka sub
rekening bagi seluruh nasabah yang dikelolanya.75
75 Benny Haryanto, loc.cit. hlm. 107.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
48
Diagram 2.2. Struktur Rekening dalam C-Best
C-BestKSEI
Custodian bank Broker
Non Clearing Member Clearing Member Non Clearing Member
Depository Acc Depository Acc Cash Sec
Delivering Acc Cash Sec
Receiving Acc Cash Sec
Collateral Acc Cash Sec
L and B Acc Cash Sec
Sub Account Cash Sec
Sub Account Cash Sec
Sub Account Cash Sec
Depository Acc Cash Sec
Sub Account Cash Sec
Sub Account Cash Sec
KPEI BAE Payment Bank
Depository Acc
Cash Sec
Cash Sec
Sub Account Cash Sec
Keterangan
Acc : Account
Sec : Securities
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
49
2.5.4 Penyimpanan Efek
Sistem KSEI memberikan jasa kustodian dengan melakukan
penyimpanan/pencatatan efek dan atau dana dalam rekening-rekening efek milik
anggota bursa dan bank kustodian termasuk seluruh sub-sub rekening yang ada.
Untuk mengelola jasa penyimpanan efek, KSEI melibatkan jenis institusi lain
yaitu emiten atau BAE yang ditunjuk oleh emiten. Saat ini terdaftar sebanyak 12 Biro
Administrasi Efek dan 20 emiten (inhouse) yang mengelola sendiri
pengadministrasian efeknya. Fungsi yang tersedia dalam sistem KSEI untuk
penyimpanan efek adalah:76
a. Penyetoran Efek (Securities Deposit)
Partisipan dapat melakukan konversi efek dari bentuk warkat ke bentuk
elektronik dengan mengajukan permohonan penyetoran efek melalui
emiten/BAE dengan menyebutkan data efek dan data sub rekening. Setelah
validasi kepemilikan dan keabsahan sertifikat efek dilakukan, emiten/BAE
akan melakukan konfirmasi penyetoran efek (Deposit Confirmation) ke dalam
sistem C-best. Atas dasar konfirmasi dari emiten/BAE, maka secara otomatis
sistem akan mengkredit posisi efek tersebut sebagai saldo efektif di sub
rekening yang tercantum dalam konfirmasi tersebut.
b. Penarikan efek (Securities Withdrawal)
Untuk jenis efek saham, rights dan warrants, partisipan dapat mengajukan
permohonan penarikan efek untuk dikonversikan kembali ke bentuk warkat.
Instruksi penerikan efek dapat langsung dimasukan partisipan melalui
terminal C-best, kemudian emiten/BAE akan melakukan konfirmasi penarikan
efek (withdrawal confirmation) atas instruksi penarikan efek tersebut.
Emiten/BAE akan mencatak sertifikat efek sesuai dengan efek yang ditarik
untuk kemudian diserahkan kepada partisipan yang mengajukan penarikan
efek.
76 Ibid.,
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
50
c. Rekonsiliasi
Dalam catatan umum internal emiten/BAE, posisi efek yang sudah masuk ke
C-best akan tercatat atas nama KSEI. Total saldo efek dalam C-best akan
tercatat dalam rekening nostro emiten/BAE. Untuk menjamin bahwa total
saldo efek dalam C-best selalu sama dengan jumlah efek atas nama KSEI di
catatan internal emiten/BAE, maka antara KSEI dan emiten/BAE akan
melakukan rekonsiliasi efek harian.
2.5.5 Transfer Efek Antar Sub Rekening
Selain penyerahan dan penarikan efek, sistem KSEI juga menyediakan fungsi
transfer efek (Securities Transfer) untuk memindahkan posisi efek antar sub
rekening dalam satu partisipan. Dalam instruksi securities transfer disebutkan nama
dan jumlah efek yang ditransfer, nomor rekening asal (yang akan didebit) dan nomor
rekening tujuan (yang akan dikredit). Instruksi securities transfer ini juga dapat
digunakan untuk penyelesaian transaksi bursa, untuk memindahkan posisi efek dari
rekening depositori ke rekening serah. (Delivering Account).
2.5.6 Mekanisme Penyelesaian Transaksi Bursa
Transaksi jual maupun beli di bursa efek diawali dengana adanya pesanan atau
instruksi untuk membeli atau menjual efek tertentu pada jumlah dan harga yang
terbentuk dalam sistem perdagangan otomatis di bursa efek. Transaksi bursa yang
terjadi di pasar reguler dan pasar tunai mulai mengikat pada saat penawaran jual
matched dengan penawaran beli di JATS. Hak dan kewajiban anggota bursa berkaitan
dengan transaksi bursa pasar reguler dan pasar tunai akan ditentukan oleh KPEI
melalui proses kliring secara netting.
Pada saat kliring dilaksanakan oleh KPEI, maka hubungan hukum sebagai akibat
transaksi bursa antara anggota bursa beli dan anggota bursa jual menjadi terputus dan
beralih menjadi hubungan hukum antara anggota bursa beli dengan KPEI dan anggota
bursa jual dengan KPEI.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
51
Anggota bursa harus menyelesaikan kewajiban untuk menyerahkan efek atau
dananya kepada KPEI melalui pemindahbukuan efek/dana ke rekenng serah di KSEI
pada tanggal yang ditetapkan dalam Daftar Hasil Kliring (DHK) netting.
Koneksi antara sistem c-best dengan sistem di KPEI (e-clears) terhubung secara
online dan selalu tersinkronisasi. Setelah posisi efek masuk ke rekening serah di c-
best, maka data tersebut secara otomatis terkirim ke sistem e-clears. KPEI dapat
mengetahui status anggota bursa yang berhasil atau gagal serah. Pada jam settlement
KPEI akan melakukan pendebetan sejumlah posisi efek/dana yang menjadi kewajiban
serah anggota bursa.
Dalam memenuhi kewajiban untuk menyerahkan efek dan atau /dana kepada
anggota bursa terima, KPEI wajib menyelesaikan efek/dana ke rekening terima
anggota bursa yang berada pada KSEI pada tanggal yang ditetapkan dalam DHK
Netting. Selanjutnya anggota bursa dapat memindahkan posisi efek atau dana tersebut
dari rekening terima ke rekening lainnya (rekening depositori miliknya atau langsung
ke sub rekening efek milik nasabahnya). Apabila terjadi perpindahan dana antara
partisipan yang menggunakan payment bank yang berbeda, maka secara otomatis
pada waktu yang telah ditentukan sistem c-best akan melakukan realignment antara
ketiga payment bank sehingga posisi pencatatan dana antara KSEI dengan masing-
masing payment bank menjadi reconciled.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
52
SELL ORDER BUY ORDER
(T+0) (T+O)
1A 1B
REPORT TRANSACTION (T+3) DETAILS (T+0)
DHK NETTING 5C DHK NETTING (T+0-1) (T+0-1)
2A 2B
SECURITIES SECURITIES & FUNDS & FUNDS (T+3) (T+3)
3A Securities Transfer 4A 4B Cash Transfer 3B (T+1-2) (T+1-2)
5A 5B Account Statement (T+3) Account Statement (T+3)
Diagram 2.3. Proses Penyelesaian Transaksi Bursa
Untuk transaksi pasar regular di Bursa Efek, maka penyelesaian transaksi tersebut
akan dilakukan pada T+3 atau tiga hari bursa berikutnya. Misalnya transaksi
dilakukan pada hari Senin, maka penyelesaian transaksi akan dilakukan pada hari
Kamis. Sebelumnya, pada T+1 Perusahaan Efek memperoleh daftar hak dan
kewajiban dari PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehingga
mengetahui secara netting, berapa kewajiban serah/bayar dan atau hak terima
efek/dana pada tanggal penyelesaian. Persiapan instruksi serah/terima efek dapat
dilakukan sejak T+2. Dan yang paling penting adalah, perusahaan efek harus
memastikan bahwa paling lambat sudah harus menyiapkan kewajiban serah/bayar
efek/dana pada T+3.
Pada T+3, akan dilakukan 2 (dua) kali proses penyelesaian transaksi Bursa, yaitu
pada pagi hari sekitar pukul 07.00 – 08.00 WIB (morning run) dan yang kedua
dilakukan pada pukul 12.00 – 13.00 WIB (afternoon run).
Stock Exchange
Buying Broker
Clearing House
Selling Broker
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
53
Waktu T+0 T+1 T+2 T+3
07.00 s.d. 08.00
12.00 s.d. 13.00
Aktifitas
Transaksi jual/beli dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Perusahaan Efek (PE) menerima daftar hasil kliring (daftar hak & kewajiban) dari KPEI
Persiapan serah efek/dana
Perusahaan Efek sudah menyediakan kewajiban serah efek/dana di rekening yang telah ditentukan di sistem KSEI
Morning Run Proses serah terima efek/dana
Afternoon Run Proses serah terima efek/dana terakhir
Tabel 2.2. Bagan Waktu Penyelesaian Transaksi Bursa
Untuk melakukan penyelesaian transaksi, Perusahaan Efek memiliki rekening
efek khusus untuk penyelesaian yang disediakan dalam sistem Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, yang disediakan oleh KSEI (Kustodian Sentral Efek
Indonesia). Rekening-rekening untuk serah terima efek transaksi Bursa adalah :
Rekening efek Serah (Delivering Account), yaitu rekening? yang digunakan untuk
serah efek dan/atau dana. Rekening efek Terima? (Receiving Account), yaitu
rekening yang digunakan untuk menerima efek/dana hasil transaksi Bursa.
Apabila perusahaan efek A memiliki kewajiban serah saham ABCD sebanyak
5.000 unit saham atas order investor X, maka yang harus dilakukan adalah
memastikan bahwa perusahaan efek A sudah memindahkan saham ABCD sebanyak
5.000 unit saham dari sub rekening investor X ke Rekening efek Serah (Delivering
Account) di sistem KSEI, paling lambat pada T+3 sebelum pukul 12.00 WIB. Proses
pemindahan saham ini dilakukan dengan menggunakan instruksi Security Transfer
(SECTRS).
Misalkan perusahaan efek B yang memiliki kewajiban bayar Rp. 1 juta untuk
order investor Y beli saham ABCD, maka perusahaan efek B harus memastikan
bahwa dana sebesar Rp. 1 juta tersebut sudah harus berada di Rekening efek Serah
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
54
(Delivering Account) pada T+3 sebelum pukul 12.00 WIB. Instruksi untuk
memindahkan dana ini menggunakan instruksi Book Transfer (BTS).
Setelah proses penyelesaian transaksi dijalankan (morning run atau afternoon
run), maka: dari sisi saham, 5.000 saham ABCD akan diambil dari Rekening efek
Serah perusahaan efek A dan akan dikreditkan ke Rekening efek Terima (Receiving
Account) perusahaan efek B. Sedangkan dari sisi dana, sebesar Rp. 1 juta akan
diambil dari Rekening Serah perusahaan efek B, dan perusahaan efek A akan
menerima dana tersebut di Rekening efek Terima.
Selanjutnya, merupakan kewajiban masing-masing perusahaan efek untuk
memindahkan efek dan dana hasil penyelesaian transaksi tersebut ke sub rekening
investor masing-masing. Dalam contoh di atas, perusahana efek B akan
memindahkan 5.000 saham ABCD dari Rekening efek Terima ke sub rekening efek
investor Y, sehingga dipastikan investor Y menerima saham ABCD di dalam sub
rekeningnya. Sedangkan perusahaan efek A akan memindahkan dana sebesar Rp. 1
juta dari Rekening efek Terima ke sub rekening investor X. Dalam hal dana ini, bias
saja perusahaan efek langsung melakukan penarikan dana tersebut ke rekening giro
milik investor X di Bank Pembayar yang digunakan, sehingga dipastikan investor A
menerima dana hasil jual saham ABCD miliknya setelah dikurangi dengan biaya-
biaya oleh perusahaan efek A.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
55
Selling Broker Buying Broker
Selling Broker Buying Broker
4B 2A 3A 1B
Stock Stock Synchronize
3B 2B Cash Cash
Alignment
Diagram 2.4. Proses Pemindahbukuan
2.5.7 Transaksi Pemindahbukuan Lainnya
Para pelaku pasar dalam hal ini anggota bursa dan bank kustodian dapat
melakukan instruksi transaksi pemindahbukuan efek/dana melalui sistem c-best.
Transaksi pemindahbukuan efek atau dana dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Transaksi pemindahbukuan yang melibatkan dana atau yang dikenal dengan
sebutan ’versus payment’ terdiri dari instruksi:
- DVP (delivery versus payment)
- RVP (receive versus payment)
1A
Rekening Broker
Rekening Nasabah
Rekening Serah
Rekening Terima
Rekening Penjaminan
Rekening Pinjam
1
4A
Rekening Broker
Rekening Nasabah
Rekening Terima
Rekening Serah
Rekening Penjaminan
Rekening Pinjam
KPEI
Account
K
P
E
I
Bank Pembayar
Custodian Banks
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
56
2. Transaksi pemindahbukuan yang tidak melibatkan dana, biasa disebut ’free of
payment,’ terdiri dari instruksi:
- DPOP (delivery free of payment)
- RPOP (receive free of payment)
Dalam masing-masing instruksi, partisipan antara lain harus mengisi data kode
partisipan dan nomor rekening, kode lawan transaksi, kode efek yang ditransaksikan,
jumlah efek, nilai settlement (untuk versus payment), tanggal transaksi (trade date)
dan tanggal penyelesaian (settlement date). Untuk menjamin terjadinya transaksi
antara dua instruksi dari partisipan yang berbeda, sistem c-best dilengkapi dengan
mekanisme matching yang dilakukan secara otomatis. Sistem akan memproses lebih
lanjut instruksi-instruksi pemindahbukuan yang sudah matched.
Sebelum penyelesaian pemindahbukuan dilakukan, sistem terlebih dulu
melakukan pengecekan (positioning) terhadap ketersediaan posisi efek/dana di kedua
belah pihak. Pada tanggal penyelesaian transaksi (settlement date), jika posisi
mencukupi maka sistem akan menjalankan proses penyelesaian pemindahbukuan
(book entry settlement). Posisi efek akan dipindahkan dari rekening efek yang
tercantum dalam instruksi DVP/DFOP ke rekening efek yang tercantum dalam
instrusksi RVP/RFOP.
Sedangkan untuk transaksi versus payment, posisi dana secara otomatis dan
bersamaan akan dipindahkan dari rekening yang tercantum dalam instruksi RVP ke
rekening yang tercantum dalam instruski DVP. Instruksi yang sudah selesai atau
berhasil dipindahbukuan akan memiliki status ”settled.”
Apabila pada tanggal penyelesaian posisi efek/dana tidak mencukupi, maka
instruksi tersebut dinyatakan gagal ’failed.’ Sistem secara otomatis akan melakukan
recycling untuk pengecekan kembali apakah sudah terdapat posisi efek/dana yang
cukup dan berusaha untuk melakukan penyelesaian.
Terdapat dua macam recycling:
• Intra Day Recycling
Recycling dalam satu hari yang sama selama market atau settlement window
untuk transaksi ini open atau aktif.
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009
Universitas Indonesia
57
• Inter Day Recycling
Bila instruksi masih gagal sampai dengan akhir hari, maka pada awal hari
berikutnya sistem kembali akan melakukan recycle untuk penyelesaian
transaksi ini.
Mekanisme penyelesaian transaksi ini berlaku umum untuk semua jenis efek (saham,
rights, warrants, obligasi korporasi, Medium Term Notes, dll).
Penitipan kolektif..., Chairini, FHUI, 2009