bab 2_3.pdf

18
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN PRODUKSI 2.1.2 Forecasting Forecasting (peramalan) bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut. Peramalan dibutuhkan karena adanya perbedaan waktu. Pada make to stock, peramalan merupakan input utama yang menjadi dasar penetapan perencanaan produksi, perencanaan kapasitas, dan perencanaan material, sedangkan pada make to order, peramalan hanya merupakan bahan pertimbangan untuk menentukan kebutuhan mesin, sumber daya, dan waktu pengiriman (distribusi). Peneliti atau analis harus memilih teknik dan metode peramalan yang tepat untuk suatu masalah dan keadaan tertentu yang mereka hadapi. Beberapa faktor yang menjadi dasar pemilihan suatu metode peramalan, yaitu: a. Horison waktu peramalan b. Pola dari data yang tersedia c. Biaya yang tersedia d. Ketepatan yang dibutuhkan e. Ketersediaan personel (peramal) yang berkualitas f. Jumlah waktu persiapan Peramalan yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Accuracy (Ketelitian) - Terlalu besar -------------------- high inventory - Terlalu kecil -------------------- mengakibatkan lost sale/profit/konsumen 2. Cost (Ongkos) - Model sederhana --------------- ongkos murah

Upload: fazripasaribu

Post on 15-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 PERENCANAAN PRODUKSI

    2.1.2 Forecasting

    Forecasting (peramalan) bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan

    kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut. Peramalan

    dibutuhkan karena adanya perbedaan waktu. Pada make to stock, peramalan

    merupakan input utama yang menjadi dasar penetapan perencanaan produksi,

    perencanaan kapasitas, dan perencanaan material, sedangkan pada make to order,

    peramalan hanya merupakan bahan pertimbangan untuk menentukan kebutuhan

    mesin, sumber daya, dan waktu pengiriman (distribusi).

    Peneliti atau analis harus memilih teknik dan metode peramalan yang tepat untuk

    suatu masalah dan keadaan tertentu yang mereka hadapi. Beberapa faktor yang

    menjadi dasar pemilihan suatu metode peramalan, yaitu:

    a. Horison waktu peramalan

    b. Pola dari data yang tersedia

    c. Biaya yang tersedia

    d. Ketepatan yang dibutuhkan

    e. Ketersediaan personel (peramal) yang berkualitas

    f. Jumlah waktu persiapan

    Peramalan yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut:

    1. Accuracy (Ketelitian)

    - Terlalu besar -------------------- high inventory

    - Terlalu kecil -------------------- mengakibatkan lost sale/profit/konsumen

    2. Cost (Ongkos)

    - Model sederhana --------------- ongkos murah

  • 6

    - Model canggih --------------- effort besar, ongkos mahal

    3. Response (Reaksi)

    - Ramalan harus stabil, tidak mudah terpengaruh oleh fluktuasi permintaan.

    4. Simplicity (Kesederhanaan)

    - Teknik peramalan harus sederhana untuk menghindarkan salah interpretasi.

    Pola data dari serangkaian serial waktu dapat dikelompokkan dalam pola dasar

    sebagai berikut:

    1. Konstan (constan stationary average) merupakan pola seperti ini terdapat dalam

    jangka pendek atau menengah.

    2. Kecenderungan (trend) merupakan pola yang disebabkan oleh bertambahnya

    populasi, perubahan pendapatan, dan pengaruh budaya.

    3. Musiman (seasonal) merupakan pola yang berhubungan dengan faktor

    iklim/cuaca atau faktor yang dibuat oleh manusia, seperti liburan dan hari besar.

    4. Siklus (cyclical) merupakan pola yang mempunyai durasi yang lebih panjang

    dan bervariasi dari satu siklus ke siklus yang lain.

    5. Acak (random) merupakan pola data yang tidak teratur sama sekali, sehingga

    data yang bersifat acak tidak dapat digambarkan.

    Berikut ini terdapat gambar pola data dalam serial waktu yang sesuai dengan jenis

    data yang dimaksudkan dari penejelasan tersebut.

    Gambar 2.1 Pola Data dalam Serial Waktu

    (Sumber: Vollman, 2002)

    PERMINTAAN

    PE

    RIO

    DE

    KONSTAN

    MUSIMAN

    TREND

    SIKLUS

  • 7

    Langkah- langkah dalam memilih metode peramalan, yaitu:

    1. Urutkan data untuk random sampling sekitar tiga puluh item dengan interval

    waktu harian, mingguan, atau bulanan tergantung dari kebutuhan perusahaan.

    2. Memilih metode yang akan digunakan berdasarkan plot data historis dan faktor-

    faktor lain yang menentukan.

    3. Tentukan konstanta smoothing dengan cara eksperimen atau coba-coba.

    4. Inisialisasi sistem dengan faktor smoothing yang terpilih.

    5. Perbaharui sistem secara periodik.

    Prinsip-prinsip dari suatu peramalan, yaitu:

    1. Peramalan akan selalu mengandung eror.

    2. Kesalahan harus terukur.

    3. Ramalan satu family produk lebih teliti dari pada end item.

    4. Peramalan jangka pendek lebih akurat dari pada jangka panjang.

    5. Menghitung permintaan lebih akurat daripada peramalan.

    Dalam melakukan peramalan tidak akan lepas dari kesalahan, oleh karena itu dalam

    peramalan ada ukuran kesalahannya. Kesalahan adalah besarnya penyimpangan

    antara aktual dengan ramalan yang dinyatakan dengan rumus e(t) = X(t) F(t).

    Dalam peramalan dikenal cara-cara menentukan ukuran kesalahan, yaitu:

    1. Ukuran kesalahan dengan cara statistik:

    MEAN ERROR/DEVIATION (ME/MD)

    MEAN ABSOLUTE ERROR/DEVIATION (MAE/MAD)

    SUM OF SQUARE ERROR (SSE)

  • 8

    MEAN OF SQUARE ERROR (MSE)

    STANDARD DEVIATION ERROR (SDE)

    2. Ukuran kesalahan relatif:

    PERCENTAGE ERROR (PE)

    MEAN PERCENTAGE ERROR (MPE)

    MEAN ABSOLUTE PERCENTAGE ERROR (MAPE)

    Berdasarkan dari sifat peramalan yang telah disusun dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    a. Peramalan Kualitatif

    Metode kualitatif digunakan jika tidak tersedia data kuantitatif masa lalu karena

    alasan:

    Tidak tercatat

    Yang diramalkan adalah hal baru

    Situasi telah berubah

    Situasi turbulen dan memerlukan human mind

    Kesalahan peramalan tidak dapat diprediksi

    b. Peramalan Kuantitatif

    Metode kuantitatif dapat digunakan jika tersedia data masa lalu. Dari data

    tersebut dicari pola hubungan yang ada. Metode kuantitatif secara garis besar

    dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

  • 9

    a. Time Series

    Metode ini digunakan untuk kondisi dimana tidak dapat menjelaskan faktor

    apa yang akan dapat menyebabkan terjadinya kejadian yang diramalkan

    (black box), sehingga waktu yang dianggap sebagai variabel terjadinya

    kejadian tersebut. Secara garis besar, metode time series dapat

    dikelompokkan menjadi seperti metode averages (single/double moving

    average), metode smoothing (single/double/triple exponential smoothing),

    metode decomposition (ratio to moving average, sensus), metode simple

    regresi (dipakai untuk jangka panjang), metode seasonal, metode advanced

    time series (box jenkin).

    b. Metode Causal

    Metode ini dipakai untuk kondisi dimana variabel penyebab terjadinya item

    yang akan diramalkan sudah diketahui. Metode causal terdiri dari metode

    multiple regresi yang keseragaman variabel terikat (depend variable)

    tergantung pada variabel bebasnya (independent variable), metode

    ekonometrik merupakan sistem simultan dari persamaan multiple regresi.

    2.1.2 Rencana Produksi Agregat (RPA)

    Perencanaan agregat secara organisasi merupakan tanggung jawab manajer operasi

    dalam kegiatannya menentukan strategi untuk memenuhi perubahan permintaan

    sehingga dapat meminimasi total ongkos dan tujuan perusahaan dapat terpenuhi.

    Terdapat empat strategi yang dapat digunakan dalam perencanaan produksi agregat

    yaitu:

    1. Strategi 1: merubah tingkat tenaga kerja (tenaga kerja tetap)

    Demand dapat dipenuhi dengan merubah jumlah tenaga kerja melalui hiring and

    layoff.

    2. Strategi 2: merubah tingkat inventori (tenaga kerja tetap)

    Jika perusahaan tidak menginginkan hiring and layoff tenaga kerja, maka akan

    memilih memproduksi pada tingkat rata-rata demand dan memenuhi perubahan

    demand dengan inventori.

  • 10

    3. Strategi 3: subkontrak

    Perusahaan melakukan subkontrak (memesan barang) ke perusahaan lain untuk

    menambah kapasitas, sehingga permintaan terpenuhi.

    4. Strategi 4: mixed strategi

    Dengan menggabungkan ketiga strategi di atas.

    Perencanaan produksi adalah menyesuaikan permintaan yang berasal dari peramalan

    dengan seluruh kemampuan yang ada. Hal ini disebabkan kemampuan yang terbatas,

    sehingga tidak dapat begitu saja mengikuti hasil ramalan permintaan. Hal ini juga

    disebabkan oleh:

    1. Ketidakpastian hasil peramalan itu sendiri.

    2. Adanya ongkos yang timbul setiap kali mengubah level tingkat produksi atau

    jika kita membuat persediaan.

    3. Tipe dari perusahaan manufaktur.

    Perencanaan produksi merupakan pegangan untuk merancang jadwal induk

    produksi. Beberapa fungsi lain perencanaan produksi, yaitu:

    Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana

    strategis perusahaan.

    Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi.

    Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi dan

    membuat penyesuaian.

    Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana

    strategis.

    Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.

    Beberapa tipe perusahaan yang sering ada adalah sebagai berikut:

    1. Make to stock adalah tipe industri yang membuat produk akhir untuk disimpan

    dimana kebutuhan konsumen diambil dari persediaan di gudang. Karakteristik

    make to stock, yaitu:

    Standar item, high volume

    Terus-menerus dibuat lalu disimpan

  • 11

    Harga wajar

    Pengiriman dapat dilakukan segera

    Pelanggan tidak mau menunggu

    Perlu adanya safety stock untuk mengatasi fluktuasi demand.

    2. Make to order adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk memenuhi

    pesanan. Karakteristik make to order, yaitu:

    Input-nya bahan baku

    Biasanya untuk supply item dengan banyak jenis

    Harga cukup mahal

    Perlu keahlian khusus

    Komponen biasanya dibeli untuk persediaan.

    3. Assembly to order adalah tipe industri yang membuat produk dengan cara

    perakitan hanya untuk memenuhi pesanan. Karakteristik assembly to order,

    yaitu:

    Input-nya komponen

    Untuk supply item dengan banyak jenis

    Harga cukup mahal

    Lead time ditetapkan oleh konsumen

    4. Engineer to order adalah tipe industri yang membuat produk untuk memenuhi

    pesanan khusus dimulai dari perancangan produk seperti pengiriman produk.

    Karakteristik engineer to order, yaitu:

    Produk sangat spesifik

    Lead time panjang

    Harga mahal

    Metode-metode dalam perencanaan agregat adalah sebagai berikut:

    1. Metode Heuristic

    Metode ini, merupakan metode yang paling umum digunakan. Metode ini tidak

    dapat menjamin tercapainya solusi optimal. Keuntungan metode ini adalah

    mudah dan tidak terlalu banyak perhitungan. Langkah-langkah dalam metode

    ini, yaitu:

  • 12

    Hasilkan perencanaan jumlah produksi, penempatan tenaga kerja, lembur,

    subkontrak, dan inventori untuk memenuhi permintaan dan tidak melanggar

    batas kapasitas.

    Hitung biaya total (total cost)

    Terima perencanaan (strategi 1) atau mencoba strategi lain, dengan memulai

    lagi dari langkah pertama.

    2. Metode Linear Programming Simplex

    Metode ini termasuk metode matematis yang digunakan untuk meminimasi atau

    memaksimasi fungsi tujuan linear dengan pembatas linear berupa variabel

    nonnegative. Metode ini menjamin tercapainya solusi optimal, yaitu

    menghasilkan ongkos minimum.

    3. Metode Linear Programming Transportation

    Model linear programming yang lain adalah metode transportasi. Ongkos

    produksi regular time diasumsikan linear, untuk meyakinkan bahwa kapasitas

    reguler akan dipenuhi sebelum menggunakan overtime maupun subkontrak,

    maka C1

  • 13

    untuk dievaluasi oleh perencana. Kedua pendekatan tersebut sama-sama

    berdasarkan penggunaan komputer (computer-based).

    Prosedur perencanaan produksi perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain

    sangat bervariasi, akan tetapi pada umumnya terdiri dari enam langkah, sebagai

    berikut:

    1. Menetapkan unit pengukuran

    Sales forecast pada umumnya disusun dalam nilai uang, sedangkan rencana

    produksi dalam unit produk sehingga diperlukan faktor konversi yang sesuai

    untuk mengkonversikan nilai uang tersebut ke dalam unit produk.

    2. Menetapkan horison perencanaan

    Horison perencanaan menunjukkan panjang waktu yang direncanakan untuk

    melakukan produksi, sehingga diperlukan pula perencanaan mengenai material,

    kapasitas dan fasilitas produksi yang sesuai dengan rencana produksi. Besarnya

    horison perencanaan pada umumnya sekitar sampai delapan belas bulan.

    3. Menentukan siklus pemeriksaan pelaksanaan perencanaan produksi

    Peninjauan ini diperlukan karena sistem produksi yang berjalan adalah suatu

    sistem yang sudah berubah sebagai akibat adanya perkembangan dalam berbagai

    bidang. Peninjauan ini biasanya dilakukan setiap bulan dengan revisi kecil yang

    dilakukan setiap minggu.

    4. Mendokumentasikan rencana sebagai prosedur formal

    Rencana produksi harus disusun secara formal, memiliki tahapan tertentu, dan

    prosedur dokumentasi yang mudah dimengerti oleh manajemen.

    5. Menetapkan pertanggungjawaban yang jelas untuk setiap bagian

    Hal yang dimaksudkan dalam prosedur ini adalah bagian pemasaran bertanggung

    jawab terhadap peramalan, manufaktur terhadap penyusunan jadwal produksi,

    dan bagian keuangan terhadap kebutuhan dana.

    Dalam perencanaan produksi agregat terdapat ongkos-ongkos yang dibebankan dari

    proses perencanaan produksi, yaitu:

    Ongkos penambahan tenaga kerja (hiring cost)

    Ongkos pengurangan tenaga kerja (layoff)

  • 14

    Ongkos lembur dan pengurangan waktu kerja (overtime and undertime cost)

    Ongkos persediaan dan kekurangan persediaan (inventory and shortage cost)

    Ongkos subkontrak (subcontracting cost)

    2.1.3 Master Production Schedule (MPS)

    Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal Induk Produksi (JIP) merupakan

    suatu set perencanaan yang mengidentifikasikan kuantitas dari item tertentu yang

    dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur.

    Ada empat fungsi utama dari MPS, yaitu:

    a. Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan

    kebutuhan material dan kapasitas (material and capacity requirements

    planning).

    b. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian (production and

    purchase orders) untuk item-item MPS.

    c. Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas

    melalui Rough Cut Capacity Planning (RCCP).

    d. Memberikan dasar untuk pembuatan janji tentang pengiriman produk (delivery

    promises) kepada pelanggan.

    Master Production Schedule (MPS) memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

    a. Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen.

    b. Efisiensi dalam penggunaan sumber daya produksi.

    c. Mencapai target tingkat produksi.

    Terdapat beberapa kriteria yang sebaiknya dimiliki oleh item yang akan disusun ke

    dalam MPS, yaitu:

    a. Jenis item tidak terlalu banyak.

    b. Dapat diramalkan kebutuhannya.

    c. Mempunyai Bill of Material sehingga dapat ditentukan kebutuhan komponen

    dan materialnya.

    d. Dapat diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan kapasitas.

  • 15

    e. Menyatakan konfigurasi produk yang dapat dikirim (produk akhir tertentu atau

    komponen berlevel tinggi dari produk akhir tertentu).

    Ada beberapa faktor utama yang menentukan proses MPS, yaitu:

    a. Lingkungan manufaktur. Lingkungan manufaktur yang umumnya

    dipertimbangkan ketika akan mendesain adalah make to stock, make to order,

    dan assemble to order.

    b. Struktur organisasi. Struktur organisasi didefinisikan sebagai cara komponen-

    komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufaktur.

    c. Horison perencanaan. Horison perencanaan adalah jangka waktu perencanaan

    yang akan dipakai. Panjang horison perencanaan adalah kumulatif lead time

    ditambah beberapa saat untuk dilihat hasilnya.

    d. Pemeliharaan item-item MPS. Pemeliharaan item-item MPS ini sangat penting,

    karena tidak hanya mempengaruhi bagaimana MPS beroperasi, tetapi juga

    mempengaruhi bagaimana sistem perencanaan dan pengendalian operasi

    manufaktur secara keseluruhan. Kriteria dasar yang mengatur pemilihan item-

    item dalam MPS, yaitu:

    1) Item-item yang dijadwalkan merupakan produk akhir.

    2) Jumlah item-item MPS seharusnya sedikit.

    3) Seharusnya memungkinkan untuk meramalkan permintaan dari item-item

    MPS.

    4) Item-item MPS harus memudahkan dalam penerjemahan pesanan-pesanan

    pelanggan ke dalam pembuatan produk yang akan dikirim.

    Dalam penyusunan MPS ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu:

    a. Time Bucket, merupakan pembagian planning period yang digunakan dalam

    MPS atau MRP.

    b. Time Phase Plan, merupakan penyajian perencanaan dimana semua permintaan,

    pesanan, dan persediaan disajikan dalam time bucket.

    c. Time Fence, merupakan batasan waktu untuk melakukan penyesuaian pesanan.

    Ada dua jenis time fence, yaitu:

  • 16

    1) Demand Time Fence (DTF) adalah batas dimana permintaan sudah tidak

    dapat lagi diubah. Karakteristik yang dimiliki oleh DTF adalah panjangnya

    sama dengan Lead Time, Project Available Balance (PAB) dihitung dari

    Actual Demand, dan perubahan permintaan tidak akan dilayani.

    2) Planning Time Fence (PTF) adalah batas dimana permintaan masih

    memungkinkan untuk berubah jika material dan kapasitas masih tersedia.

    Karakteristik yang dimiliki oleh PTF adalah panjangnya sama dengan

    kumulatif Lead Time.

    Berikut di bawah ini merupakan tampilan dari tabel MPS.

    Tabel 2.1 Format MPS

    Description Lead Time DTF

    Order Quantity Lot Size PTF

    Periode Past Due 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    Forecast

    Actual Demand

    PAB

    ATP

    Master Schedule

    Planned Order

    (Sumber: Daniel, 2010)

    Komponen-komponen yang terdapat dalam tabel MPS di atas dapat dijelaskan pada

    uraian di bawah ini:

    a. Description merupakan nama dari suatu produk.

    b. Order quantity merupakan jumlah pesanan yang ada.

    c. Lead time merupakan waktu (banyaknya periode) yang dibutuhkan untuk

    memproduksi atau membeli suatu item.

    d. On hand adalah posisi persediaan awal yang secara fisik tersedia dalam stok

    yang merupakan kuantitas item yang ada dalam stok. Digunakan untuk

  • 17

    merencanakan jumlah yang harus diproduksi dan dihitung dengan anggapan

    bahwa penjualan akan sesuai dengan ramalan.

    e. Lot size adalah kuantitas dari item yang biasanya dipesan dari pabrik atau

    pemasok. Sering juga disebut sebagai kuantitas pesanan atau ukuran batch.

    f. Safety stock adalah stok tambahan dari item yang direncanakan berada dalam

    persediaan sebagai stok pengaman untuk mengantisipasi fluktuasi dalam ramalan

    penjualan, pesanan-pesanan pelanggan dalam waktu singkat, penyerahan item

    untuk pengisian kembali persediaan.

    g. Demand Time Fence (DTF) adalah periode mendatang dari MPS dimana dalam

    periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS tidak diijinkan atau tidak

    diterima karena akan menimbulkan kerugian biaya yang besar akibat

    ketidaksesuaian dan kekacauan jadwal.

    h. Planning Time Fence (PTF) adalah periode mendatang dari MPS dimana dalam

    periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS dievaluasi guna mencegah

    ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal yang akan menimbulkan kerugian dalam

    hal biaya.

    i. Forecast merupakan rencana penjualan atau peramalan penjualan untuk item

    yang dijadwalkan.

    j. Actual Demand merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti.

    Demand yang diterima perusahaan seringkali bersifat disruptive, yang berarti

    demand yang diterima tersebut bersifat mengganggu demand yang telah

    dikeluarkan sebelumnya.

    k. Available to Promise (ATP) merupakan informasi yang sangat berguna bagi

    departemen pemasaran untuk memberikan jawaban yang tepat tehadap

    pertanyaan pelanggan tentang kapan produk tersebut dikirimkan. Nilai ATP

    memberikan informasi tentang berapa banyak item atau produk tertentu yang

    dijadwalkan pada periode waktu itu tersedia untuk pesanan pelanggan.

    l. Master Schedule (MS) merupakan jadwal produksi yang diantisipasi untuk item

    tertentu. MS berupa keputusan tentang kuantitas yang akan diproduksi.

    Ditentukan dengan memperhatikan ketersediaan material dan kuantitas. Total

    dari MPS setiap individual part harus sama dengan total yang dinyatakan dalam

    rencana produksi.

  • 18

    m. Project Available Balance (PAB) adalah proyeksi on-hand inventory dari waktu

    ke waktu selama horizon perencanaan MPS, yang menunjukan status inventory

    yang diproyeksikan pada akhir dari setiap periode waktu dalam horizon MPS.

    2.2 SALES AND OPERATION PLANNING (S&OP)

    Perencanaan operasi dan penjualan adalah prosedur yang digunakan untuk menjaga

    keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Sales & Operation Planning (S&OP)

    merupakan proses multifungsi bulanan atau kuartalan, termasuk perencanaan atas

    cakrawala sekitar 18 bulan. (Wallace, 2004)

    2.2.1 Definisi dan Tujuan dari S&OP

    S&OP digambarkan sebagai satu set keseluruhan perencanaan perusahaan dan

    proses pengambilan keputusan yang dirancang untuk menyeimbangkan pasokan

    produk atau jasa sesuai dengan permintaan pelanggan serta menghubungkan operasi

    dengan pencapaian tujuan dari bisnis, perencanaan operasional, dan perencanaan

    keuangan (Smith, 2008).

    Meskipun tidak ada definisi resmi mengenai S&OP, tetapi sebelumnya Smith telah

    mengemukakan bahwa S&OP mencakup empat aspek penting dari proses. Pertama,

    proses yang melampaui unit-unit fungsional. Kedua, adanya sistem pengambilan

    keputusan yang meliputi suatu hal dalam menentukan penghentian fasilitas atau

    memperoleh yang baru. Ketiga, bertujuan untuk menjaga keseimbangan permintaan

    dan sisi penawaran bisnis, misalnya rencana produksi dan penjualan jalan bersama-

    sama. Keempat, menerapkan strategi perusahaan dengan menempatkan link antara

    perencanaan strategi dan operasi.

    2.2.2 Permintaan dan Penawaran

    Seperti telah disebutkan, salah satu tujuan dari S&OP adalah untuk

    menyeimbangkan sisi permintaan dan penawaran bisnis. Jika permintaan melebihi

    pasokan, efek buruk mungkin muncul pada layanan pelanggan, kadang-kadang

    mengarah ke hilangnya bisnis. Di sisi lain, over supply mungkin menyebabkan

    masalah arus kas dan keuntungan menurun karena persediaan meningkat serta

  • 19

    margin diperas karena upaya untuk meningkatkan sumber daya penjualan dengan

    harga diskon (Dougherty & Gray, 2006).

    Ini harus diakui bahwa keseimbangan optimal antara dua variabel utama ini

    tergantung pada strategi perusahaan dan tingkat layanan yang ingin ditawarkan. Di

    sisi lain, menunjukkan ketidakseimbangan masa depan antara penawaran dan

    permintaan mungkin karena bisnis yang berkembang dan mungkin tercermin dalam

    kapasitas bahasan diskusi S&OP (Wallace, 2004).

    2.4.3 Alignment Antara Perencanaan Strategis dan Perincian

    Menurut Wallace (2004) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan tanpa

    S&OP sering memiliki pemutusan antara strategi (keuangan), rencana bisnis dan

    rencana yang lebih rinci serta jadwal yang digunakan untuk menjalankan operasi

    sehari-hari. Hubungan ini disajikan dalam Gambar 2.2 berikut ini:

    Gambar 2.2 Hubungan Perencanaan Operasi dan Penjualan

    dengan Bisnis dan Strategi

    (Sumber: Wallace, 2004)

    Untuk potongan contoh lain dari literatur ini S&OP sebagai perantara antara

    perencanaan strategis dan posisi rinci karena di kontrol pada sistem perencanaan

    manufaktur (MPC). Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.2 S&OP terletak pada

    bagian tengah sehingga perencanaannya dapat bersifat strategis, fungsional dan lebih

    rinci. Selain itu, rencana perusahaan yang paling penting adalah harus bisa

  • 20

    menghubungkan antara bisnis dan strategi dengan operasi dan penjualan (Bangga,

    2007).

    Gambar 2.3 Kunci Hubungan dalam Perencanaan Operasi Penjualan

    (Sumber: Vollman, 2005)

    Menurut Vollman (2005), rantai dari perencanaan strategis dan operasional untuk

    eksekusi akan dihasilkan ketika hubungan dari S&OP untuk sistem MPC dibuat.

    Secara lebih rinci, berarti bahwa rencana operasi biasanya dinyatakan dalam bentuk

    agregat unit output per bulan harus digunakan sebagai masukan ketika

    mengembangkan lebih rinci jadwal induk produksi (MPS) yang dinyatakan dalam

    unit produk akhir per minggu.

    2.4.4 Proses Fase

    Pada kelanjutan penjelasan dasar S&OP terdapat fase utama sebagai gambaran bagi

    perencanaan produksi seperti dikatakan oleh Dougherty & Gray (2006). Proses

    terdiri dari lima tahap yang mewakili yaitu:

    Pengumpulan data dan review adalah langkah pertama dari S&OP pada dasarnya

    hanya di tempat untuk mempersiapkan informasi yang relevan agar bisa digunakan

  • 21

    pada proses berikutnya. Banyak kegiatan ini diklaim terjadi dalam sistem informasi

    departemen. Empat elemennya, terdiri dari:

    Memperbaharui file pada akhir bulan, dengan data seperti penjualan aktual,

    produksi, dan persediaan.

    Menghasilkan informasi untuk penjualan dan pemasaran yang digunakan dalam

    mengembangkan perkiraan baru.

    Menghasilkan informasi untuk rantai pasok, perencanaan dan manufaktur orang

    untuk digunakan dalam meninjau dan memperbarui rencana pasokan.

    Menyebarkan informasi ini kepada orang yang tepat.

    Permintaan perencanaan adalah tahap kedua dari kesepakatan perencanaan operasi

    dan penjualan dengan menghasilkan perkiraan permintaan awal untuk produk yang

    ditawarkan. Menurut Dougherty & Gray (2006), hal ini membantu untuk

    menghindari kegagalan dalam operasi dan penjualan seperti:

    Tidak mampu memenuhi tujuan pendapatan atau komitmen keuangan yang

    didasarkan pada produk baru.

    Lembur yang tidak direncanakan dan biaya premi pengangkutan untuk produk

    baru yang keluar pada menit-menit terakhir.

    Kekurangan dan keterlambatan dalam mendapatkan produk baru kepada

    pelanggan, setelah diperkenalkan ke pasar.

    Perencanaan pasokan adalah langkah ketiga dalam fase perencanaan suplai adalah

    untuk memodifikasi rencana pasokan untuk setiap keluarga atau subfamilies yang

    memerlukan hal itu berdasarkan perubahan dalam ukuran backlog pesanan

    pelanggan, perkiraan penjualan, tingkat persediaan atau material dan kapasitas yang

    tersedia.

    Pertemuan kemitraan adalah tahap keempat dari proses S&OP pada dasarnya adalah

    sebuah pertemuan di mana orang dari berbagai fungsi berkumpul untuk

    mendiskusikan dan membentuk rencana terpadu. Tujuan dari pertemuan ini meliputi:

    Mendiskusikan dan memvalidasi rencana permintaan dan penawaran, serta

    asumsi yang mendasari data yang diperoleh.

  • 22

    Meninjau kemajuan dalam item tindakan yang ditetapkan dalam pertemuan

    sebelumnya.

    Menyelesaikan masalah yang ada, sehingga keputusan atau rekomendasi dapat

    dipresentasikan kepada pertemuan eksekutif.

    Pertemuan eksekutif adalah tahap kelima dari proses S&OP. Selama rapat eksekutif

    menghasilkan keputusan, prioritas, dan informasi untuk membantu menyelesaikan

    masalah apapun atau kesenjangan yang terjadi pada unit yang terkait dalam

    perusahaan (Bower, 2005). Dougherty & Gray (2006) mengemukakan bahwa tujuan

    pertemuan eksekutif adalah:

    Untuk membandingkan versi rencana bisnis yang telah dibuat dan menganalisis

    penyimpangan yang ada.

    Untuk "t ie break " yang berarti menyalurkan ide- ide, sehingga tim pertemuan

    kemitraan dapat mencapai konsensus.

    Untuk meninjau kinerja pelayanan pelanggan, KPI, produk baru, proyek khusus,

    dan masalah lainnya.

    Ringkasan proses S&OP telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya sehingga dapat

    digambarkan pada gambar 2.4 berikut ini.

    Gambar 2.4 Ringkasan Proses S&OP

    (Sumber: Dougherty & Gray, 2006)