bab 3

Download BAB 3

If you can't read please download the document

Upload: cherrypratama

Post on 14-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB 3

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Surakarta yang beralamat di Jalan Prof. W.Z. Yohanes 58 Surakarta. Tempat melakukan uji coba instrumen tes kognitif Fisika dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta yang beralamat di Jalan Monginsidi 40 Surakarta. Sedangkan tempat melakukan uji coba instrumen kemampuan afektif, kemampuan analisis, dan kemampuan berfikir kreatif di laksanakan di SMA N 3 Surakarta dengan menggunakan kelas yang tidak digunakan untuk penelitian.2. Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/ 2013, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing, pembuatan proposal, survei ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian. Tahap penelitian, meliputi: semua kegiatan yang berlangsung di lapangan, uji coba instrumen, dan pelaksanaan pengambilan data. Tahap penyelesaian, meliputi: analisis data dan penyusunan laporan penelitian serta penggandaan. 9393Tahap penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 sampai Januari 2013 dapat dilihat dalam Tabel 3.1Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PenelitianNoKegiatanBulanAgustusSeptemberOktoberNovemberDesemberJanuariPebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNopemberDesemberJanuari1Tahap Persiapana.Pengajuan Judulvb.Penyusunan Proposalvvvvc.Seminar Proposalvd.Pengurusan Ijinve.Pembuatan Instrumenvvvvvvvvvv2Pelaksanaana. Uji Coba Instrumenvb. Pelaksanaan Penelitianv3Tahap Analisis Datav4Pembuatan Laporana. Final Laporanvb. Konsultasi dan Revisivc. Ujian Komprehensifvd. Ujian TesisvB. Jenis PenelitianBerdasarkan metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kelompok eksperimen I yaitu kelas XI IPA 7 diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan problem based learning melalui metode eksperimen dengan menggunakan media video based laboratory. Kelompok eksperimen II yaitu kelas XI IPA 1 diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan problem based learning melalui metode eksperimen dengan menggunakan media simulation based laboratory.Sebelum proses belajar mengajar dimulai diberikan tes kemampuan analisis dan kemampuan berfikir kreatif. Dari data hasil tes kemampuan analisis94dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Begitu juga dengan hasil kemampuan berfikir kreatif dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Pada saat proses pembelajaran dilakukan penilaian afektif melalui lembar observasi sedangkan penilaian prestasi belajar untuk ranah kognitif dan afektif dengan angket diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan. Dalam penelitian digunakan desain faktorial 2 x 2 x 2. Adapun desain faktorial dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.2Tabel 3.2. Desain FaktorialProblem Based Learning Menggunakan Metode Eksperimen(A)Video Based LaboratorySimulation Based Laboratory(A1)(A2)KognitifAfektifKognitifAfektifKemampuanBerfikirKreatifA1B1C1A1B1C1A2B1C1A2B1C1KemampuanTinggiAnalisis(C1)TinggiKemampuan(B1)BerfikirKreatifA1B1C 2A1B1C 2A2B1C 2A2B1C 2Rendah(C 2)KemampuanBerfikirKreatifA1B2C1A1B2C1A2B2C 1A2B2C 1KemampuanTinggiAnalisis(C1)RendahKemampuan(B2)BerfikirKreatifA1B2 C 2A1B2 C 2A2B2C 2A2B2C 2Rendah(C 2)KeteranganA1B1C1 : Kelompok siswa dengan kemampuan analisis tinggi dan kemampuan berfikir kreatif tinggi diberi perlakuan perlakuan problem based learning menggunakan metode eksperimen melaluiA1B1C 2A1B2C1A1B2C 2A2B1C1A2B1C 2A2B2C 1 95Video Based LaboratoryKelompok siswa dengan kemampuan analisis tinggi dan kemampuan berfikir kreatif rendah diberi perlakuan perlakuan problem based learning menggunakan metode eksperimen melalui Video Based Laboratory Kelompok siswa dengan kemampuan analisis rendah dan kemampuan berfikir kreatif tinggi diberi perlakuan perlakuan problem based learning menggunakan metode eksperimen melalui Video Based Laboratory Kelompok siswa dengan kemampuan analisis rendah dan kemampuan berfikir kreatif rendah diberi perlakuan perlakuan problem based learning menggunakan metode eksperimen melalui Video Based Laboratory Kelompok siswa dengan kemampuan analisis tinggi dan kemampuan berfikir kreatif tinggi diberi perlakuan perlakuan problem based learning menggunakan metode eksperimen melalui Simulation Based Laboratory Kelompok siswa dengan kemampuan analisis tinggi dan kemampuan berfikir kreatif rendah diberi perlakuan perlakuan problem based learning menggunakan metode eksperimen melalui Simulation Based Laboratory Kelompok siswa dengan kemampuan analisis rendah dan kemampuan berfikir kreatif tinggi diberi perlakuan perlakuan 96problem based learning menggunakan metode eksperimen melaluiSimulation Based LaboratoryA2B2C 2 : Kelompok siswa dengan kemampuan analisis rendah dan kemampuan berfikir kreatif rendah diberi perlakuan perlakuan problem based learning menggunakan metode eksperimen melaluiSimulation Based LaboratoryC. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. PopulasiPopulasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2012/2013.2. Teknik Pengambilan Sampel PenelitianTeknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik cluster random sampling, satu kelas sebagai kelompok eksperimen I yang diberi pembelajaran dengan menggunakan problem based learning melalui metode eksperimen dengan menggunakan media video based laboratory dan satu kelas yang lain sebagai kelompok eksperimen II diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan penggunaan problem based learning melalui metode eksperimen dengan menggunakan media simulation based laboratory.3. SampelDari populasi diambil 2 kelas sebagai subyek penelitian secara acak. Dari dua kelas tersebut dipilih juga secara acak kelas yang menjadi kelas eksperimen pertama dan kelas yang menjadi kelas eksperimen kedua. Sampel yang terpilih97adalah kelas XI IPA 7 sebagai kelompok eksperimen II yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan problem based learning melalui metode eksperimen dengan menggunakan media video based laboratory dan kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen II yang diberi pembelajaran dengan menggunakan problem based learning melalui metode eksperimen dengan menggunakan media simulation based laboratoryD. Variabel PenelitianDalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu variabel bebas, variabel moderator, dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas yaitu pendekatan problem based learning dan metode pembelajaran eksperimen melalui SBL (Simulation Based Laboratory) dan VBL (Video Based Laboratory). Variabel moderator yang digunakan adalah kemampuan analisis dan kemampuan berfikir kreatif siswa. Variabel terikat yang digunakan adalah prestasi belajar (kognitif, afektif).1. Variabel bebasVariabel bebas dalam penelitian yaitu problem based learning melalui metode eksperimen melalui SBL (Simulation Based Laboratory) dan VBL (Video Based Laboratory).a. Problem Based Learning Melalui Metode EksperimenDefinisi operasional dari Problem based learning dengan metode eksperimen merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui masalah yang disajikan pada98awal pembelajaran melalui eksperimen. Skala pengukuran menggunkan skala nominal dengan dua kategori, yaitu : problem based learning dengan metode eksperimen melalui Video Based Laboratory (VBL) dan problem based learning dengan metode eksperimen melalui Simulation Based Laboratory (SBL).Variabel Moderator Variabel Moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis dan kemampuan berfikir kreatif siswa.a. Kemampuan AnalisisDefinisi operasional dari kemampuan analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menguraikan konsep menjadi bagian-bagian yang lebih rinci dan menjelaskan keterkaitan atau hubungan antar bagian-bagian tersebut. Kemampuan analisis yang dimaksud dalam peneltitian ini adalah kemampuan analisis dalam pembelajaran Fisika. Skala pengukuran skala ordinal dengan dua kategori, yaitu kemampuan analisis tinggi dan kemampuan analisis rendah.b. Kemampuan Berfikir KreatifDefinisi Operasional dari kemampuan berfikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam menghasilkan banyak kemungkinan jawaban dan cara dalam memecahkan suatu masalah. Skala pengukuran skala ordinal dengan dua kategori, yaitu kemampuan berfikir kreatif tinggi dan kemampuan berfikir kreatif rendah.3. Variabel TerikatVariabel terikat dalam penelitian adalah prestasi belajar Fisika siswa. Definisi operasional dari prestasi belajar Fisika siswa adalah hasil nilai atau angka99yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Fisika sebagai hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dan afektif. Skala pengukuran untuk komponen kognitif dan afektif masing-masing adalah interval. Indikator komponen kognitif adalah hasil tes mata pelajaran Fisika pada pokok bahasan Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana dan komponen afektif adalah hasil angket afektif dan observasi.E. Teknik Pengumpulan DataData penelitian disusun relevan dengan variabel penelitian dan metode pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data prestasi belajar kognitif, kemampuan analisis, dan kemampuan berfikir kreatif berupa tes. Sedangkan untuk mengukur prestasi afektif siswa menggunakan angket dan observasi.1. Teknik TesTes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara tidak langsung, yaitu melalui respon peserta didik terhadap sejumlah pertanyaan. Bentuk tes yang diberikan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dan tes uraian. Tes berbentuk objektif digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi pokok bahasan Elastisitas dan Gerak Harmonis Sederhana setelah diberikan perlakuan dan juga kemampuan analisis siswa yang diberikan sebelum diberikan perlakuan. Tes berbentuk uraian100digunakan untuk mengukur kemampuan berfikir kreatif siswa yang diberikan sebelum diberikan perlakuan.2. Teknik AngketMenurut Riduwan (2009: 71), Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi afektif. Angket yang digunakan didasarkan pada skala Likert. Untuk menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot dengan nilai kuantitatif empat tingkatan. Nilai maksimum 4 dan minimal 1 (Sukardi, 2008: 147)3. Teknik ObservasiObservasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2009:76). Teknik ini dipilih apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil. Instrumen observasi sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain, termasuk kuesioner dan wawancara. Instrumen informasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami (Sukardi, 2008: 79).Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh observer yang ikut serta selama proses pembelajaran. Untuk memaksimalkan hasil observasi, digunakan alat bantu yang sesuai dengan kondisi lapangan, antara lain menggunakan buku101catatan, cek list, kamera, dan lain-lain. Teknik observasi ini digunakan untuk mengambil data prestasi afektif siswa untuk menguatkan data yang diperoleh melalui angket.F. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian terbagi menjadi dua yaitu :1. Instrumen Pelaksanaan PenelitianInstrumen pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini berupa Silabus (Lampiran 2), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 3), Lembar Kerja Siswa (Lampiran 4), dan Lembar Observasi Afektif (Lampiran 22). Instrumen pelaksanaan penelitian tersebut disusun oleh peneliti dan divalidasi dengan cara dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan divalidasi oleh validator ahli yang kompeten dalam bidang yang bersangkutan.2. Instrumen Pengambilan DataInstrumen pengambilan data pada penelitian ini berupa instrumen tes kemampuan kognitif Fisika (Lampiran 11), instrumen kemampuan analisis (Lampiran 29) dan instrumen kemampuan berfikir kreatif (Lampiran 37) dan angket kemampuan afektif (Lampiran 19). Sebelum digunakan, instrumen tes kognitif Fisika, kemampuan analisis, kemampuan berfikir kreatif, dan angket kemampuan afektif dikonsultasikan dengan pembimbing dan validator ahli dan selanjutnya diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen kognitif Fisika bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun telah memenuhi kriteria yang meliputi: tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas maupun102reliabilitas atau tidak. Untuk instrumen angket meliputi: uji validitas dan reliabilitas.a. Uji Instrumen Tes Kemampuan KognitifUji instrumen tes terdiri atas uji taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas tes.a. Taraf KesukaranSoal yang baik untuk alat ukur prestasi adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Jika P merupakan indeks kesukaran, B menyatakan bnyaknya siswa yang menjawab soal betul dan JS menyatakan jumlah seluruh siswa perserta tes, maka dapat ditentukan persamaan untuk mencari taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal, yaitu:P B(3.1)JSMenurut ketentuan, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: a) soal sukar jika: 0,00 P 0,30; b) soal sedang jika: 0,30 P 0,70; soal mudah jika: 0,70 P 1,00 (Arikunto, 2008).b. Daya PembedaDaya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Apabila J menyatakan jumlah peserta tes, JA menyatakan banyaknya peserta kelompok atas, JB menyatakan banyaknya peserta kelompok bawah, BA merupakan banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar benar, BB adalah banyaknya peserta kelompok103bawah yang menjawab soal dengan benar, PA merupakan proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar, PB merupakan proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar, maka untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan persamaan sebagai berikut :D BABB P P(3.2)J AJ BABDaya pembeda (nilai D) diklasifikasikan sebagi berikut: a) soal jelek, jika 0,00 D 0,20; b) soal cukup, jika 0,20 D 0,40; c) soal baik, jika 0,40 D 0,70; d) soal baik sekali, jika 0,70 D 1,00 (Arikunto).Dalam penelitian ini, kriteria soal dengan daya pembeda cukup, baik, dan baik sekali akan digunakan dalam penelitian, sedangkan soal dengan daya pembeda jelek didrop.c. ValiditasSebuah tes valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas item tes obyektif pilihan ganda dengan skor dikotomi, yaitu nol dan satu adalah dengan menggunakan teknik korelasi point Biserial. Jika pbi adalah koefisien korelasi biserial, Mpadalah rerata skor dari subyek yang menjawab benar, Mt adalah rerata skor total,St adalah standar deviasi dari skor total, p adalah proporsi siswa yang menjawab benar, q adalah proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 p), maka persamaan point Biserial dapat dituliskan dalam persamaan:rpbis Mp Mtp(3.3)Stq104Soaldikatakan valid, jika pbi tabel , sedangkan dikatakan tidak validjika pbi tabel (Arikunto, 2008). Dalam penelitaian ini, kriteria soal kriteria soalvalid digunakan dalam penelitian, sedangkan soal yang tidak valid didropd. ReliabilitasReliabilitas sering diartikan dengan keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subyek yang tidak sama pada waktu yang sama.Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson yang dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20. Jika r1 adalah reliabilitas tes secara keseluruhan, p adalah proporsi subyek yang menjawab item dengan benar, q adalah proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1 p), pq adalah jumlah hasil perkalian antara p dan q, N adalah banyaknya item, dan S adalah standar deviasi dari tes, maka persamaan K-R 20 dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :nS 2 pq r11= (3.4)2n 1SHasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila harga rhitung > rtabel, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen reliabel. Kriteria nilai reliabilitas, yaitu: a) 0,8 r11 1: sangat tinggi; b) 0,6 r11 0,8: tinggi; c) 0,4 r11 0,6: cukup; d) 0,2 r11 0,4: rendah; b) 0,0 r11 0,2 : sangat rendah (Arikunto, 2008). Hasilanalisis instrumen uji coba tes kemampuan kognitif IPA selengkapnya disajikan pada Tabel 3.3 berikut:105Tabel 3.3. Keadaan Instrumen Tes Kemampuan KognitifVariabelJumlahNo itemJumlah uji coba451 s.d 45Valid321,3,4,5,6,8,9,12,14,15,16,17,18,19,21,22,25,26,28,29,31,32,33,34,35,37,38,39,40,41,45Invalid142,7,10,11,13,20,23,24,27,30,36,42,43,44Tabel 3.3. (lanjutan) Keadaan Instrumen Tes Kemampuan KognitifReliabilitas0,94Sangat tinggiDaya Pembeda Baik Sekali--Daya pembeda baik73,17,18, 33,38,40,45Daya pembeda cukup241,4,5,6,8,9,12,14,15,16,19,21,22,25,26,28,29,31,32,34,35,37,39,41Daya pembeda jelek142,7,10,11,13,20,23,24,27,30,36,42,43,44Soal layak diambil311,3,4,5,6,8,9,12,14,15,16,17,18,19,21,22,25,26,28,29,31,32,33,34,35,37,38,39,40,41,45Soal didrop142,7,10,11,13,20,23,24,27,30,36,42,43,44Analisis perhitunganuji cobainstrumenkemampuan kognitifFisikaselengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 9.Adapun hasilanalisis instrumen ujicoba kemampuananalisisselengkapnya disajikan pada Tabel 3.4 berikut:Tabel 3.4 Hasil Analisis Instrumen Uji Coba Kemampuan AnalisisVariabelJumlahNo itemJumlah uji coba251 s.d 25Valid211,2,3,4,5,6,7,8,10,11,12,13,14,15,18,19,21,22,23,24,25Invalid49,16,17,20Reliabilitas0,70Soal yang dipakai21Soal yang didrop4Analisis perhitungan ujicoba instrumen tes kemampuan analisis selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 27.b. Uji Instrumen Tes Kemampuan Berfikir Kreatif SiswaTes kemampuan berfikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk uraian. Karena bentuk tes uraian, maka dalam melakukan validasi instrumen dilakukan dengan teknik expert judgement. Dalam hal ini instrumen106dikonsultasikan kepada pembimbing dan kepada validator ahli. Selain itu, untuk mengetahui keterbacaan maksud atau tujuan soal, instrumen diujicobakan kepada beberapa siswa. Dari hasil ujicoba tersebut sebagian besar siswa mampu mengetahui maksud soal sehingga dapat dikatakan bahwa maksud soal dapat dibaca dengan jelas oleh siswa.c. Uji Instrumen Angket Kemampuan Afektif SiswaAngket kemampuan afektif siswa siswa berbentuk pilihan ganda. Jadi responden akan memilih jawaban yang ditentukan bila pernyataan yang disediakan sesuai dengan yang dialami responden.Sistem penskoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran yang digunakan. (Mardapi , 2008). Untuk skala Likert, skor tertinggi tiap butir adalah 4 dan yang terendah adalah 1. Prosedur pemberian skor instrumen angket kemampuan afektif yaitu:Untuk item positif pemberian skor pada tiap item atau butir angket, yaitu: A = 4, B = 3, C = 2, D = 1 Untuk item negatif pemberian skor pada tiap item atau butir angket, yaitu: A = 1, B = 2, C = 3, D= 4Uji instrumen angket terdiri atas uji validitas dan reliabilitas.a) Uji Validitas AngketUji validitas angket menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Jika rxy adalah koefisien korelasi antara x dan y, x adalah107skor dari item yang diuji, y adalah skor total, dan N adalah jumlah seluruh subyek, maka persamaan korelasi product moment bisa dituliskan dalam persamaan:Nxy xyrx ,y (3.5)Nx 2 x2Ny2y2 (Arikunto, 2008: 72) Harga rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan. Setiap korelasi mengandung tiga makna, yaitu: a) ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat di belakang koma. Jika angka tersebut terlalu kecil sampai empat angka di belakang koma, maka dapat dianggap bahwa tidak ada korelasi antara variabel X dan Y. Karena kalau ada, angkanya terlalu kecil, maka diabaikan; b) arah korelasi, yaitu jika menunjukkan kesejajaran antara nilai variabel X dan nilai variabel Y. Jika tanda di depan indeks (+), maka arah korelasinya positif, sedangkan kalau (-), maka arah korelasinya negatif; c) besarnya korelasi, yaitu besarnya angka yang menunjukkan kuat dan tidaknya, atau mantap tidaknya kesejajaran antara dua variabel yang diukur korelasinya (Arikunto, 2006). Dalam instrumen angket yang digunakaan instrumen yang arah korelasinya negatif akan didrop dari instrumen yang akandigunakan dalam pengambilan data.b) Uji Reliabilitas AngketUji reliabilitas angket menggunakan persamaan Alpha. Jika r11 adalahreliabilitas yang dicari, n adalah banyaknya item/ butir soal, i2 adalah jumlahvarians skor tiap-tiap item, dan t2 adalah varians total, maka persamaa Alphadapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :108n i2 r11 12 n 1 t(3.6)Keputusan ujinya adalah r11 rtabelmaka item soal dikatakan reliabel danr11 rtabel maka item soal dikatakan tidak reliabel (Arikunto, 2008). Hasil ujicobainstrumen angket kemampuan afektif siswa selengkapnya disajikan pada Tabel 3.5. berikut:Tabel 3.5. Keadaan Angket Kemampuan Afektif SiswaVariabelJumlahNo itemJumlah item uji coba501 s.d 50Valid1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,15,16,17,18,19,4420,21,23,24,25,26,27,28,29,30,32,33,34,35,36,37,38,40,42,43,44,45,46,47,48,50Invalid614,22,31,39,41,49Reliabilitas0,734TinggiItem yang dipakai1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,15,16,17,18,19,4420,21,23,24,25,26,27,28,29,30,32,33,34,35,36,37,38,40,42,43,44,45,46,47,48,50Item yang didrop614,22,31,39,41,49Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa reliabilitas item adala 0,734 yang berarti memiliki daya reliabilitas tinggi. Dari 50 item yang digunakan untuk uji coba terdapat 6 item yang didrop yaitu item nomor 14, 22, 31, 39, 41, dan 49. Uji validitas dan reliabilitas uji voba instrumen angket kemampuan afektif siswa selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 17.Teknik Analisis Data Uji Prasyarat Analisis Dalam penelitian ini digunakan program SPSS versi 18 untuk uji prasyarat analisis. Uji prasyarat ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.109a. Uji NormalitasUji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan ujiKolmogorov-Smirnov dengan Lilliefors. Adapun prosedur ujinya seperti diungkapkan Uyanto (2009: 54) adalah sebagai berikut:Bila diketahui nilai dari data x1, x2, , xn, lalu diurutkan nilai data tersebut dari yang terkecil hingga yang terbesar untuk membentuk tatanan statistik x(1),x(2), , x(n). kemudian dihitung Z(k) =xk x; s simpangan baku sampel. Makasrumus uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) adalah nilai mutlak maksimum antar Fn(z) dan (z) sebagai berikut:D* supF (z) (z), z (3.7)ndimanaFn(z)adalahfungsidistribusiempiris,yaituFn (z) = jumlah dari z(k ) z/ n , untuk setiap z sedangkan (z) adalah fungsidistribusi kumulatif normal baku.Adapun prosedur uji dengan menggunakan program SPSS versi 18 adalah sebagai berikut:1) Menetapkan HipotesisHo: data berasal dari populasi yang terdistribusi normalH1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal2) Menetapkan taraf signifikansi ()110Taraf signifikansi adalah angka yang menunjukkan seberapa besar peluang terjadinya kesalahan analisa. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah 0,05 atau 5%.3). Keputusan ujiHo ditolak jika p value (sig.) < 0,05 Ho diterima jika p value (sig.) 0,05b.Uji HomogenitasUji homogenitas dengan menggunakan Uji Levene untuk kesamaan ragam (Levenes test) digunakan untuk mengujji apakah sampel sebanyak k memiliki variansi yang sama. Prosedur pengujiannya sebagai berikut :1) Menetapkan HipotesisHipotesis :H0 : 12 22 .... k2 (sampel homogen)H1 : 12 22 32 42 (paling sedikit terdapat dua nilai variansi yangberbeda atau sampel tidak homogen)Bila diketahui suatu variabel Y dengan besar sampel N yang dibagi menjadi subgroup k, dengan Ni merupakan besar sampel dari subgroup ke-i, maka uji Levene didefinisikan sebagai:N k kN I Z I Z 2W i 1(3.8)k 1 kNiN I Z Ij Z i 2i 1j 1Zij dapat memiliki salah satu dari tiga definisi berikut:111a) ZijYij Yidi mana Yi = mean dari subgroup ke-ib) Z ijYij = median dari subgroup ke-iYidi mana Yic) Z ijYijYi 'di mana Yi ' = 10% trimmed mean dari subgroup ke-idariLevenedalamUyanto(2009:162)digunakandalam bentuk:Z ij Yij Yidi mana Z iadalahmean groupke-i danZ adalah meankeseluruhan data. H0 = 2 2 .... 2 ditolak bila W F12k ,k 1, N k .2). Menetapkan taraf signifikansi ()Taraf signifikansi adalah angka yang menunjukkan seberapa besar peluang terjadinya kesalahan analisa. Taraf signifikansi yang akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah 0,05 atau 5%.3) Keputusan UjiHo ditolak jika p value (sig.) < 0,05 Ho diterima jika p value (sig.) 0,052. Pengujian HipotesisUji Anava Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak menggunakan analisis variansi (anava) tiga jalan dengan taraf signifikansi 5%. Rancangan uji hipotesis ini terdiri dari variabel bebas berupa pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi, dan variabel moderator berupa kemampuan analisis dan sikap ilmiah siswa.112Tujuan dari analisis ini untuk menguji signifikansi efek variabel bebas terhadap satu bariabel terikat dan interaksi variabel moderator, variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika data terdistribusi normal dan homogen, maka statistik uji yang digunakan adalah General Linier Model (GLM). Namun, jika data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen maka statistik nonparametrik yang terdapat dalam program SPSS versi 18, yaitu Kruskal Wallis. Adapun perumusannya berdasarkan Uyanto (2009:337) adalah:12kR 2jH j1 3(n 1)(3.9) n(n 1)njderajat kebebasan = (k-1) ; n = n1+n2++nk ; nj besar sampel ke-j; Rj jumlah peringkat sampel ke-j. uji Kruskal-Wallis berguna untuk membandingkan k-sampel yang independen yang berasal dari populasi yang berbeda dengan skala ordinal atau skala interval tetapi tidak terdistribusi normal.Bentuk hipotesis uji Kuskal Wallis adalah sebagai berikut:H0 : 1 2 3 .... kH1: tidak semua median i, i 1..., k sama besar.Ketentuan pengambilan keputusan yaitu: H0 ditolak ketika P-value (Sig.) < 0,05dan H1 akan diterima dengan tingkat signifikansi () yang digunakan 0,05.Uji terhadap hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:1) H0 : Tidak ada pengaruh problem based learning menggunakan metode eksperimen melalui Video Based Laboratory dan Simulation Based Laboratory terhadap prestasi belajar Fisika siswa.113H1 : Ada pengaruh problem based learning menggunakan metode eksperimen melalui Video Based Laboratory dan Simulation Based Laboratory terhadap prestasi belajar Fisika siswa.2) H0 : Tidak ada pengaruh kemampuan analisis kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Fisika siswaH1 : Ada pengaruh kemampuan analisis kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Fisika siswa3) H0 : Tidak ada pengaruh kemampuan berfikir kreatif kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Fisika siswa.H1 : Ada pengaruh kemampuan berfikir kreatif kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar Fisika siswa.4) H0 : Tidak ada interaksi antara problem based learning menggunakan metode eksperimen dengan kemampuan analisis siswa terhadap prestasi belajar Fisika siswa.H1 : Ada interaksi antara problem based learning menggunakan metode eksperimen dengan kemampuan analisis siswa terhadap prestasi belajar Fisika siswa.5) H0 : Tidak ada interaksi antara problem based learning menggunakan metode eksperimen dengan kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap prestasi belajar Fisika siswa.H1 : Ada interaksi antara problem based learning menggunakan metode eksperimen dengan kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap prestasi belajar Fisika siswa.1146) H0 : Tidak ada interaksi antara kemampuan analisis dan kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap prestasi belajar Fisika siswaH1 : Ada interaksi antara kemampuan analisis dan kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap prestasi belajar Fisika siswa7) H0 : Tidak ada interaksi antara problem based learning menggunakan metode eksperimen, kemampuan analisis siswa dan kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap prestasi belajar siswaH1 : Ada interaksi antara problem based learning menggunakan metode eksperimen, kemampuan analisis siswa dan kemampuan berfikir kreatif siswa terhadap prestasi belajar siswab. Uji Lanjut AnavaJika dari anava diperoleh keputusan H0 ditolak berarti ada perbedaan pengaruh faktor-faktor dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, perlu diadakan uji lanjut anava untuk mengetahui manakah diantara perbedaan pengaruh tersebut yang signifikan. Penelitian ini menggunakan uji lanjut anava dengan uji komparasi ganda metode Scheffe.