bab 3
DESCRIPTION
MEKANIKA TERBANGTRANSCRIPT
29
BAB III
AERODINAMIKA PESAWAT TERBANG
1. Pengantar. Dalam pokok bahasan Aerodinamika Pesawat Terbang akan
dibahas karakteristik Aerodinamika suatu pesawat terbang yang secara langsung
diperlukan dalam analisa prestasi terbang. Aerodinamika pesawat terbang secara
umum diberikan dalam kuliah Aerodinamika I dan II.
2. Gaya-gaya Aerodinamika Pada Pesawat Terbang. Dalam analisa prestasi
terbang, gaya-gaya aerodinamis yang penting adalah gaya-gaya yang menentukan
bentuk lintasan terbang pesawat. gaya-gaya aerodinamik tersebut harus terletak
pada bidang simetris dari pesawat. Gaya aerodinamis total pada bidang simetris
pesawat dinyatakan oleh Resultan gaya (Aerodynamic Force). Dalam prestasi
terbang biasanya Resultante (R) diuraikan dalam 2 komponen, yaitu :
a. Komponen yang sejajar dengan kecepatan terbang disebut "Gaya hambat" atau
"Drag" (D).
b. Komponen yang tegak lurus arah kecepatan terbang disebut "Gaya Angkat" atau
"Lift" (L).
3. Gaya angkat L terutama dihasilkan dari sayap pesawat sedangkan Drag di
hasilkan oleh sayap pesawat, badan pesawat (fuselage), tempat-tempat mesin
(necelle, Engine, Cowling), bidang-bidang ekor dan sebagainya.
Dari kuliah aerodinamika, telah dijelaskan bahwa gaya aerodinamis (R) berbanding
lurus dengan tekanan dinamis
29
30
dan luas sayap (S).
Gambar 3.1
Gaya-gaya yang bekerja pada pesawat terbang
4. Karakteristik Pesawat Terbang. Untuk suatu tipe pesawat terbang, besarnya
koefisien Lift dan koefisien Drag pada penerbangan stasioner, tergantung pada :
30
L
Xb
Xa
Za
31
a. Sudut serang (α).
b. Konfigurasi pesawat.
c. Kedudukan bidang kemudi.
d. Bilangan Mach (M) dan Bilangan Raynold (Re).
Koefisien Lift dan Koefisien Drag dari Wing sebagai fungsi dari sudut serang (angle of
attack), ditunjukkan dalam grafik di bawah :
Positive camber airfoil
CL
Zero camber (symmetrical)
Negative camber airfoil
Sudut serang
Gambar 3.2. Grafik coefisien Lift Terhadap Sudut Serang
CD
31
32
CDo
Sudut serang
Gambar 3.3. Grafik Coefisien Drag Terhadap Sudut Serang.
Untuk memperoleh perkiraan harga besarnya slope dari kurva koefisien lift, dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dimana :
dCL = slope dari kurva koefisien lift.
d
AR = Aspect Ratio.
= Sweet angle dari Wing.
Hubungan antara CL dan CD yang disebut "Karakteristik Pesawat terbang", atau juga
disebut "Polar Pesawat terbang" yang dilukiskan dalam grafik sebagai berikut :
32
33
.......... CDo = Zero lift drag coefficient (parasit drag)
SDi = induced drag coefficient.
Gambar 3.4. Grafik Polar Pesawat Terbang.
Karakteristik Aerodinamis untuk wing, biasanya dituliskan dalam persamaan drag
polar
Perbandingan antara CL dan CD (Lift dan Drag) merupakan performance dan desain
parameter dari pesawat terbang. Perbandingan CL dan CD biasa disebut
"Aerodynamic Efficiency" dengan simbol "".
Harga maksimum dari aerodynamic efficiency () dapat dirumuskan sebagai berikut :
33
34
Untuk mencari harga maxima, jadikan derivasi pertama dari persamaan diatas sama
dengan nol :
sehingga diperoleh :
Subsitusi kedalam persamaan diatas, maka rumus untuk Emax
Perbandingan CL/CD max adalah merupakan karakteristik desain pesawat terbang.
Dibawah ini contoh beberapa harga Em dari masing-masing jenis pesawat terbang.
- Sail planes : 35
- Transport (M = 0,8) : 18
- Subsonic fighter : 10
- Supersonic fighter : 7
- Helikopter : 3
34
35
5. Pengaruh Bilangan Mach. Bilangan Mach (M) mulai berpengaruh bila efek
kompresibilitas udara pada sayap mulai dirasakan. Dalam hal ini besar kecilnya efek
dari M pada karakteristik sayap dapat digolongkan dalam 4 daerah :
Daerah Kecepatan
Subsonic rendah
Subsonic tinggi
Transonic
Supersonic
Hypersonic
Bilangan Mach
0 , M , 0,4 ~ 0,5
0,4 < M < 0,7 ~ 0,9
0,8 < M < 1,2 ~ 1,3
1,2 < M < 5 ~ 6
M > 5
6. Pengaruh Bilangan Reynold (Re). Dalam aerodinamika bilangan Reynold di
definisikan sebagai :
dimana :
ρ = density udara
V = kecepatan
= chord dari wing
μ = viskositas
Bilangan ini merupakan alat pengindera besar kecilnya pengaruh viskositas pada
aliran udara di sekitar pesawat terbang. Besarnya bilangan Reynold berkisar antara
106 s/d 108 (Untuk penerbangan normal)
35