bab 3 analisis sistem berjalan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00462-mnsi bab...

49
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Gambaran Umum PT. RADIANCE 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Radiance merupakan perusahaan modal swasta yang didirikan oleh Bapak Asun pada tahun 1983. Pada awal tahun berdirinya, PT. Radiance melihat peluang untuk bergerak dalam industri makanan ringan (snack) ekstrusi. Makanan ringan ekstruksi pada awal tahun 1983 masih belum banyak diproduksi oleh industri pangan lain di dalam negeri. Makanan ringan yang diproduksi terdiri dari berbagai rasa yaitu rasa manis, rasa cokelat, dan rasa buah. Setahun kemudian PT. Radiance mencoba untuk memproduksi kacang telur, akan tetapi produk kacang telur tidak memberi keuntungan karena daya beli masyarakat saat itu masih rendah maka produksi kacang telur dihentikan. Pada tahun keempat, PT. Radiance memproduksi produk baru yaitu jelly. Barulah pada tahun selanjutnya dilakukan perluasan area pabrik yang juga sebagai modal untuk mendukung pengembangan jenis produk lain. Setelah perluasan area pabrik PT. Radiance mengembangkan produk dengan mengeluarkan beberapa varian baru dengan merek dagang “O-Ring”, “UFO”, “Karobe”, dan “Zorro”. Pada tahun 2006 PT. Radiance kembali mengeluarkan satu merek dagang baru yaitu “Dhelco Meises” dan “Dhelco Love” yang dihasilkan oleh departemen cokelat. Setelah kurang lebih hampir 7 tahun dari peluncuran produk jelly PT. Radiance melakukan terobosan pada tahun 1995 dengan memproduksi tiga jenis produk baru yaitu

Upload: hoanganh

Post on 07-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

BAB 3

ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1. Gambaran Umum PT. RADIANCE

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan

PT. Radiance merupakan perusahaan modal swasta yang didirikan oleh Bapak

Asun pada tahun 1983. Pada awal tahun berdirinya, PT. Radiance melihat peluang untuk

bergerak dalam industri makanan ringan (snack) ekstrusi. Makanan ringan ekstruksi

pada awal tahun 1983 masih belum banyak diproduksi oleh industri pangan lain di

dalam negeri. Makanan ringan yang diproduksi terdiri dari berbagai rasa yaitu rasa

manis, rasa cokelat, dan rasa buah. Setahun kemudian PT. Radiance mencoba untuk

memproduksi kacang telur, akan tetapi produk kacang telur tidak memberi keuntungan

karena daya beli masyarakat saat itu masih rendah maka produksi kacang telur

dihentikan.

Pada tahun keempat, PT. Radiance memproduksi produk baru yaitu jelly.

Barulah pada tahun selanjutnya dilakukan perluasan area pabrik yang juga sebagai

modal untuk mendukung pengembangan jenis produk lain. Setelah perluasan area pabrik

PT. Radiance mengembangkan produk dengan mengeluarkan beberapa varian baru

dengan merek dagang “O-Ring”, “UFO”, “Karobe”, dan “Zorro”. Pada tahun 2006 PT.

Radiance kembali mengeluarkan satu merek dagang baru yaitu “Dhelco Meises” dan

“Dhelco Love” yang dihasilkan oleh departemen cokelat.

Setelah kurang lebih hampir 7 tahun dari peluncuran produk jelly PT. Radiance

melakukan terobosan pada tahun 1995 dengan memproduksi tiga jenis produk baru yaitu

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

66

snack noodle, wafer, dan cokelat. Pada tahun 1996 PT. Radiance juga memproduksi mi

instan. Mi instan digemari masyarakat karena murah, enak dan praktis. PT. Radiance

memulai pemasaran produk ke luar negeri pada tahun 1997. Negara negara tujuan

ekspor adalah Malaysia, Korea dan Arab Saudi. Produk yang diekspor ke negara negara

tersebut adalah snack, jelly, cokelat. Produk yang diekspor pada umumnya tergantung

pada pesanan yang diterima oleh pihak PT. Radiance. Produk Vegetable Noodle

diekspor ke Malaysia. Ekspor yang dilakukan ke Malaysia tidak berlangsung lama

karena adanya gejolak ekonomi pada negara negara Asia Tenggara. Pada tahun 2004

ekspor keluar negeri berhenti kecuali ke negara Korea yang masih mengimpor produk

snack.

Selain melakukan pemasaran keluar negeri PT. Radiance juga melakukan

kegiatan usahanya di wilayah nasional. Pemasaran produk di dalam negeri mencakup

wilayah Pulau Jawa ( Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya, Cirebon, dan Bogor),

Pulau Sumatera ( Pekanbaru, Palembang, Padang, dan Lampung), Pulau Kalimantan

(Pontianak dan Banjarmasin), Pulau Sulawesi (Makasar, Palu dan Manado), Pulau Irian

dan Pulau Bali. PT.Radiance memakai sistem pemasaran dengan memiliki perwakilan di

daerah daerah kemudian perwakilan akan mensuplai produk kepada distributor pada tiap

perwakilan daerah. Kemudian dari pihak distributor akan berhubungan langsung dengan

End Customer (pelanggan akhir).

Sekarang ini, PT. Radiance sudah mempunyai enam departemen produk, yaitu

departemen snack, departemen jelly, departemen wafer, departemen cokelat, departemen

mi dan departemen bumbu. PT. Radiance berusaha terus melakukan pengembangan di

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

67

bidang makanan yang banyak digemari masyarakat dan peningkatan kualitas mutu

produk agar dapat bersaing baik di pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

3.1.2. Lokasi dan Tata Letak

PT. Radiance terletak di Jalan Menceng Raya No.39, Kelurahan Tegal Alur,

Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. PT. Radiance berada dekat dengan jalan raya

sehingga akses transportasi keluar masuk pabrik mudah dan efisien.

Akses masuk PT. Radiance hanya satu yaitu pintu depan yang dijaga oleh

satuan keamanan. Secara garis besar tata letak PT. Radiance adalah pos keamanan

terdapat di bagian paling depan, kemudian terdapat lahan parkir yang diikuti oleh

gedung kantor PT. Radiance. Dibalik gedung kantor secara berurutan terdapat gudang,

dan area produksi. Area produksi terbagi menjadi dua lantai. Pada bagian kanan dari

pabrik terdapat jalan sebagai akses masuk transportasi bahan baku dan akses keluar

produk jadi. Disamping gedung kantor terdapat fasilitas gedung musholla, kamar mandi,

dan pos kesehatan untuk staff dan karyawan.

Area produksi meises terdapat di divisi cokelat yang terletak di lantai satu.

Bangunan tempat produksi dibangun dengan konstruksi besi, tembok batu bata diplester,

lantai semen dicor dengan lampu penerangan yang cukup. Area produksi meises

memanjang ke belakang terdapat kantor kepala divisi dan area produksi yang terdiri dari

area mixing, area storage tank, area pencetakan meises dan area paining.

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

68

3.1.3. Visi dan Misi PT. Radiance

3.1.3.1. Visi Perusahaan

PT. Radiance bertekad untuk menjadi perusahaan yang bergerak dalam

industry makanan ringan dengan kualitas mutu yang terbaik dan menjadi partner bisnis

yang mampu memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggannya serta akan terus

melakukan perkembangan perkembangan terhadap produk perusahaan.

3.1.3.2. Misi Perusahaan

Perusahaan mencoba mencapai visi perusahaan dengan menetapkan misi yang

didefinisikan kedalam beberapa poin poin sebagai berikut :

a. Menciptakan produk yang bermutu dan layanan yang memuaskan.

b. Meningkatkan pengembangan produk secara terus menerus secara berkala.

c. Membangun hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan,

pelanggan dan pihak pemasok.

d. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat, produktif dan mendukung kinerja

karyawan.

e. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan membuka diri terhadap

kritikan dan masukan yang diberikan.

3.1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah gambaran dari susunan dan hubungan antar tiap

bagian yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

69

operasional untuk mencapai tujuan. Berikut adalah struktur organisasi dari PT. Radiance

beserta tugas dan wewenang dari masing masing bagian:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Radiance

3.1.5. Ketenagakerjaan

PT. Radiance mempunyai karyawan tetap dan harian lepas. Total semua

karyawan sebanyak 708 orang, terdiri dari 379 karyawan tetap dan 401 karyawan harian

lepas. Karyawan tetap terdiri dari para pekerja di setiap divisi dan departemen. Jumlah

staf terdiri dari manajer, kepala bagian, dan supervisor. Hari kerja karyawan PT.

Radiance dari senin sampai sabtu atau selama 6 hari kerja. Jam kerja PT. Radiance dari

pukul 07.00 sampai pukul 23.00 terbagi menjadi dua shift kerja, masing masing shift

kerja terdiri dari delapan jam yang diselingi satu jam istirahat. Karyawan PT. Radiance

dibagi menjadi dua shift sedangkan staf hanya satu shift kerja.

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

70

Karyawan PT. Radiance mendapat fasilitas dan tunjangan yang berfungsi

sebagai pendukung kinerja pekerja, yaitu berupa pakaian seragam, asuransi tenaga kerja,

hari libur, dan cuti kerja. Seragam diberikan kepada karyawan tetap. Karyawan yang

bekerja dibagian produksi dilengkapi dengan topi dan sarung tangan.

Karyawan PT. Radiance mendapat asuransi tenaga kerja yang berfungsi untuk

melindungi karyawan. Asuransi tenaga kerja berupa Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga

Kerja) yang termasuk didalamnya tunjangan bila terjadi kecelakaan selama bekerja,

tunjangan hari tua, dan tunjangan kematian. Asuransi Jamsostek ini berasal dari gaji

karyawan sebesar 2% dan sisanya ditanggung oleh perusahaan.

3.1.6. Tugas dan Wewenang

Tugas dan wewenang dari masing masing bagian adalah sebagai berikut :

1) CEO

CEO merupakan pemimpin tertinggi pada PT. Radiance. CEO tidak bekerja

secara langsung dalam kegiatan operasional. CEO bertugas untuk memantau

secara keseluruhan kinerja perusahaan melalui laporan laporan manajer pada

tiap divisi. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab CEO :

a. Menetapkan kebijakan, strategi dan tujuan perusahaan.

b. Berperan sebagai figure perusahaan di lingkungan luar.

c. Mengawasi kinerja dan menerima laporan penanggung jawaban dari

setiap divisi.

d. Membuat perbaikan yang permanen pada perusahaan seperti mengubah

struktur organisasi.

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

71

e. Menjalani hubungan baik dengan pelanggan maupun dengan pihak

pihak diluar organisasi.

f. Berhak melakukan pengambilan keputusan.

g. Mengontrol jalannya perusahaan.

h. Mempererat hubungan baik dengan pelanggan.

2) R&D Division

Divisi ini lebih sering disebut dengan tim R&D. Departemen penelitian dan

pengembangan bertugas membuat produk baru atau mengembangkan produk

produk yang sudah ada. Pentingnya pengembangan produk yang sudah ada

agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat bersaing di

pasaran. Pengembangan atau perbaruan produk dan produk baru yang

dikeluarkan akan mendukung pengembangan PT. Radiance.

3) Quality Control Division

Departemen ini juga lebih sering dikenal dengan sebutan tim pengawasan

mutu. Tim pengawasan mutu tersebar di setiap departemen produk dan gudang.

Laporan pengawasan mutu harian yang dilakukan diserahkan kepada bagian

pengawasan mutu pusat. Bagian pengawasan mutu pusat memeriksa laporan

terseut. Pengawasan mutu pusat dipimpin kepala pengawasan mutu.

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

72

4) Production Division

Divisi produksi bertanggung jawab atas kelangsungan dan kelancaran proses

produksi, mengurus sisa produksi, penjadwalan jumlah karyawan yang

dibutuhkan untuk pemenuhan target produksi. Divisi produksi membawahi

beberapa departemen. Pada tiap departemen akan dipimpin oleh kepala bagian

departemen yang bertanggung jawab kepada manajer produksi. Departemen

departemen yang dibawahi oleh divisi produksi diantaranya adalah sebagai

berikut :

a. Flavour Departement

Departemen ini bertanggung jawab dalam memproduksikan bumbu pada

setiap produk. Standar bumbu telah ditetapkan sebelumnya dan produksi

yang dilakukan haruslah memenuhi standar bumbu tersebut pada tiap

kemasannya.

b. Chocolate Departement

Departemen ini bertanggung jawab dalam memproduksikan makanan

ringan dengan jenis cokelat batang maupun cokelat meises. Pemenuhan

pesanan cokelat akan diberikan kepada divisi ini.

c. Wafer Departement

Departemen ini bertanggung jawab dalam memproduksikan makanan

ringan dengan jenis wafer. Pemenuhan pesanan wafer akan diberikan

kepada divisi ini.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

73

d. Mie Departement

Departemen mie bertanggung jawab untuk memproduksi segala jenis

makanan berbentuk mie. Pada dulunya departemen ini tidak hanya

memproduksi makanan ringan berbentuk mie remas saja akan tetapi juga

memproduksi mie instan. Produksi mie instan akan dilakukan jika ada

pemesanan dalam jumlah yang besar.

e. Jelly Departement

Departemen ini bertanggung jawab untuk memproduksikan segala jenis

item jelly. Jelly merupakan salah satu produk yang menjadi andalan

dalam PT. Radiance.

f. Snack Departement

Departemen snack merupakan departemen dengan skala produksi yang

terbesar. Permintaan akan snack yang tinggi mengakibatkan departemen

ini harus mampu memproduksikan snack sesuai dengan permintaan

pasar. Selain itu snack merupakan item inti dari produk PT. Radiance.

g. Storage Departement

Departemen ini bertanggung jawab untuk menyimpan dan menjaga bahan

baku yang masuk dan mengatur produk hasil produksi sampai pada

produk tersebut dikeluarkan.

h. Technical Departement

Departemen ini bertugas atas perbaikan, perawatan mesin mesin produksi

serta pembuatan suku cadang mesin mesin produksi. Selain itu

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

74

departemen ini bertugas juga untuk memelihara peralatan dan

perlengkapan pabrik.

5) Purchasing Division

Departemen ini bertanggung jawab dalam melakukan pemesanan ulang

terhadap bahan baku. Jika stock di gudang telah berkurang sampai pada standar

safety stock maka bagian gudang akan melapor kepada divisi pengadaan ini

untuk melakukan order bahan baku ke pihak pemasok.

6) Accounting Division

Divisi akuntansi dipimpin oleh seorang manajer akuntansi. Divisi ini

bertanggung jawab untuk mengurus dan melaporkan keuangan PT. Radiance.

Departemen akuntansi mengurus segala arus uang masuk dan keluar dimana

laporan keuangan yang dibuat akan dilaporkan kepada Super Vice CEO.

7) HRD Division

Divisi Human Resource and Development bertanggung jawab atas pengadaan

serta pengembangan kualitas sumber daya manusia di PT. Radiance. Divisi ini

membawahi hubungan antar karyawan dan mengontrol perilaku serta kinerja

karyawan. Divisi ini nantinya akan dibagi menjadi tiga departemen, yang

diantaranya :

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

75

a. Humas (Hubungan Masyarakat)

Departemen ini bertugas untuk menjaga hubungan antar sesama

karyawan dan karyawan dengan lingkungan masyarakat.

b. Personalia

Terdiri dari badan umum dan satuan pengaman. Salah satunya adalah

unit keamanan dengan jabatan sebagai satpam.

c. Klinik

Departemen ini bertugas untuk mengobati karyawan yang mengalami

kecelakaan ataupun sakit ketika sedang bekerja di perusahaan.

Departemen klinik akan memberikan pertolongan pertama bagi karyawan

yang mengalami kecelakaan.

8) Marketing Division

Divisi pemasaran bertanggung jawab atas pengenalan dan pendistribusian

produk PT. Radiance kepada pelanggan dalam negeri maupun luar negeri.

Divisi pemasaran bertugas penuh dalam mengatur penerimaan pemesanan

produk. Selain itu divisi pemasaran diberikan kuasa untuk meminta

pengeluaran produk jadi dari gudang penyimpanan atau Storage Division.

Proses pengangkutan dan pengiriman produk ke tempat pelanggan pun diatur

oleh divisi ini. Divisi ini membawahi para sales. Para sales bertugas untuk

melakukan penawaran dan penyebaran produk ke pelanggan pelanggan yang

ada.

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

76

3.1.7. Produk Perusahaan

PT. Radiance menghasilkan berbagai macam produk makanan ringan. Produk

produk yang berbeda dihasilkan oleh beberapa departemen yang ada. Dimana

departemen bumbu merupakan pendukung bagia departemen produksi lainnya. Berikut

adalah gambaran produk perusahaan :

Tabel 3.1 Berbagai Jenis Produk PT. Radiance

Departemen Nama Produk

Snack Dhelco Stick Cokelat Dhelco Twin Cokelat Dhelco Lemon Stick Chakani Triple Stick

Yakini Top Stick Cokelat Millenium 2000 corn

Millenium 2000 Barbeque O-Ring

Yakini Net Yakini Potato Tubes

Yakini Sambal Udang Yakini Chicken Snack

Mie Met Mie Sedap Balado Oke Mie Kretz

Sukimi Meitamie

Meita Cokelat Chokipero

Choki Long Pasta Dhelco Meises

Dhelco Love Chocolate Peanut Dhelco Balls Warna

Jelly Super Jelly Drink Masina Jelly Ember Meita Jelly Puding Joribbo Big Cup

Wafer Dhelco Sweet Corn Waffer Goody Goody Chocolate Peanut

Doffer Cheese Waffer Cream

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

77

3.2. Analisis Proses Bisnis yang Sedang Berjalan

Proses bisnis PT. Radiance saat ini dilakukan dengan cara manual. Kegiatan bisnis

perusahaan pada umumnya berawal dari staf penjualan yang menelpon pelanggan untuk

menanyakan tentang pemesanan baru yang kiranya akan dipesan oleh pelanggan (no.1

gambar 3.2). Kegiatan ini dilakukan secara rutin oleh salah satu staf penjualan dalam

kurun waktu tertentu. Pada dasarnya jika pelanggan telah melakukan pemesanan ulang

maka staf penjualan tidak perlu untuk menelpon dan menawarkan barang kepada

palanggan.

Gambar 3.2 Poses Bisnis yang Sedang Berjalan pada PT. Radiance

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

78

Hambatan yang timbul dalam kegiatan ini adalah sering kali beberapa pelanggan

yang tidak melakukan order dapat terlupakan atau tidak ditelepon jika staf penjualan

memiliki job desk yang padat pada saat tersebut. Proses ini dapat diantisipasi

hambatannya dengan mengirimkan katalog secara berkala kepada pelanggan sehingga

pelanggan dapat mengetahui adanya produk baru. Dengan menerapkan sistem yang

terkomputerisasi pada permasalahan ini, maka perusahaan dapat memberikan informasi

baru melalui katalog yang dikirimkan, pelanggan juga dapat ditawarkan untuk

melakukan pemesanan ulang ketika pelanggan mengkonfirmasi status pembayaran yang

ada di halaman situs web perusahaan. Hal ini dimungkinkan dengan adanya rentang

waktu antara waktu pemesanan dengan waktu pembayaran yang pada umumnya sekitar

satu bulan penuh sehingga diprediksikan pelanggan akan melakukan pemesanan ulang

ketika pembayaran telah memasuki jatuh tempo dan penagihan telah dilakukan.

Jika pelanggan merespon tawaran staf penjual setelah mempertimbangkan jumlah

pesanan yang akan dilakukan maka pelanggan akan melakukan pemesanan via telepon

(no.2 pada gambar 3.2). Saat pesanan sudah dicatat di bagian penjualan maka staf

penjualan akan membuka laporan stock barang gabungan (no.3 pada gambar 3.2).

Laporan ini berfungsi untuk melihat apakah stock barang pesanan pelanggan masih

tersedia di gudang ataukah tidak. Jika stock barang sudah habis atau tidak mencukupi

maka staf penjualan akan mengeluarkan surat perintah kerja kepada bagian staf produksi

(no.4a pada gambar 3.2). Staf produksi akan memproduksi barang sesuai dengan surat

perintah kerja yang telah diberikan. Hal ini cenderung membutuhkan waktu yang cukup

lama. Pada proses ini jika proses pemesanan harus menunggu barang diproduksi,

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

79

pelanggan tidak menerima konfirmasi dari perusahaan sehingga sering terjadi keluhan

karena waktu pengiriman yang terlalu lama.

Jika barang digudang masih tersedia sesuai dengan pesanan atau jika staf produksi

telah memproduksi barang sesuai dengan surat perintah kerja maka staf penjualan akan

mengeluarkan surat pesanan pengiriman barang yang disampaikan kepada staf gudang

(no.4b pada gambar 3.2). Surat ini berfungsi untuk mengeluarkan barang dari gudang.

Staf gudang akan mengeluarkan barang beserta surat jalan kepada supir untuk dibawa ke

pelanggan atau ke ekspedisi (no.5 pada gambar 3.2).

Jika pelanggan yang ada berlokasi di daerah Jakarta maka barang akan langsung

dikirim ke pelanggan disertai dengan surat jalan (no.6a pada gambar 3.2). Setelah

barang diterima maka supir mengembalikan surat jalan yang disertai dengan tanda

tangan pelanggan sebagai bukti barang telah diterima oleh pelanggan (no.7a pada

gambar 3.2).

Sedangkan jika pelanggan berada diluar kota dan pengiriman yang dilakukan

harus menggunakan layanan jasa dari ekspedisi maka supir akan membawa barang

disertai dengan surat jalan kepada ekspedisi yang telah ditunjuk oleh pelanggan (no.6b

pada gambar 3.2). Setelah menerima barang, pihak ekspedisi akan menandatangani surat

jalan dan memberikan surat tanda terima sebagai bukti bahwa barang tidak rusak dan

barang yang diterima memiliki jumlah yang sesuai dengan surat jalan yang ada (no.7b

pada gambar 3.2). Barang kemudian akan dikirim oleh ekspedisi baik melalui darat

maupun melalui laut. Pelanggan kemudian akan menerima barang pesanannya melalui

ekspedisi yang telah ditentukan sesuai dengan keinginan pelanggan (no.8 pada gambar

3.2). Kerusakan pada proses ini sepenuhnya adalah tanggung jawab dari pihak ekspedisi.

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

80

Salah satu contoh kerusakan yang timbul dalam proses ini adalah seperti barang hancur.

Kerusakan yang timbul dalam proses pengiriman bukan merupakan tanggung jawab

perusahaan.

Supir akan mengembalikan surat jalan dan tanda terima kembali ke perusahaan

dan disampaikan kepada staf akuntansi (no.9 pada gambar 3.2). Staf akuntansi akan

memproses surat ini sesuai dengan ketentuan yang ada dan mengeluarkan faktur

penagihan berdasarkan perjanjian tenggang pembayaran yang telah disepakati oleh

perusahaan dan pelanggan. Ketika faktur penagihan telah jatuh tempo maka staf

akuntansi akan mengirim faktur penagihan beserta surat jalan bagi pelanggan yang

berada dikawasan Jakarta atau mengirim faktur tagihan dan tanda terima bagi pelanggan

yang menggunakan jasa ekspedisi melalui mesin fax (no.10 pada gambar 3.2). Sering

kali terjadi pelanggan melupakan tanggal jatuh tempo dari faktur mereka. Terkadang

pelanggan harus diingatkan kembali via telepon mengenai tanggal jatuh tempo

pembayaran faktur penagihan. Jika faktur dan tanda terima telah diterima maka

pelanggan akan melakukan pembayaran melalui transfer pada bank tertentu kepada

pihak perusahaan (no.11 pada gambar 3.2). Staf akuntansi akan melakukan pencatatan

sebagai bukti bahwa faktur telah dibayar. Pencatatan ini bertujuan sebagai dokumentasi

perusahaan jika ada terjadi permasalahan yang timbul dan berguna untuk membuat

laporan keuangan kepada CEO maupun laporan perpajakan. Proses ini akan

berkelanjutan secara terus menerus.

Dari proses bisnis yang ada maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang

dihadapi diantaranya adalah :

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

81

1. Ketidakmampuan dalam melakukan follow up kepada semua pelanggan

berhubungan dengan masalah pemesanan ulang.

2. Pelanggan merasa tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai produk

perusahaan dengan hanya sekedar dijelaskan spesifikasinya melalui telepon.

3. Ketidakmampuan dalam memberikan informasi informasi yang penting bagi

seluruh pelanggan.

4. Perusahaan tidak memberikan konfirmasi mengenai status pemesanan

pelanggan yang pending.

5. Pelanggan merasa bahwa rekomendasi produk yang diberikan oleh

perusahaan sering kali tidak tepat sasaran atau tidak sesuai dengan keadaan

daerah distribusi pelanggan. .

6. Perusahaan tidak memberikan konfirmasi mengenai status pemesanan

pelanggan yang pending dikarenakan produk masih harus diproduksi.

3.3. Analisis Kompetitif : Model Lima Kekuatan Porter

Intensitas persaingan antar perusahaan yang sangat tinggi saat ini mengharuskan

perusahaan untuk mengenal kekuatan mereka dari berbagai segi. Dalam pengenalan

akan kemampuan perusahaan model lima kekuatan Porter sangat membantu untuk

mendefinisikan lima faktor persaingan dalam sebuah industri tertentu.

PT. Radiance adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri makanan

pada umumnya dan industri makanan ringan pada khususnya. Berikut adalah analisis

lima kekuatan Porter pada PT. Radiance :

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

82

Gambar 3.3 Model Lima Kekuatan Porter PT. Radiance

1. Persaingan antar perusahaan sejenis

Intensitas persaingan dalam industri makanan ringan sangatlah tinggi.

Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dalam

industri ini. Tidak hanya perusahaan perusahaan yang berkecimpung dalam

industri ini, akan tetapi beberapa home industri pun turut serta dalam

meramaikan persaingan yang ada. Para pesaing utama di bidang industri ini

antara lain adalah :

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

83

• Sari Murni

PT. Sari Murni Abadi atau yang sering dikenal dengan sebutan Sari

Murni merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri makanan ringan dengan produk andalan berupa corn stick.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1992 dan mengalami

peningkatan pada tahun 2002 dengan produk corn stick ini. Pada

awalnya perusahaan ini menawarkan produknya di wilayah Bogor

saja, tetapi seiring berjalannya waktu penjualan produk tersebar ke

seluruh wilayah nasional. Banyaknya permintaan mengubah target

wilayah yang direncanakan pada awalnya. Produk produk andalan

perusahaan dikenal dengan merek dagang, Momogi Jagung Bakar,

Momogi Cokelat, Momogi Keju, Citoku, dan Yale Yale. Momogi

dikenal dengan tag line “Mow Mow Lagi” yang kemudian

diiklankan melalui beberapa stasiun TV tertentu. Paduan bumbu

yang kuat menjadi suatu keunggulan yang dirasakan oleh

masyarakat luas.

• Siantar Top

Siantar Top pada awalnya merupakan sebuah home industri yang

didirikan pada tahun 1972. Perusahaan ini berkembang dan menjadi

sebuah perusahaan dengan nama PT. Siantar Top, Tbk pada tahun

1987. Produk produk makanan ringan yang dikenal hampir diseluruh

wilayah nasional diantaranya adalah, Kentang Goreng 2000,

Twistball, Twistko, dan Soba Mie Sedap. Twistball merupakan salah

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

84

satu pelopor snack dengan harga murah dan memberikan nilai

tambah melalui hadiah yang dimasukan kedalam bungkus snack.

• Nabati

Nabati merupakan perusahaan yang baru saja didirikan belum lama

ini. Nabati dikenal dekat oleh rakyat karena kualitas rasanya dengan

harga yang lebih terjangkau. Produk nabati dikhususkan pada bahan

baku keju yang unik. Keunggulan racikan bumbu keju pada semua

jenis produk nabati membuat nabati terkenal hanya dalam waktu

yang singkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya banyak

pesanan yang masuk sampai pada pembatasan pemesanan untuk

produk produk nabati. Produk produk nabati sendiri diantaranya

adalah Ahh nabati, Richeese nabati, Rolls, Siip dan Pow.

• Lucky Karya Pratama

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang memfokuskan penjualan

dan produksi pada produk makanan ringan seperti jelly, cokelat dan

snack. Perusahaan dikenal dengan kualitas produk jelly yang

dikelola oleh anak perusahaan. Merek dagang jelly yang ditawarkan

diantaranya seperti, Happy Time Jolly, Happy Jelly Fruit Net, Hi

Jelly, dan Happy Es Teller Drink. Selain produk jelly perusahaan

juga memproduksi produk cokelat dan snack yang dikenal dengan

merek dagang seperti, Happy Time Choco Cigar, Happy Time More

One, Volly’s, Choco Burger, dan Happy Time Choco Strawberry.

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

85

• Mulyatek Kreasi Andalan

Perusahaan yang terletak di daerah Kebun Jeruk, Jakarta Barat ini

merupakan perusahaan persero dengan nama PT. Mulyatek Kreasi

Andalan. Produk yang dijual ke pasar berupa permen dan cokelat.

Berikut adalah merek dagang cokelat yang diproduksi PT. Mulyatek

Kreasi Andalan, Be Be Choco Snack, Be Be Hanging Choco Snack,

Be Be Rainbow Choco Pasta Cup, dan Barbie Chew Candy.

Dengan adanya para pesaing yang telah lama berkecimpung pada

industri ini ditambah dengan beberapa home industri yang memproduksi

makanan ringan seperti home industri yang memproduksi krupuk kulit,

krupuk bawang, dan beberapa jajanan lain, mengindikasikan bahwa adanya

persaingan yang ketat diantara perusahaan yang ada dan juga home industri

pada industri makanan ringan ini. PT. Radiance sendiri memiliki posisi yang

cukup baik dalam industri makanan ringan khususnya pada segmen harga

menengah ke bawah.

2. Potensi masuknya pesaing baru

Secara keseluruhan industri makanan ringan ini cukup sulit dimasuki

oleh para pengusaha jika ingin melebarkan usahanya pada bidang ini.

Beberapa kendala utama dalam industri ini diantaranya, ijin dari dinas

kesehatan terhadap produk yang cenderung mahal, ijin pemasaran produk

yang berbelit belit serta ijin halal bagi setiap produk yang akan dipasarkan.

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

86

Ijin dari dinas kesehatan bagi produk yang memiliki label dagang diberikan

oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sesuai dengan PP No.69

tahun 1999 untuk member ijin kepada perusahaan mengedarkan produknya

dan melakukan pengawasan terhadap produk produk tersebut. Ijin halal

berhubungan dengan keputusan menteri kesehatan RI 82

MENKES/SK/I/1996 tentang keharusan pencantuman label “Halal” pada

setiap produk makanan. Meskipun dalam pengurusannya membutuhkan

waktu yang cukup lama, pembuatan ijin ini bukan merupakan masalah yang

besar untuk menghambat masuknya pesaing baru kedalam pasar. Selain

permasalahan perijinan, masalah pengalaman kerja dalam industri ini

memiliki pengaruh yang besar. Hal ini merupakan hambatan yang cukup

besar dikarenakan tidak mudah untuk menciptakan suatu produk dengan

merek dagang tertentu dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang

bersaing seperti yang diinginkan oleh pasar. Dari hambatan yang ada maka

dapat disimpulkan bahwa pesaing baru cukup sulit untuk masuk kedalam

industri ini.

3. Potensi pengembangan produk pengganti

Potensi terciptanya barang substitusi pada industri ini sangat terbuka.

Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya barang substitusi yang muncul dipasar

yang dapat mengurangi pendapatan dari perusahaan yang bergerak di industri

ini. Beberapa produk yang dapat menggantikan produk industri ini

diantaranya seperti kentang goreng, donut, ice cream, yoghurt, bolu dan

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

87

berbagai krupuk tradisional. Produk produk ini secara perlahan menggantikan

makanan ringan seperti snack dan cokelat baik di kota besar dan kota kecil.

Untuk kota besar produk seperti kentang goreng, donut, ice cream dan

yoghurt merupakan makanan alternatif lain untuk disajikan selagi bersantai.

Hal ini mengancam eksistensi snack dan cokelat yang dikenal sebagai produk

yang disajikan selagi bersantai. Di kota kecil makanan khas seperti krupuk

tradisional dianggap sebagai produk alternatif untuk menggantikan snack

yang dianggap terlalu mahal. Dengan kata lain pengembangan terhadap

produk substitusi lainnya masih terbuka secara luas.

4. Daya tawar pemasok

Daya tawar pemasok pada industri ini masih dalam taraf minimum. Hal

ini dikarenakan pemasok yang menawarkan produk ke PT. Radiance, tidak

hanya satu perusahaan saja akan tetapi terdapat banyak supplier yang turut

andil dalam kegiatan bisnis PT. Radiance. Adapun pemasok bagi produk PT.

Radiance diantaranya adalah pemasok bahan dasar seperti tepung, jagung,

cokelat, bahan untuk bumbu, bahan untuk kemasan dan beberapa jenis elemen

lain. Banyaknya para pemasok yang menyediakan bahan produksi

mengakibatkan PT. Radiance memiliki kemampuan untuk memilih mana

yang terbaik dilihat dari segi kualitas maupun harga yang ditawarkan oleh

para pemasok tersebut. Hal ini mengakibatkan kekuatan tawar menawar

pemasok menjadi rendah.

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

88

5. Daya tawar pelanggan

Daya tawar pelanggan dianggap seimbang dikarenakan dari segi

perusahaan yang memproduksi barang sejenis sangat banyak dipasar. Hal ini

mengakibatkan pelanggan memiliki banyak pilihan dan memiliki kemampuan

untuk melakukan penawaran. Akan tetapi jika dilihat dari segi produk maka

PT. Radiance memiliki produk dengan kualitas yang baik dengan harga yang

bersaing. Hal ini mengakibatkan adanya ketergantungan pelanggan terhadap

produk produk yang ditawarkan oleh PT. Radiance. Keunggulan dan

kelemahan yang ada menyimpulkan adanya hubungan yang saling

membutuhkan antara pelanggan dan perusahaan, sehingga mengakibatkan

kekuatan tawar menawar pelanggan dianggap seimbang dengan perusahaan.

Jika dilihat dari analisis kompetitif industri yang ada maka dapat disimpulkan

bahwa PT. Radiance berada dalam industri yang cukup atraktif, hal ini dapat dilihat

dengan rendahnya kekuatan tawar menawar pemasok yang disebabkan adanya banyak

pilihan perusahaan yang bersaing untuk menawarkan bahan baku produksi bagi PT.

Radiance. Selain itu kekuatan tawar menawar pelanggan yang dapat dikatakan seimbang

karena adanya saling ketergantungan yang erat antara perusahaan dan pelanggan, serta

cukup sulitnya pesaing baru masuk sebagai sebuah ancaman bagi PT. Radiance

menempatkan posisi industri perusahaan semakin baik. Akan tetapi perusahaan perlu

untuk memperhatikan perkembangan produk substitusi yang ada saat ini. Produk

substitusi yang ada dapat mengakibatkan penurunan pemesanan terhadap produk

perusahaan. Perusahaan perlu untuk menciptakan keunikan pada produknya sehingga

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

89

mampu tetap mempertahankan atau mengembangkan pemesanan terhadap produk

mereka. Hal lain yang tidak kalah penting PT. Radiance diwajibkan untuk tetap

menampilkan keunggulannya sehingga mampu untuk bersaing dengan perusahaan

perusahaan yang ada di dalam industri, karena dari hasil analisis yang didapat

disimpulkan bahwa adanya persaingan yang ketat antara PT. Radiance dengan

perusahaan perusahaan lain dalam industri makanan ringan saat ini.

3.4. Analisis SWOT

3.4.1. Analisis Faktor Eksternal PT. Radiance

Analisis faktor eksternal pada PT. Radiance dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara dengan pihak manajemen PT. Radiance dan analisis industri yang

telah dilakukan sebelumnya. Faktor eksternal dibagi menjadi dua bagian, yaitu peluang

(Opportunity) dan ancaman (Threat). Berikut adalah data yang diperoleh :

Tabel 3.2 Evaluasi Faktor Eksternal PT. Radiance

Opportunities

O1 Industri makanan ringan memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar

O2 Adanya pertumbuhan pada industri makanan

O3 Potensi pasar yang masih luas

O4 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi

O5 Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan

Threats

T1 Banyaknya pesaing dalam industri

T2 Adanya penggunaan IT pada perusahaan pesaing

T3 Terdapat banyak produk subtitusi

T4 Masuknya produk makanan impor

T5 Kenaikan harga gula yang merupakan bahan baku produksi

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

90

3.4.1.1. Peluang

1. Industri makanan ringan memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar.

“Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tidak mempengaruhi penjualan

industri makanan di pasar lokal, terutama jajanan anak anak seperti snack,

jelly, wafer, permen, dan lain lain yang dijual dengan harga Rp. 500”. Hal

ini membuktikan bahwa pangsa pasar industri makanan ringan sangat

menarik. Khusus untuk produk-produk biskuit, berbagai jenis snack, jelly

dan permen, diperkirakan memiliki pangsa pasar mencapai sekitar Rp. 6,6

Triliun. Pernyataan ini merupakan kutipan yang diambil dari artikel pada

website www.pinbis.com. Hal ini menjadi sebuah peluang tersendiri bagi

PT. Radiance untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu mengambil

posisi dalam persaingan yang ada dan mencoba untuk memperoleh bagian

yang besar dari total Rp. 6,6 Triliun tersebut.

2. Adanya pertumbuhan pada industri makanan.

Industri makanan saat ini cenderung masih terus bertumbuh. Ditengah krisis

global yang terjadi, industri makanan masih mampu untuk terus

berkembang. Menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman

Selutuh Indonesia (GAPMMI) pendapatan industri makanan dan minuman

di Indonesia pada tahun 2009 mencapai Rp. 420 Triliun. Selain itu ketua

umum GAPMMI, Thomas Dharmawan memperkirakan bahwa

“Pertumbuhan industri makanan mencapai 6 hingga 10 persen”. Tingkat

pertumbuhan industri makanan tergolong cukup tinggi dari tahun ke tahun.

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

91

Hal ini dapat dilihat dengan adanya data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) dimana pertumbuhan industri makanan dan minuman

mencapai 13,5% pada tahun 2004, 20,1% tahun 2005, 31% tahun 2006,

17,5% tahun 2007 dan 14,9% pada tahun 2008. Pernyataan ini merupakan

kutipan yang diambil dari artikel pada website www.pinbis.com.

3. Potensi pasar yang masih luas.

Indonesia menduduki posisi empat tertinggi di dunia untuk kategori jumlah

penduduk. Jumlah penduduk Indonesia bahkan mencapai 240,271,522 orang

menurut hasil penelitian pada bulan Juli 2009 ( sumber :

https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html ).

Dimana diteliti lebih lanjut jumlah penduduk dengan usia 0 sampai 14 tahun

mencapai 28,1% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Banyaknya

jumlah penduduk khususnya usia muda ini merupakan pasar yang sangat

baik bagi perusahaan. Karena seperti yang diketahui perusahaan

memproduksi jenis makanan ringan yang pada khususnya dikonsumsi oleh

kaum muda dengan umur 5 sampai 14 tahun. Jika perusahaan mampu untuk

menjangkau semua wilayah maka pendapatan pun diperkirakan akan

semakin meningkat.

Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

92

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi saat

ini, perusahaan dituntut untuk mengembangkan proses bisnis yang ada.

Teknologi informasi dianggap merupakan salah satu faktor penting bagi

perusahaan untuk melakukan hubungan yang lebih baik dengan para

pelanggannya. Kemajuan teknologi informasi yang dapat terlihat dan

dirasakan saat ini adalah dengan adanya penggunaan internet sebagai suatu

media pemasaran yang handal. Penggunaan internet dapat meningkatkan

proses bisnis perusahaan. Dengan menggunakan internet perusahaan diberi

kemampuan dalam melakukan promosi dengan cara yang lebih mudah.

Internet dapat menghilangkan hambatan waktu dan jangkauan wilayah bagi

perusahaan dalam memasarkan produk dan pelayanannya. Selain itu

informasi yang diberikan oleh perusahaan dapat di update dengan cepat

kepada para pelanggannya. Luasnya pasar internet yang dapat dijangkau

oleh perusaahaan dapat dilihat dengan adanya sebuah survey yang dilakukan

oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Dimana pada akhir

tahun 2007 jumlah pemakaian internet di Indonesia telah mencapai

25.000.000 pengguna dari total 237.512.355 penduduk Indonesia. Perkiraan

resmi dari APJII terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini

dan perkiraan sampai akhir tahun 2006 adalah sesuai dengan tabel berikut

ini:

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

93

Tabel 3.3

Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumalatif)

* perkiraan s/d akhir 2007

Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2008)

Banyaknya para pengguna internet menunjukan bahwa pasar internet di

Indonesia masih sangat besar. Peluang untuk menarik perhatian pengguna

internet dapat dilakukan dengan melakukan promosi sebagai alat untuk

memperkenalkan produk kepada publik. Dengan kemajuan teknologi yang

ada, perusahaan dapat dengan mudah untuk membagi informasi mengenai

produk mereka kepada pelanggan maupun masyarakat luas. Selain itu hal ini

membuktikan bahwa masyarakat Indonesia telah membuka diri terhadap

kemajuan teknologi terutama dalam hal penggunaan internet.

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

94

5. Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan.

Perkembangan jaman dan teknologi informasi saat ini membuka peluang

yang besar bagi setiap perusahaan untuk melakukan bisnis dengan

menggunakan jaringan internet. Hal ini sering dikenal dengan sebutan e-

Business. Banyak perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya melalui

jaringan web dimana kegiatan yang ada dapat berupa hubungan antara

perusahaan dengan pemasok ataupun perusahaan dengan pelanggannya.

Hubungan perusahaan dengan pelanggan melalui jaringan internet dianggap

mampu meningkatkan peningkatan penjualan perusahaan. Perusahaan dapat

mengaplikasikan portal jual beli dan pelayanan yang lebih baik terhadap

pelanggan melalui jaringan internet yang ada. PT. Radiance dianggap

memiliki peluang yang besar untuk mengaplikasikan program ini karena

didukung oleh banyaknya pelanggan yang mampu untuk menggunakan

internet. Dari hasil wawancara yang ada dapat disimpulkan bahwa lebih dari

50% pelanggan PT. Radiance telah mampu untuk menggunakan internet.

Kesimpulan ini diambil oleh pihak manajemen PT. Radiance berdasarkan

pada data pelanggan yang berlokasi pada kota kota besar di Indonesia dan

adanya latar belakang pendidikan yang cukup tinggi (S1).

3.4.1.2. Ancaman

1. Banyaknya pesaing dalam industri.

Pada industri makanan ringan terdapat banyak perusahaan di dalamnya.

Banyaknya pesaing dalam industri ini merupakan suatu ancaman yang

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

95

sangat berarti bagi perusahaan. Adanya kesalahan atau konflik yang timbul

antara perusahaan dengan pelanggan dapat mengakibatkan pelanggan

berpindah ke perusahaan lainnya. Pesaing yang ada seperti Sari Murni,

Siantar Top, Nabati, Lucky Karya Pratama, Mulyatek Kreasi Andalan,

Home Industry dan perusahaan perusahaan lainnya. Tercatat dalam website

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI),

terdapat 303 perusahaan yang bergerak dalam industri makanan dan

minuman yang terdaftar dalam keanggotaan GAPMMI (sumber :

http://www.gapmmi.or.id/index-4.htm).

2. Adanya penggunaan IT pada perusahaan pesaing.

Para pesaing utama PT. Radiance telah menggunakan kemajuan teknologi

informasi untuk memperoleh keunggulan kompetitif di pasar. Hal ini

terbukti dengan adanya penggunaan jejaringan internet sebagai salah satu

kegiatan promosi mereka. Perusahaan perusahaan seperti Siantar Top,

Nabati, dan Sari Murni menyediakan website sebagai gerbang informasi

terhadap produk mereka serta digunakan sebagai portal untuk menerima

masukan dari para pelanggannya. Penggunaan website dapat memberi

keunggulan tersendiri bagi perusahaan dalam membina hubungan yang baik

dengan pelanggannya. Adanya penggunaan web tentu memberi nilai positif

bagi perusahaan pesaing dan menjadi penilaian negatif bagi perusahaan.

Page 32: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

96

3. Terdapat banyak produk subtitusi.

Produk substitusi yang ada dipasar dapat berpengaruh dalam pendapatan

yang diperoleh oleh perusahaan. Kecenderungan masyarakat dalam memilih

produk substitusi mengakibatkan penurunan pemesanan terhadap produk

perusahaan. Produk substitusi yang ada di pasar seperti donut, ice cream,

kentang goreng, bolu dan krupuk tradisional. Produk substitusi merupakan

salah satu ancaman tersendiri bagi perusahaan. Semakin berkembangnya

jenis produk substitusi maka ditakutkan akan berpengaruh pada penjualan

yang dilakukan oleh perusahaan.

4. Masuknya produk makanan impor.

Dengan dibukanya pintu globalisasi maka makanan impor dapat dengan

mudah masuk kepasar Indonesia. Hal ini dianggap sebagai suatu ancaman

yang serius. Para pengusaha lokal merasa dengan masuknya makanan impor

dapat mengurangi penjualan mereka. Masuknya produk makanan impor

membuat masyarakat semakin memperoleh banyak pilihan dalam memenuhi

kebutuhan mereka. Karena banyaknya produk pilihan di pasar maka akan

berpengaruh pada pembagian pangsa pasar pada industri ini.

5. Kenaikan harga gula yang merupakan bahan baku produksi.

Gula sebagai salah satu bahan baku pokok dalam industri makanan dan

minuman memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penentuan harga

produk. PT. Radiance merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Page 33: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

97

dalam industri makanan ringan menggunakan gula salah satu bahan baku

utama. Adanya kecenderungan kenaikan yang terjadi pada beberapa bulan

terakhir dapat mempengaruhi produksi perusahaan. Menurut salah satu situs

negara, “Kenaikan gula semakin tidak terkendali di sejumlah daerah dengan

kenaikan bisa mencapai hingga 50%” (Sumber :

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=39

83&Itemid=29). Dari data data yang disajikan, dapat disimpulkan bahwa

gula mengalami kenaikan harga dari bulan bulan sebelumnya. Kenaikan

yang terjadi ditakutkan akan menjadi ancaman tersendiri bagi perusahaan

dalam melakukan produksi, penentuan volume pada tiap bungkus dan

penentuan harga produk itu sendiri. Hal ini dikawatirkan akan

memperngaruhi jumlah penjualan nantinya. Kenaikan harga produk atau

pengurangan volume pada tiap bungkusan akan mengakibatkan distributor

tidak mampu untuk menjual produk perusahaan pada harga eceran yang

telah diperkirakan sebelumnya.

3.4.2. Analisis Faktor Internal PT. Radiance

Analisis faktor internal pada PT. Radiance dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara dengan pihak manajemen PT. Radiance dan analisis industri yang

telah dilakukan sebelumnya. Faktor internal dibagi menjadi dua bagian, yaitu kekuatan

(Strength) dan kelemahan (Weakness). Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan

manajemen PT. Radiance :

Page 34: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

98

Tabel 3.4 Evaluasi Faktor Internal PT. Radiance

Strength

S1 Kualitas poduk yang baik

S2 Diversifikasi produk

S3 Harga produk yang bersaing

S4 Adanya peralatan pabrik yang memadai

S5 Jangkauan pasar yang luas

Weakness

W1 Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan

W2 Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak terpenuhi.

W3 Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan

W4 Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan

W5 Kurangnya dana untuk melakukan promosi

3.4.2.1. Kekuatan

1. Kualitas produk yang baik.

PT. Radiance menawarkan produk makanan ringan dengan kualitas yang

baik. Pengukuran kualitas pada umumnya diukur melalui rasa makanan itu

sendiri dan daya tahannya. Makanan ringan hasil produksi yang ada telah

terbukti memiliki kualitas yang baik dikarenakan produk PT. Radiance telah

mampu menembus pasar internasional dengan melakukan ekspor ke

beberapa negara diantaranya, Korea, Malaysia, Arab Saudi dan beberapa

negara lainnya. Dengan adanya kegiatan ekspor ini maka dengan sendirinya

kualitas produk PT. Radiance telah memenuhi standar ekpsor dan dengan

kata lain kualitas produk telah terjamin.

Page 35: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

99

2. Diversifikasi produk.

Kegiatan produksi yang dilakukan PT. Radiance tidak hanya bergerak pada

satu jenis makanan ringan tertentu saja. PT. Radiance telah menerapkan

diversifikasi terhadap produknya. Kegiatan produksi pada awalnya hanya

pada jenis snack kemudian berkembang menjadi cokelat, jelly, wafer dan

mie. Selain itu disetiap jenis produksinya PT. Radiance menawarkan

beraneka ragam merek dagang yang dapat menjadi pilihan bagi para

pelanggan. Pelanggan dapat dengan mudah memilih jenis snack dengan rasa

yang kiranya laku dipasaran ataupun pelanggan dapat memilih beraneka

ragam jelly dengan harga yang sesuai dengan keinginan pasar di daerah

setempat. Banyaknya ragam produk menjadi keunggulan tersendiri bagi

perusahaan.

3. Harga produk yang bersaing.

PT. Radiance tidak hanya sekedar memperhatikan kualitas produknya saja.

PT. Radiance melihat adanya kebutuhan pasar akan makanan ringan dengan

harga yang terjangkau. Dengan ketatnya persaingan di industri makanan

ringan maka PT. Radiance mencoba mengambil posisi pasar dengan

menetapkan harga sebagai salah satu keunggulan dalam persaingan. Hal ini

dapat dilihat dengan harga eceran yang ditawarkan oleh PT. Radiance. Pada

umumnya produk PT. Radiance memiliki kisaran harga eceran pada level

Rp. 500 sampai dengan Rp. 1000 per satuan produknya. Harga eceran ini

dimaksudkan bahwa pengecer terakhir akan menjual produk PT. Radiance di

Page 36: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

100

pasar dengan harga tersebut. Harga produk yang mampu beradaptasi dengan

pasar memberi kekuatan tersendiri bagi perusahaan untuk tetap mampu

bersaing di dalam industri makanan ringan ini.

4. Adanya peralatan pabrik yang memadai.

Untuk saat ini PT. Radiance telah memiliki peralatan pabrik yang dianggap

mampu memenuhi pemesanan yang ada. Peralatan pabrik baik dari peralatan

untuk menggoreng snack, meracik bumbu, mencetak bungkusan dan

kegiatan produksi lainnya sampai saat ini telah memenuhi segala pemesanan

yang masuk. Dengan tersedianya peralatan pabrik yang memadai,

perusahaan yakin mampu memenuhi besarnya permintaan pelanggan

terhadap produk PT. Radiance. Perusahaan meyakini dengan terpenuhinya

permintaan pelanggan maka tingkat kepuasan pelanggan akan semakin baik

dan loyalitas pelanggan diharapkan akan semakin bertumbuh.

5. Jangkauan pasar yang luas.

PT. Radiance memiliki beberapa pelanggan yang bertindak sebagai

wholesaler. Wholesaler ini pada umumnya bertindak untuk memasarkan

produk PT. Radiance pada daerah tertentu. Produk produk PT. Radiance

tersebar luas baik di wilayah nasional maupun wilayah internasional. Di

wilayah nasional sendiri produk produk PT. Radiance telah menjangkau

wilayah Pulau Jawa ( Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya, Cirebon,

dan Bogor), Pulau Sumatera ( Pekanbaru, Palembang, Padang, dan

Page 37: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

101

Lampung), Pulau Kalimantan (Pontianak dan Banjarmasin), Pulau Sulawesi

(Makasar, Palu dan Manado), Pulau Irian dan Pulau Bali. Sedangkan

jangkauan wilayah internasional meliputi Korea, Malaysia dan Arab Saudi.

Luasnya jangkauan produk PT. Radiance dianggap sebagai keunggulan bagi

perusahaan karena dengan besarnya jangkauan wilayah yang ada,

perusahaan berharap mempu untuk meningkatkan pendapatannya melalui

peningkatan pemesanan akan produk perusahaan.

3.4.2.2. Kelemahan

1. Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan.

Perusahaan dianggap masih belum mampu memberikan informasi yang

cukup bagi para pelanggan jika ada produk baru. Dengan jumlah pelanggan

yang cukup besar, sering kali beberapa pelanggan tidak mendapat informasi

dari perusahaan. Penyampaian informasi pada umumnya dilakukan melalui

jaringan telepon. Hal ini sering tidak mendapat perhatian dari pelanggan

karena pelanggan memiliki kesibukan khusus dan sebagian merasa kurang

nyaman berinteraksi melalui telepon. Penyampaian promosi biasa tidak

dilakukan secara berkala sehingga terkadang pelanggan merasa kesulitan

untuk mengambil tindakan terhadap produk PT. Radiance.

Page 38: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

102

2. Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak

terpenuhi.

Perusahaan tidak melakukan kerjasama dengan jaringan distribusi tertentu,

seperti ekspedisi untuk muatan kapal laut ataupun muatan darat. Bagi para

distributor yang berada di luar pulau, untuk mengirim barang ke daerah

masing masing menggunakan ekspedisi yang telah ditentukan oleh

distributor bersangkutan. Harga pengiriman barang untuk daerah Indonesia

Timur cukup mahal sehingga berakibat pada melesetnya harga eceran pada

daerah daerah Indonesia Timur. Harga modal pada daerah Indonesia Timur

lebih mahal dibanding daerah lain diakibatkan adanya perbedaan biaya

pengiriman. Jika dibandingkan dengan perusahaan perusahaan pesaing yang

memiliki jaringan distribusi sendiri atau memiliki kerjasama khusus dengan

pihak pengiriman maka hal ini dianggap menjadi suatu kelemahan yang

cukup signifikan dan memiliki dampak pada penjualan bagi wilayah

Indonesia Timur.

3. Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan.

Adanya jumlah pesanan yang beraneka ragam mengakibatkan perusahaan

tidak berani untuk melakukan penyimpanan bahan baku untuk satu merek

dagang tertentu. Perusahaan cenderung mengalami kesulitan produksi ketika

terjadi lonjakan pesanan yang besar terhadap satu merek dagang tertentu.

Hal ini sering berakibat ketika terjadi lonjakan pesanan yang dilakukan oleh

pelanggan maka perusahaan cenderung mengirim sebagian dari total

Page 39: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

103

pesanan yang diminta oleh pelanggan. Sebagai contoh ketika pada umumnya

pelanggan Manado melakukan pesanan snack O’Ring sebesar 500 karton

dan kemudian pada periode tertentu terjadi lonjakan pemesanan menjadi

1000 karton maka pada umumnya perusahaan hanya mampu memenuhi

sekitar 700 karton saja. Permasalahan ini dianggap dapat mengecewakan

pelanggan.

4. Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan.

Dalam hal tertentu pelanggan merasa spesifikasi produk perusahaan belum

tepat bagi pasar daerah setempat. Perbedaan ini dapat dilihat dari kombinasi

bumbu, kuantitas volume produk, besarnya bungkusan dan hadiah yang

ditawarkan oleh perusahaan pada tiap satuan produk. Bagi daerah pemasaran

tertentu kuantitas volume produk bukan merupakan hal yang penting

sehingga diharapkan produk lebih mengutamakan hadiah yang diberikan.

Sedangkan untuk daerah lain mungkin terjadi pendekatan yang berlawanan.

Perusahaan membuka diri jika ada pesanan khusus dari pelanggan terhadap

produk mereka. Pelanggan diberi kesempatan untuk mengatur faktor faktor

diatas. Akan tetapi dalam prakteknya di lapangan, proses untuk mengatur

komposisi produk sehingga sesuai dengan keinginan pelanggan

membutuhkan waktu yang lama. Pada umumnya permintaan ini akan

dilakukan jika pelanggan datang ke perusahaan dan memberi masukan

kepada manajer penjualan. Kemudian dilakukan berbagai pertimbangan dan

kesepakatan dengan pelanggan baik dari segi harga maupun kuantitas

Page 40: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

104

pemesanan, dimana kegiatan ini memerlukan proses yang cukup panjang.

Sebagai catatan perusahaan tidak selalu mampu untuk melakukan

persetujuan semacam ini. Hal ini hanya dilakukan untuk produk tertentu dan

pelanggan tertentu saja. Karena persetujuan seperti ini sangat sulit untuk

mencapai suatu kesepakatan maka sering kali pelanggan merasa bahwa

komposisi produk yang ditawarkan perusahaan belum merupakan komposisi

yang terbaik dan pada dasarnya masih mampu untuk dikembangkan

sehingga mencapai komposisi yang diinginkan pada daerah pemasaran

tertentu.

5. Kurangnya dana untuk melakukan promosi.

Pelanggan utama PT. Radiance yang pada umumnya merupakan wholesaler

merasa bahwa produk yang ditawarkan oleh PT. Radiance kurang

diperkenalkan secara umum pada publik. Tidak adanya kegiatan promosi

melalui media masa seperti televisi, radio maupun pada jaringan internet

mengakibatkan kurangnya image yang baik pada produk perusahaan dalam

pandangan masyarakat luas. Hal ini terjadi karena hampir sebagian besar

pesaing telah melakukan promosi melalui media masa terutama televisi. Hal

ini tentu saja mengurangi daya saing produk PT. Radiance dibanding dengan

produk para pesaingnya. Perusahaan tidak memiliki budget khusus untuk

melakukan promosi pada media masa seperti pada televisi dan internet.

Pelanggan merasa iklan pada media masa seperti televisi akan meningkatkan

penjualan di pasar. Pengenalan produk perusahaan pada masyarakat umum

Page 41: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

105

diperlukan agar masyarakat mengenal dengan baik adanya eksistensi

perusahaan di industri makanan ringan atau biasa disebut dengan

peningkatan Brand Awareness.

3.4.3. Matriks EFI dan EFE

Berikut ini merupakan matriks EFI dan EFE dari hasil analisis faktor eksternal

dan internal yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Manajemen PT.

Radiance, kemudian diberikan pembobotan berdasarkan pada metode berpasangan

(pairwise) :

Tabel 3.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal

Strengths Bobot IFE

Peringkat Nilai IFE

S1 Kualitas poduk yang baik 0.106 4 0.424 S2 Diversifikasi produk 0.022 3 0.066 S3 Harga produk yang bersaing 0.184 4 0.736 S4 Adanya peralatan pabrik yang

memadai 0.031 3 0.093

S5 Jangkauan pasar yang luas 0.212 4 0.848 Sub total 0.555 2.167

Weaknesses

W1 Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan

0.077 2 0.154

W2 Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak terpenuhi.

0.017 2 0.034

W3 Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan

0.249 1 0.249

W4 Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan

0.070 2 0.140

W5 Kurangnya dana untuk melakukan promosi

0.032 2 0.064

Subtotal 0.445 0.641

TOTAL 1.000 2.808 Sumber : Wawancara Manajer Pemasaran PT. Radiance (2009)

Page 42: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

106

Keterangan : Peringkat 1 = Faktor sangat lemah Peringkat 2 = Faktor lemah

Peringkat 3 = Faktor kuat Peringkat 4 = Faktor sangat kuat

Tabel 3.6 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Opportunities Bobot

EFE

Peringkat Nilai

EFE

O1 Industri makanan ringan memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar

0.110 4 0.440

O2 Adanya pertumbuhan pada industri makanan

0.086 4 0.344

O3 Potensi pasar yang masih luas 0.165 3 0.495 O4 Kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi informasi 0.026 3 0.078

O5 Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan

0.037 1 0.037

Subtotal 0.424 1.394 Threats

T1 Banyaknya pesaing dalam industri 0.182 4 0.728 T2 Adanya penggunaan IT pada

perusahaan pesaing 0.032 3 0.096

T3 Terdapat banyak produk subtitusi 0.296 4 1.184 T4 Masuknya produk makanan impor 0.044 3 0.132 T5 Kenaikan harga gula yang merupakan

bahan baku produksi 0.022 2 0.044

Subtotal 0.576 2.184

TOTAL 1.000 3.578 Sumber : Wawancara Manajer Pemasaran PT. Radiance (2009)

Keterangan : Peringkat 1 = Respons dibawah rata rata

Peringkat 2 = Respons rata rata Peringkat 3 = Respons diatas rata rata

Peringkat 4 = Respons sangat bagus

Page 43: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

107

Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor internal (EFI) dan evaluasi faktor

eksternal (EFE), diperoleh total nilai EFI sebesar 2,808. Hal ini menunjukan bahwa PT.

Radiance memiliki posisi internal yang kuat (diatas 2,50). Nilai total EFE sebesar 3,578,

menunjukan bahwa PT. Radiance memiliki respons yang baik terhadap peluang dan

ancaman yang ada dalam industri saat ini (diatas 2,50).

Jika dilihat dari nilai bobot yang disajikan pada Tabel 3.5 maka dapat

disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan secara

signifikan jika dilihat dari faktor internal adalah jangkauan pasar yang luas dengan

bobot 0,212 sebagai kekuatan dalam perusahaan dan keterbatasan dalam memenuhi

pesanan pelanggan dengan bobot 0,249 sebagai kelemahan dalam perusahaan.

Jika dilihat dari nilai bobot yang disajikan pada Tabel 3.6 maka dapat

disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan secara

signifikan dengan lingkungan eksternal adalah potensi pasar yang masih luas dengan

bobot 0,165 sebagai peluang yang masih terbuka bagi perusahaan dan terdapat banyak

produk substitusi dengan bobot 0,296 sebagai ancaman bagi perusahaan.

3.4.4. Matriks Internal – Eksternal (Matriks IE)

Hasil analisis kondisi internal – eksternal yang diperoleh dengan nilai EFI

sebesar 2,808 dan nilai EFE sebesar 3,578 dapat dituangkan kedalam matriks IE.

Berikut merupakan matriks IE yang didapat dari analisis faktor internal dan eksternal :

Page 44: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

108

Nilai IFE

Kuat Rata-Rata Lemah 3.0 - 4.0 2.0 - 2. 99 1.0 - 1.99 4 3 2 1

Nilai EFE

Tinggi 3

I II III 3.0 - 4.0

Sedang 2

IV V VI 2.0 - 2.99

Rendah VII VIII IX 1.0 - 1.99 1

Keterangan : sel I, II, IV = tumbuh dan membangun sel III, V, VII = menjaga dan mempertahankan sel VI, VIII, IX = panen atau divestasi Sumber : ( David, 2009, p344)

Gambar 3.4 Matriks Internal-Eksternal PT.Radiance

Berdasarkan matriks internal – eksternal (matriks IE) diatas dapat diketahui

bahwa PT. Radiance berada pada posisi II yaitu tumbuh dan membangun, serta berada

pada kondisi internal rata rata dan kondisi eksternal yang tinggi. Untuk itu, rekomendasi

yang diperoleh bagi PT. Radiance adalah melakukan strategi intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi

kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal).

3.4.5. Matriks SWOT

Berikut ini adalah matriks SWOT dari hasil analisis faktor internal dan faktor

eksternal :

Page 45: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

109

Tabel 3.7 Matriks SWOT PT. Radiance Strength (S)

1. Diversifikasi produk. 2. Kualitas poduk yang baik. 3. Harga produk yang bersaing. 4. Adanya peralatan pabrik yang

memadai. 5. Jangkauan pasar yang luas.

Weaknesses (W)

1. Keterbatasan dalam memberikan informasi produk kepada pelanggan.

2. Keterbatasan jaringan distribusi mengakibatkan target harga eceran tidak terpenuhi.

3. Keterbatasan dalam memenuhi jumlah pesanan pelanggan.

4. Keterbatasan dalam memenuhi keinginan pelanggan.

5. Kurangnya dana untuk melakukan promosi.

Opportunities (O)

1. Industri makanan ringan

memiliki tingkat pendapatan yang cukup besar.

2. Adanya pertumbuhan pada industri makanan.

3. Potensi pasar yang masih luas.

4. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

5. Penggunaan Web sebagai portal jual beli dan pelayanan pelanggan.

Strategi SO 1. Meningkatkan target

penjualan sebesar 20% (S1, S2, S3, O1, O2, O3)

2. Meningkatkan jumlah produksi sebesar 20% (S4, S5, 01, O2, O3).

3. Merancang sistem yang terintegrasi diseluruh divisi fungsional perusahaan (S4, O4)

Strategi WO 1. Melakukan periklanan pada

media masa seperti televisi, radio, dan majalah (W1, W5, O3, O4).

2. Melakukan inovasi dengan membuat dan mengelola situs web berbasis eCRM (W1, W3, W5, O3, O4, O5).

3. Membuka cabang perusahaan di wilayah Indonesia Tengah (W2, W4, O2, O3)

Threats (T) 1. Banyaknya pesaing dalam

industri. 2. Adanya penggunaan IT pada

perusahaan pesaing. 3. Terdapat banyak produk

subtitusi. 4. Masuknya produk makanan

impor. 5. Kenaikan harga gula yang

merupakan bahan baku produksi.

Strategi ST 1. Menjaga kualitas produk dan

penekanan terhadap harga jual (S2, S3, T1, T3, T4).

2. Melakukan strategi penetapan harga yang baru dengan memperhitungkan alternatif bahan baku selain gula dengan tetap menjaga kualitas produksi (S2, S3, S4 , T3, T5)

3. Menerapkan sistem berbasis web yang menjangkau seluruh pasar dalam industry untuk memperoleh keunggulan kompetitif (S4, S5, T1, T2, T3).

Strategi WT 1. Membuka gerbang

informasi yang uptodate melalui sebuah situs web yang berbasis eCRM (W1, T1, T2, T3).

2. Melakukan periklanan pada media masa seperti televisi, radio, dan majalah (W1, W5, T1, T3).

3. Melakukan integrasi sistem yang baik pada setiap divisi fungsional dan juga dengan para pemasok (W3, T2, T3).

Page 46: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

110

Analisis dari matriks SWOT diatas, banyak didominasi pilihan strategi

penetrasi pasar yaitu dengan cara memanfaatkan teknologi berbasis web untuk

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan promosi untuk meningkatkan brand

awareness kepada masyarakat umum. Strategi lainnya berupa pengembangan terhadap

produk baik yang sudah ada maupun produk dengan merek dagang baru, dan

pengembangan pasar dalam industri makanan ringan ini.

3.5. Permasalahan yang Dihadapi

Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Radiance saat ini :

1. Ketidakmampuan dalam melakukan follow up kepada semua pelanggan

berhubungan dengan masalah pemesanan ulang. Pemesanan ulang biasa

ditugaskan kepada bagian marketing. Jika bagian marketing memiliki job

desk yang cukup banyak maka tugas follow up ini akan terabaikan.

2. Pelanggan merasa tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai

produk perusahaan dengan hanya sekedar dijelaskan spesifikasinya melalui

telepon. Pelanggan menganggap bahwa penjelasan melalui telepon tidak

dapat menggambarkan kelebihan dari produk itu. Pelanggan bahkan merasa

bahwa tampilan produk pun disampaikan secara imaginative. Pelanggan

membutuhkan gambaran tentang produk lebih jelas lagi dengan spesifikasi

dan bentuk dan gambar pada bungkus yang spesifik.

3. Ketidakmampuan dalam memberikan informasi informasi yang penting bagi

seluruh pelanggan. Informasi yang penting seperti kegiatan khusus yang

dilakukan oleh perusahaan tidak dapat disampaikan kepada pelanggan secara

Page 47: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

111

menyeluruh. Dalam prosesnya ada beberapa pelanggan yang terlupakan. Hal

ini menimbulkan kekecewaan kepada pelanggan yang tidak mendapatkan

informasi akibat kelalaian perusahaan.

4. Perusahaan tidak memberikan konfirmasi mengenai status pemesanan

pelanggan yang pending dikarenakan produk masih harus diproduksi. Ketika

produk yang dipesan pelanggan setelah dicek tidak terdapat stock yang

mencukupi, pelanggan sering tidak mendapat informasi dari pihak

perusahaan kalau barang yang dipesan tidak mencukupi. Pada umumnya

perusahaan hanya mengirim produk yang masih tersedia stocknya sesuai

dengan pesanan yang ada.

5. Pelanggan merasa bahwa rekomendasi produk yang diberikan oleh

perusahaan sering kali tidak tepat sasaran atau tidak sesuai dengan keadaan

daerah distribusi pelanggan.

6. Kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Pengenalan

produk kepada masyarakat luas sangatlah minim. Pelanggan mengaharapkan

adanya penyampaian produk kepada masyarakat melalui media tertentu.

Dengan harapan masyarakat mengenal produk perusahaan.

3.6. Identifikasi Kebutuhan

Berdasarkan penjelasan permasalahan yang dihadapi, analisis sistem berjalan,

analisis lingkungan industri, analisis internal – eksternal dan analisis SWOT, maka

diperlukan usulan yang tepat untuk peningkatan kinerja bisnis PT. Radiance, yaitu :

Page 48: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

112

1. Membangun sistem yang terintegrasi dan mampu menjembatani hubungan

antara perusahaan dengan pelanggan.

2. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sebagai salah satu faktor yang

penting.

3. Membangun sistem yang mampu memudahkan proses transaksi yang ada.

4. Membangun sistem yang mampu mendukung kegiatan perusahaan dalam

melakukan promosi.

5. Memanfaatkan teknologi yang uptodate untuk memcahkan permasalahan

yang ada.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diusulkan aplikasi eCRM untuk

meningkatkan interaksi dan hubungan baik dengan pelanggan, serta memperoleh

pelanggan baru; yang mencakup pemasaran, penjualan dan layanan tanpa terbatas oleh

ruang dan waktu. Secara umum fasilitas yang aka nada dalam eCRM adalah sebagai

berikut :

1. Informasi yang uptodate bagi masyarakat umum dan pelanggan yang telah

menjadi distributor mengenai perusahaan, detail produk, produk terlaris, dan

promosi sebagai bagian yang ditawarkan oleh pihak PT. Radiance.

2. Pendaftaraan keanggotaan distributor secara online.

3. Menyediakan fasilitas belanja online sehingga memudahkan pelanggan untuk

melakukan berbagai macam transaksi.

4. Menyediakan fasilitas shopping cart untuk memudahkan transaksi secara

online.

Page 49: BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2010-1-00462-MNSI Bab 3.pdf · agar menjadi lebih menarik, mutu lebih baik dan tetap dapat ... baku

113

5. Menyediakan fasilitas order status untuk menampilkan status pemesanan

pelanggan, dimana pelanggan dapat melihat pesanannya telah diproses atau di

pending.

6. Fasilitas layanan berupa mengingatkan tanggal jatuh tempo pembayaran,

follow up pemesanan ulang dan informasi proses pemesanan produk.

7. Memiliki fasilitas email notification dan customer service request sebagai

sarana interaksi antara perusahaan dengan pelanggan.

8. Memiliki fasilitas call me sebagai suatu layanan yang memudahkan pelanggan

jika ada masalah yang terjadi.

9. Fasilitas pendukung bagi admin untuk memproses transaksi dan

memperbaharui informasi dalam website.

10. Menyediakan halaman web khusus bagi masyarakat umum diluar pelanggan

sebagai salah satu sarana promosi, dengan menampilkan penjelasan yang

detail mengenai produk perusahaan.