bab 3 analisis sistem yang berjalan 3.1 profil …thesis.binus.ac.id/asli/bab3/2011-1-00672-si...

88
50 BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG B ERJ ALAN 3.1 Profil Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. FDR yang berdiri sejak 26 Agustus 1991 merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi ban sepeda motor (tire dan tube) dengan menerapkan teknologi mutakhir dari Jepang dan Jerman. PT. FDR sendiri merupakan salah satu anak cabang dari perusahaan berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda M otor (AHM). PT. FDR pertama kali memulai produksi pada bulan Juli 1994 memulai ban yang dihasilkan dari PT. FDR dirancang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan telah mendapat pengakuan mutu internasional dengan sertifikasi ISO 9001. Melalui kerja sama teknis dengan Shinko Rubber, Yokohama Rubber Company, dan Continental AG, PT. FDR menerapkan teknologi mutakhir dalam menciptakan FDR tire, ban berkualitas yang menjadi ban resmi balap motor Indonesia tahun 2006-2007 (M otoprix, Indoprix), serta Federal tire, ban resmi motor Honda.

Upload: lekhuong

Post on 13-Apr-2018

256 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

  50

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Profil Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. FDR yang berdiri sejak 26 Agustus 1991 merupakan

perusahaan manufaktur yang memproduksi ban sepeda motor (tire dan

tube) dengan menerapkan teknologi mutakhir dari Jepang dan Jerman.

PT. FDR sendiri merupakan salah satu anak cabang dari perusahaan

berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM).

PT. FDR pertama kali memulai produksi pada bulan Juli 1994

memulai ban yang dihasilkan dari PT. FDR dirancang sesuai dengan

Standar Nasional Indonesia (SNI) dan telah mendapat pengakuan mutu

internasional dengan sertifikasi ISO 9001.

Melalui kerja sama teknis dengan Shinko Rubber, Yokohama

Rubber Company, dan Continental AG, PT. FDR menerapkan teknologi

mutakhir dalam menciptakan FDR tire, ban berkualitas yang menjadi ban

resmi balap motor Indonesia tahun 2006-2007 (Motoprix, Indoprix), serta

Federal tire, ban resmi motor Honda.

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

51

 

3.1.2 Misi dan Visi Perusahaan

Adapun misi dan visi dari PT. FDR adalah sebagai berikut :

• Visi PT. FDR

Menjadi produsen ban motor terbaik dan nomor satu di Indonesia.

• Misi PT. FDR

Meningkatkan riset teknologi, kontrol ketat atas kualitas hasil produksi,

peningkatan pelayanan kepada pelanggan, budaya mutu dalam segala

bidang serta peningkatan benefit bagi segenap stakeholders secara

berkesinambungan.

3.1.3 Struktur Organisasi

Setiap Organisasi harus mempunyai struktur organisasi yang

baik dan teratur untuk dapat menjamin terselenggaranya proses kerja dari

suatu sistem yang di terapkan. Dengan adanya struktur organisasi ini

dapat diketahui secara jelas batasan kekuasaan, wewenang, serta

tanggung jawab seseorang dalam suatu perusahaan. Selain itu, hal ini

juga akan membantu proses dari suatu sistem tersebut sehingga akan

tercapai tujuan yang ingin dicapai bersama. Berikut ini adalah struktur

organisasi PT. FDR secara luas :

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

52

 

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT.FDR

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

53

 

 

Gambar 3.2 Struktur organisasi planning control 

3.1.4 Tugas dan Wewenang

1. Board of Director

Board of Director merupakan bagian tertinggi di PT.FDR yang

mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

a. Menentukan kebijakan-kebijakan perusahan

b. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan

kepala bagian (manajer)

c. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan, dan

d. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja

perusahaan.

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

54

 

2. Group

a. Membantu tugas-tugas Board of Director.

b. Melaporkan kinerja serta membuat keputusan jangka panjang

dan menengah.

c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di

bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan sekretariat.

d. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber

pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

3. IT & BPRE

Tugas dan wewenang dari IT & BPRE adalah mengintegrasikan

sistem – sistem yang ada kesetiap divisi, agar mempermudah dalam

penyebaran informasi dan pengaksesan data.

4. Marketing dan Purchasing Director

Tugas dan wewenang marketing director adalah:

a. Bertanggung jawab dalam menentukan strategi pemasaran

untuk pengembangan produk

b. Mengambil keputusan-keputusan mengenai metode-metode

yang akan digunakan untuk memasarkan produk, seperti

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

55

 

menentukan harga produk, dan menentukan sistem

promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan.

- Marketing

Tugas dan wewenang bagian marketing adalah :

a. Melakukan penelitian terhadap pangsa pasar, mencari

tahu kepuasan pelanggan terhadap produk yang

dipasarkan

b. Mengembangkan strategi pemasaran produk dan

menerapkan strategi merek

c. Melakukan pertemuan/metting setiap minggu dan

bulan dengan kantor pusat untuk membicakan jumlah

produk yang akan di produksi.

d. Membuat laporan bulanan.

Tugas dan wewenang Purchasing director adalah :

a. Memastikan kegiatan operasional tetap berjalan.

b. Mengawasi department pembelian dan operasional,

c. Menjamin kinerja dan kualitas kerja agar pekerjaan

diselesaikan tepat waktu dengan kualitas terbaik.

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

56

 

- Purchasing

Tugas dan wewenang bagian purchasing adalah :

a. Bertanggung jawab dalam hal pengadaaan barang

dengan cara membeli persedian (bahan baku mentah,

mesin)

b. Melakukan negosiasi harga dan jumlah untuk

mendapatkan barang dan harga yang seminim

mungkin

c. Memastikan barang (bahan baku mentah, mesin)

sampai ke gudang tepat waktu sesuai dengan jadwal

pengiriman.

5. Manufacturing dan Research dan Development Director

Tugas dan wewenang manufactring director adalah :

a. Menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan hal

strategi operasi manufaktur

b. Mengawasi dan mengarahkan semua operasi manufaktur

dan menjamin kinerja serta keselamatan pekerja dengan

menetapkan standard kesalamatan dalam pabrik

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

57

 

c. Memastikan kualitas peralatanan (mesin) dan bahan baku

berkualitas tinggi sehingga dapat menghasilkan produk

(ban) yang berkualitas sehingga dapat memenuhi harapan

pelanggan.

Tugas dan wewenang Research dan Development Director

adalah :

a. Merekrut, melatih dan menyediakan manajemen kinerja

yang diperlukan

b. Bertindak sebagai penghubung dengan pihak eksternal

dalam hal yang berhubungan dengan pengadaan jasa dan

material.

‐ Quality Assurance dan Quality Control

Tugas dan wewenang Quality Assurance adalah :

a. Memastikan pengerjaan produk (ban) dan produk

(ban) yang dihasilkan sesuai dengan standart

perusahaan dengan maksud dapat memenuhi

prasyarat standart kualitas baik eksternal dan

internal, termasuk juga standart hukum yang

berlaku.

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

58

 

b. Memonitor dan memberikan saran terharap kinerja

sistem manajemen mutu dan menghasilkan data

serta laporan kinerja.

Tugas dan wewenang Quality Control adalah :

a. Memeriksa dan memastikan produk yang

dihasilkan memenuhi standar yang diperlukan. 3

hal yang harus di priksa selama proses produksi

yaitu :

‐ Memeriksa bahan baku yang di terima sebelum

masuk tahap produksi

‐ Memeriksa produk (ban) dan peralatan (mesin)

selama proses produksi

‐ Meinspeksi atau pengujian produk sebelum

produk di kirim ke pelanggan.

‐ Plant (Production Planning Control)

Tugas dan wewenang plant adalah :

a. Membuat perencanaan berdasarkan forecast untuk

3 bulan kedepan mengenai jumlah (ban) produk

yang akan di produksi dan jumlah material yang

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

59

 

dibutuhkan untuk memproduksi produk (ban)

tersebut

b. Membuat purchase requisition yang berisi

permintaan material kepada bagian purchasing.

c. Melakukan control / monitor terhadap perubahan

permintaan dari kantor pusat atau pelanggan setiap

pertengahan bulan.

d. Mengontrol peralatan-peralatan (mesin) yang ada di

pabrik.

‐ Engineering

Tugas dan wewenang Engineering adalah :

a. Melakukan pengawasan produksi yang ada di pabrik

b. Memelihara kesehatan mesin dengan cara melakuan

control, jika terjadi kerusakan pada mesin-mesin yang

ada di pabrik, maka bagian Engineering akan segera

melakukan perbaikan.

c. Melakukan pengujian terhadap produk (ban) yang

telah di produksi hal ini dilakukan untuk dapat

menjaga kualitas produk (ban).

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

60

 

‐ Research and Development

Tugas dan wewenang Bagian Research and Development

adalah :

a. Melakukan pengembangan terhadap produk (ban) baru

sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar

b. Membuat resep yang akan digunakan untuk

memproduksi ban, hal ini dilakukan untuk

meningkatkan kualitas produk (ban).

6. Finance dan Administration Director

Tugas dan wewenang finance director adalah :

a. Merencanakan, memimpin dan mengendalikan keuangan

b. Mengelola keuangan, dan sumber daya manusia

c. Mengembangkan sistem akutansi yang efektif

d. Memastikan keuangan di kelola menurut perundang-

undagan dan prisnip akuntansi yang berlaku pada

umumnya.

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

61

 

Tugas dan wewenag Administration Director adalah :

a. Memonitor sistem keuangan

b. Memastikan bahwa keuangan / anggaran digunakan secara

tepat.

‐ Human Resource Development dan General Affairs

Tugas dan wewenang Human Resource Development

(HRD) adalah :

Mengelola karyawan baru dan bertanggung jawab untuk

melakukan penyaringan terhadap tenaga kerja baru dan

memberikan pelatihan kepada karyawan baru.

Tugas dan wewenang General Affairs adalah :

a. Melaksanan pelayanan yang ada di kantor

b. Menyediakan fasilitas dan layanan administrasi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku untuk medukung

kelancaran operasional perusahaan

‐ Finance dan Accounting

Tugas dan wewenang finance dan accounting adalah :

Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungs i

keuangan dan akuntansi di perusahaan dalam memberikan

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

62

 

informasi keuangan secara komprehensif dan tepat waktu

untuk membantu perusahaan dalam proses pengambilan

keputusan yang mendukung pencapaian target financial

perusahaan.

Bagian Forecast to plan dalam PT. FDR terbagi menjadi :

1. Bagian Material Control

Yaitu bagian dari Production Planning Control (PPC) yang melakukan

rencana perhitungan pada material serta melakukan component

breakdown dalam memperhitungan kebutuhan pada material murni.

Bagian Material Control juga terdiri dari planner kebutuhan material

murni beserta kebutuhan packaging dan planner sparepart yaitu bagian

PPC yang memperhitungkan kebutuhan dalam penggunaan sparepart

dalam pembuatan tire dan tube.

2. Bagian Production Control

Yaitu bagian dari PPC yang melakukan perencanaan produksi yang akan

diserahkan kepada bagian produksi di lapangan dimana perencanaan

dibuat berdasarkan demand atau permintaan produksi serta berdasarkan

pada perhitungan pembelian material pada bulan yang bersangkutan.

Selain itu, bagian PC juga bertugas melakukan monitoring pada proses

produksi berjalan.

.

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

63

 

3.2 Length of Effort

Table 3.1 Length of Effort

Tanggal Waktu

Kegiatan

Jumlah

Jam Kegiatan Peserta Materi

Hasil

Kegiatan

8

Juni

2010

13.00 –

16.00 3 Briefing

Mentor

Pembimbing

Overvi ew

Modules

1. Memperole

h pengertian

mengenai

overview

modules

pada PT.

FDR

2. Menentukan

modules

yang akan

dikerjakan

selama

praktek

kerja

24

Juni

2010

14.00 -

17.00 3 Briefing

1. Mentor

Pembimbing

2. Purchase

Analyst

Forecast to

plan

Memperoleh

pengenal an

mengenai

modules yang

dipilih

Company Memperoleh

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

64

 

26

Juli 2010

7.00 –

12.00

5

Introduction

Trainning

HRD Manager

Profile

Introduction

pengetahuan

mengenai

profile umum

perusahaan

Basic

Mentality

Merubah

mentalitas

dasar setiap

peserta dari

seorang

pelajar

menjadi

seorang

pekerja yang

siap

bergabung

dengan PT.

FDR

SOP, IK &

Kualitas

Memperoleh

pengetahuan

mengenai

standard

operation

procedure,

instruksi kerja,

dan kualitas

dari PT. FDR

Sistematika Mengenal

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

65

 

Produksi proses

produksi tire

dan tube

Pengetahuan

produk

Mengetahui

fungsi ban,

produk yang

dihasilkan,

ukuran ban,

struktur ban,

bagian ban,

tipe ban,

beserta

keuntungan,

perawatan dan

istilah-istilah

penting dalam

proses

produksi.

ISO

9001:2000

Mengetahui

serti fikasi

pengakuan

yang

digunakan

oleh PT. FDR

5K 2S

Mengetahui

alat /sistem

management

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

66

 

dalam bekerja

LK3

Material &

mesin

Mengetahui

jenis limbah

dan bahan

kimia, serta

karakteristik

mesin

ATQC

(Astra Total

Quality

Control)

Mengetahui

sistem

managemen

yang mengikut

sertakan

seluruh

karyawan dari

seluruh

tingkatan

organisasi

dengan

penerapan

konsep

pengendalian

kualitas dan

metode

statistic untuk

mencapai

kepuasan

pelanggan dan

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

67

 

yang

mengerjakann

ya

13.00 –

14.00 1 Preparation

Mentor

pembimbing

Proses

produksi tire

dan tube

Memahami

materi

produksi yang

diberikan oleh

PT. FDR

dalam bentuk

softcopy

14.00 –

16.00 2 Plant tour

Mentor

pembimbing

Proses

produksi tire

dan tube

Melakukan

touring ke

pabrik dan

melihat proses

produksi yang

berlangsung

27

Juli

2010

7.00 –

10.00 3 Briefing

1.Chief

Information

Officer

(CIO)

2.Manufacturi

ng& EAM

sistem

development

manager

3.Head of IT

department

Modules

Overvi ew

Memahami

garis besar

proses ERP

pada

perusahaan,

dengan modul

– modul

terkait.

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

68

 

& general

affair

4.Data

resources

management

manager

10.00 –

16.00 2

Daily

reporting

Mentor

Pembimbing

Production

Process

Membuat

laporan harian

mengenai

pembuatan

ban dalam dan

ban luar

28

Juli

2010

7.00 –

16.00

8 Oracl e EBS

exploration MPIC

Overvi ew

Oracle EBS

modules

Memahami

sub modules

dalam Oracle

EBS modules

29

Juli

2010

7.00 –

16.00 8

Business

process

exploration

1.MPIC

2.Mentor

Pembimbing

Overvi ew

forecast to

plan module

Survey

langsung pada

overall proses

forecast to

plan dan

mengetahui

jenis purchase

requisition.

30

Juli

2010

7.00 –

16.00 8

2

Agustus

7.00 –

16.00 8 Consultation MPIC Planning

process

Memahami

alur proses

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

69

 

2010 Forecast to

plan

3

Agustus

2010

7.00 –

16.00 8 Consultation

Marketing

Manager

Forecast,

Master

Demand

Schedule

Mengetahui

asal data pada

sales forecast

dan Master

Demand

Schedule

4

Agustus

2010

7.00 –

16.00 8

Consultation MPIC MPS, MRP

Mengetahui

timeline

proses

planning dari

forecast,

MDS, sampai

MRP

5

Agustus

2010

7.00 –

16.00 8

6

Agustus

2010

7.00 –

16.00 8 Consultation MPIC & PPC MRP

Mengetahui

proses dalam

MRP.

9

Agustus

2010

7.00 –

16.00 8

Business

Process

Documentati

Audit

Manager

Documentati

on forecast,

MDS, MPS,

Dokumentasi

dalam bentuk

flowchart dan

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

70

 

10

Agustus

2010

7.00 –

16.00 8

on MRP scenario

11

Agustus

2010

7.00 –

13.00 6 Preparation -

forecast,

MDS, MPS,

MRP

Membuat

bahan

presentasi

13.30 –

16.00 2 Presentation

1.Mentor

Pembimbing

2.MPIC

forecast,

MDS, MPS,

MRP

Persentasi

pemahaman

proses bisnis

modul

forecast to

plan

12

Agustus

2010

7.00 –

16.00 8

Accessing

EBS

Sistem

Support Oracle EBS

First Access

into Oracle

EBS

Exploring

EBS -

Forecast,

MDS, MPS

Prosedur

pembuatan

forecast,

MDS, MPS

13

Agustus

7.00 –

16.00 8

Exploring

EBS -

Oracle EBS

(Forecast to

Latihan trial

EBS

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

71

 

2010 plan

module)

consultation MPIC

EBS pada

forecast,

MDS dan

MPS

Trial EBS

dengan data

item yang

berjalan di

perusahaan

16

Agustus

2010

7.00 –

15.00

7 Exploring

EBS -

forecast,

MDS, MPS,

MRP

Memahami

menu MRP :

net WIP, net

reservation,

net purchasing

dari e-book

15.00 –

16.00 1 Consultation

MPIC

MRP

Memahami

menu MRP :

net WIP, net

reservation,

net purchasing

18

Agustus

2010

07.00 –

15.00 7

Understandi

ng MRP -

MRP

Mencari

sumber

tentang safety

stock di MRP

15.00-

16.00 1 Consultation MPIC

19

Agustus

07.00 –

14.00 6

Exploring

EBS -

MRP (safety

stock)

Finding

problems

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

72

 

2010

14.00-

16.00 2 Consultation MPIC

dalam MRP

20

Agustus

2010

07.00 –

14.00 7

Exploring

EBS MRP

dan MRP

excel

- MRP

Finding

problems

dalam MRP

14.00 –

15.00 1 Consultation PPC

Perhitungan

material

requirement

Mempelajari

excel

perhitungan

material tanpa

menambahkan

safety stock

15.00-

16.00 1 Consultation MPIC MRP

Mencari

perbedaan

data

compound

pada EBS

dengan yang

ada di excel

Page 24: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

73

 

23

Agustus

2010

07.00

14.00 7

Exploring

EBS MRP

dan MRP

excel

- MRP

Finding

problems

dalam MRP

15.00-

16.00 1 Consultation MPIC MRP

Mencari

perbedaan

data

compound

pada EBS

dengan yang

ada di excel

24

Agustus

2010

07.00

14.00 7

Exploring

EBS MRP

dan MRP

excel

- MRP

Finding

problems

dalam MRP

15.00-

16.00 1 Consultation MPIC MRP

Mencari

perbedaan

data

compound

pada EBS

dengan yang

ada di excel

25 07.00 3 Exploring - Perhitungan Mencari

Page 25: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

74

 

Agustus

2010

10.00 excel

perhitungan

material

material

requirement

perbedaan

data

compound

pada EBS

dengan yang

ada di excel

10.00 –

12.00 2 Consultation

Material

Control Staff

Perhitungan

material

requirement

Mencari

perbedaan

spec

compound

yang terdapat

di EBS dan

excel

13.00 –

16.00 3 Consultation

Research and

Development

Perhitungan

CMDS

Mengetahui

adanya

kesalahan nilai

pada spec di

BOM dalam

EBS, dan

adanya

kesalahan

compound

dalam excel

perhitungan

material

requirement

Page 26: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

75

 

26

Agustus

2010

07.00 -

16.00 9

Exploring

excel

perhitungan

material

IT division

Perhitungan

material

requirement

Memperoleh

akses BOM

(Bills of

material) pada

menu Supply

Chain Planner

pada EBS

server 8025

27

Agustus

2010

07.00 -

16.00 9

Exploring

excel

perhitungan

material dan

EBS

Production

Planner

Perhitungan

material

requirement

Mengetahui

penyebab

perbedaan

nilai

compound

CMDS pada

perhitungan

material

requirement

dan

mengetahui

kelebihan

compound

IMD pada

salah satu

sample finish

good

Page 27: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

76

 

30

Agustus

2010

07.00 –

12.00 5

Exploring

excel

perhitungan

material

- Compound

breakdown

Komparasi

antara spec

dari bagian

PPC dan

bagian R&D

10.00 –

12.00 2 Consultation

Material

Control Staff

Perhitungan

material

requirement

Memperoleh

data spec dari

R&D

31

Agustus

2010

07.00 –

12.00 5

Exploring

excel

perhitungan

material

- Compound

breakdown

Komparasi

antara spec

dari bagian

PPC dan

bagian R&D

13.00 –

14.00 1 Personalisasi - EBS Oracle

Personalize

form MPS dan

MRP pada

kotak tick dan

untick

14.00 –

16.00 2 Consultation MPIC

Safety stock,

bucket days,

fixed lot

mutiplier

Memahami

perhitungan

kebutuhan

material

dengan adanya

safety stock,

bucket days

Page 28: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

77

 

dan fixed lot

multiplier

01

Septem

ber

2010

07.00 –

14.00 7

Comparatio

n - EBS Oracle

Komparasi

hasil

perhitungan

material antara

EBS dan

manual excel

dengan adanya

safety stok,

bucket days

dan fixed lot

multiplier

14.00 –

16.00 1 Consultation

Production

Planner

Fixed lot

multiplier

Mengetahui

adanya

perhitungan

multiplier

pada saat

produksi di

luar

perhitungan

material dan

compound

breakdown

02

Septem

ber

07.00 –

10.00 3

Exploring

excel

perhitungan

- Compound

breakdown

Komparasi

antara spec

dari bagian

Page 29: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

78

 

2010 material PPC dan

bagian R&D

10.00 –

12.00 2 Consultation

Production

Planner

Perhitungan

material

requirement

Mengetahui

perhitungan

material

requirement

pada saat

production

dengan

melibatkan

multiplier,

fixed order,

dan minimum

order

13.00 –

16.00 3

Comparatio

n -

Perhitungan

material

requirement

Membuat

perbandingan

material

requirement

dari EBS

demand, excel

material

planning, EBS

supply dan

excel

production

planning

Page 30: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

79

 

03

Septem

ber

2010

07.00 –

16.00 9

Comparatio

n -

Perhitungan

material

requirement

Membuat

perbandingan

material

requirement

dari EBS

demand, excel

material

planning, EBS

supply dan

excel

production

planning

06

Septem

ber

2010

07.00 –

16.00 9 Preparation -

Perhitungan

Material

Requirement

Mempersiapka

n bahan

presentasi

07

Septem

ber

2010

07.00 –

16.00 9 Preparation -

Perhitungan

Material

Requirement

Mempersiapka

n bahan

presentasi

20

Septem

ber

2010

07.00 –

16.00 9 Preparation -

Perhitungan

Material

Requirement

Mempersiapka

n bahan

presentasi

24

Septem

ber

7.00 –

13.00 6 Preparation -

Material

requirement

Mempersiapka

n bahan

presentasi

Page 31: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

80

 

2010

13.30 –

16.00 2 Presentation

1. Mentor

Pembim

bing

2. Bagian-

bagian

MPIC

yang

terkait

material

require

ment

MRP

Revisi pada

alur proses

dan scenario

forecast to

plan

27

Septem

ber

2010

07.00 –

16.00 9 Preparation -

Material

Requirement

Melakukan

revisi pada

next activity

28

Septem

ber

2010

07.00 –

16.00 9

Laporan

Akhir -

Material

Requirement

Pembuatan

laporan akhir

29

Septem

ber

2010

07.00 –

16.00 9

Laporan

Akhir -

Material

Requirement

Pembuatan

laporan akhir

Page 32: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

81

 

3.3 Proses Umum Produksi

Proses produksi di PT. FDR terbagi atas 2 proses yaitu :

- Proses pembuatan tire (ban luar)

- Proses pembuatan tube (ban dalam)

Berikut ini adalah gambaran aliran proses produksi yang ada pada PT. FDR :

Gambar 3.3 Proses produksi tire dan tube

Page 33: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

82

 

3.3.1 Proses Produksi Tire dan Tube

PT. FDR adalah sebuah perusahaan manufacturing ban sepeda

motor (tire dan tube). Distribution produknya adalah Federal (Astra

Honda Motor) dan FDR . Untuk menghasilkan sebuah tire (ban luar) dan

tube (ban dalam) dilakukan sebuah proses pengerjaan. Adapun proses

pembuatan tire & tube adalah sebagai berikut :

3.3.1.1 Proses Produksi Tire

3.3.1.1.1 Mixing

Untuk melakukan proses pembuatan ban, baik tire

(ban luar) maupun tube (ban dalam) dilakukan proses

mixing terlebih dahulu. Proses mixing adalah proses

pencampuran bahan-bahan row material (rubber, filler,

chemical, final batch) menjadi satu. Untuk melakukan

proses mixing, sebelumnya dilakukan permintaan

bahan-bahan material apa saja yang dibutuhkan untuk

proses mixing. Dari warehouse akan mengeluarkan

MOT (Move Order Transfer) ke mixing, kemudian

barang akan langsung di bawa ke mixing. Setelah itu,

seluruh material akan ditimbang sesuai dengan spec

masing-masing.

Page 34: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

83

 

Adapun jenis-jenis KTB (Kelompok Timbang)

utnuk row material tersebut adalah :

1. Rubber (Karet)

2. Filler (Karbon)

3. Chemical

4. Final Batch

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 3.2 Pemakaian material

1. Kelompok Rubber

No No. Part Nama Material

1 NR02 Rubber SIR 10

2 NR04 RUBBER RECLAIM

3 SR01 RUBBER BUTYL 268

4 SR02 RUBBER BR 01

5 SR03 RUBBER SBR 1502

Page 35: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

84

 

2. Kelompok Filler (Karbon)

3. Kelompok Chemical

No No. Part Nama Material

6 SR04 RUBBER SBR 1712

7 SR06 RUBBER SBR 1712

8 SR08 RUBBER REC. BUTYL

9 SR11 RUBBER BROMO BUTYL

No No. Part Nama Material

10 RA01 C/B N330

11 RA02 C/B N550

12 RA03 C/B N660

13 RA07 C/B N220

14 RA08 C/B N115

15 FL02 CaCo3 LA100

16 CA03 WHITE TITAN

No No. Part Nama Material

17 PA02 DISPERSANT 16

Page 36: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

85

 

4. Kelompok Final Batch

No No. Part Nama Material

31 AC02 ACC TMTD

32 AC03 ACC MBTS

33 AC05 ACC TMTM

18 PA03 HOMOGENIZER 60

19 PA04 DISPERSANT 215

20 PA05 STRUKTOL HT 105

21 PG01 PEPTIZER CHEMICAL

22 TF01 TACRESIN CIR

23 TF05 TACRESIN PFR

24 AO01 AO PARAFIN WAX

25 AO03 AO 6PPD

26 AO04 AO TMQ

27 AO06 AO MICROWAX

28 AO08 AO SP-H

29 VA01 STEARIC ACID

30 VA02 ZINC OXIDE

Page 37: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

86

 

34 AC06 ACC CBS

35 AC07 ACC MBT

36 AC13 ACC DCBS

37 VG02 SULFUR

38 VG03 INS SULFUR / CRYSTEX

39 VG04 TACKIROL

40 RT01 RETARDER PVI

41 RL08 BATCH OFF ANTI TACK

Setelah penimbangan dari semua material selesai,

kemudian dilakukan proses mixing. Proses mixing

dilakukan secara bertahap, pertama-tama material karet

terlebih dahulu dimasukkan ke mesin bernama banbury

atau mesin bernama kneader, kemudian dimasukkan

filler lalu chemical. Mesin banbury atau mesin kneader

akan menggiling karet, filler dan chemical. Kemudian

akan diproses lagi oleh mesin roll mixing agar material-

material tersebut lebih tercampur. Hasil dari proses

mixing akan terbentuk master compound.

Untuk menghasilkan sebuah compound, pada

master compound dicampur lagi dengan material final

Page 38: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

87

 

batch, seperti sulfur, cbs dan retarder PVI. Ketiga

bahan ini juga ditimbang sesuai spec-nya, kemudian

master compound beserta material final batch akan

digiling oleh mesin bernama banbury atau mesin

bernama kneader. Kemudian akan diproses lagi dengan

digiling oleh mesin mill blender, setelah proses tersebut

selesai dilakukan maka akan terbentuklah sebuah

compound (finish compound) . Sebelum melakukan

proses untuk membuat sebuah compound yang baru,

mesinnya harus di cleaning dulu, agar compound yang

baru tidak tercampur dengan material yang menempel

pada mesin. Misalnya dari proses pembuatan compound

karet alam ke butyl. Untuk lebih mengetahui perbedaan

manakah yang disebut master compound dan compound

dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 39: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

88

 

Tabel 3.3 Contoh master compound dan compound

Master Compound Compound

M – UADR UADR

M – LMDA LMDA

M – KXDN KXDN

M – IMDB IMDB

Dengan kata lain proses membuat compound dilakukan

secara 2 tahap, yaitu :

1. Pembentukan master compound

2. Finish compound

Ada beberapa master compound yang masih perlu

diproses sebelum pencampuran material final batch,

yaitu proses penggilingan (X-Mill).

Adapun jenis-jenis dari master compound tersebut:

• M – IMDB ply cord (BM)

• M – WADC untuk membuat bead wire

(WM)

• M – GMDA untuk membuat compound

racing

Page 40: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

89

 

Untuk prosesnya, yaitu :

1. Master Compound

2. X – Mill digiling lagi biar halus

3. Final batch

Setelah pembentukan compound berhasil dibuat,

maka compound tersebut akan di MOT (Move Order

Transfer) ke PSS (Part Stock Supply). Kemudian dari PSS,

compound tersebut akan di MOT lagi sesuai kebutuhan

permintaan untuk fungsinya masing-masing, misalnya ke

proses SA (Special Articel).

3.3.1.1.2 Extruding Tire

Setelah compound berhasil dibuat dari proses

mixing, kemudian compound tersebut di MOT lalu

dikirim ke proses extruding. Proses extruding adalah

suatu proses untuk memperhalus sebuah compound.

Misalnya compound CMDR dan compound TMDR.

Compound tersebut kemudian di eksekusi dimesin

extruding sehingga menghasilkan sebuah tread (EM).

Tread (EM) akan dijadikan sebagai bagian luar dari

sebuah tire (ban luar).

Page 41: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

90

 

Tread (EM) yang dihasilkan tersebut akan

diteruskan lagi ke dalam sebuah proses (masih dalam

satu mesin extruding), sehingga tread dilapisi dengan

dua compound. Yang pertama compound atas, dan yang

kedua compound bawah. Compound–compound tersebut

berasal dari jenis bahan material yang sama. Sehingga

hasil akhir dari compound tersebut menghasilkan tread

per peacess dengan ukuran dan warna yang berbeda-

beda pada sisi kiri dan kanan dari sebuah tread. Gambar

suatu compound dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.4 Struktur tread

 

Jenis compound yang berbeda-beda tersebut

tergantung dari ukuran cetakan yang digunakan untuk

masing-masing compound. Sedangkan untuk warna dari

tread tersebut digunakan untuk membedakan jenis

compound yang satu dengan jenis compound yang lain,

misalnya untuk membedakan dimensi dari compound.

compound 2 (bawah)

compound 2 (bawah)

compound 1 (atas) Warna biru pada tread

Page 42: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

91

 

Compound tersebut ada yang berwarna biru, merah,

kuning dan putih. Setelah itu, tread didinginkan pada

mesin cooling, agar tread tidak terjadi penyusutan.

Kemudian, tread dibasahi, dikeringi dan diberikan titik

balancing (keseimbangan). Titik balancing tersebut

berada ditengah tread dan diberi warna kuning, artinya

untuk menyeimbangkan ketika memasang sebuah valve

pada tube (ban dalam).

Tread (EM) yang bagus (tidak cacat) diteruskan

untuk proses selanjutnya, yaitu proses building.

Kemudian di MOT (Move Order Transfer) ke PSS

(Part Stock Supply). Dari PSS, tread tersebut akan di

MOT lagi sesuai kebutuhan permintaan. Tetapi ada juga

hasil dari tread tersebut yang kurang bagus (ada cacat).

Untuk tread yang kurang bagus tersebut dikategorikan

menjadi 2, yaitu :

1. Defect dilakukan proses

repair

2. Reject (Scrap) dibuang.

Page 43: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

92

 

Tread yang bagus akan dibuat menjadi green tire pada

proses building. Tread yang tidak bisa diperbaiki

(repair), dinamakan yake.

3.3.1.1.3 Special Artikel (SA)

Pada Special artikel terdapat pembuatanp ply cord

(BM-XXX), bead wire (WM-XXX), insulation (IM-

XXX), dan pembuatan alat bantu pada proses curing

(air bag & bledder).

1. Ply cord (BM-XXX)

Pembuatan item plycord melalui proses topping

cord (TM-XXX). Pada proses topping cord,

material nilon cord (NC-XXX) dilapisi dengan

compound CMDS

Gambar 3.5 Topping cord

Hasil dari topping cord berupa ply cord (BM-

XXX) dengan lebar standar 1,4 m. Kemudian ply

cord yang sudah jadi akan melalui proses bias

Nilon Cord  

Compound CMDS

Compound CMDS

Page 44: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

93

 

Cutting, yaitu proses Pemotongan ply cord menjadi

2 bagian dengan lebar dan sudut tertentu, sehingga

terbentuklah ply cord 1 (BM-XXX-1) & Ply cord 2

(BM-XXX-2). BM merupakan singkatan dari bias

Cutting Manufacturing.

Gambar 3.6 Proses pembuatan ply cord

 

2. Bead wire (WM-XXX)

Material Kawat yang dilapisi dengan compound

WADC.

Nilon Cord 

Topping 

NC Ply cord  

(BM‐XXX)  

Bias BM‐XXX‐1  

BM‐XXX‐2  

Page 45: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

94

 

WM merupakan singkatan dari wire manufacturing

Gambar 3.7 Proses pembuatan bead wire

3. Insulation (IM-XXX)

Diproses ini terdapat pembuatan Item Squegee,

dengan cara menambahkan sedikit compound

dengan lebar 1 mili ke lapisan ply cord 1. Insulation

digunakan sebagai pengganti dari ban dalam, yang

biasa digunakan pada pembuatan ban tubbless.

Gambar 3.8 Sequegee

Ply cord 

(BM‐XXX) 

Compound 

ili

Kawat Compound WADC 

Bead 

wire (WM)  

Page 46: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

95

 

4. Air Bag & Bledder

a. Air Bag

Merupakan material support di curing atau

sebagai alat bantu sebagai proses pembentuk

tire. Bentuknya seperti tube compound

dimasukkan dalam mesin

b. Bledder

Material support di curing, bentuknya seperti

green tire.

Hasil dari SA berupa ply cord (BM-XXX),

bead wire (WM-XXX), insulation (IM-XXX)

akan di MOT (Move Order Transaksi) ke Tire

Assy, dan untuk bledder dan air bag akan

dibuatkan MOT ke bagian Curing.

3.3.1.1.4 Tire Assy

Tahap ini merupakan proses pembentukan Green

tire (AM-XXX). Dalam proses ini seluruh material Inti

pembentuk Tire seperti bead wire, ply cord, tread

diassembly menjadi satu. Mesin yang digunakan :

Mesin Allwell, Middland, shinco.

Page 47: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

96

 

Adapun langkah – langkah dalam Assembly:

1. Masukkan bead wire ke sisi kanan dan kiri.

2. Tempelkan insulation (IM-XXX) untuk tire jenis

tertentu. Seperti untuk ban tubbless

3. Tempelkan lapisan pertama ply cord (BM-XXX-1),

kemudian rekatkan masing-masing ujungnya.

4. Tempelkan lapisan ke dua ply cord (BM-XXX-2)

diatas ply cord 1, kemudian rekatkan masing-

masing ujungnya.

Gambar 3.9 Proses pembuatan green tire

Hasil dari tire assy berupa green tire (AM-XXX)

untuk green tire tube dan (AN-XXX) untuk green tire

Bead wire  Bead wire 

Tread 

Ply cord 1  

Ply cord 2  

Page 48: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

97

 

tubeless, kemudian akan di MOT (Move Order

Transfer) ke bagian Curing.

3.3.1.1.5 Curing Process

Dalam proses produksi ban di PT. FDR curing

adalah proses yang dilakukan untuk membentuk atau

mencetak ban dengan menggunakan tenaga air dan

pemanasan dengan suhu yang tinggi. Proses ini

dilakukan setelah melewati tahapan-tahapan proses

sebelumnya yaitu mixing, topping, extruding, dan

building. Material yang dibutuhkan untuk proses curing

adalah green tire (AM dan AN) yang dibentuk di proses

building. Namun ada dua proses yang dilakukan

sebelum green tire masuk ke mesin curing, yaitu proses

spraying dan gimlate. Setelah melewati dua proses itu

barulah green tire masuk ke proses curing.

Proses produksi di curing ada lima tahapan yaitu :

1. Spraying

Spraying adalah proses pemberian serbuk/talc pada

bagian dalam green tire, proses ini bertujuan agar

permukaan bagian dalam green tire tidak lengket

saat dipasangkan bledder ataupun air bag pada saat

proses curing.

Page 49: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

98

 

2. Pemanasan

Setelah di spraying, masuk ke proses selanjutnya

yaitu proses memanaskan, pada proses ini green

tire diberi udara panas agar serbuk yang sudah

diberikan diproses sebelumnya menempel ke

permukaan dalam green tire.

3. Gimlate

Pada proses gimlate, green tire diberi lubang-

lubang, proses ini bertujuan untuk menghilangkan

/ mengeluarkan udara pada green tire.

4. Curing

Di tahap ini ada dua jenis mesin curing yang

digunakan yaitu curing dengan menggunakan air

bag dan curing yang menggunakan bledder. Green

tire dimasukan ke dalam mesin curing dengan

waktu sekitar 5 menit dan suhu 1600 C. Setelah

dimasak, green tire di keluarkan dari mesin dan

sudah berbentuk tire (CM dan CN).

5. Final inspection tire

Pada proses ini tire yang sudah melewati proses

pendinginan di mesin PCI di periksa, dan

dipisahkan antara tire yang masuk kelas A, defect

dan reject. Untuk tire kelas A akan langsung

Page 50: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

99

 

keproses selanjutnya, sedangkan bagi tire yang

masuk golongan defect di kembalikan ke bagian

finishing, dan tire yang masuk golongan reject atau

scrap langsung dikirim ke WCT atau tempat

pembuangan produk yang reject

Gambar 3.10 Flow chart pembuatan tire diproses

curing

Setelah proses final inspection selesai dilakukan,

maka dilakukan completion. Completion adalah entri data

aktual sesuai data yang ada di lapangan. Tire (CM) akan

di Move Order Transfer (MOT) ke semi finish good.

spraying  pemanasa Gimlate 

curing Final 

Page 51: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

100

 

3.3.1.2 Proses Produksi Tube

Proses produksi tube atau ban dalam hampir sama seperti

proses pembuatan tire, yaitu melalui proses mixing, extruding, dan

curing. Yang membedakan adalah pada proses pembuatan tube

tidak terlalu banyak melakukan MOT. Karena pada proses

pembuatan tube tidak terlalu banyak perpindahan material.

Berikut ini adalah tahapan-tahapan proses pembuatan tube :

3.3.1.2.1 Straining

Pada proses straning bahan dasar yaitu compound

digiling sampai halus di mesin strainer. Yang kemudian

dilanjutkan ke proses extruding.

3.3.1.2.2 Extruding

Pada proses extruding, compound diproses di

mesin extruding, out put yang dihasilkan dari mesin ini

berbentuk seperti selang panjang atau biasa diberi kode

EE. Setelah dari mesin extruding dilanjutkan ke proses

selanjutnya yaitu proses pendinginan melalui air yang

sudah disiapkan di line produksi. Proses selanjutnya

adalah pemberian merk dan talc. Pemberian talc

bertujuan agar permukaan tube tidak lengket, setelah itu

barulah proses pemotongan tube. Di line produksi ini

Page 52: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

101

 

juga ada penempelan kertas yang bertujuan untuk

memudahkan di proses valve setting yang bersifat

manual.

3.3.1.2.3 Valve setting

Proses selanjutnya adalah valve setting, ada dua jenis

proses penempelan valve yaitu secara manual dan

otomatis. Penempelan valve secara manual dilakukan

pada tube yang berbahan dasar dari karet alam,

sedangkan penempelan secara auto dilakukan pada tube

yang berbahan dasar butyl.

3.3.1.2.4 Spilicing

Spilicing (SE) adalah proses penyambungan tube, tube

yang masih terpisah di jepitkan dimesin yang kemudian

diberikan tekanan dan energi panas, sehingga tube akan

tersambung, lalu dilakukan pengecekan dengan sedikit

memberikan udara.

3.3.1.2.5 Curing

Curing adalah proses terakhir pada pembuatan tube,

dimana tube tersebut akan dimasak didalam suatu mesin

bernama curing tube. Berbeda dengan tire, tire

Page 53: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

102

 

dilakukan pemasakan dengan dua cara yang berbeda,

yaitu air bag dan bledder. Sedangkan tire hanya

dilakukan dalam satu cara, melalui mesin yang bernama

curing tube.

3.3.1.2.6 Final inspection

Setelah berhasil membuat tube dari mesin curing, tube

tersebut akan langsung di kirim ke final inspection.

Pada final inspection, dilakukan pemompaan pada tube

untuk mengisi angin dan dilakukan pemasangan baut

(nut) dan washer, kemudian dilakukan pengecekan

kondisi tube yang defect dan reject. Barang yang bagus

akan di MOT (Move Order Transfer) ke SFG (Semi

Finish Good).

3.3.1.3 Final Inspection

Final inspection adalah proses untuk mengecek kondisi

barang apakah barang tersebut reject atau defect. Defect adalah

barang yang masih bisa diperbaiki, sedangkan reject dalah barang

yang sudah tidak bisa diperbaiki (scrap).

Page 54: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

103

 

3.3.1.4 Semi Finish Good

Semi Finish Good adalah proses terakhir pada proses

produksi pembuatan ban yaitu proses packing. Untuk tire

dilakukan wrapping (pembungkusan) serta pemberian merek dan

stiker (FDR dan Honda) , sedangkan untuk proses tube sebelum

dipacking, tube di vacum (agar angin keluar dari tube), setelah itu

proses pemasangan nut dan washer kemudian tube dilipat,

dimasukkan kedalam kotak kecil, kemudian packing.

3.4 Sistem Perencanaan dan Pengendalian Produksi PT. FDR

3.4.1 Pengenalan Umum

Sistem Perancanaan dan Pengendalian Produksi adalah proses

untuk merencanakan dan mengendalikan material yang masuk, diolah,

dan keluar dari sistem produksi / operasi sehingga permintaan pasar dapat

dipenuhi dengan jumlah yang tepat, dengan waktu penyerahan yang tepat,

serta biaya produksi minimum. Secara garis besar, pekerjaan yang ada

dapat kita bagi menjadi dua bagian besar, yaitu : perencanaan produksi,

dan pengendalian produksi.

Aktivitas perencanaan dan pengendalian produksi pada PT. FDR

dilakukan oleh bagian Planning Control, terdiri dari aktifitas forecasting

sampai dengan released job, seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Page 55: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

104

 

Gambar 3.11 Alur forecast to plan

• Forecasting

Forecasting merupakan kegiatan peramalan permintaan untuk

bulan yang akan datang, yang dilakukan oleh bagian marketing.

Sebagian besar forecast bulanan dapat diterima dari luar, seperti

forecast OEM yang diperoleh dari Astra Honda Motor, ataupun

perkiraan permintaan dari distributor. Kegiatan forecasting adalah

memverifikasi dan melakukan adjustment atas forecast yang datang,

atau bahkan melakukan sendiri forecast permintaan atas data historis,

seasonal factor, analisa pasar, dan lain-lain. Forecast tidak

menyertakan ketersediaan stock, safety stock, minimum dan kelipatan

Page 56: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

105

 

order, dan sejenisnya. Forecast yang didapat atau dikeluarkan adalah

forecast untuk 3 bulan ke depan, yaitu bulan M+1, M+2, dan M+3.

Forecast akan di input ke dalam sistem untuk menunjukkan

original forecast yang didapat baik dari AHM maupun dari hasil

perhitungan. Forecast ini kemudian akan dapat dibandingkan dengan

actual sales order yang didapat pada bulan bersangkutan. Forecast

dapat dimasukkan dalam bentuk harian maupun bulanan.

• MDS (Master Demand Schedule)

Master Demand Schedule merupakan jadwal permintaan atau

jadwal pengiriman pesanan, yang secara garis besar terdiri dari

forecast maupun actual sales order. Load MDS adalah proses untuk

mendefinisikan Master Demand Schedule (MDS) dari forecast dan

sales order. MDS akan menggabungkan permintaan dari forecast dan

sales order, dimana permintaan dari sales order akan memiliki

prioritas yang lebih tinggi dibandingkan permintaan dari forecast.

• MPS (Master Production Schedule)

Master Production Schedule merupakan jadwal induk produksi,

yang menunjukkan jadwal harian produksi di level Finished Good.

Load MPS adalah proses untuk menerjemahkan Master Demand

Schedule. Plan MPS ini harus dibuat sebelum Planning Control

melakukan pembuatan Master Production Schedule (MPS). Tujuan

Page 57: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

106

 

dari pembuatan Plan MPS adalah menentukan MDS mana yang akan

di launch dan dibuatkan rencana produksi dalam bentuk Master

Production Schedule.

Setelah Plan MPS dibuat, maka Planning Control akan

melakukan proses Launch MPS, yaitu proses perhitungan dan

pembuatan MPS secara otomatis oleh sistem dengan

mempertimbangkan permintaan yang tertuang dalam MDS, On-hand,

dan Safety Stock. MPS akan dilakukan hanya untuk level finished

goods. Hasilnya adalah rekomendasi rencana produksi induk yang

kemudian harus dilakukan pengecekan kembali, apakah rencana

tersebut dapat dipenuhi dengan kapasitas yang tersedia.

• MRP(Material Requirement Planning)

Material Requirement Planning (MRP) dilakukan di EBS

dengan menjalankan MRP launch plan, mengeluarkan rekomendasi

pengadaan material, baik untuk bahan yang dibeli dan dibuat. Dalam

MPS, tidak ada rencana pembelian raw material yang akan dibuat.

Akan tetapi, dalam Material Requirement Planning (MRP), rencana

pembelian raw material beserta rencana produksi akan dibuat secara

otomatis.

Input atas MRP dapat dilakukan melalui setup Plan options,

di mana Planning Control dapat melakukan berbagai macam simulasi

Page 58: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

107

 

dengan mempertimbangkan atau meniadakan pertimbangan spesifik

demand (termasuk Trial), onhand, safety stock, outstanding PR/PO,

ataupun job Order sebagai demand atau supply. Proses pembuatan

plan MRP dan launch MRP mirip dengan proses pembuatan plan MPS

dan proses launch MPS. Perbedaannya hanya pada hasil yang di-

generate oleh sistem.

• Perencanaan Kapasitas (CRP)

Capacity Resource Planning merupakan perencanaan kapasitas

dengan basis yang lebih detail daripada RCCP. Agar CRP dapat

dilakukan dengan memperhatikan alternate bill dan alternate

resources, maka CRP akan dilakukan dengan sebuah customized

report yang dituangkan lebih lanjut dalam functional design.

• Manufacturing Scheduling

MPS dan MRP adalah alat bantu untuk merencanakan produksi.

Ketika work order telah dibuat dan telah sampai pada bagian produksi,

maka masalah yang dihadapi adalah permasalahan mengenai jadwal

dan pengendalian produksi harian yang terperinci dalam rangka

menyelesaikan work order yang telah dihasilkan MPS dan MRP. Tools

manufacturing scheduling digunakan untuk mengatur work order yang

ada sesuai dengan prioritas, optimalisasi utilisasi mesin yang ada.

Page 59: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

108

 

• Release Planned Order

Setelah di verifikasi, maka planned order siap di release.

Release planned order bertujuan untuk secara aktual membuat

purchase requisition untuk pembelian raw material, atau membuat

perintah produksi dalam bentuk discrete job untuk pembuatan

komponen WIP (work in process) atau FG (Finish Goods).

3.4.2 Proses Forecast to Plan yang sedang Berjalan

3.4.2.1 Proses Bisnis yang sedang Berjalan

Proses Forecast to plan merupakan satu kesatuan proses

yang terintegrasi antara bagian marketing, Planning Control ,

Material Planning Control (MPC), production, dan purchasing.

Document input awal daripada proses forecast to plan adalah

document forecast yang dibuat oleh bagian marketing. Setiap

bulannya bagian marketing akan mengadakan sales production

meeting dan menerbitkan Marketing Order (MO). Marketing

order kemudian akan menjadi dasar untuk bagian Planning

Control untuk membuat perencanaan bulanan. Perencanaan ini

terdari dari rencana 1 bulan ke depan yang dibuat secara detail,

serta rencana 3 bulanan yang dibuat hanya berdasarkan

kebutuhan kotor. karena setiap bulan biasanya ada perubahan

Page 60: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

109

 

order dari marketing (karena mengikuti turun-naiknya

permintaan produksi), maka apabila ada revisi Marketing Order

(MO) harus diserahkan kepada bagian planning control sebelum

tanggal 5 setiap bulannya.

Dari input berupa Marketing Order (MO) tersebut,

selanjutnya akan diolah oleh Planning Control menjadi Order

Fulfilment Schedule (OFS) yang merupakan perjanjian

pemenuhan kebutuhan produksi yang diminta bagian marketing

kepada bagian Planning Control yang akan dibicarakan di dalam

Production Sales Meeting (PSM) dan Marketing Production

Meeting (MPM). Terdapat dua kali meeting antara bagian

Production Planning dan marketing, yaitu sebelum dan sesudah

Order Fulfillment Schedule (OFS) dibuat. Production sales

meeting adalah pertemuan antara bagian marketing dan Planning

Control sebelum Order Fulfilment Schedule (OFS) dibuat,

sedangkan Marketing Production Meeting (MPM) adalah

pertemuan sesudah Order Fulfillment Schedule (OFS) dibuat.

Tujuan dari diadakannya dua kali meeting tersebut adalah untuk

merundingkan demand yang diminta bagian marketing dan

supply yang sanggup di penuhi oleh bagian produksi. Didalam

perundingan akan didapatkan titik temu antara permintaan dan

pemenuhan produksi yang akan dituangkan kedalam Order

Page 61: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

110

 

Fulfillment Schedule (OFS) ataupun revisi Order Fulfillment

Schedule (OFS) apabila terjadi perubahan dalam Marketing

Production Meeting (MPM).

Order Fulfillment Schedule (OFS) inilah yang akan

menjadi dasar dari proses selanjutnya. Order Fulfilment Schedule

(OFS) akan menjadi dasar perhitungan Material Requirement

Planning (MRP) yang dilakukan oleh bagian Material Control

(MC). Pada proses bisnis PT. FDR perhitungan material

requirement dibedakan menjadi 2 proses, yaitu : perhitungan

packaging serta permintaan pembelian packaging dan perhitungan

MRP. Dalam perhitungan packaging, akan diperhitungkan

kebutuhan pemakaian packaging dalam setiap produk jadi (finish

goods) yang diproduksi. Adapun pertimbangan dalam perhitungan

packaging adalah bahwa kebutuhan packaging hanya dibutuhkan

oleh barang jadi (finish goods) tipe Y (finish goods yang

didistribusikan untuk dijual bebas), sedangkan barang jadi (finish

goods) tipe X yang diproduksi untuk AHM tidak memerlukan

packaging karena dikirim dalam bentuk setting ( tire dan tube).

Setelah dilakukan perhitungan packaging, akan diketahui jumlah

kebutuhan packaging yang harus disediakan. Selain daripada

perhitungan packaging, Order Fulfilment Schedule (OFS) akan

diolah menjadi perhitungan Material Requirement Planning

Page 62: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

111

 

(MRP). Proses perhitungan MRP yang sekarang berjalan di PT.

FDR dilakukan secara manual dengan menggunakan excel

document. Perhitungan material requirement dengan

menggunakan excel dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu tingkat

compound & non-compound requirement serta compound

breakdown requirement. Setelah didapat hasil perhitungan

kebutuhan, maka selanjutnya akan dilakukan prosedur pembelian

material oleh bagian purchasing. Bagian Material Control (MC)

akan melakukan control kedatangan material dan apabila

diperlukan, bagian Material Control (MC) akan melakukan

perencanaan pembelian material tambahan untuk selanjutnya

dibuatkan prosedur pembelian.

Selanjutnya apabila telah dilakukan perhitungan material,

tugas bagian Production Control selanjutnya adalah membuat

perencanaan produksi yang akan diserahkan kepada bagian

produksi. Perencanaan produksi dibuat berdasarkan Order

Fulfilment Schedule (OFS) yang telah disetujui oleh bagian

marketing dan Production Control . Setelah perencanaan

produksi selesai dibuat, akan diserahkan kepada bagian produksi

untuk dilakukan prosedur pelaksanaan produksi. Belum selesai

sampai pada perencanaan produksi saja, bagian Planning

Control harus melakukan monitoring pada proses produksi

Page 63: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

112

 

berjalan. Apabila diperlukan, maka akan dilakukan over time

untuk memenuhi kebutuhan produksi yang akan dikoordinasikan

dengan seksi – seksi yang terkait.

Gambar 3.12 Rich picture proses berjalan

Page 64: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

113

 

Gambar 3.13 Proses bisnis berjal

Page 65: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

114

 

3.4.2.1.1 Forecast to Plan

Gambar 3.14 Forecast

Page 66: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

115

 

Penjelasan :

Proses forecasting dimulai oleh bagian marketing dengan memasukkan data

forecast item finish goods ke dalam sistem, yang dimana data forecast dibuat

berdasarkan jadwal produksi AHM dan estimasi jumlah permintaan finish

goods. Lalu data forecast dientri untuk disimpan, dan dokumen forecast

akan dientri ke sistem yaitu EBS dengan menggunakan data-loader. Sebagai

tambahan, data forecast dari AHM berisi tentang estimasi produk yang akan

dipesan di 3 bulan ke depan, dimana estimasi dibuat dengan melihat dari

data-data penjualan dari bulan-bulan sebelumnya untuk melihat produk

mana yang lebih laku di pasar sehingga akan dibuat lebih di bulan

berikutnya untuk memenuhi permintaan pasar, serta dengan adanya survei-

survei lokasi dari pemakaian motor di lokasi-lokasi tertentu.

Forecast yang telah dibuat digunakan untuk perencanaan agregat (MDS)

agar skenario produksi dapat mengantisispasi fluktuasi permintaan. Apalagi

keadaan PT. FDR yang tipe produksinya adalah make-to-stock.

Forecast dibuat oleh divisi marketing karena bagian marketing yang

menerima order dan yang bertanggung jawab dalam permintaan barang.

Page 67: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

116

 

3.4.2.1.2 MDS

Gambar 3.15 Master Demand Schedule

Page 68: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

117

 

Penjelasan :

Master Demand Schedule (MDS) di buat berdasarkan Marketing

Order (MO) selanjutnya akan diolah oleh Planning Control

menjadi Master Demand Schedule (MDS). Master Demand

Schedule (MDS) akan menggabungkan permintaan dari forecas t

dan sales order, dimana permintaan dari sales order akan

memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan permintaan

dari forecast. Berdasarkan Marketing Order bagian Planning

Control akan membuat 3 (tiga) document Master Demand

Schedule, dimana ke 3 (tiga) document tersebut akan disimpan

oleh bagian marketing, bagian Material Planning Control (MPC)

dan bagian Planning Control. Master Demand Schedule yang

telah dibuat oleh bagian Planning Control akan di input kedalam

sistem EBS dengan menngunakan data Loader.

Page 69: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

118

 

3.4.2.1.3 MPS

Gambar 3.16 Master Production Schedule

Page 70: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

119

 

Penjelasan :

Berdasarkan Master Demand Schedule (MDS) akan di buat

perencanaan bulanan (monthly planning document ) yang terdari

dari rencana 1 bulan ke depan yang dibuat secara detail, serta

rencana 3 bulanan yang dibuat hanya berdasarkan kebutuhan

kotor. Monthly planning document akan digunakan dalam proses

menetukan Material Requirement Planning (MRP), selain itu

monthy planning document juga digunakan untuk oleh Planning

Control untuk membuat Order Fulfilment Schedule (OFS) yang

merupakan perjanjian pemenuhan kebutuhan produksi yang

diminta bagian marketing kepada bagian Planning Control.

Order Fulfilment Schedule (OFS) kemudian akan di input

kedalam excel dan juga ke dalam sistem EBS. Order Fulfillment

Shedule (OFS) akan menjadi dasar perhitungan Material

Requirement Planning (MRP) yang dilakukan oleh bagian

Material Control (MC). Pada proses bisnis PT. FDR perhitungan

material requirement dibedakan menjadi 2 proses, yaitu :

perhitungan packaging serta permintaan pembelian packaging.

Terdapat dua kali meeting antara bagian Production Planning

dan marketing, yaitu sebelum dan sesudah Order Fulfillment

Schedule (OFS) dibuat. Production sales meeting adalah

pertemuan antara bagian marketing dan planning control

sebelum Order Fulfilment Schedule (OFS) dibuat, sedangkan

Page 71: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

120

 

Marketing Production Meeting (MPM) adalah pertemuan

sesudah Order Fulfillment Schedule (OFS) dibuat. Tujuan dari

diadakannya dua kali meeting tersebut adalah untuk

merundingkan demand yang diminta bagian marketing dan

supply yang sanggup di penuhi oleh bagian produksi. Didalam

perundingan akan didapatkan titik temu antara permintaan dan

pemenuhan produksi yang akan dituangkan kedalam Order

Fulfillment Schedule (OFS) ataupun revisi Order Fulfillment

Schedule (OFS) apabila terjadi perubahan dalam Marketing

Production Meeting (MPM).

Page 72: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

121

 

3.4.2.1.4 MRP

Gambar 3.17 Material Requirement Planning

Page 73: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

122

 

Penjelasan :

Material Requirement Planning (MRP) di buat berdasarkan Material

Production Schedule (MPS). perhitungan packaging, Order Fulfilment

Schedule (OFS) akan diolah menjadi perhitungan Material Requirement

Planning (MRP) yang kemudian hasil perhitungan tersebut akan di simpan

kedalam excel (karena sistem masih berjalan secara manual) yang

kemudian akan dipakai untuk menjadi dasar untuk membuat purchase

requisition, purchase requsition yang dibuat berdasarkan perhitungan

permintaan material dan pembelian material kemudian akan di input

kedalam sistem EBS, sedangkan document purchase requsition akan di

berikan kepada bagian purchasing untuk kemudian di buatkan menjadi

purchase order. Selain itu purchase requisition juga digunakan untuk

melakukan pengecekan kedatangan stock dan pembelian barang, hal ini

dilakukan agar kebutuhan akan material selalu tercukupi sehingga perlu

adanya monitoring terhadap kedatangan material. Sedangkan Perhitungan

packaging dan permintaan pembelian packaging akan menghasilkan 2

(document) document yaitu packaging requirement, dan purchase

requisition packaging yang kemudian akan di input kedalam sistem EBS.

Ke 2 (dua) document tersebut juga akan digunakan untuk melakukan

pegecekan kedatangan stock dan pembelian.

Page 74: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

123

 

3.4.2.1.4.1 Fokus Sistem perencanaan dan

pengendalian produksi PT. FDR pada

proses MRP

Persediaan adalah idle resources yang menunggu

proses lebih lanjut. Artinya, keberadaan sumber daya

tersebut menunggu proses lebih lanjut pada sistem

manufaktur serta pemasaran pada sistem distribusi. 3

bentuk persediaan pada sistem manufaktur adalah :

• Bahan baku (raw material)

• Barang setengah jadi (Work in process)

• Barang jadi (finish goods)

Pada sistem manufaktur PT. FDR, terdapat

hubungan langsung antara tingkat persediaan, jadwal

produksi serta permintaan konsumen. Untuk itu

diperlukan perencanaan dan pengendalian persediaan

yang efektif dan efisien. Teknik perencanaan

kebutuhan material (Material Requirement Planning)

digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan

item barang – barang yang bersifat saling

ketergantungan (dependent) dengan item – item pada

tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan saling

Page 75: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

124

 

ketergantungan barang tersebut terjadi karena adanya

hubungan pemakaian item – item tersebut dalam

memproduksi barang – barang lain seperti bahan baku

dan komponen assembling yang akan menghasilkan

sebuah barang jadi (finish goods).

Gambar 3.18 Input dan output MRP

Page 76: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

125

 

Gambar diatas menunjukan hubungan antara

perencanaan produksi dan proses penjadwalan serta

hubungannya dengan peran MRP. Salah satu trigger

daripada MRP sendiri adalah MPS (Master Production

Schedule) yang memberikan jadwal informasi tentang

produk – produk yang harus dihasilkan pada level

finish goods. Untuk kebutuhan pemenuhan jadwal

produksi tersebut, banyak item barang-barang sub

assembling yang harus di buat (item to Make) atau

dibeli (item to Buy). Jadi secara kesimpulan, MRP

menggunakan MPS sebagai sumber untuk

mengestimasi kebutuhan – kebutuhan akan komponen-

komponen dari suatu produk.

Sistem MRP memiliki beberapa kemampuan

utama yang menjadi ciri khas daripada sistem tersebut.

Antara lain :

1. Penentuan kebutuhan yang tepat

2. Menentukan kebutuhan minimal untuk setiap

rencana pemesanan

3. Menentukan pelaksanaan pemesanan

Page 77: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

126

 

4. Penjadwalan ulang atau pembatalan untuk sebuah

jadwal yang sudah direncanakan

3.4.2.1.4.1.1 Input Sistem Material

Requirement Planning

Adapun input dari sebuah sistem MRP

adalah :

1. MPS

MPS (Master production schedule)

adalah penjadwalan penyediaan barang

pada level finish goods, artinya MPS

merupakan pemicu utama daripada

sistem MRP itu sendiri. Tanpa adanya

input MPS, maka sistem MRP tidak bisa

berjalan.

2. Catatan inventory

Catatan persediaan merupakan hal lain

yang sama pentingnya dengan MPS.

Dalam prosesnya sistem MRP perlu

untuk membaca jumlah persediaan on

Page 78: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

127

 

hand yang dimiliki, tingkat level

persediaan, dan catatan – catatan tentang

persediaan lainnya.

3. BOM (struktur produk)

Struktur produk adalah data yang akan

diolah didalam MRP. Jika input struktur

produk tidak sesuai dengan proses

manufaktur maka akan mengakibatkan

perencanaan persediaan dan produksi

yang salah. Dampak dari hal ini adalah

kesalahan dalam menyediakan barang –

barang yang diperlukan dalam sebuah

proses produksi.

3.4.2.1.4.1.2 Output sistem Material

Requirement Planning

Adapun output dari sebuah sistem MRP

adalah :

1. Jadwal pemesanan yang harus

dilakukan atau direncanakan baik itu dari

supplier ataupun dari pabrik itu sendiri.

Page 79: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

128

 

2. Memberikan suggestion apabila

diperlukan penjadwalan ulang

3. Memberikan suggestion untuk

pembatalan atau penambahan pesanan

4. Memberikan indikasi tentang keadaan

persediaan saat ini.

3.4.2.1.4.1.3 Tahapan Pengolahan

Material Requirement

Planning

Adapun tahapan-tahapan dalam pengolah

MRP adalah :

1. Netting

Netting merupakan proses

perhitungan kebutuhan bersih (net

requirement) yang besarnya

merupakan selisih antara kebutuhan

kotor (gross requirement) dengan

jadwal penerimaan persediaan

(schedule order receipt) dan

Page 80: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

129

 

persediaan awal yang tersedia

(beginning inventory)

2. Lotting

Lotting merupakan suatu proses

untuk menentukan besarnya jumlah

pesanan optimal untuk setiap item

secara individual didasarkan pada

hasil perhitungan kebutuhan bersih

yang telah dilakukan dari proses

netting

3. Offsetting

Offsetting merupakan proses yang

bertujuan menentukan saat yang

tepat untuk melakukan pemesanan

dalam memenuhi kebutuhan bersih.

4. Explossion

Explossion merupakan proses

perhitungan kebutuhan kotor untuk

item pada level yang lebih bawah.

Perhitungan ini didasarkan pada

Page 81: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

130

 

pemesanan item-item produk pada

level yang lebih atas.

3.4.2.1.4.1.4 Faktor yang

Mempengaruhi

Penerapan MRP

Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi Penerapan MRP adalah :

1. Struktur produk

Faktor struktur produk sangat

berpengaruh pada sistem MRP. Pada

sebuah proses manufaktur, struktur

produk dari level finish goods sampai

dengan raw material merupakan sebuah

rangkaian yang saling berketergantungan,

baik itu item produk yang harus dibeli (to

buy) atau item produk yang harus dibuat

(to make). Karena panjangnya sebuah

proses manufaktur, maka agak sulit untuk

membuat sebuah struktur produk utuh

dari level finish goods sampai dengan

raw material. Hal inilah yang harus

Page 82: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

131

 

diperhatikan, karena tanpa input yang

baik pada sistem MRP, output yang

dihasilkan pun akan tidak valid untuk

digunakan.

2. Ukuran LOT

Dalam sebuah proses manufaktur, setiap

proses produksi harus diusahakan

seefektif dan seefisien mungkin, oleh

karena itu digunakan penentuan ukuran

Lot per produk. Dalam menentukan

ukuran lot sebuah item barang, sangat

tergantung pada proses manufaktur itu

sendiri, tergantung kepada sistem

produksi yang berjalan di manufaktur

tersebut. Oleh karena itu pendefinisian

ukuran lot harus dilakukan sesuai dengan

standar kerja yang ada.

3. Lead time berubah – ubah

Hal lain yang memperngaruhi MRP

adalah lead time. Dalam menyediakan

kebutuhan material sebuah produk, kita

Page 83: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

132

 

perlu memperhatikan lead time dari

masing – masing item yang ada.

Maksudnya adalah kita perlu mengetahui

lead time yang dibutuhkan oleh sebuah

item barang dari mulai proses pemesanan

hingga barang diterima di gudang dan

siap untuk digunakan. Seringkali lead

time dari sebuah item berubah – ubah

tergantung daripada keadaan dan situasi

dari supplier/ vendor. Karena lead time

yang sering kali berubah – ubah dan

bervariasi, maka data pun harus up to

date.

3.4.2.2 Aplikasi

Modul Forecast to Plan pada PT. FDR menggunakan 2 (dua)

buah sistem informasi yang masing-masing mempunyai beban kerja yang

berbeda sesuai dengan kebutuhan dalam proses bisnis yang ada.

Penjelasan atas dua sistem informasi tersebut dibahas seperti di bawah

ini:

Page 84: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

133

 

3.4.2.2.1 EBS (Enterprise Bussiness Suite)

Aplikasi EBS ini berfungsi sebagai sistem informasi

yang digunakan untuk menangani seluruh proses forecast to plan

mulai dari forecast sampai pada tahapan released job, termasuk di

dalamnya menghasilkan laporan-laporan terkait. Semua karyawan

tetap mempunyai hak akses atas aplikasi ini.

3.4.2.2.2 Excel (Manual)

Excel manual adalah sistem perhitungan manual yang

berjalan secara pararel dengan sistem EBS. Perhitungan excel

manual sendiri merupakan metode perhitungan lama. Penggunaan

excel manual dikarenakan adanya ketidakpercayaan terhadap hasil

perhitungan dari sistem EBS. Input dari sistem perhitungan

manual sendiri adalah dokumen Order Fulfilment Schedule (OFS)

dan hardcopy spec yang akan diolah sehingga menghasilkan

output berupa kebutuhan material. Kebutuhan material disini

adalah kebutuhan murni untuk pemenuhan produksi setiap item

barang jadi yang ada di dalam dokumen Order Fulfilment

Schedule (OFS).

Page 85: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

134

 

3.4.3 Permasalahan yang Dihadapi.

Permasalahan yang dihadapi dalam ruang lingkup MRP pada modul

forecast to plan adalah :

• Perhitungan persediaan material yang dari EBS yang tidak

digunakan dikarenakan ketidaksamaan nilai atau tidak valid bila

dibandingkan dengan acuan manual excel perhitungan MRP

sebelumnya.

• Repetisi proses kerja antara perhitungan dari sistem manual excel

dan sistem EBS, sehingga menambah beban kerja dari bagian

Planning Control.

Secara spesifik permasalahan diatas dapat dijabarkan sebagai

berikut : hasil output dari perhitungan MRP yang tidak digunakan

karena dianggap tidak valid, sehingga current process yang terjadi

adalah manual excel perhitungan material dijalankan parallel

dengan perhitungan MRP di EBS. Saat ini sistem berjalan secara

pararel, artinya sistem lama dan EBS berjalan berdampingan.

beberapa bagian yang terkait dalam proses forecast to plan adalah

marketing, Planning Control, dan bagian produksi serta bagian

pembelian. bagian Planning Control masih terkendala dalam

menggunakan EBS dikarenakan output perhitungan MRP pada

sistem EBS yang tidak valid, tetapi bagian pembelian (purchasing)

telah menggunakan sistem EBS sehingga pembuatan PO (Purchase

Page 86: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

135

 

Order) dilakukan melalui sistem EBS. Jadi ada missing link antara

penggunaan EBS pada bagian Planning Control dan purchasing.

Tanpa adanya integrasi dalam keseluruhan proses bisnis yang

berjalan simultan, EBS tidak dapat digunakan.

Bagian marketing menggunakan EBS dengan memasukan

sales forecast serta MDS (Master Demand Schedule) pada EBS,

selanjutnya sesuai dengan ik-701-0015 bagian MPC (Material

Planning Control) akan membuat MPS (Material Planning

Schedule) berdasarkan MDS (Master Demand Schedule) yang ada.

Sebenarnya MPS (Material Planning Schedule) adalah repetisi

OFS (Order Fulfilment Schedule) document. Setelah MPS

(Material Planning Schedule) dibuat, selanjutnya akan dilakukan

perhitungan MRP (Material Requirement Planning) berdasarkan

MPS (Material Planning Schedule) yang ada. Tetapi berdasarkan

hasil pengujian sistem, hasil perhitungan MRP (Material

Requirement Planning) EBS dan MRP (Material Requirement

Planning) manual selalu berbeda sehingga sistem lama masih terus

digunakan tanpa menghiraukan sistem baru. Tentunya dalam

melakukan pembelian bahan baku membutuhkan data kebutuhan

material yang akurat yang belum dapat diberikan oleh sistem EBS.

Karena bagian pembelian telah menggunakan EBS, maka data yang

akan diolah menjadi pembelian barang harus berasal dari EBS,

Page 87: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

136

 

sehingga PT. FDR menggunakan data loader untuk menembak data

manual perhitungan MRP (Material Requirement Planning)

kedalam EBS. Disintegrasi sistem yang terjadi pada bagian

Planning Control mengakibatkan terganggunya keseluruhan proses

bisnis, tetapi dengan digunakannya data loader saat ini untuk

memasukan data manual kedalam EBS maka sampai saat ini

bagian-bagian lain dapat melakukan proses bisnisnya.

Dengan menggunakan alternative data loader, saat ini

masalah disintegrasi sistem dapat di integrasikan secara paksa.

Akan tetapi ini bukanlah pemecahan masalah jangka panjang, data

loader hanyalah alternatif untuk menyatukan sistem yang belum

terintegrasi agar pekerjaan bagian lain yang sudah menggunakan

EBS tidak terganggu dengan bagian yang belum menggunakan

EBS.

3.4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah dari permasalahan di atas adalah :

• Mencari faktor-faktor penyebab perbedaan dari sistem manual excel

dengan sistem EBS

• Mencari alternatif setting parameter di EBS

• Membuat personalisasi untuk memudahkan user

Page 88: BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab3/2011-1-00672-si 3.pdf · berskala internasional milik yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) ... PT. FDR

137

 

Sistem EBS membutuhkan keutuhan keseluruhan proses untuk

mencapai maksimal. Dengan kondisi saat ini dimana output sistem EBS

dianggap tidak valid sehingga penggunaan sistem EBS oleh bagian

Planning Control terkendala. Dengan terkendalanya sistem MRP

(Material Requirement Planning) mengakibatkan proses pembuatan PR

(Purchase Requisition) material dan manufacturing scheduling tidak

dapat dilakukan. Untuk memperbaiki kendala yang dialami maka hal

utama yang harus dilakukan adalah menggunakan EBS sistem. EBS

sistem dapat menyediakan data yang valid sesuai dengan kebutuhan PT.

FDR, caranya adalah dengan mencari faktor – faktor yang menyebabkan

perbedaan data antara EBS dan manual. Bukan hanya mencari perbedaan,

akan tetapi harus dilakukan pencarian alternative setting parameter pada

sistem EBS. Seperti kita ketahui, dengan penggunaan best practice

sistem, maka bukan EBS yang menyesuaikan dengan keadaan perusahaan

tetapi perusahaan yang harus menyesuaikan dengan keadaan EBS.

Parameter pada excel manual harus terdapat pula pada EBS sistem

dengan cara adanya perhitungan yang sama seperti proses perhitungan

manual. Setelah ditemukan alternative parameter, maka harus dilakukan

personalisasi sistem sehingga memudahkan user dalam memasukkan

parameter yang ada.