bab 3 analisis sistem yang berjalan pada lpp tvrithesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00223-aksi...
TRANSCRIPT
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN PADA LPP TVRI
3.1 Latar Belakang Perusahaan
TVRI merupakan stasiun televisi nasional yang berdiri pada tanggal 24
Agustus 1962, dilatarbelakangi oleh keinginan Pemerintah pada tahun 1961 untuk
memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan ASIAN
GAMES IV di bawah koordinasi urusan proyek ASIAN GAMES IV. TVRI
menyandang nama Negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya
ditujukan untuk kepentingan Negara.
Melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan
hukum yang didirikan oleh Negara dan diresmikan pada 24 Agustus 2006. Semangat
yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk
melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak
komersial. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI
adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol
dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan
masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
TVRI merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi
yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar
82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun
62
Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Stasiun Daerah tersebut berada di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Jawa barat dan Banten, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur,
Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Jambi, Riau dan Kepulauan
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Papua, Bengkulu,
Lampung, Maluku dan Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat,
Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. TVRI berkantor
pusat di Jl. Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta Selatan 10270, Indonesia. Setiap hari
melakukan siaran selama 22 jam, mulai pukul 02.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Stasiun TVRI mengudara dengan tujuan memberikan tontonan yang dapat
memberikan informasi bermanfaat dan mendidik bagi seluruh lapisan masyarakat
khususnya di Indonesia. Konten program yang dimiliki TVRI adalah informasi,
edukasi, dan hiburan. Konten tersebut disesuaikan lagi dengan target audience yang
dituju, yaitu anak-anak, remaja, dan dewasa. Program unggulan yang bernilai
kepublikan, mendidik, mencerahkan, membangun citra bangsa, dan memperkuat
ketahanan NKRI, di antaranya Budi dan Kerti, Cerdas Ria, Mari Menggambar ,
Sinetron Legenda Daerah, Siaran Pendidikan, Bincang Malam Mata Mahasiswa,
Kabaret Merah Putih, Kuis UUD 1945, Siaran Berita, CITA, Dialog Hukum dan HAM,
dan Koridor Hukum. Dilihat dari produksi, materi re-run mengalami penurunan.
Sebaliknya, materi siaran produksi baru mengalami setiap tahun mengalami
peningkatan.
Sumber penerimaan TVRI berasal dari APBN dan non APBN. Penerimaan
non APBN meliputi penerimaan yang dihasilkan dari perjanjian kerjasama (program
63
acara), iklan komersial, dan iklan layanan masyarakat. Peningkatan penerimaan APBN
dan non APBN setiap tahun mengalami peningkatan, namun demikian belum memadai
untuk meng-cover seluruh kegiatan yang direncanakan. Hal ini juga berkaitan dengan
banyaknya piutang tak tertagih yang mengakibatkan terhambatnya kegiatan operasional
perusahaan.
Arah pengembangan TVRI mengacu pada Undang-undang Nomor 32 tahun
2002 tentang Penyiaran Bab II pasal 5 mengamanatkan bahwa penyiaran diarahkan
untuk menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, menjaga dan
meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri bangsa, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa
(NKRI), meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional, mendorong
peningkatan kemampuan perekonomian rakyat dan mewujudkan pemerataan dan
memperkuat daya saing bangsa, memajukan kebudayaan nasional.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi:
Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut
mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.
64
Misi:
- Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan
kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
- Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang
utama.
- Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan
hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah
serta memperhatikan komunitas terabaikan.
- Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan
negara Indonesia di dunia Internasional.
65
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi pada LPP TVRI ditunjukkan dalam gambar berikut ini:
Gambar 3.1 Struktur Organisasi LPP TVRI
Sumber : LPP TVRI Tahun 2011
66
3.4 Tugas dan Wewenang Organisasi
1. Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai tugas menjabarkan Visi, Misi, Kebijakan Umum dan
Kebijakan Penyiaran TVRI dalam Rencana Induk, Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan, Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Utama menyelenggarakan fungsi:
a) Pengaturan dan pengkoordinasian tugas-tugas para anggota Dewan Direksi dalam
menjalankan tugas sesuai dengan Visi, Misi, Kebijakan Umum dan Kebijakan
Penyiaran TVRI di bidang / substansi masing-masing.
b) Pengefektifan tugas Dewan Direksi untuk mencapai target dan tujuan.
c) Pengkoordinasian telaahan-pertimbangan dan bantuan hokum, hubungan
kelembagaan, dan pengurusan dan atau legitimasi Hak Siar, Hak Cipta, Hak Atas
Kekayaan Intelektual, Lisensi dan Royalti serta aspek legal lainnya.
d) Pelaporan pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana dimaksud butir (a), (b), dan (c)
kepada Dewan Pengawas sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali dan / atau atas
permintaan Dewan Pengawas.
e) Penyiapan bahan-bahan laporan Dewan Pengawas kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia.
f) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur di lingkungan TVRI.
2. Direktur Keuangan
Direktorat Keuangan dipimpin oleh seorang Direktur. Direktorat Keuangan
mempunyai tugas melaksanakan Visi, Misi, Kebijakan Umum dan Kebijakan
67
Penyiaran TVRI di bidang keuangan, meliputi anggaran, keuangan, serta akuntansi
dan perpajakan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a) Pelaksanaan tugas bidang keuangan meliputi anggaran, keuangan, dan akuntansi.
b) Pelaksanaan appraisal terhadap nilai seluruh asset yang dikelola.
c) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang keuangan seluruh Satuan Kerja di
lingkungan TVRI.
d) Pengkoordinasian dengan pemeriksa eksternal terkait dengan pemeriksaan dan
pembinaan keuangan.
e) Penetapan standar penyusunan anggaran, standar pengelolaan keuangan, dan
manual akuntansi serta standar pelaporan.
f) Pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana dimaksud butir (a), (b), (c), (d) dan (e) di
bidang keuangan mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, pembinaan, sampai
dengan pengembangan, berkoordinasi dengan Direktorat dan Satuan Kerja terkait,
serta mengkoordinasikan pengawasan pelaksanaannya.
g) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan seluruh pelaksanaan tugas-tugas di
bidang keuangan secara periodik, dan menyampaikannya kepada Direktorat
Utama dengan tembusan kepada Dewan Pengawas serta pelaporan kepada publik
pada setiap penutupan tahun anggaran.
Direktorat Keuangan terdiri dari:
1) Bagian Perencanaan, Evaluasi Keuangan dan Kinerja
68
Bagian Perencanaan, Evaluasi Keuangan dan Kinerja mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang
perencanaan, evaluasi keuangan, dan kinerja.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Perencanaan, Evaluasi Keuangan dan
Kinerja menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan perencanaan keuangan
dan kinerja.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan evaluasi keuangan dan
kinerja.
c) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan pengelolaan dan
evaluasi hutang piutang.
Bagian Perencanaan, Evaluasi Keuangan dan Kinerja terdiri dari:
a) Subbagian Perencanaan Keuangan dan Kinerja
Subbagian Perencanaan Keuangan dan Kinerja mempunyai tugas
melakukan perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan serta
evaluasi perencanaan keuangan dan kinerja.
b) Subbagian Evaluasi Keuangan dan Kinerja
Subbagian Evaluasi Keuangan dan Kinerja mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi keuangan
dan kinerja.
69
c) Subbagian Pengelolaan dan Evaluasi Hutang Piutang
Subbagian Pengelolaan dan Evaluasi Hutang Piutang mempunyai tugas
melakukan perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan pengelolaan
dan evaluasi hutang piutang.
2) Bagian Anggaran
Bagian Anggaran mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang anggaran.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Anggaran menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan penerimaan.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan pengeluaran.
c) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan perbendaharaan dan
verifikasi.
Bagian Anggaran terdiri dari:
a) Subbagian Penerimaan
Subbagian Penerimaan mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi penerimaan.
b) Subbagian Pengeluaran
Subbagian Penerimaan mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi pengeluaran.
c) Subbagian Perbendaharaan dan Verifikasi
70
Subbagian Penerimaan mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi perbendaharaan dan
verifikasi.
3) Bagian Akuntansi dan Perpajakan
Bagian Akuntansi dan Perpajakan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang akuntansi dan
perpajakan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Akuntansi dan Perpajakan
menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan akuntansi keuangan.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan akuntansi manajemen.
c) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan perpajakan.
Bagian Akuntansi dan Perpajakan terdiri dari:
a) Subbagian Akuntansi Keuangan
Subbagian Akuntansi Keuangan mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi akuntansi keuangan.
b) Subbagian Akuntansi Manajemen
Subbagian Akuntansi Manajemen mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi akuntansi manajemen.
71
c) Subbagian Perpajakan
Subbagian Perpajakan mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi perpajakan.
3. Direktur Pengembangan dan Usaha
Direktorat Pengembangan dan Usaha dipimpin oleh seorang Direktur.
Direktorat Pengembangan dan Usaha mempunyai tugas melaksanakan Visi,
Misi, Kebijakan Umum dan Kebijakan Penyiaran TVRI di bidang
pengembangan dan usaha.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengembangan dan Usaha
menyelenggarakan fungsi:
a) Pelaksanaan tugas di bidang kerjasama bisnis dan pengembangan usaha
dengan pihak terkait baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
b) Pelaksanaan tugas di bidang pemasaran dan penjualan program dan berita,
termasuk paket siar (canned product) dan isi siaran (program content).
c) Pelaksanaan tugas di bidang promosi penjualan program, promosi non
siaran, penyelenggaraan website dan medium konvergensi lainnya.
d) Pelaksanaan tugas di bidang usaha non siaran dan usaha jasa tambahan
lainnya.
e) Pelaksanaan tugas di bidang riset yang berkaitan dengan bisnis dan
pengembangan usaha.
f) Pengkoordinasian bidang penelitian dan pengembangan yang berkaitan
dengan bidang umum, sumber daya manusia, kelembagaan, teknik, program
organisasi dan ketatalaksanaan.
72
g) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengembangan dan usaha
seluruh Satuan Kerja di lingkungan TVRI.
h) Penetapan tarif (rate card), kebijakan pemberian diskon (discount agency),
jasa agen (agency fee), syarat-syarat agen, jasa kolportir dan jasa lainnya,
sistem pembayaran, dan dasar hukum ikatan kerjasama.
i) Pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana dimaksud butir (a), (b), (c), (d), (e),
(f), (g) dan (h) di bidang pengembangan dan usaha mulai dari perencanaan,
penyelenggaraan, pembinaan sampai dengan pengembangan, berkoordinasi
dengan Direktorat dan Satuan Kerja terkait, serta mengkoordinasikan
pengawasan pelaksanaannya.
j) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan seluruh pelaksanaan tugas-
tugas di bidang pengembangan dan usaha secara periodik, dan
menyampaikannya kepada Direktorat Utana dengan tembusan kepada
Dewan Pengawas.
Direktorat Pengembangan dan Usaha terdiri dari:
1) Bidang Penjualan, Pemasaran Siaran dan Lalu Lintas Usaha
Bidang Penjualan, Pemasaran Siaran dan Lalu Lintas Usaha mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang
penjualan, pemasaran siaran dan lalu lintas usaha.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Penjualan, Pemasaran Siaran dan Lalu
Lintas Usaha menyelenggarakan fungsi:
73
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan penjualan dan
pemasaran siaran.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan lalu lintas usaha
(traffic).
Bidang Penjualan, Pemasaran Siaran dan Lalu Lintas Usaha terdiri dari:
a) Seksi Penjualan dan Pemasaran Siaran (Account Executive)
Seksi Penjualan dan Pemasaran Siaran mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi penjualan
dan pemasaran siaran.
b) Seksi Lalu Lintas Usaha (Traffic)
Seksi Lalu Lintas Usaha mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi lalu lintas usaha (traffic).
2) Bidang Penjualan, Pemasaran Teknik dan Non Teknik
Bidang Penjualan, Pemasaran Teknik dan Non Teknik mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang
penjualan, pemasaran teknik dan non teknik.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Penjualan, Pemasaran Teknik dan
Non Teknik menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan penjualan dan
pemasaran teknik.
74
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan penjualan dan
pemasaran non teknik (EO, PH, Website).
Bidang Penjualan, Pemasaran Teknik dan Non Teknik terdiri dari:
a) Seksi Penjualan dan Pemasaran Teknik
Seksi Penjualan dan Pemasaran Teknik mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi
penjualan dan pemasaran teknik.
b) Seksi Penjualan dan Pemasaran Non Teknik
Seksi Penjualan dan Pemasaran NonTeknik mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi
penjualan dan pemasaran non teknik.
3) Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi
Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang
strategi pengembangan usaha dan evaluasi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan
Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan siaran dan non siaran.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan produk dan website.
c) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan evaluasi dan
pelaporan.
75
Bidang Strategi Pengembangan Usaha dan Evaluasi terdiri dari:
a) Seksi Pengembangan Siaran dan Non Siaran
Seksi Pengembangan Siaran dan Non Siaran mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi
pengembangan siaran dan non siaran.
b) Seksi Pengembangan Produk dan Website
Seksi Pengembangan Produk dan Website mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan, serta evaluasi
pengembangan produk dan website.
c) Seksi Evaluasi dan Pelaporan
Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan evaluasi dan pelaporan.
4. Direktur Program dan Berita
Direktorat Program dan Berita dipimpin oleh seorang Direktur. Direktorat
Program dan Berita mempunyai tugas melaksanakan Visi, Misi, Kebijakan
Umum dan Kebijakan Penyiaran TVRI di bidang program, produksi, siaran
berita dan non berita serta pendokumentasian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Program dan Berita
menyelenggarakan fungsi:
a) Pelaksanaan tugas di bidang produksi dan operasional siaran baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.
76
b) Pelaksanaan tugas di bidang riset yang berkaitan dengan bidang program,
produksi, siaran berita dan non berita serta pendokumentasian.
c) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang program, produksi, siaran
berita dan non berita di seluruh Satuan Kerja TVRI.
d) Pelaksanaan tugas di bidang pengadaan penyiaran program dan berita baik
dari dalam maupun luar negeri.
e) Pelaksanaan tugas pendokumentasian dan pemeliharaan dokumen program
dan berita di seluruh Satuan Kerja dalam lingkungan TVRI.
f) Penerapan Standar Produksi dan Penyiaran.
g) Pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana dimaksud butir (a), (b), (c), (d), (e)
dan (f) di bidang program, produksi, siaran berita dan non berita serta
pendokumentasian mulai dari perencanaan, penyelenggaraan, pembinaan,
sampai dengan pengembangan, berkoordinasi dengan Direktorat dan
Satuan Kerja terkait, serta mengkoordinasikan pengawasan
pelaksanaannya.
h) Penyusunan rencana kerja dan anggaran tahunan Direktorat Program dan
Berita.
i) Evaluasi dan pelaporan seluruh pelaksanaan tugas-tugas di bidang program
dan berita secara periodik, dan menyampaikannya kepada Direktorat
Utama dengan tembusan kepada Dewan Pengawas.
77
Direktorat Program dan Berita terdiri dari:
1) Bidang Program
Bidang Program mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang program.
Dalam menjalankan tugasnya, Bidang Program menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan programming.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan operasional siaran.
c) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan akuisisi.
d) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan produksi program.
Bidang Program terdiri dari:
a) Seksi Programming
Seksi Programming mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi programming.
b) Seksi Operasional Siaran (Control Room)
Seksi Operasional Siaran mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi operasional siaran.
c) Seksi Akuisisi
Seksi Akuisisi mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi akuisisi.
d) Seksi Produksi Program
Seksi Produksi Program mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi produksi program.
78
2) Bidang Penunjang Program dan Berita
Bidang Penunjang Program dan Berita mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang penunjang
program dan berita.
Dalam menjalankan tugasnya, Bidang Penunjang Program dan Berita
menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan promosi acara.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan kerjasama produksi
dan siaran luar negeri.
c) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan dokumentasi dan
perpustakaan.
d) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan kreativitas dan
pemandu bakat.
Bidang Penunjang Program dan Berita terdiri dari:
a) Seksi Promosi Acara
Seksi Promosi Acara mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi promosi acara.
b) Seksi Kerjasama Produksi dan Siaran Luar Negeri
Seksi Kerjasama Produksi dan Siaran Luar Negeri mempunyai tugas
melakukan perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan serta
evaluasi kerjasama produksi dan siaran luar negeri.
79
c) Seksi Dokumentasi dan Perpustakaan
Seksi Dokumentasi dan Perpustakaan mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi
dokumentasi dan perpustakaan.
d) Seksi Kreativitas dan Pemandu Bakat
Seksi Kreativitas dan Pemandu Bakat mempunyai tugas melakukan
perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi
kreativitas dan pemandu bakat.
3) Bidang Berita
Bidang Berita mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan di bidang berita.
Dalam menjalankan tugasnya, Bidang Berita menyelenggarakan fungsi:
a) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan siaran berita.
b) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan current affairs.
c) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan siaran olahraga.
d) Perencanaan, penyelenggaraan, dan pengembangan produksi berita.
Bidang Berita terdiri dari:
a) Seksi Siaran Berita
Seksi Siaran Berita mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi siaran berita
80
b) Seksi Current Affairs
Seksi Current Affairs mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi current affairs.
c) Seksi Siaran Olahraga
Seksi Siaran Olahraga mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi siaran olahraga
d) Seksi Produksi Berita
Seksi Produksi Berita mempunyai tugas melakukan perencanaan,
penyelenggaraan, dan pengembangan serta evaluasi produksi berita
3.5 Prosedur Sistem yang Berjalan
3.5.1 Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Jasa
Account Executive melakukan penawaran kepada pelanggan dengan
membawa Rate Card yang berisi perincian paket penyiaran meliputi area, bentuk,
waktu, durasi, dan harga penyiaran. Jasa penyiaran yang ditawarkan adalah
penyiaran program acara, iklan komersial, dan iklan layanan masyarakat. Apabila
Pelanggan merupakan pelanggan baru, Account Executive akan mencatat data
Pelanggan dalam Formulir Pelanggan.
Apabila Pelanggan berniat untuk melakukan kerjasama penyiaran,
maka Account Executive akan membuat Media Order (MO) rangkap 2 berdasarkan
Purchase Order (PO) yang dibuat oleh pelanggan. Dokumen-dokumen tersebut
didistribusikan:
MO rangkap ke-1 diberikan kepada Pelanggan
81
MO rangkap ke-2 disimpan sebagai arsip oleh Account Executive
MO di-copy sebanyak 2 (dua) kali untuk diberikan kepada Seksi Traffic dan
Subbagian Penerimaan
PO disimpan sebagai arsip oleh Account Executive
Pelanggan memberikan materi penyiaran kepada Account Executive,
lalu Account Executive akan meneruskan materi penyiaran tersebut kepada Traffic.
Setelah menerima copy MO dan materi penyiaran, Seksi Traffic melakukan
pengecekan layak siar. Jika dinyatakan layak, maka Seksi Traffic akan membuat
Pola Acara dan Rundown Iklan. Pola Acara dibuat setiap 1 (satu) minggu sebelum
penyiaran, sedangkan Rundown Iklan dibuat setiap 1 (satu) hari sebelum
penyiaran. Copy Pola Acara dan Rundown Iklan diberikan kepada Seksi Control
Room bersama dengan materi penyiaran. Dokumen-dokumen tersebut
didistribusikan:
Pola Acara dan Rundown Iklan masing-masing di-copy 1 (satu) kali dan diberikan
kepada Seksi Control Room
Pola Acara dan Rundown Iklan asli disimpan sebagai arsip oleh Seksi Traffic
Setelah menerima copy Pola Acara, copy Rundown Iklan, dan materi
penyiaran, Seksi Control Room akan melaksanakan pesanan penyiaran. Setelah
penyiaran selesai dilakukan, Seksi Control Room akan menerbitkan Bukti Tayang
(BT) rangkap 3. BT didistribusikan:
BT rangkap ke-1 diberikan kepada Pelanggan
BT rangkap ke-2 diberikan kepada Subbagian Penerimaan
BT rangkap ke-3 disimpan sebagai arsip oleh Seksi Control Room
82
Jika Pelanggan mempunyai keluhan tentang penyiaran yang telah
dilakukan, maka keluhan tersebut dapat disampaikan kepada Account Executive
untuk dinegosiasikan tindak lanjutnya.
3.5.2 Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Piutang
Berdasarkan copy MO dan BT rangkap ke-2, Subbagian Penerimaan
membuat Invoice rangkap 3, copy Bukti Tayang, dan Faktur Pajak rangkap 3 untuk
dikirimkan kepada Pelanggan. Dokumen tersebut didistribusikan:
Invoice rangkap ke-1 diberikan kepada Pelanggan
Invoice rangkap ke-2 disimpan sebagai arsip oleh Subbagian Penerimaan.
Invoice rangkap ke-3 diberikan kepada Subbagian Akuntansi.
Faktur Pajak lembar ke-1 diberikan kepada Pelanggan
Faktur Pajak lembar ke-2 dan ke-3 diberikan kepada Subbagian Perpajakan untuk
diteruskan ke Manajer Pajak dan disimpan sebagai arsip
Copy BT diberikan kepada Subbagian Akuntansi
Berdasarkan copy BT dan Invoice rangkap ke-3 yang diberikan, Subbagian
Akuntansi akan membuat jurnal penjualan.
Satu bulan sebelum tanggal jatuh tempo Subbagian Penerimaan
menghubungi Pelanggan via telepon untuk mengkonfirmasi alamat, keberadaan,
dan rencana pembayaran pelanggan (tunai, giro / cek, atau transfer bank). Jika
Pelanggan akan membayar dengan tunai maupun transfer, Subbagian Penerimaan
akan menyiapkan Kwitansi. Jika Pelanggan akan membayar dengan cek / giro,
83
Subbagian Penerimaan akan menyiapkan Kwitansi dengan keterangan bahwa
pembayaran adalah berupa cek / giro.
Seminggu sebelum tanggal jatuh tempo, Subbagian Penerimaan akan
menghubungi Pelanggan via telepon untuk mengkonfirmasi ulang apakah
Pelanggan tetap akan melakukan pembayaran pada tanggal yang ditentukan
sebelumnya. Jika Pelanggan ingin mengundur pembayaran, maka Subbagian
Penerimaan akan menanyakan ulang kapan kira-kira pembayaran akan dilakukan.
Jika pembayaran telah dilakukan secara transfer, Pelanggan diminta
untuk mengirimkan bukti transfer melalui faksimili atau email. Subbagian
Penerimaan akan mengecek rekening perusahaan, apakah ada pembayaran masuk
atau tidak. Jika ada, Subbagian Penerimaan dan mencocokkannya dengan bukti
transfer. Jika tidak, maka Subbagian Penerimaan akan menghubungi Pelanggan
dan mengkonfirmasi perihal pembayaran tersebut.
3.5.3 Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Setelah pembayaran dilakukan oleh Pelanggan, Subbagian Penerimaan
akan mencatat penerimaan, menyimpan uang, menguangkan cek, dan / atau
menyetor uang ke bank. Subbagian Penerimaan membuat kwitansi pembayaran
rangkap 3. Kwitansi tersebut didistribusikan:
Kwitansi rangkap ke-1 akan diberikan kepada Pelanggan.
Kwitansi rangkap ke-2 disimpan oleh Subbagian Penerimaan sebagai arsip.
Kwitansi rangkap ke-3 diberikan kepada Subbagian Akuntansi beserta bukti
transfer / bukti setor dari bank.
84
Subbagian Akuntansi lalu membuat Voucher Penerimaan yang
dilengkapi dengan tandatangan pihak terkait. Setelah ditandatangani, Subbagian
Akuntansi membuat Jurnal Penerimaan dan membuat copy Voucher Penerimaan
untuk diberikan kepada Subbagian Penerimaan.
3.5.4 Formulir dan Laporan pada sistem yang berjalan
1. Rate Card
Merupakan dokumen yang berisi paket penyiaran dengan perincian area,
bentuk, waktu, durasi, dan waktu penyiaran. Harga setiap paket nantinya akan
berbeda-beda bergantung pada negosiasi yang dilakukan dengan Pelanggan.
2. Media Order (Surat Perjanjian Kerjasama)
Merupakan dokumen perjanjian dengan pelanggan yang dibuat oleh Account
Executive. Berisikan jenis jasa yang dipilih, area, bentuk, waktu, durasi, dan
harga yang telah disepakati perusahaan dengan Pelanggan. Media Order
merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan Purchase Order yang diberikan
oleh pelanggan.
3. Pola Acara
Merupakan dokumen yang berisikan jadwal penayangan program acara dalam
satu minggu. Pola Acara merupakan acuan bagi Seksi Control Room untuk
melakukan tugas penayangan program acara.
4. Rundown Iklan
Merupakan dokumen yang berisikan jadwal penayangan iklan yang
dimasukkan di sela-sela program acara. Rundown Iklan merupakan acuan bagi
85
Seksi Control Room untuk melakukan tugas penayangan iklan komersial dan
iklan layanan masyarakat.
5. Bukti Tayang
Merupakan bukti bahwa pesanan Pelanggan telah ditayangkan sesuai dengan
perjanjian yang disepakati.
6. Surat Penagihan
Surat Penagihan merupakan dokumen yang dikirimkan ke pelanggan untuk
menagih piutang berdasarkan invoice.
7. Invoice
Merupakan dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus
dibayar oleh Pelanggan.
8. Faktur Pajak
Merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak
karena penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
Faktur Pajak pada LPP TVRI harus dibuat dalam rangkap tiga, yaitu:
1. Lembar ke-1: Untuk pembeli BKP atau penerima JKP sebagai bukti Pajak
Masukan.
2. Lembar ke-2: Untuk PKP yang menerbitkan Faktur Pajak sebagai bukti
Pajak Keluaran.
3. Lembar ke-3: Untuk extra copy sebagai arsip PKP
86
9. Kwitansi
Merupakan dokumen yang diberikan perusahaan sebagai bukti bahwa
Pelanggan telah melakukan pembayaran dengan jumlah uang sebesar yang
tertagih.
10. Jurnal Penjualan
Merupakan pencatatan akuntansi yang dibuat atas transaksi penjualan.
Pencatatan atas transaksi tersebut dilakukan setiap ada pembuatan Invoice.
11. Jurnal Penerimaan Kas / Voucher Penerimaan
Merupakan pencatatan akuntansi yang dibuat atas transaksi penerimaan kas.
Pencatatan atas transaksi tersebut dilakukan setiap ada pembuatan Kwitansi.
87
3.6 Flowchart Sistem yang Berjalan
Prosedur Penerimaan Pesanan Pelanggan
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Penerimaan Pesanan Pelanggan
88
Prosedur Perencanaan Penayangan Pesanan
Gambar 3.3 Flowchart Perencanaan Penayangan Jasa
89
Prosedur Penayangan Jasa
Gambar 3.4 Flowchart Penayangan Jasa dan Produksi Program Acara
90
Prosedur Penagihan dan Pencatatan Piutang
Copy MO 2
Copy BT
BT 2
Invoice 3
Invoice 2
Invoice 1
FP 3
FP 2
Copy MO 2
BT 2
Membuat Invoice,
Faktur Pajak, dan
copy BT
FP 1
SubBagian Penerimaan
Copy BT
FP 2
Invoice 3
Teliti?
Ya
Bagian Akuntansi
Tidak
1
1
2
2
Jurnal
Penjualan
Ke PelangganN
Membuat Laporan
Penjualan
Gambar 3.5 Flowchart Penagihan dan Pencatatan Piutang
91
SubBagian Perpajakan
FP 3
FP 2
N
92
Prosedur Penerimaan Kas
Bukti Transfer
Invoice 2
Memeriksa Invoice
yang akan Jatuh
Tempo
Melakukan
Penagihan
Menerima Bukti
Transfer / Cek /
Giro
Bukti Transfer
Mencocokkan
dengan Invoice
dan membuat
Kwitansi
Cek / Giro
Invoice 2
Kwitansi 3
Kwitansi 2
Cek / Giro Disetor ke Bank
Bagian Penerimaan / Kasir
Bukti Setor
3
Kwitansi 1
N
Bagian Akuntansi
3
Bukti Transfer / Bukti Setor
Kwitansi 3
Membuat Voucher
Penerimaan
Voucher
Penerimaan
Jurnal
Penerimaan
Kas
Ke Pelanggan
Dari Bank
Cek / Giro
Gambar 3.6 Flowchart Penerimaan Kas
93
3.7 Rich Picture Sistem yang Sedang Berjalan
Berikut menggambarkan rich picture sistem informasi akuntansi penjualan jasa.
Gambar 3.7 Rich picture penjualan jasa, piutang, dan penerimaan kas dengan
metode pembayaran transfer
Gambar 3.8 Rich picture piutang dan penerimaan kas dengan metode pembayaran
cek / giro
94
3.8 Pembahasan Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sistem yang berjalan dan hasil
wawancara manajemen, ditemukan beberapa permasalahan dalam sistem informasi
akuntansi penjualan jasa, piutang, dan persediaan pada LPP TVRI, yaitu:
1. Belum ada prosedur dan kebijakan kredit yang baku
Saat ini perusahaan belum memiliki prosedur dan kebijakan kredit yang
baku. Perusahaan belum mempunyai kebijakan untuk menentukan standar limit kredit
pelanggan. Selama ini pelanggan dapat terus menerus melakukan pemesanan jasa
walaupun masih memiliki piutang dengan jumlah yang besar. Hal ini mengakibatkan
tingginya risiko piutang tak tertagih dan hal tersebut dapat menghambat aliran kas
masuk perusahaan yang pada akhirnya menghambat perusahaan untuk membiayai
kegiatan operasionalnya.
Menurut Bragg (2010), sebuah kebijakan kredit yang ditulis dengan baik
harus menyatakan beberapa hal dengan jelas, salah satunya adalah credit-level
assignment. Pada credit-level assignment, perusahaan harus dapat menyatakan
sumber informasi yang akan digunakan untuk penilaian limit kredit pelanggan, dan
juga dapat berisikan level kredit minimum yang secara otomatis diberikan kepada
pelanggan, juga kriteria yang digunakan untuk mendapatkan limit kredit yang lebih
besar.
Berikut merupakan tabel realisasi penerimaan dan kerjasama pihak ketiga
dan iklan pada tahun 2010.
95
Tabel 3.1 Realisasi Penerimaan dari Kerjasama Pihak Ketiga dan Iklan Tahun 2010
Uraian Invoice Terbit
dan Piutang Awal Penerimaan Piutang Akhir
Tahun 2010 75,404,367,428 50,412,142,801 24,992,224,627 Saldo sampai dengan Tahun sebelumnya
Tahun 2004 814,102,000 0 814,102,000
Tahun 2005 2,981,100,357 25,000,000 2,956,100,357
Tahun 2006 5,117,540,172 120,000,000 4,997,540,172
Tahun 2007 2,028,427,200 167,800,000 1,860,627,200
Tahun 2008 3,979,191,540 502,730,000 3,476,461,540
Tahun 2009 23,506,065,428 14,086,530,103 9,419,535,325
Jumlah 38,426,426,697 14,902,060,103 23,524,366,594
Total 113,830,794,125 65,314,202,904 48,516,591,221
Berdasarkan tabel di atas, total penerimaan LPP TVRI adalah sebesar 57,3%
dan total piutang akhir adalah sebesar 42,7% dari invoice yang terbit dan piutang
awal dari 6 tahun sebelumnya. Penerimaan pada tahun 2011 sebesar 66% dari invoice
yang terbit pada tahun berjalan. Hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan
piutang tak tertagih sebesar 36%.
Berikut merupakan tabel realisasi penerimaan dari kerjasama oihak ketiga
dan iklan pada tahun 2011.
96
Tabel 3.2 Realisasi Penerimaan dari Kerjasama Pihak Ketiga dan Iklan Tahun 2011
Uraian Invoice Terbit dan Piutang
Awal Penerimaan Piutang Akhir
Tahun 2011 75,234,782,147 58,213,404,915 16,849,977,232 Saldo sampai dengan Tahun sebelumnya Tahun 2004 814,102,000 0 814,102,000 Tahun 2005 2,956,100,357 0 2,956,100,357 Tahun 2006 4,999,550,172 28,080,000 4,971,470,172 Tahun 2007 1,685,127,200 0 1,685,127,200 Tahun 2008 3,476,461,540 26,400,000 3,450,061,540 Tahun 2009 9,339,135,325 4,532,565,706 4,806,569,619
Tahun 2010 24,437,974,627 11,077,383,600 13,360,591,027
Jumlah 47,708,451,221 15,664,429,306 32,044,021,915
Total 122,943,233,368 73,877,834,221 48,893,999,147
Berdasarkan tabel di atas, total penerimaan LPP TVRI adalah sebesar 60%
dan total piutang akhir adalah sebesar 40% dari invoice yang terbit pada tahun 2011
dan piutang awal dari 7 tahun sebelumnya. Penerimaan pada tahun 2011 sebesar 77%
dari invoice yang terbit pada tahun berjalan. Hal ini mengindikasikan adanya
penurunan sebesar 13% jika dibandingkan dengan tahun 2010, tetapi masih ada
kemungkinan piutang tak tertagih sebesar 23%.
Berikut merupakan tabel pola pembayaran piutang pelanggan berdasarkan
tahun pertama 2010 dan 2011.
97
Tabel 3.3 Pola Pembayaran Piutang Pelanggan Tahun 2010 dan 2011
Tahun 2,010 2,011
n 66.86% 77.38% n-1 59.93% 45.33% n-2 12.63% 48.53% n-3 8.27% 0.76% n-4 2.34% 0.00%
n-5 0.84% 0.56%
Berdasarkan kedua tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin lama periode
piutang, pembayaran piutang yang diterima semakin berkurang dan kemungkinan
tidak tertagih semakin besar.
Rekomendasi yang diusulkan adalah dengan membuat prosedur dan
kebijakan kredit yang baku meliputi penilaian pelanggan untuk menentukan besar
limit kredit yang dapat diberikan. Penilaian yang dilakukan terhadap pelanggan baru
dan pelanggan lama berbeda. Pada pelanggan baru, perusahaan menggunakan check
list mengenai data-data pelanggan. Setiap satu tahun sekali sistem akan melakukan
penilaian pelanggan ulang berdasarkan jumlah transaksi, ketepatan pelunasan piutang
/ keterlambatan pembayaran, dan lama menjadi pelanggan.
2. Kurangnya dokumen pendukung dalam transaksi bisnis perusahaan
Proses penerimaan pembayaran pada perusahaan dapat secara tunai, transfer,
giro / cek. Pada ada proses penerimaan pembayaran dari pelanggan menggunakan
cek, perusahaan belum memiliki dokumen pendukung dalam pencatatan penerimaan
cek sebelum dicairkan. Sehingga, jika cek dari pelanggan tidak dicairkan pada hari
yang sama, terdapat risiko penyalahgunaan cek oleh pihak yang tidak berwenang.
98
Rekomendasi yang diusulkan adalah dengan membuat Bukti Terima Cek
ketika pelanggan melakukan pembayaran menggunakan cek. Bukti Terima Cek
diberikan kepada pelanggan dan disimpan sebagai arsip oleh Kasir.
3. Kesulitan dalam memperoleh data dan laporan yang berkaitan dengan penjualan jasa,
piutang, dan penerimaan kas sewaktu-waktu dibutuhkan
Dalam proses pengambilan keputusan, perusahaan mengalami kesulitan
dalam memperoleh data dan laporan yang berkaitan dengan penjualan jasa, piutang
dan penerimaan sewaktu-waktu dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh pencatatan data
dan laporan yang masih dilakukan secara manual. Sehingga memerlukan waktu yang
cukup lama untuk memperoleh data dan laporan yang dibutuhkan.
Rekomendasi yang diusulkan adalah dengan merancang sistem informasi
akuntansi yang terintegrasi dengan menggunakan database sebagai penampung data-
data yang terkait dengan penjualan jasa, piutang, dan penerimaan kas.