bab 3 objek penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00740-mc...
TRANSCRIPT
BAB 3
OBJEK PENELITIAN
3.1 Struktur Organinasi Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1885, dua bersaudara dari Inggris bernama William dan
James Lever mulai mengelola perusahan dengan nama Lever Brother.
Perusahaan ini kemudian memproduksi sabun cuci dengan merek Sunlight.
Dalam memasarkan sabun itu mereka menggunakan konsep marketing
dengan kemasan dan iklan yang baik maka makin lama makin berkembang
yang kemudian mereka memproduksi sabun mandi yaitu Lux dan Lifebouy.
Sementara itu dari negara Belanda dengan waktu yang bersamaan
berdiri perusahaan keluarga yaitu perusahaan milik keluarga Anton Jurgens
dan perusahaan milik keluarga Van Der Berg. kedua perusahaan itu menjadi
satu perusahaan dengan nama Margarine Unilever Brothers dan Margarine
Unie, sama-sama mengembangkan usaha dibenua Eropa dan saling bersaing
untuk maju, kedua perusahaan itu mempunyai kesamaan yaitu:
1. Sama-sama membuat produk untuk konsumen dalam jumlah yang besar.
2. Jalur distributsi yang luas.
3. Beberapa bahan baku yang digunakan juga sama.
3.1.2 Riwayat Perusahaan
Di Indonesia Unilever didirikan pada 5 Desember 1935 dengan nama
LEVER’S ZEEPFABR LEKEN N.V dengan akte Mr. A.H. Van Ophuijsen
No. 23, notaris Batavia, yang disahkan oleh Gouverneur General Van
Nederlandsch-Indic dengan keputusan No. 14 tanggal 16 Desember 1935 dan
diumumkan dalam tambahan No. 3 pada Javasche Courant tanggal 9 Januari
1934. Nama perseroan diubah menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk, dengan
akta Notaris Ny. Kartini, SH. Pada tanggal 22 Juli 1980 No. 171.
Pada tahun 1933 sebuah pabrik sabun didirikan di Jakarta yang
berlokasi di jalan Pangeran Tubagus Angke 170 Jakarta, sekarang ini (dulu
Batavia). Unilever beroperasi dijakarta pada tahun 1934 yang ditandai dengan
beroperasinya pabrik margarin. Pabrik makanan , pembuatan minyak, dan
lemak makanan pada tahun 1936. Pabrik pembuatan lemak makanan dan
minyak goreng ini diberi nama Maatshappitjer Exploitatic Der Colliebrie
Fabrieken N.V. (collibri).
Pada tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia dan kegiatan perusahaan
Unilever berhenti beroperasi dan mulai beroperasi kembali setelah perang
dunia kedua. Pabrik minyak Archa atau Ollefabriek A Rdia Nu dibeli oleh
Unilever pada tahun 1974. Tahun 1957 perkembangan PT. Unilever terganggu
karena masalah konfrontasi dengan Belanda dan mengenai masalah Irian
Barat dan konfrontasi dengan Malaysia. Tahun 1964, PT. Unilever berada
dibawah pengawasan pemerintah Republik Indonesia. Pada pemerintahan orde
baru tahun 1966, orang asing diperbolehkan memiliki perusahaannya kembali
dengan adanya undang-undang penanaman modal asing (PMA) No. 1 tahun
1967 Unilever diizinkan melanjutkan operasinya di Indonesia. Tidak lama
setelah Unilever diijinkan beroperasi kembali di Indonesia.
Pada tahun 1970 dibangun pabrik detergent yang memproduksi Rinso
yaitu NSD yang teletak dikawasan Angke, Jakarta. Pada tahun 1980 PT.
Unilever Indonesia, Go Public (pemindahan semua aktivitas pasiva dari
ketiga perusahaan Unilever ke LZF). Pada akhir tahun 1981 penawaran
sebagian saham kepada masyarakat sebanyak 15%. Pada tahun 1983 berdiri
pabrik kosmetik Elida Gibbs dikawasan Rugkut (Surabaya) dan pabrik sabun
sebagai bagian dari pabrik Collibri, akan tetapi pada awal tahun 1990 pabrik
Colibri ditutup dan kemudian Unilever mendirikan pabrik ice cream Wall’s
dikawasan industri Jababeka di Cikarang pada tahun 1992. Dengan pabrik
dikedua kota tersebut, Unilever mengembangkan usahanya dengan mantap
dan konsisten di Indonesia. Kemudian nama Unilever dirubah menjadi PT.
Unilever Indonesia Tbk. Kesuksesan yang diraih oleh PT. Unilver Indonesia
Tbk. Mencerminkan bahwa perkembangan ekonomi saat itu sedang dalam
fase meningkat dimana ada upaya-upaya deragulasi dan manajemen makro 78
yang bijaksana serta stabilitas politik yang kondusif sehingga mampu
mempercepat laju aktivitas disektor perekonomian.
PT. Unilever Indonesia Tbk menjual produk-produknya melalui
distributor yang berjumlah 300 dan melayani 400.000 toko yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia. Untuk melayani para distributor ini PT. Unilever
Indonesia Tbk memiliki kantor-kantor yang tersebar dibeberapa kota-kota
besar di Indonesia, diantaranya : Bandung, Cirebon, Jakarta, Manado, Medan,
Padang, Palembang, Samarinda, Semarang, Surabaya, Ujung pandang dan
Yogyakarta. Masing-masing dikelola oleh seorang manajer yang bertugas
untuk membantu para distributor dalam hal mempromosikan hasil produksi
dari perusahaan untuk dipasarkan dan disebarluaskan kepada konsumen.
Pada umur ke-76 tahun, PT. Unilever Indonesia Tbk telah mengalami
banyak kemajuan dalam pencapaianya di Indonesia, semua ini tercermin dari
peningkatan yang signifikan dalam hal volume penjualan yang mantap dan
terjadinya peningkatan pangsa pasar di segmen-segmen pasar yang
berkembang serta adanya peningkatan mutu dan produktivitas yang
berkesinambungan. Hal-hal yang perlu diketahui dari tahun 1993 terjadinya
peningkatan penjualan sebanyak 18%, yang dirupiahkan mencapai Rp. 933
Milyar dengan laba bersih sebanyak 16% menjadi 79 Milyar, serta laba bersih
atas modal sendiri mencapai tingkat tertinggi sebesar 61,5 %. Keberhasilan
atas pencapaian tersebut terlihat pada pencapaian peningkatan secara terus
menerus yang membuat harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Pada 79
Bursa Efek Jakarta naik 6% dalam tahun 1993 dan kemudian pada tahun tahun
berikutnya. Dan pada tahun yang sama PT. Unilever Indonesia Tbk,
menambah produk baru seperti Dimension Kiddies dan Ultra Mild, rangkain
Sunslik varian baru, Pepsodent varian baru, Close Up varian baru, Dave
Shampo, Dave Conditioner, sabun mandi Lux Spa, Lipton Ice Tea dalam
kemasan sachet, Rexona, dan berbagai produk kecantikan Pond’s.
Selama lebih dari 76 tahun keberadaan PT. Unilever Indonesia Tbk,
para karyawan selalu diakui sebagai aset utama dalam kebijaksanaan
perusahaan secara menyeluruh dengan mengadakan pelatihan dan
pengembangan bagi seluruh jajaran staf dan untuk memastikan mereka
mampu memiliki kemampuan dalam memenuhi tuntutan pasar yang semakin
bersaing.
Tabel 3.1 Riwayat Perusahaan
Tahun Perkembangan
1920-30 Import oleh Van Den Bergh, Jurgen and Brother
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke,Jakarta
1941 Pabrik Kosmetik – Colobri NV, Surabaya
1942 - 1946 Kendali oleh Unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965 - 1966 Dibawah kendali pemerintahan
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Elida Gabbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan pabrik sabun mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996 - 1998 Penggabungan Instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
Sumber : Data Perusahaan
3.1.3 Struktur Organisasi
Tabel 3.2 Struktur Perusahaan
Sumber : Data Perusahaan
3.1.4 Misi Dan Nilai-Nilai Perusahaan
Misi :
1. Kami bekerja membangun masa depan yang lebih baik
setiap hari.
2. Kami membantu orang-orang merasa nyaman
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan
brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang
lain.
3. Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal
kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi
dunia.
4. Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan
bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali
lipat sambil mengurangi dampak lingkungan.
Nilai-nilai :
1. Fokus pada pelanggan, konsumen dan masyarakat.
2. Kerja sama.
3. Integritas.
4. Mewujudkan sesuatu terjadi.
5. Berbagi kebahagiaan.
6. Kesempurnaan.
3.1.5 Logo Perusahaan
Gambar 3.1 Logo Perusahaan
Sumber : Data Perusahaan
3.1.6 Identitas Perusahaan
Berikut ini adalah data lengkap PT UNILEVER INDONESIA Tbk.
Alamat : Graha Unilever
Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 15
Jakarta 12930 - Indonesia
Telepon : +62 21 526 2112
Fax : +62 21 526 2044
Website : www. unilever.com
3.1.7 Penghargaan
Beberapa penghargaan yang di dapat oleh Unilever Indonesia, antara
lain :
Tahun 2008 :
1. The Asian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE)
2008
Unilever mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan
Indonesia yang paling diminati di Asia dan memenangkan
keseluruhan kategori.
2. International Stevie Award 2008
Finalis untuk kategori Program Kepedulian Sosial
Terbaik/CSR Terbaik dalam International Business Award
(IBA) 2008 dengan Program Pengembangan Petani Kedelai
Hitam.
3. International Energy Globe Award 2008
Program Inovasi Pendidikan Unilever Indonesia sebagai salah
satu pemenang World Energy Globe Award. Program ini
mendapat kehormatan sebagai pemenang nasional untuk
Indonesia.
4. The Indonesia Best Brand (IBBA) Award 2008
Sebelas produk Unilever Indonesia menerima Indonesia Best
Brand Awards 2008. Sunlight, Pepsodent, Lux, Lifebuot,
Sunsilk, Pond’s, Rinso, Citra, dan Molto menerima IBBA
platinum. Pond’s Face Moisturizer menerima golden IBBA dan
Bango mendapat IBBA untuk pertama kali.
5. Hero Award
Unilever Indonesia menerima tiga penghargaan untuk kategori:
Pilihan Terbaik Konsumen (Pepsodent), Pertumbuhan
Penjualan Terbaik (Sunsilk), dan Produk Terbaik (Pond’s).
6. Ing Griya Award
Unilever Indonesia menempati peringkat teratas pada kategori
Website Terbaik, Majalah Internal Perusahaan Terbaik,
Laporan Tahunan Terbaik, Poster Terbaik.
7. Cakram Award
Unilever Indonesia memenangkan kategori Kampanye Non-
Komersial Terbaik untuk Program Unilever Jakarta Green &
Clean.
8. Zero Accident Award
Unilever Indonesia menerima penghargaan dari Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk kecelakaan Nihil dan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. The Dream Team Championship Award
Tim Marketing kecap Bango Unilever Indonesia memenangkan
Marketing Dream Team Championship yang diselenggarakan
oleh majalah SWA, bekerja sama dengan Indonesia Marketing
Associations dan Mark Plus & Co.
10. Indonesia Best Packaging Award 2008
Rinso Anti Noda, Dove Shampoo Dialy Therapy, Citra
Bengkoang White Milk Bath, Close Up Active Gel Crystal
Frost, dan Citra Lasting White Extra Bubuk Mutiara Cina
adalah pemenang Indonesia Best Packaging Award 2008
berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Marketing Extra
Magazine.
Tahun 2009 :
1. The Most Admired Companies in Indonesia dari Wall Strees
Journal Asia.
2. Asia’s Best Companies 2009 dari Finance Asia.
3. Meraih Stevie Award dari International Bussiness Award
2009, sebagai pemenang Environmental Responsibility
Programme og the Year (Trashion).
4. Anugrah dari MAKE Award Asia sebagai the Most Admired
Knowledge Enterprise in Asia.
5. Investors Award Best Listed Companies 2009 dari Investor
Award untuk kategori produk rokok, farmasi dan peralatan
rumah tangga.
6. The Best Large Cap Corporate of the Year bagi Indonesia,
dari majalah AsiaMoney.
7. Famous Brand 2009 dari Hero Group, The Best People
Choice untuk Rinso.
8. Metro TV MDG Award 2009 dari Metro TV dan Perserikatan
Bangsa-bangsa di Indonesia sebagai pemenang pertama
kategori Meningkatkan Kesehatan Ibu.
9. Indonesia Most Trusted Companies Award 2009 dari
majalah SWA.
10. Indonesia Sustainability Award 2009 dari National Centre
for Sustainability Reporting, untuk Best Sustainability Report
2008 di Ketegori aneka industri, consumer goods, property dan
real estate.
11. Indonesia CSR Award dari kementrian Sosial Republik
Indonesia dan Corporate Forum for Community Development.
12. Indonesia’s Most Admired Companies (IMAC) versi
Frontier Consulting Group dan Business Week Indonesia,
sebagai Best Corporate Image di kategori Toiletries.
13. Indonesian Customer Satisfaction Award 2009 dari Frontier
Consulting dan SWA NETWORK.
14. Indonesian Best packaging Award 2009 dari Mix Marketing
Xtra dan Indonesia Brand Summit.
15. Asia Pacific Entrepreneurship Award dari AREA,
pengakuan Asia Pasifik yang paling bergengsi untuk
kewiraswastaan.
Tahun 2010 :
1. Overall Best Managed Company in Indonesia – Large Cap,
dari Asiamoney.
2. Asia’s Best Companies 2010 Award, dari Finance Asia.
3. Stevie Award 2010 as a Distinguished Honoree for Runal
Women’s Empowerment (Program Pengembangan Petani
Kacang Kedelai Hitam), dari the American Business Awards.
4. ASIAN MAKE (Most Admired Knowledge Entreprise)
Award, dari Teleos.
5. Indonesia’s Most Admired Company (IMAC) Award for
Best in the Toiletries category, dari Frontier Consulting
Groub dan Business Week Indonesia.
6. Indonesia MAKE (Most Admired Knowledge Enterprise)
Award 2010 sebagai Juara Tahun 2010 sebagai Juara
Tahun 2010 Indonesia Make Study. Dari Dunamis
Consulting.
7. Indoesia Best Brand Award 2010, dari majalah SWA, Mars,
Metro TV, dan SWANETWORK.
8. Inedonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) 2010, dari
majalah SWA Sembada, Frontiers-Marketing Research
Consulting, dan SWANETWORK-Corporateevent
Management.
9. The Most Impactful Brand Activation Award 2010, dari
Majalah Komunikasi Pemasaran MIX.
10. Indonesia’s Most Trusted Company Award, dari majalah
SWA Indonesia.
11. Indonesia Consumer Packaging Award 2010, dari majalah
komunikasi pemasaran MIX & Indonesia Brand Summit.
12. Metro TV MDGs Award untuk Perlawanan terhadap
HIV/AIDSdan penyakit menular lainnya, dari Metro TV.
13. Indonesia’s Most Favorite Women’s Brand 2010 Award,
dari majalah Marketers.
14. Manggala Karya Baktu Husana Arutala Award, dari
Kementrian Keseharan Republik Indonesia.
15. Asia’s Best Employer Brand Award, dari Employer
Branding Institute, CMA Asia.
3.1.8 Job Description
1. Presiden Director dijabat oleh Maurits Daniel Rudolf Lalisang.
2. Chief Financial Officer dijabat oleh Franklin Chan Gomez :
a. Business System & IT
b. Competitive & Corporate Strategy
c. Corporate Management Accounting
d. Finance and Accounting
e. Internal Audit
f. Investor Relation
g. Legal Service
h. Merger and Acquisitions
3. Director Home & Personal Care dijabat oleh Debora :
a. Commercial HPC
b. Marketing HPC
1. Home Care
2. Personal Care
4. Director Foods dijabat oleh Hadrianus Setiawan :
a. Commercial Foods
b. Marketing Foods
c. Foods Solutions Busniess Unit
5. Director Ice Cream & Marketing dijabat oleh Surya Dharma Mandala:
a. Commercial Ice cream
b. Marketing Ice Cream
c. Marketing Service
1. CMI
2. CCM
3. CAS
6. Director Supply Chain dijabat oleh Biswaranjan Sen :
a. Corporate Planing
b. Engineering
c. Manufacturing
d. Qualitiy Assurance
e. Research & Development
f. Supply Management
g. Commercial Supply Chain
7. Director Customer Develoment dijabat oleh Joseph Bataona :
a. Activation Implementation Management
b. Customer Services & Logistics
c. Customer Marketing & Category Trade Management
d. Customer Management
1. General Trade
2. Modern Trade
e. Commercial Customer Development
f. Sales Operation & Demand Planning
8. Director Human Resources & Corpotare Relation dijabat oleh Enny
Sampurno :
a. Human Resources a. Corporate Communication
b. Expentise Team b. Communication
1. Talent 1. Internal
2. Learning 2. Eksternal
c. General Affairs c. Corporate Affairs
d. HR Buniness Partners d. Unilever Peduli
e. Industrial Relations e. Fondations
3.1.9 Kegiatan Perusahaan
PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang memiliki
bisnis di bidang customer good yang merupakan perusahaan terbaik FMCG
(Fast Moving Customer Good) di dunia.
PT. Unilever Indonesia Tbk di dalam memproduksi produknya dibagi
kedalam 3 divisi yaitu:
1. Divisi Detergen
Divisi ini menghasilkan produk-produk seperti: Rinso, Superbusa,
Sunlight, Omo Cream Detergen, Lux, Lifebuoy, Vim dan Le Sancy.
2. Divisi Elida Gibbs / Kosmetik
Divisi ini menghasilkan produk seperti : Pepodent, Close UP, Sunsilk,
Dimension, Clear, Brisk, Timotie, Organics, Impluse, Vinolia,
Rexsona, Denim, Axe, Vaseline, Pond's, Citra, dan Cuddle.
3. Divisi Foods
Divisi ini menghasilkan produk-produk seperti: Blue Band, Royco,
Teh Sariwangi, Ice Cream Walls.
Sedangkan tempat menghasilkan produk tersebut untuk tiap divisi
berlainan tempatnya, kecuali divisi detergen diproduksi di Surabaya dan
Jakarta. Untuk divisi foods dipoduksi di Jakarta. PT. Unilever pusat
mengawasi jalannya kegiatan dari devisi ini dan memonitor segala aktivitas
atau area penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Gambar 3.2 Lokasi Kegiatan PT. Unilever Indonesia Tbk.
Detergen & Foods
Jakarta
Detergen
Surabaya
Kosmetik Surabaya
Sumber : Data Perusahaan
3.1.10 Sistem Yang Sedang Berjalan
1. Pelanggan datang ke PT Roda Mas Berkat Persahabatan dan bertemu
dengan bagian pengorderan dan cek barang. Konsumen menyerahkan
surat Delivery Order (DO) kepada bagian pengorderan dan cek
barang.
2. Bagian pengorderan dan cek barang menyerahkan kwitansi pembayaran
kepada pelanggan.
3. Pelanggan membayar biaya pengiriman sesuai yang tertera pada kwitansi
yang diberikan oleh bagian pengorderan dan cek barang.
Area
Penjualan
DKI Jakarta, Bandung, Cirebon, Banjarmasin, Pontianak, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Surabaya, Semarang, Indonesia Timur, Samarinda, Manado, Ujung Pandang.
4. Bagian perngorderan dan cek barang menyerahakan Surat Pengiriman
Barang (SPB) kepada pelanggan.
5. Pelanggan memberikan barang yang ingin dikirim.
6. Bagian pengorderan dan cek barang menyerahkan barang yang akan
dikirim ke bagian pengiriman.
7. Selama perjalanan bagian pengiriman selalu memberikan report tentang
keadaan truk yang digunakan untuk mengirim barang kepada bagian
pemantau truk.
8. Setelah mendapat report dari bagian pengiriman, bagian pemantau truk
melaporkan report tersebut kepada bagian pengorderan dan cek
barang.
9. Bagian pengiriman menyerahkan barang kiriman kepada penerima
sebagai bukti bahwa barang kiriman tersebut sudah sampai pada
tujuannya.
10. Penerima menyerahkan tanda terima setelah ditanda tangani.
11. Setelah sampai kembali ke kantor, bagian pengiriman menyerahkan tanda
terima tersebut ke bagian pengorderan dan cek barang.
Gambar 3.3 Rich Picture System Yang Berjalan
Su
mber : Data Perusahaan
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka atau framework untuk mengadakan
penelitian. Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan bersifat asosiatif.
Pengertian penelitian asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono, 2009: 26).
Unit analisis yang dituju adalah Mahasiswa Komunikasi Pemasaran Bina
Nusantara angkatan 2008 dan informasi yang didapat dari para konsumen tersebut
dikumpul pada waktu tertentu atau disebut juga Cross-sectional. (Durianto, 2004:
19)
Desain penelitian yang digunaan dalam penelitian ini adalah asosiatif.
Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel dan
bagaimana tingkat ketergantungan antara variabel independent terhadap variabel
dependent. Dalam pelaksanaan, metode penelitian yang digunakan adalah
menggunakan kuesioner dimana penelitian dilakukan pada suatu populasi dengan
menganalisis data yang diperoleh dari populasi tersebut.
Tabel 3.3 Desain Penelitian
Sumber : Penulis
Cross Sectional adalah data yang dikumpulkan pada waktu (satu kurun
waktu) dan tempat tertentu saja.
Keterangan :
1. T-1 : Untuk mengetahui hubungan antara brand awareness ice cream
Walls Buavita dengan keputusan konsumen dalam memilih suatu
produk.
2. T-2 : Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Brand
Awareness ice cream Walls Buavita PT Unilever Indonesia Tbk
terhadap keputusan pembelian Mahasiswa Komunikasi Pemasaran
angkatan 2008 di Bina Nusantara.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua yaitu variabel
bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
Dapat disimpulkan, variabel penelitian dapat berupa obyek dari penelitian
yang mempunyai variabel. Definisi dari kedua variabel yang digunakan, adalah
sebagai berikut :
1. Variabel Independent atau bebas : Variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat
(Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu :
Brand Awareness(X).
2. Variabel Dependen atau terikat : Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini
variabel terikatnya adalah keputusan pembelian(Y).
Tabel 3.4 Operasional Variabel
Variabel Indikator Deskriptor Ukuran Skala
Pengukuran
No.
Pertanyaan
Brand
Awareness
(X)
Top of Mind
1. Merek ice cream Walls Buavita
yang paling diingat.
Ordinal
menjadi
Interval
Likert
2
2. Ice cream yang pertama disebut
adalah ice cream Walls Buavita.
1
Brand Recall
3. Kecepatan dalam mengingat
merek.
4
4. Merek lain yang disebutkan
setelah menyebutkan merek
pertama kali tersebut.
7
Brand
Recognition
5. Tingkat minimal kesadaran
dalam mengingat karakteristik
merek.
8
6. Sadar akan iklan atau kemasan
produk.
9
Unaware of
Brand
7. Tingkat rendahnya kesadaran
dalam mengartikan sebuah merek.
3
8. Tidak mengetahui merek sama
sekali.
6
9. Tidak peduli dengan merek. 5
Keputusan
Pembelian
(Y)
Need
Recognation
10. Sadar akan kebutuhan produk. 1
11.Sadar akan adanya masalah. 2
Prepurchase
Search
12. Sumber informasi produk. 10
13. Mencari informasi sebelum
mebeli produk.
5
Evaluation
of
Alternative
14. Kepercayaan terhadap produk. 3
15. Membandingkan dengan
produk lain.
7
Purchase
Behavior
16. Pembelian berulang-ulang . 6
17. Pembeli yang berkomitmen
pada satu produk.
8
Post
Purchase
Evaluation
18. Merasa puas dengan produk. 9
19. Rekomendasi untuk konsumen
lain.
4
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :
1. Data Primer
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 135).
Observasi adalah pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan bila responden yang diminati tidak terlalu besar
(Sugiyono, 2009: 203).
2. Data Sekunder
Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi,
atau internet yang berhubungan dengan topik penelitian dengan
tujuan untuk memperoleh pengetahuan teoritis dan pendapat para ahli
yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat digunakan
dan membantu penulis dalam menganalisis data dan mendeskripsikan
masalah yang diteliti.
a. Jenis Skala Pengukuran
Secara mendasar, jenis-jenis skala pengukuran dibagi menjadi 4 kategori :
1. Nominal
Skala ini merupakan skala pengukuran terendah. Skala ini hanya
berfungsi sebagai kategorisasi. Tidak menunjukkan adanya indikasi
apakah sesuatu itu bersifat lebih tinggi dari pembandingnya. Peneliti
hanya menggunakan angka sebagai alat bantu koding saja.
2. Ordinal
Ordinal berasal dari kata order. Skala ini menunjukan adanya
rangking, namun jarak antar rangking 1, 2, 3, dst tidaklah tetap.
3. Interval
Skala interval menunjukan adanya rangking, jarak yang konstan,
dapat dilakukan operasi matematika, namun dengan nilai nol yang
tidak mutlak (no absolute zero).
4. Rasio
Rasio merupakan skala tertinggi yang memiliki seluruh sifat skala
nominal, ordinal dan interval. Nilai nol dalam skala ini bersifat
mutlak. Peneliti juga dapat melakukan operasi matematika. Yang
membedakan dengan skala interval adalah ia memiliki nilai nol
mutlak.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah pengisian kuesioner. Pengukuran variabel dilakukan dengan skala Likert
yang menggunakan metode scoring sebagai berikut.
Tabel 3.5 Kategori Pengumpulan Data
Sumber : Penulis
Keterangan :
SS = Sangat Setuju diberi nilai 5
S = Setuju diberi nilai 4
RG = Ragu – Ragu diberi nilai 3
TS = Tidak Setuju diberi nilai 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009: 115).
Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa Komunikasi Pemasaran
Bina Nusantara angkatan 2008 sebanyak 380 orang. Penulis mendapatkan data
tersebut dari Layanan Informasi Mahasiswa Universitas Bina Nusantara.
3.6.2 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Sugiyono, 2009: 116).
Menurut Durianto (2004: 26), sampel adalah sebagian dari observasi
yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga
diharapkan dapat mewakili populasi dengan menggunakan prosedur tertentu
sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Populasi berarti keseluruhan
unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti.
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan rumus slovin karena
populasi dari penelitian ini sudah diketahui. Berikut adalah teknik pengambilan
sampel menggunakan rumus slovin.
Keterangan :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
E : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%
Dari 380 populasi, didapat 79 Sampel menggunakan rumus Slovin,
dengan menggunakan teknik Non Probability Sampling yang artinya suatu cara
pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, dimana
setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih.
Menggunakan sampling kuota yakni teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Ciri-ciri dari populasi tersebut adalah berasal dari satu lingkungan
yang sama yaitu Mahasiswa Komunikasi Pemasaran Bina Nusantara Angkatan
2008.
3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahilan alat ukur yang
digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2009: 137).
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari
instrument (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang
diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden
dengan total skor masing-masing variabel, kemudian hasil korelasi
dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0.05 dan 0.01. Tinggi
rendahnya validitas instrument akan menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang
dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh
responden yang sama akan menghasilkan data yang responden yang sama akan
menghasilkan data yang konsisten.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat
ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut
mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu
yang berbeda. Logikanya jika kita melakukan penelitian yang sama, dengan
tujuan yang sama dan karakteristik responden yang sama, maka hasil
pengambilan data berikutnya akan kita dapatkan respon yang kurang lebih
sama.
Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika
instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliabel maka dipastikan hasil
penelitiannya pun tidak akan valid dan reliabel.
Pada program SPSS metode yang digunakan dalam pengujian
reliabitilias ini adalah dengan menggunakan metode cronbach’s alpha, dimana
satu kuesioner dapat dinyatakan reliabel apabila cronbach’s alpha > 0.6.
Tabel 3.6 Tingkat Reliabilitas
Sumber : Simamora (2008 : 190)
3.8 Metode Analisis Data
Tabel 3.7 Metode Analisis
Sumber : Penulis
Keterangan :
T-1 Untuk mengetahui hubungan antara Brand Awareness dengan keputusan
pembelian.
T-2 Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Brand
Awareness terhadap keputusan pembelian.
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan hal penting. Langkah
pertama sebelum menyebarkan kuesioner adalah menentukan skala pengukuran
kuesioner, karena hal itu dapat mempermudah pengolahan data yang menggunakan
komputer dengan program SPSS version 20.0
3.8.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas
akan mengarahkan teknik statistik apa yang akan digunakan untuk uji
mengambil keputusan.
Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang
banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang
beredar. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan
perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang
sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Penerapan pada
uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikasi di bawah 0.05 berarti
data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal.
3.8.2 Uji Kolerasi
Kegunaan dari metode ini adalah untuk mengetahui derajat hubungan
antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).
Menurut Sugiyono (2009: 182) kolerasi dapat dihitung sebagai berikut:
Rumus menghitung kolerasi adalah :
Dimana :
n= koefisien kolerasi
xi= variabel x
yi= variabel y
Jika harga r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5%
maupun 1%, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif antara
kedua variabel.
Berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2008: 62), apabila nilai koefisien
kolerasi pearson (r) = +1, maka kolerasi positif dan sempurna. Apabila nilai
koefisien kolerasi pearson (r) = -1, maka kolerasi atau hubungan kolerasi
negatif sempurna, dan bila r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti
kolerasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai
interpretasi r sebagai berikut :
Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 - 1.000 Sangat Kuat
0.60 - 0.799 Kuat
0.40 - 0.599 Cukup Kuat
0.20 - 0.399 Rendah
0.00 - 0.199 Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Engkos Kuncoro (2008)
3.8.3 Uji Regresi
Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang
apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang memiliki agar kesalahannya dapat
diperkecil. Jadi regresi mengemukakan masa depan untuk memberikan
sumbangan menentukan keputusan terbaik.
Persamaan umum linear sederhana adalah :
Rumus:
Dimana :
Y= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
X= Subyek pada variabel independen uang mempunyai nilai tertentu
a= Nilai konstanta
b= Angka arah atau koefisien regresi
3.9 Uji Hipotesis
Untuk T-1
Hipotesis :
Ho1 : Tidak terdapat hubungan antara Brand Awareness dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.
Ha1 : Terdapat hubungan antara Brand Awareness dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.
Untuk T-2
Hipotesis :
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara Brand Awareness dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.
Ha2 : Terdapat pengaruh antara Brand Awareness dengan keputusan
pembelian konsumen pada produk ice cream Walls Buavita.
3.10 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
brand awareness terhadap keputusan pembelian. Jika terdapat pengaruh dan
hubungan antara brand awareness dengan keputusan pembelian maka terbukti
bahwa Brand Awareness yang terdapat pada ice cream Walls Buavita dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk lebih menggunakan produk
ice cream Walls Buavita dibanding dengan ice cream merek lain.
Dengan demikian sebagai evaluasi untuk PT Unilever Indonesia Tbk
diharapkan tetap mempertahankan brand awareness ice cream Walls Buavita
dalam meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap ice cream Walls
Buavita.