bab 3 perbandingan geometri data objek tiga · pdf fileperbandingan efektivitas dan efisiensi...
TRANSCRIPT
15
BAB 3
PERBANDINGAN GEOMETRI DATA
OBJEK TIGA DIMENSI
Pada bab ini akan dijelaskan tentang perbandingan tingkat kualitas data, terutama
perbandingan dari segi geometri, selain itu juga akan dibahas mengenai efektifitas
dan efisiensi pengambilan dan pengolahan data serta biaya dari metode
pengambilan data objek 3D menggunakan metode Fotogrametri Rentang Dekat
Terrestrial Laser Scanner, dan Electronic Total Station.
3.1 Alur Penelitian
Alur penelitaian tentang analisis geometri data objek 3D menggunakan
Fotogrametri Rentang Dekat, Terrestrial Laser Scanner, dan Elektronik Total
Station.
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Transfornasi Koordinat Titik Cek
Perbandingan Efektivitas dan Efisiensi
Pengolahan dan Visualisasi Data
Pemilihan Titik Sekawan
Transformasi Sebangun 3D - CRP-ETS - Laser-ETS
Analisis dan Kesimpulan
Pengambilan dan Pengumpulan Data
Perbandingan Jarak
-CRP-ETS -Laser-ETS -Laser-CRP
Perbandingan Sudut
- CRP-ETS - Laser-ETS - Laser-CRP
Fotogrametri Rentang Dekat
Terrestrial Laser
Scanner
Electronic Total Station
Wawancara dengan Narasumber
Pemilihan Titik Cek
Pencarian Parameter
Transformasi
16
Tahap pengumpulan data merupakan suatu tahap yang bertujuan untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan untuk proses analisis data geometri objek 3D .
tahap pengolahan data bertujuan untuk menjadikan data dasar dari metode yang
digunakan dalam proses analisis data geometri agar siap dilakukan perbandingan
sedangkan visualisasi data bertujuan untuk mempermudah penentuan titik sekutu.
Tahap pencarian titik sekutu antara data Fotogrametri Rentang Dekat, Laser
Scanner, dan Electronic Total Station berfungsi untuk memastikan posisi titik
dalam suatu model 3D merupakan posisi yang sama pada sistem yang berbeda,
sedangkan titik-titik yang digunakan sebagai titik cek akan digunakan untuk
proses perbandingan kualitas koordinat. Tahap perbandingan posisi titik, sudut,
jarak, efisiensi dan efektifitas berfungsi untuk mengetahui perbedaan kualitas dari
metode Fotogrametri Rentang Dekat, Terrestrial Laser Scanner, dan Electronic
Total Station,serta dari segi efektifitas dan efisiensi, dapat mengetahui metode
yang tepat untuk pengambilan data untuk pemodelan objek 3D.
3.2 Tahap Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan untuk analisis geometri data objek tiga dimensi
diperoleh dari berbagai sumber. Untuk data yang digunakan dalam proses analisis
geometri didapat dari pengukuran, sedangkan data yang digunakan untuk analisis
dari segi efektifitas dan efisiensi dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti
informasi dari perusahaan survei, internet.
3.3 Pengolahan dan Visualisasi Data
Data yang digunakan dalam proses analisis geometri memiliki beberapa
ketentuan agar dapat dibandingkan. Ketentuan-ketentuan tersebut terutama
ditujukan untuk mempermudah penyeleksian titik dalam proses pencarian titik-
titik sekutu. Pada analisis geometri data tiga dimensi ini data yang diperoleh dari
berbagai metode haruslah diproses terlebih dahulu menjadi data koordinat 3D,
kemudian dilakukan visualisasi dalam posisi 3D. Proses visualisasi dari masing-
masing data menggunakan perangkat lunak yang berbeda-beda. Dalam rangka
memvisualisasikan data pengukuran pastilah semua data harus dalam format
posisi koordinat tiga dimensi agar dalam satuan yang sama (meter). Penyamaan
format dan satuan di maksudkan agar dapat dilakukan proses perbandingan.
17
3.3.1 Visualisasi Data Fotogrametri Rentang Dekat
Data dasar untuk metode Fotogrametri Rentang Dekat berupa foto. Agar bisa
didapat posisi titik-titik koordinat 3D untuk suatu objek maka diperlukan
pengolahan data. Terdapat beberapa tahapan dalam mengolah data yang berupa
foto agar mendapatkan posisi 3D dari suatu titik. Proses tersebut meliputi proses
orientasi foto, reseksi ruang, interseksi ruang dan proses dijitasi titik-titik detail.
Proses tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Photomodeler
Pro 5.
Gambar 3.2 Visualisasi Data Fotogrametri Rentang Dekat
3.3.2 Visualisasi Data Terrestrial Laser Scanner
Data yang diperoleh setelah melakukan pengukuran menggunakan Terrestrial
Laser Scanner berupa titik-titik koordinat 3D yang biasa disebut dengan point
cloud dan foto. Data koordinat 3D yang didapat jumlahnya sekitar 80 juta. Data
foto yang diperoleh digunakan untuk merekonstruksi dan mengidentifikasi point
cloud. Dalam studi ini data yang di peroleh merupakan data yang telah
direkonstruksi dari beberapa kali berdiri alat. Data tersebut sangatlah banyak
dikarenakan semua titik yang di dapat secara langsung digabungkan tanpa di
seleksi, akibatnya dalam proses visualisasi menjadi lambat. Perangkat lunak yang
digunakan untuk membantu visualisasi dari data Terrestrial Laser Scanner adalah
Leica HDS Cycone 5.5.
18
Gambar 3.3 Visualisasi Data Terrestrial Laser Scanner
Proses identifikasi titik sekutu dengan data yang sangat banyak akan memakan
waktu yang cukup lama oleh karena itu point cloud dibagi menjadi beberapa layer
dan titik-titik yang bukan merupakan titik pada objek bangunan dihilangkan
terlebih dahulu.
3.3.3 Visualisasi Data Elektronik Total Station
Data output dari Electronic Total Station ketika melakukan download dari alat
menggunakan perangkat lunak Topconlink berupa data sudut dan jarak, kemudian
dengan bantuan perangkat lunak Topconlink data tersebut diproses menjadi data
koordinat titik 3D. Untuk memvisualisasikan data tersebut digunakan perangkat
lunak AutoCAD LDD.
19
Gambar 3.4 Visualisasi Data Elektonic Total Station
Pada saat menampilkan titik-titik menggunakan perangkat lunak AutoCAD LDD
dilakukan per bagian atau dilakukan pada tiap kali berdiri alat (ETS) hal ini
bertujuan untuk mempermudah identifikasi titik-titik sekutu. Selain itu
menampilkan titik-titik per bagian ditujukan juga untuk mempercepat kinerja
komputer.
3.4 Tahap Pencarian Titik Sekawan, antara Sistem Fotogrametri Rentang
Dekat, Terrestrial Laser Scanner dan Electronic Total Station.
Titik sekawan merupakan suatu titik yang posisinya terdapat pada beberapa sistem
koordinat yang berbeda. Dalam kaitannya dengan analisis geometri data objek
tiga dimensi titik sekawan ini mutlak dibutuhkan untuk membandingkan data dari
Fotogrametri Rentang Dekat, Terrestrial Laser Scanner dan Electronic Total
Station. Pada umumnya titik sekawan digunakan untuk mencari parameter
transformasi, tetapi dalam studi ini titik sekawan digunakan untuk mengetahui
kualitas data dari berbagai metode.
Pencarian titik sekawan dilakukan secara visual yang merupakan suatu fitur unik
dari suatu bangunan. Agar dapat dipastikan suatu titik sekawan memiliki posisi
yang sama maka diambil titik-titik yang merupakan titik sudut pada bangunan,
20
dalam studi ini bangunan yang digunakan untuk studi adalah Observatorium
Boscha.
Gambar 3.5 Posisi Titik Sekawan pada Sudut Bangunan
3.4.1 Pemilihan Titik Sekawan
Titik-titik yang telah tergambarkan secara grafis pada masing-masing metode
akan lebih mudah dikenali posisinya pada gedung. Dengan demikian akan
mempermudah dalam pemilihan titik sekawan. Pada saat melakukan pemilihan
haruslah dapat dipastikan titik-titik tersebut memiliki posisi yang sama. Dari
ketiga data yang telah tergambarkan secara grafis kemudian dilakukan proses
penyeleksian titik sekawan.
Titik-titik yang dipilih sebagai titik sekawan kemudian harus diketahui
koordinatnya. Dari masing-masing metode dimana datanya telah tervisulisasikan
kemudian di ambil titik-titik yang memiliki posisi yang sama pada sudut
bangunan. Titik-titik yang telah terseleksi pada ketiga metode harus memiliki id
yang sama, oleh karena itu dilakukan penyamaan id titik sekawan. Penyamaan id
dimaksudkan agar dapat dilakukan transformasi.
Proses pencarian titik sekawan secara visual dari metode pemetaan 3D
menggunakan Fotogrametri Rentang Dekat, Electronic Total Station, dan
Terrestrial Laser Scanner dilakukan dalam beberapa perangkat lunak. Untuk
memvisualkan data dari ETS menggunakan perangkat lunak Auto Cad LDD 2004,
Sudut Bangunan
21
untuk memvisualkan data dari Terrestrial Laser Scanner digunakan perangkat
lunak Leica HDS Cyclone 5.5 sedangkan untuk memvisualkan data dari
Fotogrametri Rentang Dekat menggunakan perangkat lunak Photomodeler Pro 5.
Gambar 3.6 Posisi Titik Sekawan Pada Model Fotogrametri Rentang Dekat
Gambar 3.7 Posisi Titik Sekawan Pada Model Terrestrial Laser Scanner
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
22
Gambar 3.8 Posisi Titik Sekawan Pada Model Electronic Total Station
3.5 Perbandingan Posisi Titik, Sudut dan Jarak antar Titik
Pada tahap ini dilakukan perbandingan dari suatu data dengan data yang menjadi
pembanding. Data yang digunakan sebagai pembanding adalah data dari
Electronic Total Station. Data tersebut diasumsikan merupakan suatu data yang
benar. Asumsi bahwa data Electronic Total Station merupakan data yang benar
berdasarkan spesifikasi alat dan cara pengambilan data yang dilakukan secara
manual untuk memastikan data dari titik yang di ambil merupakan titik sudut dari
objek. Dibandingkan dengan Terrestrial Laser Scanner dalam dalam pengambilan
data akan lebih pasti untuk titik-titik sudut suatu bangunan dengan menggunakan
Electronic Total Station dikarenakan pengambilan data menggunakan Terrestrial
Laser Scaner menggunakan sistem griding dengan demikian data titik yang di
ambil belum tentu tepat pada sudut bangunan.
1 2 3 4 5
23
Gambar 3.9 Visualisasi Griding Terrestrial Laser Scanner
Gambar 3.10 Pengambilan Data Menggunakan Electronic Total Station
Metode Fotogrametri Rentang dekat juga kurang baik untuk di jadikan sebagai
data acuan karena pada proses untuk memperoleh koordinat detail objek
dilakukan dengan dijitasi foto yang telah terorientasi, sehingga faktor yang
mempengaruhi ketelitian koordinat akan lebih banyak daripada menggunakan
Electronic Total Station.
Perbesar
24
Penggunaan data Electronic Total Station merupakan data yang dianggap benar
juga berdasarkan ketelitian komponen koordinat titik yang dibentuk. Untuk nilai
ketelitian titik pada Electronic Total Station dapat berdasarkan dari data ketelitian
sudut dan jarak yang dihitung dengan perambatan kesalahan untuk komponen X,
komponen Y, dan omponen Z dengan persamaan (3.1) (berdasarkan Wolf &
Ghilani, 1996)
(3.1)
Keterangan : SX, SY, SZ = Perambatan kesalahan pada komponen X’, Y’ dan
Z’
d = Jarak datar dari alat ke objek
α = Sudut mendatar
m = Sudut miring
Persamaan X’,Y’ mengacu pada persamaan 2.4
Persamaan Z’ mengacu pada persamaan 2.5 a
Apabila sudut yang dibentuk adalah sebesar 450
∂∂
+
∂∂
=
∂∂
+
∂∂
=
∂∂
+
∂∂
=
22
'
22
'
22
'
''
''
.'
mdZ
dY
dX
SmZS
dZS
SYSdYS
SxXS
dXS
α
α
α
untuk sudut miring (m) dan sudut
mendatar dengan jarak sebesar 20 m maka perambatan kesalahan pada komponen
x sebesar ± 3.55 mm, komponen y sebesar ± 3.55 mm, kmponen z sebesar ± 7.07
mm.
25
Gambar 3.11 Perbandingan resolusi kamera dengan ukuran sensor (Hanifa, 2007)
Besarnya kesalahan yang terjadi pada metode Fotogrametri Rentang Dekat dapat
direpresentasikan dengan resolusi spasialnya.
Berdasarkan gambar 3.11, maka untuk mendapatkan nilai resolusi spasial dapat
dilakukan dengan persamaan (3.2)
Dr
cp=
(3.2 a)
Sehingga
Dcpr .=
(3.2 b)
Keterangan : p = ukuran sensor
c = panjang fokus
D = Jarak kamera terhadap objek
r = resolusi spasial
Dari persamaan (3.2 b) maka apabila dengan data bahwa panjang focus (c) kamera
yang digunakan (Canon 450 D) sepanjang 28 mm, dengan ukuran sensor 0.0052
mm. Jika jarak (D) pemotretan 20 m maka nilai resolusi spasialnya sebesar 3.714
mm.
Sedangkan ketelitian posisi pada pengukuran menggunakan Terrestrial Laser
Scanner berdasarkan spesifikasi alat yaitu sebesar ± 6 mm untuk komponen x, y
dan z. Dengan demikian maka berdasarkan perambatan kesalahan untuk koordinat
26
meka data yang terbaik untuk dijadikan acuan adalah data dari Electronic Total
Station.
Dalam melakukan perbandingan dari tiga metode pemodelan objek 3D maka
dilakukan beberapa jenis perbandingan yang antara lain perbandingan posisi titik,
sudut yang dibentuk antara tiga buah titik, dan jarak antar dua titik. Untuk
membantu proses perbandingan digunakan beberapa perangkat lunak, antara lain
perangkat lunak Australis, Auto CAD LDD 2004 dan Microsoft Office Excel.
3.5.1 Perbandingan Posisi Titik
Posisi suatu titik dalam model 3D dinyatakan dalam sistem koordinat 3D. Data
dari posisi titik 3D yang didapat dari metode yang berbeda akan memiliki sistem
koordinat yang berbeda pula. Untuk mengetahui kualitas dari data hasil
pengukuran dari metode Fotogrametri Rentang Dekat, Electronic Total Station,
dan Terrestrial Laser Scanner terutama untuk posisi titik, maka dilakukan
transformasi koordinat sebangun 3D. Posisi titik-titik yang digunakan dalam
proses perbandingan ditunjukkan pada gambar (3.12) dimana titik 1,2,3, 4, dan 5
merupakan titik sekawan sedangkan titik 6,7,8 dan 9 merupakan titik cek.
Gambar 3.12 Posisi Titik Sekawan dan Titik Cek
3 6 4 1 7
2
9 8 5
27
3.5.1.1 Penghitungan Parameter Transformasi Sebangun 3D
Transformasi sebangun 3D merupakan suatu proses untuk mencari nilai koordinat
3D dari suatu titik dari suatu sistem koordinat ke suatu sistem koordinat lainnya
yang merupakan suatu sistem tujuan ((x,y,z)(X,Y,Z)). Penggunaan transformasi
sebangun pada proses penghitungan parameter transformasi bertujuan agar
memperoleh parameter transformasi yang akan digunakan untuk mentransformasi
titik cek. Penghitungan parameter transformasi menggunakan persamaan (3.1)
(Berdasarkan Cooper & Robson, 1996).
+
=
0
0
0
.zyx
zyx
RZYX
λ (3.1)
Keterangan : X,Y,Z : Koordinat hasil transformasi
λ : Faktor skala
R : Matrik rotasi pada persamaan (2.2)
X0 : Translasi ke arah x
Y0 : Translasi ke arah y
Z0 : Tanslasi ke arah z
Sistem koordinat yang menjadi sistem tujuan dalam transformasi sebangun 3D ini
adalah sistem koordinat dengan Electronic Total Station. Untuk melakukan
trasformasi 3D menggunakan perangkat lunak Australis dibutuhkan input file
yang memiliki extension .xyz. File ini dapat dibuat dengan menggunakan
perangkat lunak notepad. Format file terdiri dari id titik, koordinat x, koordinat y,
dan koordinat z. Semua data titik sekawan dari ke tiga sistem koordinat disusun
dalam format yang sama dan dalam ekstension file .xyz.
28
Tabel 3.1 Format File Koordinat Titik pada Proses Transformasi Koordinat
Pada proses transformasi koordinat digunakan 5 titik sekawan, dikarenakan setiap
titik koordinat dapat menghasilkan 3 persamaan sehingga dengan 5 titik dapat
diperoleh 15 persamaan. Dengan 15 buah persamaan tersebut, parameter
transformasi yang berjumlah 7 dapat dipecahkan dan masih terdapat ukuran lebih.
Hasil yang diperoleh setelah melakukan transformasi koordinat menggunakan
perangkat lunak Australis adalah dapat diketahui Root Mean Square (RMS)
residual dari trasformasi koordinat. RMS residual ini merepresentasikan kualitas
dari suatu data dan tingkat akurasi dari data. Dalam kaitannya dengan
transformasi sebangun 3D dapat dinilai seberapa baik koordinat dari suatu metode
pemodelan 3D yang dibandingan dengan sistem koordinat tujuan. Nilai RMS
dapat dihitung dengan persamaan (3.2) (Berdasarkan Kusumadarma, 2008).
( )n
xxi∑ − (3.2)
Keterangan : xi = Koordinat titik
Proses transformasi sebangun 3D dilakukan beberapa kali. Transformasi yang
pertama adalah mentransformasi data yang diperoleh dari pengukuran
menggunakan Terrestrial Laser Scanner yang ditransformasi ke sistem koordinat
yang akan dibandingkan
x = Koordinat pembanding
n = Jumlah data
Id X (m) Y (m) Z (m)
1. 13.615 -5.748 1.319
2. 17.211 -1.241 1.321
3. 17.131 -1.092 1.117
4. 13.369 -8.068 1.297
5. 13.204 -8.037 1.135
6. 13.504 -9.829 1.270
7. 13.368 -9.865 1.112
8. 14.215 -11.721 1.247
9. 14.090 -11.787 1.085
29
dari data yang diperoleh dengan menggunakan Electronic Total Station.
Transformasi yang kedua adalah transformasi dari sistem koordinat Fotogranetri
Rentang Dekat ke koordinat Electronic Total Station.
Tabel 3.2 Parameter Transformasi Koordinat Sebangun 3D dari Sistem Koordinat
Fotogrametri Rentang Dekat ke ETS
No. Parameter Nilai Parameter Standard Error
1. Xo -13.3798 m 0.0823 m
2. Yo 5.8048 m 0.0808 m
3. Zo 5.2246 m 0.2699 m
4. λ -1.0031 m 0.0026 m
5. ω -165.45152º 0.28858º
6. Φ 18.30042º 0.98184º
7. κ 7.39746º 0.16979º
Tabel 3.3 Parameter Transformasi Koordinat Sebangun 3D dari Sistem Koordinat
Terrestrial Laser Scanner ke ETS
No. Parameter Nilai Parameter Standard Error
1. Xo 2034.4391 m 0.1440 m
2. Yo 1045.0830m 0.1500 m
3. Zo 103.0905m 0.8868 m
4. λ 0.9952m 0.0080 m
5. ω -178.87020º 2.48821º
6. Φ -0.12397º 1.91186º
7. κ 147.85442º 0.45997º
30
Tabel 3.4 Koordinat Titik Sekawan Fotogrametri Rentang Dekat Hasil
Transformasi
Id Koordinat Hasil Transformasi Residu X (m) Y (m) Z (m) VX (m) VY (m) VZ (m)
1 14.12135 -11.7953 1.08538 0.03135 -0.00827 0.00038 2 13.38557 -9.87089 1.11124 0.01757 -0.00589 -0.00076 3 13.14434 -8.00601 1.13573 -0.05966 0.03099 0.00073 4 17.13742 -1.09367 1.11808 0.00642 -0.00167 0.00108 5 17.21533 -1.25617 1.31957 0.00433 -0.01517 -0.00143
Rata-rata 0.02386 0.01239 0.00087
Tabel 3.5 Koordinat Titik Sekawan Terrestrial Laser Scanner Hasil Transformasi
Id Koordinat Hasil Transformasi Residu X (m) Y (m) Z (m) VX (m) VY (m) VZ (m)
1 14.11715 -11.7966 1.09407 0.02715 -0.00962 0.00907 2 13.38545 -9.85608 1.10618 0.01745 0.00892 -0.00582 3 13.14597 -8.02736 1.13094 -0.05803 0.00964 -0.00406 4 17.14736 -1.12852 1.27815 0.01636 -0.03652 0.16115 5 17.20807 -1.21342 1.16065 -0.00293 0.02758 -0.16035
Rata-rata 0.02438 0.01845 0.06809
3.4.1.1.1 Transformasi Titik Cek
Transformasi titik cek ini berfungsi untuk mengetahui tingkat akurasi suatu data
relatif terhadap data yang dianggap benar. Kualitas data ini direpresentasikan oleh
nilai Root Mean Square (RMS) Residual masing-masing titik yang menyatakan
akurasi antar data.Parameter transformasi yang digunakan adalah parameter
transformasi yang didapat dari transformasi titik sekawan .
Tabel 3.6 Hasil Transformasi Titik Cek Model Pemetaan Fotogrametri Rentang
Dekat
Id Koordinat Hasil Transformasi Selisih CRP-ETS
X (m) Y (m) Z (m) ΔX (m) ΔY (m) ΔZ (m) 6 13.596 -5.739 1.321 -0.019 0.009 0.002 7 13.285 -8.011 1.296 -0.084 0.057 -0.001 8 13.523 -9.832 1.271 0.019 -0.003 0.001 9 14.240 -11.727 1.247 0.025 -0.006 0.000
RMS 0.046 0.029 0.001
31
a
X
Z
Y b
Tabel 3.7 Hasil Transformasi Titik Cek Model Pemetaan Terrestrial Laser
Scanner.
Id Koordinat Hasil Transformasi Selisih Laser-ETS
X (m) Y (m) Z (m) ΔX (m) ΔY (m) ΔZ (m) 6 13.602 -5.771 0.995 -0.013 -0.023 -0.324 7 13.322 -8.025 0.943 -0.047 0.043 -0.354 8 13.541 -9.810 0.905 0.037 0.019 -0.365 9 14.233 -11.714 0.917 0.018 0.007 -0.330
RMS 0.032 0.026 0.344
3.5.2 Perbandingan Sudut
Proses perbandingan sudut merupakan salah satu cara untuk membandingkan dari
segi geometri dari berbagi metode pemodelan 3D. Sudut yang dihitung adalah
sudut antara tiga titik yang sama pada ketiga sistem koordinat yang berbeda. Suatu
sudut terbentuk dari tiga buah titik, oleh karena itu perbandingan sudut dapat
dilakukan apabila minimal terdapat tiga buah titik. Dalam perbandingan sudut ini
menggunakan 9 buah titik. Titik-titik koordinat tersebut merupakan titik sekawan
yang digunakan dalam trasformasi koordinat sebangun 3D dan titik-titk check
point. Pengukuran sudut dilakukan secara numeris dengan perangkat lunak
Microsoft Office Exel dengan menggunakan prinsip perkalian vektor
menggunakan dot product (3.3)(Berdasarkan Purcell, 2003).
Gambar 3.13 Ilustrasi Vektor
θcos.. baba = (3.3 a)
Maka
= −
baba
.
.cos 1θ (3.3 b)
32
Sehingga
+++++
++= −
23
22
21
23
22
21
3322111
()(
...cosbbbaaa
bababaθ
Keterangan : = Vektor a
= Vektor b
= Panjang Vektor a
= Panjang Vektor b
= Komponen vektor a
= Komponen Vektor b
Tabel 3.8 Besar Sudut Pada Model Pemetaan Menggunakan Electronic Total
Station, Terrestrial Laser Scanner dan Fotogrametri Rentang Dekat.
No. Sudut ETS Laser CRP 1 2.3.1 8°9'57.9" 6°59'26.9" 7°4'41.5" 2 2.3.4 145°22'41.3" 142°25'43.8" 142°36'0.9" 3 2.3.5 144°20'59.5" 141°44'8.0" 141°32'2.3" 4 2.3.6 164°14'47.3" 160°40'33.9" 160°57'54.7" 5 2.3.7 79°13'57.2" 84°51'59.7" 84°25'54.8" 6 2.3.8 6°37'6.3" 8°3'45.6" 6°31'58.9" 7 2.3.9 10°29'44.2" 9°16'29.8" 9°20'31.7" 8 1.4.3 13°38'56.9" 14°15'19.6" 10°44'43.1" 9 1.4.6 21°38'4.0" 21°34'41.6" 21°9'56.1"
10 1.4.7 12°50'51.6" 13°14'2.0" 10°19'5.3" 11 3.1.2 7°17'41.2" 6°12'50.8" 6°27'32.6" 12 3.1.4 29°10'13.7" 30°18'19.6" 30°11'59.2" 13 3.1.5 29°46'42.0" 30°43'44.8" 30°48'47.1" 14 3.1.6 8°54'52.5" 9°40'28.0" 9°37'13.5" 15 3.1.7 3°22'52.1" 3°46'25.2" 3°6'45.1" 16 3.1.8 5°33'39.1" 6°1'27.1" 5°5'44.0" 17 3.1.9 79°55'52.3" 77°23'40.4" 79°33'5.9" 18 5.6.1 136°52'22.0" 136°41'11.0" 136°5'52.4" 19 5.6.2 144°44'51.3" 144°32'21.2" 143°54'43.2" 20 5.6.3 151°16'7.9" 152°37'2.5" 152°1'23.8" 21 5.6.4 2°31'5.6" 1°30'26.0" 2°32'2.2" 22 5.6.7 147°27'49.4" 148°43'17.5" 148°53'16.9" 23 5.6.8 142°58'3.4" 142°30'51.3" 142°7'37.9" 24 5.6.9 135°40'28.4" 135°35'21.6" 134°57'14.2"
ab
b
a
321 ,, aaa
321 ,, bbb
33
3.5.3 Perbandingan Jarak
Perbandingan untuk menunjukkan bentuk geometri suatu bidang selain
ditunjukkan dengan ukuran sudut terdapat juga ukuran jarak. Ukuran jarak yang di
bandingkan dalam studi ini diambil jarak ruang antardua buah titik. Jarak tersebut
dihitung secara numeris dengan persamaan (3.4)(Purwohardjo, 1986).
( ) ( ) ( )( )212
21
21212 2 ZZYYXXD −+−+−= (3.4)
Keterangan : X1, Y1, Z1 : Koordinat titik 1
X2, Y2, Z2 : Koordinat titik 2
Dari hasil perhitungan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel
diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel 3.8. Pada data Fotogrametri rentang
dekat jarak yang diambil harus bukan merupakan jarak yang digunakan sebagai
constraint apabila jarak yang digunakan adalah jarak yang digunakan sebagi
constraint maka hasil perbandingan jaraknya akan sangat baik atau selisihnya
akan sangat kecil. Terdapat 36 jarak yang digunakan untuk perbandingan antara
metode Fotogrametri Rentang Dekat, Tererrestrial Laser Scanner, dan Electronic
Total Station.
34
Tabel 3.9 Jarak Antara Dua Titik Koordinat dari Data Electronic Total Station,
Terrestrial Laser Scanner dan Fotogrametri Rentang Dekat (Pertama)
No. Jarak ETS (m) Laser (m) CRP (m) 1 1-2 2.0533 2.0839 2.0539 2 1-3 3.8536 3.9113 3.9015 3 1-4 11.1190 11.1451 11.0843 4 1-5 11.0007 11.0787 10.9527 5 1-6 6.0622 6.0778 6.0654 6 1-7 3.7942 3.8760 3.8696 7 1-8 2.0522 2.0872 2.0548 8 1-9 0.2150 0.2278 0.2113 9 2-3 1.8355 1.8534 1.8750
10 2-4 9.5460 9.5512 9.5160 11 2-5 9.4438 9.4960 9.4009 12 2-6 4.1296 4.1122 4.1305 13 2-7 1.8065 1.8483 1.8664 14 2-8 0.2116 0.2603 0.2133 15 2-9 2.0446 2.0606 2.0415 16 3-4 7.9784 8.0151 7.9581 17 3-5 7.8915 7.9712 7.8602 18 3-6 2.3329 2.3173 2.3126 19 3-7 0.2333 0.2588 0.2135 20 3-8 1.8219 1.8486 1.8638 21 3-9 3.8218 3.8680 3.8688 22 4-5 0.2650 0.1579 0.2690 23 4-6 5.8379 5.8764 5.8258 24 4-7 7.9278 7.9313 7.8948 25 4-8 9.4612 9.4532 9.4284 26 4-9 11.0225 11.0384 10.9877 27 5-6 5.7658 5.8420 5.7427 28 5-7 7.8339 7.8827 7.7904 29 5-8 9.3540 9.3943 9.3083 30 5-9 10.9001 10.9694 10.8521 31 6-7 2.3331 2.2829 2.2866 32 6-8 4.0828 4.0599 4.0817 33 6-9 6.0035 6.0059 6.0050 34 7-8 1.7664 1.8073 1.8310 35 7-9 3.7500 3.8181 3.8256 36 8-9 2.0213 2.0356 2.0206