bab 3.kesimpulan

2
BAB 3. KESIMPULAN Tumor mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita, sebagian merusak jaringan lunak mata, saraf mata dan kelenjar air mata. Tumor mata jarang ditemukan dan dapat berasal dari dinding orbita, isi orbita, sinus paranasalis, dan sekelilingnya. Tumor orbita diklasifikasikan berdasarkan asal tumor menjadi: tumor orbita primer, tumor orbita sekunder, dan tumor orbita metastatic. Klasifikasi tumor orbita yang lain dapat berdasarkan asal jaringan/ lokasi anatominya; tumor kelenjar lakrimalis, tumor jaringan limfoid, tumor retina, tumor tulang, tumor selubung saraf optic, tumor saraf optic, tumor jaringan ikat dan tumor metastase melalui darah. Gejala dan tanda dari tumor orbita meliputi: nyeri orbital, proptosis (penonjolan bola mata), pembengkakan kelopak mata, palpasi teraba massa, gerak mata terbatas, ketajaman penglihatan terganggu. Untuk menegakkan diagnosis tumor mata diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan tambahan. Penanganan tumor orbita dibedakan berdasarkan sifat tumor apakah tumor bersifat jinak atau ganas. Bila tumor jinak maka memerlukan eksisi dan atau pendekatan konservatif. Bila tumor orbita bersifat ganas maka memerlukan tindakan biopsy dan redioterapi dan kemoterapi. Tumor orbita bisa juga berasal dari tempat lain sehingga disebut sebagai tumor sekunder. Kebanyakan tumor orbita sekunder berasal dari hidung dan sinus paranasal. Prognosis atau angka

Upload: indira-harini

Post on 29-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

eye tumor

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3.Kesimpulan

BAB 3. KESIMPULAN

Tumor mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita, sebagian merusak jaringan

lunak mata, saraf mata dan kelenjar air mata. Tumor mata jarang ditemukan dan dapat berasal

dari dinding orbita, isi orbita, sinus paranasalis, dan sekelilingnya.

Tumor orbita diklasifikasikan berdasarkan asal tumor menjadi: tumor orbita primer,

tumor orbita sekunder, dan tumor orbita metastatic. Klasifikasi tumor orbita yang lain dapat

berdasarkan asal jaringan/ lokasi anatominya; tumor kelenjar lakrimalis, tumor jaringan limfoid,

tumor retina, tumor tulang, tumor selubung saraf optic, tumor saraf optic, tumor jaringan ikat dan

tumor metastase melalui darah.

Gejala dan tanda dari tumor orbita meliputi: nyeri orbital, proptosis (penonjolan bola

mata), pembengkakan kelopak mata, palpasi teraba massa, gerak mata terbatas, ketajaman

penglihatan terganggu. Untuk menegakkan diagnosis tumor mata diperlukan beberapa

pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan tambahan.

Penanganan tumor orbita dibedakan berdasarkan sifat tumor apakah tumor bersifat jinak

atau ganas. Bila tumor jinak maka memerlukan eksisi dan atau pendekatan konservatif. Bila

tumor orbita bersifat ganas maka memerlukan tindakan biopsy dan redioterapi dan kemoterapi.

Tumor orbita bisa juga berasal dari tempat lain sehingga disebut sebagai tumor sekunder.

Kebanyakan tumor orbita sekunder berasal dari hidung dan sinus paranasal. Prognosis atau

angka keberhasilan kelangsungan hidup penderita tumor orbita mencapai 80%, artinya masih ada

harapan hidup yang cukup baik. Angka kematian sangat dipengaruhi oleh stadium tumor itu

sendiri. Tentu saja pada stadium lanjut angka kelangsungan hidup lebih buruk.