bab 4 analisis dan pembahasan 4.1. denah bangunan fileanalisis dan pembahasan 4.1. denah bangunan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Denah Bangunan
Gambar 4.1. Denah Bangunan Sumber : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
Gambar 4.2. Tampak Samping Sumber : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4.2. Model 3D Bangunan
Gambar 4.3. Model 3D Bangunan Sumber : ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
4.3. Data Elevasi Gedung
Tabel 4.1 Data Elevasi Gedung
Lantai Tinggi Bangunan (m)
Elevasi Tiap Lantai (m)
1 5 +5,00 2 3,5 +8,50 3 3,5 +12,00 4 3,5 +15,50 5 3,5 +19,00 6 3,5 +22,50 7 3,5 +26,00 8 3,5 +29,50 9 3,5 +33,00 10 3,5 +36,50 11 4 +40.5
12 Atap’ 3.2 +43,7 Sumber : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
4.4. Spesifikasi Material
4.4.1. Mutu Beton
Tabel 4.2 Mutu Beton
Fungsi Mutu Beton
f'c (Mpa) Ec (Mpa) Balok Balok Induk 25 23500 Balok Anak 25 23500 Tie Beam 25 23500 Kolom Lt. 1-3 35 27805,57 Lt. 4-6 30 25742,96 Lt. 7-Atap 25 23500 Pelat Pelat Lantai 25 23500 Pelat Atap 25 23500 Pelat Bordes 25 23500
Sumber : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Contoh Perhitungan Konversi :
cfEc '4700=
Balok Induk dengan f’c = 25 Mpa
cfEc '4700=
254700=Ec
Ec = 23500 Mpa
4.4.2. Mutu Baja Tulangan
Mutu Baja Tulangan
Ulir : fy = 400 Mpa
Polos : fy = 240 Mpa
Tulangan Geser d > 10 mm fy = 400 Mpa
Tulangan Geser d < 10 mm fy = 240 Mpa
Modulus Elastisitas Baja (Es) = 200.000 Mpa
4.4.3. Data Elemen Struktur
4.4.3.1. Pelat Lantai
Ø Tebal pelat lantai 120 mm
Ø Tebal pelat atap 100 mm
4.4.3.2. Balok
Tipe balok yang dipakai sebagai berikut :
Tabel 4.3 Tipe Balok
No. Tipe Dimensi (mm)
No. Tipe Dimensi (mm) 1 B1 250 x 400
8 B8 400 x 800
2 B2 300 x 550
9 B9 250 x 400
3 B3 375 x 750
10 B10 250 x 450
4 B4 400 x 800
11 B11 250 x 500 5 B5 450 x 900
12 TB 1 300 x 500
6 B6 200 x 400
13 TB 2 250 x 400
7 B7 200 x 400
14 TB 3 250 x 400
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Sumber : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
4.4.3.3. Kolom
Tipe kolom yang dipakai adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tipe Kolom
No. Tipe Dimensi
(mm)
1 K1 600 x 600 2 K2 600 x 600 3 K3 700 x 700
Sumber : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk
4.5. Pembebanan
4.5.1. Beban Mati
Beban mati merupakan beban dari semua elemen gedung yang bersifat permanen
termasuk peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
gedung. Jenis-jenis beban mati pada gedung ditujukan pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Beban Mati Bahan Bangunan dan Komponen Gedung
No. Komponen Berat Satuan
1 Beton Bertulang 2400 kg/m^3 2 Pasir (kering udara sampai lembab) 1600 kg/m^3 3 Adukan Semen atau Spesi 21 kg/m^2 4 Eternit / Plafon 11 kg/m^2 5 Penggantung Langit-Langit 7 kg/m^2 6 Keramik 24 kg/m^2 7 Ducting AC dan Penerangan 30,6 kg/m^2 8 Waterproof per cm 14 kg/m^2 9 Dinding Hebel 650 kg/m^3
Sumber : Peraraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung (Standar Nasional Indonesia 1983)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
4.5.1.1. Perhitungan Berat Struktur
Hasil perhitungan berat per lantai di sajikan dalam table berikut : Lantai 13 atap
Tabel 4.6. Beban mati lantai 13 atap
No Unit Volume
(m3)
Berat sendiri
(t/m3)
Berat
(ton)
1 Kolom 2,425 2,400 5,827
2 Plat 25,50 2,400 61,219
3 Balok 25,508 2,400 61,20
Jumlah 128,240
4.5.1.2. Perhitungan Beban Mati yang Bekerja Pada plat lantai Gedung
Beban mati yang bekerja pada pelat lantai gedung meliputi:
1. Lantai 1 s/d 11
Ducting AC dan Penerangan = 30,6 kg/m²
Pasir Urug (2 cm) = 32 kg/ m²
Adukan Semen atau Spesi (2 cm) = 42 kg/ m²
Keramik (tebal 1cm) = 24 kg/m²
Eternit atau Plafon = 11 kg/m²
Penggantung Langit-langit = 7 kg/m² +
= 146,6 kg/m²
2. Lantai 12 (Atap’)
Ducting AC dan Penerangan = 30,6 kg/m²
Waterproofing (2 cm) = 28 kg/ m² +
= 58,6 kg/m²
3. Lantai 13 (Atap)
Ducting AC dan Penerangan = 30,6 kg/m²
Waterproofing (2 cm) = 28 kg/ m²
Eternit atau Plafon = 11 kg/m²
Penggantung Langit-langit = 7 kg/m² +
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
= 103,6 kg/m²
4. Tangga dan Bordes
Pasir Urug (2 cm) = 32 kg/ m²
Adukan Semen atau Spesi (2 cm) = 42 kg/ m²
Keramik (1 cm) = 24 kg/m² +
= 98 kg/m²
5. Berat dinding yang bekerja meliputi:
Tabel 4.7 Berat Dinding
Lantai Tinggi (m)
Berat Dinding (Ton/m) t1 = 0,12 m t2 = 0,1 m
Lantai 1 5 0,31 0,26 Lantai 2-10 3,5 0,27 0,23 Lantai 11 4 0,31 0,26
Lantai 12 2,5 0,20 0,16 3,2 0,25 0,21
4.5.2 Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang bekerja pada lantai bangunan tergantung dari
fungsi ruang yang digunakan.
Tabel 4.8 Beban Hidup
Sumber : Peraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung (Standar Nasional Indonesia 1983)
4.5.2.1. Perhitungan Beban Hidup Pada Pelat
Reduksi untuk beban hidup hotel adalah:
Tinjauan beban gravitasi 0,75
Tinjauan beban gempa 0,3
Beban hidup yang bekerja pada pelat lantai gedung meliputi:
No. Jenis Beban Hidup Berat Satuan
1 Atap 100 kg/m^2 2 Lantai Hotel 250 kg/m^2 3 Tangga 300 kg/m^2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1. Lantai 1-11
250 x 0,3 = 75 kg/m²
2. Lantai 12 (Atap’) dan Lantai 13 (Atap)
100 x 0,3 = 30 kg/m²
3. Tangga dan Bordes
300 x 0,3 = 90 kg/m²
4.6. Berat Total Bangunan
Lantai 1
Luas Lantai = 1830,42 m²
Berat Tambahan = 146,6 kg/m² x 1830,42 m²
Berat Tambaha= 255526,63 kg
Berat Dinding = (184,71 m x 5 m x 0,12 m x 650 kg/m³)
+ (623,9 m x 5 m x 0,10 m x 650 kg/m³)
Berat Dindin = 192381,28 kg
Beban Hidup = 75 kg/m² x 1830,42 m²
= 137281,50 kg
Tabel 4.9 Berat Total Bangunan
Lantai
Beban Mati Beban
Hidup (Kg) W Total
(Kg) Berat Struktur (Kg)
Berat Tambahan
(Kg)
Berat Dinding (Kg)
1 1223814,50 255526,63 192381,28 137281,50 1809003,91 2 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 3 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 4 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 5 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 6 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 7 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 8 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 9 857507,00 181587,49 192381,28 97557,75 1329033,52 10 840636,50 181587,49 90330,76 97557,75 1210112,50 11 854662,50 189555,86 45820,89 101838,75 1191878,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
12 Atap' 200695,50 27160,98 0,00 12654,00 240510,48 Total 9979865,00 2106530,90 1867583,17 1129794,00 15083773,07
4.7. Massa Bangunan
Tabel 4.10 Massa Bangunan
Lantai W Total (Ton)
g (m/s²) Massa
Bangunan (Ton)
1 1809,00 9,81 184,40 2 1329,03 9,81 135,48 3 1329,03 9,81 135,48 4 1329,03 9,81 135,48 5 1329,03 9,81 135,48 6 1329,03 9,81 135,48 7 1329,03 9,81 135,48 8 1329,03 9,81 135,48 9 1329,03 9,81 135,48 10 1210,11 9,81 123,35 11 1191,88 9,81 121,50
12 Atap' 240,51 9,81 24,52 Total 15083,77 1537,59
4.8. Momen Inersia Bangunan
Perhitungan mass moment of inertia (MMIcm) lantai bangunan pada lantai
gedung ini termasuk dalam lantai bangunan yang tidak beraturan, maka
menggunakan rumus berikut: (Computer and Structures Inc, 2005)
AIyIxm
MMIcm).( +=
Dimana :
m = massa per lantai (ton)
A = luas per lantai (m2)
Ix = inersia arah x (m4)
Iy = inersia arah y (m4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.11 Momen Inersia Bangunan
Lantai Luas (m²) Massa
Perlantai (Ton)
Ix (m4) Ix (m4) MMI
(Ton.m²)
1 1830,42 184,40 163615,570 493628,081 66213,439 2 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 3 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 4 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 5 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 6 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 7 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 8 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 9 1300,77 135,48 157587,280 487599,791 67197,338 10 1300,77 123,35 157587,280 487599,791 61184,566 11 1357,85 121,50 157587,280 487599,791 57729,348
12 Atap' 421,80 24,52 156,012 7120,768 422,958
4.9. Analisis
4.9.1. Klasifikasi Situs
Klasifikasi situs dilakukan berdasarkan kondisi tanah dilapangan.
Tabel 4.12 Hasil Uji SPT
Kedalaman (m)
Nilai SPT
Kedalaman (m)
Nilai SPT
2 19
14 60
4 18
16 53
6 22
18 60
8 19
20 60
10 31
Jumlah 39,7
Nilai hasil Test Penetrasi Standar rata-rata pada lapisan tanah setebal 20 m paling
atas bernilai 15 < N < 50 maka sesuai dengan tabel 3 SNI 1726-2012, jenis tanah
ditetapkan sebagai tanah sedang (SD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4.9.2. Data Gempa
Data didapat dari perhitungan yang telah disediakan oleh website
http://puskim.pu.go.id/
Lokasi : Karanganyar
Tanah Dasar : Tanah Sedang (SD) (Tabel 2.7.)
Nilai S1 : 0,31
Nilai Ss : 0,741
Nilai Fa : 1,208
Nilai Fv : 1,779
Perhitungan Nilai SDS dan SD1
SDS = 2/3 x Fa x Ss = 2/3 x 1,208 x 0,741 = 0,596
SD1 = 2/3 x Fv x S1 = 2/3 x 1,779 x 0,31 = 0,367
Penentuan Respon Spektra
T0 = 0,2(SD1/SDS) = 0,123
Ts = (SD1/SDS) = 0,611
Dari perhitungan gempa di atas maka didapat grafik
Spectra
Reponse
Acceleration
(g)
Periode T (sec)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 4.4. Grafik Respon Spektrum
Menurut SNI 1726-2012 nilai Ordinat dari Respon Spektrum Gempa Rencana
harus dikalikan dengan factor skala I/R, sedangkan nilai C dinyatakan dengan
percepatan gravitasi pada lokasi bangunan tersebut.
Dimana :
I : Faktor keutamaan gempa
R : Koefisien Modifikasi respons
g : Gravitasi
Tabel 4.13. Faktor Skala Spektrum Respon Gempa Rencana
Percepatan
Gempa
Arah
(Direction)
Faktor Skala
).( gRI
RSPX U1 (100%) 1,22
U2 (30%) 0,36
RSPY U1 (100%) 0,36
U2 (30%) 1,22
4.9.3. Penentuan Periode Fundamental Pendekatan
Menurut SNI 1726-2012 perioda fundamental struktur T tidak boleh melebihi
hasil koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung (Cu) dan perioda
fundamental pendekatan Ta yang harus ditentukan dari persamaan yang telah
disediakan. Dari hasil analisis dengan menggunakan program ETABS pada
permodelan 3D bangunan hotel didapat T perioda sebesar :
Tx = 2,3823 detik
Ty = 2,5169 detik
SD1 = 0,3676
Cu = 1,4 (Tabel 14 SNI 1726-2012)
Ct = 0,0466 (Tabel 15 SNI 1726-2012)
x = 0,9 (Tabel 15 SNI 1726-2012)
Ta min = Ct . hax
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
= 0,0466 . 43,70,9
= 1,3957
Ta max = Cu . Ta min
= 1,4 . 1,3957 .
= 1,9541
Syarat Ta min < T < Ta max
Karena 1,3957 < 2,4039 >1,9541 maka digunakan;
Ta max = 1,9541
4.9.4. Geser Dasar Seismik
Geser dasar seismik dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:
V= Cs . W (Pasal 7.8.1 SNI 1726-2012)
Dimana :
V : Geser dasar seismik
Cs : Koefisien respons seismik
W : Berat seismic efektif
Perhitungan koefisien respon seismik
÷÷ø
öççè
æ=
e
DSS
IR
SC max
÷÷ø
öççè
æ=
e
DS
IR
T
SC 1
Cs min = 0,044.SDS.I > 0,01
Data didapat dari perhitungan di atas.
Lokasi : Karanganyar Jenis Tanah : SD (Tanah Sedang)
Ss : 0,741 S1 : 0,31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Fa : 1,208 Fv : 1,779
SDs : 0,596 SD1 : 0,367
Arah X
÷÷ø
öççè
æ=
e
DSS
IR
SC max
÷øö
çèæ
=
18596,0
07459,0max =SC
÷÷ø
öççè
æ=
e
DS
IR
T
SC 1
÷øö
çèæ
=
18
9541,1
367,0
02352,0=SC
Cs min = 0,044.SDS.I > 0,01
Cs min = 0,02626
Syarat Cs min < Cs < Cs max
Karena 0,02626 > 0,02352 < 0,07459 maka digunakan;
Cs min = 0,02626
Vx = Cs . W
= 0,02626 . 15604,24
= 395,56 Ton
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
4.9.5. Distribusi Gaya Vertikal Gaya Gempa
Gaya gempa lateral (Fx) yang timbul disemua tingkat harus ditentukan dari
persamaan berikut:
Fx = Cvx . Vx (Pasal 7.8.3 SNI 1726-2012)
å=
=n
i
kii
kxx
vx
hw
hwC
1
.
.
Dimana :
Cvx : Faktor distribusi vertikal
V : Gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur
Wi dan wx : Bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau
ditempatkan pada tingkat i atau x
hi dan hx : Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x.
Untuk nilai k dimana;
T perioda 0,5 detik maka nilai k sebesar 1
T perioda 0,5 - 2,5 detik maka nilai k sebesar 2
Dari hasil interpolasi didapat nilai k sebesar:
T = 1,9541 detik
k = 1,72705
23,3698615
29,711850=vxC
Fx = Cvx . Vx
= 0,1925 . 395,56 Ton
1925,0=vxC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
= 76,13 Ton
30 % . Fx = 22,83 Ton
Tabel 4.14 Gaya Gempa Lateral Arah X
Lantai h
(m) hxk w (Ton) w. hx
k CVX Fx (Ton) 30 % Fx
(Ton)
1 5 16,11 1809,00 29147,17 0,0079 3,12 0,94 2 8,5 40,29 1329,03 5354,42 0,0145 5,73 1,72 3 12 73,08 1329,03 97126,34 0,0263 10,39 3,12 4 15,5 113,70 1329,03 151112,20 0,0409 16,16 4,85 5 19 161,61 1329,03 214787,33 0,0581 22,97 6,89 6 22,5 216,42 1329,03 287623,36 0,0778 30,76 9,23 7 26 277,80 1329,03 369204,62 0,0998 39,49 11,85 8 29,5 345,51 1329,03 459191,22 0,1242 49,11 14,73 9 33 419,33 1329,03 557297,39 0,1507 59,60 17,88 10 36,5 499,07 1210,11 603928,13 0,1633 64,59 19,38 11 40,5 597,25 1191,88 711850,29 0,1925 76,13 22,84
12 Atap' 43,7 681,08 240,51 163805,76 0,0443 17,52 5,26 Total
15083,77 3698615,23 1,00 395,56 118,67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 4.5. Beban Gempa Rencana Arah X
Tabel 4.15 Gaya Gempa Lateral Arah Y
Lantai h
(m) hyk w (Ton) w. hy
k CVY Fy
(Ton) 30 % Fy
(Ton)
1 5 16,11 1809,00 29147,17 0,0079 3,12 0,94 2 8,5 40,29 1329,03 53541,42 0,0145 5,73 1,72 3 12 73,08 1329,03 97126,34 0,0263 10,39 3,12 4 15,5 113,70 1329,03 151112,20 0,0409 16,16 4,85 5 19 161,61 1329,03 214787,33 0,0581 22,97 6,89 6 22,5 216,42 1329,03 287623,36 0,0778 30,76 9,23 7 26 277,80 1329,03 369204,62 0,0998 39,49 11,85 8 29,5 345,51 1329,03 459191,22 0,1242 49,11 14,73 9 33 419,33 1329,03 557297,39 0,1507 59,60 17,88 10 36,5 499,07 1210,11 603928,13 0,1633 64,59 19,38 11 40,5 597,25 1191,88 711850,29 0,1925 76,13 22,84 12
Atap 43,7 681,08 240,51 163805,76 0,0443 17,52 5,26 Total
15083.,77 3698615,23 1,00 395,56 118,67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 4.6. Beban Gempa Rencana Arah Y
Pusat Massa
SNI 1726-2002 pasal 5.4.3 menyebutkan bahwa antara pusat massa dan pusat
rotasi lantai tingkat harus ditinjau suatu eksentrisitas rencana ed. Apabila ukuran
horizontal terbesar denah struktur gedung pada lantai tingkat itu, diukur tegak
lurus pada arah pembebanan gempa, dinyatakan dengan b maka ed harus
ditentukan sebagai berikut;
ed = 1,5.e + 0,05.b (Pasal 5.4.3 SNI 1726-2002)
atau
ed = e – 0,05.b
dan dipilih diantara keduanya yang pengarunya paling menentukan untuk unsur
subsistem struktur gedung.
Lantai 11 (Arah X)
eksentrisitas = 19,836 – 17,211
eksentrisitas = 2,615
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Tabel 4.16. Pusat Massa dan Pusat Rotasi
Lantai Pusat Massa Pusat Rotasi Eksentrisitas (e) X Y X Y X Y
13 13,653 9,795 16,259 16,103 -2,606 -6,308 12 17,652 13,093 16,509 16,744 1,143 -3,651 11 19,836 20,044 17,189 18,450 2,647 1,594 10 20,077 20,241 17,230 18,770 2,847 1,471 9 20,133 20,254 17,229 18,942 2,904 1,312 8 20,132 20,254 17,229 19,118 2,903 1,136 7 20,132 20,254 17,251 19,303 2,881 0,951 6 20,132 20,254 17,315 19,504 2,817 0,750 5 20,132 20,254 17,434 19,724 2,698 0,530 4 20,132 20,254 17,651 19,993 2,481 0,261 3 20,132 20,254 18,070 20,370 2,062 -0,116 2 20,132 20,254 18,857 20,933 1,275 -0,679 1 21,726 21,417 20,105 21,577 1,621 -0,160
ed = 1,5.e + 0,05.b
ed = 1,5.2,615 + 0,05.53,7
ed = 6,608
ed = 2,615 – 0,05. 53,7
ed = 0,070
Korodinat Pusat Massa = 17,211 – 0,070
Korodinat Pusat Massa = 17,291
Tabel 4.17. Koordinat Pusat Massa
Lebar Bangunan
ed = 1,5e + 0,05b ed = e - 0,05 b Koordinat
Koordinat Pusat Massa
x y x y x y x y x y 15,6 24,0 -2,709 -8,682 -3,806 -7,088 18,968 24,785 20,065 23,191 12,8 27,3 3,080 -4,839 -0,222 -4.289 13,430 21,583 16,731 21,033 54,8 53,7 6,656 5,131 -0,038 -1,146 10,534 13,319 17,227 19,596 54,8 53,7 6,956 4,947 0,162 -1,269 10,275 13,824 17,068 20,039 54,8 53,7 7,041 4,708 0,219 -1,428 10,188 14,234 17,010 20,370 54,8 53,7 7,040 4,444 0,218 -1,604 10,190 14,674 17,011 20,722 54,8 53,7 7,007 4,167 0,196 -1,789 10,245 15,137 17,055 21,092 54,8 53,7 6,911 3,865 0,132 -1,990 10,405 15,639 17,183 21,494 54,8 53,7 6,732 3,535 0,013 -2210 10,702 16,189 17,421 21,934
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
54,8 53,7 6,407 3,132 -0,204 -2,479 11,245 16,862 17,855 22,472 54,8 53,7 5,778 2,566 -0,623 -2,856 12,292 17,804 18,693 23,226 54,8 53,7 4,598 1,722 -1,410 -3,419 14,260 19,212 20,267 24,352 54,8 55,9 5,227 2,500 -1,174 -2,900 14,879 19,077 21,279 24,477
4.9.6. Kombinasi Pembebanan
Menurut RSNI 03-2847-201x pasal 11.2. kombinasi beban yang digunakan
adalah:
Tabel 4.18. Kombinasi Pembebanan
No Kombinasi comb 1 1,4 DL comb 2 1,2 DL + 1,6 LL comb 3 1,2 DL + 0,5 LL + Ex comb 4 1,2 DL + 0,5 LL - Ex comb 5 1,2 DL + 0,5 LL + Ey comb 6 1,2 DL + 0,5 LL - Ey comb 7 0,9 DL + Ex comb 8 0,9 DL - Ey comb 9 0,9 DL + Ey comb 10 0,9 DL - Ey
4.10. Hasil Gaya Geser Dasar dan Displacement
4.10.1. Hasil Gaya Geser Dasar
Setelah dilakukan analisis dengan program ETABS maka didapatkan nilai gaya
geser dasar sebagai berikut:
Tabel 4.19. Gaya Geser Dasar Analisis Statik
Arah Vx (ton)
Vy (ton)
Arah x 409,21 122,26 Arah y 122,76 409,21
4.10.2. Hasil Displacement
Setelah dilakukan analisis dengan program ETABS maka di dapat nilai
displacement sebagai berikut:
Tabel 4.20. Displacement Analisis Statik
Lantai Displacement (mm)
Displacement Arah X
Displacement Arah Y
x y Kombinasi Point Kombinasi Point
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
12 44,1 45,0 Comb 4 52 Comb 6 114 11 46,3 44,4 com 3 1 Comb 6 27 10 43,5 41,4 com 3 66 Comb 6 353 9 40,6 38,5 com 3 66 Comb 6 28 8 37,0 35,0 com 3 2 Comb 6 33 7 32,8 31,0 com 3 65 Comb 6 353 6 28,3 26,6 com 7 66 Comb 6 34 5 23,4 22,0 com 3 1 Comb 6 27 4 18,4 17,3 com 3 66 Comb 6 60 3 13,3 12,8 com 3 342 Comb 6 508 2 8,4 8,3 com 7 1 Comb 6 1 1 3,9 4,1 com 7 138 Comb 6 138
4.11. Kontrol Struktur Gedung
4.11.1. Partisipasi Massa
Menerut SNI 1726-2012 pasal 7.9.1 perhitungan respon dinamik struktur harus
sedemikian rupa sehingga partisipasi massa dalam menghasilkan respon total
harus sekurang-kurangnya 90%.
Tabel 4.21. Hasil Modal Partisipasi Massa Rasio
Mode Period SumUX SumUY
1 2,51951 0,1704 41,3266 2 2,37783 70,6021 47,0907 3 2,21496 80,1401 79,7626 4 0,81722 80,1413 86,2874 5 0,7758 90,4928 86,5633 6 0,72529 91,1274 9,071 7 0,46616 91,1433 93,6652 8 0,44465 95,1209 93,6772
Pada table 4.26. menunjukkan bahwa mode ke 8 mampu memenuhi syarat
partisipasi massa (melampaui 90%) sesuai SNI 03-1726-2002 pasal 7.2.1.
4.11.2. Kontrol Gaya Geser Dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Menurut SNI 1726-2012 pasal 11.1.4 apabila gaya geser dasar maksimum hasil
analisis yang telah diskalakan Vi adalah kurang dari 85% nilai V yang ditentukan
menggunakan nilai minimum CS. Maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan
menurut persamaan berikut:
Vdinamik > 0,85. Vstatik
Gaya geser dasar analisis static
Vx arah x = 395,56
arah y = 118,67
Vy arah x = 122,76
Arah y = 118,67
4.11.3. Kontrol Kinerja Batas Layan
Kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar lantai-
tingkat akibat pengaruh gempa rencana dengan persyaratan
xHR03,0<D
atau < 30 mm (Pasal 8.1.1 SNI 1726-2002)
Dimana :
R : Koefisien Modifikasi Respons
D : Simpangan Antar Tinkat
H : Tinggi Tingkat
Dari hasil analisis dengan program ETABS didapat nilai displacement, kemudian
dicek dengan kinerja batas layan sesuai dengan SNI 1726-2002.
Displacement arah x
Lantai 11
∆x = 46.3– 43.5
= 2.8 mm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Syarat = 40008
03,0x
Syarat = 15 mm
2,8 < 15 mm ...OK
4.11.4. Kontrol Kinerja Batas Ultimit
Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan
antar tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana dalam
kondisi gedung diambang keruntuhan dengan persyaratan.
(Pasal 8.1.2 SNI 1726-2002)
aFaktorSkal
R.7,0=z
Dimana:
z : Faktor Penggali
D : Simpangan Antar Tinkat
H : Tinggi Tingkat
R : Koefisien Modifikasi Respons
Dari hasil analisis dengan program ETABS displacement, kemudian dicek dengan
kinerja batas ultimit sesuai dengan SNI 1726-2002.
Displacement arah x
Lantai 11
∆x = 46.3– 44.4
= 2.8
Faktor Skala = 1
1
8.7,0=z
= 5,6
5,6 . 2.8< 0,02.4000
15.8 mm < 80 mm ...OK
Tabel 4.22. Kontrol Kinerja Batas Ultimit Analisis Statik
H.02,0. <Dz
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Lantai h (mm) Displacement (mm)
Simpangan Antar Tingkat
(mm) Syarat Keterangan
x y ∆x ∆y x y 1 5000 3,90 4,10 3,90 4,10 18,75 OK OK 2 3500 8,40 8,30 4,50 4,20 13,125 OK OK 3 3500 13,30 12,80 4,90 4,50 13,125 OK OK 4 3500 18,40 17,30 5,10 4,50 13,125 OK OK 5 3500 23,40 22,00 5,00 4,70 13,125 OK OK 6 3500 28,30 26,60 4,90 4,60 13,125 OK OK 7 3500 32,80 31,00 4,50 4,40 13,125 OK OK 8 3500 37,00 35,00 4,20 4,00 13,125 OK OK 9 3500 40,60 38,50 3,60 3,50 13,125 OK OK 10 3500 43,50 41,10 2,90 2,90 13,125 OK OK 11 4000 46,30 44,40 2,80 3,0 15 OK OK
12 Atap' 3200 44,10 45,00 2,20 0,60 12 OK OK
Gambar 4.7. Simpanagan Struktur Akibat Gempa Rencan
Tabel 4.23. Level Kinerja Struktur Berdasarkan ATC-40
PERFORMANCE LEVEL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Interstory Drift Limit
Immediate Occupancy
Damage Control Life Safety
Structural Stability
Maximum Total Roof Displ. Ratio (Xmax/H)
0,01 0,01 - 0,02 0,02 0,33 Vi/Pi
Maximum Inelastic Drift 0,005 0,005 - 0,015 No. Limit No. Limit
Persamaan yang digunakan :
Maksimum Drift = Htotal
Dt
Maksimum In-Elastic Drift = Htotal
DDt 1-
Dimana :
Dt : Displacement atap (paling atas)
D1 : Displacement lantai 1 (lantai diatas penjepitan lateral)
Analisis Statik
1. Arah x
Maksimum Drift = 0.0010543700
46,30==
Htotal
Dt
Sehingga level kinerja gedung adalah Immediate Occupancy
Maksimum In-Elastic Drift = 00097,043700
9.33.461=
-=
-Htotal
DDt
Sehingga level kinerja gedung adalah Immediate Occupancy
2. Arah y
Maksimum Drift = 00103,043700
45==
Htotal
Dt
Sehingga level kinerja gedung adalah Immediate Occupancy
Maksimum In-Elastic Drift = 00093,043700
1.4451=
-=
-Htotal
DDt
Sehingga level kinerja gedung adalah Immediate Occupanc
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
4.12. Hasil Analisis Pushover
4.12.1. Kurva Kapasitas
ETABS melakukan iterasi, sehingga didaptkan kurva kapasitas (capacity curve.)
Merupakan kurva hubungan antara perpindahan lateral lantai teratas / atap
(displacement) dengan gaya geser dasar (Base shear ) sebagai hasil dari analisis
pushover yang disajikan dalam gambar dibawah ini.
Gambar 4.8. Kurva Kapasitas arah X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Sumber : Simulasi 3D pada program ETABS
Gambar 4.9 Kurva Kapasitas arah Y Sumber : Simulasi 3D pada program ETABS
4.12.2. Kurva Kapasitas Sprktrum
Gambar 4.10 Kurva Kapasitas spektrum arah X Sumber : Simulasi 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 4.11 Kurva Kapasitas spektrum arah Y Sumber : Simulasi 3D pada program ETABS
Memasukan Ca dan Cv untuk yang didapat dari perhitungan respon spektrum
desain dengan tipe struktur A berdasarkan tabel 8-3 ATC-40
4.12.3. Pembahasan
Tabel 4.24. Nilai performance point
Arah x
V (Ton), D (m) 1500,184 ;0,143
Sa (g), Sd (m) 0,196 ; 0,114
Teff (detik), βeff 1,522 ; 0,104
Arah y
V (Ton), D (m) 1623,869; 0,149
Sa (g), Sd (m) 0,203 ; 0,120
Teff (detik), βeff 1,521 ; 0,89
PERFORMANCE LEVEL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
1. Menurut SNI 1726 2012 ditentukan 0.02H = 0,02 x 43,7 = 0,874m > 0,127 m
(x) dan > 0.261m (y) maka kinerja gedung displacement baik .
2. T1 = 1,9541
3. C1= 0.07459 (didapatkan dari perhitungan gaya geser dasar )
Maka sesuai dengan rumus 2.8. sebagai berikut :
V1 = C1 x Wt = 0,0749x 15598 = 1168,34 t
(Untuk arah x dan y sama )
Syarat: V >0,8 V1,
Arah x , 1500,184 > 934,647
Arah y, 1623,869>934.647 maka dapat disimpulkan bahwa base share
struktur gedung terhadap pembebana gempa nominal akibat pengaruh gempa
rencana pada arah x dan y telah memenuhi persyaratan SNI 1726 – 2012
4. Displacement maksimal atap (Dt)
Arah x = 0,143m , arah y = 0,149 m
5. Displacement diatas penjepit lateral (D1)
Arah x = 0,00327 m , arah y = 0,00341 m
6. Tinggi atap = 43,7 m
7. Maksimal drift =
8. maksimal in elastic drift =
Tabel 4.25. Kinerja Gedung
Parameter Arah x Arah y
Maksimal Total Drift 0,00327 0,00341
Performace Level Immediate Occupancy
(IO) Immediate Occupancy
(IO)
Maksimal in-elastic Drift
0,00318 0,00332
Performace Level Immediate Occupancy
(IO) Immediate Occupancy
(IO)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Berdasarkan nilai Drift untuk arah x dan y kurang dari 0.01 maka kinerja gedung
termasuk dalam Immediate Occupancy sedangkan nilai in elastic drift untuk arah
x dan y lebih kecil atau saman dengan 0.005 maka nilai level kinerja termasuk
Immediate Occupancy.
4.13. Perhitungan Performance Point Menurut ATC 40 Dalam Format
ADRS
4.13.1. Perhitungan Kurva Kapasitas menjadi Kurva Spektrum
1. Factor α dan PF
Tabel 4.26 Nilai displacement tiap lantai
No Lantai Displacement (m)
x y
1 Atap 0,0441 0,045
2 Lantai 11 0,0463 0,0444
3 Lantai 10 0,0435 0,044
4 Lantai 9 0,0406 0,0385
5 Lantai 8 0,037 0,035
6 Lantai 7 0,0328 0,031
7 Lantai 6 0,0283 0,0266
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
8 Lantai 5 0,0234 0,022
9 Lantai 4 0,0184 0,0173
10 Lantai 3 0,0133 0,0128
11 Lantai 2 0,0084 0,0083
12 Lantai 1 0,0039 0,0041
Tabel 4.27 Faktor α dan PF arah x
No Lantai Displacement (m) Berat (ton) mi.φi (tm) mi.φi² (tm²)
1 Atap 0,0441 240,510 10,033 0,442
2 Lantai 11 0,0463 1191,879 55,183 2,289
3 Lantai 10 0,0435 1210,113 52,640 2,290
4 Lantai 9 0,0406 1329,034 53,959 2,191
5 Lantai 8 0,037 1329,034 49,174 1,819
6 Lantai 7 0,0328 1329,034 43,592 1,430
7 Lantai 6 0,0283 1329,034 37,612 1,064
8 Lantai 5 0,0234 1329,034 31,099 0,728
9 Lantai 4 0,0184 1329,034 24,454 0,450
10 Lantai 3 0,0133 1329,034 17,676 0,235
11 Lantai 2 0,0084 1329.033 11,164 0,094
12 Lantai 1 0,0039 1809,003 7,055 0,027
TOTAL 15083,773 394,2160 13,351
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel 4.28 faktor α dan PF arah y
No Lantai Displacement (m) Berat (ton) mi.φi (tm) mi.φi² (tm²)
1 Atap 0,0321145 240,510 10,238 0,461
2 Lantai 11 0,0325943 1191,878 52,919 2,34
3 Lantai 10 0,0306971 1210,113 53,245 2,343
4 Lantai 9 0,0289379 1329,034 51,168 1,970
5 Lantai 8 0,0268337 1329,034 46,516 1,628
6 Lantai 7 0,0243684 1329,034 41,200 1,277
7 Lantai 6 0,0215731 1329,034 35,352 0,940
8 Lantai 5 0,0184416 1329,034 29,239 0,643
9 Lantai 4 0,0149859 1329,034 22,992 0,398
10 Lantai 3 0,0112615 1329,034 17,012 0,218
11 Lantai 2 0,0076338 1329.033 11,031 0,092
12 Lantai 1 0,0002916 1809,003 7,4169 0,030
TOTAL 15083,773 378,91 12,375
Arah X
(∑mi.φi)² = 394,216
= 154393,826
(∑mi.φi²) 13,35
(∑mi) = 15083,773
α =).().(
).(2
2
miimi
imi
åFåFå =
150835,13216,394x
= 0.77168
PF = roofximi
imif2).(
).(
FåFå = 041,0
35,13216,394
x = 1,302
Arah Y (∑mi.φi)² = 378,91
= 143575,9259
(∑mi.φi²) = 12,37576431
(∑mi) = 15083,773
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
α =).().(
).(2
2
miimi
imi
åFåFå =
14357537,1291,378
x = 0,769
PF = roofximi
imif2).(
).(
FåFå = 045,0
37,1291,378
x = 1,377
Merubah Kurva Kapasitas Menjadi Kapasitas Spektrum
Sa/g =a
WtVb /
Sd =roofPFx
Xrooff
Tabel 4.29 Perhitungan kurva kapasitas arah x dalam format ADRS
No Displacement (m)
Base force (ton)
α Wtot (ton) Sa/g (m) Sd/g (m)
0 0 0 0,787821558 15083,773 0 0
1 0,0389 531,677 0,787821558 15083,773 0,045676788 0,029873974
2 0,1324 1501,005 0,787821558 15083,773 0,128952517 0,101679027
3 0,2701 2309,4614 0,787821558 15083,773 0,19840764 0,207428287
4 0,093 109,1003 0,787821558 15083,773 0,009372892 0,071421069
Tabel 4.30 Perhitungan kurva kapasitas arah y dalam format ADRS
No Displacement (m)
Base force (ton)
α Wtot (ton) Sa/g (m) Sa/g (m)
0 0 0 0,787821558 15083,773 0 0
1 0,0071 539,98 0,787821558 15083,773 0,046545003 0,053595817
2 0,0277 1523,29 0,787821558 15083,773 0,131302733 0,18048977
3 0,0278 2306,82 0,787821558 15083,773 0,198840164 0,371037367
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
4 0,2532 1976,741 0,787821558 15083,773 0,170388459 0,348855037
Gambar 4.14 Kurva Kapasitas Spektrum arah x format ADRS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Gambar 4.13 Kurva Kapasitas Spektrum arah Y format ADRS
4.13.2. Demand Spektrum
Untuk T = 0.12 detik
T= sdsa
Õ2
T= gsd
sa.
4 2 Õ
0.0153= 81,9605,0
4 2
xsd
Õ
Sd = 0.00239 m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Untuk T = 0.596 detik
T= sdsa
Õ2
T= gsd
sa.
4 2 Õ
0.36=gsd
sa.
4 2 Õ
Sd = 0.04925m
Untuk T > 0.6 detik
sa
sdTgsa
P==
2
375,0375,0
sdg
sa 0192,0= = ……………(persamaan 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel 4.31 Demand Spektrum ADRS
Gambar 4.14. Grafik Demand Spektrum format ADRS
Sd Sa 0 0.24
0.0021 0.61 0.05 0.61 0.06 0.31 0.07 0.27 0.08 0.24 0.09 0.21 0.10 0.19 0.11 0.17 0.12 0.16 0.13 0.15 0.14 0.14 0.15 0.13 0.16 0.12
Sa Sd 0.17 0.11 0.18 0.11 0.19 0.10 0.20 0.10 0.21 0.09 0.22 0.09 0.23 0.08 0.24 0.08 0.25 0.08 0.26 0.07 0.27 0.07 0.28 0.07 0.29 0.07 0.30 0.06 0.31 0.06 0.32 0.06
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 4.15 Penggabungan Kurva Kapasitas Spektrum dengan Kurva Demand Spektrum arah x format ADRS
Gambar 4.16 Penggabungan Kurva Kapasitas Spektrum dengan Kurva Demand Spektrum arah y format ADRS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
4.13.3. Performa Level
Tabel 4.32 Koordinat performance point
x y Sd sa sd sa
0.13 0.15 0.16 0.12
Arah x
MPF x roof sd H x roof /H
1.301 0.169 0.13 43,7 0.0038
Arah y
MPF x roof sd H x roof /H
1.337 0.2203 0.16 43,7 0.0050
Contoh perhitungan Performa level
Arah Y
Koordinat performance point (0.112;0.16)
Sd = roofPFx
xrooff
Xroof = Sd x PF
= 0.16 x 1.337 = 0.2203
Hxroof
=7,43
2203,0 = 0.005
Sehingga performance point pada kondisi Immidiate occupancy
Indek kepercayaan efektif (βeff)= = 10 + ( βo x k ), untuk mendapat kan nilai βeff
perlu dihitung nilai β0 dengan rumus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Sumber ATC-40
Dengan membuat garus bantu pada point pertama, kemudian dihubngkan dengan
point terakhir sebelum struktrur mengalami keruntuhan untuk mendapatkan nilai
dy dan ay . nilai api dan dpi didapatkan dari nilai performance point dikarenakan
penggabungan kurva kapasitas sektrum dengan kurva demand spektrum foramat
ADRS langsung berpotongan maka nila api dan dpi langsung di dapat tanpa perlu
iterasi.
Tabel 4.33. hasil perhitungan βeff
arah dpi api dy ay β0 (%) βeff
x 0,13 0.15 0.0013 0.02988 4,8 14,8
y 0.15 011 0.053 0.046 0.1007 10,1
dpiapiapidydpiay
.)..(7,63
0-
=b
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
4.14. Skema Sendi platis
4.14.1. Arah x
Gambar 4.17 Gambar 3D sendi plastis arah x step 0
Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
1. Step 1 pada saat inimenunjukan baras linier dari B-IO 1 buah kemudian diikuti
pelelahan pertama pada struktur
Gambar 4.18 Gambar 3D sendi plastis arah x step 1 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
2. Pada step 2 sebagian besar balok dan kolom mengalami sendi plastis dengan
level B ,menunjukan batas linier yang kemudian diikuti terjadinya perlelehan
pertama pada struktur dan menunjukan level IO
Gambar 4.19 Gambar 3D sendi plastis arah x step 2 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
3. Pada step 3 sebagian besar balok dan kolom pada portal mengalami perubahan
sendi plastis dari level IO ke Ls menunjukan kekakuan struktur berkurang
tetapi masih mempunyai ambang yang cukup besar terhadap keruntuhan.
Gambar 4.20 Gambar 3D sendi plastis arah x step 3 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
4. Pada step 4 semua balok dan kolom mengalami sendi plastis sebagian besar
pada level CP ke C terjadi kerusakan yang parah pada struktur hingga kekuatan
dan kekakuannya berkurang banyak,dan batas maksimum gaya geser yang masih
mampu ditahan gedung.
Gambar 4.21 Gambar 3D sendi plastis arah x step 4 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
4.14.2. Arah Y
1. Step 1 pada saat inimenunjukan baras linier dari B-IO 1 buah kemudian diikuti
pelelahan pertama pada struktur
Gambar 4.22 Gambar 3D sendi plastis arah y step 1 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
2. Pada step 2 sebagian besar balok dan kolom mengalami sendi plastis dengan
level B ,menunjukan batas linier yang kemudian diikuti terjadinya perlelehan
pertama pada struktur dan menunjukan level IO
Gambar 4.23 Gambar 3D sendi plastis arah y step 2 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
3. Pada step 3 sebagian besar balok dan kolom mengalami sendi plastis dengan
level LS , terjadi kerusakan mulai dari kecil sampai tingkat sedang kekakuan
struktur berkurang tetapi masih mempunyai ambang yang cukup besar terhadap
keruntuhan.
Gambar 4.24 Gambar 3D sendi plastis arah y step 3 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
4. Pada step 4 semua balok dan kolom mengalami sendi plastis sebagian besar
pada level CP ke C terjadi kerusakan yang parah pada struktur hingga kekuatan
dan kekakuannya berkurang banyak,dan batas maksimum gaya geser yang
masih mampu ditahan gedung dan ada bagian yang terjadinya degradasi
kekuatan struktur yang besar sehingga kondisi struktur stabil dan hampir
collepse
Gambar 4.25 Gambar 3D sendi plastis arah y step 4 Sumber : Gambar simulais 3D pada program ETABS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Tabel 4.34. Tingkat kerusakan struktur akibat tebentuknya sendi plastis
Keterangan Simbol Penjelasan
B
menunjukan batas linier yang kemudian diikuti terj
adinya perlelehan pertama pada gedung
IO
terjadinya kerusakan yang kecil atau tidak berarti
pada struktur, kekakuan struktur hampir sama pada
saat belum terjadi gempa
LS
terjadi kerusakan mulai dari kecil sampai tingkat
sedang kekakuan struktur berkurang tetapi masih
mempunyai ambang yang cukup besar terhadap
keruntuhan
CP
terjadi kerusakan yang parah pada struktur hingga
kekuatan dan kekakuannya berkurang banyak
C
batas maksimum gaya geser yang masih mampu
ditahan gedung
D
terjadinya degradasi kekuatan struktur yang besar
sehingga kondisi struktur stabil dan hampir collepse
E struktur sudah tidak mampu menahan gaya geser