bab 4 hasil dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
59
Bab 4
Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal yang menyangkut
tentang implementasi dari perancangan yang ada dalam bab 3 meliputi
implementasi pengaturan fitur piranti jaringan dalam implementasi sistem
warnet berdasarkan volume based dan time based access, serta sebuah web
dan database lokal.
4.1 Implementasi Sistem
Dalam implementasi sistem ini akan dibuat sebuah sistem yang telah
dirancang pada Bab 3 meliputi sistem yang akan dikelola oleh
administrator, operator, member dan guest.
4.1.1 Administrator
Pada Bab 3 telah dirancang sebuah activity diagram,
administrator warnet dapat melakukan pengelolaan mikrotik dan web
lokal warnet.
a. Mikrotik
Pada proses ini seorang administrator melakukan konfigurasi
jaringan warnet yang akan digunakan. Dalam konfigurasi sistem
yang dibangun ini menggunakan fitur captive portal/ hotspot
gateway yang disediakan oleh mikrotik. Administrator
menggunakan aplikasi winbox untuk mengkonfigurasi mikrotik.
Berikut gambaran umum dalam konfigurasi mikrotik:
60
Gambar 4.1 Konfigurasi Interface
Gambar 4.1 adalah konfigurasi dasar pengalamatan interface
yaitu interface jaringan lokal dan ke modem sesuai Tabel 3.1.
Gambar 4.2 Konfigurasi Routing
Gambar 4.2 adalah merupakan konfigurasi routing sederhana
untuk jaringan lokal nantinya dapat berkomunikasi dengan jaringan
internet.
Gambar 4.3 Hotspot Setup 1
Gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa fitur hotspot akan dijalankan
pada jaringan lokal diwarnet disesuaikan pada topologi pada
Gambar 3.15.
61
Gambar 4.4 Hotspot Setup 2
Gambar 4.4 adalah alamat jaringan interface lokal mikrotik yang
digunakan sebagai alamat hotspot gateway agar pengguna dapat
berkomunikasi dengan jaringan internet Tabel 3.1.
Gambar 4.5 Hotspot Setup 3
Gambar 4.5 adalah range alamat ip yang diberikan pada
komputer user yang akan menggunakan akses internet sesuai dengan
alamat jaringan pada Tabel 3.1.
Gambar 4.6 Hotspot Setup 4
Gambar 4.6 adalah import certificate SSL dimana pada
pembuatan sistem ini tidak menggunakan fitur SSL certificate.
62
Gambar 4.7 Hotspot Setup 5
Gambar 4.7 adalah pemberian SMTP server yang digunakan
dalam jaringan lokal. Tetapi dalam pembuatan sistem ini tidak
menggunakan SMTP server.
Gambar 4.8 Hotspot Setup 6
Gambar 4.8 adalah pengaturan DNS server yang digunakan user
untuk mengakses internet. Pada pembuatan sistem akan dibangun
sebuah DNS server lokal memanfaatkan fitur yang diberikan
mikrotik.
Gambar 4.9 Hotspot Setup 7
63
Gambar 4.9 adalah pemberian nama DNS lokal yang telah
dibuat. Namun, dalam pembuatan sistem ini tidak diberi nama
karena DNS server yang digunakan tidak hanya DNS server lokal
tetapi menggunakan server DNS milik google Gambar 4.8.
Gambar 4.10 Hotspot Setup 8
Gambar 4.10 adalah account user untuk menggunakan akses
internet melalui hotspot gateway.
Gambar 4.11 Hotspot Setup 9
Gambar 4.11 adalah sebuah profile server hotspot yang telah
terbuat dari beberapa langkah pada Gambar 4.1 sampai dengan 4.11.
64
Gambar 4.12 Hotspot Setup 10
Gambar 4.12 adalah konfigurasi dari server hotspot dimana login
yang digunakan tiap user menggunakan protokol HTTP CHAP.
Gambar 4.13 Service List
Gambar 4.13 adalah pengaturan beberapa service yang aktif
dalam mikrotik dan service API dijalankan dalam mikrotik karena
digunakan untuk menghubungkan data yang ada dalam mikrotik
dengan web dan database lokal warnet.
65
b. Pengaturan Account
Gambar 4.14 Account Administrator
Gambar 4.14 merupakan pengaturan group account untuk
mengakses mikrotik, administrator warnet diberikan akses penuh
untuk mikrotik.
Gambar 4.15 Account Operator dan Member
Gambar 4.15 merupakan pengaturan group account untuk
mengakses mikrotik, operator dan member warnet diberikan akses
66
write, operator dan member dapat menggunakannya untuk
melakukan konfigurasi account member dalam mikrotik
menggunakan web lokal.
c. Backup Konfigurasi
Dalam sebuah konfigurasi jaringan diperlukan sebuah backup
konfigurasi untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak
diinginkan dan mengurangi resiko pengaturan ulang yang cukup
memakan waktu.
Gambar 4.16 Backup Konfigurasi Mikrotik
Gambar 4.16 adalah beberapa file backup konfigurasi mikrotik.
File backup ini dapat dipindah ke PC dan dapat direstore sewaktu-
waktu apabila mikrotik mengalami masalah tanpa harus konfigurasi
ulang mikrotik.
d. Manajemen Warnet Berbasis Web
Administrator warnet berhak memanajemen warnetnya berbasis
web yang berfungsi sebagai alat bantu dalam sistem volume based
dan time based access yang menggunakan fitur yang disediakan
perangkat jaringan yaitu mikrotik hotspot gateway.
67
Gambar 4.17 Login Administrator
Sesuai dalam tahap perancangan bab 3 Gambar 3.12, Gambar
4.17 adalah login untuk mengakses halaman administrator,
username dan password terdapat dalam Tabel 3.3. Apabila
username dan password tidak sesuai dengan isi dalam Tabel 3.3
maka halaman administrator tidak tertampil.
Gambar 4.18 Halaman Administrator
Gambar 4.18 merupakan halaman awal milik administrator
dalam web lokal warnet seperti flowchart pada Gambar 3.12 data
session member yang ada dalam mikrotik untuk dimasukkan dalam
database lokal warnet. Melihat dan menghapus data user yang telah
menggunakan akses internet. Melihat dan menghapus data session
yang telah tersimpan dalam database. Melihat dan menghapus kritik
dan saran yang diberikan user pada warnet. Melihat dan menghapus
laporan harian yang diberikan operator tiap hari. Melihat data
68
member yang terdaftar memiliki account dalam warnet. Melihat dan
mengatur data member yang melakukan topup account lewat
transfer rekening. Melihat data keseluruhan member yang telah
melakukan topup account. Melihat data history topup account tiap
member.
4.1.2 Operator
Pada Bab 3 telah dirancang sebuah flowchart dimana operator
warnet melakukan pengelolaan data member dan warnet melalui sebuah
web lokal warnet seperti pada Gambar 3.13.
Berdasarkan flowchart pada Gambar 3.13, seorang operator akan
melakukan proses antara lain: melihat data session tiap member,
manajemen account member pendaftaran baik volume based dan time
based, topup account member transaksi tunai, dan pelaporan kondisi
harian warnet menggunakan web lokal.
a. Manajemen Warnet Web Lokal
Seorang operator warnet melakukan tugas memanajemen
warnet berbasis web dimana website ini berfungsi sebagai media
perantara antara data dalam mikrotik dengan database lokal warnet
yang dibuat pada Tabel 3.2.
Gambar 4.19 Login Operator
69
Gambar 4.19 adalah login untuk mengakses halaman operator,
username dan password adalah data yang terdapat dalam Tabel 3.6.
Apabila username dan password tidak sesuai dengan isi dalam
Tabel 3.6 maka halaman manajemen untuk operator tidak tertampil.
Gambar 4.20 Halaman Operator
Gambar 4.20 merupakan halaman operator dalam pengelolaan
warnet meliputi melihat dan merubah data member, pendaftaran
member volume based/ time based access, melihat data username
yang telah terpakai, pelaporan harian operator tentang kondisi
warnet apabila ada masalah.
4.1.3 User
Ada dua tipe user pengguna dalam warnet yaitu member dan
guest.
Gambar 4.21 Halaman User Sisi Member
70
Pada Gambar 4.21 merupakan halaman web lokal warnet pada
sisi user. Berdasarkan flowchart pada Gambar 3.11 yaitu user ada
dua yaitu member dan guest dimana seorang member dapat melihat
status penggunaan berdasarkan account yang dimiliki, mengajukan
proses topup account dengan pembayaran transfer rekening dan
mengubah password account serta memberikan kritik dan saran
pada warnet Gambar 3.4. Sedangkan guest hanya diberikan hak
untuk memberikan kritik dan saran dalam sistem warnet.
4.2 Pengujian Sistem
Pada tahap pengujian sistem kali ini akan dibahas mengenai bagaimana
sistem berjalan dengan sebuah kasus dimana ada seorang user yang
mendaftar menjadi member dengan memilih volume atau timed based yang
telah disediakan oleh warnet. Dalam penerapan volume maupun time based
access maka seorang member yang memilih volume based diberi quota
sebesar 1 GB dan member berdasarkan time based diberi waktu akses
internet hanya 30 menit.
Gambar 4.22 Halaman Login Internet
Gambar 4.22 adalah halaman awal login untuk user yang ingin
mengakses internet diwarnet. Halaman login tersebut adalah milik
71
hotspot gateway mikrotik. Apabila user yang menginginkan akses
internet harus memiliki account untuk menggunakan akses internet
dalam warnet. User yang belum terdaftar menjadi member diberikan
kesempatan untuk mendaftar terlebih dahulu baik volume based
maupun time based melalui pengajuan pendaftaran account pada
operator untuk mendaftar.
Gambar 4.23 Operator Login
Gambar 4.23 adalah halaman login untuk operator dalam
memanajemen warnet dengan database lokal warnet yang ada.
Setelah user melakukan pendaftaran pada operator maka yang
dilakukan seorang operator adalah memasukkan data tersebut
kedalam mikrotik menggunakan web lokal warnet.
Gambar 4.24 Pendaftaran Member Volume Based
Pada Gambar 4.24 adalah form pendaftaran member volume
based yang dilakukan oleh operator. Data berupa nama lengkap,
alamat, username, password, pilihan paket volume based, dan
72
pembayaran akan masuk dalam database pada tabel pendaftaran.
Data username, password dan paket akan masuk juga kedalam
mikrotik yaitu pada hotspot user, kode program dapat dilihat pada
Lampiran Kode Program 3. Kode program 3 tersebut berjalan
menggunakan service API milik mikrotik supaya data yang
dimasukkan dalam web akan masuk dalam database dan mikrotik
dalam pemanfaatan hotspot gateway mikrotik.
Gambar 4.25 Member Volume Based Mikrotik
Pada Gambar 4.25 adalah pengaturan mikrotik hotspot user yang
diberikan batasan volume based sebesar 1 GB hasil dari pendaftaran
Pada Gambar 4.24, mikrotik mengenal dalam bentuk Byte maka 1
GB = 1073741824 Byte.
73
Gambar 4.26 Pendaftaran Member Time Based
Pada Gambar 4.26 adalah form pendaftaran member time based
yang dilakukan oleh operator. Data berupa nama lengkap, alamat,
username, password, pilihan paket time based, dan pembayaran
akan masuk dalam database pada tabel pendaftaran. Data username,
password dan paket akan masuk juga kedalam mikrotik yaitu pada
hotspot user, kode program dapat dilihat pada Lampiran Kode
Program 2. Kode program 3 tersebut berjalan menggunakan service
API milik mikrotik supaya data yang dimasukkan dalam web akan
masuk dalam database dan mikrotik dalam pemanfaatan hotspot
gateway mikrotik.
Gambar 4.27 Member Time Based Mikrotik
74
Pada Gambar 4.27 adalah pengaturan mikrotik hotspot user yang
diberikan batasan time based sebesar 14 hari hasil dari pendaftaran
Pada Gambar 4.26, mikrotik akan memberikan batasan time based
14 hari waktu member login dalam menggunakan internet.
Gambar 4.28 Internet Login 1
Gambar 4.28 adalah tampilan login untuk mengakses internet.
User yang datanya sudah dimasukkan dalam user hotspot gateway
mikrotik dapat melakukan koneksi internet sesuai batasan
berdasarkan time based atau volume based yang telah dipilih.
Gambar 4.29 Status Volume Based
75
Gambar 4.30 Status Time Based
Pada Gambar 4.29 dan 4.30 adalah status dari member baik
volume based dan time based yang telah melakukan login. Waktu
koneksi yang telah didaftarkan operator pada Gambar 4.24 dan
Gambar 4.26 adalah selama 14 hari untuk time based dan 1 GB
untuk volume based apabila waktu telah habis maka koneksi internet
akan terputus secara otomatis.
Gambar 4.31 Status Time Based Limit
Pada Gambar 4.31 adalah apabila member yang memiliki time
based account sudah mencapai batas kuota maka pada saat login
menggunakan internet akan muncul pesan tersebut.
Gambar 4.32 Status Volume Based Limit
76
Pada Gambar 4.32 adalah apabila member yang memiliki volume
based account sudah mencapai batas kuota maka pada saat login
menggunakan internet akan muncul pesan tersebut.
Member dapat melakukan proses apabila kuota account limit
telah sampai pada batasannya, member dapat melakukan proses
topup account dengan pembayaran manual datang ke warnet atau
transaksi antar rekening, dapat merubah password serta melihat
status penggunaan berdasarkan diagram level 2 Gambar 3.5 dan 3.7.
Gambar 4.33 Ubah Password dan Topup Member Manual
Berdasarkan Gambar 4.33 adalah halaman milik operator yang
mempunyai fungsi dalam mengatur data member dan guest berupa
data session, topup account member, ubah password member seperti
diagram level 2 Gambar 3.5 dan Gambar 3.7, data ubah password
dan topup akan dilakukan melalui web dengan koneksi kedalam
database lokal dengan data yang sama di mikrotik seperti Gambar
3.16 menggunakan service API mikrotik dan menggunakan Kode
Program 4 pada lampiran berupa data session yang terdapat dalam
mikrotik yang diambil, dapat digunakan untuk melihat besar data
atau waktu yang telah digunakan saat mengakses internet, yang
dimasukkan kedalam database pada tabel datauser.
77
Gambar 4.34 Ubah Password dan Topup Member Transfer
Berdasarkan Gambar 4.34 adalah halaman milik member yang
mempunyai fungsi dalam mengatur data member account miliknya
berupa data session, topup account member, ubah password member
seperti diagram level 2 Gambar 3.5 dan Gambar 3.7, data ubah
password dan meminta proses topup akan dilakukan melalui web
dengan koneksi kedalam database lokal dengan data yang sama di
mikrotik seperti Gambar 3.16 dengan Kode Program 6 pada
Lampiran yang dilakukan oleh member tersebut. Data berupa no
rekening transfer untuk topup account akan dimasukkan kedalam
database lokal terlebih dahulu Gambar 3.10, untuk selanjutnya
administrator atau operator akan melakukan proses topup pada
account member tersebut apabila transfer antar rekening sudah
berhasil.
Gambar 4.35 Kritik dan Saran Member dan Guest
78
Pada Gambar 4.35 adalah tampilan halaman member maupun
guest yang diberikan untuk warnet dan dimasukkan dalam database
lokal warnet sesuai dengan diagram level 2 Gambar 3.8 dan
flowchart 3.11 Kode Program 6 pada Lampiran.
Gambar 4.36 Laporan Harian Operator
Pada Gambar 4.36 adalah laporan harian yang diberikan operator
tiap harinya untuk dimasukkan dalam database lokal warnet dan
akan diolah oleh administrator seperti diagram level 2 Gambar 3.9
dan flowchart 3.13 dengan Kode Program 8 pada Lampiran.
4.3 Analisis Sistem
Ada beberapa langkah analisis sistem yang dilakukan dalam
perancangan dan penerapan warnet berdasarkan volume based dan time
based access.
4.3.1 Analisis Volume Based dan Time Based Access
Dalam perancangan dan analisa sistem warnet berdasarkan volume
based dan time based access menggunakan fitur piranti jaringan yaitu
79
hotspot gateway mikrotik sebagai media authentication, authorization, dan
accounting dalam menentukan volume maupun time based pada Gambar
4.37. Data user yang ada dalam user hotspot menggunakan metode
autentikasi HTTP CHAP sehingga saat user membuka web browser dan
melakukan koneksi dengan internet akan dimasukkan dalam sebuah login
page hotspot milik mikrotik sebagai media authentication. Saat user telah
melakukan login menggunakan akunnya dan proses authorization dapat
melakukan koneksi akan mengurangi dari volume atau time miliknya yang
merupakan tahap accounting. User dapat melihat status penggunaan yang
telah terpakai baik itu volume maupun time yang telah terpakai melalui web
server lokal warnet ditunjukkan pada sesuai rancangan Gambar 3.16 yang
data session yang telah sesuai dengan yang ada pada user pada hotspot
gateway mikrotik menggunakan API mikrotik dengan Kode Program 4
pada Lampiran.
Gambar 4.37 Skema User Time Based/ Volume Based
Web server lokal warnet berfungsi sebagai interface yang terhubung
dengan database lokal warnet berisi tentang data-data user dalam mikrotik
hotspot gateway yang telah menggunakan sistem volume based dan time
80
based access yang diambil dari mikrotik menggunakan API service
mikrotik yang diaktifkan dalam mikrotik seperti pada Gambar 4.13 dan
dalam web server terdapat satu class program web untuk dapat
berhubungan dengan mikrotik.
4.3.2 Klasifikasi sistem:
Dalam penelitian tentang perancangan dan penerapan warnet
berdasarkan volume based dan time based access menggunakan tipe
deterministik sistem dimana operasi input dan output yang terjadi
didalamnya dapat ditentukan/diketahui dengan pasti. Dalam hal ini
sistem warnet didasarkan pada masukan user yaitu berupa data user dan
pilihan user dalam memilih time atau volume based access dan fitur
piranti jaringan sendiri melakukan tugasnya sesuai dengan masukan dari
pengguna sistem itu sendiri yaitu metode autentikasi autorisasi dan
accounting pada setiap data member yang telah terdaftar dalam user
hotspot gateway mikrotik.
4.3.3 Metode Sistem:
Dalam penelitian tentang perancangan dan penerapan warnet
berdasarkan volume based dan time based access menggunakan metode
sistem blackbox approach, sistem yang input dan output dapat
didefinisikan tetapi prosesnya tidak diketahui atau terdefinisi. Metode
ini hanya dimengerti pihak dalam (administrator atau pemilik warnet)
sedangkan pihak luar hanya mengetahui masukan dan hasilnya. Dalam
hal ini user melakukan pendaftaran, memilih jenis paket, melakukan
topup account, history topup account, menggunakan internet
berdasarkan jenis paket dan melihat status account yang dimiliki, dan
81
administrator maupun operator yang menjadi pengelola sistem yang ada
dan dibahas pada subbab 4.2.
4.3.4 Perbandingan Sistem:
Dalam penelitian tentang perancangan dan penerapan warnet
berdasarkan volume based dan time based access dilakukan
perbandingan antara sistem lama dan yang baru. Tabel 4.1 Perbandingan Sistem Lama-Baru
No Sistem Warnet Lama Sistem Warnet Baru
1 Tipe koneksi Client-Server Tipe koneksi Client-Server
2 Berbasis desktop application Berbasis web
3 Instalasi Client dan Server Instalasi Server
4
Tidak ada batasan volume dan
time based access
Terdapat batasan volume dan
time based access
5
Tidak terdapat backup
database user
Terdapat database backup
khusus user
6
Tidak dapat berpindah
operating system disisi client
Dapat berpindah operating
system disisi client
7
Pencatatan berdasarkan waktu
komputer login
Pencatatan berdasarkan saat
user login untuk menggunakan
akses internet.
8 Pencatatan pada PC billing
Pencatatan pada piranti jaringan
dan database lokal warnet
Tabel 4.1 merupakan perbandingan antara sistem warnet yang
telah ada dengan sistem akses internet yang dibuat pada warnet
berdasarkan volume based dan time based access. Ada beberapa
kekurangan dari sistem baru yang telah dirancang pada penelitian kali
82
ini. Kekurangan sistem yang baru tersebut adalah baik operator maupun
administrator memerlukan waktu untuk menyesuaikan dengan sistem
yang baru karena berbeda dari sisi aplikasi dalam menjalankan sistem
yang baru.