bab 4 hasil penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-01167-mc...
TRANSCRIPT
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian Data Penelitian
Penyajian data yang akan penulis sajikan yaitu dimulai dari profil
narasumber, observasi partisipan, wawancara, dan dokumen.
4.1.1 Profil Narasumber
Wawancara penelitian ini dilakukan kepada pegawai yang bekerja pada
DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI. Adapun narasumber yang penulis
wawancarai adalah sebagai berikut:
1. Narasumber Pertama
Narasumber pertama yang ditentukan adalah Ibu Isni Nur Aini,M.Psi.
Di dalam direktorat ini beliau memiliki posisi sebagai kepala bagian
humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI serta sebagai key informan
dalam penulisan skripsi ini. Beliau bertanggung jawab dengan semua
kegiatan yang dilaksanakan oleh DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.
Tugasnya disini adalah membuat dan merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan oleh DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI serta sebagai
fasilitator komunikasi antara pegawai dengan pihak manajemen atau
antara pegawai dengan pegawai. Beliau memiliki peranan yang sangat
penting dalam menciptakan citra positif direktorat di mata publik
internal maupun eksternal. Beliau bekerja di direktorat ini sejak tahun
2001 sampai saat terakhir penulis melakukan penelitian, beliau masih
bekerja di DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.
2. Narasumber Kedua
Narasumber kedua yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu Nurul
Azni, S.Kom salah satu pegawai bagian humas DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI serta sebagai informan pertama dalam penulisan
skripsi ini. Beliau merupakan seseorang yang bertugas dalam membantu
kepala bagian humas dalam hal membuat dan merencanakan kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI serta
membuat laporan evaluasi dari kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Beliau bekerja di direktorat ini sejak tahun 2008 sampai saat terakhir
penulis melakukan penelitian, beliau masih bekerja di DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI.
3. Narasumber Ketiga
Narasumber ketiga dalam penelitian ini adalah Rara Saraswati, S.Kom.
Beliau merupakan pegawai di Sub Bagian Tata Usaha DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI serta sebagai informan kedua dalam penulisan
skripsi ini. Beliau juga merupakan seseorang yang memiliki tugas dalam
menyediakan formulir kontrak sosial, surat rujukan untuk klien serta
bertanggung jawab terhadap klien pada saat klien datang untuk
menerima, mengecek jumlah dan nama klien dan menandatangani berita
cara penerimaan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penatausahaan arsip dan dokumentasi di direktorat. Beliau bekerja di
direktorat ini sejak tahun 2007 hingga saat terakhir penulis melakukan
penelitian, beliau masih bekerja di DPSKTK-PM Kementerian Sosial
RI.
4. Narasumber Keempat
Narasumber keempat ditentukan dalam penelitian ini adalah Priska
Suryatin, S.St. Beliau merupakan salah satupegawai perlindungan sosial
Direktorat PSKTK-PM Kementerian Sosial RI serta sebagai informan
ketiga dalam penulisan skripsi ini. Beliau merupakan seseorang yang
bertugas dalam melaksanakan identifikasi dan analisis kasus klienserta
melakukan bimbingan konseling terhadap klien yang berada dalam
Rumah Perlindungan Trauma Center Kementerian Sosial RI.Beliau
bekerja sejak tahun 2009 hingga sampai saat terakhir penulis melakukan
penelitian, beliau masih bekerja di Rumah Perlindungan Trauma Center
Kementerian Sosial RI.
4.1.2 Observasi Partisipan
Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipan dalam
pengumpulan data dengan cara penulis bekerja di Direktorat Perlindungan
Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM)
Kementerian Sosial RI pada sub bagian humas. Dalam hal ini penulis bisa
disebut juga sebagai peneliti dengan cara terjun langsung ke lapangan dalam
DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI ini. Dalam hal ini peneliti menjadi
partisipan sebagai periset (observer), yang artinya adalah orang dalam
(insider) dari kelompok yang diamati dan melakukan pengamatan terhadap
kelompok tersebut.
Penulis dalam hal ini mengamati dan ikut berpartisipasi dalam beberapa
kegiatan yang dilakukan oleh DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.Selain
mengamati dan ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan, penulis juga
melakukan sendiri bagaimana cara membuat disposisi surat untuk
melaksanakan case conference yang ditujukan kepada seluruh kepala bagian
yang ada dalam direktorat ini. Hal tersebut dilakukan penulis untuk
mengamati kegiatan employee relations yang diharapkan mampu
meningkatkan motivasi kerja para pegawai direktorat.
Penulis mendapatkan hasil dari pengamatan yang dilakukan dan
dirangkum menjadi tahapan dalam observasi partisipan, yaitu sebagai
berikut :
1. Pemilihan terhadap
fenomena yang akan diteliti.
Pemilihan ini berkaitan dengan permasalahan yang akan dipilih dan
penulis memilih kegiatan employee relationshumas DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI sebagai objek penelitian.
2. Membuat disposisi surat
yang ditujukan kepada masing-masing kepala sub bagian yang ada
dalam direktorat untuk pelaksanaan case conference.
3. Ikut serta dalam
kegiatan senam pagi yang rutin dilaksanakan pada hari jumat pukul
08.00 WIB sampai 08.30 WIB. Senam pagi ini diikuti oleh seluruh
pegawai Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan
Pekerja Migran (DPSKTK-PM) Kementerian Sosial RI.
4. Berpartisipasi dalam
perayaan hari ulang tahun pegawai. Special event ini dilakukan pada
minggu keempat setiap bulan. Pada hari minggu pegawai yang berulang
tahun pada bulan itu berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya.
Kegiatan ini merupakan hiburan untuk pegawai serta salah satu cara
yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai.
5. Capacity Building
Sebagai pengamat kegiatan capacity building. Capacity building ini
dilaksanakan di Rumah Perlindungan Trauma Center Kementerian
Sosial RI pada tanggal 16 Maret 2012 dan dihadiri oleh seluruh
pegawai. Dalam kegiatan ini pegawai diberikan pembekalan ilmu
misalnya seperti praktek konseling dan juga ada narasumber yang
memberikan materi seputar penanganan korban tindak kekerasan dan
pekerja migran.
6. Pemantapan Petugas
Pada kegiatan pemantapan petugas ini, penulis hanya sebagai pengamat
dan tidak mengikuti kegiatan tersebut karena penulis hanya melakukan
internship selama beberapa bulan, sedangkan pemantapan petugas ini
ditujukan untuk pegawai tetap yang bekerja di DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI. Pemantapan petugas ini biasanya dilaksanakan
di luar kota seperti yang telah dilaksanakan pada saat penulis melakukan
kerja praktek yaitu pada bulan Februari 2012. Pemantapan petugas ini
dilaksanakan rutin setiap satu tahun sekali.
7. Mengamati media yang
digunakan dalam menyampaikan kegiatan internal dalam direktorat.
Media tersebut berupa media cetak seperti undangan yang berisikan
mengenai pelaksanaan kegiatan, disposisi surat, papan pengumuman,
dan telepon.
8. Melakukan pencatatan
dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI. Pencatatan yang dilakukan penulis adalah
menggunakan alat tulis.
9. Instrumen observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan buku
pelaksanaan kerja praktek. Buku ini berisikan mengenai kegiatan-
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh penulis selama penulis
melaksanakan kerja praktek.
10. Subjek pada penelitian
ini adalah humas dan pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.
Penulis sebagai observer, selain ikut serta dalam beberapa kegiatan
yang dilaksanakan dalam DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI, penulis juga
membantu para pegawai bagian humas dalam melakukan pekerjaannya yaitu
seperti membuat disposisi surat pelaksanaan case conference dan melakukan
persiapan teknis sebelum case conference ini dimulai. Disini penulis melihat
bagaimana cara bekerja humas di DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.
4.1.3 Wawancara
Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka penulis melakukan
wawancara kepada beberapa narasumber yang penulis ketahui memiliki
peran yang cukup penting. Pemilihan narasumber merupakan rangkaian
penyajian data untuk memperoleh informasi yang lebih detail mengenai
kegiatan internal direktorat.
Wawancara yang dilakukan oleh penulis meliputi pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan kepada key informan dan informan ada yang tidak
memiliki kesamaan dan ada pula yang memiliki kesamaan, pertanyaan yang
diajukan disesuaikan dengan posisi narasumber tersebut dalam DPSKTK-
PM Kementerian Sosial RI. Namun pada dasarnya semua pertanyaan
tersebut sesuai dengan topik yang penulis bahas dan relevan dengan teori
yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis melakukan wawancara dengan Narasumber pertama yang
penulis pilih adalah Ibu Isni Nur Aini,M.Psi selaku kepala bagian humas dan
dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai key informan, karena beliau yang
mengeluarkan ide-ide agar terlaksananya kegiatan employee relations dalam
direktorat serta sebagai tempat proses untuk pengambilan keputusan. Dari
pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan kepada Ibu Isni adalah penulis
mendapatkan penjelasan mengenai peranan humas dalam direktorat,
mengenai kegiatan employee relations yang sudah dilaksanakan oleh
DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI serta mengenai bagaimana cara humas
dalam menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan penulis juga
menanyakan pengaruh dari kegiatan employee relations yang sudah
dilaksanakan terhadap motivasi kerja pegawai. Selain itu penulis juga
menanyakan dari beberapa kegiatan tersebut mana yang lebih efektif dalam
meningkatkan motivasi kerja pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.
Wawancara selanjutnya yaitu dengan beberapa pegawai yang bekerja
dalam direktorat dan dalam penulisan skripsi ini sebagai informan.
Wawancara ini dilakukan oleh penulis agar penulis mendapatkan kesamaan
jawaban dari beberapa narasumber tersebut. Narasumber yang sebagai
informan dalam penulisan skripsi ini adalah Nurul Azni, S.Kom selaku
pegawai bagian humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI, Rara
Saraswati, S.Kom yang merupakan salah satu pegawai di Sub Bagian Tata
Usaha DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI, dan Priska Suryatin, S.St
selaku pegawai perlindungan sosial Direktorat PSKTK-PM Kementerian
Sosial RI. Penulis mengajukan pertanyaan yang secara garis besar sama
dengan apa yang ditanyakan kepada kepala bagian humas DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI yaitu Ibu Isni yang dalam penulisan skripsi ini adalah
sebagai key informan. Hal ini dilakukan untuk mengambil satu kesimpulan
tentang apa yang ingin diteliti oleh penulis dalam hal peranan humas melalui
kegiatan employee relations dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai
DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI. Daftar pertanyaan yang diajukan
kepada informan dalam penulisan skripsi ini adalah mengenai peranan
humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI, mengenai kegiatan employee
relations yang dilaksanakan oleh direktorat serta menanyakan cara humas
dalam menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menanyakan
pengaruh dari kegiatan yang sudah dilaksanakan terhadap motivasi kerja
mereka.
Setelah penulis melakukan wawancara kepada narasumber dan penulis
cross-check dengan data observasi dalam rangka menganalisa validitas
keabsahan data. Selanjutnya yang penulis lakukan adalah menyatukan antara
data yang diperoleh oleh penulis dari hasil wawancara dan observasi dengan
mengkaitkannyaberdasarkan teori yang penulis dapatkan selama belajar dan
akan digabungkan kembali dalam sebuah pengolahan data berupa beberapa
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pegawai direktorat sebagai salah satu
cara humas untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai.
4.1.4 Dokumen
Pengumpulan data yang penulis gunakan selanjutnya adalah dokumen
sebagai salah satu instrumen yang mendukung dalam permasalahan ini serta
sebagai alat bukti bahwa penulis pernah melakukan sebuah penelitian
terhadap direktorat ini. Dokumen tersebut merupakan bentuk media
komunikasi tertulis yang diberlakukan secara umum dalam DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI.
Dalam hal ini penulis akan menyajikan sebuah undangan yang
diberikan kepada seluruh pegawai untuk memberitahukan bahwa akan
dilaksanakan kegiatan seperti pemantapan petugas. Pemantapan petugas ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis sebagai
tenaga pelaksana perlindungan sosial korban tindak kekerasan dan pekerja
migran, mengembangkan informasi dan kerjasama dalam rangka
penanganan korban tindak kekerasan dan pekerja migran, serta menyamakan
persepsi dan pemahaman yang sama dalam penanganan korban tindak
kekerasan dan pekerja migran.
Dibawah ini merupakan contoh undangan pelaksanaan kegiatan
pemantapan petugas yang diberikan kepada seluruh pegawai yang mengikuti
kegiatan tersebut.
CONTOH DISPOSISI SURAT
Dokumen disposisi surat diatas merupakan bentuk media komunikasi tertulis yang juga
diberlakukan dalam direktorat. Disposisi surat tersebut ditujukan kepada setiap masing-
masing kepala sub bagian yang ada dalam DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI apabila
akan dilaksanakannya kegiatan case conference. Hal tersebut dilakukan agar seluruh
kepala bagian yang ada dalam direktorat menghadiri dan mengetahui bahwa akan
dilaksanakannya case conference.
4.2 Pengolahan Terhadap Data Yang Terkumpul
Dari semua data yang sudah disajikan sebelumnya dengan metode-metode
yang telah dipilih dalam penelitian ini, maka selanjutnya yang akan dilakukan
dalam pengolahan terhadap semua data yang sudah terkumpul yang terdiri dari
observasi partisipan, wawancara, dan dokumen.
Hasil daripada metode pengumpulan data yaitu dokumen, terlihat dengan
jelas bagaimana cara humas dalam menginformasikan kegiatan employee
relations yang akan dilaksanakan kepada seluruh pegawai DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI. Sedangkan wawancara yang telah dilakukan terhadap
kepala humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI dan pegawai yang bekerja di
sub bagian lain yang terdapat dalam DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI ini,
menunjukkan bahwa kegiatan employee relations sudah cukup memberikan
kontribusi terhadap motivasi kerja pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI
(hasil wawancara tersebut terlampir). Semua hal tersebut akan diolah dengan cara
mengaitkannya berdasarkan teori yang ada pada bab sebelumnya yaitu kegiatan
employee relations dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai. Kegiatan
employee relations yang sudah dilaksanakan oleh humas DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI adalah sebagai berikut:
1. Case Conference
Case conference adalah salah satu kegiatan employee relations yang terdapat
di Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan Dan Pekerja
Migran (DPSKTK-PM) Kementerian Sosial RI. Case conference ini tidak
terlepas dari peranan seorang humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI.
Karena humas yang membuat jadwal yang bertujuan agar adanya kejelasan
dari kegiatan case conference tersebut. Lalu humas membuat disposisi surat
untuk masing-masing kepala subdit yang ada dalam direktorat selanjutnya
yang menginformasikan kepada masing-masing pegawai yaitu kepala subdit
tersebut, hal ini dilakukan agar para pegawai mengetahui bahawa akan
dilaksanakan kegiatan case conference. Maksud dari diadakannya case
conference ini adalah untuk mendapatkan solusi atau pemecahan
permasalahan yang dihadapi oleh klien Rumah Perlindungan Trauma Center
(RPTC). Tujuan dilakukannya case conference ini adalah agar
terselesaikannya permasalahan-permasalahan yang di hadapi oleh klien
Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC). Isi dari pelaksanaan kegiatan
case conference di RPTC ini adalah untuk menginfentarisir kasus-kasus
klien RPTC dan membahas solusi dari kasus tersebut agar dapat
terselesaikan dan dipulangkan ke daerah asal. Case conference ini diadakan
rutin setiap tiga bulan sekali. Khususnya ditujukan kepada pegawai yang
tidak dapat menemukan solusi atas kliennya.
2. Capacity Building
Salah satu kegiatan employee relations selanjutnya yang ada di DPSKTK-
PM Kementerian Sosial RI adalah capacity building. Kegiatan ini ditujukan
untuk seluruh pegawai dan dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Yang
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas skill dan keterampilan pekerja
sosial dalam menangani kasus yang dihadapi oleh kliennya. Capacity
building ini dilaksanakan di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC)
Kementerian Sosial RI. Cara humas dalam hal menginformasikan kegiatan
ini kepada pegawai adalah dengan memberikan disposisi surat kepada
masing-masing kepala sub bagian yang ada dalam DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI lalu masing-masing kepala bagian yang akan
memberitahu kepada masing-masing staff yang ada pada sub bagian
tersebut.
3. Pemantapan Petugas
Penyelenggaraan kegiatan pemantapan petugas penanganan korban tindak
kekerasan dan pekerja migran dimaksudkan untuk lebih mempersiapkan
tenaga pelaksana yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
profesional serta berkesinambungan dalam bidang bantuan sosial korban
tindak kekerasan dan pekerja migran. Pemantapan petugas ini dilaksanakan
rutin setiap satu tahun sekali. Tujuan diadakannya kegiatan employee
relations ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
teknis sebagai tenaga pelaksana perlindungan sosial korban tindak kekerasan
dan pekerja migran, mengembangkan informasi dan kerjasama dalam rangka
penanganan korban tindak kekerasan dan pekerja migran, serta menyamakan
persepsi dan pemahaman yang sama dalam penanganan korban tindak
kekerasan dan pekerja migran. Cara humas dalam menginformasikan
kegiatan ini kepada pegawai yaitu dengan cara humas memberikan undangan
kepada pegawai yang dipilih untuk melaksanakan kegiatan pemantapan
petugas ini.
4. Special Event (Hari Ulang Tahun Pegawai)
Peringatan hari ulang tahun ini ditujukan untuk membina keakraban antar
pegawai. Acara ini dilakukan pada minggu keempat setiap bulan. Pada hari
minggu pegawai yang berulang tahun pada bulan itu berkumpul untuk
merayakan ulang tahunnya. Pada acara ini diberikan juga bingkisan ulang
tahun dari perusahaan kepada masing-masing pegawai yang berulang tahun.
Kegiatan ini merupakan hiburan untuk pegawai dan salah satu cara untuk
meningatkan motivasi pegawai.
5. Senam Pagi
Kegiatan senam pagi ini rutin dilaksanakan setiap satu minggu sekali yaitu
pada hari jumat jam 08.00 sampai 08.30. Tujuan diadakannya kegiatan ini
adalah untuk memberikan penyegaran kepada pegawai dan untuk menjaga
kestabilan tubuh agar lebih fit.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI
tidak terlepas dari peran seorang humas. Karena humas yang mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dan
humas juga yang mengkoordinasikan kegiatan tersebut sehingga lebih terarah.
Berdasarkan uraian diatas, kegiatan employee relations yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi kerja pegawai, maka selanjutnya yang dilakukan dalam
pengolahan data ini adalah menguraikan mengenai karakteristik orang yang
memiliki motivasi. Data mengenai motivasi kerja pada pegawai DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI akan di uariakan berdasarkan teori McClelland adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
Berdasarkan observasi yang penulis lihat, dalam hal ini pegawai DPSKTK-
PM Kementerian Sosial RI sudah mempunyai tanggung jawab pribadi yang
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari pegawai melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Selain penulis melihat sendiri
dengan melalui observasi, penulis juga menanyakan hal tersebut kepada
salah satu pegawai yang bekerja dalam direktorat ini agar penulis
mendapatkan keabsahan data dari penelitian ini. Adapun pertanyaan yang
penulis tanyakan kepada narasumber adalah “Jika atasan anda memberi
pekerjaan yang sulit bagi anda, apa yang akan anda lakukan? (misal dinas
keluar kota). Mengapa anda mau melaksanakannya?”dan jawaban dari
pertanyaan yang penulis berikan kepada Ibu Nurul selaku pegawai bagian
humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI adalah “Kalau memang itu
suatu kewajiban, maka saya akan tetap menjalankan tugas tersebut, kecuali
ada halangan yang tidak dapat ditinggalkan, misalnya ada keluarga yang
sakit. Tetapi sebisa mungkin saya akan melaksanakan tugas yang telah
diberikan. Saya melaksanakannya sebagai bukti tanggung jawab saya
kepada institusi”.
2. Berani mengambil dan memikul resiko.
Dalam hal ini pegawai juga sudah cukup berani untuk mengambil resiko
terhadap pekerjaan mereka masing-masing. Hal tersebut terlihat dari
pegawai mengambil keputusan sendiri terhadap pekerjaan yang akan mereka
kerjakan, dan apabila pegawai diberikan saran oleh atasan maka pegawai
menerapkan saran tersebut terhadap pekerjaannya. Pertanyaan yang penulis
tanyakan kepada narasumber mengenai hal tersebut adalah “Apakah anda
pernah menerima saran dari atasan? Bagaimana anda menyikapi saran
yang diberikan oleh atasan?”. Lalu jawaban yang diberikan olehRara selaku
pegawai bagian tata usaha DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI adalah, “Ya
tentunya saya pernah menerima saran dari atasan. Saya menyikapi saran
tersebut secara positif dan apabila saran tersebut baik untuk pekerjaan
maka saya akan mengaplikasikannya dalam pekerjaan yang saya kerjakan”,
ujar Beliau. Penulis menanyakan hal tersebut karena menurut penulis apabila
pegawai telah memutuskan untuk mengaplikasikan saran yang diberikan
oleh atasan, maka pegawai juga sudah siap dengan segala resiko yang akan
terjadi. Apabila kedepannya terjadi suatu kesalahan atau apapun, maka
semua itu sudah menjadi tanggung jawab pegawai karena yang mengambil
semua keputusan terhadap pekerjaannya masing-masing adalah pegawai itu
sendiri.
3. Memiliki tujuan realistik.
Setiap manusia pastinya mempunyai tujuan dalam kehidupannya dan salah
satunya tujuan untuk mendapatkan karir/pekerjaan yang lebih baik, termasuk
pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI yang tentunya masing-masing
pegawai memiliki tujuan untuk karirnya kedepan. Hal ini ditanyakan oleh
penulis kepada beberapa pegawai yang bekerja dalam direktorat ini salah
satunya yaitu Ibu Nurul sebagai informan dari penulisan skripsi ini,
“Tentunya setiap pegawai pasti mempunyai tujuan terhadap karirnya
sendiri termasuk saya. Kalau tujuan karir saya pribadi itu saya ingin lebih
baik lagi dari sekarang, baik dari segi pendapatan maupun jabatan”, tutur
Beliau.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan
tujuan.
Pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI sudah memiliki rencana kerja
terhadap pekerjaan mereka. Hal ini terlihat dari pegawai membuat suatu
program kerja terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan. Untuk memastikan
kebenaran dari hal tersebut, penulis mananyakan hal ini kepada beberapa
pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI, dan penulis mendapatkan
jawaban dari pertanyaan yang penulis tanyakan yaitu “Saya pribadi sebagai
pegawai bagian humas menginginkan agar humas lebih memperhatikan
pegawainya, mensosialisasikan informasi atau hal lain yang berhubungan
dengan pegawai secara jelas. Dan terus melakukan inovasi-inovasi lainnya
agar pegawai lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik
lagi” , tutur Ibu Nurul selaku pegawai bagian humas DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI.
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang
dilakukan.
Dalam hal ini pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI sudah
memberikan respon yang baik terhadap kegiatan yang diadakan oleh humas.
Hal tersebut terlihat dari pegawai mengetahui tentang adanya kegiatan
employee relations yang akan dilaksanakan. Penulis mengajukan pertanyaan
kepada beberapa pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI yang
merupakan narasumber dalam penelitian ini. Pertanyaan yang penulis
tanyakan tentunya berkaitan dengan hal ini yaitu sebelumnya penulis
menanyakan menganai cara humas dalam menginformasikan kegiatan yang
akan dilaksanakan lalu penulis menanyakan “apakah dengan cara tersebut
pegawai mengetahui bahwa adanya kegiatan employee relations dalam
direktorat?”. Penulis mendapatkan jawaban dari Priska selaku pegawai
perlindungan sosial DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI yaitu “Pegawai
pasti mengetahui akan adanya kegiatan, karena pegawai menerima
undangan langsung dari direktorat dan pegawai membaca jadwal rutin
kegiatan informal di papan pengumuman”. Penulis menanyakan hal tersebut
karena menurut penulis dengan pegawai mengetahui bahwa adanya kegiatan
dalam direktorat, itu merupakan umpan balik yang diberikan oleh pegawai
terhadap kegiatan employee relations yang dilaksanakan.
1.3 Pembahasan Hasil Penelitan
Dari data-data yang dimasukan dalam pengolahan data, serta berdasarkan
keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber.
Sumber yang didapat akan digunakan sebagai perbandingan pandangan yang
diberikan oleh key informan serta para informan dan di cross-check berdasarkan
observasi langsung di lapangan. Berikut ini hasil yang telah didapatkan dari semua
metode pengumpulan data yang dikaitkan dengan tujuan dari penelitian skripsi ini,
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Kegiatan employee relations yang mampu meningkatkan motivasi
kerja pegawai DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI
Penulis melihat dari hasil yang telah didapat melalui data-data dan
melalui observasi, pelaksanaan kegiatan employee relations dalam
direktorat ini tidak terlepas dari peran seorang praktisi humas. Kegiatan
employee relations ini merupakan salah satu strategi manajemen lembaga
pemerintahan dalam membina hubungan baik dengan pegawai untuk
mencapai tujuan lembaga pemerintahan itu sendiri.
Kegiatan employee relations di DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI
juga ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku sehingga
timbul adanya motivasi kerja pegawai agar dapat bekerjasama mencapai
tujuan perusahaan. Ada beberapa kegiatan employee relations yang telah
dilaksanakan oleh direktorat antara lain:
No Aktivitas Employee
Relations Secara Teori
Realita Employee Relations
di DPSKTK-PM
Kementerian Sosial RI
Hasil
Terfokus dalam penelitian ini adalah kegiatan yang mampu meningkatkan motivasi
kerja pegawai. Hasil yang didapat dari metode wawancara (in-depth interview) dari
kelima kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh direktorat, kegiatan yang mampu
1 Program Pendidikan
dan Pelatihan
1. Pemantapan
Petugas
2. Capacity
Building
Pegawai lebih memahami
dan mengetahui mengenai
pekerjaan mereka masing-
masing serta adanya
peningkatan terhadap
keterampilan tentang
penanganan klien.
2 Program Motivasi
Kerja Berprestasi Tidak Ada
Pegawai merasa kegiatan
yang sudah dilaksanakan
monoton.
3 Program Penghargaan
Tidak Ada
Pegawai merasa kurang
diperhatikan oleh pihak
direktorat.
4 Program Acara Khusus
(Special Events)
1. Hari Ulang
Tahun Pegawai
2. Senam Pagi
Pegawai tidak merasa
jenuh dengan pekerjaan
yang dikerjakan.
5 Program Media
Komunikasi Internal Case Conference
Pegawai menemukan
solusi dari permasalahan
yang ada.
meningkatkan motivasi kerja pegawai yaitu pemantapan petugas. Hal ini ditunjukkan
dengan pernyataan yang diberikan oleh key informan,“Yang saya lihat untuk
peningkatan motivasi itu adalah pemantapan petugas. Karena pemantapan petugas ini
dilaksanakan di luar kota dan dalam kegiatan pematapan petugas ini pegawai juga
diberikan satu hari untuk kegiatan yang lain seperti outbond dan jalan-jalan untuk
mencari oleh-oleh. Jadi selain pegawai diberikan ilmu-ilmu berupa materi mengenai
pekerjaan mereka, pegawai juga diberikan kesempatan untuk refreshing”, tutur Ibu Isni
selaku kepala humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI. Hal tersebut dipertegas juga
oleh Priska selaku pegawai perlindungan Sosial DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI,
“Yang lebih dominan untuk meningkatkan motivasi itu menurut saya adalah
pemantapan petugas. Soalnya pemantapan petugas ini diadakan diluar kota selama
beberapa hari, dan pegawai diberi kesempatan untuk jalan-jalan didaerah yang
dikunjungi untuk melaksanakan pemantapan petugas ini. Jadi selain pegawai diberikan
bekal ilmu, pegawai juga diberi kesempatan untuk melepas beban pekerjaan sejenak”,
tutur beliau yang dalam penulisan skripsi ini sebagai informan. Sesuai dengan
pernyataan yang diberikan oleh kedua narasumber, dalam kegiatan pemantapan petugas
ini pegawai diberikan pengarahan dan pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaan
mereka. Selain pegawai diberikan ilmu, dalam pemantapan petugas ini pegawai juga
diberi kesempatan untuk menghilangkan penat dari pekerjaan yang selama ini telah
mereka kerjakan. Selain itu, dalam pemantapan petugas ini juga diadakannya kegiatan
seperti outbond, yang dimana outbond ini bertujuan untuk menjalin keakraban antar
sesama pegawai maupun antara pegawai dengan atasannya, karena dalam outbond ini
tidak ada perbedaan jabatan atau apapun. Dari informasi dan data yang telah didapa,
kegiatan employee relations yang diadakan oleh humas DPSKTK-PM Kementerian
Sosial RI sudah cukup baik dan mampu meningkatkan motivasi kerja para pegawai.
Berdasarkan tujuan tersebut, penulis berasumsi bahwa hasil dari kegiatan employee
relations yang sudah diadakan oleh humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI sudah
memberikan kontribusi yang baik terhadap motivasi kerja pegawai, hal tersebut terlihat
dari pekerjaan yang diselesaikan oleh pegawai sudah sesuai dengan apa yang
diinstruksikan oleh atasnnya dan pegawai menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
deadline yang diberikan, pegawai juga datang ke kantor tepat waktu.