bab 4 konsep desain - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab4/2007-3-00077-ds bab 4.pdf•...
TRANSCRIPT
121
BAB 4
KONSEP DESAIN
4.1 Landasan Teori dan Metode
4.1.1 Packaging
Packaging atau kemasan adalah representasi pertama suatu barang atau produk,
merupakan pembungkus keseluruhan barang atau produk. Awalnya kemasan ini hanya
berfungsi sebagai pelindung dan cenderung berorientasi ke produk itu sendiri. Namun
dewasa ini kemasan tidak hanya dijadikan pelindung dan harus lebih menciptakan brand
atau merk, karena ketika melihat suatu produk yang pertama kali dilihat oleh konsumen
adalah packaging itu sendiri.
Menurut M Arief Budiman dalam artikelnya The Power of Packaging (2007,
http://mybothsides.blogspot.com/2007/02/power-of-packaging.html), Fungsi desain pada
packaging adalah :
• Senjata mempengaruhi konsumen
• Senjata penjualan
• Senjata berkompetisi di pasar
122
• Senjata membangun merk atau brand
Packaging terbukti sebagai salah satu ujung tombak pemasaran dan bukan hanya
sekedar bungkus pelindung. Packaging juga merumakan bagian yang menyentuh
konsumen dan mengkomunikasikan positioning, diferensiasi produk, dan memberikan
dorongan untuk membeli. Fungsi ideal sebuah desain packaging adalah mampu bercerita
secara jujur mengenai isi produk di dalamnya, tidak kurang dan tidak lebih.
Desain sebagus apapun tidak akan mampu menolong produk yang kualitasnya
jelek. Sedang bila sebaliknya akan menimbulkan rasa tidak ingin membeli karena kesan
pertama yang tidak menggoda. Oleh karena itu desainer harus menjadi strategic partner
yang memahami seluruh proses produksi dan marketing secara keseluruhan sehingga
dapat mewujudkan hasil yang maksimal.
Aspek yang paling penting dalam packaging design adalah kejujuran, kemasan
bukanlah alat untuk mengelabui konsumen. Desain akan semakin dirasakan manfaatnya
jika mampu memberikan informasi jujur tentang produk dan nilai tambah lainnya.
Mendesain packaging merupakan area desain yang memberikan kesempatan
untuk melakukan eksplorasi akan kemungkinan penggunaan desain 2 dimensi menjadi
desain 3 dimensi (Swann, 1990, p134). Sebelum pembuatan desain harus dipikirkan pula
seperti apa bentuk kemasan yang sesuai untuk produk yang hendak kita desain. Bentuk
akan menentukan pasar, kualitas, harga, dan image pada pasar. Ukuran juga menentukan
harga dalam pencetakan kemasan.
Informasi pada kemasan umumnya minimal, bagian depan diutamakan lebih
untuk informasi visual yang menunjukkan isi kemasan. Proporsi image visual dan
logotype juga harus diperhitungkan. Pemilihan logotype harus memikirkan gaya, berat,
dan image produk.
123
4.1.2 Ilustrasi dan Visual Image
Berdasarkan Microsoft Encarta 2006, Ilustrasi adalah material gambar yang
biasanya ditemani tulisan dan dapat berupa peta, diagram, elemen dekoratif, karikatus,
dan lain-lain dimana umumnya menggambarkan suatu pemandangan, peristiwa, orang,
atau benda yang tersusun untuk suatu tujuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Lisa Graham dalam bukunya Basic of Design Layout and Typography (2002, hal
158-159) menambahkan ilustrasi berguna untuk menceritakan atau menjelaskan
komponen dari atom. Bahkan ilustrasi merupakan cara yang efektif untuk menunjukkan
ide atau konsep yang abstrak. Ilustrasi dapat bersifat humoris, dekoratif, sesuai dengan
kenyataan atau serius.
Gambar sendiri merupakan sebuah alat pengangkut gaya desain dan karakter
yang amat kuat. Gambar atau visual image dapat berupa ilustrasi atau fotografi dan
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.
4.1.3 Persepsi dan Psikologi Warna
Henry Dreyfuss dalam buku Symbol Sourcebook (Mc. Grawhill Company, New
York 1972), bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas
maksud dari simbol-simbol tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah
pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk lampu lalu lintas merah
124
untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut
ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat.
Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek
tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur pada buku
Pengantar Ilmu Jiwa Fenomenologi (Penerbit Jemmars, Bandung 1983), warna-warna
itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi
kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka
tidaknya kita akan bermacam-macam benda.
Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat
dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi
penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.
Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada
seseorang sebagai berikut :
Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi
lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan
dsb.
Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat
atau kehidupan spesifik.
Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif
dan vital (hidup).
Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari
hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan
sesuatu.
125
Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte),
sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat
tantangan.
Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan
ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.
Dalam dunia Wayang, warna juga memiliki makna dan psikologinya sendiri-
sendiri. Wayang golek dan wayang topeng menunjukkan ragam warna dengan masing-
masing makna yang menunjukkan sifat dari karakter yang diberi warna tersebut.
Warna Arti
Merah Angkara, jahat, berani
Merah Jambu Keras hati
Merah Jambu Muda Keras / lanyapan
Biru Tua Kajiman (magis)
Hijau Tua Kajiman untuk perempuam
Kuning Tua Keras hati, angkara terselubung
Kuning Muda Tokoh Putren
Biru Telur Baik hati
Putih Satria utama, suci, muda
Biru kehijau-hijauan Baik hati, tua
Kuning Emas Satria Keraton, masih hidup
Brons Perak Satria Keraton pangkat rendah
126
Coklat Tua Abdi yang setia, gecul
Hitam Bijak, waskita, arif, keimanan, teguh dalam perjuangan
dan pengabdian
Tabel 4.1 Makna warna dalam karakter Wayang
Kembali pada sistem desain, warna secara efektif dapat mengungkapkan pesan,
ide, atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Menurut Leaurice Eisseman
dalam buku Pantone: Guide to Communication with Color (OhioGrafix Press, 2000),
warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan.
Warna adalah bagian dari proses perlengkapan identitas yang juga mendorong serta
bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol, dan konsep pemikiran yang
abstrak. Warna mengekspresikan fantasi, mengingatkan kembali waktu, tempat, dan
memproduksi suatu keindahan atau reaksi secara emosional.
Menurut Robert B. Parker, terdapat 4 prinsip warna, antara lain :
Penggunaan warna harus mempunyai fungsi
Warna harus dapat memberikan ciri khas dari perusahaan, produk, atau
kegiatan yang disampaikan
Penggunaan warna jangan hanya untuk memberikan kesan artistik, namun
juga bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang demikian adanya
Hindari warna yang tidak perlu
127
Yusuf Affendi dalam bukunya Pengantar Kuliah Estetika Bentuk (1997, hal 1-6),
mengungkapkan bahwa penampilan intensitas warna, redup atau terangnya, ditentukan
pula oleh nada atau warna yang ada di sekitarnya. Seperti warna merah akan terlihat
lebih merah dengan latar warna yang berlawanan (kontras), dan akan kelihatan lebih
meredup atau turun intensitasnya bila diletakkan diatas dasar warna yang sama
merahnya.
Warna tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, dalam perancangan yang baik,
tidak akan hanya menampilkan warna secara fisik, tetapi juga psikis, memberikan pesan
susunan warna dibalik gubahan itu sendiri.
4.1.4 Layout
Secara umum dijelaskan dalam Microsoft Encarta 2006 bahwa layout merupakan
suatu bentuk penyusunan 2 atau lebih objek atau sebuah perencanaan bagaimana objek-
objek yang ada diatur. Layout juga dikatakan sebagai suatu seni penyusunan objek-objek
seperti tulisan dan media visual (foto, gambar, atau ilustrasi) dalam sebuah media cetak
atau media 2 dimensi.
Menurut Alan Swann dalam bukunya How to understand and use Design and
Layout (North Light Books, Ohio 1987, p11) dijelaskan layout merupakan basis dari
proses desain dimana dalam proses ini disusun berbagai elemen menjadi satu kesatuan
area untuk menimbulkan interaksi yang dapat mengkomunikasikan pesan yang
umumnya terdapat dalam text. Elemen-elemen tersebut saling mendukung satu dengan
lainnya dalam suatu kesatuan bentuk yang disebut layout. Pesan yang ada dapat dimain-
128
mainkan atau bahkan dimanipulasi dengan bentuk permainan visual yang disusun secara
hati-hati. Umumnya yang dipakai sebagai elemen-elemen tersebut adalah kata-kata, foto,
ilusrasi, gambar atau elemen grafis, dan lain-lain, yang juga dipadukan dengan
penguntrolan intensitas dan kekuatan warna dari hitam, putih, dan warna-warna lainnya.
4.1.5 Publikasi
Berdasarkan keterangan pada http://en.wikipedia.org/wiki/Publication (2007),
publikasi adalah kegiatan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas. Biasanya
bentuk informasi tersebut mengacu pada teks dan gambar, bisa dalam bentuk buku,
bentuk penulisan, majalah, koran, jurnal, dan sebagainya. Kemunculan komputer dan
internet mengubah wajah dunia publikasi dimana media internet menjadi banyak
digunakan untuk kebutuhan publikasi, misalnya dalam bentuk website.
4.1.6 Sign dan Simbol
Sign atau symbol dalam bahasa Indonesia dosebut juga sebagai tanda atau
lambang. Dalam artikel Sign (2007, http://en.wikipedia.org/wiki/Sign) dan Symbol
(2007, http://en.wikipedia.org/wiki/Symbol), tanda adalah sesuatu yang
mengsignifikasikan sesuatu yang cenderung memiliki hubungan sebab akibat.
Contohnya petir melambangkan hujan atau badai. Kontras dengan simbol yang
mengsignifikasikan sesuatu yang lain. Penggunaan tanda bervariasi, dapat untuk
129
menyampaikan pesan, memberi sinyal untuk diperhatikan, bukti akan terjadinya sesuatu
(misalnya gejala penyakit), karakter pada operasi matematika, bahasa tubuh, dan lain
sebagainya.
Sementara simbol adalah objek, karakter, figur, suara, atau warna yang
digunakan untuk merepresentasikan sesuatu yang abstrak seperti ide atau konsep. Dalam
konteks yang lebih bersifat psikologis dan filosofis, semua konsep adalah simbolis
secara alami, dan representasi dari konsep-konsep ini adalah tanda sederhama yang
memiliki makna atau simbolisme. Dari sudut yang sistematis, simbol adalah wujud
komunikasi, berupa grafis, tertulis, suara, atau objek fisik lainnya yang
merepresentasikan objek fisik atau abstrak yang lebih rumit.
Sifat dasar simbol dan proses simbolisasi berakar dalam sistem saraf manusia
dan berhubungan kepada kesadaran masing-masing individu, pemikiran, dan
subjektivitas. Hal ini menciptakan munculnya objek-objek kultural seperti hukum,
konstotusi, upacara pernikahan, dan sebagainya. Esensi dari objek-objek kultural ini
adalah semuanya diambil dari proses simbolisasi, sehingga dapat dikatakan simbol
adalah objek yang dibuat dalam proses simbolisasi.
Dalam artikel pada http://en.wikipedia.org/wiki/Symbolism (2007), Simbolisme
diaplikasikan dalam representasi yang bersifat ikon dan memiliki makna konvensional
tertentu. Simbolisme bisa diartikan sebagai suatu cara untuk memilih representasi simbol
yang sesuai dengan suatu konsep yang abstrak, dan memberi celah untuk memperluas
interpretasi makna. Agama dapat dideskripsikan sebagai bahasa akan suatu konsep yang
berhubungan dengan manusia. Simbolisme pun menjadi aspek yang sangat penting di
hampir semua agama.
130
Sementara simbologi, menurut American Heritage Dictionary (2000) adalah
suatu pembelajaran atau ilmu interpretasi akan simbol atau simbolisme. Simbologi juga
dapat diartikan sebagai penggunaan simbol itu sendiri. Sementara pada Merriam
Webster Dictionary (2007), simbolisme merupakan seni untuk mengekspresikan simbol,
atau merupakan sistem dari beberapa simbol. Simbologi dapat dihubungkan dengan
istilah semiotik. Semiotik secara linguistik diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sign
(tanda) dan simbol yang berhubungan dengan struktur, serta merupakan teori filosofi
umum akan tanda dan simbol yang berhubungan dengan fungsi masing-masing baik
yang dibuat secara sengaja maupun yang terbentuk secara alami. Sementara bila
dihubungkan dengan simbolisme, simbologi adalah simbolisme ditambah dengan
bagaimana simbol-simbol itu digunakan atau diritualkan.
4.2 Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi
4.2.1.1 Fakta Kunci
• Tarot merupakan suatu dek kartu yang total lengkapnya terdiri dari 78 kartu, 22
arkana major dan 56 arkana minor.
• Tarot populer karena kegunaannya sebagai alat meramal.
• Penggunaan Tarot sebenarnya berkaitan erat dengan disiplin ilmu psikologi.
• Tarot juga dapat dipakai sebagai alat permainan.
131
• Masing-masing kartu memiliki ilustrasi dan simbolisme sendiri-sendiri yang
memiliki makna tertentu.
• Di jaman sekarang banyak dek yang sudah tidak mengikuti pula yang universal dan
memiliki tema dan budaya berbeda yang bahkan kadang mengganti unsur
simbolismenya atau hanya berisi arkana mayor.
• Beragamnya jenis-jenis Tarot dengan gambar dan ilustrasi yang menarik mendorong
Tarot muncul sebagai benda yang layak dikoleksi.
• Tarot Wayang merupakan satu-satunya Tarot yang dibuat di Indonesia dan
mengambil wayang sebagai unsur utamanya.
• Pemilik Tarot di Indonesia yang membuka praktek secara terang-terangan jumlahnya
cukup berimbang antara pria dan wanita, namun secara keseluruhan pemilik dan
pengguna Tarot lebih banyak wanita.
• Harga Tarot yang cukup mahal menyebabkan pemilik Tarot tidak terlalu banyak dan
hanya pada kalangan tertentu.
• Untuk saat ini hanya Toko Buku Kinokuniya yang menjual berbagai jenis Tarot,
kecuali Tarot Wayang yang kadang dapat dijumpai di Gramedia.
• Pulau Jawa memiliki beragam cerita rakyat di berbagai daerah, namun cerita-cerita
ini mulai terlupakan dan banyak yang tidak benar-benar ingat keseluruhan ceritanya.
• Cerita rakyat yang paling terkenal dari pulau Jawa adalah Legenda Gunung
Tangkuban Perahu. Setelah itu ada Jaka Tarub dan Nawang Wulan, Timun Mas, dan
Cindelaras.
• Wayang dan Batik merupakan budaya Jawa yang amat terkenal dan mendunia.
• Wayang kulit merupakan bentuk wayang 2 dimensi yang paling terkenal
132
• Wayang Beber merupakan wayang berupa ilustrasi gambar berbentuk gulungan yang
dipertunjukan dan dinarasikan sesuai dengan adegan yang ada pada gambar.
• Batik Pedalaman terkenal dengan aturan-aturan serta makna tertentu dalam motif
dan polanya, sementara batik pesisiran lebih bebas dalam mengeksplorasi pola motif
dan warna.
• 8 pola motif yang sangat terkenal adalah pola larangan, dimana dulu pola-pola ini
hanya boleh dipakai oleh anggota keluarga raja atau keperluan upacara.
• Usaha untuk mempertahankan budaya Indonesia masih terus ada, tapi apresiasi
terhadap budaya-budaya tradisional sendiri makin berkurang terutama di kota besar.
4.2.1.2 Profil Target
a. Target Primer
Demografi
- Pria dan wanita, namun lebih diutamakan wanita
- Usia berkisar antara 18 – 40 tahun, remaja sampai dewasa
- Pendidikan SMA sampai Perguruan Tinggi atau lebih
- Golongan Ekonomi B sampai A atau kelas menengah keatas
Geografi
Kota besar dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi dan ramai sehingga
mudah mendapat akses ke toko buku besar mulai dari Gramedia, Kharisma,
sampai Kinokuniya dan Periplus.
133
Psikografi
Menyukai hal-hal yang berbau ramalan atau psikologi. Tertarik mempelajari atau
mengkoleksi Tarot. Memiliki minat dan menghargai budaya Indonesia,
khususnya budaya Jawa. Tingkat pendidikan cukup tinggi sehingga dapat
berbahasa Inggris.
b. Target Sekunder
Golongan kolektor yang menyukai budaya Jawa dan membelinya murni untuk
koleksi daripada untuk hal-hal seperti ramalan. Selain itu ditargetkan juga kepada
wisatawan asing yang menyukai menyukai budaya Indonesia terutama budaya Jawa dan
suka membeli pernak-pernik berbau budaya, serta menyukai Tarot.
4.2.1.3 Isu yang akan Dikomunikasikan
Isu yang akan diangkat dalam pembuatan “Javanese Folktales Tarot” ini adalah
penggabungan antara simbologi pada Tarot dengan budaya Jawa dengan menggunakan
cerita-cerita rakyat dari Jawa sebagai tema ilustrasi dan memakai unsur-unsur wayang
serta batik sebagai unsur desain
4.2.1.4 Keyword
Tradisi Tarot, Jawa, Dekoratif, Etnik Ornamental.
134
4.2.1.5 Tujuan Desain
Tujuan dari pembuatan “Javanese Folkatales Tarot” ini adalah membuat asosiasi
yang sesuai antara cerita rakyat Jawa dengan simbolisme dan makna dalam tarot serta
memberikan elemen hias bernuansa tradisional Jawa.
4.2.1.6 Unique Selling Proposition
Keunikan dari “Javanese Folktales Tarot” adalah produk ini merupakan jenis
Tarot pertama yang mengambil cerita rakyat Jawa sebagai bahan tema ilustrasinya.
Tarot bertema budaya Indonesia sendiri merupakan jenis yang amat jarang ragamnya.
Produk ini juga memberikan nuansa wayang dan batik yang kepopulerannya mendunia
sebagai suatu bentuk seni budaya dari Jawa.
4.2.1.7 Tagline
“Seek Into Your Inner Self with Javanese Classic Stories”
Tagline menggunakan bahasa Inggris karena mayoritas bahasa yang akan dipakai
adalah bahasa Inggris. Kalimat ini dimaksudkan untuk memberi gambaran singkat
penggunaan “Javanese Folktales Tarot”, yaitu semacam suatu perjalanan spiritual atau
eksplorasi pengenalan diri dengan kisah-kisah cerita rakyat sebagai penggambaran
makna kartu Tarot. Tagline ini juga memberi arahan penggunaan “Javanese Folktales
Tarot” sebagai suatu media yang cenderung berbau spiritual dan psikologis.
135
4.2.1.8 Pendekatan
Pendekatan Emosional
Menarik minat dengan ketertarikan pada cerita rakyat dan nuansa budaya Jawa
yang ditawarkan produk ini.
Pendekatan Rasional
Meskipun disesuaikan dengan cerita rakyat yang dipilih namun maknanya
mendekati makna Tarot pada umumnya sehingga dapat tetap digunakan dan
pembacaan maknanya tidak terlalu berbeda jauh dengan jenis-jenis dek lainnya.
4.2.2 Strategi Desain
4.2.2.1 Tone dan Manner
Penyampaian secara keseluruhan tampilan menggunakan tone dan mood yang
tradisional dan natural dengan nuansa earthy, selain itu juga sedikit misterius mengingat
benda yang diperkenalkan identik dengan hal-hal berbau magis dan ramalan di mata
banyak orang..
4.2.2.2 Startegi Verbal
Menggunakan bahasa Inggris dan cukup formal dalam penyampaiannya karena
target yang hendak dicapai cenderung mampu berbahasa Inggris.
136
4.2.2.3 Strategi Visual
Dalam perancangan desain, semuanya disampaikan dengan menonjolkan
ilustrasi dan warna, serta dibantu dengan tipografi yang sesuai yang kemudian disusun
dengan mempertimbangkan target market, pendekatan yang dilakukan, serta mood yang
diinginkan.
a. Ilustrasi
Menggunakan campuran antara unsur realis dan unsur surealis yang cukup detil
dan terinspirasi oleh motif-motif batik, serta wayang dan topeng Jawa. Ilustrasi
merupakan elemen utama yang akan ditonjolkan dari keseluruhan desain.
Semua ilustrasi dibuat dengan menggunakan watercolor pencil.
b. Tipografi
Tipografi pada kartu menggunakan font Smart and Sexy yang terkadang sedikit
dimodifikasi sehingga memiliki kesan tradisional Indonesia. Untuk judul
menggunakan font Bullpen yang juga memiliki kesan tradisional namun lebih
berat dan tebal. Untuk tulisan text yang banyak dibaca serta tulisan variasi
seperti tagline dan sebagainya menggunakan jenis font Rotis Serif.
c. Warna
Dalam pewarnaan, warna-warna natural akan banyak digunakan dalam elemen
desain dan ilustrasi, terutama warna coklat. Warna-warna lain juga digunakan
tergantung pada mood dan tema masing-masing ilustrasi.
137
d. Layout
Layout disusun dengan sederhana dan cenderung apa adanya namun memiliki
elemen ornamental untuk menekankan sisi natural dan tradisional yang hendak
disampaikan.
4.2.3 Pemilihan Item
Kartu Tarot
Kartu-kartu ini merupakan item utama yang hendak diperkenalkan dari publikasi
“Javanese Folktales Tarot” ini. Terdiri dari 22 kartu arkana mayor dengan ilustrasi,
tema, dan makna yang berbeda-beda untuk masing-masing kartu. Berikut ini merupakan
tabel kartu yang hendak dibuat beserta rencana pemilihan cerita rakyat yang hendak
diasosiasikan dengan masing-masing makna kartu.
No
Nama Kartu Tarot
Makna Kartu Tarot
Asosiasi Cerita Rakyat
(Isi Gambar)
Joko Bodho 0
The Fool Awal Mula,
Spontanitas,
Kenaifan,
Kebodohan,
Kepolosan
Kisah kenaifan dan kebodohan
seorang pemuda yang kemudian
menyebabkan kematiannya sendiri.
Joko Kendil I The Magician Aksi, Kesadaran,
Kekuatan,
Konsentrasi,
Potensi, Bakat,
Kisah seorang pria berbentuk kendil
yg selalu optimis. Setelah menikah
dengan seorang putri ia dapat
138
Kreatifitas, Intensi,
Motivasi,
Kepintaran,
Rencana
berubah wujud menjadi ksatria
tampan.
Roro Anteng (Asal Usul Suku
Tengger)
II
The High
Priestess
Intuisi, Kepekaan,
Suara Hati, Pasif,
Potensi, Misteri Kisah seorang wanita yang terkenal
tenang dan dengan kecerdasan serta
ilmu yang dimilikinya ia berhasil
menolak lamaran seorang perompak
bengis.
Dayang Sumbi (Tangkuban
Perahu)
III
The Empress Feminim,
Kewanitaan, Ibu,
Kehidupan, Materi,
Kecantikan, Fisik,
Natural
Ibu dari Sangkuriang yang selalu
cantik dan muda serta pintar
menenun. Mulanya merupakan
seorang putri raja. Ia hidup di tengah
hutan ditemani anjingnya si Tumang
dan Sangkuriang , namun kemudian
ia mengusir Sangkuriang ketika anak
itu membunuh si Tumang.
Raja Sumedanglarang
(Gunung Tampomas)
IV
The Emperor Maskulin, Ayah,
Struktur,
Kekuasaan,
Ketegasan,
Keteraturan,
Kepemimpinan
Figur seorang Raja yang terkenal arif
bijakasana. Konon ketika gunung di
kerajaannya hendak meletus, ia
merelakan harta pusaka kerajaan dan
meredakan amukan gunung berapi
tersebut untuk melindungi rakyatnya.
Ajar Sukaresi (Ciung Wanara)V
The
Hieropant
Pendidikan,
Rasionalitas,
Pengetahuan,
Pemahaman,
Tradisi, Disiplin,
Konvensional,
Organisasi
Seorang Raja yang kemudian
memberikan tahtanya kepada
bawahannya untuk menyelami
kehidupan rohani. Merupakan ayah
dari Ciung Wanara.
139
Ande-Ande Lumut dan
Klenting Kuning
VI
The Lovers Relasi, Hubungan,
Cinta, Sex, Nilai-
nilai Personal,
Pernikahan,
Dedikasi,
Kesetiaan, Moral,
Etika, Kasih
Sayang
Kisah cinta dan kesetiaan antara
Ande-Ande Lumut dan Klenting
Kuning setelah melalui berbagai
rintangan.
Sangkuriang (Tangkuban
Perahu)
VII
The Chariot Kemenangan,
Sukses, Dominasi,
Keinginan Kuat,
Percaya Diri,
Emosi, Kontrol
Keras
Setelah diusir ibunya, Sangkuriang
yang kehilangan ingatan tumbuh
menjadi pemuda gagah yang tampan.
Ia kemudian kembali ke desa asalnya
tanpa ingat apa-apa dan jatuh cinta
pada ibunya sendiri, serta
melamarnya. Sangkuriang tidak mau
percaya pada perkataan Dayang
Sumbi kalau wanita itu adalah ibunya
sendiri.
Timun Mas VIII
Strenght Kontrol Lembut,
Kesabaran,
Penerimaan,
Stamina, Toleransi,
Kebaikan,
Persuasif,
Pertahanan,
Defensif
Kisah seorang gadis muda yang
menghindari kejaran raksasa. Dengan
bekal 4 butir biji-bijian dari
orangtuanya ia berhasil lolos dan
mengalahkan si raksasa.
Ki A. M. Wonoboyo
(Tombak Baru Kelinting)
IX
The Hermit Kesunyian,
Pemahaman,
Introspeksi, Fokus
ke Dalam,
Personal,
Kebijaksanaan,
Kesendirian
Seorang petapa yang memiliki putra
seekor naga pembuat onar. Putranya
yang menyesal kemudian diubah
olehnya menjadi sebuah tombak yang
konon kemudian menjadi pusaka
Keraton Yogyakarta.
140
Purbasari (Lutung
Kasarung)
X
The Wheel of
Fortune
Nasib, Kejutan,
Perubahan,
Pergantian Arah,
Keberuntungan /
Kesialan,
Perkembangan
Kisah seorang putri raja yang terusir
karena perbuatan keji kakak
kandungnya. Dengan bantuan seekor
lutung penjelmaan pemuda sakti ia
kemudian mengambil kembali
haknya.
Bawang Merah Bawang
Putih
XI
Justice Keadilan, Prinsip
Etis, Legal,
Kejujuran,
Kesamarataan,
Tanggung Jawab,
Keputusan,
Keseimbangan,
Karma
Bawang merah adalah gadis yang
jahat sementara bawang putih adalah
gadis yang bagik. Ketika bertemu
seorang raksesi Bawang putih
memberikan kesan baik dan diberi
hadiah mewah. Sementara Bawang
merah meniru perbuatan Bawang
Putih, namun karena malah membuat
kesal si raksesi ia diberi hadiah
binatang-binatang yang menjijikan.
Raden Kusuma (Upacara
Kasada)
XII
The Hanged
Man
Penyerahan diri,
Menyerah,
Berubah Pikiran,
Melihat dari sudut
pandang lain,
Menunggu
Kesempatan,
Pengorbanan,
Tanpa Pamrih
Putra bungsu dari Rara Anteng dan
Jaka Seger. Ia mengorbankan dirinya
ketika gunung Bromo bergolak untuk
melindungi seluruh suku Tengger.
Dewi Sri (Asal Usul Padi) XIII
Death Penyelesaian,
Transisi, Eliminasi,
Perubahan,
Kembali ke Awal,
Reinkarnasi,
Mengikuti Nasib
Apa Adanya
Cerita mengenai seorang Dewi yang
mati dan dikuburkan di Bumi. Dari
makamnya kemudian muncul
tanaman padi.
141
Kidung Sri Tanjung (Asal-
Usul Banyuwangi)
XIV
Temperance Pengendalian Diri,
Kerendahan Hati,
Netral,
Keseimbangan,
Harmoni,
Penyembuhan,
Konsolidasi
Sri Tanjung difitnah mertuanya
sendiri sehingga hendak dibunuh
suaminya. Untuk membuktikan
dirinya tidak bersalah ia menerjunkan
dirinya sendiri ke sungai yang deras.
Sungai tersebut kemudian berubah
menjadi sungai yang tenang dan
berbau harum sehingga diberi nama
Banyuwangi.
Putri Penunggu Air Terjun
Coban Baung
XV
The Devil Godaan,
Keterbudakan,
Situasi yang tak
diinginkan,
Ketidak hati-
hatian, Ketakutan,
pikiran sempit,
ketidak pedulian,
Negatif, Ketidak
percayaan
Konon di air terjun ini terdapat
seorang putri yang dengan ilmunya
menggoda laki-laki muda untuk
masuk ke dalam air terjun. Lelaki
yang dibawa oleh sang putri tidak
akan pernah kembali lagi.
Putri Gilang Rinukmi
(Telaga Warna)
XVI The Tower Perubahan
mendadak, Chaos,
Kehancuran,
Krisis, Ledakan
Emosi, Kejatuhan,
Penderitaan,
Kejutan Mendadak
Seorang putri raja yang egois dan
manja menolak hadiah ulang tahun
yang diberikan oleh rakyatnya
kepadanya. Karenanya semua orang
di negri itu kemudian menangis dan
menenggelamkan kerajaan.
Putri Canda Kirana (Keong
Mas)
XVII
The Star Harapan, Positif,
Ketenangan,
Berkat, Inspirasi,
Motivasi,
Membuka Hati,
Murah Hati,
Kedamaian,
Putri kerajaan Galuh ini terlunta dan
dikutuk menjadi seekor keong karena
ulah saudaranya. Ia kemudian
dipungut seorang nenek nelayan dan
tinggal bersamanya sampai kemudian
142
Harmoni tunangannya datang menjemput dan
memusnahkan kutukan itu.
Nawang Wulan (Jaka Tarub) XVIII
The Moon Ketakutan, Ketidak
nyamanan, Ilusi,
Kesalahpahaman,
Tidak Realistis,
Imajinasi, Fantasi,
Tersesat,
Kebingungan
Jaka Tarub mencuri selendangnya
sehingga Nawang Wulan tidak dapat
kembali ke kahyangan dan menjadi
istri Jaka Tarub. Ia kemudian kembali
ke kahyangan setelah menemukan
selendangnya yang disembunyikan di
lumbung.
Cindelaras XIX
The Sun Pencerahan,
Kebenaran,
Kebahagiaan, Pusat
Perhatian,
Antusiasme,
Kepercayaan Diri,
Expansif
Kisah anak raja yang dibesarkan di
hutan karena diusirnya sang
permaisuri. Dengan bantuan ayamnya
yang selalu menang adu ia bertemu
ayahnya, sang Raja, dan
menceritakan semua kebenaran dan
apa yang menimpa ibunya. Sang Raja
kemudian memboyong permaisuri
dan putranya kembali dan keluarga
itu hidup berbahagia.
Batara Guru XX
Judgement Pengadilan,
Keputusan,
Transformasi,
Kebahagiaan,
Panggilan Hidup,
Pertobatan
Pemimpin para dewa yang mengatur
kehidupan manusia dalam mitologi
Jawa.
Sosok Wanita dengan
Gunung atau Gunungan
XXI
The World Integrasi,
Keseluruhan,
Kesatuan,
Kesempurnaan,
Pemenuhan,
Mencapai Tujuan,
Solusi yang baik
Perlambang dunia dan jagad raya.
Tabel 4.2 Rencana Pembuatan Tarot dan Asosiasinya dengan Cerita Rakyat Jawa
143
Selain itu juga ada 2 kartu pendukung sebagai kartu untuk judul dan keterangan
singkat mengenak dek ini.
Booklet
Buku kecil yang menjadi pendamping kartu-kartu untuk membantu mengguna
dek ini lebih mengerti akan makna dan latar belakang pada masing-masing kartu. Secara
garis besar booklet akan berisi informasi umum mengenai tarot dan cara
penggunaannya, informasi untuk masing-masing kartu, serta kisah-kisah cerita rakyat
Jawa yang digunakan pada kartu-kartu Tarot.
Packaging
Tempat meletakkan kartu dan booklet yang ada serta merupakan penampak dek
kartu yang pertama kali dilihat audiens.
Poster dan Brosur
Media yang memberitahu peluncuran dek kartu ini serta memberikan gambaran
singkat akan isi dek. Media ini untuk didistribusikan di toko-toko buku maupun toko
lain yang menjual dek kartu ini.