bab 4 membalans roda
TRANSCRIPT
A. Kegiatan Belajar 16 : Balans Roda/Ban
1. Membalans Roda / Ban
a. Balance (keseimbangan) Roda
Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran atau
untuk meminimalkan penggunaan ban, komponen suspensi dan stir. Saat roda
berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban dimana sejumlah
gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat saat rotasi roda semakin
cepat Saat massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik berat),
gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan
(gambar 29). Jika ban memiliki titik berat maka ban akan tidak seimbang
(unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada salah satu titik ban yang
akan menarik gaya yang kuat saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban
bergerak ke atas dan ke bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak).
Gambar 29 : Keseimbangan dan ketidak seimbangan roda (Balance &
Unbalance)
b. Efek ketidak seimbangan (unbalance)
Ada dua jenis balance dan unbalance; statis dan dinamis. Efek
keseimbangan dan ketidakseimbangan tersebut sperti pada gambar 30 di bawah
dimana unbalance disebabkan oleh adanya titik berat pada ban dimana posisi titik
berat akan menentukan jenisnya, statis atau dinamis.
Gambar 30 : Effek dari Ketidakseimbangan (Unbalance) Roda
Titik berat di tengah tapak ban akan membuat unbalance/
ketidakseimbangan statis, roda akan bergerak ke atas dan ke bawah, sedangkan
titik berat pada salah satu sisi ban akan membuat unbalance /ketidakseimbangan
dinamis dimana ban akan bergerak dari satu sisi ke sisi yang lainnya (oblak).
Perbedaan keduanya dijelaskan pada gambar 31
Gambar 31: Unbalance Dynamic/ Ketidakseimbangan Dinamis Roda
c. Balance Statis
Roda dan ban dengan balance statis, dapat bebas bergerak pada porosnya,
posisinya tetap saat diputar. Jika tidak seimbang, titik berat akan selalu berada
dibawah. Gambar 32 menunjukkan sebuah ban dengan titik berat di tengah tapak
ban. Ini memiliki unbalance statis atau dapat dibalancekan dengan memasang
pemberat di pelek tepat di sisi yang berlawanan dengan titik berat. Dua pemberat
diperlukan, masing-masing setengah massa titik berat. Jika hanya satu pemberat
maka dapat dibuat menjadi balance dinamis. Tanpa pemberat, roda akan tampak
bergerak ke atas dan ke bawah saat berputar ini biasanya disebut tramp. Gaya
yang berputar dengan roda akan berusaha menarik roda ke depan dan ke belakang
namun hal itu dapat dicegah dengan adanya suspensi.
d. Unbalance dinamis
Gambar 34 di atas menjelaskan ban dengan titik berat pada salah satu
sisinya. Pada diagram, gaya akan menarik bagian depan ban dan berusaha berputar
pada poros stir. Saat roda berputar, ia akan menarik dari sisi satu ke sisi yang
lainnya karena gaya tersebut mengubah arahnya pada tiap setengah putaran roda.
Ini biasanya disebut ban goyang atau oblak. Efek dari gaya ini dilihat hanya pada
saat gaya tersebut berada di roda depan atau roda belakang dimana stir
memungkinkan roda untuk pivot dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Saat gaya itu
berada di atas atau di bawah, roda tertahan dan tidak oleng meskipun ada tramp.
Ban pada gambar 32 memiliki dua titik berat yang terletak secara diagonal. Ban
berada tersebut pada balance statis dan akan tetap pada posisi porosnya. Ini karena
titik berat yang ada saling mengimbangi. Namun demikian, roda yang memiliki
balance statis akan memiliki unbalance dinamis. Ketika roda ini (tanpa pemberat)
berputar, gaya sentrifugal akan bergerak pada kedua titik berat. Gaya akan menarik
bagian depan dan belakang ban secara bersamaan. Pemberat yang tampak pada
gambar menjelaskan balance dinamis.
Gambar 32: Ban dengan dua titik berat secara diagonal
e. Memperbaiki unbalance
Pemberat balance dipasang pada tapak ban untuk mengimbangi titik berat.
Gambar 33 menunjukkan ban dengan unbalance statis, dua pemberat balance
dipakai untuk memperbaikinya hingga massa-nya merata pada seluruh ban.
Gambar 33: Ban dengan unbalance statis, dua pemberat balance
Gambar 34 menunjukkan roda dengan unbalance dinamis dimana dua
pemberat diperlukan untuk memperbaikinya dan ketika sudah balance dinamis,
massanya merata pada tiap-tiap bagian roda. Pada kebanyakan hal, kasusnya tidak
terbatas pada balance statis atau dinamis.kebanyakan roda dan ban dibuat agar
dapat dibalance baik statis maupun dinamis saat roda itu sudah tidak balance lagi.
Gambar 34: Ban dengan unbalance Dynamis, dua pemberat balance
2. Balancing roda
Mesin balancing roda digunakan untuk ketepatan balancing. Ada dua jenis,
yaitu:
a. Memutar roda ketika roda tidak berada di kendaraan.
b. Memutar roda saat masih menyatu dengan kendaraan.
Keduanya menggunakan vibrasi yang terjadi saat roda berputar untuk
mengetahui posisi unbalance (baik statis maupun dinamis) diroda dan ban.
a. Balancer (balancing roda) di luar kendaraan
Ini merupakan mesin yang membalance roda di luar kendaraannya. Roda di
pasang di kumparan mesin yang kemudian digerakkan oleh Motor elektrik.
Balancer seperti ini ada pada gambar 35.yang ada alat pendeteksi langsung.
Dengan satu putaran pada mesin, mesin dapat mengetahui apakah ban
mengalami balance statis atau dinamis. Instrument ini menunjukan berat balance
yang diperlukan, letaknya dan apakah unbalance/Ketidakseimbangan berada di
dalam atau di luar lingkaran roda Pada dasarnya, mesin seperti ini terdiri dari
kumparan yang terpasang untuk roda dan sensor elektronik untuk mengukur vibrasi
kumparan saat roda berputar. Kemudian sensor akan mengukur tingkat balance
yang ada. Roda yang balance tidak menghasilkan vibrasi. Mesin balancing roda ini,
memiliki komponen elektronik dan sirkuit yang memudahkannya beroperasi.pada
kebanyakan kasus, ukuran ban dipilih oleh operator dan mesin secara otomatis
menjelaskan kesesuaian ukuran roda yang sedang dibalance.
Gambar 35 : Mesin Balans menggunakan Pengaman/Penutup
ALAT KESELAMATAN
Mesin balancing roda memiliki kap pengaman yang menutupi roda saat
berputar. Roda dapat berputar dalam kecepatan tinggi, kap penutup ini akan
melindungi operator dari roda yang bisa saja terlepas dari kumparan. Pemberat
yang ada harus dilepas dari pelek sebelum memutar agar tidak terlepas dan
mengenai operator dan untuk lebih memperoleh balance yang tepat.
gambar 36: Nama Komponen-komponen Balans
1. Operational Panel 9. Clamping nut
2. Wheel safety cover 10.Fixing template
3. Housing 11.Brake Pedal
4. Wheel fixing cup 12.Body
5. Large cone 13.Scale Bar
6. Medium cone 14.Work table
7. Small cone 15.Cone hanger
8. Shaft 16.Power Switch
b. Balancer (balancing roda) pada kendaraan
Balancer jenis ini, membalance roda, ban dan hub yang terpasang pada
kendaraan. Balancer memiliki motor elektrik dengan logam pengendali roda yang
bekerja pada bahu ban (gambar 38). Pickup head di bawah suspensi digunakan
untuk mengetahui vibrasi dari unbalance sedangkan instrumennya mencatat
unbalance dan menunjukkan dimana letak pemberat diperlukan
Untuk membalance sebuah roda, roda diletakkan di atas tanah kemudian
kapur penanda diletakkan di atas ban. Biasanya pickup head merupakan bagian
dari dongkrak atau stand, maka letaknya di bawah suspensi untuk mengetahui
vibrasi. Mesin berputar ke sisi-sisi roda untuk dibalance dan pengendali roda
berfungsi untuk memutar roda pada kecepatan tinggi. Vibrasi yang diterima
kemudian diubah kegetaran elektrik yang ditransmisikan ke mesin. Instrument
mesin menunjukkan jumlah unbalance dan perbaikan yang diperlukan. Setelah
memasang pembalance, roda diputar lagi untuk mengetahui apakah roda sudah
balance atau belum.
Gambar 38: Membalan pada roda yang masih terpasang
c. Pemutar Roda
Ada balancer yang menggunakan pemutar roda secara terpisah (gambar 39),
khususnya untuk memutar roda yang berat pemutar jenis ini digunakan pada tapak
roda.
Gambar 39 : Balaner yang menggunakan pemutar roda
PERHATIAN
Untuk balancing roda pada on-vehicle balancing, dapat menggunakan
mesin kendaraan tersebut untuk memutar roda. Ini dapat dilakukan pada roda
depan dan belakang Pemutaran roda harus dibatasi pada kecepatan 55 km/jam
pada speedometer, ini penting karena dengan satu roda di jalan, speedometer
hanya akan membaca ½ kecepatan roda sebenarnya. Jika perhatian ini tidak
diindahkan, akan menyebabkan roda melaju pada kecepatan yang berbahaya,
bahaya cedar bagi operator, disintegrasi ban bahkan rusaknya kendaraan. Saat
batas slip-differential sudah diperoleh, kendaraan harus dinaikkan dari lantai saat
memutar roda depan dan belakang. Jangan sampai masih ada satu roda yang masih
menyentuh lantai agar kendaran tidak lari dari dongkrak atau stand.
3. Memasang pembalance
Pemberat balance dijelaskan gambar 40. Pembalance memiliki kawat penjepit
yang mengait pada pelek roda, dipasang dengan menancapkannya dengan palu.
Sesudah terpasang dengan baik, kemudian dengan rapi dimasukkan ke dalam pelek.
Berat yang berbeda digunakan pada roda alumunium dan roda baja, karena keduanya
memiliki bentuk yang berbeda begitu juga pembalancenya. Pembalance yang lebih
ringan digunakan pada roda alumunium memiliki sifat adhesif yang menempel pada
bagian datar pelek. Pembalance dibuat dalam berbagai ukuran; dalam massa, gram
ditunjukan dalam berat pembalance.
Gambar 40 : Timah Pemberat Balancer
4. Ban dan pelek
Ban dengan pelek runout dapat dalam keadaan balance statis atau unbalance dinamis.
Untuk roda yang sulit untuk dibalance, roda dan ban harus dicek lebih lama lagi.
Runout diperiksa dengan menggunakan alat ukur (Dial gauge) yang diletakan di
bagian bawah (gambar 41). Umumnya runout tidak lebih dari 2 mm. Sedangkan ban
diperiksa di bagian tengah tapaknya untuk diameter ban dan di bagian pinggirnya
pada bagian sampingnya.untuk memastikan bahwa semua bagian ban sudah teperiksa.
Untuk pemeriksan yang lebih akurat, ban dilepas dari peleknya. Sebelum memeriksa
ban runout kendaraan harus dipanaskan agar ban juga ikut panas. Ban runout dan
unbalance kadang dapat dikurangi dengan melepas ban dari roda dan memutarnya 180
derajat sebelum memasangnya lagi.
Gambar 41 : Membalans dengan menggunakan Dial Gauge)
5. Lembar Kerja
a. Alat dan Bahan
1) Mobil lengkap dengan roda ban dalam dan peleknya
2) Alat pembalans ban/roda dan bobot pembalans
3) Kunci ban
4) Dongkrak
5) Buku manual penggunaan alat pembalans roda
b. Keselamatan Kerja
1) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
2) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada
lembar kerja.
3) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada
4) lembar kerja.
5) Gunakan tekanan kompresor sesuai tekanan yang diizinkan.
6) Bila perlu mintalah buku manual dari ban yang menjadi training object.
7) Gunakanlah jack stand untuk menyangga kendaraan.
c. Langkah Kerja
1) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan efisien.
2) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan
teliti.
3) Lakukan balans ban/ roda sesuai prosedur yang benar!
4) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas.
5) Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
d. Tugas
1) Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari
kegiatan belajar!
2) Buatlah laporan kegiatan praktik secara ringkas dan jelas!