bab 4 metode penelitian 4.1. jenis penelitian true ...eprints.umm.ac.id/39783/5/bab 4.pdf ·...

13
32 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian True Experimental dan dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group Design dimana hasil penelitian diamati setelah perlakuan selesai. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biomedik Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang selama 23 hari. 4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah Rattus norvegicus Strain Wistar. 4.3.2. Sampel Sampel yang digunakan adalah Rattus norvegicus Strain Wistar, karena pada jenis kelamin jantan lebih tahan terhadap perlakuan. Berat tikus pada penelitian ini adalah 200-220 gram dan berusia 2-3 bulan 4.3.3. Besar Sampel Penentuan besar sampel ditentukan dahulu dengan rumus replikasi Federer, yaitu (n-1) (t-1) ≥ 15, dengan t = banyaknya variabel perlakuan, sedangkan n = besar sampel. Karena dalam penelitian ini akan dilakukan 4 perlakuan, maka banyak sampel yang dibutuhkan : (n 1 ) ( 4 - 1) ≥ 15 ( n 1 ) 3 ≥ 15

Upload: others

Post on 19-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

32

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian True Experimental dan dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group Design

dimana hasil penelitian diamati setelah perlakuan selesai.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biomedik Kampus 2 Universitas

Muhammadiyah Malang selama 23 hari.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah Rattus norvegicus Strain Wistar.

4.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah Rattus norvegicus Strain Wistar,

karena pada jenis kelamin jantan lebih tahan terhadap perlakuan. Berat

tikus pada penelitian ini adalah 200-220 gram dan berusia 2-3 bulan

4.3.3. Besar Sampel

Penentuan besar sampel ditentukan dahulu dengan rumus replikasi

Federer, yaitu (n-1) (t-1) ≥ 15, dengan t = banyaknya variabel perlakuan,

sedangkan n = besar sampel. Karena dalam penelitian ini akan dilakukan

4 perlakuan, maka banyak sampel yang dibutuhkan :

(n – 1 ) ( 4 - 1) ≥ 15

( n – 1 ) 3 ≥ 15

Page 2: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

33

3n – 3 ≥ 15

3n ≥ 18

n ≥ 6

∑ hewan = n x ∑ perlakuan

= 6 x 4

= 24

Besar sampel dengan Resource Equation Method :

E (besar sampel) = ∑ hewan - ∑ kelompok perlakuan

= 24 – 4

= 20

Rumus besar sampel untuk mengantisipasi kemungkinan sampel terpilih

mengalami dropout sebagai berikut :

n ’ = [ n / 1 – f ]

= [ 6 / 1 – 0,1 ]

= [ 6 / 0,9 ]

= 0,667 = 7

= 7 – 6 = 1 ekor

Keterangan :

n ’ = jumlah sampel penelitian

n = besar sampel yang dihitung

f = perkiraan proporsi drop out, kira kira 10% ( f = 0,1 )

Setelah dimasukkan rumus replikasi Federer, dilanjutkan dengan rumus

Resource Equation Method sehingga dibutuhkan 20 ekor tikus untuk

penelitian ini. Ditambah dengan jumlah sampel cadangan sebanyak 10%

Page 3: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

34

( f = 0,1 ), dari total sampel sehingga diperoleh 1 ekor tikus untuk

cadangan masing masing kelompok. Jadi total sampel tikus yang

dibutuhkan beserta cadangan adalah 24 ekor tikus dibagi ke dalam 4

kelompok yang berarti 1 kelompok terdiri dari5 ekor tikus dan 1 ekor

tikus cadangan.

4.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling.

4.3.5. Karakteristik sampel

1. Kriteria inklusi :

a. Kelamin jantan

b. Umur 2-3 bulan

c. Berat badan 200-220 gram

d. Strain Wistar jantan

e. Sehat, ditandai dengan gerakan aktif dan bulu yang tebal dan

berwarna putih serta matanya jernih

2. Kriteria eksklusi

a. Tikus yang pernah dipakai oleh peneliti lain

3. Kriteria Drop Out :

a. Tikus yang mati selama proses perlakuan

b. Tikus yang sakit selama proses perlakuan

c. Tikus yang tidak mau makan saat perlakuan

4.4. Variabel dan Definisi Operasional

4.4.1. Variabel

1. Variabel Bebas : Konsentrasi ekstrak daun mengkudu

Page 4: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

35

2. Variabel Tergantung : Luas luka laserasi

4.4.2. Definisi operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Hasil Ukur

(Indikator)

Cara

Pengukura

n dan Alat

Ukur

Skala

Ukur

Skala

Data

Variabel Bebas

Konsentra

si ekstrak

daun

mengkudu

Ekstrak

daun

mengkudu

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini adalah

daun

mengkudu

yang telah

diverifikasi

dan

didetermina

si oleh

Dinas

Kesehatan

Provinsi

Jawa Timur

UPT

Materia

Medica

Kota Batu

yang

bersertifikat

, yang

digunakan

dalam

penelitian.

Ekstrak

daun

Ekstrak daun

mengkudu

dibuat dalam

beberapa

variasi

konsentrasi :

a. F1 : larutan

berisi 5%

ekstrak daun

mengkudu

b. F2 : larutan

berisi 10%

ekstrak daun

mengkudu

c. F3 : larutan

berisi 20%

ekstrak daun

mengkudu

Pemberian

terapi

ekstrak

daun

mengkudu

dilakukan

secara

topical

pada

punggung

tikus yang

dibuat luka

laserasi,

ekstrak

daun

mengkudu

diberikan

setiap 4

hari sekali

selama 12

hari yaitu

hari ke-0,

ke-4, ke-8

dan ke-12

Konsentr

asi 5%

(rendah),

10%

(sedang),

20%

(tinggi)

Kategori

k

(ordinal)

Page 5: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

36

mengkudu

(Morinda

Citrofolia L)

adalah

ekstrak

yang

diambil dari

Ekstrak

daun

mengkudu

(Morinda

Citrofolia L)

yang dibuat

melalui

proses

ekstraksi

dengan

metode

maserasi

Variabel tergantung

Luas luka

laserasi

Luka

laserasi

dibuat

melalui

eksisi

dengan

menggunak

an silet

bergerigi di

punggung

tikus

sehingga

terbentuk

luka terbuka

dengan

panjang 15

mm dan

lebar 15

mm serta

Luas luka

disebut area

epitelisasi,

diamati luas

area kontraksi

penutupan

luka laserasi

pada tikus

setiap

kelompok

Pengukura

n

dilakukan

dengan

menempel

kan kertas

mika,

gambar

luas luka

di atas

mika

dengan

mengguna

kan spidol

permanen,

ukur

luasnya

dengan

mengguna

kan

Luas luka

dalam

bentuk

satuan

mili

meter

(mm)

Numerik

(rasio)

Page 6: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

37

kedalaman

2 mm.

planimeter

dan diukur

setiap 4

hari sekali

yaitu hari

ke-0, ke-4,

ke-8, ke-

12, dan ke-

16

Page 7: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

38

4.5. Alat dan Bahan Penelitian

4.5.1 Pemeliharaan Tikus

a. Kandang tikus

b. Penutup kandang dari anyaman kawat

c. Timbangan untuk menimbang berat badan tikus

d. Makanan tikus

e. Air

4.5.2 Pembuatan sediaan ekstrak daun mengkudu

a. 230 gram daun mengkudu basah

b. Botol ekstrak

c. Oven

d. Botol bersih

e. Saringan

f. Etanol 96%

4.5.3 Alat dan Bahan Pembuatan Luka

a. Sarung tangan

b. Kassa dan alkohol 70%

c. Duk

d. Gunting untuk mencukur bulu

e. Silet bergerigi

f. Pinset

g. Kloroform

h. Bak instrumen kecil dan bangkok

Page 8: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

39

4.5.4 Alat Pengkuran Luka

a. Kamera

b. Planimeter

c. Mika

d. Spidol

e. Penggaris

4.6. Prosedur Penelitian

4.6.1 Proses Adaptasi

Proses adaptasi hewan coba dalam kandang selama 7 hari dengan

tujuan agar tikus menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru

dengan diberi pakan BR 1 (bahan campuran dari bekatul, jagung,

bungkil kedelai, tepung ikan, tepung kerang, mineral, vitamin,

metionin dan lisin) dicampur dengan polar (kulit biji gandum) dan

tepung terigu; dan minum air putih sekali dalam sehari setiap pagi.

4.6.2 Pembuatan Sediaan Ekstrak Daun Mengkudu

4.6.2.1. Pembuatan Simplisia Daun Mengkudu

Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebanyak 230 gram

dibersihkan dan dicuci dengan air mengalir, kemudian

dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan

dikeringkan dengan oven pada suhu 40ºC selama 12 jam,

kemudian simplisia digrinder sampai halus dan diayak

dengan ayakan mesh 30, serbuk kemudian disimpan pada

tempat tertutup rapat dan di tempat kering

Page 9: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

40

4.6.2.2 Pembuatan Ekstrak Daun Mengkudu

Ekstrak daun mengkudu diperoleh dengan metode maserasi

menggunakan etanol 96% sebagai pelarutnya. Maserasi

dilakukan dengan merendam serbuk simplisia daun

mengkudu sebanyak 500 g dalam 5 L pelarut etanol 96%

(1:10) selama 3 hari, Semua maserat etanol yang diperoleh

dievaporasi dengan menggunakan Rotary Evavorator pada

suhu 30-40°C untuk memperoleh ekstrak kental

4.6.3 Anastesi dan Prosedur Perlukaan

a. Semua tikus pada setiap kelompok perlakuan ditempatkan dalam

posisi ventral dan diimobilisasi pada perut tikus untuk tindakan

operasi

b. Menghilangkan terlebih dahulu bulu,dengan cara mencukurnya

c. Memasang perlak dan alasnya dibawah tubuh tikus yang akan

dilukai

d. Memakai sarung tangan steril

e. Area kulit yang telah dicukur tadi didesinfeksi dengan alkohol

70%

f. Tikus dianastesi dengan chloroform secara per inhalasi dengan

dosis 2-5%/mg/kgBB tikus. Mecit dimasukkan ke dalam gelas

beker yang didalamnya ditetesi kloroform. Beri kapas pada

lubang di gelas beker agar kloroform tidak mudah menguap.

Catat setiap perubahan yang terjadi pada masing-masing mencit.

Amati 10 menit awal setelah pemberian anestesi, dan 10 menit

Page 10: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

41

berikutnya mencit dipindahkan keluar ruangan yang terbuka.

Amati perubahan yang terjadi.

g. Daerah operasi diisolasi dengan duk steril

h. Setelah efek anastesi bekerja, dilakukan penyayatan kulit tikus

dengan menggunakan silet bergerigi, membuat luka sedalam 2

mm

i. Melakukan perawatan luka dengan menggunakan ekstrak daun

mengkudu dengan berbagai dosis yang telah ditentukan,

sedangkan tikus pada kelompok kontrol tidak diolesi ekstrak

daun mengkudu

j. Melepaskan sarung tangan

k. Merapikan kembali peralatan yang telah digunakan

l. Mencuci alat yang telah digunakan dan mencuci tangan

m. Setelah proses perlakuan, punggung tikus akan ditutup

menggunakan transparant dressing untuk isolasi tiap tikus

agar masing-masing tikus tidak saling menjilat, yang dapat

merusak olesan ekstrak daun mengkudu dan mengacaukan

penyembuhan luka.

4.6.4 Perlakuan Luka dan Pemberian Ekstrak Daun Mengkudu

a. Siapkan alat dan bahan

b. Cuci tangan, atur posisi tikus senyaman mungkin

c. Pakai sarung tangan bersih

d. Pembagian kelompok tikus :

Kelompok 1 : tikus dilukai sampai tampak luka terbuka dan tidak

diolesi ekstrak daun mengkudu

Page 11: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

42

Kelompok 2 : tikus dilukai sampai tampak luka terbuka dan diolesi

ekstrak daun mengkudu 5% setiap 4 hari sekali

selama 16 hari.

Kelompok 3 : tikus dilukai sampai tampak luka terbuka dan diolesi

ekstrak daun mengkudu 10% setiap 4 hari sekali

selama 16 hari.

Kelompok 4 : tikus dilukai sampai tampak luka terbuka dan diolesi

ekstrak daun mengkudu 20% setiap 4 hari sekali

selama 16 hari.

Pengolesan ekstrak daun mengkudu dilakukan secepatnya setelah

perlakuan, kurang lebih 5 menit setelah perlakuan. Untuk selajutnya

dilakukan pada hari ke-4,8, dan 12.

Pemberian dosis pada penelitian ini adalah 0,1 ml/cm2, dosis ini

diambil berdasarkan beberapa alasan, alasan yang pertama dengan

dosis 0,1 ml/cm2 sudah bisa mengolesi seluruh permukaan luka.

Alasan yang kedua, dari penelitian sebelumnya tidak dicantumkan

berapa dosis pastinya.

4.6.5 Pengukuran Luka

a. Cuci tangan dan pakai sarung tangan

b. Posisikan tikus senyaman mungkin sehingga membuat tikus

tidak bergerak-gerak

c. Tempelkan kertas mika, gambar luas luka di atas mika dengan

menggunakan spidol permanen, ukur luasnya dengan

menggunakan planimeter

d. Lepas sarung tangan lalu cuci tangan

Page 12: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

43

e. Pengukuran luas luka dilakukan setiap 4 hari sekali, yaitu pada

hari ke-0, ke-4, ke-8, ke-12, dan ke-16

4.6.6. Kerangka Operasional

4.6 Analisa Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui kenormalan data (data

bersifat normal jika sig > 0,05) , apabila data menunjukkan sig <0,05

berarti data tidak normal, sehingga perlu dilakukan transformasi terlebih

dahulu. Apabila pada hasil normalitas setelah dilakukan tranformasi

masih menunjukan nilai tidak normal, maka uji General Linier Model

24 ekor tikus putih (ratus novergicus)

Proses adaptasi 7 hari

Proses anastesi dan perlakuan

Kelompok A

kontrol positif

: tidak diolesi

ekstrak daun

mengkudu

Kelompok B

Perlakuan 1 :

diolesi ekstrak

daun mengkudu

5%

4 hari sekali

Kelompok C

Perlakuan 2 :

diolesi ekstrak

daun mengkudu

10 % 4 hari

sekali

Kelompok D

Perlakuan 3:

diolesi ekstrak

daun mengkudu

20% 4 hari sekali

Ekstrak dioleskan pada hari 0,4,8 dan 12

kemudian luka dibalut transparan dressing

Luas luka diamati pada hari ke 0,4,8, 12 dan

16 dengan menggunakan planimeter

Analisa data

Penulisan hasil

Page 13: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian True ...eprints.umm.ac.id/39783/5/BAB 4.pdf · dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil dan ... 4.6.5 Pengukuran Luka a. Cuci

44

diganti dengan Uji Kruskall-Wallis dan dilanjutkan Uji Mann-Whitney

berulang

b. Uji General Linear Model

Uji General Linear Model merupakan uji komparatif numerik tidak

berpasangan dan pengukuran lebih dari satu. Digunakan untuk mengetahui

adanya perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.

c. Uji post hoc Bonferroni

Uji pst hoc Bonferroni merupakan kelanjutan dari uji General Linear

Model untuk mengatahui perbedaan antar kelompok perlakuan.