bab 4 metode penelitian 4.1 rancangan penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/bab iv.pdf · 2020. 7....

15
20 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional deskriptif komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Peneliti hanya melakukan pengamatan tanpa memberikan intervensi. Penelitian ini ingin membuat suatu gambaran dengan melakukan penyelidikan sesaat saat penelitian dilaksanakan untuk memperoleh fakta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan konsumsi air putih antara kelompok normal dan NWO di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk di Kota Malang yang tersebar di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, dan Kecamatan Kedungkandang yang berusia 19-49 tahun dengan jumlah 417.759 orang (BPS Kota Malang, 2015). 4.2.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 4.2.2.1 Kriteria Inklusi a. Berdomisili di Kota Malang b. Laki-laki atau perempuan yang berumur 19-49 tahun c. IMT 18,5-24,9 kg/m 2 d. Kelompok normal dengan persen lemak tubuh <20% pada laki-laki dan <30% pada perempuan

Upload: others

Post on 28-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

20

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional deskriptif

komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Peneliti hanya melakukan

pengamatan tanpa memberikan intervensi. Penelitian ini ingin membuat suatu

gambaran dengan melakukan penyelidikan sesaat saat penelitian

dilaksanakan untuk memperoleh fakta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis perbedaan konsumsi air putih antara kelompok normal dan NWO

di Kota Malang.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk di Kota Malang yang

tersebar di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing,

Kecamatan Sukun, Kecamatan Klojen, dan Kecamatan Kedungkandang yang

berusia 19-49 tahun dengan jumlah 417.759 orang (BPS Kota Malang, 2015).

4.2.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.2.2.1 Kriteria Inklusi

a. Berdomisili di Kota Malang

b. Laki-laki atau perempuan yang berumur 19-49 tahun

c. IMT 18,5-24,9 kg/m2

d. Kelompok normal dengan persen lemak tubuh <20% pada laki-laki

dan <30% pada perempuan

Page 2: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

21

e. Kelompok NWO dengan persen lemak tubuh ≥20% pada laki-laki

dan ≥30% pada perempuan

f. Bersedia melanjutkan keikutsertaan menjadi responden

4.2.2.2 Kriteria Eksklusi

a. Perempuan sedang menopause

b. Perempuan sedang hamil

c. Perempuan sedang menyusui

d. Perempuan sedang memiliki anak umur <2 tahun

e. Perempuan yang mengkonsumsi dan/atau menggunakan produk

keluarga berencana (KB) hormonal

f. Perempuan dan laki-laki yang menggunakan obat-obatan yang

mengandung kortisol secara berkelanjutan

g. Perempuan dan laki-laki yang menggunakan obat-obatan penurun

berat badan

4.2.2.3 Kriteria Drop Out

a. Meninggal pada rentang waktu penelitian

b. Pindah rumah pada rentang waktu penelitian

c. Mengundurkan diri pada rentang waktu penelitian

4.2.3 Prosedur Pengambilan Sampel

Prosedur pengambilan sampel memperhatikan beberapa hal yaitu:

a. Tahap pertama adalah memilih satu kelurahan dari masing-masing

kecamatan yang ada di Kota Malang. Kelurahan dipilih dengan

menggunakan teknik simple random sampling.

b. Setalah kelurahan pada masing-masing kecamatan terpilih, berikutnya

adalah memilih wilayah pengambilan sampel berdasarkan Rukun

Page 3: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

22

Warga. Pemilihan wilayah Rukun Warga menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan

pertimbangan sehingga mendapatkan yang sesuai dengan kriteria

inklusi. Rukun Warga yang dipilih berdasarkan rekomendasi

narasumber dari pihak kelurahan.

c. Setelah menentukan wilayah Rukun Warga, berikutnya memilih tempat

yang memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Dipilihlah salah satu

koordinator untuk membantu mengundang warga datang ke tempat

penelitian. Koordinator adalah warga di wilayah Rukun Warga itu

sendiri.

d. Sampel yang diteliti dipilih dengan teknik purposive sampling. Sampel

digolongkan dalam dua kelompok dengan mempertimbangkan kriteria

inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel yang diperlukan menggunakan

perhitungan rumus Hypotesis Testing Between 2 Means (Lwanga and

Lemeshow, 1991) sebagai berikut:

𝜎2 =[(𝑛1 − 1)𝑠1

2 + (𝑛2 − 1)𝑠22]

(𝑛1 − 1) + (𝑛2 − 1)

=[(2552 − 1)332 + (570 − 1)522]

(2552 − 1) + (570 − 1)

=4316615

3120

= 1383,53

𝑛 =2𝜎2[𝑧

1−2

+ 𝑧1−𝛽 ]2

(𝜇1 − 𝜇2)2

=2(1383,53)[1.96 + 1,28 ]2

(550 − 582)2

= 29

Page 4: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

23

Keterangan:

𝜎2 = Populasi variasi jumlah asupan magnesium (1383,53)

n1 dan n2 = Jumlah sampel kelompok 1 dan kelompok 2 ( n1 =2552

dan n2 = 570)

s1 dan s2 = Standart Deviasi kelompok 1 dan kelompok 2 (s1 = 33

dan s2 = 52)

𝝁1 dan 𝝁2= Mean (rata-rata) pada kelompok 1 dan kelompok 2 (𝝁1=

3.9 dan 𝝁2=2.8)

n = Jumlah sampel minimal per kelompok

𝑧1−

2 = 1,96 (Level of Significance 5%)

𝑧1−𝛽 = 1,28 (Power of the test 90%)

(Lwanga and Lemeshow,1991) ; (Kant et al., 2010)

Sampel pada masing-masing kelompok normal dan NWO berjumlah 29

orang, sehingga total sampel adalah 58 orang. Untuk mengantisipasi drop out

saat penelitian berlangsung, maka ditambahkan 10% dari total sampel yaitu 6

orang. Jadi, jumlah seluruh sampel dalam penelitin ini adalah 64 orang

(Lwanga and Lemeshow, 1991).

4.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah status gizi normal dan NWO serta rata-

rata konsumsi air putih dalam mililiter.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Malang yang terdiri dari 5 kecamatan yaitu

Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing, Kecamatan Sukun, Kecamatan

Klojen, dan Kecamatan Kedungkandang. Penelitian dilaksanakan dari bulan

September 2015 hingga September 2016.

Page 5: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

24

4.5 Instrumen Penelitian

Berikut alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian :

a. Formulir skrining untuk mengetahui apakah responden penelitian

termasuk kriteria inklusi atau eksklusi dan identitas responden.

b. Formulir data antropometri untuk mencatat data BB, TB, IMT, dan %BF

c. Alat ukur antropometri, yaitu:

a) Microtoise merk SECA 206 dengan ketelitian 0.1 cm

b) Timbangan injak digital sekaligus body fat analyzer yang

menggunakan merk Omron seri HBF-358 BW dengan ketelitian 100

gram

d. Formulir Informed Consent sebagai surat pernyataan kesediaan

menjadi responden peneltian

e. Kuesioner umum untuk mengetahui karakteristik umum responden

(Wirawan, 2017)

f. Wadah air putih berukuran 2700 ml untuk alat bantu mengukur konsumsi

air putih responden

g. Formulir Record untuk mencatat asupan air putih responden selama 3

hari

h. Stiker perhitungan selisih konsumsi air putih

i. Formulir Recall untuk memastikan asupan air putih responden dalam 3

hari dan konsumsi air di luar wadah yang disediakan

j. Software SPSS for Windows 20.0 untuk mengolah data konsumsi air

putih

Page 6: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

25

4.6 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil ukur Skala

Konsum

si Air

Putih

Konsumsi air putih

responden selama 3

hari berturut yang

dicatat dalam form

record yang

dinyatakan dalam

miligram

1. Gelas Ukur

Dengan Skala

2. Stiker Angka

3. Formulir

record konsumsi

air

Rata-rata konsumsi air

putih harian responden

dalam mililiter (mL)

Rasio

Status

Gizi

Status Gizi

responden yang

dikategorikan

sebagai berikut:

1. Normal

IMT 18,5-24,9 kg/m2

%BF laki-laki <20% dan wanita <30%

2. NWO

IMT 18,5-24,9 kg/m2

%BF laki-laki ≥20% dan wanita ≥30%

Microtoise merk

Seca

BIA (Bioelectrical

Impedance

Analysis) merk

Omron seri HBF-

358 BW dengan

ketelitian 100

gram

1. IMT 18,5-24,9

(Riskesdas, 2013)

%BF <20% untuk laki-

laki dan <30% untuk

perempuan (Mannisto

et al.,2013)

2. IMT 18,5-24,9

(Riskesdas, 2013)

%BF <20% untuk laki-

laki dan <30% untuk

perempuan (Mannisto

et al.,2013)

Nominal

Page 7: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

26

4.7 Prosedur Penelitian

Pengambilan data antropometri yang dibantu oleh enumerator, maka

dilakukan standarisasi terlebih dahulu. Standarisasi dilakukan untuk menilai

presisi dan akurasi pengukuran antropometri. Berikut ini adalah tahapan

standarisasi:

1) Menyiapkan subjek yang diukur, yaitu sebanyak 5 orang

2) Setiap pengukur melakukan pengukuran setiap subjek sebanyak 2 kali

3) Mencatat hasil pengukuran pertama pada form dilanjutkan pengukuran

kedua dan dicatat juga di form

4) Supervisor melakukan pengukuran pada semua subjek sebanyak 2 kali

5) Memindahkan semua data pada tabel berikut dengan menggunakan

software microsoft excel :

Tabel 4.1 Standarisasi Pengukuran

Subjek Supervisor

Tanda Observer

Tanda s S D D2 Tanda

a b d d2 A b D D2

Keterangan: a. Kolom ‘a’ adalah hasil pengukuran pertama dan ‘b’ adalah hasil

pengukuran kedua b. Kolom ‘d’ diisi dengan hasil (a-b) berikut tandanya (+/-) c. Kolom ‘d2’ diisi dengan hasil kuadrat dari (a-b)

d. Kolom ‘tanda’ diisi dengan tanda dari langkah ‘g’, bila d=0 tidak perlu diisi

6) Menjumlahkan total nilai kolom ‘d²’ baik pada kolom supervisor maupun

observer

7) Mengisi kolom ‘s’ dengan penjumlahan (a+b) dari observer

8) Mengisi kolom ‘S’ dengan penjumlahan (a+b) dari supervisor

9) Mengisi kolom ‘D’ dengan pengurangan (s-S)

Page 8: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

27

10) Mengisi kolom ‘D²’ dengan pengkuadratan nilai kolom ‘D’

11) Mengisi kolom ‘tanda’ yang terakhir sesuai tanda ‘D’. Bila D=0 tidak perlu

diisi

12) Menjumlah total nilai kolom pada kolom ‘D’ dan ‘D²’. Kolom total ‘tanda’ diisi

dengan tanda terbanyak/total tanda

13) Hasil pengukuran dikataan presisi apabila total d² observer < 2 total d²

supervisor, dikatakan akurasi apabila total D² observer < 3 total d²

supervisor

14) Jumlah d² supervisor terkecil untuk menunjukkan yang paling presisi

15) Melihat kolom tanda pada kolom ‘D’ apakah hasil observer cenderung lebih

besar atau lebih kecil

16) Melihat kolom tanda ‘d’ observer, bila (+) lebih banyak maka pengukuran

pertama cenderung lebih besar dari pengukuran kedua dan sebaliknya,

untuk memperkirakan kesalahan yang mungkin sering dilakukan.

(Supariasa, 2002)

Prosedur penelitian selanjutnya yang dilakukan melalui beberapa tahapan

yang telah ditentukan hingga mendapatkan data yang diinginkan:

1) Peneliti mengambil data identitas dan jawaban responden terkait

pertanyaan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan

oleh peneliti. Pengambilan data ini dengan cara wawancara langsung

kepada responden menggunakan formulir skrining. Responden yang

tidak sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi maka tidak dapat

menjadi responden penelitian. Namun diperbolehkan mengikuti

pengukuran TB, BB dan %BF. Selain itu responden tersebut diberikan

bingkisan sebagai ucapan terima kasih dari peneliti.

Page 9: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

28

2) Responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi wajib

mengikuti pengukuran antropometri. Data Antropometri dilakukan oleh

peneliti untuk mengetahui responden yang tergolong dalam kelompok

status gizi normal dan NWO melalui pengukuran TB dan Bioelectrical

Impedance Analysis (BIA) yang meliputi BB, IMT dan %BF. Berikut

tahapan pelaksanaan pengumpulan data primer yang dilakukan oleh

peneliti:

a. Pengukuran Tinggi Badan

a) Persiapan peneliti dalam memasang alat TB yaitu microtoise:

1. Menggantungkan bandul benang untuk mempermudah

pemasagan microtoise di dinding agar tegak lurus.

2. Meletakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari

bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding yang

digunakan tidak terdapat lekukan atau tonjolan (rata).

3. Menarik papan penggeser tegak lurus ke atas, disejajarkan

dengan benang berbandul yang tergantung dan menarik

sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0.

Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian

atas microtoise.

4. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita maka

peneliti memberi perekat pada posisi sekitar 10 cm dari

bagian atas microtoise.

b) Pelaksanaan pengukuran tinggi badan oleh peneliti:

1. Meminta responden untuk melepaskan alas kaki

(sandal/sepatu), topi (penutup kepala) maupun

Page 10: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

29

melonggarkan kunciran rambut yang menghalangi saat

pengukuran.

2. Memastikan alat geser pada microtoise berada di posisi

atas dan meminta reponden berdiri tegak, persis di bawah

alat geser. Posisi kepala, bahu bagian belakang, lengan,

pantat dan tumit menempel pada dinding tempat microtoise

di pasang.

3. Meminta responden untuk memandang lurus ke depan dan

tangan dalam posisi tergantung bebas.

4. Menggerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas

kepala responden.

5. Memastikan alat geser berada tepat di tengah kepala

responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser

harus tetap menempel pada dinding.

6. Peneliti membaca angka tinggi badan pada jendela baca ke

arah angka yang lebih besar (ke bawah). Pembacaan

dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah

dan sejajar dengan mata.

7. Apabila peneliti lebih rendah dari yang diukur, peneliti harus

berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.

Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka

di belakang koma (0,1cm).

Page 11: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

30

Keterangan :

i. Keterbatasan microtoise adalah memerlukan tempat

dengan permukaan lantai dan dinding yang rata, serta

tegak lurus tanpa tonjolan atau lengkungan di dinding.

ii. Apabila tidak ditemukan dinding yang rata dan tegak

lurus setinggi 2 meter, peneliti mencari tiang rumah atau

papan yang dapat digunakan untuk menempelkan

microtoise (Depkes RI, 2007).

b. Pengukuran berat badan, %BF, dan IMT dengan menggunakan BIA

oleh peneliti:

1. Persiapan alat dengan memasang baterai pada bagian bawah

alat timbang (perhatikan posisi baterai)

2. Meletakan BIA pada lantai yang datar

3. Peneliti memastikan kaki responden bersih dan tidak basah

(sediakan keset/handuk kaki di dekat alat ukur) dan

melepaskan benda benda logam yang menempel pada

tubuhnya, seperti: kalung, cincing, uang, sabuk, dan

sebagainya.

4. Peneliti menyalakan tombol power dan menunggu BIA sampai

display menunjukkan 0,0 kg

5. Menekan tombol USER untuk memilih profil individu atau

apabila tidak ada dapat menggunakan tombol GUEST sampai

muncul indikator G pada display

6. Menekan tombol SET/MODE dan mengatur data responden

meliputi: umur, memasukkan umur responden untuk

Page 12: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

31

menambah angka menekan ▲ atau mengurangi angka

menekan tombol ▼, setelah selesai menekan kembali tombol

SET/MODE untuk mengatur jenis kelmain (laki-lai atau wanita),

selanjutnya tinggi badan dengan memasukkan tinggi badan

responden dan melakukan penambahan angka menekan ▲

atau mengurangi angka menekan tombol ▼, setelah selesai

semua akan muncul 0,0 kg pada display dan lanjut ke

pengukuran

7. Memastikan responden sudah menggunakan pakaian

seminimal mungkin, kemudian responden berdiri tegak

memegang bandel, sampai tangan tegak lurus membentuk

sudut 90o supaya tubuh terdistribusi merata

8. Setelah itu, indikator pengukuran display bagian bawah akan

memproses dengan menampilkan bar yang bergerak dari kiri

ke kanan

9. Setelah lengkap display akan menampilkan berat badan

responden, dan meminta responden turun dari timbangan

10. Hasil yang diperoleh tidak hanya berat badan, untuk melihat

hasilnya tekan SET/MODE dan memunculkan pengukuran

WEIGHT FAT VISERAL FAT BMI RM (Rate

Metabolic) BODY FAT WEIGHT (again)

11. Peneliti melakukan pengukuran dua kali untuk mengakuratkan

hasilnya dan pengukuran hingga 3 kali apabila hasil

pengukuran 1 dan 2 berbeda 0.2

12. Pencatatan hasil oleh peneliti

Page 13: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

32

Sumber: Instruction Manual Full Body Sensor Body

Composition Monitor and Scale Model Omron seri HBF-358

BW

3) Setelah peneliti melakukan pengukuran antropometri dilanjutkan

kesediaan responden dengan mengisi formulir informed concent.

Apabila bersedia melanjutkan keikutsertaan menjadi responden

penelitian maka peneliti akan menggali data dengan wawancara terkait

konsumsi air putih selama tiga hari dengan harapan dapat menghitung

dengan menggunakan SPSS. Berikut tahapan menggali data yang

dilaksanakan oleh peneliti:

a. Responden diberikan wadah air besar untuk konsumsi air putih

selama 3 hari

b. Responden diberikan edukasi terkait bagaimana cara mencatat

konsumsi air putih dengan wadah air (water pitcher) yang

mempunyai stiker berupa skala yang akan ditempeli stiker

angka urutan pengisian oleh responden sendiri

c. Penggunaan wadah air sebagai berikut. Pertama, wadah air di

isi penuh hingga batas atas yang diberikan. Kedua, setiap kali

wadah air akan diisi ulang, maka diberi stiker ditempat dimana

air tersebut tersisa, stiker satu untuk pengisian pertama, stiker

kedua untuk pengisian kedua hingga seterusnya. Pengisian air

harus selalu penuh hingga batas atas yang ditentukan.

Perhitungan air yang dikonsumsi adalah batas atas dikurangi

batas akhir sebelum pengisian ulang air, kemudian selisihnya di

jumlah tergantung berapa kali pengisian ulang.

Page 14: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

33

d. Peneliti mencatat konsumsi air putih dari wadah air dan

melakukan recall konsumsi air putih selain dari wadah air

selama 24 x 3 hari

e. Peneliti mengolah data konsumsi air putih harian responden

menggunakan software SPSS

4.7.1 Alur Penelitian

4.8 Analisis Data

Data konsumsi air dan status gizi yang didapat, diuji menggunakan

software SPSS for Windows 16.0. Sebelum melakukan uji perbedaan,

Peneliti

Mencari responden yang sesuai kriteria inklusi termasuk IMT ≥18,5-24,9

Pengukuran %BF

Informed Consent

Pemberian materi tentang Pencatatan

Mandiri dengan cara menandai Water

Pitcher dengan stiker

Pengolahan data secara statistik

Follow up kegiatan ‘Pencatatan Mandiri’

dan melakukan recall konsumsi air diluar

Water Pitcher yang disediakan

Page 15: BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitianrepository.ub.ac.id/1206/5/BAB IV.pdf · 2020. 7. 28. · di Kota Malang. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Subjek Penelitian Populasi

34

dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro Wilk karena sampel

setiap kelompok yang di dapat kurang dari 50. Pada penelitian ini, data tidak

terdistribusi normal maka dilakukan transformulirasi untuk menjadikan data

terdistribusi normal. Apabila data terdistribusi normal menggunakan uji statistik

T–test tidak berpasangan dengan tingkat kepercayaan 95% sehingga

didapatkan hasil uji statistik diskriptif dan komparatif untuk melihat perbedaan

antara dua kelompok berdasarkan nilai p yaitu:

a. p > α (α = 0,05) maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara asupan

magnesium terhadap wanita kelompok status gizi Normal dan NWO yang

berusia 19-49 tahun di Kota Malang.

b. p < α (α = 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan antara asupan magnesium

terhadap wanita kelompok status gizi Normal dan NWO yang berusia 19-49

tahun di Kota Malang.