bab 4 pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2012-2-00794-ak bab4001.pdf ·...
TRANSCRIPT
76
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Evaluasi Praktik Kegiatan Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Kebon Jeruk
Dalam pelaksanaanya, antara praktik dan alur pembiayaan mudharabah pada
bab 3 sudah sesuai dengan prosedur yang di tetapkan. Dalam alur proses
pembiayaan, terdapat flowchart pada Bank Syariah Mandiri. Flowchart ini sangat
berfungsi sebagai petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan khususnya dalam
pembiayaan. PT. Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa tahap prosedur yang
terdapat pada Frame work proses pemberian pembiayaan mudharabah yang terdiri
dari :
1. Tahap Investigasi : tahap dimana nasabah mengajukan permohonan
pembiayaan serta melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan
Account Officer (AO) melakukan pemeriksaan intern seputar riwayat dan
usaha nasabah.
2. Tahap Analisa Pembiayaan : merupakan tahap Account Officer (AO)
menganalisis laporan keuangan usaha nasabah dan memeriksa jaminan yang
diberikan nasabah untuk dituangkan kedalam Nota Analisa Pembiayaan
(NAP) sebagai dasar pada Rapat Komite Pembiayaan.
3. Tahap Pemutusan Pembiayaan : pada tahap ini Komite Pembiayaan
memutuskan pembiayaan diterima atau ditolak.
4. Tahap Persetujuan Pembiayaan : Setelah pembiayaan disetujui, pada tahap ini
dilakukan akad pembiayaan mudharabah dan pengikatan jaminan.
77
5. Tahap Pencairan Pembiayaan : Setelah disetujui, maka akan dilakukan
pencairan pembiayaan yang dilakukan oleh loan admin pembiayaan serta
dilakukan penyimpanan file pembiayaan.
6. Monitoring pembiayaan : Saat pembiayaan sudah berjalan Account Officer
(AO) melakukan monitoring kepada nasabah secara rutin 1 bulan sekali.
4.2 Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah Serta Perhitungan dan Pencatatan
Jurnal Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Syariah Mandiri
4.2.1 Perlaksanaan Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Kebon jeruk
Pelaksanaan pembiayaan Mudharabah merupakan salah satu produk bagi
hasil yang dilaksanakan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk,
dengan berdasarkan prinsip syariah pada umumnya. Bank Syariah Mandiri
Cabang Kebon Jeruk lebih menekankan kepada pembiayaan mudharabah
terhadap usaha pertanian, pertambangan, industri, listrik, gas dan air,
konstruksi atau proyek, perdagangan, transportasi dan komunikasi, jasa dunia
usaha, usaha jasa sosial, namun tetap tidak mengesampingkan pembiayaan
terhadap usaha-usaha yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan syari’at
Islam. Aplikasi mudharabah dalam perbankan syariah dapat berupa:
1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja untuk perdagangan, industri
atau jasa.
2. Investasi khusus, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang
khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak bank.
78
Secara umum pembiayaan mudharabah di bank syariah terdiri dari
beberapa unsur yaitu:
1. Bank Syariah bertindak sebagai penyedia dana (shahibul maal) secara
umum dan nasabah (mudharib) sebagai pengelola kegiatan dalam usaha.
2. Jangka waktu pembiayaan, yaitu masa pengembalian dana dan pembagian
keuntungan berdasarkan yang disepakati dalam akad/kontrak.
3. Bank syariah tidak ikut serta dalam pengelolaan usaha nasabah
(mudharib).
4. Pembiayaan yang diberikan dalam bentuk uang dan dinyatakan jumlahnya.
5. Pembagian keuntungan dari pengelolaan dan dinyatakan dalam bentuk
nisbah yang disepakati bersama.
6. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang waktu
investasi, kecuali atas dasar kesepakatan kedua belah pihak dan tidak
berlaku surut.
7. Bank syariah meminta jaminan atau ada orang yang menjamin untuk
mengatasi resiko apabila nasabah (mudharib) tidak memenuhi kewajiban
dengan niat curang atau lalai.
8. Sesuai dengan jenis-jenis pembiayaan mudharabah yang terdapat dalam
Fiqih Islam.
Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri terdiri dua jenis
yaitu:
a. Pembiayaan Mudharabah Muthlaqah
Pada jenis pembiayaan mudharabah muthlaqah Bank Syariah Mandiri
Cabang Kebon Jeruk memberikan fasilitas dan otorisasi serta hak sepenuhnya
79
kepada nasabah atau mudharib untuk melakukan usaha dan mengelola dana
yang dipoeroleh dari pembiayaan mudharabah ini sesuai dengan yang
diinginkannya dan hal tersebut akan disebutkan dalam perjanjian atau
akad/kontrak yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Pasar sasaran untuk produk ini adalah para wirausahawan dan
perusahaan yang ingin memperluas bidang usahanya yang telah berjalan
minimal 2 tahun dan melakukan pembukuan. Besar pembiayaan biasanya
disebut plafond pihak Bank Mandiri Syariah Kebon Jeruk tidak memberikan
batasan jumlah pembiayaan, namun untuk minimak pembiayaan dalam
pembiayaan mudharabah adalah Rp. 50.000.000,- . Sedangkan untuk jumlah
maksimum Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk tidak membatasinya,
tetapi disesuaikan dengan nilai jaminan yang diberikan oleh
nasabah/mudharib. Seperti jaminannya adalah sertifikat tanah, jika nilai dari
tanah tersebut adalah Rp. 100.000.000,- maka batas maksimal dana yang akan
diperoleh nasabah adalah nilai harga tanah dikali 80%, hasil tersebutlah yang
menjadi batas maksimal bagi pembiayaan mudharabah ini. Jangka waktu
pembiayaan antara 1 – 5 tahun, dilihat dari tujuan pembiayaan yang
diberikan. Realisasi pembiayaan yang dapat dilakukan dengan cara sekaligus
atau bisa juga dengan bertahap, Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk
lebih dominan realisasi dana pembiayaan dengan sekaligus.
Pemberian pembiayaan ini BSM mengenakan biaya yang harus dibayar
oleh nasbah untuk merealisasikan pembiayaan. Adapun biaya-biaya tersebut
adalah:
1. Biaya administrasi
2. Notaris
80
3. Premi asuransi kebakaran
4. Premi asuransi jiwa
5. Materai
Untuk pembiayaan mudharabah muthlaqah ini pihak Bank Syariah
Mandiri Cabang Kebon jeruk membaginya kepada dua kelompok mudharib,
yaitu Mudharib perorangan dan Mudharib badan usaha.
Tabel 4.1 Pembiayaan Mudharabah periode Januari-Mei 2013
Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk
Periode Jumlah nasabah Total Pembiayaan Pembiayaan Macet
Januari-Mei 2013 3 51 pembiayaan 0
Sumber data : Hasil wawancara dengan Back Office Officer di Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa, dalam waktu
lima bulan pembiayaan mudharabah memiliki nasabah dengan jumlah nasabah
3 yang dengan nasabah berbadan usaha dan koperasi, dengan total pembiayaan
51 kasus, hal ini terjadi karena setiap perusahaan melakukan pembiayaan di
beberapa cabangnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan selama periode
tersebut, keseluruhan pembiayaaan berjalan dengan lancar, tanpa adanya
pembiayaan yang bermasalah. Hal ini menyatakan bahwa, pengendalian
internal yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri telah dilakukan dengan
baik.
Sedikitnya nasabah pembiayaan mudharabah disebabkan beberapa
faktor, diantaranya prinsip kehati-hatian Bank dalam menyalurkan
pembiayaan, mengingat Bank sebagai pemilik modal (shahibul maal) dengan
81
menyediakan modal 100 % kepada pengusaha sebagai pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa
keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara mereka sesuai dengan
kesepakatan yang disebutkan dalam akad mereka, dan jika ada mengalami
kerugian setelah adanya pengelolaan usaha oleh mudharib bukan karena
kelalaian yang disengaja maka akan ditanggung oleh bank (shahibul maal),
maka bank akan mengalami risiko kerugian 100%. Akan tetapi, pada
praktiknya dalam melaksanakan pembiayaan Mudharabah, pihak bank tidak
menyediakan modal sepenuhnya 100% tetapi terdapat persentase yang terbagi
dalam penyediaan modal usaha, misalnya 80% diberikan oleh bank dan 20%
disediakan oleh pihak nasabah, dengan margin keuntungan yang ditentukan
oleh bank dan akan menjadi kesepakatan dalam akad berdasarkan beberapa
faktor yaitu:
1. Segmentasi usaha nasabah
2. Kelengkapan legalitas
3. Laporan keuangan, dan
4. Karakter nasabah
Keempat hal diatas merupakan unsur-unsur yang dilihat oleh bank dalam
menentukan margin profit/keuntungan pembiayaan mudharabah. Selain itu,
untuk mananggulangi kerugian yang kemungkinan terjadi, bank mewajibkan
nasabahnya memiliki agunan dan asuransi sebagai jaminan untuk mengurangi
resiko pembiayaan macet. Hal-hal tersebut, merupakan perbedaan antara teori
dan praktik yang dilakukan dala pelaksanaan pembiayaan mudharabah.
82
Dalam proses pembiayaan nasabah diwajibkan untuk memberikan
agunan atau jaminan dalam pembiayaan. Pada dasarnya agunan atau jaminan
tidak diperbolehkan dalam pembiayaan mudharabah, karena pada prinsipnya
pembiayaan yang diberikan oleh pemilik modal atau shahibul maal adalah
untuk membantu sesama. Akan tetapi, mengingat bahwa dana yang diberikan
oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk kepada nasabah/mudharib
tersebut masih termasuk dari dana deposan yang menyimpan uangnya di bank
tersebut, maka demi kemashlahatan jaminan diperbolehkan dalam
pembiayaan mudharabah. Selain itu, adanya agunan atau jaminan agar
nasabah/mudharib tidak melakukan penyimpangan. Dan demi menjaga
kepercayaan deposan kepada pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon
Jeruk maka pihak bank dibenarkan untuk meminta jaminan dari pihak
nasabah/mudharib kepada bank bisa berupa sertifikat tanah, bangunan,
kendaraan, mesin, satuan barang, dan lain-lain.
Tabel 4.2
Laporan Hasil Pendapatan dari Produk Pembiayaan Jan-Mei 2013 Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk
Pendapatan dari Pembiayaan Jumlah Persentase
Total Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 8.970.153.668,31 32,35%
Total Pendapatan Bagi Hasil Musyarakah 16.738.887.225,03 60,36%
Total Pendapatan dari sewa 38.546.884,40 0,14%
Total Pendapatan dari Jual Beli 1.985.065.967,36 7,16%
Total Pendapatan pembiayaan keseluruhan 27.732.653.745,10 100,00%
Sumber data: Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, pembiayaan
Mudharabah memiliki peran yang cukup penting bagi penghasilan Bank
Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk, dengan persentase mencapai 32,35%.
83
Hal ini membuktikan bahwa, memang pembiayaan mudharabah bukan
menjadi produk yang banyak diminati masyarakat, dan pihak bank kurang
menganjurkan pembiayaan mudharabah, dengan faktor memiliki resiko yang
tinggi.
b. Pembiayaan mudharabah muqayyadah
Pembiayaan mudharabah muqayyadah, yaitu kebalikan dari pembiayaan
mudharabah muthlaqah, dalam pembiayaan ini mudharib dibatasi dengan
batasan jenis usaha, waktu, tempat usaha. Jenis mudharabah ini pada akadnya
dicantumkan persyaratan-persyaratan tertentu misalnya hanya boleh digunakan
untuk usaha tertentu, dikota tertentu, dan dalam waktu tertentu. Ikatan-ikatan
ini membuat akad mudharabah menjadi terikat dan sempit.
Pasar sasaran untuk pembiayaan ini adalah wirausahawan yang memiliki
dana yang lebih dan mempercayakan usaha kepada pelaksana usahanya, dan
telah disetujui oleh pihak bank dan investor. Dengan ketentuan pihak bank
sebagai shahibul maal hanya dapat memberikan pembiayaan 95% dari dana
yang diberikan oleh investor.
Pengertian jenis pembiayaan mudharabah ini adalah bahwa selain
melakukan akad mudharabah dengan shahibul maal, maka ketika ia membuat
perjanjian dengan pihak lain dimana kedudukan ia sebagai shahibul maal maka
ia dikatakan melaksanakan mudharabah kedua. Praktek seperti ini banyak
dijumpai dalam bisnis perbankan syariah dimana pihak bank selaku pengelola
dana (mudharib) dalam perniagaannya melakukan akad mudharabah kembali
84
kepada orang lain dengan modal yang ia terima dari nasabah bank (shahibul
maal).
Untuk pembiayaan mudharabah muqayyadah sejak tahun 2010 pihak
Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk tidak menyalurkan pembiayaan
mudharabah muqayyadah. Hal ini terjadi, disebabkan permintaan dari pihak
nasabah/mudharib yang datang kepada Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon
Jeruk hanya menginginkan pembiayaan mudharabah muthalaqah. kemudian
bisa dipahami juga dari permintaan tujuan pembiayaan sebagian hanya untuk
menjalankan pembiayaan modal kerja dan usaha.
Masih kurangnya nasabah yang berminat untuk memanfaatkan
pembiayaan mudharabah muqayyadah dan mudharabah muthlaqah,
disebabkan faktor kurangnya sosialisasi jenis pembiayaan keduanya, sehingga
pembiayaan mudharabah muqayyadah dan muthlaqah belum menjadi produk
unggulan di Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk.
4.2.2 Perhitungan dan Pencatatan Jurnal Pembiayaan Mudharabah Pada
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk
Dalam melakukan transaksi, setiap perusahaan dan bank selalu
melakukan perhitungan dengan sangat teliti dan pencatatan jurnal yang akan
dituangkan kedalam laporan keuangan, serta konsep pengakuan akuntansi yang
mendefinisikan prinsip-prinsip dasar yang menentukan penentuan waktu
pendapatan, biaya, pengakuan keuntungan dan rugi di dalam laporan keuangan.
Maka, dalam bab ini penulis akan menguraikan perhitungan dan jurnal
pembiayaan mudharabah sesuai dengan PSAK 105 tentang mudharabah.
85
Untuk lebih jelasnya bagaimana pengakuan dan pengukuran transaksi
pembiayaan Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk,
dapat dilihat dari contoh perhitingan berikut:
BANK SEBAGAI PEMILIK DANA (SHAHIBUL MAAL)
1. Diketahui:
Tabel 4.3 Contoh Soal Pembiayaan Mudharabah
No Uraian Keterangan
1 Nama Nasabah PT A Sebagai Pengelola
Dana (mudharib)
2 Jenis usaha Industri Garmen
3 Jenis akad pembiayaan Mudharabah
4 Jumlah pembiayaan: Rp 12.000.000.000,-
a. Kas Rp 10.000.000.000,-
b. Aset non kas: berupa mesin baru Rp 2.000.000.000,-
5 Tanggal pencairan 1 Juni 2008
6 Jangka waktu pembiayaan 12 bulan
7 Jatuh tempo pembiayaan 31 Mei 2009
8 Jumlah angsuran dana pokok
pembiayaan per bulan
Rp 1.000.000.000,-
9 Laporan Laba Rugi PT A diterima
Bank setiap bulan pada tanggal
Tanggal 10 Dilaporkan tiap
tanggal 10 setelah
bulan bulan laporan
atau bulan
berikutnya
10 Pembayaran bagi hasil oleh PT A
dilakukan setiap bulan, yaitu setiap
tanggal:
Tanggal 15 Dibayarkan tiap
tanggal 15 setelah
bulan laporan atau
86
bulan berikutnya
11 Pelunasan pokok atau pengembalian
dana pokok mudharabah dilakukan
setiap bulan sebesar Rp 500.000.000,-
yaitu tiap tanggal:
Tanggal 15 Bersamaan dengan
tanggal
pembayaran bagi
hasil
12 Biaya akad atas beban PT.A selaku
nasabah pengelola dana (1% dari total
pembiayaan)
Rp 120.000.000,-
13 Nisbah yang disepakati antara
Bank dan PT A
Keterangan
a. jika menggunakan metode Revenue
Sharing
3,6% : 96,4% Tabel 4.7
b. jika menggunakan metode Gross
Profit Margin
10% : 90% Tabel 4.8
c. jika menggunakan metode Profit
Sharing (Net Profit).
40% : 60% Tabel 4.9
14 Expected rate of return Bank .............%
Pendapatan yang dibagihasilkan untuk Bank dan PT A setiap bulan tergantung
pada perolehan hasil penjualan atau laba.
Misal Perhitungan Laba Rugi periode bulanan, untuk periode Juni 2008 seperti
pada tabel di bawah ini sebagai berikut:
Tabel 4.4
Rekapitulasi Laporan Laba-Rugi Pengelola Dana Bulan Juni 2008.
Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil
Penjualan Rp 1.000.000.000 Revenue Sharing
Harga pokok penjualan Rp 640.000.000
Laba kotor (gross profit) Rp 360.000.000 Gross Profit Margin
Biaya/beban operasi Rp 270.000.000
Laba rugi bersih (sebelum pajak) Rp 90.000.000 Profit Sharing
87
2. Pembukuan Pembiayaan Mudharabah
a. Pada Saat Pengakuan dan Pengukuran Pembiayaan
Sesuai karakteristik dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik
dana diakui sebagai investasi/pembiayaan mudharabah pada saat
pembayaran kas atau penyerahan aset non kas kepada pengelola dana.
Untuk pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas dinilai sebesar
jumlah yang dibayarkan.
Berdasarkan ilustrasi diatas berikut adalah penjelasan Jurnalnya:
Jurnal Berdasarkan PSAK 105
Sesuai PSAK 105, pada saat pembiayaan disetujui jurnalnya adalah
Db. Kontra komitment Investasi Mudharabah Rp 12.000.000.000,-
Kr. Kewajiban komitment Investasi Mudharabah Rp 12.000.000.000,-
Pada saat pencairan 1 Juni 2008 membukukan:
Db. Investasi Mudharabah Rp 12.000.000.000,-
Kr. Rekening PT. A Rp 10.000.000.000,-
Kr. Persediaan (Asset Mudharabah) Rp 2.000.000.000,-
Db. Kewajiban komitmen Investasi Mudharabah Rp 12.000.000.000,-
Kr. Kontra komitment Investasi Mudharabah Rp12.000.000.000,-
Jurnal Transaksi yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri Pada Tanggal 1 Juni 2008 membukukan:
Db. Pembiayaan mudharabah (kas dan non kas) Rp 12.000.000.000,-
Kr. Kas/nasabah Rp 10.000.000.000,-
Kr. Mesin mudharabah Rp 2.000.000.000,-
88
Kesimpulan Penulis adalah belum sesuai dengan PSAK 105, pihak
Bank Syariah Mandiri langsung melakukan penjurnalan saat pencairan,
namun pada saat persetujuan pembiayaan tidak dilakukan jurnal.
Sebaiknya, pada saat persetujuan pembiayaan dilakukan penjurnalan
sesuai PSAK 105.
b. Membukukan Biaya Akad
Jika pengeluaran biaya akad menjadi tanggungan nasabah pengelola
dana.
Pada Tanggal 1 Juni 2008, membukukan biaya akad:
Db. TRR-biaya akad Rp 120.000.000,-
Kr. Kas Rp 120.000.000,-
Pada tanggal 2 Juni 2008, pada saat menerima pembayaran biaya akad
dari nasabah:
Db. Kas Rp 120.000.000,-
Kr. TRR-biaya akad Rp 120.000.000,-
c. Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan
prinsip bagi hasil atau laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka
dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit) bukan total
pendapatan (omset). Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba,
dasar pembagian adalah laba neto (net profit), yaitu laba bruto
dikurangi beban berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.
Untuk itu jika dari pengelolaan dana mudharabah menghasilkan
89
keuntungan, maka berdasarkan ketentuan di atas pembagian hasil usaha
mudharabah dapat dilakukan atas dasar 2 (dua) prinsip yaitu prinsip
bagi hasil atau bagi laba. Selain itu sesuai kebijakan Bank juga
menggunakan metode Revenue Sharing dan pilihan penggunaan
metode sesuai kebijakan Bank sebagaimana di atas.
Motode bagi hasil/bagi laba:
Dalam ilustrasi ini sengaja diberikan 3 (tiga) metode perhitungan bagi
hasil untuk komparasi, sebagai berikut:
1. Jika menggunakan metode Gross Profit Margin (laba kotor), dengan
nisbah Bank Syariah dan pengelola = 10% : 90%, bagi hasil per
bulan:
i. Bagian Bank: 10% x Rp.
360.000.000,- =Rp. 36.000.000,-
ii. Bagian pengelola: 90% x Rp.
360.000.000,- =Rp 324.000.000,-
2. Jika menggunakan metode Profit Sharing (laba bersih), dengan
nisbah Bank Syariah dan pengelola 40% : 60%, bagi hasil per bulan:
i. Bagian Bank: 40% x Rp.
90.000.000,- =Rp. 36.000.000,-
ii. Bagian pengelola: 60% x Rp
90.000.000,- =Rp. 54.000.000,-
3. Jika menggunakan metode Revenue Sharing, dengan nisbah Bank
Syariah dan pengelola 3,6% : 96,4%, bagi hasil per bulan:
i. Bagian Bank: 3,6% x Rp.
1.000.000.000,- = Rp36.000.000,-
90
ii. Bagian pengelola: 96,4%xRp.
1.000.000.000,-=Rp 964.000.000,-
Dalam ilustrasi di atas, secara periodik setiap tanggal 10 bulan (sejak
akhir bulan laporan), Bank menerima hasil usaha atau Laporan Laba-
Rugi dari nasabah. Berarti untuk periode bulan Juni 2008 Bank
menerima laporan Laporan Laba Rugi pada tanggal 10 Juli 2008.
Pada tanggal 10 Juli 2008, saat Bank menerima Laporan Perhitungan
Laba Rugi, namun pengelola dana (debitur) belum membayar bagi hasil
(pembayaran bagi hasil dilakukan pada tanggal 15 Juli 2008, maka
dicatat sebagai piutang pendapatan bagi hasil), Bank akan membukukan
sebagai berikut:
1. Jika menggunakan metode Gross Profit Margin atau Net Revenue Sharing:
Db. Piutang pendapatan bagi hasil mudharabah Rp. 36.000.000,-
Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 36.000.000,-
2. Jika menggunakan metode Profit Sharing:
Db. Piutang pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 36.000.000,-
Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 36.000.000
3. Jika menggunakan metode Revenue Sharing:
Db. Piutang pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 36.000.000,-
Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 36.000.000,-
Kesimpulan penulis adalah untuk jurnal pengakuan pendapatan bagi
hasil mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri telah
91
sesuai dengan PSAK 105. Dan untuk perhitungan bagi hasil, pihak
Bank Syariah Mandiri menggunakan metode Revenue Sharing.
d. Pada saat Bank menerima bagi hasil:
Dalam ilustrasi di atas pengembalian dana (pokok) mudharabah oleh
debitur dilakukan secara bertahap bersamaan dengan pembayaran bagi
hasil. Untuk pembayaran bagi hasil periode bulan Juni 2008 berarti
dibayarkan pada tanggal 15 Juli 2008 bersamaan dengan angsuran dana
pokok mudharabah.
Pada tanggal 15 Juli 2008, saat Bank menerima pembayaran bagi hasil
dari pengelola dana, piutang dihapuskan dan dibukukan:
Db. Kas/rekening nasabah Rp 36.000.000,-
Kr. Piutang pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 36.000.000,-
Kesimpulan penulis adalah untuk jurnal penerimaan bagi hasil
mudharabah yang dilakukan oleh PT. Bank Syariah Mandiri telah
sesuai dengan PSAK 105.
e. Pembayaran Kembali Pembiayaan.
Pengembalian dana mudharabah dapat dilakukan secara bertahap
bersamaan dengan pembayaran bagi hasil atau secara total pada saat
mudharabah berakhir. Setiap pembayaran kembali atas pembiayaan
mudharabah oleh pengelola dana diperlakukan sebagai pengurang atau
mengurangi pembiayaan mudharabah Bank. Jadwal angsuran
pelunasan/pembayaran kembali dana pembiayaan mudharabah oleh
pengelola dana:
92
Tabel 4.5
Jadwal Pembayaran Angsuran Pokok
Skedul Tanggal Cicilan
Outstanding Pembayaran Pokok
1 15/07/2008 Rp1.000.000.000 11.000.000.000 2 15/08/2008 Rp1.000.000.000 10.000.000.000 3 15/09/2008 Rp1.000.000.000 9.000.000.000 4 15/10/2008 Rp1.000.000.000 8.000.000.000 5 15/11/2008 Rp1.000.000.000 7.000.000.000 6 15/12/2008 Rp1.000.000.000 6.000.000.000 7 15/01/2009 Rp1.000.000.000 5.000.000.000 8 15/02/2009 Rp1.000.000.000 4.000.000.000 9 15/03/2009 Rp1.000.000.000 3.000.000.000 10 15/04/2009 Rp1.000.000.000 2.000.000.000 11 15/05/2009 Rp1.000.000.000 1.000.000.000 12 31/05/2009 Rp1.000.000.000 Nihil
Total Rp12.000.000.000
Pada tanggal 15 Juli 2008, Bank membukukan penerimaan
pembayaran dana pokok dari nasabah:
Db. Kas/Rekening Nasabah Rp 1.000.000.000,-
Kr. Pembiayaan mudharabah Rp 1.000.000.000,-
Dengan pembayaran kembali atas pembiayaan oleh nasabah pengelola
dana maka jumlah pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah akan
berkurang dan di neraca dilaporkan sejumlah sisa setelah pembayaran
kembali.
f. Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA)
Pada setiap akhir bulan dilakukan pehitungan penyisihan kerugian
pembiayaan sesuai dengan tingkat kolektibilitas pembiayaan.
93
Misal: perhitungan biaya PPA untuk akhir bulan Juni 2008 dengan
tingkat kolektibilitas Lancar (kolektibilitas 1) yaitu 1% dari saldo atau
outstanding pembiayaan = 1% x Rp 12.000.000.000,- = Rp
120.000.000,-
Pada tanggal 30 Juni 2008
Db. Biaya PPA pembiayaan mudharabah Rp 120.000.000,-
Kr. Penyisihan PPA pembiayaan mudharabah Rp 120.000.000,-
g. Pada Akhir Masa Akad
Pengembalian atau pelunasan dana mudharabah sejak pencairan sampai
dengan jatuh tempo pembiayaan. Dalam ilustrasi ini sejak tanggal 1
Juni 2008 s.d. 31 Mei 2009.
Jumlah dana yang telah dikembalikan/dilunasi oleh pengelola dana:
Tabel 4.6
Jadwal Pembayaran Angsuran Pokok
Skedul Tanggal Cicilan
Outstanding Pembayaran Pokok
1 15/07/2008 Rp 1.000.000.000 Rp 11.000.000.000 2 15/08/2008 Rp 1.000.000.000 Rp 10.000.000.000 3 15/09/2008 Rp 1.000.000.000 Rp 9.000.000.000 4 15/10/2008 Rp 1.000.000.000 Rp 8.000.000.000 5 15/11/2008 Rp 1.000.000.000 Rp 7.000.000.000 6 15/12/2008 Rp 1.000.000.000 Rp 6.000.000.000 7 15/01/2009 Rp 1.000.000.000 Rp 5.000.000.000 8 15/02/2009 Rp 1.000.000.000 Rp 4.000.000.000 9 15/03/2009 Rp 1.000.000.000 Rp 3.000.000.000 10 15/04/2009 Rp 1.000.000.000 Rp 2.000.000.000 11 15/05/2009 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000 12 31/05/2009 Rp 0 Rp 1.000.000.000
94
15/06/2009 Rp 1.000.000.000 Nihil
Total Rp 12.000.000.000
Pada akhir 31 Mei 2009 sisa angsuran pokok sebesar Rp
1.000.000.000,- yang telah jatuh tempo dibayar oleh pengelola dana dan
baru akan dibayarkan pada tanggal 15 Juni 2009.
1. Penunggakan Pengembalian Dana Mudharabah.
Jika pada saat akhir masa akad atau saat jatuh tempo tanggal 31
Mei 2009 sisa angsuran Rp. 1.000.000.000,- belum dibayar oleh
pengelola dana, maka diakui sebagai Piutang Mudharabah Jatuh
Tempo.
Pada tanggal 31 Mei 2009 (pada akhir masa akad)
Saat terjadi tunggakan angsuran:
Db. Piutang Pembiayaan mudharabah Rp. 1.000.000.000,-
Kr. Pembiayaan mudharabah Rp. 1.000.000.000,-
2. Pelunasan Piutang Mudharabah.
Pada tanggal 15 Juni 2009 pengelola dana melunasi angsuran
pokok/ pengembalian dana terakhir yang menunggak sebesar Rp.
1.000.000.000,-
Pada tanggal 15 Juni 2009, membukukan pelunasan pembiayaan:
Db. Kas/rekening Rp. 1.000.000.000,-
Kr. Piutang pembiayaan mudharabah Rp. 1.000.000.000,-
95
Keterangan: Sudah sesuai dengan PSAK 105
Tabel 4.7: Pembayaran Bagi Hasil Mudharabah dengan Metode Revenue Sharing
Pembayaran Bagi Hasil – Skim Mudharabah 12 bulan
Nisbah BSM : 3,6%
Nisbah Nasabah : 96,4%
Skedul Tanggal Perhitungan Bagi Hasil
Pembayaran Revenue Porsi Bank 3.6% Porsi Nasabah 96,4%
1 15/07/2008 Rp 1.000.000.000 Rp 36.000.000 Rp 964.000.000 2 15/08/2008 Rp 1.100.000.000 Rp 39.600.000 Rp 1.060.400.000 3 15/09/2008 Rp 980.000.000 Rp 35.280.000 Rp 944.720.000 4 15/10/2008 Rp 990.000.000 Rp 35.640.000 Rp 954.360.000 5 15/11/2008 Rp 1.050.000.000 Rp 37.800.000 Rp 1.012.200.000 6 15/12/2008 Rp 980.000.000 Rp 35.280.000 Rp 944.720.000 7 15/01/2009 Rp 990.000.000 Rp 35.640.000 Rp 954.360.000 8 15/02/2009 Rp 1.000.000.000 Rp 36.000.000 Rp 964.000.000 9 15/03/2009 Rp 980.000.000 Rp 35.280.000 Rp 944.720.000 10 15/04/2009 Rp 1.080.000.000 Rp 38.880.000 Rp 1.041.120.000 11 15/05/2009 Rp 1.100.000.000 Rp 39.600.000 Rp 1.060.400.000 12 31/05/2009 Rp 990.000.000 Rp 35.640.000 Rp 954.360.000
Total Rp 12.240.000.000 Rp 440.640.000 Rp 11.799.360.000
Tabel 4.8: Pembayaran Bagi Hasil Mudharabah dengan Metode Gross Profit Margin
Pembayaran Bagi Hasil – Skim Mudharabah 12 bulan
Nisbah BSM : 10%
Nisbah Nasabah : 90%
Skedul Tanggal Perhitungan Bagi Hasil
96
Pembayaran Gross Profit Margin Porsi Bank 10% Porsi Nasabah 90%
1 15/07/2008 Rp 400.000.000 Rp 40.000.000 Rp 360.000.000 2 15/08/2008 Rp 410.000.000 Rp 41.000.000 Rp 369.000.000 3 15/09/2008 Rp 420.000.000 Rp 42.000.000 Rp 378.000.000 4 15/10/2008 Rp 415.000.000 Rp 41.500.000 Rp 373.500.000 5 15/11/2008 Rp 390.000.000 Rp 39.000.000 Rp 351.000.000 6 15/12/2008 Rp 380.000.000 Rp 38.000.000 Rp 342.000.000 7 15/01/2009 Rp 400.000.000 Rp 40.000.000 Rp 360.000.000 8 15/02/2009 Rp 430.000.000 Rp 43.000.000 Rp 387.000.000 9 15/03/2009 Rp 410.000.000 Rp 41.000.000 Rp 369.000.000 10 15/04/2009 Rp 390.000.000 Rp 39.000.000 Rp 351.000.000 11 15/05/2009 Rp 390.000.000 Rp 39.000.000 Rp 351.000.000 12 31/05/2009 Rp 410.000.000 Rp 41.000.000 Rp 369.000.000
Total Rp 4.845.000.000 Rp 484.500.000 Rp 4.360.500.000
Tabel 4.9: Pembayaran Bagi Hasil Mudharabah dengan Metode Profit Sharing
Pembayaran Bagi Hasil – Skim Mudharabah 12 bulan
Nisbah BSM : 40%
Nisbah Nasabah : 60%
Skedul Tanggal pembayaran
Perhitungan Bagi Hasil Profit Sharing Porsi Bank 40% Porsi Nasabah 60%
1 15/07/2008 Rp 90.000.000 Rp 36.000.000 Rp 54.000.000 2 15/08/2008 Rp 89.000.000 Rp 35.600.000 Rp 53.400.000 3 15/09/2008 Rp 92.000.000 Rp 36.800.000 Rp 55.200.000 4 15/10/2008 Rp 88.000.000 Rp 35.200.000 Rp 52.800.000 5 15/11/2008 Rp 84.000.000 Rp 33.600.000 Rp 50.400.000 6 15/12/2008 Rp 89.000.000 Rp 35.600.000 Rp 53.400.000 7 15/01/2009 Rp 91.000.000 Rp 36.400.000 Rp 54.600.000 8 15/02/2009 Rp 92.000.000 Rp 36.800.000 Rp 55.200.000 9 15/03/2009 Rp 90.000.000 Rp 36.000.000 Rp 54.000.000 10 15/04/2009 Rp 94.000.000 Rp 37.600.000 Rp 56.400.000 11 15/05/2009 Rp 92.000.000 Rp 36.800.000 Rp 55.200.000 12 31/05/2009 Rp 90.000.000 Rp 36.000.000 Rp 54.000.000
Total Rp 1.081.000.000 Rp 432.400.000 Rp 648.600.000
97
Dari penjelasan diatas Penulis dapat menyimpulkan bahwa, PT. Bank Syariah
Mandiri telah menerapkan PSAK 105 dalam melakukan perhitungan dan pencatatan
jurnal transaksi Mudharabah, namun belum sesuai dengan PSAK 105. Pada PT.
Bank Syariah Mandiri masih terjadi beberapa hal yang belum tepat dalam
penerapannya, terutama dalam hal pencatatan jurnal. Hal ini disebabkan bahwa, PT.
Bank Syariah Mandiri memiliki kebijakan khusus dalam pencatatan akun-akun
terkait pembiayaan mudharabah.
4.3 Evaluasi Pengendalian Internal Terhadap Pembiayaan Mudharabah Pada
PT. Bank Syariah Mandiri
Mudharabah merupakan salah satu sumber pendapatan bagi bank. Kegiatan
dalam dunia perbankan akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis risiko dengan
tingkat kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya. Risiko
dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat
diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat dikelola dan dikendalikan
misalnya, kredit macet sering ditemukan dalam kegiatan pengkreditan. Resiko
lainnya yang ada dalam dunia perbankan yaitu adanya berbagai resiko kecurangan
untuk membuka bank pada rekening sendiri bagi orang-orang didalamnya demi
mendapatkan sejumlah uang yang besar. Sehingga, dapat mengakibatkan kerugian
bagi bank. Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya, bank
syariah juga memerlukan serangkaian prosedur pengendalian internal yang dapat
digunakan mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang
timbul dari kegiatan usaha. Maka penulis akan menguraikan dan membahas
98
penerapan pengendalian internal atas pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah
Mandiri Cabang Kebon Jeruk.
Dalam bab ini, peneliti akan melakukan evaluasi pengendalian internal
pembiayaan mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk
dengan menggunakan pendekatan COSO. Dalam bab ini, penulis melakukan
melakukan evaluasi penerapan 5 komponen dari pengendalian internal menurut
COSO pada Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk, yaitu lingkungan
pengendalian (control environment), penilaian resiko (risk assessment), aktivitas
pengendalian (control activities), informasi dan komunikasi (information and
communication), dan pemantauan (monitoring).
4.3.1 Lingkungan Pengendalian (control environment)
Lingkungan Pengendalian organisasi, adalah komponen pertama dari
lima komponen pengendalian internal, dan merupakan fondasi dari komponen-
komponen pengendalian sistem yang lain. Lingkungan pengendalian yang baik
dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh prosedur, kebijakan serta struktur
pada perilaku dari manajemen puncak, direktur, dan pemimpin dalam suatu
perusahaan. Dengan adanya lingkungan pengendalian yang baik dalam suatu
perusahaan maka seluruh anggota perusahaan menjadi lebih terkontrol dan
semua dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Penulis akan melakukan evaluasi terhadap 4
komponen pengendalian internal yang pertama yaitu lingkungan pengendalian.
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi:
a. Integritas dan nilai etika
99
Dari hasil observasi dan wawancara terhadap karyawan Bank
Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk, maka penulis dapat menilai
pelaksanaan integritas dan nilai etika perusahaan. Dalam penerapannnya di
perusahaan, integritas dan nilai etika berarti sikap seseorang dalam
melakukan wewenang dan tanggungjawabnya dengan baik dan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Integritas dan nilai
etika juga berhubungan dengan bagaimana kualitas kinerja dan tingkat
kedisiplinan serta tingkat kejujuran seseorang terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
Penulis melakukan penilaian dari kualitas pelayanan mereka kepada
penulis selama melakukan penelitian. Dari hasil observasi dengan bagian
Back Office Officer selaku sumber daya Bank Syariah Mandiri Cabang
Kebon Jeruk yang berwenang pada kantor cabang tersebut, penulis
menemukan beberapa hal yang sudah baik dilaksanakan oleh perusahaan
berhubungan dengan integritas dan nilai etika yaitu:
1. Sikap staf yang selalu siap dan cermat menjawab pertanyyan penulis
seputar topik skripsi yang dibahas dan penerapan khusus dalam
penelitian oleh mahasiswa.
2. Pada masa penelitian yang dilaksanakan selama 2 minggu, setiap
harinya banyak hal baru yang didapat oleh penulis, dan untuk menjaga
confidential perusahaan, ada beberapa pertanyaan dan data yang tidak
bisa dijawab dan diberikan oleh perusahaan, sehingga penulis menjadi
sedikit kesulitan dalam melakukan penelitian secara detail. Hal tersebut
dapat terjadi karena perusahaan memiliki aturan khusus tentang
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa diperusahaan, yaitu
100
mengenai informasi apa saja yang dapat diberikan oleh pihak luar.
Penelitian yang dilakukan penulis hanya pada simulasi dari proses
pembiayaan bagi hasil mudharabah yang digambarkan dan dijelaskan
oleh bagian pembiayaan. Observasi yang dilakukan oleh penulis pada
dokumen-dokumen data nasabah tidak dapat dilihat langsung oleh
penulis, dengan alasan bahwa perusahaan harus menjaga kerahasiaan
data nasabah, sesuai dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang
Perbankan. Dari hal diatas dapat dilihat bahwa pihak Bank Syariah
Mandiri Cabang Kebon Jeruk, memiliki integritas dan nilai etika yang
baik dengan menjaga informasi rahasia perusahaan terhadap pihak luar.
3. Bank Syariah Mandiri memiliki buku pedoman yang berisi visi dan
misi yang dipegang oleh setiap karyawan. Selain itu, untuk selalu
mengingatkan visi dan misi dari Bank Mandiri Syariah, setiap diadakan
doa pagi sebelum memulai pekerjaan visi dan misi perusahaan selalu
dibacakan. Dimana visi dari Bank Syariah Mandiri yaitu Menjadi Bank
Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha, sedangkan misi dari Bank
Syariah Mandiri yaitu
i. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan
ii. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
iii. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat
iv. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
101
v. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
Dengan adanya visi dan misi tersebut diharapkan para karyawan
memiliki semangat untuk dapat bekerja dengan sebaik-baiknya agar dapat
tercapai visi dan misi perusahaan. Evaluasi penulis mengenai pelaksanaan
integritas dan etika perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, sesuai
dengan visi dan misi Bank Syariah Mandiri.
b. Filosofi dan Gaya Manajemen
PT. Bank Syariah Mandiri memiliki visi dan misi yang diterapkan
dalam perusahaan, visi dan misi tersebut adalah, yaitu
VISI
“Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”.
MISI
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat
4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
Berdasarkan visi dan misi diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa filosofi manajemen yang ditetapkan perusahaan yaitu menekankan
102
pada kualitas bisnisnya. Perusahaan meyakini bahwa untuk menjaga
costumer value maka perusahaan harus selalu memberikan kualitas
pelayanan dan produk yang bermutu sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan.
Hasil evaluasi penulis, perusahaan telah memiliki filosofi yang baik,
dimana perusahaan selalu menganggap nasabah sebagai raja. Evaluasi
yang diberikan terkait bagaimana perusahaan mengimplementasikan
kelima hal tersebut, dan bagaimana caranya memberikan pelayanan yang
baik bagi nasabah, dengan prinsip yang selalu mereka jalankan dengan
simbol 3S yaitu Senyum, Salam dan Sapa. Hal tersebut dapat
menggambarkan bagaimana mereka selalu berusaha melayani nasabah
dengan sebaik-baiknya dan penuh keramahan yang menjadi simbol
pelayanan mereka.
Didalam Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk, hubungan
antara atasan dan bawahan saling berhubungan dengan baik, hal ini terlihat
pada saat penulis melakukan observasi langsung ke perusahaan. Semua
karyawan selalu terlihat akrab dan saling membantu. Hubungan atasan dan
bawahanpun terjalin sangat baik, atasan sangat mendengarkan masukan-
masukan dari bawahannya, dan mempertimbangkan masukan dan motivasi
kepada bawahannya dengan rasa persaudaraan. Hal ini terlihat dari
pemantauan pihak manager setiap harinya menjelang selesainya waktu
pekerjaan, untuk membicarakan perihal pekerjaan yang telah dilakukan
oleh para karyawan dan pembicaraanpun dilakukan secara santai dan
terbuka. Selain itu, agenda harian doa pagi yang dilakukan setiap harinya
juga merupakan kegiatan untuk menjalin silaturahmi antara atasan dan
103
bawahan, agar selalu terjalin dengan baik. Hal tersebut dilakukan, karena
perusahaan ingin menciptakan suasana nyaman didalam perusahaan
sehingga kenyamanan tersebut, para personel di dalam perusahaan dapat
bekerja dengan baik. Dengan begitu, gaya manajemen dalam dalam
memperlakukan karyawannya dengan baik dan selalu mendukung
karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
c. Struktur Organisasi dan pembagian wewenang dan tanggung jawab
Struktur organisasi merupakan suatu gambaran yang menjelaskan
mengenai hubungan antara tiap bagian yang ada di perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya untuk mencapai tujuan. PT. Bank
Syariah Mandiri telah memiliki struktur organisasi yang tergambar dengan
baik serta penjabaran mengenai uraian atas wewenang dan tanggung jawab
yang jelas dari setiap bagian divisi secara jelas. Hal ini bertujuan agar
setiap divisi dan para stafnya mengerti dengan baik apa saja tugas yang
harus dikerjakan sesuai dengan bagiannya, wewenang dan tanggung jawab
yang dimiliki serta untuk menghindari adanya perangkapan tugas. Namun,
dari hasil wawancara terhadap staff pembiayaan, dan Back Office Officer
mengenai keseluruhan bagian-bagian yang ada didalam struktur organisasi,
penulis menemukan temuan bahwa bagian Staff SDI & GA, bagian Legal
Officer, dan IT Coordinator ternyata belum ada yang mengisi posisi
tersebut. Sehingga berdampak ada penumpukkan tugas pada bagian Back
Office Officer dan PKP yang menggantikan posisi tersebut. Hal ini
dikarenakan, untuk struktur organisasi memang harus dibuat secara
struktural dan fungsional, walaupun memang ada beberapa bagian yang
masih kosong.
104
Dari hasil evaluasi tersebut, penulis menemukan temuan-temuan
yang penulis dapat dari evaluasi dari struktur organisasi dan pembagian
wewenang dan tanggung jawab:
1. Struktur organisasi yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon
Jeruk sudah jelas, seperti yang diuraikan pada buku pedoman organisasi
dan dilengkapi dengan tujuan jabatan, tanggung jawab utama, tanggung
jawab umum, dimensi/kuantitatif, hubungan kerja (internal dan
eksternal), wewenang, tantangan kerja utama, pendidikan, pengalaman,
dan kompetensi.
2. Buku petunjuk pelaksanaan pembiayaan dan pedoman file/dokumen
dipegang oleh bagian marketing pembiayaan (Account Officer),
pelaksana marketing support dan pelaksana admin pembiayaan, dan
admin support pembiayaan.
3. Dalam struktur organisasi terdapat bagian Legal Officer, staff SDI &
GA, dan staff IT Coordinator akan tetapi pada prakteknya posisi
tersebut masih kosong. Padahal Legal Officer posisi yang sangat
penting yaitu berkaitan dengan perikatan pembiayaan dan kelengkapan
dokumen serta meminimalisir resiko hukum kegiatan kantor cabang.
Sedangkan Staff SDI & GA berkaitan dengan pengembangan karir
karyawan dan kebutuhan para karyawan. Dan IT Coordinator yang
mengelola, memonitoring dan melakukan sosialisasi penggunaan
teknologi informasi dalam mendukung operasional outlet di seluruh
cabang terkait.
105
4. Terjadi penumpukkan tugas pada bagian Back Office Officer yang
merangkap sebagai staff SDI, dan staff IT Coordinator, dan bagian PKP
yang merangkap sebagai legal Officer.
5. Hampir keseluruhan proses pembiayaan dilakukan oleh Account
Officer, termasuk melakukan pemantauan langsung kepada nasabah
yang dilakukan secara rutin dan juga melakukan penagihan terhadap
pembiayaan. Hal tersebut terjadi akibat tidak terdapat pemisahan bagian
Account Officer.
Saran dari penulis mengenai struktur organisasi dan pembagian
wewenang dan tanggung jawab dari evaluasi tersebut adalah sebaiknya
Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk segera mencari karyawan baru
untuk menduduki posisi legal Officer, Staff SDI & GA dan staff IT
Coordinator, agar tidak terjadi penumpukan tugas pada bagian yang
menggantikan posisi tersebut. Dan seharusnya pada bagian Account
Officer terdapat pemisahan bagian untuk masing-masing jenis pembiayaan,
sehingga dapat memperlancar proses pembiayaan yang dilakukan.
d. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia /SDI
Sebelum menjelaskan tahap proses seleksi karyawan, pada PT. Bank
Syariah Mandiri memiliki level karyawan dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1. Level Struktural yaitu bagian Officer yang memiliki bawahan, seperti,
marketing dan supervisor.
2. Level Fungsional yaitu bagian yang setara dengan Officer tetapi tidak
memiliki bawahan, seperti Costumer Service, Teller.
106
Untuk proses seleksi pada saat penerimaan karyawan baru dilakukan
secara bertahap. Mulai dari wawancara yang dilakukan oleh kepada Kepala
Cabang atau manajer yang berkaitan dengan posisi yang dibutuhkan. Jika
hasilnya baik, maka kantor cabang akan mengirimkan data calon karyawan
beserta hasil wawancara kepada kantor pusat, data-data akan diseleksi dan
tahap-tahap selanjutnya akan dilaksanakan oleh kantor pusat. Dalam proses
seleksi ini, perusahaan melakukan psikotest, dan tes kesehatan. Khusus untuk
bagian Frontliner, seperti Costumer Service, dan teller. Setelah lulus dari
seleksi psikotest, maka akan dilakukan Performance Test, yaitu seleksi
penilaian tentang bagaimana cara memberikan pelayanan jasa kepada nasabah
dengan baik dan benar. Dan hal yang paling utama yang menjadi simbol dari
Bank Syariah Mandiri adalah pelayanan 3S yaitu Senyum, Salam dan Sapa.
Jika telah lulus dari Performance Test, seleksi selanjutnya adalah tes kesehatan.
Untuk bagian Officer setelah lulus tes psikotest tahap selanjutnya adalah tes
kesehatan.
Bagi karyawan yang telah lulus dari tahap-tahap seleksi yang dilakukan
karyawan baru akan diberikan training selama 10 hari berturut-turut dan
diberikan fasilitas menginap di hotel tempat penyelenggaraannya. Dan
langsung penandatangananan kontrak selama 1 tahun untuk semua jabatan.
Pada saat kontrak telah selesai, akan dilakukan tes pengangkatan untuk
menjadi pegawai tetap BSM (Bank Syariah Mandiri). Tes Pengangkatan
dilakukan pada periode 3 bulan sekali, dan masing-masing karyawan diberikan
kesempatan tes pengangkatan sampai 3 kali. Jika sampai 3 kali tiga tidak
mendapatkan hasil kelulusan, maka akan diberikan masa tungggu antara 1
sampai 2 tahun untuk mengikuti tes pengangkatan selanjutnya.
107
Bank Syariah Mandiri melakukan evaluasi setiap 3 bulan sekali terhadap
kinerja karyawannya. Di dalam evaluasi tersebut, manajer marketing dan
manajer operasional mengevaluasi kinerja karyawannya. Evaluasi yang
dilakukan dalam bentuk KPI (Key Performance Indicator) yaitu penilaian
seputar taget pencapaian yang pada masing-masing karyawan. Hal tersebut
dilakukan untuk memacu para karyawan agar selalu bekerja dengan baik, dan
dapat mencapai target. Jika para karyawan dapat mencapai target dengan baik
atau bahkan melebihi target yang telah ditentukan akan diberikan penghargaan
berupa bonus kepada para karyawan, selain itu para karyawan juga
diperbolehkan mengutarakan keluhan-keluhan yang menjadi kendala pada saat
melakukan pekerjaannya. Dan perusahaan akan memberikan masukan atas
kendala-kendala tersebut.
Selain itu, pemimpin perusahaan selalu menjamin hubungan yang baik
dengan para karyawannya, dan antar karyawan juga saling menjaga hubungan
bauk untuk membantu proses kelancaran kegiatan yang ada di perusahaan.
Pada setiap harinya biasanya dilakukan doa bersama, hal tersebut bertujuan
jika setiap hari diawali dengan doa, maka perusahaan berharap dapat diberikan
kelancaran pada saat melakukan pekerjaan. Pada saat doa pagi, selalu
ditanyakan bagaimana progress pekerjaan yang dilakukan setiap karyawan,
serta dibacakan Visi dan Misi, dan sebagai salah satu acara untuk mempererat
tali silaruhami antar karyawan termasuk penulis sebagai peneliti disana.
Untuk menghasilkan sumber daya yang baik. Selain doa pagi, perusahaan
juga melakukan acara kebersamaan secara rutin, yaitu dengan mengadakan
pengajian bulanan dan tausiah, yang dilakukan setiap hari jum’at minggu
pertama awal bulan selama 2 jam setelah magrib. Hal ini dilakukan agar, dapat
108
meningkatkan keimanan setiap para karyawan, dan penyejukkan hati. Dan juga
fasilitas e-learning yang diadakan setiap 3 bulan sekali, untuk refreshment
pengetahuan para karyawan dengan memberikan modul masing-masing dan
pertanyaan yang berkaitan dengan modul tersebut. Hasil dari test e-learning
tersebut, akan mempengaruhi bonus, gaji dan promosi jabatan.
Kesimpulan penulis dari hasil evaluasi sumber daya manusia pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk adalah kebijakan yang diterapkan oleh
peusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja dan membangun lingkungan
pekerjaan yang mendukung sudah sangat baik. Saran dari penulis adalah,
alangkah baiknya jika pada periode tertentu diadakan acara-acara kebersamaan
di luar kantor pada akhir pekan yang bertujuan untuk menyegarkan fikiran agar
tetap menjaga semangat untuk bekerja lebih baik lagi, selain itu dapat
mempererat hubungan antar karyawan dan keluarga karyawan dan karyawan
dengan atasan.
4.3.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Manajemen perusahaan telah melakukan penaksiran resiko atas
kemungkinan salah saji material yang timbul karena:
a. Resiko penempatan karyawan baru
Untuk menghindari dan mengatasi resiko-resiko yang mungkin
terjadi saat Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk menempatkan
karyawan baru dalam aktivitas pembiayaan mudharabah, perusahaan
memberikan pelatihan terlebih dahulu selama 10 hari berturut-turut
109
sebelum mereka ditempatkan. Selain itu, seleksi karyawan baru yang
ditempatkan pada posisi penting pembiaayaan yang diutamakan adalah
orang-orang yang sudah memiliki pengalaman bekerja selama 3 tahun
pada posisi yang sama, sedangkan untuk fresh graduate hanya akan
ditempatkan pada posisi staff, jika perusahaan menerima fresh graduate
pada posisi penting bagian pembiayaan mudharabah yaitu yang sudah
mengikuti program Management Training yang diselenggarakan oleh PT.
Bank Syariah Mandiri.
b. Resiko penggunaan sistem
Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk menerapkan sistem
komputerisasi untuk memproses pembiayaan Mudharabah. Bukan hanya
itu, sistem ini juga memproses pembiayaan-pembiayaan lainnya yang
merupakan bagian dari produk-produk pembiayaan Bank Syariah Mandiri.
Di dalam sistem-sistem tersebut mencatat data-data pembiayaan, pembuatan
jurnal dan laporan keuangan seluruh pembiayaan termasuk pembiayaan
mudharabah. Dalam penggunaan sistem ini tentunya manajemen
perusahaan harus mempertimbangkan resiko-resiko yang akan timbul.
Resiko-resiko yang dapat timbul adalah para karyawan yang berwenang
menggunakan sistem ini tidak terlalu paham dan bingung dalam
menjalankannya atau mungkin terjadinya kesalahan penginputan data-data
yang dilakukan karyawan untuk pembiayaan mudharabah. Karena program-
program ini tidak hanya mencatat seputar pembiayaan mudharabah, akan
tetapi pembiayaan-pembiayaan lainnya. Sehingga, manajemen perusahan
110
memberikan buku panduan yang menjelaskan tentang penggunaan sistem
yang dipakai oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memberikan
pelatihan-pelatihan bukan hanya untuk bagian pembiayaan namun kepada
seluruh karyawan, hal tersebut dilakukan agar para karyawan dapat secara
teknis dan dapat cepat mengerti dalam penggunaan sistem tersebut.
c. Resiko Pengendalian Keamanan Data
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dalam
penggunaan aplikasi/sistem yang digunakan, perusahaan memberikan kode
pengguna (user id) dan kode pengaman (password) demi menjaga
kerahasiaan data perusahaan. Oleh karena itu, hanya pihak berwenang saja
yang dapat menggunakan sistem tersebut. Sistem yang terdapat dalam tiap
bagianpun berbeda-beda. Pada bagian administrasi dokumen, terdapat
sistem laporan master pembiayaan untuk menginput data-data pembiayaan,
pendebetan biaya-biaya dan penginputan asuransi online. Sedangkan pada
bagian administrasi pencairan terdapat sistem untuk melakukan pencairan
pembiayaan setelah melalui proses penginputan oleh bagian administrasi
dokumen dan persetujuan oleh komite pembiayaan.
d. Resiko Piutang tak tertagih
Dalam setiap perusahaan terutama bank yang memberikan jasa
pembiayaan, pasti ada pencadangan piutang tak tertagih. Untuk itu, pihak
bank selalu mewajibkan adanya penjaminan atau asuransi untuk menekan
resiko adanya pembiayaan yang macet. Jika nasabah dinyatakan bangkrut
111
dan piutang dinyatakan tak dapat tertagih. Hal-hal yang dilakukan oleh
pihak bank adalah:
1. Pemberian surat pemberitahuan (SP) untuk melunasi hutang maksimal
sampai dengan SP3 rangkap 2 untuk Account Officer dan nasabah,
dengan jangka waktu 1 minggu untuk setiap pemberian SP berikutnya.
2. Jika setelah pemberian SP tidak dilakukan pembayaran, idealnya
dilakukan penyitaan, kemudian dilakukan pelelangan harta nasabah.
Akan tetapi, mekanisme prosesnya panjang dan memerlukan waktu
yang cukup panjang, selain itu telah mendapatkan putusan bahwa
nasabah sudah benar-benar dinyatakan bangkrut.
3. Setelah itu, pihak bank menunggu hasil lelang, sampai benar-benar
selesai.
4. Jika hasil dari lelang melebihi plapond, maka sisanya akan
dikembalikan kepada nasabah.
Berikut ini adalah penggolongan kualitas piutang:
1. Piutang nilai riil jumlah piutang yang dipersyaratkan yang harus
dipenuhi dijaminkan
a. Piutang dagang lancar
b. Nilai/nominal piutang & underlying transaction
c. Belum jatuh tempo
d. Umur piutang tidak lebih dari 6 bulan.
e. Bonafiditas si terhutang dapat dibuktikan:
i. Surat penunjukkan sebagai agen/distributor
112
ii. Perjanjian tertulis dengan nasabah tentang penyelesaian
pembayaran dan/atau boumheer mengakui hutangnya sebagai
agunan dan akan melunasinya melalui BSM
2. Piutang Dagang/Usaha (Potensi Tagihan)
a. Berdasarkan transaksi yang dilakukan:
i. atas dasar kontrak/SPK/PO
b. Berdasarkan pihak yang berhutang:
i. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD,
perusahaan swasta dengan peringkat AAA s.d AA- dari
Standar & Poor’s atau peringkat setara dari perusahaan
pemeringkat lainnya yang diakui Bank Indonesia
ii. Perusahaan swasta
c. Berdasarkan umur piutang:
i. < 3 bulan.
ii. <3 bulan s.d 6 bulan
iii. > 6 bulan
Tagihan/ Piutang efektif berupa kontrak kerja/SPK, yang
dibuktikan dengan invoice yang telah disetujui bouwher (dengan
cara endorsement atau lainnya) dan pembayaran tercantum ke
rekening di BSM.
4.3.3 Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
a. Prosedur otorisasi yang memadai
113
Otorisasi adalah bagian penting pada prosedur pengendalian internal
dan struktur organisasi. Otorisasi merupakan sesuatu yang sangat perlu
dilakukan dikarenakan bahwa setiap transaksi harus disahkan dengan
benar untuk mewujudkan pengendalian internal yang memadai. Setiap
transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang dan persetujuan atas transaksi tersebut. Catatan, formulir, dan
dokumen merupakan media yang digunakan untuk merekam dan mencatat
terjadinya transaksi. Oleh karena itu, penggunaannya harus diawasi
sedemikian rupa, juga dalam pelaksanaannya setiap transaksi perlu di
otorisasi dengan jelas dan sesuai.
Berdasarkan hasil observasi pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Kebon Jeruk telah memiliki proses pengotorisasian yang jelas.
Pengotorisasian telah dilakukan oleh orang yang tepat dan benar-benar
berwenang terhadap fungsinya sebagai persetujuan dan pemberitahuan
mengenai kegiatan pembiayaan mudharabah yang terjadi di perusahaan.
Dalam transaksi pembiayaan mudharabah, prosedur otorisasi diatur
sebagai berikut :
1. Pa
da saat diterima informasi dari nasabah yang melakukan permohonan
pembiayaan, bagian Account Officer membuat Nota Analisis
Pembiayaan (NAP) untuk diajukan kepada komite pembiayaan untuk
memutuskan pembiayaan ditolak atau diterima, setelah disetujui
Pelaksana Marketing Support (PMS) membuat Surat Penegasan
Persetujuan (SP3) untuk diberikan kepada nasabah, kemudian
dilaksanakan akad harus disaksikan langsung oleh nasabah, notaris
114
dan Account Officer serta pihak ketiga untuk melakukan
penandatanganan pengikatan/akad.
2. Se
telah dilaksanakan akad, Account Officer membuat Daftar Pengecekan
Realisasi Pembiayaan (DPRD) untuk diserahkan kepada Manajer
Marketing dan manajer operasional untuk melakukan review dan
pengecekan kelengkapannya. Bagian Unit administrasi pembiayaan
untuk memeriksa kelengkapan dokumen dan menyusun Proses
Pencairan Pembiayaan (P3), kemudian diserahkan kepada manajer
marketing, manajer operasional dan kepala cabang untuk diverivikasi
dan pengecekan kelengkapan. Bagian file pembiayaan membubuhkan
tanda tangan pada buku register dokumen masuk file pembiayaan
apabila dokumen file pembiayaan tersebut telah diperiksa
kelengkapannya. Apabila sudah lengkap bagian file pembiayaan
memberikan paraf pada kolom menyerahkan, dan memberikan surat
rekomendasi kepada Account Officer, untuk ditindaklanjuti nasabah.
3. Se
telah lengkap sesuai DPRD dan rekomendasi, kemudian dibuatkan
Costumer Fasility (CF) dan Surat Pencairan. Unit admin Pembiayaan
menyerahkan CF dan SP kepada unit pelaksana data entry dan
pencairan untuk dilakukan proses pembukaan fasilitas seperti
pembukaan rekening dan pencairannya.
Dari hasil evaluasi penulis mengenai prosedur pengotorisasian,
penulis menilai sudah terlaksana dengan baik. Bank Syariah Mandiri telah
115
memiliki prosedur pengotorisasian yang baik dan praktik pelaksanaannya
juga sudah sesuai dengan prosedur pengotorisasian.
b. perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup
Di dalam seluruh aktivitas pembiayaan mudharabah yang dilakukan
oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Kebn Jeruk telah didukung oleh
dokumen yang lengkap. Dokumen tersebut diantaranya, Nota Analisa
Pembiayaan (NAP), Memo Komite Pembiayaan, Surat Penegasan
Persetujuan Pembiayaan (SP3), Tanda terima uang dari nasabah, Surat
Kuasa. Dimana transaksi dilakukan dengan penomoran yang berurutan,
setiap transaksi pembiayaan mudharabah dan perusahaan juga memiliki
catatan dan laporan-laporan yang menunjang kelancaran dan ketertiban
administrasi sehingga setiap pembiayaan dapat diperiksa dengan mudah.
Seluruh transaksi pembiayaan mudharabah juga dicatat tepat waktu,
terbukti dengan pencatatan pembiayaan dilakukan sesuai dengan tanggal
transaski. Selain itu, pencatatan juga dilakukan dengan menggunakan
sistem komputerisasi.
Dalam transaksi pembiayaan mudharabah, aktivitas pengendalian
perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup telah
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk, sebagai
berikut:
1. Laporan nasabah baru dibuat secara rutin setiap hari berdasarkan print
number dan tanggal dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
bagian Administrasi.
116
2. Terdapat rekap manual data nasabah yang melakukan pembiayaan
yang dihitung dan dilaporkan setiap bulannya.
c. Pemisahan fungsi yang memadai
Pembagian struktur organisasi merupakan salah satu dari
pengendalian intern yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Pembagian tugas dan wewenang dalam perusahaan ini sudah
memadai, tugas dan wewenang sudah teruraikan dengan jelas. Untuk
menunjang dalam pelaksanaan kegiatan pembiayaan bagian yang terkait
seperti Account Officer, admin pembiayaan, dan support pembiayaan
memiliki panduan alur pembiayaan dalam bentuk softcopy, sehingga
memudahkan dalam pemahaman alur pembiayaan dan pembiayaan
mudharabah di Bank Syariah Mandiri sudah dapat dikatakan berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan alur yang digambarkan.
Berikut merupakan pemisahan fungsi dari penelitian dan observasi
langsung penulis di Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk.
1. Fungsi penginputan data sudah terpisah dengan fungsi pencatatan
piutang
Yang bertugas menginput data dalam master pembiayaan adalah unit
administrasi data entry dan pencairan, sedangkan yang mencetak
catatan piutang dan jurnal adalah accounting.
117
2. Fungsi penyimpanan dokumen sudah terpisah dengan pencairan.
Yang bertugas menyimpan data ke dalam tempat penyimpanan adalah
bagian support marketing dan administrasi pembiayaan bagian
dokumentasi. File penyimpanan dibagi menjadi 2, yaitu file asli
(legal) dan file fotocopy. File asli disimpan oleh bagian admin
pembiayaan dan file fotocopy dipegang oleh bagian support
marketing.
3. Fungsi pencatatan piutang sudah terpisah dari fungsi penagihan
Pencatatan piutang dilakukan oleh bagian accounting, dan fungsi
penagihan dilakukan oleh Account Officer.
Dari hasil evaluasi penulis mengenai pemisahan fungsi, penulis
berpendapat bahwa pemisahan fungsi yang dilakukan pada Bank Syariah
Mandiri sudah cukup memadai. Akan tetapi, memang terjadi
penumpukkan tugas pada bagian Account Officer pada proses pembiayaan,
termasuk melakukan penagihan dan monitoring kepada nasabah.
d. Pengendalian fisik atas kekayaan catatan
Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan yang diterapkan pada
Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:
1. Ruang tahan api yang tertutup rapat dan merupakan ruang terbatas
disebut dengan hasanah.
2. Kunci dengan menggunakan sistem dual control yang terdiri dari dua
pintu yaitu besi (solid) yang mempunyai kode rahasia sekaligus kunci
biasa serta pintu besi dengan kunci tersendiri.
118
3. Pemegang kunci rahasia dan masing-masing anak kunci ditetapkan
dengan suatu Surat Ketetapan Kepala Unit Kerja termasuk
penunjukkan alternated.
4. Setiap penyerahan dokumen kepada bagian lain dalam satu unit kerja
atau unit kerja lain harus ada tanda terima. Penerima dokumen wajib
meyakini bahwa dokumen yang diterima telah sesuai dengan
pengantar dokumen atau keterangan tanda terima.
Penerapan menjaga dokumen penting yang dilakukan oleh
perusahaan sudah sangat baik. Hal tersebut dilakukan agar dapat
memperkecil resiko kehilangan dokumen baik. Saran dari penulis adalah
sebaiknya setiap dokumen selalu diberikan nomor urut agar memudahkan
pencarian dokumen.
e. Review atas kinerja
Perusahaan telah menerapkan pengendalian internal melalui review
atas kinerja, penerapan yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan melakukan review atas kinerja masing-masing karyawan
yang dilakukan oleh manager marketing dan manager operasional
2. Data yang digunakan adalah absensi, hasil kerja dan khusus untuk
bagian tertentu seperti Costumer Service (CS), Account Officer (AO)
dan Funding Officer (FO) penilaian juga berdasarkan seberapa
banyak nasabah yang masuk dan apakah tujuan dan target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan telah tercapai.
119
3. Review kinerja dilakukan secara rutin setiap harinya melalui laporan
dan observasi, selain itu, juga setiap bulannya,agar perusahaan dapat
menilai apakah tujuan atau target yang telah ditetapkan sudah
mencapai target atau belum.
Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa, perusahaan telah
melaksanakan review kinerja para karyawan dengan baik. Sehingga para
karyawan merasakan selalu termotivasi untuk bekerja lebih giat dan
memiliki kontribusi lebih bagi perusahaan.
4.3.4 Informasi dan komunikasi (Information and communication)
Perusahaan telah mendapat sistem akuntansi yang cukup memadai
dengan adanya prosedur-prosedur yang memperlihatkan bagaimana transaksi
yang terjadi dilaksanakan. Dengan adanya prosedur tersebut cukup
membuktikan adanya informasi tertulis.
Pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan yang berhubungan dengan
informasi dan komunikasi sebagai berikut:
a. Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk memiliki buku panduan
produk pembiayaan yang ada di dalam perusahaan dan diberikan kepada
seluruh karyawan. Sehingga karyawan dapat memahami produk
pembiayaan yang dimiliki oleh PT. Bank Syariah Mandiri.
b. Bank Syariah Mandiri memiliki file prosedur pembiayaan dalam bentuk
softcopy yang berisi tentang langkah-langkah proses pembiayaan,
pelaksanaan mengenai administrasi file pembiayaan, proses pelaksanaan
komite pembiayaan yang dipegang oleh staff yang berhubungan dengan
120
proses pembiayaan yaitu Account Officer, staff pelaksana marketing
Support, admin support pembiayaan dan staff admin pembiayaan.
c. Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk memiliki sistem yang selalu
online agar selalu terhubung dengan kantor pusat.
Temuan penulis dalam kelemahan pelaksanaan teknologi dan Informasi
pada Bank Syariah Bukopin Cabang Kebon Jeruk adalah tidak adanya staff IT,
sehingga apabila ada kerusahan atau gangguan pada sistem komputer harus
menggunakan jasa IT dari vendor lain, sehingga membutuhkan waktu yang
lebih lama dan kurang efisien dalam menangani permasalahan dalam bidang
teknologi yang menyangkut sistem.
Saran dari penulis adalah sebaiknya terdapat staff IT yang menetap dan
selalu berada di kantor, agar jika terdapat masalah pada sistem atau komputer
yang rusak dapat segera ditangani dengan cepat dan efisien sehingga
pekerjaaan karyawan tidak tertunda dan selalu lancar.
4.3.5 Pemantauan (monitoring)
Dalam Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk, fungsi monitoring ini
dilakukan oleh manajer operasional dan manajer marketing dan Back Office
Officer
1. Pemantauan yang dilakukan oleh manajer operasional dan manajer
marketing
Manajer operasional dan manajer marketing melakukan pemantauan
setiap hari. Yaitu dengan melakukan observasi kepada para karyawan atau
121
dengan memeriksa laporan harian yang masuk setiap harinya. Laporan
tersebut diperiksa untuk dicek kebenarannya.
2. Pemantauan yang dilakukan oleh bagian Back Office Officer
Internal control mengecek ulang kebenaran dari semua laporan yang
masuk. Internal control tidak hanya memeriksa dokumen pembiayaan saja,
namun semua transaksi yang ada di Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon
Jeruk.
3. Pemantauan yang dilakukan oleh Audit Internal (SKAI)
Audit Internal melakukan pemeriksaan keseluruhan laporan setiap
sebulan sekali di Bank Syariah Mandiri Cabang Kebon Jeruk. SKAI
memeriksa laporan dan pelaksanaan kegiatan pembiayaan dan transaksi
lainnya, apakah sudah sesuai dengan prosedur.
Proses pemantauan yang dilakukan oleh PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Kebon Jeruk sudah terlaksana dengan baik. Akan tetapi, seharusnya
internal control dilakukan oleh staff IT Coordinator, namun ini dilakukan oleh
Back Office Officer.