bab 5 simpulan 5.1. kesimpulan -...
TRANSCRIPT
84
BAB 5
SIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil wawancara dengan dasar Internal Control Questionnaire
(ICQ), survei observasional, inspeksi dokumen, konfirmasi, dan dokumentasi
mengenai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan
dan dilaksanakan di Rumah Sakit UGM dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Desain sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit
UGM sudah cukup memadai. Yang dilakukan telah memenuhi sebagian besar
elemen-elemen yang tertera pada Committee of Sponsoring Organization of the
Treadway Commission (COSO). Misalnya, elemen lingkungan pengendalian yang
di dalamnya tercakup aspek penetapan kebijakan keselamtan dan kesehatan kerja
(K3) dan menjamin komitmen, elemen penilaian risiko yang mencakup mengenai
aspek perencanaan, elemen kegiatan pengendalian yang mencakup aspek
penerapan, elemen informasi dan komunikasi yang mencakup aspek pengukuran
dan evaluasi, serta elemen pemantauan pengendalian yang mencakup aspek
tinjauan ulang sudah terpenuhi dengan baik sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Namun diakui bahwa ada beberapa elemen yang belum terpenuhi,
misalnya mengenai panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3)
dikarenakan oleh adanya perbedaan pedoman, pemeriksaan kesehatan rutin karena
terkendala anggaran biaya, dan audit internal karena terkendala waktu, hal ini akan
dilaksanakan pada tahun 2017.
85
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Rumah Sakit UGM
dapat dikatakan sudah dilaksanakan dengan cukup efektif. RS UGM sudah
memenuhi sebagian besar dari elemen-elemen yang tertera di dalam Committee of
Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO), juga sudah
dijalankan dengan optimal oleh seluruh bagian RS UGM. Hal ini tampak pada
elemen lingkungan pengendalian yang di dalamnya mencakup aspek penetapan
kebijakan K3 dan menjamin komitmen, elemen penilaian risiko yang mencakup
mengenai aspek perencanaan, elemen kegiatan pengendalian yang mencakup aspek
penerapan, elemen informasi dan komunikasi yang mencakup aspek pengukuran
dan evaluasi, serta elemen pemantauan pengendalian yang mencakup aspek
tinjauan ulang. Namun terdapat komponen yang belum terpenuhi yaitu pengecekan
kesehatan bagi pekerja belum dilaksanakan oleh Rumah Sakit UGM, akan tetapi
sebagian karyawan mempunyai kesadaran yang cukup tinggi mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga mereka sudah melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin dengan biaya pribadi. Selain itu audit internal belum
dilaksanakan, namun tetap dilakukan evaluasi mandiri (self assessment) sebagai
bentuk pertanggungjawaban dan penjamin seluruh program telah dilaksanakan,
serta digunakan sebagai dasar acuan laporan tahunan Instalasi K3 RS UGM sebagai
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit.
5.2. Keterbatasan
Data penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara, survei observasional,
inspeksi dokumen, konfirmasi dan dokumentasi yang dimiliki sebagian unit kerja
di RS UGM saja. Dari sumber data pada unit kerja yang ada tersebut, dipilih tujuh
86
unit kerja dengan pertimbangan memiliki keterkaitan langsung dan mempunyai
potensi cukup tinggi dengan topik penelitian, yakni keselamatan dan kesehatan
kerja. Pertimbangan yang lain ialah pertimbangan keterbatasan waktu yang tersedia.
Diakui adanya beberapa dokumen yang boleh dilihat, tetapi tidak diperkenankan
untuk dipublikasikan, misalnya SK, laporan tahunan, dan laporan keuangan.
5.3. Saran
Adapun saran dan masukan perbaikan yang dapat digunakan pada manajemen
Rumah Sakit UGM pada khususnya dan pihak UGM pada umumnya, pemerintah,
dan peneliti selanjutnya ialah bahwa hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk peningkatan efektivitas sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja Rumah Sakit UGM, sebagai berikut:
1. Agar manajemen bisa mendapatkan masukan, saran dan informasi yang lebih
menyeluruh dan mendalam mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Ketika
rumah sakit sudah berperingkat di atas dan terpercaya, RS dapat menempatkan
pihak panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) dalam
manajemen keselamtan dan kesehatan kerja (K3) agar bisa lebih meningkatkan
kualitasnya.
2. Agar lebih mudah dan jelas saat dilakukan evaluasi, sebaiknya pemerintah
meninjau ulang aturan yang ada atau menambahkan kriteria-kriteria khusus
untuk penilaian sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja rumah
sakit.
3. Untuk memberikan jaminan keselamatan kerja dan menghindari risiko-risiko
yang fatal, diperlukan adanya izin kerja khusus dengan kewajiban adanya
87
keikutsertaan pelatihan sehingga tidak sembarang orang dapat melakukan
pekerjaan yang berisiko tinggi.
4. Agar kredibilitas RS UGM terus meningkatkan dan mendapatkan kepercayaan
dari seluruh pihak, audit internal pada Instalasi K3 RS UGM penting
dilaksanakannya. Dengan demikian, efektivitas dari instalasi K3 dapat dilihat
secara transparan, dapat dipercaya, dan dipertanggungjawabkan.
5. Untuk menghindari risiko terkena penyakit akibat kerja (PAK) yang fatal,
mengingat rumah sakit merupakan tempat yang bersinggungan langsung
terhadap penyakit. Untuk itu, sangatlah penting dilaksanakannya pengecekan
kesehatan secara berkala bagi seluruh pekerja RS UGM. Anggaran untuk hal ini
harus diprioritaskan oleh manajemen UGM selaku pemangku pemegang
keputusan.
6. Untuk menghindari kesalahan data dan kekeliruan saat keperluan penggunaan,
refilling harus diberikan catatan khusus mengenai tanggal refilling terbaru yang
tertempel pada APAR tersebut.
7. Untuk mendapatkan informasi yang lebih menyeluruh, peneliti selanjutnya
dapat melibatkan seluruh unit kerja yang ada di RS UGM. Dengan demikian,
seluruh informasi dari unit kerja tersebut dapat terwakili, mengingat penelitian
ini hanya melibatkan tujuh unit kerja.