bab 6

12

Click here to load reader

Upload: riza-adi-saputra

Post on 01-Jul-2015

123 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 6

BAB VIPERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

A. Pengertian

Pertolongan pertama adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang sakit mendadak atau yang mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari seorang ahli (dokter). Dalam memberikan pertolongan pertama maka hal-hal yang didahulukan adalah penderita yang memelukan tindakan segera yang menyangkut nyawa seseorang yaitu :

Pendarahan hebat. Pernafasan berhenti. Keracunan. Gangguan keadaan umum seperti pingsan, shock, mati suri.

B. Tindakan - Tindakan Yang Harus Dilakukan

Setiap ada kecelakaan maka tindakan-tindakan yang harus dilakukan adalah : Memanggil dokter sesegera mungkin atau mengirimkan penderita ke rumah sakit. Menghentikan pendarahan. Mencegah dan mengatasi shock atau gangguan keadaan umum lainnya. Mencegah terjadinya infeksi.

C. Gangguan Umum

Gangguan keadaan umum adalah gangguan yang mengenai alat vital untuk hidup, yaitu : Susunan pernafasan

Gangguan ditandai dengan pernafasan yang tidak teratur sampai tidak bernafas sama sekali.

Susunan saraf pusatGangguan yang ditandai dengan menurunnya kesadaran.

Sistem peredaran darahGangguan yang ditandai dengan denyut nadi/jantung yang tidak teratur sampai tidak berdenyut sama sekali.

Jenis Gangguan Umum

1. KelengarGejalanya kesadaran menurun, muka pucat, berkeringat dingin, nadi cepat dan hampir tidak terasa. Keadaan dapat menuju perbaikan bila nadi biasa kembali, pernafasan biasa dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa menit atau dapat memburuk sampai mati bila faktor penyebabnya tidak dihilangkan.

51

Page 2: Bab 6

Penyebabnya udara pernafasan kurang mengandung oksigen, terlalu capek, kepanasan, emosi, takut ngeri, dan sebagainya.

Pertolongan Membawa penderita ke tempat yang lebih nyaman, teduh dan segar. Jangan

dikerubungi banyak orang. Baringkan diatas tanah/bangku tanpa bantal, kepala dimiringkan agar kalau muntah

akan mudah keluar. Pakaian yang menjepit leher, dada dan perut dilonggarkan. Ciumkan penderita dengan bau-bauan yang merangsang seperti amoniak, minyak

wangi, bawang putih dll.

2. PingsanKeadaan gangguan umum yang lebih berat dari pada kelengar dengan gejala-gejala kesadaran menurun, tidak memberi reaksi menghindar bila dirangsang dengan rangsangan sakit, tidak bergerak, pernafasan dapat teratur atau tidak, nadi cepat/lambat/tidak teratur.

Penyebabnya : Darah kekurangan oksigen, karena pernafasan terhalang (tercekik, saluran nafas

tersumbat, tenggelam, tertimbun atau dalam ruangan tertutup). Kerusakan jaringan otak karena pukulan di kepala, tabrakan (gegar otak), infeksi pada

otak dan sebagainya. Keracunan makanan/minuman atau pernafasan. Terkena arus listrik dan penyakit seperti ayan (epilepsi), kencing manis, penyakit ginjal

yang akut.

Pertolongan sama dengan kelengar, disesuaikan dengan penyebabnya dan segera dibawa ke dokter.

3. ShockGangguan keadaan umum yang disebabkan karena pembuluh darah kurang terisi sehingga pengaliran darah terganggu.Gejala-gejalanya kesadaran menurun, tak bergerak atau gelisah, muka pucat, bibir kering, sangat haus, pernafasan tidak teratur, sering diselingi dengan menguap, lemah, mengantuk, badan dingin disertai dengan keringat dingin dan kering, nadi cepat.Penyebabnya adalah pendarahan, cairan tubuh banyak keluar karena hilang bersama muntah atau diare, luka bakar atau pembuluh kapiler serentak melebar seperti pada alergi, sakit yang hebat.

Pertolongan yang diberikan Dibawa ke dokter/rumah sakit dengan segera. Bawa penderita ke tempat yang segar udaranya. Hentikan pendarahan yang ada dan cegah infeksi. Longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, dan perut. Selimuti penderita agar tidak kedinginan tapi dijaga agar tidak berkeringat. Penderita yang sadar dapat diberi minum teh hangat, jangan alkohol.

52

Page 3: Bab 6

4. Mati SuriGangguan keadaan umum dimana penderita tidak sadar, pergerakan nafas dan denyut jantung berhenti atau tidak dapat dirasakan, tetapi kaku mayat atau lebam mayat belum terdapat. Ini merupakan gangguan keadaan umum yang terhebat.Penyebabnya sama dengan penyebab pingsan atau lainnya karena merupakan kelanjutan gangguan umum lainnya. Bila tidak mendapatkan pertolongan segera maka penderita akan meninggal.

Pertolongan yang terpenting adalah : Memberikan pernafasan buatan (resusitasi). Perbaikan peredaran darah dengan jalan mengurut jantung (massage jantung).Sebaiknya pernafasan buatan dan massage jantung dilakukan bersamaan.

Tanda - Tanda MatiHal ini perlu diketahui karena selama tanda-tanda mati belum tampak, maka usaha pernafasan buatan dan massage jantung masih harus terus menerus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa penderita. Adapun tanda-tanda mati adalah : Kaku mayat (rigor mortis)

Timbul 2-4 jam setelah penderita meninggal. Mula-mula pada rahang dan otot kuduk, terus ke otot anggota gerak dan otot yang lainnya. Lengkap setelah 12 jam.

Lebam mayat (livori mortis)Terjadi 3-4 jam setelah penderita meninggal, berupa bercak-bercak biru ungu yang terdapat pada bagian-bagian terendah dari mayat. Bila terlentang terdapat pada bagian punggung dan betis dan bila tengkurap terdapat pada bagian muka, perut dan bagian tubuh lainnya.

Pernafasan Buatan

Tindakan yang dilakukan pada seseorang dengan maksud untuk menimbulkan pernafasan yang spontan dan teratur agar orang itu tertolong jiwanya. Karena orang hanya dapat hidup beberapa menit saja maka pernafasan buatan harus dilakukan dengan segera dan menurut cara yang benar. Prinsip terjadinya pernafasan adalah pernafasan bermaksud untuk mengambil oksigen untuk oksidasi dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 yang tidak berguna dari tubuh melalui paru-paru. Pernafasan terdiri dari gerak menarik nafas (inspirasi) dan gerak mengeluarkan nafas (ekspirasi). Pada inspirasi, rongga dada membesar, tekanan udara lebih kecil dan udara masuk. Pada ekspirasi, rongga dada mengecil, tekanan udara lebih besar dan udara keluar.

Pada metode pernafasan buatan dilakukan pengembangan dan pengecilan rongga dada sebagai usaha inspirasi dan ekspirasi. Sebelum melakukan pernafasan buatan terlebih dahulu dilakukan :

Panggil dokter (oleh orang lain). Bersihkan saluran pernafasan : pada hidung jangan ada yang menghalangi, pada mulut

jangan ada lumpur, makanan, maupun gigi palsu. Longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, dan perutLakukan pernafasan buatan dengan pedoman : dilakukan segera, dilakukan sampai

penderita bernafas teratur atau oleh dokter dinyatakan penderita sudah meninggal dan dilakukan menurut cara-cara yang betul dan sesuai.

53

Page 4: Bab 6

Metode Pernafasan Buatan

Dikerjakan sesuai dengan keadaan penderita. Cara yang ideal adalah yang paling baik dalam memberikan pertukaran udara dan yang paling mudah dikerjakan dan tidak melelahkan.

1. Cara Holger NielsenMerupakan cara yang paling baik, karena tidak melelahkan dan penolong dapat bergantian, pertukaran udara baik, karena inspirasi dan ekspirasi dilakukan secara aktif dan mudah dipelajari.

Caranya : Penderita dibaringkan telungkup dengan kening diletakkan diatas tangannya yang

keduanya saling berimpitan. Pukul penderita diantara kedua tulang belikat agar lidahnya menjulur dan tidak

menghalangi pernafasan. Penolong meletakkan tangannya diatas tulang belikat dengan ibu jari menghadap ke

punggung. Lengan harus lurus dan jari direnggangkan dan kedua ibu jari bertemu satu sama lain.

Penolong membungkuk kedepan dan menahan perlahan-lahan sama rata pada punggung penderita, maka terjadilah ekspirasi aktif. Kemudian dihentikan perlahan-lahan dan penolong kembali pada kedudukan semula.

Lengan atas penderita dipegang pada sikunya dan badan penolong digerakkan ke belakang menarik lengan atas penderita sampai terasa adanya denyut, maka terjadi inspirasi aktif.

Gerakan inspirasi dan ekspirasi dapat dilakukan 12 kali per menit.

2. Cara Mulut Ke MulutBiasanya dilakukan pada bayi dan anak kecil.

Caranya : Penderita terlentang, kepala ditekan kebelakang, dagu ditarik sebanyak mungkin

keatas. Penolong menarik nafas sedalam-dalamnya dan letakkan mulut yang terbuka diatas

mulut dan hidung penderita. Tiuplah udara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit hingga tampak dada penderita membesar, maka terjadilah inspirasi. Lepaskan mulut penol;ong dari mulut penderita maka terjadilah ekspirasi.

Kegiatan ini dapat dilakukan hingga 12 kali per menit.

Keuntungan cara ini adalah dapat dirasakan dan diatur. Kerugiannya adalah bila caranya salah udara salah masuk ke lambung dan dapat terjadi penularan penyakit pernafasan/paru-paru.

3. Cara Silvester

Caranya : Penderita dibaringkan telentang.

54

Page 5: Bab 6

Penolong berlutut pada satu kakidibelakang kepala si penderita dan menghadap ke muka penderita.

Penolong memegang lengan bawah si penderita dekat sikunya, lalu mengangkatnya ke atas, kemudian ke belakang sampai sikut penderita menyentuh lantai.Dengan demikian terjadilah inspirasi.

Setelah itu kedua lengan penderita diangkat ke atas dan kemuka, kemudian diturunkan hati – hati pada dada penderita dan menekan dadanya. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.

Keuntungannya : hanya membutuhkan seorang penolong.

Kerugiannya : Jalan nafas dapat terhalang Kalau tekanan pada dada terlalu keras, dapat menyebabkan patahnya tulang rusuk Pada cara ini penolong lekas lelah.

4. Cara Schafer

Caranya : Penderita dibaringkan telungkup. Muka menghadap kesamping, pipi rapat diatas tanah / lantai. Penolong berlutut sehingga badan pebderita berada diantara kedua lututnya, dengan

muka menghadap punggung penderita. Kedua telapak tangan penolong ditempatkan diatas tulang rusuk penderita sebelah

bawah dengan jarak kedua ibu jari kurang lebih 3 cm dan sejajar dengan tulang punggung penderita.

Kedua lengan lurus, kemudian bengkokkan ke depan sehingga kedua tangan menekan secukupnya. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.

Kemudian tegakkan badan seperti kedudukan semula, sehingga tekanan pada dinding rongga dada lenyap, tapi janganlah melepaskan tangan dari punggung penderita. Dan lenyapnya tekanan pada dinding romgga dada ini terjadilah ekspirasi secara pasif.

Ekspirasi dan inspirasi ini diulangi 12 kali per menit.

Keuntungan cara ini : hanya perlu seorang penolong dan tidak cepat melelahkan.

Kerugiannya : pertukaran udara kurang begitu baikkarena inspirasi terjadi secara pasif.

5. Cara Eve

Caranya : Penderita dibaringkan telungkup di atas bangku yang dapat dijungkit – jungkitkan. Muka penderita menghadap kesamping, pipi rapat dengan bangku. Inspirasi dilakukan dengan menjungkitkan bangku sehingga kepala lebih tinggi dari

pada kakinya ( sudut + 30o ) Gerakan ekspirasi dilakukan dengan membuat kepala letaknya lebih rendah dari

kakinya. Inspirasi dan ekspirasi ini diulangi 12 kali per menit.

55

Page 6: Bab 6

Keuntungannya : tidak melelahkan.

Kerugiannya : perlu bangku yang dapat dijungkit – jungkitkan.

Pengurutan Jantung (Massage Jantung)

Tujuannya agar peredaran darah penderita berjalan kembali.

Caranya : Penolong duduk atau berdiri disamping kanan penderita. Letakkan telapak tangan kiri pada dada sebelah kiri penderita pada daerah jantung dan

telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri. Dengan kedua tangan, lakukan tekanan tegak lurus kebawah dengan gerakan pendek

dan kuat, kearah tulang punggung hingga jantung dan darah jantung terperas dan mengalir masuk ke jantung.

Pengurutan ini dilakukan lebih kurang 60 kali per menit.

5. Luka (Vulnus)

Adalah terputusnya hubungan jaringan karena suatu sebab seperti kekerasan tumpul, kekerasan tajam, luka bakar dan luka tembak.

a. Luka karena kekerasan tumpul Luka lecet (hanya kulit yang rusak, pendarahan sedikit). Luka memar (jaringan dibawah kulit rusak tetapi kulit tidak luka). Luka robekan (pinggir dan dasar luka tidak rata, sering diatas tulang dan pendarahan

sedikit daripada luka iris)

b. Luka karena kekerasan tajam Luka tusuk (biasanya kecil, pinggir tajam dan dalam, pendarahan sedikit, bila

mengenai bagian dada dapat terkena jantung/paru dan bagian perut dapat mengenai usus/hati).

Luka iris (tepi rata, sudut tajam, menganga, bila kulit tegang pendarahan banyak). Luka bacok (sama dengan luka iris tetapi lebih dalam, pendarahan banyak, disebabkan

senjata tajam besar/golok). Luka bakar (disebabkan oleh api, uap/gas panas, cairan panas, zat kimia, sinar, arus

listrik atau petir). Luka tembak (Pada tempat masuk peluru, didapati luka lubang bulat, kulit tertekan

kedalam dan dikelilingi lingkaran hitam. Pada tempat keluar peluru, luka lebih besar).

Akibat luka Perdarahan dengan segala akibatnya yaitu shock atau kematian. Infeksi oleh mikroorganisme. Patah tulang dan lain – lain.

Pertolongan

56

Page 7: Bab 6

Cegah terjadinya infeksi dengan bekerja sebersih mungkin. Cuci tangan dan alat-alat yang dipakai dengan alkohol 70 % atau sabun. Luka kecil ditetesi mercuro chrom. Tutup luka dengan kain kasa steril. Bila ada bagian tubuh yang keluar dari jaringan jangan dimasukkan tetapi tutup dengan kain kasa steril.

Cegah dan hentikan pendarahan dengan membalut setiap luka dan jangan mengganggu pembekuan darah pada luka.

Cegah terjadinya shock dengan menghentikan perdarahan, jangan menimbulkan rasa sakit, baringkan penderita dan jika sadar beri minum.

Istirahatkan bagian badan yang terkena dan segera kirim ke rumah sakit/dokter.

6. Patah Tulang (Fraktura)

Ada 2 jenis patah tulang, yaitu : Patah tulang tertutup, dimana ujung tulang patah tak berhubungan dengan udara, kulit

utuh dapat pula terluka. Patah tulang terbuka, dimana ujung tulang patah berhubungan dengan udara.

Gejala-gejala patah tulang : Sakit pada tulang yang patah terutama yang dapat digerakkan. Bentuk bagian badan yang terkena berubah, bengkok kebiruan.

Pertolongan : Pasanglah bidai pada bagian yang patah, kalau tak dapat ikatkanlah bagian yang patah

ke badan sehingga pergerakan berkurang. Bagian yang terkena diistirahatkan, pendarahan kalau terjadi dihentikan dan segera

dikirim ke rumah sakit.

Bidai digunakan pada patah kaki, lengan atau jari agar kedua ujung tulang tidak bergeser dan bidai harus melebihi kedua sendi yang masing-masing terdapat disebelah atas dan bawah tulang yang patah. Bidai diikatkan dengan beberapa dasi. Bidai dapat terdiri dari papan tipis, bambu atau karton tebal.

7. Keracunan

a)Keracunan Melalui MakananSangat berbahaya dan memerlukan pertolongan segera karena kalau terlalu lama dilambung akan makin banyak racun yang terserap tubuh.Gejala keracunan makanan : mula-mula pusing, mual, muntah-muntah, nyeri dan kejang pada perut, kesadaran menurun dan dapat menimbulkan kematian.Pertolongan harus diusahakan mengetahui macam racun yang menyebabkannya, kemudian secepat mungkin diusahakan mengeluarkan racun yang masih ada dalam lambung dengan merangsang terjadinya muntah, dengan cara menggelitik tenggorokan, memberi minum air garam hangat, air sabun (sepotong kecil sabun). Setelah dikeluarkan diberi minum susu atau telur mentah untuk melepas jaringan yang rusak, untuk menyerap racun yang ada dilambung pakai norit atau segera dibawa ke rumah sakit.

57

Page 8: Bab 6

b) Keracunan Asam Atau Alkali KuatSelaput mulut sampai usus dapat terbakar, maka sangat berbahaya kalau disuruh muntah.Pertolongannya diberi minum susu 2 gelas atau 2 sendok soda pemasak. Untuk keracunan alkali kuat diberi air perasan asam / jeruk 3 sampai 4 perasan atau sedikit cuka.

c) Keracunan Gas BeracunCepat dijauhkan dari tempat atau ruangan yang beracun ke udara bersih. Beri minum kopi hangat (bila sadar) kalau perlu lakukan pernafasan buatan dan membawa ke rumah sakit/dokter.

8. Digigit Ular

Bila digigit ular, anggaplah ular yang menggigit itu berbisa karena sulit sekali membedakan ular yang berbisa dengan yang tidak berbisa.

Pertolongannya : Segera pasang tali pengikat antara jantung dengan luka gigitan ular tersebut. Kira –

kira 10 cm dari luka. Luka gigitan dihisap sekeras – kerasnya dan ludahkanlah keluar. Bila tertelan tidak

berbahaya, tapi mulut penolong tidak boleh ada lukanya. Sipenderitapun dapat menghisap sendiri lukanya. Yang paling baik bila luka disedot dengan sedotan karet.

Lebarkanlah luka gigitan dengan ujung pisau yang telah dibakar terlebih dahulu. Keluarkan darahnya sebanyak mungkin agar bisanya turut ke luar.

Taburkanlah pada luka serbuk kalium permanganat. Setelah 20 menit lepaskan pengikat agar jaringan yang lainnya tidak mati karena tidak

mendapat darah. Setelah 2 menit lakukanlah pengikatan kembali. Selanjutnya pengikat dilepaskan tiap setengah jam selama 2 menit sampai penderita mendapat pertolongan dari dokter.

58