bab 7. perencanaan sistem seluler1
TRANSCRIPT
Bab. 7
Perencanaan Sistem Seluler
(Subject Rekayasa Trafik)
7.1 Dasar Teori Trafiik.
Rekayasa trafik adalah bidang penting dalam perencanaan jaringan
telekomunikasi untuk memastikan bahwa biaya jaringan dapat diminimalkan tanpa
mengorbankan kualitas layanan (quality of service ) ke pengguna.
Perbedaan utama antara model trafik untuk sistem komunikasi selular 2G
dan 3G terutama adalah disebabkan sistem switching yang berbeda, yaitu
disebabkan perbedaan tipikal dari circuit switch dengan packet switch. Pada
packet switch, semua user membagi penggunaan kanal secara bersamasama,
sehingga ukuran-ukuran kapasitas dalam dimensioning jaringan
berbeda, karena dalam hal ini menjadi sangat terkait dengan statistik
penggunaan kanal oleh masing-masing user.
Untuk sistem 2G seperti IS-95 atau GSM, perilaku trafik dapat dimodelkan
cukup akurat dengan Erlang B. Sedangkan untuk sistem 3G, model tersebut
sudah tidak relevan lagi. Sekalipun 3G masing mendukung komunikasi circuit
switch, tetapi air interface lebih tepat diasumsikan sebagai packet switch.
Karena dalam hal ini sistem 3G mendukung bandwidth on demand.
Sebagai ilustrasi pada sistem CDMA2000, untuk data high speed dialokasikan
kanal (serupa kanal trafik pd GSM) yang disebut sebagai Fundamental Channel
(FCH). Untuk mengakomodasi bandwidth on demand dapat dialokasikan kanal
tambahan yang disebut Supplemental Channel (SCH). Permintaan SCH itu
dinegosiasikan ke network dan pengalokasian SCH oleh network CDMA
dilakukan dengan memperhatikan interferensi latar yang terjadi.
Pada sistem selular lain, kasusnya mungkin akan berbeda, nama kanal
logikanya berbeda, dan dasar pertimbangan pengalokasian kanal tambahan bisa
juga berbeda karena dalam hal ini sangat terkait dengan metoda akses yang
digunakan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 1
Gambar. 7.1 Dasar Trafiic
Dimana :
A = Trafik yang datang
B = Probabilitas Blocking
C = Trafik yang dilewatkan
N = Jumlah kanal
h = Utilisasi kanal
Dan :
Macam-macam Trafik
1. Offered Traffic (A)
Trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke jaringan.
2. Carried Traffic (Y)
Trafik yang dimuat atau yang mendapat saluran.
3. Lost Traffic (R)
Trafik yang hilang atau yang tidak mendapat saluran.
G = elemen gandeng (switching network)
Sedangkan satuan traffic adalah
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 2
• 1 Erlang = 1 TU (Traffic Unit)
= 36 CCS (Cent Call Seconds)
= 36 HCS (Hundred Call Seconds)
= 36 UC (Unit Calls)
= 30 EBHC (Equated Busy Hour Call)
Satu Erlang dalam sistem seluler adalah satu panggilan yang menggunakan satu
kanal selama satu jam.
Trunking dan Grade Of Service
Istilah dan pengertian dalam traffic.
Trunking : Sejumlah besar user membagi sejumlah terbatas kanal
Tiap user dialokasikan pada kanal berdasarkan panggilan. Jika semua kanal
digunakan à User baru akan diBLOK atau MENUNGGU pada antrian
Grade Of Service (GOS) : Ukuran kemampuan user untuk mengakses trunked
system selama jam sibuk à Prob [call is blocked] atau Prob [delay > T]
Ukuran intersitas trafik : ERLANG
Ada tiga tekanan utama untuk Teletraffic Rekayasa saat ini :
1. Design (untuk pengembangan dan pembuatan)
2. Dimensioning (untuk perencanaan dan instalasi)
3. Operasi (manajemen lalu lintas jaringan).
Pada gambar 7.2 di jelaskan Siklus Perencanaan dan Instalasi Jaringan
Telekomunikasi.
Kapasitas dari suatu sistem switching selalu diekspresikan sebagai jumlah maksimum panggilan originating plus incoming (O+I) yang dapat diproses sistem switching tersebut pada saat jam sibuk.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 3
Dalam hal ini, terdapat persyaratan delay dari dial tone yang kemudian menjadi syarat pembatas.
Volume panggilan pada suatu switch akan tergantung kepada area geografis, kelas kelas layanan, dan waktu pengamatan dalam satu hari.
Estimasi kapasitas panggilan yang dapat dilayani suatu sistem switching sangat diperlukan oleh seoranng engineer dalam perencanaan jaringan, juga oleh seorang administrator jaringan.
Kapasitas panggilan dari suatu switch akan bervariasi karena variasi waktu tiap panggilan, campuran berbagai tipe layanan yang diberikan, dan juga karena konfigurasi peralatan. Sedangkan, sebagai faktor pembatas, kapasitas prosesor akan membatasi kapasitas panggilan yang dilayani.
Bab ini akan membahas bagian-bagian penting dalam teletrafik yang sering digunakan dalam rekayasa trafik. Berbagai perhitungan akan disertakan sebagai contoh kalkulasi trafik pada MSC.
7.2. Parameter-parameter unjuk kerja trafik
7.2.1. Parameter tingkat layanan atau parameter unjuk kerja layanan ditinjau dari
sisi trafik telekomunikasi dapat dikategorikan atas 2 hal yang utama :
• Dial tone delay
Adalah jumlah waktu maksimum pelanggan harus menunggu sebelum panggilan-nya
diputuskan ditolak.
• Probabilitas layanan tertolak
Kemungkinan trunk tidak tersedia untuk panggilan tersebut
1. Dial Tone Delay, memiliki karakteristik sebagai berikut :
• Sejumlah besar call user bersaing untuk mendapatkan sejumlah kecil ‘server’ ( dial
tone connections, dial tone generators )
• Diasumsikan bahwa user akan menunggu selama ‘kanal’ masih tersedia.
2. Probabilitas penolakan layanan,
atau kemungkinan bahwa service trunk tidak tersedia, memiliki karakteristik yang
hampir sama dengan dial tone delay, yaitu :
• Sejumlah besar user bersaing untuk mendapatkan sejumlah trunk terbatas
• Diasumsikan bahwa tidak ada delay yang diberikan untuk menunggu. User
diberikan akses ke trunk atau diberikan nada sibuk
• User dapat memulai usaha panggilan kembali setelah menerima nada
sibuk dan diberikan perlakuan yang sama seperti sebelumnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 4
Catatan :
Dapat disimpulkan, bahwa ukuran dasar dari unjuk kerja trafik adalah
probabilitas bahwa waktu menunggu layanan (service delay) melebihi dari
waktu yang dispesifikasikan, dengan kata lain, disebut juga sebagai
Probabilitas Blocking.
Pada sistem dengan panggilan dibuang ketika trunk tidak tersedia ( system
loss ), maka probabilitas blocking ini adalah sebagai ukuran unjuk kerja yang
utama.
7.2.2. Pengertian Traffic
1. Number of Call Attempted
Jumlah total usaha panggilan
Jumlah total usaha panggilan merupakan ukuran yang baik untuk
menggambarkan demand pelanggan.
2. Number of Call Completed
Jumlah total panggilan yang berhasil
Jumlah total panggilan yang berhasil didefinisikan dari panggilan yang
berhasil menerima kembali nada dering (busy atau nada panggil) atau yang
terjawab.
3. GOS (Grade Of Service)
GOS selalu dihitung saat jam sibuk, didefinisikan :
Jumlah call yang dijawab secara tipikal adalah lebih rendah daripada jumlah
call yang diselesaikan jaringan. Hal ini disebabkan karena beberapa usaha
panggilan akan mendapati nada sibuk, atau nada panggil tetapi tidak dijawab.
Didefinisikan Answer Bid Ratio (ABR) sbb :
4. ABR (Answer Bid Ratio)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 5
5. ASR (Answer Seizure Ratio)
Baik ABR dan ASR, adalah ukuran yang baik untuk menyatakan tingkat kepadatan
jaringan pada suatu saat tertentu.
Nilai ABR dan ASR yang rendah mengindikasikan tingkat kepadatan
(congestion) jaringan yang tinggi.
7.3. Parameter Penggunaan Jalur Trafik
7.3.1. Penggunaan jalur trafik didefinisikan atas 2 parameter dasar :
• Calling Rate
Adalah ukuran jumlah berapa kali suatu jalur trafik digunakan selama waktu
pengamatan tertentu,
Atau sering juga didefinisikan sebagai :
Intensitas call tiap jalur trafik (kanal) selama jam sibuk
• Holding Time Rata-rata waktu penggunaan jalur trafik (kanal) tiap panggilan
Yang disebut sebagai jalur trafik (kanal) adalah suatu rangkaian (circuit)
dimana suatu komunikasi individual bisa dilewatkan.
Jalur trafik itu bisa jadi adalah : kanal RF, time slot, saluran transmisi, trunk, atau
bahkan switch.
Carried traffic adalah trafik yang diteruskan, sedangkan offered traffic
adalah volume trafik yang datang menuju switch.
Terdapat hubungan :
Contoh Aplikasi :
1. Gambar 7.3 ini adalah contoh variasi trafik jam demi jam pada suatu waktu pengamatan tertentu Kita melihat bahwa jam tersibuk--Busiest Hour-- adalah antara jam 10 dan 11 pagi. Didefinisikan bahwa jam sibuk sebagai “ Suatu selang waktu dengan rata-rata trafik pembicaraan yang tertinggi “ (yang diamati pada musim tersibuk).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 6
Karena trafik selalu berubah dari bulan-ke-bulan , maka kita juga harus
mendefinisikan Average Busy Season (ABS) sebagai 3 bulan (tetapi tidak tentu)
dengan rata-rata trafik BH tertinggi per-access line.
Sistem telepon umumnya tidak dirancang untuk untuk mengatasi maksimum beban
puncak, tetapi dari tipikal beban BH-nya. Sedangkan Blocking Probability
didefinisikan sebagai “ Rata-rata rasio antara panggilan yang ditolak terhadap
total jumlah panggilan datang selama jam sibuk “ , dan disebut sebagai Grade Of
Service
Seperti telah di jelaskan di atas bahwa :
Trafik diukur biasanya dalam Erlang, Persentase Okupansi, 100 call seconds (
Cent Call Seconds = CCS ), ada juga yang mengukur dalam Peg Count.
Erlang dan CCS
Intensitas trafik didefinisikan sebagai “ Rata-rata jumlah waktu pendudukan
suatu kanal selama waktu pengamatan tertentu “. Biasanya diukur dalam
Erlang atau CCS ( Cent Call Seconds ), dimana terdapat hubungan :
1 Erlang = 1 x 3600 call seconds = 36 CCS
Dimana :
I = Intensitas trafik
T = Durasi waktu pengamatan
hi = Holding time dari panggilan individual ke-I
NC = Jumlah total panggilan selama pengamatan
h. = Rata -rata holding time panggilan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 7
nC = Jumlah panggilan tiap satuan waktu.
Prosentase Okupansi dan Peg Count
• Prosentas okupansi didefinisikan sebagai prosentase waktu kanal sibuk selama
waktu pengamatan
• Peg Count didefinisikan sebagai jumlah usaha pendudukan sebuah kanal.
Dimana :
U = Waktu pendudukan total ( Usage )
PC = Peg Count tiap periode pengamatan
O = Overflow tiap periode pengamatan
h = Rata-rata waktu pendudukan kanal.
Didefinisikan Prosentase Okupansi ,sbb :
7.4. Definisi Kapasitas Panggilan (Call Capacity)
Call capacity berhubungan dengan cara pandang kita dalam melihat sistem switching
1. Global View
Keseluruhan sistem switching dipandang sebagai 1 unit. Tiap permintaan proses
ke switch dihitung sebagai suatu usaha pendudukan. Pendekatan ini digunakan
pada prosesor sentral yang terlibat dalam pemrosesan panggilan. Pada global
view, kita bahwa volume call adalah jumlah dari call originating dan incoming
(O+I)
a. Originating Call (O)
• Partial dial calls - Panggilan-panggilan yang terputus dan yang selesai
• Intraoffice calls - semua panggilan yang secara keseluruhan ditangani switch
dari saluran oroginating ke saluran terminas keluar.
• Outgoing calls - seua panggilan yang berasal dari saluran switch, tetapi
berakhir pada switch yang berbeda
b. Incoming Call (I)
• Incoming-Terminating calls - Semua panggilan yang berakhir pada switch
tapi berasal dari switch yang berbeda
• Tandem calls - Panggilan trunk to trunk di dalam switch
• Direct inward dialling (DID) - panggilan menuju sistem PABX.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 8
2. Component View
Komponen diperhatikan sebagai subsystem. Tiap permintaan proses ke
komponen dilihat sebagai usaha pendudukan (attempt).
Pendekatan ini digunakan pada prosesor-prosesor periferal yang
terlibat dalam pemrosesan panggilan. Pada component-view,
volume panggilan didefinisikan sebagai jumlah dari Originating
(O) + Terminating (T) half call
a. Originating Half-Call
• Satu Originating Half Call
adalah untuk tiap originating call, sebab 2 koneksi periferal peralatan
diperlukan untuk menyelesaikan 1 panggilan. Jika suatu komponen melayani
baik jalur pelanggan dan juga saluran trunk, makaincoming dan outgoing half
call perlu ditambahkan pada volume half call total.
b. Terminating Half-Call
• Satu Terminating Half Call
adalah untuk tiap incoming-terminating call, dan untuk tiap intra office call.
Sistem sentral SPC (Stored Program Control)
memiliki kemampuan penanganan panggilan berupa prosesor yang secara real time
mampu melakukan call processing.
Kapasitas penanganan panggilan (call capacity ) dari prosesor tersebut
didefinisikan sebagai : “ Jumlah maksimum call per jam yang bisa
ditangani prosesor tersebut dengan tetap menjaga kriteria unjuk kerja
layanan yang sudah ditetapkan “
Prosesor sentral memiliki parameter kapasitas call :
High Day Busy Hour (HDBH) Originating + Incoming = HDBH (O+I)
Sedangkan prosesor komponen periferal memiliki parameter
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 9
kapasitas call :
High Day Busy Hour (HDBH) Originating + Terminating = HDBH (O+T).
Pelanggan Sentral Lainnya
Gambar 7.4 Tipe-tipe panggilan pd terminal switching.
Ukuran Beban Sentral Switching
1. (O + T) = Originating + Terminating
Adalah ukuran beban trafik pada sisi pelanggan baik dari sentral sendiri maupun dari
sentral lain
2. (O + I) = Originating + Incoming
Adalah ukuran beban trafik trunk incoming dan beban trafik sirkuit. Dapat dikatakan
juga sebagai ukuran beban trafik pada sentral switching.
Lingkungan trafik umumnya juga akan diklasifikasikan berdasarkan kepadatannya
dan memiliki karakteristik distribusi trafik yang berbeda
• Metropolitan, daerah utama metropolitan dengan trafik sebagian besar disebabkan
aktifitas bisnis.
• Single System City ( SSC ), Daerah layanan adalah kota ukuran sedang
• Suburban, Daerah layanan dengan sebagian besar daerah pemukiman
• Rural, daerah pertanian dan pemukiman.
Standar komposisi berbagai jenis panggilan (dlm %) yang digunakan untuk
penghitungan kapasitas panggilan prosesor sentral. Standar ini tidak didasarkan dari
kondisi terbaik atau terburuk, tetapi umum digunakan untuk dimensioning awal
jaringan untuk berbagai kasus lingkungan.
Tabel : Standar komposisi panggilan untuk Prosesor Sentral
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
10
Standar komposisi berbagai jenis panggilan (dlm %) yang digunakan
untuk penghitungan kapasitas panggilan prosesor periferal yang digunakan
untuk kontrol saluran pelanggan. Standar ini tidak didasarkan dari kondisi terbaik
atau terburuk, tetapi umum digunakan untuk dimensioning jaringan untuk berbagai
kasus lingkungan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
11
7.5 Distribusi Trafik.
Distribusi trafik adalah sebaran panggilan yang dikategorikan umumnya atas
wilayah pelayanan, atau mungkin pada kondisi-kondisi khusus (mis. handoff, location
updating, dsb) yang menjadi titik perhatian dalam analisis.
Distribusi trafik akan bermanfaat dalam dimensioning kanal atau saluran yang
diperlukan antar sistem switching / sentral.
Karena tipikal pembicaraan yang berbeda untuk tiap wilayah, maka umumnya
distribusi trafik yang digunakan dalam perencanaan mengacu pada hasil
pengukuran trafik pada masa-masa sebelumnya, dan distribusi trafik untuk
perencanaan adalah ekstrapolasi dari hasil rekaman pengukuran trafik yang
sudah dilakukan.
Di bawah ini adalah contoh distribusi trafik di wilayah Amerika Serikat.
7.6. Teknik Switching
Beberapa konsideran dalam teknik rekayasa sistem switching , baik pada
lingkungan komunikasi kabel maupun wireless adalah :
• Bahwa rekayasa, administrasi, maupun maintenance sistem switch selalu
berbasis pada beban trafik saat jam sibuk dan pada musim trafik tersibuk
• Parameter serta komponen-komponen jam sibuk digunakan untuk melihat
trend kecenderungan, membuat proyeksi, mengeset kapasitas, serta
menurunkan parameter-parameter trafik kondisi mendatang
• Delay kecepatan dial-tone biasanya diukur kalau tes call tidak dapat
menerima dial-tone selama 3 detik
• Probabilitas blocking sisi terminating biasanya akan diukur jika terminating
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
12
call tidak dapat diselesaikan karena kekurangan jalur komunikasi yang
tersedia
• Trunk group busy hour adalah durasi waktu dimana beban trunk grup
maksimum. Data jam sibuk trunk grup digunakan memberikan jumlah trunk
yang cukup dan sesuai persyaratan layanan.
• Data trafik umumnya dikumpulkan selama satu hingga dua minggu tiap
setengah jam dalam satu hari yang mungkin menghasilkan beban trafik yang
tinggi (contoh : jam 8 sampai 11 pagi).
Lima hari dari minggu yang memiliki beban trafik tersibuk disebut busiest week
• Jam-jam dengan trafik tersibuk pada minggu tersibuk disebut Office Busy Hour
• Tiga (3) bulan , tapi tidak selalu, dengan beban trafik tertinggi dan memiliki Busy
Hour (BH) , disebut sebagai Busy Season.
• Untuk mengestimasi trafik, dapat dipakai pedoman berikut :
Summary formula : Blocking Formulas :
Rumus Erlang-B digunakan dengan asumsi - asumsi :
• Terdapat sejumlah tak terbatas panggilan datang
• Jumlah trunk/saluran terbatas
• Masing-masing call independent satu sama lain
• Probabilitas user menggunakan kanal (waktu service) berbasis pada distribusi
eksponensial
• Panggilan datang (input) terdistristribusi Poisson
Rumus Erlang B
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
13
Rumus Poisson
Digunakan untuk sistem tunggu dengan delay tunggu adalah sebesar Mean Holding Time• A = Offered traffic• N = Jumlah trunk• PB = Probabilitas blocking
Rumus Erlang C
Asumsi yang digunakan :
• Digunakan untuk sistem antrian. Untuk call yang tidak dapat dilayani
segera, akan dimasukkan dalam antrian selama yang diperlukan
• Sumber tak terbatas
• Input Poisson
• Exponensial holding time
Rumus Binomial
Asumsi yang digunakan :
• Sumber terbatas
• Kerapatan trafik adalah sama tiap sumber
• Loss call dapat ditangani
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
14