bab 9b
DESCRIPTION
Bab 9B. Analisis Variansi 2. ------------------------------------------------------------------------------ Bab 9B ------------------------------------------------------------------------------. Bab 9B ANALISIS VARIANSI 2 A. Analisis Variansi Dua Jalan 1. Pendahuluan - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Bab 9B
ANALISIS VARIANSI 2
A. Analisis Variansi Dua Jalan
1. Pendahuluan
Analisis variansi satu jalan hanya terdiri atas satu faktor dengan dua atau lebih level
Analisis variansi dua jalan terdiri atas dua faktor, masing-masing dengan dua atau lebih level
Faktor menghasilkan efek utama sehingga di sini terdapat dua efek utama
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
2. Faktor Utama dan Interaksi
Dalam hal lebih dari satu faktor, faktor itu dapat saja saling mempengaruhi atau tidak saling mempengaruhi
Apabila faktor itu tidak saling mempengaruhi maka kita memperoleh dua faktor utama saja
Apabila faktor itu saling mempengaruhi, maka selain efek utama, kita memperoleh lagi interaksi pada saling mempngaruhi itu
Dalam hal terdapat interaksi, kita memiliki efek utama dan interaksi
• Efek utama (dengan perbedaan rerata)
• Interaksi (dengan interaksi di antara faktror)
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
3. Interaksi X terhadap Y
• Tanpa interaksi (dua efek utama)
• Dengan interaksi (bentuk interaksi)
X1
X2
Y
Y
X1
X2
Y
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Tanpa interaksi
• Ada interaksi
Y
X
X
Y
X1
X2
X1
X2
interaksi
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
-----------------------------------------------------------------------------
4. Interaksi
• Interaksi terjadi apabila perbedaan rerata pada satu level (misalnya level 1) tidak sama untuk dua level berbeda pada level 2 sehingga terjadi perpotongan
Level 1
Level 2
Ada perpotongan karena tidak sama
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
B. Analisis Variansi
1. Pemilahan variansi
Variansi untuk efek utama dan interaksi perlu dipilah ke dalam beberapa bagian. Pemilahan ini dikenal sebagai analisis variansi
Pilahan variansi ini menyebabkan variansi total terpilah menjadi variansi dalam kelompok, variansi antara kelompok, dan variansi intreraksi,
Secara tidak langsung, variansi total berkaitan dengan variansi dalam kelompok, variansi antara kelompok, dan variansi interaksi
Kaitan di antara pilahan variansi itu terjadi melalui komponen Jumlah Kuadrat Simpangan (JK) dan Derajat Kebebasan (DK) yakni melalui hubungan
• Variansi = (JK) / DK
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
2. Macam Variansi
Variansi total
Vartot = (JKtot) / (DKtot)
Variansi dalam kelompok
Vardk = (JKdk) / (DKdk)
Variansi antara kelompok
Var ak = (JKak) / (DKak)
Variansi interaksi
Varint = (JKint) / (DKint)
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
3. Variansi
• Banyak kemiripan di antara analisis variansi satu jalan dan dua jalan yang bersangkutan dengan variansi, jumlah kuadrat, dan derajat kebebasan
• Variansi
Variansi Total
Variansi Variansi
Antara kelompok Dalam kelompok
Variansi Variansi Variansi
Faktor 1 Faktor 2 Interaksi
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
4. Jumlah kuadrat (JK)
JKtotal
JKantara kelompok JKdalam kelompok
JKfaktor 1 JKfaktor 2 JKinteraksi
JKT = JKA + JKD
JKA = JK1 + JK2 + JK1x2
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
5. Derajat kebebasan (DK)
DKtotal
DKantara kelompok DKdalam kelompok
DKfaktor 1 DKfaktor 2 DKinteraksi
DKT = DKA + DKD
DKA = DK1 + DK2 + DK1x2
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
6. Rumus Variansi
2121
2
2
22
1
22
22
2
2
2
1
2
1
2
2
...
JKJKJKJK
n
X
n
XJK
n
X
n
XJK
JKJKJK
n
X
n
X
n
X
n
X
n
X
n
XJK
n
XXJK
DK
JKVAR
Ax
baris
baris
lajur
lajur
ATD
kel
kel
k
kA
T
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
DKT = n 1
DKA = k 1
DKD = DKT DKA = n k
DK1 = (banyaknya level 1) 1
DK2 = (banyaknya level 2) 1
DK1x2 = DKA DK1 DK2
k = banyaknya kelompok
n = ukuran seluruh kelompok
X = seluruh data
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
C. Pengujian Hipotesis
1. Pendahuluan
• Pengujian hipotesis hanya dapat menguji apakah ada perbedaan rerata di antara kelompok dan apakah ada interaksi
• Jika terdapat lebih dari dua rerata dan sekiranya ada perbedaan di antara rerata, maka pengujian ini tidak dapat menentukan rerata mana saja yang berbeda
• Penentuan selanjutnya dilakukan melalui komparasi ganda secara sepasang demi sepasang
• Pengujian komparasi ganda sama dengan cara komparasi ganda pada analisis variansi satu jalan
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
2. Rumusan hipotesis
• Ada hipotesis untuk efek utama dan ada hipotesis untuk interaksi
• Pada faktor A dan faktor B
H0 : A1 = A2 = A3 = …
H1 : Ada yang tidak sama
H0 : B1 = B2 = B3 = …
H1 ; Ada yang tidak sama
H0 : A x B = 0
H1 : A x B ≠ 0
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
-----------------------------------------------------------------------------
Indikator adanya interaksi
• Interaksi terjadi jika ada perpotongan pada grafik
• Perpotongan ini terjadi apabila perbedaan pada dua rerata berlawan arah
Faktor Faktor A
B A1 A2 A3 A4
B1 > >
B2 > <
Ada interaksi (berlawanan sehingga ada perpotongan)
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
3. Statistik Uji
• Statistik uji adalah perbandingan variansi
variansi yang diuji
F = ---------------------------------
variansi dalam kelompok
• Efek utama faktor 1
F = (VAR1) / (VARD)
• Efek utama faktor 2
F = (VAR2) / (VARD)
• Interaksi faktor 1 x 2
F = (VAR1x2) / (VARD)
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
4. Kriteria pengujian
• Pengujian pada taraf signifikansi dilakukan terhadap nilai kritis
Ftabel = F()( atas)( bawah)
• Hasil pengujian
Signifikan s jika F > Ftabel
Tidak signifikan ts jika F Ftabel
• Biasanya hasil pengujian diberi notasi s untuk signifikan atau ts untuk tidak signifikan
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Ukuran efek
Ukuran efek pada analisis variansi dua jalan di antara faktor A dan faktor B
JKA
2A = -----------------------------
JKtotal JKB JKAxB
JKB
2B = -----------------------------
JKtotal JKA JKAxB
JKAxB
2AxB = --------------------------
JKtptal JKA JKB
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
D. Pelaksanaan Pengujian Hipotesis
1. Analisis variansi
Contoh 1
Pada suatu penelitian dicoba dua macam pupuk A dan B dengan kadar berbeda yang diberikan kepada tumbuhan. Pada taraf signifikansi 0,05 diuji
a. efek utama kadar pupuk
b. efek utama macam pupuk
c. interaksi kadar dan macam pupuk
Sampel acak menunjukkan pertumbuhan seperti pada halaman berikut
----------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Macam Kadar pupuk
pupuk tiada (1) sedikit (2) sedang (3) cukup (4)
9 6 12 10
10 15 10 13
A 7 (45) 12 (58) 12 (54) 15 (60) (217)
12 12 13 12
7 13 7 10
4 10 9 12
7 13 7 13
B 6 (35) 4 (41) 10 (46) 15 (63) (185)
9 9 7 10
9 5 13 13
(80) (99) (100) (123) (402)
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Hipotesis
H0 : K1 = K2 = K2 = K4
H1 : Ada yang beba
H0 : MA = MB
H1 : Berbeda
H0 : M x K = 0
H1 : M x K ≠ 0
• Statistik uji
nkelompok = 5 n = 40Σ X = 402 Σ X2 = 4394(ΣX)2 / n = 4022 / 40 = 4040,1
JKT = 4394 4040,1 = 353,9
DKT = n 1 = 40 1 = 39
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Antara kelompok
nK Σ XK (Σ XK)2 / nK
5 45 405,0
5 58 672,8
5 54 583,2
5 60 720,0
5 35 245,0
5 41 336,2
5 46 423,2
5 63 793,8
4179,2
JKA = 4179,2 4040,1 = 139,1
DKA = K 1 = 8 1 = 7
JKD = JKT JKA = 353,9 139,1 = 214,8
DKD = n K = 40 8 = 32
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Faktor utama kadar pupuk
nL Σ XL (Σ XL)2 / nL
10 80 640,0
10 99 980,1
10 100 1000,0
10 123 1512,9
4133,0
JK1 = 4133,0 4040,1 = 92,9
DK1 = 4 1 = 3
Faktor utama macam pupuk
nB Σ XB (Σ XB)2 / nB
20 217 2354,45
20 185 1711,25
4065,7
JK2 = 4065,7 4040,1 = 25,6
DK2 = 2 1 = 1
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
JK1x2 = JKA JK1 JK2
= 139,1 92,9 25,6
= 20,6
DK1x2 = DKA DK1 DK2
= 7 3 1 = 3
• Nilai kritis untuk = 0,05
Ada dua nilai kritis bergantung kepada derajat kebebasan atas dan bawah, yakni
F(0,95)(3)(32) = 2,90
F(0,95)(1)(32) = 4,15
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Hasil pengujian
Sumber variansi JK DK VAR F = 0,05
Kadar pupuk 92,9 3 30,97 4,62 s
Macam pupuk 25,6 1 25,6 3,82 ts
Interaksi 20,6 3 6,87 1,02 ts
Dalam kelompok 214,8 32 6,71
Tampak di sini bahwa pada kadar pupuk terdapat
perbedaan pada rerata sekalipun belum ditentu-
kan rerata mana saja yang beda (perlu ditentu-
kan melalui komparasi ganda)
Pada macam pupuk tidak terdapat perbedaan
rerata
Tidak terdapat interaksi di antara macam dan
kadar pupuk
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 2
Empat jenis operator menggunakan tiga macam filter. Kehilangan bahan terjadi pada penfilteran. Pada taraf signifikansi 0,05 uji efek operator, efek filter, dan interaksi operator dan filter terhadap kehilangan bahan
Sampel acak menunjukkan
Filter Operator
O1 O2 O3 O4
16,2 15,9 15,6 14,9
F1 16,8 15,1 15,9 15,2
17,1 14,5 16,1 14,9
16,6 16,0 16,1 15,4
F2 16,9 16,3 16,0 14,6
16,8 16,5 17,2 15,9
16,7 16,5 16,4 16,1
F3 16,9 16,9 17,4 15,4
17,1 16,8 16,9 15,6
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Hipotesis
• Statistik uji
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Antara kelompok
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Faktor utama operator
• Faktor utama filter
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Nilai kritis
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Hasil pengujian
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 3
Dengan analisis variansi dua jalan, pada taraf signifikansi 0,05, uji apakah ada efek utama A, efek utama B, dan interaksi A x B
Sampel acak menunjukkan
Faktor A Faktor B
B1 B2 B3 B4
A1 34,0 30,1 29,8 29,0
32,7 32,8 26,7 28,9
A2 32,0 30,2 28,7 27,6
33,2 29,8 28,1 27,8
A3 28,4 27,3 29,7 28,8
29,3 28,9 27,3 29,1
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 4
Dengan analisis variansi dua jalan, pada taraf signifikansi 0,05, uji apakah ada efek utama H, efek utama P, dan interaksi H x P
Sampel acak menunjukkan
Faktor P Faktor H
H1 H2 H3 H4
P1 39,0 33,1 33,8 33,0
42,8 37,8 30,7 32,9
P2 36,9 27,2 29,7 28,5
41,0 26,8 29,1 27,9
P3 27,4 29,2 26,7 30,9
30,3 29,9 32,0 31,5
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 5
Dengan analisis variansi dua jalan, pada taraf signifikansi 0,05, uji apakah ada efek utama A, efek utama B, dan interaksi A x B
Sampel acak menunjukkan
Faktor B Faktor A A1 A2 A3 3 2 4 1 4 4 B1 2 3 5 2 1 5 2 4 4 1 4 7 6 4 5 6 2 2 B2 5 3 4 3 6 3 4 3 4 6 5 4
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
2. Komparasi Ganda
• Apabila analisis variansi menghasilkan penolakan H0 maka ada di antara rerata yang berbeda
• Untuk menentukan rerata mana saja yang berbeda dilakukan pengujian melalui komparasi ganda
• Ada beberapa jenis uji komparasi ganda meliputi LSD Fisher, Scheffe, HSD Tukey, dan Duncan
• Cara pengujian komparasi ganda adalah sama seperti pengujian komparasi ganda pada analisis variansi satu jalan
• Komparasi ganda dilakukan terhadap sepasang selisih rerata (untuk semua pasang atau untuk pasangan yang diperlukan saja)
• Hanya dilakukan pada faktor dengan H0 yang ditolak serta dengan level lebih dari dua
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 6
Pada contoh 1 dengan taraf signifikansi 0,05 uji kadar pupuk mana saja yang menghasilkan perbedaan pada pertumbuhan
Di sini kita menggunakan metoda LSD Fisher
Selisih rerata yang diuji adalah
K1 K2
K1 K3
K1 K4
K2 K3
K2 K4
K3 K4
Diketahui
VARD = 6,71
n1 = n2 = n3 = n4 = 10
XK1 = 8,0 XK2 = 9,9 XK3 = 10,0 XK4 = 12,3
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Statistik uji
Karena n1 = n2 = n3 = n4 = 5, maka untuk semua pasang selisih rerata, ij adalah sama yakni
36
440
161
3421
10
1
10
1716
11
kn
nnVAR
JiDij
,
,
,
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
• Kriteria pengujian
Nilai kritis pada = 0,05
ujung bawah t(0,025)(36) = 2,028
ujung atas t(0,975)(36) = 2,028
• Keputusan
Pada taraf signifikansi 0,05, terdapat perbedaan rerata jika
t < 2,028 atau t > 2,028
• Pengujian
(a) K1 K2
XK1 XK2 = 8,0 9,9 = 1,9 t = ( 1,9) / (1,16) = 1,64 Tidak signifikan
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
(b) K1 K3
XK1 XK3 = 8,0 10,0 = 2,0
t = ( 2,0) / (1,16) = 1,72
Tidak signifikan
(c) K1 K4
XK1 XK4 = 8,0 12,3 = 4,3
t = ( 4,3) / (1,16) = 3,71
Signifikan
(d) K2 K3
XK2 XK3 = 9,9 10,0 = 0,1
t = ( 0,1) / (1,16) = 0,09
Tidak signifikan
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
(e) K2 K4
XK2 XK4 = 9,9 12,3 = 2,4
t = ( 2,4 )/ (1,16) = 2,07
Signifikan
(f) K3 K4
XK3 XK4 = 10,0 12,3 = 2,3
t = ( 2,3) / (1,16) = 1,98
Tidak signifikan
• Pada taraf signifikansi 0,05, perbedaan rerata terdapat pada
K1 K4 dan K2 K4
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 7
Melalui komparasi ganda pada taraf signifikansi 0,05, uji perbedaan rerata pada contoh 2
Contoh 8
Melalui komparasi ganda pada taraf signifikansi 0,05, uji perbedaan rerata pada contoh 3
Contoh 9
Melalui komparasi ganda pada taraf signifikansi 0,05, uji perbedaan rerata pada contoh 4
Contoh 10
Melalui komparasi ganda pada taraf signifikansi 0,05, uji perbedaan rerata pada contoh 5
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
E. Analisis Variansi Banyak Faktor
1. Jenis Analisis Variansi
Analisis variansi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis menurut banyaknya faktor yakni
• Analisis variansi satu jalan (satu faktor)• Analisis variansi dua jalan (dua faktor)• Analisis variansi tiga jalan (tiga faktor)• dan seterusnya
Analisis variansi satu jalan hanya melibatkan satu faktor sehingga hanya memiliki satu efek utama
Analisis variansi dua jalan melibatkan dua faktor sehingga memiliki dua efek utama dengan satu interaksi
Analisis variansi selanjutnya melibatkan banyak faktor dengan banyak efek utama dan banyak interaksi (tidak dibahas di sini)
------------------------------------------------------------------------------Bab 9B
------------------------------------------------------------------------------
2. Analisis Variansi dan Level
Pada analisis variansi dua jalan atau lebih, banyaknya level sering dikemukakan juga
Apabila dua faktor pada analisis variansi dua jalan masing-masing memiliki 3 dan 4 level, maka analisis variansi ini merupakan analisis variansi
3 x 4
Apabila tiga faktor pada analisis variansi tiga jalan masing-masing memiliki 3, 4, dan 4 level, maka analisis variansi ini merupakan analisis variansi
3 x 4 x 4
Hal serupa terjadi pada analisis variansi selanjutnya