bab i-analisis kestabilan lereng
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada musim hujan di Indonesia sering terjadi tanah longsor yang pada
umumnya terjadi di kawasan perbukitan. Berikut adalah beberapa fakta mengenai
bencana longsor di beberapa kawasan Indonesia (T. Faisal Fathani dan Wahyu
Wilopo, Prosiding Seminar Nasional Riset Kebencanaan, Mataram, 8-10 Oktober
2013) :
a. Longsor yang diakibatkan oleh hujan.
Tipe longsoran yang terjadi adalah tipe longsoran rayapan (creep).
Longsoran ini terjadi di Desa Tengklik, Kecamatan Tawangmangu,
Kabupaten Karanganyar.
Tipe longsoran yang terjadi adalah Luncuran bahan rombakan berupa
tanah & batuan (Debris Slump). Ngledoksari, Kecamatan Tawangmangu,
Kabupaten Karanganyar.
Akibat dari gerakan massa tanah ini, 35 orang meninggal dan sejumlah
rumah penduduk hancur.
b. Longsor yang diakibatkan oleh Gempa Bumi
Longsoran yang terjadi adalah luncuran bahan rombakan berupa tanah &
batuan (Debris Slump). Longsoran ini terjadi di Desa Serempah,
Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Getaran gempa bumi menyebabkan terjadinya perubahan susunan butiran
material penyusun lereng dan memicu terjadinya debris slump. Gerakan
massa ini menyebabkan hancurnya 12 rumah penduduk setempat dan 11
orang meninggal dunia.
c. Longsor yang diakibatkan oleh Gempa Bumi dan Hujan (longsoran
kombinasi).
Tipe longsoran yang terjadi adalah luncuran tanah (Earth slide)
berkembang menjadi aliran bahan rombakan berupa campuran tanah &
batuan (Debris Flow). Longsoran ini terjadi di daerah Desa Tandikek,
Kabupaten Pariaman.
I - 1
Selain pada daerah yang disebutkan diatas, terdapat juga kawasan rawan
longsor di lokasi antara Purwakarta-Ciganea, km 107+200 s/d km 107+500 lintas
Cikampek-Padalarang. Daerah yang tekena bencana longsor seringkali menelan
korban dan mengakibatkan terhambatnya perekonomian Indonesia yang
menyebabkan kerugian dalam dua hal, jika ditinjau kasus longsor pada lokasi
longsoran tersebut yakni, perbaikan kawasan yang telah terjadi longsor dan
terhentinya transportasi Kereta Api tersebut, tentunya PT. KAI mengalami
kerugian yang tidak sedikit jika dalam beberapa hari salah satu keretanya tidak
dapat beoprasi karena terjadinya bencana longsor.
Kondisi tubuh jalan Kereta Api antara Purwakarta-Ciganea terdapat bagian-
bagian yang labil berupa tubuh ban bergerak (geser, naik dan ambles), oprit
jembatan yang ambles serta tebing yang berpotensi longsor dapat membahayakan
pada semua orang pengguna transportasi umum Kereta Api
Permasalahan yang terjadi adalah secara teknis bangunan fisik jalan rel yang
dapat di lewati oleh Kereta Api adalah pada kondisi tanah dasar yang baik, yaitu
memenuhi persyaratan teknis dengan stabilitas dan daya dukung tanah sesuai
untuk mendukung jalan rel Kereta Api tersebut. Sedangkan yang terjadi pada
lokasi antara Purwakarta-Ciganea, secara visual terlihat mengalami deformasi.
Deformasi tersebut ialah Antara lain longsoran.
Penanganan permasalahan ini dilakukan dengan penyelidikan tanah dan
evaluasi potensi longsor yang meliputi penyelidikan tanah dilapangan, pengujian
dilaboratorium, evaluasi & analisis dan identifikasi masalah secara mendetail serta
penanganan longsoran yang paling tepat untuk kondisi lapangan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari tugas akhir Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Metode
Bishop dan Metode Elemen Hingga (Studi Kasus Pada Lokasi Antara
Purwakarta-Ciganea Lintas Cikampek-Padalarang) adalah menganalisis
longsoran dengan menggunakan dua metode yaitu Metode Bishop dan Metode
Elemen Hingga.
I - 2
1.3. Batasan Masalah
Tugas akhir ini mempunyai batasan masalah, yaitu:
a. Menggunakan data hasil penyelidikan di lapangan yang dilakukan
oleh PT. Aria Graha Consultan.
b. Menggunakan data hasil penyelidikan di Laboratorium yang
dilakukan oleh PT. Aria Graha Consultan.
1.4. Lokasi Studi
Lokasi studi desain Tugas Akhir ini adalah ruas jalan Kereta Api antara
Purwakarta-Ciganea, km 107+200 s/d km 107+500 lintas Cikampek-
Padalarang.
Gambar 1.5. Lokasi Peta Jalur Cikampek-Padalarang.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam memudahkan pembahasan dan pemecahan masalah, maka laporan
Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
I - 3
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang tinjauan umum, latar belakang masalah,
Tujuan, batasan masalah, lokasi studi dan sistematika laporan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan pemikiran yang berupa teori-
teori dasar dan rumus-rumus yang akan dipakai dalam pembahasan
dan pemecahan masalah.
BAB III METODOLOGI
Bab ini membahas tentang metodologi penulisan laporan, analisis
data tanah dan pengolahan data tanah. Hasil yang diperoleh adalah
stratifikasi tanah, sifat-sifat tanah, parameter-parameter tanah,
bidang longsoran yang terjadi dan hipotesa terjadinya longsoran.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini mencakup perhitungan analisis kestabilan lereng pada
kondisi awal dan setelah perbaikan, pada kondisi tanpa beban dan
pada kondisi setelah beban bekerja. Analisis perhitungan
menggunakan metode Elemen Hingga dan metode Bishop. Hasil
analisis digunakan untuk berbagai alternative penanganan, serta
pemilihan penangananyang paling efektif dan efesien.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berupa paparan praktis
dari hasil analisis yang berupa catatan untuk diperhatikan dan
dipertimbangkan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN DATA TANAH
I - 4