bab i & bab ii
DESCRIPTION
sistem rangkaian peledakan dan misfireTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses penambangan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yakni proses
penggalian, pemuatan (loading), dan pengangkutan (hauling). Pada tahapan
penggalian, metoda penggalian akan disesuaikan berdasarkan karakteristik
bahan galian atau tanah penutup maupun material penutup bahan galian
tersebut. Maka proses penggalian dapat dilakukan dengan menggunakan alat
mekanis atau dengan menggunakan peledakan.
Peledakan merupakan cara yang efektif dalam proses pemberaian bahan
galian, terutama untuk memberaikan bahan galian yang relatif keras, dan tidak
dapat diberaikan dengan menggunakan alat mekanis.
Dalam proses peledakan perlu dilakukannya perangkaian sistem
peledakan, sehingga proses peledakan dapat berhasil dan mengurangi
terjadinya kesalahan seperti gagal ledak (misfire). Dalam laporan ini akan
dipaparkan mengenai system rangkaian peledakan, dan mengenai gagal ledak
serta cara penanggulangannya.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pembuatan laporan dengan judul “Sistem Rangkaian
Peledakan dan Misfire” ini adalah untuk mempelajari mengenai rangkaian
peledakan, serta menganai gagal ledak (misfire).
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari laporan dengan judul “Sistem Rangkaian Peledakan dan
Misfire” ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui system rangkaian peledakan
Untuk mengetahui gagal ledak (misfire) dan cara penanggulangannya
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peledakan Cara Non-Listrik (Nonel)
2.1.1 Sumbu Api (Safety Fuse)
Sumbu api adalah alat berupa sumbu yang berfungsi untuk merambatkan
api dengan kecepatan tetap, kemudian akan menyalakan detonator yang
dipasang pada ujung sumbu guna meledakkan bahan peledak. Sumbu api terdiri
dari inti berupa black powder dan pembungkus berupa tekstil dan material kedap
air, yang berfungsi untuk menjaga sumbu api dari kerusakan mekanis dan
kerusakan akibat air atau minyak. Kecepatan rambat sumbu api yang biasa
diperdagangkan adalah 130 detik per meter (120 detik/yard), pada permukaan
laut dengan variasi 10 detik, untuk sumbu api buatan USA. Dan 120 detik per
meter dengan variasi yang sama, untuk sumbu api standar Eropa.
Pemasangan detonator pada sumbu api dapat dilakukan dengan
memakai crimper. Cara pemasangannya sebagai berikut :
Potong sumbu api tegak lurus, sesuai dengan panjang yang diperlukan
Masukkan ujung sumbu api yang baru dipotong tepat kedalam detonator
sedalam mungkin
Jepit mulut detonator yang mengarah sumbu api dengan sempurna
Celupkan seluruh detonator dan sumbu api sepanjang satu inch kedalam
larutan penyebab kedap air
Hindari tekanan atau terkena panas pada ujung detonator yang tertutup
A. Pembuatan Primer
Untuk peledakan dengan lubang tembak besar telah tersedia primer yang
dibuat pabrik disebut booster sedangakan peledakan dengan lubang kecil
perlu membuat primer dahulu. Pembuatan primer dengan cara
memasang detonator kedalam cartridge bahan peledak kuat. Detonator
yang dipakai adalah detonator biasa yang telah dipasang pada ujung
sumbu api. Cara pembuatan primer sebagai berikut :
Ambil dodol bahan peledak kuat, pembungkus jangan dibuang
2
3
Buatlah lubang kira-kira 2 inch dalamnya ditengah-tengah salah satu
ujung dari dodol memakai penusuk kayu atau tembaga
Sisipkan detonator kedalam lubang sedemikian rupa sehingga detonator
terbenam seluruhnya kedalam dodol
B. Cara Menyalakan Sumbu Api
Menyalakan sumbu api dapat dilakukan dengan memakai hot wire fuse
lighter, full wire fuse lighter, lead spritter, korek dan igniter cord. Apabial
sumbu api dinyalakan akan terlihat pancaran api yang dikenal dengan
nama ignition flame, menandakan sumbu terbakar dan berfungsi normal.
2.1.2 Sumbu Ledak
Sumbu ledak adalah sumbu yang terdiri dari inti initiating explosive dibalut
lapisan plastik dan dibungkus dengan kombinasi tekstil, kawat dan lapisan
plastic. Sumbu ledak mudah dan aman penggunaannya, mempunyai ketahan
terhadap air yang baik sekali dan mempunyai kecepatan detonasi yang tinggi.
Sumbu ledak mempunyai kuat tarik yang baik, ringan dan fleksibel. Sumbu ledak
apabila dinyalakan dapt merambatkan gelombang detonasi kesemua tempat
sepanjang sumbu. Peledakan dengan sumbu ledak tidak memerlukan detonator
didalam lubang tembak.
A. Delay Connector
Delay connector disebut juga non-electric MS delay connector, adalah
perlengkapan peledakan yang digunakan untuk merencanakan peledakan
tunda delay blasting dalam suatu peledakan. Delay connector mempunyai
bermacam-macam interval waktu atau delay time. Bentuk delay connector
adalah berupa tabung tembaga panjangnya ± 3 inch. Pada ujung-
ujungnya diisi muatan bahan peledak dipisahkan oleh elemen yang
fungsinya menunda peledakan dan disebut delay element.
B. Cara menyambung sumbu ledak
Dalam peledakan memakai sumbu ledak, pemasangan sumbu ledak
terdiri dari trunk line, yaitu sumbu ledak sepanjang sisi lubang tembak dan
brach atau downline, yaitu sumbu ledak yang menuju kedalam lubang
tembak. Penyambungan sumbu ledak dengan delay connector dalam
peledakan beruntun dapat dilakukan dengan cara memotong trunk line
antara dua lubang tembak, kemudian kedua sumbu ledak yang telah
4
terpotong dimasukkan kedalam ujung-ujung delay connector, selanjutnya
dijepit supaya tidak mudah terlepas.
C. Cara menyalakan sumbu ledak
Dalam peledakan memakai sumbu ledak hanya diperlukan satu
detonator. Didalam setiap lubang tembak tidak perlu dipasang detonator,
sumbu ledak hanya dapat dinyalakan dengan detonator. Cara
menyalakan sumbu ledak adalah sebagai berikut :
Sumbu ledak dengan detonator biasa plain detonator
Sumbu api yang telah dipasang detonator disiapkan dengan panjang
tertentu. Detonator yang dipasang pada sumbu api dikaitkan pada
sumbu ledak memakai tape atau tali.
Sumbu ledak dengan detonator listrik
Detonator listrik dikaitkan pada ujung sumbu ledak dengan memakai
tape, dalam penggunaan dilapangan kita harus menyiapkan dulu
detonator yang diikatkan pada sumbu ledak. Kemudian baru
disambungkan dengan sumbu ledak, detonator yang dijelaskan diatas
dipasang terakhir setelah semua rangkaian peledakan siap untuk
diledakkan.
D. Cara memasang rangkaian peledakan memakai sumbu ledak
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyambungan sumbu ledak adalah :
Setiap sambungan harus tegak lurus
Jarak antara sumbu ledak yang pararel tidak boleh kurang dari 0,2 m
Jarak antara delay connector dengan sumbu yang pararel harus paling
sedikit 1,0 m
Sumbu ledak tidak boleh membelit atau menggulung
Detonator yang dipakai untuk meledakkan selalu diarahkan pada arah
detonasi sumbu ledak yang diinginkan
2.2 Peledakan Cara Listrik
5
2.2.1 Elemen Dasar Rangkaian
A. Detonator listrik
Detonator dapat dibagi menjadi :
Instantaneous detonator
Milli-second detonator
Half-second detonator
B. Kawat rangkaian
Legwire adalah dua kawat yang menjadi satu dengan detonator listrik
yang salah satu ujung dihubungkan dengan bridge wire yang terdapat
dadalam detonator
Connecting wire adalah kawat yang mempunyai isolasi dipakai untuk
menghubungkan legwire dengan firing line
Firing line atau leading wire adalah kawat yang dipergunakan untuk
menghubungkan sumber tenaga listrik dengan rangkaian detonator
Buswire adalah perpanjangan dari firing line dimana masing-masing
detonator dihubungkan
C. Sumber tenaga, seperti blasting machine dan AC-Power line
2.2.2 Rangkaian Peledakan
Rangkaian peledakan dalam peledakan cara listrik terdapat tiga macam
susunan rangkaian peledakan, yaitu :
A. Rangkaian Seri
Rangakaian seri adalah rangkaian yang sangat sederhana dengan arus
minimum yang disuplai blasting machine pada setiap detonator sekitar 1,5
Ampere untuk menjamin tiap detonator tersebut meledak sempurna.
Prinsip peledakan adalah menghubungkan legwire dari satu lubang ke
lubang lain secara menerus, sehingga apabila sala satu detonator mati,
maka seluruh rangkaian terputus dan akan berakibat gagal ledak
(misfire). Pada sisitem seri akan diperoleh arus yang rendah dan
tegangan yang tinggi. Apabila salah satu kawat ada yang putus, maka
seluruh rangkaian tidak dapat berfungsi.
6
Sumber : 2.bp.blogspot.comGambar 2.1
Rangakian Seri
B. Rangkaian Parallel
Rangkaian parallel adalah suatu rangkaian di mana setiap detonator
mempunyai alur alternative dalam rangkaian tersebut, sehingga apabila
sala satu atau beberapa detonator mati, detonator yang lainnya masih
dapat meledak. Oleh sebab itu pengujian rangkaian menyeluruh secara
langsung sangat riskan, apabila setiap detonator belum di uji. Untuk
peledakan rangkaian parallel, arus minimum yang diperlukan per
detonator sekitar 0.5 ampere. Namun secara menyeluruh system parallel
memerlukan arus tinggi dengan tegangan rendah dan untuk menyuplai
tenaga listrik digunakan panel control khusus bukan dari blasting
machine.
Sumber : 2.bp.blogspot.comGambar 2.2
Rangakian Parallel
C. Rangkaian Parallel – Seri
Rangkaian ini terdiri dari sejumlah rangkaian seri yang di hubungkan
parallel. Umumnya rangkaian ini di terapkan apabila peledakan
memerlukan lebih dari 40 detonator dengan leg wire setipa detonator
lebih dari 7 meter,serta dipetimbangan bahwa apabilah seluruh lubang
7
ledak dihubungkan secara seri memerlukan power yang besar.
Perhitungan tahanan dan arus untuk memperoleh power atau voltage
yang sesuai, adalah sebagai berikut :
Hitung duluh tahanan total untuk setiap rangkaian
Hitung tahanan pada rangkaian parallel - seri degnan menganggap
bahwa tahanan total hubungan seri sebagai tahanan pada rangkaian
parallel
Cara parallel cukup efektif untuk jumlah lubang ledak kurang dari 300,
namun demikian perlu di pertimbangkan pula bahwa untuk jumlah lubang
ledak sampai ratusan rangkaian dan perhitungan menjadi tambahan
kompleks.
Sumber : 2.bp.blogspot.comGambar 2.3
Rangakian Parallel-Seri
2.3 Gagal Ledak (Misfire)
Gagal ledak (misfire) adalah istilah yang diberikan kepada bahan peledak
yang tidak meledak di dalam kolom lubang ledak. Banyak penyebab tidak
mengakibatkan gagalnya peledakan suatu bahan peledak dan biasanya
merupakan suatu pekerjaan yang sulit serta berbahaya untuk mengatasinya.
Kata kuncinya adalah gagal ledak harus ditangani dengan penuh kehati-hatian.
A. Ciri-Ciri Misfire
Terdapat beberapa ciri awal untuk mengindikasikan bahwa suatu lubang
ledak tidak meledak, diantaranya adalah :
Perhatikan dari jauh asap yang keluar dari dalam lubang yang tidak
meledak, biasanya mengalir dengan konstan. Apabila tidak bisa, maka
setelah 15 menit untuk peledakan listrik atau 30 menit untuk peledakan
8
dengan sumbu api, lakukan pemeriksaan pada tumpukan fragmentasi
hasil peledakan untuk mengamati sisa asap yang keluar dari lubang
Terbentuk banyak bongkah batuan hasil peledakan
Bila menggunakan sistem peledakan listrik carilah kawat yang masih
terlihat diantara tumpukan fragmentasi hasil peledakan
Bila menggunakan sistem sumbu ledak carilah sumbu ledak di sekitar
tumpukan fragmentasi. Sumbu ledak tidak akan tersisa apabila betul-betul
meledak
Setelah diketahui jumlah lubang yang gagal ledak, kemudian periksa
lembaran rencana peledakan atau log peledakan atau charging sheet
untuk mendapatkan data jumlah bahan peledak pada setiap lubang yang
gagal ledak.
B. Mengatasi gagal ledak
Dengan mempertimbangkan sistem peledakan yang digunakan dan
tingkat kesulitan yang dihadapi, maka cara untuk mengatasi lubang yang
gagal ledak pun berbeda. Berikut ini beberapa kemungkinan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi lubang yang gagal ledak.
Sistem peledakan listrik
Apabila terlihat kawat utuh dari lubang yang gagal ledak, periksa sistem
listriknya menggunakan galvanometer atau blastohmeter. Apabila masih
ada arus, berarti detonator masih aktif, maka sambung-lah kawat
detonator tersebut dengan kawat utama untuk dihubungkan ke blasting
machine. Bersihkan lokasi sekitar burden dari batu-batu kecil yang
memungkin-kan berpotensi menjadi batu terbang. Kemudian ledakan
sesuai prosedur peledakan.
Sistem sumbu ledak
Apabila terlihat sumbu ledak dari lubang yang gagal ledak menandakan
sumbu tersebut tidak meledak. Pasang detonator listrik dengan kuat
menggunakan selotip dengan ujung detonator menghadap ke dalam
lubang ledak. Sambunglah kawat detonator tersebut dengan kawat utama
untuk dihubungkan ke blasting machine, bersihkan lokasi sekitar burden
dari batu-batu kecil yang memungkin-kan berpotensi menjadi batu
terbang. Kemudian ledakan sesuai prosedur peledakan.
Mengeluarkan stemming
9
Apabila tidak terlihat sumbu ledak atau kawat detonator listrik, maka
terpaksa harus mengeluarkan stemming dari lubang yang gagal ledak.
Pekerjaan ini sangat berbahaya dan melelahkan. Gunakan kompresor
alat bor atau kompresor khusus untuk pekerjaan tersebut untuk
mengeluarkan stemming dari dalam lubang. Gerakkan selang kompresor
naik turun agar stemming bisa terhembus keluar dengan mudah yang
ditandai apabila telah terlihat bahan peledak (ANFO) ikut terhembus
keluar, kemudian segera hentikan kompresor.
Setelah stemming keluar semua, buatlah primer dari detonator listrik,
kemudian masukkan ke dalam lubang hingga benar-benar berada di atas
bahan peledak, masukkan kembali stemming dan padatkan seperlunya,
sambungkan kawat detonator pada kawat utama, ledakan sesuai
prosedur peledakan.
Sumber : Gambar 2.4
Mengeluarkan Stemming atau Bahan Peledak dari Lubang Gagal Ledak dan Meledakkannya Kembali
Menggali lubang yang gagal ledak
Bongkar lubang yang gagal ledak menggunakan shovel, backhoe atau
dragline. Pekerjaan ini sangat berbahaya karena bahan peledak dan
primer masih masih ada di dalamnya. Oleh sebab itu, cara ini merupakan
10
cara yang terakhir ketika tidak ada alternative lain untuk mengatasi gagal
ledak.
Minimal dua orang bekerja sama, satu orang mengoperasikan alat dan
yang satu orang lagi mengawasi jalannya pembongkaran, apabila personil
yang mengawasi sudah melihat bahan peledak, secepatnya beri tanda
kepada operator alat untuk menghentikan pembongkaran (biasanya
dengan mengangkat tangan menunjukkan tanda “stop”). Bahan peledak
dikeluarkan menggunakan kompresor dengan prosedur yang telah
diuraikan sebelumnya atau diledakkan kembali.
Menetralisir bahan peledak dalam kolom lubang gagal ledak
Bahan peledak ANFO dapat dinetralisir dengan menuangkan air kedalam
lubang gagal ledak. Dengan cara tersebut ANFO akan larut dan sifat
detonasinya akan hilang. Namun demikian jangan terlalu yakin bahwa
ANFO larut sepenuhnya dan mungkin masih meninggalkan sifat
detonasinya. Untuk meyakinkannya tuangkan air bertekanan (dipompa)
agar meresap dengan cepat ke dalam lubang gagal ledak dan juga dapat
menstimulasi kelarutan ANFO. Bahan peledak emulsi, watergel, slurry
dan cartridge (primer) tidak dapat larut. Oleh sebab itu tetap harus
dilakukan penggalian atau peledakan ulang untuk mengatasi lubang
gagal ledak.