bab i edit bareng kedokteran komunitas
DESCRIPTION
kedokteran komunitasTRANSCRIPT
BAB I
LATAR BELAKANG
1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFI
1.1 Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota
kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan
laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C. (Kartikawatie, 2012)
Gambar 1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)
Sumber : google maps, 2014
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk
Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang
Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km²), terdiri dari luas daratan
2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3
meter.Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :
1. Daerah sawah
2. Daerah pantai
3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter di atas permukaan laut
4. Daerah tambak
Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga di
pantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km²) terdiri dari luas
daratan ± 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3
meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas, yaitu rata-rata antara 30˚C -
37˚C.
1.2 Batas Wilayah
Batas – batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan.
Gambar 2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
Sumber : Kartikawatie, 2012
Terdapat enam desa binaan Puskesmcvas :
a. Desa Lemo
b. Desa Tanjung Pasir
c. Desa Tanjung Burung
d. Desa Pangkalan
e. Desa Tegal Angus
f. Desa Muara
Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun
Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan
hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya secara berjenjang sebagai berikut
(Kartikawatie, 2012) :
1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km
2. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km
3. Dengan ibukota provinsi berjarak :72 km
Prasarana perhubungan dan pengairan di Kecamatan Teluk Naga dihubungkan oleh:
a. Jalan
Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang 108 km,dengan
klasifikasi sebagai berikut :
1. Berdasarkan status
a) Jalan Propinsi : 9,5 km.
b) Jalan Kabupaten : 5 km.
c) Jalan Desa : 93,5 km.
2. Berdasarkan kondisi fisik
a) Jalan hotmik : 17,5 km.
b) Jalan aspal : 67 km.
c) Jalan tanah : 14,5 km.
b. Jembatan
1. Jembatan besi : 1 km.
2. Jembatan beton : 7 km.
c. Sungai atau kali
Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga adalah sungai
Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km ( Laporan Kinerja Puskesmas Tegal
Angus Tahun, 2012 ).
d. Irigasi atau Pengairan
Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.
e. Bendungan air atau Dam
Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang menjadi salah satu
sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat ( Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus
Tahun, 2012 ).
2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI
2.1Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 9.513
jiwa, terdiri dari laki-laki 4.884 jiwa dan perempuan 4.629 jiwa. Secara rinci klasifikasi
penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang,
2012) :
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan
No. Warga Negara Laki – laki Perempuan
1 Warga Negara Indonesia (WNI) 4.884 orang 4.629 orang
2 Warga Negara Asing( WNA) - -
Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel
Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di
wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang
tercantum di tabel bawah ini :
No. Umur Jumlah Penduduk
1. 0 – 4 tahun 920 orang
2. 5 – 14 tahun 1880 orang
3. 15 – 44 tahun 5139 orang
4. 45 – 64 tahun 1273 orang
5. >65 tahun 301 orang
Tabel 3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus 2012
Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang 2012
Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian, dan
migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cenderung terjadi
dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang berbatasan dengan
provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.
Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu tantangan
dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan program pembangunan
kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan karena tersedia SDM (sumber daya
manusia) yang cukup untuk menggerakkan pembangunan. Akan tetapi SDM bidang kesehatan
masih sangat kurang di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas
dapat terus meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas
dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.
Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus dilihat pada tabel dibawah ini :
NO DESA Luas
wilayah
(km²)
Jumlah
penduduk
Jumlah
rumah
tangga
Rata-rata
jiwa/rumah
tangga
Kepadatan
penduduk
per km²
1 2 3 4 5 6 7
1 Pangkalan 7.54 16,888 4,138 4.08 2239.79
2Tanjung
Burung
5.24 7,669 2,473 3.10 1463.55
3Tegal
Angus
2.83 9,513 2,879 3.30 3361.48
4Tanjung
Pasir
5.64 9,513 1,787 5.32 1686.70
5 Muara 5.14 3,566 496 7.19 693.77
6 Lemo 3.61 6,682 648 10.31 1850.97
Jumlah 30.00 53,831 12,421 4.33 1,794
Tabel 4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Desa/kel Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pangkalan 8.710 8.178 16.888
2 Tanjung Burung 3.937 3.732 7.669
3 Tegal Angus 4.890 4.622 9.512
4 Tanjung Pasir 4.884 4.629 9.513
5 Muara 1.820 1.746 3.566
6 Lemo 3.430 3.252 6.682
JUMLAH 27.671 26.160 53.831
Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012
Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah
penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini tingkat partisipasi
terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada perempuan baik sebagai sasaran
kesehatan seperti bumil, bulin, maupun kader kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan
gizi identik dengan ibu-ibu padahal peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan
pengembangan seperti usaha kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih
banyak laki-laki yang bekerja bandingkan perempuan.
Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin diwilayahkerja Puskemas Tegal
Angus dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel5.Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas Tegal
Angus Tahun 2012
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun 2012
2.2Keadaan Sosial Ekonomi
Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan
dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu :
a. Potensi umum
Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh
masyarakat.
NO KELOMPOK
UMUR
(TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-
LAKI
PEREMPU
AN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
2,702
2,657
2,896
2,980
2,910
2,877
2,336
1,994
1,704
1,401
1,135
741
546
337
252
203
2,505
2,511
2,563
2,895
2,960
2,790
2,153
1,888
1,613
1,262
925
656
533
318
281
307
5,207
5,168
5,459
5,875
5,870
5,667
4,489
3,882
3,317
2,663
2,060
1,397
1,079
655
533
510
JUMLAH 27,671 26,160 53,831
b. Potensi khusus
Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh
masyarakat.
Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok
No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk
1.
2.
Petani pemilik
Petani Penggarap
13.361orang
60.63 orang
6 orang
3. Montir 25 orang
4. Nelayan 2.331 orang
5. Pedagang 1.213 orang
6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang
7. Pengemudi Becak 43 orang
8. Pengrajin 5 orang
9. Pengusaha 8 orang
10. Penjahit 24 orang
11.
12.
176 orang
12. Peternak 6 orang
13. Supir 30 orang
14. TNI / POLRI 6 orang
15. Tukang Batu 42 orang
Sumber : (Kartikawatie, 2012)
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli
Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya.
Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 7. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal Angus
No Agama Jumlah Penduduk
1
2
3
4
5
6
Islam
Budha
Kristen
Khatolik
Khonghucu
Hindu
45481
3059
671
105
27
1
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus 2012
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha. Kehidupan agama di wilayah ini
berjalan dengan harmonis.
2.3Keadaan Sosial Budaya
Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik,
rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi
permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat,
sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
Tabel 8. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir
No. Tempat Peribadatan Jumlah Penduduk
1. Masjid 6 Unit
2. Musholla 30 Unit
3. Majelis Taklim 4 Unit
4. Gereja -
5. Pura -
Sumber : (Kartikawatie, 2012)
2.4Sarana dan Prasarana
1. Gedung Puskesmas yang terdiridari:
a. RuangKepalaPuskesmasn : 1 Ruang
b. Ruang TU : 1 Ruang
c. RuangDokter : 1 Ruang
d. Ruang Aula : 1 Ruang
e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang
f. Ruang Loket : 1 Ruang
g. Ruang Apotik : 1 Ruang
h. Ruang BP umum : 1 Ruang
i. Ruang BP Anak : 1 Ruang
j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang
k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang
l. Ruang Gizi : 1 Ruang
m. Ruang Gudang Obat : 1 Ruang
n. Ruang TB : 1 Ruang
o. Ruang Lansia : 1 Ruang
p. Ruang Kesling : 1 Ruang
q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang
r. Ruang Mushola : 1 Ruang
s. Ruang Bidan : 1 Ruang
t. Dapur : 1 Ruang
u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang
v. WC : 9 Ruang
2. Bidan di Desa : 6 orang
3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :
a. Tegal Angus : 7 Posyandu
b. Pangkalan : 10 Posyandu
c. TanjungBurung : 7 Posyandu
d. TanjungPasir : 9 Posyandu
e. Lemo : 6 Posyandu
f. Muara : 6 Posyandu
4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :
a. JumlahPosyandu : 45 buah
b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang
c. Jumlah kader dasa wisma dibina :34 orang
d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang
2.5Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku
masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam
pembangunan kesehatan.Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 9. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
No Nama DesaJUMLAH SEKOLAH
PAUD TK RA SD MI SMP MTS SMA SMK MA
1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0
2 Tanjung Burung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0
3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0
4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0
5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS 1 5 0 17 5 2 2 1 0 0
Sumber data : puskesmas tegal angus 2012
Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi sekolah
menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah siswa.
Tabel 10. Lembaga pendidikan
NO Lembaga
pendidikan
TK SDN MI SLTP
negeri
MTS SLTP
swasta
islam
SMU
negeri
SMK
1 Jumlah sekolah 5 17 5 - 3 - - -
2 Jumlah murid 153
orang
1.269
orang
876
orang
- 413
orang
- - -
3 Jumlah guru 5 orang 28
orang
16
orang
- 16
orang
- - -
Tabel 11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
2.6Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :
1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada
di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
2. Pencegahan penyakit, vaksinasiFilariasis (kaki gajah), imunisasiPolio bagi
balita,pemberian vitamin A.
3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung,
Chikungunya, dan sejenisnya.
4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan
yang bernutrisi.
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
1 Belum Sekolah 1.976 jiwa
2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa
3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa
4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa
5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa
6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa
7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa
8 Pasca Sarjana/S2-S3 -
5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan
membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.
6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Tabulapot, dan Tabulakar.
7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam
LANSIA dan POSBINDU.
2.7Data Puskesmas
1. Pengkajian PHBS
Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang Dinas
Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan pendataan dan
penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indicator
PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan 7
(tujuh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari
kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan
berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%)
rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian
selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 12. Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013
NoNama
Kecamatan
Jumlah
desa/keluraha
n
Jumah
rumah
tangga
Jumlah
rumah
tangga
yang
dipantau
Capaian
PHBS
rumah
tangga
%
1.Salembaran
Jaya5 15925 1050 347 33,05
2. Kosambi 5 22321 4398 3604 81,95
3. Sindang Jaya 7 18944 1470 518 35,24
4. Pagedangan 11 21.731 2.310 1.054 45,63
5 Panongan 8 26.791 1.680 689 41,01
6 Cikuya 7 16.095 1.917 1.401 73,08
7 Mauk 12 16.682 2.520 861 34,17
8 Pasir Jaya 10 23.634 840 425 50,60
9 Cikupa 4 31.565 2.100 593 28,24
10 Tegal Angus 7 12.421 1.260 203 16,11
11 Teluk Naga 6 20.322 1.470 1.050 71,43
12 Pakuhaji 8 17.936 1.680 520 30,95
13 Sukawali 6 12.419 1.260 483 38,33
14 Balaraja 5 16.217 1.050 723 68,86
15 Gembong 4 10.397 1.462 951 65,05
16 Kemiri 7 12.253 1.470 166 11,29
17 Curug 6 28.400 1.260 693 55
18 Binong 1 15.856 210 74 35,24
19 Cisoka 10 19.370 2.235 905 40,49
20 Kelapa dua 2 15.310 420 353 84,05
21 Bj. Nangka 2 12.920 420 338 80,48
22 Jl. Kutai 1 2.928 210 194 92,38
23 Jl. Emas 1 12.391 210 181 86,19
24 Sukadiri 8 15.670 1.680 1.077 64,11
25 Cisauk 3 6.421 944 811 85,91
26 Suradita 3 8.835 753 118 15,67
27 Kutabumi 9 67.112 1.890 403 21,32
28 Kedaung barat 8 26.213 1.680 1.218 71,5
29 Jambe 10 9.621 2.100 329 15,67
30 Rajeg 8 19.349 1.680 364 21,67
31 Sukatani 5 14,747 1.050 618 58,86
32 Kresek 9 13.103 1.890 734 38,84
33 Gunung kaler 9 36.700 1.890 634 33,54
34 Sepatan 8 20.934 1.680 979 58,27
35 Sukamulya 8 18.002 1.680 1.174 69,88
36 Mekar baru 10 10.570 1.680 105 6,25
37 Kronjo 8 15.976 2.100 751 35,76
38 Jayanti 7 16.340 1.680 988 58,81
39 Tigaraksa 7 8.754 1.470 767 52,18
40 Pasir nangka 7 20.486 744 280 37,63
41 Legok 5 34.884 1.050 357 34
42 Bojong kamal 3 6.698 1.031 460 44,62
43 Caringin 3 4.585 797 577 72,40
Jumlah 274 778.228 62.371 29.070 46,6
Sumber data : puskesmas tegal angus 2013
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten Tanggerang
pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang telah ditetapkan yaittu
65%, hal ini disebabkan karena:
Kurangnya dukungan lintas sektor dan lintas program untuk mencapai PHBS yang
tinggi.
Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah tangga yang
ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari satu program.
Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes karena
seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.
Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS di
rumah tangga.
Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-upaya
kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan:
1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membina29 Desa binaan di
Kabupaten Tanggerang.
2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT. Kalbe Farma,
Bank BJB, dll.
3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.
4) Saka Bakti Husada.
5) Forum Kader.
2. Kesehatan Lingkungan
Empat indikator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan
lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah
sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
(TUPM) yang sehat.
Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah
dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan sarana sanitasi
dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan,
pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.
Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan
masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang
ditanganin secara lintas sektor. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanggerang meliputi pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan
STBM, stimulant sarana sanitasi dasar, pemantauan kualitas air minum dan air bersih,
rehabilitasi sarana air bersih, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan
sanitasi tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb.
Indikator program kesehatan lingkungan sebagai berikut :
Tabel 13. Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di Kabupaten
Tanggerang Tahun 2011-2013
No Sasaran Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Target Real Target Real Target Real
1. Prosentasi
Rumah Sehat79% 73,6% 80% 62,71% 85% 71,63%
2. Prosentasi
SAB
memenuhi
syarat
kesehata
90% 88,5% 87% 91,5% 95% 92,3%
3. Prosentasi
Jamban
keluarga
memenuhi
85% 76,9% 85% 71,13% 85% 74,97%
syarat
kesehatan
4. Prosentasi
TTU
memenuhi
syarat
kesehatan
70% 66,2% 75% 64,69% 80% 74%
5. Angka Bebas
Jentik (ABJ)87% 60,9% 90% 76,16% 95% 78,80%
6. Prosentase
Instusi yang
dibina
memenuhi
syarat
kesehatan
lingkungan
70% 71,2% 75% 69,84% 80% 67%
Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013
Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya prosentase rumah sehat
meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, presentase jamban keluarga yang memenuhi syarat
meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan presentasi TTU yang memenuhi syarat kesehatan
dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai target
pada indikator rumah sehat, presentase sarana air bersih yang memenuhi syarat, presentase TTU
memenuhi syarat kesehatan, ABJ, dan presentase Institusi yang dibina memenuhi syarat
kesehatan lingkungan. Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah
keluarga yang diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan
tetapi jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah sanitasi yang tidak
memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah individu mau
menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana sanitasi) dan juga pemeliharaan
sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi.
Upaya pemberdayaan masyarakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi harus lebih
intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses maupun kepemilikan
sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana air bersih, jamban sehat,
pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas
sarana sanitasi perlu dilakukan bersama sektor terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah
disusun untuk mengatasi masalah ditingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap
memorandum program sanitasi.
3. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi jamban/wc,
sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah, cukup ventilasi dan
pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit serta ada pemanfaatan
pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.
Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten
Tanggerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220 rumah,
rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah (71,63%). Jumlah
rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil inspeksi sanitasi tahun 2012,
demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa. Hasil inspeksin sanitasi rumah tahun 2012
dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak
89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat
adalah kualitas sarana sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi rumah
sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan untuk pembuatan
sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama dengan SKPD terkait.Melihat
pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang rumah sehat
sehingga masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan rumahnya dan memiliki rumah
yang sehat masih perlu ditingkatkan.
4. Penggunaan dan akses air bersih
Hasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air bersih
pada setiap keluarga, dari 166.601 KK yang diperiksa, sebagian keluarga (92,3%) memiliki akses
air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH
(Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012,
presentasi keluarga yang memiliki akses air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena
jumlah yang diperiksa meningkat sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat
kecil.
Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang
dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh masyarakat untuk minum.
Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi
ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%, ledeng eceran 2,9%), pompa 43,9%, SGL (Sumur
Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak terlindung 3,5%.
Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk
keperluan mandi dan cuci. Dari data di atas terlihat bahwa sumber air yang digunakan sudah
memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari sumber air
tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk membuat percontohan sarana
air bersih, menyediakan desinfektan air di daerah rawan diare dan daerah yang beresiko sanitasi.
5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban
keluarga tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat
diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.
Tabel 14. Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat
Kesehatan Tahun 2011-2013
Tahun Jaga (%) Tempat sampah
(%)
SPAL (%) SAB (%)
2011 76,9 81 82,5 88,5
2012 71,13 74,77 74,2 97,5
2013 87,4 77,6 83,5 92,3
Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013
Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap166.601 keluarga
didapatkan, keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah
memiliki jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah
keluarga yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah
apabila terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak
di sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di
kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan
masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan pembuangan
akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.
Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013
sebesar 120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak
93.830 KK (77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah yang
memiliki tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indikator untuk menilai
tempat sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah dalam tempat
yang kedap air dan tertutup.
Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang
memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini
meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memiliki pengelolaan
air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).Berbagai upaya yang dilakukan pada
tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat
adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan masyarakat di bidang sanitasi melalui
pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 30 desa dan pemberian stimulant untuk
pembuatan percontohan sarana sanitasi di wilayah binaan dan desa resiko tinggi sanitasi.
Stimulan percontohan sarana sanitasi dasar diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga
tetapi juga di institusi pendidikan (sekolah) sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah
(pembuatan wc sekolah 2 pintu) dan percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun).
6. Keluarga Berencana
a. Peserta KB Baru
Jumlah PUS di wilayah kerja puskesmas tegal angus tahun 2012 adalah 13.940
dengan peserta KB baru sebanyak 3374 pasangan (24,2%). Jumlah ini masih
rendah, hambatan yang dihadapi antara lain tingkat pendidikan penduduk yang
masih rendah, larangan suami atau orang tua untuk ber-KB. Oleh karena itu
edukasi melalui penyuluhan harus terus dilakukan.
b. Peserta KB Aktif
Jumlah peserta KB aktif sebanyak 9.808 pasangan (70,4%). Jumlah ini juga masih
sangat rendah. Salah satu hambatannya adalah tingkat ekonomi yang rendah
karena alat kontrasepsi yang tidak lagi disubsidi. Akan tetapi untuk masyarakat
miskin biaya ini ditanggung oleh jaminan kesehatan masyarakat miskin sehingga
jumlah peserta KB aktif diharapkan dapat meningkat pada tahun mendatang.
7. Tempat-Tempat Umum
Tempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan
pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,
penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan
pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar
pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip
hygiene dan sanitasi makanan. Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi
masyarakat dan konsumen terhadap penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan dan
mencegah keracunan makanan. Upaya tersebut pada dasarnya menyangkut orang yang
menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahannya, kendala dan
permasalahan yang belum dapat ditangani adalah masih rendah hygiene dan sanitasi tempat
pengolahan makanan.
Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan
tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :
1. Jasa Boga
Pemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian sertifikasi
jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat.
Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45 sarana yang telah dari 45
sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%) memenuhi syarat. Sampai tahun
2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat sebanyak 34
(23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa boga yang terdaftardidinas kesehatan.
Upaya yang telah dilakukan untuk menigkatkan presentase jasa boga yang memiliki
sertifikat laik sehat adalah mengadakan kursus hygiene sanitasi yang dilakukan secara
periodic dan membuat surat edaran bahwa semua jasa boga penyedia makanan
karyawan untuk perusahaan yang menyediakan karyawan wajib memiliki sertifikat
laik sehat. Uji petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap sampel makanan,
usap dubur penjamah dan usap alat yang digunakan dalam mengolah makanan.
2. Rumah Makan/Restoran
Hasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran yang
diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat (85%). Selain
itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang memiliki
sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%).
3. Industri Rumah Tangga Pangan
Hasil Pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan yang dilakukan pada tahun
2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah
tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik
pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana industri
rumah tangga pangan yang telah memiliki, Sertifikat Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industri rumah tangga pangan yang ingin
mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT).
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industri rumah tangga pangan yang
memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi
pengusaha dan penanggungjawab produksi. Uji petik pemeriksaan kualitas makanan
hasil industri rumah tangga pangan dilakukan pada berbahaya (formalin, boraks,
rhodamin b, methanyl yellow).
4. Depot Air Minum
Hasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan di
100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih rendahnya
sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih rendahnya hiegene
sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik pemeriksaan depot air
minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik secara kimia, fisika, dan
bakteriologi.Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana
yang memiliki sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum
yang memiliki sertifikat sehat adalah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan
operasional tanpa rekomendasi dari Dinas Kesehatan.
5. Angka Bebas Jentik
Nyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam
berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan
dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat
perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi masyarakat
agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling efektif untuk
memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas Jentik (ABJ)
pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971 rumah/bangunan,
sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan jentik nyamuk.
Diperlukandukungan dari semua pihak untuk mendorong kebiasaan pemberantasan
nyamuk secara teratur.
6. Institusi Yang Dibina
Institusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan
perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan,
ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta persyaratan
kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada sebanyak 2.711
(67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.
2.8 Data Puskemas Tegal Angus
1. TB Paru
Berdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB
Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus, didapatkan
kasus baru pada:
Laki-laki : 26 orang dari 27.671 orang
Perempuan : 21 orang dari 26.160 orang
Total : 48 orang dari 53.831 orang
Kasus lama : (-)
a) Angka insiden per 100.000 penduduk:
Laki-laki : 94.0
Perempuan : 80.0
Total : 89.1
b) Jumlah BTA (+)
Laki-laki : 13 orang
Perempuan : 14 orang
Total : 27 orang
c) CDR
Laki-laki : 48.15
Perempuan : 50.0
Total : 49.09
Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
2. Diare
Berdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:
a) Jumlah perkiraan kasus:
Laki-laki : 1.170 orang dari 27.671 orang
Perempuan : 1.107 orang dari 26.160 orang
Total : 2.277 orang dari 53.831 orang
b) Jumlah kasus yang ditangani
Laki laki : 394 orang (33.7%)
Perempuan : 553 orang (50%)
Total : 947 orang (41.6%)
Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
3. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Berdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
yaitu:
a) Jumlah ibu yang bersalin : 928 orang dari 1.025 persalinan
b) Jumlah ibu yang nifas : 1.025 orang
Yankes : 1.022 orang
Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus 2012
4. Kepemilikan Jamban
a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan
puskesmas:
1. Jumlah keluarga : 12.421
2. Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 4.968
3. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117
4. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 103
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013
5. Tempat Sampah
a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan dan
puskesmas:
1. Jumlah keluarga : 12.421
2. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 3.106
3. Keluarga yng diperiksa : 117
4. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013
6. Air Minum
a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut
kecamatan puskesmas:
1. Jumlah keluarga : 12.421
2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117
b) Jenis sarana air minum
1. Kemasan : (-)
2. Ledeng : 25 keluarga
3. Air isi ulang : 89 keluarga
4. Sumur terlindung : 3 keluarga
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013
7. Sarana dan Akses Air Bersih
a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut
kecamatan dan puskesmas
1. Jumlah keluarga : 12.421
2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117
Jenis sarana air bersih
1. PDAM : 4 keluarga
2. SGL : 31 keluarga
3. Sumur Bor : 82 keluarga
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013
8. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
a) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut kecamatan
dan puskesmas
1. Jumlah keluarga : 12.421
2. Keluarga yang diperiksa :1.260
3. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS : 183
Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 2013
9. Sepuluh Besar Penyakit
Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) puskesmas Tegal Angus
didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada
tahun 2012 menurut semua golongan umur seperti diagram berikut ini :
Tabel 15. Angka Kejadian 10 Besar Penyakit Januari – Juni 2014
No. Penyakit Jumlah Kejadian
1 ISPA 1533
2
Demam yang tidak
diketahui
penyebabnya
1468
3 Sakit kepala 1098
4 Batuk 923
5 Dermatitis 884
6 Hipertensi Esensial 526
7 Gastritis 499
8 Konjungtivitis 385
9 Diare 314
10 TBC 302
ISPA35%
demam15%
Dermatitis11%
Batuk 7%
Obs febris7%
Hipertensi Esensial7%
Gastritis7%
Sakit kepala
6%Diare
5%
Diagram 1 Sepuluh besar penyakit puskesmas tegal angus bulan januari tahun 2014
ISPA
DERMATITIS DAN LAIN-LAIN
DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA
DIABETES MELITUS YTT
HIPERTENSI ESSENSIAL
BATUK
SAKIT KEPALA
GASTRITIS DAN DUODENUM YANG DISERTAI PERDARAHAN LAMBUNG
MYALGIA
TUBERKULOSIS PARU KLINIS ( SIMPLEK)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap Peserta
Jamkesmas di Puskesmas Tegal Angus bulan Januari 2014
Tabel 16. Sarana Pelayanan Kesehatan
No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1 Poskesdes 1 Unit
2 Pos KB Keluarga -
3 Posyandu 6 Unit
4 Pos Mandiri -
5 Klinik Bersalin/ BKIA -
6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit
7 Praktek Bidan 4 Unit
8 Paraji 4 Orang
9 Keluarga Berencana
a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -
-
b. Jumlah Pasangan Usia Subur
(PUS) : 334 Pasang
c. Jumlah Akseptor KB :
1) Pil : 127 orang
2) IUD : 14 orang
3) Kondom : - orang
4) Suntik : 190 orang
5) Implan : 13 orang
Gambaran Umum Keluarga Binaan
Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari 6 keluarga, yaitu :
1. Keluarga Ny. Eroh
2. Keluarga Tn. Saman
3. Keluarga Tn. Sarwan
4. Keluarga Ny. Unah
5. Keluarga Tn. Peyang
6. Keluarga Tn. Munar
Keluarga binaan bertempat di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir, RT 03/RW
06, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, kami laksanakan
dari tanggal 17 Maret sampai 28 Maret 2015. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan
kami adalah sebagai berikut :
Gambar 1.3 Denah Umum Keluarga Binaan
I.3.1. Keluarga Binaan Tn.Munar
I.3.1.1. Data Dasar Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn.Munar yang memiliki empat orang anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:
NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)Pendidikan Pekerjaan
Penghasilan
Perbulan
Tn. MunarKepala
KeluargaLaki – laki 40 th SD Nelayan
Rp. 500.000 –
Rp. 700.000
Ny. Sina Istri Perempuan 35 th SD Pedagang Rp. 250.000
Tn.AdiAnak
kandungLaki-laki 20 th SMP Buruh Pabrik -
An.MimiAnak
kandungPerempuan 9 th SD Siswa -
I.3.1.2. Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn.Munar tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 10 meter
dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras
beralaskan keramik dan dibatasi dengan pagar tembok setinggi 30 cm. Dinding rumah terbuat
dari tembok pada bagian depan, samping kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai
rumah terbuat dari keramik. Atap rumah terbuat dariasbes.
Rumah Tn.Munar terdiri dari empat ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan
ruang keluarga dengan luas sekitar 3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2
x 1 meter, sebuah dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 2 meter.
Sistem ventilasi rumah Tn.Munarbelum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik
karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang memiliki
pencahayaan yang baik. Ventilasi berupa kotak-kotak tanpa berpenyekat berjumlah 5 buah.
Masing-masing ventilasi tersebut berukuran 20 x 20sentimeter. Untuk kamar tidur, seluruhnya
tidak disertai dengan jendela. Di dalam rumah Tn.Munar terdapat lampu disetiap kamarnya yang
hanya digunakan pada malam hari.
Keluarga Tn.Munar tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM
bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Sina
I.3.1.3. Lingkungan pemukiman
Rumah keluarga Tn.Munar terletak di lingkungan yang padat penduduk, terdapat jarak
antara rumah.
Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Munar membuang limbah rumah tangga ke
sungai tanpa memakai saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba, pekarangan di depan
rumah Ny. Muniroh sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir setinggi 30
cm. Saat air laut naik, air sungai disamping rumahnya ikut naik sampai masuk ke dalam
rumahnya. Keluarga Tn. Munar tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.
I.3.1.4. Pola Makan
Keluarga Tn. Munar mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pagi,
siang, dan sore hari . Ny. Sina sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan
menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan yang disajikan
setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, tempe.
Keluarga Tn. Munarjarang mengkonsumsi sayur. Keluarga Tn. Munar paling sering
memakan tahu dan tempe dengan minyak goreng yang jarang diganti, karena menurut Tn. Munar
masih dapat digunakan. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau.
I.3.1.5. Status Gizi
Status gizi keluarga Tn. Munar dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.
I.3.1.6. Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak
Kelahiran anak pertama Ny. Sina pada tahun 1989. Anak Kedua pada tahun 1992, anak
ketiga pada tahun 1995, anak keempat pada tahun 2002. Semua anak Ny. Sina lahir secara
normal yang selama masa kehamilan, selama hamil Ny. Sina memeriksakan kehamilan ke dukun
apabila ada keluhan, namun ia sendiri tidak ingat waktu pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Sina
memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan
dengan MT-ASI selama 2 tahun.
Semua anak Ny. Sinatidak pernah diimunisasi.
I.3.1.7. Pengetahuan
KeluargaNy. Sina terutama suaminya Tn. Munar mempunyai kebiasaan merokok, namun
ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari membuat
keluarga Ny. Sina tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan bekerja tidak
perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Sina biasa mencuci tangan menggunakan air mengalir dan
menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, karena menurut mereka cuci
tangan itu penting untuk kesehatan.Keluarga Ny. Sina selalu memakai alas kaki saat keluar dari
rumah, karena menurut meraka dengan menggunakan alas kaki dapat mencegah terjadinya
penyakit.
I.3.1.8. Kebiasaan berobat
Keluarga Tn. Munar selaluberobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. munar sering
kali mengeluhkan sakit pinggang, diare, batuk flu, akibat terlalu lelah sehabis berdagang. Tn.
Munar juga mengeluhkan nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk yang sudah diderita sejak lama, tapi
tidak pernah berobat ke puskesmas.Keluarga Tn. Munar sering kali mengobati sakitnya sendiri
apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.
I.3.1.9. Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tabel.1.14 Faktor Internal Keluarga Ny. Sina
No Kriteria Permasalahan
1.Kebiasaan
MerokokTn. Munar mempunyai kebiasaan merokok
2. Olah Raga Keluarga Tn. Munar tidak atau jarang berolahraga.
3 Pola Makan
Makan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,
dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe namun
jarang memakan sayur mayor dan buah-buahan.
Jarang mengkonsumsi daging, Ny. Sina kerap kali
meyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi
seimbang. Kebutuhan susu sebagai penyempurna
asupan gizi anak juga tidak tercukupi secara baik
karena adanya masalah keuangan.
4Pola Pencarian
PengobatanBerobat ke bidan desa
5 Menabung Keluarga Ny. Sina tidak menabung
6Aktivitas Sehari –
hari
Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu bekerja sebagai
pedagang
Tabel 1.15 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Sina
Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Munar di Desa Tanjung Pasir
RT/RW 003/006, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam
permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:
Non-medis:
o Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok
o Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cair
Medis:
1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis
2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA
3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan penyakit hipertensi
4. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 5 x 10 meter.
2 Ruangan Dalam Rumah Terdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.
3 VentilasiTerdapat 24 ventilasi yang berupa kota-kotak di
dalam rumah berukuran 30 x 30 sentimeter.
4 PencahayaanPencahayaan dirumahkurang baik, jendela jarang
dibuka setiap pagi hari menjelang sore hari.
5 MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak
memilikiseptik tank
6 Sumber Air
Air bersih didapatkan dari PAM dengan cara
dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi,
sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn.
Munar menggunakan air gallon.
7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke
laut tanpa menggunakan saluran pembuangan
8Tempat Pembuangan
SampahSampah dibuang ke sungai
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah tidak berhimpitan dengan rumah lain.
I.3.2.Keluarga Binaan Tn.Peyang
I.3.2.1. Data Dasar Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn.Peyang yang memiliki tiga orang anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:
NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)Pendidikan Pekerjaan
Penghasilan
Perbulan
Tn. PeyangKepala
KeluargaLaki – laki 28 th SD Nelayan
Rp. 500.000 –
Rp. 700.000
Ny. Lasmini Istri Perempuan 24 th SDIbu Rumah
Tangga-
An.PentinaAnak
kandungPerempuan 7 th SD Siswi -
I.3.2.2. Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn.Peyang tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 8 meter dan
tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras
beralaskan tanah dan tidak dibatasi oleh apapun. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu,
samping kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari tanah yang
ditutupi oleh bekas spanduk. Atap rumah terbuat dari genting.
Rumah Tn.Peyang terdiri dari tiga ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang
keluarga dengan luas sekitar 2 x 1 meter, 1 buah kamar tidur dengan luas 2 x 1 meter, sebuah
dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 1 meter.
Sistem ventilasi rumah Tn.Peyang belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik
karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang tidak memiliki
pencahayaan yang baik.Tidak ada ventilasi sama sekali.Rumah tidak dilengkapi dengan jendela.
Di dalam rumah Tn.Peyang terdapat lampu hanya pada ruang tamu dan kamar digunakan pada
malam hari.
Keluarga Tn.Peyang tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM
bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Lasmini
I.3.2.3. Lingkungan pemukiman
Rumah keluarga Tn.Peyang terletak di lingkungan yang padat penduduk, tidak terdapat
jarak antara rumah.
Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn.Peyang membuang limbah rumah tangga ke
sungai tanpa memakai saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba, pekarangan di depan
rumah sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir setinggi 30 cm. Saat air
laut naik, air sungai disamping rumahnya ikut naik sampai masuk ke dalam rumahnya. Keluarga
Tn. Peyang tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.
I.3.2.3. Pola Makan
Keluarga Tn. Peyang mempunyai pola makan sebanyak dua kali dalam sehari, pada
waktu yang tidak tentu . Ny. Lasmini sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam
memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari. Makanan
yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tempe, dan sayur.
Keluarga Tn. Munar paling sering memakan tempe dan sayur. Air minum berasal dari air
PAM yang jernih dan tidak berbau.
I.3.2.4 Status Gizi
Status gizi keluarga Tn. Peyang dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.
I.3.2.5 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak
Kelahiran anak Tn. Peyang pada tahun 2009. Anak Tn. Peyang lahir secara normal yang
selama masa kehamilan,Ny. Lasmini hanya kontrol 4 kali selama hamil, namun ia sendiri tidak
ingat waktu pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Lasmini memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut
dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2 tahun.
Anak Ny. Lasminitidak pernah diimunisasi.
I.3.2.6 Pengetahuan
Keluarga Ny. Lasmini terutama suaminya Tn. Peyang mempunyai kebiasaan merokok,
namun ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari
membuat keluarga Ny. Lasmini tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan
bekerja tidak perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Lasmini biasa mencuci tangan menggunakan
air mengalir dan menggunakan sabun, karena menurut mereka cuci tangan itu penting untuk
kesehatan.Keluarga Ny. Lasmini selalu memakai alas kaki saat keluar dari rumah, karena
menurut meraka dengan menggunakan alas kaki dapat mencegah terjadinya penyakit.
I.3.2.7 Kebiasaan berobat
Keluarga Tn. Peyang selalu berobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. Peyang tidak
mempunyai keluhan pada saat ini.Keluarga Tn. Peyang sering kali mengobati sakitnya sendiri
apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.
I.3.2.8 Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. Lasmini
Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Lasmini
No Kriteria Permasalahan
1.Kebiasaan
MerokokTn. Matsirat tidak mempunyai kebiasaan merokok
2. Olah Raga Keluarga Tn. Matsirat tidak atau jarang berolahraga.
3 Pola Makan
Makan 2 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,
dengan lauk seperti ikan, tempe serta sayur mayur.
Jarang mengkonsumsi daging, Untuk konsumsi sayur
Tn. Peyang mengetahui bahwa sayur merupakan
komponen penting makanan sehari – hari. Kebutuhan
susu sebagai penyempurna asupan gizi anak juga tidak
tercukupi secara baik karena adanya masalah
keuangan.
4Pola Pencarian
PengobatanBerobat ke Bidan desa
5 Menabung Keluarga Ny. Lasmini tidak menabung
6Aktivitas Sehari –
hari
Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai ibu rumah
tangga
Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Peyang di Desa Tanjung
PasirRT/RW 003/006,Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai
macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:
Non-medis:
1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok
2. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan limbah cair
3. Kurang kesadaran dalam membuat ventilasi dan sirkulasi udara dalam rumah
Medis:
1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis
2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA
3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris
I.3.3. Keluarga Binaan Tn. Sueb
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 5 x 8 meter.
2 Ruangan Dalam Rumah Terdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.
3 Ventilasi Tidak terdapat ventilasidi dalam rumah
4 PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik, tidak
terdapat jendela
5 MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak
memiliki septik tank
6 Sumber Air
Air bersih didapatkan dari PAM dengan cara
dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi,
sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn.
Peyang menggunakan air gallon.
7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke
laut tanpa menggunakan saluran pembuangan
8Tempat Pembuangan
SampahSampah dibuang ke sungai
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.
I.3.3.1. Data Dasar Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn.Sueb yang memiliki dua orang anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah. Kedua anggota keluarga tersebut adalah:
NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)Pendidikan Pekerjaan
Penghasilan
Perbulan
Tn. SuebKepala
KeluargaLaki – laki 56 th SD Nelayan
Rp. 500.000 –
Rp. 700.000
Ny. Unah Istri Perempuan 46 thTidak
sekolah
Ibu Rumah
Tangga-
I.3.3.2. Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn.Sueb tinggal di rumah sendri dengan luas bangunan sekitar 5 x 10 meter dan
tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras dengan luas sekitar 1 x 1,5 meter, teras
beralaskan tanah dan dibatasi pagar bambu. Dinding rumah terbuat dari bilik bambu, samping
kanan, kiri, dinding dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari keramik.Atap rumah
terbuat dari asbes.
Rumah Tn. Sueb terdiri dari tiga ruangan yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan ruang
keluarga dengan luas sekitar 3 x 1 meter, 1 buah kamar tidur dengan luas 2 x 2 meter, sebuah
dapur dan tempat cuci piring dengan luas sekitar 3 x 1 meter.
Sistem ventilasi rumah Tn. Sueb belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik
karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 30% dari luas lantai rumah, yang tidak memiliki
pencahayaan yang baik.Tidak ada ventilasi sama sekali. Rumah tidak dilengkapi dengan jendela.
Di dalam rumah Tn. Suebterdapat lampu hanya pada ruang tamu dan kamar digunakan pada
malam hari.
Keluarga Tn. Sueb tidak memiliki sumber air. Air biasanya dibeli dari penjual air PAM
bergerobak untuk kebutuhan sehari- hari seperti mandi,memasak,minum dan mencuci.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Unah
I.3.3.3 Lingkungan pemukiman
Rumah keluarga Tn.Sueb terletak di lingkungan yang padat penduduk, terdapat jarak
antara rumah.
Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Sueb membuang limbah rumah tangga ke
kolam belakang rumah tanpa menggunakan saluran pembuangan. Apabila musim hujan tiba,
pekarangan di depan rumah sering tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan banjir
setinggi 30 cm.. Keluarga Tn. Sueb tidak memiliki hewan ternak di rumahnya.
I.3.3.4 Pola Makan
Keluarga Tn. Sueb mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari . Ny. Unah
sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk
suaminya setiap hari. Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa
ikan, tempe, tahu dan sayur.
Keluarga Tn. Munar paling sering memakan tempe dan sayur. Air minum berasal dari air
PAM yang jernih dan tidak berbau.
I.3.3.5 Status Gizi
Status gizi keluarga Tn. Sueb dalam batas normal sesuai dengan BB/TB/umur.
I.3.3.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak
Kelahiran anak pertama Ny. Unah pada tahun 1980. Anak Kedua pada tahun 1982.
Semua anak Ny. Unah lahir secara normal di bantu oleh dukun dan selama masa kehamilan Ny.
Unah tidak pernah kontrol selama hamil. Setelah lahir Ny. Unah memberi ASI selama 6 bulan,
hal tersebut dikarenakan wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2
tahun.
Semua anak Ny. Unah tidak pernah diimunisasi.
I.3.3.7 Pengetahuan
Keluarga Ny. Unah terutama suaminya Tn. Sueb mempunyai kebiasaan merokok, namun
ia mengerti tentang bahaya merokok. Kesibukan kerja dari pagi sampai sore hari membuat
keluarga Ny. unah tidak sempat untuk berolahraga, karena menurut mereka dengan bekerja tidak
perlu lagi berolahraga. Keluarga Ny. Unah biasa mencuci tangan menggunakan air mengalir dan
menggunakan sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas, karena menurut mereka cuci
tangan itu penting untuk kesehatan.Keluarga Ny. Unah jarang memakai alas kaki saat keluar dari
rumah, sebenarnya Ny. Unah mengetahui bahwa memakai alas kaki keluar rumah itu penting
tetapi Ny. Unah sering lupa atau malas.
I.3.3.8 Kebiasaan berobat
Keluarga Tn. Sueb selalu berobat ke Bidan desa terdekat. Keluarga Tn. Sueb sering
mempunyai keluhan nyeri pinggang, kesemutan.Keluarga Tn. Sueb sering kali mengobati
sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.
1.2.1.1 Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. Unah
Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Unah
No Kriteria Permasalahan
1.Kebiasaan
MerokokTn. Sueb mempunyai kebiasaan merokok
2. Olah Raga Keluarga Tn. Sueb tidak atau jarang berolahraga.
3 Pola Makan
Makan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,
tempe, tahudengan lauk seperti ikan, serta sayur
mayur. Jarang mengkonsumsi daging, Untuk
konsumsi sayur Tn. Sueb mengetahui bahwa sayur
merupakan komponen penting makanan sehari – hari.
Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi
juga tidak tercukupi secara baik karena adanya
masalah keuangan.
4Pola Pencarian
PengobatanBerobat ke Bidan desa
5 Menabung Keluarga Ny. Unah tidak menabung
6Aktivitas Sehari –
hari
Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai ibu rumah
tangga
Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Munar diDesa Tanjung Pasir
RT/RW 003/006, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam
permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:
Non-medis:
1. Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok
2. Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan
limbah cair
3. Kurangnya kesadaran untuk melindungi diri sendiri dengan memakai alas
kaki keluar rumah
Medis:
1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis
2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA
3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan penyakit hipertensi
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 5 x 10 meter.
2 Ruangan Dalam Rumah Terdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang tamu.
3 Ventilasi Tidak terdapat ventilasi di dalam rumah
4 PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik, tidak
terdapat jendela
5 MCKKeluarga ini tidak memiliki jamban, dan tidak
memiliki septik tank
6 Sumber Air
Air bersih didapatkan dari PAM dengan cara
dibeli yang digunakan untuk mencuci, mandi,
sedangkan untuk masak dan minum keluarga Tn.
Sueb menggunakan air gallon.
7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah dialirkan ke sungai yang mengarah ke
laut tanpa menggunakan saluran pembuangan
8Tempat Pembuangan
SampahSampah dibuang ke kolam belakang rumah
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah tidak berhimpitan dengan rumah lain.
I.3.4 Keluarga binaan Tn. Saman
I.3.4.1 Data Dasar Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Saman yang memiliki tiga orang anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah. Ketiga anggota keluarga tersebut adalah:
NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)Pendidikan Pekerjaan
Penghasilan
Perbulan
Tn. SamanKepala
KeluargaLaki – laki 55 tahun - Nelayan Rp. 900.000
Ny. Isah Istri Perempuan 40 tahun SDBuruh
pabrikRp. 990.000
An. RiniAnak
kandungPerempuan 15 tahun SMP
Buruh
pabrikRp. 990.000
An. RyanAnak
kandungLaki-laki 10 tahun SD Pelajar -
I.3.4.2 Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn. Saman tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 4 x 6 meter dan
tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras . Dinding rumah terbuat dari bilik bambu pada
bagian depan, samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari tanah. Atap rumah terbuat dari
genteng yang disusun dan tidak mempunyai plafon dan berangka kayu.
Rumah Tn. Saman terdiri dari 3 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas sekitar
3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 2 meter, dapur dengan luas 1 x
1,5 meter, dan terdapat tempat untuk mencuci dengan luas 1 x 1 meter, tidak ada saluran limbah
cair rumah tangga, limbah cair langsung di buang ke sungai yang terdapat tepat di belakang
rumah. Sistem ventilasi rumah Tn. Saman belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik
karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah. Tidak Terdapat
ventilasi . Di dalam rumah Tn. Saman terdapat lampu neon putih disetiap kamarnya, di kamar
mandi, di ruang tamu.
Keluarga Tn. Saman tidak memiliki sumber air bersih.
Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air besar,
yang pembuangannya melalui dibuang ke jalan belakang rumah.
Tidak terdapat halaman pada rumah keluarga Tn. Saman karena berdempetan dengan rumah
tetangga dan di lingkungan sekitar terdapat banyak sampah
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn. Saman
I.3.4.3 Lingkungan pemukiman
Rumah keluarga Tn. Saman terletak di lingkunyan padat penduduk, tidak ada jarak antara
rumah.
Untuk pembuangan limbah cair rumah tangga, keluarga Tn. Saman membuang limbah
cair ke sungai yang terdapat tepat dibelakang rumah, di buang langsung tanpa adanya pipa.
Apabila musim hujan, pekarangan Tn. Saman sering tergenang air hujan dan hingga terjadi
banjir yang setinggi betis.
I.3.4.4 Pola Makan
Keluarga Tn. Saman sehari-harinya makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam.
Ny. Isah sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dalam memasak dan menyiapkan
makanan. Setiap harinya keluarga Tn. Saman menkonsumsi ikan, sayur, tahu, dan tempe. Jarang
mengkonsumsi ayam dan daging.
Keluarga Tn. Saman menggunakan garam beryodium sebagai bumbu pelengkap
masakan. Setiap harinya banyak mengkonsumsi air putih yang dimasak dari air PAM.
I.3.4.5 Status Gizi
Keluarga Tn. Saman, memiliki status gizi yang kurang. Karena dari pola makan jarang
mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna. Dari penampilan Tn. Saman, istri, dan kedua anak tampak
kurus
I.3.4.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak
Kelahiran anak pertama Ny. Isah pada tahun 2000, dan anak kedua pada tahun 2005.
Kedua anak tersebut lahir secara normal, dengan usia kehamilan yang cukup. Selama hamil Ny.
Isah rutin kontrol ke bidan, tapi tidak ingat berapa kali kontrol di lakukan dan waktu
pemeriksaan. Setelah lahir Ny. Isah memberikan ASI kepada anaknya selama 6 bulan karena di
wajibkan, di bulan berikutnya dilanjutkan dengan MP-ASI selama 2 tahun.
Kedua anak Ny. Isah mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan yang
diadakan oleh puskesmas setempat.
I.3.4.7 Pengetahuan
Tn. Saman memiliki kebiasaan merokok, meskipun sebenarnya Tn. Saman menyadari
bahayanya merokok. Keluarga Tn. Saman jarang berolahraga, dengan alasan tidak memiliki
waktu untuk melakukan olahraga. Tn. Saman dan keluarga rajin melakukan cuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas, sebelum dan sesudah makan. Dalam
keluarga juga menggunakan alas kaki saat keluar rumah, karena mereka menyadari
menggunakan alas kaki dapat mencegah penyakit.
I.3.4.8 Kebiasaan berobat
Keluarga Tn. Saman jarang berobat ke puskesmas, jika sedang menderita sakit biasanya
hanya dengan membeli obat-obatan di warung, kecuali jika kedua anak Tn. Saman yang sakit,
maka akan segera dibawa berobat ke puskesmas terdekat (Puskesmas Tegal Angus).
Penyakit yang sering dikeluhkan dalam keluarga Tn. Saman adalah batuk, flu, demam,
diare dan gatal-gatal, terutama pada musim hujan dan banjir.
I.3.4.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Tn. Saman
Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Saman
No Kriteria Permasalahan
1.Kebiasaan
MerokokTn. Saman memiliki kebiasaan merokok
2. Olah Raga Keluarga Tn. Matsirat tidak atau jarang berolahraga.
3 Pola Makan
Makan 3 kali sehari, dengan lauk seperti ikan, tahu
atau tempe serta sayur mayor dan buah-buahan. Jarang
mengkonsumsi daging,
4Pola Pencarian
Pengobatan
Jarang berobat ke puskesmas, biasanya hanya
membeli obat di warung. Kecuali jika anak yang sakit,
segera di bawa ke puskesmas terdekat
5Aktivitas sehari-
hari
Ayah bekerja sebagai nelayan, ibu bekerja sebagai
buruh pabrik, dan anak pertama bekerja juga sebagai
buruh pabrik
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada keluarga Tn. Saman di kampung
Garapan, didapatkan beberapa permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu :
Non-medis:
Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok
Kurangnya perilaku untuk membiasakan berolahraga
Kurangnya perilaku mengenai saluran pembuangan limbah cair rumah
tangga .
Kurangnya pengetahuan mengenai resiko kepadatan hunian yang
terdapat disekitar wilayah tersebut
Medis:
Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan dermatitis
Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare
Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA
Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan febris
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 4 x 6 meter.
2 Ruangan Dalam RumahTerdapat 3 ruangan : 1 ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 dapur, 1 tempat untuk mencuci.
3 Ventilasi Tidak terdapat ventilasi
4 PencahayaanPencahayaan rumah kurang baik, karena tidak
terdapat jendela.
5 MCKRumah keluarga Tn. Saman tidak memiliki
jamban
6 Sumber Air Air bersih didapatkan dengan cara membeli
7 Saluran Pembuangan LimbahLimbah langsung di buang ke sungai yang
berada tepat di belakang rumah
8Tempat Pembuangan
SampahSampah ditumpuk dan dibakar di depan rumah.
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.
I.3.5 Keluarga Binaan Ny. Eroh
I.3.5.1 Data Dasar Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Ny. Eroh yang memiliki dua orang anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah. Kedua anggota keluarga tersebut adalah:
NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)Pendidikan Pekerjaan
Penghasilan
Perbulan
Ny. ErohKepala
KeluargaPerempuan 55 tahun SD
Ibu rumah
tangga-
Tn. IkwanAnak
kandungLaki-laki 19 tahun SMP Nelayan Rp. 900.000
An. AmeliaCucu
kandungPerempuan 10 tahun SD Pelajar -
I.3.5.2 Bangunan tempat tinggal
Keluarga Ny. Eroh. tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 6 x 5 meter
dan tidak bertingkat. Di depan rumah terdapat teras. Dinding rumah terbuat dari bata berplester
dan di cat pada bagian depan, samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap
rumah terbuat dari genteng yang disusun dan mempunyai plafon dan berangka kayu.
Rumah Ny. Eroh terdiri dari 4 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas
sekitar 3 x 2 meter, 2 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 2 meter, dan luas dapur 7
x 1,5 meter
Sistem ventilasi rumah Ny. Eroh belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik
karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah.. Di dalam rumah Ny
Eroh terdapat lampu neon putih disetiap kamarnya, dan di ruang tamu.
Keluarga Ny Eroh tidak memiliki sumber air bersih sendiri dan membeli air untuk
keperluan sehari-hari.
Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air
besar, hanya tempat untuk mencuci. Tidak terdapat saluran untuk pembuangan limbah cair. Di
depan rumah Ny. Eroh terdapat banyak sampah dan tidak terdapat tanaman ataupun pohon
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Eroh
I.3.6.3 Lingkungan pemukiman
Rumah keluarga Ny. Eroh terletak di lingkungan yang padat penduduk, tidak ada jarak
antara rumah.
Untuk pembuangan limbah, keluarga Ny. Eroh membuang limbah rumah tangga di
belakang rumah tanpa menggunakan saluran limbah. Apabila musim hujan tiba, pekarangan
rumah Ny. Eroh banjir setinggi betis. Keluarga Ny. Eroh tidak memiliki hewan ternak di
rumahnya
I.3.6.4 Pola Makan
Keluarga Ny. Eroh mempunyai pola makan sebanyak tiga kali dalam sehari, yaitu pagi,
siang, dan malam hari . Ny. Eroh sebagai ibu rumah tangga yang betanggung jawab memasak
dan menyiapkan makanan untuk anggota keluarga setiap hari. Makanan yang disajikan berupa
nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, dan tempe, terkadang dapat berupa sayur, daging, dan
ayam. Bahan yang akan dimasak dicuci terlebih dahulu dengan air bersih.
Ny. Eroh menggunakan garam beryodium sebagai bumbu pelengkap pada keluarganya,
Ny. Eroh dan keluarga jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan. Keluarga Ny. Eroh
jarang mengkonsumsi lemak yang berasal dari daging sapi. Keluarga Ny. Eroh paling sering
memakan ikan, tempe, dan tahu dengan minyak goreng yang jarang diganti, karena Ny. Eroh
berpikir minyak goreng tersebut masih dapat digunakan. Keluarga Ny. Eroh banyak minum air
putih sehari harinya. Air minum berasal dari air PAM yang jernih dan tidak berbau.
I.3.6.5 Status Gizi
Keluarga Ny. Eroh, memiliki status gizi yang kurang. Karena dari pola makan jarang
mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna. Dari penampilan anak dan cucu Ny. Eroh tampak kurus.
I.3.6.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak
Kelahiran anak pertama Ny. Eroh pada tahun 1994. Anak Kedua pada tahun 1995. Kedua
anak Ny. Eroh lahir secara normal, selama kehamilan Ny. Eroh rajin mengontrol kehamilannya
ke bidan. Setelah lahir, kedua anak Ny. Eroh diberikan ASI selama 6 bulan, begitu berusia 7
bulan, kedua anak Ny. Eroh diberikan MP-ASI.
Kedua anak Ny. Eroh mendapatkan imusasi lengkap, dan di imunisasi sesuai yang di
jadwalkan oleh puskesmas setempat.
I.3.6.7 Pengetahuan
Di keluarga Ny. Roh terutama An. Ikwan memiliki kebiasaan merokok, walaupun
mengerti tentang bahayanya merokok. Ny. Roh dan anggota keluarga lainnya tidak sempat untuk
melakukan olahraga karena sibuk bekerja, dan berpikir bekerja sama dengan berolahraga.
Keluarga Ny. Roh mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas dengan
menggunakan air bersih. Saat keluar rumah keluarga Ny. Roh menggunakan alas kaki, tapi jika
jaraknya dekat terkadang tidak menggunakan alas kaki.
I.3.6.8 Kebiasaan berobat
Keluarga Ny. Eroh selalu berobat ke puskesmas, terkadang ke pengobatan herbal. Ny.
Eroh mengeluhkan memiliki penyakit tekanan darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, sering
mengeluhkan sakit kepala dan telinga berdengung, biasanya Ny. Eroh berobat ke puskesmas
jika obatnya habis, tapi terkadang Ny. Eroh tidak dapat kontrol ke puskesmas karena tidak
memiliki transportasi. Jika musim hujan dan banjir, keluarga Ny. Eroh sering menderita diare,
batuk, dan flu. Biasanya hanya dengan mengkonsumsi obat warung.
I.3.6.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Ny. Eroh
Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Eroh
No Kriteria Permasalahan
1.Kebiasaan
MerokokAn. Ikwan mempunyai kebiasaan merokok
2. Olah Raga Keluarga Ny. Eroh jarang berolahraga
3 Pola Makan
Makan 3 kali sehari, Makanan yang disajikan berupa
nasi dengan lauk dapat berupa ikan, tahu, dan tempe,
terkadang dapat berupa sayur, daging, dan ayam
jarang mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan
dan makanan berlemak yang berasal dari daging.
Sayur, buah-buahan, dan daging jarang di konsumsi,
dan anak juga tidak mendapatkan asupan susu sebagai
penyempurna gizi karena masalah keuangan dalam
keluarga.
4Pola Pencarian
PengobatanBerobat ke Puskesmas, dan ke bidan desa
5 Menabung Dengan menyimpan sebagian dari penhasilan
6Aktivitas Sehari –
hari
Anak laki-laki Ny. Roh bekerja sehari-hari sebagai
nelayan sedangkan Ny. Roh sebagai ibu rumah tangga.
Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Ny. Eroh di Desa Tanjung Pasir,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan berbagai macam permasalahan pada
keluarga tersebut, yaitu:
Non-medis:
1. Kurangnya perilaku buruk yaitu kebiasaan merokok
2. Kurang pengetahuan mengenai tentang pentingnya berolahraga
3. Kurangnya perilaku tentang pembuangan limbah cair yang tidak
memenuhi syarat kesehatan
4. Kurangnya pengetahuan tentang resiko mengenai hunian padat.
Medis:
1. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare
2. Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA
3. Kurangnya perilaku mengenai cara penangan penyakit hipertensi
1.2.2 Keluarga Binaan Tn. Sarwan
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 6x5 meter.
2 Ruangan Dalam RumahTerdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi,
1 ruang tamu.
3 Ventilasi
belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang
baik karena luas ventilasi rumahnya tidak
sampai 10% dari luas lantai rumah.
4 PencahayaanPencahayaan dirumah baik, jendela selalu dibuka
setiap pagi hari menjelang sore hari.
5 MCK Di rumah tidak terdapat jamban
6 Sumber Air Menggunakan air PAM yang di beli
7 Saluran Pembuangan Limbah Tidak terdapat saluran limbah cair rumah tangga
8Tempat Pembuangan
SampahSampah ditumpuk dan dibakar di depan rumah.
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.
1.2.2.1 Data Dasar Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Sarwan yang memiliki 4 orang anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah. Keempat anggota keluarga tersebut adalah:
NamaStatus
Keluarga
Jenis
Kelamin
Usia
(Tahun)Pendidikan Pekerjaan
Penghasilan
Perbulan
Tn. SarwanKepala
KeluargaLaki – laki 65 th SD - -
Ny. Rani Istri Perempuan 50 th - Pedagang 150.000-
200.000
Tn. AgusAnak
kandungLaki – laki 20 th SD Karyawan
900.000-
1.000.000
Tn. TiarohAnak
kandungLaki-laki 13 th SD Siswa -
1.2.2.2 Bangunan tempat tinggal
Keluarga Tn Sarwan tinggal di rumah pribadi dengan luas bangunan sekitar 4 x 7 meter dan
tidak bertingkat. Di depan rumah tidak terdapat teras . Dinding rumah terbuat dari bilik bambu,
samping kanan dan kiri. Lantai rumah terbuat dari pluran semen. Atap rumah terbuat dari
genteng yang disusun dan tidak mempunyai plafon dan berangka kayu.
Rumah Tn sarwan terdiri dari 3 ruangan yang terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas
sekitar 3 x 2 meter, 1 buah kamar tidur luas 2 x 2 meter, sebuah kamar mandi dengan luas
sekitar 3 x 2 meter.
Sistem ventilasi rumah Tn sarwan belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik
karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai 10% dari luas lantai rumah. Tidak Terdapat
ventilasi . Di dalam rumah Tn Sarwan tidak terdapat lampu baik disetiap kamarnya, di kamar
mandi, di ruang tamu.
Keluarga Tn Sarwan tidak memiliki sumber air bersih sendiri dan membeli air derigen
untuk keperluan sehari-hari.
Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tidak terdapa tempat untuk buang air
besar , yang pembuangannya dibuang ke jalan belakang rumah.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Tn.Sarwan
1.2.2.3 Lingkungan pemukiman
Rumah keluarga Tn. Sarwan terletak di lingkungan yang padat penduduk, jarak antara
satu rumah dengan rumah lainnya sekitar 50cm-100cm.
Untuk pembuangan limbah, keluarga Tn. Sarwan membuang limbah rumah tangga
langsung keluar ke jalan tanpa adanya saluran ataupun pipa. Terkadang jalan disamping tempat
cuci menjadi becek dan lembab. Apabila musim hujan jalanan juga terkadang menjadi lebih
becek sampai ke tempat cuci.
1.2.2.4 Pola Makan
Keluarga Tn. Sarwan mempunyai pola makan sebanyak dua sampai tiga kali dalam
sehari, yaitu pagi atau siang, dan malam hari. Ny. Rani sebagai ibu rumah tangga bertanggung
jawab dalam memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarganya setiap hari.
Makanan yang disajikan setiap hari berupa nasi dengan lauk dapat berupa tahgu, tempe, sayur,
ikan, terkadang dapat berupa daging ayam apabila mendapatkan uang lumayan banyak.
Tn. Sarwan berserta istri dan anaknya nya Tisoh dirumahnya menggunakan garam
beryodium apabila memasak. Keluarga tersebut sering mengkonsumsi sayur yang kadang
didapatkan dari sisa hasil dagang Ny. Rani atau memetik dari hasil tanaman yang ditanam
Tn.Sarwan. Keluarga Tn. Sarwan meminum air putih, tetapi tidak sering. Air minum berasal dari
air pam yang dibeli dari orang, air nya jernih dan tidak berbau. Untuk Tn.Agus, Tn.Agus bekerja
di pabrik dan biasanya makan makanan warteg dekat tempat kerjanya.
1.2.2.5 Status Gizi
Status gizi keluarga Tn. Sarwan kurang karena dari pola makan jarang mengkonsumsi
makanan 4 sehat 5 sempurna. Dan dilihat dari pola makan, tuan Sarwan makan hanya 2-3x atau
tidak teratur. Dan dari penampilan terlihat Tn.Sarwan dan Ny.Rani tampak kurus, tetapi anak
pertama dan keduanya tampak sehat dan gemuk.
1.2.2.6 Riwayat Obstetri dan Pola asuh ibu dan anak
Kelahiran anak pertama pada tahun 1995. Anak Kedua pada tahun 2002. Semua anak
Ny. Rani lahir secara normal yang selama masa kehamilan, Ny. Rani hanya kontrol apabila
terdapat tenaga kesehatan yang datang ke daerah dekat rumah, namun ia sendiri tidak ingat
waktu pemeriksaan. Ny.Rani ditolong oleh dukun saat melahirkan dan tidak ada penyakit setelah
melahirkan. Setelah lahir Ny. Rani memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan wajib
ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan makanan pendamping dan ASI selama 2 tahun.
Namun pemberian ASI tidak selalu karena Ny. Rani terkadang berdagang.
Semua anak Ny. Rani tidak diimunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan yang diadakan
oleh puskesmas setempat dan lupa imunisasi apa saja yang diberikan..
1.2.2.7 Pengetahuan
Tn. Sarwan memiliki kebiasaan merokok dan beliau kurang mengetahui bahaya dari
merokok. Keluarga Tn. Sarwan juga tidak memakai alas kaki saat keluar rumah Keluarga. Tn.
Sarwan tidak memiliki saluran pembuangan air limbah sendiri. Tn.Sarwan ingin membuat tapi
karena sekitar rumahnya tidak ada yang membangunnya sehingga Tn.Sarwan tidak membuat
saluran pembuangan air limbah, dan hanya membuangnya ke jalan belakang rumah, dan
membuat jalanan menjadi becek saat hujan.
1.2.2.8 Kebiasaan berobat
Keluarga Tn. Sarwan terkadang berobat ke Puskesmas terdekat (Puskesmas Tegal Angus)
dan terkadang ke tenaga kesehatan terdekat. Nanum lebih sering dengan meminum obat
warung. Keluarga Tn.Sarwan sering kali mengeluhkan penyakit gatal-gatal apabila musim
hujan, diare, batuk flu, demam, hal terebut juga dikarenakan terkadang hujan yang membuat
jalan sekitar rumah menjadi becek dan kotor. Keluarga Tn. Sarwan sering kali mengobati
sakitnya sendiri apabila tidak terlalu berat dengan membeli obat warung.
1.2.2.9 Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Tabel.1.11 Faktor Internal Keluarga Tn.Sarwan
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 7x4 meter.
2 Ruangan Dalam RumahTerdapat 1 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1
ruang tamu.
3 Ventilasi Terdapat tidak terdapat ventilasi.
4 PencahayaanPencahayaan dirumah kurang baik karena tidak ada
jendela.
5 MCKKeluarga ini hanya mempunyai tempat untuk mandi
dan cuci, tidak disertai jamban.
6 Sumber Air
Air bersih didapatkan dari air pam yang digunakan
untuk mencuci, mandi, sedangkan untuk masak dan
minum.
7 Saluran Pembuangan Limbah Limbah dialirkan ke belakang rumah dan saluran pipa.
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.
Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Muniroh
Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Tn. Sarwan di Kp.Garapan Desa
Tanjung Pasir RT/RW 003/006, didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga
tersebut, yaitu:
Non-medis:
o Perilaku yang buruk terhadap kebiasaan merokok
o Kurang pentingnya pencahayaan dan ventilasi dalam rumah
o Kurangnya perilaku tentang pentingnya saluran pembuangan limbah
No Kriteria Permasalahan
1.Kebiasaan
MerokokTn. Sarwan mempunyai kebiasaan merokok
2. Pola Makan
Makan 2-3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,
dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe serta sayur
mayur. Jarang mengkonsumsi daging. Kebutuhan susu
sebagai penyempurna asupan gizi anak juga tidak
tercukupi secara baik karena adanya masalah
keuangan.
4Pola Pencarian
Pengobatan
Tn.sarwan dan Ny.rani hanya berobat dengan obat
warung bila sakit, tetapi anak nya selalu dibawa ke
puskesmas apabila sakit.
o Kurangnya pengetahuan mengenai resiko kepadatan hunian yang terdapat
disekitar wilayah tersebut
Medis:
o Kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan diare
o Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan ISPA
o Kurangnya pengetahuan mengenai cara penangan penyakit dermatitis
Penentuan Area Masalah
I.3.1 Rumusan Area Masalah
Pada saat kunjungan ke kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, RT 05/RW 06,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, dianalisa data Puskesmas Tegal Angus,
mencakup angka kesakitan dan angka kematian. Kemudian dilakukan analisa data dari
Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah
Tanjung Pasir untuk menentukan prioritas masalah dengan metode Delphi. Setelah mendapatkan
data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 6 keluarga binaan dan
setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di kampung Garapan
RT05/RW06, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan
area permasalahan, diantaranya adalah:
Masalah Non Medis
Perilaku terhadap kebiasaan merokok
Kurang kesadaran dalam membuat ventilasi dan sirkulasi udara dalam
rumah
Perilaku yang kurang baik terhadap pentingnya saluran pembuangan
limbah cair
Masalah Medis
1. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan dermatitis
2. Kurangnya kesadaran mengenai cara penangan ISPA
3. Kurangnya kesadaran mengenai cara penanganan febris
4. Kurangnya pemahaman mengenai cara penanganan diare.
I.3.2 Usulan Area Masalah
Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode
delbeq dan metode delphi. Teknik Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima
untuk mengumpulkan data dari responden dalam domain penelitian mereka. Teknik ini dirancang
sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat
tentang isu nyata dengan meminta pendapat para ahli yang sama kemampuannya.
Dari metode Delphi disertai kegiatan melihat, mengamati dan mewawancarai masing-
masing keluarga binaan di Kampung Garapan RT 03 RW 06 Desa Tanjung Pasir, dari sekian
masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami memutuskan untuk mengangkat
permasalahan“Perilaku Pembuangan Limbah Cair Rumah Tangga Pada Keluarga Binaan
RT 03 RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang”
I.3.3 Alasan Pemilihan Diagnosis
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu :
1. Dari hasil wawancara, observasi, presurvey terhadap keluarga binaan
didapatkan bahwa keluarga binaan memiliki kebiasaan membuang limbah cair
dengan sembarangan, dimana dari 6 responden, 6 responden (100%) tidak
memiliki kebiasaan membuang limbah cair dengan benar. 6 dari 6 responden
(100%) tersebut berniat dan bersikap positif terhadap pembuatan SPAL.
2. Berdasarkan data puskesmas tahun 2012 tentang ketersediaan saluran
pembuangan air limbah di seluruh desa Tanjung Pasir dengan sejumlah 608
pada tahun 2012.
3. Berdasarkan area masalah keluarga binaan kami, semua keluarga binaan kami
memiliki masalah tentang perilaku mengenai pembuangan limbah cair rumah
tangga pada Kampung Garapan RT 03 RW 06 Desa Tanjung Pasir
Oleh karena pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, kami sepakat untuk memilih
area masalah yang sudah disebutkan terlebih dahulu di atas dikarenakan pada masing-masing
keluarga binaan kami tidak memiliki saluran pembuangan limbah cair rumah tangga yang sesuai
dengan standar kesehatan. Hal ini juga didukung dengan kurangnya perhatian keluarga terhadap
pembuangan limbah cair rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan.