bab i fungsi bahasa
TRANSCRIPT
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 1/13
BAB I SIKAP BAHASA
I.1 Pengantar
Materi pembelajaran Sikap Bahasa yang disajikan pada bagian pertama modul
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Umum ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat
memahami bahwa keberhasilan kegiatan pembelajaran bahasa memerlukan sikap
positif dari mahasiswa terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif dapat dibentuk,
ditumbuhkan, dan dikembangkan. Dengan tumbuh dan berkembangnya sikap positif
terhadap bahasa Indonesia dalam diri mahasiswa, maka akan tumbuh rasa bangga dan
rasa memiliki. Rasa bangga dan rasa memiliki akan mendorong kita untuk
mempelajari seluk beluk bahasa Indonesia dan penggunaannya.
Bab Sikap Bahasa menyajikan secara ringkas pengertian sikap dan sikap
bahasa. Uraian selanjutnya, dengan ilustrasi contoh yang sederhana, mencakup sikap
positif dan sikap negatif bahasa, di samping hubungan antara sikap bahasa dan
perilaku tutur atau perilaku berbahasa dan faktor-fator yang melatarbelakanginya.
Selain itu, juga diuraikan tentang ciri-ciri sikap positif bahasa. Uraian tentang bahasa
yang baik dan benar diharapkan akan melengkapi wawasan mahasiswa tentang topik
sikap bahasa.
I.2 Standar Kompetensi
Pada akhir pertemuan, diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan tentang
sikap bahasa, serta dapat menyebutkan sejumlah gejala yang menunjukkan sikap
positif dan sikap negatif berbahasa, serta tumbuhnya sikap positif terhadap bahasa
Indonesia.
1
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 2/13
I.3 Materi
Mengawali pembicaraan mengenai sikap bahasa, khususnya sikap kita
terhadap bahasa Indonesia, ada baiknya kita mencoba merenungkan dan menjawab
pertanyaan yang berikut.
1. Apakah kita memiliki rasa bangga terhadap bahasa Indonesia?
2. Apakah kita bangga menggunakan bahasa Indonesia?
3. Apakah kita telah terus-menerus berusaha meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan berbahasa Indonesia?
4. Apakah kita telah mampu memilih ragam bahasa Indonesia yang sesuai
dengan konteks situasi penggunaannya?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan ukuran kadar
atau mutu sikap kita terhadap bahasa Indonesia. Makin tinggi rasa kebanggaan kita
terhadap bahasa Indonesia, makin tinggi mutu sikap bahasa kita. Demikian juga
semakin kita memiliki dorongan yang tinggi untuk meningkatkan pengetahuan bahasa
dan meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia kita, maka hal itu berarti
semakin positif sikap bahasa kita. Kemampuan kita memilih ragam bahasa Indonesia
yang sesuai dengan konteks situasi penggunaanya, menunjukkan kadar sikap kita
terhadap bahasa Indonesia. Sebaliknya, makin rendah rasa kebanggaan kita, atau kita
sama sekali tidak memiliki rasa kebanggaan, serta makin rendah dorongan untuk
berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa kita, hal itu berarti
semakin rendah sikap kita.
Sikap merupakan peristiwa kejiwaan secara umum. Sikap bisa positif dan bisa
juga negatif. Sikap dapat diamati melalui perilaku. Beberapa pengertian tentang sikap
menunjukkan bahwa sikap dapat diartikan sebagai kesiapan beraksi terhadap sesuatu
keadaan. Sikap juga dapat diartikan sebagai kesiapan mental dan syaraf dan hanyadapat diamati dengan cara mawas diri atau introspeksi. Sikap merangkum tiga
komponen utama, yakni komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif.
Komponen kognitif bertalian dengan proses berfikir, bersifat mental. Komponen
afektif berhubungan dengan perasaan dan nilai, misalnya rasa senang dan tidak
2
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 3/13
senang, peduli dan masa bodoh, suka dan tidak suka. Komponen konatif menunjuk
kepada perilaku atau perbuatan sebagai putusan akhir kesiapan reaktif terhadap suatu
hal atau keadaan. Melalui komponen konatif inilah biasanya kita kita dapatmengetahui dan mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal atau keadaan.
Sikap dan perilaku berhubungan secara timbal balik. Perilaku seseorang atau
sekelompok orang terhadap hal atau keadaan menunjukkan sikap mereka terhadap hal
atau keadaan yang dimaksud. Berbondong-bondong orang per orang atau kelompok
orang menyumbangkan uang, makanan, obat-obatan, pakaian, dan tenaga untuk
membantu masyarakat Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang terimpa musibah
gempa dan tsunami baru-baru ini. Perilaku demikian menunjukkan sikap positif,
yakni peduli dan bersedia membantu penderitaan dan kesusahan orang lain.
Rasa senang terhadap benda atau hal, rasa bangga terhadap keadaan pada
umumnya adalah sikap positif. Menyenangi kebersihan lingkungan dan berusaha
secara terus-menerus untuk menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan,
menunjukkan sikap positif terhadap kebersihan. Menyenangi dan memiliki rasa
bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa ibu kita, serta terus berupaya
mempertahankan dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu sesuai dengan
kebutuhannya, juga menunjukkan positif kita terhadap bahasa daerah atau bahasa ibu
kita tersebut. Sebaliknya, kurang atau tidak menyukai yang ditunjukkan oleh
ketidakpedulian serta keengganan untuk berusaha menjaga dan menciptakan
kebersihan lingkungan, menunjukkan sikap negatif kita terhadap kebersihan
lingkungan. Sikap negatif kita terhadap bahasa daerah atau bahasa ibu kita akan
tampak antara lain dari perilaku kita, misalnya tidak menyukai, tidak bangga, tidak
berusaha menjaga dan mempertahankan bahasa daerah atau bahasa ibu kita, serta
tidak mau menggunakan bahasa daerah sesuai dengan konteks situasi dan tujuan penggunaannya, tidak berusaha mempelajari dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa daerah kita. Menggunakan bahasa Indonesia secara
serampangan, tidak bangga terhadap bahasa Indonesia, tidak peduli dengan kaidah
3
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 4/13
bahasa Indonesia, dan tidak berusaha meningkatan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa Indonesia, menunjukkan sikap negatif kita terhadap bahasa Indonesia.
Perlu diketahui bahwa perilaku yang ditampilkan seseorang atau suatumasyarakat tidak timbul karena sikapnya, tetapi bisa muncul karena kebiasaan dan
norma sosial. Perilaku membantu meringankan penderitaan orang lain seperti
dicontohkan di atas bisa juga muncul karena kebiasaan, tabiat dasar manusia yang
peduli dan suka menolong. Juga bisa muncul karena adanya ‘norma sosial’, misalnya
rasa kebersamaan dan rasa sepenanggungan, rasa persaudaraan, serta rasa sebangsa
dan setanah air. Perilaku menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan bahasa
daerah dan bahasa Indonesia dapat tumbuh karena kita memiliki sikap positif atau
bisa juga karena adanya ‘norma sosial’ yaitu bahwa bahasa adalah identitas dan jati
diri bangsa, seperti dinyatakan dalam ungkapan ‘bahasa menunjukkan bangsa’, atau
karena faktor kebiasaan yang kita tumbuh kembangkan terus: kebiasaan menjaga,
mengembangkan, dan membina bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Para ahli
sepakat bahwa ‘kebiasaan’ merupakan faktor yang paling kuat dan paling dominan
membentuk perilaku, sedangkan ‘sikap’ merupakan faktor yang paling lemah dan
kurang dominan. Ini berarti perilaku yang ditampilkan seseorang atau oleh suatu
masyarakat tidak selalu mencerminkan sikap seseorang atau masyarakat tersebut.
Sikap terhadap bahasa Indonesia, apakah sikap negatif atau sikap positifnya,
juga dapat kita amati melalui berbagai perilaku. Keadaan dan proses terbentuknya
sikap bahasa tidak jauh dari keadaan dan proses terbentuknya sikap pada umumnya
sebab sikap bahasa juga merupakan peristiwa kejiwaan. Sikap bahasa dapat diamati
antara lain melalui perilaku berbahasa atau perilaku tutur. Sebagaimana perilaku dan
sikap pada umumnya, perilaku berbahasa atau perilaku tutur seseorang atau
sekelompok orang tidak selalu merupakan cerminan sikap bahasa. Demikian pulasebaliknya, sikap bahasa tidak selamanya tercermin dalam perilaku tutur.
Dalam teori bahasa Ferdinan de Saussure (1988) membedakan istilah bahasa
(langue) dari tutur (parole). Langue merupakan sistem bahasa yang tersimpan di
dalam benak penuturnya serta merupakan hasil proses pembelajaran. Adapun parole
4
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 5/13
merupakan realisasi konkret, perwujudan yang tampak dari bahasa, atau perilaku
berbahasa, yang bisa kita dengar dan kita cermati. Dalam kaitannya dengan sikap
bahasa dan perilaku berbahasa (atau perilaku tutur ), dapat dijelaskan bahwa sikapbahasa cenderung mengacu kepada bahasa sebagai sistem (langue), sedangkan
perilaku tutur cenderung mengarah pada pemakaian bahasa secara konkret (parole).
Perilaku tutur seseorang (parole) berkaitan dengan komponen kognitif,
afektif, dan konatif seperti disinggung di atas. Misalnya, seseorang yang
berpendidikan tinggi, pernah tinggal dan bekerja di luar negeri, sedang berbicara
dalam bahasa Indonesia, maka tuturan yang diungkapkannya akan dipengaruhi oleh
pengetahuannya tentang bahasa Indonesia dan bahasa asing yang dikuasainya, di
samping afektifnya. Secara kognitif ia seharusnya ia akan memilih kata-kata dan
struktur bahasa Indonesia yang setepat-tepatnya sebab sebagai penutur bahasa
Indonesia yang terdidik sudah selayaknya ia harus berbuat demikian. Namun,
komponen afeksinya mengimbau agar sebagai anggota kelompok terdidik dengan
pengalaman luar negerinya, merasa kurang puas atau kurang bergengsi apabila
konsep tertentu tidak diungkapkannya dengan bahasa asing sehingga muncullah
istilah atau kata-kata dari bahasa asing dalam tuturan orang tersebut. Perhatikan
tutran yang dikutip dari berbagai sumber berikut ini.
1. Ini merupakan task yang besar.2. Kita harus dapat membangun awarness terhadap penderitaan saudara kita di
NAD akibat musibah gempa dan tsunami.3. Akibat perbuatan tersebut, berdasarkan berita acara tim ahli LPJK Provinsi
Bengkulu yang melakukan cross check kebijakan yang dilakukan terdakwa,
negara dirugikan Rp214.626.894,4.4. Pada bagian lain, Kajati Rusdi Taher, S.H. juga mengungkapkan target dirinya
mengusut proyek-proyek tanpa tender alis yang dikenal penunjukan langsung adalah menciptakan clean government and good government , pemerintah yang
bersih dan berwibawa.5.
Panen perkaran korupsi yang ditangani tiga instani yang memiliki kewenanganmenyidik – kejaksaan, kepolisian, dan Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) – patut diapresiasi positif. Bahkan, yang mungkin menggambarkan rasa keadilan,
begitu mudah dan dengan powerfull kejaksaan, kepolisian, serta KPK menetapkan para pejabat pemerintah seperti gubernur, wali kota, bupati, dan pimpinan DPRD serta anggota DPRD menjadi tersangka tindak pidana korupsi
di banyak daerah.
5
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 6/13
Perhatikan juga pernyataan-pernyataan yang berikut ini yang dikutip dari
media cetak.
6. Kami disuruh ke rumah Pak Kadis, kami jugo diperlihatkan buku anggaranuntuk panti. Kami idak tahu soal anggaran itu, ….
7. Seluruhnyo untuk perayaan tabot tahun ini kito siapkan Rp 350 juta. Idak
tahulah kito apo peruntukannyo. Itu dipegang Infokom.
Kutipan 1 sampai dengan 5 menunjukkan bahwa penutur adalah dari kalangan
terdidik, memiliki pengetahuan dan kemampuan berbahasa Inggris, di samping
tentunya memiliki pengetahuan dan kemampuan berbahasa Indonesia. Secara
kognitif, penutur tentu dapat menyatakan gagasannya dalam bahasa Indonesia
sepenuhnya.. Namun, secara afektif, yang bersangkutan merasa perlu menyatakan
beberapa konsep dalam bahasa Inggris agar tuturannya terkesan lebih bergensi.
Kutipan 6 dan 7 di atas menunjukkan bahwa penutur, yang berbahasa ibu bahasa
Melayu Bengkulu, tentu memiliki pengetahuan dan kemampuan berbahasa Indonesia.
Secara kognitif, penutur tentu saja mampu memilih istilah, kata dan struktur kalimat
bahasa Indonesia yang tepat untuk menyatakan gagasannya. Namun, afeksinya
mendorong yang bersangkutan memilih menggunakan istilah dan kata serta struktur
bahasa daerah.
Ilustrasi di atas menunjukkan kepada kita bahwa komponen konatif, yakni
perilaku yang tampak berupa ujaran atau tuturan bahasa Indonesia bercampur bahasa
asing atau bahasa Indonesia bercampur bahasa daerah ditentukan oleh komponen
afektifnya. Dalam kasus tersebut di atas, komponen kognitifnya tidak mendominasi
afektifnya. Dengan demikian, apabila pada akhirnya seseorang memilih
menggunakan bahasa Indonesia yang baik secara situasional dan benar secara
gramatikal, maka komponen konatifnya cenderung merujuk kepada komponen
kognitifnya. Sedangkan apabila yang keluar dari tuturannya ternyata bahasa
Indonesia yang bercampur aduk dengan bahasa daerah atau bahasa asing, maka
komponen konatifnya jelas lebih ditentukan oleh komponen afektifnya.
Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa gejala penggunaan bahasa
sebagaimana dicontohkan di atas belum dapat dijadikan ukuran mutlak bahwa sikap
6
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 7/13
bahasa orang tersebut rendah atau negatif. Mungkin saja, gejala tersebut merupakan
akibat dari kebiasaan orang itu, yang menurut para pakar merupakan faktor penentu
yang paling kuat. Sebab, bahasa pada dasarnya adalah “sistem kompleks tentangkebiasaan”. Tetapi tentu saja bahwa kebiasaan yang baik adalah lebih baik daripada
kebiasaan yang tidak baik, mungkin merupakan sesuatu yang dapat disepakati
bersama. Oleh sebab itu, lebih baik kita membiasakan berbahasa yang baik daripada
membiasakan berbahasa yang tidak baik. Membiasakan berbahasa yang baik secara
situasional dan benar secara gramatikal akan dapat menumbuhkan sikap bahasa
yang baik.
Berikut ini dikutipkan contoh tuturan dari salah satu media cetak yang terbit
di Bengkulu. Perhatikan bahwa ide dinyatakan sepenuhnya dengan kosa kata bahasa
Indonesia dan dengan struktur yang benar.
Menarik apa yang dikatakan ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Drs. Suardi
Bahrun, S.H. tentang wacana yang berkembang di kalangan elit partai politik (parpol) Bengkulu terkait dengan “sosok” pasangan calon kepala daerah(gubernur) Bengkulu mendatang. Kepada wartawan, beberapa waktu lalu Suardi Bahrun yang juga ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bengkulu menuturkan,
wacana yang berkembang saat ini bukan lagi menyoal tentang siapa “sosok” yang akan dicalonkan, tetapi lebih kepada siapa sosok yang “jangan sampai”dicalonkan.
Dalam kaitan hal tersebut di atas, mengetahui konsep bahasa yang baik dan
benar menjadi syarat untuk dapat berperilaku bahasa secara baik dan benar yang
pada gilirannya dapat menumbuhkan sikap bahasa yang positif. Para ahli sependapat
bahwa yang dimaksud dengan penggunaan bahasa yang baik adalah penggunaan
bahasa yang sesuai dengan konteks situasinya. Adapun yang dimaksud dengan
penggunaan bahasa secara benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai secara
gramatikal , penggunaan bahasa yang taat kaidah. Konteks situasi yang dimaksud
mencakup antara lain: (a) lawan bicara, (b) tempat, (c) topik pembicaraan, serta (d)
medium atau alat , yaitu bahasa lisan atau tulis. Berdasarkan unsur-unsur tersebut di
atas, konteks situasi dapat digolongkan antara lain menjadi resmi atau formal , dan
7
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 8/13
non-formal atau tidak resmi. Adapun yang dimaksud dengan kaidah bahasa atau
gramatika meliputi struktur bahasa, baik kata maupun kalimat.
Misalnya, jika kita berbincang-bincang dengan sesama mahasiswa, dengantopik pembicaraan sekitar kehidupan mahasiswa, dan dilakukan di taman dalam
kampus, dalam suasana akrab, maka konteks situasinya non-formal (akrab atau
intim). Dalam hal ini, kata-kata atau istilah dan struktur yang digunakan tentu akan
berbeda jika kita, misalnya, terlibat dalam diskusi atau rapat resmi dalam satu ruang
sidang dan dihadiri oleh pihak-pihak dari berbagai kelompok serta yang membahas
masalah umum yang menyangkut orang banyak. Dalam hal yang pertama,
penggunaan kata-kata gue, lu, ane, ente, aku, kau; kasih tahu, ngeceklah, ngapo,
payah nian; atau kata dan istilah gaul lainnya seperti, bete, chicken (ungkapan yang
berarti ‘pengecut’, ‘penakut’) boleh atau dimungkinkan digunakan. Bentuk-bentuk
seperti dikutip dari rubrik Lapor Cik dalam harian Rakyat Bengkulu, menunjukkan
bahwa bukan hanya penggunaan kosa kata bahasa daerah dimungkinkan, melainkan
juga penulisan katanya karena disampaikan melalui fasilitasi SMS yang
mengharuskan penyingkatan bentuk penulisan kata.
Eloknyo relawan Aceh kito kasih medali emas krn mrk telah dgn ikhlas
membantu walaupun nyawa taruhannya.
Cik kenapo di kab seluma peserta tes jur manajemen informatika D3 ko idk ado yg lls. ada apakah di balik semua itu? Tlng jwb panitia tes kab seluma.
Rb tlng dimuat.
Tetapi, jika konteks situasinya resmi, maka kata atau istilah yang dicontohkan
di atas tidak seharusnya digunakan. Kata, istilah dan struktur bahasa yang digunakan
dalam konteks situasi resmi tentunya kata, istilah dan struktur bahasa yang baku atau
standar.Tumbuh dan berkembangnya sikap positif terhadap bahasa juga terkait dengan
kondisi kebahasaan suatu masyarakat. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat
multilingual atau aneka bahasa. Tiap kelompok masyarakat atau etnis dalam wilayah
negara kesatuan RI paling tidak menguasai dua bahasa, yaitu bahasa daerah atau
8
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 9/13
bahasa ibu mereka dan bahasa Indonesia. Sebagian dari warga Indonesia menguasai
juga satu atau beberapa bahasa asing, seperti Inggris, Jerman, Perancis, Belanda,
Arab, Jepang, Korea, dan Mandarin. Dalam kondisi kebahsaan yang demikian,ditambah adanya globalisasi yang menuntut penguasaan bahasa Inggris sebagai
bahasa Internasional, maka kita berhadapan dengan pilihan-pilihan.
Apabila di dalam suatu masyarakat dikenal lebih darl satu bahasa, maka
pemilihan bahasa manakah yang akan dipergunakari sebagai alat komunikasi umum
di dalam masyarakat itu menunjukkan sikap masyarakat terhadap bahasa tersebut.
Misalnya, ketika bangsa Indonesia yang memiliki cukup banyak bahasa daerah
hendak menentukan bahasa nasionalnya. Pemilihan bahasa Indonesia (dari akar
bahasa Melayu) di antara sekian bahasa daerah yang dimiliki bangsa Indonesia, tentu
didasarkan pada sikap posilif masyarakat Indonesia terhadap bahasa yang dipilihnya
itu. Tanpa sikap demikian tidak mungkin berbagai etnik di Indonesia rela
mengenyampingkan bahasa etniknya dan menyetujui dipilihnya bahasa Indoesia
sebagai bahasa nasional.
Distribusi perbendaharaan bahasa merupakan salah satu ciri yang dapat
dipakai untuk menentukan sikap bahasa. Sebab, distribusi perbendaharaan bahasa
merupakan aktualisasi dari perilaku tutur. Sikap positif tersebut tampak antara lain
dari kecermatan pemakaian bentuk bahasa dan struktur bahasa serta ketepatan
pemilihan kata-kata yang dipergunakan oleh penutur bahasa. Namun demikian,
kurang cermatnya pemakaian bentuk bahasa dan struktur bahasa serta kurang
tepatnya pemilihan kata-kata belum tentu berarti sikap negatif terhadap bahasa yang
sedang dipergunakannya. Pemakaian bahasa demikian, mungkin hanya karena
kebiasaan. Seperti kita ketahui, kebiasaan merupakan faktor utama tumbuhnya sikap.
Masyarakat Indnesia yang berlatar multi etnis dengan masing-masing bahasa daerah
sebagai bahasa ibu mereka memungkinkan terjadinya perilaku tutur yang demikian.
Sikap positif akan mendorong setiap penutur untuk sejauh mungkin
mengurangi atau menghilangkan sama sekali warna bahasa daerah atau dialeknya.
Sikap demikian akan sangat menunjang usaha pembakuan bahasa Indonesia.
9
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 10/13
Sebaliknya, jika seorang penutur tidak pernah berusaha mengurangi apalagi
menghilangkan warna daerah atau dialeknya, maka sikap positif itu belum tumbuh.,
meskipun penutur tersebut belum tentu mempunyai sikap negatif terhadap bahasaIndonesia.
Sehubungan dengan pengertian sikap positif dan sikap negatif terhadap
bahasa, baik untuk disimak pendapat pakar bahwa sikap bahasa itu setidak-tidaknya
mengandung tiga ciri pokok, yakni: kesetiaan bahasa (language loyalty), kebanggan
bahasa (language pride) dan kesadaran akan adanya norma bahasa (awareness of
the norm). Kesetiaan bahasa adalah sikap yang mendorong masyarakat tutur
mempertahankan kemandirian bahasanya, termasuk memperkecil masuknya pengaruh
asing. Kebanggaan bahasa merupakan sikap yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang menjadikan bahasanya sebagai lambang indentitas pribadi atau
kelompoknya. dan sekaligus membedakannya dari orang atau kelompok yang lain.
Adapun kesadaran adanya norma bahasa adalah sikap yang mendorong penggunaan
bahasa secara cermat, benar, santun dan layak. Kesadaran demikian merupakan faktor
yang sangat menentukan perilaku tutur dalam ujud pemakaian bahasa (language
usage). Kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa dan kesadaran akan adanya norma
bahasa merupakan ciri-ciri sikap positif terhadap sesuatu bahasa. Sebaliknya, jika
seseorang atau sekelompok anggota masyarakat tutur tidak lagi bergairah atau
terdorong untuk mempertahankan kemandirian bahasanya, itu merupakan salah satu
petunjuk bahwa kesetiaan bahasanya mulai melemah, dan tidak mustahil akan hilang
sama sekali. Sikap negatif seperti itu akan terjadi apabila seseorang atau sekelompok
orang sebagai anggota suatu masyarakat tidak ada rasa bangga terhadap bahasanya
dan mengalihkan kebanggaannya kepada bahasa lain yang bukan miliknya. Mereka
tidak merasa berkewajiban atau merasa malu menunjukkan identitasnya dengan bahasanya, dan cenderung mengalihkan identitasnya melalui bahasa lain. Keadaan
akan menjadi leih buruk jika orang atau masyarakat tidak lagi menyadari akan adanya
norma bahasa. Sikap demikian biasanya akan mewarnai hampir seluruh perilaku
tuturnya. Mereka tidak lagi terdorong dan tidak lagi merasa merasa terpanggil untuk
10
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 11/13
memelihara cermat-bahasanya dan santun-bahasanya. Yang dituturkannya dan
dituliskannya tidak pernah memperhitungkan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku. dan
tidak ada tanda-tanda rusaha ke arah itu. Mereka sudah puas karena yang diajak berkomunikasi “sudah mengerti”, tetapi mereka tidak sadar bahwa kemengertiannya
itu hanya karena kebetulan mereka sama-sama penutur asli (native speaker ) dari
bahasa yang sama. Tidak adanya kesadaran akan adanya norma bahasa membuat
orang-orang seperti itu tidak merasa kecewa sedikitpun, meski bahasanya kacau balau
dan tidak pernah tergugah hatinya berusaha bertutur dengan norma bahasa yang benar
dan santun.
Untuk menanamkan sikap setia-bahasa. bangga-bahasa dan sadar-norma
bahasa. Perlu dilakukan dengan pendidikan bahasa. Pelaksanaan pendidikan bahasa
didasarkan atas asas-asas pembinaan kaidah dan norma bahasa, disamping norma-
norma sosiolinguistik dan norma-norma hidup yang hidup di dalam masyarakat
pemakai pahasa yang bersangkutan. Dengan cara demikian diharapkan akan timbul
sikap positif sebagai dasar pembinaan dan pengembangan bahasa lebih lanjut.
Dalam kaitan ini sangat penting faktor motivasi masyarakat untuk berusaha
menguasai bahasa tertentu. Motivasi untuk dapat menguasai bahasa dan
menggunakannya secara benar dan santun dapat bersifat instrumental atau integratif.
Instrumental artinya motivasi untuk mengetahui dan menguasai bahasa dilakukan
untuk perbaikan nasib. Misalnya, orang yang berusaha menguasai dan dapat
berbahasa Inggris dalam rangka agar dapat bekerja pada perusahaan asing dengan
pendapatan yang tinggi. Integratif artinya yang bersangkutan berusaha menguasai
suatu bahasa dalam rangka keingintahuannya tentang kebudayaan masyarakat dan
bahasa yang dipelajarinya.
Orientasi instrumental hanya terjadi terhadap bahasa-bahasa yangmempunyai jangkauan luas sebagai alat komunikasi dan banyak dibutuhkan di dalam
kegiatan hidup. Sedangkan orientasi integratif biasanya terjadi terhadap bahasa-
bahasa dari suatu masyarakat yang dipandang tingkat kebudayaannya cukup tinggi,
tetapi bahasanya hanya terbatas sebagai alat komunikasi kelompok etnik tertentu.
11
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 12/13
Oleh sebab itu, kebijaksanaan bahasa dalam hal menentukan dasar-dasar pendidikan
bahasa. Merupakan faktor yang sangat menentukan bagi berhasil tidaknya pembinaan
sikap berbahasa yang positif yang merupakan landasan dasar dalam pembinan dan pengembangan sesuatu bahasa.
I.4 Rangkuman
Sikap bahasa (positif atau negatif) merupakan peristiwa kejiwaan yang dapat
diamati melalui perilaku. Sikap dan perilaku berhubungan secara timbal balik.
Menyenangi dan memiliki rasa bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa Indonesia,
serta terus berupaya mempertahankan dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa
Indonesia sesuai dengan kebutuhannya menunjukkan sikap positif kita. Sebaliknya,
kurang menyukai, kurang peduli, dan tidak bangga terhadap bahasa daerah atau
bahasa Indonesia menunjukkan sikap negatif.
Sikap positif dapat ditumbuhkembangkan melalui kebiasaan. Membiasakan
diri untuk lebih menguasai dan lebih terampil berbahasa Indonesia dapat
menumbuhkembangkan sikap positif kita terhadap bahasa Indonesia. Mengetahui
konsep bahasa yang baik dan benar menjadi syarat untuk dapat berperilaku bahasasecara baik dan benar yang pada gilirannya dapat menumbuhkan sikap bahasa yang
positif.
I.5 Latihan
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Kemudian diskusikan hasil jawaban
Anda dengan rekan-rekan. Kaitkan dengan sikap berbahasa Anda.
1. Apakah Anda memiliki Kamus Besar Bahasa Indonesia?
2. Apakah Anda menggunakan kamus itu untuk memperluas kosa kata
bahasa Indonesia Anda?
3. Apakah Anda memiliki Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan?
12
5/12/2018 Bab I Fungsi Bahasa - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fungsi-bahasa 13/13
4. Apakah Anda memiliki Pedoman Penyusunan Istilah di bidang Anda?
5. Apakah Anda merasa perlu belajar lebih dalam tentang bahasa Indonesia?
6. Apakah Anda bertanya kepada rekan atau dosen ketika Anda mendapatkankesulitan penggunaan bahasa Indonesia?
7. Apakah Anda berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar?
8. Apakah Anda bangga terhadap bahasa Indonesia?
B. Kutip dari Koran atau dari media elektronik penggunaan bahasa Indonesia.
Diskusikan dengan rekan-rekan Anda kutipan-kutipan tersebut kaitannya dengan
sikap bahasanya.
I.6 Daftar Pustaka
Kridalaksana, Harimurti. 1985. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende Flores: NusaIndah.
13