bab i ii iii
DESCRIPTION
bahjaiTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup. Tanpa
bernapas, manusia akan mati. Tahukah anda bahwa bernapas itu penting? Bernpas adalah
salah satu bentuk kegiatan tubuh guna menghasilkan energi untuk hidup. Usaha yang masuk
lewat sistem pernapasan akan digunakan untuk proses oksidasi biologi, yaitu proses yang
menghasilkan energi dengan memecah molekul yang lebih kompleks menjadi molekul yang
lebih sederhana, terutama molekul gula sederhana diuraikan menjadi karbondioksida dan uap
air.
Energi yang terbentuk dari hasil oksidasi biologi akan digunakan untuk proses-proses
aktivitas hidup antara lain untuk bergerak, melakukan pertumbuhan dan perkembangan,
proses reproduksi, dan mengatur suhu tubuh serta aktivitas hidup yang lain. Itulah sebabnya,
mengapa bernapas merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup. Untuk lebih
jelasnya lagi, berikut akan diuraikan tentang sistem respirasi.
Proses pernapasan terdiri dari beberapa langkah dimana sistem pernapasan, sistem saraf
pusat, dan sistem kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting. Sistem pernapasan
berperan dalam homoestasis dengan melakukan pertukaran gas O2 dan CO2 antara udara,
darah, dan jaringan sel. Pertukaran gas tersebut juga dapat meningkatkan pH dalam darah.
Pada dasarnya, sistem pernapasan terdiri dari dari suatu rangkaian saluran udara yang
menghantarkan udara luar agar bersentuhan dengan membran kapiler alveoli, yaitu pemisah
antara sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler.Pergerakan udara masuk dan keluar dari
saluran udara disebut ventilasi atau bernapas. Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmik
dari dalam untuk bernapas, dan secara reflex merangsang otot-otot diagfragma dan dada yang
akan memberikan tenaga pendorong gerakan udara. Difusi oksigen dan karbondioksida
melalui membran kapiler alveoli sering dianggap sebagai pernapasan eksternal. Pernapasan
internal mengacu pada reaksi-reaksi kimia intraseluler di mana oksigen dipakai dan
karbondioksida dihasilkan sewaktu sel memetabolisme karbohidrat dan substansi lain untuk
membangkitkan adenosin triphospat (ATP) dan pelepasan energi.
Fungsi tambahan dari Pertukaran gas yaitu berperan dalam regulasi pH darah, termasuk
dalam reseptor penciuman, penyaring udara yang dihirup serta menghasilkan suara. Tentunya
terdapat perbedaan antara sistem pernapasan anak dan dewasa, baik itu secara anatomi
maupun fisiologinya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Definisi system pernafasan?
2. Apa saja organ-organ pernafasan?
3. Bagaimana proses pernafasan?
4. Apa perbedaan pernafasan anak dan dewasa?
5. Apa saja kelainan pada sistem pernafasan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami definisi system pernafasan
2. Mengetahui dan memahami organ-organ pernafasan
3. Mengetahui dan memahami proses pernafasan
4. Mengetahui dan memahami pernafasan pada anak dan dewasa
5. Mengetahui dan memahami kelainan pada sistem pernafasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Pernapasan
Secara harfiah pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju sel-sel dan
keluarnya karbondioksida dari sel-sel ke udara bebas. sistem pernapasan umumnya termasuk
saluran yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi
pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya.
Oksigen digunakan oleh sel-sel tubuh pada reaksi metabolisme dengan melepaskan
energi dari molekul nutrisi dan menghasilkan ATP. Pada saat yang sama, proses ini juga
melepaskan CO2. Kelebihan CO2 akan menyebabkan pH menjadi asam yang bersifat toksik
pada sel, sehingga kelebihan CO2 harus segera dieliminasi secara efisien. Sistem
kardiovaskuler dan pernapasan bekerja sama untuk menyuplai O2 dan mengeluarkan CO2.
Sistem pernapasan mengadakan pertukaran gas menghirup O2 dan mengeluarkan CO2. Sistem
kardiovaskuler mengedarkan darah yang berisi gas tersebut antara paru-paru dan sel.
Kegagalan dari kedua sistem tersebut akan menyebabkan homeostasis yang berakibat pada
kematian sel karena kekurangan oksigen dan penumpuksan produk-produk buangan.
Secara Fungsional sistem pernapasan dibagi menjadi dua zona, yaitu zona penghubung
dan zona respirasi. Zona penghubung berfungsi dalam transport udara, untuk menyaring,
menghangatkan, melembabkan udara dan mengalirkannya kedalam paru-paru. Zona ini
terdiri dari lubang hidung, saluran nafas, sinus, faring, laring, trakhea, bronkhi, bronkhiolus,
dan terminal bronkiolus.Zona respirasi terdiri dari jaringan antara paru-paru dimana
terjadinya pertukaran gas. Termasuk dalam zona ini yaitu bronkhiolus, ductus alveolus, dan
alveolus, jaringan-jaringan ini merupakan tempat utama terjadinya pertukaran gas antara
udara dan darah.
3
B. Organ-Organ Pernafasan
Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronchi, dan paru-
paru.Organ-organ ini dibedakan berdasarkan struktur dan fungsinya masing-masing. Secara
struktural, sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu; (1) sistem pernapasan atas yang
terdiri dari hidung, faring, dan struktur lain yang saling berhubungan. (2) sistem pernapasan
bagian bawah terdiri dari laring, trakea, bronkhi, dan paru-paru.
1. Hidung
Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi
menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga
berperan dalam resonansi suara.Selain sebagai salah satu organ alat pernapasan
manusia, hidung juga berfungsi sebagai salah satu dari 5 indera. Hidung berfungsi
sebagai alat untuk menghirup udara, penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru,
dan sebagai indera penciuman.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau
atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. setiap sel pembau mempunyai
rambut – rambut halus(silia olfaktori)di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang
berfungsi sebagai pelembab dan untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga
hidung.
2. Faring
Faring (tekak) merupakan persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan.
Terdapat katup yang disebut epiglotis (anak tekak) berfungsi sebagai pengatur jalan
masuk ke kerongkongan dan tenggorokan.Faring merupakan percabangan dua
saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan saluran pernapasan,
dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan.
3. Laring
Laring adalah pangkal tenggorokan, terdiri atas kepingan tulang rawan
membentuk jakun dan terdapat celah menuju batang tenggorok (trakea) disebut glotis,
di dalamnya terdapat pita suara dan beberapa otot yang mengatur ketegangan pita
suara sehingga timbul bunyi.Berfungsi untuk menyalurkan udara dari faring ke
trakea.Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran
pernapasan.Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan bergetar
jika terhembus udara dari paru-paru.
4
4. Trakea
Trakea juga dikenal sebagai tenggorokan adalah tabung tulang yang
menghubungkan hidung dan mulut ke paru-paru, hal ini merupakan bagian penting
dari sistem pernafasan pada vertebrata. Tenggorokan atau Trakea berupa pipa yang
dindingnya terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar terdiri atas jaringan ikat, lapisan
tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan, dan lapisan dalam terdiri atas
jaringan epitelium besilia. Terletak di leher bagian depan kerongkongan.
Dalam anatomi, tenggorokan adalah bagian dari leher yang terdiri dari faring
dan laring. Tenggorokan memiliki sebuah selaput otot yang dinamakan epiglottis
yang berfungsi untuk memisahkan esofagus dari trakea dan mencegah makanan dan
minuman untuk masuk ke saluran pernapasan. Tenggorok itu terdiri dari 2 bagian :
Jalan makan (kerongkongan): Orofaring, hipofaring dan esofagus
Jalan napas (tenggorok): Faring, laring dan trakea
Selain itu, jika makanan masuk ke Tenggorokan kita akan tersedak.
sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus. Masing-masing
cabang tersebut berakhir pada gelembung paru-paruatau alveolus.
5. Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,
pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang
dinamakan alveolus.Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang rawan dan
kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus hanya memiliki
sebaran sel globet dan epitel.
Fungsi Bronkiolus secara sederhana dapat dijelaskan kalau fungsi dari
bronkiolus adalah sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita hirup agar
mencapai paru-paru
6. Alveolus
Alveolus berupa saluran udara buntu membentuk gelembung-gelembung udara,
dindingnya tipis setebal selapis sel, lembab dan berlekatan dengan kapiler darah.
Alveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi, luas total mencapai 100 m2
(50 x luas permukaan tubuh) cukup untuk melakukan pertukaran gas ke seluruh
tubuh.
7. Paru – Paru
5
Paru-paru terletak di dalam rongga dada.Antara rongga dada dan rongga perut
terdapat suatu pembatas yang disebut diafragma. Pembatas ini bukan sekedar
pembatas, tetapi berperan juga dalam proses pernapasan. Paru-paru terbagi menjadi
dua buah, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru pada dasarnya
merupakan cabang-cabang suatu saluran yang ujungnya bergelembung. Gelembung
gelembung tersebut disebut alveoli (tunggal: alveolus). Dalam alveoli inilah
sesungguhnya terjadi pertukaran gas-gas. Paru-paru kanan terdiri atas tiga belahan
sedangkan paru-paru kiri hanya dua belahan.Paru-paru kanan lebih besar
dibandingkan yang kiri.
a. Volume Paru-Paru
Volume dan udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan
ekspirasi dapat diukur melalui spirometer.
1) Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama
ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-
laki dan 380 ml untuk wanita.
2) Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara ekstra yang masuk ke
paru-paru dengan inspirasi meksimum di atas inspirasi tidal. VCI berkisar 3100
mlpada laki-laki dan 1900 ml pada wanita.
3) Volume cadangan ekspirasi (VCE), yaitu volume ekstra udara yang masih dapat
dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekpirasi normal. VCE berkisar 1200 ml pada
laki-laki dan 800 ml pada wanita.
4) Volume residusal (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah
melakukan ekspirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar 1200 ml dan pada
perempuan 1000 ml. volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam
darah saat jeda pernapasan.
b. Kapasitas Paru-Paru
1) Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan
volume cadangan ekspirasi. Kapasitas merupakan jumlah udara sisa dalam
system respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200
ml. jadi nilai KRF = VR + VCE.
2) Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan volume
cadangan inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3.500 ml. jadi nilai KI = VT +
VCI.
6
3) Kapasitas vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan
inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 4500 ml.
jadi nilai KV = VT + VCI + VCE.
4) Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang ditampung dalam
paru-paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual. Nilai
rata-ratanya adalah 5700 ml. jadi nilai KTP = KV + VR.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Kapasitas Vital Paru-Paru
a. Umur
Usia berhubungan dengan proses penuaan atau bertambahnya umur. Semakin
tua usia seseorang maka semakin besar kemungkinan terjadi penurunan fungsi paru.
b. Jenis kelamin
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 – 25% lebih kecil
daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis dan orang yang bertubuh besar
daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis. Kapasitas paru pada pria lebih besar
yaitu 4,8 L dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 L.
c. Riwayat penyakit
Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang.Kekuatan
otot-otot pernapasan dapat berkurang akibat sakit. Terdapat riwayat pekerjaan yang
menghadapi debu akan mengakibatkan pneumunokiosis dan salah satu
pencegahannya dapat dilakukan dengan menghindari diri dari debu dengan cara
memakai masker saat bekerja.
d. Riwayat pekerjaan
Riwayat pekerjaan dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja.
Riwayat pekerjaan yang menghadapi debu berbahaya dapatmenyebabkan gangguan
paru. Hubungan antara penyakit dengan pekerjaan dapat diduga dengan
adanya riwayat perbaikan keluhan pada akhir minggu atau hari libur
diikuti peningkatan keluhan untuk kembali bekerja, setelah bekerja ditempat
yang baru atau setelah digunakan bahan baru di tempat kerja.
e. Kebiasaan merokok
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluranpernapasan
dan jaringan paru. Kebiasaan merokok akan mempercepatpenurunan faal paru.
Penurunan volume ekspirasi paksa pertahun adalah 28,7mL untuk non perokok,
38,4mL untuk bekas perokok dan 41,7 mL untukperokok aktif. Pengaruh asap rokok
dapat lebih besar dari pada pengaruh debu hanya sekitar sepertiga dari pengaruh
7
buruk rokok Inhalasi asap tembakau baik primer maupun sekunder dapat
menyebabkan penyakit saluran pernapasan pada orang dewasa. Asap rokok
mengiritasi paruparu dan masuk ke dalam aliran darah. Merokok lebih merendahkan
kapasitas vital paru dibandingkan beberapa bahaya kesehatan akibat kerja.
f. Kebiasaan olah raga
Seseorang yang aktif dalam latihan akan mempunyai kapasitas aerobik
yang lebih besar dan kebugaran yang lebih tinggi serta kapasitas paru yang
meningkat. Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan
seseorangmelakukan olahraga. Olah raga dapat meningkatkan aliran darah melalui
paruparu sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler
paru dengan volume yang lebih besar atau maksimum. Kebiasaan olah raga akan
meningkatkan kapasitas paru dan akan meningkat 30 – 40 %.
C. Proses Pernafasan
Jalan napas terbagi secara berulang, masing-masing generasi yang berurutan jumlahnya
menjadi dua kali lipat. Trakea dan bronkus utama memiliki kartilago berbentuk U yang
dihubungkan oleh otot polos di bagian posterior. Bronkus lobaris menyuplai tiga lobus paru
kanan dan dua lobus paru kiri serta bercabang menjadi bronkus segmental. Bronkus dan jalan
napas sampai bronkiolus terminal mendapatkan nutrisi dari arteri bronkialis yang berasal dari
aorta desendens. Bronkiolus respiratorius, duktus, dan sakus alveolaris disuplai oleh sirkulasi
pulmunal.
Jalan napas dari trakea sampai bronkiolus respiratorius dilapisi oleh sel epitel kolumnar
bersilia. Sel goblet dan kelenjar submukosa menyekresi mukus. Sel epitel yang membentuk
dinding alveoli dan duktus alveolaris tidak bersilia, dan sebagian besar merupakan pneumosit
alveolus tipe I yang sangat tipis. Sel-sel tersebut membentuk permukaan pertukaraan gas
dengan endotel kapiler.
Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi, dari
posisi melengkung ke atas menjadi lurus.Bersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun
berkontraksi.Akibat dari berkontraksinya kedua jenis otottersebut adalah mengembangnya
rongga dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk.
8
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut.Pernapasan
dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :
a. Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat,
volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya
menjadi lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga udara masuk.
b. Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan
tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada
meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya
udara keluar.
2. Pernapasan perut
Pernapasan perut berlangsung dalam dua tahap, yaitu :
a. Inspirasi, terjadi bila otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar mengakibatkan
volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya mengecil dan diikuti paru-
paru yang mengembang mengakibatkan tekanan udaranya lebih kecil dari tekanan
udara atmosfer dan udara masuk.
b. Ekspirasi, diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut
berkontraksi menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan rongga
dada, sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat sehingga
udara dalam paru-paru keluar. Pernapasan perut umumnya terjadi saat tidur.
3. Mekanisme Pertukaran Gas
Di dalam Alveolus, udara yang mengandung oksigen dipertukarkan ke dalam darah.
Sedangkan karbondioksida di dalam darah dikeluarkan ke alveolus.
a. Pengangkutan O2
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan
tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi
menembus selaput alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah
yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin(HbO) seperti
reaksi berikut :Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2
– 3% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan
tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke
jaringan tubuh.
9
Adapun tahapan proses pengikatan oksigen sebagai berikut:
Alveolus memiliki O2 lebih tinggi dari pada O2 di dalam darah.
O2 masuk ke dalam darah melalui difusi melewati membran alveolus
Di dalam darah, O2 sebagian besar (98%) diikat oleh Hb yang terdapat pada Eritrosit
menjadi Oksihemoglobin (HbO2).
Selain diikat oleh Hb, sebagian kecil O2 larut di dalam plasma darah (2%).
Setelah berada di dalam darah, O2 kemudian masuk ke jantung melalui vena
pulmonalis untuk diedarkan ke seluruh tubuh yang membutuhkan.
b. Pengangkutan CO2
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi
ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk di keluarkan
sebagai udara pernapasan.
Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :
Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%.
Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%.
Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar 6 – 10%.
Adapun tahapan proses pengeluaran karbondioksida sebagai berikut :
Di jaringan, CO2 lebih tinggi dibandingkan yang ada di dalam darah.
Ketika O2 di dalam darah berdifusi ke jaringan, maka CO2 di jaringan akan segera
masuk ke dalam darah.
Ketika CO2 berada di dalam darah sebagian besar (70%) CO2 akan diubah menjadi
ion bikarbonat(HCO3–)
20% CO2 akan terikat oleh Hb pada Eritrosit.
Sedangkan 10% CO2 lainnya larut dalam plasma darah.
Di dalam darah, CO2 di bawa ke jantung, kemudian oleh jantung CO2dalam darah
dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
Di paru-paru CO2 akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi
D. Perbedaan Sistem Pernafasan pada Anak dan Dewasa
10
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru. Upaya pernafasan
pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali
Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang dewasa. Hal
itu disebabkan volume paru paru yang relatif kecil, jalan nafas yang pendek, dan sel-sel tubuh
sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang tua juga memiliki
frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otototot dada dan diafragma tidak sebaik saat
masih muda, sehingga udara pernapasan lebih sedikit.Frekuensi pernapasan pada orang
dewasa antara 16-18 kali permenit, pada anak-anak sekitar 24 kali permenit sedangkan pada
bayi sekitar 30 kali permenit. Walaupun pada orang dewasa pernapasan frekuensipernapasan
lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak dan bayi, akan tetapi KVP pada orang dewasa
lebih besar dibanding anak-anak dan bayi.
Terdapat perbedaan laring bayi dengan laring orang dewasa, diantaranya adalah:
a. Laring bayi secara relative dan absolute lebih kecil dari pada laring dewasa.
b. Laring bayi terletak lebih tinggi di leher dan akan turun menjadi seperti orang dewasa
salama bulan pertama.
c. Jaringan laring bayi lebih lunak dari pada laring orang dewasa.
d. Terdapat perbedaan ukuran yang jelas antara ukuran glotis dengan besarnya bayi.
e. Mukosa laring bayi bersifat hipersensitif.
Hal ini berguna sebagai mekanisme pertahanan terhadap gangguan aliran udara dalam
hubungan dengan proses menelan.
Anak-anak lebih berisiko terhadap penyumbatan saluran napas karena saluran udara
mereka lebih sempit daripada saluran udara orang dewasa. Hal ini selalu merupakan gejala
yang penting bila terjadi pada orang dewasa atau anak, sebab sumbatan pernafasan mungkin
memerlukan saluran nafas buatan (trakeostomi) atau pemasangan pipa endotrakea.
Dalam beberapa kasus penyumbatan saluran pernafasan yang terjadi pada manusia, anak-
anak memiliki resiko yang lebih besar mengalami hal ini dari pada orang dewasa. Satu hal
yang harus diingat adalah bahwa bayi dan anak-anak bukanlah orang dewasa yang kecil.
Terdapat perbedaan antara struktur anak-anak dan orang dewasa. Perbedaan yang jelas yaitu
pada sistem pernapasan, struktur saluran nafas anak-anak berukuran lebih kecil. Karena
diameter saluran nafas lebih kecil maka anak-anak lebih sering mengalami sumbatan saluran
nafas. Peyumbatan saluran nafas tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya
11
karena adanya benda asing yang tersangkut pada trakea, atau karena adanya infeksi pada
pernafasan.
Saluran nafas bagian atas pada anak-anak yang lebih pendek dan lebih sempit daripada
orang dewasa dan karenanya lebih mungkin menyebabka masalah dengan obstrukif.
E. Kelainan pada System Pernafasan
Berikut beberapa kelainan pada system pernafasan:
1. Asma merupakan peradangan yang terjadi pada saluran pernapasan yang disebahkan
oleh hypersensitive bronkiolus. Orang yang menderita penyakit ini akan mengalami
kesulitan dalam bernapas. Sebab, pada kondisi ini saluran pernapasan utama pada
paru-paru menyempit. Penyakit ini bisa disebabkan oleh alergi terhadap kondisi
lingkungan, seperti debu, bahan kimia, serbuk sari, jamur, suhu yang dingin dan lain
sebagainya.
2. Sinusitis merupakan peradangan yang terjadi pada rongga hidung bagian atas (sinus
paranasalis). Penderita ditandai dengan hidung mampet, ingus berbau berwarna
kuning kehijauan, dan terasa sakit pada daerah sinus yang terserang.
3. Renitis merupakan peradangan yang terjadi pada rongga hidung,yang dapat
mengakibatkan rongga hidung membengkak. Bahkan apabila sudah parah, rongga
hidung mengeluarkan lendir. Penyakit ini disebabkan oteh alergi terhadap benda
tertentu. .
4. Asfiksi merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan adanya gangguan pada
proses pendistribusian oksigen ke seluruh sel-sel tubuh. Penyebab dari penyakit ini
bisa disebabkan oleh cairan Iimfa yang masuk ke afreolus karena infeksi
diplococcus pneumococcu Kondisl inl mengakibatkan seseorang menderlta penyakit
pneumonia
5. Bronkitis merupakan peradangan yang terjadi pada tenggorokan yang disebahkan
infeksi bakteri yang menimpa pada selaput epitel bronkus. Gejala darl penyakit
pneumonia biasanya ditandai oleh batuk yang dalam, dahak abu abu kekuning
kuningan yang keluar paru-paru.
6. Pneurnonia merupakan peradangan pada paru-paru yang menginfeksi dinding
alveolus yang disebabkan oleh jamur, virus ataupun bakteri.ciri ciri orang yang
menderita penyakit ini ialah terhambatnya oksigen untuk masuk ke dalam darah
karena alveolus terisi nanah, lendir, atau cairan yang lain.
12
7. Tuberculosis (TBC) merupakan peradangan yang menyerang dinding alveolus yang
disebabkan adanya bintil-bintil pada dinding dalam alveolus. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis pada jaringan paru-
paru.cara penularan penyakit ini dapat melalui udara.
8. Pleuritis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus paru-
paru(pleura). Penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi pada paru-paru ataupun
infeksi pada organ yang dekat dengan paru-paru. Peradangan ini dapat menyebabkan
pleura menghasilkan cairan yang berlebih pada pleura yang dapat berakibat dada
terasa sesak jika bernapas.
9. Emfisema merupakan gangguan saluran pernapasan karena susunan dan fungsi
alveolusi yang tidak normal. Penyakit ini ditandai dengan paru-paru yang tidak
lentur lagi karena paru-paru, terendam, berkurangnya luas permukaan membran
pernapasan karena terkikisnya sekat antara lveoli. Penderita penyakit ini akan
mengalami kesulitan bernapas karena udara yang dihirup sangat sedikit.
BAB III
PENUTUP
13
A. Kesimpulan
Pernapasan adalah proses pertukaran gas antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Sistem pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronchi, dan paru-paru.Organ-
organ ini dibedakan berdasarkan struktur dan fungsinya masing-masing. Secara struktural,
sistem pernapasan dibagi menjadi dua yaitu; (1) sistem pernapasan atas yang terdiri dari
hidung, faring, dan struktur lain yang saling berhubungan. (2) sistem pernapasan bagian
bawah terdiri dari laring, trakea, bronkhi, dan paru-paru.
Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau inspirasi serta
mengeluarkan napas atau ekspirasi, dan pada pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan
dada dan pernapasan perut.Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi,
demikian juga untuk pernapasan perut. Beberapa kelainan pada System Pernafasan seperti;
Asma, pneumonia, bronchitis, renitis, sinusitis, pleuritis, emfisema dan lain-lain.
B. Saran
System – system dalam tubuh manusia sangatlah penting, khususnya system pernafasan.
Maka dari itu jagalah dan lindungi sebaik mungkin organ – organ yang ada dalam tubuh kita
sendiri, agar kita tetap sehat dan tidak rentan terhadap penyakit.
14