bab i-iii ayip

144
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan yang professional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat. Pelayanan keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional kepada individu baik itu pasien, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat yang secara langsung dan tidak langsung akan memberikan dampak pelayanan pada ruangan, sangatlah memerlukan penataan yang maksimal agar pelayanan yang diberikan menjadi efektif dan efisien. Dalam pelayanan, terkadang perawat sulit membedakan tatanan pelayanan dan manajerial. Prinsip dasar dalam tatanan

Upload: yipz-yipz-keresek

Post on 12-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qq

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I-III AYIP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat

ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan yang

professional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan

pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode

sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. Pelayanan

asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi

pelayanan kesehatan. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat,

diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan

berdasarkan isu di masyarakat.

Pelayanan keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional kepada

individu baik itu pasien, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat yang

secara langsung dan tidak langsung akan memberikan dampak pelayanan

pada ruangan, sangatlah memerlukan penataan yang maksimal agar pelayanan

yang diberikan menjadi efektif dan efisien. Dalam pelayanan, terkadang

perawat sulit membedakan tatanan pelayanan dan manajerial. Prinsip dasar

dalam tatanan pelayanan adalah dalam memberikan asuhan keperawatan

bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia pasien sedangkan

dalam tatanan manajerial seorang perawat harus dapat mengelola sumber

daya yang ada di ruangan untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal

kepada pasien.

Penataan bentuk pelayanan di ruang perawatan sangatlah penting untuk

dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, khususnya manajemen

keperawatan yang terdiri dari manajemen asuhan dan manajemen pelayanan.

Keterampilan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen harus dikuasai oleh

seorang manajer yang mengelola pelayanan keperawatan mulai dari ketua

Page 2: BAB I-III AYIP

2

tim, kepala ruangan, kepala instalasi, kepala seksi sampai kepala bidang

keperawatan.

Pembenahan dalam sistem asuhan keperawatan harus diiringi dengan

manajemen keperawatan yang baik dan sesuai. Manajemen keperawatan

dilakukan dengan maksud untuk mempermudah asuhan keperawatan. Asuhan

keperawatan profesional yang dapat dikembangkan saat ini salah satunya

adalah Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim (MAKP Tim)

merupakan suatu metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung

jawab penuh selama 1 shift terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari

pasien masuk sampai dengan keluar srumah sakit. Keuntungan dari MAKP

tim antara lain memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh,

mendukung pelaksanaan proses keperawatan. Selain itu pembagian tugas

yang jelas dan memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah

di atasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Hal ini dapat

meningkatkan kepuasan bagi pasien, perawat dan tenaga kesehatan lainnya

sehingga tercapai suatu pelayanan yang berkualitas.

Dari hasil pengumpulan data tentang kepuasan pasien didapatkan hasil

presentase bahwa sekitar 10% pasien menyatakan cukup puas dengan

pelayanan di ruang mawar, dan 90% pasien mengatkan puas dengan

pelayanan yang diberikan di ruang mawar. Sedangkan tidak ada pasien yang

menyaatakan sangat puas dan tidak puas terhadap pelayanan terhadap

pelayanan Ruangan Mawar. pada tanggal 24 April 2015, kami mendapatkan

bahwa model asuhan Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan di Ruang

Mawar RSUD ‘45 Kabupaten Kuningan keperawatan yang digunakan di

Ruang Ruang Mawar RSUD ‘45” Kabupaten Kuningan adalah model asuhan

Keperawatan Tim.

Berdasarkan fenomena tersebut kami mencoba untuk menerapkan

kembali MAKP sesuai standar Ruang Mawar RSUD “45” Kabupaten

Kuningan, yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan di ruangan akan

melaksanakan role play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang

Page 3: BAB I-III AYIP

3

terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan melibatkan perawat

ruangan.

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat praktek kelompok II mahasiswa Profesi Ners Reguler Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Stase Manajemen Keperawatan

dilaksanakan di Ruang Mawar RSUD “45” Kuningan, berlangsung mulai

tanggal 24 April – 27 April 2015.

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa

mampu memahami dan mencoba melakukan manajemen keperawatan

di Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan sesuai dengan konsep dan

langkah-langkah manajemen keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan di

Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan, mahasiswa mampu:

a. Menganalisis gambaran umum Ruang Mawar RSUD ‘45

Kuningan.

b. Menganalisis aspek manajemen di Ruang Mawar RSUD ‘45

Kuningan.

c. Mengidentifikasi dan menyusun prioritas permasalahan yang ada di

di Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan.

d. Menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang

ada di Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan.

e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan

yang telah disususn sesuai prioritas di Ruang Mawar RSUD ‘45

Kuningan.

Page 4: BAB I-III AYIP

4

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat

sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan

dilaksanakan.

b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP :

Team di Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan.

c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP di

Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan.

d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan

penerapan model MAKP di Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan.

e. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan

menyusun rencana strategi.

f. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan

model asuhan keperawatan profesional di Ruang Ruang Mawar

RSUD ‘45 Kuningan.

a.4.2 Bagi Perawat Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan

a. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-

masalah yang ada di Ruang Mawar RSUD ‘45 Kuningan yang

berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.

b. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat

melaksanakan MAKP Tim dengan optimal.

c. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

d. Terbinanya hubungan baik anara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta

keluarga.

e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

a.4.3 Bagi Pasien dan Keluarga pasien

a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

Page 5: BAB I-III AYIP

5

a.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran

tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MAKP :

Keperawatan Tim.

a.5 Cara Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk

mengidentifikasi masalh dilakukan dengan metode :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mempeoleh data kondisi fisik ruangan,

proses pelayanan, keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan

yang langsung dilakukan ke pasien.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, ketua tim, perawat

pelaksana, keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang proses

orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.

3. Studi Dokumentasi

Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai

karakteristik pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan,

manajemen ruangan, prosedur tetap ruangan, dan inventaris ruangan.

4. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap

asuhan keperawatan, penerapan standar asuhan keperawatan dan

pelaksanaan Model Praktek Keperawatan Profesional.

a.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan manajemen ini berbentuk studi

pustaka di mana tersusun atas tiga (3) bab inti.

1. BAB I PENDAHULUAN terdiri dari : Latar Belakang, Waktu dan

Tempat Pelaksanaan, Tujuan Penulisan, Cara Pengumpulan Data,

dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II

Page 6: BAB I-III AYIP

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Manajemen Keperawatan

2.1.1 Definisi Manajemen

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian upaya dari organisasi serta penggunaan

semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (James A.F. Stoner, 2006)

Manajemen mengandung gagasan lima fungsi yaitu merancang,

mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi dan mengendalikan.

Sedangkan fungsi manajemen adalah elemen – elemen dasar yang akan

selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif,

karena manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan

rencana perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari

prinsip dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan organisasi

keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini meliputi

pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat memerlukan

pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan devisi

keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat manajer

mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk pelayanan

keperawatan (Swanburg, 2000).

Menurut Swanburg (2000), ketrampilan manajemen dapat

diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu: 1) Keterampilan intelektual,

yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori, keterampilan berfikir. 2)

Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur atau teknik. 3)

Page 7: BAB I-III AYIP

7

Keterampilan interpersonal, meliputi kemampuan kepemimpinan dalam

berinteraksi dengan individu atau kelompok.

2.1.2 Fungsi Manajemen

Dalam manajemen, diperlukan peran tiap orang yang terlibat di

dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing. Oleh sebab itu

diperlukan adanya fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen. Pada

fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu

Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing

(kepegawaian), Directing (pengarahan), Controlling

(pengendalian/evaluasi).

Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam

manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi

manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan

merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.

Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya

akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola

pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan

dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan.

Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan.

1. Planning (perencanaan)

Perencanaan secara efektif dan efesien. Swanburg (2000)

mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan

dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.

Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses

untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di

masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,

menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun

langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

tersebut.

Page 8: BAB I-III AYIP

8

a. Tujuan perencanaan

Adapun tujuan perencanaan adalah :

1) Sebagai upaya koordinasi dalam memberikan arahan sehingga

semua anggota paham akan kondisi organisasi dan mengerti

kontribusinya dalam mencapai tujuan baik secara mandiri

maupun tim.

2) Mengurangi dampak perubahan.

3) Meminimalkan hasil yang sia-sia, yang tidak efektif dan tidak

efisien serta menghindari pengulangan kegagalan.

4) Menetapkan standar pengontrolan/pengendalian :

membandingkan kinerja dan tujuan, deviasi dan tindakan

korektif yang diperlukan.

5) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan

tujuan.

6) Efektif dalam hal biaya.

b. Tahapan dalam perencanaan

Ada empat tahapan dalam perencanaan yaitu :

1) Menetapkan tujuan.

2) Merumuskan keadaan sekarang.

3) Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.

4) Mengembangkan serangkaian kegiatan.

c. Jenis perencanaan

Ada dua jenis perencanaan, yaitu :

1) Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya

jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan

umum suatu organisasi. Perencanaan jangka panjang

digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan

yang diberikan kepada pasien, juaga digunakan untuk merevisi

Page 9: BAB I-III AYIP

9

pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan masa

kini.

2) Perencanaan Operasional menguraikan aktivitas dan prosedur

yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian

tujuan, menentukan siapa orang – orang yang

bertanggungjawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur

serta menggambarkan cara menyiapkan orang – orang untuk

bekerja dan metode untuk mengevaluasi perawatan pasien.

d. Manfaat perencanaan

Adapun manfaat perencanaan antara lain :

1) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri

dengan perubahanperubahan lingkungan.

2) Memungkinkan manajer mamahami keseluruhan gambaran

operasi lebih jelas.

3) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.

4) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk

pelaksanaan.

5) Memudahkan koordinasi.

6) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah

dipahami.

7) Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

8) Menghemat waktu dan dana.

e. Keuntungan perencanaan Keuntungan dari perencanaan yaitu :

1) Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak

produktif.

2) Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang

dicapai.

3) Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya

terutama fungsi keperawatan.

4) Memodifikasi gaya manajemen.

5) Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan

Page 10: BAB I-III AYIP

10

6) Meningkatkan keterlibatan anggota.

f. Kelemahan perencanaan

Selain memiliki keuntungan, perencanaan juga memiliki

kelemahan. Kelemahan perencanaan antara lain :

1) Kemungkinan pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan

berlebihan pada kontribusi kerja.

2) Cenderung menunda kegiatan.

3) Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif.

4) Kadang-kadang hasil yang lebih baik didaptkan oleh

penyelesaian situasional individual dan penanganan suatu

masalah pada saat masalah itu terjadi.

5) Terdapat rencana yang diikuti oleh/atau dengan rencana yang

tidak konsisten.

g. Langkah-langkah dalam perencanaan Langkah-langkah yang perlu

dilakukan untuk membuat perencanaan adalah :

1) Pengumpulan data.

2) Analisis lingkungan (SWOT : Strenght, Weakness,

Opportunities, Threats).

3) Pengorganisasian data : memilih data yang mendukung dan

data yang menghambat.

4) Pembuatan rencana : tentukan objektif, uraian kegiatan,

prosedur, target, waktu, penanggung jawab, sasaran, biaya,

peralatan, metode yang digunakan.

2. Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,

menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan

tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam

rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk

memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material

Page 11: BAB I-III AYIP

11

dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(Muninjaya, 1999).

Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang

sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi

wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan jalan membagi

dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan

serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.

a. Manfaat pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang

manajer akan dapat mengetahui Pembagian tugas untuk perorangan

dan kelompok, Hubungan organisatoris antara orang-orang di

dalam organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya,

Pendelegasian wewenang, dan Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.

b. Tahapan dalam pengorganisasian

1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah

tertuang dalam fungsi perencanaan.

2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk

mencapai tujuan.

3) Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan

kegiatan yang praktis.

4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.

5) Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.

6) Mendelegasikan wewenang

c. Deskripsi peran dan fungsi

1) Kepala ruang rawat Kepala ruang rawat adalah perawat dengan

kemampuan D3 keperawatan yang berpengalaman atau

kemampuan S.Kp/S.Kep/Ners yang berpengalaman. Kepala

ruang rawat bertugas sesuai jam kerja dinas pagi. Tugas dan

tanggung jawab kepala ruang rawat adalah :

a) Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas).

Page 12: BAB I-III AYIP

12

b) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban

ruangan.

c) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan

masalah di ruangan.

d) Membimbing siswa/mahasiswa (bekerjasama dengan

pembimbing klinik) dalam pemberian asuhan keperawatan

di ruangan dengan mengikuti sistem yang sudah ada,

e) Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat.

f) Mengorientasikan pegawai baru, residen, mahasiswa

kedokteran, dan mahasiswa keperawatan yang akan

melakukan praktik keperawatan.

g) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang

harmonis dengan klien dan keluarga klien dan tim

kesehatan lain, antara laian kepala ruang rawat

mengingatkan kembali klien dan keluarga tentang perawat

atau tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di

ruangan yang bersangkutan.

h) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan

minimal 5 setiap hari.

i) Melaksanakan pembinaan terhadap perawat primer (PP)

dan perawat asosiet (PA) dalam hal implementasi

keperawatan profesional termasuk sikap dan tingkah laku.

j) Bila perawat primer cuti, tugas dan tanggung jawabnya

didelegasikan pada perawat primer yang lain atau wakil

PP pemula yang ditunjuk tetapi tetap dibawah pengawasan

kepala ruang rawat.

k) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas

yang dibutuhkan di ruangan.

l) Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua

tenaga yang ada di ruangan, membuat DP3 dan usulan

kenaikan pangkat.

Page 13: BAB I-III AYIP

13

m) Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap

bulan untuk membahas kebutuhan di ruangan.

n) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan

keperawatan.

o) Membuat peta resiko ruang rawat

2) Ketua tim (perawat primer)

Perawat primer (PP) adalah perawat lulusan D3 keperawatan

dengan pengalaman minimal 4 tahun atau perawat S.Kp/Ners

dengan pengalaman minimal 1 tahun. perawat primer dapat

bertugas pada pagi, sore, atau malam hari. Namun sebaiknya

perawat primer hanya bertugas pada pagi atau sore saja karena

bila bertugas pada malam hari perawat primer akan libur

beberapa hari sehingga sulit menilai perkembangan klien.

Tugas dan tanggung jawab perawat primer (PP) adalah :

a) Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awal

masuk ruangan sehingga tercipta hubunga terapetik.

Hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat

melakukan pengkajaian/tindakan kepada klien/keluarga.

Panduan orientasi ini sebaiknya dilaminating dan

digantung di kamar klien sehingga setiap saat

klien/keluarga dapat membaca kembali.

b) Menghitung tingkat ketergantungan klien/beban kerja.

c) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau

melengkapi pengakjian yang sudah dilakukan perawat

primer pada sore, malam atau pada hari libur.

d) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan

analisis standar rencana perawatan sesuai dengan hasil

pengkajian.

e) Menjelaskan rencana asuhan keperawatan (renpre) yang

sudah ditetapkan kepada perawat assosiate di bawah

Page 14: BAB I-III AYIP

14

tanggung jawabnya sesuai dengan klien yang dirawat pada

saat preconfrence sebagai penanggung jawabnya.

f) Menetapkan perawat assosiate yang bertanggung jawab

pada setiap klien, setiap kali giliran jaga (shift).

Pembagian tugas didasarkan pada jumlah klien, tingkat

ketergantung klien, dan tempat tidur yang berdekatan. Bila

pada satu tugas jaga (shift) PP didampingi oleh 2 perawat

assosiate, maka semua klien dibagi pada kedua perawat

assosiate sebagai penanggung jawabnya. Perawat primer

akan membantu dan membimbing perawat assosiate

dalam memberikan asuhan keperawatan. Bila perawat

primer hanya didampingi oleh 1 perawat assosiate pada

satu tugas jaga maka jumlah klien yang menjadi tanggung

jawab perawat primer adalah sebanyak 20% dan klien

tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan

minimal serta klien lainnya menjadi tanggung jawab

perawat assosiate. Penetapan ini dimaksudkan agar

perawat primer di bawah tanggung jawabnya dalam

memberikan asuhan keperawatan.

g) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek pekerjaaan

perawat assosiate dalam melakukan tindakan keperawatan

apakah sesuai dengan SOP).

h) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh perawat

assosiate.

i) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan

perawat assosiate.

j) Mengatur pelaksanaan kolaborasi dan pemeriksaan

laboratorium.

k) Melakukan kegiatan serah terima klien di bawah tanggung

jawabnya bersama dengan perawat assosiate.

Page 15: BAB I-III AYIP

15

l) Mendampingi dokter visite klien di bawah tanggung

jawabnya. Bila PP tidak ada, visite didampingi oleh

perawat assosiate sesuai timnya.

m) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat

catatan perkembangan klien setiap hari.

n) Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal

setiap dua hari untuk membahas kondisi perawatan klien

(tergantung pada kondisi klien).

o) Bila perawat primer cuti atau libur, tugas-tugas perawat

primer didelegasikan kepada perawat assosiate yang telah

ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruangan.

p) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga.

q) Membuat perencanaan pulang.

3) Perawat pelaksana Tugas dan tanggung jawab perawat

pelaksana adalah :

a) Membaca rencana keperawatn yang telah ditetapkan PP

b) Membina hubungan terapetik dengan klien/keluarga,

sebagai kontrak lanjutan yang sudah dilakukan PP.

c) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi

berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP tidak

ada di tempat.

d) Melakukan tindakan keperawatan pada klien berdasarkan

rencana keperawatan.

e) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilakukan dan mendokumentasikan pada format yang telah

disediakan.

f) Mengikuti visite dokter bila PP tidak di tempat.

g) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai

diparaf.

h) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan

masalah yang perlu diselesaikan.

Page 16: BAB I-III AYIP

16

i) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik,

laboratorium, pengobatan, dan tindakan. j) Berperan serta

dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada

klien/keluarga yang dilakukan oleh PP.

j) Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan timnya.

k) Membantu tim lain yang membutuhkan.

l) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien

yang menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi

dengan PP.

3. Staffing (ketenagaan)

Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang

teratur, sistematis berdasarkan rasional yang diterapkan untuk

menentukan jumlah personil suatu organisasi yang dibutuhkan dalam

situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat

kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk

studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana

penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK).

SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien,

karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga

perawat yang diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan

kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.

Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit

keperawatan mencakup personil keperawatan yang bermutu harus

tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan adekuat, memberikan

pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam

seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff

harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya

dicapai dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana.

Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh

derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung,

Page 17: BAB I-III AYIP

17

juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan

medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan

lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan

jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel

perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka.

Pengaturan staff kemudian juga dipengaruhi oleh organisasi divisi

keperawatan. Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk

mengatur departemen beroperasi secara efisien dan ekonomis dengan

pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur organisasi, fungsi

dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan

program staff efektif, dan evaluasi periodik terencana.

Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip

rekrutmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan

klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan proses pengumpulan

sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan

melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah

untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi baru.

Produktivitas meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan

jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus

merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat

distribusi waktu kerja dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat

pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan diulang pada

siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan

shift 10-12 jam dan metode lain yang biasa.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan

tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.

Menurut Douglas, 1994; loveridge dan cummings, 1996) klasifikasi

derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori yaitu : Perawatan

minimal memerlukan waktu 1-2 jam /24 jam, Perawatan intermediet

memerlukan 3-4 jam/24 jam, Perawatan maksimal atau total

memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam.

Page 18: BAB I-III AYIP

18

Dalam suatu penelitian (1975) tentang jumlah perawat di rumah

sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada waktu pagi,

sore, dan malam hari tergantung tingkat ketergantungan seperti pada

uraian di bawah ini :

a. Minimal care

Pasien yang menerima asuhan keperawatan minimal adalah

pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan, mampu

naik turun tempat tidur, mampu ambulasi dan berjalan sendiri,

mampu mandi sendiri, mampu membersihkan mulut (sikat gigi

sendiri), mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan,

status psikologis stabil, pasien dirawat untuk prosedur diagnostik,

operasi ringan.

b. Partial care

Pasien yang memerlukan bantuan perawat sebagian (partial

care) adalah membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun

tempat tidur, membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan,

membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan, membutuhkan

bantuan untuk makan (disuap), membutuhkan bantuan untuk

kebersihan mulut, membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan

berdandan, membutuhkan bantuan untuk bab dan bak (tempat

tidur.kamar mandi), post operasi minor (24 jam), melewati fase

akut dari post operasi mayor, fase awal penyembuhan, observasi

tanda-tanda vital setiap 24 jam, gangguan emosional ringan.

c. Total Care

Pasien yang menerima asuhan keperawatan total atau maksimal

adalah pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan

memerlukan waktu perawat yang lebih lama, membutuhkan 2

orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta

dorong/kursi roda, membutuhkan latihan pasif, kebutuhan nutrisi

dan cairan terpenuhi melalui intravena (infus) atau ngt (sonde),

membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut, membutuhkan

Page 19: BAB I-III AYIP

19

bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan, dimandikan

perawat, dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter, 24

jam post operasi mayor, pasien tidak sadar, pasien dalam keadaan

tidak stabil, observasi ttv setiap kurang dari 1 jam, perawatan luka

bakar, perawatan kolostomi, menggunakan alat bantu pernapasan

(respirator), menggunakan wsd, irigasi kandung kemih secara terus

menerus, menggunakan alat traksi (skeletal traksi), fraktur atau

pasca operasi tulang belakang/leher, gangguan emosional berat,

bingung dan disorientasi.

4. Directing (pengarahan)

Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang

ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk

dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan

perusahaan yang nyata.

Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan

manajemen. Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan

adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok

terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner

dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai

suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan

kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang

sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.

Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus

mampu untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak

membaca, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan

organisasi, dan menggerakkan (memotivasi) staffnya agar mereka

mampu melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi.

Page 20: BAB I-III AYIP

20

Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam

gaya kepemimpinan yaitu:

a. Autokratik

Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih

cenderung memikirkan penyelesaian tugas dari pada

memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung

menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis

dan menghilangkan inisiatif.

b. Demokratis

Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan

keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan

pada hubungan antara manusia dan kerja kelompok.

Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas dan

kepuasan kerja.

c. Laissez faire

Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan

pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut

membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap

orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah

dan karyawan frustasi.

Manajer perawat harus belajar mempraktekkan kepemimpinan

perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya,

mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat

lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat

keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.

5. Controlling (pengendalian/evaluasi)

Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan

fungsi yang terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang

erat dengan fungsi yang lainnya. Pengawasan merupakan pemeriksaan

terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana yang

Page 21: BAB I-III AYIP

21

ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-

prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan

kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1998).

Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk

menetapkan standard pelaksanaan dengan tujuan perencanaan,

merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan

nyata dengan standard yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan

dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil

tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam

pencapaian tujuan perusahaan (Mockler, 2002).

Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala

sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi

yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan

(Urwick, 1998). Tugas seorang manajemen dalam usahanya

menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu

memperhatikan beberapa prinsip berikut :

a. Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan

hasilnya mudah diukur, misalnya menepati jam kerja.

b. Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam

upaya mencapai tujuan organisasi.

c. Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada

semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung

jawab dan komitmen terhadap kegiatan program.

d. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan

bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan

telah tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja.

e. Terdapat sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik :

1) Harus menunjukkan sifat dari aktivitas

2) Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera

3) Harus memandang ke depan

4) Harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis

Page 22: BAB I-III AYIP

22

5) Harus objektif

6) Harus fleksibel

7) Harus menunjukkan pola organisasi

8) Harus ekonomis

9) Harus mudah dimengerti

10) Harus menunjukkan tindakan perbaikkan.

Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat

manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit

bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek

termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta pengunaan

sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan

untuk perubahan yang cepat.

Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji

pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah:

a. Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan

prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan,

catatan, anggaran. Hanya mengukur dukungan fisik saja, dan secara

relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam

keperawatan.

b. Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran

kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.

Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan

dengan tepat, maka akan diperoleh manfaat :

a. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah

dilaksanakan sesuai dengan standard atau rencana kerja.

b. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan

pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

c. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah

mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.

d. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk

promosi dan latihan lanjutan.

Page 23: BAB I-III AYIP

23

2.1.3 Prinsip Manajemen

Prinsip manajemen menurut Fayol, adalah sebagai berikut:

1. Division of work (pembagian pekerjaan)

2. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)

3. Discipline (disiplin) Unity of command (kesatuan komando)

4. Unity of direction (kesatuan arah)

5. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan

individu tunduk pada kepentingan umum)

6. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

7. Centralization (sentralisasi)

8. Order (ketertiban)

9. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai)

10. Equity (keadilan)

11. Inisiative (prakarsa)

12. Scale of hierarchy (jenjang hirarki)

13. Spirit de corps (kesetiakawanan korps)

2.1.4 Proses Manajemen Keperawatan

Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu

tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa

sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi,

argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari

kebebasan maksimal.Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian

akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok

pasien. Adapun proses manajemen Keperawatan :

1. Pengkajian – Pengumpulan Data

Pada tahap ini perawat dituntut tidak hanya mengumpulkan

informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga mengenai institusi

(rumah sakit/ puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi dan

bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi

Page 24: BAB I-III AYIP

24

keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini harus mampu

mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi salah satu bagian

dengan cara menggunakan ukuran pengawasan untuk

mengidentifikasikan masalah dengan segera, dan setelah mereka

terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah

atau prestasi yang perlu dikoreksi.

2. Perencanaan

Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu

rencana yang strategis dalam mencapai tujuan, seperti menentukan

kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien,

menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan

ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola

struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta

menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk

mencapai visidan misi yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan

Pada tahap ini Manajemen Keperawatan memerlukan kerja

melalui orang lain, maka tahap implementasi di dalam proses

manajemen terdiri dari dan bagaimana memimpin orang lain untuk

menjalankan tindakan yang telah direncanakan.

4. Evaluasi

Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan

evaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.Pada tahap ini

manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh staf mampu

melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi factor-faktor yang

menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.

Page 25: BAB I-III AYIP

25

2.1.5 Lingkup Manajemen Keperawatan

1. Lingkup manajemen keperawatan, terdiri dari:

a. Manajemen operasional

Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit dikelola oleh bidang

keperawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:

1) Manajemen puncak

2) Manajemen menengah

3) Manajemen bawah

b. Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses

keperawatan yang menggunakan konsep-konsep manajemen

didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian atau evaluasi.

2. Persyaratan ruangan menjalankan MAKP adalah sebagai

berikut:

a. Memiliki fasilitas yang memadai

b. Memiliki jumlah perawat minimal sejumlah tempat tidur yang

ada

c. Memiliki perawat pendidikan yang telah terspecialisasi

d. Seluruh perawat telah memiliki kompetensi dalam perawatan

primer

Page 26: BAB I-III AYIP

26

Page 27: BAB I-III AYIP

27

BAB III

MANAJEMEN RUANGAN MAWAR

RSUD ‘45’ KABUPATEN KUNINGAN

TAHUN 2015

3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah ’45’ Kabupaten

Kuningan

3.2 Kajian Situasi

3.2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit

1. Visi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah ‘45’ Kabupaten Kuningan

sebagai Rumah Sakit Rujukan terbaik di wilayah III Jawa Barat

Tahun 2015.

2. Misi Rumah Sakit

a. Memberikan dan mengutamakan kepuasan kepada pelanggan.

b. Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.

c. Menyediakan Prasarana dan Sarana sesuai dengan standarisasi

Rumah Sakit.

d. Mengembangkan Rumah Sakit sebagai tempat Diklat dan

Penelitian.

e. Meningkatkan kesejahteraan yang memadai bagi pegawai.

f. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan skateholder.

Page 28: BAB I-III AYIP

28

3. Motto Rumah Sakit

“Melayani Pasien Selalu ’45’ (Empat Lima)”

E konomis Biayanya

M anusiawi Pelayanannya

P rima dan Paripurna Pelayanannya

A ktual dan Profesional

T epat dan Cepat Tindakannya

L emah Lembut Ucapannya

I khlas dalam Melayani

M emudahkan Pelanggan

A man dan Nyaman

4. Sifat, Maksud dan Tujuan Rumah Sakit

a. Sifat dan Maksud Rumah Sakit

RSUD ‘45’ Kuningan merupakan Rumah Sakit

Pemerintah Kuningan yang dipimpin oleh seorang direktur

yang dibantu oleh wadir yang membawahi beberapa kepala

bidang dan staff. RSUD ‘45’ Kuningan adalah Badan Usaha

Milik Daerah/ BUMD sudah terakreditasi 12 pelayanan

merupakan Rumah Sakit tipe B non Pendidikan.

b. Tujuan Rumah Sakit

1) Tujuan Umum

Peduli Lingkungan “Meningkatkan upaya

kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan

mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan cara

promotive, preventive, dan melaksanakan rujukan.

Page 29: BAB I-III AYIP

29

2) Tujuan Khusus

a) Menyelenggarakan pelayanan medis.

b) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis

dan non medis.

c) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan

keperawatan.

d) Menyelenggarakan pelayanan rujukan.

e) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

f) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.

g) Menyelenggarakan administrasi umum dan

keuangan.

h) Menyelenggarakan pembinaan dan kesejahteraan

pegawai.

i) Menyelenggarakan kegiatan dan mengembangan

yang hidup.

3.2.2 Kajian Situasi Ruang Mawar RSUD ‘45’ Kuningan

a. Karakteristik Unit

1) Visi Ruangan Mawar

2) Misi Ruangan Mawar

Page 30: BAB I-III AYIP

30

3) Sifat Kekaryaan Ruangan Mawar

a) Fokus Telaah

Dalam bidang pelayanan fokus telaah Ruang Mawar

adalah individu bayi, anak dan dewasa dengan gangguan

pada spesialisasi Bedah Umum, Ortopedi, Mata, THT, Gigi,

dan Mulut.

b) Lingkup Garapan

Dalam bidang pelayanan lingkup garapan ruang mawar

adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Berdasarkan

fokus telaah, maka lingkup garapan Ruang Mawar adalah

memberikan pelayanan secara aman, berkualitas dan

berkesinambungan dengan segala aktifitas untuk mengatasi

gangguan hambatan pemenuhan kebutuhan manusia yang

terjadi akibat perubahan fisiologis pada satu atau berbagai

sistem yang dialami individu.

Secara umum lingkup garapan Ruang Mawar adalah :

1. Memberikan pelayanan untuk memberikan

kenyamanan pada klien selama dirawat.

2. Pemberian bantuan kepada individu dalam

meningkatkan dan memelihara status kesehatan,

deteksi dan pencegahan penyakit.

3. Pemberian bantuan kepada klien dalam mencapai

kemandirian klien sehingga tercapai derajat

kesehatan yang optimal.

4. Pemberian bantuan kepada klien meninggal dengan

damai.

Sistem keuangan atau administrasi di Ruangan Mawar

dikelola oleh rumah sakit dimana dalam ruang mawar

terdapat tenaga administrasi. Sumber keuangan yang terdapat

di ruang mawar berasal dari pasien askes dan umum.

Page 31: BAB I-III AYIP

31

Metode yang digunakan di ruang mawar adalah metode

keperawatan tim. Dimana dalam satu ruangan terdapat kepala

ruangan, perawat pengganti kepala ruangan, katim dan

perawat pelaksana.

c) Basis Intervensi

Basis intervensi Ruang Mawar dalam bidang pelayanan

untuk memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) akibat

dari ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan

pasien.

3.2.3 Analisis Unit Layanan Keperawatan

a. Manajemen Asuhan Keperawatan

No. ASPEK DESKRIPSI SITUASI

1. PELAYANAN

Flow of Care

Hasil pengkajian dari tanggal 23-27 April

2015 didapatkan data sebagai berikut:

Penerimaan Pasien Baru

Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan dan observasi

selama pengkajian bahwa pasien masuk dari IGD selanjutnya mengurus

administrasi ke pendaftaran, setelah selesai pendaftaran, petugas

menelepon ruangan untuk memesan tempat, mengecek kesiapan ruangan

mengkonfirmasi kondisi pasien. Setelah mendapat konfirmasi dari

perawat ruang perawatan Mawar bahwa kamar dan tempat tidur telah

siap, baru pasien diantar dari IGD ke ruangan. Selain dari IGD pasien

dapat berasal dari Poliklinik.

Hasil observasi saat pengkajian dines pagi tanggal 24 April 2015

Dari 2 orang pasien baru yang masuk ke ruang perawatan mawar, pasien

diantar petugas emergency (Portir) dan keluarga. Perawat memeriksa

kelengkapan status dan memberitahu kamar dan tempat tidur yang telah

disiapkan. Pasien langsung diantar oleh petugas emergency (portir) di

dampingi perawat ke kamar dan tempat tidur yang dimaksud. Pasien

Page 32: BAB I-III AYIP

32

dipindahkan oleh petugas emergency (portir) dan perawat ikut membantu

memindahkan pasien ke tempat tidur. Selanjutnya perawat ruangan

mengatur peralatan pendukung sesuai kebutuhan pasien (tetesan infuse,

oksigen dll)

Pengkajian Tanda-Tanda Vital dilakukan, tetapi timbang BB, ukur TB,

orientasi ruangan dan penjelasan tata tertib ruangan tidak dilakukan

dengan baik pada pasien maupun pada keluarga pasien. Perawat tidak

memperkenalkan diri sebagai petugas dines pada jam kerja nya.

Orientasi ruangan tidak dilakukan secara detail oleh perawat.

SIMPULAN MASALAH

Perawat tidak melakukan pengkajian BB, TB, dan orientasi

ruangan.

Perawat tidak memperkenalkan diri sebagai petugas pada

pasien.

Pengelolaan Pasien

Dari hasil pengkajian dari tanggal 24-27 April 2015 pada ruang rawat

inap perawatan mawar pengelolaan pasien dilakukan dengan cara:

Setelah perawat menerima pemberitahuan akan ada pasien baru, perawat

menyiapkan tempat tidur dan membersihkan ruangan sebelum pasien

datang.

Perawat menganalisis data hasil pengkajian pasien baru dan menentukan

masalah pasien beserta prioritas nya, menegakkan diagnose perawatan

dan masalah kolaborasi serta menyusun rencan tindakan. Jika pasien ada

rencan operasi, keluarga pasien diwajibkan menandatangani Surat Izin

Operasi (SIO)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium sudah dilakukan di IGD. Selanjutnya

pengambilan sampel laboratorium ( Darah, Urine, Feses, dll) diambil

diruangan sesuai instruksi dokter dan mengirim sampel tersebut ke

laboratorium disertai pemberian etiket lengkap. Hasil Laboratorium

diambil oleh perawat ruangan.

Page 33: BAB I-III AYIP

33

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Pemeriksaan Radiologi sudah dilaksanakan di IGD sebelum pasien

masuk ke ruangan. Bila Pemeriksaan dari ruangan, dokter menulis

jenis pemeriksaan radiologi pada status pasien dan formulir

pemeriksaan yang tersedia di ruangan kemudian perawat ruangan

membawa pasien ke radiologi untuk dilakukan pemeriksaan sesuai

instruksi daokter, hasil rontgen diambil perawat ruangan.

FARMASI

Bagian Farmasi menerima resep terapi sesuai dengan advis dokter

perawat menyimpan terapi obat oral dan injeksi di kotak

penyimpanan obat pasien yang telah disediakan diruang persiapan

obat.

Terapi obat di kotak penyimpanan sudah disimpan berdasarkan nama

pasien.

Untuk cairan infuse terlihat di simpan di tiap meja khusus pasien.

GIZI

Setelah mengetahui ada pasien baru, perawat berkolaborasi dengan

tim gizi. Jika terjadi perubahan diet perawat juga menginformasikan

kepada tim gizi.

DOKTER

Setiap visite dokter selalu didampingi oleh perawat.

SIMPULAN MASALAH

Pengelolaan pasien sudah berjalan dengan baik.

Discharge Planning

Dari hasil pengkajian selama 2 hari,

Pada tanggal 24 April 2015 sejumlah 2 orang pasien pulang.

Pada tanggal 25 April 2015 sejumlah 4 orang pasien pulang.

Pada tanggal 27 April 2015 sejumlah 4 orang pasien pulang.

Pasien diperbolehkan pulang setelah dinyatakan sembuh dan diizinkan

oleh dokter yang menangani, bila pasien pulang paksa dari pihak keluarga

Page 34: BAB I-III AYIP

34

setelah menandatangani perjanjian maka pasien di izinkan pulang.

Perawat menjelaskan cara penyelesaian administrasi, obat yang harus

diminum, serta waktu control dengan memberikan yang telah ditulis

secara lengkap.

Untuk administrasi sudah dilaksanakan oleh ADM di ruang perawatan

mawar.

Tidak dilakukan nya pendidikan kesehatan terhadap pasien pulang, serta

tidak ada leflet/ alat bantu untuk pendidikan kesehatan pada pasien

pulang.

Belum ada pembagian tugas/koordinasi antara kepala ruangan, ketua tim,

serta perawat pelaksana maupun administrasi pada pasien rencana pulang.

SIMPULAN MASALAH

- Pembagian tugas untuk pasien pulang belum dilaksanakan dengan

baik.

- Pemberian pendidikan kesehatan belum dilakukan secara

maksimal, belum tersedia leaflet/ media untuk pendidikan

kesehatan pada pasien rencana pulang.

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)

OKSIGENASI

Dari hasil pengkajian di dapatkan data sebagai berikut :

Tanggal 24 April 2015 , jumlah pasien yang mengalami gangguan

oksigenasi dibantu dengan pemberian Oksigen sesuai Advis dokter

sebanyak 2 orang.

Tanggal 25 April 2015, tidak ada pasien yang mengalami gangguan

oksigenasi.

Tanggal 27 April 2015, jumlah pasien yang mengalami gangguan

oksigenasi dibantu dengan pemberian Oksigen sesuai Advis dokter

sebanyak 1 orang.

Jumlah tabung oksigen 6 tabung.

Oksigen penuh : 3 tabung di ruang linen.

Page 35: BAB I-III AYIP

35

Oksigen di kamar 3 : 2 tabung.

Oksigen kosong : 1 di ruang linen.

Selang nasal kanul disposable

Upaya pemenuhan kebutuhan oksigen dilakukan dengan cara : posisi

semi fowler, pemberiaan binasal kanul,

Ventilasi/jendela tiap kamar dibuka dan berfungsi dengan baik.

Tidak terasa pengap di semua kamar.

SIMPULAN MASALAH

Kebutuhan oksigen pasien terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pasien yaitu mengkonsumsi

minuman secara oral dan parenteral (infuse).

- Pasien terpasang infuse tanggal 24 April 2015 sebanyak 8 pasien.

- Pasien terpasang infuse tanggal 25 April 2015 sebanyak 10 pasien.

- Pasien terpasang infuse tanggal 27 April 2015 sebanyak 7 orang.

- Tidak ada pasien yang mengalami flebitis tanggal 24 April 2015.

- Tidak ada pasien yang mengalami flebitis tanggal 25 April 2015.

- Tidak ada pasien yang mengalami flebitis tanggal 27 April 2015

- Pergantian alat infuse dilakukan bila pasien mengalami flebitis,

bengkak, dan infuse merembes. Cairan diganti berdasarkan

laporan anggota keluarga pasien dan observasi perawat.

- Pendokumentasian untuk pemasangan infuse belum dilakukan

secara optimal. Termasuk waktu pemasangan infuse.

SIMPULAN MASALAH

Pendokumentasian pemasangan infuse dan pergantian cairan infuse belum optimal,

selang infuse tidak diberi tanggal pemasangan sehingga menyulitkan untuk

penentuan tanggal penggantian secara rutin.

Kebutuhan Nutrisi

Menu makanan pasien diatur oleh bagian gizi dan disesuaikan dengan

kondisi pasien.

Page 36: BAB I-III AYIP

36

Penyajian makanan diberikan 3 kali sehari.

Penyajian makan pagi jam 06.30-07.00, makan siang jam 12.00 dan

makan sore jam 16.00-17.00.

Makanan dan air minum disajikan dalam keadaan tertutup.

Perubahan diet pasien didokumentasikan di buku makanan.

Perlengkapan alat makan belum tersedia seperti tidak disediakan sendok

makan.

Pengkajian pada tanggal 25 April 2015 , terdapat 6 Pasien yang sudah

membeli makanan dari luar.

Pada tanggal 25 April 2015, dari wawancara dengan 13 pasien di

dapatkan bahwa sekitar 8 orang mengatakan makanan dari rumah sakit

“tidak lezat”, serta mengatakan tidak nafsu makan, terbukti dengan porsi

makan tidak dihabiskan.

Dari segi penyajian makanan, kebersihan makanan, ketepatan waktu

pemberian makan hampir seluruh pasien mengatakan sudah “baik”.

SIMPULAN MASALAH

- Perlengkapan makan belum lengkap.

- Peraturan pembelian makanan dari luar belum optimal. Terbukti dengan

masih banyak pasien yang membeli dan memakan makanan/jajanan dari

luar.

- Hampir seluruh pasien mengatakan makanan tidak lezat.

ISTIRAHAT DAN TIDUR

Dari hasil observasi, pengaturan tentang tata tertib jam kunjungan dan

batasan jumlah penunggu masih belum terlaksana. Sehingga

mengganggu kenyamanan dan istirahat tidur pasien.

Tidak tersedia ruang tunggu untuk keluarga pasien.

Fasilitas tempat tidur : kasur >80% masih layak pakai, tempat tidur

terdapat pengamanan tempat tidur.

Dari hasil observasi tingkat kebisingan di Ruang Mawar dapat

disimpulkan tidak bising, hal dikarenakan Ruang Mawar berada di

ujung selatan rumah sakit dan jauh dari keramaian.

Page 37: BAB I-III AYIP

37

Dari hasil wawancara pada tanggal 24 April 2015 sebagian besar pasien

(80%) mengatakan tidak bisa tidur akibat nyeri.

SIMPULAN MASALAH

Belum optimalnya batasan untuk penjenguk.

Belum tersedia tempat tunggu keluarga.

Manajemen nyeri belum dilakukan dengan baik ( nyeri merupakan

penyebab utama gangguan tidur).

AKTIVITAS

Pemenuhan ADL pasien dilakukan oleh keluarga pasien.

Pendidikan kesehatan yang dilakukan perawat melalui lisan, tidak

menggunakan alat bantu seperti leaflet.

Untuk mobilisasi pasien post operasi, hanya dijelaskan singkat.

SIMPULAN MASALAH

Kurang optimal dalam pendidikan kesehatan dari segi mobilisasi

pada pasien post operasi.

INTEGRITAS KULIT DAN KEBERSIHAN DIRI

Pemenuhan kebutuhan diri/personal hygiene dilakukan oleh keluarga

pasien hanya sebatas di lap.

Oral higiene tidak dilakukan.

Tidak ada implementasi dari perawat terhadap personal hygiene pasien.

Ganti balutan dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari.

Penggantian alat tenun dilakukan pada hari senin dan kamis, atau

apabila pasien meminta pergantian alat tenun karena basah/kotor.

SIMPULAN MASALAH

Pemenuhan kebutuhan personal hygiene belum terlalu

diperhatikan dalam implementasi perawat.

SIRKULASI

Dari hasil observasi pemeriksaan TTV dilakukan hanya setiap shift

malam oleh perawat dan di dokumentasikan pada buku observasi TTV

serta pada status pasien.

Page 38: BAB I-III AYIP

38

Pemeriksaan EKG dilakukan apabila ada instruksi dari dokter.

SIMPULAN MASALAH

- TTV tidak dilakukan tiap shift.

PSIKOLOGIS, IDENTITAS SOSIOKULTURAL, KESEHATAN

MENTAL, NILAI KEPERCAYAAN DAN SEKSUALITAS

Dari hasil wawancara sebagian besar pasien mengalami kecemasan selama

dirawat di rumah sakit.

Dari segi ibadah sebagian besar pasien tidak melaksanakan sholat.

SIMPULAN MASALAH

PENCEGAHAN TERHADAP INFEKSI

Upaya pencegahan infeksi pada pasien :

a. Perawat menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan.

b. Set ganti balutan yang steril dan menggunakan tehnik septic dan aseptic.

c. Sebagian besar perawat melakukan cuci tangan sebelum melakukan

tindakan kepada pasien. Perawat juga melakukan cuci tangan setelah

melakukan tindakan atau kontak dengan pasien sesuai protap (6 langkah

cuci tangan).

d. Petunjuk cuci tangan yang benar terpasang di sebelah tempat cuci tangan

hanya di ruang perawat.

Kamar pasien di pel setiap hari 2x sehari pada shift pagi dan sore.

Terdapat 5 handscrubd untuk 5 kamar, sementara 2 kamar belum terdapat

handscrubd.

Tidak terdapat ruangan khusus/ruang isolasi untuk penyakit infeksi/menular

Pencatatan tanggal pemasangan pada alat-alat yang dipasang seperti infuse,

NGT dan kateter belum ada.

Terdapat 1 tempat sampah medis infeksius, 1 tempat sampah medis daur ulang,

1 tempat sampah rumah tangga. Serta terdapat tempat sampah untuk bekas

spuit/benda tajam medis.

Belum terdapat tempat sampah di setiap kamar. Total tempat sampah pasien

Page 39: BAB I-III AYIP

39

terdapat 3 .

Penampungan sampah medis dan non medis sudah terpisah.

Pembuangan sampah medis dan non medis masih belum sesuai dengan tempat

yang seharusnya.

SIMPULAN MASALAH

Belum tersedia handscrub untuk tiap kamar.

Belum ada tentang gambar tentang langkah mencuci tangan di setiap kamar

pasien.

Pencatatan tanggal pemasangan pada alat-alat yang dipasang seperti infuse,

NGT dan kateter belum ada.

Belum optimal tentang pembuangan sampah medis dan non medis.

Aplikasi Proses Keperawatan

PENGKAJIAN

Sistem pendokumentasian yang berlaku di Ruang Mawar adalah system SOR

(Source Oriented Record), yaitu suatu system pendokumentasian yang

berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter,

perawat, rehabilitasi dan lain-lain.

Format status rekam medic pasien sudah ditentukan dari Rumah Sakit

yaitu:

Format pengkajian, perencanaan, pelaksanaan/implementasi dan

evaluasi keperawatan.

Format laporan harian dinas terdiri dari Nama Pasien, No.Kamar,

Status Kepesertaan (Umum,Askes dll), Diagnosa penyakit, terapi dan

laporan keadaan pasien yang ditulis dari tiap shiftnya yaitu keadaan

umum pasien, terapi yang diberikan serta instruksi dari tim kesehatan

lain ( Dokter).

Dari hasil studi dokumentasi yang dilakukan pada tanggal 24-27 April

2015 terhadap 10 dokumentasi keperawatan. Dimana data yang di dapatkan

adalah :

Perawat ruangan melakukan pengkajian dengan cara wawancara

menanyakan tentang keluhan umum dan keluhan utama.

Page 40: BAB I-III AYIP

40

Dari hasil studi dokumentasi semuanya sudah memiliki format

pengkajian.

Berdasarkan hasil observasi perawat sering melakukan tehnik inspeksi

dalam melakukan pengkajian pada klien.

Di dapatkan hasil 85% lembar informed consent tindakan keperawatan

tidak diisi dan ditandantangani.

SIMPULAN MASALAH

− Informed consent tentang tindakan keperawatan tidak di isi dan

ditandatangani.

− Tehnik palpasi, auskultasi, perkusi jarang dipergunakan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan hasil observasi tentang diagnose rencana asuhan keperawatan

dan studi dokumentasi 10 stasus/asuhan keperawatan pasien, data yang di

dapatkan adalah :

Dari 10 dokumentasi askep yang ada seluruhnya mencantumkan

satu diagnose keperawatan, yang menurut perawat hanya

berdasarkan keluhan utama pasien/prioritas diagnosa.

Dari 10 dokumentasi askep, hanya 6 Askep yang didapatkan

rumusan diagnosa mengandung unsur PES.

SIMPULAN MASALAH

− Diagnosa keperawatan hanya satu diagnosa.

− Diagnosa keperawatan rata-rata tidak mengandung unsur PES.

RENCANA KEPERAWATAN

Secara keseluruhan rencana perencanaan intervensi keperawatan sudah

sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul.

Dari 10 dokumentasi askep, sekitar 70% untuk tujuan rencana

keperawatan tidak mengandung unsur S.M.A.R.T. serta sebagian besar

belum mencantumkan kriteria hasil.

Page 41: BAB I-III AYIP

41

Rencana Asuhan Keperawatan dibuat sedimikan minimal.

Sebesar 50% tidak mengandung unsur Observasi, Mandiri, Kolaborasi

dan Penkes.

Tidak ada kolom untuk Rasionalisasi dari rencana keperawatan.

SIMPULAN MASALAH

Pembuatan Tujuan Intervensi keperawatan belum mengandung unsur

S.M.A.R.T

Unsur Observasi, Mandiri, Kolaborasi, Penkes belum ditulis dalam

rencana keperawatan.

Tidak ada rasionalisasi.

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Dari hasil observasi terhadap implementasi keperawatan didapatkan bahwa

:

Berdasarkan hasil observasi sebagian besar implementasi keperawatan

hanya berdasarkan kebutuhan pasien saat itu.

Sebagian besar implementasi perawat berfokus pada tindakan

kolaborasi. Terutama dalam pemberian terapi.

Implementasi keperawatan secara mandiri masih minimal.

Implementasi keperawatan dalam pendidikan kesehatan masih minimal.

Tidak ada media seperti leaflet atau lembar balik.

Pre dan post conference belum dilakukan.

SIMPULAN MASALAH

- Sebagian besar implementasi yang dilakukan berfokus pada pemberian terapi.

- Belum dilaksanakan predan post confrence

EVALUASI

Belum ada evaluasi setelah setiap tindakan yang diberikan.

METODE ASUHAN KEPERAWATAN

Metode asuhan keperawatan yang dipakai adalah metode TIM.

Page 42: BAB I-III AYIP

42

Pembagian tugas terdiri dari Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan, Ketua

Tim, Kepala Shift 1, Kepala Shift 2, Perawat pelaksana yang memiliki peran

dan tugas masing-masing.

2. PENDIDIKAN Kesempatan mengikuti Pendidikan

Berjenjang

b. Manajemen Unit

NO ASPEK DESKRIPSI SITUASI

1. PELAYANAN FISIK

LETAK RUANG

Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa Profesi Ners

STIKES KUNINGAN kelompok II diruang Mawar RSUD “45” Kuningan

dengan uraian sebagai berikut:

Page 43: BAB I-III AYIP

43

Ruang perawatan mawar terletak di sebelah selatan RSUD ‘45’

Kuningan, dekat dengan ruang dapur dan jauh dari unit-unit pelayanan

lainnya seperti Radiologi, Laboratorium, Farmasi, dan OK.

Adapun letak ruangan mawar berbatasan dengan :

a) Timur : Ruangan Instalasi Gizi/Dapur

b) Barat : Ruangan Beugenvile

c) Selatan : Parkiran

d) Utara : Ruangan Flamboyan/VK

KAPASITAS RUANG MAWAR

Ruangan Jumlah

1. Ruang Kepala Ruangan dan Perawat 1

2. Ruang Perawatan Pasien

a. Kelas 1

b. Kelas 2

c. Obgyn

3

3

1

3. Ruang Linen 1

4. Kamar mandi Petugas 1

5. Gudang 1

6. Ruang Cuci Alat 1

Page 44: BAB I-III AYIP

44

KAPASITAS UNIT RUANG

Lokasi ruang mawar terletak disebelah selatan RSUD ‘45’ Kuningan,

berhadapan dengan ruangan Bougenvile.

Ruangan Mawar mempunyai ruang perawatan yang terdiri dari :

Lantai seluruh ruangan terbuat dari keramik, kering, tidak licin dan

dibersihkan setiap hari oleh petugas. Ada beberapa keramik yang kotor. Ada

beberapa keramik yang pecah. Dinding tembok bercat warna krem dan

cokelat, permukaan rata serta kurang bersih, eternit kotor dan ada bolong

(kamar 5), serta beberapa kamar mandi masih kotor dan ada yang tidak

memiliki pegangan/kunci pintu.

Berikut ini deskripsi keadaan masing-masing ruangan :

Koridor

Koridor terletak di tengah, memisahkan antara kamar 5,6,7, ruang

perawat dengan kamar 1,2,3,4 dan kamar linen.

Lantai terlihat bersih, bewarna putih dan tidak licin. Lantai dibersihkan

setiap hari oleh Cleaning Service.

Terdapat 2 tempat sampah di depan kamar 4 yang dipergunakan untuk

sampah rumah tangga.

Terdapat pintu diujung selatan koridor. Pintu sering tertutup dan terdapat

brankar yang melintang pada pintu.

Ruangan Kapasitas

3 ruangan perawatan kelas 1

1 ruangan kelas 1 obgyn

3 ruangan perawatan kelas 2

6 tempat tidur dengan setiap kamar

berisi 2 tempat tidur

1 tempat tidur dan 2 tempat tidur bayi.

12 tempat tidur dengan setiap kamar

berisi 4 tempat tidur

Page 45: BAB I-III AYIP

45

Terdapat 5 handscrub di pintu masuk kamar pasien.

Terdapat 2 pot tanaman besar plastik untuk memperindah koridor yang

tampak berdebu.

Terdapat fire alarm.

Terdapat 2 brankar yang diletakkan di sepanjang koridor.

Terdapat pintu disebelah utara yang menghubungkan ruang mawar

dengan ruangan VK.

Di sebelah utara koridor (depan nurse station) terdapat troly EKG, serta

troly obat yang tampak belum tersusun rapi dalam penyimpanan nya.

Disebelah troly obat terdapat 4 tempat sampah berjejer rapi yang terdiri

dari :

a. 1 tempat sampah medis infeksius, digunakan untuk :

- Kapas, kassa, verband.

- Handscoon.

- Infuse set, blood set, kantong darah.

- Folley chateter / dower chateter.

- NGT.

- Syringe disposible.

b. 1 tempat sampah medis daur ulang, digunakan untuk :

- Plabot infuse bekas.

- Botol beling.

- Placon yang tidak terpapar cairan tubuh pasien.

c. 1 tempat rumah tangga, digunakan untuk :

- Kertas.

- Plastik.

- Sisa makanan.

- Sampah kebun.

- Sisa pembungkus obat.

d. 1 tempat sampah untuk bekas spuit/benda tajam medis.

Terdapat 1 tempat sampah rumah tangga di depan kamar 1, bingkai 5

langkah cuci tangan, dan bingkai nama-nama ruangan di RSUD 45

Page 46: BAB I-III AYIP

46

Kuningan.

Terdapat 1 buah rak TV dan TV di depan ners station.

Terdapat bingkai visi dan misi rumah sakit, doa menjenguk orang sakit,

kotak saran.

SIMPULAN MASALAH

- Pemeliharaan ruangan belum optimal.

Ruang rawat inap

Mempunyai luas 5,6 x 6,4 meter dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Terdapat 4 jendela yang dapat dibuka tutup dengan gorden bewarna

kuning dan ventilasi dengan ukuran masing-masing 150x160cm, blower

tidak berfungsi dan tampak kotor. Jendela terdapat di dinding sebelah

timur. Plavon dan lantai dalam kondisi baik. Terdapat juga 2 buah lampu

ruangan yang berfungsi dengan baik. Dinding ruangan bercat krem.

Terdapat 3 lampu bed yang tidak berfungsi dan 1 stop kontak lampu bed

yang bolong atau rusak.

Jarak antar tempat tidur adalah sekitar 1 meter. Setiap tempat tidur

dilengkapi dengan kasur yang empuk. Jenis tempat tidur yang digunakan

adalah tempat tidur beroda dengan bed plang dan dapat dipergunakan

untuk posisi semi fowler.

Setiap tempat tidur dilengkapi dengan 1 buah lemari kecil, 1 buah kursi. 4

Standard infus dan tabung oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Belum ditemukan adanya papan identitas pasien.

Terdapat tanda arah kiblat.

Tidak terdapat sampiran disetiap bed pasien.

Dilengkapi satu lemari plastik.

Terdapat 1 jam dinding yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 buah kamar mandi, dengan ukuran 2x1,25 meter. Tidak

terdapat jendela dengan jenis kloset adalah kloset duduk yang berfungsi

dengan baik, tidak mampet. Terdapat 1 buah ember sebagai tempat

penampungan air. Keadaan kamar mandi kurang bersih dan berbau.

Tidak terdapat pewangi ruangan dan tidak ada pewangi untuk kamar

Page 47: BAB I-III AYIP

47

mandi.

Terdapat 2 buah pispot, 1 urinal, 1 standard infuse, pegangan kecil

disamping kloset.

Terdapat cermin di sebelah pintu kamar mandi dengan keadaan cermin

sedikit pecah.

Terdapat tata tertib penggunaan kamar mandi.

Terdapat 1 buah keset di depan kamar mandi dengan keadaan tampak

berdebu.

Langit-langit atap terlihat bersih.

Terdapat fire alarm.

Kamar 2

Mempunyai luas 5,6 x 6,4 meter dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Terdapat 6 jendela yang dapat dibuka tutup dengan gorden bewarna putih

bercorak bunga dan ventilasi dengan ukuran masing-masing 150x160cm,

blower tidak berfungsi dan tampak kotor. Jendela terdapat di dinding

sebelah timur. Plavon dan lantai dalam kondisi baik. Terdapat juga 2

buah lampu ruangan yang berfungsi dengan baik. Dinding ruangan bercat

krem. 3 lampu bed tidak berfungsi dan 1 lampu bed berfungsi dengan

baik.

Jarak antar tempat tidur adalah sekitar 1 meter. Setiap tempat tidur

dilengkapi dengan kasur yang empuk. Jenis tempat tidur yang digunakan

adalah tempat tidur beroda dengan bed plang dan dapat dipergunakan

untuk posisi semi fowler.

Setiap tempat tidur dilengkapi dengan 1 buang lemari kecil, 1 buah kursi.

Standard infus dan tabung oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Belum ditemukan adanya papan identitas pasien.

Terdapat tanda arah kiblat.

Dilengkapi 1 lemari plastik.

Terdapat 1 bingkai kaligrafi.

Terdapat 1 bingkai tentang ASI (penempatan tidak tepat), lebih tepatnya

Page 48: BAB I-III AYIP

48

di pasang di kamar obgyn.

Langit-langit terlihat berkerak dan berlumut.

Terdapat fire alarm yang terletak di langit-langit.

Terdapat 1 jam dinding yang tidak berfungsi dengan baik.

Tidak terdapat sampiran disetiap bed pasien.

Terdapat 1 buah kamar mandi, dengan ukuran 2x1,25 meter. Tidak

terdapat jendela dengan jenis kloset adalah kloset duduk yang berfungsi

dengan baik, tidak mampet. Terdapat 1 buah ember sebagai tempat

penampungan air. Keadaan kamar mandi bersih dan tidak berbau.

Terdapat 1 buah keset di depan kamar mandi dengan keadaan cukup

bersih.

Terdapat 1 pispot, 1 urinal, standard infuse dan pegangan kecil untuk

pasien di samping kloset.

Tidak terdapat cermin disebelah pintu kamar mandi.

Terdapat tata tertib penggunaan kamar mandi.

Kamar 3

Mempunyai luas 5,6 x 6,4 meter dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Terdapat 6 jendela yang dapat dibuka tutup dengan gorden bewarna

kuning dan ventilasi dengan ukuran masing-masing 150x160cm, blower

tidak berfungsi dan tampak kotor. Jendela terdapat di dinding sebelah

timur. Plavon dan lantai dalam kondisi baik. Terdapat juga lampu 2 buah

lampu ruangan yang berfungsi dengan baik. Dinding ruangan bercat

krem. 3 lampu bed tidak berfungsi dan 1 lampu bed berfungsi dengan

baik.

Jarak antar tempat tidur adalah sekitar 1 meter. Setiap tempat tidur

dilengkapi dengan kasur yang empuk. Jenis tempat tidur yang digunakan

adalah tempat tidur beroda dengan bed plang dan dapat dipergunakan

untuk posisi semi fowler.

Setiap tempat tidur dilengkapi dengan 1 buah lemari kecil yang tampak

kotor, 1 buah kursi. Standard infus dan tabung oksigen disesuaikan

Page 49: BAB I-III AYIP

49

dengan kebutuhan pasien.

Belum ditemukan adanya papan identitas pasien.

Tidak terdapat tanda arah kiblat.

Terdapat 1 jam dinding yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 buah kamar mandi, dengan ukuran 2x1,25 meter. Tidak

terdapat jendela dengan jenis kloset adalah kloset duduk yang berfungsi

dengan baik, tidak mampet. Terdapat 1 buah ember sebagai tempat

penampungan air. Keadaan kamar mandi bersih dan tidak berbau.

Terdapat standard infuse, pegangan kecil untuk pasien di samping kloset

dan tata tertib penggunaan kamar mandi.

Terdapat 1 pispot dan 2 urinal.

Terdapat 1 bingkai kaligrafi.

Keset tampak kotor.

Tidak terdapat kaca.

Langit-langit sedikit berkerak.

Terdapat fire alarm detection.

Penempatan sandal keluarga pasien tidak tertata dengan rapi.

Kamar 4

Mempunyai luas 5,6 x 6,4 meter dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Terdapat 4 jendela yang dapat dibuka tutup dengan gorden bewarna

kuning dan ventilasi dengan ukuran masing-masing 150x160cm, blower

tidak berfungsi dan tampak kotor. Jendela terdapat di dinding sebelah

timur. Plavon dan lantai dalam kondisi baik. Terdapat juga 2 buah lampu

ruangan yang berfungsi dengan baik. Dinding ruangan bercat krem. 2

lampu bed tidak berfungsi.

Jarak antar tempat tidur adalah sekitar 70 cm. Setiap tempat tidur

dilengkapi dengan kasur yang empuk. Jenis tempat tidur yang digunakan

adalah tempat tidur beroda dengan bed plang dan dapat dipergunakan

untuk posisi semi fowler.

Setiap tempat tidur dilengkapi dengan 1 buah lemari kecil, 1 buah kursi.

Standard infus dan tabung oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Page 50: BAB I-III AYIP

50

Belum adanya papan identitas pasien.

Tidak terdapat tanda arah kiblat.

Terdapat sampiran bewarna kuning untuk pemisah.

Dilengkapi satu lemari plastik.

Terdapat 1 buah TV dengan gambar jelas.

Terdapat 1 dispenser yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 jam dinding yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 bingkai kaligrafi.

Langit-langit tampak bersih, tidak berkerak.

Bel perawat tidak berfungsi.

Terdapat 1 buah kamar mandi, dengan ukuran 2x1,25 meter. Tidak

terdapat jendela dengan jenis kloset adalah kloset duduk yang berfungsi

dengan baik, tidak mampet. Terdapat 1 buah ember sebagai tempat

penampungan air. Keadaan kamar kurang bersih dan berbau. Didapatkan

tanda tata tertib pengguna kamar mandi, tidak terdapat standar infuse di

kamar mandi, terdapat pegangan kecil untuk pasien di samping kloset.

Terdapat 1 buah keset di depan kamar mandi dengan keadaan tampak

kotor.

Tidak terdapat pewangi ruangan dan tidak ada pewangi untuk kamar

mandi.

Terdapat 2 pispot dan 1 urinal.

Terdapat 1 kaca.

Kamar 5

Mempunyai luas 5,6 x 6,4 meter dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Terdapat 4 jendela yang dapat dibuka tutup dengan gorden bewarna

kuning dan ventilasi dengan ukuran masing-masing 150x160cm, terdapat

1 blower tidak berfungsi dan tampak kotor. Jendela terdapat di dinding

sebelah barat. Plavon dan lantai dalam kondisi baik. Terdapat juga 2 buah

lampu ruangan yang berfungsi dengan baik. Dinding ruangan bercat

krem.

Page 51: BAB I-III AYIP

51

Jarak antar tempat tidur adalah sekitar 70 cm. Setiap tempat tidur

dilengkapi dengan kasur yang empuk. Jenis tempat tidur yang digunakan

adalah tempat tidur beroda dengan bed plang dan dapat dipergunakan

untuk posisi semi fowler. Terdapat 2 lampu bed yang tidak berfungsi.

Setiap tempat tidur dilengkapi dengan 1 buah lemari kecil, 1 buah kursi.

Standard infus dan tabung oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Belum adanya papan identitas pasien.

Tidak terdapat tanda arah kiblat.

Terdapat sampiran bewarna kuning untuk pemisah.

Dilengkapi satu lemari plastik.

Terdapat 1 buah TV dengan gambar jelas.

Terdapat 1 dispenser yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 jam dinding yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 2 buah tempat tidur bayi.

Terdapat 1 buah kamar mandi, dengan ukuran 2x1,25 meter. Tidak

terdapat jendela dengan jenis kloset adalah kloset duduk yang berfungsi

dengan baik, tidak mampet. Terdapat 1 buah ember sebagai tempat

penampungan air. Keadaan kamar kurang bersih dan berbau. Terdapat 1

standard infuse dan pegangan kecil untuk pasien di samping kloset.

Didapatkan tanda tata tertib pengguna kamar mandi. Tidak terdapat

pegangan pintu kamar mandi bagian luar.

Terdapat 1 keset dengan keadaan bersih.

Terdapat 1 buah bingkai kaligrafi.

Terdapat 1 kaca dengan keadaan sedikit pecah.

Tidak terdapat pewangi ruangan dan tidak ada pewangi untuk kamar

mandi.

Terdapat 2 pispot dan tidak terdapat urinal.

Langit-langit tampak bersih.

Kamar 6

Page 52: BAB I-III AYIP

52

Mempunyai luas 5,6 x 6,4 meter dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Terdapat 2 jendela yang dapat dibuka tutup dengan gorden bewarna

kuning dan ventilasi dengan ukuran masing-masing 150x160cm, tidak

ada blower. Jendela terdapat di dinding sebelah timur. Plavon dan lantai

dalam kondisi baik. Terdapat juga 2 buah lampu ruangan yang berfungsi

dengan baik. Dinding ruangan bercat krem.

Jarak antar tempat tidur adalah sekitar 70 cm. Setiap tempat tidur

dilengkapi dengan kasur yang empuk. Jenis tempat tidur yang digunakan

adalah tempat tidur beroda dengan bed plang dan dapat dipergunakan

untuk posisi semi fowler.

Setiap tempat tidur dilengkapi dengan 1 buah lemari kecil, 1 buah kursi.

Standard infus dan tabung oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Belum adanya papan identitas pasien.

Terdapat tanda arah kiblat.

Terdapat sampiran bewarna kuning untuk pemisah.

Dilengkapi satu lemari plastik.

Terdapat 1 buah TV dengan gambar jelas.

Terdapat 1 dispenser yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 jam dinding yang berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 buah kaligrafi.

Terdapat 2 meja makan.

Terdapat 1 buah kamar mandi, dengan ukuran 2x1,25 meter. Tidak

terdapat jendela dengan jenis kloset adalah kloset duduk yang berfungsi

dengan baik, tidak mampet. Terdapat 1 buah ember sebagai tempat

penampungan air. Keadaan kamar kurang bersih dan berbau. Didapatkan

tanda tata tertib pengguna kamar mandi.

Tidak terdapat pewangi ruangan dan tidak ada pewangi untuk kamar

mandi.

Terdapat 2 pispot dan1 urinal. Penyimpanan tidak rapi.

Terdapat 1 keset di depan kamar mandi dengan keadaan bersih.

Terdapat 1 kaca di depan kamar mandi dengan keadaan sedikit pecah.

Page 53: BAB I-III AYIP

53

Terdapat 1 buah sapu.

Terdapat 1 buah bingkai kaligrafi.

Langit-langit tampak bersih.

Bel perawat 2 tetapi tidak berfungsi.

Pegangan pintu kamar mandi di bagian luar tidak ada.

Terdapat 1 fire alarm.

Kamar 7

Mempunyai luas 5,6 x 6,4 meter dengan kapasitas 4 tempat tidur.

Terdapat 2 jendela yang dapat dibuka tutup dengan gorden bewarna

kuning dan ventilasi dengan ukuran masing-masing 150x160cm, tidak

ada blower. Jendela terdapat di dinding sebelah timur. Plavon dan lantai

dalam kondisi baik. Terdapat juga 2 buah lampu ruangan yang berfungsi

dengan baik. Dinding ruangan bercat krem. Langit-langit sedikit

berlumut.

Jarak antar tempat tidur adalah sekitar 70 cm. Setiap tempat tidur

dilengkapi dengan kasur yang empuk. Jenis tempat tidur yang digunakan

adalah tempat tidur beroda dengan bed plang dan dapat dipergunakan

untuk posisi semi fowler.

Setiap tempat tidur dilengkapi dengan 1 buah lemari kecil, 1 buah kursi.

Standard infus dan tabung oksigen disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

Belum adanya papan identitas pasien.

Terdapat tanda arah kiblat.

Terdapat sampiran bewarna kuning untuk pemisah.

Dilengkapi satu lemari plastik.

Terdapat 1 buah TV dengan gambar jelas.

Terdapat 1 dispenser yang berfungsi dengan baik.

Terdapat meja makan pasien 2.

Terdapat 1 jam dinding yang tidak berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 buah kamar mandi, dengan ukuran 2x1,25 meter. Tidak

terdapat jendela dengan jenis kloset adalah kloset duduk yang berfungsi

Page 54: BAB I-III AYIP

54

dengan baik, tidak mampet. Terdapat 1 buah ember sebagai tempat

penampungan air. Keadaan kamar kurang bersih dan berbau. Didapatkan

tanda tata tertib pengguna kamar mandi.

Tidak terdapat pewangi ruangan dan terdapat pewangi untuk kamar

mandi.

Terdapat 2 buah pispot dan 1 urinal.

Bel perawat tidak ada.

Terdapat 2 lampu bed dengan kondisi 1 lampu bed tidak berfungsi dan 1

lampu bed tidak ada.

Terdapat 1 bingkai kaligrafi.

Terdapat 1 fire alarm.

Tidak tedapat kaca.

SIMPULAN MASALAH

Ruang Mawar (kelas 1 dan 2) masih memerlukan penambahan

fasilitas seperti : Papan identitas pasien, tata tertib ruangan,

pengharum ruangan, alat kebersihan ruangan.

Kamar Linen

Mempunyai luas 4 meter x 1,5 meter.

Tampak kotor dan dijadikan sebagai tempat penyimpanan tabung oksigen

dan kursi roda.

Terdapat 3 kursi roda.

Terdapat 1 ember untuk penyimpanan seprei kotor, tidak menggunakan

penutup, penyimpanan sprei berserakan dan ember tidak sesuai dengan

kapasitas sprei yang kotor.

Terdapat 2 standard infuse yang masih bisa digunakan.

Terdapat 1 troly untuk Ganti Verban, dalam troly terdapat :

Page 55: BAB I-III AYIP

55

1 Hand Sanitizer.

1 Hipafix.

1 Betadine.

1 Dus Handscoon.

2 Korentang .

1 Set Instrumen GV.

1 First Acid.

1 Alkohol.

1 Otsu Ns atau NaCl.

1 Tromol Kassa Steril.

Terdapat 1 buah kursi Biasa, 2 buah Lemari serta 1 matras besar.

Terdapat 2 lemari yang di dalam dan di atas lemari terdapat banyak kardus-

kardus dan barang-barang yang tidak tertata dengan rapi.

Pencahayaan cukup.

Lampu 1 berfungsi baik.

Tidak terdapat ventilasi, ruangan terasa pengap dan sempit.

SIMPULAN MASALAH

Ruangan terlalu sempit dan pengap.

Tidak ada ventilasi.

Kurang tertata dengan rapih.

Masih belum sesuai dengan fungsi nya.

RUANG PERAWAT

Terdapat wastafel tempat cuci tangan perawat. Terdapat sabun cuci

Page 56: BAB I-III AYIP

56

tangan 2 buah.

Terdapat gambar cara mencuci tangan 12 langkah disebelah wastafel.

Terdapat handuk menggantung di atas gambar cara mencuci tangan yang

digunakan oleh semua perawat.

Terdapat kamar mandi dengan ukuran 2x1,25 meter, keadaan kamar

mandi bersih, lampu kamar mandi terpasang, tidak ada ventilasi, pintu

kamar berfungsi dengan baik.

Berikut daftar fasilitas di Ruangan Kantor Perawat

No Nama Barang Jml Kondisi Ideal Usulan 1 Rak Sepatu 1 Baik 1/ Kamar -2 Kamar Mandi dan

WC1 Baik 1/ Kamar -

3 Wastafel 1 Baik 1/ Kamar -4 Ember Besar 1 Baik 1/ Kamar -5 Gayung 1 Baik 1/ Kamar -6 Kaca 1 Baik 1/ Kamar -7 Keset 1 Baik 1/ Kamar -8 TV 1 Baik 1/ Kamar -9 Rak TV 1 Baik 1/ Kamar -10 Jam Dinding 1 Baik 1/ Kamar -11 Lemari 4 Baik 1 : 1 -12 Kursi 3 Baik 1 : 1 - 13 Bingkai 2 Baik 1/ Kamar -14 Lemari Loker 2 Baik 2/ Kamar -15 Lampu Bed 2 Baik Tidak Perlu -16 Tempat Lampu Kecil 1 Cukup 1/ Kamar Perlu Pasang Lampu17 Lampu Panjang 2 2/ Kamar -18 Kulkas 1 Baik 1/ Kamar -19 Meja 2 Baik 2/ Kamar -20 Sampiran Gorden 2 Baik 1 : 1 -21 Gorden Jendela 1 Baik 1 : 1 -22 Kursi Panjang 1 Baik 1/ Kamar -23 Lampu Kamar Mandi 1 Baik 1/ Kamar -24 Printer 1 Baik 1 / Kamar -25 CPU 1 Baik 1/ Kamar -26 Bel perawat 1 Baik Tidak Perlu -27 Telepon 1 Baik 1/ Kamar -28 Kipas Angin 1 Baik 1/ Kamar -29 Kastok 1 Baik 1/ Kamar -30 Gantungan Baju 2 Baik 5/ Kamar -31 Selimut Perawat 4 Baik 4/ Kamar -32 Bantal 3 Baik 3/ Kamar -33 Rak Tempat Buku 10 Baik Disesuaikan

Kebutuhan -

NURSE STATION

Page 57: BAB I-III AYIP

57

No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan 1 Jam Dinding 1 Baik 1 / Ruangan -2 Telepon 1 Baik 1 / Ruangan -3 Kunci Inggris 1 Baik 1 : 1 -4 Bingkai Baik Disesuaikan -5 Bingkai Tempat Baca

Rontgen 1 Baik 1/ Ruangan -

6 Troli 5 Baik 1 : 1 -7 Komputer 1 Baik 1 / Ruangan -8 TV 1 Baik 1 / Ruangan -9 Rak TV 1 Baik 1 / Ruangan -10 CPU 1 Baik 1 / Ruangan -11 Pas Bunga Besar 1 Baik 1 : 1 -12 Pas Bunga Kecil 1 Baik 1 : 1 - 13 Kalender 1 Baik 1 / Ruangan -14 Lemari Kotak Kecil 7 Baik Disesuaikan

dengan Kebutuhan

-

15 Meja 4 Baik Disesuaikan dengan Kebutuhan

-

16 Lemari Status 1 Baik 1 / Ruangan -17 Kursi 7 Baik 1: 1 -

Fasilitas dan Alat Kesehatan Di Ruangan Mawar (Bedah) 1 dan 2

No Nama Barang

Jml

Kondisi Ideal Usulan Keterangan

1 Bingkai 4 Baik Disesuaikan -2 Tempat

Untuk Memandikan Bayi

1 Baik 1 : 1 -

Ada Di Ruangan Tempat Cuci Alat

3 Baskom 4 Baik 1 : 1 -4 Tempat

Sampah 8 Baik Disesuaikan -

5 Troli Dispenser

1 Tidak Terpakai

1 / Ruangan -

6 Dispenser 2 Tidak Terpakai

1 / Ruangan -

7 Ember 2 Baik 1 / Ruangan -8 Shower 1 Baik 1 / Ruangan -9 Pispot 6 Baik 1 : 1 -10 Wastafel 1 Baik 1 / Ruangan -11 Tempat 1 Baik 1 / Ruangan -

Page 58: BAB I-III AYIP

58

Sabun 12 Pot Bunga

Besar1 Baik 1 / Ruangan - Ada Di Ruangan

Tempat Alat Cuci dan Tidak Terpakai

13 Cairan Chlorin

1 Baik Disesuaikan dengan Kebutuhan

-

Ada Di Ruangan Tempat Alat

14 First Acid 1 Baik Disesuaikan dengan Kebutuhan

-

15 Cairan Aniosyme DD 1

1 Baik Disesuaikan dengan Kebutuhan

-

16 Matras Kecil 1 Baik 1 / Ruangan -17 Sprei Matras

Kecil 1 Baik 1: 1 -

18 Alat Sterilisasi

1 Baik 1 / Ruangan -

19 Kom Sedang 4 Baik Disesuaikan Dengan Kebutuhan

-

20 Kom Besar 1 Baik Disesuaikan Dengan Kebutuhan

-

21 Kom Kecil 1 Baik Disesuaikan Dengan Kebutuhan

-

22 Bengkok 2 Baik Disesuaikan Dengan Kebutuhan

23 Pinset Anatomis

1 Baik 2 / Ruangan Perlu Ditambahkan

24 Gunting Verband

1 Baik 2 / Ruangan Perlu Ditambahkan

25 EKG 1 Baik 1 / Ruangan - Nurse Station26 Jelly 2 Baik 1 / Ruangan -27 Brangkar 2 Baik 2 / Ruangan -

28 Hand Sanitizer

5 Baik 1 / Kamar Perlu Ditambahkan

Ruangan Luar

29 Lampu Panjang

6 Baik Sesuaikan Dengan Kebutuhan

-

30 Pot Bunga Besar

2 Baik Sesuaikan Dengan Kebutuhan

-

Page 59: BAB I-III AYIP

59

31 Tabung Oksigen

5 Baik Sesuaikan Dengan Kebutuhan

-

Kamar Linen32 Ember Besar Tempat Alat Tenun Kotor

1 Baik Sesuaikan Dengan Kebutuhan

-

32 Troli GV 1 Baik 1 / Ruangan -

33 Hand Sanitizer

1 Baik 1 / Troli -

Kamar Linen Dalam Troli GV

34 Hipafix 1 Baik 1 / Troli -

35 Betadine 1 Baik 1 / Troli -

36 Handscoon 1 Baik 1 / Troli -

37 Korentang 2 Baik 1 / Troli Perlu Dikurangi

38 Tempat Korentang

1 Baik 1 / Troli -

39 Set Instrument GV

1 Baik 1 / Troli -

40 First Acid 1 Baik 1 / Troli -

41 Alcohol 1 Baik 1 / Troli -

42 Cairan NaCl 1 Baik 1 / Troli -

43 Tromol Kassa Steril

1 Baik 1 / Troli -

44 Kursi Roda 3 Baik 4 / Ruangan -

Kamar Linen

45 Kursi Biasa 1 Baik Tidak Terpakai

Perlu Dimanfaatkan

46 Lemari 2 Baik 2 / Ruangan -47 Matras Besar 1 Baik 1 / Ruangan -

NON FISIK

HUBUNGAN PERAWAT PASIEN

Hubungan perawat pasien terjadi saat perawat melakukan tindakan

Page 60: BAB I-III AYIP

60

keperawatan langsung, seperti saat pemesangan infus, penyuntikan terapi,

perawatan luka, dll.

Hubungan juga terjadi ketika melakukan asuhan keperawatan tidak

langsung seperti ketika melakukan operan dinas.

SIMPULAN MASALAH

Hubungan perawat dengan pasien terjalin dengan baik.

HUBUNGAN PERAWAT –PERAWAT

Komunikasi antar perawat di Ruang Mawar berjalan baik. Terjalin

hubungan yang harmonis antar perawat.

HUBUNGAN PERAWAT DENGAN PROFESI LAIN

DOKTER Komunikasi berjalan baik dalam hal kolaborasi

terapi obat. Komunikasi terjalin ketika dokter

melakukan advis kepada pasien. Perawat

memberikan penjelasan kepada dokter tentang

kondisi pasien serta Dokter memberikan instruksi

kepada perawat.

TIM GIZI Saling membantu untuk pemenuhan gizi pasien.

RADIOLOGI Komunikasi terjadi dalam kolaborasi pemeriksaan

data penunjang (USG, Rontgen, dll) atas advis

dokter.

LABORATORIUM Komunikasi terjadi pada saat pemeriksaan sampel

laboratorium. Komunikasi dapat dilakukan lewat

telepon.

FARMASI Komunikasi dalam kebutuhan obat-obatan pasien.

Page 61: BAB I-III AYIP

61

HUBUNGAN PERAWAT MAHASISWA

Hubungan perawat dengan mahasiswa berjalan baik. Perawat selalu

membantu dan membimbing mahasiswa.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN

Dari hasil analisis survey tingkat kepuasan pasien dengan pembagian kuesioner

terhadap 8 pasien didapatkan hasil presentase bahwa sekitar 10% pasien

menyatakan cukup puas dengan pelayanan di ruang mawar, dan 90% pasien

mengatkan puas dengan pelayanan yang diberikan di ruang mawar. Sedangkan

tidak ada pasien yang menyatakan sangat puas dan tidak puas terhadap pelayanan

terhadap pelayanan Ruangan Mawar.

INDIKATOR KINERJA RUANGAN

Page 62: BAB I-III AYIP

62

1. BOR Berdasarkan data yang didapat dari Rekam Medik RSUD ’45

Kuningan, BOR pasien yang terdata 3 bulan, mulai bulan Januari-

Maret tahun 2015, dengan kapasitas tempat tidur 20 orang adalah :

Bulan Kelas I Kelas II

Januari 106 % 115%

Februari 134% 118%

Maret 103% 91%

Adapun Jumlah BOR perhari :

BOR hari jumat, 24 April 2015= Jumlah pasien x 100 Jumlah tempat tidur = 8 x 100 20= 40 %

BOR 25 April 2014 = Jumlah pasien x 100 Jumlah tempat tidur = 1 0 x 100 20= 50%

BOR 27 April 2014= Jumlah pasien x 100 Jumlah tempat tidur = 8 x 100 20= 40 %

2. A LOS Average Length Of Stay ( A LOS)

Berdasarkan data dari Ruang Rekam Medik RSUD ’45 Kuningan

perhitungan ALOS selama 3 bulan, mulai bulan Januari-Maret

adalah :

Page 63: BAB I-III AYIP

63

3. BTO Bed Turn Over (BTO)

Berdasarkan data dari Rekam Medik RSUD ’45 Kuningan

perhitungan BTO selama 3 bulan, mulai bulan Januari-Maret

adalah:

4. TOI Turn Over Internal (TOI)

Berdasarkan data dari Rekam Medik RSUD ’45 Kuningan

perhitungan TOI selama 3 bulan, mulai bulan Januari-Maret

adalah:

Bulan Kelas I Kelas II

Januari 3 hari 3 hari

Februari 3 hari 3 hari

Maret 2 hari 2 hari

Bulan Kelas I Kelas II

Januari 7 kali perbulan 8 kali perbulan

Februari 9 kali perbulan 7 kali perbulan

Maret 10 kali perbulan 9 kali perbulan

Bulan Kelas I Kelas II

Januari 0 hari 1 hari

Februari 1 hari 1 hari

Maret 0 hari 0 hari

Page 64: BAB I-III AYIP

64

5. GDR Gross Death Rate (GDR)

Berdasarkan data dari Rekam Medik RSUD ’45 Kuningan

perhitungan GDR selama 3 bulan, mulai bulan Januari-Maret

adalah:

6. NDR Net Death Rate (NDR)

Berdasarkan data dari Rekam Medik RSUD ’45 Kuningan

perhitungan NDR selama 3 bulan, mulai bulan Januari-Maret

adalah:

Bulan Kelas I Kelas II

Januari 14% 0 %

Februari 0% 0%

Maret 0% 0%

Bulan Kelas I Kelas II

Januari 14% 0%

Februari 0% 0%

Maret 0% 0%

Page 65: BAB I-III AYIP

65

K O R I D O R

R U A N G VK

(FLAMBOYAN)

T A M A N

R.CUCI ALAT

KANTOR PERAWAT

KAMAR 6

(KELAS I)

KAMAR 5

(KELAS I/OBGYN)

KAMAR 7

(KELAS I)

GUDANG KAMAR 1

(KELAS II)

KAMAR 2

(KELAS II)

RUANG LINEN

KAMAR 3

(KELAS II)

KAMAR 4

(KELAS I)

NURSES STATION

DENAH RUANGAN MAWAR RSUD “45” KUNINGAN

KABUPATEN KUNINGAN

Pintu masuk

Pintu masuk VK

pintu

Page 66: BAB I-III AYIP

66

c. Kekuatan Kerja (MAN, MONEY, METODE, MATERIAL)

1. MAN

a. Tenaga Perawat

Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Mawar adalah sebagai berikut.

No. NamaJenis

KelaminPendidikan

Status KepegawaianJabatan

Tahun Masuk

Ruangan

Pendidikan yang Pernah DiikutiPNS Kontrak Volunter

1.Irna Gustiani, S.Kep.,Ners P S1 Karu 1-11-2014 Dots, CI, PDP, BHD, PPI

2.Mafruhkin, S. Kep., Ners L S1 Waka 1-2-2009

MPKP, MK, PL, BCLS, BTLS

Tim I kamar 4-7

3.Eka Kartikasarie, S.Kep., Ners

P S1 Katim 1-2-2009

4. Emay Mailah, S.Kep., Ners P S1 Ka Shift 1-1-2011 DP, PL, BTCLS

5. Yadi Supriadi, S.Kep L S1 PA 1-2-2009

Page 67: BAB I-III AYIP

67

6. Agas Priandani, Amd., Kep L DIII PA 19-3-2012

7. Yuli Novianti, Amd., Kep P DIII PA 1-10-2013

Tim II Kamar 1-3

8. Ria Supriati, S.Kep P S1 Ka Shift 1-2-2009

9. Aas Saadah, S.Kep., Ners P S1 PA 2-1-2015

10. Yusup, S.Kep L S1 PA 1-4-2010

11. Yuli Yuliati, S.Kep P S1 PA 1-11-2014

12. Yaya Ahmad, S.Kep L DIII PA 1-10-2013

Ket :

MK : Manajemen KeperawatanPL : Perawatan LukaPI : Pencegahan InfeksiDP : Disaster PlanCI : Pelatihan Clinical InstrukturBTCLS: Basic Trauma Cardiac Life Support

Page 68: BAB I-III AYIP

68

b. Klasifikasi

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki 5 41,7%

Perempuan 7 58,3%

Total 12 100%

Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase (%)

DIII Keperawatan 2 16,6 %

S1 Keperawatan 5 41,7 %

SI Ners 5 41,7 %

Total 12 100 %

Sertifikasi Pelatihan yang sudah diikuti

Page 69: BAB I-III AYIP

69

Struktur Organisasi Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah

“45” Kabupaten Kuningan

Kepala Ruangan

IRNA GUSTIANI,S.Kep,Ners

NIP 19810821200604 2 009

Ketua Tim I

EKA KARTIKASARI,S.Kep, Ners

Perawat Pelaksana

1. YADI SUPRIADI S.kepNIP 19801106200801 1 005

2. AGAS PRIANDANINIP 19840518200902 1 001

3. YULI NOVIANTI Amd.Keb

Ketua shift IEMAY MAILAH S.Kep.,Ners

NIP 19800107200801 2 004

Perawat Pelaksana

1. Aas Saadah, S.Kep, NersNIP 1980

2. YUSUF S.Kep NIP 19790625200701 1 005

3. YULI YULIATI, S.KepNIP 19790731200701 2 006

4. YAYA AHMAD

KA BID Keperawatan

ERO JUHARA, SAP, S.Kep

NIP 19650513198903 1 009

Wakil Kepala Ruangan

MAFRUKHIN S.Kep,

NIP 19741205199703 1 003

Administrasi Ruangan

ADRIS SUTISNA

Ketua shift 2 RIA SUPRIATI, S.Kep

NIP 19830128200501 2 007

Page 70: BAB I-III AYIP

70

Page 71: BAB I-III AYIP

71

c. Tenaga non keperawatan

Tenaga non keperawatan di Ruang Mawar terdiri dari :

No. Kualifikasi Jumlah

1.

2.

3.

Administrasi

Ahli gizi

Cleaning service

1 orang

Dari instalasi gizi

2 orang

d. Tenaga Medis

Tenaga medis di ruang Mawar terdiri dari :

No. Kualifikasi Nama Dokter Jumlah

1 Dokter bedah umum dr. Asep, Sp.Bdr. Irwan, Sp.B

2

4 Dokter IPDdr. Elly Wijaya, Sp. PD

1

5 Dokter Jantungdr. Armand, Sp.JP

1

6 Dokter Sarafdr. Awaludin, Sp.S

1

7 Dokter Ruangan dr. Hj. Sumarmi 1

8 Dokter Obgyn

dr. Yan Onell SM, SpOg.,M.Kes

dr. Rika Kartika, SpOg

dr. Yadi Hikmat Mulyana, SpOg

dr.Nursyamsi, SpOg

4

Page 72: BAB I-III AYIP

72

2 Tenaga Mahasiswa Praktek

MNo Kualifikasi Jumlah

1. S1 Keperawatan Program Profesi Ners STIKes

Kuningan stase manajemen.

7 orang

TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN

Klien yang dirawat di Ruangan Mawar dapat dikelompokkan berdasarkan

tingkat ketergantungan yaitu:

Berdasarkan hasil observasi tanggal 24 April 2015 di dapatkan data tingkat

ketergantungan pasien di Ruang Mawar dari jumlah pasien 8 orang, adalah

Tingkat Ketergantungan Pasien Jumlah

Minimal Care 7

Partial Care 1

Total Care -

Jumlah 8

Berdasarkan hasil observasi tanggal 25 April 2015 di dapatkan data tingkat

ketergantungan pasien di Ruang Mawar dari jumlah pasien 10 orang, adalah

Tingkat Ketergantungan Pasien Jumlah

Minimal Care 7

Partial Care 3

Total Care -

Jumlah 10

Berdasarkan hasil observasi tanggal 27 April 2015 di dapatkan data tingkat

Page 73: BAB I-III AYIP

73

ketergantungan pasien di Ruang Mawar dari jumlah pasien 8 orang, adalah

Tingkat Ketergantungan Pasien Jumlah

Minimal Care 7

Partial Care 1

Total Care -

Jumlah 8

2. MONEY

Pendapatan Ruang Mawar yang diterima dari pasien sesuai dengan pola

tarif yang ada (biaya inap per malam), yaitu :

No Jenis PelayananTarif Kelas

1 2

1 Visite Dokter Spesialis 26.000 16.000

2 Visite Dokter Umum 12.188 7.500

3 Biaya Ruang Perawatan 61.750 38.000

4 Jasa Pelayanan 48.750 30.000

5 Askep 19.500 12.000

6 Makanan Pasien 26.813 16.500

Jumlah Paket 195.000 120.000

3. METODE

Metode yang dipakai adalah Keperawatan Tim dengan pembagian tugas

untuk masing-masing peran terdiri dari Kepala Ruangan, Wakil Kepala

Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelakasana yang sesuai dengan peran

masing-masing. Metode tersebut digunakan pada shift pagi, sedangkan shift

siang dan malam 2 perawat bertanggung jawab penuh terhadap pasien.

a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)

Page 74: BAB I-III AYIP

74

Tabel Pemberian Model Asuhan Keperawatan di Ruang Mawar RSUD

’45 Kuningan

Kriteria Frekuensi ProsentaseBaikCukupKurangTidak baik Total

Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan

menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan

keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP). Dalam aplikasinya, RSUD ’45 Kabupaten Kuningan

memiliki visi , misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan

pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi

yang telah ditentukan karena jika tidak, bisa terjadi ketimpangan yang

justru akan menanbah ketidakjelasan arah pemgembangan manajemen

keperawatan di masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu

unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan

tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan

skilnya secara optimal. Di Ruangan Mawar RSUD ’45 Kuningan

memiliki berbagai administrasi penunjang yang mendukung

pemberian MAKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK),

Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal

(SPM).

Page 75: BAB I-III AYIP

75

Bedasarkan hasil observasi tanggal 24-27 April 2015 di dapatkan

bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di

Ruang Mawar RSUD ’45 Kuningan adalah model Tim, dan telah

terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim,

namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan uraian tugas masing-

masing anggota tim, misalnya ketua tim juga melakukan tugas sebagai

perawat pelaksana dan tidak menutup kemungkinan masing-masing

perawat juga merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore dan

malam. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tenaga perawat yang

belum mencukupi dengan jumlah ketergantungan pasien yang diketahui

melalui perhitungan BOR (Bed Occuption Rate).

Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat

dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di Ruang

Mawar terdapat 2 perawat lulusan S1 Keperawatan dan 12 perawat

lulusan D3 keperawatan. Berdasarkan penyebaran angket yang telah

dilakukan, diketahui bahwa penerapan MAKP di Ruang Mawar

termasuk kategori baik.

Page 76: BAB I-III AYIP

76

b. Dokumentasi Keperawatan

Tabel dokumentasi di Ruang Mawar RSUD ’45 Kuningan

Kriteria Frekuensi ProsentaseBaikCukupKurangTidak baik Total

Pendokumentasian yang berlaku di Ruang Mawar adalah system

SOR (Sources Oriented Record) yaitu sistem pendokumentasian yang

berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari

dokter, perawat, ahli gizi dll. Berdasarkan hasil observasi pada 17 status

pasien, didapatkan pendokumentasian pada 13 status pasien (76%) telah

diisi secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 4 status pasien

(24%) pengisian status kurang lengkap dan kurang sesuai dengan

kondisi pasien diruangan, yang terbukti dari belum diisinya lembar

akep, format pengkajian dan masalah keperawatan yang masih kosong.

Pengisian catatan perkembangan perawat (SOAP) kurang jelas, yaitu

pada poin assesment dan planning hanya ditulis “A: masalah teratasi

sebagian” dan “P: intervensi dilanjutkan”. Sedangkan berdasarkan

penyebaran angket didapatkan hasil pelaksanaan dokumentasi ruang

MJB1 termasuk kategori baik (79%)

Page 77: BAB I-III AYIP

77

c. Timbang Terima

Tabel Timbang Terima di Ruang Mawar RSUD ’45 Kuningan

Kriteria Frekuensi ProsentaseBaikCukupKurangTidak baik Total

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan

informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan

informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan

keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus

dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat

tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan

belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul,

intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu (Nursalam,

2002; 176). Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift

sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi

tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan

bentuk tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan

Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga

kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik.

Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat

dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan

Page 78: BAB I-III AYIP

78

langsung kepasien untuk vasidasi data dan memantau kondisi pasien

secara langsung.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 5-7 Oktober 2009, timbang

terima di ruang MJB1 dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti

oleh semua perawat yang bertugas di masing –masing shift. Hal itu

juga diperkuat dengan hasil kuesioner yang telah

disebarkan ,didapatkan hasil 79% perawat melaksanakan timbang

terima dengan kategori baik. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang

terima di ruang MJB1 adalah kadang-kadang timbang terima

dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi

timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien,diagnosis medis,

kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum

dilakukan, terapi yang di berikan, dan semua dicatat dalam buku

timbang terima, namun belum terdapat format khusus timbang terima

yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima.

Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat

kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan

bertukar dinas. Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang

Mawar JinggaB1 selalu dipimpin oleh kepala ruangan terutama pada

pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke siang. Proses timbang

terima yang efektif dan terstruktur akan memperkuat status profesional

perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies and Priestly,

2006).

Page 79: BAB I-III AYIP

79

d. Ronde Keperawatan

Tabel Ronde Keperawatan di Ruang Mawar RSUD ’45 Kuningan

Kriteria Frekuensi ProsentaseBaikCukupKurangTidak baik Total

Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan

membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada

pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli

gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan.

Berdasarkan penyebaran kuesioner didapatkan 100% perawat

menjawab bahwa ronde keperawatan belum dilakukan di ruangan

MJB1. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa ronde

keperawatan pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa praktek

managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek

manajemen keperawatan. Dari data sebelumnya diketahui bahwa 72%

pelaksanaan ronde keperawatan di ruang MJB1 termasuk kategori baik.

e. Pengelolaan Sentralisasi Obat

Tabel Sentralisasi Obat di Ruang Mawar RSUD ’45 Kuningan

Kriteria Frekuensi ProsentaseBaikCukupKurangTidak baik Total

Page 80: BAB I-III AYIP

80

Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan system

menyerahkan seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan

tujuan peggunaan obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak

terjadi pemborosan dan kemungkinan terjadinya kesalahan obat.

Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab

bahwa di ruang MJB1 belum dilakukan sentralisasi obat dengan alasan

tidak adanya kebijakan dari RSUD Sidorjo untuk melakukan

sentralisasi obat, belum tersedianya sarana dan prasarana yang

memadai untuk sentralisasi obat, seperti tidak adanya Inform Consent

sentralisasi obat, serta tidak adanya format khusus sentralisasi obat.

Data yang kami peroleh di ruang MJB1 hanya ada buku

penerimaan obat dan lembar observasi Obat. Namun informasi dari

kepala ruangan menyatakan bahwa sentralisasi obat pernah dilakukan

hanya pada saat ada mahasiswa yang praktek managemen keperawatan,

sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelaksanaan sentralisasi obat

saat MAKP termasuk kategori baik sebanyak 43%.

f. Supervisi Keperawatan

Tabel Supervisi di Ruang Mawar RSUD ’45 Kuningan

Kriteria Frekuensi ProsentaseBaikCukupKurangTidak baik Total

Page 81: BAB I-III AYIP

81

Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan

peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat

melaksanakan tugas kegiatan yang telaj ditetapkan secara efisien dan

efektif (Sudjana, 2004). Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100%

perawat menjawab bahwa diruang MJ B1 belum dilakukan supevisi

keperawatan yang sesuai dengan standart keperawatan. Namun

supervisi yang dilakukan di Ruang MJB 1 hanya bersifat tidak

langsung sesuai dengan keadaan ruangan dan tidak ada penjadwalan

yang rutin tentang kegiatan supervisi sehingga tidak ada

pendokumentasian kegiatan yang sudah di supervisi. Diruang MJB1

telah memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar

Operasional Prosedur), selain itu terdapat tenaga yang berkompeten

untuk menjadi supervisor. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa

pelaksanaan supervisi di ruang MJB1 termasuk kategori baik 79%.

g. Discharge Planning

Tabel Discharge Planning di Ruang Mawar RSUD ’45 Kuningan

Kriteria Frekuensi ProsentaseBaikCukupKurangTidak baik Total

Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program

keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah

sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha

Page 82: BAB I-III AYIP

82

kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Berdasarkan

hasil kuesioner didapatkan 79% perawat termasuk kategori baik dalam

pelaksanaan discharge planning. Perawat di ruang MJB1 selalu

melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang akan tetapi

ruangan MJB1 belum memiliki format khusus tentang discharge

planning.Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan

secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi tentang

waktu kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum obat)

dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien

pulang. Sehingg nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali liflet

jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.

4. MATERIAL

Ruang perawatan mawar terletak di sebelah selatan RSUD ‘45’

Kuningan, dekat dengan ruang dapur dan jauh dari unit-unit pelayanan

lainnya seperti Radiologi, Laboratorium, Farmasi, dan OK.

Kapasitas kamar perawatan Ruang mawar terdiri dari :

Ruangan Kapasitas

3 ruangan perawatan kelas 1

1 ruangan kelas 1 obgyn

3 ruangan perawatan kelas 2

6 tempat tidur dengan setiap kamar

berisi 2 tempat tidur

1 tempat tidur dan 2 tempat tidur bayi.

12 tempat tidur dengan setiap kamar

berisi 4 tempat tidur

Page 83: BAB I-III AYIP

83

5. MARKET

Dari hasil analisis survey kepuasan dengan membagikan kuesioner

kepada pasien, didapatkan hasil Dari hasil pengumpulan data tentang

kepuasan pasien didapatkan hasil presentase bahwa sekitar 10% pasien

menyatakan cukup puas dengan pelayanan di ruang mawar, dan 90%

pasien mengatkan puas dengan pelayanan yang diberikan di ruang

mawar. Sedangkan tidak ada pasien yang menyatakan sangat puas dan

tidak puas terhadap pelayanan terhadap pelayanan ruangan mawar.

Page 84: BAB I-III AYIP

84

Proses Manajemen Ruang Mawar

1) Perencanaan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara selama pengkajian

system perencanaan di Ruangan sudah berjalan sebagaimana fungsinya.

Hal ini dapat dilihat dari adanya jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan dan

adanya sarana alkes yang harus ada diruangan perawatan bedah serta

termasuk dalam merencanakan dan menentukan kegiatan pelayanan asuhan

keperawatan yang akan diselenggarakan bersama perawat pelaksana.

2) Dokumentasi Metode Penugasan

Pembagian tugas untuk masing-masing peran, yaitu : kepala ruangan,

wakil kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana sudah ada dan

dideskripsikan.

3) Actuating

a) Timbang Terima

Berdasarkan hasil observasi, selama pengkajian selalu dilakukan

timbang terima setiap pergantian shift. Prosedur tetap tentang pertukaran

shift seperti format pendelegasian sudah ada, untuk pelaksanaannya dari

tiap shift dilakukan di Nurse Station dan dilanjutkan berkelilingke tiap

kamar pasien.

b) Jadwal Dinas

Jadwal dinas dibagi menjadi 3 shift, yaitu :

Shift Jumlah Perawat

Page 85: BAB I-III AYIP

85

Pagi 4-6 perawat

Siang 2 perawat

Malam 2 perawat

Distribusi penjadwalan dinas diruangan tidak tetap kadang

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perawat. Jumlah jam kerja

c) Pengembangan staf

d) Motivasi

e) Alur Pelayanan Klien

f) Pengawasan/ Controling

Page 86: BAB I-III AYIP

86

Permasalahan

Berdasarkan hasil kajian situasi Ruangan Mawar RSUD ’45

Kuningan melalui wawancara, kuesioner dan observasi ditemukan

permasalahan :

1. MANAJEMEN ASUHAN

a. Penerimaan Pasien

Perawat tidak melakukan pengkajian BB, TB, dan orientasi

ruangan. Perawat tidak memperkenalkan diri sebagai petugas pada

pasien.

b. Discharge Planning

Pembagian tugas untuk pasien pulang belum dilaksanakan dengan

baik. Pemberian pendidikan kesehatan belum dilakukan secara

maksimal, belum tersedia leaflet/ media untuk pendidikan

kesehatan pada pasien rencana pulang.

c. Kebutuhan cairan dan elektrolit

Pendokumentasian pemasangan infuse dan pergantian cairan infuse

belum optimal, selang infuse tidak diberi tanggal pemasangan

sehingga menyulitkan untuk penentuan tanggal penggantian secara

rutin.

d. Kebutuhan nutrisi

Page 87: BAB I-III AYIP

87

Perlengkapan makan belum lengkap.

Peraturan pembelian makanan dari luar belum optimal. Terbukti

dengan masih banyak pasien yang membeli dan memakan

makanan/jajanan dari luar.

Hampir seluruh pasien mengatakan makanan tidak lezat.

2. MANAJEMEN UNIT

a.

.

Page 88: BAB I-III AYIP

88

Page 89: BAB I-III AYIP

89

Perumusan dan Prioritas Masalah

1. Keterangan pertanyaan

a. Magnitude (Mg) yaitu kecenderungan besar dan seringnya kejadian

masalah.

b. Severity (Sv) yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan.

c. Manageability (Mn) yaitu kemungkinan masalah bias dipecahkan.

d. Nursing Consent (Nc) yaitu melibatkan pertimbangan dan

perhatian perawat.

e. Affordability (Af) yaitu ketersediaanya sumber daya.

2. Keterangan jawaban

a. 1 : Tidak Penting

b. 2 : Kurang Penting

c. 3 : Cukup Penting

d. 4 : Penting

e. 5 : Sangat Penting

Page 90: BAB I-III AYIP

90

3. Perumusan

Tabel 3.4

Perumusan Prioritas Masalah

No Masalah Manajemen Mg Sv Mn Nc Af Skor

MANAJEMEN ASUHAN

1. Penerimaan Pasien

- Perawat tidak

melakukan pengkajian

BB, TB, dan orientasi

ruangan. Perawat tidak

memperkenalkan diri

sebagai petugas pada

pasien.

5 5 4 4 4 22

2. Discharge Planning

- Pembagian tugas untuk

pasien pulang belum

dilaksanakan dengan

baik.

- Pemberian pendidikan

kesehatan belum

dilakukan secara

maksimal, belum

tersedia leaflet/ media

untuk pendidikan

kesehatan pada pasien

rencana pulang.

5 5 5 5 5 25

2. Kebutuhan cairan dan

elektrolit

4 4 4 4 4 20

Page 91: BAB I-III AYIP

91

Pendokumentasian

pemasangan infuse dan

pergantian cairan infuse

belum optimal, selang

infuse tidak diberi

tanggal pemasangan

sehingga menyulitkan

untuk penentuan tanggal

penggantian secara rutin.

3. Kebutuhan nutrisi

- Perlengkapan makan

belum lengkap.

- Peraturan pembelian

makanan dari luar

belum optimal. Terbukti

dengan masih banyak

pasien yang membeli

dan memakan

makanan/jajanan dari

luar.

- Hampir seluruh pasien

mengatakan makanan

tidak lezat.

3 3 4 4 4 18

4. Istirahat dan tidur

Belum optimalnya

batasan untuk

penjenguk.

Belum tersedia tempat

tunggu keluarga.

Manajemen nyeri belum

3 2 3 2 2 12

Page 92: BAB I-III AYIP

92

dilakukan dengan baik

( nyeri merupakan

penyebab utama

gangguan tidur).

5. Aktivitas

Kurang optimal dalam

pendidikan kesehatan

dari segi mobilisasi

pada pasien post

operasi.

3 3 3 2 2 13

6. Integritas kulit dan

kebersihan diri

Pemenuhan kebutuhan

personal hygiene belum

terlalu diperhatikan

dalam implementasi

perawat.

2 2 2 2 2 10

7. Sirkulasi

TTV tidak dilakukan

tiap shift.

3 2 3 3 2 13

8. Pencegahan terhadap

infeksi

Belum tersedia

handscrub untuk tiap

kamar.

Belum ada tentang

gambar tentang langkah

mencuci tangan di setiap

kamar pasien.

Pencatatan tanggal

pemasangan pada alat-

3 2 3 2 2 12

Page 93: BAB I-III AYIP

93

alat yang dipasang

seperti infuse, NGT dan

kateter belum ada.

Belum optimal tentang

pembuangan sampah

medis dan non medis.

9. Aplikasi proses

keperawatan

a. Pengkajian

− Informed consent

tentang tindakan

keperawatan tidak di

isi dan

ditandatangani.

Tehnik palpasi,

auskultasi, perkusi

jarang

dipergunakan.

b. Diagnosa keperawatan

− Diagnosa

keperawatan hanya

satu diagnosa.

Diagnosa

keperawatan rata-

rata tidak

mengandung unsur

PES.

c. Rencana Keperawatan

Pembuatan Tujuan

Intervensi

4 4 4 4 4 15

Page 94: BAB I-III AYIP

94

keperawatan belum

mengandung unsur

S.M.A.R.T

Unsur Observasi,

Mandiri, Kolaborasi,

Penkes belum ditulis

dalam rencana

keperawatan.

Tidak ada

rasionalisasi.

d. Implementasi asuhan

keperawatan

- Sebagian besar

implementasi yang

dilakukan berfokus

pada pemberian terapi.

- Belum dilaksanakan

pre dan post confrence.

e. Evaluasi

-Belum ada evaluasi

setelah setiap tindakan

yang diberikan.

Metode asuhan keperawatan

MANAJEMEN UNIT

1. Belum optimalnya

pengadaan dan penggunaan

dan penggunaan sarana dan

prasarana yang tersedia :

Papan identitas pasien,

tata tertib ruangan,

pengharum ruangan,

Page 95: BAB I-III AYIP

95

alat kebersihan ruangan

2. Sumber Daya Manusia

- Terdapat program

pelatihan bagi tenaga

perawat tetapi belum

dilaksanakan secara

rutin dan hanya

sebagian kecil dari

perawat yang sudah

mengikuti pelatihan.

3.

Berdasarkan permasalahan diatas diambil prioritas masalah sebagai

berikut :

Page 96: BAB I-III AYIP

96

Page 97: BAB I-III AYIP

97

ANALISIS SWOT

Berdasarkan analisa data yang telah dilaksanakan, maka kami mencoba membuat analisa SWOT baik kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Sumber Peluang (Opportunity), serta Ancaman (Threat), sesuai prioritas masalah :

1.

No.

Element Faktor Internal Faktor Eksternal

Strength Weakness Opportunity Threat

2.

No.

Element Faktor Internal Faktor Eksternal

Strength Weakness Opportunity Threat

3.

No.

Element Faktor Internal Faktor Eksternal

Strength Weakness Opportunity Threat