bab i kb

Upload: anna-blind-street

Post on 01-Mar-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga yaitu upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat. Keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Keberhasilan program keluarga berencana dapat dilihat dari tingginya tingkat akseptor KB pasangan usia subur yang telah mencapai 61,9% (SDKI, 2012). Disamping keberhasilan program keluarga berencana, muncul berbagai keluhan diantaranya peningkatan berat badan yang dialami pengguna kontrasepsi suntik 3 bulan maupun 1 bulan (Wijono, 2002). Tahun 2013 di Indonesia pasangan usia subur dengan peserta KB baru ada 8.500.247 dan hampir 48,57% menggunakan metode kontrasepsi suntik. Hal tersebut menjadi indikator bahwa kontrasepsi suntik merupakan pilihan utama peserta KB untuk mencegah kehamilan dan mengatur kesuburan (BKKBN, 2014). Persentase peserta KB yang mengalami masalah dengan alat/cara KB yang digunakan menurut metode yang dipakai yaitu penggunaan KB suntik paling banyak menimbulkan keluhan sebesar 21,9% (SDKI, 2007). Tidak jauh berbeda di Jawa Timur pada tahun 2012 alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntik sebesar 59,21%, berikutnya yang menggunakan menggunakan pil KB sebesar 22,95%, dan yang ketiga adalah menggunakan IUD/AKDR sebesar 7,26% (Susenas, 2012).

1.2 Identifikasi Penyebab MasalahHasil penelitian terdahulu di desa Terung Wetan Krian didapatkan data dari 10 peserta akseptor KB suntik 3 bulan, 8 akseptor mengalami kenaikan berat badan dengan rata-rata 3,38 kg. Sedangkan dari 10 akseptor KB suntik 1 bulan terdapat 9 akseptor mengalami kenaikan berat badan rata-rata 2,3 kg. Hal ini berkaitan dengan efek samping penggunaan KB suntik (Umaroh, 2011). Penggunaan KB suntik 3 bulan mengalami peningkatan berat badan lebih dari 2,3 kg pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap hingga mencapai 7,5 kg selama 6 tahun. Sedangkan penggunaan KB suntik 1 bulan berat badan meningkat rata-rata dua hingga tiga kilogram tahun pertama pemakaian, dan terus bertambah selama tahun kedua (Supayanto, 2010).

1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Pembatasan masalahPenelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai perbedaan peningkatan berat badan akseptor KB suntik 3 bulan dengan akseptor KB suntik 1 bulan. Batasan masalah dilakukan untuk membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas sehingga penelitian ini lebih bisa fokus untuk dilakukan.

1.3.2 Rumusan MasalahTingginya pengguna kontrasepsi suntik karena harga yang relatif murah, pemakaiannya yang praktis, dan penggunaannya aman. Namun, tingginya pengguna kontrasepsi suntik diikuti dengan keluhan ibu terhadap efek samping yaitu berupa kenaikan berat badan. Penulis merumuskan Adakah perbedaan peningkatan berat badan akseptor KB suntik 3 bulan dengan akseptor KB suntik 1 bulan.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian1.4.1 Tujuan umumMenganalisis perbedaan peningkatan berat badan akseptor KB suntik 3 bulan dengan akseptor KB suntik 1 bulan.

1.4.2 Tujuan khususa. Mengidentifikasi peningkatan berat badan akseptor KB suntik 3 bulan.b. Mengidentifikasi peningkatan berat badan akseptor KB suntik 1 bulan.c. Menganalisis perbedaan peningkatan berat badan akseptor KB suntik 3 bulan dengan akseptor KB suntik 1 bulan.1.4.3 Manfaat penelitiana. Bagi Peneliti1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan, khususnya bidang kesehatan masyarakat.2. Sebagai studi pustaka, khususnya penelitian tentang perbedaan peningkatan berat badan akseptor KB suntik 3 bulan dengan akseptor KB suntik 1 bulan.

b. Bagi Fakultas1. Menambah berbagai referensi serta kepustakaan tentang kontrasepsi suntik.

c. Bagi Instansi1. Memberikan informasi tambahan mengenai efek samping penggunaan kontrasepsi suntik.

1