bab i lampiran

Upload: citra-latika-agustia

Post on 12-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSehat merupakan hak azasi setiap manusia. Sehat adalah keadaan dimana fisik, mental, dan sosial dalam keadaan baik tidak hanya terbebas dari penyakit. Menurut UU Kes 23/1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produkif secara sosial dan ekonomi1. Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan2. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan keluarga dan masyarakat serta lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat. Oleh karena itu berbagai upaya harus dilaksanakan untuk mengatasi masalah ini dengan baik, diantaranya dengan meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, khususnya untuk penduduk usia lanjut. Salah satu bentuk kegiatan yang perlu digalakkan agar tujuan dimaksud dapat lebih cepat dicapai adalah mendorong pembentukan dan pemberdayaan berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat khususnya usia lanjut2. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya3.Di beberapa kabupaten/kota pada hampir semua provinsi yang ada di Indonesia, atas inisiatif/keinginan masyarakat dan dorongan atau bimbingan petugas, terutama petugas kesehatan, telah terbentuk sejumlah kelompok usia lanjut dan melaksanakan kegiatan sesuai kebutuhan dan ketersediaan sarana prasarana. Keberadaaan kelompok usia lanjut yang telah mulai berkembang, merupakan wujud nyata dan cerminan kebutuhan masyarakat khususnya para usia lanjut terhadap pelayanan yang terjangkau, berkelanjutan dan bermutu dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdayaguna dan produktif selama mungkin2.Berdasarkan SPM 2014 target pelayanan pra usila dan usila sebesar 70%. Cakupan pelayanan pra usila dan usila periode Januari-April 2014 di Puskesmas Salaman 1 hanya mencapai 51,58% dengan pencapaian 71,69%. Namun data Desa Menoreh periode Januari-Mei tahun 2014 didapatkan cakupan pelayanan pra usila dan usila yang sudah memenuhi target yaitu 78,94% dengan pencapaian 112,76%. Sedangkan cakupan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alun Desa Menoreh adalah hanya sebesar 66,21% dengan pencapaian yang hanya mencapai 94,58%, yang jika dibandingkan dengan target Kabupaten Magelang, cakupan tersebut masih kurang. B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan sebuah masalah yaitu apakah yang menyebabkan rendahnya dan bagaimana pemecahan masalah cakupan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alun, Desa Menoreh? C. Tujuan1. Tujuan umumMengetahui penyebab rendahnya dan bagaimana pemecahan masalah cakupan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alun, Desa Menoreh.2. Tujuan khususa. Mengidentifikasi penyebab rendahnya cakupan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alun, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman.b. Mencari alternatif pemecahan masalah pelaksanaan Posyandu pra usila dan usila di Dusun Alun-alun, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman.

D. Manfaat Penelitian1. Sebagai data dasar evaluai kegiatan posyandu pra usila dan usila serta sebagai bahan masukan untuk peningkatan pelayanan Posyandu pra usila dan usila di puskesmas. 2. Masyarakat lebih mengetahui kegiatan yang ada di Posyandu Lansia.3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kegiatan posyandu lansia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Posyandu LansiaPosyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya3.B. Tujuan penyelenggaraan Posyandu LansiaAdapun tujuan penyelenggaraan Posyandu Lansia adalah meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. Selain itu, pembentukan Posyandu ini juga bertujuan untuk mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut3.C. SasaranSasaran pelaksanaan pembinaan Kelompok Usia Lanjut, terbagi menjadi dua, yaitu2:1. Sasaran Langsung : Pra usia lanjut (viriiitas/pra senilis) 45-59 tahun Usia lanjut 60-69 tahun Usia Lanjut risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan2. Sasaran tidak langsung : Keluarga dimana usia lanjut berada Masyarakat di lingkungan usia lanjut Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut Petugas lain yang menangani Kelompok Usia LanjutD. Mekanisme pelayanan Pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja2,3.Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di kelompok, mekanisme kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistem 5 meja, sebagai berikut2:1. Tahap pertama : pendaftaran anggota2. Tahap kedua : pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan3. Tahap ketiga : pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan pemeriksaan status mental.4. Tahap keempat : pemeriksaan air seni dan kadar darah5. Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konselingSedangkan kegiatan sistem tiga meja adalah sebagai berikut3:1. Meja pertama : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi badan2. Meja kedua : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus3. Meja ketiga : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.E. Jenis pelayananPelayanan kesehatan di Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi3. Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia adalah2: 1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya. 2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit. 5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat.6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes mellitus).7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.9. Penyuluhan Kesehatan.Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran2,3.Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, termometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia, dan buku pedoman pemeliharaan kesehatan usia lanjut2,3.

F. Pembinaan dan evaluasi 1. Pembinaan Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan kelompok usia lanjut sebagai suatu bentuk pemberdayaan masyarakat, sangat tergantung dari peran masyarakat atau kelompok usia lanjut itu sendiri. Pembinaan yang dilakukan berupa asistensi kepada masyarakat dan kelompok usia lanjut dengan menggunakan prinsip kemitraan artinya dalam pelaksanaan pembinaan masyarakat dan kelompok usia lanjut sebagai mitra petugas yang secara bersama-sama menganalisis dan memecahkan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki kelompok2.2. EvaluasiUntuk melakukan evaluasi secara baik dan akurat diperlukan beberapa indikator. Indikator yang dimaksud meliputi input, proses, output. Selain itu dalam penyusunan indikator harus memenuhi unsur SMART (Spesific, measurable, Achievable, Reliable, Time bound) 2: Spesifik artinya indikator yang diusulkan bersifat khusus. Terukur artinya indikator yang diusulkan dapat diukur. Mudah didapat artinya indikator yang diusulkan optimis dapat dicapai. Terpercaya artinya indikator tersebut dapat dipercaya. Waktu tertentu artinya adanya kurun waktu yang jelas.Disamping persyaratan diatas, hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan: Indikator bersifat dinamis, artinya dapat berubah sesuai dengan perkembangan/ keadaan. Mudah diperoleh, artinya dapat diamati, tersedia informasi/datanya. Beragam, artinya adanya perbedaan antara unit yang diamati.Sehubungan dengan hal tersebut diatas, ditetapkan beberapa indikator yang dapat dijadikan bahan untuk mengevaluasi tingkat perkembangan kegiatan usia lanjut di bidang kesehatan, sebagai berikut:a. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan selama satu tahunb. Kehadiran kaderc. Pelayanan kesehatan: 1). Cakupan penimbangan (berat badan dan tinggi badan) (CB) yaitu presentase usia lanjut anggota kelompok yang ditimbang berat badan serta diukur tinggi badan.Cara penghitungan: CB = A x 100% B X CKeterangan: CB : Cakupan penimbanganA : Jumlah usia lanjut anggota kelompok yang ditimbang berat badan serta diukur tinggi badan dalam setahunB : Jumlah anggota kelompokC : Frekuensi pertemuan pertahun2). Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (urin dan darah/Hb) (CL)Didalam buku petunjuk pengisian KMS usia lanjut tertulis bahwa pemeriksaan laboratorium dilakukan setiap 3 bulan sekali. Mengingat keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, maka untuk mengetahui strata kelompok usia lanjut dilakukan perhitungan sebagai berikut:Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (urine dan darah/Hb) (CL) yaitu presentase jumlah usia lanjut anggota kelompok yang mendapat pemeriksaaan laboratorium sederhana (urine dan darah/Hb) minimal 1 kali dalam setahunCara penghitungan : CL = A x 100% BKeterangan: CL : Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (urin dan darah/Hb)A : Jumlah usia lanjut anggota kelompok yang diperiksa laboratorium sederhana (urin dan darah/Hb) minimal 1 kali dalam setahunB : Jumlah anggota kelompok3). Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan (CK) yaitu presentase jumlah usia lanjut anggota kelompok yang mendapat pemeriksaaan kesehatan (termasuk pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan status mental) dalam setahun. Cara penghitungan sama seperti cakupan penimbangan (berat badan dan tinggi badan)4). Cakupan penyuluhan (CP) yaitu presentase jumlah usia lanjut anggota kelompok yang mendapat penyuluhan dalam setahun. Cara penghitungan sama seperti cakupan penimbangan (berat badan dan tinggi badan)d. Senam usia lanjutFrekuensi pelaksanaan senam usia lanjut selama satu tahune. Kegiatan sektor terkait antara lain: Pengajian/ pendalaman agama untuk kelompok usia lanjut Diskusi atau pertemuan ceramah (pertanian, tenaga kerja, dll) Usaha ekonomi produktif Rekreasi, dllf. Tersedianya dana untuk penyelenggaraan kegiatan kelompok usia lanjutTingkat perkembangan Kelompok Usia Lanjut dapat digolongkan menjadi empat tingkat sebagai berikut :a. Kelompok Usia Lanjut Pratama Kelompok yang belum mantap. Kegiatan terbatas dan tidak rutin setiap bulan (frekuensi < 8 kali). Kader aktif terbatas Perlu dukungan dana dari Pemerintahb. Kelompok Usia Lanjut Madya Kelompok yang telah berkembang Kegiatan hampir setiap bulan (paling sedikit 8 kali setahun) Jumlah kader aktif > 3 orang Cakupan program 50% Perlu dukungan dana dari Pemerintah

c. Kelompok Usia Lanjut Purnama Kelompok yang sudah mantap Kegiatan lengkap (paling sedikit 10 kali setahun) Kegiatan tambahan diluar kesehatan Cakupan program 60%d. Kelompok Usia Lanjut Mandiri Kegiatan secara teratur dan mantap Kegiatan tambahan yang beragam Cakupan program/kegiatan baik Memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantapTabel 1. Strata Kelompok Usia Lanjut di bidang kesehatan2INDIKATORPRATAMAMADYAPURNAMAMANDIRI

Frekuensi pertemuan : (x/tahun)< 88-9> 10> 10

Kehadiran kader (pada hari H) (orang)< 3> 3> 3> 3

Pelayanan kesehatan : Cakupan Penimbangan (CB) Cakupan pemeriksaan laboratorium (CL) Cakupan pemeriksaan kesehatan (CK) (termasuk pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan status mental) Cakupan penyuluhan (CP)< 50%< 25%

< 50%< 50%50-60 %25-50 %

50-60 % 0-60%>60%>50%

>60%>60%>60%>50%

>60%>60%

Senam usia lanjut< 88-9 10 10

Kegiatan sektor terkait (jenis)012>2

Pendanaan kegiatan berasal dari masyarakat--50%

G. Kendala pelaksanaan posyandu lansiaBeberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara lain3,4 :1. Pihak Pemerintah/InstitusiPermasalahan yang ada biasanya adalah belum dijadikannya program ini sebagai program unggulan sehingga di dalam satu wilayah kecamatan hanya terbentuk 1 atau 2 Posyandu Usila saja. 2. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.3. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau.Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.4. Kurangnya dukungan keluargaDukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.5. Kesiapan petugas Belum siapnya petugas, baik kader maupun petugas kesehatan bagaimana bentuk pelaksanaan kegiatan Posyandu Usila. Dalam hal ini perlu adanya pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader Posyandu Usila.

6. Sikap petugas Sikap petugas Posyandu yang kurang baik terhadap para lansia.Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. H. Kerangka Pikir Pemecahan MasalahDalam memecahkan suatu masalah, langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah yang ada. Langkah berikutnya adalah menganalisis penyebab masalah dengan cara menggali berdasarkan data atau kepustakaan3. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dipergunakan diagram tulang ikan (Fish Bone)5. Langkah selanjutnya adalah mencari penyebab yang paling mungkin dengan cara mengkonfirmasi kemungkinan penyebab yang ditemukan ke bagian program masalah tersebut. Setelah menemukan penyebab yang paling mungkin, dilakukan penanggulangan penyebab masalah dengan menyusun alternatif pemecahan masalah tersebut. Selanjutnya adalah menetapkan pemecahan masalah terpilih dengan menggunakan kriteria matriks6,7. Setelah menemukan urutan prioritasnya maka langkah selanjutnya menyusun Plan Of Action (POA) 6.

Gambar 1. Siklus pemecahan masalah6

Pemecahan masalah sebaiknya dilakukan berurutan sesuai dengan siklus berikut ini :1. Identifikasi/ Inventarisasi masalahMenetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan. 2. Penentuan penyebab masalahAnalisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem, pendekatan H.L. Blum, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis.3. Menentukan alternatif pemecahan masalahSeringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.4. Penetapan pemecahan masalah terpilihSetelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.5. Penyusunan rencana penerapanRencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action) atau rencana kegiatan.6. Monitoring dan evaluasiAda dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.I. Analisis Penyebab MasalahPenentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram fish bone. Metode ini berdasarkan pada kerangka pendekatan sistem, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini :

INPUT

MAN

MONEY

METHOD

MACHINEMATERIAL

MASALAH

P1

P3

P2

LINGKUNGAN

PROSES

Gambar 2. Diagram Fish BoneJ. Prioritas Alternatif Pemecahan MasalahSetelah menentukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus7.MxIxV/C

Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut7:1. Efektivitas programPedoman untuk mengukur efektivitas program:a. Magnitude (m) Besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka makin efektif.b. Importancy (I) Pentingnya cara penyelesaian masalah. Makin penting cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka makin efektif.c. Vulnerability (v) Sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.Kriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5. Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v.2. Efisiensi pogramBiaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah ( cost ). Kriteria cost ( c ) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.Tabel 2. Kriteria MatriksMagnitudeImportancyVulnerabilityCost

1=Tidak magnitude1=Tidak penting1=Tidak sensitive1=Sangat murah

2=Kurang magnitude2=Kurang penting2=Kurang sensitive2=Murah

3= Cukup magnitude3= Cukup penting3= Cukup sensitive3= Cukup murah

4=Magnitude4=Penting4=Sensitif4=Mahal

5=Sangat magnitude5=Sangat penting5=Sangat sensitif5=Sangat mahal

K. Pembuatan Plan Of Action Dan Gann ChartSetelah melakukan penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya adalah dilakukan pembuatan Plan Of Action serta gannt Chart, ini bertujuan untuk menentukan perencanaan kegiatan.

BAB IIIANALISIS MASALAH

A.Pencapaian cakupan pelayanan pra usila dan usila di Puskesmas Salaman 1Dalam pelakasanaan kegiatan programnya, Puskesmas Salaman 1 memiliki beberapa cakupan kegiatan yang belum mencapai target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Hal ini tentu masih menjadi masalah yang harus dicari penyebab dan upaya penyelesaiannya.

Tabel 3. Hasil Kegiatan Pelayanan Usila Puskesmas Salaman 1 Bulan Januari-Mei 2014IndikatorTargetSasaranSasaran Bulan BerjalanCakupanPencapaian (%)

Hasil KegiatanPersen %

Cakupan pelayanan pra usila dan usila70%78882629135651.58%73.69%

Tabel 4. Hasil Kegiatan Pelayanan Usila Desa Menoreh Bulan Januari-Mei 2014IndikatorTargetSasaranSasaran Bulan BerjalanCakupanPencapaian (%)

Hasil KegiatanPersen %

Cakupan pelayanan pra usila dan usila70%171457145178.94%112.76%

Tabel 5. Hasil Kegiatan Pelayanan Usila Dusun Alun-alun Bulan Januari-Mei 2014IndikatorTargetSasaranSasaran Bulan BerjalanCakupanPencapaian (%)

Hasil KegiatanPersen %

Cakupan pelayanan pra usila dan usila70%116483266.21%94.58%

Sasaran bulan berjalan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alunSasaran bulan berjalan=Jumlah bulan berjalanJumlah bulan pertahun XSasaran dusun

=512x 116

=48

Besar cakupan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alunBesar Cakupan=Jumlah pra usila dan usila yang datang ke posyanduSasaran bulan berjalan x100%

=3248x 100%

=66.21 %

Jumlah pencapaian pelayanan prausila dan usila di Dusun Alun-alunPencapaian=Besar cakupanTarget Dinkes x100%

=66.2170x 100%

=94.58 %

Dari hasil didapatkan besar cakupan pelayanan pra lansia dan lansia di Dusun Alun-alun, Desa Menoreh periode januari-Mei 2014 lebih rencah dari target Dinkes 2014 yaitu sebesar 66,21 %

1

BAB IVKERANGKA PENELITIAN

A.Kerangka TeoriINPUTMan: Koordinator KIAMoney: Dana operasional Puskesmas dan swadaya masyarakatMethod: Kunjungan untuk penilaianrumahtangga sehatMaterial: Instrumen untuk penilaianrumah tangga sehatMachine: Blanko instrumenPROSESP1:Perencanaan dan penjadwalan pelayanan posyandu pra lansia dan lansia, penyuluhan mengenai posyandu pra lansia dan lansiaP2:Pelaksanaan layanan pra lansia dan lansia dengan koordinasi perangkat desa dan kaderP3: Pencatatan dan pelaporan hasil layanan posyandu pra lansia dan lansiaCAKUPAN PELAYANAN PRA LANSIA DAN LANSIA

LINGKUNGAN Pengetahuan masyarakat Perilaku masyarakat Informasi yang disampaikan oleh petugas kesehatan Masalah dana bagi masyarakat Faktor lain

17B. Kerangka KonsepFaktor pra lansia dan lansia : Pengetahuan warga dusun tentang posyandu pra lansia dan lansia Sikap warga dusun tentang posyandu pra lansia dan lansia Perilaku warga dusun tentang posyandu pra lansia dan lansia

Cakupan layanan pra lansia dan lansia yang memenuhi target Dusun Alun-alun, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang

Faktor petugas kesehatan Peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi aktif tentang posyandu pra lansia dan lansia. Penyuluhan tentang posyandu pra lansia dan lansia.

BAB VMETODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Data Yang DiambilPengumpulan data dilakukan di Dusun Alun-alun Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang pada tanggal 27 Juni 2014. jenis data adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi atau wawancara langsung8. Data primer dari kegiatan ini diperoleh dengan cara mewawancarai melalui daftar pertanyaan dari kuesioner terstruktur kepada 10 orang pra usila dan usila, selain itu juga dilakukan wawancara langsung kepada kader dan bidan desa. Data sekunder didapatkan dari buku laporan kunjungan lansia dari kader posyandu lansia dan data dari petugas kesehatan puskesmas (bidan), serta data profil dan statistik di balai Desa Menoreh.Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif dengan metode pendekatan sistem, dengan melihat input, proses, dan output, yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah3.B.Batasan JudulPenulis memilih judul Rencana Peningkatan Cakupan Pelayanan Lansia di Dusun Alun-Alun Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Evaluasi Manajemen Program KIA Puskesmas Salaman 1 Periode Januari-Mei 2014 dengan pengertian judul sebagai berikut :a. Evaluasi: Adalah suatu penilaian terhadap sebuah kegiatan setelah kegiatan tersebut dilaksanakan. b. Posyandu: Suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.c. Pra usia lanjut (usila): Adalah seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. d. Usia lanjut (usila): Adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. e. Dusun Alun-alun: Adalah salah satu dusun yang terletak di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. f. Desa Menoreh: Adalah salah satu desa di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.g. Kecamatan Salaman: Adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa tengah h. Kabupaten Magelang: Adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah C.Definisi Operasionala. Definisi operasional merupakan definisi secara aplikatif/ operasional dari variabel-variabel yang adadi dalam kerangka konsep. Dalam definisi operasional ini sebutkan cara-cara pengukuran masing-masing variabel (bila memang bisa diukur)b. Sasaran adalah warga lansia di daerah Dusun Alun-alun, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.c. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah lansia yang menghikuti kegiatan posyandu lansia dengan jumlah seluruh lansia yang terdapat di Dusun Alun-alun Desa Menoreh.d. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden.e. Perilaku dipandang dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.f. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan tentang informasi posyandu lansia kepada warga Dusun Alun-alun diberikan oleh petugas kesehatan.D. Ruang Lingkup Kegiatana Lingkup lokasi: Dusun Alun-alun, Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.b Lingkup waktu: Januari-Mei 2014c Lingkup sasaran: Cakupan pelayanan pra usila dan usilad Lingkup metode: Wawancara, pencatatan, dan pengamatane Lingkup materi: Evaluasi kegiatan Posyandu pra usila dan usila di Dusun Alun-alun, Desa Menoreh periode Januari-Mei 2014.E.Kriteria Inklusi Dan Ekslusia. Kriteria InklusiPara pra lansia dan lansia yang bertempat tinggal di dusun Alun-alun, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, yang tidak datang ke posyandu lansia yang bersedia diwawancarai dan berada di tempat.b. Kriteria Ekslusi Para pra lansia dan lansia yang bertempat tinggal di dusun Alun-alun, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, yang tidak datang ke posyandu lansia yang tidak bersedia diwawancarai dan tidak berada di tempat. Para pra lansia dan lansia yang bertempat tinggal di dusun Alun-alun, Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, yang datang ke posyandu lansia.

BAB VIHASIL PENELITIAN

A.Data Umum Desa Menoreh1. Keadaan GeografiDesa Menoreh terletak di wilayah Kecamatan Salaman, kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 16 Dusun di Desa Menoreh, yaitu Dusun Ngemplak, Candi, Jetis, Derepan, Mlangen, Pranan Kulon, Pranan Wetan, Beteng, Kempul, Ngaglik, Kamal, Sewan, Alun-alun, Jurusawah, Margorejo, Bhumi Menoreh.Batas Wilayah Desa Menoreh Batas Utara: Desa salaman Batas Selatan: Desa kalirejo Batas Barat: Desa Kalisalak Batas Timur: Desa NgadirejoTabe 6. Rekapitulasi Jumlah Penduduk per Dusu per Desember 2013NoDusunJumlah PendudukJumlah

Laki-LakiPerempuan

1Ngemplak154164318

2Candi157152309

3Jetis216200316

4Derepan177169346

5Mlangen442424866

6Pranan Kulon379355734

7Pranan Wetan294281575

8Beteng257261518

9Kempul305272577

10Ngaglik137127264

11Kamal355350705

12Sewan175175350

13Alun-alun301265566

14Jurusawah349372721

15Margorejo153122275

16Bhumi Menoreh160153313

Jumlah401138427853

B.Data Umum Dusun Alun-alun1.Keadaan Geografisa.Letak WilayahDusun Alun-Alun terletak di wilayah Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dusun ini terdiri dari tiga RT, yaitu RT 39, RT 40 dan RT 41.b.Batas WilayahAdapun batas wilayah Dusun Alun-Alun adalah sebagai berikut:- Sebelah Utara: Dusun Jurusawah- Sebelah selatan: Dusun Beteng/Dusun Alun-alun- Sebelah Timur: Dusun Kamal/Dusun Sewan- Sebelah Barat: Pranan Wetan2.Keadaan DemografisJumlah penduduk Dusun Alun-alun berdasarkan data statisktik kantor Desa Menoreh per Desember 2013 adalah 566 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 164 KK. Adapun jumlah penduduk Dusun Alun-alun menurut jenis kelamin berdasarkan data bulan Desember 2013 yaitu: Laki-laki berjumlah 301 jiwa, perempuan berjumlah 265 jiwa. Sedangkan penduduk yang tergolong pra usila dan usila berjumlah 116 jiwa.Tabel 7. Jumlah pra usila, usila, dan usila resti Dusun Alun-alunKelompok Penduduk (orang)

Laki-laki55

Perempuan 61

Total 116

Sumber: Data statistik kantor Desa Menoreh, Juni 2014C. Hasil SurveiPada tanggal 27 juni 2014, telah dilakukan survei dan pengamatan mengenai pelaksanaan program kegiatan Posyandu Pra usila dan Usila di Dusun Alun-alun Desa Menoreh. Sampel diambil secara acak sebanyak 10 orang. Kuesioner dibuat dengan pertanyaaan yang terstruktur tentang pengetahuan pra usila tentang fungsi dan kegiatan posyandu, perilaku dan sikap pra usila dan usila terhadap kegiatan posyandu serta faktor-faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya pelaksanaan kegiatan posyandu lansia sehingga berkurangnya minat lansia terhadap posyandu lansia. 1. Hasil kuesionerHasil kuesioner yang diberikan kepada para pra usila dan usila :

Tabel 8. Hasil kuesioner sasaran (pra usila dan usila)NoPertanyaaanFrekuensiPersentase

1Apakah dalam 3 bulan terakhir anda mendapatkan penyuluhan pembinaan kesehatan usia lanjut?

Iya440%

Tidak660%

2Dimanakah Anda mendapatkan penyuluhan tersebut?

Posyandu Lansia di daerah tempat tinggal10100%

Rumah 00%

Puskesmas00%

3Penyuluhan tersebut dilakukan oleh siapa?

Kader860%

Bidan240%

Dokter umum00%

4Apakah dalam 1 tahun terakhir ini anda telah memeriksakan kondisi kesehatan anda?

Ya10100%

Tidak00%

5Dimanakah Anda memeriksakan kondisi kesehatan Anda?

Posyandu Lansia220%

Puskesmas880%

Dokter praktek umum00%

6Berapa kali dalam 1 tahun anda memeriksakan kondisi kesehatan Anda di Posyandu Lansia ?

Lebih dari 8 kali dalam 1 tahun2020%

8 kali dalam 1 tahun220%

Kurang dari 8 kali dalam 1 tahun440%

Tidak pernah440%

7Apakah Anda tahu tentang Posyandu Lansia?

Tahu10100%

Tidak tahu00%

8Apakah di tempat anda terdapat Posyandu Lansia?

Ada10100%

Tidak ada00%

9Apakah Anda pernah datang ke Posyandu Lansia?

Pernah440%

Pernah sebelumnya tapi sekarang tidak660%

Tidak pernah00%

10Apakah kegiatan-kegiatan di Posyandu Lansia?

Pemeriksaan kegiatan sehari-hari, status mental, timbang badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah10100%

Penyuluhan, konseling, pemberian makanan tambahan, senam lansia, kerohanian, dll000%

Tidak tahu00%

11Apabila anda datang ke Posyandu Lansia apakah dilayani dengan baik?

Sangat baik440%

Cukup baik660%

Kurang baik00%

Tidak baik00%

12Apakah pelayanan Posyandu Lansia sudah memuaskan?

Sangat puas00%

Puas440%

Kurang puas660%

Tidak puas00%

13Sudah cukupkah jumlah petugas kesehatan di Posyandu Lansia?

Sangat cukup00%

Cukup220%

Kurang cukup880%

Tidak cukup00%

14Apakah petugas di Posyandu Lansia melakukan pengobatan?

Ya 00%

Tidak10100%

15Apakah petugas Posyandu Lansia memberikan informasi yang anda butuhkan?

Selalu00%

Kadang-kadang880%

Jarang220%

Tidak pernah00%

16Puaskah anda terhadap informasi yang diberikan oleh petugas?

Sangat puas00%

Puas660%

Kurang puas440%

Tidak puas00%

17Apa alasan anda tidak melakukan pemeriksaan kesehatan di Posyandu Lansia?

Tidak ada dokter10100%

Tidak ada waktu00%

Pelayanan kurang memuaskan00%

Terdapat beberapa hal yang dapat diambil sebagai perhatian dari survei yang telah dilakukan, yaitu:1. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 40% responden menjawab dalam 3 bulan terakhir mendapatkan penyuluhan pembinaan kesehatan usia lanjut, dan 60% responden dalam 3 bulan terakhir tidak mendapatkan penyuluhan pembinaan kesehatan usia lanjut.2. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 100% responden menjawab mendapatkan penyuluhan pembinaan kesehatan usia lanjut di posyandu Lansia di Posyandu Lansia di daerah tempat tinggal.3. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 80% responden menjawab mendapatkan penyuluhan dari kader, dan 20% responden menjawab mendapatkan penyuluhan dari bidan.4. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 100% responden menjawab dalam 1 tahun terakhir ini telah memeriksakan kondisi kesehatannya.5. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 20% responden menjawab telah memeriksakan kondisi kesehatan di Posyandu Lansia, dan 80% memeriksakannya di puskesmas.6. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 20% responden menjawab telah memeriksakan kondisi kesehatan di Posyandu Lansia 8 kali dalam setahun, 40% responden menjawab kurang dari 8 kali dalam 1 tahun, dan dan 40% responden tidak pernah memeriksakan kesehatannya.7. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 100% responden menjawab tahu tentang Posyandu Lansia.8. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 100% responden menjawab ada Posyandu Lansia di tempat tinggalnya.9. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 40% responden menjawab pernah datang ke Posyandu Lansia dan 60% responden menjawab pernah datang ke Posyandu lansia sebelumnya tapi sekarang tidak.10. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 100% responden menjawab kegiatan-kegiatan di Posyandu Lansia adalah pemeriksaan kegiatan sehari-hari, status mental, timbang badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah.11. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 40% responden menjawab dilayani dengan sangat baik ketika mereka datang ke Posyandu Lansia dan 60% responden menjawab dilayani dengan cukup baik ketika mereka datang ke Posyandu Lansia.12. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 40% responden menjawab puas dengan pelayanan di Posyandu Lansia, dan 60% responden menjawab sangat puas dengan pelayanan di Posyandu Lansia.13. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 20% responden menjawab jumlah petugas kesehatan di Posyandu Lansia cukup, dan 80% responden menjawab jumlah petugas kesehatan di posyandu Lansia kurang cukup.14. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 100% responden menjawab petugas di Posyandu Lansia tidak melakukan pengobatan15. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 80% responden menjawab petugas Posyandu Lansia selalu memberikan informasi yang dibutuhkan, dan 20% responden menjawab petugas Posyandu Lansia selalu memberikan informasi yang dibutuhkan.16. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 60% responden menjawab puas terhadap informasi yang diberikan oleh petugas, dan 40% responden menjawab puas terhadap informasi yang diberikan oleh petugas.17. Berdasarkan hasil survei dari 10 responden, 100% responden menjawab alasan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan di Posyandu Lansia adalah tidak adanya dokter.2. Hasil wawancara dengan Kader Posyandu LansiaKader posyandu lansia Dusun Alun-alun berjumlah 6 orang. Wawancara dilakukan kepada masing-masing kader.Dari 4 kader posyandu lansia yang diwawancarai, mereka mengatakan bahwa penyebab dari kurang berjalannya posyandu Lansia di wilayah posyandu lansia mereka adalah kurangnya kepercayaan masyarakat lansia terhadap Posyandu Lansia. Mereka hanya mempercayai bidan atau dokter untuk memeriksa, mengobati dan memberi keterangan tentang penyakit mereka. Dikatakan pula bahwa para pra usila dan usila masih menganggap atau memiliki pola pikit dimana posyandu lansia adalah tempat berobat, sehingga tidak adanyapetugas kesehatan, dokter ataupun bidan di posyandu tersebut saat kegiatan posyandu lansia menyebabkan para pra usila dan usila enggan untuk datang lagi ke posyandu. Selain itu, sebab lainnya adalah adanya keterbatasan fisik juga mengakibatkan para pra usila dan usila tidak datang yang ditunjang dengan peran serta keluarga yang kurang perannya dalam memberikan dukungankepada lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. 3. Hasil wawancara dengan Bidan Desa MenorehHasil dari wawancara dengan bidan Desa Menoreh, didapatkan bahwa posyandu lansia di dusun Alun-alun telah berjalan dari tahun 2008 kurang lebih selama 6 tahun sampai saat ini, akan tetapi persentase cakupan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alun ini selalu lebih rendah dibanding dusun lainnya di Desa Menoreh, dan persentase cakupan hasil kegiatan posyandu lansia hanya sebesar 66,21% pada periode bulan Januari-Mei 2014 di Posyandu Lansia Dusun Alun-alun Desa Menoreh. Bidan tersebut setuju dengan apa yang dikatakan kader bahwa alasan kurang berjalannya posyandu lansia di Dusun Alun-alun adalah para pra usila dan usila masih menganggap bahwa posyandu lansia adalah tem[pat pengobatan, kurangnya kepercayaan masyarakat Lansia terhadap Posyandu Lansia, dan tenaga kesehatan bidan yang mengobati mereka di posyandu dan kurangnya jumlah kader serta jumlah petugas kesehatan yang tersedia. Mereka hanya mempercayai dokter untuk mengobati dan memberi keterangan tentang penyakit mereka, sehingga mereka memilih untuk ke dokter umum, alasan lain karena ada banyak tempat praktek dokter tersebut yang mudah di jangkau daripada harus menunggu setiap bulan diadakannya posyandu lansia.

BAB VIIPEMBAHASAN

A.Analisis Penyebab Masaalah Berdasarkan Pendekatan SistemBerdasarkan pendekatan sistem, dapat ditemukan penyebab-penyebab dari menurunnya minat lansia untuk memeriksakan kesehatan di Posyandu lansia Dusun Alun-alun. Masalah tersebut dapat disebabkan oleh input, lingkungan, dan proses. Input terdiri dari 5 komponen, yaitu : Man, Money, Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri P1 (perencanaan), P2 (pergerakan dan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian, dan penilaian). Tabel 9. Analisis penyebab rendahnya cakupan pelayanan Posyandu pra usila dan usila Dusun Alun-alunKelebihanKemungkinan Hambatan

MAN Terdapat struktural pengurus kader posyandu lansia. Kader telah terlatih. Petugas kesehatan tidak rutin datang.

KOMPONEN INPUT

MONEYAda dana swadaya masyarakat. Tidak adanya bantuan dana dari Puskesmas. Terbatasnya dana swadaya masyarakat terhadap Posyandu Lansia

METHODTerdapat buku pedoman kegiatan kesehatan di kelompok usia lanjut

MATERIALTersedianya sarana dan pra sarana untuk melaksanakan posyandu

MACHINE Terdapat tensi di posyandu lansia Terdapat timbangan di posyandu lansia Tidak adanya media promosi tentang posyandu lansia dan sasaran yang ingin dicapai. Tidak adanya peralatan laboratorium sederhana.

LINGKUNGAN

Pra usila dan usila mengetahui adanya posyandu lansia Kurangnya kepercayaan lansia kepada kader. Kurangnya pemahaman lansia akan kegiatan di posyandu lansia. Kurangnya dukungan dari keluarga lansia kepada lansia.Faktor sosial budaya : Para pra usila dan usila masih mempunyai pola pikir bahwa posyandu lansia adalah tempat untuk berobat, sehingga tidak adanya tenaga kesehatan saat kegiatan berlangsung membuat para pra usila dan usila enggan datang ke posyandu.

PROSESP 1Adanya jadwal kegiatan untuk posyandu lansia dan jadwal tersebut ditepati

Tidak terdapat jadwal rutin untuk melakukan penyuluhan.

P 2Program kegiatan posyandu lansia telah ada Pelaksanaan penyuluhan tidak kontinyu. Petugas kesehatan tidak rutin datang saat kegiatan berlangsung. Kegiatan hanya sekedar kegiatan kerohanian, pemeriksaan tekanan darah, dan pemeriksaan IMT.

P 3Evaluasi tentang pengawasan dan pemantauan program posyandu lansia telah dilaksanakan

Petugas kesehatan tidak rutin datang saat kegiatan berlangsung.Man Machine Input

Tidak adanya media penyuluhan Tidak adanya peralatan laboratorium sederhana

Money Material

Tidak adanya bantuan dana dari Puskesmas. Terbatasnya dana swadaya masyarakat terhadap Posyandu LansiaMethod

Cakupan pelayanan pra usila dan usila sebesar 66,21% dari target Dinkes 70%

Proses

P1 P3

Tidak terdapat jadwal rutin untuk melakukan penyuluhanLingkungan

Kurangnya pemahaman lansia akan kegiatan di posyandu lansia. Kurangnya kepercayaan lansia kepada kader dan bidan setempat. Kurangnya dukungan dari keluarga lansia kepada lansia.Faktor sosial budaya : Para pra usila dan usila masih mempunyai pola pikir bahwa posyandu adalah tempat untuk berobat, sehingga tidak adanya tenaga kesehatan saat kegiatan berlangsung membuat para pra usila dan usila enggan datang ke posyandu.

P2

Gambar 5. Diagram fish bone Pelaksanaan penyuluhan tidak kontinyu Petugas kesehatan tidak rutin datang saat kegiatan berlangsung. Kegiatan hanya sekedar kegiatan kerohanian, pemeriksaan tekanan darah, dan pemeriksaan IMT.

B.Rekapitulasi Analisis Penyebab MaaalahSetelah dilakukan konfirmasi kepada kader dan bidan, dari kemungkinan penyebab masalah di atas maka didapatkan masalah yang paling mungkin, yaitu:1. Kurangnya pemahaman lansia akan kegiatan di posyandu lansia.2. Faktor sosial budaya: pola pikir lansia yang beranggapan bahwa posyandu adalah tempat berobat.3. Tidak ada jadwal rutin kunjungan dari petugas kesehatan saat kegiatan berlangsung.4. Kurangnya dukungan dari keluarga lansia kepada lansia.

C.Penentuan Alternatif Pemecahan MasalahSetelah menemukan penyebab paling mungkin masalah rendahnya cakupan pelayanan pra usila dan usila di Dusun Alun-alun maka langkah selanjutnya adalah menyusun alternatif pemecahan penyebab paling mungkin masalah tersebut. Alternatif pemecahan masalah tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel 10. Penyebab masalah dan kemungkinan alternatif pemecahan masalahPenyebab MasalahPemecahan dan Penerapannya

Kurangnya pemahaman lansia akan kegiatan di posyandu lansia. Faktor sosial budaya :Pola pikir lansia yang beranggapan bahwa posyandu adalah tempat berobat. Kurangnya dukungan dari keluarga lansia kepada lansia. Tidak ada jadwal rutin kunjungan dari petugas kesehatan. Bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada lansia tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaat posyandu lansia. Penyuluhan mengenai kesehatan lansia dan pentingnya posyandu lansia kepada keluarga Membuat jadwal kunjungan.

Penggabungan Alternatif Pemecahan MasalahSetelah menentukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya adalah melakukan penggabungan alternatif pemecahan masalah. Berikut ini digambarkan penggabungan alternatif pemecahan masalah. Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalahA. Bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada lansia tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaat posyandu lansia.

B. Penyuluhan mengenai kesehatan lansia dan pentingnya posyandu lansia kepada keluarga

C. Membuat jadwal kunjungan.

1. Kurangnya pemahaman lansia akan kegiatan di posyandu lansia.

2. Faktor sosial budaya :Pola pikir lansia yang beranggapan bahwa posyandu adalah tempat berobat.

3. Kurangnya dukungan dari keluarga lansia kepada lansia.

4. Tidak ada jadwal rutin kunjungan dari petugas kesehatan.

Gambar 6. Penggabungan alternatif pemecahan masalahD.Prioritas Pemecahan MasalahSetelah menentukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan rumus7.MxIxV/C

Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut7:3. Efektivitas programPedoman untuk mengukur efektivitas program:d. Magnitude (m) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.e. Importancy (I) Pentingnya cara penyelesaian masalah f. Vulnerability (v) Sensitifitas cara penyelesaian masalahKriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5. Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v.4. Efisiensi pogramBiaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah ( cost ). Kriteria cost ( c ) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matrix :Tabel 11. Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalahPenyelesaianMasalahNilaiKriteriaHasil akhirUrutan

MIVC(M x I x V) / C

A23329I

B13426III

C12418II

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan menggunakan metode matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab-penyebab masalah kurangnya cakupan pelayanan pra usila dan usila di Posyandu pra usila dan usila Dusun Alun-alun, sebagai berikut:1. Bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada lansia tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaat posyandu lansia.2. Membuat jadwal rutin kunjungan. 3. Penyuluhan mengenai kesehatan lansia dan pentingnya posyandu lansia kepada keluarga.

Rencana Kegiatan dari Masalah yang TerpilihTabel 12. Rencana kegiatan masalah yang terpilih Pemecahan masalah terpilihRencana kegiatan

1. Bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada pra usila dan usila tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaat posyandu lansia. 1. Sosialisasi kepada perangkat dusun dan tokoh masyarakat

2. Penyusunan jadwal rutin kunjungan. 2. Membuat jadwal rutin kunjungan posyandu lansia

3. Penyuluhan mengenai kesehatan lansia dan pentingnya posyandu lansia kepada keluarga.3. Membuat penyuluhan mengenai kesehatan lansia dan dan pentingnya posyandu lansia.

Tabel 13. Rencana kegiatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan pra usila dan usila No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur

1Bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada pra usila dan usila tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaat posyandu lansia.Mempermudah sosialisasi kepada pra usila dan usila tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaatnyaPerangkat dusun dan tokoh masyarakatRumah salah satu tokoh masyarakat atau perangkat dusunBidan desa dan kader posyanduAgustus 2014Swadaya masyarakatMusyawarah Terciptanya kerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk sosialisasi posyandu lansia

Tabel 14. Ghann chart 2014

Juli AgustusSeptemberOktober November

Sosialisasi ke perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaatnya

BAB VIIIPENUTUP

A. KesimpulanDari survei yang telah dilakukan didapatkan bahwa 40% responden pernah memeriksakan kesehatan ke Posyandu Lansia, sedangkan 60% responden pernah memeriksakan kesehatan ke Posyandu Lansia tetapi sekarang tidak lagi. Didapatkan juga responden lebih dari 8 kali dalam setahun memeriksakan kesehatannya ke Posyandu Lansia sebanyak 20%, responden yang memeriksakan kesehatannya kurang dari 8 kali dalam setahun sebanyak 40% responden, sedangkan 40% responden lainnya tidak pernah memeriksakan kondisi kesehatannya ke posyandu lansia. Seluruh responden 100% tidak memeriksakan kesehatan ke Posyandu Lansia dikarenakan tidak adanya dokter sehingga mereka memilih untuk ke Puskesmas untuk memeriksakan kesehatan mereka.Setelah melakukan analisis masalah, ditemukan kemungkinan penyebab masih rendahnya cakupan pelayanan posyandu pra usila dan usila di Dusun Alun-alun Desa Menoreh adalah sebagai berikut:1. Kurangnya pemahaman lansia akan kegiatan di posyandu lansia.2. Faktor sosial budaya: pola pikir lansia yang beranggapan bahwa posyandu adalah tempat berobat.3. Kurangnya dukungan dari keluarga lansia kepada lansia.4. Tidak ada jadwal rutin kunjungan dari petugas kesehatan.Adapun alternatif pemecahan dari keempat masalah tersebut antara lain:1. Bekerjasama dengan perangkat dusun dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan kepada lansia tentang kegiatan posyandu lansia dan manfaat posyandu lansia.2. Membuat jadwal rutin kunjungan 3. Penyuluhan mengenai kesehatan lansia dan pentingnya posyandu lansia kepada keluarga.

B.Saran5. Melakukan sosialisasi kepada perangkat dusun dan tokoh masyarakat agar dapat mempromosikan ataupun mensosialisasikan menganai program kegiatan posyandu lansia diantara para para lansia dan lansia di Dusun Alun-Alun mengenai dari fungsi dan manfaatnya posyandu lansia.6. Petugas kesehatan perwakilan dari puskesmas salaman 1 membuat jadwal rutin kunjungan ke posyandu lansia7. Melakukan penyuluhan mengenai kegiatan posyandu lansia, fungsi dan manfaatnya baik ke sasaran langsung, yakni pra Usila dan Usila, maupun ke sasaran tidak langsung, yakni keluarga dimana pra usila dan usila tinggal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang Undang no. 23 Tahun 1992. [diakses pada: 25 Juni 2014]. Diunduh dari: http://balitbangham.go.id/index.php/produk-hukum/peraturan- perundang-undangan?download=20:uu-no-23-tahun-19922. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan Di Kelompok Usia Lanjut. 2003.3. Erfandi, Pengelolaan posyandu lansia. [diakses pada: 25 Juni 2014]. Diunduh dari : http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/04/pengelolaan-posyandu-lansia.html4. Mahyuliansyah, Pengelolaan posyandu lansia. Last update: 1 Juni 2009 [diakses pada: 25 Juni 2014]. Diunduh dari: http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/06/posyandu-usila.html5. Hartoyo, Handout Instrumen Analisa Penyebab Untuk Pemecahan Masalah: Magelang, 2011.6. Hartoyo, Handout manajemen program/pelayanan di puskesmas: Magelang, 2011. 7. Hartoyo, Handout Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah: Magelang, 2013.8. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.

Lampiran kuesioner KUESIONER EVALUASI KEGIATAN POSYANDU LANSIANama responden:Usia:Alamat:

1. Apakah dalam 3 bulan terakhir anda mendapatkan penyuluhan pembinaan kesehatan usia lanjut?a. Yab. Tidak2. Dimanakah Anda mendapatkan penyyuluhan tersebut?a. Posyandu lansia di daerah tempat tinggalb. Rumah c. Puskesmas 3. Siapakah yang melakukan penyuluhan tersebut?a. Kader b. Bidanc. Dokter umum4. Apakah dalam 1 tahun terakhir ini Anda memeriksakan kondisi kesehatan Anda?a. Yab. Tidak 5. Dimanakah Anda memeriksakan kondisi kesehatan Anda?a. Posyandu Lansiab. Puskesmasc. Dokter praktek umum6. Berapa kali dalam 1 tahun anda memeriksakan kondisi kesehatan anda di Posyandu Lansia ?a. Lebih dari 8 kali dalam setahunb. 8 kali dalam setahunc. Kurang dari 8 kali dalam setahund. Tidak pernah 7. Apakah Anda tahu tentang Posyandu Lansia?a. Tahub. TIdak tahu8. Apakah di tempat Anda terdapat Posyandu Lansia?a. Adab. Tidak ada9. Apakah Anda pernah datang ke Posyandu Lansia?a. Pernahb. Pernah sebelumnya, tetapi sekarang tidakc. Tidak pernah10. Apakah kegiatan-kegiatan yang ada di Posyandu Lansia?a. Pemeriksaan kegiatan sehari-hari, status mental, timbang badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darahb. Penyuluhan, konseling, pemberian makanan tambahan, senam lansia, kerohanian, dllc. Tidak tahu11. Apabila Anda datang ke Posyandu Lansia, apakah dilayani dengan baik?a. Sangat baikb. Cukup baikc. Kurang baikd. Tidak baik12. Apakah pelayanan Posyandu Lansia sudah memuaskan?a. Sangat puasb. Puasc. Kurang puasd. Tidak puas13. Apakah jumlah petugas di Posyandu Lansia sudah mencukupi?a. Sangat cukupb. Cukup c. Kurang d. Tidak cukup

14. Apakah petugas di Posyandu Lansia melakukan pengobatan?a. Yab. Tidak15. Apakah petugas di Posyandu lansia memberikan informasi yang Anda butuhkan?a. Selalub. Kadang-kadangc. Jarangd. Tidak pernah16. Apakah Anda puas terhadap informasi yang diberikan oleh petugas?a. Sangat puasb. Puas c. Kurang puasd. Tidak puas17. Apa alasan Anda tidak melakukan pemeriksaan kesehatan di Posyandu Lansia? a. Tidak ada dokterb. Tidak ada waktuc. Pelayanan kurang memuaskan