bab i laporan kasus om

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) atau biasa disebut sariawan atau lumpangen merupakan ulser suatu kelainan yang ditandai dengan berulangnya ulser dan terbatas pada mukosa rongga mulut pasien tanpa adanya tanda-tanda penyakit lainnya (Lynch et al., 1994). Kelainan ini sering terjadi pada manusia, tidak memandang umur pada anak bayi, remaja dan oarang dewasa pasti pernah mengalami RAS. Sebenarnya penyakit ini termasuk penyakit ringan yang tidak membahayakan jiwa, tetapi dapat menurunkan kualitas hidup penderita apalagi penyakit ibi datang hampir sering kambuh tiap bulanya. Dari penelitian- penelitian yang telah dilakukan prevalensi sariawan berkisar antara 20-60% pada setiap jenis RAS. Berbagai klasifikasi RAS telah diajukan, tetapi secara klinis kondisi ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe; minor, mayor, dan hipetiformis. Semua tipe ulserasi dihubungkan dengan rasa sakit dan presentasi klinis dari lesinya. Ulser minor memiliki diameter yang besarnya kurang dari 1 cm dan sembuh tanpa disertai pembentukan jaringan paut. Ulser mayor

Upload: selvia-elga

Post on 12-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangRecurrent Aphthous Stomatitis (RAS) atau biasa disebut sariawan atau lumpangen merupakan ulser suatu kelainan yang ditandai dengan berulangnya ulser dan terbatas pada mukosa rongga mulut pasien tanpa adanya tanda-tanda penyakit lainnya (Lynch et al., 1994). Kelainan ini sering terjadi pada manusia, tidak memandang umur pada anak bayi, remaja dan oarang dewasa pasti pernah mengalami RAS. Sebenarnya penyakit ini termasuk penyakit ringan yang tidak membahayakan jiwa, tetapi dapat menurunkan kualitas hidup penderita apalagi penyakit ibi datang hampir sering kambuh tiap bulanya. Dari penelitian- penelitian yang telah dilakukan prevalensi sariawan berkisar antara 20-60% pada setiap jenis RAS.Berbagai klasifikasi RAS telah diajukan, tetapi secara klinis kondisi ini dapat dibagi menjadi 3 subtipe; minor, mayor, dan hipetiformis. Semua tipe ulserasi dihubungkan dengan rasa sakit dan presentasi klinis dari lesinya. Ulser minor memiliki diameter yang besarnya kurang dari 1 cm dan sembuh tanpa disertai pembentukan jaringan paut. Ulser mayor memiliki diameter lebih besar dari 1 cm dan akan membentuk jaringan parut pada penyembuhannya. Ulser herpetiformis dianggap sebagi suatu gangguan klinis yang berbeda, yang bermanifestasi dengan kumpulan ulser kecil yang rekuren pada mukosa mulutEtiologi dan patogenesis RAS belum diketahui pasti. Ulser pada RAS bukan oleh karena satu faktor saja (multifaktorial) tetapi dalam lingkungan yang memungkinkannya berkembang menjadi ulser. Faktor-faktor ini terdiri dari trauma, stres, hormonal, genetik, merokok, alergi, dan infeksi mikroorganisme atau faktor imunologi.Umumnya ulser terjadi karena tergigit saat bicara, kebiasaan buruk (brukism), atau saat mengunyah, akibat perawatan gigi, makanan atau minuman yang terlalu panas. Trauma bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan berkembangnya RAS pada semua penderita tetapi trauma dapat dipertimbangkan sebagai faktor pendukung.Pada beberapa wanita mengalami rekurensi RAS setiap bulan yang berhubungan dengan perubahan hormon, selalu ditandai dengan peningkatan kadar progesteron saat fase luteal siklus menstruasinya. Pada wanita sekelompok RAS sering terlihat di masa pra menstrual bahkan banyak mengalami berulang kali. Keadaan ini diduga berhubungan dengan faktor homonal antara lain hormon estrogen dan progesteron.Beberapa mikroorganisme di dalam rongga mulut diduga juga berperan penting dalam patogenesis RAS, terutama golongan Streptococcus. Berdasar penelitian terdahulu, kecenderungan lebih besar untuk terjadi reaksi hypersensitivitas tipe lambat terhadap Streptococcus sanguis diantara pasien RAS.1.2. Rumusan MasalahApa diagnosa penyakit pada pasien dan bagaimana rencana perawatanya?

1.3. Tujuan Dapat menentukan diagnosa dan rencana perawatan yang tepat.