bab i-mama

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dilakukan sebagai langkah penapisan awal dari gejala kanker leher rahim. Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi eksfoliative dengan memeriksa sel-sel epitel cervix yang lepas. Pemeriksaan ini lebih mudah, murah, sederhana, aman dan akurat. Di negara maju, skrinning Pap Smear terbukti dapat menemukan lesi prakanker, menurunkan insiden dan menurunkan angka kematian akibat kanker leher rahim sampai 70-80%. Penemuan lesi prakanker/ displasia lebih dini, meningkatkan kemungkinan angka penyembuhan mencapai 80-90 % tergantung beratnya lesi dan cara pengobatannya. Rendahnya pengetahuan masyarakat akan upaya pendeteksian dini yaitu pemeriksaan Pap Smear merupakan penyebab utama tingginya angka kejadian kanker leher rahim. Akibatnya sebagian besar kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut sehingga umumnya berakhir dengan kematian karna terlambatnya penanganan ( www. Cegah kanker serviks, 2008). Angka frekuensi kanker serviks didunia, termasuk dikawasan Asia Tenggara, masih sangat tinggi. Menurut WHO ( Globocan 2008 ) jumlah yang terdiagnosa kanker serviks 453,531 (6,4% ) dan angka kematian 242,077 ( 5,0% ) dan jumlah kasus dalam 5 tahun terakhir kasus lama dan kasus baru 1.288, 686 ( 9,5% ). Menurut data Hispathologik Dirjen Pelayanan medik Kementerian Kesehatan RI, penderita kanker leher rahim di

Upload: telorkodok

Post on 17-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pndahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I-mama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dilakukan sebagai

langkah penapisan awal dari gejala kanker leher rahim. Pap smear merupakan

pemeriksaan sitologi eksfoliative dengan memeriksa sel-sel epitel cervix yang

lepas. Pemeriksaan ini lebih mudah, murah, sederhana, aman dan akurat. Di

negara maju, skrinning Pap Smear terbukti dapat menemukan lesi prakanker,

menurunkan insiden dan menurunkan angka kematian akibat kanker leher rahim

sampai 70-80%. Penemuan lesi prakanker/ displasia lebih dini, meningkatkan

kemungkinan angka penyembuhan mencapai 80-90 % tergantung beratnya lesi

dan cara pengobatannya.

Rendahnya pengetahuan masyarakat akan upaya pendeteksian dini yaitu

pemeriksaan Pap Smear merupakan penyebab utama tingginya angka kejadian

kanker leher rahim. Akibatnya sebagian besar kanker serviks ditemukan pada

stadium lanjut sehingga umumnya berakhir dengan kematian karna terlambatnya

penanganan ( www. Cegah kanker serviks, 2008).

Angka frekuensi kanker serviks didunia, termasuk dikawasan Asia

Tenggara, masih sangat tinggi. Menurut WHO ( Globocan 2008 ) jumlah yang

terdiagnosa kanker serviks 453,531 (6,4% ) dan angka kematian 242,077

( 5,0% ) dan jumlah kasus dalam 5 tahun terakhir kasus lama dan kasus baru

1.288, 686 ( 9,5% ).

Menurut data Hispathologik Dirjen Pelayanan medik Kementerian

Kesehatan RI, penderita kanker leher rahim di Indonesia bejumlah 26,169 orang

denga sekitar 41 kasus baru tiap harinya yang berujung pada kematian rata-rata

20 orang per hari (www.cegahkankerserviks.org, 2008).

Page 2: BAB I-mama

Gambar 1.1 Persentase penderita kanker serviks berdasarkan usia.

Banyak faktor yang berperan terhadap rendahnya partisipasi masyarakat

dalam pemeriksaan Pap Smear. Hal yang paling sering berpengaruh, yaitu faktor

psikologis dari wanita ini sendiri, dimana mereka takut melakukan Pap Smear

dan mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa mereka menderita kanker, ada

juga yang malu menjalani pemeriksaan Pap Smear (Evennett, 2003). Faktor lain

yang berpengaruh yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat akan pemeriksaan

Pap Smear itu sendiri. Pada penelitian terdahulu oleh Irma Nirmala (2007) juga

diperoleh hasil bahwa pengetahuan wanita tentang pemeriksaan Pap Smear

masih kurang (90%).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang

pemeriksaan Pap Smear adalah umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dan

sumber informasi. Berdasarkan penelitian Irma Nirmala (2007) terhadap 40

responden yang diteliti berdasarkan variabel umur, kelompok wanita yang

berumur > 20 tahun memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemeriksaan

Pap Smear sebanyak 89,2%.

Berdasarkan penelitian di wilayah Kotamadya Jakarta Utara oleh Wirawan

(2001) terhadap 100 orang responden, jumlah responden yang terpapar dengan

media informasi mengenai pemeriksaaan Pap Smear hanya sebanyak 17%, ini

berarti bahwa 83% tidak pernah mendapatkan informasi mengenai Pap Smear di

media. Hal ini pula merupakan salah satu faktor pemeriksaan Pap Smear kurang

mendapatkan perhatian.

Berdasarkan studi pendahuluan di BKIA Poliklinik Pertamedika, data

menunjukkan bahwa tahun 2011 sebanyak 180 orang (38,87%); tahun 2012

sebanyak 162 orang (34,9%); tahun 2013 sebanyak 121 orang (26,1%) wanita

usia subur yang memeriksakan Pap Smear. Tampak dalam data di atas dari

tahun ke tahun jumlah Wanita Usia Subur yang memeriksakan Pap Smear di

BKIA Poliklinik Pertamedika semakin menurun yang dapat disebabkan

kurangnya pengetahuan yang berakibat pada kurangnya kesadaran untuk

melakukan pemeriksaan Pap Smear. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk

meneliti tentang bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia subur

menengenai pemeriksaan Pap Smear di BKIA Poliklinik Pertamedika pada

Desember 20013

Page 3: BAB I-mama

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini yaitu, bagaimana

tingkat pengetahuan wanita usia subur terhadap pemeriksaan Pap Smear.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur

tentang pemeriksaan Pap Smear di BKIA Poliklinik Petamedika

pada Desember 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan wanita usia

subur tentang pemeriksaan Pap Smear di BKIA Poliklinik

Pertamedika Desember 2013.

2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan wanita usia subur

tentang pemeriksaan Pap Smear berdasarkan pendidikan di

Bkia Poliklinik Pertamedika Desember 2013.

3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan wanita subur

tentang pemeriksaan Pap Smear berdasarkan pekerjaan di

Bkia Poliklinik Pertamedika Desember 2013.

4. Mengetahui hubungan antara pengetahuan wanita usia subur

tentang pemeriksaan Pap Smear berdasarkan sumber

informasi di BKIA Poliklinik Pertamedika Desember 2013.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi tempat penelitian

Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelaksanaan dan

peningkatan pelayanan kesehatan khususnya dengan pengetahuan

tantang pemeriksaan Pap Smear.

2. Bagi wanita usia subur yang diteliti

Menambah pengetahuan wanita usia subur tentang pemeriksaan Pap

Smear sehingga secara tidak langsung dapat membantu

meningkatkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear

demi kesehatan reproduksi wanita.

Page 4: BAB I-mama

1.5. Ruang Lingkup

Penelitan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan

wanita usia subur tentang pemeriksaan Pap Smear, sesuai variabel yang

akan diteliti yaitu pendidik pekerjaan dan sumber informasi. Penelitian ini

telah dilakukan pada tanggal 25-29 November 2013 di BKIA Poliklinik

Rumah Sakit Pertamina Jaya. Jenis data yang digunakan merupakan

data primer berupa kuesioner yang telah dibagikan kepada responden.

Pengambilan sample yaitu dengan cara pengambilan sampel yang

memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu.