bab i paku keling

Upload: pulo-samosir

Post on 13-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

adadada

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 BAB I Paku Keling

    1/3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPerancangan elemen mesin , pada dasarnya merupakan perencanaan bagian

    (komponen), yang direncanakan dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan mekanisme dari

    suatu mesin. Salah satu bagian dari elemen adalah sambungan, makna dari sambungan

    adalah menghubungkan satu benda dengan lainnya. Manusia sebagai pekerja tidak

    mungkin memproduksi benda dalam sekali kerja, hal ini dikarenakan keterbatasan

    manusia dalam menjalani prosesnya. Oleh karena iu, biasanya produksi benda yang

    dibuat manusia terbuat dari berbagai komponen, sehingga untuk dapat merangkainya

    menjadi sebuah benda utuh, dibutuhkan elemen penyambung. Ada dua jenis sambungan

    yaitu sambungan tetap (permanent joint) dan sambungan tidak tetap (semi permanent).

    Akan tetapi, hal yang akan kita bahas pada laporan ini adalah sambungan tetap

    (permanent joint). Sambungan tetap adalah sambungan yang bersifat tetap, sehingga tidak

    dapat dilepas kecuali dengan merusaknya. Salah satu contoh sambungan tetap adalah

    paku keling (riveted joints). Paku keling adalah batang silinder pendek dengan sebuah

    kepala di bagian atas, setiap bentu kepala rivet ini mempunyai kegunaan nya tersendiri,

    masing-masing mempunyai kekhususan dalam penggunaannya. Silinder tengah sebagai

    badan dan bagian bawahnya yang berbentuk kerucut terpancung sebagai ekor. Ekor (tail)

    dipatenkan agar permanen menahan kedudukan paku keling pada posisinya, sedangkan

    badan (body) dirancang untuk kuat mengikat sambungan dan menahan beban kerja yang

    diterima benda. Pengembangan penggunaan rivet (paku keling) dewasa ini umumnya

    digunakan untuk plat-plat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif keil.

    Paku keling biasanya dipakai untuk sambungan kuat dan rapat seperti pada konstruksi

    boiler, tangki-tangki, dan pipa bertekanan tinggi. Untuk sambungan kuat contohnya pada

    konstruksi baja yang biasanya terdapat pada bangunan, jembatan, dan crane. Untuk

    sambungan rapat contohnya pada tabung dan tangki. Untuk sambungan pengikat

    contohnya pada tutup chasis. Pada peran cangan kali ini, penulis mengamati paku keling

    yang terdapat pada pressure vassel (bejana bertekanan) pembuatan aspal. Oleh karena itu

  • 5/22/2018 BAB I Paku Keling

    2/3

    penulis mengambil judul Perancangan Paku Keling Pada Pressure Vessel (Bejana

    Bertekanan) Pembuatan Aspal.

    1.2Rumusan MasalahDalam perancangan paku keling yang perlu diamati adalah jenis-jenis sambungan pada

    paku keling, tegangan tegangan yang terjadi pada pressure vessel (bejana bertekanan),

    tearing resistance (ketahanan plat terhadap robekan), shearing resistance of the rivet

    (ketahanan paku keling terhadap beban geser), crushing resistance of the rivet (ketahanan

    crushing pada paku keling), beban maksimum yang diterima plat, dan efisiensi sambungan

    paku keling

    1.3Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui kekuatan sambungan paku keling terhadap tegangan-tegangan

    yang terjadi pada pressure vessel

    2. Untuk mengetahui efisiensi pada sambungan paku keling

    1.4Manfaat Penelitian1. Penelitian ini mampu memberi pemahaman terhadap pengaplikasian sambungan paku

    keling di dalam kehidupan sehari-sehari

    2. Peneliti dapat mengerti bagaimana cara menentukan seberapa efisiensi sambunganpaku keling

    3. Peneliti dapat mengerti bagaimana cara mengatasi kerusakan-kerusakan padasambungan paku keling

    1.5Batasan PenelitianPerancangan ini dibatasi hanya pada perhitungan kekuatan sambungan dan tegangan

    tegangan yang terjadi pada pressure vessel (atau bejana bertekanan). Perancangan tidak

    mempehatikan reaksi-reaksi kimia yang terjadi didalam pressure vessel, dan perancangan ini

  • 5/22/2018 BAB I Paku Keling

    3/3

    tidak memperhitungkan tegangan paku keling yang jarak pitchnya berbeda sehingga semua

    jarak pitch dianggap sama.

    1.6Sistematika PenulisanTulisan ini diuraikan menjadi lima bab. Penulisan diawali dengan Bab 1 yang berisikan

    pendahuluan. Dimana didalamnya dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan, manfaat dan batasan penelitian serta sistemtika penulisan.

    Setelah penulisan Bab 1 adalah Bab 2 yang berisi teori-teori yang dapat menunjang

    penelitian ini. Pada bab ini dijelaskan tentang jenis-jenis paku keling (rivet), jenis-jenis

    sambungan pada paku keling (rivet) , kerusakan pada sambungan paku keling, bagian-bagian

    paku keling, dan lainnya.

    Selanjutnya Bab 3 yang merupakan bagian metodologi perhitungan, pada bab ini

    diuraikan beberapa tahapan untuk menghitung efisiensi sambungan paku keling (rivet) ,

    tearing resistance (ketahanan plat terhadap robekan), shearing resistance of the rivet

    (ketahanan paku keling terhadap beban geser), crushing resistance of the rivet (ketahanan

    crushing pada paku keling), beban maksimum yang diterima plat,.dan menghitung tegangan-

    tegangan yang terjadi pada pressure vessel (bejana bertekanan) dengan cara memasukkan

    data rancangan yang diterima dari lapangan.

    Pada bab 4 adalah penutup, pada bab ini berisikan kesimpulan.