bab i pasar modal indonesia i.1 sejarah dan ... penjajahan sekitar awal abad ke-19 pemerintah...
TRANSCRIPT
BAB I PASAR MODAL INDONESIA
I.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar Modal
Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan
pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli, dan
juga tawar menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah
wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah
menggariskan bahwa Pasar Modal mempunyai posisi yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan suatu Pasar Modal sangat
tergantung pada dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan modal,
dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal
diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus
menjalin kerjasama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu
menyediakan berbagai jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat.
Untuk mengenmbangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang
besar. Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat
diperoleh para usahawan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi
yang dapat diperlukan untuk membangun prasarana dan mengurangi biaya
operasi perusahaan efek, akan mendorong perkembangan Pasar Modal melalui
peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek. Perkembangan dimaksud
dapat dicapai apabila faktor-faktor tersebut juga mampu menghasilkan layanan
dan alternatif investasi yang aman dan berkualitas tinggi terutama dalam
memberikan pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga
perkembangannya nanti akan sangat mempengaruhi minat dari para calon
investor baru yang ingin coba-coba berinvestasi di Pasar Modal.
1
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan obligasi
dimulai pada abad 19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh
Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah
berlangsung sejak 1880.
Pada tanggal 14 Oktober 1912, Amaserdamse Effectenbueurs mendirikan
cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan
yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo.
a. Zaman Penjajahan
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun
perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salahsatu sumber dana
adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para
penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang
penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.
Atas dasar itulah, maka pemerintahan kolonial waktu itu mendirikan Pasar
Modal. Setelah mengadakan persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi
Pasar Modal di Indonesia yang terletak di batavia (Jakarta) pada tanggal 14
Desember 1912 dan bernama Verreniging voor den Effectenhandel (Bursa Efek),
dan langsung memulai perdagangan.
Pada saat awal terdapat terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu:
Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman & Steup; Fa. Monod & Co.; Fa. Adree Witansi &
Co; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa.Wiekert
& V.D Linden; Fa. Walbrink & Co; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa.
Gebroeders.
Sedangkan Efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi
perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang
diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat saham perusahaan-
perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di negeri Belanda
serta efek perusahaan Belanda lainnya. Perkembangan Pasar Modal di Batavia
tersebut begitu pesat sehingga menarij masyarakat kota lainnya. Untuk
2
menampung minat tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan
1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa.
Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Duniop & Kolf; Fa Gijselman
& Steup; Fa. Van Velsen; Fa. Beaukkerk & Co. Dan N. Koster. Sedangkan
anggota bursa di Semarang waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff; Fa Gijselman &
Steup; Fa. Monod & Co; Fa. Companien & Co; serta Fa. P.H. Soeters & Co.
Perkembangan Pasar Modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat
dari nilai efek yang tercatat mencapai NIF 1,4 milyar (jika di Indeks dengan harga
beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah ± Rp. 7 Trilyun) yang
berasal dari 250 macam efek.
b. Perang Dunia II
Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa menghangat.
Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk
memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup Bursa Efek di
Surabaya dan di Semarang.
Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan
efek ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua efek-
efek harus disimpan dalam bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Penutupan ketiga bursa efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek,
menyulitkan para pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor
pialang serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak
perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia. Dengan
demikian, dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai berakhirnya
aktivitas Pasar Modal pada zaman penjajahan Belanda.
c. Masa Tahun 1952-1958
Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya
pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
3
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului
dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.13 tanggal 1 September
1951, yang kelak ditetapkan sebagai Undang-undang No.15 tahun 1952 tentang
Bursa, pemerintah RI membuka kembali Bursa Efekdi Jakarta pada tanggal 31
Juni 1952, setelah terhenti selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya
diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang
terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank
Indonesia sebagai penasihat.
Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat, meskipun efek yang
diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum Perang Dunia II.
Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan
pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954,1955, dan 1956. Para pembeli
obligasi banyak warga negara belanda, baik perseorangan maupun Badan
Hukum. Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan
luar negeri terutama dengan Amsterdam.
d. Masa Konfrontasi
Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958, karena
mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di Bursa. Hal ini
diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI terhadap Belanda,
sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan mengakibatkan
banyak warga negara Belanda meninggalkan Indonesia. Perkembangan tersebut
makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan RI dengan Belanda
mengenai sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua
perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi
No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan Nasionalisasi
Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan bagi Bursa Efek
Indonesia untuk memperdagangakan semua efek dari perusahaan Belanda yang
beroperasi di Indonesia, termasuk semua Efek yang bernominasi mata uang
Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.
4
Tingakat inflasi yang cukup tinggi pada waktu itu semakin menggoncang dan
mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap Pasar Uang dan Pasar Modal,
juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun 1966.
Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal saham dan obligasi menjadi rendah
sehingga tidak menarik lagi bagi investor. Hal ini merupakan pasang surut Pasar
Modal Indonesia pada zaman Orde Lama.
e. Babak Baru Pasar Modal Tahun 1977
Langkah demi langkah diambil oleh pemerintah Orde Baru untuk
mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang Rupiah.
Disamping pengerahan dana dari masyarakat melalui tabungan dan deposito,
pemerintah terus mengadakan persiapan khusus untuk membentuk Pasar
Modal. Dengan Surat Keputusan Direksi BI No. 4/16 Keputusan Direktur tanggal
26 Juli 1968 di BI dibentuk Tim Persiapan Pasar Uang (PU)
Dan Pasar Modal (PM). Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari Pasar
Modal di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun 1952,
tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang Pasar Modal,
maka pertumbuhan efek di Indonesia sejak tahun 1958 s/d 1976 mengalami
kemunduran.
Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan surat
keputusan Keu-Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972 tim
dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina Pasar
Modal) dan PT. Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri Keuangan
yang diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Dengan dibentuknya Bapepam, maka
terlihat kesungguhan dan intensitas untuk membentuk kembali PU dan PM.
Selain sebagai pembantu menteri keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi
ganda yaitu sebagai pengawas dan pengelola Bursa Efek.
Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun 1976
psar modal diaktifkan kembali dan go publiknya beberapa perusahaan. Pada
zaman Orde Baru inilah perkembangan Pasar Modal dapat dibagi menjadi dua,
5
yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d sekarang. Perkembangan Pasar
Modal selama tahun 1977 s/d tahun 1987 mengalami kelesuan meskipun
pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang
memanfaatkan dana dari Bursa Efek. Fasilitas-fasilitas yang diberikan antara lain
fasilitas perpajakan untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di
Pasar Modal.
Tersendatnya perkembangan Pasar Modal selama periode itu disebabkan
oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi
yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi saham dan lain sebagainya. Untuk
mengatasi masalah itu pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi yang
berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan
Desember 1987, Paket Kebijaksanaan Oktober 1988, Paket Kebijaksanaan
Desember 1988.
- Pakdes 1987
Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi
saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh
Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula
kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek maksimal 49% dari
total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan fluktuasi harga sajam di
bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel. Sebagai pilihan bagi
emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.
- Pakto 88
Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, nbamun mempunyai dampak
terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang
ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga
deposito.Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan
pasar modal di Indonesia.
6
- Pakdes 88
Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada
pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk
menyelenggarakan bursa.
Karena ketiga kebijaksanaan inilah pasar modal menjadi aktif untuk periode 1988
hingga sekarang.
Adapun ringkasan dari sejarah diatas adalah sebagai berikut:
Masa Penjajahan 1912 Pendirian Bursa Efek di Jakarta oleh 13 Perusahaan Pialang Efek Belanda 1925 Pendirian Bursa diperluas ke Surabaya dan Semarang 1940 Bursa ditutup akibat PD II Masa Orde Lama 1952 Bursa Efek dibuka kembali oleh PPUE
Tujuannnya untuk mencegah mengalirnya efek-efek ke luar negeri dan menampung emisi obligasi RI 1950
1958 Kegiatan Bursa terhenti akibat inflasi dan perekonomian yang tidak menentu Masa Orde Baru 1970 Pembentukan tim Pasar Uang dan Pasar Modal 1976 Lahirnya BAPEPAM dan PT. Dana Reksa 1977 Pasar Modal diaktifkan kembali 1987 Deregulasi di bidang Pasar Modal 1989 Pembentukan Bursa Paralel dan Bursa Efek Surabaya 1990 Lahirnya Keputusan Presiden Presiden No. 53/1990 dan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 1992 Swastanisasi Bursa Efek Jakarta
Electronic Long Distance Trading (Eldistra) Market On Line Information System (Motions)
1993 Pembentukan: PT. Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
1995 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) dengan Bursa Paralel Indonesia (BPI) menjadi Bursa Efek Surabaya Pengoperasian sistem otomatisasi perdagangan di Bursa Efek Jakarta (Jakarta Automated Trading System-JATS)
1996 Undang-undang Pasar Modal berlaku efektif Dikeluarkannya Cetak Biru Pasar Modal
7
I.2 Perkembangan Bursa Efek
Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan
keadaanpun semakin menunjukkan bahwa efek semain banyak peminatnya.
Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go
Public adalah wujud dari kemajuan Bursa Efek. Perkembangan Bursa Efek yang
terjadi kini adalah berkat perjuangan dari BAPEPAM, perusahaan yang
memasyarakatkan sahamnya, Pemerintah, Lembaga Penunjang, dan
masyarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi
menginvestasikan kelebihan dananya.
Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada sekitar 10 tahun yang lalu,
keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup
pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan
mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai pasang-surut
kehidupan bursa efek di Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi
bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil, tentu saja kondisi bursa efek
amat terpengaruh.
Bangsa Indonesia sedang membangun, jelas bahwa berbagai tantangan
untuk membenahi kondisi masyarakat akan turut membawa dampak terhadap
pasar uang. Dahulu situasi intern di bursa-bursa di Indonesia dinilai masih
sangat lemah, kapitalisasi bursa-bursa di negara kita termasuk kecil karena
terbatasnya mobilisasi dana domestik yang dilakukan Manajer investasi. Ini jika
diukur dari perbandingannya dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Pasifik.
Kondisi demikian terjadi akibat sistem kerja yang kurang mendukung, juga tujuan
belum jelas terlebih dukungan publik sendiri yang kelihatan masih setengah-
setengah akibat informasi yang tidak akurat dan pengetahuan tentang bursa efek
belum memasyarakat. Semua itu akhirnya terus dibenahi sehingga terciptalah
bursa efek dengan perkembangan yang pesat. Di masa perjalanan pesatnya
pasar saham, terkadang diwarnai oleh keadaan Bullish dan Bearish.
Kondisi Bursa disebut Bullish yaitu indeks harga saham naik terus dalam
jangka waktu tertentu, dan ini dapat timbul seiring dengan situasi perekonomian
8
yang sehat, pendapatan meningkat, industri dan perdagangan tumbuh dengan
baik. Sedangkan kondisi bursa disebut Bearish jika indeks harga saham terus
menerus mengalami penurunan. Semua ini juga akibat dari situasi perekonomian
yang lesu dan kebijakan moneter yang mengakibatkan adanya krisis moneter,
peredaran uang menjadi tersendat-sendat.
a. Bursa Efek Indonesia
Didirikan pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta merupakan hasil
swastanisasi Bursa efek yang sebelumnya dikelola oleh BAPEPAM. Sekarang
namanya dikenal dengan Bursa Efek Indonesia.
• Tugas dan Fungsi : Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek diantara mereka.
• Keanggotaan Anggota Bursa Efek Indonesia adalah Perantara Pedagang Efek yang
telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham
PT Bursa Efek Indonesia.
• Sistem Perdagangan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia saat ini menggunakan sistem
perdagangan dengan menggunakan komputer yang dikenal dengan Jakarta
Automated Trading System (JATS).
9
• Kinerja Bursa Efek Jakarta Adapun aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia sampai tahun 1999
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Periode 1985 -1988
Tahun/Bulan 1985 1986 1987 1988 Rata-rata *US$
1,125 1,641 1,650 1,729
Total volume transaksi
1.886.601 1.431.921 2.523.374 6.944.592
Total Nilai Transaksi
3.206.500.000 1.815.900.000 5.184.000.000 30.591.960.720
Rata-rata Vol. Transaksi Harian
7.732 5.774 10.258 27.668
Rata-rata Nilai Transaksi Harian
13.141.393 7.322.177 21.073.171 121.880.322
Hari Perdagangan
244 248 246 251
IHSG 66.350 66.690 82.580 305.120Kapitalisasi Pasar
89.300.000.000 94.230.000.000 100.095.203.732 449.237.227.025
Jumlah emiten 24 24 24 24Saham Tercatat
57.827.872 58.349.872 58.569.311 72.844.043
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
10
Periode 1989 -1992 Tahun/Bul
an 1989 1990 1991 1992
Rata-rata *US$
1,800 1,901 1,994 2,062
Total volume transaksi
95.791.539 702.587.441 1.007.920.460 1.706.269.484
Total Nilai Transaksi
964.272.000.000
7.311.288.727.968 5.778.248.697.009 7.953.299.560.350
Rata-rata Vol. Transaksi Harian
387.820 2.891.306 4.113.961 6.907.974
Rata-rata Nilai Transaksi Harian
3.903.935.223 30.087.607.934 23.584.688.559 32.199.593.362
Hari Perdagangan
247 243 245 247
IHSG 399.690 417.790 247.390 274.335Kapitalisasi Pasar
4.309.444.1778.950
14.186.633.982.250 16.435.891.904.650 24.839.446.042.275
Jumlah emiten
56 123 139 153
Saham Tercatat
432.839.874 1.779.936.594 3.729.481.279 6.253.916.082
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
11
Periode 1993 -1995 Tahun/Bulan 1993 1994 1995 Perubahan
1994 -1995 Rata-rata *US$
2,110 2,200 2,307
Total volume transaksi
3.844.031.699 5.292.580.825 10.646.444.247 101,16%
Total Nilai Transaksi
19.086.237.219.525 25.482.803.341.345 32.357.503.995.530 26,98%
Total Frek. Transaksi
251.742 373.867 609.469 63,02%
Rata-rata Vol. Transaksi Harian
15.626.145 21.602.371 43.278.229 100,34%
Rata-rata Nilai Transaksi Harian
77.586.330.161 104.011.442.210 131.534.569.088 26,46%
Rata-rata Frek. Transaksi Harian
1.023 1.526 2.478 62,35%
Hari Perdagangan
246 245 246 -
IHSG 588.765 469.640 513.847 9,41%Kapitalisasi Pasar
69.299.599.701.000 103.835.241.141.600 152.246.463.300.675 46,62%
Jumlah emiten
172 217 238 46,62%
Saham Tercatat
9.787.393.323 23.854.339.821 45.794.658.125 91,98%
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
12
Periode 1996 -1997 Tahun/Bulan 1996 Perubahan
1995 - 19961997 Perubahan
1996 -1997 Rata-rata *US$
2,382 2,392
Total Vol. transaksi
29.527.727.838 177,3%5 76.599.170.013 159,41%
Total Nilai Transaksi
75.729.894.195.234 134,04% 120.385.166.174.829 58,97%
Total Frek. Transaksi
1.758.608 188,55% 2.972.486 69,02%
Rata-rata Vol. Transaksi Harian
118.585.252 174,01% 311.378.740 162,58%
Rata-rata Nilai Transaksi Harian
304.136.121.266 131,22% 489.370.594.207 60,91%
Rata-rata Frek. Transaksi Harian
7.063 185,07% 12.083 71,09%
Hari Perdagangan
249 - 246 -
IHSG 637.432 24,05% 401.712 (36,98) %Kapitalisasi Pasar
215.026.098.082.950 41,24% 159.929.859.633.600 (25,62) %
Jumlah emiten
253 41,24% 282 11,46%
Saham Tercatat
77.240.833.399 68,67% 135.668.883.612 75,64%
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia
13
Periode 1998 -1999 Tahun/Bulan 1998 Perubahan
1997 - 19981999 Perubahan
1998 -1999 Rata-rata *US$
10,175 7,455
Total Vol. transaksi
90.620.529.970 18,30% 174.486.582 92,55%
Total Nilai Transaksi
99.684.703.142.460 (17,20) % 147.879.985.749.582 48,35%
Total Frek. Transaksi
3.506.090 17,95% 4.549.254 29,75%
Rata-rata Vol. Transaksi Harian
366.884.737 17,83% 722.617.744 96,96%
Rata-rata Nilai Transaksi Harian
403.581.794.099 (17,53) % 598.704.395.747 48,35%
Rata-rata Frek. Transaksi Harian
14.195 17,47% 18.418 29,75%
Hari Perdagangan
247 - 247 -
IHSG 398.038 (0,91) % 676.919 70,06%Kapitalisasi 175.728.976.824.225 9,88% 451.914.924.003.875 157,17%Jumlah emiten
288 2,13% 277 (3,82%)
Saham Tercatat
170.549.123.166 25,71% 846.131.138.504 396,12%
Keterangan : *)Rata-rata kurs tengah BI, Sumber: Bursa Efek Indonesia Tabel-tabel tersebut mencerminkan bahwa pasar modal memiliki daya tahan
yang cukup tinggi terhadap risiko krisis yang terjadi.
b. Bursa Efek Surabaya
Didirikan 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya merupakan Bursa Efek swasta
pertama di Indonesia yang berkedudukan di Surabaya dan sejak tahun 1995
14
Bursa Paralel Indonesia menggabungkan diri dengan Bursa Efek Surabaya
dengan nama PT. Bursa Efek Surabaya.
• Tugas dan fungsi: Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek diantara mereka.
• Keanggotaan Anggota Bursa Efek Surabaya adalah Perantara Pedagang Efek yang
telah mendapat izin usaha dari BAPEPAM dan telah menjadi pemegang saham
PT Bursa Efek Surabaya.
• Sistem Perdagangan Perdagangan di Bursa Efek Surabaya menggunakan New Eldistra (New
Electronic Long Distance Trading).
• Kinerja Bursa Efek Surabaya 1994 1995 *1996 Pertumbuhan IHSG(%)
15,2 16,8 6,6
Jumlah emiten yang terdaftar
217 238 243
Emiten baru 16 29 17 Kapitalisasi pasar (trilyun rupiah)
103,8 158,69 178,96
Nilai perdagangan (milyar rupiah)
0,495 1,715 1,271
Jumlah transaksi (trilyun rupiah)
1,78 5,25 3,59
Volume rata-rata perdagangan harian (juta saham)
2,76 6,30 5,53
Nilai rata-rata perdagangan harian (milyar rupiah)
7,23 21,36 15,62
Jumlah saham tercatat (milyar saham)
23,9 45,8 63,5
* Sampai dengan 30 November 1996
15
I.3 Struktur Pasar Modal Indonesia
Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh Undang-undang No.8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Berdasarkan Undang-undang ini, kebijakan dibidang
pasar modal ditetapkan oleh menteri keuangan. Secara umum, struktur pasar
modal Indonesia adalah sebagai berikut:
Menteri Keuangan
Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM
Bursa Efek LKP LPP
Perusahaan
Efek Lembaga
Penunjang Profesi
Penunjang Pemodal
- Penjamin Emisi - Perantara
Pedagang Efek - Manajer
Investasi
- Biro Administrasi Efek
- Bank Kustodian
- Wali Amanat - Penasihat
Investasi - Pemeringkat
Efek
- Akuntan - Konsultan
Hukum - Penilai - Notaris
- Domestik - Asing
Emiten, Perusahaan Publik, dan Reksa Dana
16
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dalam
rangka mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan
efesien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam
melaksanakan funngsi tersebut, BAPEPAM mempunyai kewenangan untuk
memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku Pasar Modal,
memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan
peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal, dan
melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.
- Dalam bidang pembinaan, BAPEPAM mempunyai wewenang untuk
memberikan, mencabut, menunda sementara,membekukan izin bagi
seluruh lembaga yang terkait di Pasar Modal termasuk Bursa Efek, LKP
dan LPP.
- Dalam bidang pengaturan, BAPEPAM mempunyai wewenang membuat
peraturan di bidang pasar modal untuk memberikan penjelasan lebih
lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya.
- Dalam bidang penegakan hukum, BAPEPAM mempunyai wewenang
untuk melakukan penyidikan kepada para pelaku pasar modal dan pihak
yang terlibat dalam pelanggaran ketentuan Pasar Modal.
b. Bursa Efek
Menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan Efek diantara mereka. Dan harus mampu menciptakan
kondisi yang dapat mendorong perusahaan efek yang menjadi anggotanya untuk
melayani dan mendahulukan pemodal sehingga pada akhirnya dapat
17
merangsang minat pemodal untuk investasi dengan aman, efisien, dan
terjangkau.
Bursa efek diwajibkan untuk mengembangkan sistem pengendalian intern,
terutama dalam pengawasan perdagangan yang efektif, dengan tujuan
menghindari tujuan manipulasi harga dan mendeteksi informasi orang dalam.
Disamping itu bursa efek diwajibkan untuk mengikuti praktek perdagangan yang
wajar, khususnya dengan mempertimbangkan aturan tentang prioritas harga dan
waktu dalam pelaksanaan perdagangan. Praktek perdagangan silang (crossing)
perlu ditelaah, dengan maksud untuk membuka pasar kepada pemodal domestik
perorangan. Direksi dan manajer bursa efek wajib mengkoordinasikan usaha-
usaha yang dilakukan oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Manajemen bursa harus
membentuk komite untuk bekerjasama dengan anggota yang aktif, bank
kustodian dan pelaku pasar modal dengan tujuan untuk mengembangkan pasar
modal. Selama proses penciptaan sistem baru, anggota dan pelaku pasar modal
lainnya hendaknya diberi informasi detail tentang usaha-usaha tersebut dan
dampaknya pada kegiatan usaha mereka. Disamping itu manajemen bursa efek
wajib memperhatikan keahlian perusahaan efek dan bank kustodian dalam
rangka perkembangan pasar modal dan menjalin hubungan yang erat dengan
anggota bursa serta dengan bank kustodian. Dalam bidang pengembangan
sistem, manajemen bursa wajib memperoleh dukungan teknis yang terbaik dan
perhatian khusus harus diberikan terhadap pemilihan kontraktor yang memiliki
kemampuan dalam menerapkan sistem yang memenuhi standar internasional.
c. Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa. Menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa yang teratur, wajar, dan efisen serta dapat memberikan jasa lain
yang sesuai dengan ketentuan Bapepam. Contoh LKP adalah PT. Kliring dan
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
18
Transaksi yang terjadi di bursa efek dikliringkan oleh LKP secara terus
menerus sehingga dapat ditentukan hak dan kewajiban anggota bursa yang
melaksanakan transaksi. Disamping melaksanakan fungsi kliring, LKP juga
menjamin penyelesaian transaksi di bursa yang pelaksanaannya dilakukan
dengan menempatkan LKP sebagai counterpart dari anggota bursa yang
melaksanakan transaksi. Jaminan tersebut dapat berupa dana, efek, dan
jaminan bank kustodian untuk menyelesaikan transaksi tertentu. Dengan sistem
penjaminan tersebut, pemesanan hanya dapat memasuki sistem perdagangan
jika LKP menyetujui bahwa terdapat cukup jaminan untuk menyelesaikan
transaksi. LKP harus secara terus menerus menyesuaikan nilai jaminan menurut
nilai pasar, dan meminta jaminan tambahan apabila diperlukan. Anggota bursa
wajib menyelesaikan transaksi dengan menyerahkan dana dan efek pada
rekening efek di LPP. Dalam hal anggota bursa gagal menyelesaikan transaksi,
LKP akan membeli atau menjual efek di pasar tunai. LKP sebagai kepanjangan
tangan dari bursa efek perlu menyesuaikan diri dengan sistem yang
dilaksanakan pada bursa efek. Fungsi penjaminan yang dilakukan oleh LKP
berlaku setelah diterapkan penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan.
d. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP)
Memberikan jasa penitipan kolektif yang aman dan efisien kepada Bank
Kustodian, LKP, LPP, Perusahaan Efek, LKP dan LPP asing, serta pemodal
institusional dalam rangka mengurangi biaya transaksi, menekan resiko, dan
menurunkan biaya kustodian. Contoh LPP adalah PT. Kustodian Depositori Efek
Indonesia (KDEI).
LPP pada dasarnya adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian
sentral bagi bank kustodian, perusahaan efek, dan pihak lain. Jasa tersebut
harus memenuhi standar bagi suatu penggunaan jasa. Jasa kustodian yang
diberikan oleh LPP harus mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh
termasuk pembagian hak atas efek seperti dividen dan saham bonus,
pemrosesan administrasi atas segala kegiatan yang dilakukan oleh emiten yang
19
terkait dengan kepentingan pemegang rekening seperti RUPS, penyerahan dana
dan efek atas instruksi pengguna jasa, administrasi pinjam meminjam efek, dan
pemindahan efek dari dan ke penitipan kolektif. LPP perlu memadukan keahlian
teknis dan kemampuan keuangan dalam membangun sistem perdagangan tanpa
warkat, penyelesaian transaksi melalui pemindahbukuan dan peminjaman atas
penyelesaian transaksi.
Disamping hal tersebut, LPP juga perlu menyusun suatu sistem yang
merupakan satu kesatuan yang terpadu dan saling mendukung dengan tetap
memperhatikan aspek keamanan atas efek. Sistem yang diimplementasikan oleh
LPP harus ditelaah secara cermat dan hati-hati mengingat LPP merupakan
kustodian sentral yang mencatat seluruh aset pemegang rekening yang terdapat
pada LPP. Mengingat LPP merupakan kustodian sentral, maka jasa kustodian
yang tersedia di LPP harus lengkap, antara lain dalam bidang penatausahaan
rekening efek untuk menyimpan dana dan efek, penerimaan dan distribusi
dividen, bunga, pokok pinjaman, saham bonus dan hak-hak lainnya, pemindahan
efek keluar dan masuk, pemindahan efek dari satu rekening ke rekening yang
lain berdasarkan instruksi LKP. Oleh karena itu komputer LPP harus mempunyai
jaringan langsung dengan sistem perdagangan bursa dan LKP, sehingga
komputer-komputer tersebut dapat memverifikasikan jaminan sebelum sesuatu
pesanan memasuki sistem perdagangan.
e. Perusahaan Efek
Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin emisi, Perantara
Pedagang Efek dan/atau manajer investasi. Perusahaan efek harus dapat
memastikan bahwa manajemennya harus memiliki kompetensi dan mampu
memberikan fasilitas perdagangan dan penyelesaian sebagaimana yang
dibutuhkan. Dalam hal ini, perusahaan efek bebas untuk mengembangkan
sistem pendukung sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan
tujuannya dan memberikan pelayanan pada nasabahnya. Untuk melaksanakan
20
kegiatan tersebut, perusahaan efek harus memiliki orang perorangan yang telah
memperoleh izin dari Bapepam sebagai berikut:
- Penjamin Emisi Efek Pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum
bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek
yang tidak terjual.
- Perantara Pedagang Efek (PPE) Pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri
atau pihak lain. PPE ini melaksanakan amanat (order) jual dan beli dari nasabah
dengan memperoleh imbalan tertentu, namun dapat juga melakukan transaksi
atas nama sendiri. Untuk dapat melakukan transaksi di Bursa Efek, PPE wajib
menjadi anggota dan sekaligus pemegang saham dari bursa efek yang
bersangkutan.
- Manajer Investasi Pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, Dana Pensiun, dan Bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
f. Lembaga Penunjang
Mendukung keberhasilan pengembangan Pasar Modal.
- Biro Administrasi Efek (BAE) Berperan dalam memberikan jasa berkaitan dengan kepemilikan efek
yang disimpan dalam penitipan kolektif di LPP, sehingga dapat
memberikan informasi kepada emiten mengenai perubahan kepemilikan.
BAE merupakan salahsatu lembaga penunjang pasar modal yang
21
memegang peranan penting di dalam menyelenggarakan administrasi
perdagangan efek, baik pada saat pasar perdana maupun pada pasar
sekunder. Sebagai lembaga penunjang, BAE menyediakan jasa kepada
emiten dalam bentuk pencatatan dan pemindahkepemilikan efek-efek.
Penyerahan efek kepada yang berhak menerima efek untuk disimpan oleh
BAE adalah merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh BAE,
disamping penyampaian laporan tahunan kepada emiten tentang posisi
efek yang ditangani. Khusus pada persiapan penawaran umum di pasar
perdana, BAE juga membantu emiten dalam pencatatan efek. BAE
membantu emiten untuk mengadministrasikan seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan efek yang dikeluarkan oleh emiten kepada masyarakat
dengan biaya yang lebih rendah dan ekonomis daripada administrasi
tersebut dilakukan sendiri oleh emiten.
- Bank Kustodian Berperan dalam mengurangi resiko kegagalan dalam penyelesaian
transaksi pada sistem yang sekarang, sehingga Bank Kustodian perlu
bekerjasama dengan Bursa dan LKP dalam penyusunan sistem yang
memberikan jaminan atas penyelesaian transaksi. Bank Kustodian hanya
dapat diselenggarakan oleh LPP, perusahaan efek, atau bank umum yang
telah mendapat persetujuan dari Bapepam. Kustodian adalah perusahaan
yang memberikan jasa penitipan efek dan harta yang berkaitan dengan
efek serta jasa lain termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemilik efek yang termasuk
dalam penitipan kolektif.
- Wali Amanat Dalam hal emiten menawarkan obligasi, maka emiten yang bersangkutan
wajib menunjuk wali amanat. Wali amanat merupakan pihak yang
dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau
sekuritas kredit.
22
Pengembangan usaha Wali Amanat berkaitan erat dengan pertumbuhan
pasar obligasi. Berdasarkan hal tersebut, BAPEPAM akan terus
mendorong perkembangan pasar obligasi. Wali Amanat yang memiliki
reputasi sebagai lembaga independen dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dan aktif dalam melakukan kegiatan perwaliamanatannya,
dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pasar atau efek yang
memberikan penghasilan tetap.
Peranan wali amanat diperlukan dalam setiap emisi obligasi, karena para
pemegang obligasi yang jumlahnya begitu banyak tidak mungkin dapat
membuat kontrak dengan emiten secara terpisah.
- Penasihat Investasi Pihak yang memberikan nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan
atau pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa.
- Pemeringkat efek Di dalam hal suatu emiten melakukan penawaran umum obligasi atau
surat hutang lainnya, maka ketentuan pasar modal menetapkan bahwa
obligasi yang dikeluarkan tersebut harus terlebih dahulu diperingkat oleh
suatu lembaga yang independen yang bergerak sebagai pemeringkat
efek. Pemeringkatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada
investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya. Contoh perusahaan
pemeringkat efek adalah PT. Pemeringkat Efek Indonesia ( PT.
PEFINDO). Di dalam perkembangannya, peran pemeringkat efek tersebut
tidak hanya terbatas atas efek-efek yang berada di pasar modal tetapi
juga atas efek-efek yang berada di pasar uang.
23
g. Profesi Penunjang Profesi Penunjang Pasar Modal telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya. Sebagai
salah satu pelaku pasar modal, Profesi Penunjang Pasar Modal harus ikut
membantu mengembangkan pasar modal. Tanggung jawab utama dari profesi
penunjang pasar modal adalah membantu emiten dalam proses go public dan
memenuhi persyaratan mengenai keterbukaan yang sifatmya terus menerus.
- Akuntan Membantu perkembangan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar
Pemeriksaan Akuntan Publik yang ada, serta mendorong kepatuhan
akuntan menerapkan standar tersebut. Hal itu dapat berupa
pengembangan Standar Akuntansi Keuangan yang berkaitan dengan
instrumen-instrumen pasar modal, seperti efek derivatif, Standar
Pemeriksaan industri efek, dan lain sebagainya. Akuntan yang terdaftar di
Bapepam dianjurkan untuk selalu meningkatkan pengetahuan mereka
tentang akuntansi, pengendalian intern, dan pemeriksaan Perusahaan
Efek.
- Konsultan Hukum Konsultan Hukum merupakan ahli dalam bidang hukum yang memberikan
pendapat hukum mengenai emisi dan emiten atau pihak lain yang terkait
dengan kegiatan pasar modal. Peran konsultan hukum diperlukan dalam
setiap emisi efek karena jasanya diperlukan dalam memberikan
perlindungan hukum bagi pemodal. Untuk itu profesi ini mempunyai fungsi
untuk memberikan pendapat dari segi hukum mengenai keadaan emiten.
Konsultasi hukum yang terdaftar di Bapepam harus memiliki keahlian dan
memahami peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Di
samping itu konsultan hukum tersebut juga dituntut untuk mempelajari
praktik yang terjadi di pasar modal negara lain, sehingga dapat digunakan
24
sebagai bahan dalam memberikan nasihat hukum kepada Perusahaan
Efek dalam pengembangan produk-produk baru. Aspek hukum yang perlu
dikembangkan antara lain mengenai standar kontrak antara Perantara
Pedagang Efek dan nasabahnya, kontrak margin, dan kontrak pelayanan
jasa kustodian.
- Penilai Jasa penilai mempunyai peranan penting dalam penentuan nilai wajar
atas suatu aktiva. Nilai ini diperlukan sebagai bahan informasi bagi
investor di dalam mengambil keputusan investasi. Dalam proses go public
maupun proses akuisisi, emiten memerlukan jasa penilai tersebut.
Keseragaman dalam metode penilaian merupakan salah satu hal yang
terpenting pada penilaian atas mutu dari jasa profesi penilai. Oleh karena
itu profesi penilai perlu menyusun standar kerja profesinya.
- Notaris Peranan notaris di pasar modal diperlukan terutama dalam hubungan
dengan penyusunan anggaran dasar para pelaku pasar modal, seperti
emiten, perusahaan publik, Perusahaan Efek dan Reksa Dana, serta
penyusunan kontrak-kontrak penting seperti kontrak Reksa Dana, kontrak
penjaminan emisi dan perwaliamanatan. Untuk itu notaris perlu
memahami peraturan Pasar Modal dan melaksanakan kegiatannya
secara independen.
25
BAB II INSTRUMEN PASAR MODAL DAN GO PUBLIC
II.1 Instrumen Pasar Modal
Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal
sering disebut efek. Pengertian efek adalah setiap surat berharga yang
diterbitkan oleh perusahaan seperti surat pengakuan utang, surat berharga
komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right
(right issue), waran (warran), unit penyertaan kontrak, kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek. Berikut ini
adalah penjelasan dari instrumen-instrumen Pasar Modal.
a. Saham Biasa Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham
biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten
(perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan
yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham
biasa paling menarik bagi pemodal maupun bagi emiten. Secara sederhana,
saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank. Setiap
kali menabung, maka kita akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita
telah menyetor sejumlah uang. Bila kita membeli saham, maka kita akan
menerima kertas yang menjelaskan bahwa kita memiliki bagian kepemilikan dari
perusahaan penerbit saham tersebut. Adapun hasil yang dapat diperoleh dari
investasi saham biasa berasal dari dua sumber, yaitu:
26
- Dividen, yaitu bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang
sahamnya.
- Capital gain, yaitu pendapatan yang timbul dari penjualan saham dengan
harga jual diatas harga beli.
Klasifikasi saham biasa (common stock) terdiri dari:
1. Blue-chip stocks
Suatu saham dapat diklasifikasikan sebagai Blue-chip stocks bila
perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik serta dari pengalaman
jangka panjang emitennya mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan
konsisten membayar dividen tunai. Biasanya emitennya merupakan
pemimpin dalam industrinya dan sudah dalam keadaan stabil.
2. Income Stocks Jenis ini digunakan untuk saham yang emitennya mampu membayar dividen
lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan tahun-tahun sebelumnya.
3. Growth Stocks (well-known) Pengklasifikasian saham sebagai Growth Stocks adalah jika emitennya
merupakan pemimpin dalam industrinya, dan dalam beberapa tahun terakhir
berturut-turut mampu menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Disamping
itu emiten saham ini biasanya mempunyai reputasi yang tinggi dan gaya
publisitas yang nampak glamour dalam memperbaiki peningkatan atau
penurunan harga sahamnya. Saham-saham jenis ini akan dipilih investor
karena menawarkan dividen yang tinggi dan memberikan kesempatan untuk
memperoleh capital gain.
4. Growth Stocks (lesser-known)
Emiten saham jenis ini umumnya tidak menjadi pemimpin dalam industrinya,
namun demikian saham ini tetap memiliki seperti Growth Stocks, yaitu mampu
mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun-tahun
27
terakhir. Emiten untuk saham jenis ini biasanya berasal dari daerah, yaitu
perusahaan yang tidak menjadi pemimpin dalam skala nasional, tetapi
memiliki kedudukan cukup kuat didaerahnya. Saham jenis ini kurang begitu
populer di kalangan investor.
5. Saham spekulasi
Jenis saham ini digunakan untuk saham yang emitennya tidak bisa secara
konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun, tapi emiten ini
mempunyai potensi untuk mendapatkan penghasilan yang baik di masa-
masa mendatang, meski pendapatan itu belum dapat direalisasi. Investor
yang ingin mencoba memiliki saham ini dapat disamakan dengan berjudi,
sebab dalam jangka pendek saham ini mungkin hanya bisa membagikan
dividen yang kecil, atau bahkan tidak membayar dividen sama sekali. Namun
dalam jangka panjang investor tetap memiliki harapan akan mendapatkan
penghasilan yang besar. Penerbit saham ini biasanya perusahaan yang baru
beroperasi atau juga perusahaan yang sedang melakukan penelitian dan
penemuan produk-produk baru yang akan dipasarkan. Bisa juga perusahaan
yang memiliki informasi penting, yang sewaktu-waktu jika dipublikasikan
dapat meningkatkan harga saham.
6. Saham bersiklus (cyclical stocks) Perkembangan saham-saham jenis ini mengikuti pergerakan situasi ekonomi
makro atau kondisi bisnis secara umum. Selama kondisi ekonomi makro
sedang mengalami ekspansi, emiten saham akan mendapatkan penghasilan
yang tinggi, sehingga memungkinkannya untuk membayar dividen yang tinggi
pula. Sebaliknya, dalam periode resesi emiten biasanya kurang memiliki
kemampuan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Penerbit saham jenis ini
biasanya bergerak di bidang industri dasar, perumahan, otomotif, baja
ataupun industri permesinan.
28
7. Saham bertahan (defensive/Countercyclical stocks)
Saham jenis ini tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro atau situasi
bisnis secara umum. Pada saat resesi, harga saham ini tetap tinggi, sebab
mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat kemampuan
emitennya mendapatkan penghasilan yang tinggi pada kondisi resesi.
Penerbit saham jenis ini biasanya bergerak dalam industri yang produknya
benar-benar dibutuhkan konsumen.
b. Right issue
Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi ini merupakan
produk turunan dari saham. Kebijakasanaan Right issue merupakan upaya
emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah modal
perusahaan. Sebab dengan pengeluaran saham baru itu, berarti pemodal harus
mengeluarkan uang untuk membeli right issue. Kemudian modal ini akan masuk
ke modal perusahaan. Bagi pemodal, right issue berdampak positif kalau tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau
menyebabkan menurunnya harga. Secara umum dampak right issue bisa
dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal
membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak maka
investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau
dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.
c. Obligasi
Obligasi sudah lama dikenal di pasar modal Indonesia. Hanya saja kalah
populer dengan saham. Ini disebabkan emiten obligasi kebanyakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Beberapa BUMN emiten obligasi adalah: Bapindo,
Jasa Marga, Bank Tabungan Negara, dan masih banyak lagi. Kini perusahaan-
perusahaan swasta mulai menggunakan obligasi untuk menghimpun modal.
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
29
pinjaman (dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten).
Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemili kertas
tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat
obligasi.
Obligasi digolongkan sebagai efek yang memberikan penghasilan tetap
karena penerbit (issuer) menjanjikan kepada pemegang obligasi untuk:
- Membayar bunga periodik tetap
- Membayar jumlah prinsipal tetap pada atau sebelum jatuh waktu
Bunga obligasi umumnya dibayarkan setiap jumlah waktu yang tetap, misalnya
setiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun. Besarnya bunga tergantung dari kupon.
Selain itu seperti halnya saham biasa, obligasi juga mengenal penghasilan dari
capital gain yang bisa terjadi apabila saat pemegang obligasi melakukan
penjualan obligasinya, mendapatkan harga yang lebih tinggi dari harga ketika
saat membelinya.
d. Obligasi Konversi Obligasi Konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia.
Untuk kalangan emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer
daripada obligasi. Kecenderungan melakukan emisi obligasi baru menunjukkan
aktivitas yang meningkat sejak tahun 1992. Sedang obligasi konversi susah
memasuki pasar menjelang berakhirnya tahun 1990. Obligasi konversi sekilas
tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon tetap,
memiliki jatuh tempo, dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi
memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi
konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya,
setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa setelah 1
Januari 1995. Persyaratan ini tidak sama diantara obligasi konversi yang satu
dengan yang lainnya.
30
e. waran
Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau
saham yang diterbitkan emiten. Pada keadaan tertentu, misalnya pada saat suku
bunga bank tinggi, tentu pemodal lebih suka menginvestasikan dananya ke
bank. Kalau emiten menerbitkan obligasi yang memberikan bunga lebih tinggi
dari suku bunga bank, tentu memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya, kalau
menerbitkan obligasi dengan bunga rendah, mungkin tidak laku. Supaya obligasi
berbunga rendah itu menarik pemodal, maka obligasi disertai waran.
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain,
misalnya obligasi atau saham. Penerbit saham harus memiliki saham yang
nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham
yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat
diperdagangkan secara terpisah. Manfaat investasi dari waran antara lain:
- Memberikan alternatif cara untuk memperoleh capital gain melalui perilaku
harga dari saham yang dapat dibeli dengan waran.
- Rendahnya biaya perunit waran dan potensi leverage yang ditimbulkannya
menyebabkan rendahnya modal/dana yang diperlukan tanpa
mempengaruhi hasil berupa capital gain dari investasi tersebut.
Adapun kerugian investasi dalam waran antara lain:
- Perlunya pengetahuan investasi khusus, karena waran merupakan jenis
investasi yang tidak biasa.
- Waran tidak memberikan dividen, sehingga investor tidak menerima
penghasilan berjalan.
- Waran memiliki masa berlaku, terutama untuk waran yang berjangka
pendek (1 atau 2 tahun) sehingga membatasi peluang investor untuk
memanfaatkan perilaku harga.
31
II.2 Penawaran Umum (Go Public)
Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek
kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-undang dan
peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer disebut go public. Emiten
adalah pihak (perusahaan) yang melakukan penawaran umum dengan tujuan
untuk memperoleh dana melalui pasar modal. Sedangkan masyarakat yang
memberikan dana kepada perusahaan dengan membeli saham atau obligasi
yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan disebut sebagai pemodal (investor).
Adapun tujuan penggunaan dana dari hasil go public pada umumnya
digunakan untuk:
1. Ekspansi Dalam kehidupan suatu perusahaan akan diusahakan untuk melakukan
perluasan dalam kegiatan operasinya. Perluasan ini dapat berupa
peningkatan kapasitas produksi maupun diversifikasi jenis produk. Tentu saja
hal-hal tersebut harus ditunjang oleh manajemen yang profesional, selain itu
juga dibutuhkan modal yang akan digunakan bagi investasi dan juga modal
kerja. Terkadang perusahaan tidak memungkinkan untuk memperoleh modal
dari para pemegang saham yang berupa modal disetor, sehingga diputuskan
untuk memperoleh modal dari luar perusahaan, yang dapat berupa pinjaman
dari pihak lain atau dapat berupa penjualan saham baru kepada pihak lain
diluar para pemegang saham yang sudah ada.
2. Memperbaiki struktur pemodalan Modal suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan modal
pinjaman. Setiap pinjaman tentu saja harus membayar bunga. Terkadang
perusahaan mengalami kerugian hanya karena beban pinjaman terutama
pinjaman dari mata uang asing di masa-masa nilai rupiah terdepresiasi tajam.
Dengan demikian perusahaan akan dibebani pembayaran bunga yang
meningkat. Bila hal ini berlangsung dalam jangka waktu lama, perusahaan
32
dapat mengalami kebangkrutan. Salah satu tindakan penyelamatan adalah
dengan mengurangi jumlah hutang, yaitu dengan menggantikannya menjadi
modal saham, yang berarti perusahaan akan menjual saham baru untuk
membayar hutang yang sangat membebani tadi. Tindakan ini dikenal sebagai
restrukturisasi modal.
3. Untuk melakukan pengalihan pemegang saham (divestasi). Perusahaan yang melakukan go public adalah perusahaan yang secara
hukum dan nyata sudah beroperasi/menjalankan usahanya, yang sudah tentu
telah ada pemilik dan pemegang sahamnya. Dengan pertimbangan tertentu
terkadang pemegang saham tadi ingin melepaskan/mengalihkan saham yang
dimiliki ke pihak lain. Hal ini mudah dilakukan jika memang telah ada pula
pihak yang bersedia membelinya, akan tetapi jika tidak maka pemilik saham
dapat memilih pasar modal sebagai tempat untuk menawarkan sahamnya
secara umum (public offering). Pengalihan saham dari pemegang saham
lama kepada pemegang saham baru disebut sebagai divestasi (divesment).
Berikut ini adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh para
perusahaan yang melakukan go public (emiten):
a. Manfaat Penawaran Umum Saham
• Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tanpa
termin)
• Biaya Go public relatif murah dengan proses yang relatif mudah
• Pembagian deviden berdasarkan keuntungan
• Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam
manajemen
• Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu
perusahaan untuk membangkitkan profesionalisme
• Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki
saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial
33
• Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk
membeli saham
b. Konsekuensi Penawaran Umum Saham
• Keharusan untuk keterbukaan (Full Disclosure)
• Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan Pasar Modal mengenai
kewajiban pelaporan
• Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal
• Kewajiban membayar dividen
• Senantiasa berusaha meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan
c. Keuntungan Penawaran Umum Obligasi
• Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak
dengan termin-termin).
• Biaya relatif murah
• Proses relatif mudah
• Dengan adanya keterbukaan berarti juga mengharuskan adanya
peningkatan profesionalisme
• Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat
• Obligasi merupakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi
perusahaan, dengan jangka waktu sekurang-kurangnya 3 tahun.
• Bisa menggunakan jasa penanggung (Guarantor) apabila Debt to Equity
Ratio (DER) emiten tinggi.
• Pembayaran tnkat bunga dapat dilakukan berdasarkan tingkat bunga
tetap dan atau dengan tingkat bunga mengambang.
d. Konsekuensi Penawaran Umum Saham
• Harus menunjuk wali amanat yang akan mewakili kepentingan pemegang
obligasi.
• Menyisihkan dana pelunasan obligasi (sinking fund).
34
• Kewajiban melunasi pinjaman pokok dan bunga obligasi dalam waktu
yang telah ditentukan oleh Emiten dan Wali Amanat.
• Memberitahukan kepada Wali Amanat setiap perusahaan mengenai hal
yang terjadi yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan
emiten.
e. Dampak Psikologis Go Public Bagi Emiten
• Perubahan perilaku manajemen kearah keterbukaan dan profesionalisme
• Dorongan untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi justru akan
memajukan perusahaan
III.3 Proses Penawaran Umum Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh
emiten dalam rangka penawaran umum:
a. Persiapan 1. Manajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go
public.
2. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para
pemegang sahm dan perubahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham).
3. Emiten mencari Profesi Penunjang dan Lembaga Penunjang untuk
membantu menyiapkan kelengkapan dokumen:
• Penjamin emisi (underwriter) untuk menjamin dan membantu emiten
dalam proses emisi.
• Profesi Penunjang :
o Akuntan Publik (Auditor Independen) untu melakukan audit atas
laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
35
o Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar,
membuat akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penawarn umum
dan juga notulen-notulen rapat.
o Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
(legal option)
• Lembaga Penunjang :
o Wali Amanat akan bertindak selaku wakil bagi kepentingan
pemegang obligasi (untuk emisi obligasi)
o Penanggung (guarantor)
o Biro Administrasi Efek (BAE)
o Tempat Penitipan Harta (Kustodian)
4. Mempersiapkan kelengkapan dokumentasi emisi.
5. Kontrak pendahuluan dengan Bursa Efek.
6. Penandatanganan perjanjian-perjanjian emisi.
7. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya bersifat hutang, terlebih
dahulu harus memperoleh peringkat yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pemeringkat Efek.
8. Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya
kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspos terbatasdi BAPEPAM.
b. Ketentuan yang harus dipenuhi 1. Tata cara pendaftaran dalam rangka penawaran umum.
2. Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan pendaftaran dalam rangka
penawaran umum.
3. Pedoman mengenai bentuk dan isi prospektus dan prospektus singkat
dalam rangka penawaran umum.
Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran
umum yang dimaksudkan agar pihak lain membeli efek yang ditawarkan.
4. Pedoman mengenai bentuk dan isi pernyataan dalam rangka penawaran
umum.
36
c. Proses Pengajuan Pernyataan Pendaftaran di BAPEPAM 1. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan oleh emiten bersama Penjamin
Emisi diterima BAPEPAM
2. Emiten melakukan ekspose terbatas di BAPEPAM
3. Emiten melakukan penelaahan atas kelengkapan dokumen emisi, yang
terdiri dari:
• Surat Pengantar Pernyataan Pendaftaran.
• Prospektus lengkap.
• Iklan, brosur, edaran.
• Dokumen lain yang diwajibkan:
o Rencana Jadwal Emisi.
o Konsep Surat Efek
o Rencana Penggunaan Dana (dirinci per tahun).
o Proyeksi jika dicantumkan dalam Prospektus.
o Legal Audit
o Legal Option
o Riwayat hidup Komisaris dan Direksi
o Perjanjian Penjamin Emisi
o Perjanjian Agen Penjualan.
o Perjanjian Penanggungan (untuk emiten obligasi).
o Perjanjian perwaliamanatan (untuk emiten obligasi).
o Perjanjian dengan bursa efek.
o Kontrak pengelolaan saham
o Kesanggupan calon emiten untuk menyerahkan semua laporan
yang diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku
di bidang pasar modal.
o BAPEPAM dapat meminta keterangan lain yang bukan merupakan
bagian dari Pernyataan Pendaftaran, seperti: NPWP, KTP
Komisaris dan Direksi.
37
4. Evaluasi atas:
• Kelengkapan dokumen.
• Kecukupan dan kejelasan informasi.
• Keterbukaan.
• Aspek Hukum, Akuntansi, Keuangan dan Manajemen
5. Menanggapi dalam 45 hari.
6. Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif.
38
BAB III PENCATATAN DAN SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK
JAKARTA III. 1. Persyaratan Pencatatan Efek Proses pencatatan Efek di BEJ dilakukan setelah pernyataan efektif oleh
BAPEPAM dan Emiten bersama dengan penjamin Emisi telah melakukan
penawaran umum, maka :
1. Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan
ketentuan pencatatan Efek di BEJ.
2. BEJ melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan.
3. Jika memnuhi persayaratan pencatatan, BEJ memberikan surat
persetujuan pencatatan.
4. Emiten membayar biaya pencatatan.
5. BEJ mengumumkan pencatatn Efek tersebut di Bursa.
6. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di Bursa.
Berikut adalah beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten
atas penerbitan jenis-jenis efek :
a. Persyaratan Pencatatan Saham 1. Pernyatan pendaftaran Emisi telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
2. Laporan keuangan di-audit akuntan terdaftar di BAPEPAM dengan
pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir.
3. Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta lembar.
4. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki
sekurang-kurangnya 500 saham).
5. Wajib memcatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor
penuh (company listing) sepnjang tidak bertentangan dengan kepemilikan
asing (maksimal 49% dari jumlah saham yang tercatat di Bursa).
39
6. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun.
• Pengertian berdiri adalah telah berdiri pada suatu tahun buku
apabila anggaran dasarnya telah memperoleh pengesahan dari
Departemen Kehakiman.
• Pengertian beroperasi adalah perusahaan dianggap telah
beroperasi apabila memenuhi salah satu :
- Telah memperoleh ijin/persetujuan tetap dari BKPM.
- Telah memperoleh ijin operasional dari Departemen Teknis.
- Secara akuntansi telah mencatat laba/rugi operasional.
- Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan/biaya yang
berhubungan dengan operasi pokok.
7. Dalam dua tahun buku terakhir memperoleh laba Bersih dan operasional.
8. Memiliki minimal kekayaan (aktiva) Rp. 20 milyar, modal sendiri Rp.7,5
milyar dan modal disetor 2 milyar.
9. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum
sekurang-kurangnya Rp. 4 milyar.
10. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik.
b. Persyaratan Pencatatan Obligasi 1. Pernyatan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
2. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di BAPEPAM dengan
pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir.
3. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar.
4. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari
6 (enam) bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang-
kurangnya 4 (Empat) tahun.
5. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
6. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo
rugi tahun terakhir.
7. Anggota Direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.
40
c. Persyaratan Reksa Dana 1. Reksa Dana tersebut telah memperoleh ijin usaha dari Menteri
Keuangan.
2. Pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
3. Nilai nominal reksa dana yang ditawarkan minimal Rp. 10 milyar.
4. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1
pemodal minimal memiliki 500 saham).
5. Direksi dan Menajer investasi memiliki reputasi baik.
d. Persyaratan Pencatatan Waran 1. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di
bursa.
2. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif.
3. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran untuk
membeli satu saham atau kelipatannya.
4. Waran yang dicatatkan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan
pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran diterbitkan.
5. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari
harga saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan waran
oleh RUPS (Rapar Umum Pemegang Saham) Emiten.
6. Perjanjian penerbiatan waran memuat ketentuan tentang :
• Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo.
• Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya harga
saham akibat keputusan perusahaan.
7. harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan
dalam perjanjian penerbitan waran.
8. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.
e. Biaya Pencatatan awal 1. Untuk pencatatan saham pertama, minimal Rp. 10 juta dan maksimal
Rp. 100 juta.
41
2. Untuk pencatatan saham tambahan, minimal Rp. 5 juta dan maksimal
Rp. 100 juta.
3. Dihitung dari nilai kapitalisasi dengan tarif berjenjang.
• Biaya pencatatan tahunan (Annual Listing Fee), minimal Rp. 5 juta
dan maksimal Rp. 50 juta. Dihitung berdasarkan nilai niminal.
• Biaya tersebut belum termasuk PPN sebesar 10 %.
f. Kewajiban Pelaporan Emiten Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya dibursa, maka
Emiten sebagai perusahaan public wajib menyampaikan laporan secara rutin
maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada BAPEPAM dan BEJ.
Seluruh laporan yang disampaikan oleh Emiten kepada Bursa, yaitu laporan
adanya kegiatan penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada
masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai Bursa maupun melalui
papan informasi. Masyarakat dapat memperoleh langsung informasi tersebut
ataupun melalui perusahaan pialang. Hal penting karena sebagian pemodal
terutama pemodal public tidak memiliki akses informasi langsung kepada emiten.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pemodal sangat tergantung pada
informasi tersebut. oleh karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan untuk
membantu penyebaran informasi agar dapat sampai secara tepat waktu dan
tepat guna kepada pemodal.
III.2. Sistem Perdagangan Efek Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang
diperdagangkan di BEJ. Kegiatan perdagangan atau transaksi efek dilakukan
dilantai Gedung Bursa Efek Jakarta, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta
12190. kantor manajemen PT BEJ terdapat dilantai 4 gedung yang sama. Bagi
para pengunjung yang ingin mengamati langsung kegiatan transaksi dilantai
bursa dapat mengunjungi Galeri di lantai 1. Pemodal dapat mengikuti langsung
transaksi yang terjadi dilantai bursa melalui layar monitor yang menampilkan
42
data seketika BEJ (Real Time Information) di kantor-kantor perusahaan pialang
atau melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang ada.
Transaksi Di BEJ dilakukan pada hari-hari yang disebut dengan Hari
Bursa, yaitu:
Senin – Kamis Sesi I
Sesi II
Jam 09.30 – 12.00 WIB
Jam 13.30 – 16.00 WIB
Jum’at Sesi I
Sesi II
Jam 09.30 – 11.30 WIB
Jam 14.00 – 16.00 WIB
Sistem perdagangan efek otomatis di bursa Efek Jakarta adalah JATS
(Jakarta Automated Trading System). Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui
dalam proses perdagangan efek :
a. Pemodal Di Bursa Tidak hanya pemodal lembaga/ institusi saja, pemodal individu juga
banyak yang melakukan investasi dibursa. Bila dilihat dari status
kewarganegaraan pemodal, ada pemodal Indonesia dan pemodal Asing.
Pemodal asing baik perorangan maupun Badan Hukum hanya dapat memiliki
maksimun 49% dan junlah saham yang dicatatkan di bursa. Sebagai pemegang
saham, investasi berhak memperoleh deviden, hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), dan mendapat bagian jika perusahaan (karena suatu
sebab) dilikuidasi.
b. Pelaku Bursa Kegiatan perdagangan Efek tidak berbeda dengan kegiatan pasar pada
umumnya yang melibatkan pembeli dan penjual. Jika anda ingin membeli atau
menjual Efek, anda tidak dapat langsung membeli dan menjual Efek dilantai
Bursa, melainkan harus melalui Perusahaan Pialang atau Broker (Anggota
Bursa). Perusahaan pialang akan bertindak sebagai pembeli dan penjual.
43
Aktivitas jual dan beli saham dilantai bursa dilakukan perusahaan pialang melalui
orang yang ditunjuk sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE).
c. Perusahaan Pialang Perusahaan Pialang akan membeli dan menjual (menawarkan)efek
dilantai bursa atas perintah atau permintaan (order) pemodal. Perusahaan
Pialang juga dapat melakukan jual beli atas nama perusahaan mereka sendiri.
Untuik Perusahaan Pialang yang cukup besar umumnya memiliki bagian riset
yang memantau pergerakan pasar dan perkembangan Emiten, serta dapat
memberikan nasihat investasi kepada nasabah.
d. Pembagian pasar Di Bursa Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi dipasar pembagian
pasar terdiri dari pasar rguler dan pasar negosiasi. Pembentukan harga dipasar
regular dilakukan dengan cara tawar menawar (auction market) secara terus
menerus berdasarkan kekuatan pasar. JATS akan menerima order jual dan beli.
Oeder yang telah masuk akan tersusun dalam antrian berdasarkan harga dan
waktu terbaik (prioritas harga dan waktu). Transaksi yang terjadi akan
menentukan indeks harga saham.
Pembentukan harga efek di pasar negosiasi dilakukan dengan negosiasi
antara pihak penjual dan pihak pembeli (bukan lelang). Harga dari transaksi yang
terjadi tidak akan menentukan indeks harga saham meskipun transaksi tadi tetap
harus dimasukkan kedalam JATS.
1. Pasar negosiasi terdiri dari :
• Perdagangan dalam jumlah besar (Blok Trading) untuk jumlah
saham minimal 200 ribu saham.
• Perdagangan di bawah standar lot (Odd Lot) untuk jumlah saham
kurang dari standar lot (dibawah 500 saham).
• Perdagangan tutup sendiri (Crossing) untuk transaksi jual beli yang
dilakukan oleh satu anggota Bursa.
44
• Perdagangan saham pemodal asing untuk saham yang tercatat
(Foreign Board)
2. Transaksi di Pasar Reguler
• Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan
perdagangan efek (round lot) atau kelipatannya.Satu lot ditetapkan
500 efek.
• Satuan perubahan harga (fraksi):
- Berdasarkan Keputusan Direksi PT.BEJ Nomor: Kep-
307/BEJ/12-2006 tentang Perubahan/Penambahan
Peraturan nomor II-A tentang Perdagangan Efek:
Untuk saham dengan harga previous kurang dari Rp 200,-
ditetapkan fraksi sebesar Rp 1,- dan untuk setiap jenjang
perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah
Rp 10,-.
Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang
Rp 200,- sampai dengan kurang dari Rp 500,- ditetapkan
fraksi sebesar Rp 5,- dan untuk setiap jenjang perubahan
harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 50,-.
Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang
Rp 500,- sampai dengan kurang dari Rp 2000,- ditetapkan
fraksi sebesar Rp 10,- dan untuk setiap jenjang perubahan
harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 100,-.
Untuk saham dengan harga previous berada dalam rentang
Rp 2000,- sampai dengan kurang dari Rp 5000,- ditetapkan
fraksi sebesar Rp 25,- dan untuk setiap jenjang perubahan
harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 250,-.
Untuk saham dengan harga previous Rp 5000,- atau lebih
ditetapkan fraksi sebesar Rp 50,- dan untuk setiap jenjang
perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah
Rp 500,-.
45
- Untuk Obligasi dengan kelipatan 1/16 %.
- Untuk harga Bukti Right sampai dengan Rp. 100,-
ditetapkan kelipatan Rp. 1,- dengan setiap kali perubahan
maksimum Rp. 10,-. Bagi bukti Right dengan harga antara
Rp. 100,- hingga Rp.1.000,- ditetapkan kelipatan Rp. 10,-
dengan setiap kali perubahan maksimum Rp. 100,-.
- Untuk waran dengan harga previous kurang dari Rp. 200,-
ditetapkan fraksi sebesar Rp.1,- dan untuk setiap jenjang
perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah
Rp 10,-.
Untuk waran dengan harga previous berada dalam rentang
Rp 200 sampai dengan kurang dari Rp 500,- ditetapkan
fraksi sebesar Rp 5,- dan untuk setiap jenjang perubahan
harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 50,-.
Untuk waran dengan harga previous berada dalam rentang
Rp 500 sampai dengan kurang dari Rp 2000,- ditetapkan
fraksi sebesar Rp 10,- dan untuk setiap jenjang perubahan
harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 100,-.
Untuk waran dengan harga previous berada dalam rentang
Rp 2000 sampai dengan kurang dari Rp 5000,- ditetapkan
fraksi sebesar Rp 25,- dan untuk setiap jenjang perubahan
harga, maksimum yang diperkenankan adalah Rp 250,-.
Untuk waran dengan harga previous Rp 5000 atau lebih,
ditetapkan fraksi sebesar Rp 50,- dan untuk setiap jenjang
perubahan harga, maksimum yang diperkenankan adalah
Rp 500,-.
- Transaksi terjadi berdasarkan prioritas harga dan prioritas
waktu.
- Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada hari
bursa ke-3 setelah terjasinya transaksi bursa (T+3).
46
3. Pasar Tunai Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada hari bursa yang
sama dengan terjadinya transaksi bursa (T+0).
e. Jenis Order Saham Dalam melakukan transaksi jual maupun beli saham, pialang menghadapi
berbagai jenis order. Beberapa jenis order yang kita kenal, yaitu market order,
limit order, stop order dan stop limit order.
• Market Order, merupakan jenis order yang paling umum. Pada jenis
ini, investor mengintruksikan kepada pialang untuk membeli atau
menjual saham dalam jumlah tertentu dengan segera. Pialang
selanjutnya bertanggung jawab untuk mengambil tindakan atas
dasar usaha terbaik untuk mendapatkan harga yang terbaik dari
harga Bid dan Offer yang terjadi pada saat order dibuat oleh
investor. Harga yang terbaik adalah harga yang tinggi untuk order
penjualan, dan harga yang rendah untuk order pembelian. Pada
umumnya, investor juga memberikan patokan harga tertentu
sebagai informasi bagi pialang dalam mengeksekusi order resebut.
• Limit Order. Pada jenis ini, investor memberikan batas harga
tertentu kepada pialang. Dalam hal order beli, pialang akan
melaksanakan order tersebut hanya pada harga yang telah
ditentukan atau harga yang lebih rendah dari batas harga yang
diberikan investor. Jika ordernya adalah order jual, maka pialang
akan malaksanakan order jika harga saham lebih tinggi atau sama
dengan batas harga yang ditentukan. Order jenis ini cenderung sulit
dijalankan, karena terdapat ketidakpastian harga, ketidakpastian
kapan order dijalankan, dan karena adanya batasan harga. Contoh
: Harga pasar saham PT. ABC saat ini Rp. 750. seorang investor
memberikan limit order untuk menjual 100 lembar saham ABC
dengan batas harga Rp. 800 per lembar saham dalam satu hari
47
tertentu. Hal ini kemungkinan sulit dilaksanakan mengingat harga
yang diminta lebih tinggi, kecuali bila harga saham tersebut naik Rp.
50 per-lembar.
• Stop order terdiri dari stop order (atau sering disebut stop-loss
order) dan stop limit order (lihat No.4). Stop-loss order dilakukan bila
investor menentukan batas harga (stop price). Jika ia akan
melakukan order jual, maka stop-loss order adalah batas harga
bawah pialang tidak boleh (stop) menjual sahamnya dibawah harga
itu untuk menghindari kerugian. Kebalikannya, untuk order beli,
maka stop-loss order adalah batas harga atas dimana pialang tidak
boleh membeli saham diatas harga tersebut. jika kemudian ada
pihak lain yang memperdagangkan saham tersebut dengan harga
yang sama atau melebihi harga yang ditentukan, maka penghentian
order diberlakukan. Misalnya : stop-loss order jual ditetapkan Rp
750, maka penjualan hanya dilakukan pada harga terbaik diatas
harga Rp 750 dan bila stop-loss order beli ditetapkan Rp 800, maka
pembelian dilakukan pada harga terbaik dibawah harga Rp 800.
• Stop limit order adalah jenis order yang bertujuan untuk
mengurangi ketidakpastian eksekusi harga yang berasosiasi dengan
stop order. Dengan stop limit order, investor menentukan dua batas
harga, yaitu order price dan limit price. Ketika saham
diperdagangkan pada harga yang sama atau melebihi harga stop
order yang telah ditentukan, maka terbentuklah stop limit order pada
limit price untuk order beli yang ditentukan oleh investor. Contohnya,
stop order ditentukan Rp. 800, dan saham bergerak menuju Rp.
825, investor kemudian menentukan Rp. 825 sebagai limit price
maka pialang akan membeli saham dengan harga terbaik dibawah
harga Rp. 825 atau Rp. 800,-. Sebaliknya bila saham
diperdagangkan pada harga yang sama atau kurang dari harga stop
order, maka terbentuklah stop limit order price untuk order jual yang
ditentukan investor. Misalnya, stop order ditentukan Rp.800 dan
48
harga saham bergerak menuju Rp. 775, investor menentukan Rp.
775 sebagai limit price, maka pialang akan menjual saham tersebut
dengan harga terbaik diatas stop limit order Rp. 775 atau diatas stop
order price Rp.800,-.
f. Harga Saham dan Penyelesaian Trasaksi (Settlement) Harga Saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar dalam artian
tergantung kekuatan permintaan (penawaran beli) dan penawaran (penawaran
jual). Transaksi di bursa secara umum bukan transaksi yang bersifat tunai, untuk
itu bursa menentukan apabila transaksi dilakukan hari ini, maka penyerahan
saham diselesaikan melalui PT. KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) dan
pembayaran diselesaikan malalui PT. KPEI (kliring Penjaminan Efek Indonesia)
pada hari kelima (T+4) setelah terjadinya transaksi. Untuk penyelesaian
transaksi dan bukti Right dilakukan sendiri antar Anggota bursa yang melakukan
transaksi.
g. Indeks di Bursa Indeks harga saham merupakan indikator perdagangan saham yang
dibuat berdasarkan rumusan tertentu untuk mencerminkan tingkat aktivitas dan
fluktuasi sebuah bursa efek. Setiap bursa efek mempunyai indikator tersendiri.
Bursa saham di Indonesia yaitu : Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) saat ini memiliki beberapa indeks, yaitu Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) BEI, Indeks LQ45, Indeks Sektoral, IHSG BES dan yang
terbaru adalah JII (Jakarta Islamic Indeks).
1. IHSG BEJ atau JCI (Jakarta Composite Index) merupakan
indikator pergerakan harga atas seluruh saham yang tercatat di
BEI, dimana satuan perubahan indeks dinyatakan dalam satuan
poin. Metode perhitungan indeks adalah ; (Kapitalisasi pasar
pada saat perhitungan / kapitalisasi dasar pada waktu dasar
49
perhitungan) x 100 %. Dengan model perhitungan seperti ini,
setiap jenis saham akan mempunyai bobot yang berbeda.
Semakin besar kapitalisasi pasarnya, semakin besar bobotnya.
2. Indeks LQ45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih yang
memiliki likuidasi dan kapitalisasi pasar yang tinggi yang terus
direview setiap 6 bulan. Saham-saham pada indeks LQ45 harus
memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :
- Masuk dalam rangking 60 besar dari total transaksi
saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama
12 bulan terakhir).
- Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi
pasar selama 12 bulan terakhir).
- Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
- Keadaan keuangan perusahaan dan prospek
pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan
transaksi pasar reguler.
3. Indeks sektoral menggunakan semua saham yang termasuk ke
dalam masing-masing sektor dan merupakan sub indeks IHSG.
Saham-saham yang tercatat di BEI dikelompokan ke dalam 9
sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI
(JASICA = Jakarta Stock Exchange Industrial Classification).
Sektor tersebut:
- Sektor Pertanian
- Sektor pertambangan
- Sektor Industri dasar dan kimia
- Sektor Aneka industri
- Sektor Industri Barang konsumsi
- Sektor Properti dan Real Estate
- Sektor Transportasi dan Infrastruktur
- Sektor Keuangan
- Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi
50
4. Jakarta Islamic Index (JII) Indeks ini terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah
islam dan merupakan tolak ukur kinerja suatu investasi saham
berbasis syariah. Syarat pemilihan saham pada umumnya sama
dengan LQ45, namun lebih ditekankan pada jenis usaha emiten
yang tidak boleh bertentangan dengan syariah islam, seperti
bukan usaha yang tergolong judi, lembaga keuangan
konvensional, bukan usaha yang memproduksi,
mendistribusikan, dan memperdagangkan makan/minumn yang
tergolong haram, dan bukan usaha yang memproduksi,
mensistribusikan atau menyediakan barang atau jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat. JII akan di kaji setiap 6
bulan sekali, yaitu bulan Januari dan Juli. Melalui indeks ini
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan inverstor untuk
mengembangkan investasi secara syariah.
5. IHSG BES (SCI, Surabaya Composite Index dan ISME, Small Medium Enterprises-Index)
BES memiliki 2 jenis Indeks yaitu SCI yang mengkalkulasi
seluruh saham yang tercatat di BES, dan SME yang
menghitung saham yang di keluarkan oleh perusahaan yang di
kategorikan sebagai perusahaan kelas kecil dan menengah.
h. Biaya transaksi di Bursa Untuk membeli dan menjual saham pemodal harus membayar komisi
(imbalan jasa) kepada perusahaan pialang yang besarnya ditentukan
berdasarkan kesepakatan dengan pemodal. Di BEI biaya komisi ini setinggi-
tingginya 1 % (satu persen). Dari nilai transaksi (jual dan Beli).
Anggota Bursa berkewajiban untuk membayar biaya-biaya :
• Untuk transaksi saham dikenakan biaya transaksi sebesar 0,04 %
dari kumulatif nilai transaksi setiap bulan.
51
• Untuk transaksi obligasi atas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi.
• Untuk transaksi Bukti Right tidak dikenakan biaya transaksi.
• Untuk transaksi waran dikenakan biaya transaksi sebesar 0,02%
dari nilai transaksi.
• Untuk anggota Bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali
wajib membayar biaya administrasi kepada BEI sebesar Rp.
250.000 per bulan.
• Pengenaan komisi dan biaya transaksi ini belun termasuk PPN 10
%, sedangkan Pajak transaksi bagi transaksi penjualan saham
sebasar 0,1 % dari kumulatif nilai transaksi penjualan, serta pajak
penghasilan atas transaksi penjualan saham oleh pemegang saham
pendiri 5%.
i. Pencatatan Saham Yang di Beli Atas Nama Pemodal Perusahaan Pialang yang melaksanakan pesanan untuk membeli efek
atas perintah pemodal atau pemodal sendiri dapat datang ke Biro Administrasi
Efek (BAE) yang ditunjuk emiten untuk mendaftar (meregistrasi) dan
mengadministrasi saham tersebut atas nama pemodal yang membeli saham. PT.
BEI menentukan bahwa batas waktu proses registrasi saham selama-lamanya 7
hari. Setelah melakukan registrasi maka pemodal telah terdaftar sebagai
pemegang saham dan berhak mendapatkan seluruh hak-hak sebagai pemegang
saham.
j. Informasi Perdagangan EFEK Yang Tersedia Di BEJ Setiap hari bursa PT. BEI menerbitkan Daftar Kurs Efek (DKE) yang
memuat tentang :
• Nama dan Kode Efek yang tercatat di Bursa.
• Kurs Volume dan Nilai Transaksi yang terjadi.
• Indeks Harga Saham individual dan Gabungan.
• Penawaran Jual dan Penawaran Beli.
• Daftar saham yang dapat dibeli oleh pemodal asing.
• Pengumuman-pengumuman bursa.
52
BAB IV ANALISIS INVESTASI SEKURITAS
IV.1 Investasi Investasi merupakan komitmen dana pada saaat ini, yang
diharapkan menghasilkan “tambahan dana” di masa depan dimana
“tambahan dana” tersebut merupakan konpensasi terhadap (a) jangka
waktu dana, (b) tingkat inflasi, (c) ketidakpastian. Sebelum anda
mengambil keputusan pilihan investasi, hal penting yang penting anda
pertimbangkan dahulu adalah : faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
bidang investasi yang akan anda pilih, seperti:
1. Pribadi Anda Anda harus menilai dan memperhitungkan secara cermat, berapa usia
anda, bagaimana rencana anda di masa depan dan pribadi anda
sendiri. Apakah anda tergolong orang yang suka menempuh resiko
(risk averter). Hal ini sangat penting diperhatikan karena merupakan
dasar utama dalam pengambilan keputusan untuk memilih investasi
yang sesuai.
2. Pajak
Sebagai warga Negara yang baik maka anda harus menunaikan
kewajiban untuk membayar pajak. Dengan demikian anda harus
menghitung berapa kira-kira keuntungan bersih anda setelah dipotong
pajak.
3. Likuiditas Likuiditas atau kelancaran, menunjukan tingkat kemudahan dalam
mencairkan modal (principal) investasi anda. Bila anda sewaktu-waktu
membutuhkan uang tunai dengan segera, apakah pilihan investasi
anda mudah atau sulit dicairkan.
53
4. Situasi Ekonomi Internasional Dalam era globalisasi dan dunia perekonomian bebas saat ini, unsur
ketergantungan antar Negara amat besar, perubahan kewajiban
ekonomi suatu negara dapat memberikan dampak positif atau negatif
terhadap negara lainnya. Informasi yang tersedia dari surat kabar dan
majalah perlu dianalisis secara singkat, kira-kira apa pengaruhnya
terhadap obyek investasi anda.
5. Situasi Ekonomi Nasional Situasi ekonomi nasional mempunyai yang besar terhadap bidang
usaha atau industri dimana obyek investasi anda tanamkan. Ikutilah
dengan seksama perubahan undang-undang / peraturan dan
kebijakan pemerintah karena hal tersebut akan bermanfaat dalam
menentukan strategi investasi anda.
6. Situasi Industri Situasi industri dimana objek investasi anda berada sangat
berpengaruh terhadap objek investasi yang anda tanamkan. Apabila
bidang industri tersebut sedang berkembang, sedang mendekati titik
jenuh atau bahkan sudah jenuh. Hal ini sangat berguna untuk
mengambil keputusan apakah masih akan menentukan investasi atau
akan beralih ke bidang industri lain.
7. Sain dan Teknologi Sain dan Teknologi adalah fitrah utama manusia yang tidak pernah
berhenti berfikir untuk mencari dan menemukan sesuatu. Perhatikan
saja personal komputer yang ada di meja anda, yang akan menjadi
kuno dalam kurun waktu enam bulan, karena telah ditemukannya
microchip baru. Berikanlah minat dan perhatikan perkembangan sain
dan teknologi kerena hal ini sangat bermanfaat bagi strategi dan
perencanaan investasi anda.
8. Siklus dan Tren Suatu kepercayaan bahwa setiap kegiatan usaha, bahkan juga segala
bentuk kehidupan manusia bekerja dalam siklus/daur. Setiap kejadian
54
di masa lampau umumnya akan terulang kembali dalam skala
berbeda. Para ahli riset menyebut hal ini sebagai Analisis teknis dan
daur. Tujuan analisis ini adalah untuk meramalkan hal-hal dimana
masa depan berdasarkan kejadian data masa lampau. Analisis teknis
membantu memperlihatkan kecenderungan tren ke masa depan, dan
biasanya dipergunakan untuk perencanaan invetasi jangka panjang.
Informasi penting seperti perubahan tingkat suku bunga, kebijakan
nilai tukar mata uang, kenaikan BBM, deregulasi, pemilu dan
sebagainya akan bermanfaat perencanaan investasi anda.
IV.2 Hasil dan Resiko Investasi Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang
diinvestasikan adalah hasil (return) dan resiko (risk). Dua unsur ini selalu
mempunyai hubungan timbal balik yang sebanding, umumnya semakin tinggi
resiko, semakin besar hasil yang diperoleh dan semakin kecil resiko semakin
kecil pula hasil yang akan diperoleh.
Pada dasarnya tidak satupun bidang investasi yang sepenuhnya bebas
dari resiko. Sebagai contoh : investasi dalam bentuk tabungan yang relatif
“aman” dengan bunga relatif besar, tetapi memiliki resiko minimal yaitu
menurunnya daya beli tabungan tersebut karena inflasi: atau investasi dalam
bentuk emas dan perhiasan, memiliki resiko kemungkinan hilang, pencurian dsb.
Kebutuhan investasi bersifat individual dan tergantung seenuhnya kepada
anda sebagai pribadi bebas. Oleh karenanya sebelum anda sampai pada suatu
keputusan investasi, pertimbangkan terlebih dahulu secara matang. Sebaiknya
anda melakukan konsultasi kepada orang-orang atau lembaga/badan usaha
yang telah mempunyai reputasi baik dalam bidang investasi yang akan menjadi
pilihan anda.
Salah satu bidang investasi yang cukup menarik maupun tergolong
beresiko tinggi adalah investasi saham (investasi dipasar modal). Saham
perusahaan go public, sebagai komodiiti investasi tergolong beresiko tinggi,
karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan-perubahan yang
55
terjadi, baik perubahan di luar negeri maupun di dalam negeri, perubahan di
bidang politik, ekonomi, moneter. Undang-undang atau peraturan maupun
perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan itu sendiri. Perubahan-
perubahan tersebut dapat berdampak positif yang berarti naiknya kurs saham
atau berdampak negatif yang berarti turunnya kurs saham.
Adapun keuntungan dan kerugian yang mungkin diterima oleh para
pemodal yang membeli saham adalah:
* Keuntungan
• Capital Gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa
selisih antara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham.
• Deviden, bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan
kepada pemegang saham.
• Saham perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis,
nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan perkembangan
atau kinerja perusahaan. Pemodal jangka panjang mengandalkan
kenaikan nilai saham ini untuk meraih keuntungan investasi saham.
Pemodal seperti ini membeli saham dan menyimpannya untuk
jangka waktu lama (tahunan) dan selama masa itu mereka
memperoleh manfaat dari dividen yang dibayarkan perusahaan
setiap periode tertentu.
• Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh kredit
sebagai agunan tambahan dari agunan pokok.
* Kerugian
• Capital Loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih
antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham.
• Opportunity Loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito
dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi saham.
• Kerugian karena perusahaan dilikuidasi, namun nilai likuidasinya
lebih rendah dari harga beli saham.
• Tidak dapat dividen.
56
Setelah mempertimbangkan untung dan rugi dari investasi pada saham,
maka langkah-langkah pengambilan keputusan investasi berikutnya
adalah :
1. Menentukan Kebijakan Investasi
Berdasarkan tujuan dan besarnya investasi.
• Pemodal bersedia menanggung resiko lebih besar – untung lebih
besar – alokasi pada sekuritas lebih besar resiko – saham dan non
obligasi.
• Pemodal tidak bersedia menanggung resiko (= preferensi resiko
investasi – obligasi yang aman).
2. Analisis Sekuritas
• Analisis pada sekuritas individual / kelompok
• Filosofi dalam melakukan analisis sekuritas (pendapat).
3. Pembentukan Portofolio
• Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut
identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa
proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing
sekuritas tersebut.
• Portofolio berarti diversifikasi – pemilihan banyak sekuritas untuk
mengurangi resiko yang harus ditanggung.
4. Melakukan revisi Portofolio
Suatu perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki perlu
dilakukan kalau fortofolio tersebut tidak lagi optimal atau tidak sesuai
dengan preferensi resiko pemodal.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
57
Dalam hal ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja
(performance) portofolio, baik tingkat keuntungan yang diperoleh maupun
resiko yang ditanggung.
IV.3. Konsep Analisis Sekuritas Konsep analisis sekuritas dapat dikelompokan pada sekuritas individual
atau kelompok. Filosofi dalam melakukan analisis sekuritas (pendapat):
a. Sekuritas Mispriced (harganya salah, terlalu tinggi / rendah) dan analisis
dapat mendeteksi sekuritas-sekuritas tersebut dengan cara :
• Fundamental Analysis Mengidentifikasi prospek perusahaan (lewat analisis terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhinya) untuk dapat memperkirakan harga
saham di masa yang akan datang. Karakteristik analisis :
- Setiap investor merupakan makhluk rasioal.
- Mempelajari hubungan harga saham dengan kondisi pasar.
- Asumsi: nilai saham mewakili nilai perusahaan untuk
meningkatkan nilai dikemudian hari.
Model Fundamental Analysis meliputi :
1. Pendekatan Price Earning Ratio (PER);
Po Po
PER : ------------ atau PER :---------
Eo E1
Keterangan : Po : Harga Saham saat ini
Eo : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini
E1 : Estimasi EPS periode yang akan datang
58
Contoh :
EPS perubahan = Rp. 1.000,-
Harga saham = Rp. 20.000,-
Rp. 20.000,-
PER = -------------------------------
Rp. 1.000,-
= 20 kali (dengan PER sebesar 20, investor bersedia membayar Rp.
20.000,- untuk setiap 1.000 EPS).
Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, umumnya memliki PER
yang tinggi pula. Investor bersedia membeli saham dengan PER yang
tinggi karena mereka mengharapkan akan memperoleh KM yang kebih
besar di masa yang akan datang.
Kesimpulan :
• Standar Wajar belum ada
• Investor bandingkan PER dengan perusahaan sejenis.
• Investor konvensional menetapkan PER maksimal dengan angka
invesersi dari minimum required rate or return (ROR) merupakan
tingkat keuntungan minimum yang diharapkan.
Contoh :
Investor memiliki ROR 10 %
Sehingga PER maksimal : 1/10 % = 10 kali
2. Pendekatan Deviden yield Ekspektasi dividen per saham (EDP)
Harga Saham = -------------------------------------------------
Yield
Contoh :
EDP = 750, yeild yang diinginkan : 5 %
750
Harga Saham = ---------
5 %
59
= Rp. 15.000,-
3. Pendekatan Net Asset Value Net Assets
Nilai Buku = --------------------------------------
(Klaim terhadap nilai fisik perusahaan) Jmlh saham yang beredar
Contoh ;
Nilai aktiva bersih : Rp. 100.000.000.000,-
Saham beredar : 25 juta saham
Rp. 100.000.000.000,-
Nilai buku = -------------------------------
25 juta saham
= Rp. 4. 000,- per saham
Komitmen Pialang : harga maksimum saham > 3 x nilai buku
Modal Fundamental Analysis menjawab pertanyaan “apakah harga suatu saham
undervalued atau overvalued ?”
Jika undervalud : saat investor untuk beli aham
Jika overvalued ; saat investor untuk jual saham
• Technical Analysis Menggunakan data (perubahan) harga dimasa yang lalu sebagai
upaya untuk memperkirakan harga sekuritas dimasa yang akan
datang.
1. Asumsi Dasar
• Harga sekuritas ditentukan oleh interaksi penawaran dan
permintaan sekuritas.
• Penawaran dan permintaan sekuritas itu sendiri dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik yang rasional maupun irrasional.
60
• Perubahan harga sekuritas cenderung bergerak pada satu arah
tertentu (Trend).
• Pergeseran penawaran dan permintaan sekuritas akan
mempengaruhi arah perubahan harga.
• Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lampau terulang kembali
pada masa yang akan datang.
2. Karakteristik Analisis :
• Anggapan : harga suatu sekuritas akan ditentukan oleh interaksi
antara penawaran dan permintaan sekuritas.
• Asumsi : Investor adalah makhluk irasional.
• Bursa manifestasi dari mass Behaviour.
• Demand dan Supply manifestasi dari kondisi psikologis pemodal,
maksudnya tidak memperdulikan kondisi perusahaan, yang penting :
beli saat harga rendah dan jual saat harga tinggi.
• Fokus utama (pinpoint) berdasarkan waktu (trend naik atau turun).
Dengan memplot setiiap perubahan harga dan volume ke dalam
suatu chart (harga naik/turun). Oleh karena itu seorang technical
sering disebut “Chartists”
• Model technical Analysis Kualitatif terpengaruh : support level dan
resistance level.
Ilustrasi siklus harga saham turun : Situasi psikologis mendorong pemegang saham untuk menjual,
sehingga penawaran lebih besar – down ward – harga turun lebih jauh
sampai dengan titik support level. Saat itu investor saatnya membeli.
Sehingga harga terdorong kearah sampai dengan menyentuh
Resistance Level. Sehingga investor mulai menjual (supaya untung).
61
3. Jenis Technical Analysis : 1. Teori Dow (Dow Theory) Menggambarkan trend yang terjadi di pasar sekuritas atau pada
sekuritas individual.
Berdasarkan tinggkat kepentingan dan jangka waktunya, pergerakan
harga sekuritas dapat dibedakan menjadi (a) pergerakan primer
(Primary Movement) (b) Pergerakan Sekunder (secondary movement)
(c) Pergerakan Tersier (tertiary movement)
2. Analysis Grafik Menggambarkan pola perubahan harga sekuritas dan indeks pasar
modal. Penggambaran ini diharapkan akan menemukan pola-pola
tertentu yang berguna bagi peramalan harga sekuritas dan kondisi
pasar modal.
3. Analysis Keluasan Pasar (breadth of market analysis) Analisis ini berguna untuk mengetahui keadaan pasar modal.
Sehingga peramalan harga sekuritas individual akan dapat diramalkan.
Hal ini karena umumnya harga-harga sekuritas akan bergerak searah
dengan pasar.
Analisis keluasan pasar (breadth of market analysis) ditentukan
dengan membandingkan jumlah sekuritas yang mengalami penurunan
dengan membandingkan jumlah sekuritas yang mengalami penurunan
harga, serta mengakumulasikannya.
62
Contoh :
Hari Jumlah
saham yang
mengalami
kenaikan
harga
Jumlah
saham yang
mengalami
penurunan
harga
Selisih
bersih
Keluasan
Pasar
Senin 745 643 111 +111
Selasa 995 391 603 +714
Rabu 468 914 -446 +288
Kamis 255 4.118 -863 -595
Jum’at 669 589 80 -515
Senin 582 657 -75 -590
4. Analysis Kekuata Relatif (Relative Strength Analysis). Mengidentifikasikan sekuritas yang memilki kekuatan relatif terhadap
sekuritas lain.
• Keadaan Bullish : harga sekuritas yang memiliki kekuatan relatif
akan meningkat lebih cepat dari pada harga sekuritas lain.
• Keadaan Bearish : penurunan harga sekuritas yang memiliki
kekuatan relatif akan berjalan lebih lambat dari sekuritas lain.
• Dengan menginvestasikan dana pada sekuritas yang mempunyai
kekuatan relatif di masa lampau, investor akan memperoleh tingkat
keuntungan yang lebih tinggi. Analisis lekuatan relatif dilakukan
dengan membandingkan data harga sekuritas individual dengan
harga rata-rata industri atau rata-rata pasar.
63
Contoh :
Tahun (1) (2) (3) (1/2) (1/3) (2/3)
19x1 Rp.
3.000
Rp.
1.700
Rp.
21.000
1.78 0.144 0.081
19x2 Rp.
3.600
Rp.
1.800
Rp.
25.000
2
0.144 0.072
19x3 Rp.
7.200
Rp.
2.000
Rp.
28.500
3 0.253 0.070
Keterangan ;
(1) : Harga rata-rata sekuritas A
(2) : Harga rata-rta industri
(3) : Harga rata-rata pasar
Berdasarkan perhitungan diatas terlihat bahwa rata-rata sekuritas A
meningkat lebih cepat dari pada harga rata-rata industri dan relatif
konstan jika dibandingkan dengan harga tara-rata pasar.
Analisis kekuatan relatif umumnya dilakukan dengan
menggambarkan rasio-rasio perbandingan dalam sebuah grafik
(untuk beberapa jenis sekuritas). Sekuritas yang mempunyai
kekuatan relatif yang lebih besar merupakan kesempatan investasi
yang memiliki prospek lebih bagus.
5. Analysis rata-rata bergerak (moving average analysis) Analisis ini dilakukan pada sekuritas individual, industri atau pasar
secara keseluruhan. Melalui perhitungan rata-rata bergerak harga
sekuritas, akan dapat diketahui pola perubahan harga tersebut.
selanjutnya hasil perhitungan akan dibandingkan dengan harga pasar
sekuritas. Analisis rata-rata bergerak dapat digunakan untuk meramal
kondisi pasar modal dan untuk menetukan keputusan investasi
64
(misalnya kapan harus menjual atau membeli sekuritas). Analisis akan
menyarankan pembelian suatu sekuritas apabila harga pasar sekuritas
tersebut berada di bawah garis rata-rata bergerak dengan tren
menurun.
• Persamaan matematis dari metode rata-rata bergerak tak tertimbang.
Xi pada n periode sebelumnya
E (Xi,t) = -----------------------------------------------
N
Keterangan ;
E (Xi,t) : Nilai Xi yang diharapkan pada periode ke t
N ; Jumlah rata-rata bergerak.
• Persamaan matematis dari metode rata-rata bergerak tertimbang
WnXin
E (Xi,t) = -------------------- Wn Keterangan ;
Wn ; faktor penimbang dari data histories pada periode ke n
Xin : data historis variabel Xi pada periode ke n
Metode ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari metode
rata-rata bergerak. Metode ini berguna apabila data historis
menunjukan suatu kecenderungan tertentu (trend). Untuk
menyelesaikan peramalan dengan kondisi tersebut, maka data
65
yang paling dekat dengan periode peramalan akan diberi bobot
yang lebih besar. Pemberian bobot (nilainya) ini akan tergantung
pada pendapat ( tidak ada aturan/ formula tertentu).
b. Harga sekuritas Wajar (tidak dapat mendeteksi sekuritas mispriced). Menganggap pasar modal Efisien (efficient capital market) atau pasar
yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi
yang relevan (= semakin cepat informasi tercermin pada harga sekuritas
semakin efisien ) – Efisiensi informasional, sehingga akan sangat sulit
bagi pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan atas normal (=
tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan
ekulibrium yang diharapkan).
Pemilihan sekuritas didasarkan pada :
• Preferensi resiko para pemodal (pemodal yang bersedia tanggung
resiko tinggi akan dipilih saham yang lebih besar resikonya).
• Pola kebutuhan kas (Pemodal yang menginginkan penghasilan yang
juga akan memilih saham yang membagikan dividen dengan stabil,
sehingga keuntungan yang diperoleh pemoidal sesuai dengan resiko
yang mereka tanggung).
66
BAB V ANALISIS FUNDAMENTAL
V.1 Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan adalah penelaahan atau mempelajari dari pada
hubungan atau tendensi atau kecenderungan (trend) untuk dapat memberikan
gambaran dari suatu Laporan Keuangan dan menentukan posisi keuangan
maupun hasil operasi serta perkembangan perusahaan. Laporan keuangan
suatu perusahaan perlu dianalisa, karena dengan analisa tersebut akan
diperoleh semua jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan
dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Laporan Keuangan yang dianalisa adalah :
a. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, hutang dan modal yang
dimiliki perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan Keuangan ini disebut
Neraca.
b. Laporan Keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, beban
beban, pajak dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu.
Laporan keuangan ini disebut Laporan L/R
Rasio keuangan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan kemampuan
perusahaan.
Tolak ukur yang biasa digunakan adalah berupa rasio (perbandingan) atau
indeks, yang menghubungkan dua data keuangan.
Perbandingan yang biasa dilakukan dibedakan atas :
a. Perbandingan internal
Membandingkan antara rasio keuangan saat ini dengan rasio keuangan
pada masa lampau.
67
Membuat suatu perkiraan tentang rasio keuangan pada masa yang akan
datang, lalu membandingkannya dengan rasio-rasio di masa lampau.
a. Perbandingan eksternal
Membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rasio keuangan
perusahaan sejenis atau bahkan dengan rasio industri rata-rata.
Berikut ini adalah jenis-jenis rasio laporan keuangan:
a. Rasio Likuiditas
mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek.
1. Current Ratio
Aktiva Lancar Total Current Assets Current Ratio = ------------------------ = --------------------------------- Kewajiban Lancar Total Current Liabilities
Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar.
2. Quick Ratio
Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek + Piutang dagang Quick Ratio = -------------------------------------------------------------------------------------- Kewajiban Lancar Quick Ratio = Total Current Assets – Inventory
---------------------------------------------- Total Current Liabilities
Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relatif lebih likuid).
68
3. Cash Ratio Kas + Bank
Cash Ratio : ------------------------- Kewajiban Lancar
Cash ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan kas dan bank.
4. Net Working Capital
Net working capital = Aktiva lancar – Hutang lancar
= Total Current Assets – Total Current Liabilities
Net working capital menghitung selisih antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar dan memiliki tujuan yang sama dengan current ratio.
b. Rasio aktivitas
mengevaluasi kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan
harta yang dimilikinya.
1. Total Asset Turn Over
Penjualan bersih Net Sales
Total Asset Turn Over = ---------------------------- = ------------------------
Rata- rata aktiva Total Assets
Total asset turn over mengukur efisiensi pengelolaan aktiva perusahaan
untuk menunjang penjualan perusahaan.
2. Total Fixed Asset Turn Over
Penjualan bersih Net Sales
Total Fixed Asset Turn over = ------------------------------- = -----------------------
Rata-rata aktiva tetap Net Fixed Assets
Total fixed asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap
perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.
69
3. Account Receivable Turn Over (A/R Turn Over)
Penjualan Bersih (kredit)
Account Receiveble Turn Over = ----------------------------------------------
Rata-rata piutang dagang
Net Sales
= -----------------------------
Account Receivable
Account receiveble turn over mengukur sampai seberapa cepat piutang
dagang dapat ditagih dan dikonversikan menjadi kas.
4. Average Collection Period
365 hari
Average collection period = -------------------
A/R turn over
Average Collection Period menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk
mengubah piutang menjadi kas.
5. Inventory Turn Over
Harga Pokok Penjualan Cost of Good Sold
Inventory turn over = ------------------------------------ = ------------------------------
Rata-rata penjualan Inventory
Inventory turn over mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas.
6. Operating Ratio
Cost of Good Sold + Total Operating Expenses
Operating Ratio = ------------------------------------------------------------------
Annual Sales
Operating ratio mengukur total biaya operasi per rupiah penjualan, hal ini
menjadi ukuran efisiensi aktivitas operasi perusahaan.
70
7. Day Sales in Inventory
365 hari
Day sales in inventory = -------------------------
Inventory turn over
Days’ sales in inventory mengukur efisiensi pengelolaan persediaan yaitu
berapa lama rata-rata persediaan dalam setahun yang berubah menjadi kas.
8. Average Payment Period
Accounts Payable
Average Payment Period = ----------------------------------
Annual Purchase / 360
c. Rasio Profitabilitas
mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
1. Operating Profit Margin Laba Usaha / Operasi Gross Profit Operating profit margin = ------------------------------ = --------------------- Penjualan Bersih Net Sales
Operating profit margin mengukur tingkat laba usaha / operasional
terhadap penjualan bersih perusahaan.
2. Net Profit Margin
Laba bersih setelah pajak Net Income Net Profit Margin = ------------------------------------- = --------------------- Penjualan bersih Total Assets
Net profit margin mengukur persentase laba bersih (setelah pajak)
terhadap penjualan bersih perusahaan.
3. Return on Asset (ROA)
Laba bersih setelah pajak Net Income
Return on asset (ROA) = ------------------------------------ = ------------------ Rata-rata aktiva tetap Total Assets
71
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on
Investment).
4. Return on Equity (ROE)
Laba bersih setelah pajak Return on Equity (ROE) = ------------------------------------------- Total modal pemegang saham
Net Income
= ------------------------------------
Total Shareholders’ Equity
ROE menunjukkan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan
manajemen atas modal yang ditanam pemegang saham, sesudah
dipotong kewajiban kepada kreditor.
5. Gross Profit Margin
Laba Bruto Gross Profit
Gross profit margin = ---------------------------- = ------------------------
Penjualan bersih Net Sales
Gross profit margin mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.
EBIT 6. Earning Power = -------------------- Total Assets
Tinggi-rendahnya rasio ini memberikan indikasi seberapa jauh efisiensi
penggunaan modal, dan turun-naiknya penjualan dan biaya.
72
d. Rasio pengungkit
mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan
berasal dari pinjaman.
1. Debt to Equity Ratio Total Kewajiban Total Liabilities Debt Equity Ratio = ----------------------- = -------------------------------------- Total Modal Total Shareholders’ Equity Debt Equity ratio membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari
modal pemegang saham. 2. Long Term Debt To Equity Ratio Total Kewajiban Jangka Panjang
Long Term Debt To Equity Ratio : --------------------------------------------------- Total Modal pemegang saham Long Term Debt To Equity Ratio membandingkan sumber pembiayaan
hutang jangka panjang terhadap modal pemegang saham. 3. Debt Ratio Total Kewajiban Total Liabilities Debt Ratio = ---------------------------- = ------------------------ Total Aktiva Total Assets Debt Ratio mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber
pembiayaan aktiva perusahaan. 4. Leverage Ratio Total Aktiva Total Assets Leverage Ratio = --------------------------------- = ------------------------------- Modal pemegang saham Total Shareholders’ Equity Leverage Ratio mengukur jumlah dari aktiva perusahaan per dollar
terhadap modal pemegang saham.
73
5. Time Interest Earned Penghasilan bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) Time Interest Earned :------------------------------------------------------------------- Total biaya bunga setahun EBIT = ----------------------------------
Total Interest Expense Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
pembayaran beban bunga dengan menggunakan laba operasi perusahaan (EBIT).
6. Fixed Charge Coverage Ratio
Operating profit + Other + Revenues + Lease Payment
Fixed Charge : --------------------------------------------------------------------- Coverage Ratio Total Interest Expenses + Other expenses + lease
payment + total other after tax fixed charge [1 / (1-t)]*
* t = Tax Rate = Taxes / Earnings Before Taxes. Mengukur kemampuan perusahaan untuk pembayaran tetap obligasi.
e. Rasio Pasar (Common stock Ratio)
mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.
1. Earning per Share
Laba bersih setelah pajak - Dividen Saham Preferen Earning per Share = ----------------------------------------------------------------------
Total saham yang diterbitkan
Net Income – Preferred Stock
= --------------------------------------------
Total Shareholders’ Equity
74
EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham
biasa dan tidak termasuk saham preferen. 2. Price Earning Ratio
Harga Pasar per saham Market Price
PER = -------------------------------------- = --------------------------
EPS EPS
Menunjukkan apresiasi pasar terhadap kemampuan emiten dalam
menghasilkan laba. Semakin kecil rasio semakin baik.
3. Return on Commond Stock (RCS) Earnings available for commond
stockholder
Returns on commond stock (RCS) = -----------------------------------------------
Total Stockholder Equity –
Preffered stock
Net Income
RCS = -------------------------------------------------------------
Total Shareholders’ Equity – Preffered stock
Mengukur keuntungan perusahaan bagi pemegang saham biasa.
4. Dividen Yield
Dividen per saham DPS
Dividen Yield = ---------------------------------- = -----------------------
Harga per saham Market Price
Dividen yield digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham
relative terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk prosentase.
75
5. Dividend Pay out ratio Dividen per saham DPS
Dividend Pay out ratio = ------------------------------- = ------------
Earning per share EPS
Dividen pay out ratio menunjukkan sampai tingkat mana EPS
didistribusikan dalam bentuk dividen.
6. Price / Sales Ratio Harga pasar saham biasa saat ini
Price / sales ratio = --------------------------------------------------
Annual sales per share
Penjualan
Annual Sales per share = -----------------------------------------------------
Jumlah lembar saham biasa beredar
Market Price
PSR = ------------------------------------------------
(Sales / Total Outstanding Shares)
7. Dividen per saham Total dividen dalam satu saham Dividen per saham = ---------------------------------------------------------
Total saham yang diterbitkan
Common stock Dividend
DPS = ----------------------------------------
Total Outstanding Shares
Dividen per saham menghitung berapa jumlah dividen yang diperoleh
untuk setiap saham yang diinvestasikan.
76
8. Book value per Share Total Ekuitas
Book value per share = --------------------------------------------------
Jumlah saham yang diterbitkan
Total Shareholder’s Equity
= ------------------------------------------
Total Outstanding Shares
Book value per share digunakan untuk mengukur nilai Shareholder’s
equity atas setiap saham yang diterbitkan.
9. Price To Book Value Harga Pasar Saham
Price to book value = ----------------------------------------------
Book Value per share
Price to book value digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar
saham terhadap nilai buku per saham.
10. Asset Value per share Total Aktiva
Asset Value per share = ----------------------------------------------------------
Jumlah lembar saham biasa beredar
Total Assets
= --------------------------------------
Total Outstanding Shares
77
V.2 Model Analisis Fundamental
a. Model Nilai Buku (Book Value Model) Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai
akuntansinya setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value
stock dan dibagi dengan outstanding shares of common stock yang
merupakan hak para pemegang saham.
Total Asset – total liability – preffered stock P = ----------------------------------------------------------------------- Number of shares of commond stocks outstanding
P : Nilai intrinsik per lembar Saham Biasa
Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya.
b. Model Nilai Likuidasi (Liquidation Value Model). Model ini menyatakan bahwa nilai saham biasa sama dengan nilai aset
perusahaan jika dijual pada harga yang berlaku sekarang setelah dikurangi
dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding
shares of commond stock yang merupakan hak para pemegang saham, jika
perusahaan dilikuidasi.
Total liquidated Value of asset – Total liabilities – Prefered stock P = --------------------------------------------------------------------------------------------- Number of commond stock outstanding
c. Model Rasio Harga (Price/ Earning Ratio Model) : Model ini menyatakan bahwa laba perusahaan sama dengan laba rata-rata
perusahaan dalam industri. Nilai saham perusahaan dihitung dengan
mengalikan antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan
dengan rasio harga rata-rata industri / laba.
P = PER industri X Firm expected earning per share (EPS) Awalnya rumus ini berasal dari rumus PER yaitu :
78
P PER : ------------
EPS Keterangan : P : Harga saham saat ini
EPS : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini.
(net profit after tax) – (preffered dividend) EPS = ---------------------------------------------------------------
Total outstanding share
Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, umumnya memiliki
PER yang tinggi pula. Investor bersedia membeli saham dengan PER
yang tinggi karena mereka mengharapkan akan memperoleh
keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Investor
konvensional menetapkan PER mkasimal dengan angka inversi dari
minimum required rate of return (ROR) merupakan tingkat keuntungan
minimum yang diharapkan.
d. Model Pertumbuhan Dividen (Dividend Growth Model) Oleh karena sekuritas memberikan aliran kas selama dalam periode
waktu, maka nilainya ditentukan dengan menggunakan teknik nilai
waktu dari uang. Nilai suatu sekuritas adalah nilai sekarang dari seluruh
aliran kas yang dihasilkan dari sekuritas tersebut pada masa yang akan
datang. P = C1 C2 C3 Cn ----------- + ---------- + ---------- + ... + ----------
(1 + k)1 (1 + k)2 (1 + k)3 (1 + k)n
1) Model Tanpa Pertumbuhan Dividen atau Model Pertumbuhan
Dividen Nol (Zero Growth) Asumsi : perusahaan membagikan dividen dalam jumlah yang sama selamanya. D D D Po = ------------ + ------------- + ------------- (1+Ke) (1+Ke)2 (1+Ke)~
79
Keterangan : Po = harga teoritis saham pada periode ke 0 D = besarnya dividen per lembar saham ke = required rate of return (ROR) D1 + ( P1 - P0 ) ke = --------------------- x 100 % P0 Keterangan : D1 : Dividen P1 : Harga pasar saham pada tahun pertama P0 : Harga pasar saham pada saat pembelian (Harga Perolehan)
2) Model dividen discount dengan pertumbuhan dividen yang konstan (Constant Dividen Growth)
Asumsi : dividen yang dibagikan perusahaan akan tumbuh secara
terus menerus dengan tingkat pertumbuhan yang sama.
Do (1+g) Do(1+g)2 Do (1+g)~
Po = --------------- + -------------- + …..+ ----------------- (1 + Ke) (1+Ke)2 (1+Ke Keterangan : Do : dividen per lembar saham pada periode ke 0 g : tingkat pertumbuhan dividen Rumus : g = ( 1 - PayOut Ratio ) X ROE Net Income ROE = ---------------------------------- Total Stock holders Equity
Do(1+g) : dividen per lembar saham pada periode ke 1
80
3) Model dividen discount dengan beberapa tingkat pertumbuhan dividen.
Asumsi : Pembayaran dividen yang meningkat dengan beberapa tingkat
pertumbuhan. Pertumbuhan dividen akan dikelompokkan dalam
beberapa rentang waktu. Masing-masing rentang waktu memiliki
tingkat pertumbuhan tertentu, yang bebeda dengan rentang waktu
lainnya.
1. Dividen dengan 2 tingkat pertumbuhan Pada rentang waktu pertama pertumbuhan dividen lebih tinggi
dari rentang waktu ke dua. Rentang waktu kedua dividen akan
tumbuh secara konstan.
2. Dividen dengan 3 tingkat pertumbuhan Terdapat periode transisi tingkat pertumbuhan dividen, sebelum
masuk ke tingkat pertumbuhan konstan. Selama transisi,
pertumbuhan dividen akan turun dengan pola tertentu.
Rumus : Dn=1= D0 (1+g1)n (1+g2) k > g2
P = n
n
tt
t
kgkDn
kgD
)1(1
)2(1
)1()11(0
1 ++
−+
+++∑
=
Keterangan:
D0 = dividen tahun terakhir
g1 = tingkat pertumbuhan periode awal
g2 = tingkat pertumbuhan setelah periode awal
Dt = dividen saham biasa pada tahun t
n = jumlah tahun pada periode awal
81
V.3 Pengambilan Keputusan
1. Jika harga pasar saham lebih kecil dari nilainya (undervalued), maka
saham tersebut harus dibeli atau ditahan sementara (buy and hold)
dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya
kembali naik.
2. Jika harga pasar saham sama dengan nilainya, maka saham tersebut
dalam kondisi keseimbangan, sehingga jangan melakukan transaksi
(hold). Tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi.
3. Jika harga pasar saham lebih besar dari nilainya (overvalued), maka
saham tersebut harus dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu
harganya kemudian akan turun untuk menyesuaikan dengan nilainya.
82
BAB VI ANALISIS TEKNIKAL
VI.1. Konsep Dasar Dalam pengertian umum analisis teknikal adalah suatu ilmu yang
mempelajari pergerakan dari suatu harga yang digunakan untuk memprediksi
pergerakan harga di masa yang akan datang. Analis teknikal sering juga disebut
dengan chartist, karena para analis ini dalam melakukan analisis harus
menggunakan suatu charts (grafik). Analisis teknikal dapat dipergunakan untuk
menganalisis pergerakan saham, mata uang, index, harga barang komoditas,
futures dan sebagainya.
Analisis teknikal juga dapat didefinisikan sebagai suatu studi yang dapat
digunakan utnuk mengevaluasi dan memproyeksikan harga suatu saham
dengan cara mempelajari pergerakan harga saham beserta besar volume yang
ditransaksikan melalui grafik harga (chart). Setiap users daripada analisis
teknikal dapat mempunyai interpretasi yang berbeda dalam melihat suatu
pergerakan saham dan bahkan mempunyai metode-metode tertentu untuk
melihat dan memprediksikan pergerakan dari suatu saham. Berikut adalah
konsep dasar pada analisis teknikal :
1. Market discount everything Pengertian atas prinsip pertama adalah bahwa segala kejadian-kejadian yang
dapat mengakibatkan gejolak pada bursa saham secara keseluruhan atau
harga suatu perusahaan seperti faktor ekonomi, fundamental perusahaan
dan termasuk juga kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksikan
sebelumnya seperti adanya peperangan, gempa bumi, dan lain sebagainya,
akan tercermin dalam kondisi bursa saham atau dalam harga suatu saham.
83
2. Price move in trends or price movement are not totally random Prinsip kedua ini mempunyai arti bahwa harga suatu saham akan tetap
bergerak dalam suatu trend. Adapun trend pergerakan yang dimaksud disini
adalah trend naik (uptrend), trend turun (downtrend) atau trend ke arah
samping (sideaways trend).
3. History repeat itself Karena analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku
pasar, maka pergerakan historis dapat menjadi pacuan untuk memprediksi
pergerakan di masa mendatang. Hal ini sangat memungkinkan karena pada
dasarnya “the psychological natur of the financial market means that, like
history, the future is just a repeatition of the past“. Prinsip ini sering kita
jumpai pada saat harga secara beberapa kali mengalami kenaikan atau
penurunan pada suatu level tertentu.
VI.2. Grafik (Charts) Price charts atau grafik harga adalah suatu kumpulan harga dalam suatu
time frame yang diilustrasikan dalam suatu garis. Grafik merupakan alat utama
yang dipakai dalam mengevaluasi pergerakan suatu harga saham dengan
pendekatan analisis teknikal. Secara umum peranan fungsi chart dalam
mengevaluasi suatu harga saham adalah sebagai berikut :
1. Grafik digunakan untuk melihat pergerakan harga suatu saham di
masa lampau dan dimasa mendatang
2. Grafik terkadang digunakan sebagai alat yang cukup penting bagi
para fundamentalis.
3. Grafik dapat digunakan sebagai patokan / timing untuk memasuki
pasar.
4. Chart dapat digunakan sebagai alat untuk money management
(contoh : stop loss order)
5. Chart dapat mencerminkan / menggambarkan perilaku para pelaku
pasar pada suatu harga saham.
84
Time frame yang digunakan untuk menggambar suatu grafik sangat
tergantung dari data suatu compression of the data, yaitu harian, mingguan,
bulanan, kwartalan atau tahunan data. Semakin tidak compressed data grafik,
maka illustrasi yang digambarkan dari suatu grafik akan semakin detail. Adapun
penggunaan daripada time frame data yang berbeda dari suatu grafik ini sangat
tergantung dari para users itu sendiri, seperti di bawah ini :
1. Daily traders atau investor jangka pendek seringkali menggunakan
daily data atau intraday untuk memperoleh gerakan-gerakan dalam
jangka pendek. Hal ini dikarenakan semakin kecil masa waktu (time
frame), maka informasi yang diberikan juga akan semakin lengkap
akibat fluktuasi pergerakan harga yang semakin terlihat.
2. Investor yang lebih bersifat jangka panjang dalam berinvestasi akan
lebih tertarik untuk memperhatikan suatu grafik dengan masa waktu
yang menengah atau panjang, misalnya data mingguan, bulanan atau
tahunan. Hal ini dikarenakan dalam menggunakan data bulanan atau
tahunan, harga saham sangat fluktuatif sehingga menghindari apa
yang dinamakan dengan false signal. Atau dengan kata lain mereka
lebih mementingkan suatu major reversal daripada minor reversal.
3. Kombinasi data juga seringkali digunakan investor. Penggabungan
grafik harian dan mingguan seringkali digunakan sebagai alat untuk
menambah keyakinan para users dalam menganalisis. Bila grafik yang
diilustrasikan pada data harian dan mingguan menunjukkan pergerkan
positif, maka potensi terjadinya suatu pergerakan akan semakin besar,
karena baik jangka pendek maupun jangka menengahnya
menunjukkan sinyal positif.
Secara umum terdapat 3 jenis grafik yang sering digunakan oleh para users
analisis teknikal yaitu line (close only) charts, bar charts, dan candlesticks.
Berikut contoh jenis grafik-grafik tersebut :
85
Line Chart
Bar Chart
Candles chart TLKM
86
VI.3. Trend Line
Trendline atau garis trend adalah suatu garis yang menandakan arah
suatu pergerakan harga saham. Berdasarkan dari segi lamanya suatu garis
trend terbentuk, maka ada 3 klasifikasi yaitu :
1. Major trend Major trend atau long term trend pada umumnya mempunyai tenggang waktu
selama 1 tahun s/d 2 tahun atau lebih.
2. Intermediate trend Intermediate trend atau medium trend pada umumnya mempunyai tenggang
waktu selama 3 minggu sanmpai 6 bulan atau lebih.
3. Minor trend Minor trend atau short trend umumnya mempunyai masa tenggang waktu
selama 2 sampai 3 minggu.
Bila dilihat dari segi arah pergerakan trend, maka garis trend dapat dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Uptrend line Trend naik dapat terlihat apabila harga suatu saham bergerak dari arah kiri ke
kanan dengan minimum 2 titik tertinggi yang mana titik kdua harus lebih tinggi
dari titik sebelumnya dan begitu pula seterusnya.
2. Downtrend line Trend turun dapat dilihat bila harga suatu saham bergerak dari arah kiri ke
kanan dengan minimum 2 titik terendah yang mana titik terendah kedua
harus lebih rendah dari titik sebelumnya dan begitu pula seterusnya.
3. Sideways trend Trend ke arah samping ini terjadi pada saat harga saham bergerak kearah
samping dengan suatu trading range tertentu. Ciri-cirinya adalah harga
saham umumnya akan naik.
87
Uptrend Line
Downtrend Line
88
Untuk dapat menggambar garis trend dari suatu pergerakan harga saham
maka para users analisis teknikal perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Untuk menarik garis trend naik, maka users harus menghubungkan titik harga
terndah yang dicapai dari suatu pergerakan harga dengan minimal 2 titik
harga. Yang perlu diperhatikan disini adalah :
Titik terendah kedua harus lebih tinggi dari titik harga pertama dan begitu
pula seterusnya.
Menarik garis dengan mengusahakan setiap closing price dari harga
saham tidak melewati garis trend yang tengah dibentuk
2. Untuk menarik garis trend turun, maka users harus menghubungkan titik
harga tertinggi yang dicapai dari suatu pergerakan harga dengan minimal 2
titik harga. Yang perlu diperhatikan disini adalah :
Titik tertinggi kedua harus lebih rendah dari titik harga pertama dan begitu
pula seterusnya.
Menarik garis dengan mengusahakan setiap closing price dari harga
saham tidak melewati garis trend yang tengah dibentuk.
3. Untuk menarik garis trend ke samping, maka users harus menghubungkan
titik harga tertinggi dan harga terendah yang dicapai dari suatu pergerakan
harga terendah yang dicapai dari suatu pergerakan harga dengan minimal 2
titik harga terendah dan tertinggi yang masing-masing titik mempunyai tinggi
dan rendah yang hampir sama.
Berikut beberapa hal yang dapat digunakan sebagai konsep dasar dari
penggunaan garis trend :
• Suatu penembusan daripada suatu garis trend mempunyai arti bahwa
perubahan trend terjadi
• Trend line dapat digunakan sebagai signal beli pada saat harga berada pada
trend naik atau sebaliknya
• Semakin banyak titik-titik yang terletak pada garis trend semakain kuat
validitas atas trend tersebut.
89
• Trend yang telah berlangsung selama 2 tahun lebih mempunyai arti
dibandingkan trend yang hanya terbentuk selama 1 bulan
• Trend yang mempunyai sudut lebih besar (biasanya lebih dari 45 derajat)
akan lebih lemah dibandingkan yang lebih kecil. Artinya perubahan trend
sangat mudah terjadi
• Kekuatan/arah trend sangat ditentukan oleh volume yang terjadi pada saat
harga bergerak.
90
BAB VII
ANALISIS PORTOFOLIO
VII.1 Konsep Dasar Teori Portofolio berhubungan dengan pemilihan portofolio yang
memaksimumkan tingkat expected return (tingkat pengembalian yang
diharapkan) tanpa melupakan besar resikonya. Dengan menggunakan model
kuantitatif dan dasar historis, teori portofolio mendefinisikan expected portofolio
return dan resiko portofolio, dan menunjukkan bagaimana menyusun suatu
portofolio yang optimal.
a. Efficient Portofolio dan Optimal Portofolio Dalam menyusun portofolio, investor ingin memaksimumkan expected return
dari inestasinya dengan mengingat tingkat resiko yang dapat diterimanya.
Portofolio yang memenuhi persyaratan ini disebut Efficient Portfolio. Untuk
menyusun Efficient Portfolio, perlu dibuat beberapa asumsi tentang bagaimana
investor bertindak dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang masuk
akal adalah investor termasuk kategori risk avers atau menghindari resiko.
Seorang investor bertipe risk averse ketika menghadapi dua macam pilihan
investasi dengan expected return sama tetapi dengan dua resiko berbeda akan
memilih investasi yang resikonya lebih rendah. Bila boleh memilih dari beberapa
efficient portfolio, suatu optimal portofolio adalah yang paling disukai.
b. Utility Function dan Kurva Indifferens Dalam teori ini, ada banyak situasi dimana seseorang menghadapi 2 pillihan
yang hanya boleh dipakai salah satu saja. Untuk menentukan pilihan maka
diperkenalkan Utility Function. Utility Function adalah suatu persamaan
matematis yang menunjukkan suatu nilai terhadap semua pilihan. Semakin tinggi
91
nilainya, semakin besar utility/kegunaannya. Utility Function dapat digambarkan
dengan bentuk grafik dengan nama kurva indifferens.
c. Mengukur Expected Return Investor kerap menghadapi beberapa pilihan dari macam-macam aset
beresiko. Disini kita akan lihat bagaimana mengukur expected return dari aset
beresiko.
1. Single Period Portfolio Return Actual return dari portofolio pada periode waktu tertentu dapat dihitung
sebagai berikut:
Rp = w1R1 + w2R2 + … + wgRg
Dimana:
Rp = return portofolio selama periode tertentu
Rg = return dari aset g selama periode tertentu
wg = porsi dari aset g dalam portofolio
g = jumlah aset dalam portofolio
Portofolio return Rp kadangkala disebut holding period return atau expost return.
Contoh:
Hitung return dari portofolio yang terdiri dari 3 macam aset:
Aset Market Value ($) Rate of Return 1 6 million 12 % 2 8 million 10% 3 11 million 5% Jumlah = 25 million
R1 = 12% dan w1 = $ 6m/ $ 25m = 0.24 = 24% R2 = 10% dan w2 = $ 8m/ $ 25m = 0.32 = 32% R3 = 5% dan w3 = $ 11m/ $ 25m = 0.44 = 44%
Perhatikan bahwa jumlah dari w1, w2, dan w3 adalah 1. Substitusi ke dalam
persamaan (1) akan menghasilkan:
Rp = 0.24 (12%) + 0.32 (10%) + 0.44 (5%) = 8.28 %
92
2. Expected Return Persamaan (1) menghitung actual return dari portofolio selama periode terentu.
Bila investor ingin menghitung expected return dari portofolio, rumusnya sebagai
berikut:
E (Rp) = w1 (R1)+ w2 (R2)+ …+ wg (Rg) (2)
E (R ) menunjukkan ekspektasi, dan E (Rp) kadangkala disebut expected return
dari portofolio selama periode tertentu.
Expected return dari aset beresiko i dihitung sebagai berikut:
E (Ri) = p1 r1 + p2 r2+ ... + pn rn
Dimana :
rn = return yang mungkin terjadi pada kondisi ke-n untuk aset i
pn = probabilitas yang memungkinkan terjadinya rn
n = banyaknya kondisi yang memungkinkan terjadinya return
Contoh:
Seorang investor mempertimbangkan investasi pada saham XYZ, yang
mempunyai probabilitas return seperti dibawah ini. Dalam kenyataan, distribusi
probabilitas didapat dari historical return.
Tabel 1. Distribusi probabilitas untuk return saham XYZ
n Kondisi Ekonomi Return Probabilitas Terjadi
1 Bagus sekali 15 % 0.50
2 Bagus 10% 0.30
3 Sedang 5% 0.13
4 Kurang 0% 0.05
5 Kurang Sekali -5% 0.02
Total 1.00
Substitusi ke dalam persamaan (3), kita dapatkan:
E (Rxyz) = 0.50 (15%) + 0.30(10%) + 0.05 (0%) + 0.02 (-5%) = 11%
93
VII.2 Resiko dan Anti Resiko Resiko adalah banyaknya kemungkinan hasil yang akan menjadi mungkin.
Sedangkan harapan, secara sederhana adalah suatu kesempatan investasi
dalam suatu kekayaan tertentu yang ditempatkan pada resiko dan ini hanya ada
dua kemungkinan.
Nilai yang diharapkan ( ) ( ) 2.11. wwwE ρρ −+= ( )[ ] ( ) ( )[ ]22
21
2 1. wEwwEw −−+−= ρρσ 2ρσ =
Fair Game = Zero Risk Premium
Risk Averse (anti resiko) adalah membandingkan yang hanya bebas resiko
atau spekulasi. Investor dapat menentukan kekayaan atau utility atau kepuasan.
Skor untuk persaingan portofolio investasi dasar dalam pengembalian yang
diharapkan dan resiko portofolio. Besarnya nilai utility menunjukkan portofolio
dengan banyaknya atraktif profile resiko pendapatan. Portofolio diperoleh dari
besarnya skor utility untuk nilai pengharapan yang besar dan skor rendah untuk
besarnya penguapan.
( ) 205,0 σμ ArE −=
Dimana:
μ = nilai utility
A = indeks keengganan investor
0,05 = skala kebiasaan yang maklum untuk nilai yang diharapkan standar
deviasi.
Utility adalah pembesaran dengan nilai pengharapan yang tinggi dan
penurunan resiko yang tinggi. Variance adalah suatu ukuran resiko portofolio
yang memadai. Contoh: pembelian portofolio dengan nilai yang diharapkan 22%
dan σ = 34%. T-bills dengan memberikan pengembalian bebas resiko = 5%.
Resiko premium dalam resiko portofolio adalah besar, 17% resiko dalam proyek
adalah juga membawa bahwa investor tidak akan membutuhkan pengambil
resiko dengan resiko yang besar untuk memilih seluruh strategi. Setiap untuk A =
3. Anti resiko yang moderat sebagai parameter.
94
Nilai utility portofolio resiko = 22 – (0.005 x 3 x 342) = 4,66 %
Nilai yang diharapkan sebagai pinalti untuk resiko adalah = 0.005 x 3 x 342 =
17,34 %
Certainty Equivalent Rate Portfolio adalah tingkat investasi bebas resiko
yang akan dibutuhkan pada penawaran dengan tertentu pada persamaan yang
dipertimbangkan secara atraktif sebagai resiko portofolio. Portofolio hanya layak
jika persamaan pengembalian yang diharapkan tertentu dan alternatif bebas
resiko.
Mean Variance (M -V) = ( ) ( ) BABA danrErE σσ ≤≥
Expected return
E(r)
σ Utility = E(r) – 0,005A σ2
10 % 20,0 % 10 – 0,005 x 4 x 400 = 2
15 % 25,5 % 15 – 0,005 x 4 x 650 = 2
20 % 30,0 % 20 – 0,005 x 4 x 900 = 2
25 % 33,9 % 25 – 0,005 x 4 x 1150 = 2
Normal Year for Sugar Abnormal Year
Bullish Stock
Market
Bearish Stock
Market
Sugar Crisis
Probability 0,5 0,3 0,2
ROR 25% 10% -25%
Expected Return E( r ) = ( ) ( )srsS
.Pr∑
= (0,5 x 25) + (0,3 x 10) + (0,2 x -25)
= 10,5 %
σ2 Best = 0,5 (25 – 10,5) 2 + 0,3 (10 – 10,5) 2 + 0,2 (10 – 10,5) 2
Variance (σ2 ) = ( ) ( ) ( )[ 2.Pr rEsrsS
−∑ ] =357,25
25,357=σ = 18,9%
95
Expected Rate of Return
E(rHumanex) = 0,5 (rBest) + 0,5 (rBills)
= (0,5 x 10,5) + (0,5 x 5)
= 7,75 %
σHumanex = 0,5 x σBest
= 0,5 x 18,9
= 9,45 %
Normal Year for Sugar Abnormal Year
Bullish Stock
Market
Bearish Stock
Market
Sugar Crisis
Probability 0,5 0,3 0,2
ROR 1 % -5 % 35 %
Expected Return E( r ) = ( ) ( )srs
S.Pr∑
= (0,5 x 1) + (0,3 x -5) + (0,2 x 35)
= 6 %
Variance (σ2 ) = ( ) ( ) ( )[ ]2.Pr rEsrsS
−∑
σ2 Best = 0,5 (1 – 6) 2 + 0,3 (-5 – 6) 2 + 0,2 (35 – 6) 2
= 217
217=σ = 14,73 %
Expected Rate of Return
E(rHumanex) = 0,5 (rBest) + 0,5 (rBills)
= (0,5 x 6) + (0,5 x 5)
= 5,5 %
σHumanex = 0,5 x σBest
= 0,5 x 14,73
= 7,365 %
96
Normal Year for Sugar Abnormal Year
Bullish Stock
Market
Bearish Stock
Market
Sugar Crisis
Probability 0,5 0,3 0,2
ROR 13 % 2,5 % 5 %
Expected Return E( r ) = ( ) ( )srs
S.Pr∑
= (0,5 x 13) + (0,3 x 2,5) + (0,2 x 5)
= 8,25 %
Variance (σ2 ) = ( ) ( ) ( )[ ]2.Pr rEsrsS
−∑
σ2 Best = 0,5 (13 – 8,25) 2 + 0,3 (2,5 – 8,25) 2 + 0,2 (5 – 8,25) 2
= 23,3125
3125,23=σ = 4,83 %
Expected Rate of Return
E(rHumanex) = 0,5 (rBest) + 0,5 (rBills)
= (0,5 x 8,25) + (0,5 x 5)
= 56,625 %
σHumanex = 0,5 x σBest
= 0,5 x 4,83
= 2,415 %
Portofolio E( r ) σ
All in Best Candy 10,5 % 18,90 %
Half in T-Bills 6,0 % 14,73 %
Half in Sugar Kane 8,25 % 4,83 %
Cov ( rBest, rKane) = 0,5 (25 – 10,5) (1 – 6) + 0,3 (10 – 10,5) (-5 – 6)
Cov ( rBest, rKane) = ( ) ( ) ( )[ ] ( ) ( )[ ]KaneKaneBestBestS
rEsrrEsrs −−∑Pr + 0,2 (-25 – 10,5) (35 – 6)
= -240,5
97
Normal Year for Sugar Abnormal Year
Bullish Stock
Market
Bearish Stock
Market
Sugar Crisis
Probability 0,5 0,3 0,2
Rate of Return (%)
Best candy 25 10 -25
Sugar Kane 1 -5 35
( ) [ ]SugarKaneBest
SugarKaneBest rrCovSugarKaneBest
σσρ
,,
, =
( )73,1490,18
5,240,×
−=SugarKaneBestρ = -8,86
σp
2 = w12 σ1
2 + w22 σ2
2 + 2w1 w2 Cov (r1,r2)
Best dan Sugar Kane w1 = w2 = 0,5
σp2 = (0,52 x 18,22) + (0,52 x 14,732) + [2 x 0,5 x 0,5 x (-240,5)] = 23,3
σp = √23,3 = 4,83%
MAD (Mean Absolute Deviation)
MAD = ( ) ( ) ( )[ ]rEsrlueabsolutevasn
S−×∑
=1Pr
M3 = ( ) ( ) ( )[ ]21
Pr rEsrsn
S
−∑=
Distribusi Probabilitas U = E(r) – b0
2 + b1M3 – b2M4 + b3M5 – …
σ2 = ( ) ( ) ( )[ ]21Pr rEsrs
n
S−∑
=
σ(harian) = σ(tahunan) √1/250
σ2 (bulanan) = 2/12
98
P = 1/2 $ 150.000
$ 100.000
1-P = 1/2 $ 150.000
Utility Kekayaan dengan Utility Log Utility yang diharapkan (Expected Utility) =
V (R) = ( ) ( )[ nRnn
logPr0∑∞
=
]
V (R) = ( ) ( )11
02log2/1
+∞
=∑
n
n
Log Utility = Log (100000) – Log (150000)
VII. Alokasi Modal antara Aset Beresiko dan Aset Tidak Beresiko (Bebas Resiko) Keputusan alokasi modal adalah proporsi pilihan seluruh portofolio yang
ditempatkan ke dalam yang aman tetapi dengan pengembalian pasar sekuritas
yang rendah. Versus Beresiko tetapi tingginya pengembalian sekuritas seperti
saham. Pilihan fraksi membagi dana ke investasi yang beresiko adalah bagian
pertama keputusan alokasi aset investor. Keputusan pilihan sekuritas
menguraikan pilihan dengan sekuritas biasa ke pemegang tanpa
pengelompokkan aset masing-masing.
Contoh:
Total nilai pasar portofolio adlah $ 300 000 dimana $ 90 000 diinvestasikan ke
aset pasar uang yang bebas resiko. Sisanya $ 210 000 dalam saham yang
99
beresiko dimana $ 113 400 ke IBM dan $ 96 600 ke GM, IBM dan GM portofolio
beresiko.
Jawab:
IBM = w1 = 113.400 ------------ 210.000 = 0,54
GM = w2 = 96.600 ------------ 210.000 = 0,46 Portofolio lengkap:
210.000 Y = ------------ = 0,7 (aset beresiko) 300.000 210.000 1 - Y = ------------ = 0,3 (aset bebas resiko) 300.000 Bobot masing-masing saham dalam portofolio lengkap adalah:
IBM = w1 = 113.400 ------------ 300.000 = 0,378
GM = w2 = 96.600 ------------ 300.000 = 0,322
Portofolio beresiko = 0,378 + 0,322 = 0,70
Berbagai jenis investasi memiliki resiko yang berbeda-beda pula, maka
tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh masing-masing investasi berbeda-
beda pula, sehingga semakin tinggi suatu resiko suatu investasi, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang disyaratkan.
100
Pada situasi ketidakpastian, investor hanya bisa mengharapkan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh dan belum pasti. Ketidakpastian atau resiko
investasi tersebut diukur dengan penyebaran nilai tingkat keuntungan disekitar
nilai tingkat keuntungan yang diharapkan dengan menggunakan ukuran
penyebaran deviasi standar (variance).
Para investor melakukan diversifikasi investasi karena mereka ingin
mengurangi resiko yang mereka tanggung. Sementara tingkat keuntungan yang
diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk
portofolio tersebut, deviasi standar portofolio lebih kecil dari rata-rata tertimbang
sejauh koefisien korelasi antar saham yang membentuk portofolio tersebut lebih
kecil dari satu. Semakin rendah koefisien korelasi, semakin efektif penurunan
deviasi standar.
a. Portofolio satu aset beresiko dan satu aset bebas beresiko Tingkat pengembalian dalam portofolio lengkap:
rc = y rp + (1 – y) rf
c = tingkat pengembalian dalam portofolio lengkap
y = portofolio beresiko
1 – y = aset bebas resiko
rp = tingkat pengembalian aset beresiko
rf = tingkat pengembalian aset bebas resiko
Ekspektasi tingkat pengembalian portofolio:
E(rc) = y E(rp) + (1 – y) rf – rf + y [E(rp) - rf ]
σc= y σp
S = E(rp) - rf
------------- σp
dimana: S = garis alokasi modal ( CAL = Capital Alocation Line)
Bila diketahui : E(rp) = 15 % ; rf = 7 %, maka rp = 15 % - 7% = 8 %
σp = 22 % ; σc = y σp = 22 y
101
Jawab: E(rc) = 7 % + 8 % = 15 %
15% - 7% S = ------------- 22%
= 0,36%
Budget investasi = $ 300.000
Pinjaman = $ 120.000
420.000 Y = ------------- 300.000
= 1,4 (aset beresiko)
Aset bebas resiko = 1 – y
= 1 – 1,4 = 0,4
i = interset rate = 7%
E(rc) = 7 % + (1,4 x 8%) = 18,2%
σc= 1,4 x 22% = 30,8%
18,2% - 7% S = ----------------- 30,8%
= 0,36%
Toleransi resiko dan alokasi aset μ = E(rc) – 0,005A σ2
Dimana: A = koefisien tidak suka resiko,
y* optimal untuk investor yang tidak suka resiko
E(rc) = rf + y [E(rp) - rf ]
Σc2 = y2p2
Max y = E(rc) – 0,005A c2
Max y = rf + y [E(rp) - rf ] – 0,005Ay2 p2
E(rp) - rf y* = ------------- 0,1Ap2
102
b. Optimal resiko portofolio 1. Diversifikasi dan resiko portofolio Strategi diversifikasi adalah menambah sekuritas dalam portofolio.
• Portofolio dua aset beresiko
Debt Equity
Expected Return [E(r)] 8% 13%
Standar Deviasi [σ] 12% 20%
Covariance [Cov rD, rE] 72
Corelation Coeficient [PDE] 30
rp = wD rD + wE rE
wD = investasi dalam obligasi
rD = tingkat pengembalian hutang
wE = investasi dalam saham (1 - wD)
rE = tingkat pengembalian modal E(rD) = wD E(rD) + wE E(rE)
• Variance dua portofolio aset
σp2 = wD
2 D2 + wE2 E2 + 2wD wE Cov (rD,rE)
Cov (rD,rD) = ( ) ( )[ ] ( )[ ]DDDDscenario
rErrErskenario −∑ ,Pr
Cov (rD,rD) = ( ) ([ ]2,Pr DDscenario
rErskenario∑ )
Cov (rD,rD) = D2
σp2 = wD wE Cov (rD,rD) + wE wE Cov (rE,rE) + 2wD wE Cov (rD,rE)
Covariance Bobot Portofolio
wD wE
wD Cov (rD,rD) Cov (rD,rE)
wE Cov (rE,rD) Cov (rE,rE)
103
σp2 = wx
2 x2 + wy2 y2 + wz
2 z2 + 2wx wy Cov (rx,ry) + 2wx wz Cov (rx,rz) + 2wy wz Cov
(ry,rz)
Cov (rD,rD) = DE DE
p2 = wD2 D2 + wE
2 E2 + 2wD wE DE DE
DE = 1
σp2 = (wD D + wE E) 2
= wD D + wE Eσp = Absolute value (wD D + wE E)
E wD = ------------- D + E
D WE = ------------- = 1 - wD D + E
( )( )
( )ED
EDD rrCovED
rrCovEw
,22
2
min 2−+−−
=
W min Dp-1 = E ------------- D + E
2. Seleksi Portofolio Model Markowitz Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return) =
( ) ( ) ( )0
01
i
iiii P
PDEPErE
−+=
( ) ( )i
n
iip rEwrE ∑
=
=1
( ) 2
1 1
2 ,cov ijij
n
i
n
jip rrww σσ == ∑∑
= =
Cov (ri,rj) = ρij, σi σj
Jika wi = 1/ni i=j dan cov(ri,rj) = σi2
104
( )ji
n
i
n
ii
n
ip rrCovnnn ,111
1 12
2
1
2 ∑∑∑= ==
+= σσ
1≠j
∑=
=n
iin
1
22 1 σσ
( ) ( )∑∑= =−
=n
i
n
iji rrCov
nnCov
1 1
,1
1
1≠j
105
DAFTAR PUSTAKA
E.A.KOETIN, Pasar Modal Indonesia (Restrospeksi Lima Tahun Swastanisasi
BEJ), Pustaka Sinar harapan kerjasama dengan PT. Bursa Efek Jakarta,
Jakarta, 1997.
HUSNAN, SUAD & PUDJIASTUTI, ENNY, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, YKPN, Yogyakarta, 1993
I PUTU GEDE ARY SUTA, Foundation of Our Capital Market, Yayasan Sad
Satria Bhakti, Jakarta, 2000
I PUTU GEDE ARY SUTA, Menuju Pasar Modal Modern, Yayasan Sad Satria Bhakti, Jakarta, 2000
IMAN SJAHPUTRA TUNGGAL, DKK, Peraturan Perundang-undangan Pasar Modal di Indonesia, Harvarindo, Jakarta, 1997
SRI HANDARU YULIATI, DKK, Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi, Andi, Yogyakarta, 1996
USMAN, MARZUKI, DKK, ABC Pasar Modal Indonesia, LPPI/IBI, Jakarta, 1990
WINGER BERNARD J., & FRASCA RALPH R., Investment (Introduction to Analysis and Planning), Third Edition, Prentice Hall International Inc,
1995
106
LAMPIRAN
I.1 APLIKASI SIMULASI PERDAGANGAN EFEK Struktur Menu SPO (Sistem Perdagangan Otomatis)
1. Session - Log On - Log Off - Keluar
2. Edit - Regular Order
• Buy • Sell
- Negotiated Deal • Input • Confirm
- Withdraw • Order/Deal • Today Orders • All Order
3. View - Securities - Summary - Indices - Orders - Trades - Negotiated Deal - Order Book
4. Window - Cascade - Tile Horizontal - Tile Vertical - Arrange Icons - Close
5. Option - Password - Calculator - Toolbar
6. Help - About
1. Session a. Session Log On Untuk masuk ke SPO oleh masing-masing User/Pemakai.
b. Session Log Off Untuk keluar dari SPO dengan menutup semua yang aktif.
c. Session Keluar Untuk keluar dari sistem
107
2. Edit regularOrder & Negotiated a. Edit regular Order Buy
• Untuk memasukkan order permintaan beli di pasar regular dapat
dilakukan dengan memilih salah satu cara di bawah ini:
- menggunakan Menu Bar, pilihlah Edit kemudian Regular Order kemudian Buy.
- menggunakan Tool Bar, tekan tool (gb, toolbar) (warna merah).
• Untuk mengisi data Board, kode security dan kode Trading Account dapat
dilakukan dengan salah satu cara dibawah ini:
- menuliskan data secara langsung
- memilih isian data dengan salah satu cara dibawah ini:
Menekan tombol button (scroll bar) atau
Menggunakan tombol ↑ dan ↓
• Untuk mengisi data Price dan Quantity (dalam satuan Lot), SPO akan
memunculkan Pop-Up menu yang berisi informasi harga dan jumlah untuk
penawaran beli dan penawaran jual, harga transaksi (tertinggi terakhir,
dan terendah), serta jumlah saham yang dapat dibeli pemodal asing.
- Broker Reference, bersifat optional, berisi catatan User
Tekan [OK] atau [enter]
- tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin
memperbaiki pengisian data.
- tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika pengisian sudah
benar.
- tekan button [OK] atau [enter]
b. Edit Regular Order – Sell
• Untuk memasukkan order penawaran jual di pasar regular dapat
dilakukan dengan memilih salah satu cara di bawah ini:
- Menggunakan Menu Bar, pilih Edit kemudian Regular order kemudian
Sell.
108
- Menggunakan toolbar Order Sell
• Untuk mengisi data Board, kode security dan kode Trading Account dapat
dilakukan dengan salah satu cara dibawah ini:
- menuliskan data secara langsung
- memilih isian data dengan salah satu cara dibawah ini:
Menekan tombol button (scroll bar) atau
Menggunakan tombol ↑ dan ↓
• Untuk mengisi data Price dan Quantity (dalam satuan Lot), SPO akan
memunculkan Pop-Up menu yang berisi informasi harga dan jumlah untuk
penawaran beli dan penawaran jual, harga transaksi (tertinggi terakhir,
dan terendah), serta jumlah saham yang dapat dibeli pemodal asing.
- Tekan [OK] atau [enter]
- tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin
memperbaiki pengisian data.
- tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika pengisian sudah
benar.
- tekan button [OK] atau [enter]
c. Edit Negotiated Deals - Input Hasil negosiasi yang sudah disepakati antara Anggota Bursa Jual dengan
Anggota Bursa Beli perlu dilaporkan kepada Bursa oleh User Jual dan
dikonfirmasi oleh User Beli.
Hasil negosiasi dimasukkan (input) oleh User Jual dengan cara sebagai
berikut :
- pada Menu Bar, pilih option Edit - pilih option Negotiated Deals - pilih option Input
• Untuk mengisi data Board, kode security dan kode Trading Account dapat
dilakukan dengan salah satu cara dibawah ini:
- menuliskan data secara langsung
- memilih isian data dengan salah satu cara dibawah ini:
109
Menekan tombol button (scroll bar) atau
Menggunakan tombol ↑ dan ↓
• Quantity diisi dalam satuan saham
• Tekan OK, akan muncul tampilan konfirmasi
• Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin
memperbaiki pengisian data.
• Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika pengisian sudah
benar.
• Tekan button [OK] atau [enter] untuk mengakhiri.
d. Edit Negotiated Deals - Confirm Hasil negosiasi yang sudah dimasukkan (input) oleh User Jual
dikonfirmasikan oleh User Beli dengan cara sebagai berikut:
- Tampilkan Negotiated Deals (cara dapat dilihat pada petunjuk View
Negotiated Deals)
- Arahkan kursor pada baris data Negotiated Deals yang akan dikonfirmasi
(status open) hasil input User Jual.
- Pada menu bar pilih option Edit.
- Pilih option Negotiated Deals
- Pilih option Confirm
- Tekan [OK], lalu
- Tekan button [OK] atau [enter] kembali, maka akan tampil Received
Message
- Tekan button [OK] atau [enter]
e. Edit Withdraw Orders/Deals Form ini dipergunakan untuk membatalkan Order/deal yang tela diinput dan
belum teralokasi.
Syarat melakukan Withdraw:
- Window Orders pasar Regular atau Negotiated Deals pasar negosiasi
harus dalam posisi aktif.
110
- Order yang akan di withdraw harus dalam status = ‘O’ (open) atau
‘S’(freeze)
Untuk withdraw order Jual/Beli, atau order jual pada pasar negosiasi, langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tampilkan/aktifkan window orders atau window negotiated deals, arahkan
kursor pada posisi order atau deal yang akan diwithdraw, kemudian:
- Tampilkan form untuk withdraw, dengan salah satu cara dibawah ini:
Menggunakan menubar, pilih Edit kemudian Withdraw dan
Order/Deal Menggunakan Tool Bar Withdraw
- Tekan [OK] untuk melanjutkan withdraw
- Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin
membatalkan withdraw.
- Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika ingin melanjutkan
withdraw
f. Edit Withdraw Today Orders Form ini dipergunakan untuk membatalkan semua order yang dimasukkan dan
belum teralokasi pada hari bursa yang bersangkutan.
Syarat order yang akan diwithdraw:
- window order harus dalam posisi aktif
- order yang dapat dibatalkan (withdraw) hanya order yang berstatus open
(“o”) atau Freeze (“S”).
Untuk withdraw semua order hari bursa yang bersangkutan, langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menggunakan Menubar, pilih Edit kemudian Withdraw dan Today Order - Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin
membatalkan withdraw.
- Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika ingin melanjutkan
withdraw
111
g. Edit Withdraw All Orders Form ini dipergunakan untuk membatalkan semua order yang dimasukkan
dan belum teralokasi.
Syarat order yang akan diwithdraw:
- window order harus dalam posisi aktif
- order yang dapat dibatalkan (withdraw) hanya order yang berstatus open
(“o”) atau Freeze (“S”).
Untuk withdraw semua order, langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Tampilkan/aktifkan Window Orders, kemudian:
Menggunakan Menubar, pilih Edit kemudian Withdraw dan All Order
Tekan button [NO] atau huruf “N, n” pada keyboard, jika ingin
membatalkan withdraw.
Tekan button [Yes] atau huruf “Y, y” pada keyboard, jika ingin
melanjutkan withdraw
3. View a. View Security Tampilan security dipergunakan untuk melihat informasi lengkap suatu
saham pada jenis pasar tertentu yang antara lain menyajikan informasi
sebagai berikut:
- Status saham.
- Harga permintaan/ penawaran beli/jual terbaik
- Tanggal dan harga transaksi terakhir hari ini
- Porsi asing (yang boleh dibeli asing dan yang sudah dibeli asing)
- Jumlah oreder yang masih open/terjadi
- Nilai perubahan harga naik/turun
Untuk melihat informasi diatas, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
- Tampilan form securities dapat dilakukan dengan memilih salah satu
cara dibawah ini:
112
Menggunakan Menubar, pilih View kemudian Securities
Menggunakan Toolbar, tekan tombol Securities
- Pilihlah salah satu pasar (boards) yang dibutuhkan, tekan [OK]
Pada tampilan diatas, kolom sebelah kiri berisi semua security yang
tercatat di bursa, dan kolom sebelah kanan adalah tempat security yang
sudah dipilih untuk dipantau.
Selain kolom diatas, terdapat juga 7 button yang berfungsi sebagai
berikut:
• Add : untuk memindahkan satu atau beberapa security yang dipantau
dari bagian kiri ke bagian kanan dengan cara memilih security pada
bagian kiri, kemudian tekan button ’Add’
• Remove : untuk menghapus security yang sudah dipilih di bagian
kanan dengan cara memilih security yang akan dihapus, kemudian
tekan button ’ Remove’
• Add All : untuk memindahkan semua securities yang ada di bagian kiri
ke bagian kanan, dengan cara tekan button ’Add All’
• Sectors : untuk memilih security berdasarkan jenis sektor usahanya
dengan cara a.d.3
• Remove All : untuk menghapus semua securities yang ada di bagian
kanan, dengan cara tekan button ’ RemoveAll’
• [OK] : untuk melanjutkan kegiatan dan data siap ditampilkan
• [Cancel] : untuk membatalkan kegiatan melihat informasi security di
setiap pasar - Jika user ingin memilih security berdasarkan jenis sektornya, maka klik
button Sectors
- Pilihlah sektor yang diinginkan, tekan [OK], akan ditampilkan form seperti
pada angka 2 diatas.
- Setelah memilih security yang akan dipantau, tekan [OK]
Form securities ini menampilkan data pasar untuk securities yang sudah
dipilih pada tahap pemilihan diatas. Setiap securities ditampilkan dalam satu
baris data dalam kolom-kolom.
113
b. View Summary Tampilan ini dipergunakan untuk melihat ringkasan informasi (rekapitulasi
perdagangan) dari setiap sektor usaha di suatu pasar tertentu. Informasi yang
disajikan adalah informasi terakhir sesuai dengan perubahan data
perdagangan yang terjadi pada hari bursa yang bersangkutan (real time
update).
- Untuk menampilkan form Summary dilakukan dengan memilih salah satu
cara dibawah ini:
Menggunakan Menubar, pilih View kemudian Summary
Menggunakan Toolbar Summary
- Pilihlah salah satu board yang akan dilihat
- Tekan [OK]
c. View Negotiated Deals Tampilan ini dipergunakan untuk melihat informasi dari hasil negosiasi yang
dimiliki oleh user di Pasar negosiasi.
Tampilan Negotiated Deals dapat ditampilkan dengan memilih salah satu cara
dibawah ini:
Menggunakan Menubar, pilih View kemudian Negotiated Deals
Menggunakan Toolbar Negotiated Deals
Data hasil Negotiated Deals yang dimasukkan (input) oleh User Pihak Jual
akan dimunculkan di Form Negotiated Deals di user Pihak Jual dan user
Pihak beli.
Status Negotiated Deals adalah open untuk Negotiated Deals yang belum
dikonfirmasikan (Confirm) oleh User Pihak Beli.
4. Windows a. Window - Cascade Menu ini dipergunakan untuk menyusun posisi seluruh window (lebih dari
satu) yang sudah dibuka secara bertumpuk dengan terurut dan hanya
114
judul window saja yang akan tampak, kecuali untuk window yang aktif
(window yang paling depan).
Untuk menyusun window secara urut bertumpuk, langkah yang perlu
dilakukan adalah:
Pada Menubar pilih menu option kemudian Cascade b. Window - Tile Horizontal Menu ini dipergunakan untuk menyusun posisi seluruh window (lebih dari
satu) yang sudah dibuka secara horizontal dan merata.
Untuk menyusun window secara horizontal, langkah yang perlu dilakukan
adalah:
Pada Menubar pilih menu option kemudian Horizontal c. Window – Tile Vertical Menu ini dipergunakan untuk menyusun posisi seluruh window (lebih dari
satu) yang sudah dibuka secara vertical dan merata.
Untuk menyusun window secara vertical, langkah yang perlu dilakukan
adalah:
Pada Menubar pilih menu option kemudian Vertical d. Window – Arrange Icons Menu ini dipergunakan untuk menyusun semua icon window yang dibuka
dan diminimize (dalam posisi non-aktif dan minimize) yang ada secara
teratur/sejajar.
Untuk menyusun icon secara teratur, langkah yang perlu dilakukan
adalah:
Pada Menubar pilih menu option kemudian Arrange Icons
e. Window – Close Menu ini dipergunakan untuk menutup satu window yang sedang aktif
dengan cara:
Pada Menubar pilih menu option kemudian Close
115
Maka pada layar komputer window yang telah anda tutup tidak akan
tampak lagi.
5. Option a. Option – Password
Menu ini dipergunakan untuk mengubah password pemakai SPO, langkah
yang perlu dilakukan adalah:
- Pada Menubar, pilih Options kemudian Password
Disini user harus memasukkan password lama yang masih berlaku
- Kalau ingin melanjutkan kegiatan mengubah Password ini, setelah
memasukkan password yang lama, tekan [OK]
Disini user harus memasukkan Password baru yang diinginkan.
- Setelah memasukkan password baru, tekan [OK]
Disini user harus memasukkan Password baru seperti diatas sekali lagi.
- Sampai disini user masih diberi kesempatan untuk membatalkan
perubahan password. Kalau ingin melanjutkan kegiatan mengubah
Password ini, maka tekan [OK], jika tidak, tekan [Cancel], kemudian
sistem akan mengkonfirmasikan bahwa password telah berhasil dirubah.
b. Option – Tool Bar, Status Bar Set Tool Bar, Status Bar dilakukan untuk mengaktifkan fungsi-fungsi Tool
Bar dan Status Bar.
Jika tanpa tanda √ pada :
- Tool Bar, maka tool bar pada tampilan SPO tidak akan berfungsi dan
tidak tampak
- Status Bar, maka status bar pada tampilan SPO tidak akan berfungsi
dan tidak tampak
116
6. Help a. Help – View User – ID Tampilan ini dipergunakan untuk melihat identitas user (User – ID SPO)
yang sedang berada di SPO pada setiap workstation yang ada.
Informasi ini dipergunakan karena untuk satu workstation dimungkinkan
untuk dapat dipakai oleh lebih dari satu user dari anggota bursa yang
sama.
Langkah yang dilakukan untuk mendapat identitas user:
- Klik mouse di menu Help kemudian About
I.2 APLIKASI INVEST (FUNDAMENTAL ANALYSIS) A. Panduan Menjalankan Program Invest Program Invest dimulai dengan mengklik shortcut “INVEST” pada Menu utama Windows. Selanjutnya akses perintah yang tersedia pada menu pilihan tertera di layar untuk memilih dan menjalankan suatu fungsi tertentu. B. Menu Utility Setelah masuk ke dalam Menu Investasi, lihat layar di bagian bawah dimana terdapat beberapa perintah. Untuk masuk ke menu Utility tekan tombol F5. Menu Utility terdiri atas pilihan sebagai berikut : 1. Create a file
Membuat data dan menyimpan data dalam suatu file yang digunakan sebagai input untuk program investasi.
2. Up date a file Merubah dan atau menghapus data pada file yang telah dibuat atau disimpan.
3. Merge data Menggabungkan data dari file-file input yang telah dibuat sebelumnya.
4. Print a file Menyusun dan mencetak data dari file-file input ataupun output.
5. Graph Menyusun, menampilkan dan mencetak grafik.
6. Housekeeping Menampilkan, mengkopi, mengganti nama atau menghapus file dan merubah pilihan nama cetak.
117
Sebelum melakukan Analisis Investasi dengan pendekatan Fundamental Analysis, anda harus menginput terlebih dahulu Data Laporan Keuangan perusahaan yang digunakan yaitu : Neraca dan Laporan laba Rugi. Untuk menginput data Laporan Keuangan perusahaan anda pilih No. 1 (Create a file), sedangkan jika anda telah menginput sebelumnya lalu ingin meng-edit atau melihat data (di screen) yang pernah diinput pilih No. 2 (Up Date a file). Setelah selesai pengisian data Laporan Keuangan, jika anda ingin mencetak di kertas, maka pilih No. 4 (print a file).
C. Analisis Financial Dasar
Beberapa alat bantu analisis Financial yang terdapat di Investment Menu meliputi :
Investment Analysis & Portofolio Management
Investment Menu
The following options are available : 1. Time value of money 2. Risk and Return 3. Security Analysis 4. Portfolio Analysis 5. Company Analysis 6. Financial Planning 7. Regression Analysis 8. Time Series Analysis & Forecasting
Select one option F1=Help F2= F3= F4= F5=Utility Menu F6=Exit Prog.
============================================================
1. Analisis Sekuritas
Untuk menghitung Nilai Sekuritas dengan menu Security Analysis, tekan pilihan No. 3, maka layar akan tampak sebagai berikut :
Investment Analysis & Portofolio Management
Investment Menu
The following options are available : 1. Commond Stock 2. Bond
118
3. Prefered Stock 4. Options 5. Future
Select one option F1=Help F2= F3= F4=File Options F5=T/V Menu F6=Inv. Menu
============================================================ Kunci F4 untuk memilih atau merubah file input atau output untuk analisis berbagai risk and return.
Risk and Return Input File : Not Used
Disk Drive - File Name - Output File : Disk Drive - File Name -
F1=Help F2= F3= F4=List File F5=Invest Menu F6=Utility Menu ============================================================ 1. Saham Biasa (Commond Stock)
Kemudian menekan pilihan No. 1 untuk mengakses commond stock. Beberapa metode untuk menghitung nilai Saham Biasa disajikan sbb : • Model Nilai Buku (Book Value Model)
Total Asset – total liability – preffered stock P = ----------------------------------------------------------------------- Number of shares of commond stocks outstanding P : Nilai per lembar Saham Biasa Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya. Contoh : Berapa nilai per lembar saham jika diketahui total asset Rp. 625.000,- total liabilities Rp. 395.000,- dan 2000 lembar saham preferen dengan nilai nominal Rp. 15,- per lembar dan saham biasa beredar sebanyak 17.000 lembar.
Risk and Return Book Value Model Enter the following data : Total Asset – 625000 Total liabilities – 395000 Prefered value stock – 30000 Outstanding shares of common stock – 1700 Commond stock value – 11.76
119
Book value model completed
F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Preview Menu F6=Invest Menu ============================================================
• Model Nilai Likuidasi (Liquidation Value Model). Model ini menyatakan bahwa nilai saham biasa sama dengan nilai asset perusahaan jika dijual pada harga yang berlaku sekarang setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of commond stock yang merupakan hak para pemegang saham, jika perusahaan dilikuidasi. Total liquidated Value of asset – Total liabilities – Prefered stock P = ---------------------------------------------------------------------------------------- Number of commond stock outstanding Contoh :
Berapa nilai per lembar saham jika diketahui nilai likuidasi total asset Rp. 600.000,- total liabilities Rp. 378.000,- dan saham biasa yang beredar 30.000 lembar.
Risk and Return
Liquidation Valuation Model Enter the following data : Total Asset – 600000 Total liabilities – 378000 Prefered value stock – 0 Outstanding shares of common stock – 30000 Commond stock value – 7.40 Liquidation Value Model COmpleted
F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Prev. Menu F6=Invest Menu
• Model Rasio Harga –Laba Bersih (Price/ Earnings Ratio Model)
Model ini menyatakan bahwa laba perusahaan sama dengan laba rata-rata perusahaan dalam industri. Nilai saham perusahaan dihitung dengan mengalikan antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industri / laba. P = [P/E Ratio] * [Laba per lembar saham yang diharapkan (EPS)] EAT – Prefered Dividend P = ---------------------------------------------------------------------- Number of Shares of commond stock outstanding Contoh : Laba per lembar saham yang diharapkan Rp. 3,70. Jika rasio P/E rata-rata industri sama dengan 10, tentukan nilai saham biasanya.
120
Risk and Return
Price / Earning Ratio Model Enter the following data : Price Earning Ratio – 10 Expected Earnings per share – 3.70 Commond stock value – 37.00 Price / Earnings Model completed
F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Prev. Menu F6=Invest. Menu
• Model Pertumbuhan Dividen (Dividend Growth Model). Oleh karena sekuritas memberikan aliran kas selama dalam periode waktu, maka nilainya ditentukan dengan menggunakan teknik nilai waktu dari uang. Nilai suatu sekuritas adalah nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang dihasilkan dari sekuritas tersebut pada masa yang akan datang. C1 C2 C3 Cn P = ------------- + -------------- + ------------- + ……. + ------------- (1 + k )1 ( 1 + k )2 ( 1 + k ) 3 ( 1 + k ) n
Dimana : P = Nilai Sekuritas C = Aliran kas N = Periode K = Tingkat pengembalian Rumus model pertumbuhan ini :
D1 D2 D ~ ~ Dt P = ------------- + -------------- + ……. + ------------- = E ------------- (1 + k )1 ( 1 + k )2 ( 1 + k ) n t = 1 ( k + 1 ) t Dt = Dividen saham biasa yang diharapkan
Ada tiga jenis model pertumbuhan dividen sebagai berikut : 1. Model pertumbuhan dividen nol (zero dividen growt model) 2. Model pertumbuhan dividen konstan (constant dividen growth model) 3. Model pertumbuhan dividen variabel (variabel dividen growth model) Analisis Sensitivitas Analisis ini untuk menghitung nilai saham biasa untuk nilai tingkat pengembalian yang diperlukan yang berbeda. Rumus untuk menghitung perubahan harga saham biasa apabila ada perubahan tingkat pengembalian sebagai berikut : Pj - P Cj = ---------- X 100 P Dimana :
121
Cj = % perubahan harga saham biasa jika ada perubahan dalam tingkat bunga dari k sampai kj
Pj = Harga saham biasa pada tingkat bunga kj P = Harga saham biasa pada tingkat bunga awal (k) a) Model Pertumbuhan Dividen Nol (Zero Dividen Growth Model)
Dividen tidak berubah dan tetap selamanya, maka nilai saham biasa : Do P = ------ k > 0
k Dimana : Do = D1 = D2 = …….. = D` Do = Dividen tahun-tahun terakhir Contoh : Jika diketahui dividen saham biasa Rp. 1,75 dan diharapkan sama selamanya. Tentukan nilai saham jika tingkat pengembalian yang diperlukan 11 % ? Lakukan analisis sensitivitas untuk tingkat pengembalian yang berbeda?
Risk and Return
Zero Dividend Growth Model Enter the following data : Most recent dividend – 1.75 Required rate of return (%) – 11
F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Prev. Menu F6=Invest. Menu
Input file : Risk and Return None Output file : b : commond Zero Dividend Growth Model Most Recent Dividend – 1.75 Sensitivity Analysis Required rate of return (%) - 11 Rate of Return Value % Change Commond Stock Value = 15.91 8.50 20.59 29.41 9.00 19.44 22.22 9.50 18.42 15.79 10.00 17.50 10.00 10.50 16.67 4.76 11.00 15.91 0.00 11.50 15.22 - 4.35
122
12.00 14.58 - 8.33 12.50 14.00 - 12.00 13.00 13.46 - 15.38 13.50 12.96 - 18.52 Zero Dividens Growth Model completed F1=Help F2= F3= F4=Run again F5= Prev. Menu F6=Invest. Menu
b) Model Pertumbuhan Dividen Konstan (Constant Dividend Growth Model) Dalam model ini, dividen tumbuh pada tingkat yang konstan, dan tingkat pertumbuhan kurang dari tingkat pengembalian yang diperlukan. D1 = Do (1+g), D2 = Do (1+g)2,……… Do (1+g)1 Do(1+g)2 D1 P = ----------------- + ---------------- + ………= ------------ g < k
(1+k)1 (1+k)2 k – g Dimana : G = Tingkat pertumbuhan konstan D1 = Dividen pada akhir tahun 1 D1 = Do (1+g) Contoh : Hitung nilai saham biasa, jika perusahaan mengaharapkan untuk meningkatkan dividen saham biasanya Rp. 2,- tahun lalu dengan peningkatan 7 % per tahun dan tingkat pengembalian yang diperlukan 8 %. Lakukan analisis sensitivitas pada perubahan tingkat pengembalian yang diperlukan. Input file : Risk and Return None Output file : b:common Constant Dividen Growth Model Enter the following data : Most Recent Dividend – 2.00
Required rate of return (%) – 8 Constant rate of growth (%) – 7
F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Prev. Menu F6=Invest Menu
Input file : Risk and Return
123
None Output file : b : commond ______________________________________________________________ Constant Dividend Growth Model Most Recent Dividend – 2 Sensitivity Analysis Required rate of return (%) - 8 Rate of Return Value % Change Constant rate of return (%) - 7 Common stock value = 214.00 5.50 00.00 00.00 6.00 00.00 00.00 6.50 00.00 00.00 7.00 00.00 00.00 7.50 428.00 100.00 8.00 214.00 0.00 8.50 142.67 -33.33 9.00 107.00 -50.00 9.50 85.60 -60.00 10.00 71.33 - 66.67 10.50 61.14 - 71.43 Constant Dividens Growth Model Completed F1=Help F2= F3= F4=Run again F5= Prev. Menu F6=Invest. Menu
c) Model Pertumbuhan Dividen Variabel (Variable Dividend Growth Model) Model ini untuk memperbaiki kekurangan model konstan. Ada beberapa kasus model pertumbuhan variabel, tapi dalam pembahasan ini dibatasi sampai dua tingkat model pertumbuhan variabel, dimana tingkat pertumbuhan tetap selama n tahun dan kemudian berubah ke tingkat konstan yang baru. D n+1 = Do (1+g1)n (1+g2) k > g2 n Do (1+g1)t Dn+1 1 P = E ----------------- + ----------- * ------------
t=1 (1+k)t (k-g2) (1+k)n Dimana : Do = Dividen tahun terakhir g1 = Tingkat pertumbuhan periode awal g2 = Tingkat pertumbuhan setelah periode awal Dt = Dividen saham biasa pada tahun t n = Jumlah tahun pada periode awal
124
Contoh : Perusahaan coklat meningkatkan tingkat pertumbuhan dividen dari 4 % setelah lima tahun menjadi 7 %. Tingkat pengembalian yang diperlukan 10 % dan pembayaran dividen terakhir Rp. 4,30. Tentukan nilais aham perusahaan tersebut dan lakukan analisis sensitivitas. Input file : Risk and Return None Output file : b:common Variabel Dividend Growth Model Enter the following data : Most Recent Dividend – 4.30
Required rate of return (%) – 10 Growth rate in initial periode (%) – 4 Growth after initial period – 5
F1=Help F2= F3= F4=Run Again F5=Prev. Menu F6=Invest Menu
Input file : Risk and Return None Output file : b : commond Variable Dividend Growth Model Most Recent Dividend – 4.3 Sensitivity Analysis Required rate of return (%) - 10 Rate of Return Value % Change Growth rate in initial period (%) - 4 Growth after initial period (%) - 7 Year in initial period - 5 Commond stock value = 134.09 7.50 799.33 496.13 8.00 400.20 198.46 8.50 267.16 99.24 9.00 200.63 49.62 9.50 160.70 19.85 10.00 134.09 00.00 10.50 115.07 -14.18 11.00 100.81 -24.80 11.50 89.71 -38.09 12.00 80.84 - 39.71 12.50 73.57 - 45.13 Variable Dividend Growth Model Completed F1=Help F2= F3= F4=Run again F5= Prev. Menu F6=Invest. Menu
125
2. COMPANY ANALYSIS Beberapa alat bantu analisis Financial yang terdapat di Investment Menu meliputi :
Investment Analysis & Portofolio Management
Investment Menu The following options are available :
1. Time value of money 2. Risk and Return 3. Security Analysis 4. Portfolio Analysis 5. Company Analysis 6. Financial Planning 7. Regression Analysis 8. Time Series Analysis & Forecasting
Select one option
F1=Help F2= F3= F4= F5=Utility Menu F6=Exit Prog.
============================================================ Untuk mengetahui hasil perhitungan Rasio Keuangan berdasarkan Data Laporan Keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi, maka tekan pilihan No. 5 (Company Analysis), maka layar akan tampak sebagai berikut :
Investment Analysis & Portofolio Management
Company Analysis
The following options are available :
1. Liquidity Ratio 2. Activity Ratio 3. Debt Ratios 4. Profitability Ratios 5. Commond Stock ratios 6. Altzman Z - Score
Select one option F1=Help F2= F3= F4=File Options F5=Invest. Menu F6=Utility Menu
Selanjutnya anda pilih jenis Rasio Keuangan yang ingin anda ketahui hasil perhitungannya berdasarkan pilihan di atas. Misalnya, anda ingin mengetahui tingkat Likuiditas perusahaan (kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya) seperti : Net Working Capital, Current Ratio, Quick ratio, berdasarkan hasil perhitungan Rasio keuangan secara otomatis oleh
126
Software Invest, maka anda tekan pilihan No. 1 (Liquidity ratio). Kemudian layar akan tampak sebagai berikut : ============================================================
Company Analysis
Input File / Output File Options
Input File : Required Disk Drive - File Name -
Output File :
Disk Drive - File Name -
F1=Help F2= F3= F4=List File F5=Invest Menu F6=Utility Menu ============================================================
Kemudian layar akan tampak sebagai berikut :
============================================================ Input File : Liquidity Ratios
Company
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Net working capital ……….. ………… ……….. Current ratio ……….. ………… ……….. Quick ratio ……….. ………… ………..
Use cursor keys ( ) to view data
F1=Help F2= F3= F4=File Options F5=Invest. Menu F6=Utility Menu
Setelah anda ketahui hasil Rasio Keuangannya, kemudian lakukan analisa kondisi keuangan perusahaan. Berdasarkan analisa / interpretasi terhadap kondisi keuangan perusahaan menentukan keputusan yang diambil oleh para pengguna informasi Laporan Keuangan ini.
127
Ramayana Lestari Sentosa Tbk Laporan Tahunan 2001 - 2003 ( In Million Rupiahs ) 2001 2002 2003 BALANCE SHEET - Cash And Cash Equivalent 797,313.000 395,590.000 - Sort Term Investments 165,056.000 805,398.000 - Account Receivables 11,450.000 6,427.000 2,247.000 - Inventories 261,676.000 227,369.000 242,869.000 - Other Current Assets 97,959.000 99,918.000 - Total Current Assets 1,418,099.000 1,294,124.000 1,546,022.000 - Long Term Investments 18,517.000 0.000 - Gross Fixed Assets 716,495.000 822,426.000 - Accum. Depreciation (239,949.000) (314,415.000) - Net Fixed Assets 374,787.000 476,546.000 508,011.000 - Other Assets 0.000 502,481.000 458,243.000 - Total Assets 2,232,014.000 2,291,668.000 2,512,276.000 - Sort Term Borrowing 0.000 0.000 - Account Payables 591,447.000 626,211.000 - Other Sort Term Liabilities 138,810.000 172,934.000 - Total Current Liabilities 830,734.000 730,257.000 799,145.000 - Long Term Borrowings 225,978.000 168,107.000 115,715.000 - Other Long Term Liabilities 54,442.000 71,546.000 - Total Liabilities 1,056,712.000 952,806.000 986,406.000 - Minority Interest 0.000 0.000 0.000 - Share Capital and APIC 387,870.000 387,870.000 - Retained Earnings 786,441.000 946,121.000 1,108,655.000 - Adjustment 4,871.000 29,345.000 - Total Shareholders' Equity 1,175,302.000 1,338,862.000 1,525,870.000 - Total Liabilities And Equity 2,232,014.000 2,291,668.000 2,512,276.000 - Total Outstanding Share 1,400.000 1,400.000 1,400.000 INCOME STATEMENTS - Net Sales 2,878,059.000 3,262,393.000 3,553,447.000 - Cost Of Goods Sold 2,105,143.000 2,345,230.000 2,569,983.000 - Gross Profit 772,916.000 917,163.000 983,464.000 - Operating Expenses 601,435.000 623,871.000 - Operating Income 303,781.000 315,728.000 359,593.000 - Interest Income 58,261.000 49,258.000
128
- Gain On Foreign Exchange 8,956.000 (9,117.000) - Other Income 112,273.000 4,267.000 2,978.000 - Total Non Operating Income 71,484.000 43,119.000 - Income Before XO Item 387,212.000 402,712.000 - XO Item 0.000 0.000 - Income Before Tax Expense 416,054.000 387,212.000 402,712.000 - Income Before Minority Interest 299,680.000 302,534.000 - Minority Interest Expense 0.000 0.000 - Net Income 320,077.000 299,680.000 302,534.000 - EPS - Operating Income 225.520 256.850 - EPS 228.630 214.060 216.100 Dividen per Share : 100.000 100.000 225.52 256.8521429 214.0571429 216.0957143
129
ALFA Supermarket Tbk Laporan Tahunan 2001 - 2003 ( In Million Rupiahs ) 2001 2002 2003 BALANCE SHEET - Cash And Cash Equivalent 54,672.140 53,774.060 62,206.580 - Sort Term Investments 0.000 0.000 0.000 - Account Receivables 31,750.120 38,130.630 25,761.050 - Inventories 122,818.710 178,248.730 201,086.700 - Other Current Assets 29,744.630 31,980.920 29,279.280 - Total Current Assets 238,985.600 302,134.350 318,333.620 - Long Term Investments 0.000 50.180 0.000 - Gross Fixed Assets 442,084.340 459,490.490 521,564.040 - Accum. Depreciation (110,114.480) (146,736.620) (184,569.910) - Net Fixed Assets 331,969.870 312,753.870 336,994.130 - Other Assets 20,234.180 17,421.640 7,686.820 - Total Assets 591,189.640 632,360.020 663,014.560 - Sort Term Borrowing 44,547.060 50,762.530 497.440 - Account Payables 179,890.170 195,891.820 148,649.670 - Other Sort Term Liabilities 40,971.180 41,992.790 39,021.910 - Total Current Liabilities 265,408.420 288,647.140 188,169.020 - Long Term Borrowings 2,796.750 25,006.180 142,908.190 - Other Long Term Liabilities 31,825.690 1,163.760 12,046.260 - Total Liabilities 300,030.860 314,817.080 343,123.480 - Minority Interest 351,220.000 364.400 373.420 - Share Capital and APIC 236,793.870 236,793.870 236,793.870 - Retained Earnings 53,021.550 79,392.530 80,731.660 - Adjustment 992,140.000 992.140 1,992.140 - Total Shareholders' Equity 290,807.560 317,178.540 319,517.670 - Total Liabilities And Equity 591,189.640 632,360.020 663,014.560 - Total Outstanding Share 468.000 468.000 468.000 INCOME STATEMENTS - Net Sales 2,713,011.510 3,278,010.690 3,614,850.630 - Cost Of Goods Sold 2,545,021.300 3,082,321.710 3,404,601.050 - Gross Profit 167,990.210 195,688.980 210,249.580 - Operating Expenses 163,519.780 184,578.310 209,072.790 - Operating Income 4,470.430 11,110.670 1,176.780 - Interest Income (20,883.790) (21,267.870) 1,927.980
130
- Gain On Foreign Exchange 0.000 0.000 0.000 - Other Income 42,998.000 40,775.250 3,133.270 - Total Non Operating Income 22,114.210 19,507.380 5,061.250 - Income Before XO Item 26,584.640 30,618.050 6,238.030 - XO Item 0.000 0.000 0.000 - Income Before Tax Expense 26,584.640 30,618.050 6,238.030 - Income Before Minority Interest 26,498.400 30,596.170 7,496.140 - Minority Interest Expense 27.340 (13,180.000) (9.020) - Net Income 26,525.740 30,582.980 7,487.130 - EPS - Operating Income 9.550 23.740 2.510 - EPS 56.680 65.350 16.000 Dividen per Share : 9.000 13.137
131
EMITEN: NO. JENIS RASIO RASIO KEUANGAN TREND PILIHAN 2002 2003 LIQUIDITY RATIOS
1 Net Working Capital 2 Current Ratio 3 Quick Ratio
ACTIVITY RATIOS 1 Inventory Turn over 2 Operating Ratio 3 Account Receivable Turn over 4 Average Collection Period 5 Average Payment Period 6 Fixed Asset Turn over 7 Total Asset Turn over
DEBT RATIOS 1 Debt Ratios 2 Debt Equity Ratio 3 Leverage Ratio 4 Time Interest Earning Ratio 5 Fixed Charge Coverage Ratio
PROFITABILITY RATIO 1 Gross Profit Margin 2 Operating Profit Margin 3 Net Profit Margin 4 ROA 5 Earning Power 6 ROE
COMMON STOCK RATIO 1 Earning per share 2 Return on common stock 3 Dividen Yield 4 Payout Ratio 5 Price Earning Ratio 6 Price Sales Ratio 7 Asset Value per share 8 Book Value per share
Market Price Rp Purchase Rp
132
Emiten: NO. JENIS RASIO RASIO KEUANGAN TREND PILIHAN 2002 2003 LIQUIDITY RATIOS
1 Net Working Capital 2 Current Ratio 3 Quick Ratio
ACTIVITY RATIOS 1 Inventory Turn over 2 Operating Ratio 3 Account Receivable Turn over 4 Average Collection Period 5 Average Payment Period 6 Fixed Asset Turn over 7 Total Asset Turn over
DEBT RATIOS 1 Debt Ratios 2 Debt Equity Ratio 3 Leverage Ratio 4 Time Interest Earning Ratio 5 Fixed Charge Coverage Ratio
PROFITABILITY RATIO 1 Gross Profit Margin 2 Operating Profit Margin 3 Net Profit Margin 4 ROA 5 Earning Power 6 ROE
COMMON STOCK RATIO 1 Earning per share 2 Return on common stock 3 Dividen Yield 4 Payout Ratio 5 Price Earning Ratio 6 Price Sales Ratio 7 Asset Value per share 8 Book Value per share
Market Price Rp Purchase Rp
133
134