bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalah 1.pdf · sangat cepat dan dinamis. dalam media masa...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan dunia usaha, masyarakat
semakin banyak yang ingin memulai usaha baik dalam bidang jasa maupun
dagang. Terbukti dari maraknya perusahaan-perusahaan yang berdiri di Indonesia.
Semakin banyak usaha yang berjalan maka semakin banyak pula modal yang
dibutuhkan. Modal yang berupa dana merupakan modal yang pengaruhnya sangat
besar bagi perusahaan baik yang baru berdiri maupun yang sudah berjalan.
Seringkali masyarakat tidak tahu bagaimana cara memperoleh modal usaha yang
cukup besar sedangkan dana yang mereka miliki tidak cukup untuk menjalankan
usaha tersebut. Dengan adanya permasalahan ini, maka solusi yang baik bagi
pengusaha ialah dengan meminjam dana pada lembaga keuangan
Bank sebagai salah satu lembaga keuangan, selain berfungsi sebagai
penampung dana masyarakat, juga berfungsi sebagai penyalur dana dalam bentuk
kredit yang diberikan kepada masyarakat berupa pinjaman dana atau tambahan
modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan
perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk bank saat ini
sangat cepat dan dinamis. Dalam media masa (Koran) akhir – akhir ini diberitakan
dituntutnya sebuah bank oleh para nasabahnya untuk mengembalikan uang
mereka yang disimpan di bank tersebut. Hal ini menguatkan bahwa bank dalam
menjalankan fungsinya harus senantiasa berasaskan prinsip kehati – hatian. Kredit
adalah kegiatan operasional terpenting dalam kegiatan operasi bank, dimana
2
perkreditan memiliki aset terbesar jika dibandingkan dengan kegiatan operasional
bank yang lain. Walaupun usaha perkreditan merupakan sumber utama
penghasilan bank, namun resiko kerugian sebagian besar bersumber pada usaha
tersebut, maka usaha ini membutuhkan cara tersendiri dalam pengelolaannya agar
bank dapat mencapai tujuan pelepasan kredit secara menguntungkan dan aman.
Terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari kredit yang ditulis oleh Veithzal
dan Andria (6; 2006), yaitu: keuntungan (profitability) dan keamanan (safety).
Disatu pihak dari uang yang dipinjamkan diharapkan diperoleh hasil berupa
keuntungan dari pemungutan bunga, di lain pihak kredit yang diberikan harus
terjamin keamanannya. Kondisi aman yang dimaksudkan adalah pengembalian
hutang pokok dan bunga kredit dapat dilakukan sesuai dengan jumlah dan jadwal
waktu yang telah disepakati bersama antara bank dan nasabah.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) mempunyai potensi dan peran yang besar
untuk memberikan kredit khususnya kepada usaha kecil dan menengah. Sesuai
dengan perannya bank ikut serta mempercepat perubahan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Peguyangan mempunyai tiga jenis kredit yaitu: Kredit Usaha Pedesaan
(KUPEDES), Kredit Komersial, dan Kredit Golongan Berpenghasilan Tetap
(GBT). KUPEDES adalah pinjaman yang diberikan kepada debitur dengan plafon
maksimal dua pulih lima juta rupiah. Ditahun sebelumnya Kredit usaha rakyat
(KUR) diprogramkan oleh Pemerintah untuk membantu perekonomian
masyarakat di Indonesia, namun sekarang sudah tidak lagi. KUR yang merupakan
program pemerintah sudah di stop, program yang sama seperti KUR sudah
menjadi KUPEDES yang merupakan program dari BRI Pusat, namun per tahun
3
2015 berganti nama menjadi KUPEDES. Dari ketiga jenis kredit tersebut
KUPEDES merupakan kredit yang paling banyak pengajuan kreditnya, seperti
terlihat pada Tabel 1.1 dibawah ini:
Tabel 1.1
Kegiatan Usaha Kredit Bank Rakyat Indonesia Unit Peguyangan
Periode: 31 Desember 2013 – 31 Desember 2014
Tahun Pengajuan Kredit Realisasi Kredit Jumlah kredit direalisasi
2013 621 Orang 613 Orang Rp. 4.125.000.000
2014 624 Orang 663 Orang Rp. 4.530.000.000
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan
Dilihat dari Tabel 1.1 diatas, pengajuan atau permohonan KUPEDES
semakin meningkat ditahun 2014, maka dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini
mengangkat masalah dan ingin mengetahui bagaimana Prosedur Penyaluran
KUPEDES Pada Bank Rakyat Indonesia Unit Peguyangan melalui suatu
pengamatan dengan judul “Prosedur Penyaluran Kredit Usaha Pedesaan pada
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar”
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.2.1 Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui Prosedur Penyaluran Kredit Usaha Pedesaan pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar.
b) Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dan alternative
pemecahannya dalam Penyaluran Kredit Usaha Pedesaan pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar.
4
1.2.2 Kegunaan Peneliatian
a) Bagi Instansi Terkait
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Bank
Rakyat Indonesia Unit Peguyangan Denpasar dalam meningkatkan
pelayanan bagi nasabah.
b) Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa
agar dapat mengetahui manfaat dari analisis penyaluran kredit serta
sebagai perbandingan antara teori-teori yang dipelajari dibangku kuliah
dengan kenyataan yang ada dilapangan dan juga untuk menambah
wawasan di dunia kerja.
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan Tugas Akhir Studi ini digunakan sistem penulisan
sebagai berikut :
BAB I
BAB II
BAB III
Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Kajian Pustaka
Menguraikan tentang landasan teori, seperti pengertian
prosedur, pengertian bank, pengertian kredit, tujuan dan fungsi
kredit, jenis-jenis kredit, dan prinsip pemberian kredit.
Metode Penulisan
Menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi lokasi
peneliatian, objek penelitian, jenis dan sumber data, metode
penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik
analisis data.
5
BAB IV
BAB V
Pembahasan Hasil Penelitian
Merupakan pembahasan hasil penelitian yang berisikan
beberapa materi seperti gambaran umum lokasi penelitian
dalam hal ini Prosedur Penyaluran Kredit pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar.
Saran dan Simpulan
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai
Prosedur Penyaluran Kredit Usaha Pedesaan pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Bank
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, dalam PSAK No. 31 menyatakan
bahwa bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas pembayarannya.
Sedangkan pengertian bank menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10
november 1998, tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat banyak.
Dalam beberapa buku, tidak ditemukan pengertian bank secara kongkrit,
hanya beberapa istilah-istilah seperti yang diungkapkan menurut Kasmir
(2012:24) menyatakan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah
keuangan.
2.1.2 Jenis Bank Ditinjau dari Segi Fungsi
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 disebutkan, bank menurut jenisnya
dibagi menjadi 2 yaitu:
7
1) Bank Umum (Bank Komersil)
Bank Umum dalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah secara umum, dalam artian dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada serta wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah.
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional tau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Artinya kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan bank
umum.
2.2 Pengertian prosedur
Mulyadi (2001 : 5) Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk
menjamin penangan secara beragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-
ulang.
Baridwan (2002 : 3) Prosedur dapat didefinisikan sebagai suatu urutan
pekerjaan, biasanya melibatkan beberapa orang atau lebih yang disusun untuk
menjamin adanya pelaku yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang sering terjadi.
8
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa pengertian prosedur
adalah suatu urutan tugas dan pekerjaan yang saling berhubungan satu sama lain
untuk mencapai tujuan.
a. Karakteristik Prosedur
Berikut ini beberapa karakteristik prosedur, diantaranya adalah:
1) Prosedur menunjang tercapainya suatu organisasi
2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin
3) Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana
4) Prosedur menunjukan adnya penetapan keputusan dan tanggung jawab
5) Menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan
6) Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti anggota-anggota
organisasi
7) Mencegah terjadinya penyimpangan
8) Membantu efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu unit
organisasi
b. Manfaat Prosedur
Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Lebih mudah dalam menentukan langkah- langkah kegiatan dimasa yang
akan datang
2) Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga
menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang
seperlunya saja
9
3) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi
oleh seluruh pelaksana
4) Membantu dalam usaha meninggkatkan produktivitas kerja yang efektif
dan efisien.
5) Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam
pengawasan, apabila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan
perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsi masing-masing.
2.3 Pengertian Kredit
Kata kredit sesungguhnya berasal dari bahasa latin “credere’ yang berarti
kepercayaan atau “credo” yang berarti saya percaya. Karena itu dasar pemberian
kredit kepada seseoranga atau badan usaha landasannya adalah kepercayaan,
bahwa si penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi
segala sesuatu yang telah dijanjikan, apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa
uang, barang atau jasa dan lain sebagainya.
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetuajuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pengertian kredit menurut Kasmir
(2012:85).
2.3.1 Tujuan dan Unsur-unsur Kredit
Tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
a. Mencari keuntungan
10
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
Hasil yang didapatkan dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank dan
biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah
Adalah bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan
dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
c. Membantu pemerintah
Dalam hal ini, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh bank, maka
akan semakin baik, karena itu berarti adanya peningkatan pembangunan
di berbagai sektor.
Adapun unsur-unsur kredit yaitu sebagai berikut:
a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di
masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank,
dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian tentang nasabah baik
secara intern maupun ekstern. Penelitian ini mencakup kondisi masa lalu
dan masa sekarang nasabah pemohon kredit.
b. Kesepakatan
Setelah memberi rasa percaya pada nasabah, kesepakatan dibuat antara
pemberi dan penerima kredit. Kesepakatan itu dituangkan dalam surat
perjanjian, dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya.
11
c. Jangka waktu
Setiap kredit memiliki jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan
perjanjian yang dibuat dalam hal masa pengembalian kredit.
d. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu
resiko tidak tertagihnya pemberian kredit. Resiko ini ditanggung oleh
bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah lalai maupun resiko yang
tidak disengaja.
e. Balas jasa
Merupakan keuntungan dari suatu pemberian kredit yang biasa disebut
dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ialah keuntungan bank.
2.3.2 Jenis-jenis Kredit
Dari segi kegunaannya kredit dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Kredit Investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contohnya seperti
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin yang pemanfaatannya
relatif lama.
b Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk
12
membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya
yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
Dilihat dari segi tujuan kredit ada 3 jenis, antara lain:
a. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan barang.
b. Kredit Konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini
tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang
untuk digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha. Sebagai
contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan
rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
c. Kredit Perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau
agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.
Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.
Dilihat dari segi jangka waktunya dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Kredit Jangka Pendek
13
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau
jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
b. Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti
jeruk atau peternakan kambing.
c. Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.
Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan
karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti
kredit perumahan.
2.4 Jaminan Kredit
Kredit dapat diberikan dengan jaminan atau tanpa jaminan. Kredit tanpa
jaminan sangat membahayakan posisi bank, karena jika nasabah mengalami suatu
kemacetan, maka akan sulit untuk menutupi kerugian terhadap kredit yang
disalurkan.
Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh debitur adalah
sebagai berikut:
14
1. Dengan Jaminan
a) Jaminan benda berwujud, antara lain : tanah, bangunan, kendaraan bermotor,
mesin-mesin/peralatan, barang dagangan, tanaman/kebun/sawah.
b) Jaminan benda tidak berwujud, diantaranya : sertifikat saham, sertifikat
obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang
dibekukan, rekening giro yang dibekukan, promes, wesel dan surat-surat
tagihan lainnya.
c) Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila
kredit tersebut macet, maka orang yang memberikan jaminan itulah yang
menanggung resikonya.
2. Tanpa Jaminan
Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan
dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan untuk perusahaan yang
memang benar-benar bonafid dan profesional sehingga kemungkinan kredit
tersebut macet sangat kecil. Dapat pula kredit tanpa jaminan hanya dengan
penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk
pengusaha-pengusaha ekonomi lemah.
2.5 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh
dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh
bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang
nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.
15
Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama.
Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar
penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank
untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan
analisis 5 C dan 7 P.
Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan
kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga,
hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan”
membayar.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini.
Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit
yang disalurkan.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
(neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
16
likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus
dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jaminan hendaknya memiliki jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah,
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha
yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai
berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-
hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah
laku dan tingkah nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan
fasilitas yang berbeda dari bank.
17
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi,
konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini
penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai
prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin
banyak sumber penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika
salah satu usahanya merugikan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan
semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
18
2.6 Aspek-aspek dalam Penilaian Kredit
Disamping menggunakan analisis 5 C dan 7 P, maka penilaian suatu kredit
layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek
yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan nama studi
kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-
proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang.
Aspek-aspek yang dinilai antara lain sebagai berikut :
1. Aspek Yuridis/Hukum
Yang kita nilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-
izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai
dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik
dan besarnya modal masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti
keabsahannya adalah seperti :
a) Surat Izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri;
b) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk sektor perdagangan;
c) Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
d) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
e) Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah;
f) Serta hal-hal yang dianggap penting lainnya.
2. Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.
Yang perlu diteliti dalam aspek ini adalah :
19
a) Pemasaran produknya minimal tiga bulan yang lalu atau tiga tahun
yang lalu;
b) Rencana penjualan dan produksi minimal tiga bulan atau tiga tahun
yang akan datang;
c) Peta kekuatan pesaing yang ada;
d) Prospek produk secara keseluruhan.
3. Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai
usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu, hendaknya
dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan.
Penilaian bank dari segi aspek keuangan biasanya dengan suatu kriteria
kelayakan investasi yang mencakup antara lain :
a) Rasio-rasio keuangan
b) Payback period
c) Net Present Value (NPV)
d) Profitability Indek (PI)
e) Internal Rate of Return (IRR)
f) Break Even Point (BEP)
4. Aspek Teknis/Operasi
Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas
mesin yang digunakan, masalah lokasi, lay out ruangan dan mesin-mesin
termasuk jenis mesin yang digunakan
20
5. Aspek Manajemen
Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang
dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya.
Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan
pertimbangan lainnya.
6. Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti :
a) Meningkatkan ekspor barang;
b) Mengurangi pengangguran atau lainnya;
c) Meningkatkan pendapatan masyarakat;
d) Tersedianya sarana dan prasarana;
e) Membuka isolasi daerah tertentu.
7. Aspek Amdal
Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara jika
proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam
apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan
mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang sering
terjadi antara lain terhadap :
a) Air, menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa;
b) Udara, mengakibatkan polusi, berdebu, bising dan panas.
2.7 Prosedur dalam Pemberian Kredit
Prosedur pemberian atau penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang
menjdai perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang
21
ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Prosedur pemberian kredit
secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman
oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah
untuk konsumtif atau produktif.
Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit menurut Dr.
Kasmir (2012:100) sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini pemohon kredit dapat mengajukan permohonan kredit yang
dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas
lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi
antara lain sebagai berikut :
a) Latar belakang perusahaan, seperti riwayat hidup singkat perusahaan,
jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut
pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta
relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.
b) Maksud dan tujuan, apakah untuk memperbesar omset penjualan atau
meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pebrik baru
(perluasan) serta tujuan lainnya.
c) Besarnya kredit dan jangka waktu, dalam hal ini pemohon menentukan
besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu
kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya
dapat kita lihat dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan
laporan rugi laba) tiga tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak
sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman
22
terhadap hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan
jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon.
d) Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rinci cara-cara
nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan
atau cara lainnya.
e) Jaminan kredit, hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala
resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada
unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti
jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya. Biasanya
jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu. Selanjutnya proposal ini
dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti :
1. Akte notaris
2. Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan
Terbatas) atau yayasan
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
4. Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan dan biasanya
berlaku lima tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
a. Nomor pokok wajib pajak, dimana sekarang ini setiap
pemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalah
NPWP-nya.
6. Neraca dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir.
7. Bukti diri dari pimpinan perusahaan.
23
8. Foto kopi sertifikat jaminan.
Penilaian yang dapat kita lakukan untuk sementara adalah dari neraca dan
laporan rugi laba yang ada dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut:
a) Current ratio
b) Acid test ratio
c) Inventory turn over
d) Sales to receivable ratio
e) Profit margin ratio
f) Return on net worth
g) Working capital
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan
belum lengkap atau cukup, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya
dan apabila sampai batas tertemtu nasabah tidak sanggup melengkapi
kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
3. Wawancara I
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan
dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut
sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga
untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan
hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
24
4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek
yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot
dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat hendak melakukan on the spot
hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat di
lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang
ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada saat
on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya,
biasanya keputusan kredit yang akan mencakup jumlah uang yang diterima,
jangka waktu kredit dan biaya-biaya yang harus dibayar.
Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi kredit
yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan
alasannya masing-masing.
7. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum
kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit,
mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang
25
dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur
secara langsung atau dengan melalui notaris.
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
9. Penyaluran/penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari
pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu
sekaligus atau secara bertahap.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Unit Peguyangan Denpasar yang beralamatkan di Jalan Cokroaminoto No.
19 Ubung, Denpasar.
3.2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar. Objek ini dipilih sebagai
penelitian karena pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ada prosedur dalam
pemberian Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES) yang harus dipenuhi oleh nasabah
atau calon debitur.
3.3 Indentifikasi Variabael
Variabel yang diteliti adalah bagian dari langkah penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian ini variabelnya adalah Permohonan kredit, penyidikan dan
analisis kredit, dan keputusan atas permohonan kredit.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Permohonan kredit adalah tahap pertama dalam proses pemberian kredit
dimanacalon debitur harus mengisi formulir yang telah disediakan dan
menyiapkan syarat-syarat yang sudah ditentukan.
b) Penyidikan dan analisis kredit merupakan suatu proses penilaian dan
pengamatan dengan menganalisis, kegiatan ini bukan untuk mencari
27
kelemahan/kesalahan seorang debitur tetapi untuk menjamin kelancaran
dari kredit itu sendiri.
c) Putusan atas premohonan kredit merupakan suatu proses dimana
nantinya hasil dari putusan ini berupa persetujuan atau penolakan oleh
pejabat pemutus kredit.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam pengamatan ini diperoleh dari:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung
dari sumbernya. Dalam hal ini data primer diperolah melalui pengamatan
langsung dilokasi yang berupa keterangan dan data-data dari petugas
kredit usaha pedesaan lakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Unit Peguyangan Denpasar
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk
yang sudah ada dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut yang
berupa publikasi maupun data sendiri antara lain prosedur pemberian
kredit usaha pedesaan dan sejarah serta struktur organisasi PT. Bank
Rakyar Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mendatangi secara
langsung perusahaan yang ingin diteliti. Sedangkan instrumen yang digunakan
untuk memperoleh data antara lain :
28
1. Penelitian Lapangan
Yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey
secara langsung pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Untuk
memperoleh data primer dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan di lapangan
terhadap permasalahan yang akan diteliti, dalam hal ini PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar.
b. Wawancara
Yaitu dengan cara melakukan tanya jawab terhadap pihak-pihak yang ada di
perusahaan yang berwenang untuk memberikan data yang diperlukan, yang
meliputi petugas administrasi kredit atau mantra dan pihak lain yang
berhubungan dengan data yang dibutuhkan.
2. Dokumentasi
Yaitu dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dan mempelajari teori-
teori yang bersumber dari buku-buku pustaka serta pengumpulan berkas-berkas
yang berkaitan dengan pemberian Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES) di BRI
Unit Peguyangan Denpasar
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam Tugas Akhir Studi (TAS) ini
adalah teknik analisis Deskriptif Komparatif, yaitu teknik yang diawali dengan
memaparkan/menjelaskan secara sistematis kemudian dibandingkan dengan teori
yang dipaparkan dalam penelitian ini.
29
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah PT Bank rakyat indonesia (PERSERO) Tbk
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan
di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De
Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga
keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).
Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan
sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah
pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan
kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara
waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949
dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu
melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan
(BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan
Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia
dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.
30
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam
ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks
BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,
sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor
(Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang
Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21
tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7
tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan
Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan
publik dengan nama resmi
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang masih digunakan sampai
dengan saat ini. PT. Bank Rakyat Indonesia memiliki ruang lingkup yang luas
serta memiliki visi dan misi sebagai bank BUMN yang melayani dengan setulus
hati.
31
4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Visi Bank BRI:
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah.
Misi Bank BRI:
a) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada nasabah mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
b) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringankerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen
resiko serta praktek Good Corporate Governance (CGC) yang sangat
baik.
c) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders).
4.1.3. Struktur Organisasi dan Tugas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk. Unit Peguyangan Denpasar
Pada setiap kantor baik itu lembaga maupun organisasi, pasti selalu ada
struktur organisasinya. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan untuk terciptanya
efisien dan efektivitasnya dari setiap pegawai dan unit kerja melalui program kerja
masing-masing, dimana tiap-tiap unit kerja berisi petugas yang melaksanakan
kegiatan operasional yang terperinci dan jelas, agar kegitan tersebut dapat
dioptimalkan untuk meraih sukses dalam mencapai sasaran. PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Unit Peguyangan Denpasar memilik struktur organisasi
sebagai berikut:
32
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit
Peguyangan Denpasar
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan, 2015
33
1) Kepala Unit
Tugas Kepala Unit BRI (Ka. Unit) adalah sebagai berikut :
(1) Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan BRI Unit yang
dipimpinnya.
(2) Bertanggungjawab atas semua opersional di BRI Unit.
(3) Mengkoordinir pelaksanaan kerja para petugas BRI Unit.
(4) Sebagai pengawas penuh terhadap operasional BRI Unit.
(5) Pemegang pasword BRI Unit.
(6) Memegang wewenang putusan pinjaman dan simpanan sesuai dengan SK
ketetapan dari kantor cabang.
(7) Bertanggungjawab atas proses data di BRI Unit.
(8) Bertanggungjawab atas pekerja BRI Unit itu sendiri.
Wewenang Kepala Unit BRI (Ka. Unit) adalah sebagai berikut :
(1) Memutus permintaan pinjaman kupedes sesuai wewenangnya.
(2) Mengusulkan biaya kerugian karena kasus sesuai denganwewenangnya.
(3) Memflat pencairan simpanan sesuai kewenangannya.
(4) Mengusulkan keringanan bunga kupedes sesuai kewenangannya.
(5) Menandatangani bilyet deposito sesuai unit kewenangannya.
(6) Memflat biaya promosi sesuai kewenangannya.
(7) Memflat biaya ekploitasi sesuai kewenangannya.
(8) Memegang kunci brankas.
(9) Menandatangani surat keluar yang terdiri dari surat dan laporan rutin yang
ditunjukan kepada pihak intern maupun ekstern bersama – sama dengan
deskman.
34
(10) Mengusulkan ke kanca hal yang berkaitan dengan :
a) mutasi, promosi, demosi pegawai BRI unit bawahannya.
b) reward dan punishment ( bonus dan hukuman jabatan).
c) pemenuhan kebutuhan SDM diwilayah kerjanya.
(11) Melakukan perbuatan hukum, mengikat pihak ketiga dan menghadap
dimuka pengadilan dalam rangka mewakili BRI, khususnya yang
berkaitan dengan permasalahan BRI unit di wilayahnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku berdasarkan delegasi wewenang yang diberikan.
2) Mantri
Tugas Mantri adalah sebagai berikut :
(1) Menganalisa dan memeriksa permintaan pinjaman dan mengusulkan putusan
pinjaman agar pinjaman yang diberikan layak dan aman bagi bank.
(2) Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman dan simpanan dalam
rangka meningkatkan dan mempertahankan kualitas asset.
(3) Memperkenalkan dan memasarkan produk BRI unit dan BRI untuk mencapai
profit yang maksimal.
(4) Mengadakan kunjungan kepada calon nasabah pinjaman dan simpanan
potensial.
(5) Melaksanakan pengendalian tunggakan dengan cara pemeriksaan setempat,
menagih, serta mengusulkan langkah – langkah penyelesaian atau
pengamanan pinjaman.
(6) Menyampaikan hasil kunjungan pembinaan nasabah atau calon nasabah
kepada kepala unit dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan
(ekspansi)
35
(7) Menatakerjakan rencana kerja, buku tournel dan buku eksploitasi kendaraan
bermotor (dinas) yang digunakannya dalam rangka efesiensi dan efektifitas
kerja.
(8) Menyampaikan data – data tentang potensi dan pengembangan situasi
wilayah kerja.
(9) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
memperlancar tugas marketing.
. Wewenang Mantri adalah sebagai berikut :
(1) Memprakarsai permintaan pinjaman.
(2) Memproses dan mengusulkan permintaan pinjaman.
3) Customer Service
Tugas Customer Service adalah sebagai berikut :
(1) Memberikan informasi kepada nasabah / calon nasabah mengenai produk
BRI guna menunjang pemasaran produk BRI.
(2) Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah atau calon nasabah yang
akan menggunakan jasa perbankan lainnya di BRI unit dengan sebaik –
baiknya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah,
seperti pembukaan rekening tabungan, deposito, pendaftaran permohonan
kredit memeriksa kelengkapan berkas calon debitur
(3) Memelihara citra BRI unit khususnya dan BRI umumnya untuk menjaga
kepentingan bisnis BRI unit.
(4) Menatakerjakan register yang berkaitan dengan proses pelayanan pinjaman
untuk kelancaran pengelolaan pinjaman.
36
(5) Menatakerjakan register simpanan untuk mencegah kerugian bank.
(6) Menatakerjakan register pemberantasan tunggakan untuk mendukung
kelancaran kegiatan pemberantasan yunggakan.
(7) Menyimpan berkas pinjaman dan agunannya dalam rangka pengamanan asset
bank.
(8) Menatakerjakan pengarsipan bukti pembukuan dan mengelola penyimpanan
berkas pinjaman dan simpanan untuk tertib administrasi.
Wewenang Customer Service adalah sebagai berikut :
(1) Memegang kunci kluis atau berkas pinjaman.
Memberikan informasi saldo simpanan maupun pinjaman bagi nasbah yang
memerlukan
4) Teller
Tugas Teller adalah sebagai berikut :
(1) Memberikan pelayanan kepada nasabah untuk kepentingan bisnis BRI.
(2) Memelihara citra BRI unit khususnya dan BRI umumnya untuk menjaga
kepentingan bisnis BRI unit.
(3) Mengurus kas bersama kepala unit untuk mengamankan asset bank.
(4) Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan dengan tanda setoran
guna memastikan kebenaran transaksi dan keaslian uang yang diterima.
(5) Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak untuk menghindari
kesalahan yang merugikan.
37
(6) Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan kebenaran
keamanan transaksi.
(7) Menerima dan meneliti keabsahan tanda setoran penyerahan dari nasabah
guna memstikan kebenaran dan keamanan transaksi.
(8) Membukukan transaksi Open Branch, kliring sesuai dengan ketentuan yang
berlaku guna memastikan kebenaran dan keamanan teransaksi.
Wewenang Teller adalah sebagai berikut :
(1) Melaksanakan fungsi Checker atas transaksi diatas kewenangannya.
(2) Mengesahkan dalam sistem dan menadatangani bukti kas atas transaksi
pembayaran tunai yang ada dalam batas wewenangnya.
(3) Melakukan entry pembukuan Open Branch kedalam sistem.
(4) Memelihara sarana/prasarana yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES)
Kredit Usaha Pedesaan adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada calon
debitur atau debitur yang mempunyai usaha minimal sudah berjalan enam Bulan.
Kredit Usaha Pedesaan dapat digunakan untuk menambah modal usaha,
pembelian peralatan usaha, dan untuk mengembangkan usaha yang dimiliki. Dana
Kredit Usha Pedesaan sepenuhnya dibiayai oleh bank BRI, suku bunga kredit
usaha pedesaan sebesar 1,25%. Fasilitas kredit usaha pedesaan dinilai
memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar bagi BRI Unit Peguyangan,
hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya nasbah atau debitur yang mengajukan
permohonan kredit usaha pedesaan, disamping itu adanya pertumbuhan pasar
38
yang pesat sejalan dengan meningkatnya kesejahtraan masyarakat, telah membuka
potensi yang sangat besar untuk mengembangkan fasilitas kredit usaha pedesaan.
4.2.2 Prosedur Pemberian Kredit Kupedes Pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan
1) Permohonan Kredit Kupedes BRI
Prosedur ini dimulai dari calon debitur yang ingin mengajukan permohonan
kredit kupedes di Bank BRI Unit Peguyangan. Dengan dibantu oleh mantri
atau deskman, calon debitur kemudian mengisi Surat Keterangan Pengajuan
pinjaman (SKPP) pada formulir permohonan kupedes. Calon debitur
mengisi formulir permohonan kredit Kupedes. Kemudian calon debitur
menyerahkan dokumen syarat – syarat permohonan kredit yang telah
ditentukan Bank BRI. Dokumen ini berupa Foto Copy KTP, Foto Copy KK,
Rekening Tabungan BRI, Jaminan BPKB serta Fotocopy STNK, dan Surat
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Kemudian deskman melakukan
pemeriksaan terhadap kelengkapan berkas Surat Keterangan Pengajuan
Pinjaman (SKPP) yang telah diterima dan diproses lebih lanjut deskman
menyerahkan berkas SKPP tersebut kepada mantri kupedes. Selanjutnya
mantri kupedes melakukan pemeriksaan tentang data diri calon debitur di
sistem Brinets apakah calon debitur mempunyai pinjaman di Bank BRI
ataupun di bank lainnya. Apabila calon debitur tidak memiliki pinjaman di
Bank BRI dan bank yang lain, mantri kupedes akan melakukan analisis
jaminan dan survey ke tempat usaha calon debitur.
39
2) Tahap Analisis/Tahap Pemeriksaan Kredit
Setiap pemohon kredit yang telah memenuhi syarat harus dianalisis secara
langsung sesuai dengan peraturan yang ditetapakan pada BRI Unit
Peguyangan sebagai berikut:
a. Bentuk, format dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh bank yang
disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit
b. Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total
permohonan kredit. Ini berarti bahwa persetujuan pemberian kredit tidak
boleh berdasarkan semata-mata atas pertimbangan permohonan untuk
transaksi, namun harus berdasarkan penilaian dari hasil usaha atau laba
rugi usaha yang dijalankan oleh debitur agar dalam pembayaran
angsuran bisa dibayar sesuai dengan angsuran yang ditentukan dan untuk
mengurangi kredit macet
c. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat dan objektif
d. Analisis kredit sekurang-kurangnya harus mencangkup penilaian prinsip
5C dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit yang dititik beratkan
pada hasil usaha atau pendapatan usaha yang dijalankan oleh calon
debitur
3) Persetujuan/Keputusan Kredit
Setelah prosedur permohonan kredit selesai, mantri kupedes membuat
laporan hasil kunjungan yang telah dilakukan. Selanjutnya mantri komersil
menyerahkan berkas SKPP dan laporan hasil kunjungan tersebut kepada
kepala unit untuk diminta otorisasi layak atau tidaknya calon debitur
diberikan pinjaman kredit. Sebelum diotorisasi, kepala unit memeriksa dan
40
memastikan kembali hasil kunjungan yang telah dilakukan oleh mantri
kupedes. Apabila usaha debitur dinilai layak untuk diberikan pinjaman
kredit, kepala unit kemudian mengotorisasi dengan menandatangani laporan
hasil kunjungan.
4) Perjanjian Kredit
Setelah laporan hasil kunjungan diotorisasi, Kepala unit menyerahkan SKPP
dan laporan hasil kunjungan yang telah diotorisasi kepada mantri kupedes.
Mantri kupedes kemudian menyiapkan Formulir Putusan Pencairan Kupedes
Usaha, Surat Pengakuan Hutang (SPH) dan untuk dibaca dan ditandatangani
oleh debitur, kepala unit, dan mantri komersil sebagai bukti persetujuan, dan
berkas tersebut selanjutnya diberikan kepada deskman. Kemudian deskman
membuat kwitansi pencairan pinjaman model UD – 01 A rangkap 3 (tiga)
serta menyerahkan semua berkas perjanjian pinjaman kepada kepala unit
untuk melakukan fiat bayar pinjaman yang telah diputuskan sesuai dengan
kewenangannya.
5) Pencairan Kredit
Setelah menerima kwitansi dan berkas pinjaman dari deksman, kepala unit
memeriksa kelengkapan berkas sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
Apabila telah sesuai, kepala unit menandatangani kwitansi pencairan
pinjaman yang telah diberikan. Kwitansi pencairan pinjaman diberikan
kepada teller, sedangkan berkas debitur dikembalikan kepada deskman.
Pencairan pinjaman debitur dilakukan oleh teller berdasarkan kwitansi yang
diterima dari kepala unit. Teller wajib meneliti keabsahan kwitansi terlebih
dahulu. Besarnya jumlah pinjaman harus sesuai dengan kwitansi pencairan
41
pinjaman yang telah disepakati. Selanjutnya kwitansi pencairan kredit
lembar pertama diberikan kepada deskman, kwitansi pencairan kredit lembar
kedua diarsipkan oleh teller, dan kwitansi pencairan kredit lembar ketiga
diberikan kepada debitur bersamaan dengan penerimaan atau pengiriman
uang ke nomor rekening tabungan debitur.
Keterangan :
SKPP : Surat Keterangan Pengajuan Pinjaman
LHK : Laporan Hasil Kunjungan
FPPKU : Formulir Putusan Pencairan Kupedes Usaha
SKMA : Surat Keterangan Menjual Agunan
SPH : Surat Pengakuan Hutang
KPP : Kwitansi Pencairan Pinjaman
4.2.3 Bagian – bagian yang terlibat
Bagian yang terlibat dalam pemberian kredit Kupedes PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan adalah :
1) Kepala Unit
Kepala unit bertanggung jawab untuk memutuskan layak atau tidaknya
calon nasabah untuk diberikan pinjaman kredit dan melakukan
pemeriksaan terhadap kelengkapan berkas.
2) Mantri Kupedes
Mantri Kupedes bertugas untuk melakukan survey ke tempat usaha
calon debitur, melakukan analisis jaminan, membuat laporan laporan
42
hasil kunjungan, membuat surat pengakuan hutang, dan membuat surat
keterangan menjual agunan.
3) Deskman
Deskman bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan berkas yang telah diterima untuk diproses dan membuat
kwitansi pencairan kredit.
4) Teller
Teller bertugas untuk menerima, mencatat bukti kas keluar dan
mengeluarkan kas atau uang.
4.2.4 Dokumen yang digunakan dalam Pemberian Kredit Komersil
a) Dokumen Syarat
Dokumen syarat merupakan syarat – syarat yang harus dipenuhi calon
debitur yang akan mengajukan permohonan pinjaman. Dokumen ini
berupa Foto Copy KTP Suami Istri, Foto Copy Kartu Keluarga, Surat
Keterangan Usaha, dan BPKB Kendaraan serta Foto Copy STNK.
b) Formulir Permohonan Kupedes atau Surat Keterangan Pengajuan
Pinjaman (SKPP).
Formulir ini diisi oleh calon debitur yang akan mengajukan
permohonan kredit kupedes. Data tersebut berisi nama, nama istri,
pekerjaan, alamat, no telepon peminjam, nama ibu kandung calon
debitur, kerabat yang bisa dihubungi, jumlah pinjaman atau plafon,
jangka waktu pinjaman, jenis usaha dan keperluan pinjaman.
43
c) Laporan Hasil Kunjungan
Laporan ini berisi mengenai identitas debitur, informasi usaha debitur,
laporan laba rugi dan laporan neraca keuangan usaha debitur, serta
informasi tempat usaha debitur.
d) Formulir Putusan dan Pencairan Kupedes
Formulir ini berisi hasil pertimbangan dari permohonan kredit yang
telah disetujui oleh kepala unit dengan keputusan mengenai jumlah
kredit yang disetujui, keperluan pinjaman, sektor usaha, jangka waktu
kredit, cara angsuran, suku bunga kredit, dan besarnya jumlah angsuran.
e) Surat Pengakuan Hutang (SPH)
Surat ini berisi pernyataan debitur mengaku berhutang kepada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan dan telah menerima
pinjaman kupedes. Surat ini digunakan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Unit Peguyangan sebagai bukti bahwa debitur telah
melakukan pinjaman kredit BRI.
f) Kwitansi Pinjaman
Kwitansi pinjaman berisi jumlah uang yang diterima oleh debitur,
jangka waktu, nama debitur, alamat dan jumlah angsuran yang harus
dibayar debitur setiap bulannya.
44
4.2.5 Komparasi Antara Teori dengan Praktek
Berdasarkan uraian sebelumnya diketahui bahwa prosedur pemberian
kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan sudah
mengacu kebijakan yang telah diterapkan perusahaan dan sudah memadai.
Adapun prosedur serta kebijakan yang telah diterapkan oleh PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan meliputi :
1) Tahapan prosedur pemberian kredit
Tahapan prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Unit Peguyangan sudah sesuai dengan teori yang
dinyatakan oleh Kasmir (2012:95) bahwa prosedur pemberian kredit
melalui tahapan - tahapan sebagai berikut :
a) Pengajuan Proposal
Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang
pertama pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara
tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri
dengan dokumen – dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Pada
Bank BRI Unit Peguyangan pengajuan kredit kupedes tidak ditulis
melalui proposal melainkan melalui formulir pengajuan
permohonan kupedes surat keterangan pengajuan pinjaman (SKPP)
dengan melampirkan dokumen syarat berupa Foto Copy KTP
Suami Istri, Foto Copy Kartu Keluarga, Surat Keterangan Usaha,
dan BPKB Kendaraan serta Foto Copy STNK
45
b) Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen – dokumen yang
diajukan pemohon kredit. Pada Bank BRI Unit Kuta penyelidikan
berkas dokumen dilakukan oleh deskman, tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak Bank BRI.
c) Penilaian Kelayakan Kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan, maka
perlu dilakukan suatu penilaian kredit. Pada Bank BRI Unit
Peguyangan penilaian kelayakan kredit dilakukan oleh mantri
kupedes dengan menggunakan analisis asas 5C. Mantri kupedes
melakukan analisis mengenai usaha calon debitur dan analisis
jaminan yang digunakan calon debitur dalam pengajuan kredit.
Analisis ini dicatat pada laporan hasil kunjungan nasabah yang
akan digunakan dalam mengambil keputusan kredit kupedes
d) Wawancara Pertama
Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan
cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Pada Bank BRI
Unit Peguyangan wawancara pertama dilakukan oleh mantri
Kupedes setelah selesai melakukan penilaian kelayakan kredit.
Wawancara ini berupa pertanyaan mengenai identitas diri calon
debitur dan kerabat terdekat debitur dengan mencocokkan berkas
yang sebelumnya diterima dari calon debitur. Tujuan dari
wawancara pertama ini adalah untuk mendapatkan keyakinan
46
apakah berkas – berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang
bank inginkan.
e) Peninjauan Ke Lokasi
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil
penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah
melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. Pada
Bank BRI Unit Peguyangan, setelah mantri Kupedes melakukan
wawancara pertama dengan calon debitur, mantri Kupedes
melakukan peninjauan ke rumah calon debitur dan bertemu dengan
kerabat terdekat calon debitur. Peninjauan ke lokasi ini bertujuan
untuk memastikan informasi tempat calon debitur apabila suatu
saat debitur menunggak dalam membayar angsuran kredit.
f) Wawancara Kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang
ada serta hasil wawancara satu dalam wawancara ke dua. Pada
Bank BRI Unit Peguyangan, wawancara kedua dilakukan oleh
Kepala Unit dengan melakukan kunjungan langsung ketempat
usaha nasabah. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kembali
kelayakan usaha dan jaminan yang sebelumnya dilakukan
pemeriksaan oleh mantri kupedes.
g) Keputusan Kredit
Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan
dokumen keabsahan dan keaslian dokumen serta penilaian yang
meliputi seluruh aspek studi kelayakan kredit, maka langkah
47
selanjutnya adalah keputusan kredit. Pada Bank BRI Unit
Peguyangan, setelah usaha calon debitur dinilai layak diberikan
kredit, kepala unit kemudian menandatangani laporan hasil
kunjungan dan formulir putusan pencairan kupedes yang telah
disiapkan oleh mantri Kupedes.
h) Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit.
Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dulu calon nasabah
menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit
dengan surat perjanjian yang dianggap perlu. Pada Bank BRI Unit
Peguyangan, setelah laporan hasil kunjungan dan formulir
pencairan kupedes di otorisasi oleh kepala unit, mantri Kupedes
kemudian menyiapkan surat pengakuan hutang yang akan
ditandatangani oleh debitur, kepala unit, dan mantri kupedes. Surat
tersebut digunakan sebagai bukti telah terjadi perjanjian antara
kedua belah pihak.
i) Realisasi Kredit
Setelah akad kredit ditandatangani, maka langkah selanjutnya
adalah merealisasikan kredit. Pada Bank BRI Unit Peguyangan,
setelah kedua belah pihak menandatangani surat pengakuan hutang,
kemudian deskman menyiapkan kwitansi pencairan pinjaman
model UD – 01 rangkap 3 (tiga). Kwitansi tersebut kemudian
diberikan kepada teller untuk melakukan pencairan kredit ke
rekening tabungan debitur.
48
2) Dokumen yang digunakan
Dokumen – dokumen yang digunakan dalam pengajuan kredit
komersil pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Unit
Peguyangan sudah cukup sesuai dengan teori yang ada. Menurut
Kasmir (2012:96), dokumen syarat yang digunakan dalam prosedur
pemberian kredit adalah sebagai berikut :
a) Akta Pendirian Perusahaan dipergunakan untuk perusahaan
yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas).
Pada Bank BRI Peguyangan, tidak menggunakan akta pendirian
perusahaan dalam melakukan pengajuan permohonan kredit
komersil, melainkan menggunakan Surat Keterangan Usaha.
b) Bukti diri (KTP) pemohon kredit.
Pada Bank BRI Unit Peguyangan, calon debitur wajib
menyerahkan foto copy KTP sebagai identitas diri calon debitur.
c) Laporan Neraca dan laporan laba rugi
Pada Bank BRI Unit Kuta, calon debitur wajib menyerahkan
laporan keuangan laba rugi dan laporan neraca. Laporan ini
digunakan oleh mantri kupedes dan kepala unit dalam
mengambil keputusan kredit Kupedes
d) Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan.
Pada Bank BRI Unit Peguyangan, debitur wajib menyerahkan
BPKB Kendaraan sebagai jaminan apabila debitur melakukan
pinjaman kredit Kupedes. Jaminan ini selanjutnya bisa dilelang
atau dijual oleh pihak Bank apabila suatu saat debitur tidak
49
mampu untuk membayar angsuran selama 5 kali angsuran kredit
kupedes di Bank BRI Unit Peguyangan
e) Daftar penghasilan bagi perseorangan.
Pada Bank BRI Unit Peguyangan, tidak menggunakan dokumen
syarat daftar penghasilan perseorangan karena sudah
menggunakan laporan keuangan laba rugi dan laporan neraca
usaha debitur. Daftar penghasilan digunakan apabila calon
debitur ingin mengajukan kredit golongan berpenghasilan tetap
di BRI Unit Peguyangan.
f) Fotocopy Kartu Keluarga
Pada Bank BRI Unit Peguyangan, debitur wajib menyerahkan
fotocopy kartu keluarga sebagai identitas debitur dan keluarga
debitur.
Dengan demikian prosedur pemberian kredit Kupedes pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan sudah sesuai dengan teori yang
ada. Namun sesuai dengan fakta di lapangan kredit Kupedes bermasalah pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan tetap saja terjadi.
Berdasarkan informasi yang penulis terima dari mantri kupedes, mantri kupedes
sudah menerapkan analisis asas 5C dan menjalankan prosedur pemberian kredit
kupedes sesuai dengan prosedur yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia.
Non Performing Loan Bank BRI Unit Peguyangan terjadi karena disebabkan
menurunnya prospek usaha nasabah yang menyebabkan usaha nasabah
mengalami gulung tikar, sehingga nasabah tidak mampu untuk membayar
angsuran kredit. Sedangkan dokumen yang digunakan hanyalah beberapa
50
memiliki persamaan dengan teori yang ada namun memiliki maksud dan tujuan
yang sama seperti yang diterapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Unit Peguyangan.
51
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan dan hasil pembahasan yang
dilakukan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Proses pemberian kredit usaha pedesaan(KUPEDES) dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu: tahapan permohonan kredit, tahapan peninjauan
dan analisis kredit (tahap pemeriksaan), tahap pemberian putusan, serta
tahap pencairan atau akad kredit. Calon debitur mengajukan permohonan
kredit usaha pedesaan secara tertulis berserta syarat-syarat lain yaitu
fotocopy KTP dan KK serta surat keterangan usaha dari Kepala Desa
setempat. Setelah syarat-syarat dilengkapi, Mantri BRI Unit Peguyangan
akan melalukan penelitian dan peninjauan langsung kepada calon debitur
termasuk usaha calon debitur. Setelah melakukan peninjauan dan dokumen
sudah disiapkan, Kepala Unit BRI Unit Peguyangan akan memberikan
keputusan terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur.
Setelah kredit diputuskan oleh Kepala Unit BRI Peguyangan, apabila
permohonan kredit disetujui maka akan dilanjutkan dengan tahapan
pencairan kredit, dalam tahapan ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu
tahap persiapan pencairan, tahapan penandatangan perjanjian surat
pengakuan hutang dan yang terakhir pemberian atau pengiriman uang
kepada debitur bisa dilakukan dengan menstransfer ke rekening tabungan
atau dengan mengambil langsung uang yang dipinjam. Berkas atau
kelengkapan pencairan yang digunakan adalah surat pengakuan hutang,
52
dengan ditandatanganinya surat pengakuana hutang oleh kedua belah
pihak maka tahap-tahap dalam proses pelaksanaan pemebrian kredit usaha
pedesaan telah selesai sehingga timbullah hak dan kewajiban bagi masing-
masing pihak.
2. KUPEDES merupakan program pemerintah yang dikeluarkan oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Demi memenuhi kebutuhan dana
pengusaha-pengusaha kecil yang memerlukan modal untuk
mengembangkan usahanya, dimana suku bunga KUPEDE sebesar 1,25%
perbulan atau 15% pertahun
5.2 Saran
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan sebaiknya
memberikan penjelasan dan sosialisasi lebih spesifik mengenai prosedur
pemberian kredit dan perubahan nama produk kredit yang dimiliki oleh PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Unit Peguyangan Denpasar kepada nasabah atau
calon debitur. Hal tersebut bertujuan agar calon debitur lebih paham mengenai
prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Unit Peguyangan dan untuk memperlancar pembayaran angsuran
kredit sehingga mengurangi terjadinya kredit macet.