bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
AS setelah peristiwa 9/11 menata ulang kebijakan luar negeri dan dunia
internasional dihadapkan pada masalah baru yakni jaringan organisasi yang tidak
sejalan dengan pemerintah. Serangan langsung teroris terhadap World Trade
Center dan merusakan pentagon memicu perubahan paling cepat dan dramatis
kebijakan luar negeri AS.1
Perang melawan terorisme menjadi perhatian utama para pengambil
kebijakan luar negeri, kongres, senat dan rakyat AS. AS mengubah 180 derajat
kebijakan luar negerinya dengan menuduh ekstremis al-Qaeda sebagai pihak
bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan sekitar 3000 rakyat sipil dan
anak-anak. Peristiwa 9/11 menandakan keamanan nasional AS terlihat lemah dari
sebelumnya yang tidak pernah ditembus oleh pihak manapun.
Peristiwa 9/11 menciptakan nasionalisme tinggi di AS, ikatan rakyat AS
dari semua latar belakang politik, sosial, rasial dan agama. Rakyat AS dalam
kehidupan sehari-hari jauh dari sikap gotong royong dan sangat individualis.
Perang melawan terorisme kepada dunia bukanlah tujuan yang sepenuhnya baru,
AS dan al-Qaeda telah saling serang di masa silam.2 Perang melawan terorisme
1 Stephen M. Walt. Setelah bin laden: Menata ulang kebijakan luar negeri AS. 2005. Amerika dan
Dunia: Memperdebatkan bentuk baru politik internasional. Freedom Institute dan YOI. Jakarta.
Hal 365 2 Ibid. Hal 378
2
diserukan AS ke seluruh dunia merupakan tujuan utama kebijakan luar negeri AS
setelah 9/11 dan masalah-masalah lain berada dibawah agenda ini.
Terorisme merupakan fenomena kompleks, menurut Hoffman “the
decision to call somebody or label some organization “terrorist” becomes almost
unavoidably subjective, depending largely on one sympathizes with or opposes the
person/group/cause concered. 3 Vioti dan Kauppi, “Terorism, as politically
motivated violence, aims at achieving a demoralizing effect on publiks and
goverments”.4 Tindakan teroris dirancang untuk mengirim pesan kepada pihak
yang dianggap tidak sejalan dengan mereka seperti kebijakan pemerintah maupun
non pemerintah.
Serangan melenyapkan al-Qaeda membutuhkan kerjasama negara-negara
lain karena keberadaannya menjadi ancaman global. AS mengajak negara-negara
lain untuk bergabung dalam War on Terror. Dukungan internasional yang
didapatkan AS bukan karena mereka setuju terorisme adalah ancaman global
tetapi AS mengatakan bahwa netralitas bukanlah pilihan. Krisis ini sebagai
kesempatan untuk memajukan kepentingan mereka sendiri.5
AS dengan kemampuan perang dan dukungan internasional tanpa henti
melakukan invasi ke negara-negera yang di yakini markas terorisme, Irak pada
saat di pimpin Saddam menjadi korban selanjutnya dari agresi militer AS. Irak di
tuduh menyembunyikan Osama meskipun invasi AS dilatar belakangi dugaan
pengembangan senjata pemusnah massal, dan Irak tidak demokratis.
3 Ann E. Robertson, 2007.Terrorism and Global Security. Hal 6.New York: Fact on File, INC 4 Prof. Drs. Budi Winarno, MA, Phd. 2011. Isu-Isu Global Kontemporer. CAPS. Yogyakarta. Hal
171. 5 Stephen M. Walt, Op.cit. Hal 373.
3
Pendudukan AS di Irak dimulai sejak di ambil alihnya Baghdad oleh AS
dan koalisi, invasi ke Irak tidak berhasil menemukan Saddam. Pencarian Saddam
beserta pengikut setia menjadi prioritas pendudukan AS di Irak. Mantan
pemimpin Irak di masa Saddam banyak yang tertangkap, menyerahkan diri dan
meninggal tertembak tetapi semua tidak menghentikan perlawanan terhadap
pendudukan AS di Irak. Di Irak banyak muncul kelompok bersenjata yang
memberikan perlawanan termasuk melakukan bom bunuh diri.
Pada beberapa survei menunjukkan bahwa dukungan rakyat AS terhadap
perang di Irak menurun drastis, pada 2008 AS mengalami krisis ekonomi yang
mengakibatkan pengangguran, disabilitas ekonomi, dan politik luar negeri AS
berubah menyesuaikan keadaan internal. Meningkatnya biaya militer AS selama
pendudukan militer di Irak, tanggung jawab AS untuk membiayai rekonstruksi
Irak pasca perang, biaya rehabilitasi dan disabilitas tentara yang harus ditanggung
pemerintahan AS. Selama pendudukan AS di Irak warga dunia mengecam bahwa
pendudukan AS di Irak adalah sikap salah menangani perang dan tidak
menghargai demokrasi.
Obama yang berasal dari Partai Demokrat lebih bersikap moderat, Partai
Demokrat mengedepankan humanisme dalam politik luar negeri AS. Pada jumat
21 Oktober 2011 Obama mengatakan sisa militer di Irak pulang akhir tahun ini.6
Obama mendapat dukungan kongres dan rakyat AS untuk melakukan penarikan
militer dari Irak. Dua bulan kemudian warga Fallujah dan kota lainnya merayakan
6 Obama: all US troops out of Iraq by the end of years dalam
http://www.nbcnews.com/id/44990594/ns/world_news-mideast_n_africa/t/obama-all-us-troops-
out-iraq-end-year/#.Usa-HNIW00k diakses 22 Maret 2012.
4
penarikan militer AS dari Irak dengan meneriakan slogan-slogan anti AS,7 karena
kekecewaan warga Irak terhadap invasi yang hampir satu dekade menewaskan
sanak saudara mereka. AS menyayangkan jika melakukan penarikan militer
sekaligus, ditakutkan adanya krisis keamanan.
AS percaya bahwa permasalahan di Irak dapat diselesaikan sendiri dan
keberadaan militer AS memperparah konflik di Irak, Obama menganggap perang
Irak membawa citra negativ. Obama ingin merubah paradigma bahwa AS adalah
musuh Islam dan menghilangkan kebencian Islam terhadap AS akibat tindakan-
tindakan yang dilakukan terhadap negara Islam, seperti menginvasi Irak pasca
peristiwa 11 September 2001.
Ketidaksiapan AS menghadapi tekanan internal dan eksternal membuat
Obama dan para pengambil kebijakan luar negeri menyesuaikan dengan keadaan
internal dan eksternal untuk mendapatkan hasil maksimal. Maka dari latar
belakang ini, peneliti mengangkat judul “Proses Kebijakan Penarikan Militer
AS dari Irak”.
1.2 Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang dipaparkan diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah “Bagaimana proses kebijakan penarikan militer AS dari
Irak?”
7 Hundreds in Fallujah burn U.S. flag to celebrate troops pulling out of Iraq dalam
http://news.nationalpost.com/2011/12/14/hundreds-in-fallujah-burn-u-s-flag-to-celebrate-troops-
pulling-out-of-iraq/ diakses 22 Maret 2012.
5
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memperluas, memperdalam, menggambarkan dan
menjelaskan proses pengambilan kebijakan penarikan militer AS dari Irak.
Menganalisa dan mengetahui proses pengambilan kebijakan penarikan militer AS
dari Irak.
Menerapkan teori-teori Ilmu Hubungan Internasional pada kasus-kasus aktual
sehingga memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan Ilmu Hubungan
Internasional, dan memenuhi tugas akhir penulis sebagai mahasiswa Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadyah
Malang.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
Menghasilkan analisa tantangan, sebab akibat, peluang tentang proses
kebijakan penarikan militer AS dari Irak.
1.4.2 Manfaat Akademis
Penelitian ini bisa menjadi tambahan referensi, wawasan, rujukan bagi
mahasiswa, mahasiswi dan semua kalangan dalam meneliti kasus yang sama.
Membuat kalangan pemerintah dan akademisi lebih objektif memandang proses
kebijakan penarikan militer AS dari Irak.
6
1.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan penulisan ini, penelitian
yang dilakukan oleh Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi tentang
pembahasan Defense Cooperation Agreement Indonesia – Singapura oleh DPR
dan Pemerintah Indonesia dan Implikasinya bagi teori birokratik politik. 8
Membahas sejauh mana internal pertahanan dan perjanjian kerjasama antara
Indonesia dan Singapura konsisten dengan teori birokrasi politik Allison.
Makalah ini menguji teori politik birokrasi yang pertama kali
diperkenalkan dalam studi kebijakan luar negeri oleh Graham T. Allison dan
Philip Zelikiow. Secara khusus tulisan ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan
seperti siapa pembuat kebijakan luar negeri Indonesia berkaitan dengan Iman
DCA? Apa sikap mereka terhadap masa depan DCA? Bagaimana masing-masing
mengambil keputusan memajukan pendapat mereka sendiri tentang hal ini? Apa
yang mempengaruhi sikap mereka? Apakah hasil akhir menghasilkan preferensi
awal masing-masing aktor atas hasilnya. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa
pembahasan internal tentang masa depan DCA tidak sepenuhnya konsisten dengan
argumen yang dibuat oleh Graham T. Allison dan Philip Zelikiow di teori
birokratik model.
Keinginan awal pihak Eksekutif dan Legislatif sebenarnya ada kelanjutan
dari DCA, namun hal itu tidak bisa terwujud. Penelitian ini awal pembuktian
validitas teori birokratik politik. Kedepannya, perlu dilakukan tes dengan
menggunakan kasus – kasus politik luar negeri Indonesia dalam rentang waktu
8 Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi, Defense Cooperation Agreement Indonesia
– Singapura oleh DPR dan Pemerintah Indonesia dan Implikasinya bagi Teori Birokratik Politik,
Jurnal ilmiah hubungan internasional, volume 9 nomor 2, September 2013. Hal 63
7
atau cakupan yang lebih luas. Misalnya, pengetesan dilakukan dengan
membandingkan pembahasan atau ratifikasi perjanjian internasional di Indonesia
dari masa Soekarno hingga SBY, atau ratifikasi perjanjian-perjanjian internasional
di bidang ekonomi, atau politik, atau sosial, atau kemanan, dan lain-lain.
Penelitian kedua dari Sugeng Riyanto, S.IP, M.Si berjudul Desakan
Internal AS sebabkan Militer Ditarik dari Afghanistan. 9 Menjelaskan bahwa
Obama, pada awal bulan Februari 2013 mengumumkan mundurnya militer AS
dari Afghanistan. Obama yang menjanjikan militer AS yang berjumlah 64.000
lebih itu akan ditarik dulu sebanyak 34.000, sehingga pada tahun 2014
Afghanistan akan kosong dari militer AS. Alasan AS mengeluarkan pernyataan
untuk menarik militer dari Afghanistan, meliputi dua faktor penting yaitu internal
dan eksternal. Sugeng Riyanto menyatakan bahwa faktor internal adalah faktor
utama bagi AS untuk menarik militernya dari Afghanistan.
Faktor internal adalah desakan publik masyarakat AS sudah jenuh dengan
kebijakan politik luar negeri AS tentang militer. Aksi militer AS di berbagai
negara di Asia, Selain itu banyaknya tentara AS yang mati di pertempuran.
Pemborosan biaya yang tinggi dalam membiayai militer. Selama AS melakukan
intervensi militer ke negara lain, seperti Afghanistan, Irak atau negara di Timur
Tengah lainnya, biaya militer AS sebesar US$ 711 miliar. Pemenuhan Janji
kampanye dari Obama. Jika dia terpilih menjadi presiden AS, maka arah politik
luar negeri akan lebih baik dan mengarah pada perdamian dunia. Dan memberikan
kesan baik didunia internasional. Faktor eksternal adalah ditangkapnya Osama
9 Desakan Internal AS Sebabkan Militer Ditarik dari Afghanistan dalam
http://hi.umy.ac.id/desakan-internal-amerika-serikat-sebabkan-militer-ditarik-dari-afghanistan/
diakses 20 September 2013.
8
yang diduga teroris kelas kakap oleh AS, Protes Hamid Karzai disebabkan oleh
selesainya penumpasan teroris yang digemborkan AS.
Penelitian ketiga berasal dari skripsi berjudul Motivasi Barack Obama
dalam upaya percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak.10 Menjelaskan
Kawasan Timur Tengah tidak pernah surut dengan berbagai gejolak politik
negara-negara yang berada di kawasan tersebut. Sudah sejak lama AS sering
terlibat masalah-masalah yang terjadi di kawasan Timur Tengah seperti peranan
mereka dalam perang Irak ataupun posisi mereka dalam konflik Israel-Palestina.
Saat Obama terpilih menggantikan Bush, Obama berbeda dengan Bush
begitu pula dengan kebijakan Obama di Timur Tengah termasuk Irak. Obama
membuat kebijakan yaitu akan melakukan percepatan penarikan pasukan militer
AS dari Irak paling lambat pada Agustus 2010. Obama menawarkan gagasan-
gagasan baru di berbagai bidang kehidupan bagi rakyat AS dan komunitas
internasional untuk mengembalikan kamakmuran, kejayaan, dan otoritas moral
AS yang telah dirusak oleh pemerintihan Bush.
Skripsi tersebut juga menjelaskan alasan-alasan AS meyerang Irak di masa
pemerintahan Bush seperti Demokrasi, sebab Bush menganggap Irak adalah
negara yang tidak Demokratis, terutama dengan kepemimpinan Saddam yang
dinilai sebagai pemimpin yang otoriter. Saddam adalah penguasa yang tidak
memberi peluang pada oposisi atau lawan politiknya, bahkan sering menggunakan
kekuasaan atau teror dalam mempertahankan kekuasaannya. Pemerintahan yang
diktator dan banyak melakukan pelanggaran HAM, menjadi salah satu alasan bagi
10 Motivasi Barack Obama dalam upaya percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak dalam
http://publikasi.umy.ac.idfilesjournals8articles3736publik3736-5455-1-PB.pdf diakses 13
September 2013.
9
AS bahwa Irak harus dia beri pelajaran dengan dalih membebaskan dan
menegakan demokrasi bagi Irak, dan tentunya minyak.
Selain itu, dipertimbangkan pula berapa tahun perang dan pendudukan
Irak akan berlangsung, Biaya perang di luar kapasitas anggaran negara itu
berdampak pada penurunan dan pelemahan perekonomian AS yang memasuki
krisis menjelang berakhirnya masa Bush. Obama menganggap bahwa musuh
sebenarnya adalah al-Qaeda yang berada di Afghanistan ataupun Pakistan. Obama
akan menarik pasukan AS dari Irak dan memfokuskan kekuatan militernya ke
Afghanistan ataupun Pakistan untuk memburu dan memerangi Osama dan Al-
Qaeda. Batasan waktu penelitian ini adalah di mulai sejak 2001 dan berakhir
2010.
Penelitian ini berjudul “proses kebijakan penarikan militer AS dari Irak”
berbeda dengan penelitian sebelumnya yang peneliti membahas tentang teori
pengambilan keputusan dan mengaplikasikannya terhadap permasalahan dan
pengambilan keputusan di Indonesia.
Penelitian kedua yang menjelaskan tentang desakan penarikan militer dari
Afghanistan yang disebabkan oleh faktor internal dan ekternal. Desakan publik
masyarakat AS. Pemborosan biaya yang tinggi dalam membiayai militer.
Pemenuhan janji kampanye Obama. Dan memberikan kesan baik didunia
internasional. Faktor eksternal adalah ditangkapnya Osama dan protes Hamid
Karzai presiden Afghanistan.
Penelitian terakhir membahas Motivasi Barack Obama dalam upaya
percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak. Obama membuat kebijakan
10
yaitu akan melakukan percepatan penarikan pasukan militer AS dari Irak paling
lambat pada Agustus 2010, dan rencana itu gagal karena terdapat kendala teknis
dan pertimbangan biaya. Perbedaan penggunaan teori dan konsep. Menggunakan
teori decision making process James E Dougherty and Robert L. Pfaltzgraff, Jr.
Skripsi ini hanya menjelaskan alasan percepatan penarikan militer dari Irak
namun penarikan percepatan militer tersebut tidak terealisasi karena AS masih
memburu Osama dan mengawasi pemilu Irak.
Penelitian ini membahas Proses Kebijakan Penarikan Militer AS dari Irak.
Proses pengambilan kebijakan di AS. Memahami Proses pengambilan kebijakan
penarikan militer AS dari Irak terjadi tarik menarik kepentingan, perdebatan,
tawar menawar, informasi yang didapat oleh politisi di kongres. Masyarakat yang
mempengaruhi kongres dan kuatnya pengaruh Obama dalam pengambilan
keputusan luar negeri.
Alasan penarikan militer AS dari Irak di sebabkan oleh tekanan - tekanan
internal seperti krisis ekonomi AS 2008, tekanan publik yang sudah tidak percaya
dengan pendudukan AS di Irak. Meningkatkanya biaya militer akibat perang Irak,
rekonstruksi, rehabilitasi dan disabilitas veteran. Tekanan dari negara lain dan
dunia internasional, suksesi politik dari Bush sampai Obama mempengaruhi
perpolitikan AS di timur tengah membuat dan kebijakan luar negeri AS
mengalami perubahan dengan terjadinya penarikan militer AS dari Irak.
11
1.1 Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama/Judul Penelitian Metodologi Hasil
1
2
3
Angguntari C. Sari,
Mira Permatasari dan
Idil syawfi. Pembahasan
Defense Cooperation
Agreement Indonesia –
Singapura oleh DPR dan
Pemerintah Indonesia
dan Implikasinya bagi
teori birokratik politik.
Desakan Internal AS
Sebabkan Militer
Ditarik dari
Afghanistan/ surat
kabar.
Motivasi Barack Obama
dalam upaya percepatan
penarikan pasukan
militer AS dari Irak.
/skripsi.
Menggunakan
hipotesis null
dan proses
pelacakan
metode. Dan
birokratik
model oleh
Graham T.
Allison dan
Philip
Zelikow.
Decision
Making
Theory. James
E Dougherty
and Robert L.
Keinginan awal pihak ekskutif dan
legislative sebenarnya ada
kelanjutan dari DCA. Namun, hal
itu tak dapat terwujud. Penelitian
ini hanyalan awal pembuktian
validitas dari teori birokratik
politik dan kedepannya diharapkan
ada penelitian dengan kasus-kasus
politik luar negeri Indonesia dalam
rentan waktu dan cakupan yang
lebih luas.
AS menarik militer dari
Afghanistan disebabkan oleh
Faktor internal seperti desakan
publik AS. Pemborosan dalam
membiayai militer. Pemenuhan
Janji kampanye dari Obama. Dan
memberikan kesan baik didunia
internasional. Faktor eksternal
adalah ditangkapnya Osama dan
protes Hamid Karzai.
Kondisi Politik Dalam Negeri,
untuk memperoleh popularitas dan
legitimasi dari publik AS sebagai
modal mengambil kebijakan-
kebijakan berikutnya mengingat
12
4
Moh. Talabul Amal
Pfaltzgraff, Jr.
The adaptive
model/ James
N. Rossenau
dan birokratik
model
Graham T.
Allison
pemerintahan Obama masih relatif
baru. Kondisi ekonomi militer
resesi ekonomi AS yang
berdampak pada militer AS.
Konteks internasional,
memperbaiki citra AS di dunia
internasional dengan memperbaiki
hubungan dengan Eropa serta
hubungan dengan dunia Islam.
Proses kebijakan penarikan militer
AS dari Irak mengalami tarik
menarik kepentingan dan
pendapat. Perbedaan cara pandang
Partai Republik dan Partai
Demokrat dan beragamnya latar
belakang membentuk para
pengambil keputusan di kongres,
perdebatan, pro dan kontra, tarik
menarik kepentingan, tawar
menawar, aliansi antara anggota di
kongres yang satu kepentingan dan
kompromi diantara para pembuat
keputusan terjadi dalam proses
kebijakan penarikan militer AS
dari Irak.
Penarikan militer dari Irak secara
bertahap dan berangsur-angsur
terus dilakukan oleh pemerintahan
AS merupakan respon terhadap
internal dan eksternal AS, faktor
13
yang mempengaruhi kebijakan
penarikan militer AS dari Irak
dipengaruhi krisis ekonomi AS
2008, tekanan publik AS,
meningkatnya biaya perang militer
di Irak. Biaya rekonstruksi Irak,
rehabilitasi dan disabilitas veteran.
Tekanan dari pemimpin
Afghanistan dan dunia
internasional terhadap pendudukan
di Irak.
Suksesi politik Bush dari Partai
Republik ke Obama dari Partai
Demokrat yang lebih moderat
mengambil kebijakan luar negeri
mengenai keberadaan militer di
Irak dan solusi bagi rakyat Irak.
Tindakan Bush dan Obama
dipahami sebagai akibat
politicking dan negosiasi dari
pemimpin top meraka. Bush dan
Obama memiliki kesamaan tujuan,
namun mereka berbeda dalam hal
bagaimana mencapai nya. Penga
ruh yang melekat pada Obama,
mendapat dukungan dari politisi.
Keahlian dan kontrol atas
informasi yang di dapat
menentukan arah pendefinisian
kebijakan luar negeri AS.
14
1.6 Landasan Konsep dan Teori
Membutuhkan konsep atau teori relevan untuk menganalisa fenomena ini
sehingga bisa scientific terkait judul “Proses kebijakan penarikan militer AS dari
Irak”, penelitian ini menggunakan konsep the adaptive model James N. Rosenau
dan teori model birokratik politik Graham T. Allison.
1.6.1 Konsep the Adaptive Model
Model adaptive dipakai oleh beberapa teoritisi yang memilih politik luar
negeri meneliti fokus penelitian pada bagaimana negara-negara memberikan
respon terhadap kendala-kendala dan kesempatan-kesempatan yang diciptakan
oleh lingkungannya masing-masing.11
Gambar 1.1: The Adaptive model
Sumber: James N. Rosenau, Comparing Foreign Policy: Theories, Findings, and
Methods. New York: Sage Publikations, 1974, hal. 47.
11 DR. Anak Agung Banyu Perwita, DR. Yanyan Mochammad Yani. 2005. Pengantar ilmu
hubungan internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 66
15
Menurut model ini tindakan politik luar negeri suatu negara pada waktu
tertentu merupakan penjumlahan dari dua variabel independen yaitu perubahan
eksternal dan perubahan internal (structural).12
Maka analisis perspektif adaptive model memusatkan perhatiannya pada
proses tindakan adaptasi suatu negara sebagai satu respon terhadap lingkungan
eksternal dan internalnya yang berubah 13 dengan berpijak pada penilaian dari
negara tersebut tentang kapabilitas yang dimilikinya, posisi geografi, dan
sebagaianya.14
Perubahan politik luar negeri sering terjadi ketika perkembangan dilingkup
internal makin meningkatkan tuntutannya berkenaan dengan kondisi di
lingkungan eksternalnya, atau ketika perkembangan di lingkungan eksternal
dianggap mempunyai potensi ancaman bagi keberadaan negara bangsa tersebut.15
Pengambilan keputusan kebijakan luar negeri atas penarikan militer AS
dari Irak disebabkan oleh beberapa faktor internal dan ekternal. Faktor internal
yang mempengaruhi kebijakan penarikan militer AS dari Irak adalah Krisis
Ekonomi AS 2008, tekanan publik AS sedangkan eksternal adalah meningkatnya
biaya militer AS di Irak. Biaya rekonstruksi, rehabilitasi, disabilitas veteran
perang, tekanan internasional, dan suksesi politik dari Bush ke Obama
menyebabkan penarikan militer dari Irak harus dilakukan.
12 Ibid 67. 13 Ibid 68 dalam John P. Lovel. 1970. Foreign Policy in Perspective: Strategy, Adaptation,
decision Making.New York, Holt, Rinehart and Winston, Inc, hal. 133-156. 14 Ibid 68 dalam Lloyd Jensen. 1982. Explaining Foreign Policy. New Jersey, Prentice Hall, Inc,
Englewood Cliffs, hal. 8 15 Ibid hal 67 dalam James N Rosenau. 1981. Study Of Political Adaption: Essays on the
Analisysis of world Politics. New York, Nichols Publishing, hal. 42
16
1.6.2 Teori Model Birokratik Politik
Menurut Graham T. Allison model birokratik politik bermakna aktor-aktor
negara mencoba mencapai tujuan terpisah yang mungkin berlawanan satu sama
lain. Tindakan suatu negara paling baik dipahami sebagai akibat dari politicking
dan negosiasi dari pemimpin top meraka. Bahkan jika para top pemimpin ini
memiliki kesamaan tujuan, mereka berbeda dalam hal bagaimana mencapainya
karena faktor-faktor seperti kepentingan dan latar belakang personal.16
Menurut model ini kebijakan luar negeri dihasilkan bukan dari rasional
aktor dan organisasi tetapi sebagai hasil tawar menawar keputusan antara
keduanya. Model politik birokrasi tidak melihat aktor kesatuan melainkan
gabungan dari berbagai aktor sebagai pengambil keputusan.17
Allison dan Zelikow menjelaskan bahwa dengan majemuknya cara
pandang dan beragamnya latar belakang yang membentuknya, maka dipastikan
perdebatan, pertentangan, tarik menarik kepentingan, aliansi antar orang-orang
yang satu kepentingan, tawar menawar, kompromi diantara para pembuat
keputusan terjadi. Bisa dikatakan bahwa tiap-tiap pembuat keputusan tidak akan
serta merta menemukan kata sepakat.18
Pengaruh seseorang terhadap hasil akhir ditentukan oleh dua faktor.
Pertama adalah struktur, yaitu pengaruh atau power yang melekat pada posisi
profesionalnya, seperti otoritas, kewajiban, status, dukungan masyarakat,
dukungan dari politisi, atau institusi, kontrol atas sumber daya, keahlian dan
16 Ebyhara, abubakar. 2011, pengantar analisis politik luar negeri, dari realism sampai
kontruktivisme, nuansa cendekia, Bandung. Hal 96-97 17 Graham T. Allison. 1969, Conceptual Models & Cuban Missile Crisis, Harvard: The American
political review. Hal 19 18 Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi. Op,cit 13
17
kontrol atas informasi memungkinkan menentukan arah pendefinisian suatu
agenda dan masalah, saran-saran, kontrol atas informasi. Kedua individu adalah
kemauan seseorang menggunakan pengaruh dalam proses, dan persepsi orang lain
terhadap pengaruh yang dimilikinya.19
Proses pengambilan kebijakan penarikan militer AS dari Irak terjadi tarik
menarik kepentingan, Masyarakat yang mempengaruhi kongres dan kuatnya
pengaruh Obama dalam pengambilan keputusan luar negeri. Krisis ekonomi yang
menimpa AS dan meningkatnya biaya militer AS di Irak, biaya rekonstruksi,
rehabilitasi dan disabilitas veteran membuat keadaan dalam negeri AS semakin
kewalahan menghadapi dampak dari perang Irak. Tekanan dari dunia
internasional terhadap pendudukan AS di Irak.
1.7. Ruang lingkup Penelitian
Batasan penelitian bertujuan lebih memfokuskan pada penelitian yang
akan dilakukan, terdiri atas dua:
1.7.1 Batasan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan memberi batasan waktu sejak invasi AS ke Irak tahun
2003 dan pada berakhirnya penarikan pasukan militer AS dari Irak tahun 2011.
1.7.2 Batasan Materi
Batasan materi yang dibahas, pada proses kebijakan penarikan militer AS
dari Irak.
19 Angguntari C. Sari, Mira Permatasari dan Idil syawfi. Op,cit 13
18
1.8 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah semua asas peraturan dan teknik-teknik yang
harus diperhatikan dan diterapkan dalam pengumpulan data dan dianalisis.20
1.8.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian Eksplanatif. Analisa penelitian
ini digunakan sebagai aspek pengujian atas hipotesa yang telah dirumuskan.
Penulis berusaha menggambarkan dan menjelaskan proses penarikan militer AS
dari Irak dengan menggunakan konsep the adaptive model James N. Rossenau dan
teori birokrasi politik Graham T. Allison untuk mencapai hasil maksimal.
1.8.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah teknik library
Reseach atau penelitian kepustakan yang meliputi literatur-literatur, jurnal-jurnal,
makalah, surat kabar, internet maupun dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan
dengan kajian yang diteliti dan kemudian peneliti jadikan referensi mendukung
penelitian ini.
1.8.3 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami.21
20 Dolet Unaradjani, 2000, Pengantar Metode Penelitian Sosial, Grasindo, Jakarta. Hal 1 21 Prof. Dr. Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA.
Bandung. Hal 244.
19
Tujuan penelitian kualitatif ini untuk memahami kenyataan dibalik
fenomena yang terjadi secara mendalam, sehingga teori yang ada kemudian
dicocokan dengan realita yang terjadi dilapangan. Keirl Miller menegaskan bahwa
penelitian kualitatif secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dan
kawasannya sendiri.22 Penelitian ini menggunakan cara induktif, sejenis penalaran
yang menghasilkan pernyataan umum dari pernyataan-pernyataan khusus atau
spesifik.23
1.8.4 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel Independen dan variabel dependen,
variabel independen adalah variabel yang menjelaskan tingkah laku dari variabel
dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang tingkah lakunya
akan dianalisa oleh variabel independen.24 Penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah “Kebijakan Penarikan Militer AS” sedangkan variabel
dependen yang akan di kaji adalah “Alasan Penarikan Militer AS dari Irak”.
1.9 Hipotesa
Berdasarkan penelitian penulis, sampai pada kesimpulan awal bahwa
proses kebijakan penarikan militer AS dari Irak mengalami tarik menarik
kepentingan dan pendapat. Perbedaan cara pandang Partai Republik dan Partai
Demokrat dan beragamnya latar belakang membentuk para pengambil keputusan
di kongres, perdebatan, pro dan kontra, tarik menarik kepentingan, tawar
22 Lexi J Moleong, 1991. Metode penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya, Bandung. 23 Dolet Unaradjani, Op.cit Hal 21 24 Mohtar Mas’oed,1990, Ilmu Hubungan Internasional, LP3S, Jakarta hal. 35
20
menawar, aliansi antara anggota di kongres yang satu kepentingan dan kompromi
diantara para pembuat keputusan terjadi dalam proses kebijakan penarikan militer
AS dari Irak.
Penarikan militer dari Irak secara bertahap dan berangsur-angsur terus
dilakukan oleh pemerintahan AS merupakan respon terhadap internal dan
eksternal AS, faktor yang mempengaruhi kebijakan penarikan militer AS dari Irak
dipengaruhi krisis ekonomi AS 2008, tekanan publik AS, meningkatnya biaya
perang militer di Irak. Biaya rekonstruksi Irak, rehabilitasi dan disabilitas veteran.
Tekanan dari pemimpin Afghanistan dan dunia internasional terhadap pendudukan
di Irak.
Suksesi politik Bush dari Partai Republik ke Obama dari Partai Demokrat
yang lebih moderat mengambil kebijakan luar negeri mengenai keberadaan militer
di Irak dan solusi bagi rakyat Irak. Tindakan Bush dan Obama dipahami sebagai
akibat politicking dan negosiasi dari pemimpin top meraka. Bush dan Obama
memiliki kesamaan tujuan, namun mereka berbeda dalam hal bagaimana
mencapainya. Pengaruh yang melekat pada Obama, mendapat dukungan dari
politisi. Keahlian dan kontrol atas informasi yang di dapat menentukan arah
pendefinisian kebijakan luar negeri AS.
21
1.10 Sistematika Penulisan
- BAB I Pendahuluan yang berisi Latar Belakang. Rumusan Masalah.
Tujuan dan Manfaat Penelitian. Penelitian Terdahulu. Landasan Teori
dan Konsep. Ruang Lingkup. Metode Penelitian dan Hipotesa.
- BAB II Dinamika Domestik Dan Tekanan Internasional Terhadap
Pendudukan AS di Irak, Kilas Balik Invasi AS Ke Irak, Dinamika
Domestik Terhadap Pendudukan AS Ke Irak, Krisis Ekonomi AS 2008
Dan Kerugian AS Selama Masa Pendudukan AS di Irak, Pembiayaan
Perang Dan Restrukturisasi Irak Pasca Perang, Rehabilitas Tentara,
Disabilitas Dan Biaya Pensiun, Tuntutan Masyarakat AS Terhadap
Pendudukan Di Irak, Tekanan Internasional Terhadap Kebijakan AS Di
Irak, Suksesi Politik Dari Bush Ke Obama, Penarikan Militer AS Dari
Irak.
- BAB III Dinamika Politik Birokrasi AS Dalam Kebijakan Penarikan
Militer AS Di Irak. Monitoring Dan Evaluasi Terhadap Kebijakan
Invasi AS Di Irak. Re-Rasionalisasi Kebijakan Invasi AS Ke Irak. Pro
Kontra Terhadap Kebijakan Penarikan Militer AS Dari Irak.
- BAB IV Penutup. Kesimpulan. Saran.