bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Pasal 46 (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi. dinyatakan bahwa hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara
diseminarkan, dipublikasikan, dan dipatenkan oleh Perguruan Tinggi. Untuk memenuhi
tuntutan ini, diperlukan terbitan berkala ilmiah yang berkualitas dalam berbagai bidang
dalam jumlah yang cukup, agar peneliti mempunyai wadah yang cukup banyak untuk
mempublikasikan artikel bermutu yang jumlahnya dari tahun ke tahun semakin
meningkat.
Politeknik Harapan Bersama sejak tahun 2012 mulai menerbitkan Jurnal Ilmiah
yang berfungsi sebagai wadah untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian
masyarakat bagi dosen PHB dan dosen Luar sehingga manfaat penelitian dan pengabdian
masyarakat yang telah dilakukan dapat disebarluaskan. Adanya beberapa prodi dengan
rumpun keilmuan yang berbeda seperti Prodi DIII Kebidanan, DIII Farmasi, DIII Teknik
Elektro, DIII Teknik Mesin, DIII Teknik Komputer, DIII Akuntansi, serta DIV Teknik
Informasi dirasa perlu dibuat panduan penulisan naskah jurnal supaya ada keseragaman
dalam penulisan jurnal. Panduan penulisan naskah jurnal ilmiah ini dibuat berdasarkan
panduan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Jurnal lain yang sudah terakreditasi.
1.2 Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan dan pedoman yang digunakan sebagai acuan
pedoman penulisan naskah jurnal ini, adalah;
a. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas Peraturan pemerintah No 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
d. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
e. Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi
f. Statuta Politeknik Harapan Bersama
g. Peraturan Akademik
h. Kebijakan Akademik
i. Standar Akademik dan Non Akademik
2
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN
2.1 Format Penulisan Naskah Jurnal
Judul (Contoh Dalam Lampiran)
Abstrak
1. Pendahuluan
2. Metode Penelitian
3. Hasil Penelitian
4. Kesimpulan
5. Daftar Pustaka
2.2 Penjelasan Format Penulisan Naskah Jurnal
2.2.1 Judul
Judul maksimal 20 kata. Judul harus mencerminkan inti dari isi tulisan, spesifik,
dan efektif yang diukur dari kelugasan penulisannya dan keinformatifannya. Judul
dituliskan dengan huruf kapital, ukuran 12pt font Times New Roman, di-bold dan
diletakkan center.
2.2.2 Penamaan Penulis dan Lembaga Penulis
Nama penulis dituliskan tanpa gelar akademis atau indikasi jabatan dan
kepangkatan. Alamat lembaga terdiri dari (nama lembaga, alamat, telepon) dan alamat
e-mail penulis sebagai pemegang hak kepemilikan (ownership) dituliskan secara jelas.
Pencantuman nama penulis dan lembaga penulis harus lengkap dan konsisten.
Dituliskan menggunakan font Times New Roman 10pt, cetak tebal dan nama tidak
boleh disingkat.
2.2.3 Abstrak
Penulisan abstrak maksimal 200 kata yang mencakup atau terdiri dari masalah,
tujuan, metode, dan hasil yang dituliskan dalam satu paragaraf, dituliskan menggunakan
font Times New Roman 10pt spasi 1. Penulisan kata Abstrak dituliskan menggunakan
font time New Roman 10pt bold.
3
2.2.4 Kata Kunci
Kata Kunci dipilih secara cermat sehingga mampu mencerminkan konsep yang
dikandung artikel terkait dan merupakan kelengkapan untuk membantu peningkatan
kemudahan akses dari artikel yang bersangkutan dalam mesin pencari. Penulisan Kata
Kunci dituliskan dengan font 10 pt bold, kata kunci maksimal 4 kata dituliskan dengan
font Times New Roman ukuran 10pt italic.
2.2.5 Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan pustaka secara singkat dan relevan serta
tujuan penelitian dituliskan dengan font time new Roman 11pt satu spasi.
2.2.6 Metode Penelitian
Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik/instrumen
pengumpul data, dan prosedur analisis data.
2.2.7 Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil
penelitian dengan teori dan temuan terdahulu yang relevan. Jika ada tabel atau gambar
dalam hasil dan pembahasan, diketik dengan 1 spasi ukuran front 10pt dicetak tebal
(bold) seperti pada contoh dan diberi nomor urut sesuai dengan penampilan dalam teks.
Jumlah maksimal tabel atau gambar dengan judul singkat adalah masing-masing atau
keduanya berjumlah 6.
2.2.8 Kesimpulan
Kesimpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas temuan.
Kesimpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat guna.
2.2.9 Daftar Pustaka
Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai dengan pemunculan dalam
keseluruhan teks, dibatasi maksimal 20 rujukan dan minimal 5 rujukan serta diutamakan
4
rujukan jurnal terkini. Cantumkan nama belakang penulis dan nama depan. Maksimal 6
orang, selebihnya diikuti “dkk”. Pengambilan rujukan dari website dituliskan jika ada
penulis sebagai berikut:
a. Contoh penulisan sumber pustaka jurnal:
[1] Anderson, S.D., 1992, Project Quality and Project Managers, International Journal
of Project Management 10 (3), PP 138–144.
[2] Benner, M.J., dan Tushman, M.L., 2003, Exploitation, Exploration, and Process
Management: The Productivity Dilemma Revisited, Academy of Management
Review 28 (2), PP 238–256.
[3] Choo, A.S., Linderman, K.W., dan Schroeder, R.G., 2007a, Method and Context
perspectives on Learning and Knowledge Creation in Quality Management, Journal
of Operations Management 25 (4), PP 918–931.
[4] Choo, A.S., Linderman, K.W., dan Schroeder, R.G., 2007b, Method and
Psychological Effects on Learning Behaviors and Knowledge Creation in Quality
Improvement Projects, Management Science 53 (3), PP 437–442
[5] Hargo, Utomo, 2001, Studi Eksplorasi Tentang Penyebaran TI Untuk Usaha Kecil
dan Menengah . Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 16 No 2 PP 153-163.
b. Contoh penulisan sumber pustaka prosiding :
[1] Clare, L., Pottie, G., dan Agre, J., 1999, Self-organizing Distributed Sensor
Networks, Proceedings SPIE Conference Unattended Ground Sensor
Technologies and Applications, vol. 3713, Orlando, April 8, PP 229–237.
[2] Alfian, Mohammad, 2014, Analisis Faktor Pendukung Implementasi SIMDA dan
Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada SKPD (penelitian Pada
SKPD Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo), Prosiding 3rd
Economics & Business Research Festival FEB UKSW, Salatiga, November 13,
PP 1698-1712.
c. Contoh penulisan sumber pustaka buku :
[1] Christensen, C.M., 1998, The Innovator’s Dilemma: When New Technologies
Cause Great Firms to Fail, Harvard Business School Press, Boston, MA.
[2] Deming, W.E., 1986, Out of Crisis, MIT Center for Advanced Engineering Study,
Cambridge, MA.
[3] Hartono, Jogiyanto., 2013, Metodologi penelitian Bisnis Salah Kaprah dan
Pengalaman – Pengalaman, Edisi Kelima, BPFE, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UGM, Yogyakarta.
5
d. Contoh penulisan sumber pustaka buku kompilasi (edited book):
[1] Duncan, R.B., 1976, The Ambidextrous Organization: Designing Dual structures
for Innovation. In: Kilmann, R.H., Pondy, L.R., Slevin, D. (Eds.), The
Management of Organization, vol. 1. North-Holland, New York, NY, PP 167–
188.
e. Contoh penulisan sumber pustaka dari Skripsi/tesis/disertasi:
[1] Heinzelman, W., 2000, Application-specific Protocol Architectures for Wireless
Networks, Ph.D. dissertation, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge.
[2] Mustofa, Trima., 2014, Disain User Iterface dan Servlet pada Remot Android
Mobile, Skripsi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
f. Contoh penulisan sumber pustaka dari Internet
[1] Honeycutt, H., 2011, The Essential of Communication and Design Course methode,
Website: http://dcr.rpi.edu/commdesign/class1.html, diakses tanggal : 3 Maret 2013,
Pukul 16:09.
6
BAB III
ATURAN UMUM
Secara keseluruhan aturan penulisan naskah jurnal sebagai berikut :
a. Jumlah halaman dalam penulisan jurnal Maksimal 8 halaman. Dituliskan dengan
dengan 2 Kolom.
b. Margin kanan 3 cm, kiri 3 cm, bawah 3 cm, atas 3 cm.
c. Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman font 11 dan dicetak tebal
(bold).
d. Jarak antara kalimat akhir di setiap sub judul dengan penulisan sub judul baru
adalah 2 spasi.
e. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar alinea tidak
diberi spasi.
f. Isi teks ditulis dengan huruf Times News Roman ukuran 11pt spasi satu.
g. Kata asing ditulis dengan huruf miring.
h. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat
yang kurang dari sepuluh harus dieja.
7
BAB IV
PENUTUP
Buku Pedoman Penulisan Naskah Jurnal ini adalah buku panduan dalam menulis
naskah jurnal bagi seluruh dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal sebagai kegiatan
publikasi penelitian dan pengabdian masyarakat. Buku ini berisi sistematika dan panduan
penulisan naskah jurnal bagi dosen Politeknik Harapan Bersama dalam melakukan
publikasi penelitian dan pengabdian masyarakat di jurnal yang diterbitkan oleh Politeknik
Harapan Bersama. Dengan terbitnya buku ini diharapkan mekanisme serta sistematika
penulisan nasakah jurnal dapat dilaksanakan dengan tepat, efektif dan efisien. Selain itu
juga diharapkan dapat memperlancar pertanggungjawaban administrasi berbagai pihak
terkait dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk membatasi kreativitas para penulis dalam
melakukan publikasi penelitian.
8
REFERENSI
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Tata Cara Penulisan Artikel Hibah
Kompetitif Dikti., Jakarta: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dikti
2. Kristanti. Tanti. 2012. Panduan Penulisan Terbitan Berkala Ilmiah “Jurnal Sistem
Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
3. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan
Naskah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Universitas Indonesia, Depok.
4. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.2015. Pedoman Akreditasi
Terbitan Berkala Ilmiah, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Cetakan Pertama, Jakarta.
9
Lampiran 1. Format Jurnal
(1) JUDUL – TIMES NEW ROMAN (12pt) KAPITAL, BOLD (MAKS 20 KATA)
2 spasi
Penulis1,Penulis2, Penulis3 Times New Roman(10pt)-Bold
email: penulis @xxx.xxx Times New Roman(10pt)
DIII/ IV XXXX Politeknik Harapan Bersama Times New Roman(10pt)
Jln. Mataram No.09 Tegal Times New Roman(10pt)
Telp/Fax (0283)352000 Times New Roman(10pt)
Abstrak -Times New Roman(10pt)-Bold
Penulisan abstrak maksimal 200 kata yang mencakup atau terdiri dari masalah, tujuan, metode, dan hasil
yang dituliskan dalam satu paragaraf, dituliskan dengan font Times New Roman ukuran 10pt spasi 1..
Kata kunci : Maksimal 4 kata kunci – Times New Roman(10pt) , italic
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan
pustaka secara singkat dan relevan serta
tujuan penelitian di tuliskan dengan font time
new Roman ukuran 11pt spasi satu [1].
2. Metode Penelitian
Isi metode penelitian berisi tentang
kerangka penelitian dan prosedur penelitian
tanpa menggunakan sub bab. Semua tulisan
dalam jurnal menggunakan Times New
Roman (11pt) spasi 1.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil adalah temuan penelitian yang
disajikan tanpa pendapat. Analisa
menguraikan secara tepat dan argumentatif
hasil penelitian dengan teori dan temuan
terdahulu yang relevan. Jika ada tabel atau
gambar dalam hasil dan pembahasan, diketik
dengan spasi 1 ukuran front 10 pt dan diberi
nomor urut sesuai dengan penampilan dalam
teks. Jumlah maksimal tabel atau gambar
dengan judul singkat adalah 6 gambar atau
tabel. [2].
4. Kesimpulan
Kesimpulan menjawab masalah penelitian
tidak melampaui kapasitas temuan.
Kesimpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat
guna. Kesimpulan tidak berupa poin-poin.
Ukuran 11pt font Times New Roman.
5. Daftar Pustaka
Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai
dengan pemunculan dalam keseluruhan teks,
dibatasi maksimal 20 rujukan dan
diutamakan rujukan jurnal terkini.
Cantumkan nama belakang penulis dan
inisial nama depan. Maksimal 6 orang,
selebihnya diikuti “dkk (et al).
Daftar pustaka dituliskan dengan
menggunakan huruf Times New Roman
berukuran 11 pts spasi 1.
[1] Munir, Rinaldi, Pengolahan Citra
Digital dengan Pendekatan Algoritmik,
Bandung: Informatika, 2004.
[2] Chandraratne, Comparison of Three
Statistical Texture Measures for Lamb
Grading, First International Conference
on Industrial and Information System,
ICIIS 2006, Sri Lanka, Agustus 2006.
.
Spasi 1
10
Lampiran 2. Contoh Jurnal
GAMBARAN PENDISTRIBUSIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS
DI BANTUL TIMUR
Ratih Sakti Prastiwi1, Ima Kharimaturrohmah
2
email: [email protected] 1
Politeknik Harapan Bersama, Jalan Mataram No 9 Kota Tegal 52142, Indonesia
Telp (0283) 352000 2
Stikes „Aisyiyah Yogyakarta, Jl. Munir No.204 Serangan Yogyakarta 55262,
Indonesia Telp (0274) 374427
Abstrak
Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat mengakibatkan kematian pada anak maupun ibu. Data WHO
menunjukkan 9% kasus kematian anak akibat KVA dan 13% pada ibu. KVA yang ditemukan pada ibu
nifas dapat meningkatkan resiko kejadian infeksi yang dapat mengakibatkan kematian. Dalam
menurunkan resiko KVA, Pemerintah mencanangkan program vitamin A dosis tinggi yang diberikan
kepada bayi, balita dan ibu nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi vitamin
A pada ibu nifas Di Bantul Timur. Penelitian ini dilakukan menggunakan survey dskriptif kepada 21
responden bidan praktek mandiri di Bantul dengan membagikan kuesioner serta wawancara mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan cakupan pemberian vitamin A dosis tinggi di wilayah Bantul Timur adalah
tinggi (90.48%) namun masih ditemukan 9.52% tidak memberi kapsul vitamin A ibu nifas. Pemberian
kapsul pertama diberikan pada ibu 24 pasca melahirkan sebanyak 100% sedangkan pemberian kapsul
kedua tergolong kecil yaitu 52.63%. Faktor tidak meratanya pemberian kapsul kedua diantaranya adalah
kurangnya ketersediaan kapsul yang dimiliki tenaga kesehatan.
Kata kunci: Vitamin A, Nifas, Bidan
1. Pendahuluan
Kekurangan vitamin A merupakan
kondisi berat yang sering ditemukan pada
anak dan ibu malnutrisi terutama di Negara
berkembang. Estimasi kejadian KVA
adalah 250.000-500.000 anak mlnutrisi
mengalami kebutaan yang disebab KVA1
Resiko KVA bagi ibu antara lain
perdarahan selama persalinan, BBLR,
rentan terkena penyakit infeksi serta
kompilkasi lain yang memungkinkan
berakhir kematian. Pada anak dengan KVA
beresiko mengalami bitot spot. Anak umur
6-72 bulan sangat rentan kekurangan
vitamin A yang kemudian akan beresiko
mengalami xeropthalmia pada anak yang
lebih tua.
WHO mencanangkan strategi
penanggulangan KVA dengan pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi yang
diberikan pada bayi (6-11 bulan), balita (1-
5 tahun) dan ibu nifas. Program pemberian
vitamin A ibu nifas bertujuan
mempertahankan kadar retinol dalam serum
darah dan ASI. ASI merupakan sumber
utama vitamin A untuk melindungi anak
dari penyakit xerophthalmia. Pedoman
nasional merekomendasikan 100% ibu
11
nifas menerima dua kapsul vitamin A dosis
tinggi 200.000 SI paling lambat 30 hari
pasca melahirkan. Strategi yang
dicanangkan pemerintah menghadapi
pendistribusian vitamin A bagi ibu yang
bersalin di rumah, maka pemerintah
menerapkan distribusi tidak hanya melalui
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
melainkan melalui kader dan bidan desa.2,3,4
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran distribusi vitamin A pada ibu nifas Di
Bantul Timur.
2. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode survei
deskriptif dengan melihat gambaran
pendistribusian kapsul Vitamin A 200.000
SI pada ibu nifas di Bidan Praktek Mandiri
wilayah IBI Ranting Timur Cabang Bantul.
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah
bidan yang memiliki BPS dan memberikan
layanan persalinan dan ibu nifas, Kriteria
eksklusi sampel antara lain bidan bekerja di
Puskesmas/Rumah Sakit, Pendidikan Bidan
minimal Diploma 1 dan didapatkan sampel
sebanyak 21 responden.
Penelitian dilakukan dengan
membagikan kuesioner dan wawancara
mendalam yang kemudian data dilakukan
analisis menggunakan analisis deskriptif.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian dilakukan pada 21
responden yang memiliki profesi bidan dan
melakukan praktek mandiri di wilayah
tersebut. Hasil survey menunjukkan bidan
praktek mandiri rata-rata telah memiliki
pendidikan diploma III Kebidanan, dengan
rentang usia 40-50 tahun dan telah
memiliki pengalaman kerja selama 20-30
tahun. Karaketristik responden sangat
mendukung suksesnya program vitamin A
ibu nifas.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik
Responden jumlah
%
Umur
< 30 tahun 3 14
30-40 tahun 0 0
40-50 tahun 12 57
50 tahun 6 29
Pendidikan
Diploma I 1 5
Diploma III 16 76
Diploma IV 4 19
Lama Kerja
< 20 tahun 6 29
20-30 tahun 12 57
> 30 tahun 3 14
Status
Kepegawaian
Kerja
PNS 18 86
Non PNS 3 14
Pemberian suplemen vitamin A
merupakan salah satu strategi yang efektif
dan banyak dipraktikan untuk mengatasi
KVA di negara berkembang. Pemberian
suplemen vitamin A dapat menurunkan
kejadian 23% kematian pada bayi.
Pemberian vitamin A pada bayi dibawah 6
bulan (berat badan kurang dari 8 kg)
disarankan mendapatkan dosis 100.000 IU
dan atau melalui ASI dengan cara ibu nifas
mengonsumsi suplemen vitamin A 200.000
IU.5 Pangaribuan et al dalam penelitiannya,
vitamin A mempengaruhi kadar
heamogloblin dalam tubuh, KVA dapat
meningkatkan resiko 2/3 lebih tinggi
mengalami anemia pada ibu hamil dan
nifas.6
Penelitian yang dilakukan oleh Gogia
dan Sachdev, vitamin A yang diberikan
kepada ibu nifas tidak memiliki hubungan
yang signifikan dalam mencegah terjadinya
mortalitas pada bayi, dan hanya satu study
yang menunjukkan kurangnya kadar retinol
pada bayi dapat menyebabkan diare dan
ISPA pada bayi hingga umur 6 bulan.
Gogia dan Sachdev dalam penelitiannya
menyebutkan program vitamin A pada ibu
nifas tidak ada pengaruh dalam penurunan
mortalitas dan morbiditas bayi namun dapat
meningkatkan kadar retinol pada bayi
sehingga dapat menurunkan resiko
terjadinya kekurangan vitamin A yang
dapat berakibat pada kejadian blind spot
dan xeropthalmia pada anak.7
Hasil penelitian menunjukkan cakupan
pemberian Vitamin A ibu nifas di wilayah
Bantul Timur tergolong tinggi, sebanyak
90.48% memberikan kapsul vitamin A ibu
12
nifas baik pada 24 jam pertama maupun
kapsul kedua dimana diberikan sekurang-
kurangnya 30 hari pasca bersalin. Namun
masih ditemukan 9.52% yang tidak
memberikan kapsul vitamin A, tidak
diberikannya kapsul vitamin A pada ibu
nifas dikarenakan responden telah pensiun
dan tidak bekerjasama dengan instansi
kesehatan pemerintah setempat dalam
pengadaan vitamin A untuk BPS-nya.
Ditemukan juga kendala yaitu vitamin A
yang telah kadaluarsa sehingga responden
tidak dapat memberikannya kepada ibu
nifas.
Gambar 1. Diagram Cakupan Pemberian
Kapsul Vitamin A 200.000 SI
Pemerataan pemberian kapsul vitamin
A dilakukan melalui instansi kesehatan,
tenaga kesehatan, kader serta dukun.
Responden umumnya memberikan
Pelayanan ibu nifas hanya di BPS saja,
namun terdapat responden yang turut
bergerak aktif dengan mengikuti kegiatan
di Posyandu dengan bekerjasama dengan
kader maupun dengan home visit. 8
Tabel 2. Pelayanan Kapsul Vitamin A Ibu
nifas
Pelayanan Ibu
Nifas
n %
Tempat Layanan
BPS 17 8
BPS dan
Posyandu
2 10
BPS, Posyandu
dan Home visit
1 5
BPS, Homevisit 1 5
Waktu Pemberian
Kapsul kedua
Tidak
memberikan
9 47
Kunjungan
neonatal pertama
(0-3 hari)
7 37
Kunjungan
neonatal kedua
(3-6 hari)
3 16
Tempat Pemberian
Kapsul Kedua
BPS 7 70
Posyandu 2 20
Home visit 1 10
Ibu nifas umumnya selalu
mendapatkan kapsul vitamin A pertama,
namun saat pemberian kapsul vitamin A
kedua sulit untuk diketahui apakah sudah
mendapatkan atau belum, hal ini
disebabkan karena tidak terdokumentasi
dengan baik sehingga sulit untuk
mendapatkan angka cakupan ibu nifas yang
mendapatkan kapsul vitamin A kedua. Hal
tersebut merupakan acuan tenaga kesehatan
untuk membagikan kapsul vitamin A kedua
secara merata hal ini ditunjukkan dengan
adanya usaha yang dilakukan responden
dengan memberikan kapsul kedua saat
kunjungan di posyandu (20%) serta home
visit (10%).
Upaya mempercepat pencapaian
cakupan distribusi kapsul vitamin A uuntuk
sasaran ibu nifas oleh pemerintah yaitu
menyediakan kapsul vitamin A di tingkat
Posyandu. Ditingkat Posyandu, vitamin A
didapatkan dari Puskesmas dimana Bidan
dan kader memiliki kewajiban dalam
mendistribusikannya.9
Kecilnya angka pendistribusi kapsul
vitamin A bagi ibu nifas di Posyandu
dikarenakan tidak adanya ibu nifas yang
berkunjung ke Posyandu dan sedikitnya
bidan yang hadir. Terdapat 1 responden
yang melakukan home visit, dengan
dilakukannya home visit bidan dapat
memastikan pendistribusian kapsul vitamin
A ibu nifas tepat sasaran. Penelitian terbaru
di Nepal menunjukkan konsumsi vitamin A
setelah bersalin mampu meningkatkan
konsentrasi serum retinol ibu serta
menurunkan penyakit rabun senja.4
Pemberian kapsul kedua dilakukan
52.63% (10 responden) saat kunjungan
neonatal. Saat ibu nifas melakukan
kunjungan neonatal beberapa responden
Series1; Membe
rikan Vit A …
Series1; Tidak
memberi Vit …
13
memanfaatkan hal tersebut untuk
melakukan pelayanan nifas pada ibu salah
satunya dengan pemberian kapsul kedua.
Sebanyak 36.84% diberikan saat kunjungan
neonatal kedua dan sebanyak 1.58%
melakukan pada saat kunjungan neonatal
kedua.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan cakupan
pemberian vitamin A dosis tinggi di
wilayah Bantul Timur adalah tinggi
(90.48%) namun masih ditemukan 9.52%
tidak memberi kapsul vitamin A ibu nifas.
Pemberian kapsul pertama diberikan pada
ibu 24 pasca melahirkan sebanyak 100%
sedangkan pemberian kapsul kedua
tergolong kecil yaitu 52.63%. Faktor tidak
meratanya pemberian kapsul kedua
diantaranya adalah kurangnya ketersediaan
kapsul yang dimiliki tenaga kesehatan.
Bidan memiliki peran penting dalam
pencapaian cakupan distribusi kapsul
vitamin A dosis tinggi bagi ibu nifas.
Kerjasama yang telah dilakukan oleh
responden membantu ketersediaan vitamin
A sehingga pendistribusian tepat sasaran.
Namun dalam pendistribusiannya masih
banyak yang difokuskan di BPS saja
sedangkan di posyandu maupun home visit
masih rendah sehingga terdapat
kemungkinan ibu nifas hanya mendapatkan
kapsul pertama.
6. Daftar Pustaka
[1] Sinha A. 2011. Vitamin A Deficiency in
Schoolchildren in Urban Central India:
The Central India Children Eye Study.
Archieves of Ophthalmology 129(8),
pp.1095
[2] World Health Organization. 2007.
Country Profile of Woman’s Health and
Development in Indonesia. Jakarta:
Bakti Husada
[3] Gibney, Michael J, et al. 2009. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
[4] Helen Keller Indonesia. 2004. Program
Pemberian kapsul Vitamin A Perlu
Ditingkatkan Agar Bermanfaat untuk
Ibu dan Anak. [online] Availabel at
http://hki-indo.org.id
[5] Akhtar, S., Ahmed, A., Randhawa, M.,
Atukorala, S., Arlappa, N., Ismail, T.
and Ali, Z. 2014. Prevalence of Vitamin
A Deficiency in South Asia: Causes,
Outcomes, and Possible Remedies. J
Health Popul Nutr, 31(4).
[6] Pangaribuan, R., Erhardt J., Scherbaum,
V. and Bielsalski, H. 2003. Vitamin A
Capsule Distribution to Control Vitamin
A Deficiency in Indonesia: Effect of
Supplementation in Pre-school Children
and Compliance with The Programme.
Public Health Nutrition, 6(02).
[7] Goiga, S dan Sachdev H. 2010. Maternal
Postpartum Vitamin A Supplementation
for the Prevention of Mortality and
Morbidity in Infancy: a Systematic
Review of Randomized Controlled
Trials. International Journal of
Epidmiology, 39(5), pp. 1217-1226
[8] Prastiwi, R dan Kharimaturrohmah, I.
2011. Program Pemberian Vitamin A
Pada Ibu Nifas di Bidan Delima Ranting
Timur Cabang Bantul 2010. Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Stikes „Aisyiyah
Yogyakarta
[9] Departemen Kesehatan Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat Direktorat Bina Gizi
Masyarakat.2000. Laporan Penyusunan
Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A
Dosis Tinggi, Jakarta: Bakti Husada,
14