bab i pendahuluan 1.1 latar...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri perbankan di Indonesia masih merupakan pasar yang menarik
bagi investor untuk terjun ke dalam persaingan tersebut, terlebih lagi dengan
Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan luas wilayah sebesar 1,9 juta km
persegi dengan jumlah penduduk yang mencapai ±241 juta jiwa sekaligus
merupakan Negara keempat didunia yang memiliki jumlah penduduk terbesar
setelah China, India dan Amerika. Dan dengan pertumbuhan ekonomi yang
meningkat dari berbagai sektor membuat Indonesia merupakan peluang pasar
industri perbankan yang cukup besar. Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan
industri perbankan di Indonesia memasuki tahun 2011, maka persaingan antar
perusahaan perbankanpun semakin kompetitif. Hal tersebut disebabkan oleh
banyaknya perusahaan perbankan yang beroperasi secara lokal maupun yang
beroperasi dengan skala internasional yang memaksa setiap bank untuk lebih
kreatif dan inovatif agar dapat bertahan dan mengembangkan dirinya. Industri
perbankan merupakan sektor yang berperan cukup besar dalam pembangunan
suatu Negara.
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan
dengan fungsi penghimpun dana ini, bank senantiasa berkaitan dengan uang
karena memang komoditi usahanya tersebut maka bank merupakan suatu segmen
2
usaha yang kegiatannya diatur oleh pemerintah, selain itu bank juga
mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Menurut undang-undang No.10 tahun
1998, yang dimaksud dengan bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank-bank yang dapat bertahan melalui masa krisis moneter maupun
bank-bank baru yang saat ini banyak sudah beroperasi mulai berlomba-lomba
dalam memberikan layanan yang terbaik kepada para nasabahnya melalui
berbagai macam produk perbankan seperti produk dana, produk pinjaman atau
produk jasa lainnya. Didalam produk pinjaman atau kredit perbankan, bank
memiliki beberapa jenis kredit yang umum ditawarkan kepada para nasabah
antara lain kredit korporasi, kredit modal kerja, kredit investasi, kredit konsumtif,
dan kredit mikro.
Untuk mempertahankan dan menumbuhkan sebuah bank maka dibutuhkan
dana masuk dan dana yang dipinjamkan. Tetapi yang memberikan keuntungan
lebih besar adalah pemberian pinjaman oleh bank atau kredit. Dengan
menyalurkan kredit, bank bisa meraih pendapatan bunga (interest income) atau
pendapatan biaya dasar (fee based income). Terdapat berbagai macam jenis kredit
yang umum dipasarkan oleh bank-bank yang beroperasi di Indonesia, untuk kredit
konsumtif antara lain kredit tanpa agunan (KTA), kredit pemilikan rumah (KPR),
kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit multiguna (KMG), dan kartu kredit
(KK).
3
Pengertian kredit menurut pasal 1 ayat 11 UU.No 10 tahun 1998 tentang
perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antar bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian
untuk kredit konsumtif adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada
konsumen, guna dipakai memenuhi kebutuhan sendiri. Kredit konsumtif ini
mendapatkan dana yang berguna untuk diberikan kepada debitur berasal dari dana
pihak ketiga (DPK). Dana pihak ketiga ini berupa tabungan dari masyarakat,
deposito, dan giro. Kredit itu sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu kredit
komersial dan kredit konsumtif. Yang menjadi wewenang kredit konsumtif itu
sendiri adalah kredit yang tujuan pemanfaatannya untuk kebutuhan konsumtif,
dengan kata lain bukanlah untuk usaha.
Kredit konsumtif merupakan jenis kredit yang ditujukan untuk nasabah
perseorangan dengan tujuan konsumtif, sehingga dengan hal tersebut bank harus
benar-benar melakukan seleksi ketat dan mengutamakan prinsip kehati-hatian
(prudential banking) dengan meyakinkan bahwa kualitas dari calon debitur
memenuhi persyaratan sehingga mampu untuk membayar kewajiban yang harus
dibayarkan oleh nasabah tersebut dan dengan demikian dapat meminimalkan
resiko default kredit oleh nasabah.
Diprediksikan dalam lima tahun ke depan, industri perbankan semakin
baik. Hal tersebut didukung fakta bahwa Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per
kapita Indonesia telah mencapai US$ 3.015 pada 2010. Negara – Negara dengan
4
PDB diatas US$ 3.000 biasanya mempunyai akselerasi perekonomian luar biasa.
Berdasarkan survei Asian Development Bank, kalangan middle class adalah orang
yang berkonsumsi antara US$ 2–20 per hari. Di Indonesia saat ini populasi di atas
kelas A diperkirakan sebanyak 30 juta dan kelas menengah sekitar 131 juta orang.
Jadi total jumlah kalangan middle class sebanyak 161 juta orang. Dapat dikatakan
Indonesia sudah mengalami kenaikan dari low income country menjadi middle
income country. Dengan perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin cepat,
fungsi perbankan akan semakin baik dalam mendukung perekonomian di Tanah
Air. Tumbuhnya kelas menengah merupakan peluang emas bagi bank BCA untuk
meningkatkan pangsa pasar produk kredit konsumtif dan layanan premium.
Memasuki tahun 2012 populasi kelas menengah di Indonesia diprediksi
akan terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai indikator, seperti
meningkatnya volume penjualan kendaraan bermotor dan maraknya industri
kreatif. Hal tersebut terungkap dalam seminar “The Rise of The Indonesian
Middle Class” yang diselenggarakan bank BCA di Grand Ballroom Hotel
Kempinski, Jakarta, awal Desember 2011. Komisaris bank BCA, Cyrillus
Harinowo, yang jadi pembicara mengungkapkan tingginya tingkat hunian hotel
dan penjualan di sektor properti saat ini yang semakin menggeliat dapat pula
dijadikan indikator. Dengan hal tersebut maka kelas menengah Indonesia akan
menuntut better education, better healthcare, more lifestyle, serta better product
and services. Semua hal tersebut akan mendorong tingginya permintaan terhadap
produk-produk dan layanan premium. Dan hal ini ini merupakan kesempatan
(opportunity) yang baik bagi bank BCA untuk meningkatkan kinerja
5
keuangannya. Dalam tujuh tahun terakhir tercipta 49 juta kelas menengah baru di
Indonesia. Berarti, setiap tahun ada tujuh juta rakyat yang naik kelas dari low
income population menjadi middle income population. Angka tujuh juta ini
jumlahnya dua kali lebih besar dari penduduk Singapura. Sementara 49 juta
populasi middle class Indonesia yang baru jumlahnya dua kali lebih besar dari
penduduk Malaysia. Kondisi ini memunculkan banyak kesempatan di konsumer
sektor yang bisa dijajaki oleh para pelaku ekonomi
Alimoesomaka.S selaku Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan
Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN menjelaskan bahwa jumlah penduduk
di Indonesia yang semakin hari semakin bertambah banyak, dengan perkiraan
pertumbuhan penduduk 1,49% pertahun, maka jumlah penduduk Indonesia akan
menjadi 250 Juta jiwa ditahun 2013 dikarenakan tidak seimbangnya angka
kelahiran dan kematian dan banyak pasangan yang tidak menggunakan KB.
Kemudian “Masyarakat Indonesia dinilai sangat konsumtif, terbukti bahwa saat
ini Indonesia menduduki peringkat ke dua sebagai negara paling konsumtif di
dunia. Sementara di peringkat pertama adalah Singapura”. Perihal tersebut
diungkapkan Tranggono.H, Ketua Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) saat
berbicara dalam sosialisasi "Gerakan Beli Indonesia" dan rencana "Kongres
Kebangkitan Ekonomi Indonesia" di Hotel Riyadi Palace, Senin (2/5/11).
Maka dengan besarnya jumlah penduduk, tipe masyarakat, dan
meningkatnya kalangan menengah di Indonesia menjadi faktor yang
mempengaruhi dalam berkembangnya industri perbankan di Indonesia. Dengan
jumlah penduduk Indonesia yang cukup signifikan, maka salah satu produk pada
6
jenis Kredit Konsumtif yang utama adalah fasilitas Kredit Pemilikan Rumah
(KPR). Karena rumah dapat dikatakan sudah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi
semua lapisan masyarakat di Indonesia. Bagi sebagian orang, rumah dapat juga
dijadikan suatu peluang bisnis karena secara tidak langsung rumah merupakan
investasi yang nilainya tidak akan turun, sehingga mereka bisa menjualnya
kembali dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli. Oleh sebab itu, banyak
bank di Indonesia baik itu bank umum maupun BPR memiliki fasilitas KPR pada
unit bisnisnya dan karena memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan
perbankan baik dalam bunga KPR maupun dari fee based income (non bunga) dan
merupakan kebutuhan yang belum tercukupi dari tahun ketahun sehingga
merupakan pasar yang potensial bagi perusahaan perbankan, ada beberapa bank
yang menjadi kompetitor terdekat BCA dalam persaingan penyaluran produk
KPR seperti Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, Bank Permata, Bank Panin dan
lainnya.
Grafik 1.1 Kinerja KPR Bank Umum tahun 2011 (dalam triliun Rp)
Sumber : Data Primer yang Diolah
05
1015202530
29,1 18,08
10 17,83 15,6 16,2
Kinerja KPR Bank Umum
Achievement
7
Grafik 1.1 memberikan gambaran kinerja kredit pemilikan rumah (KPR)
secara nasional dari beberapa closed competitor bank BCA sampai dengan akhir
tahun 2011, yang memberikan gambaran yang jelas bahwa produk KPR
merupakan kredit yang mempunyai potensi yang baik untuk perkembangan
perusahaan perbankan.
Banyaknya bank yang melirik potensi bisnis dan keuntungan yang bisa
didapat dari KPR ini, maka masing-masing bank memberikan keunggulan atau
manfaat yang lebih sehingga mampu menarik perhatian dari para calon debitur
yang hendak mengajukan kredit KPR agar memilih bank tersebut. Tabel dibawah
ini memberikan penjelasan lebih detail mengenai produk-produk yang dimiliki
oleh bank kompetitor.
Tabel 1.1 Produk KPR Bank Kompetitor
BCA Mandiri CIMB Niaga Permata Panin
Bunga 7,5% 11,75% 11,30% 12,00 10,68%
Fix 1 thn Fix 1 thn Fix 1 thn Fix 1 thn Fix 1Thn
Plafond 250 jt - 5M 45 jt – 5 M 100 jt – 5 M 100 jt – 5 M 100 jt – 5 M
Bank Finance 80% 80% 80% 80% 80%
Provisi 1% 1% 1% 1% 1% Biaya
Appraisal 450rb 350rb 300rb Free Free
Asuransi Jiwa Wajib Wajib Wajib Wajib Tidak Wajib
Asuransi Kebakaran Wajib Wajib Wajib Wajib Wajib
Penalty Free 1% & 2% 3% & 2% 2% 500rb
Keunggulan Suku Bunga Kompetitif dan Brand
Image
Brand Image yang
Menjual
Direkomendasikan oleh Broker dan
Developer
Produk KPR yang Inovatif
Persyaratan yang Mudah dan Flexibel
Sumber : Data Primer yang Diolah dan Data Sekunder (Website masing-masing Bank)
8
Dengan berkembangnya perbankan indonesia dapat dilihat pula dari aset
perbankan nasional yang dapat dilihat pada tabel 1.2, dimana pada posisi bulan
desember 2011 tumbuh sebesar 21,4% yaitu sebesar Rp. 3.652 triliun
dibandingkan posisi akhir desember 2010 yaitu sebesar Rp.3.008 triliun, hal ini
dapat dilihat dari kepemilikannya, bank pemerintah (persero) menguasai aset
sebesar 36,4%, bank swasta (baik devisa maupun non devisa) sebesar 43%, bank
pembangunan daerah 8,3%, bank campuran sebesar 5% dan bank asing sebesar
7,3%.
Tabel 1.2 Perkembangan Aset Bank Umum (Rp Triliun)
Kelompok Bank Des’ 06 Des’07 Des’08 Des’09 Des’10 Des’11
Bank Persero 621,21 741,99 847,56 979,08 1.115,52 1.328,17
BUSN Devisa 663,00 768,73 883,47 958,55 1.203,37 1.464,01
BUSN Non Devisa 29,66 39,01 42,47 55,76 78,48 107,08
BPD 159,48 170,01 185,25 200,54 239,14 304,00
Bank Campuran 64,42 90,48 118,13 135,67 149,99 181,09
Bank Asing 156,08 176,28 233,67 204,50 222,35 268,48
Total 1.693,85 1.986,50 2.301,56 2.534,11 3.008,85 3.652,83
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012
9
Apabila kita lihat lebih jelas lagi dengan urutan bank yang memiliki asset
tertinggi, maka dengan data-data yang tersaji pada tabel 1.3 yang memperlihatkan
peringkat bank berdasarkan asset, maka dapat dikatakan bahwa pada desember
2011 sepuluh bank papan atas mengalami peningkatan pada asset bank yang
mereka miliki, begitu pula bank BCA yang termasuk dalam peringkat 10 bank
papan atas. Pada akhir 2010 PT. Bank Permata Tbk mampu menggeser PT. BII
Tbk dan juga PT. BTN (Persero) dan mulai memimpin diurutan ke 8 pada
peringkat sepuluh bank terbesar dari sisi aset hingga Desember 2011. Secara
keseluruhan kesepuluh bank besar yang memiliki aset ini tidak mengalami banyak
perubahan.
Kemudian dapat dilihat pada tabel 1.3, bahwa bank pemerintah yaitu PT.
Bank Mandiri Tbk masih menduduki posisi puncak dengan raihan nilai aset
hingga Desember 2011 sejumlah Rp.493,05 triliun, secara nasional bank Mandiri
menguasai aset perbankan sebesar 13,50% kemudian diikuti oleh bank pemerintah
lainnya PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan total asset Rp. 456,38 triliun
kemudian PT. Bank Central Asia, Tbk dengan nilai asset sebesar Rp. 380,93
triliun dan diposisi keempat diduduki oleh bank pemerintah lainnya PT. Bank
Negara Indonesia, Tbk dengan nilai asset Rp. 289,46 triliun dan kemudian diikuti
oleh bank besar lainnya.
Dapat dikalkulasikan bahwa kesepuluh bank besar ini dapat menguasai
lebih dari 63,30% total aset perbankan Indonesia, secara total aset kesepuluh bank
besar ini mencapai Rp.2.312,34 triliun per Desember 2011 dan kemungkinan akan
10
terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Tabel 1.3 Peringkat Bank Berdasarkan Aset
No Nama Bank
Des’09 Des’10 Des’11
Total
Aset(Rp
Triliun)
Pangsa Thd
Total Aset
Bank Umum
(%)
Total
Aset(Rp
Triliun)
Pangsa Thd
Total Aset
Bank Umum
(%)
Total
Aset(Rp
Triliun)
Pangsa Thd
Total Aset
Bank Umum
(%)
1 PT. Bank Mandiri
(Persero)Tbk
375.239 15,00 410.619 13,65 493.050 13,50
2 PT. BRI (Persero)Tbk 318.447 12,73 395.396 13,14 456.382 12,49
3 PT. Bank Central Asia,
Tbk
283.182 11,32 323.345 10,75 380.927 10,43
4 PT. BNI (Persero) Tbk 226.911 9,07 241.169 8,02 289.458 7,92
5 PT. CIMB Niaga Tbk 106.889 4,27 142.932 4,75 164.247 4,50
6 PT. Bank Danamon
Indonesia Tbk
96.806 3,87 113.861 3,78 127.128 3,48
7 PT. Pan Indonesia
Bank Tbk
76.270 3,05 106.508 3,54 118.991 3,26
8 PT. BII Tbk 58.737 2,35 72.030 2,39 91.335 2,50
9 PT. BTN (Persero) 58.481 2,34 68.334 2,27 89.277 2,44
10 PT. Bank Permata Tbk 56.213 2,25 74.040 2,46 101.540 2,78
Total 1.657.176 66,24 1.948.234 64,75 2.312.336 63,30
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012
Sedangkan untuk perkembangan kredit secara umum nasional yang
disajikan pada tabel 1.4, mengalami pertumbuhan sebesar 19,74% hingga
Desember 2011. Menurut kelompok bank, bank swasta mengalami pertumbuhan
tertinggi mencapai 22,57% Sebaliknya kelompok bank pemerintah (persero)
11
tumbuh relatif rendah 17,26% dan bank BPD mengalami pertumbuhan mencapai
18,21%.
Tabel 1.4 Perkembangan Kredit Bank Umum (Rp Triliun)
Kelompok Bank Des’ 06 Des’07 Des’08 Des’09 Des’10 Des’11
Bank Persero 287,91 356,15 470,66 544,87 642,72 776,83
BUSN Devisa 315,26 407,74 524,29 555,62 718,64 922,54
BUSN Non Devisa 19,11 23,86 27,12 35,70 48,76 68,14
BPD 55,95 71,88 96,38 120,75 143,71 175,70
Bank Campuran 40,83 58,52 75,85 80,98 99,02 120,39
Bank Asing 73,23 83,85 113,37 100,01 113,00 136,49
Total 792,29 1.002,00 1.307,67 1.437,93 1.765,85 2.200.09
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012
Dengan data yang tersaji diatas maka dapat dikatakan bahwa dalam
penanganan dan pengembangan dalam sisi kredit, bank swasta berusaha secara
maksimal dan lebih serius dalam meningkatkan jumlah kreditnya untuk dapat
lebih unggul daripada bank-bank pemerintah dan bank asing yang dirasakan
bahwa saat ini mulai gencar dalam menawarkan produk-produk kreditnya.
Sementara untuk urutan atau peringkat bank dalam penyaluran kredit dapat dilihat
pada tabel 1.5 yang menjelaskan peringkat bank berdasarkan kredit.
12
Tabel 1.5. Peringkat Bank Berdasarkan Kredit
No Nama Bank
Des’09 Des’10 Des’11
Total
Kredit (Rp
Triliun)
Pangsa Thd
Total Kredit
Bank Umum
(%)
Total Kredit
(Rp Triliun)
Pangsa Thd
Total Aset
Bank Umum
(%)
Total Kredit
(Rp Triliun)
Pangsa Thd
Total Kredit
Bank Umum
(%)
1 PT. BRI(Persero)
Tbk. 206.117 14,53 241.020 13,65 283.832 12,90
2
PT. Bank
Mandiri
(Persero) Tbk
178.043 12,55 217.809 12,33 272.197 12,37
3 PT. Bank Central
Asia, Tbk 122.991 8,67 153.116 8,67 199.487 9,07
4 PT. BNI
(Persero) Tbk 82.158 8,46 132.431 7,50 157.252 7,15
5 PT. Bank Cimb
Niaga, Tbk 82.158 5,79 102.715 5,82 122.179 5,55
6
PT. Bank
Danamon
Indonesia Tbk
60.162 4,24 75.264 4,26 87.185 3,96
7
PT. Pan
Indonesia Bank,
Tbk
41.284 2,91 55.705 3,15 68.733 3,12
8 PT. Bank
Permata, Tbk 41.243 2,91 51.529 2,92 67.180 3,05
9 PT. BTN
(Persero) 40.719 2,87 51.458 2,91 63.552 2,89
10 PT. BII Tbk 37.114 2,62 50.065 2,84 62.628 2,85
Total 929.822 65,53 1.131.112 64,06 1.384.226 62,92
Sumber : Website Bank Indonesia (www.bi.go.id) diunduh 19 Agustus 2012
Dapat dilihat diatas bahwa pada bulan desember 2011 hampir semua bank
mengalami kenaikan jumlah kredit, hal ini disebabkan bersamaan dengan
13
penurunan suku bunga, dan dapat dilihat dengan jelas bahwa konsistensi
pertumbuhan kredit dipegang oleh Bank BCA, Bank Mandiri dan Bank Rakyat
Indonesia.
Sekilas mengenai bank BCA, bank BCA secara resmi berdiri sejak tanggal
21 Februari 1957 dan dikenal baik oleh masyarakat sebagai bank transaksional
terbaik, dengan memberikan pelayanan yang luar biasa dan jaringan distribusi
yang luas sehingga mampu memenuhi kebutuhan semua nasabahnya. Dengan
kerja keras dan melalui berbagai rintangan membuat bank BCA menjadi bank
swasta terbesar, terdepan dan terpercaya yang telah diakui oleh berbagai pihak
terutama oleh nasabah setianya. Bank BCA sendiri dapat berhasil dan
berkembang karena semangat pantang menyerah yang dimiliki seluruh karyawan
dengan tujuan untuk meraih kesuksesan bersama melalui produk-produk yang
inovatif baik dari sisi pinjaman atau simpanan serta keunggulan teknologi dalam
memberikan kepuasan kepada nasabah. Dengan keunggulan yang dimiliki, maka
semua produk bank BCA yang bermanfaat bagi nasabah, akan terasa bermanfaat,
mudah dan efisien.
Keunggulan – keunggulan tersebut adalah:
1. Sumber Daya Manusia yang telah terlatih baik, berkomitmen dan selalu
berorientasi pada kebutuhan nasabah dengan menerapkan prinsip enhanced
relationship dan quality growth sehingga akan terus berusaha untuk
meningkatkan hubungan dan pertumbuhan perusahaan yang berkualitas.
14
2. Manajemen yang handal dan professional yang telah melakukan
pengelolaan secara baik dan konsisten, serta berkomitmen untuk menjadi
lebih baik serta selalu mengikuti mengikuti kebijakan dan regulasi
perbankan baik nasional maupun internasional
3. Pemanfaatan teknologi yang maksimal secara cepat, aman dan real time
4. Ragam dan pengembangan produk dan jasa yang mampu memenuhi
kebutuhan nasabah
5. Jaringan yang luas dari kantor cabang, kantor cabang pembantu maupun
mesin tarik tunai otomatis.
Bank BCA sendiri merupakan bank swasta terkemuka penyedia kredit
pemilikan rumah di Indonesia. Berbagai macam strategi telah dilakukan untuk
menarik nasabah agar melakukan pembelian rumah melalui kredit bank BCA,
ketika akan memasuki tahun 2011 portofolio KPR bank BCA mendekati angka
20 triliun, tetapi pada awal tahun 2011 sempat mengalami penurunan yang
disebabkan adanya kredit macet, pelunasan awal dan selesainya masa kredit.
Tetapi pada triwulan kedua ditahun 2011 kredit pemilikan rumahan bank BCA
meningkat kembali seiring dengan turunnya suku bunga KPR sehingga banyak
nasabah yang tertarik dan menggunakan jasa kredit bank BCA, bank BCA sendiri
akan melakukan program suku bunga special disetiap hari ulang tahun perusahaan
tersebut. Dan di akhir tahun 2011 mencapai angka 29 triliun. Jumlah nasabah
KPR sendiri meningkat 19% menjadi 52.448 nasabah. Pada akhir tahun 2011,
pangsa pasar kredit KPR bank BCA adalah 18,75% dan berkontribusi sebesar
51,7% dari total kredit konsumer, bank BCA sendiri merupakan salah satu bank
15
pertama yang mengusung suku bunga KPR dibawah 10% pada tahun 2009. Secara
umum, permintaan pasar untuk kredit perumahan adalah suku bunga yang rendah,
apabila suku bunga sudah rendah maka hal tersebut akan diikuti kenaikan pasar
atau nasabah terutama bunga dibawah 10% dengan jangka waktu rata-rata 5
tahun. (Data Bank Indonesia dan Data Prime yang sudah diolah)
Dalam menjalankan bisnisnya bank BCA telah mengembangkan semua
produk dan layanan jasanya, sehingga mampu beradaptasi dan kompetitif didalam
persaingan industri perbankan. Untuk produk KPR sendiri, bank BCA telah
menyebarkan petugas khusus untuk menangani produk KPR tersebut agar dapat
diproses lebih cepat lagi, dan penyaluran KPR melalui pengembang (Developer)
maupun agen-agen pun terus bertambah. Sehingga hal tersebut mampu menaikkan
bank BCA untuk menjadi bank terdepan dalam produk KPR dan dengan hal
tersebut bank BCA mendapatkan penghargaan sebagai Bank terbaik untuk produk
KPR di tahun 2011 dengan memperoleh predikat “The Best Banking Technology
Application and Fastest Growth Mortgage Loan Facilities” yang dihelat pada
malam anugerah Indonesia Property and Bank Award (IPBA) 2011 di Hotel
Borobudur. Seperti yang terlihat pada gambar 1.1.
16
Gambar 1.1 Menteri Perumahan Rakyat RI, Suharso Monoarfa menyerahkan
awards kepada CEO Bank BCA, Jahja Setiaatmadja.
Sumber : Data internal perusahaan
Dengan diperolehnya penghargaan yang bergengsi yang diperoleh oleh
bank BCA sebagai bank penyedia kredit pemilikan rumah yang terkemuka di
Indonesia memotivasi perusahaan untuk lebih maju dan berkembang lagi, akan
tetapi masih banyak masyarakat yang berpendapat bahwa produk KPR yang
ditawarkan bank BCA lebih condong kepada lapisan masyarakat dengan ekonomi
menengah keatas, yang dapat diketahui dengan adanya kebijaksanaan mengenai
minimal peminjaman kredit pemilikan rumah sebesar Rp. 250 juta pada tahun
2010 silam sehingga harga rumah minimal yaitu diatas 358 juta rupiah. Hal ini
merupakan strategi yang diterapkan manajemen untuk mengurangi proses gagal
bayar sehingga BCA tidak dirugikan dan dengan hal tersebut masyarakat
menyimpulkan bahwa BCA lebih memprioritaskan untuk penyaluran produk
kredit pemilikan rumahnya pada kalangan menengah keatas. Hal tersebut
17
merupakan keuntungan dalam segi risiko sedangkan tantangan bagi para
karyawan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan nasabah
yang memiliki target yang harus dipenuhi dalam jangka waktu tertentu sedangkan
diketahui bahwa banyak permintaan akan KPR yang belum terpenuhi dari tahun
ketahun.
Dengan adanya kebijaksanaan tersebut merupakan sebuah tantangan besar
untuk tenaga pemasar BCA yang memiliki daerah kerja/ operasi pada kota – kota
yang perekonomiannya belum banyak berkembang secara maksimal dimana para
pengembang banyak yang memasarkan dengan harga rumahnya rata-rata dibawah
Rp. 300 juta. Belum lagi dengan selalu meningkatnya angka yang harus dicapai
setiap tahunnya untuk produk kredit pemilikan rumah tersebut. Oleh sebab itu
penulis akan meneliti strategi bersaing apa yang telah diterapkan oleh bank BCA
dalam bisnis KPR sehingga mampu meraih posisi terbaik dan memberikan
alternatif strategi agar mampu meningkatkan daya saing.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja perbankan, khususnya produk KPR. Dengan demikian dibutuhkan strategi
yang tepat mengingat perubahan iklim persaingan bisnis KPR sangat cepat dan
dinamis, dan menjadi catatan penting bagi bank BCA untuk terus
mempertahankan keunggulan yang dimilikinya serta tetap menggali keunggulan
yang potensial untuk meningkatkan pangsa pasarnya dalam bisnis KPR. Dari
uraian tersebut maka permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah
:
18
1. Apa faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bisnis Bank
BCA dalam Produk KPR di Industri Perbankan ?
2. Apa faktor – faktor internal yang mempengaruhi perkembangan bisnis Bank
BCA dalam Produk KPR di Industri Perbankan ?
3. Apakah Strategi bersaing yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing
Bank BCA sebagai penyedia layanan Produk Kredit Pemilikan Rumah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi faktor- faktor internal dan eksternal bank BCA yang
berpengaruh pada perkembangan bisnis khususnya produk KPR.
2. Mengidentifikasi Key Success Factor yang dimiliki bank BCA dalam
menghadapi persaingan di industri perbankan khususnya pada kredit
pemilikan rumah.
3. Memberikan alternatif strategi bersaing yang tepat untuk produk KPR Bank
BCA agar dapat meningkatkan daya saing sehingga menjadi bank pilihan
utama masyarakat.
1.4 Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi bank BCA dalam mengevaluasi strategi yang sedang digunakan.
19
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan peneliti, diharapkan akan
muncul usulan rekomendasi strategi alternatif yang sesuai bagi bank BCA
khususnya untuk produk KPR.
Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti
sebagai penerapan teori yang telah didapat pada perkuliahan serta dapat
memberikan pemahaman mengenai penerapan strategi di sebuah perusahaan.
Sedangkan bagi praktisi sebagai masukan bagi pihak bank sebagai
penyedia layanan produk perbankan agar dapat mengetahui kekurangan –
kekurangannya sehingga dapat digunakan untuk mengatasi hambatan yang ada
maupun yang akan muncul dan mampu meningkatkan kinerja untuk dapat
mencapai target dengan implementasi strategi yang tepat dan terbaik sehingga
mampu menjaga eksistensi perusahaan agar terus berkembang dan memenangkan
persaingan.
Bagi akademisi penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dalam aplikasi dan pengembangan konsep manajemen strategi, khususnya
implementasi strategi, serta meningkatkan wawasan dalam manajemen strategi
dan dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan ke dalam dunia
pekerjaan.
1.5 Batasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan pembatasan agar
penelitian ini dapat lebih terarah yaitu pada kinerja kredit konsumtif khususnya
20
produk Kredit Pemilikan Rumah. Mengingat terdapat 3 produk utama lainnya
pada kredit konsumtif.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian sebagai suatu proses yang akan dilakukan untuk
mendapatkan jawaban atas permasalahan diatas yang diperoleh melalui
pengumpulan informasi yang dibutuhkan kemudian diolah sebagai dasar dalam
melakukan penelitian.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang dapat
dipercaya kebenarannya dan memberikan gambaran yang utuh tentang pokok
permasalahan secara keseluruhan dalam penyusunan penelitian ini.
1. Data primer merupakan data yang diperoleh oleh penulis secara langsung
dari perusahaan baik melalui observasi dilapangan, dokumentasi dan
wawancara dengan karyawan perusahaan maupun dengan nasabah.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain diluar
perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini, seperti
berbagai literature dan data dari berbagai lembaga terkait seperti peraturan
Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, serta referensi terkait lainnya
seperti artikel, jurnal, buletin, internet, majalah, surat kabar, serta sumber
data lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Observasi terhadap produk,
layanan dan sales activity yang dilakukan oleh kompetitor juga akan
dilakukan guna memperjelas gambaran persaingan yang terjadi pada
industri perbankan khususnya produk KPR.
21
1.6.2. Metode Analisis Data
Untuk menyusun strategi bersaing bank BCA khususnya produk KPR agar
dapat meningkatkan pangsa pasarnya dan meraih posisi yang diinginkan maka alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. PEST Analysis (Politic, Economy, Social, Technology) untuk analisis
lingkungan makro.
2. Porter’s Five Forces untuk analisis industri, yakni dengan meneliti
pengaruh dari pendatang baru, produk/ jasa substitusi, kekuatan pemasok,
kekuatan konsumen dan persaingan perusahaan dalam satu industri.
3. Key Success Factors untuk analisis keunggulan yang dimiliki perusahaan
agar dapat meraih kesuksesan.
4. SWOT analysis yakni Strength, Weakness, Opportunities and Threats;
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi kemudian juga
peluang dan ancaman yang ada dari lingkungan eksternal tentunya
didapatkan dan disimpulkan dari analisis lingkungan dan industri yang
telah dilakukan sebelumnya. Dengan menganalisa kekuatan, kelemahan,
peluang, ancaman dalam suatu organisasi maka dapat disusun strategi
yang tepat dalam menyesuaikan keadaan internal dengan keadaan
eksternal suatu organisasi.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika yang dipaparkan adalah untuk menggambarkan penulisan
yang sistematik dan terarah sehingga mempermudah penelusuran yang
dikemukakan.
22
Peneliti membagi menjadi lima bagian (bab) dalam penulisan penelitian ini,
diantaranya adalah:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan berbagai hal-hal yang mendasar mengenai penelitian
ini seperti yang dipaparkan dalam sub bab latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penilitian, batasan masalah,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai landasan teori yang dipergunakan untuk
mendukung dan memperjelas pembahasan penelitian yang dikaitkan
dengan teori – teori yang melatarbelakangi.
Bab III: METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN
Bab ini akan mengulas mengenai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian, ditambah dengan pemaparan profil perusahaan yang
menjadi objek penelitian.
Bab IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil analisis dan pembahasan, mengevaluasi
strategi bersaing Produk KPR bank BCA, serta mengidentifikasikan
strategi bersaing alternatif yang dapat digunakan bank BCA untuk
produk KPR-nya.
Bab V: SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan penelitian mengenai hasil analisis
lingkungan eksternal dan internal, hasil evaluasi strategi bersaing saat
23
ini, serta hasil identifikasi strategi bersaing alternatif yang dapat
digunakan bank BCA dalam menghadapi pesaing di kemudian hari.