bab i pendahuluan - digilib.itb.ac.id · 2 permukaan air laut akan naik dan akan menenggelamkan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya
cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera
memikirkan solusi energi alternatif untuk menggantikan sumber energi dari fosil
ini. Diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia masih ada 9.1 miliar barel dan
minyak bumi ini hanya akan bertahan untuk 25 tahun ke depan. Sedangkan
cadangan batubara dan gas bumi Indonesia masih tersisa untuk sekitar 110 dan 68
tahun [7].
Tabel 1.1-1 Potensi energi nasional 2006
Energi Fosil Sumber Daya Cadangan
(Proven+Possible)
Produksi (per
Tahun)
RASIO CAD/
PROD (tanpa
eksplorasi
Tahun)
Minyak Bumi 86,9 miliar barel 9,1 miliar barel 365 juta barel 25
Gas Bumi 384,7 TSCF 187 TSCF 2,77 TSCF 68
Batubara 90,5 miliar ton 18,7 miliar ton 170 juta ton 110
Coal Bed
Methane
453 TSCF - - -
Disamping itu, penggunaan energi dari fosil ini telah menimbulkan
dampak efek rumah kaca, hujan asam dan pemanasan global (global warming) di
bumi ini. Berikut adalah gambar dari Greenland yang telah mencair setiap
tahunnya akibat pemanasan global. Akibat dari mencairnya es dikutub ini, maka
2
permukaan air laut akan naik dan akan menenggelamkan beberapa pulau yang
dangkal [6]. Diperkirakan tahun 2050, akan sering terjadi banjir dan akan
mengambil korban 100 juta jiwa jika tindakan pemakaian energi fosil ini
diminimalisir atau bahkan tidak digunakan lagi.
Gambar 1.1-1 Foto Greenland dari tahun ke tahun
Gambar 1.1-2 Kenaikan air laut pada tahun 2050
Oleh karena itu, untuk menanggulangi masalah tersebut kita membutuhkan
solusi energi alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil. Salah satu energi
3
alternatif itu adalah energi yang berasal dari energi nuklir.Energi nuklir adalah
energi yang berasal dari reaksi nuklir (reaksi fisi dan reaksi fusi) yang
berlangsung didalam reaktor dan memerlukan bahan bakar fissil 1maupun fertile2.
Berikut keuntungan dan kelemahan dari energi nuklir apabila kita bandingkan
dengan energi yang berasal dari fosil:
Keuntungan energi nuklir :
1. Tidak menimbulkan polusi/pencemaran udara seperti pelepasan CO2 ,CO,
SO2, hujan asam dan global warming.
2. Energi yang berasal dari energi nuklir menghasilkan bahan-bahan sisa
padat lebih sedikit.
3. Penyediaan bahan bakarnya memerlukan penambangan yang lebih sedikit.
4. Lebih ekonomis.
5. Pemilihan letak reaktor bisa direncanakan dengan baik.
Sebaliknya, kelemahan energi nuklir adalah:
1. Menghasilkan bahan sisa radioaktif yang berumur sangat panjang sehingga
harus disimpan dan diamankan untuk jangka waktu yang sangat lama.
2. Dapat melepaskan bahan-bahan radioaktif. Perlu ditambahkan bahwa
pelepasannya adalah sedemikian rendahnya sehingga tidak begitu berarti
apabila kita bandingkan dengan latar belakang radiasi yang sudah ada
dalam alam. Pelepasan bahan-bahan radioaktif dari suatu Pusat Listrik
Tenaga Batu-bara yang berasal dari radioaktivitas alam dalam batu bara
dapat melebihi pelepasan radioaktif dari Pusat Listrik Tenaga Nuklir.
1Bahan fissil adalah isotop-isotop yang dapat membelah atau melakukan fisi dengan neutron
thermal contohnya U233, U235, Pu239 2 Bahan fertile adalah isotop yang dapat menghasilkan bahan fissil meskipun isotop ini tidak bisa
tidak dapat melakukan fisi dengan neutron thermal, contohnya U238 dan Th 233
4
3. Dalam PLTN terdapat himpunan bahan-bahan radioaktif dalam jumlah
amat besar yang harus dikungkung dalam keadaan juga. Oleh karena itu,
segi-segi keselamatan yang bersangkutan dengan kemungkinan terjadinya
kecelakaan dapat lebih berat dibandingkan dengan PLT-Batubara
4. Untuk tingkat daya yang sama, panas buangan dari PLTN lebih besar
daripada PLT-Batubara karena efisiensi termik PLTN lebih rendah. Perlu
ditambahkan bahwa jenis-jenis reaktor yang sedang dikembangkan,
nantinya akan mempunyai efisiensi termik yang lebih tinggi dari PLT-
Batubara.
5. Modal yang diperlukan untuk pembangunan PLTN lebih besar dan waktu
pembangunannya lebih lama dibandingkan dengan PLT-Batubara
Tabel 1.1-2 Perbandingan sumber energi utama
Resources Energi Bahan Bakar per 1000 MWe
Per kg bahan bakar Plant per tahun
Fisi Nuklir 50.000 kWh 30 ton
Batu Bara 3 kWh 2.600.000 ton
Minyak Bumi 4 kWh 2.0000.000 ton
5
Gambar 1.1-3 Perbandingan jumlah gas efek rumah kaca yang dihasilkan oleh berbagai sumber
energi
Gambar 1.1-4 Perbandingan jumlah emisi yang dikeluarkan oleh berbagai sumber energi
6
Gambar 1.1-5 Potensi energi Nasional
Setelah melihat perbandingan diatas kita dapat melihat bahwa nuklir
memiliki dampak emisi rumah kaca paling kecil diantara sumber-sumber energi
lainnya [5]. Namun ketakutan atau bahkan phobia pada kecelakaan dan limbah
energi nuklir masih sangat menghantui masyarakat awam. Energi ini dianggap
membahayakan karena adanya faktor limbah radioaktif yang dihasilkan dari
reaksi nuklir dengan waktu paroh yang sangat panjang. Selain itu, ongkos modal
dalam pembiayaan pembangunannya sangat besar yang sulit dilakukan oleh
negara-negara berkembang.
Gambar 1.1-6 Peta PLTN didunia
7
Dari gambar 1.1.6 dapat kita lihat bahwa PLTN kebanyakan dikembangkan oleh
negara – negara Eropa, Amerika, Asia Selatan dan Asia Timur. Mereka telah
bergabung kedalam Generation IV International Forum (GIF). Saat ini, GIF telah
beranggotakan Afrika Selatan, Brazil, Canada, Korea Selatan, Amerika Serikat,
Perancis, Jepang, Switzerland, persatuan Eropa (melalui CEA– French Atomic
Energy Commission). GIF ini sedang giat dalam membangun reaktor nuklir
generasi IV. Reaktor nuklir generasi IV adalah reaktor yang dipandang sebagai
reaktor yang menghasilkan limbah dalam jumlah yang sedikit, tingkat
keselamatannya tinggi dan long live dimana reaktor ini waktu untuk pengisi ulang
bahan bakar dapat mencapai 60 tahun. Generation IV International Forum (GIF)
berlandaskan kepada delapan tujuan teknologi. Tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan keselamatan atau safety dalam mengoperasikan nuklir, meningkatkan
proliferation resistant3, menimimalisir limbah dan penggunaan sumber daya alam
dan untuk mengurangi biaya dalam pembangunan dan pengoperasian reaktor.
Ada 6 tipe reaktor yang termasuk kedalam ke prototipe generasi IV.
Reaktor generasi IV ini akan dimulai pada tahun 2015 keatas dan sekarang kita
hanya menemukan prototipenya saja. Berikut jenis- jenis reaktor generasi IV dan
waktu mulai dioperasikan.
3 Tingkat kesulitan suatu material untuk dapat dikonversi menjadi senjata
8
Tabel 1.1-3 Jenis-Jenis reaktor generasi IV
Reaktor Generasi IV Akronim
Gas Cooled Fast Reactor GFR
Lead-Cooled Fast Reactor LFR
Molten Salt Reactor MSR
Sodium- Cooled Fast Reactor SFR
Supercritical-Water Cooled Reactor SCWR
Very High Temperature Reactor VHTR
Tabel 1.1-4 Waktu pengoperasian reaktor generasi IV
Reaktor Generasi IV Waktu Pengoperasian
Gas Cooled Fast Reactor 2025
Lead-Cooled Fast Reactor 2025
Molten Salt Reactor 2025
Sodium- Cooled Fast Reactor 2015
Supercritical-Water Cooled Reactor 2025
Very High Temperature Reactor 2020
Gas Cooled Fast Reactor (GFR) termasuk kedalam jenis reaktor generasi
IV yang akan diimplementasikan pada tahun 2025. GFR adalah reaktor yang
terbaik dalam hal ketahanan karena GFR mempunyai siklus bahan bakar tertutup
dan GFR juga sangat bagus dalam manajemen aktinida. Selain itu, GFR yang
dioperasikan pada suhu 850˚C juga mendukung dalam produksi gas hidrogen.
Total budget project dari GCFR adalah 3,6 juta UERO (50, 4 miliar rupiah)
dengan kontribusi EC sebesar 2 juta UERO yang setara dengan 28 miliar rupiah.
9
Penelitian berjudul “Studi Desain Gas Cooled Fast Reactor yang
Berpendingin Helium dan Menggunakan Uranium Alam sebagai Bahan
Bakar” ini dibuat untuk menghasilkan reaktor yang memenuhi kriteria di atas.
Aspek yang akan kita kaji adalah aspek neutronik, ekonomi dan safety meskipun
belum seluruh aspek di atas dikaji secara rinci dalam penelitian ini.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah reaktor cepat generasi IV
tipe Gas Cooled Fast Reactor (GFR) berbahan bakar uranium alam yang memiliki
masa operasi 60 tahun. Dengan memburn-up uranium alam selama 60 tahun dan
membagi teras reaktor menjadi 6 region yang memiliki volume sama, dihasilkan
plutonium yang akan mencukupi untuk operasi reaktor selama 15 tahun. Dengan
demikian, pada waktu 15 tahun operasi berikutnya, reaktor dapat beroperasi
dengan memindahkan bahan bakar dari region pertama ke region kedua, region
kedua ke region ketiga, dan seterusnya, dan menambahkan uranium alam. Reaktor
ini juga memiliki nilai initial excess reactivity yang relatif kecil (<10%).
Selain tujuan penelitian di atas, penulisan tugas akhir ini juga bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Sarjana di Program Studi
Fisika ITB.
10
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan pada jenis reaktor cepat GFR (Gas Cooled Fast
Reactor) dengan teras berbentuk silinder, berdaya tinggi 2400 MWth,
menggunakan bahan bakar uranium alam, Helium sebagai pendingin (coolant)
dan Stainless Steel 316 (SS316) sebagai bahan cladding. Analisis reaktor pada
penelitian ini akan difokuskan pada analisis neutronik dari teras reaktor.
1.4 Metode Penelitian
Perhitungan desain neutronik pada penelitian ini menggunakan kode
program SRAC yang dikembangkan oleh JAERI ((Japan Atomic Energy
Research Institute). Program SRAC dapat melakukan perhitungan sel bahan bakar
dan burn up teras pada desain reaktor GFR yang dirancang. Hasil dari perhitungan
SRAC akan diolah menjadi bentuk grafik dengan menggunakan software
Microsoft Excel. Data-data lain dari GFR didapatkan dari bahan ajar fisika reaktor,
jurnal-jurnal penelitan dan data-data internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap pembahasan, di antaranya :
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang dan tujuan penelitian yang
dilakukan, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Teori Dasar, membahas dasar-dasar teori yang mendukung
penelitian, khususnya tentang konsep dasar desain reaktor.
11
Bab III Desain Teras dan Metode Perhitungan, membahas spesifikasi dan
konfigurasi umum sel bahan bakar dan teras GFR yang akan dirancang.
Bab IV Perhitungan dan Analisis Desain Teras, merupakan pembahasan
hasil-hasil perancangan teras yang diperoleh.
Bab V Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dan saran dari laporan
penelitian ini.
Kelima bab di atas dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran.