bab i pendahuluan · 2018-03-28 · bab i pendahuluan 1.1 latar belakang ... menjelaskan latar...
TRANSCRIPT
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pembangunan bendungan merupakan
kegiatan yang dilakasanakan oleh penyedia jasa menggunakan tenaga-tenaga terampil
dibidang pembangunan bendungan, menggunakan peralatan berat sesuai metode kerja,
menggunakan bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi teknik dan diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan/ disetujui oleh pemilik pekerjaan dalam bentuk Kontrak.
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan konstruksi ini adalah terbangunnya
bendungan yang memenuhi spesifikasi teknik, dalam waktu yang telah ditentukan serta
bendungan aman baik secara fisik maupun operasionalnya. Kondisi ini akan dapat dicapai
apabila factor-faktor yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi seperti: tenaga-tenaga
terampil, bahan sesuai spesifikasi, peralatan (tipe/kuantias/kualitas, metode kerja (yang
applikable), serta waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dapat dipenuhi dengan tepat.
Dalam hal ini, peranan pengawas pelaksanaan pekerjaan konstruksi sangat menentukan
dan penting guna mengawasi segala kegiatan dan kualifikasi baik tenaga manusia
maupun peralatan, kuantitas dan kualitas bahan yang digunakan, serta pelaksanaan
pekerjaan yang mengacu pada metode kerja yang ada. Pengawasan yang baik dan benar
hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang memahami pekerjaan, dalam hal ini
pekerjaan pelaratan hidromekanik-elektrik,
Untuk itulah modul pelatihan teknik bidang peralatan hidroekanik-elektrik ini dibuat dan
dipakai sebagai bahan ajar dalam pelatihan tersebut. Mudah-mudahan dengan pelatihan
ini dapat menghasilkan para pengawas yang lebih berkemampuan dalam pelaksanaan
konstruksi bendungan urugan.
1.2 Lingkup Materi Modul
Materi yang dicakup dalam modul ini antara lain:
1) Tipe, jenis dan fungsi dari peralatan hidromekanik-elektrik yang umum digunakan
pada bendungan urugan. Kemampuan memahami jenis-jenis/ sketsa dan fungsi dari
beberapa peralatan hidromekanik-elektrik yang umum dipakai di bendungan bagi
calon pengawas akan dapat lebih mampu mengenal dengaan jelas bagian-bagian
peralatan dari tiap jenis alat yang umumnya digunakan pada bendungan baik dari segi
struktur maupun operasi dan pemeliharaannya sehingga dalam pengawasan bisa
lebih dimengerti fungsi bagian maupun kualitas yang ditentukan sesuai spesifikasi..
Dalam meteri ini termasuk juga jenis-jenis alat angkat dan alat bantu yang umum
digunakan pada bendungan. Fungsi tiap tipe/jenis peralatan serta penempatannya
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
2
dalam sistim instalainya yang tidak baik/salah /cacat /rusak akan dapat menimbulkan
permasalahn (terjadi getaran berlebih, terjadi kavitasi, dsb ).
2). Bahan-bahan; kondisi desain pintu air dan katup dituntut agar struktur harus kuat
unruk menahan beban yang telah ditentukan, harus tahan terhadap pengaruh
lingkungannya, dapat dioperasikan dengan lancar, mudah perawatannya dan tidak
terjadi getaran berlebih. Salah satu syarat dalam mencapai kondisi diatas, adalah
pengawasan dalam rangka pemakaian bahan-bahan yang tepat untuk strukturnya.
Untuk itulah sebelum dilakukan pabrikasi peralatan hidromeknik-elektrik pengawas
harus mampu memeriksa bahan-bahan yang akan dipakai apakah sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi teknik. Umumnya bahan-bahan yang akan diperiksa dan
akan dipabrikasi adalah bahan metal yaitu; baja, besi dan bronze.yang umumnya
merupakan hasil produksi pabrikan.
3) Pengawasan di pabrik; pengawasan di pabrik meliputi pengawasan material,
procedure pengelasan, kualifikasi tukang las dan pengetesan. Materi pengawasn
dipabrik akan menjelasakan cara- cara mengawasi bahan, pemeriksaan prosedur dan
kualifikasi tukang las serta pengetesan operasi (hususnya alat angkat). Pemahaman
cara-cara pemeriksaan bahan sangat penting bagi seornga pengawas pelaksanaan
pekerjaan hidromekanik-elektrik karena sering dijumpai permasalahan berupa
dokumen pabrikan pendukung tidak ada /tidak lengkap sehingga perlu dilakukan tes
mekanik bila perlu tes lab untuk melihat komposisi kimianya.
4) Pengawasan dilapangan; sasaran pengawasan dilapangan meliputi prosedur/metode,
peralatan, tenaga manusia, keamanan kerja.serta pengukuran hasil pemasangan
sebelum dilakukan pengecoran rangka pengarah dari pintu. Pemahaman metode,
jenis dan jumlah alat maupun pengukuran hasil pemasangan sangat penting bagi
pengawas agar supaya dalam pelaksanaan pemasangan dapat memeberikan
pengawasan sehingga pelaksanaan pemasangan lancar, aman dan hasilnya
memuaskan sesuai spesifikasi.
1.3 Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas mengenai jenis dan fungsi peralatan hidromekanik dan elekrikal
(H&E), sistim operasi peralatan H&E, Pemilihan jenis peralatan H&E, beban yang bekerja
pada komponen pintu dan perhitungan pintu sorong.
1.4 Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti pelajaran ini, para peserta diharapkan mampu memahami prinsip-
prinsip pengawasan pelaksanaan pekerjaan peralatan hidromekanik untuk menunjang
pengawasan pelaksanaan konstruksi bendungan urugan.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
3
1.5 Tujuan Pembelajaran Khusus (TPU):
Setelah peserta mengikuti mata pelajaran ini, diharapkan mampu:
a. Menjelaskan Latar belakang, diskripsi singkat, tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus.
b. Menjelaskan mengenai jenis dan fungsi peralatan H&E.
c. Menjelaskan mengenai sistim operasi peralatan H&E.
d. Menjelaskan mengenai pemilihan jenis peralatan H&E.
e. Menjelaskan mengenai beban-beban yang bekerja pada pintu.
f. Menjelaskan mengenai perhitungan beban-beban yang bekerja pada pintu sorong
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
4
BAB II
TIPE DAN FUNGSI PINTU/KATUP
2.1 Pintu
2.1.1 Jenis pintu dan katup
Jenis dan pintu katup yang ada di bendungan-bendungan di Indonesia adalah :
1) Pintu air
Pintu Sorong (Slide Gate)
Pintu Bonet (Boneted Gate)
Pintu Roda Tetap (Fixedwheel Gate)
Pintu Aliran Pancar (Jet Flow Gate)
Pintu Radial Pelimpah (Spillway Radial Gate)
Pintu Engsel bawah (Flape Gate/Tilting Gate)
Balok Sekat (Stoplog)
Pintu Sekat (Bulkhead)
Pintu Mangkok (Hemispherical Gate)
2) Katup (Valves);
Katup Jarum (Needle Valve)
Katup Lubang Pancar (Hollow Jet Valve)
Katup Kerucut Tetap (Fixed Cone Valve)
Katup Sorong (Gate Valve)
Katup Kupu-kupu (Butterfly Valve)
3) Sistim alat penggerak diam pada temapatnya (Fixed Hoist):
Sistim mekanik dengan penggerak tenaga manusia
Sistim mekanik dengan pengerak motor listrik ( PLN dan Genset )
Sistim pompa hidrolik pengerak motor listrik
4) Alat angkat bergerak :
Derek Beroda (Gantry Crane)
Alat angkat Bergerak (Traveling Hoist Unit)
Derek Menara (Tower crane)
Derek Mengambang (Floating Crane)
5) Alat –alat lainnya
Pompa penguras (Sump pump)
Ventilasi Udara (Air Vents)
Generator
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
5
2.1.2 Pintu Pelimpah
1) Pintu Radial (Radial Gate)
Pintu radial umumnya diapasang pada bangunan pelimpah sehingga disebut pintu radial
pelimpah (spillway). Pintu radial pelimpah dikenal juga sebagai “tainter gate” terdiri dari
daun pintu yang bebentuk lengkung dan lengan yang menumpu pada pilar atau support
bentuk lainnya. Daun pintu duduk pada mercu pelimpah dan dapat berputar pada as yang
ditumpu rangka disebut trunnion.Sistim seal berada pada tiga sisi yaitu dua disamping
dan satu didasar daun pintu.Pelepasan air lewat bawah daun pintu. Alat angkat berada
diatas deknya pilar.
Pintu radial pelimpah berfungsi sebagai:
- Menahan air dalam waduk
- Melepas air waduk saat banjir
- Mengatur keluaran air dalam operasi normal
Permasalahan yang sering dijumpai dalam desain adalah :
- Kecepatan sering lambat (saat turun )
- Untuk ukuran besar kadang-kadang tidak dapat menutup dengan berat sendiri.
- Jika air melimpah diatas pintu (overtoping) dapat merusak rangka dan lengan pintu.
Gambar 2.1 Pintu radial pelimpah
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
6
2) Pintu Engsel Bawah (Crest Gate/TiltingGate)
Pintu engsel bawah ini umumnya dipasang pada mercu pelimpah. Alat angkat untuk pintu
jenis ini biasanya sistim hidrolik (hydraulic piston) ditempatkan diatas pilar atau pada
mercu dihilir pintu. Pada posisi pintu tertutup, permukaan daun pintu mngikuti garis
permukaan mercu pelimpah. Sebagai contoh sketsa pintu engsel bawah dapat dilihat
pada gambar berikut ini.
Gambar 2.2 Pintu engsel bawah
Pintu Engsel Bawah berfungsi sebagai:
- Menahan air dalam waduk
- Melepas air waduk saat banjir
- Mengatur keluaran air dalam operasi normal
Pembatasan desain:
Jika alat penggerak diletakkan pada ujung dibelakang pintu, maka torsi yang
diperlukan sangat besar sehingga menjadi tidak ekonomis.
Disamping itu perletakan alat penggerak pada mercu dibelakang pintu maka
konstruksi mercu lebih rumit
Permasalahan yang biasanya terjadi:
Korosi terjadi pada pelat luar pada daerah batas permukaan air
Ventilasi udara dihilir pintu kapasitasnya tidak cukup
Bocor pada seal
Getaran yang berlebih terjadi saat dioperasikan
3) Pintu beroda tetap (Fixed Wheel Gate)
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
7
Pintu beroda merupakan daun pintu datar konstruksi baja dengan dilengkapi roda sebagai
pendukung gerakan menutup dan membuka. Berdasarkan konstruksi sistim roda
pendukungnya maka pintu dapat dibedakan menjadi:
Pintu Roda Tetap (Fixed Wheel), dimana as roda terikat tetap pada rangka daun pintu.
Pintu Stoney (Stoney Gate) dimana roda terikat pada rangka sendiri terlepas dari
daun pintu.
Caterpillar Gate dimana rangka pengikat roda berupa rantai terlepas dari daun pintu.
Pintu Roda Tetap (Fixed Wheel) ini umumnya digunakan untuk fungsi:
Pengaturan keluaran air waduk, (pintu di spillway)
Pintu darurat (head tinggi), posisi bisa di depan bendungan atau dalam terowongan
(tunnel).
Gambar 2.3 Pintu beroda tetap
2.1.3 Pintu/katup pengeluaran bawah
1) Pintu Intake
Pintu beroda merupakan daun pintu datar konstruksi baja dengan dilengkapi roda sebagai
pendukung gerakan menutup dan membuka. Berdasarkan konstruksi sistim roda
pendukungnya maka pintu dapat dibedakan menjadi:
Pintu Roda Tetap (Fixed Wheel), dimana as roda terikat tetap pada rangka daun pintu.
Pintu Stoney (Stoney Gate) dimana roda terikat pada rangka sendiri terlepas dari
daun pintu.
Caterpillar Gate dimana rangka pengikat roda berupa rantai terlepas dari daun pintu.
Pintu roda tetap
Hois
tt
Kabel baja
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
8
Gambar 2.4 Denah pintu beroda tetap
Pintu pengaman (pada pipa pesat).
Pintu bonnet (bonneted gate).
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
9
Gambar 2.5 Pintu bonnet
Pada dasarnya pintu bonnet ini adalah pintu luncur yang terdiri dari daun pintu berbentuk
segi empat atau kubus terbungkus dalam rumah dari pelat baja dengan konstruksi las.
Rumah bagian atas merupakan bonnet yang dilengkapi tutup dimana diatas tutup
diletakkan alat penggerak.
Pintu bonnet biasanya dipasang di dalam terowongan, pipa pesat sebagai pintu darurat /
perawatan (emergency/maintenant gate) dan juga bisa dipasang di ujung akhir pipa pesat
sebagai pintu pengatur. Pemasangan jenis pintu ini dalam terowongan memerlukan
ventilasi udara dekat dihilir pintu. Permasalahan yang timbul sering terjadi kerusakan
pada tunnel dihilir pintu karena terjadinya kavitasi.
Pemeriksaan tampak pintu jenis ini meliputi saasaran:
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
10
Rumah dan bonnet : Periksa kerusakan pada badan pintu dihilir alur dan lantai dekat
dihilir landasan (sill) yang diakibatkan korosi berlebihan. Juga diperiksa baut-baut
body dan ventilasi udara.
Tutup bonnet; Periksa apakah ada yang retak atau packing bocor.
Daun pintu. Periksa apakah ada yang retak atau packing bocor.
Tes Operasi. :
Tes operasi untuk pintu ini dilakukan pada kondisi tekanan air seimbang, diusahakan
tidak ada aliran. Kemudian diamati apakah pintu bergerak lancar
Katup Pengaman
Katup Sorong (Gate Valve)
Gambar 2.6 Katup sorong
Katup sorong umumnya ditempatkan pada pipa pesat/pembawa (penstock/conduit).
Fungsi katup sorong bisa digunakan sebagai katup pengaman,yang ditempatkan di
hulu katup pengatur dan bisa juga sebagai katup pengatur bila ditempakan dihilir
katup pengaman. Katup sorong terdiri dari bagian yang bergerak (wedge) yang
gerakannya vertikal tegak lurus dengan aliran air. Jika ditutup wedge akan merapat
dengan body dan sistim perapatnya (sealing system) metal dengan metal (bronze
atau stainless steel). Alat angkat berupa batang berulir yang dapat digerakkan dengan
motor listrik atau manual. Umumnya batang berulir bergerak ditempat sedang wedge
yang bergek naik turun (non rising screw).
Katup Kupu-kupu (Butterfly).
Katup ini dipasang didalam pipa pesat terdiri dari, sayap didalam yang dapat berputar
untuk mengalirkan dan menyetop aliran. Sayap atau lempengan diputar melalui as
yang digerakkan alat penggerak. Arah putaran sayap melintang arah aliran air dengan
demikian saat menutup akan menahan aliran air. Pada saat katup dibuka penuh
sayap diputar sampai searah aliran. Katup Kupu-Kupu umumnya dipasang di
hulu/didepan katup pengatur (Control Valve) atau turbin difungsikan sebagai katup
untuk membantu perawatan dan juga untuk keadaan daruruat.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
11
1) Pembatasan desain
Operasi Katup Kupu-kupu kadang-kadang dibatasi oleh factor desain sebagai berikut:
jika katup ini digunakan sebagai pengatur maka bukaan parsial akan menimbulkan
aliran bergolak (turbulent), sehingga terjadi getaran berlebih. Karena sayap selalu
berada dalam aliran saat katup dibuka maka terjadi kehilangan tenaga potensial (head
losses) cukup besar.
2) Bagian yang bermasalah
Biasanya yang paling sering bermasalah adalah kebocoran terjadi pada pertemuan
permukaan anatara seal sayap dalam dengan trunion as putar sayap.
Gambar 2.7 Katup kupu-kupu
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
12
Katup Bola ( Sphere Valve )
Katup bola digunakan juga dialan pipa sebagai katup pengaman. Katup ini terdiri dari
badan (body) dan bagian yang bergerak merupakan bola yang berlubang. Bagian bola
ini dapat berputar 90 derajat, dan jika menutup bola berputar memblok aliran air dan
jika membuka maka lubang searah dengan aliran sehingga air bebas lewat .
Katup bola seperti katup butterfly tidak dapat dipakai sebagai pengatur karena tidak
boleh dibuka sebagian (parsial).
Gambar 2.8 Katup bola
2) Pintu /Katup Pengatur
Katup Jarum (Needle Valve)
Katup Jarum adalah salah satu jenis katup yang digunakan pada bendungan untuk
mengatur keluaran air dari bangunan pengeluaran bendungan. Katup Jarum terdiri
dari dua badan yaitu satu bagian luar dan satu lagi badan bagian dalam. Badan
bagian dalam berupa silinder yang dikedua ujungnya berbentuk kerucut lancip
menyerupai jarum dan terbagi dua, satu bagian depan dapat digerakkan maju-
mundur/tutup-buka sedangkan bagian belakang tidak bisa digerakkan (fixed). Gerakan
bagian jarum depan melalui mekanis roda gigi yang umumnya digerakkan dengan
tenaga manusia, sedang untuk penggunaan pada bendungan dengan head tinggi
digunakan penggerak tenaga listrik.sebagai penggerak utama dan roda tangan (hand
wheel) untuk keperluan pemeliharaan.
Permasalahan yang ada:
o Sering terjadi kavitasi yang merusak permukaan badan tengah
o Pada bukaan kecil samapah/ kotoran yang besar bisa menymbat lubang laluan
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
13
o Karena sistim sealnya dari matal ke metal maka kalau tidak presisi bisa bocor
o Pemeliharaan agak rumit.
Gambar 2.9 Katup jarum
Katup Lubang Pancar (Hollow Jet Valve)
Pada dasarnya bentuk Katup Lubang Pancar merupakan setengah dari Katup Jarum.
SepertiKatup Jarum, badan katup Lubang Pancar terdiri dari dua bagian yaitu bagian
luar dan bagian dalam. Badan dalam terbagi dua lagi dimana bagian depan bentuk
kerucut dan dapat digerakkan maju-mundur/ tutup–buka laluan air. Sedangkan bagian
belakang berbentuk bell gereja yang terangkai tetap pada badan luar. Jenis
penggerak katup ini pada awalnya menggunakan sistim mekanis,namun belakangan
banyak menggunakan sistim hidrolik. Pemasangan jenis katup ini umumnya
ditempatkan pada ujung pipa pesat diluar tunnel dimana pancaran air keluar harus
bebas.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
14
Gambar 2.10 Katup lubang pancar
Katup Kerucut tetap (Fixed Cone Valve)
Katup Kerucut Tetap sering juga dikenal sebagai katup “Hollow Bunger” yang
digunakan untuk mengatur pengeluaran air pada bangunan keluaran. Seperti katup
sebelumnya, badan dari Katup Kerucut Tetap ini berbentuk silinder. Bagian dalam
terdiri dari rusuk penguat yang dilas ke body luar dan bagian belakang rib disambung
las dengan bagian berbentuk kerucut (Cone). Sudut kerucut 450. Antara badan silinder
dengan bagian kerucut ada jarak merupakan celah laluan air keluar. Celah ini dapat
ditutup maupun dibuka dengan menggerakkan badan silinder luar. Sketsa dari Katup
Kerucut Tetap, adalah seperti gambar dibawah ini.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
15
Gambar 2.11 Katup kerucut tetap
Katup Kerucut Tetap dapat dipasang pada ujung akhir pipa pesat atau pada bangunan
peredam tenaga. Badan silinder yang dapat digerakkan sangat pas dengan rusuk
dalam,dan gerakannya sejajar dudukan menghadap ke bagian kerucut. Badan silinder
ini agak panjang yang dapat menutup rapat celah laluan air antara silinder dalam dan
bagian kerucut. Gerakan aksial silinder luar ini mengtur keluaran air.
Alat penggerak silinder ini terpasang diluar badan katup. Jenis alat penggerak dari
vale ini yaitu:
o Tipe batang berulir, dengan sepasang batang berulir dan roda gigi yang
digerakkan motor listrik terpasang diatas katup atau penggerak motor hidrolik.
o Tipe sepasang silinder hidrolik yang terpasang pada sisi bersebelahan badan
katup, dimana pompa hidrolik digerakkan dengan motor listrik.
Air keluar dari katup ini memancar dengan pancaran berbentuk kerucut. Jika
pancaran kerucut ini tidak bisa ditolerir, maka perlu dipasang kap pelindung atau
bangunan pengarah pancaran guna membatasi/mengarahkan keluran air yang dapat
ditolerir. Katup Kerucut Tetap sangat baik untuk mengatur keluran air karena dapat
meredam tanaga air dan dapat melakukan pengisian angin sebagai ventilasi. Tetapi
untuk sebagai pengaturan keluaran air pada bangunan keluaran yang rendah/dekat
dengan permukaan air dihilir maka jenis katup ini jarang digunakan.
Pintu Pancar (Jet Gate)
Jenis pintu ini dapat dilihat seperti gambar di bawah.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
16
Gambar 2.12 Pintu pancar
2.2 Jenis alat angkat
2.2.1 Alat angkat penggerak tenaga manusia (Manually)
Alat angkat ini umumnya terdiri dari batang berulir dan mur putar digerakkan dengan
engkol atau roda putar tangan (handwheel). Batang berulir ada yang terbuka dan ada
yang ditutup pipa. Beberapa desain batang berulir digerakkan melalui pasangan roda gigi
/kotak roda gigi guna mendapatkan momen putar lebih kecil sehingga tenaga yang
diperlukan untuk memutar engkol tidak lebih dari 15 kg. Permasalahan yang ada pada
alat angkat sistim manual ini adalah masalah efisiensi, Jika pelumasan kering atau kurang
maka operasinya menjadi berat. Demikian pula jika batang berkarat maka opersi akan
berat. Untuk itu alat angkat sistim ini harus dilumasi secara baik / pelumasnya selalu ada
dan tidak sampai kering.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
17
Gambar 2.13 Alat angkat manual
2.2.2 Alat angkat penggerak motor listrik
Alat angkat sistim ini dipasang permanen, terdiri dari dua drum kabel, as penerus/putar,
kotak roda gigi dan unit penggerak motor listrik. Kabel baja ( sling baja ) digulung pada
drum untuk mengangkat pintu dan lepas gulungan pada saat penurunan pintu. Untuk
operasi pemeliharaan sistim alat angkat ini dilengkapi dengan alat pemutar tangan
(handwheel). Sebagai referensi dari sistim alat ini dapat dilahat pada gambar berikut.
Permasalahan yang ada pada alat angkat ini adalah;
Terjadi korosi pada komponen-komponennya
Kopling longgar
Putus kawat atau pilinan terbuka pada kabel baja (wire rope)
Posisi stel berubah
Roda gigi aus atau stelan berubah.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
18
Gambar 2.14 Alat angkat motor listrik (atas dan bawah)
1) Alat angkat penggerak hidrolik
Alat angkat terdiri dari silinder dan piston hidrolik yang dihubungkan dengan pintu melalui
batang yang terhubung dengan piston. Akibat tekanan minyak hidrolik yang dialirkan oleh
pompa hidrolik maka gerakan piston akan maju-mundur atau naik-turun saat pintu
digerakkan menutup dan membuka. Komponen pengatur penggerak sistim hidrolik ini
merupakan unit tersendiri yang disebut Hydraulic Power Unit. Komponen Hydraulic Power
1 2 3 g
i
g
i
4
5 6
7 8
9
1
0 1
1
8
7
PLAN
2 13
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
19
Unit terdiri dari tangki minyak hidrolik, pompa hidrolik yang digerakkan motor lintrik, pipa
dan selang hidrolik, macam-macam katup dan alat pengukur tekanan (pressure gauge).
Diagaram/skema sistim hidrolik dapat dilihat pada gambar berikut di bawah.
Gambar 2.15 Skema alat penggerak hidrolis
A = Tangki minyak hidrolik
B = Motor listrik
C = Pompa
D = Katup pelepas tekanan
E = Katup pengarah
F = Katup pengatur aliran
G = Katup cek
H = Silinder
I = Pintu
J = Pengukur tekanan
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
20
2.2.3 Alat bantu (stop log)
Gambar 2.16 Stop log, pandangan depan (kiri) dan samping (kanan)
Stoplog
Seal
Lifting Beam
Gantry
Crane
Alat angkat
Lifting hook
sling
rail roda
a
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
21
1) Stoplog
Stoplog adalah alat bantu utuk pintu digunakan untuk membendung air dihulu dari pintu
(spillway, intake) saat pintu diperbaiki . Stoplog terdiri dari beberapa bagian dalam satu
set untuk memudahkan pemasangan, penyimpanan dan pengangkatan. Alat angkat
stoplog untuk pintu radial bias any berupa gantry crane.
2) Bulkhead Gate
Gambar 2.17 Bulkhead gate
Pintu sekat adalah satu unit pintu yang ditempatkan, sementara waktu pada bangunan
intake atau oulet dalam rangka menutup/menahan air dihulu guna keperluan perawatan,
perbaikan , pemeriksaan pintu, katup serta pipa.
Pintu Sekat umumnya dibuat dari konstruksi baja, namun pada keadaan tertentu dapat
berupa konstruksi beton tulang. Sistim sealnya terdapat pada keliling sisi (empat sisi )
sehingga kerapatan bisa lebih baik.
Permasalan terkait desain :
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
22
Pintu Sekat hanya dapat dipasang bilamana tidak ada aliran air. Disamping itu jika
pabrikasi atau produksi serta pemasangan seal tidak teliti dan tidak rata/flat maka
kemungkinan akan bocor. Pemilihan jenis pintu ini sangat tergantung dari penentuan alat
angkatnya. Jika dengan hanya satu pintu maka untuk mengangkatnya membutuhkan alat
angkat kapasitas besar, sehingga menjadi tidak ekonomis maka sebagai gantinya dipilih
stop-log yang lebih ekomamis.
Bagian yang bermasalah :
Pintu Sekat dapat terangkat/loncat dalam sponinganya
Sampah dan sediment masuk ke sponing secara akumulasi
Pipe pintas (baypass) buntu (kalau dilengkapi)
3) Ovehead Traveling Crane (OTC)
Alat angkat ini dapat bergerak pada rail yang terpasang tetap pada lantai beton (deck)
bangunan tempat alat angkat. OTC ini umumnya dipasang untuk menggangkat balok
sekat, pintu sekat, katup. OTC ini ada dua tipe yaitu OTC bergerak pada satu rel
(monorail hoist) dan yang bergearak pada rel ganda. Fungsi alat angkat ini adalah untuk
mengangkat dan kemudian memindahakan balok/pintu sekat ketempat yang ditentukan
sepanjang bentang bangunan pelimpah.. Umumnya satu rangkaian balok sekat terdiri dari
beberapa balok yang dalam penggunaannya ditumpuk menjadi satu bidang sesuai
dengan kebutuhan (tinggi air yang ditahan). Jika selesai digunakan maka bagian-bagian
balok sekat disimpan/digantung dalam alur pada pilar dari masing-masing celah (bay)
bangunan pelimpah pada posisi dekat ujung atas pilar.
Untuk mengangkat , memindah dan menurunkan masing-masing balok sekat digunakan
alat bantu angkat berupa rangka gelagar pengangkat (lifting beam) . Gelagar pengangkat
ini mempunyai lengan pengkait yang dapat disetel untuk mengkait atau melepas balok
sekat
b).Rel Ganda
(Double rail)
a).Rel Tunggal
(Mono Rail)
3
4
5
b c d
e
6
g 8
7 i
1 2 a h
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
23
Keterangan :
Monorail Crane Doublerail Crane
a.= Rel tunggal (Singgle/Mono
rail)
b = Trolley
c = Drum kabel + kotak roda gigi
d = Motor Listrik Penggerak
Trolley
e = Tombol operasi
f = Kabel baja
g = Hooke
h = Kolom ( beton atau baja )
I = Motor listrik pengerak drum
kabel
1 = Mesin angkat (hoist), mesian
jalan
2 = Rel duduk diatas gelagar baja
3 = Kabel baja
4 = Gelagar baja dudukan hoist,
dapat
bergerak
5 = Bok tempat panel control dan
operator
6 = Gelagar baja dudukan rel
7 = Hooke
8 = Kolom ( beton atau baja
Gambar 2.18 Potongan melintang Overhead Travelling Crane (OTC)
4) Ventilasi Udara (Air Vent)
Ventilasi udara biasanya dipasang dibelakang (downstream) pintu pengambilan
(intake gate), pintu darurat (emergency gate) dan pintu pengatur. Struktur ventilasi
dibuat dari pipa baja atau bentuk lubang pada beton. Mulut pemsukan udara ada yang
terbuka keudara dan ada yang menggunakan katup ventilasi udara (air vent valve).
Katup ini membuka apabila tekan udara didalam pipa keluaran (conduit) vakum.
Dibawah ini diperlihatkan gambar lokasi ventilasi udara pada bangunan intake dan
outlet.
Gambar 2.19 Ventilasi udara
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
24
5) Generator Set
Pada umumnya sumber tenaga untuk mengoperasikan Peralatan Hidromrkanik
Bendungan adalah tenaga listrik PLN atau tenaga listrik dari produksi hydropower yang
ada pada bendungan bersangkutan. Untuk bendungan yang sumber tenaganya dari PLN,
perlu dilengkapi dengan sumber tenaga cadangan yaitu Genset.
Genset terdiri dua komponen utama yaitu komponen mesin penggerak dan komponen
generator pembangkit tenaga listrik. Mesin penggerak umumnya mesin diesel berbahan
bakar minyak solar.
Gambar 2.20 Generator set
6) Kompressor udara sistim pembersih sedimen
Kompressor udara digunakan untu membersihkan sponing pintu agar sponing selalu
dalam keadaan bersih dari endapan lumpur sehingga pintu tidak terganjal saaat opers
terutama saat pintu menutup. Penggunaan sistim ini umumnya pada pintu-pintu intake
bendungan yang lokasinya jauh dibawah permukaan air yang kemungkinan sedimen bisa
mengendap pada sponing pintu. Biasanya kompresor ini ditempatkan pada ruang
operasi/ruang control dan dihubungkan dengan pipa kelokasi sponing pintu bagian
dasar,ujung pipa dilengkapi nozzle.Kompresor terdiri dari dua komponen yaitu komponen
motor listrik penggerak dan komponen kompresor. Sedangkan sistim pembersih sidimen
ini terdiri dari kompresor dan perpipaan kelokasi sponing pintu.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
25
BAB III
BAHAN PINTU/KATUP
3.1 Jenis Bahan Yang Umum Digunakan
3.1.1 Bahan Dasar Besi (Iron)
1) Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan
untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang
merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.
Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling
banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal,
diantaranya :
- Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
- Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
- Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan
banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan
yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan
mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu
mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
2) Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai
unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga
2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom
besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan
(manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan
kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa
didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan
kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya
3) Baja karbon
Baja karbon rendah, kandungan karbonnya < 0,25%C
- tidak responsif terhadap perlakuan panas yang bertujuan membentuk martensit
- metode penguatannya dengan “Cold Working” ìstruktur mikronya terdiri ferit dan
perlit
- relatif lunak dan lemah ìulet dan tangguh
- mampu mesin dan mampu lasnya baik
- murah
- aplikasi : bodi mobil,bentuk struktur (profil I, L, C, H), pipa saluran
Baja karbon medium
kandungan karbonnya: 0,25 – 0,6%C
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
26
- dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,
quenching, dan tempering
- banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit
- lebih kuat dari baja karbon rendah
- aplikasi :poros, roda gigi, crankshaft
Baja karbon tinggi
kandungan karbonnya: 0,6 < % C ≤ 1,7
- dapat dinaikkan sifat mekaniknya melalui perlakuan panas austenitizing,
quenching, dan tempering
- banyak dipakai dalam kondisi hasil tempering sehingga struktur mikronya
martensit
- paling keras, paling kuat, paling getas di antara baja karbon lainnya
- tahan aus
- aplikasi :pegas, pisau cukur, kawat kekuatan tinggi, rel kereta api,perkakas
potong, dies.
4) Baja anti karat ( stainless steel ) adalah baja campuran yang memiliki kandungan
Chrome ( Cr ) 11% sampai 18 % .Baja ini mempunyai sifat tahan terhadap karat.
3.1.2 Bronze (Cu)
Bronze adalah metal campuran dengan bahan dasar Copper (Cu ). Bahan campuran
terdiri dari phospor, mangan.aluminium dan silica.
3.2 Standar Material
3.2.1 Bahan Metal
Standar material yang umum digunakan dalam mendesain pintu/katup masih banyak
menggunakan standar asing (JIS, DIN, ASTM) khusus bahan pintu air/katup. Hal ini
karena di Indonesia belum ada standar bahan khusus pintu seperti yang dikeluarkan oleh
Jepang. Namun untuk bahan yang sifatnya konstruksi umum digunakan standar SNI.
Sebagai referensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini yang berisi nama bahan, standar
dan simbul untuk bahan pintu/katup.
Tabel 3.1 Srtandar bahan pintu/katup
Nama Standar Simbul Penggunaan
Baja giling untuk
struk-tur umum (
Rolled steel for
general structure )
JIS G 3101
SS 41,
Daun pintu, balok pe-
nyangga, rangka du-
dukan alat angkat,
ang-ker pengikat.
Baja giling untuk
struk-tur yang dilas
(Rolled steel for
welded structure)
JIS G3i06 SM 41 A ( B, C )
SM 50 A ( B )
Daun pintu, balok pe-
nyangga, rangka du-
dukan alat angkat,
ang-ker pengikat.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
27
Baja karbon untu
struktur mesin
(Carbon steel for
machine structure)
JIS G4051 S 25 C, S 45 C, Roda gigi, as roda
gigi, as transmisi.
Baja as/bulat anti
karat (stainless steel
bar)
JIS G4303 SUS 304, SUS 403,
SUS 410
As roda, as sheave,
As piston hidrolik
Baja pelat anti karat
(Hot rolled stainless
steel sheets and
plates)
JIS G3404 SUS 304, SUS 403,
SUS 410
Landasan seal,
landas-an roda,
landasan lun-cur
pintu.
Besi cor abu-abu
(Grey Cast iron )
JIS G3501 FC 20, FC 25 Bagian /komponen
alat angkat, sheave
Baja Karbon Cor
(Carbon steel
casting)
JIS G 5101 SC 42, SC 46 Roda,hoist, silinder
hidrolik,sheave, drum
Bronze Cor (Bronze
casting )
JIS H5111 BC 2, BC 3, BC 6 Pelat luncur, pelat
pe-rapat, bushing
Bronze Pospor Cor
(Phosphorus
Bronze Casting)
JIS H5113 PBC2, PBC2B,
PBC3B
Bushing, roda gigi
ca-cing (worm gear)
Sling baja ( Wire
rope )
JIS G3525 6 x 37 Kabel angkat
Ductile cast Iron Rumah/body katup,
wedge katup
3.2.2 Karet Seal
Seal karet adalah bahan perapat yang pling luas pemakaiannya dalam pekerjaan pintu
air. Seal karet dibuat dari bahan camapuran (70-80%) karet alam dan sisanya dari bahan
sintetis. Seal karet untuk pintu air mempunyai spesifikasi seperti table di bawah.
Tabel 3.2 Spesifikasi seal karet
SIFAT NILAI
Tegangan tarik 210 kg/cm
2
Ultimit Elongation 450 % minimum
Durometer hardness ( shore tipe A ) 60 to 70
Specifik gravity 1.1 – 1.3
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
28
Water absorbtion (700
C for 48 hours) 5 % max by weight
Compression Set 30 % max
Tensile stregth after bomb aging for 48
Hours at 700
C
80 % min of tensile strength
before aging
Natural rubber as basic material 70 % of total weigth
3.3 Korosi Bahan
3.3.1 Proses korosi
1) Proses korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa
yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam
umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses
elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di
mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai
bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang
bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor,
atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
29
2) Faktor yang berpengaruh
1. Kelembaban udara
2. Elektrolit
3. Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)
4. Adanya O2
5. Lapisan pada permukaan logam
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi
Mencegah Korosi
1. Dicat
2. Dilapisi logam yang lebih mulia
3. Dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi
4. Menanam batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam besi /baja
5. Dicampur dengan logam lain
3.3.2 Pencegahan korosi melalui perancangan
Pada kebanyakan struktur engineering, titik yang paling lemah adalah kurangnya
perhatian pada pengendalian korosi selam tahapan perancangan. Prinsip perancangan
yang baik untuk meminimumkan masalah korosi telah ada sejak lama. Dalam merancang
peralatan konstruksi besi/baja dalam hal ini pintu/katup, harus mempertimbangkan kodisi
lingkungan dan air yang dapat mempengaruhi /bisa mengakibatkan terjadinya dan atau
mempercepat proses korosi pada bahan. Dalam perancangan pintu air yang perlu
diperhatikan dalam mempertahankan umur konstruksi adalah :
Hindarkan semua sel korosi dwilogam yang tidak perlu.
Konstruksi yang menggandengkan dua logam yang berbeda dimana disekitarnya ada
sel-sel aerrasi maka karena karakteristik dua logam tadi dengan adanya kantong
aerasi maka proses korosi akan terjadi. Dua logam yang satu menjadi anode dan
yang lain menjadi katode sedangkan dalam kantong aerasi adaa air/udara sebagai
elektrolit masuk ke bagian sambungan dua logam maka akan terjadi proses korosi.
.Hindarkan sel-sel aerasi
Diatas telah dijelaskan bahwa adanya sel/kantong aerasi dapat menampung air atau
udara yang dapat mempercepat proses korosi. Oleh sebab itu, segala upaya harus
dilakukan guna mencegah menggenangnya embun atau air dipermukaan yan cukup
lama. Semua bagian yang dapat memerangkap embun atau air perlu disumbat,
dilenglapi lubang-lubang pengering, atau diberi aliran udara yang lancar unruk
menguapkan air. Permukaan yang mengalami kontak langsung dengan air harus
dilindungi dengan cat atau sistim proteksi katodik.
Contoh beberapa bentuk kostruksi yang baik dan tidak baik:
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
30
Gambar 3.1 Kondisi konstruksi
Gunakan material anatikarat untuk konponen-komponen yang bergesek ( as roda,
landasan roda atau seal karet, as sheave , seat & face katup) dan bronze untuk
bushing, seat&face katup, sepatu luncur pintu.
Lapisi permukaan dengan cat.
3.4 Pengcatan Pintu Air
Seperti telah disinggung dalam pembahasan sebelumnya bahwa pengecatan adalah
salah satu cara /tindakan dalam melindungi konstuksi baja dari proses karat. Kualitas
perlindungan yang berhasil baik sangat tergantung dari jenis cat/spsifikasi, proses
pembersihan permukaan benda yang akan dicat, pelaksanaan pengecatan.termasuk
kondisi ruang/temperature saat pengecatan.
3.4.1 Pembersihan Permukaan
1) Pembersihan dengan menyemprot dengan pasir atau butir besi. Permukaan yang
akan dicat terlebih dahulu dibersihakan agar lapisan dapat menempel secara kuat
pada permukaan besi/baja. Bahan yang disemprotkan bisa dipakai pasir kwarsa yang
kering dan bersih dari kandungan air alut/garam. Penggunaan pasir sebagai bahan
pembersih hanya dapat dipakai sekali semprot karena pasir yang disemprotkan telah
menjadi halus sehingga penggunaan berikutnya akan tidak tajam lagi dan hasil
semprotan tidak memenuhi syarat. Bahan yang lebih baik adalah butiran besi (steel
grit) yang dapat dipakai berulang, beberapa kali semprot. Pengunaan butiran besi
secara beulang harus tetap dalam keadaan bersih dari debu dan kering. Permukaan
yang bersih setelah disemptrot kekasarannya min 70%, atau mencapai warna kelabu .
2) Pembersihan dengan alat
Pembersihan permukaan terutama pada komponen yang kecil atau komponen karena
suatu tidak bisa dibersihkan dengan cara semprot, dapat digunakan peralatn seperti
sikat kawat baja, atau mesin pembersih . Pembersihan kampuh las sangat penting
agar bagian-bagian kampuh las dapat dicat dengan baik. Kampuh las merupakan
bagian yang sangat kritis terjadinya korosi.
3) Pembersihan dengan larutan
Setelah dilakukan penyemprotan maka pembersihan dilanjutkan dengan
menggunakan bahan peltur cair untuk membersihkan dari debu atau kotoran-kotoran
lain yang menmpel.
Tidak baik baik Worse better best
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
31
3.4.2 Jenis-Jenis Cat
Untuk pengecatan pintu air yang kontak langsung dengan air permukaan didarat maka
jenis cat yang umum digunakan dan yang sesuai dengan lapisan cat yang ditentukan
adalah sebagai tabel di bawah.
Tabel 3.3 Semua daun pintu dan permukaan guide frame yang tidak tertanam dipier
beton
Process Place Paint Name Color Coating
Method
D.F.T(
micron
s)
Coating
Interval
Thiner
(name &
ratio)
Primer Shop Zinc-rich
epoxcy
Primer
(Organic)
Grey Airless
Spray
20 Min16
hours
SD Zinc
Pimer ZE
Thiner
1st Coat Shop Coaltar
epoxcy
resin
Black &
Brown
Airless
Spray
150 Min.6
hours
Eposeal
Thinner
2nd
Coat
Shop Coaltar
epoxcy
resin
Black
&
Brow
n
Airless
Spray
150 Min.6
hours
Eposeal
Thinner
3rd Coat Shop Coaltar
epoxcy
resin
Black
&
Brow
n
Airless
Spray
150 Min.6
hours
Eposeal
Thinner
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
32
Tabel 3.4 Semua permukaan kecuali yang disebutkan didalam Sisti A ( Alat angkat ,
Guide Frame yang terletak diatas pier beton).
Process Place Paint Name Color Coating
Method
D.F.T
(micro
ns)
Coating
Interval
Thiner
(name &
ratio)
Primer Shop Zinc-rich
epoxcy
Primer
(Organic)
Grey Airless
Spray
20 Min16
hours
ZE
Thiner
1st Coat
(under coat)
Shop Chlorinated
rubber
paint
Blue Airless
Spray
35 Min.16
hours
Rabama
rine
Thiner
2nd Coat
(under coat)
Shop Chlorinated
rubber
paint
Blue Airless
Spray
35 Min.16
hours
Rabama
rine
Thiner
3rd Coat
(intermidiate
coat)
Shop Chlorinated
rubber
paint
Blue Airless
Spray
35 Min.16
hours
Rabama
rine
Thiner
4th Coat
(finish coat)
Shop Chlorinated
rubber
paint
Blue Airless
Spray
35 Min.16
hours
Rabama
rine
Thiner
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
33
BAB IV
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4.1 DOKUMEN PENGAWASAN
4.1.1 Dokumen Kontrak
Dokumen Kontrak umumnya terdiri dari beberapa dokumen yang diurut sebagai berikut:
1. Berupa dokumen Perjanjian Kerja
2. Lampiran I: Syarat Umum Kontrak
3. Lampiran II: Spesifikasi Teknik Umum
4. Lampiran III: Sepsifikasi Teknik Khusus
5. Lampiran IV: Gambar Kontrak
Semua dokumen ini menjadi acaun dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi
bendungan termasuk pekerjaan didalamnya pekerjaan peralatan hidromekanik-elektrik.
4.1.2 Standar /Pedoman/ Tatacara
Standar, pedoman dan tata cara yang digunakan sebagai acuan dalam pengawasan
pelaksanaan pekerjaan konstrusi bendungan adalah yang tercantum dalam kontrak.
Untuk standar, pedoman dan tata cara diluar kontrak dapat diacu apabila telah mendapat
persetujuan dari direksi pekerjaan.
4.1.3 Data Teknik/Manual Pabrikan
Untuk komponen peralatan hidromekanik-elektrik yang merupakan barang jadi/rakitan
pabrik tertentu atau merupakan barang import ( misalnya: motor listrik, kotak roda gigi,
actuator lintrik, genset ) biasanya disertai buku/brosur data tenik maupun manual
instalasi,operasi serta perawatan. Bku/brosur ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan pengawasan pelaksanaan baik saat pemasangan maupun saat uji
operasinya.
Kontraktor menggunakan buku/brosur ini sebagai acuan dalam menyusun metode
pemasangan maupun prosedur operasinya yang disampaikan kepada direksi.
4.2 PENGAWASAN/PEMERIKSAAN DOKUMEN
4.2.1 Detail Perhitungan
Didalam spesifikasi teknik pekerjaan hidromekanikal-elektrikal biasanya ada klausul
dimana kewajiban kontraktor setelah kontrak ditanda tangani, adalah membuat dan
mengajukan untuk mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan ,perhitungan rinci
serta ganbar rinci dari peralatan hidromekanik-elektrik yang masuk lingkup pekerjaan
sesuai kontrak. Sebelum perhitungan rinci dan gambar rinci disetujui direksi pekerjaan,
maka pelaksanaan pabrikasi belum dizikan dimulai.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
34
Pemeriksaan perhitungan rinci biasanya dilakukan/dibantu oleh konsultan supervise
sedangkan persetujuan diterbitkan oleh direksi pekerjaan. Pengawasan ditujukan pada
perhitungan rinci menyangkut:
Penggunaan rumus-rumus, factor-faltor : keamanan, koefisien gesek, tolerasnsi,
korosi, tegangan dan shear dalam perhitungan apakah sudah mengikuti kreteria
desain yang ditentukan dalam spesifikasi teknik
Material (raw material maupun komponen produk jadi) yang digunakan dalam
perhitungan apakah sesuai dengan spesifkasi teknik
Ketelitian perhitungan apakah sudah betul
Apakah sketsa perletakan beban/gaya yang bekerja sudah betul sesuai rumus
Pemeriksaan perhitungan rinci sebaiknya bersamaan dengan pemeriksaan gambar rinci
karena keduanya saling terkait. Bilamana dalam pemeriksaan diketemukan hal-hal yang
perlu dikoreksi, maka semua instruksi disusun secara tertulis dan disampaikan kepada
kontraktor untuk segera ditindak-lanjuti. Setelah semua koreksi telah diperbaiki dan
disampaikan kembali dan jika semuanya sudah betul, maka perhitungan dapat disetujui.
4.2.2 Gambar Kerja
Pengawasan gambar rinci ditujukan pada hal-hal sebagai berikut:
Apakah gambar mengikuti metode gambar mesin ( plan, section arsiran, kode standar
pengelasan,
Apakah ukuran yang tertera sesuai dengan hasil perhitungan rinci ( tebal pelat, ukuran
beam, jarak antara beam hizontal, diameter as dan bagian lain yang sifatnya
menetukan kekuatan dan kekakuan struktur, dsb )
Apakah ukuran –ukuran yang terkait dengan bangunan sipilnya sudah sinkron
demensinya .
Atau sebaliknya apakah ukuran yang didapat dari pehitungan harus disesuaikan oleh
bangunan sipilnyaa.( ukuran blockout guide frame, perletakan tronion pintu radial dsb)
Apakah jaringan kabel lisrik untuk kontrol maupun tenaga sudah didesain dilindungi
sesuai standar, jalurnya aman dari segala gangguan.
Apakah arrangement instalasinya/beserta ukurannya meyakinkan bahwa intalansi
beroperasi lancar /tidak macet
Dalam proses pemeriksaan gambar rinci maupun perhitungan rinci kategori hasil
pemeriksaan yaitu: “tidak disetujui “, “ disetujui dengan catatan”, “disetujui “.umumnya
ditetapkan dalam spesifikasi teknik. Penjelasan mengenai pernyataan “ tidak distujui”,
“disetujui dengan catatan” dan “ disetujui” juga disebutkan dalam spesifikasi.
4.2.3 Prosedur pengelasan dan sertifkat tukang las
Pengelasan umumnya didifinisikan sebagai sambunganan atara bahan metal dengan
cara difusi. Cara difusi ini dapat dilakukan dengan las tekan, las busur listrik. Pada
prinsipnya kedua cara pengelasan ini sama yaitu sama-sama memanaskan permukaan
benda yang disambung sehingga kedua permukaan berdifusi. Panas timbul pada kedua
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
35
cara ini akibat aliran arus listrik pada tegangan (v) dan ampere (i) tertentu. Difusi terjadi
pada las tekan karena permukaan benda kerja panas dan diberi tekanan, sedang pada
las busur difusi terjadi karena perantara electrode yang meleleh sebagai perekat benda
yang disambung.
Pengelasan yang umu digunakan untuk pekerjaan pintu/katup bonet adalah pengelasan
busur listrik A-C atau C-D menggunakan elektrode batangan dengan pengelasan tangan.
Untuk pintu ukuran besar atau penstock ukuran dia .>1 meter sebagian pekerjaan
pengelasan dalaksanakan dengan las listrik otomatis menggunakan kawat las rol.
Kualitas hasil pengelasan listrik dengan metode las tangan, sangat tergantung dari faktor
kualifikasi tukang las, prosedur las dan spesifikasi electrode yang dipakai . Kualifikasi
tukang las diketahui dari sertifikat pengelasan yang dimiliki (sesuai satandar yang
dikeluarkan instansi penguji ), apakah memenuhi kebutuhan guna pengelasan pintu.
Kualifikasi tercantum dalam sertifikat menyangkut kemampuan dalam melakukan
pekerjaan pengelasan untuk: ketebalan pelat tertentu, posisi pengelasan tertentu,
mengelas dengan tangan atau semiotomatis.
Prosedur pengelasan harus dibuat dan disamapaikan oleh kontraktor kepada direksi.
Prosedur pengelasan menjelaskan mengenai proses pekerjaan las yang tertera pada
gambar kerja meliputi antara lain : jenis kampuh las , bahan yang dilas, posisi
pengelasan, jenis electrode/kawat las yang dipakai, dan besaran arus (I) dan tegangan
(V) listrik yang digunakan. Kontraktor/supervisor las/ tukang las yang telah
berpengalaman dalam pengelasan bebagai jenis pekerjaan (telah biasa menyusun
procedure pengelasan yang benar sesuai dengan pekerjaan pengelasan yang ada pada
gambar kerja).
Kampuh sambungan las sesuai dengan bentuk penampang dan isiannya diklasifikasikan
sebagai berikut :
1) Butt weld
2) Fillet weld
3) Plug/slot weld
4) Bead / buiid weld
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
36
Dalam gambar kerja jenis kampuh ini digambar dengan kode standar sebagai
berikut di bawah.
..
Penjelasan kode :
: pengelasan dilapangan
: jenis kampuh/pengelasan satu sisi
G : grinding/pemukaan kampuh harus dihaluskan dengan gerinda
5 : tebal kampuh= 5 mm
Gambar 4.1 Teknik pengelasan
4.3 PENGAWASAN PELAKSANAAN PABBRIKASI
4.3.1 Pemeriksaan bahan metal yang akan dipakai untuk pintu/katup
Bahan-bahan pintu/katup umumnya telah ditentukan dalam spsifikasi teknis kontrak.
Kalaupun dalam pelaksanaan ternyata terdapat kesulitan dalam pengadaan (ukuran
sudah tidah diproduksi lagi, tidak ada dipasar dalam negeri sedangkan waktu
pelaksanaan tidak bisa menunggu kalau dimport) maka berdasarkan kalusul yang ada
kontraktor akan mengusulkan penggantinya. Jika spesifikasi material pengganti yana
diajukan lebih baik/tinggi kualitasnya maka direksi akan menytujuinya.
Pengecekan material dipabrik dilakukan mengacu kepada spesifikasi teknik kontrak.
Dalam spesifikasi teknik biasanya ditentukan bahwa : material harus produk baru, kondisi
baik (tidak rusak, tidak ada cacat) dan memenuhi spesifikasi/standar serta ukuran sesuai
tercantum dalam gambar kerja yang telah disetujui direksi.
Untuk mengetahui kebenaran parameter tersebut diatas maka sasaran pemeriksaan
bahan dipabrik adalah :
Pemeriksaan data tenik/dokumen pabrikan meliputi:
Leaflet/brosur , buku data teknik
Hasil tes laboratoriun mengenai kandungan kimia dan sifat-sifat mekanik bahan
Untuk matrial/komponen jadi, harus ada laporan pefoemance tes tahun
produksinya.
Untuk bahan pelat baja lembaran harus ada dokumen yang berisi : no lembar dan
heat number, ukuran , tahun produksinya.
Pemerikasaan pisik bahan meliputi:
Pengecekan secara visual kondisi bahan-bahan apakah rusak, bengkok, pecah
dsbnya.
Melakukan pengukuran langsung tebal, panjang, radius , diameter dsbnya
Mengecek stam/marking yang ada tiap lembar pelat tiap batang baja propil yang
berisi: no lembar, heat number, ukuran. Standar dan nama pabrik/produsennya
apakah sesuai dengan dokumennya.
5
5
G
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
37
Bilamana perlu/dibutuhkan dilakukan tes laborat untuk mengecek sifat-sifat
mekanik bahan ( tes tarik, tes lengkung ) dan kandungan /unsur kimiawinya.
Untuk bahan jadi ( motor listrik dilakukan tes operasi, gate valve dilakukan tes
hidrostatik )
Di bawah adalah foto contoh marking yang ada pada pemeriksaan pelat.
PENGECEKAN MATERIAL BAJA H BEAM
Gambar 4.2 Contoh marking pada pemeriksaan pelat
4.3.2 Pengecekan Pekerjaan Permesinan
Dalam pekerjaan pabrikasi pintu/katup ada bagian-bagian yang harus dikerjakan dengan
mesin tertentu, guna mendapatkan ukuran dengan presisi sesuai gambar kerja.
Pekerjaan yang dimaksud diatas tidak termasuk pekerjaan untuk komponen jadi hasil
produk pabrikan khusus ( kotak roda gigi, actuator , jenis bearing/lager, motor listrik,
dsb).
Pekerjaan pembuatan roda gigi umumnya dilakukan dengan tahapan: pemotongan
bahan dengan mesin potong/gergaji atau mesin bubut dan finisingnya dengan
menggunakan mesin frais/milling machine atau mesin skrap (shaper machine).
Pekerjaan roda, as, dan bushing roda dilakukan dengan tahapan pemotongan bahan
dengan mesin gergaji atau mesin bubut kemudian pekerjaan finishing dilakukan
dengan mesin bubut.
Untuk pembuatan draat stang dilakukan dengan mesin bubut.
Semua lubang baut harus dierjakan dengan mesin bor (drilling mesin).
Permukan pelat rel untuk roda dan seal karet diratakan dengan milling machine
Dengan demikian pengawasan pekerjaan pekerjaan permesinan ini dilakukan dengan
cara mengamati langsung pelaksanaannya (secara sampling/sewaktu) saat pelaksanaan
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
38
pekerjaan sedang berlangsung apakah pekerjaan sudah dialakukan dengan
prosedur/mesin yang sesuai untuk alat/komponen seperti uraian tersebut diatas.
Bila kontraktor tidak memliki alat/mesin yang sesuai dengan kebutuhan, maka pengawas
bisa menginstruksikan kontraktor agar dikerjakan di bengkel lain yang memiliki alat yang
dimaksud dengan biaya ditanggung kontraktor.
4.3.3 Pengecekan hasil pengelasan dan pelaksanaan pabrikasi
Mengingat pengawasan proses pengelasan dipabrik tidak dilakukan secara day to day
oleh pengawas direksi namun perlu dilakukan pengecekan awal sebelum pekerjaan
pengelasan dimulai menyangkut pengecekan terhadap: kapasitas mesin las (max ampere
dan Voltage), material kawat las/electrode, apakah memnuhi sesuai dengan Prosedur
dan Spesifikasi Pengelasan yang telah diajukan oleh kontraktor. Setelah itu pengecekan
hasil pengelasan dilakukan secara sewaktu-waktu terhadap pelaksanaannya guna
mengetahui hasil pangelasan apakah sesuai dengan gambar.
Yang perlu diperhatikan didalam pemeriksaan hasil pengelasan adalah apakah
pengelasan sudah dikerjakan sesuai gambar dan kode pengelasan menyangkut : jenis
kampuh, ketebalan kampuh, kebrsihan permukaan kapuh dari sisa-sisa flux atau bekas
percikan cairan electrode, alur kampuh rata dan tidak ada yang menggumpal, pengelasan
kontinyu/setempat-stempat, dan pekerjaan gerinda sesuai kode gerinda (permukaaan
rata, permukaan melengkung).
Karat terjadi paling sering dibagian kampuh pengelasan yang pembersihan
permukaannya tidak begitu baik walaupun sudah dilapisi cat. Pembersihan kmapuh las
dari kotoran bekas flux/percikan electrode cair dapa dilakukan dengan memukul , sikat
kawat baja mesin/tangan, dan untuk bagian-bagian yang sempit/sambungan sudut harus
menggunakan gritblasting/sand blasting dengan tekanan mencapai … bar.
4.3.4 Pemeriksaan proses pembersihan permukaan dan pengecatan
Sebagian besar material pintu/katup dibuat dari metal besi/baja. Sifat besi/baja dimana
unsur Fe dapat bereaksi elektro kimia dengan Oksigen yang menimbulkan karat pada
material. Karat jika terjadi terus menerus akan mengikis material sehingga ukuran menjadi
kurang/menipis yang akhirnya struktur menjadi tidak kuat lagi sesuai desain. Untuk
mengantisipasi terjadinya karat maka diperlukan lapisan penutup permukaan bahan
baja/besi, yang harus tahan terhadap lingkungan baik air maupun udara.Salah satu
lapisan yang umum dapat berupa lapisan cat yang diterapkan secara berlapis sesuai
dengan fungsi dan jenis lapisan cat yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
Guna mendapatkan kualitas hasil pengecatan yang baik sangat tergantung dari beberapa
factor yaitu: pembersihan pemukaan benda yang akan dicat, jenis material cat yang
susuai dengan lingkungan, prosedur pelaksanaan pengecatan.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
39
Faktor-faktor tersebut telah tertuang dalam prosedur dan shedul pengecatan yang
disampaikan kepada direkasi untuk disetujui. Dengan demikian pengawasan pelaksanaan
pengecatan mengacu pada prosedur yang telah disetujui dan spesifikasi teknik. Dalam
spesifikasi baisanya sudah ditentukan ukuran/standar pasir dan warna metal setelah
disemprot.
Dalam pembersihan permukaan dengan semprotan pasir kwarsa (sandblasting) atau
gritblasting yang perlu diperhatikan :
Apakah pasir kwarsa (alam) yang digunakan untuk menyemprot permukaan cukup
kering dan sudah besih dari kandungan air garam.
Apakah butiran pasir atau grit masih tajam, keras dan tidak banyak butirn halus,
Apakah permukaan metal hasil semprotan pasir/grit sudah bersih/warna metal keabu-
abuan mendekati putih dan jika diraba agak kasar sehngga daya lekat cat menjadi
kuat.
Untuk permukaan yang kecil/tidak luas dari kaomponen pintu yang kecil, pembersihan
permukaan jika dalam speksifikasi dimungkinkan dilakukan dengan sikat kawat (wire
brushing) baik digerakkan tangan maupun mesin maka perlu dipaerhatikan agar
permukaan metal tidak halus yang mengakibatkan daya lekat cat menjadi kurang kuat.
4.3.5 Pemeriksaan ukuran utama setelah assembling
Pemeriksaan ukuran utama khususnya daun pintu umumnya dilakukan setelah dilakukan
asembling di pabrik sebelum dikirim ke lokasi/site. Pengecekan mengacu kepada
prosedur dan gambar kerja yang telah disetujui.Semua hasil pengecekan direkam dalam
format yang ada sesuai prosedur.
Tujuan pengecekan ukuran ini adalah untuk mengetahui apakah ukuran yang dicapai
dalam assembling sudah sesuai dengan desain/gambar, toleransi terpenuhi, dan tidak
terjadi daun pintu miring dan atau terpuntir. Jika terjadi penyimpangan ukuran melebihi
toleransi yang dizinkan maka herus dilakukan perbaikan sampai ukuran dan toleransi
terpenuhi. Dengan demikian penyetelan rangka pengarah (guide frame) di lokasi akan
mengikuti hasil pengecekan ukuran dipabrik yang disetujui.
Gambar 4.3 Pemeriksaan asembling di pabrik
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
40
4.3.6 Tes operasi (untuk alat angkat setelah assembling)
Alat angkat pintu sebelum dikirim kelapangan/lokasi, dirakit dulu di pabrik dan dilakukan
tes operasi dengan beban penuh sesuai desain. Dalam pelaksanaan pengetesan ini
kontraktor menyiapkan rangka dudukan sementara alat angkat dan beban dengan
ketinggian yang cukup guna pengangkatan beban penuh serta bisa melakukan
pengukuran kecepatan angkat sesuai spesifikasi. Beban yang diangkat tidak harus daun
pintunya tetapi bisa bentuk lain (beton, baja) yang penting beratnya mencapai berat
angkat sesuai desain/perhitungan rinci yang telah disetujui.
Tujuan pengetesan alat angkat ini adalah untuk mengetahui apakah alat angkat
memenuhi kondisi sesuai desain yang menyangkut parameter:
Mampu mengangkat dan menurunkan beban sesuai desain pada kecepatan yang
ditentukan dalam spesifikasi teknik.
Operasi pengangkatan dan penurunan lancar/tidak tersendat-sendat
Sistim rem bekerja dengan baik
Motor listrik panasnya tidak melebihi temperature yang dizinkan sesuai manual pabrik
pembuatnya.
Sistim sakelar pembatas (limit switch) bekerja tepat sesuai stelan yang telah
dilakukan.
Tidak ada suara aneh yang terjadi pada kotak roda gigi maupun pada lager
Penunjuk posisi yang ada menunjukkan angka yang tepat sesuai posisi
pangangkatan.
Jika terjadi penyimpangan dari parameter tersebut diatas atau kerusakan komponen,
maka perbaikan harus dilakukan sampai hasil tes dapat diterima/disetujui. Setelah itu
pengiriman ke lokasi dapat disetujui.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
41
Gambar 4.4 Pengetesan di pabrik
4.4 PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMASANGAN DI LAPANGAN
4.4.1 Pengecekan Metode Pemasangan
Dalam spesifikasi teknik ditentukan bahwa sebelum melakukan pemasangan pintu-
pintu/katup dilokasi maka kontraktor diwajibkan menyampaikan prosedur/metode
pemasangan kepada direksi untuk diketahui. Metode pemasangan menyangkut tahapan
pelaksanaan pemasangan, peralatan maupun alat bantu yang akan digunakan( jumlah
dan jenisnya), personil yang melaksanakan dan dilengkapi dengan sketsa – sketsa
pengangkutan dan pemasangan. Umumnya metode pemsangan ini sudah dicantumkan
dalam dokumen penawaran kontraktor.
Pengawasan atau pengecekan metode ini tujuannya adalah untuk
Mengetahui apakah metode yang diajukan oleh kontraktor dapat menjamin
kelancaran, keselamatan manusia maupun barang yang dipasang dan tidak
mengganggu shedul pelasanaan pekerjaan sipil yang sedang berjalan.
Mengetahui apakah alat yang akan dipakai cukup dan mampu baik jenis, jumlah,
kapasitasnya dan kebutuhan ruang untuk operasinya.
Mengetahui apakah tenaga orang yang akan melaksanakan pemasangan cukup baik
jumlah dan kemampunnya.
Mengetahui alat bantu kerja , alat keselamatan dan kesehatan kerja yang akan
dibutuhkan sudah lengkap dan sesuai dengan kondisi lokasi.
Pengecekan metode ini dilakukan dengan menganalisa perlatan , tenaga manusia,yang
diajukan serta mempertimbangkan ukuran dan berat ( terbesar ) dari komponen barang
yang akan dipasang, kondisi dan situasi lokasi dimana pintu/katup dipasang maupun
akses yang ada menuju kelokasi. Jika berdasarkan analisa tadi metode kurang aman atau
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
42
mengganggu lingkungan kerja lainnya maka perlu dilakukan perbaikan sampai metode
bisa dianggap cukup menjamin kelancaran pemasangan alat dan keamanan
manusia,peralatan dan bangunan dilokasi pemasangan.
4.4.2 Pengecekan Personil dan Peralatan
1) Pengecekan personil
Dalam rangka pemasangan peralatan hidromekanik-elektrik di lokasi kontraktor/sub
kontraktor peralatan hidromekanik-elektrik memobilisasi satu tim tenaga-tenaga
mekanik-elektrik untuk melaksanakan pekerjaan pemasang-an.Tim pemasang ini
biasanya terdiri dari paling tidak: satu tenaga supervisor, satu tenaga administrasi,
beberapa tenaga mekanik penyetel (fitter) pintu/katup, satu tenaga untuk pekerjaan
listrik, satu tenaga tukang las, satu tenaga surveyor, dan beberapa tenaga kerja
pembantu pemasangan.
Pengecekan personil ini ditujukan pada jumlah dan kualifikasi personil untuk tiap
keahlian yang dibutuhkan dalam pemasangan dikaitkan dengan volume peralatan
yang akan dipasang. Untuk supervisor dan tenaga mekanik/elektrik penyeteldan
pemasang (fitter ) harus memiliki pengalaman yang cukup (2 s/d 3 proyek sejenis),
sedangkan untuk tukang las cukup dicek sertifkat yang dimiliki.
2) Pengecekan Peralatan .
Perlatan dimaksud disini adalah peralatan yang dibutuhkan/digunakan untuk
mengangkut, menyetel, memasang dan menguji operasi pintu/katup yang akan/telah
dipasang. Peralatan tersebut biasanya berupa : alat angkat (crane, tackle, monorail,
torlly). genset, compressor udara, sling, berbagai jenis kunci (tools), bahan (berbagai
jenis baja propel, kayu,bamboo dsb). Dalam usulan metode pemasangan jenis, jumlah
dan data teknis alat angkat, genset dan peralatan lainnya telah
disebutkan/dicamtumkan, sehingga pengecekan per-alatan tinggal mengacu pada
metode yang telah disampaikan dan disetujui. Jika peralatan yang dikirim kelokasi
khususnya alat angkat jenis crane karena kondisi fisik meragukan maka perlu
dilakukan uji operasi sebelum digunakan . Uji operasi sasarannya untuk mengetahui
apakah kapasitas angkatnya cukup untuk beban yang paling berat dari komponen
yang akan dipasang, kerja sistim rem baik serta kerja pengangkatan dan swing
lancar/tidak tersendat.
4.4.3 Pengecekan ukuran utama pemasangan peralatan hidromekani-elektrik
1) Pengecekan pemasangan rangka pengarah (guide frame) untuk pintu
Dalam pemasangan pintu urutan pemasangan dimulai dari pemasangan rangka
pengarah (guide frame), dilanjutkan dengan pemasangan/perakitan bagian-bagian
daun pintu pada lubang alur (slot) rangka pengarah dan terahir pemasangan alat
angkat serta sistim kontrolnya. Pemasangan rangka pengarah harus dilakukan secara
teliti dengan bantuan alat ukur penggaris metal, alat surveyor (theodolit: level &
tegak), sehingga terjamin toleransi ukuran bentang, posisi tegak dan kerataan
(leveling frame) dasar tercapai dengan presisi sesuai toleransi yang diijinkan.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
43
Pengecekan ukuran dan posisi dilakukan sebelum dilakukan pengecoran rangka
pengarah, Pengecekan dilakukan bersama kotraktor setelah ada permintaan (request)
untuk pemerik-saan hasil pemasangan dari kontraktor. Jika pengecekan oleh direksi
telah selesai dan hasilnya dapat disetujui bersama maka persiapan/pengecoran beton
untuk rangka pengarah bisa dilaksanakan oleh kontraktor.
Sasaran pengecekan pada pemasangan rangka pengarah adalah: ukuran utama
(bentang/span antara rangka tegak), elevasi rangka dasar, posisi tegak rangka
pengarah vertical, dan kecukupan/kekuatan angker atau baut pengikat rangka
pengarah ke dinding beton. Menjelang pelaksanaan pengecoran beton, yang perlu
dicek adalah bekesting/formwork yang telah dipasaang, apakah cukup kuat
strukturnya dan pengikatnya, dan sudah sesuai dengan gambar kerja.
Gambar 4.6 Pembuatan guide frame vertikal
Guide
frame
vertikal
Guide
frame
dasar
Gambar 4.5
Pemasangan rangka
pengarah ( guide
frame) pada lubang
sponing
pada
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
44
2) Pengecekan pemasangan pipabaja & katup keluaran bawah
Umumnya untuk bendungan kecil posisi pipa keluaran bawah (condu-it/penstock)
terletak dalam terowongan bekas pengelak aliran air sungai (diversion tunnel).
Pemasangan pipa ini dilakukan setelah terowongan pengelak ditutup beton (plugging)
pada lokasi hulu terowongan. Pemasangan pipa dalam terowongan menggunakan
sambungan las dari potongan pipa tertentu sesuai gambar kerja. Pengelasan pipa
dilaksanakan sesuai dengan Prosedur Pengelasan yang telah disamapaikan oleh
kontraktor,
Dengan demikian sasaran pengawasan pekerjaan pemasangan pipa adalah:
Pengelasan pipa mengacu pada prosedur pengelasan (Welding Prosedure and
Spesification). Pengawasan termasuk melakukan pengetesan hasil
pengelasan/kampuh las sesuai dengan spesifikasi tehnik kontrak. Pengujian hasil
pengelasan dilokasi dapat digunakan metode penyemprotan bahan cat khusus
berwarna (deypenetran) atau sesuai ditentukan dalam spesifikasi teknik dan
dilakukan oleh inspektur khusus las yang ditunjuk kontraktor atas persetujuan
direksi dengan biaya dari kontraktor. Hasil pengujian akan dijelaskan oleh
inspektur las apakah hasil pengelasan dapat diterima atau harus diulang.
Pengukuran elevasi dan jalur pipa sesuai gambar desain. Pengawasan elevasi
dan jalur pipa dilakukan dengan mengecek posisi elevasi dan jalur setiap tahap
penyambungan apakah sudah sesuai dengan gambar desain.Hasil pengecekan
direkam sesuai lokasi pengukuran.
Pemasangan komopenen joint ( felksible joints, exspantion joint) kalau ada.
Pemasangan dudukan/support. blockout serta clamp pipa .Pengawasan terhadap
jumlah ,posisi, lokasi dari support,blackout dan clamp pia sesuai gambar desain.
Pengecatan pipa umumnya telah dilaksanakan diworkshop kontraktor sebelum
dikirin ke lokasi, hanya bagian ujung pipa yang akan dilas belum dicat. Untuk itu
setelah selesai penyambungan las maka daerah kampuh las harus dibersihkan
luar/dalam sebelum dilakukan pengecatan. Pembersihan permukaan mengacu
pada prosedur pengecatan yang telah disetujui. Demikian pula jenis cat, ketebalan
lapisan cat dan cara mengecat harus mengikuti prosedur yang telah disetujui.
3) Pengawasan pemasangan katup
Pengawasan pemasangan katup ditujukan agar pelaksanaan pemasangan lancar dan
tidak merusak alat yang dipasang, hasil pemasangan tidak adak kebocoran. Untuk itu
dicek alat angkat yang digunakan apakah kapasitas sudah sesuai dengan berat katup
yang akan diangkat.
Disamping itu pengawasan ditujukan kepada kekecangan baut pengikat katup ke pipa
apakah sduah cukup kencang. Kekencangan baut bisa dites dengan kunci torsi (
torque wrench) sesuai dengan diameter baut agar tidak terjadi kebocoran.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
45
Gambar 4.7 Pemasangan katup
4.4.4 Uji operasi tanpa beban/dengan beban
Uji operasi peralatan yang telah selesai dipasang dan disetel harus dilakukan untuk
mengetahui apakah hasil pemasangan benar sesuai gambar desain. Hasil pemasangan
yang benar dan baik ditunjukkan dengan indikasi/parameter sebagai berikut :
Operasi lancar, tidak tersendat-sendat dengan kecepatan buka/tutup sesuai desain
Tidak terjadi getaran yang berlebihan.
Sistim rem berkerja baik
Temperatur motor listrik panas tidak melebihi temperatur yang diijinkan saat operasi
penuh
Semua lampu-lampu penunjuk dan skakelar pembatas bekerja sesuai rencana
Alat penunjuk posisi bukaan pintu menunjuk angka tepat sesuai tinggi bukaan
Indikasi ini berlaku untuk uji operasi tanpa beban maupun dengan beban penuh. Prosedur
uji operasi baik tanpa beban maupun dengan beban harus disiapkan dan disampaikan
oleh kontraktor kepada direksi pengawas sebelum pelaksanaan uji operasi. Uji operasi
tanpa beban/kering biasanya dilakukan segera setelah pemasangan semua komponen
pintu/katup disetel dan dipasang. Sedangkan uji operasi dengan beban biasanya
menunggu sampai waduk terisi air penuh atau terisi cukup (dengan persetujuan direksi)
untuk melakukan uji operasi dengan beban.
Dalam uji operasi dengan beban penuh agar memperhatikan prosedur operasi dengan
beban, terutama menyangkut: ventilasi udara untuk katup agar dibuka saat
mengoperasikan katup.
Uji operasi dilakukan oleh kontraktor dan harus disaksikan oleh direksi
pengawas/konsultan pengawas pekerjaan sekaligus merekam hasil uji yang menyangkut
beberapa parameter operasi yang ditentukan sesuai spesifikasi teknik dan desain.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
46
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua kerja yang diperlukan untuk penyetelan
dan pengujian peralatan. Kontraktor harus memenuhi perintah dari Direksi yang berkaitan
dengan eksploitasi yang memberikan debit air selama penyetelan dan pengujian.
Selama pelaksanaan seluruh pengujian, Kontraktor harus bertanggung, jawab
keseluruhan terhadap pencegahan, penjagaan dan perbaikan semua kerusakan peralatan
dan harus menyediakan semua tenaga, pengawasan, peralatan, bahan dan
penyimpanan, alat ukur, dan lain-lain yang diperlukan untuk kegiatan ini.
Pengujian harus meliputi :
a) Semua pintu dites untuk menunjukkan bahwa perapat berfungsi baik, kelonggaran
dalam penuntun cukup dan pintu bekerja benar dalam semua kondisi kerja yang
ditentukan.
b) Semua alat pengangkat harus dites terhadap semua gerakan mengangkat dan
menurunkan dengan beban kerja.
c) Semua peralatan harus dites agar senter dan terpasang benar, bedaya guna, putaran
halus dan bekerja baik.
Semua peralatan ukur dan perlengkapan yang diperlukan untuk keseluruhan pengetesan
harus disiapkan oleh Kontraktor.
Gambar 4.8 pengetesan katup
pengeluaran
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
47
4.4.5 Comissioning
Dalam rangka serah terima pekerjaan setelah selesai pelaksanaan maka akan dilakukan
kegiatan pemeriksaan bersama oleh tim/komisi penilai atas pekerjaan hasil pelaksanaan
sesuai kontrak. Khusus pekerjaan peralatan hidromekanik-elektrik akan dilakukan uji
operasi dengan beban penuh. Untuk itu pengawas bersama kontraktor menyiapkan
peralatan yang akan dioperasikan termasuk prosedur operasinya dan alat-alat bantu yang
diperlukan.
4.5 PENYIAPAN LAPORAN PELAKSANAAN
4.5.1 Laporan perubahan desain (kalau ada)
Dalam pelaksanaan bila ada perubahan desain yang telah dilaksanakan menyangkut :
penggantian bahan, perubahan ukuran, perubahan posisi (arrangement), maka perlu
dibuat laporan menyangkut alasan perubah-an/penggantian dan pengaruh dari perubahan
tersebut. Laporan ini akan menjadi bagian dari laporan pekerjaan selesai untuk
keseluruhan pekerjaan sesuai kontrak.
Laporan ini dibuat oleh direksi pengawas /konsultan pengawas pekerjaan.
4.5.2 Dokumen hasil pemeriksaan
Dalam rangka pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi khususnya pekerjaan
hidromekanik-elektik telah dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas bahan-bahan yang
digunakan baik pemeriksaan secara visual, pengecekan dokumen maupun lewat
laboratorium, pengukuran saat assembling di pabrik, pengukuran dalam rangka
pemasangan dan penyetelan dilokasi/site uji operasi dilapangan maupun dipabrik (khusus
alat angkat). Semua kegiatan pemeriksaan, pengukuran dan uji operasi hasilnya telah
direkam dalam format masing-masing.
Disamping itu masih dalam rangka pengawasan terdapat dokumen/prosedur yang
diajukan oleh kontraktor kepada direksi pengawas anatara lain: Prosedur dan Spesifikasi
Pekerjaan Pengelasan, Sertifikat Tukang Las, Prosedur dan data teknik cat yang dipakai,
hasil pengecekan sambungan las, prosedur pemasangan dan foto-foto pengawasan
pelaksanaan.
Semua dokumen diatas disusun dalam laporan hasil pengawasan oleh direksi pengawas
pekerjaan/konsultan pengawas pekerjaan dan dibantu oleh kontaktor pelaksana
pekerjaan.
4.5.3 Gambar sesuai pelaksanaan (As built drawing)
Dalam spesifikasi teknik kontrak telah dicantumkan kewajiban kontraktor untuk membuat
dan menyerahkan gambar kerja (workshop drawing) dan juga gambar pekerjaan yang
telah dilaksanakan/gambar paska pelaksanaan (as built drawing) kepada direksi. Jumlah,
ukuran dan jenis gambar (print, software, reproduceable) termasuk dicantumkan di dalam
spektek.
Balai Bendungan Pengawasan Konstruksi Bendungan Tingkat Dasar
Pekerjaan Hidromekanik
48
Gambar paska pelaksanaan (as built drawing) disiapkan oleh kontraktor pelaksana dan
dicek/disetujui oleh direksi pengawas/konsultan pengawas setelah pelaksana-an
pekerjaan selesai. Gambar-gambar paska pelaksanaan merupakan bagian dari dokumen
laporan pelaksanaan pekerjaan.