bab i pendahuluan

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya pesisir dan lautan, merupakan salah satu modal dasar pembangunan di Indonesia yang sangat diharapkan saat ini, di samping sumber daya alam darat. Tetapi sumber daya alam darat, minyak dan gas serta mineral tertentu semakin berkurang akibat eksploitasi yang telah berlangsung sejak lama. Memasuki era otonomi daerah, dari sekian banyak potensi pembangunan yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), wilayah pesisir merupakan sumber pertumbuhan baru yang berpotensi untuk dikelola secara terpadu, bertahap dan terprogram yang melibatkan dua atau lebih ekosistem untuk mencapai tingkat pemanfaatan sistem sumber daya alam secara optimal. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat tiga alasan yaitu : Pertama, fakta fisik bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.058 pulau, dengan panjang garis pantai + 81.000 Km. Wilayah lautan meliputi 5,8 juta Km 2 atau 70% dari luas total teritorial Indonesia. Kedua, sepanjang garis pantai dan bentangan perairan laut terkandung kekayaan sumber daya alam yang berlimpah mulai dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui, sampai yang tidak dapat di perbaharui. Belum lagi jasa jasa lingkungan (enviromental service) berupa pemandangan pantai dan laut yang indah yang dapat dijadikan sebagai aset pariwisata. Ketiga, semakin 1

Upload: akbarodjamappagala

Post on 14-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perencanaan wilayah pesisir

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSumber daya pesisir dan lautan, merupakan salah satu modal dasar

pembangunan di Indonesia yang sangat diharapkan saat ini, di samping sumber daya alam darat. Tetapi sumber daya alam darat, minyak dan gas serta mineral tertentu semakin berkurang akibat eksploitasi yang telah berlangsung sejak lama.

Memasuki era otonomi daerah, dari sekian banyak potensi pembangunan yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), wilayah pesisir merupakan sumber pertumbuhan baru yang berpotensi untuk dikelola secara terpadu, bertahap dan terprogram yang melibatkan dua atau lebih ekosistem untuk mencapai tingkat pemanfaatan sistem sumber daya alam secara optimal. Hal ini tidaklah berlebihan mengingat tiga alasan yaitu : Pertama, fakta fisik bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.058 pulau, dengan panjang garis pantai + 81.000 Km. Wilayah lautan meliputi 5,8 juta Km2 atau 70% dari luas total teritorial Indonesia. Kedua, sepanjang garis pantai dan bentangan perairan laut terkandung kekayaan sumber daya alam yang berlimpah mulai dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui, sampai yang tidak dapat di perbaharui. Belum lagi jasa jasa lingkungan (enviromental service) berupa pemandangan pantai dan laut yang indah yang dapat dijadikan sebagai aset pariwisata. Ketiga, semakin bertambahnya jumlah penduduk, secara tidak langsung berdampak pada peningkatan kebutuhan sumber daya alam sebagai input dalam proses produksi atau proses pembangunan lainnya. Di lain pihak sumber daya daratan (terristrial) yang kita miliki semakin menipis, yang mengakibatkan mau atau tidak mau akan berpaling ke kawasan pesisir dan lautan untuk memenuhi segenap kebutuhan sumber daya alam bagi kelangsungan pembangunan (Rokhmin Dahuri, dkk, dalam sulistyo (2006))

Dalam konteks yang lebih luas, beberapa alasan pokok diatas memerlukan penanganan lebih lanjut, yaitu dalam bentuk pengelolaan yang terprogram secara terencana dan terpadu. Perencanaan yang terpadu diarahkan sebagai suatu upaya untuk mencapai tingkat pemanfaatan sistem sumber daya alam pesisir secara optimal dengan memperhatikan dampak lintas lingkungan yang ditimbulkan guna mendapatkan keuntungan ekonomis secara berkesinambungan untuk kemakmuran rakyat.

1

Page 2: Bab i Pendahuluan

Kabupaten Takalar terletak sepanjang pesisir pantai Barat Selat Makassar sampai dengan pesisir pantai Selatan Laut Flores. Kabupaten Takalar yang ber ibukota di Patallassang secara astronomi terletak pada 50 3` – 50 38` LS dan 1190 58` – 1190 39` BT. Luas wilayah Kabupaten Takalar tercatat 566,51 km2

terdiri dari 9 Kecamatan dan 103 wilayah desa/kelurahan. Terdapat 4 buah sungai yang melewati wilayah Takalar, masing-masing sungai Je`neberang, Je`netallasa, Pamukkulu, dan Je`nemarrung. Dan pada keempat sungai tersebut telah dibuat bendungan untuk irigasi sawah seluas 13.183 hektar. Jarak ibukota Takalar dengan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan mencapai 64 km yang melalui Kabupaten Gowa.

Kabupaten Takalar, wilayah pesisir barat Sulawesi Selatan dengan panjang garis pantai sekitar 74 km yang memiliki potensi besar di bidang kelautan, antara lain produksi perikanan tangkap yang dapat mencapai ±25.589 ton. Di samping potensi produksi kelautan tersebut, Kabupaten Takalar juga memiliki potensi pariwisata yang sebagian besar objek pariwisata berada di Kepulauan Tanakeke (Pulau Satangnga, Pulau Tanakeke, Bauluang, dan Dayang-dayang). Hal ini menjadi tantangan semua pihak dan mengantisipasi permasalahan yang timbul nantinya. Menjawab itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Takalar membuat perencanaan program untuk praktik perikanan di Kabupaten Takalar

Untuk Pulau Tanakeke yang terletak di Kecamatan Mappakassunggu sebagai lokasi penelitian secara astronomis terletak di 119° 14' 10.8096" sampai 119° 18' 49.0932" dan -5° 32' 17.3256" sampai -5° 27' 12.3696" dengan luas wilayah 4.312 Ha dan memiliki panjang keliling 63,67 Km, terbagi menjadi empat desa yaitu Desa Maccini Baji, Desa Mattiro Baji, Desa Rewataia dan

Berkaitan dengan potensi yang dimiliki wilayah pesisir Kabupaten Takalar pada umumnya dan Kepulauan Tana Keke pada khususnya, maka di masa yang akan datang menjadi tantangan bagi kawasan tersebut untuk merebut peluang potensi yang ada, sehingga perencanaan penataan wilayah pesisir dan Pulau-pulau kecil perlu diarahkan secara terpadu guna mengharmoniskan dan mengoptimalkan antara kepentingan untuk memelihara lingkungan dengan pengelolaan kawasan pesisir Dan pulau-pulau kecil secara menyeluruh.

Sesuai dengan itu, maka diperlukan arahan penataan ruang untuk mengoptimalkan potensi sumber daya alam pesisir Kabupaten Takalar khususnya di Kepulauan Tana Keke dengan menetapkan fungsi kawasan sehingga dapat berkembang dengan optimal.

2

Page 3: Bab i Pendahuluan

B. Maksud Tujuan Dan Sasaran1. Maksud

Laporan ini dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan Pengumpulan Data, Survey dan Analisis Data Sumberdaya Pesisir dan Laut Dalam Rangka Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar di Provinsi Sulawesi Selatan yang berbasi konservasi.

2. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan Pengumpulan Data, Survey dan Analisis Data Sumberdaya Pesisir dan Laut Dalam Rangka Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar di Provinsi Sulaewesi Selatan ini, antara lain sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi potensi dan sumberdaya alam pesisir dan laut Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar.

b. Memberikan arahan pemanfaatan sumber daya alam wilayah pesisir dan laut pada Kawasan Kepulauan Tanakeke Bebasis Lingkungan.

c. Menjaga konsistensi dan keserasian perkembangan kawasan wilayah pesisir dan daratannya di wilayah Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar maupun dengan Kabupaten/Kota lainnya dalam lingkup wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Sasaran Adapun sasaran dari pelaksanaan pekerjaan Pengumpulan Data,

Survey dan Analisis Data Sumberdaya Pesisir dan Laut Dalam Rangka Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke di Provinsi Sulaewesi Selatan ini, antara lain :a. Teridentifikasinya data-data terbaru (terkini) secara rinci (detail)

potensi sumberdaya alam Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar.

b. Tersusunnya arahan pemanfaatan ruang (pola ruang) berupa blok zona/sub zona produksi, pengolahan dan pemasaran. Tersusunnya struktur ruang kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar yang terdiri dari zona-zona alur laut dan sistem jaringan keruangan yang telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Takalar dan rencana turunannya untuk mendukung program yang ditetapkan.

C. Asas Manfaat Dan Kedudukan1. Asas

Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007, penataan ruang berasaskan: Keterpaduan Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

3

Page 4: Bab i Pendahuluan

Berkelanjutan Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan Keterbukaan Keersamaan dan Kemitraan Perlindungan Kepentingan Umum Kepastian hukum dan keadilan Akuntabilitas

Penataan ruang dilakukan secara terpadu, dan yang dimaksud dengan terpadu adalah bahwa penataan ruang dianalisis dan dirumuskan menjadi satu kesatuan dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Penataan ruang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh mencakup antara lain pertimbangan aspek waktu, modal, optimasi, daya dukung lingkungan, daya tampung lingkungan, dan geopolitik. Dalam mempertimbangkan aspek waktu, suatu perencanaan tata ruang memperhatikan adanya aspek prakiraan, ruang lingkup wilayah yang direncanakan, persepsi yang mengungkapkan berbagai keinginan serta kebutuhan dan tujuan pemanfaatan ruang. Penataan ruang harus diselenggarakan secara tertib sehingga memenuhi proses dan prosedur yang berlaku secara teratur dan konsisten.

Penataan ruang harus berdaya guna dan berhasil guna dimana harus dapat mewujudkan kualitas ruang yang sesuai dengan potensi dan fungsi ruang. Kemudian, serasi, selaras, dan seimbang dengan maksud bahwa penataan ruang dapat menjamin terwujudnya keserasian, keselarasan, dan keseimbangan struktur dan pola pemanfaatan ruang bagi persebaran penduduk antar wilayah, pertumbuhan dan perkembangan antar sektor, antar daerah, serta antara sektor dan daerah dalam satu kesatuan wilayah. Kemudian, penataan ruang berasaskan berkelanjutan yang menjamin kelestarian kemampuan daya dukung sumber daya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir dan batin antar generasi.

2. ManfaatManfaat dari penelian ini nantinya akan memberikan output bagi

seluruh stakeholder, baik dalam bentuk data maupun arahan bagi penataan ruang di wilayah penelitian.3. Kedudukan

Kedudukan dari hasil penelitin yang berupa Rencana Zonsi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil di Kepulauan Tanah Keke merupakan:

Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten Takalar , serta kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlaku.

4

Page 5: Bab i Pendahuluan

Dasar pertimbangan dalam penyusunan dan menjalankan RPJP dan RPJM Daerah.

Pedoman pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pedoman penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi. Pedoman penataan ruang kawasan strategis kabupaten. Dasar penyusunan rencana zonasi yang lebih rinci.

D. Ruang Lingkup1. Ruang Lingkup Wilayah

Pekerjaan Pengumpulan Data, Survey dan Analisis Data Sumber daya Pesisir dan Laut Dalam Rangka Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Keplauan Tanakeke ini dilaksanakan di 5 (lima) wilayah desa Di Kepulauan Tanakeke di Kabupaten Kabupaten Bantaeng - Provinsi Sulawesi Selatan, dengan cakupan wilayah sebagai berikut :Wilayah Perencanaan :KepulauanTanakeke Kecamatan Mappasunggu,

Kabupaten Takalar Luas Wilayah : 30.15 km2

Panjang garis pantai : ± 21,5 km

2. Ruang Lingkup MateriLingkup kegiatan dari pekerjaan Pengumpulan Data, Survey dan

Analisis Data Sumberdaya Pesisir dan Laut Dalam Rangka Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke, meliputi :a. Melakukan penelaahan dan kajian secara mendalam terhadap

dokumen RZWP3K dan dokumen RTRW (Nasional, Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Takalar) serta produk perencanaan pembangunan (RPJP dan RPJM Nasional, RPJPD dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan serta RPJPD dan RPJMD Kabupaten Takalar).

b. Merumuskan konsep Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar.

c. Koordinasi dan pertemuan awal dalam rangka membahas konsep RZR-Kawasan dan menyepakati lingkup wilayah perencanaan.

d. Melakukan perumusan metodologi studi, identifikasi dan inventarisasi data (primer dan sekunder) kondisi dan potensi sumber daya alam kelautan dan perikanan di wilayah pesisir dan lautan eksisting di wilayah Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar.

e. Penyusunan katalog data yang dibutuhkan dalam penyusunan RZR-Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar.

f. Melaksanakan pengumpulan data, dengan kegiatan sebagai berikut :

5

Page 6: Bab i Pendahuluan

Melakukan inventarisasi data sekunder potensi sumberdaya kelautan dan perikanan

Pemilihan Citra yang akan digunakan dan yang dibutuhkan harus mencakup seluruh wilayah perencanaan.

Pengolahan data Peta Rupa Bumi Indonesia dan Peta Lingkungan Perairan Indonesia

Identifikasi pelaku bisnis kelautan dan perikanan di Kabupaten Takalar

Identifikasi data sekunder hidro-oseanografi termasuk pola arus, batimetri, kecerahan, salinitas, nutrient, sebaran klorofil, dan sebagainya.

Identifikasi data sekunder kondisi ekosistem kawasan seperti terumbu karang, padang lamun, mangrove dan vegetasi pantai lainya.

Identifikasi data sekunder sosial ekonomi dan budaya Interpretasi dan pengolahan hasil interpretasi citra pada daerah

studi. Survey Lapang dilakukan sebanyak 1 kali pada wilayah

perencanaan dengan jumlah titik sampel tertentu yang meliputi survey untuk pencarian data-data berikut : Fisik teresterial dan fisik perairan ; kelerengan pantai, tipe

pantai, kandungan sedimen pantai, batrimetri, arah dan kecepatan arus, kecerahan, substrat dasar, oksigen terlarut, kandungan nutrient perairan, suhu perairan, dan iklim wilayah.

Biologi perairan ; BOD, sebaran klorofil, zooplankton dan fitoplankton.

Kimia Perairan ; pH air, salinitas, COD, logam berat, Nitrat, Nitrit, Sulfat dan bahan polutan lainnya.

Ekosistem pesisir ; ground check hasil interpretasi citra satelit, sebaran dan kondisi terumbu karang, sebaran dan kerapatan mangrove, sebaran padang lamun, dan sebaran ekosistem pesisir lainnya.

Issue dan permasalahan yang ada baik fisik, ekonomi, dan sosial budaya mengenai pemanfaatan sumberdaya

Melakukan pemetaan terhadap kondisi eksisting, potensi, dan issue permasalahan yang ada, pada peta (berdasarkan hasil interpretasi citra dan ground check), dengan skala 1 : 10.000 atau pada skala lebih besar dari 1 : 10.000.

g. Melakukan analisis dan kajian, meliputi :

6

Page 7: Bab i Pendahuluan

Analisis hasil interpretasi citra. Analisis potensi dan pola pemanfaatan sumberdaya kelautan

dan perikanan. Analisis kesesuaian lahan dan kesesuaian perairan Analisis daya dukung Analisis kegiatan ekonomi dan regional

h. Penyusunan Draft Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Tanakeke, meliputi :

Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kawasan Kepulauan Tanakeke, yang terdiri dari : Kawasan pemanfaatan umum; Kawasan konservasi; Kawasan Strategis Nasional Tertentu; dan Alur Laut.

Rencana Struktur Ruang Kawasan Kepulauan Tanakeke, yang meliputi : Jaringan keruangan yang ditetapkan dalam RTRW; dan Jaringan prasarana dan sarana perhubungan, pipa bawah

laut serta jaringan komunikasi bawah laut.

i. Penyusunan Arahan pelaksanaan pembangunan sub zona Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar - Provinsi Sulawesi Selatan.

j. Pertemuan dalam rangka pembahasan draft rencana zonasi di Makassar (BPSPL - Makassar) dan di daerah (Kabupaten Takalar);

k. Pencetakan Buku Profil Wilayah Rencana.

E. Landasan Formal1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengelolaan wilayah

pesisir dan pulau-pulau kecil 3. Undang-undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Pariwisata 4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang PPLH5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Kelautan6. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tenatang Perikanan7. Perda Nomor 09 Tahun 2009 Tentang RTRW Provinsi Sul-Sel8. Perda Nomor 06 Tahun 2012 Tentang RTRW Kabupaten Takalar.

F. Definisi OprasionalBeberapa pengertian dan peristilahan dalam rangka pengembangan

kawasan minapolitan ini, antara lain :

7

Page 8: Bab i Pendahuluan

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, terrnasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya

2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.3. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur

ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

4. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.5. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utarna

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumber daya buatan.

6. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.

7. Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.

8. Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

G. OutputHasil yang diharapkan sebagai keluaran (output) dari penelitian

Pengumpulan Data, Survey dan Analisis Data Sumberdaya Pesisir dan Laut Dalam Rangka Penyusunan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar berupa tahapan pelaporan hasil penelitian untuk diberikan kepada dosen pembimbing sebagai pemberi tugas.

H. Dimensi Waktu Perencanaan

Adapun waktu perencanaan dari Rencana Zonasi Rinci Kawasan Kepulauan Tanakeke (RZR-Kawasan Kepulauan Tanakeke) Kabupaten Takalar - Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan produk perencanaan turunan dari dari RZWP3K Kabupaten Takalar sehingga alokasi waktu perencanaannya 20 (dua puluh) tahunan. Dengan rincian waktu pengerjaan sebagai berikut :

Tabel 1 Matriks waktu

waktu

Item

mei Juni Juli

8

Page 9: Bab i Pendahuluan

Persiapan laporan/survei

Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

Bab 5

Bab 6

Bab 7

Presentasi

Pengumpulan Tugas

9