bab i pendahuluan a. gambaran umum up3ad samsat … · pada tahun 1967 dengan surat keputusan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum UP3AD Samsat Karanganyar
Pertama kali berdiri bernama Seksi Penghasilan Daerah, pada tahun
1957. Seksi inidibentuk berdasarkan surat keputusan DPD Peralihan Provinsi
Jawa Tengah. Pembentukan Seksi Daerah ini berdasarkan pada UU No. 32
Tahun 1957, tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; Peraturan
Pemerintah No. 3 Tahun 1957, tentang Pajak-pajak Pusat kepada Kepala
Daerah Tingkat I dan Tingkat II; UU No. 12 Tahun 1957, tentang Peraturan
Umum Retribusi Daerah; serta UU No. 11 Tahun 1957, tentang Peraturan
Umum Pajak Daerah.
Status dan kedudukan Seksi Penghasilan Daerah pada waktu itu
berada di bawah Bagian Keuangan Otonomi sesuai dengan susunan
organisasi, yaitu:
1. Urusan Umum;
2. Urusan Retribusi dan Pendapatan Lain-lain;
3. Urusan Teknisi;
4. Urusan Operasional;
5. Urusan Pengawasan;
Keadaan organisasi sudah berkembang dengan adanya perwakilan di
daerah Tingkat II, perkembangan ini diikuti pula dengan bertambahnya
personil serta target pendapatan yang harus meningkat. Pada Tahun 1967
dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Tegah
2
tanggal 15 Juli 1967 No.Ku H/A.36/1/15 status Seksi Penghasilan Daerah
ditingkatkan menjadi Direktorat Pendapatan Daerah.Dengan berdasar hukum
ini mulailah sedikit Direktorat Pendapatan Daerah berdiri sendiri dan lepas
dari bagian Keuangan Sekretariat Pemeritah Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Dalam Perkembangannya, pembentukan lembaga Unit Pelayanan
Pendapatan Daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Karanganyar melalui tahapan dalam rangka untuk melaksanakan
sebagian tugas teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang pada Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Unit Pelayanan Pendapatan
Daerah pada Dinas Pendapatan Daerah yang tersebar di 37 Kabupaten,
termasuk Kabupaten Karanganyar berlandaskan pada pasal 72 Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2001 sebagaimana telah
diubah dengan peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Noor 3 Tahun 2006.
Pada Tahun 2008 kelembagaan Unit Pelayanan Pendapatan Daerah
pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah berganti menjadi Unit
Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD). Dasar
pelaksanaannya adalah pasal 84 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 6 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provisi
Jawa Tengah dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 40 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Daerah Jawa Tengah.
3
1. Visi dan Misi UP3AD
a. Visi
Menjadi dinas penopang kemandirian otonomi daerah dengan
optimalisasi pendapatan didukung pelayanan prima kepada masyarakat
dan pengelolaan aset yang proesional berbasis teknologi.
b. Misi
1) Mengupayakan pencapaian target pendapatan daerah.
2) Mewujudkan pengelolaan aset yang berdaya guna dan berhasil guna.
3) Mengkoordinasikan peran organisasi di bidang pengelolaan
pendapatan dan aset daerah.
4) Mengembangkan sistem manajemen mutu untuk mewujudkan
pelayanan prima.
5) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.
2. Tugas Pokok dan Fungsi UP3AD
Berdasar Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 40 Tahun 2008,
tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Provinsi Jawa
Tengah, ditegaskan bahwa tugas pokok dan fungsi UP3AD adalah:
a. Tugas Pokok
Melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang Dinas di bidang pelayanan pendapatan dan
pemberdayaan aset daerah.
4
b. Fungsi UP3AD
1) Penyusunan rencana teknis operasional pelayanan pajak dan bea
balik nama kendaraan bermotor, pendapatan lain-lain, pembukuan,
pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah.
2) Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelayanan pajak dan bea
balik nama kendaraan bermotor, pendapatan lain-lain, pembukuan,
pelaporan, penagihan dan pemberdayaan aset daerah.
3) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pelayanan pendapatan
dan pemberdayaan aset daerah.
4) Pengelolaan Tata Usaha.
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas ssuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Kebijakan Mutu dan Strategi Pungutan Pajak Daerah
a. Kebijakan Mutu
Dinas pendapatan dan aset daerah berkomitmen meujudkan pelayanan
prima dengan cara melakukan perbaikan pengelolaan pendapatan aset
daerah secara berkesinambungan.
b. Strategi Pungutan Pajak Daerah
1) Peningkatan pelayanan dengan mendekatkan tempat pelayanan
kepada masyarakat untuk membentuk kantor UP3AD di setiap
Kabupaten/Kota dan Kantor Bersama SAMSAT.
2) Perbaikan dan penyerdehanaan sistem administrasi secara terus
menerus.
5
4. Struktur Organisasi (UP3AD Karanganyar)
Susunan organisasi unit pelayanan pendapatan dan pemberdayaan
aset daerah (UP3AD) terdiri dari:
a. Kepala Unit;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Pajak dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
d. Seksi Pendapatan Lain-lain;
e. Seksi Pembukuan dan Pelaporan;
f. Seksi Penagihan dan Pemberdayaan Aset Daerah; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional
h. Dasar: Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis padaDinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Gambar 1.1
Struktur Organisasi UP3AD Kabupaten Karanganyar
KEPALA UP3AD
KA SUB BAG Tata
Usaha
Kasi
Pembukuan
Pelaporan
Kasi Penagihan
Dan
Pemberdayaan
Aset
Kasi
Pajak Dan
BBN KB
7
Kasi
Penerimaan
Lain-Lain
6
UP3AD dipimpin kepala unit dan dibantu kepala subbagian tata
usaha, kepala seksi pajak kendaraan bermotor, kepada sksi pendapatan
lain-lain, kepala seksi pembukuan dan pelaporan serta kepala seksi
penagihan dan pemberdayaan aset. Setiap bagian atau unit memunyai
tugas masing-masing seperti:
1) Kepala UP3AD
a) Menyusun rencana teknis operasional penelolaan dan pelayanan
pendapatan daerah.
b) Mengkaji, menganalisis teknis operasional pengelolaan dan
pelayanan pendapatan daerah.
c) Melaksanakan kebijakan teknis dinas pendapatan daerah.
d) Melakukan pelayanan penunjang penyelenggaraan tugas dinas.
e) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
f) Melakukan pengawasan melekat terhadap pelaksanaan tugas staf.
g) Membina, membimbing Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan
penerimaan lain-lain.
h) Melaksanakan koordinasi pungutan pendapatan daerah dan
pendapatan lainnya.
i) Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada
Kepala Dinas berupa laporan Bulanan , Triwulan, dan Tahunan.
2) Kepala Subbagian Tata Usaha
a) Melakukan koordinasi dengan kasir di UP3AD.
7
b) Membagi tugas, membiming, dan membina dan memberi arahan
kepada staf subbagian TU.
c) Menyusun rencana dan melaksanakan urusan administrasi
kepegawaian keuangan, dokumentasi, informasi dan perpustakaan,
perlengkapan, rumah tangga, surat menyurat dan pelaporan.
d) Mengatur kebersihan, keindahan dan keamanan.
e) Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.
f) Mempelajari memahami dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berkaitan dengan subbagian Tata
Usaha.
g) Menindaklanjuti disposisi Ka UP3AD.
h) Mengusulkan kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala.
i) Mengusulkan bantuan kesra, ijin belajar dan cuti.
j) Membuat laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan bidang ke Tata
Usahaan.
k) Membuat daftar urut kepegawaian.
l) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Ka UP3AD yang
berkaitan dengan tugas subbagian Tata Usaha.
m) Mengkoordinasi SKUM PTK.
3) Kepala Seksi Pajak dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
a) Membina, membimbing dan memberikan tugas dan arahan kepada
staf seksi pajak kendaraan bermotor da pelaksanaan tugas.
8
b) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Su Bag. T.U dan
para kepala seksi di lingkungan Dipenda Provinsi Jawa Tengah.
c) Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan staf seksi PKB.
d) Melaporkan pelaksaan tugas kepada kepala UP3AD.
e) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
f) Meyiapkan bahan untuk menyelenggarakan pengelolaan administrasi
dan pelaksaan pemungutan, pemungutan doleansi, monitoring,
evaluasi dan pelaporan kegiatan pemungutan PKB/BBNKB.
g) Meyusun rencana kegiatan tahunan, meliputi target penerimaan dan
estimasi KBM baru serta pengelolaan administrasi dan pelaksanaan
pemungutan, pengelolaan doleansi, monitoring, evaluasi dan
pelaporan kegiatan pemungutan PKB/BBNKB.
h) Menindaklanjuti disposisi oleh kepala UP3AD.
i) Melaksanakan waskat terhadap staf seksi PKB sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
j) Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala UP3AD yang
berkaitan dengan tugas-tugas seksi pajak kendaraan bermotor.
4) Seksi Bagian Pendapatan Lain-lain
a) Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berkaitan dengan tugas seksi
Pendapatan Lain-lain.
9
b) Menyusun rencana kegiatan administrasi dan operasional seksi
pendapatan Lain-lain.
c) Menindaklanjuti disposisi oleh kepala UP3AD
d) Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait yang berada di kota.
e) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
f) Menyelenggarakan administrasi dan pelaporan atas pendataan dan
penerimaan pendapatan lain-lain.
g) Menyelenggarakan administrasi dan pelaporan penerimaan
pendapatan lain-lain yang pungutannya dilakukan oleh dinas-dinas.
h) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, Ka. Sub Bag T.U dan
para kepala seksi di lingkungan Unit Pelayanan Pendapatan dan
Pemberdayaan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar.
i) Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala UP3AD yang
berkaitan dengan tugas-tugas seksi pendapatan lain-lain.
j) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada kepala UP3AD.
5) Seksi Pembukuan dan Pelaporan
a) Menyelenggarakan administrasi penetapan, penerimaan dan
tunggakan pajak, dan pendapatan lain-lain.
b) Menyampaikan laporan online semua penerimaan pajak dan
pendapatan lain-lain.
10
c) Menyiapkan dan menyampaikan laporan 10 harian, bulanan maupun
tahunan atau sewaktu-waktu diperlukan atas penetapan, penerimaan
dan tuggakan pajak daerah dan pendapatan lain-lain.
d) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
e) Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan yang berkaitan denga tugas seksi
pembukuan dan pelaporan.
f) Melaksanakan dan menyelenggarakan administrasi dan pembukuan
hasil kegiatan pemungutan pajak daerah dan pendapatan lain-lain.
g) Mengadministrasi Blokir Kendaraan Bermotor.
h) Menindaklanjuti disposisi Pemberdayaan Aset Daerah.
6) Seksi Penagihan dan Pemberdayaan Aset Daerah
a) Menyusun rencana kegiatan Seksi Penagihan.
b) Mnyiapkan surat teguran untuk disampaikan kepada Wajib
Pajak/Retribusi Daerah yang tidak mengindahkan surat peringatan
yang telah disampaikan.
c) Menginventasrisasi dan menyelenggarakan administrasi yang
berhubungan dengan aset Provinsi Jawa Tengah yang berada di
Kabupaten.
d) Melaksanakan tugas-tugas jedinasan lainnya yang diberikan oleh
atasan.
11
e) Mempelaari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-
undagan dan ketentuan yang berkaitan dengan tugas seksi Penagihan
dan Pemberdayaan Aset.
f) Memonitor pelaksanaan pengiriman surat peringatan kepada Wajib
Pajak yang bekerja sama dengan PT. Pos Indonesia.
g) Melakukan koordinasi dengan istansi terkait, Ka. Sub Bag. T.U dan
para kepala seksi di lingkungan Unit Pelayanan dan Pemberdayaan
Aset Daerah.
h) Menindaklanjuti disposisi oleh kepala UP3AD.
7) Kelompok Jabatan Fungsional
a) Melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-
masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Dalam melaksanakan tugasnya kelompok jabatan fungsional
dikoordinasikan oleh Kepala Seksi dan secara administrasi
dikoordinasikan oleh Subbagian Tata Usaha.
B. Sistem Administrasi Kabupaten Karanganyar
1. Sejarah SAMSAT Kabupaten Karanganyar
Pajak Kendaraan Berotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I.
Maka Pajak Kendaraan Bermotor menjadi salah satu Pajak Daerah.
Pelimpahan wewenang tersebut diatur dan dilandasi peraturan dan
Undang-Undang yaitu:
12
a. PP No. 3 Tahun 1957, tentang Pelimpahan wewenang Pajak Pusat
kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Tingkat II.
b. UU No. 11/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Pajak
Daerah.
c. UU No. 12/Darurat/Tahun 1957, tentang Peraturan Umum Retribusi
Daerah.
Tujuan dari pelimpahan wewenang ini adalah daerah yang diberi
kesempatan mengelola Pajak Daerah dan memudahkan pemungutan Pajak
Daerah. Namun setelah berjalan beberapa tahun terjadi ketidakseragaman
antara Peraturan Daerah yang diterbitkan oleh masing-masing Daerah
Tingkat II, yang menimbulkan besarya penetapan Pajak Kendaraan
Bermotor tidak sama. Selain itu timbul hambatan-hambatan yang
mengakibatkan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang terbuang. Kendala
yang terjadi antara lain adalah:
1) Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat mengenai
pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor.
2) Pelayanan dan pelaksanaan pajak oleh instansi pemerintah yang terkait
(dalam hal ini Pajak Kendaraan Bermotor) yang masih terpisah.
3) Birokrasi pelayanan yang tidak praktis, efektif, dan efesien.
Karena terjadi banyak kendala, maka Pemerintah pada tanggl 28
Desember 1976 menerbitkan Surat Keputusan bersama Menhankam
(Menteri Pertahanan dan Keamanan), Menkeu (Menteri Keuangan), dan
Mendagri (Menteri Dalam Negeri) No. Kep13/XII/1976, Kep
13
1169/MKIV/76, No. 311 Tahun 1976 tentang penyerdehanaan Pajak
Kendaraan Bermotor yang berkaitan dengan pelayanan Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan (SWDKLLJ) dalam suatu kantor bersama SAMSAT. Dengan
diterbitkan Surat keputusan bersama ini diharapkan dapat menciptakan
keseragaman pengurusan STNK di seluruh wilayah Indonesia.Tujuan dari
penyatuan ini adalah memudahkan pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor
serta meningkatkan pelayanan kepada para pemilik kendaraan
bermotor.Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan
Negara dan Daerah serta menerbitkan data kendaraan.
Pada tanggal 2 Desember 1977 adalah awal berdirinya Kantor
SAMSAT di Jawa Tengah, dan di saat itu operasioal kantor SAMSAT
hanya ada 1 (satu) Kantor SAMSAT di tiap Karasidenan (Jawa Tengah 6
eks Karasidenan) sehingga pada waktu itu banyak masyarakat Wajib Pajak
Kendaraan Bermotor yang melakukan pengurusan STNK, pembayaran
PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ sempat menginap guna mendapatkan
pelayanan atas pengurusan surat-surat kendaraannya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16
Tahun 2003 tanggal 7 Februari 2003, tentang pembentukan, kedudukan,
tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pendapatan Daerah Unit Pelayanan Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah (UP3AD) adalah cabang Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah. UP3AD merupakan unsur pelaksanaan operasional dinas yang
14
dipimpin oleh seorang kepala unit yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. Unit Pelayanan Pendapatan dan
Pemberdayaan Aset Daerah yang secara resmi digunakan sejak 1 Juli 2009
terdiri atas 46 Kantor SAMSAT di Jawa Tengah.Termasuk Kantor
UP3AD/SAMSAT Karanganyar yang terletak di Jl. Lawu No. 389
Karanganyar Telepon (0271) 495121. Penggunaan gedung kantor
UPA3AD Dipenda Provinsi Jateng/kantor bersama SAMSAT Kabupaten
Karanganyar diresmikan pada Kamis, 14 Februari 2008 oleh Gubernur
Jateng Ali Mufiz.
2. Keuntungan Terbentuknya SAMSAT
a. Adanya kerjasama instansi-instansi yang tergabung dalam pelaksanaan
SAMSAT (POLRI, DIPENDA, dan Jasa Raharja).
b. Adanya sitem pengurusan STNK, PKB, BBN-KB, dan SWDKLLJ yang
seragam.
c. Pengenaan pajak dan SWDKLLJ disesuaikan dengan masa berlakunya
STNK, terhitung sejak tanggal pendaftaran dan setiap tahun wajib
melaksanakan pengesahan STNK.
d. Pembayaran PKB, BBN-KB, dan SWDKLLJ dapat dibayar sekaligus di
satu tempat.
e. Pelayanan dilakukan secara “open service”, wajib pajak dilayani
langsung tatap muka dengan petugas pelayanan.
f. Berlakunya asas FIFO (First in first out), wajib pajak yang datang
pertama dilayani terlebih dahulu.
15
3. Tugas dan Fungsi SAMSAT
Melaksanakan pemungutan dan pelayanan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Tanda Nomor Kendaraan
Bermotor (TNKB) dalam suatu kordinasi pelayanan yang terkait.
4. Dasar Hukum SAMSAT Karanganyar
a. Instruksi Bersama Menteri Pertahanan Keamanan, Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Keuangan Nomor: Ins/03/M/X/1999 Nomor:
6/MK.914/1999.
b. Surat Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
Direktur Jendral Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan
Direktur Utama PT. Jasa Raharja (Persero) Nomor: Skep/06/X/1999.
Nomor: 973-1228 dan Nomor: Skep/02/X/1999.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010.
d. Perda Nomor 2 Tahun 2011.
e. Pergub Jawa Tegah Nomor 48 Tahun 2011.
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 36/PMK.021/2008.
5. Visi dan Misi SAMSAT Karanganyar
a. Visi
Terwujudnya pelayanan prima berbasis teknologi informasi menuju
pemerintah yang bersih.
16
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
2) Meningkatkan Sumber Daya Manusia.
3) Menigkatkan identifikasi keamanan kepemilikan kendaraan
bermotor.
4) Meningkatkan penerimaan daerah pusat.
C. Latar Belakang Masalah
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua pengeluaran
pembangunan.Dana yang dihasilkan dari pajak digunakan oleh Negara dan
institusi di dalamnya untuk melaksanakan berbagai macam fungsi. Beberapa
fungsi tersebut antara lain untuk penegakan hukum, keamanan atas aset,
infrastruktur ekonomi, pekerjaan publik, subsidi dan operasional Negara itu
sendiri. Dana pajak juga digunakan untuk membayar utang Negara dan bunga
atas utang tersebut. Pemerintah juga menggunakan dana pajak untuk
membiayai jaminan kesejahteraan dan pelayanan publik. Pelayanan ini
termasuk pendidikan, kesehatan, pensiun, bantuan bagi yang belum mendapat
pekerjaan dan transportasi.
Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan adalah “kontribusi wajib kepada Negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
17
Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan
untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.Dari
definisi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pajak dipungut
berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya dan sifatnya dapat
dipaksakan dengan tidak ada imbalan yang langsung dapat dirasakan oleh
pembayar pajak.Pemungutan pajak dilakukan oleh Negara, baik oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Pajak digunakan untuk
membiayai berbagai pengeluaran pemerintahan.
Salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah
melalui sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dikelola secara
efektif dan efisien.Kemampuan keuangan pada suatu daerah dapat dilihat dari
besar kecilnya realisasi PAD yang diperoleh dari daerah yang bersangkutan.
PAD diperoleh dari sumber-sumber yang dipungut berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pajak Daerah dan Pajak Nasional
merupakan suatu sistem perpajakan Indonesia, yang pada dasarnya
merupakan beban masyarakat sehingga perlu dijaga agar kebijakan tersebut
dapat memberikan beban yang adil.
Pajak Daerah adalah iuran yang wajib dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah (Suandy 2011).
18
Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak sangat beraneka ragam,
salah satunya adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor yang diberlakukan kepada semua orang baik pribadi
maupun badan yang memiliki kendaraan bermotor.Adapun besar tarif Pajak
kepemilikan kendaraan bermotor adalah paling rendah 1% (satu persen) dan
paling tinggi 2% (dua persen). Apabila wajib pajak telat dalam membayar
Pajak Kendaraan Bermotor maka akan dikenai sanksi sebesar 2% dari pokok
pajak. Keterlambatan pembayaran dihitung mulai dari satu hari setelah jatuh
tempo, sanksi yang diberikan satu hari sama dengan satu bulan.
Secara umum deskripsi tunggakan pajak adalah pajak yang masih
belum dilunasi pada saat pengenaan denda.Permasalahan tunggakan dalam
Pajak Kendaraan Bermotor tersebut diakibatkan oleh wajib pajak yang belum
membayar pada saat jatuh tempo, hal ini yang mengakibatkan kurang
optimalnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah.Pajak Kendaraan Bermotor
merupakan jenis pajak yang memiliki potensi cukup tinggi bagi Pendapatan
Asli Daerah, namun sangat disayangkan karena diiringi dengan tunggakan
yang terjadi di dalamnya (Pindyastika 2013).
Tunggakan pajak kendaraan bermotor dari tahun ke tahun yang
jumlahnya terus bertambah menjadi perhatian khusus bagi pihak Samsat.
Namun pihak Samsat telah berusaha memberikan jaminan dan kepastian
penyelenggaraan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel serta
19
efektif dan efisien untuk menyelesaikan tunggakan pajak kendaraan
bermotor, diantaranya dengan program Operasional Door To Door.
Program Door To Door ini bisa dikatakan sebagai penegasan dari
surat pemberitahuan dan peringatan berkenaan kewajiban wajib pajak yang
menunggak Pajak Kendaraan Bermotor. Kegiatan tersebut adalah tindak
lanjut dari surat edaran Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah No: 9730638 tanggal 8 Januari 2014 perihal
Anggaran kegiatan pada bidang pajak tahun anggaran 2014 berkaitan dengan
Kegiatan Operasional penanganan potensi tunggakan Pajak Kendaraan
Bermotor.
Nilai originalitas dari penelitian ini adalah adanya program Door To
Door guna menangani tunggakan PKB dan data yang diperoleh dari
UP3AD/SAMSAT Karanganyar selama penulis melaksanakan kuliah magang
kerja di instansi tersebut. Jika studi ini tidak dilakukan maka tunggakan PKB
semakin bertambah karena belum ada cara yang lain yang dapat membantu
mengurangi tunggakan PKB yang ada. Maka studi ini sebagai salah satu cara
untuk mengurangi tunggakan PKB di UP3AD/SAMSAT Karanganyar.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berminat melakukan penelitian
pada kantor UP3AD bersama SAMSAT Karanganyar dengan judul
“EVALUASI PENAGIHAN TUNGGAKAN PAJAK KENDARAAN
BERMOTOR (PKB) DENGAN PROGRAM DOOR TO DOOR PADA
UP3AD SAMSAT KARANGANYAR”.
20
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pelaksanaan Door To Door pada UP3AD Samsat
Karanganyar?
2. Seberapa besar pengaruh adanya kegiatan Door To Door guna menangani
tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor pada UP3AD Samsat Karanganyar
Tahun 2013-2015?
3. Hambatan apa saja yang timbul dalam menangani tunggakan Pajak
Kendaraan Bermotor dengan operasional Door To Door pada UP3AD
Samsat Karanganyar?
4. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang timbul dalam menangani
tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor dengan operasional Door To Door
pada UP3AD Samsat Karanganyar?
E. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatan Door To Door pada
UP3AD Samsat Karanganyar.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh adanya kegiatan Door To
Door guna menangani tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor pada
UP3AD Samsat Karanganyar.
3. Untuk mengetahui hambatan yang timbul dalam menangani tunggakan
Pajak Kendaraan Bermotor dengan operasional Door To Door pada
UP3AD Samsat Karanganyar.
21
4. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan yang timbul dalam
menangani tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor dengan operasional
Door To Door pada UP3AD Samsat Karanganyar.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak terkait, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Instansi
a. UP3AD Karanganyar, agar ditinjau kembali yang diakibatkan oleh
tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dengan kegiatan Door To
Door terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
b. Samasat Karanganyar, agar memberikan inovasi yang berguna bagi
kinerja UP3AD terutama dalam meningkatkan penerimaan pajak
dengan cara memberikan sanksi yang lebih besar bagi wajib pajak yang
menunggak.
2. Bagi masyarakat, agar dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan pada
umumnya dan mengetahui sistem yang digunakan dalam tunggakan Pajak
Kendaraan Bermotor khususnya penanganan tunggakan dengan kegiatan
Door To Door supaya Masyarakat disiplin dalam membayar Pajak
Kendaraan Bermotor.
3. Bagi Penulis, agar dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya Pajak
Kendaraan Bermotor yang pada umunya dilakukan masyarakat setiap
tahun.