bab i pendahuluan a. latar belakangjurnal.sman1karangnunggal.sch.id/files/jurnal/unduhan...1 bab i...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sebuah pepatah mengatakan, bahwa suatu negara yang maju dan menjadi kuat apabila didukung oleh sumber daya manusia yang kuat. Sampai saat ini Indonesia terus mengahadapi tantangan yang tidak akan kunjung terselesaikan, yaitu pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sesungguhnya sejak awal berdirinnya negara Indonesia ini arti penting bagi pendidikan mencerdaskan kahidupan bangsa sudah sangat disadari oleh para pendiri bangsa, yang kemudian dituangkanya kedalam UUD 1945 pasal 31, yang dengan tegas mengamanatkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Terwujudnya amanat ini seharusnya menjadi prioritas perhatian pemerintah dan masyarakat. Perkembangan dan perubahan masyarakat Indonesia yang cepat, ditambah lagi dengan pesatnya perubahan global, memunculkan berbagai tantangan yang mengakibatkan kebutuhan pendidikan menjadi lebih intens baik dalam jenjang dan ragamnya. Lapangan kerja dewasa ini yang membutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan khusus yang semakin bervariasi, demikian pula mereka yang tinggal dipelosok dan mereka yang tidak dapat meninggalkan suatu pekerjaanya. Dengan belajar secara tatap muka, sistem pendidikan konvensional tidak mampu untuk dengan cepat menyediakan akses pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, kepada berbagai kelompok masyarakat yng membutuhkan pendidikan tetapi terikat oleh keterbatasan tertentu, baik yang bersifat geografis maupun ketiadaan kesempatan. Berbagai kondisi seperti tidak dapat meninggalkan suatu pekerjaan, atau jarak yang jauh dari institusi pendidikan, seringkali menjadi penghambat untuk melanjutkan pendidikan. Sistem pendidikan jarak jauh dinilai memberikan suatu kemungkinan untuk dapat menyediakan akses pendidikan yang luas menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dengan investasi yang lebih murah dibandingkan dengan harus mendirikan sebuah perguruan tinggi baru. Sistem pendidikan jarak jauh ini telah banyak dikenal dan digunakan oleh berbagai

Upload: others

Post on 17-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ada sebuah pepatah mengatakan, bahwa suatu negara yang maju dan

    menjadi kuat apabila didukung oleh sumber daya manusia yang kuat. Sampai

    saat ini Indonesia terus mengahadapi tantangan yang tidak akan kunjung

    terselesaikan, yaitu pengembangan kualitas sumber daya manusia.

    Sesungguhnya sejak awal berdirinnya negara Indonesia ini arti penting bagi

    pendidikan mencerdaskan kahidupan bangsa sudah sangat disadari oleh para

    pendiri bangsa, yang kemudian dituangkanya kedalam UUD 1945 pasal 31,

    yang dengan tegas mengamanatkan bahwa “setiap warga negara berhak

    mendapatkan pendidikan”. Terwujudnya amanat ini seharusnya menjadi

    prioritas perhatian pemerintah dan masyarakat.

    Perkembangan dan perubahan masyarakat Indonesia yang cepat,

    ditambah lagi dengan pesatnya perubahan global, memunculkan berbagai

    tantangan yang mengakibatkan kebutuhan pendidikan menjadi lebih intens baik

    dalam jenjang dan ragamnya. Lapangan kerja dewasa ini yang membutuhkan

    sumber daya manusia dengan kemampuan khusus yang semakin bervariasi,

    demikian pula mereka yang tinggal dipelosok dan mereka yang tidak dapat

    meninggalkan suatu pekerjaanya. Dengan belajar secara tatap muka, sistem

    pendidikan konvensional tidak mampu untuk dengan cepat menyediakan akses

    pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, kepada berbagai kelompok

    masyarakat yng membutuhkan pendidikan tetapi terikat oleh keterbatasan

    tertentu, baik yang bersifat geografis maupun ketiadaan kesempatan. Berbagai

    kondisi seperti tidak dapat meninggalkan suatu pekerjaan, atau jarak yang jauh

    dari institusi pendidikan, seringkali menjadi penghambat untuk melanjutkan

    pendidikan. Sistem pendidikan jarak jauh dinilai memberikan suatu

    kemungkinan untuk dapat menyediakan akses pendidikan yang luas

    menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dengan investasi yang lebih murah

    dibandingkan dengan harus mendirikan sebuah perguruan tinggi baru. Sistem

    pendidikan jarak jauh ini telah banyak dikenal dan digunakan oleh berbagai

  • 2

    negara, seperti : India, Thailand, Korea, Inggris, negara negara tersebut sudah

    lama menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Dan pada tahun 1984 Indonesia

    menyelenggarakan sistem pendidikan jarak jauh degan didirikanya Universitas

    Terbuka, dengan tujuan utama yaitu menyediakan akses pendidikan tinggi bagi

    lulusan sekolah menengah dan menyediakan program peningkatan kualifikasi

    bagi tenaga profesional, khususnya guru.

    Kegiatan proses pembelajaran jarak jauh disini dimaksdukan yaitu

    antara peserta didik dan guru atau instruktur terpisah oleh jarak, sehingga perlu

    ada upaya tertentu untuk mengatasinya. Belajar jarak jauh sudah mengalami

    revolusi dari yang pertama masih menggunakan jasa pos, dan revolusi yang

    kedua dengan menggunakan media audiovisual dan program pelatihan berbasis

    komputer. Dan yang sekarang ini sudah menggunakan telekomunikasi yang

    sudah tentu produk teknologi canggih seperti e-learning. Sehingga proses

    kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja tanpa

    harus dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka berikut ini rumusan

    masalah yang didapatkan :

    1. Apa pengertian e-learning ?

    2. Bagamana penggunaan e-learning di SMA Negeri 1 Karangnunggal?

    3. Faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan e-learning di

    SMA Negeri 1 Karangnunggal?

    4. Bagaimana pemanfaatan e-learning SMA Negeri 1 Karangnunggal?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

    1. Untuk menjelaskan pengertian e-learning

    2. Untuk menyebutkan kelebihan serta kekurangan yang terdapat pada e-learning

    3. Untuk menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang perlu iperhatikan dalam memanfaatkan e-learning

    4. Untuk menjelaskan fungsi e-learning dalam kegiatan pembelajaran

  • 3

    5. Untuk menjelaskan pemanfaatan e-learning dalam pendidikan

    D. Manfaat

    Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan berbagai informasi dan

    informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan saja dan dimana saja,

    maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja,

    pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang

    sangat mudah. Lebih rinci lagi, manfaat penelitian ini dapat penulis uraikan

    sebagai berikut.

    1. Bagi Penulis

    Dengan adanya media e-learning ini memberikan sebuah alternatif,

    yang lebih mudah dan bermanfaat dalam melakukan pemutakhiran bahan-

    bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan

    perkembangan keilmuan yang terus terjadi

    2. Bagi Peserta didik

    Peserta didik akan terbiasa mengakses bahan-bahan belajar yang

    mereka butuhkan setiap saat dan berulang-ulang dengan mudah.

    3. Bagi Peneliti Lain

    Para peneliti yang hendak melakukan penelitian sejenis, kiranya

    dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi dan bahan

    perbandingan.

  • 4

    BAB II

    KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Kepustakaan

    1. Pengertian E-Learning

    E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang

    memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.

    Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber. Menurut

    Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar

    mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung

    antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).

    E-learning terdiri dari dua kata atau bagian, yaitu ‘e’ yang

    merupakan singkatan dari electronic dan learning yang berarti

    pembelajaran. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan

    jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer.

    Karena itu, maka e-learning sering disebut pula dengan online course

    (Dewi Salma, 2007).

    Hal senada diutarakan oleh E-learning singkatan dari electronic

    learning merupakan istilah populer dalam pembelajaran online yang

    berbasis internet dan intranet. Teknologi e-learning ini merupakan

    sebuah teknologi yang dijembetani oleh teknologi internet, yang

    membutuhkan sebuah media untuk dapat menampilkan materi-materi

    dan pertanyaan-pertanyaan dan juga membutuhkan fasilitas

    komunikasi untuk dapat saling bertukar informasi antara peserta

    dengan pengajar. Bentuk e-learning sendiri cukup luas, hal ini

    dikarenakan setiap portal yang berisi informasi tentang ilmu

    pengetahuan sudah bisa dikatakan sebagai e-learning. E-learning

    menghasilkan kegiatan proses belajar mengajar menjadi efektif dengan

    cara menggabungkan materi secara digital dari dukungan dan layanan

    dalam belajar.

    Jadi yang dimaksudkan dengan e-learning merupakan suatu

    jaringan yang membuatnya mampu memperbaharui secara cepat,

  • 5

    menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan

    sharing pembelajaran dan informasi. Kemudian e-learning ini

    dikirimkan kepada pengguna melalui komputer yang menggunakan

    standar teknologi internet. Namun e-learning ini tidak hanya

    difokuskan dengan keterpisahan antara peserta didik dengan pengajar

    secara fisik bahkan lintas geografis, karena dalam penggunaan e-

    learning itu sendiri dapat mengembangkan proses pembelajaran secara

    bertatap muka tradisional menjadi sistem pembelajaran yang fleksibel.

    2. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning

    a. Kelebihan E-Learning

    Menyadari bahwa di internet dapat ditemukan berbagai

    informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih mudah, kapan

    saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu

    kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi

    dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah melalui berbagai

    teknik seperti e-moderating yang tersedia di internet. Penggunaan

    ICT khususnya internet bisa mendorong murid menjadi lebih aktif

    belajar, dimungkinkan adanya berbagai variasi yang dapat dilakukan

    dalam proses belajar dan mengajar, diperolehnya keterampilan yang

    berganda dan dicapainnya efesiensi.

    Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309)

    adalah:

    1) Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses

    belajar dapat meningkatkan daya serap siswa atas materi yang

    diajarkan.

    2) Meningkatkan partisipasi aktif dari siswa.

    3) Meningkatkan partisipasi aktif dari siswa.

    4) Meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa.

    5) Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.

  • 6

    6) Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan

    perangkat teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa

    sulit dilakukan.

    Kelebihan E-learning adalah memberikan fleksibilitas,

    interaktivitas, kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari

    masing-masing media (Sujana, 2005). Menurut L. Tjokro (2009), E-

    learning memiliki banyak kelebihan yaitu :

    1) Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas

    multimedia berupa gambar, teks, animasi, suara, video.

    2) Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur,

    tidak perlu minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan

    saja, murah untuk diperbanyak.

    3) Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas,

    langsung pada pokok bahasan, mata pelajaran sesuai

    kebutuhan.

    b. Kekurangan E-learning

    Namun demikian E-learning juga memiliki banyak

    kelemahan yang harus kita paham. Menurut L. Gavrilova (2006:354)

    adalah pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan

    peralatan tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard,

    dsb). Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam

    (2008:140) sebagai berikut :

    1) Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar

    pelajar itu sendiri.

    2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial

    dan sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

    3) Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada

    pendidikan.

    4) Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik

    pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik

  • 7

    pembelajaran yang menggunakan ICT (information,

    communication, dan technology).

    5) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini

    berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun

    komputer).

    6) Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.

    7) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

    8) Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah

    tersendiri bagi peserta didik.

    9) Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses

    grafik, gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.

    10) Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.

    11) Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga

    penduan dan fitur pertanyaan diperlukan.

    12) Peserta didik dapat merasa terisolasi.

    B. Faktor yang Perlu diperhatikan dalam Memanfaatkan E-Learning di

    SMA Negeri 1 Karangnunggal

    Menurut para ahli pendidikan dan ahli internet menyarankan

    beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet

    sebagai kegiatan pembelajaran atau yang disebut dengan e-learning, antara

    lain sebagai berikut :

    1. Analisis kebutuhan (Need Analysis). Dalam tahapan awal, satu hal

    yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan

    e-learning. Pertanyaan ini tidak dapat dengan perkiraan atau

    dijawab berdasarkan saran dari orang lain. Melainkan setiap

    lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang

    berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis

    kebutuhan yang mencakup studi kelayakan, baik secara teknis,

    ekonomis, maupun sosial.

  • 8

    2. Rancangan instruksional yang berisi tentang isi pelajaran, topik,

    satuan kredit, bahan ajar dan kurikulum.

    3. Evaluasi, yaitu sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan

    dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimaintai tolong

    untuk ikut mengevaluasi.

    Dengan demikian SMA Negeri 1 Karangnunggal, sebagai salah satu

    sekolah yang memiliki jumlah siswa yang begitu banyak, perlu melakukan

    suatu lompatan yang signifikan dalam membantu memenuhi kebutuhan akan

    ilmu dan pengetahuan siswa-siswanya.

    Oleh karena itu, di SMA Negeri 1 Karangnunggal perlu diciptakan

    bagaimana semuannya mempunyai sikap yang positif terhadap media internet

    dan perangkatnya sehingga penggunaan teknologi bisa mempercepat

    pembangunan. Selain hal-hal sebagaimana tersebut diatas, ada empat hal yang

    perlu dipersiapkan sebelum pemanfaatan internet untuk e-learning, yaitu :

    a. Melakukan penyusaian kurikulum;

    b. Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi

    yang ingin dicapai dengan bantuan komputer;

    c. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada;

    d. Menyediakan material pembelajaran seperti : buku, komputer,

    multimedia, dan studio yang memadai;.

    C. Fungsi E-Learning dalam Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 1

    Karangnunggal

    Pada umumnya proses kegiatan belajar mengajar dengan

    menggunakan e-learning ini dilakukan outdoor atau di luar ruangan kelas, hal

    ini dikarenakan kelebihan dari e-learning itu sendiri yang mampu melakukan

    kegiatan pembelajaran dimanapun dan kapanpun tanpa dibatasi dengan ruang,

    waktu dan tempat, selagi masih tersambung dengan internet.

    Namun untuk kali ini akan dijelaskan fungsi pembelajaran electronic

    terhadap kegiatan pembelajaran didalam kelas, fungsi e-learning yang

    digunakan di dalam kelas itu ada tiga, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya

    opsional, pelengkap, atau pengganti (lantip diap prasojo, 2011: 223).Menurut

  • 9

    Akhadiah (1998, hlm. 11) karangan argumentasi mempunyai ciri-ciri sebagai

    berikut:

    a. Suplemen

    Dikatakan sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai

    kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran

    elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban bagi peserta didik

    untuk mengakses materi

    pembelajaran elektronik. Meskipun sifatnya yang opsional, peserta

    didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan

    atau wawasan.

    b. Komplemen

    Dikatakan sebagai komplemen (pelengkap), apabila materi

    pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi

    pembelajaran yang diterima peserta didik didalam kelas. Dikatakan

    komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk

    menjadi materi pengayaan yang mana, peserta didik dapat dengan cepat

    memahami atau menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru

    dengan cara tatp muka, kemudian lebih dimantapkan lagi materi tersebut

    dengan cara mengakses didalam e-learning tersebut.

    c. Subtitusi

    Beberapa sekolah di negara-negara maju memberikan beberapa

    alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para siswa atau para

    peserta didiknya. Tujuannya agar para siswa dapat secara fleksibel

    mengelola kegiatan pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas

    lain sehari-hari mahasiswa. Ada tiga alternative model kegiatan

    pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu :

    1) Sepenuhnya secara tatap muka

    2) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet

    3) Sepenuhnya melalui internet

  • 10

    Alternatif manapun yang akan dipilih siswa, tidak menjadi masalah

    dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi pembelajaran

    mendapat pengakuan atau penilaian yang sama.

    D. Pemanfaatan E-Learning di SMA Negeri 1 Karangnunggal

    E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan

    materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan

    dosen/guru/instruktur, maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik

    dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang

    menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.

    Guru atau instruktur dapat memberikan materi pelajaran, tugas-tugas yang

    harus dikerjakan oleh peserta didik di dalam web dan bisa diakses oleh para

    peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru atau instruktur dapat pula

    memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan ajar

    tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik

    sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.

  • 11

    BAB 3

    PEMBAHASAN

    A. Pelaksaaan E-Learning di SMA Negeri 1 Karangnunggal

    Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh E-Learning di SMA

    Negeri 1 Karangnunggal, tentu membutuhkan persiapan yang matang, hal ini

    dikarenakan pembelajaran bukan hanya memberikan tugas, namun

    mempersiapan bahan ajar mulai bahan ajar yang berbentuk modul/teks atau

    video yang membantu pemahaman materi atau bahkan dilaksanakan secara

    langsung oleh guru melalui aplikasi tertentu.

    Adapun tahapan-tahapan persiapan program E-Learning yang

    diterapkan di SMA Negeri 1 Karangnunggal adalah sebagai berikut:

    1. Persiapan

    a. Siswa

    1) Memiliki program belajar di rumah secara tertulis dalam bentuk

    jadwal pelajaran

    2) Memiliki petunjuk pelaksanaan Daring atau Luring.

    3) Memiliki Bahan Ajar yang dilengkapi langkah-langkah

    pembelajaran yang jelas lengkap dengan alat evaluasi

    4) Memiliki alat komunikasi dan kemampuan akses Internet

    5) Memiliki kontak person guru atau teknisi sekolah jika terjadi

    kesulitan belajar.

    b. Guru

    1) Menyiapkan program pembelajaran belajar di rumah selama satu

    semester

    2) Memiliki bahan ajar yang berorientasi pada pengembangan

    keterampilan berpikir tingkat tinggi dan literasi.

    3) Memiliki alat evaualsi dalam bentuk soal-soal HOTS.

  • 12

    4) Memiliki media pembelajaran multimedia dengan memanfaatkan

    berbagai media di Internet.

    5) Menggunakan model pembelajaran yang direkomendasika pada

    kurikulum 2013

    c. Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah

    1) Membentuk tim pengembang kurikulum untuk proses kegiatan

    belajar di rumah

    2) Menentukan teknik pembelajaran daring

    3) Menetapkan protokol kesehatan pembelajaran pada masa belajar

    di rumah.

    4) Mengalokasikan biaya pembuatan modul berbasis keterampilan

    berpikir

    5) Mengalokasikan pelatihan pembuatan soal-soal HOTS

    6) Mengalokasikan biaya pelatihan pembuatan media pembelajaran

    7) Melakukan supervisi pembelajaran daring

    8) Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran secara daring

    d. Pengawas Sekolah

    1) Membuat program monitoring pelaksanaan belajar di rumah

    2) Membuat alat evaluasi periodik tentang pelaksanaan belajar sesuai

    protokol kesehatan,

    3) Membuat laporan pelaksanaan belajar di rumah secara periodik

    e. Orang tua siswa

    1) Mengalokasikan anggaran untuk kuota Internet bagi yang mampu.

    2) Memiliki edaran program dan jadwal pelaksanaan belajar di rumah

    3) Memiliki kontak person guru/wali kelas atau teknisi sekolah

    f. Infrastrukutur

    1) Alat komunikasi

    2) Jaringan Internet

    3) Ruangan nyaman untuk belajar

    4) Bahan Ajar dan media belajar

  • 13

    2. Pelaksanaan

    a. Siswa

    1) Sebelum belajar siswa melakukan pembiasaan dalam rangka

    pembentukan karakter misalnya; menyanyikan lagu Indonesia raya,

    literasi, dhuha, berdoa dll

    2) Melaksanakan instruksi pembelajaran sesuai dengan pendekatan dan

    model pembelajaran yang dikembangkan guru

    3) Melaksanakan pembelajaran dengan menganalisis, sintesis, evaluasi

    dan mencipta terhadap materi belajar yang tersedia dalam modul.

    4) Melakukan komunikasi dua arah dengan guru melalui media

    komunikasi yang disediakan dan disepakati oleh guru.

    5) Melakukan evaluasi pembelajaran dengan mengerjakan soal HOTS

    atau unjuk kerja secara virtual.

    b. Guru

    1) Mengecek kehadiran peserta didik

    2) Melakukan dan mengarahkan kegiatan pembiasan Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat (PHBS)/ Gerakan Masyarakat Sehat dalam

    pengembangan Pendidikan Karakter

    3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dalam mengembangkan

    kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dilakukan siswa

    4) Menjelaskan hasil yang harus dicapai siswa

    5) Membahas jawaban hasil evaluasi yang dikerjakan siswa.

    6) Membuka ruang dialog sebagai bahan untuk umpan balik

    pembelajaran berikutnya.

    3) Kepala Sekolah dan Manajeman Sekolah

    a. Melakukan monitoring terhadap guru dalam melaksanakan belajar

    di rumah

    b. Melakukan monitoring terhadap kehadiran peserta didik dalam

    kegiatan belajar di rumah

  • 14

    c. Melakukan evaluasi periodik terhadap kendala pelaksanaan belajar

    di rumah guru dan siswa.

    d. Membangun komunikasi dengan komite sekolah dan orang tua

    e. Membuat laporan periodik kepada pihak dinas melalui pengawas

    pendidikan.

    4) Pengawas Sekolah

    a. Melakukan monitoring manajemen belajar di rumah

    b. Membuat pembinaan dan pengayaan untuk kegiatan BDR

    5) Orang tua siswa

    a. Mendampingi peserta didik selama belajar di rumah berlangsung

    b. Mengawas peserta didik selama belajar di rumah

    c. Memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri dan bertanggung

    jawab

    d. Membantu kesulitan teknis belajar peserta didik melalui komunikasi

    dengan guru

    6) Infrastrukutur

    a. Memiliki jaringan Internet yang memadai

    b. Alat komunikasi berfungsi dengan baik

    c. Memiliki Bahan ajar daring

    7) Kurikulum

    a. Mengajarkan kompetensi inti dalam kurikulum 2013 berfokus pada

    pendidikan karakter mandiri, tangung jawab, disiplin, gorong

    royong, religius, dan keterampilan berpikir.

    b. Pendekatan kolaboratif atau tematik.

    c. Menggunakan multimedia dan aplikasi pembelajaran

    d. Durasi Pembelajaran maksimal 4 x 45 JP per hari.

    8) Proses pembelajaran

    a. Melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi

    b. Melatih komunikasi

    c. Melatih kreativitas

    d. Melatih kemampuan menuangkan ide ke dalam karya tulis

  • 15

    e. Membuat produk karya kreatifitas berbasis multimedia dan Internet

    f. Mempublikasikan karya di media sosial Internet.

    9) Media pembelajaran

    a. Video tutorial di lntenet

    b. E-leraning dengan menggunakan Learning Management System

    yang bekerjasama dengan Quipper.

    10) Penilaian hasil pembelajaran

    a. Evaluasi soal uraian CBT

    b. Evaluasi soal pilihan ganda CBT

    c. Unjuk kerja virtual

    B. Monitoring dan Evaluasi

    1. Monitoring

    Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup

    pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi

    suatu proses yang sedang diimplementasikan (Mercy, 2005). Umumnya,

    monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah

    ditentukan.

    Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi, yaitu:

    a. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan

    administrator, staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan

    prosedur yang telah ditetapkan.

    b. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan

    layanan yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai

    mereka.

    c. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang

    membantu “menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat

    sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu

    tertentu.

  • 16

    d. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang

    membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa

    antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok

    Dari pernyataan-pernyataan diatas kita ungkapkan bahwa

    monitoring bisa dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan

    informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud

    mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan

    perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring

    mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan

    program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat

    dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai

    pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada

    pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta

    sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.

    Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:

    a. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;

    b. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan

    program;

    c. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;

    d. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan

    kegiatan;

    e. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan

    hambatan-hambatan selama kegiatan;

    f. Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;

    g. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

    Berdasarkan uraian uraian di atas dapat disimpulkan fungsi utama

    monitoring terkait dengan perihal: mengukur hasil yang sudah dicapai

    dalam melaksanakan program dengan alat ukur rencana yang sudah dibuat

    dan disepakati, menganalisa semua hasil pemantauan (monitoring) untuk

    dijadikan bahan dalam mempertimbangkan keputusan lanjutan.

    Adapun prinsip-prinsip monitoring adalah sebagai berikut:

  • 17

    Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus

    Monitoring harus menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan

    program organisasi

    Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi

    maupun terhadap pengguna produk atau layanan.

    Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya

    untuk berprestasi

    Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku

    Monitoring harus obyektif

    Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.

    2. Evaluasi

    Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan

    monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang

    disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu

    kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan,

    sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi

    diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan.

    Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta

    memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah evaluasi

    ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian.

    Evaluasi dapat menjawab pertanyaan “Apa pebedaan yang dibuat”

    (William N Dunn : 2000).

    Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai

    sasaran yang diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada

    aspek hasil yang dicapai (output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika

    program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu periode (tahapan),

    sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dalam

    perencanaan dan dilaksanakan

    Secara umum tujuan pelaksanaan Evaluasi adalah;

  • 18

    a. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai

    dengan rencana

    b. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi

    c. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang

    digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.

    d. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk

    memperoleh ukuran kemajuan,

    e. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa

    menyimpang dari tujuan.

  • 19

    BAB IV

    SIMPULAN DAN SARAN

    A. SIMPULAN

    Dari hasil pembahasan, Monitoring dan Evaluasi tentang Pelaksaaan

    E-Learning di SMA Negeri 1 Karangnunggal, maka diperoleh simpulan

    sebagai berikut.

    1. Deskripsi profil proses pembelajaran e-learning diatas, dapat dikatakan

    proses pembelajaran jarak jauh berjalan dengan baik. Guru mempunyai

    keleluasaan untuk membuat bahan ajar yang cocok dengan materi

    pelajaran, baik berupa video, teks, atau suara yang dibuat sendiri

    2. Belajar di rumah merupakan proses pembelajaran jarak jauh, dimana

    kondisi guru dan pserta didik tidak berada dalam satu temapt secara

    bersamaan. Hal tersebut bisa menggunakan fasilitas lain yang tetap dapat

    menjaga keberlangsungan pembelajaran secara daring, diantaranya

    menggunakan e-learning.

    3. Pemanfataan e-learning dalam pelaksanaan BDR dirasakan sangat

    memberikan manfaat baik bagi guru dan peserta didik. Guru dapat

    membuat bahan ajar sesuai kebutuhan dan kesesuain dengan materi yang

    akan dijelaskan. Terlepas kelebihan dan kekurangan masing-masing e-

    learning, tapi dengan adanya e-learning tetap memberikan kontribusi yang

    positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran

    4. Peserta didik pun bisa mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal yang telah

    ditentukan oleh guru, namun jika mengalami kendala seperti gangguan

    perangkat, sinyal atau kuota internet, peserta didik tetap dapat

    mengerjakan semua tugas di menu lain selama tugas yang diberikan guru.

    5. E-learning ini sangat membantu sekolah, guru dan peserta didik dalam

    pencapaian Pendidikan dalam pelaksaaan pembelajaran jarak jauh.

  • 20

    Walaupun secara kesleuruhan tidak ada e-learning dalam bentuk LMS

    yang sempurna, namun dengan quipper guru dan siswa lebih mudah

    menyesuaikan.

    B. SARAN

    1. Pembuatan bahan ajar yang memudahkan pemahaman peserta didik,

    sebaiknya disajikan dalam berbagai cara, mengingat perbedaan gaya

    belajar peserta didik yang berbeda-beda.

    2. Pemenuhan infrastruktur sekolah, sarana dan prasarana yang diperlukan

    akan keberlangsungan BDR dengan menggunakan e-learning dapat

    berjalan dengan baik.

    3. Perlunya peran serta aktif dari orang tua dalam membimbing dan

    mengarahkan anak-anaknya demi terlaksanakannya belajar di rumah ini

    dengan baik

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Diat Prasojo Lantip, Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan.

    Yogyakarta.

    Gava Media.

    Sutedjo Dharma Oetomo, Budi, dkk. 2007. Pengantar Teknologi

    Informasi Internet, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta.

    C.V Andi Offset

    Salma Prawiradilaga Dewi, Siregar Eveline. 2007. Mozaik Teknologi Pendidikan.

    Jakarta. Prenada Media Group.

    http://disdik-balikpapan.net/disdik/monitoring.php