bab i pendahuluan a. latar belakang masalahrepository.unj.ac.id/1983/5/11. bab i - v.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi pendidikan berkembang sebagai kajian disiplin
keilmuan di Amerika Serikat. Pada saat itu teknologi dijadikan sebagai
proses yang dapat meningkatkan nilai tambah, sehingga dapat
menghasilkan produk yang digunakan sebagai bagian dari sistem.
Perkembangan teknologi pendidikan bermula dari sebuah alat
peraga yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan
dibidang pendidikan, yaitu media audiovisual. Audiovisual digunakan
pada akhir perang dunia II, sebab Audiovisual cenderung berhubungan
dengan teori komunikasi yang dapat membantu peperangan pada saat
itu. Setelah perang dunia II selesai, muncul kembali definisi AECT
(Association for Educational communication and Technology) dan
Lembaga Teknologi Pengajaran (LTP). Pada saat itu teknologi
pendidikan lebih dikenal sebagai teknologi pembelajaran, karena
dibutuhkan kompetensi tenaga ahli yang terus dikembangkan
sehingga dapat memecahkan masalah belajar.
2
IKIP Jakarta mulai membuka Program S1 Teknologi Pendidikan
pada tahun 1976 dan pada tahun 1978 Program Pascasarjana
Teknologi Pendidikan kembali dibuka. Pada saat itu, mayoritas tenaga
ahli berasal dari Amerika Serikat melalui bantuan teknis UNSAID dan
telah membawa konsep-konsep teknologi pendidikan yang sudah
dikembangkan disana.
Setelah perkembangan dari tahun ke tahun, dibukalah Program
Studi Pengembangan Kurikulum atau dapat disebut dengan Jurusan
Kurikulum, akan tetapi pada saat itu lapangan pekerjaan bagi lulusan
sangatlah terbatas. Maka Jurusan Kurikulum kembali ditutup dan
diganti menjadi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan atau
KTP. Setelah kurikulum telah terintegrasikan dengan teknologi
pendidikan, maka kembali diubah menjadi Jurusan Teknologi
Pendidikan atau TP.
Jurusan Teknologi Pendidikan sejak tahun 2002 hingga saat ini
sampai Jurusan sudah berganti menjadi Program Studi yang telah
ditetapkan oleh DIKTI mencoba untuk membagi atas tiga kompetensi
dengan beberapa alasan didalamnya, yaitu adanya perkembangan
definisi pada tahun 1994 yang menyatakan bahwasanya teknologi
kinerja sudah masuk kedalam teknologi pendidikan dan adanya
kebutuhan didunia kerja yang dimana dunia kerja membutuhkan
3
lulusan teknologi pendidikan untuk terjun langsung dalam bidang
diklat. Maka dari hal ini, berdampak pada luasnya garapan teknologi
pendidikan sehingga mengakibatkan banyaknya matakuliah yang
harus diambil oleh mahasiswa. Berdasarkan dari adanya beberapa
alasan maka muncul sebuah ide untuk dapat memfokuskan tujuan dari
pencapaian kriteria lulusan teknologi pendidikan, yaitu dengan
membagi menjadi 3 konsnetrasi. Pembagian 3 konsentrasi tersebut
antara lain: (1) Pengembang Pembelajaran, (2) Pengembang Media
dan Sumber Belajar, (3) Pengembang Teknologi Kinerja.
Kriteria pencapaian lulusan S1 Program Studi Teknologi
Pendidikan sangat sesuai dengan definisi AECT 1994 yang dimana
telah disempurnakan menjadi definisi AECT 2004 sesuai dengan
referensi dari Januszewki dan Molenda (2008, hlm.2), yang
menyatakan:1
“Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources”.
Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa studi dan
praktik etis dapat memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja
dengan menciptakan, menggunakan, memanfaatkan serta mengelola
1 Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hal.31
4
proses dan sumber belajar teknologi yang tepat guna. Berdasarkan
dengan adanya teori (studi) dan praktik dapat mengatur pola pikir atau
paradigma seorang lulusan teknologi pendidikan didunia kerja,
sehingga lulusan dapat menjadi seorang perancang, pengembang,
pemanfaat atau pengguna, pengelola, serta evaluator proses dan
sumber belajar. Semua hal tersebut merupakan pengaruh antara
hubungan teknologi pendidikan dengan definisi dan kawasan-kawasan
dibidang teknologi pendidikan.
Dari definisi tersebut telah menjelaskan bahwasanya lulusan
teknologi pendidikan tidak hanya dapat memecahkan masalah belajar
melainkan dapat meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, penjelasan
mengenai batasan lapangan pekerjaan bagi lulusan teknologi
pendidikan menjadi cukup luas yaitu seorang lulusan teknologi
pendidikan tidak hanya dapat bekerja di sekolah atau school oriented
melainkan dapat bekerja didalam organisasi atau organization
oriented. Maka dengan adanya. 3 konsentrasi pada teknologi
pendidikan yang berjalan dengan semaksimal mungkin dapat
memperbesar peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
Pembagian konsentrasi tersebut dapat membuat lulusan hanya
memfokuskan dirinya pada satu konsentrasi yang dimiliki saja sesuai
dengan pilihan konsentrasi pada saat perkuliahan dan dengan hal
5
tersebut dapat mengakibatkan lulusan sangat kurang dalam
menguasai konsentrasi pengembang media dan sumber belajar yang
pada saat ini konsnetrasi tersebut diisukan sebagai kompetensi utama
dalam Program Studi Teknologi Pendidikan. Contohnya seperti,
lulusan A hanya memilih untuk mengambil konsentrasi pengembang
teknologi kinerja atau konsentrasi pengembang pembelajaran pada
saat perkuliahan, maka dapat dikatakan bahwasanya lulusan A hanya
menguasai kompetensi pengembang teknologi kinerja atau
kompetensi pengembang pembelajaran saja dan kurang menguasai
dalam kompetensi pengembang media dan sumber belajar.
Berdasarkan data survey penelitian studi penelusuran alumni
(tracer study) pada tahun 2016,2 Lulusan S1 Teknologi Pendidikan
memiliki profesi yang cukup beragam. Hal ini disebabkan karena
adanya keragaman kompetensi dan luasnya garapan dalam bidang
pekerjaan yang dapat diambil oleh para lulusan.
Akan tetapi kenyataannya didalam dunia pekerjaan, seorang
lulusan dituntut untuk menguasai kompetensi lainnya sehingga lulusan
harus mempelajari kembali kompetensi yang lain secara mandiri.
Misalnya saja, lulusan A yang menguasai kompetensi teknologi kinerja
2 Eveline Siregar dan Diana Ariani, Data Survey dari Penelitian Studi Penelusuran Alumni (Tracer Study) untuk Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Tahun 2016) hal.22
6
pada saat perkuliahan dan telah bekerja di suatu perusahaan dan
mendapatkan tugas yang berbasis kompetensi pengembang media,
secara tidak langsung lulusan A harus mempelajari dan menguasai
kompetensi Pengembang Media secara mandiri agar dapat
menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa, adanya
ketidaksesuaian antara kompetensi yang dimiliki lulusan dengan tugas
yang harus dikerjakan ditempat bekerja dan ketidaksesuaian
kompetensi tersebut banyak dialami oleh para lulusan teknologi
pendidikan. Permasalahan ini akan mengakibatkan kendala atau
hambatan yang dapat mempengaruhi kinerja lulusan didalam dunia
pekerjaannya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba untuk mencari
informasi mengenai bagaimana relevansi kompetensi lulusan teknologi
pendidikan dengan dunia kerja khususnya untuk kompetensi
pengembang teknologi kinerja dan kompetensi pengembang
pembelajaran, karena masih banyak hambatan atau kendala yang
dialami lulusan teknologi pendidikan untuk mengerjakan tanggung
jawab atau tugas yang berada di tempat bekerja.
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka identifikasi
masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah efektifitas dalam kompetensi pada Program
Studi Teknologi Pendidikan?
2. Apakah tujuan dalam kompetensi pada Program Studi
Teknologi Pendidikan?
3. Apa saja permasalahan yang akan timbul apabila lulusan
teknologi pendidikan kurang menguasai kompetensi pada
program Studi Teknologi Pendidikan?
4. Bagaimana relevansi kompetensi lulusan Program Studi
Teknologi Pendidikan dengan dunia kerja?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat lebih terarah pada permasalahan yang
jelas, maka hanya memfokuskan untuk mengetahui gambaran
mengenai “relevansi kompetensi lulusan S1 Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dengan dunia kerja”.
8
D. Perumusan masalah
Berdasarkan dari uraian pembatasan masalah di atas, maka
masalah penelitian ini dirumuskan menjadi “Bagaimana relevansi
kompetensi lulusan Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas
Negeri Jakarta dengan dunia kerja?.”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
mengenai relevansi kompetensi lulusan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta di dunia kerja.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya
terkait kompetensi lulusan Program Studi Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat menjadi gambaran mengenai bagaiamana
dapat menghasilkan lulusan yang dapat bekerja sesuai dengan
profesinya.
9
b. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi
Program Studi Teknologi Pendidikan untuk menyusun kurikulum
yang lebih baik sehingga mendapatkan lulusan yang sesuai
dengan dunia kerja.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Kajian Penelitian Survei
1.1 Pengertian Survei
Dalam suatu penelitian terdapat berbagai pendekatan
yang dapat dilakukan untuk melaksanakan penelitian, salah
satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah
survei.
Survei merupakan penelitian secara komprehensif yang
dimana dapat dilakukan dengan menyebar kuesioner atau
wawancara dengan tujuan untuk mengetahui identitas mereka,
pendapat mereka, maupun apa yang mereka rasakan/ tindakan
yang mereka lakukan. Menurut Robandi, penelitian survey
merupakan pendekatan dasar yang digunakan untuk
mengetahui berbagai pola perilaku, pola sikap, pendapat, dan
opini responden.1 Hal tersebut menyatakan bahwasanya survei
termasuk kedalam penelitian kuantitatif, akan tetapi dengan
1 Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Publisher, 2012), hal.67
11
perkembangannya survei dapat termasuk kedalam penelitian
kualitatif.
Menurut Notoatmodjo, survei adalah penelitian yang
dilakukan terhadap sekelompok objek dalam waktu tertentu
dengan tujuan untuk menilai kondisi atau penyelenggaraan
suatu suatu program dan hasilnya dapat digunakan untuk
menyusun suatu perencanaan demi perbaikan program
tersebut.2 Sedangkan menurut Singarimbun dan Effendi, survei
adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan metode penelitian sebagai alat pengumpul
data yang pokok.3
Berdasarkan dari penelitian survei ini, dapat digunakan
untuk memperoleh data atau mengumpulkan informasi-
informasi tentang lulusan teknologi pendidikan, khususnya
dalam mengetahui relevansi kompetensi lulusan Program Studi
Teknologi Pendidikan dengan dunia kerja.
2 Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2006), hal.110 3 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S, 2008), hal.1
12
1.2 Keunggulan dan Kelemahan Survei
Penelitian survei ini tentunya memiliki beberapa
keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan penelitian
survei ini yaitu sebagai berikut:4
a. Survei yang digunakan ini dapat untuk meneliti masalah
dalam keadaan atau situasi yang sebenarnya.
b. Biaya dalam survei yang digunakan ini relatif murah.
c. Survei ini tidak dibatasi dengan geografis, karena dengan
survei ini peneliti dapat mengumpulkan data dengan
menggunakan media online atau email sebagai
perantara mendapatkan data informasinya.
Selain terdapat beberapa keunggulan, survei ini juga
memiliki beberapa kelemahan didalamnya yaitu sebagai
berikut:5
a. Survei ini menjadi lebih sulit dilakukan karena kurangnya
respon responden. Misalnya saja seperti survei melalui
email yang banyak sekali kendalanya mulai dari lamanya
respon responden dan kurangnya waktu senggang untuk
mengisi pertanyaan secara uraian.
4 Morissan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hal.167 5 Ibid., hal.168
13
b. Peneliti harus memilih kata-kata yang sesuai untuk
merumuskan pertanyaan agar mendapat data atau
informasi yang peneliti inginkan.
Penelitian survei ini digunakan peneliti untuk dapat
meneliti masalah dalam keadaan atau situasi yang sebenarnya,
akan tetapi juga harus mempertimbangkan dan memilih kata-
kata dalam sebuah pertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan
informasi yang peneliti inginkan.
1.3 Tujuan Penelitian Survei
Penelitian survei dapat diklasifikasikan menjadi dua
tujuan, yaitu untuk memberikan gambaran/penjelasan tentang
sesuatu dan untuk melakukan analisis.6 Tujuan untuk
memberikan gambaran dan penjelasan tentang sesuatu
bermaksud menjelaskan bahwasanya penelitian ini bersifat
deskriptif, sedangkan tujuan untuk melakukan analisis
menjelaskan bahwasanya penelitian ini dapat digunakan untuk
pengumpulan data atau informasi sebagai pendukung dalam
melakukan analisis. Maka oleh karena itu, dalam penelitian
survei ini dapat dilakukan untuk pengumpulan data dan
6 Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hal.54
14
informasi secara deskripsi mengenai keadaan dalam suatu
populasi tentang aspek-aspek yang menjadi fokus dalam
penelitian.
Menurut Fowler (1988) tujuan utama dari penelitian
survei adalah untuk menghasilkan statistik, deskripsi kuantitatif
atau deskripsi dalam angka tentang berbagai aspek populasi
yang akan diteliti.7 Hal ini terlihat bahwa dalam menggunakan
metode survei pada penelitian yang bersifat kualitatif akan
menghasilkan data-data yang berupa angka.
Selanjutnya menurut Sangarimbun dan Effendi,
penelitian survei dapat digunakan untuk:8
a. Eksploratif (Penjajakan)
b. Deskriptif
c. Explanatory atau Confirmatory (Penjelasan), yaitu untuk
menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa.
d. Evaluasi
e. Prediksi atau meramalkan kegiatan tertentu dimasa yang
akan datang.
Sedangkan menurut Mohammad Ali dan Muhammad
Asrori tujuan ini dilakukan penelitian survei untuk:9
7 ibid., hal.56 8 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S, 2008), hal.4
15
a. Memperoleh penjelasan komprehensif tentang fenomena
tertentu.
b. Dijadikan dasar dalam melakukan analisis pertumbuhan
c. Dijadikan dasar dalam melakukan analisis
kecenderungan.
Tujuan dari penelitian survei ini yaitu peneliti dapat
memberikan gambaran dan penjelasan yang bersifat deskriptif
yang diawali dengan pengumpulan data atau informasi-
informasi yang sebagai pendukung untuk dapat melakukan
analisis.
1.4 Jenis-jenis Survei
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka
dalam suatu penelitian terdapat berbagai jenis penelitian survei
yang metode-metodenya dapat digunakan dalam melakukan
penelitian survei. Penelitian survei tersebut terdiri dari 2 jenis,
yaitu secara tertulis dengan menggunakan instrumen (kuesioner
atau angket) dan secara lisan yang dapat dilakukan dengan
wawancara langsung (bertatap muka) ataupun wawancara tidak
langsung (melalui telepon, email, atau media lainnya).
Berdasarkan dari penjelasan tersebut, bahwa dalam
9 Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Op. Cit.,hal.58
16
penggunaan jenis penelitian survei dapat dilakukan dengan
cara tertulis ataupun lisan, tergantung dengan kebutuhan dan
metode yang akan digunakan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini memiliki metode pengumpulan data
yang berbeda-beda, misalnya saja dengan penelitian survei
memiliki 5 bentuk metode penelitian seperti survei catatan,
survei menggunakan angket dengan jasa pos, survei melalui
telepon, survei dengan wawancara kelompok, dan survei
wawancara individual.10 Berikut ini beberapa metode dari
penelitian survei, yaitu:
a. Survei catatan
Survei catatan merupakan metode yang dapat
digunakan untuk mendapatkan sumber berupa catatan
atau informasi nonreaksi seperti tidak banyak melibatkan
jawaban langsung dari responden.
b. Survei dengan menggunakan angket
Survei dengan angket merupakan metode yang
menggunakan angket/kuesioner yang dapat diberikan
10 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Yogyakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal.196
17
kepada responden melalui jasa pos, email, dan google
form.
c. Survei melalui telepon
Survei melalui telepon ini berupa wawancara
untuk dapat mengumpulkan informasi dan data dari
responden melalui telepon secara mendalam.
d. Survei dengan wawancara kelompok
Survei dengan wawancara kelompok ini
digunakan untuk sekelompok orang atau responden
yang memungkinkan terjadinya interaksi diantara
responden sehingga menghasilkan suatu gambaran atau
informasi baru.
e. Survei wawancara individual
Survei wawancara individual ini dapat digunakan
dengan pendekatan konvensional secara individu,
sehingga mendapatkan informasi dan data secara
mendalam serta dapat melakukan eksplorasi
permasalahan.
18
Berdasarkan dari penelitian survei tersbeut, peneliti
mencoba untuk menggunakan metode wawancara individual
dan catatan, sebab kedua metode tersebut dapat digunakan
untuk membantu peneliti dalam mengetahui informasi yang
lebih mendalam, sehingga menghasilkan gambaran yang
sesuai dengan apa yang akan diteliti.
1.5 Prosedur Penelitian Survei
Prosedur penelitian merupakan proses atau cara
penelitian yang berupa kerangka kerja peneliti yang dimulai dari
sebuah masalah sampai dengan laporan penelitian. Cara
penelitian survei adalah mengumpulkan informasi-informasi
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden, yang
kemudian jawabanya berupa data yang akan dianalisis.11
Seperti yang sudah disebutkan diatas terdapat beberapa
tahap dari penelitian survei, tahap-tahapan tersebut dapat
dijabarkan ke dalam langkah-langkah pelaksanaan penelitian
survei, yaitu:
a. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan
survei.
11 Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Op. Cit., hal.60
19
b. Menentukan konsep dan hipotesa serta menggali
kepustakaan.
c. Pengambilan sampel.
d. Pembuatan kuesioner dan instrumen-instrumen.
e. Pekerjaan lapangan, termasuk memilih dan melatih
pewawancara.
f. Pengolahan data.
g. Analisis dan pelaporan.
Berdasarkan dari langkah-langkah penelitian survei
diatas dapat peneliti gunakan sebagai cara untuk mendapatkan
informasi dan data yang valid dengan mudah.
2. Kajian Perkembangan Teknologi Pendidikan
Teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah.
Proses tersebut menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk
menjadi bagian dari sistem. Oleh karena itu, teknologi dapat dijadikan
sebagai alat serta sarana yang diperlukan dibidang pendidikan. Dalam
bidang pendidikan atau pembelajaran, teknologi terbagi menjadi tiga
syarat yaitu: Proses, Produk, dan Sistem. Teknologi pendidikan dapat
dikatakan sebagai bidang kajian atau disiplin keilmuan yang meliputi
ontologi (rumusan mengenai gejala pengamatan yang dibatasi pada
suatu pokok telaah khusus yang tidak digarap oleh bidang lain),
20
epistemologi (usaha intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam
pokok yang telah ditelaah), dan aksiologi (nilai yang menentukan
kegunaan dari pokok yang telah ditemukan), yang mempersoalkan
nilai moral (etika) dan nilai seni serta keindahan atau estetika.12
(Miarso, 1987)
Secara tidak langsung, teknologi pendidikan merupakan
“belajar” yang diterapkan oleh manusia dengan bersifat pribadi
maupun organisasi, hal ini dikarenakan pada konsep belajar tersebut
dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja, maupun oleh siapa saja.
Oleh karena itu, hal tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.1
Gambar 2.1 Objek Teknologi Pembelajaran
Dalam landasan ontologi dari objek tersebut adalah (1)
Banyaknya orang yang belum berkesempatan belajar baik dalam
lembaga khusus maupun secara mandiri, (2) Adanya sumber belajar
yang sudah tersedia tetapi belum dimanfaatkan untuk belajar, (3) Perlu
adanya proses usaha khusus yang terarah dan terencana untuk
12 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004). hal.62
21
menggarap sumber belajar yang menarik setiap orang dan organisasi,
(4) Perlu adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus
dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar
secara efektif, efisien, dan selaras.
Menurut Banathy, untuk menjamin hasil belajar yang sesuai
maka cobalah untuk melakukan pendekatan yang berbeda, yaitu:13
a. Pendekatan isomeristik, yaitu menggabungkan hal yang sesuai
dari berbagai kajian/bidang keilmuan kedalam suatu kebulatan
tersendiri.
b. Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan
terarah dalam usaha memecahkan persoalan.
c. Pendekatan sinergistik, yaitu yang menjamin adanya nilai
tambah dari keseluruhan kegiatan.
d. Sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh.
Dalam perkembangan teknologi pendidikan dipersempit menjadi
teknologi pembelajaran. Hal ini dikarenakan dapat lebih fokus pada
objek formal yang menjadi garapannya. Secara konseptual teknologi
pendidikan adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses, sumber
dan sistem untuk belajar.
13 Ibid., hal.63
22
Pada awalnya teknologi pendidkan lebih dikenal sebagai
metode mengajar dengan peragaan guru, akan tetapi pada tahun 1930
teknologi pendidikan mulai digunakan media audiovisual yang pada
saat itu telah diproduksi massal untuk semua sekolah dan mulailah
dikenal istilah “audiovisual instruction”. Pada tahun 1940, terjadilah
perang dunia II yang pada saat itu dibutuhkan tenaga untuk dapat
mengoperasikan peralatan perang. Maka dari itu untuk melaksanakan
latihan yang efektif dalam jangka waktu dekat tidak mungkin
dilaksankaan oleh sistem sekolah, karenanya mulailah dikembangkan
program pelatihan dengan menggunakan metode, media, dan
simulator untuk keperluan pelatihan tersebut. Oleh karenanya,
mulailah pendidikan diluar sekolah dikenal dengan istilah “teknologi
kinerja” (performance technology). Hal ini kembali dikuatkan dengan
adanya perkembangan definisi AECT 1994 sampai dengan definisi
AECT 2004, sesuai referensi dari Januszewki dan Molenda (2008,
hlm.2),14 yang menyatakan bahwa studi dan praktik etis dapat
memfasilitasi belajar dan juga dapat meingkatkan kinerja dengan
menciptakan, menggunakan, memanfaatkan dan mengelola proses
dan sumber belajar teknologi yang tepat guna. Dengan adanya teori
dan praktik tersebut dapat mengatur pola pikir seorang teknolog
14 Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hal.31
23
pendidikan di dunia kerja, sehingga teknolog pendidikan dapat menjadi
profesi sebagai perancang, pengembang, pemanfaat/pengguna,
pegelola serta evaluator proses dan sumber belajar, sehingga hal ini
sangatlah berpengaruh terhadap definisi dan kawasan dibidang
teknologi pendidikan.
Dengan hal tersebut berarti pendidikan didalam lingkungan
sekolah lebih berorientasi teoritis dan menganggap fungsinya adalah
mempersiapkan peserta didik untuk masa depan yang siap memasuki
dunia kerja. Akan tetapi, lembaga semakin tumbuh dan berkembang
dalam bentuk pelatihan dan kursus sebagai upaya pendidikan
kelanjutan yang bersifat terapan, maka muncul istilah teknologi
pendidikan.
Dalam lingkungan kerja, apabila karyawan membutuhkan
pengetahuan lebih maka karyawan tersebut dituntut untuk mengikuti
pelatihan yang diselenggarakan tempat kerja baik dengan tenaga ahli
luar maupun dari dalam tempat kerja. Untuk mengakomodasi
kepentingan maka digunakanlah istilah “teknologi pembelajaran”,
karena masih mementingkan dalam membelajarkan karyawan dalam
lingkungan kerja mereka sendiri atau pembelajaran untuk penguasaan
suatu kompetensi tertentu yang harus dimiliki karyawan.
Perkembangan ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.2
berikut ini.
24
Gambar 2.2 Perkembangan Konsep Teknologi Pembelajaran (diadaptasi dari Romiszowki, 1981)
Dengan perkembangan tersebut dapat menunjukkan makin
meluasnya penerapan diluar kegiatan lembaga pendidikan. oleh
karena itu, maka dirasa tepat bahwa istilah yang dipakai adalah
“teknologi pembelajaran”. Hal ini dikarenakan untuk dapat mewadai
atau memfasilitasi lembaga/organisasi yang berbeda dengan
memecahkan masalah dalam belajar dan pembelajaran.
2.1 Perkembangan Program Studi Teknologi pendidikan
Perkembangan teknologi pendidikan di IKIP Jakarta,
dimulai pada tahun 1970 yang pada saat itu didirikannya
Lembaga Teknologi Pengajaran (LTP), dikarenakan teknologi
pendidikan lebih dikenal sebagai teknologi pengajaran. Tujuan
25
dari lembaga ini yaitu untuk dapat memperbaiki situasi dan
kondisi pendidikan sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan baik dan dimana saja.
Pernyataan tersebut sudah sesuai dengan kebijakan dari
TIM UNESCO terhadap REPELITA I di tahun 1972 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menetapkan bahwa
kebijakan ini bertujuan untuk mengembangkan siaran
pendidikan secara bertahap melalui peritisan, sebab hal ini
merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan mutu
pendidikan dengan memanfaatkan dan menggunakan media
berupa radio dan televisi. Kebijakan ini sudah dilaksanakan di 3
daerah, seperti DKI Jakarta, D.I Jogyakarta, dan Jawa Tengah.
Lalu pada saat yang sama, IKIP Jakarta telah menyelenggarkan
latihan pertama bagi tenaga perencanaan dan pengembangan
bahan siaran hingga kemudian disusul dengan pembuatan
desain untuk menyelenggarakan perintisan atau percontohan
dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dengan perantara
guru atau pengajar.
Sistem belajar mandiri pada tahun 1973 mulai
berkembang, karena adanya kerjasama INNOTECH untuk
memulai uji coba sistem pembelajaran non-tradisional yang
menggunakan bahan belajar berupa modul cetak untuk
26
keperluan belajar mandiri, dengan sistem ini lebih dikenal
dengan SD Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang
Tua, dan Guru). Pada tahun 1974, sistem komunikasi mulai
dikembangkan melalui satelit domestik dan sejumlah kajian,
sedangkan pada saat itu studi perbandingan mulai dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana sistem dapat dimanfaatkan
dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, dibentuklah tim yang
terdapat tujuh orang staf pengajar IKIP Jakarta yang menjadi
anggota tim studi dan seorang diantaranya menjadi tim inti.
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan
rapat koordinasi kebijakan pengembangan teknologi komunikasi
untuk pendidikan pada tahun 1975, sebagai berikut:15
a. Kegiatan harus sesuai dengan kebijakan pendidikan
yang suda ada,
b. Kegiatan yang telah direcanakan harus sesuai dengan
hasil analisis kebutuhan,
c. Program pemerataan mutu pendidikan selalu
diutamakan,
d. Guru dijadikan sebagai perantara awal dalam pembaruan
strategi di sekolah,
e. Media yang dikembangkan dan digunakan harus efektif,
15 Yusufhadi Miarso, Op., Cit., hal.143
27
f. Dibentuknya unit kerja yang akan menangani dan
memanfaatkan teknologi komunikasi untuk pendidikan,
g. Tenaga pengembangan mulai berlatih dalam berbagai
aspek pendidikan,
h. Pengembangan program teknologi pendidikan pada
perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil akhir, tim studi mulai merumuskan 7
kategori kegiatan yang dimana terdapat 2 kategori yaitu
pengembangan anggota dalam berbagai aspek teknologi
pendidikan dan pengembangan program dan kurikulum
teknologi pendidikan di perguruan tinggi. Berdasarkan dari 2
kategori kegiatan tersebut dapat menunjang serta menjadi
prasyarat dalam mengembangkan teknologi pendidikan di
Indonesia.
Perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia
selanjutnya telah ditandai oleh berbagai peristiwa penting
diantaranya adalah:16
a. Dibukanya program teknologi pendidikan jenjang S1 di
IKIP Jakarta pada tahun 1976,
16 Eveline Siregar, Tesis: Perkembangan Program S1 Teknologi pendidikan, (Jakarta) hal.50
28
b. Diselenggarakannya penataan guru SD melalui siaran
radio yang mengikut sertakan 11 provinsi pada bulan
Februari 1977,
c. Dilanjutkan dengan dibukanya program teknologi
pendidikan jenjang S2 di IKIP pada tahun 1978 dan
dibentuknya Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayaan,
d. Adanya bantuan teknis Amerika serikat dengan
mengirimkan 20 orang tenaga dosen dan anggota inti
Satgas TKPK untuk mendapat gelas Master pada bulan
Januari 1978,
e. Percontohan SMP Terbuka yang dimulai di lima daerah
yaitu Lampung, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur
dan NTB telah dilaksanakan pada bulan Juli 1978,
f. Pada tahun 1979 adanya penyelenggaraan SD Kecil di
tiga daerah yaitu kalimatan tengah, Sulawesi tenggara,
dan Kabupaten Sumenep-Jawa Timur,
g. Adanya penyelenggaraan Program Akta Mengajar V
dengan sistem modul belajar mandiri pada tahun 1981,
h. Adanya penyelenggaraan Sistem Pengajaran Jarak
Jauh, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi, dan Indonesia
Bagian Timur pada tahun 1983,
29
i. Pada bulan September 1984 penyelenggaraan
Universitas Terbuka,
j. Pada bulan Januari 1991 secara khusus diselenggarakan
siaran televisi pendidikan yang secara serentak telah
disebarkan untuk seluruh wilayah Indonesia.
Pada awal perkembangan Program Studi Teknologi
Pendidikan banyak sekali kejadian/peristiwa serta kebijakan,
bermula dari berkembangnya di Amerika Serikat sebagai kajian
keilmuan yang menitikberatkan dan membahas mengenai
sistem pengajaran yang baik, karena banyaknya pengaruh teori
komunikasi dan praktik dalam sistem pembelajaran. Oleh
karena itu perkembangan definisi dalam teknologi pendidikan
menjadi sebuah bagian penting dalam sistem pendidikan yang
berawal dari memfokuskan pada pengajar (learned centered)
hingga menjadi pemelajar (learner centered), namun tanpa
disadari dari beberapa peristiwa telah menggambarkan secara
singkat penerapan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
dibidang pendidikan, sehingga melahirkan profesi dengan
kompetensi yang baik.
30
2.2 Visi dan Misi Program Studi Teknologi Pendidikan
Visi pada lembaga adalah pandangan umum dari cita-
cita yang ingin diwujudkan oleh lembaga tersebut, dapat
dikatakan bahwa visi tersebut merupakan cara berpikir untuk
merencanakan masa depan dengan sebuah tujuan yang akan
dicapai.17 Sedangkan, misi merupakan rangkaian kegiatan
umum yang harus dilakukan lembaga untuk mencapai sebuah
visinya, dengan kata lain misi itu sendiri lebih mengarah kepada
proses pencapaian sebuah tujuan.18
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwasanya visi merupakan jawaban terhadap mengapa suatu
lembaga tersebut dapat didirikan, sedangkan misi merupakan
langkah-langkah yang diambil oleh lembaga untuk dapat
mewujudkan visi didalam lembaga tersebut dengan tujuan
utama sebagai kejelasan yang ingin diraih oleh lembaga, sebab
dengan adanya hal-hal tersebut dapat dijadikan untuk
membantu evaluasi pada lembaga tersebut.
17 Eddy Yunus, Manajemen Strategis, (Jogyakarta: CV Andi Offset, 2016), hal.32 18 Ibid., hal.34
31
Visi dan Misi dari Program Studi Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas negeri Jakarta yaitu,
sebagai berikut:19
VISI
“Pada tahun 2026 menjadi salah satu prodi yang diunggulkan
dalam menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan dalam
bidang rekayasa belajar pada berbagai lembaga pendidikan
berdasarkan kaidah dan etika akademik.”
MISI
Misi dari Program Studi Teknologi Pendidikan yaitu :
a) Melaksanakan penelitian yang bermanfaat untuk
memecahkan masalah belajar dan pembelajaran.
b) Memberikan layanan jasa dalam memecahkan masalah
belajar dan pembelajaran.
c) Membangun mutu Sumber daya dan etika akademik
untuk menjadi prodi unggulan.
d) Menghasilkan lulusan yang professional di bidang
teknologi pendidikan dan menjujung tinggi kode etik
profesi.
TUJUAN
Tujuan dari Program Studi Teknologi Pendidikan sebagai sistem
Fakultas Ilmu Pendidikan dan berada di lingkungan DKI Jakarta,
antara lain yaitu:
a) Memiliki kemampuan merancang, melaksanakan, dan
mengolah serta melaporkan hasil penelitian di bidang
belajar dan pembelajaran, baik yang bersifat
konvensional, inovatif, dan berbasis sumber berteknologi.
19 Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan S1, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, (Jakarta: Tahun 2017)
32
b) Memiliki kemampuan untuk mensosialisasikan hasil
penelitian melalui media komunikasi ilmiah.
c) Memiliki kemampuan memecahkan masalah belajar dan
pembelajaran mulai yang bersifat konvensional, inovatif,
dan berbasis sumber berteknologi.
d) Memiliki kemampuan menyebarluaskan atau
mensosialisasikan hasil atau temuan dan modifikasi
solusi belajar dan pembelajaran yang bersifat
konvensional samapi dengan berbasis sumber
berteknologi.
e) Memiliki kemampuan melakukan dan membangun
jejaring kerja (networking) dengan lembaga atau instansi
lain dalam bidang teknologi pendidikan.
f) Menghasilkan lulusan yang kreatif entrepreneurship,
mandiri, terbuka terhadap perubahan dan perbedaan
melalui interaksi dalam perkuliahan dan tugas terstruktur.
g) Meningkatkan potensi mahasiswa melalui keterlibatan
mereka dalam berbagai penelitian dosen dan program
perkuliahan dan pengabdian masyarakat.
h) Meningkatkan potensi mahasiswa melalui keterlibatan
dosen dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan,
akademik dan institusi.
i) Menghasilkan lulusan yang menjujung tinggi etika
keprofesian melalui bimbingan dosen dalam penulisan
skripsi dan karya tulis lain.
j) Menghasilkan lulusan yang menjujung tinggi eika
keprofesian melalui bimbingan dosen dalam
penyelenggarakan seminar dan penulisan karya ilmiah.
k) Menghasilkan lulusan yang menjujung tinggi etika
keprofesian melalui bimbingan dosen dalam berinteraksi
akademik.
l) Menghasilkan lulusan yang menjujung tinggi etika
keprofesian melalui bimbingan dosen untuk menghargai
HAKI.
33
2.3 Program / Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan
Program Studi S1 Teknologi Pendidikan merupakan
Program Studi yang diunggulkan di Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP), karena Program Studi Teknologi Pendidikan telah
memperoleh akreditasi A, selain itu program studi ini juga
menggunakan dua cara untuk proses perkuliahan yaitu
tatapmuka (classroom-based) dan belajar berbasis jaringan
(BBJ). Proporsi perkuliahan dan penyajian materi adalah
perbandingan 50 : 50. Model BBJ ini dapat diakses melalui
homepage jurusan yaitu www.web-bali.net yang sudah
diresmikan pada tanggal 27 Mei 2009 atau pada domain
www.courses.web-bali.net, serta www.education-indonesia.net
(homepage FIP UNJ).20
Pada proses pembelajaran, program studi ini
menggunkaan kombinasi Colaboratif Learning, Problem Based
Learning, dan Problem Solving yang berupa teori dan praktikum
yang disertai dengan pendekatan pembelajaran lainnya yang
disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai dari setiap
mata kuliah.
20 Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan S1, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, (Jakarta: Tahun 2017)
34
Program Studi S1 Teknologi Pendidkan selalu
melibatkan mahasiswa dan dosen dalam berbagai macam
kegiatan, karena dengan kegiatan ini dapat menjadikan sebuah
pengalaman yang berguna untuk mengembangkan wawasan
keprofesian dalam teknologi pendidikan, kegiatan tersebut
seperti seminar dalam Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia
(IPTPI), Internasional Symposium on Distance and E-learning
(ISOEDL) oleh Pusat Komunikasi Informasi, serta Komunikasi
Pendidikan (PUSTEKKOM) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Ketersediaan SDM dalam tenaga pengajar yang
dianggap berkembang dan bermutu dapat diberikan tawaran
untuk membantu berbagai lembaga pemerintahan ataupun
organisasi swasta, selain itu mahasiswa biasanya diundang
oleh lembaga pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan
pengalaman kerja lapangan (PKL) yang sesuai dengan
pontensi yang dimilikinya. Hal tersebut berpengaruh terhadap
kemajuan Program S1 Teknologi Pendidikan dan mampu
meningkatkan mutu sumber daya manusia serta kinerjanya.
Program S1 Studi Teknologi Pendidikan juga melakukan
Benchmark terkait kompetensi dan akademik dengan program
studi yang sama, universitas yang melakukan benchmark
35
tersebut yaitu seperti Indian University dan Florida State
University. Akan tetapi, kedua dari University tersebut tidak
memiliki jenjang S1, oleh karena itu hal ini dapat dilakukan
dengan merujuk kepada kompetensi yang berada di level 6.
Program Studi Teknologi Pendidikan S1 Universitas
Negeri Jakarta memiliki struktur kurikulum, antara lain yaitu:
Tabel 2.1 Struktur Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan
No Kelompok Mata Kuliah SKS
1 Mata Kuliah Umum (MKU) 13
2 Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK) 12
3 Mata Kuliah Program Studi (MKPS)
3.1. Mata Kuliah Bidang Keahlian dan Penunjang (MKKP) 121/121
3.2. Mata Kuliah Pembelajaran (MKP) 8
Jumlah 155/155
Tabel 2.2 Sebaran Mata Kuliah Program Studi S-1 Teknologi Pendidikan,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta
No Mata Kuliah SKS SEMESTER
1 2 3 4 5 6 7 8
A. Mata Kuliah Umum
1 Agama 2 V
2 Bahasa Indonesia 2 V
3 Bahasa Inggris 2 V
4 Ilmu Budaya Dasar 3 V
5 Pendidikan Kewarganegaraan
2 V
6 Pendidikan Pancasila 2 V
B. Mata Kuliah Dasar Kependidikan
7 Teori Belajar dan pembelajaran
4 V
8 Landasan Pendidikan 4 V
36
9 Profesi Pendidik dan tenaga Kependidikan
2 V
10 Perkembangan Peserta Didik
2 V
C. Mata kuliah Program Studi
C.1. Mata Kuliah Bidang Keahlian dan Penunjang
11 Logika 3 V
12 Pengantar Statistika/Metodologi Penelitian TP
3 V
13 Landasan Teknologi Pendidikan
4 V
14 Pengantar komunikasi 3 V
15 Belajar dan Kinerja 3 V
16 Desain pembelajaran 3 V
17 Pengembangan Pembelajaran
3 V
18 Teknologi Kinerja 3 V
19 Evaluasi Hasil Belajar 3 V
20 Difusi Inovasi Pendidikan 3 V
21 Sistem Belajar Terbuka Jarak Jauh
3 V
22 Kapita Selekta Hasil penelitian dan Seminar teknologi Pendidikan
3 V
23 Media Pembelajaran 3 V
24 Persepsi dan Desain pesan 3 V
25 Pengembangan Media Sederhana
3 V
26 Belajar berbasis Komputer 3 V
27 Computer Grafis dan Animasi
4 V
28 Desain Web 3 V
29 Manajemen Sistem Informasi
3 V
30 Desain E-Learning 3 V
31 Fotografi Pendidikan* 3 V
32 Pengembangan Media Presentasi
3 V
33 Pengembangan Media Video
3 V
37
34 Pengembangan Media Audio
3 V
35 Manajemen Penyiaran Radio dan Televisi
3 V
36 Pengembangan Bahan Belajar
3 V
37 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar
3 V
38 Evaluasi Media Pembelajaran
3 V
39 Analisis Peserta Didik 3 V
40 Pengembangan Kurikulum 4 V
41 Pengelolaam Pusat Sumber Belajar dan perpustakaan
4 V
42 Model-model pembelajaran dan pengelolaan kelas
4 V
43 Strategi pembelajaran 3 V
44 Pembinaan Kompetensi Mengajar
3 V
45 Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam TP
3 V
46 Organisasi Belajar dan pengelolaam Pengetahuan
4 V
47 Desain Program Diklat 4 V
48 Manajemen Diklat dan Pendidikan Orang Dewasa
3 V
49 Staregi Diklat 3 V
50 Evaluasi Program pelatihan 3 V
51 Kewirausahaan 3 V
52 Praktek Kerja Lapangan 2 V
53 Seminar Usulan Penelitian 2 V
54 Skripsi 4 V
C.2. Mata kuliah Pembelajaran
55 Psikologi Pendidikan 2 V
56 Antropologi Pendidikan 3 V
57 Filsafat Pendidikan 2 V
58 Sosiologi Pendidikan 2 V
Jumlah 155 22 24 24 24 24 22 13 4
38
3. Kajian Kompetensi
3.1 Pengertian Kompetensi
Kompetensi merupakan suatu hal yang berkitan dengan
efektivitas kinerja pada masing-masing individu dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga dengan adanya kompetensi
dapat menyebabkan keberhasilan ataupun kesuksesan didalam
dunia kerja.
Menurut Spencer yang menyatakan bahwa, kompetensi
adalah dimensi tindakan dari tugas, dimana tindakan tersebut
dipakai oleh seseorang untuk menyelesaikan tugas pekerjaan
mereka dengan memuaskan dan apa yang diberikan seseorang
dalam bentuk yang berbeda-beda dan tingkatan kinerjanya.21
Namun dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti
Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang
pekerjaan tertentu.22 Sedangkan Mc Clelland, mengatakan
21 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hal.5 22 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002: Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, http://www.fti.itb.ac.id/wp-
39
bahwa kompetensi adalah sebagai tidaknya seseorang dalam
mengerjakan suatu pekerjaan atau pada suatu situasi tertentu.23
Berdasarkan dari penjelasan yang sudah dicantumkan
diatas dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwasanya
kompetensi memiliki karakteristik dasar yang meliputi
psikomotorik (keterampilan), kognitif (pengetahuan), dan afektif
(sikap, nilai dan minat) dalam individu dengan memprediksi
kompetensi tersebut sebagai alat bantu dalam keberhasilan
kerja.
Secara spesifik, kompetensi lulusan pada penelitian ini
dilihat pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
dengan kompetensi yang ada pada Program Studi Teknologi
Pendidikan.
3.2 Kompetensi Lulusan Teknologi Pendidikan
Program Studi S1 Teknologi Pendidikan telah diarahkan
untuk dapat menghasilkan tenaga sarjana yang ahli dalam
bidang teknologi pendidikan dengan memiliki kompetensi
sebagai penunjang dalam peningkatan kinerja dari tenaga ahli.
content/uploads/2015/06/Kepmendiknas-045-Tahun-2002-tentang-Kurikulum-Inti-PT.pdf Diakses pada tanggal 22 Mei 2017, pk.21.36 23 Moeheriono, Op. Cit., hal.6
40
Oleh karena itu, Program Studi S1 Teknologi Pendidkan
memiliki tiga konsentrasi, antara lain yaitu:24
a) Pengembang pembelajaran yaitu pembinaan
kompetensi yang mengacu kepada kebutuhan sekolah
atau school-oriented. Kompetensi ini menyiapkan
lulusannya untuk dapat mengembangkan kurikulum
sekolah, mengelola sumber (dan media, bahan) belajar,
serta pemanfaatan TIK di sekolah.
b) Pengembang Media dan Sumber Belajar, yaitu
pembinaan kompetensi yang mengacu kepada
kemampuan untuk dapat mengembangkan media
dan/atau sumber belajar, dari yang bersifat konvensional
hingga pemanfaatan TIK bagi suatu lembaga pendidikan
secara mandiri.
c) Pengembang Teknologi Kinerja, yaitu pembinaan
kompetensi yang mengacu kepada kebutuhan organisasi
untuk dapat meningkatkan mutu kinerja sumber daya
manusia (SDM) melalui berbagai upaya belajar dan
pembelajaran atau pelatihan dan penerapan TIK
(organization-oriented).
24 http://fip.unj.ac.id//tp/content/teknologi-pendidikan, Diakses pada tanggal 5 Mei 2017, pk.15.37
41
Berdasarkan penjelasan dari ketiga konsentrasi diatas,
dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dimiliki seorang
teknologi pendidikan tidak hanya dapat memecahkan masalah
belajar, melainkan dapat meningkatkan kinerja. Hal ini
mengakibatkan konsentrasi pengembang media dan sumber
belajar dapat dikatakan sebagai konsentrasi wajib atau
konsentrasi utama dalam koor kurikulum, sehingga konsentrasi
pengembang media dan sumber belajar menjadi konsentrasi
wajib bagi kedua konsentrasi lainnya.
3.3 Profil Lulusan Teknologi Pendidikan
Lulusan Program Studi S1 Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta atau dapat
dikenal sebagai Teknolog Pendidikan yang mempunyai
keterbukaan, inovatif, dan problem solver yang baik dalam
kerangka kerja sebagai manusia indonesia yang berbudi luhur,
menjujung tinggi azas kejujuran, terkait dalam profesi yang
mencakup merancang proses belajar dan/atau pembelajaran di
lintas organisasi, dan jenjang pendidikan.25
25 Eveline Siregar dan Diana Ariani, Data Survey dari Penelitian Studi Penelusuran Alumni (Tracer Study) untuk Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknologi pendidikan, (Jakarta: Tahun 2016) hal.11
42
Dengan mengacu kepada definisi teknologi pendidikan
yang dirumuskan oleh organisasi profesi tertua dari teknologi
pendidikan yaitu Association dor Education Communication and
technology (AECT, 2004) yang menyatakan bahwa:26
“Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan, memanfaatkan, dang mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat guna.”27
Berdasarkan definisi tersebut menyatakan bahwa belajar
dan kinerja lebih merujuk pada upaya dalam meningkatkan
mutu kemampuan seseorang melalui jalur pendidikan secara
formal seperti sekolah, sedangkan dalam meningkatkan kinerja
dapat melalui jalur pendidikan organisasi atau profesi. Belajar
dan kinerja merupakan dua hal yang saling berkaitan, sebab
apabila seseorang mengetahui pengetahuan secara lebih maka
hal tersebut akan berdampak kepada organisasi, sehingga
kinerja seseorang dapat mempengaruhi proses keberhasilan
seseorang dalam bekerja.
Sedangkan proses teknologi dan sumber, dapat dijadikan
sebagai cara atau metode pendidikan atau pembelajaran dalam
26 Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hal.31 27 Ibid., hal.31
43
berlangsungnya proses belajar. Sehingga dapat dikatakan
bahwa semakin majunya teknologi, maka semakin banyak
seseorang yang dapat mengembangkan atau menyajikan
pembelajaran secara online (pembelajaran secara dunia maya),
permasalahan tersebut coba untuk dipecahkan oleh teknolog
pembelajaran.
Oleh karena itu definisi ini mengacu kepada pola pikir
atau alur pemikiran sebagai suatu profesi, yang dimana seorang
teknolog pembelajaran dapat mengatasi atau memecahkan
permasalahan yang terjadi di dalam pekerjaan. Mengenai
profesi teknologi pendidikan, saat ini di Program Studi S1
Teknologi Pendidikan telah mempunyai tiga buah kompetensi,
kompetensi tersebut digunakan untuk dapat mendukung profil
lulusan S1 Teknologi Pendidikan, antara lain yaitu
kompetensi:28
a. Teknolog Pembelajaran
Pengembang pembelajaran atau dapat disebut
dengan teknolog pembelajaran, adapun kompetensi
teknolog pembelajaran tersebut adalah:
28 Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan S1, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, (Jakarta: Tahun 2017)
44
o Mampu melakukan rekayasa belajar dengan cara
mendesain, mengembangkan, mengelola,
memafaatkan dan mengevaluasi proses dan
sumber belajar dengan menjujung tinggi etika
profesi.
o Mengembangkan pembelajaran, sumber belajar
dan media pembelajaran.
o Mengembangkan kurikulum mikro (mata pelajaran)
di berbagai satuan pendidikan (sekolah dan non-
sekolah).
o Mengembangkan media dan/atau sumber belajar,
dari yang bersifat konvensional hingga
pemanfaatan TIK bagi suatu lembaga pendidikan
secara mandiri.
o Mengelola sumber belajar serta pemanfaatan TIK
untuk pembelajaran.
b. Teknolog Media dan Sumber Belajar
Kompetensi yang dimiliki seorang pengembang
media adalah:
o Menciptakan bahan pembelajaran dan lingkungan
belajar menggunakan pendekatan sistem.
45
o Menggunakan dan memilih sumber dan proses
teknologikal untuk menunjang kegiatan belajar.
o Menilai dan mengevaluasi efektifitas proses dan
sumber belajar yang terintegrasi.
o Mengelola pemelajar, proses, dan sarana fisik
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
c. Teknolog Kinerja
Kompetensi yang dimiliki seorang penegmbang
teknologi kinerja adalah:
o Mampu melakukan rekayasa belajar dengan cara
mendesain, mengembangkan, mengelola,
memanfaatkan dan mengevaluasi proses dan
kinerja organisasi dengan menjujung tinggi etika
profesi.
o Mengembangkan pelatihan, sumber belajar dan
media.
o Mengembangkan kurikulum mikro (mata pelatihan)
di berbagai lembaga diklat.
o Mengembangkan media dan/atau sumber belajar,
dari yang bersifat konvensional hingga
46
pemanfaatan TIK bagi suatu lembaga diklat secara
mandiri.
o Mengelola sumber belajar serta pemanfaatan TIK
untuk pelatihan.
Kompetensi-kompetensi di atas dimiliki oleh lulusan S1
teknologi pendidikan untuk dapat menjadi seorang teknolog
pendidikan yang sesuai dengan tujuan lulusan teknologi
pendidikan, dengan adanya kompetensi tersebut dapat menjadi
kekuatan atau keterampilan yang dimiliki lulusan. Terdapat tiga
pencapaian pembelajaran lulusan (CPL) yang menjadi patokan
untuk mendapatkan lulusan yang terbaik, yaitu dapat dilihat dari
sikap, keterampilan dan pengetahuan. Berikut ini, merupakan
penjabaran berdasarkan pencapaian pembelajaran yang
dihasilkan oleh lulusan, antara lain yaitu:29
1) Afektif (Sikap)
o Bertaqwa kepada Tuhan YME & Menunjukkan
sikap religius.
29 Kurikulum Program Studi Teknologi Pendidikan S1, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, (Jakarta: Tahun 2017)
47
o Menjujung tinggi nilai kemanusiaan dalam
menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, &
etika.
o Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara &
kemajuan peradaban berdasarkan pancasila.
o Berperan sebagai WN yang bangga & cinta tanah
air, memiliki nasionalisme serta rasa
tanggungjawab pada Negara & bangsa.
o Menghargai keanekaragaman budaya,
pandangan, agama, dan kepercayaan serta
pendapat/temuan orisinal orang lain.
o Bekerjasama & memiliki kepekaan sosial serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
o Taat hukum & disiplin dalam kehidupan
bermasyarakat & bernegara.
o Menginternalisasi nilai, norma, & etika akademik.
o Menunjukkan sikap tanggungjawab atas
pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
o Menginternalisasi semangat inovatif, kemandirian,
kejuangan, dan kewirausahaan.
48
o Menginternalisasi sikap apresiatif & peduli dalam
pelestarian lingkungan hidup, seni dan nilai-nilai
sosial budaya yang berkembang di masyarakat.
o Berpikir secara sistem, rasional, dan efisien.
2) Psikomotorik (Keterampilan)
Keterampilan umum
o Menerapkan pemikiran logis, kritis,
sistematis, dan inovatif dan konteks
pengembangan atau implementasi IPTEK
yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
o Menunjukkan kinerja mandiri, mandiri dan
terukur.
o Mengkaji implikasi pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan teknologi
yang memperhatikan & menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan keahliannya
berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika
ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi,
gagasan, desain atau kritik seni, menyusun
49
deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir,
dan mengunggahnya dalam laman
penrguruan tinggi.
o Menyusun deskripsi saintifik hasil kajian
tersebut di atas dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir, dan mengunggahnya
dalam laman perguruan tinggi.
o Mengambil keputusan secara tepat dalam
konteks penyelesaian masalah dibidang
keahliannya, berdasarkan hasil analisis
informasi dan latar.
o Memelihara dan mengembangkan jaringan
kerja dengan pembimbing, kolega sejawat,
baik di dalam maupun di luar lembaganya.
o Mampu bertanggungjawab atas
pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervise dan evaluasi
terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada
dibawah tanggungjawabnya.
50
o Mampu melakukan proses evalusi diri
terhadap kelompok kerja yang berada
dibawah tanggungjawabnya dan mampu
mengelola pembelajaran secara mandiri.
o Mampu mendokumentasikan, menyimpan,
mengamankan dan menemukan kembali
data untuk menjamin dan mencegah
plagiarism
Keterampilan khusus
o Merancang, mengembangkan,
memanfaatkan, mengelola serta
mengevaluasi program, proses dan produk
pendidikan/pembelajaran dan pelatihan di
berbagai jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman.
o Mengembangkan kurikulum pada lembaga
pendidikan dan pelatihan, baik pada
lembaga pendidikan formal maupun non
formal.
o Menghasilkan karya akademik melalui
kegiatan penelitian dan pengabdian pada
51
masyarakat di bidang kurikulum dan
teknologi pendidikan.
o Pengelola lembaga diklat, pusat sumber
belajar, satuan pendidikan.
o Mengelola kegiatan belajar pada berbagai
suatu pendidikan.
o Membantu mengembangkan kurikulum
satuan pendidikan, menyebarluaskan
inovasi dan pemanfaatan aneka sumber
belajar.
o Mengembangkan dan mengelola media
pembelajaran dan sumber belajar.
o Mengelola peningkatan kinerja Sumber
Daya Manusia dan pengelolaan
pengetahuan (knowledge management)
pada organisasi belajar.
o Menerapkan keahlian dan memberikan
layanan belajar kepada warga masyarakat
dengan memanfaatkan dan
mengembangkan berbagai aneka sumber
belajar agar kinerjannya meningkat.
52
o Mengembangkan kurikulum suatu lembaga
pendidikan formal.
o Menganalisis kebutuhan peserta didik dan
pelatihan atau kinerja.
o Mengelola pengetahuan untuk
pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi di segala bidang kependidikan.
3) Kognitif (Pengetahuan)
o Menguasai konsep teoritis pendidikan secara
umum.
o Menguasai konsep teoritis teknologi pendidikan
secara mendalam.
o Menyelesaikan masalah secara sistematis,
sistemik, rasional dan efisien khususnya dalam
bidang teknologi pendidikan.
o Mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran.
o Mengembangkan Model dan startegi
pembelajaran inovatif.
o Mengembangkan dan mengelola kurikulum baik
satuan pendidikan maupun kediklatan.
53
o Mengembangkan dan mengelola media dan
sumber belajar.
o Megevaluasi di bidang teknologi pendidikan.
o Menguasai metodologi penelitian dalam bidang
teknologi pendidikan.
o Memahami etika profesi teknologi pendidikan.
o Menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam pembelajaran.
o Menguasai konsep edutechpreneurship.
4. Relevansi Kompetensi Lulusan Teknologi Pendidikan
4.1 Pengertian Relevansi
Relevansi merupakan hubungan atau keterkaitan.30
Dalam pendidikan, relevansi adalah kesesuaian antara
kemampuan atau skill yang dapat diperoleh melalui jenjang
pendidikan dengan kebutuhan dari pekerjaan, dengan demikian
kurikulum atau program pendidikan harus disesuaikan dengan
kebutuhan pekerjaan.
Sedangkan relevansi dalam dunia kerja harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan Undang-Undang (UU) No.13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 ayat 10 yang
30 https://kbbi.web.id/relevansi, Diakses pada tanggal 8 Agustus 2017, pk.21.19
54
menyebutkan bahwa kompetensi merupakan hal yang
terpenting dalam dunia pekerjaan dengan mencakup beberapa
aspek didalamnya, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap/tingkah laku.31
Kompetensi Lulusan S1 Teknologi Pendidikan secara
umum yaitu (1) Mampu merancang, mengembangkan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sistem pembelajaran, (2)
Mampu menciptakan, menggunakan, mengelola, mengevaluasi
media dan sumber belajar, (3) Mampu menganalisis,
mengidentifikasi, menentukan intervensi, merancang
instruksional dan non instruksional. Berdasarkan dengan
kompetensi tersebut, maka relevansi kompetensi didunia kerja
dapat dilihat dari kompetensi secara khusus yaitu dengan ketiga
kompetensi pada lulusan S1 teknologi pendidikan antara lain
adalah Pengembangan Pembelajaran, Pengembang Media dan
Sumber Belajar, dan Pengembangan Teknologi Pendidikan.
4.2 Pengertian Dunia Kerja
Menurut Wjs. Poerwadarminta, menyatakan bahwa kerja
adalah melakukan sesuatu, sedangkan menurut Koontz dan
31 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003: Tentang Ketenagakerjaan, file:///C:/Users/USER/Downloads/UU_13_2003.PDF Diakses pada tanggal 8 Agustus 2017, pk.21.38
55
O’Donnel, menyatakan bahwa pengertian kerja yaitu
penggunaan tenaga dalam usaha untuk menyelesaikan atau
mengerjakan sesuatu.32 Dunia kerja merupakan dunia tempat
sekumpulan individu yang melakukan aktivitas kerja, baik dalam
perusahaan ataupun organisasi. Oleh karena itu, kerja
merupakan sesuatu hal yang dapat dilakukan seseorang
dengan menggunakan kompetensi yang dimilikinya untuk dapat
menyelesaikan dan mengerjakan tugasnya. Hal ini dapat
dikatakan bahwa seorang lulusan teknologi pendidikan
mempunyai kompetensi sebagai bekal untuk bersaing di dunia
kerja dengan individu lainnya. Berikut ini merupakan pekerjaan
yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan
teknologi pendidikan, antara lain yaitu:
a. Pekerjaan Dibidang Pengembangan Media dan
Sumber Belajar
Kompetensi yang mengacu dalam Pengembangan
Media dan Sumber belajar yaitu lebih kepada
kemampuan untuk mengembangkan media dan/atau
sumber belajar, dari yang bersifat konvensional hingga
pemanfaatan TIK bagi lembaga pendidikan maupun
32 http://e-journal.uajy.ac.id/4009/3/2TS13290.pdf, Diakses pada tanggal 10 November 2017, pk.02.39
56
secara mandiri. Berdasarkan kompetensi yang dimiliki
pengembang media, maka peluang yang diperoleh
lulusan dibidang pekerjaan yaitu seperti sebagai
Learning and Development, E-Learning, Editor Content,
Production House, dan lain-lain.
b. Pekerjaan Dibidang Pengembangan Pembelajaran
Kompetensi yang mengacu dalam Pengembang
Pembelajaran yang lebih kepada kemampuan untuk
menjadi desainer pembelajaran, membantu
pengembangan kurikulum diberbagai satuan pendidikan,
mengelola sumber belajar, serta pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran. Berdasarkan kompetensi yang dimilik
pengembang pembelajaran, maka peluang yang
diperoleh lulusan dibidang pekerjaan yaitu seperti
sebagai pengembang kurikulum, Guru atau dosen,
instructional designer dan evaluator dalam pembelajaran,
karena pada bidang ini lebih mengacu kepada sekolah
(school oriented).
57
c. Pekerjaan Dibidang Pengembangan Teknologi
Kinerja
Kompetensi yang mengacu pada Pengembang
Teknologi Kinerja lebih kepada kebutuhan organisasi
untuk peningkatan mutu kinerja SDM melalui berbagai
upaya belajar dan pembelajaran/pelatihan dan
penerapan TIK (organization oriented). Berdasarkan hal
tersebut, maka peluang yang diperoleh lulusan dibidang
pekerjaan seperti sebagai Trainer pelatihan, evaluator
kinerja, Human Resources, pusdiklat, Learning Center
dan lain-lain yang berhubungan dengan organisasi.
B. Penelitian relevan
Hasil penelitian yang relevan pada penelitian ini adalah Tracer
Study untuk Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknologi
Pendidikan. Penelitian ini ditulis oleh Dr. Eveline Siregar dan Diana
Ariani, M.Pd pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang berguna bagi perkembangan perguruan
tinggi dan mengevaluasi relevansi pendidikan tinggi melalui metode
survey. Pada metode survey ini, peneliti menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif.
58
Penelitian relevan yang kedua yaitu Survei Kompetensi Pedagogik
Guru di SMP Bayu Persada Duren Sawit Jakarta Timur. Penelitian ini
ditulis oleh Syahrir Nurhidayatulloh mahasiswa Teknologi Pendidikan
pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kinerja
kompetensi pedagogik guru melalui metode survei, karena melihat dari
kesenjangan yang guru lakukan pada kinerjnya. Pada metode survei ini,
peneliti menggunakan model grafik rating scales untuk dapat melihat
hasil survei. Menentukan dan menyusun indicator penilaian dilakukan
pegamatan kinerja guru, menggunakan instrument ceklist untuk kinerja
yang sesuai dengan indicator, memberikan skala nilai indicator sebagai
acuan untuk perhitungan nilai, kemudian dijumlah dan hasil yang
diperoleh dapat diubah kedalam kata sifat. Hasil dari penelitian tersebut
adalah kurangnya kompetensi yang dimiliki guru dalam proses
pembelajaran dan masih kurangnya potensi yang dimiliki peserta didik.
Kedua penelitian ini dianggap relevan karena menggunakan metode
survey untuk mengetahui relevansi dan kompetensi dalam suatu lembaga
pendidikan sesuai dengan penelitian yang sedang peneliti teliti.
C. Kerangka Berpikir
Perkembangan teknologi pendidikan berawal dari sebuah alat
peraga yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan
dibidang pendidikan, yaitu dengan menggunakan media audiovisual.
59
Kemudian mulai muncul kembali perkembangan definisi AECT
(Association for Educational Communication and Technology) dan
lembaga teknologi pengajaran. Karena pada saat itu teknologi pendidikan
lebih dikenal sebagai teknologi pembelajaran. Sehingga berkembanglah
konsep bahwa teknologi pendidikan dapat mengatasi atau memecahkan
masalah belajar sesuai dengan konsep dari Romiszowki. Berdasarkan
perkembangan dari definisi AECT, maka teknologi pembelajaran
bergabung dengan teknologi kinerja. Hal ini dikarenakan, teknologi
pendidikan tidak hanya memecahkan masalah pembelajaran saja
melainkan dapat meningkatkan kinerja yang dalam ruang lingkupnya
disuatu organisasi atau lembaga.
Program Studi Teknologi Pendidikan membagi kompetensi dengan
beberapa alasan didalamnya, yaitu (1) adanya perkembangan definisi
pada tahun 1994 yang menyatakan teknologi kinerja sudah masuk
kedalam teknologi pendidikan, dan (2) adanya kebutuhan dunia kerja
yang membutuhkan lulusan untuk dapat terjun langsung dalam bidang
diklat. Berdasarkan dari alasan tersebut, berdampak pada luasnya
garapan teknologi pendidikan sehingga muncul sebuah ide untuk
memfokuskan tujuan dari pencapaian kriteria lulusan teknologi
pendidikan yaitu dengan membagi 3 konsentrasi. Pembagian 3
konsentrasi tersebut antara lain (1) pengembang teknologi kinerja yaitu
kompetensi yang mengacu kepada kebutuhan organisasi untuk dapat
60
meningkatkan mutu kinerja SDM melalui berbagai upaya belajar,
pelatihan dan penerapan TIK. Berdasarkan hal ini, peluang yang
diperoleh lulusan dalam bidang pekerjaannya seperti sebagai trainer
pelatihan, evaluator kinerja, Human Resources, pusdiklat, dan Learning
Center. (2) Pengembang media dan sumber belajar yaitu kompetensi
yang mengacu kepada kemampuan untuk dapat mengembangkan media
atau sumber belajar mulai dari yang bersifat konvensional hingga
pemanfaatan TIK bagi lembaga pendidikan secara mandiri. Berdasarkan
hal ini, peluang yang diperoleh lulusan dalam bidang pekerjaannya
seperti sebagai Learning and Development, E-learning, Editor Content,
dan Production House. (3) pengembang pembelajaran yaitu kompetensi
yang mengacu kepada kebutuhan sekolah yang menyiapkan lulusan
untuk dapat mengembangkan kurikulum sekolah, mengelola sumber
(media dan bahan) belajar, serta pemanfaatan TIK disekolah.
Berdasarkan peluang yang diperoleh lulusan dalam bidang pekerjaannya
seperti pengembang kurikulum, Guru atau dosen, Intructional designer
dan evaluator dalam pembelajaran.
Namun kenyataannya dengan adanya pembagian 3 konsentrasi
tersebut membuat lulusan hanya memfokuskan dirinya pada satu
konsentrasi saja yaitu konsentrasi yang sesuai dengan pilihan pada saat
perkuliahan. Sehingga dapat mengakibatkan lulusan kurang menguasai
konsentrasi pengembang media dan sumber belajar yang dimana pada
61
saat ini konsentrasi tersebut diisukan sebagai kompetensi utama dalam
program studi teknologi pendidikan. Kenyataan didunia kerja, seorang
lulusan dituntut untuk menguasai kompetensi lainnya sehingga lulusan
harus mempelajari kembali kompetensi yang lainnya secara mandiri.
Berdasarkan hal tersebut menyebabkan banyaknya hambatan
atau kendala pada saat lulusan teknologi pendidikan mulai bekerja dan
pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
lulusan teknologi pendidikan pada saat kuliah. Padahal kompetensi
merupakan salah satu cara untuk dapat dijadikan solusi sebuah
kesuksesan dalam kinerja manusia pada saat bekerja. Melalui penelitian
ini diharapkan mampu membantu Program Studi Teknologi Pendidikan di
Universitas Negeri Jakarta, sehingga dapat mengetahui gambaran
mengenai kompetensi lulusan teknologi pendidikan dengan kompetensi
yang berada dunia kerja. Peneliti juga mencoba untuk menggali secara
mendalam mengenai bagaimana relevansi kompetensi lulusan teknologi
pendidikan dengan dunia kerja.
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran
mengenai relevansi kompetensi lulusan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta di dunia kerja.
2. Tujuan khusus
a. Memaparkan profil lulusan (waktu tunggu lulusan,
konsentrasi studi, dan kesesuaian dengan bidang kerja).
b. Mendeskripsikan kompetensi pengembang teknologi
kinerja dan peluang-peluang lulusan teknologi pendidikan
secara nyata di lapangan pekerjaan.
c. Mendeskripsikan kompetensi pengembang pembelajaran
dan peluang-peluang lulusan teknologi pendidikan
secara nyata di lapangan pekerjaan.
d. Menjajagi prospek kompetensi pengembang media dan
sumber belajar sebagai kompetensi utama bagi lulusan
teknologi pendidikan.
63
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Teknologi
Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta
Timur.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Oktober sampai
dengan bulan Desember 2018.
C. Metode Penelitian
Berdasarkan paradigma penelitian, penelitian ini merupakan ciri
dari penelitian kualitatif. Pada penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan metode survey.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang telah ada dan yang
berlangsung pada saat ini ataupun saat lampau.1 Metode penelitian
survey digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden
dengan menggunakan instrumen penelitian untuk mendeskripsikan
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal.54
64
suatu keadaan yang dialami responden. 2 Pada penelitian dengan
metode survey ini akan memperoleh informasi dari sumber data atau
responden yang telah dikumpulkan sehingga akan menghasilkan data
deskriptif yang berupa uraian.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah objek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dapat
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 3 Adapun
populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah lulusan
teknologi pendidikan pada tahun 2012 sampai dengan 2016
dengan jumlah populasi 338 lulusan teknologi pendidikan.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dari karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. 4 Menurut Arikunto,
penetuan pengambilan sampel dapat dilakukan sebagai
2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), hal.193 3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010) hal.80 4 Ibid., hal.81
65
berikut: 5 Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua
hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-
25% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari kemampuan
peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana serta sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena ini
menyangkut banyak sedikitnya dana.
Adapun penelitian ini menggunakan sampel bertujuan
(purposive sampling) yang didasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Berdasarkan teknik di atas, maka penelitian ini
menggunakan 10% sampel dari jumah populasi. Sampel
diperoleh dari 3 (tiga) konsentrasi lulusan Teknologi Pendidikan.
Maka perhitungan sampelnya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan dari 10% sampel dari populasi
maka telah diketahui bahwa peneliti memerlukan 34 lulusan
teknologi pendidikan dari tahun lulusan 2012 sampai dengan
2016 yang sesuai dengan ketiga konsentrasinya.
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 174
66
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah dengan wawancara. Teknik wawancara merupakan pertemuan
antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu. 6 Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara, yang akan dilaksanakan dengan mewawancarai per-
individu responden yang sudah ada. Peneliti akan mewawancarai
responden sesuai dengan pertanyaan yang telah disusun pada
pedoman wawancara yang sudah ada dan apabila terdapat jawaban
yang tidak sesuai dengan pertanyaan, maka jawaban tersebut akan
dicatat dan digunakan sebagai data mendalam.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. 7
Instrumen penelitian merupakan hal yang terpenting untuk
memperoleh data atau informasi-informasi dari responden bagi sebuah
penelitian. Oleh karena itu instrumen penelitian harus dikembangkan
6 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2013) hal.231 7 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal.155
67
berdasarkan kisi-kisi instrumen yang disusun dengan baik dan kisi-kisi
instrumen tersebut dibuat dengan adanya variabel dan sejumlah
indikator.
Alat pengumpulan data yang berupa instrumen penelitian
merupakan suatu alat bantu yang berguna untuk memudahkan peneliti
dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pedoman wawancara. Jenis wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara semiterstruktur,
karena bertujuan untuk menemukan permasalahan secara terbuka,
dimana responden diminta pendapat, dan ide-idenya.8 Instrumen yang
digunakan untuk memperoleh informasi secara detail dan mendalam
yang diperoleh dari hasil kegiatan tanya jawab yang dilakukan peneliti
dengan responden secara langsung. Teknik wawancara yang
digunakan adalah wawancara mendalam (In-depth interview).
Pertanyaan yang diberikan ketika wawancara menyesuaikan dengan
jawaban yang telah diberikan oleh responden. Akan tetapi peneliti
harus tetap menyiapkan pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalahan yang terkait dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan,
agar responden tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak
sesuai dengan topik pembahasan.
8 Sugiyono, Op. Cit., hal.387
68
Instrumen penelitian ini akan dikembangkan berdasarkan kisi-
kisi yang telah peneliti susun sesuai dengan tujuan khusus dalam
penelitian. Lebih lanjutnya, penjabaran kisi-kisi telah terlampir dibawah
ini yaitu sebagai berikut:
69
Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Indikator Sub Indikator Nomor Soal
Relevansi
Kompetensi
Lulusan
Teknologi
Pendidikan
Universitas
Negeri
Jakarta
1) Mendeskripsikan kompetensi
pengembang teknologi kinerja
dan peluang-peluang lulusan
teknologi pendidikan secara
nyata di lapangan pekerjaan.
1. Kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh
lulusan teknologi pendidikan dengan
konsentrasi pengembang teknologi kinerja
1
2. Peluang dan hambatan yang dapat diperoleh
lulusan teknologi pendidikan dengan
konsentrasi pengembang teknologi kinerja
didunia kerja
2, 3
3. Kompetensi yang telah diterapkan lulusan
teknologi pendidikan secara maksimal pada
saat didunia pekerjaan
4
2) Mendeskripsikan kompetensi
pengembang pembelajaran
dan peluang-peluang lulusan
teknologi pendidikan secara
nyata di lapangan pekerjaan.
1. Kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh
lulusan teknologi pendidikan dengan
konsentrasi pengembang pembelajaran
5
2. Peluang dan hambatan yang dapat diperoleh
lulusan teknologi pendidikan dengan
konsentrasi pengembang pembelajaran
6,7
70
3. Kompetensi yang telah diterapkan lulusan
teknologi pendidikan secara maksimal pada
saat didunia pekerjaan
8
3) Menjajagi prospek kompetensi
pengembang media sebagai
kompetensi utama bagi
lulusan teknologi pendidikan.
1. Kompetensi pengembang media yang
seharusnya dimiliki oleh kedua konsentrasi
9
2. Prestasi atau kontribusi yang telah diberikan
lulusan teknologi pendidikan dalam dunia
pekerjaan
10
3. Matakuliah yang telah diterapkan oleh
lulusan teknologi pendidikan yang sesuai
dalam dunia pekerjaan
11
4. Kompetensi atau kemampuan tambahan
untuk lulusan teknologi pendidikan dari
pembagian ketiga konsentrasi
12
71
G. Validasi Instrumen
Sebelum peneliti terjun lapangan dengan menggunakan
instrumen penelitian, maka instrumen perlu dilakukan uji coba
instumen atau validasi terhadap isi dan kontruksi agar instrumen survei
relevansi kompetensi lulusan teknologi pendidikan ini dapat dikatakan
valid. Uji coba instrumen ini dilakukan untuk dapat memastikan bahwa
instrumen yang digunakan dalam survei dapat sesuai dengan
ketentuan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan uji coba logis
terhadap instrumen survei relevansi kompetensi lulusan teknologi
pendidikan.
Menurut Suharsimi Arikunto, validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen dan validitas dapat dikatakan logis karena diperoleh dengan
suatu usaha hati-hati melalui cara yang benar, sehingga menurut
logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang telah dikehendaki.9
Terdapat dua macam validitas logis yang dapat dicapai sebuah
instrumen, yaitu validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas isi dalam
sebuah instrumen menunjuk kedalam suatu kondisi sebuah instrumen
yang disusun berdasarkan isi materi yang dievaluasi, sedangkan
evaluasi kontruksi dalam sebuah instrumen menunjuk kedalam suatu
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur: Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) hal.160
72
kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan kontrak aspek-
aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi.
Uji validitas isi yaitu lebih memastikan bahwa ukuran telah
cukup memasukan sejumlah item yang representative dalam
menyusun konsep. Sedangkan uji validitas yaitu pengujiannya
menggunakan expert judgment berdasarkan pendapat serta penilaian
dan agar mendapatkan instrumen yang sudah diperbaiki menjadi lebih
baik lagi. dalam penelitian ini lebih perhitungannya realibilitas tidak
dilakukan dengan asumsi bahwa instrumen yang valid dapat dikatakan
reliable.10
Selanjutnya dilakukan validasi instrumen kepada ahli instrumen,
sebagai validator menggunakan review instrumen yaitu Bapak Drs.
Mulyadi, M.Pd, beliau merupakan salah satu ahli pengembang
instrumen evaluasi di Universitas Negeri Jakarta. Validasi instrumen
dilakukan dengan menilai indikator seperti kesesuaian materi kisi-kisi
dengan teori yang bertujuan untuk memeriksa validitas dan kesahihan
data, setelah validasi selesai maka instrument siap untuk digunakan.
10 Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal.84.
73
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini mengikuti langkah-
langkah yang direkomendasikan oleh Moleong (2001)11, bahwa proses
analisis dimulai dengan: (1) menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, dalam hal ini adalah dari hasil wawancara, (2)
setelah ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan apa
yang dinamakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
rangkuman inti, proses dan pertanyaan-pertanyaan kunci yang perlu
dijaga agar tetap berada didalamnya, (3) langkah berikutnya adalah
menyusunnya kedalam satuan-satuan untuk kemudian
dikategorisasikan, (4) melakukan pemeriksaan keabsahan data
dengan teknik tertentu dan (5) diakhiri dengan penafsiran data.
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu peneliti akan
menelaah seluruh data hasil dari wawancara yang sudah didapatkan
dari berbagai responden setelah data yang sudah ditelaah oleh peneliti
maka selanjutnya akan direduksi atau dikelompokkan sesuai dengan
jawaban sehingga dapat dibuatnya rangkuman inti dari jawaban
tersebut. Setelah itu jawaban disusun kembali kedalam satuan
kategori yang sudah disediakan. Kemudian disajikan ke dalam bentuk
tabel, yang kemudian akan dianalisis dalam berupa deskripsi.
11 Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal.247
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran
mengenai relevansi kompetensi lulusan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta di dunia kerja. Berdasarkan tujuan tersebut,
maka telah diperoleh hasil penelitian survei relevansi kompetensi
lulusan Strata 1 Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas
Negeri Jakarta dengan dunia kerja.
Berikut ini akan dideskripsikan data dengan menggunakan tabel
untuk dapat memperjelas gambaran mengenai:
1. Profil lulusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
1.1 lama studi lulusan teknologi pendidikan,
1.2 Waktu tunggu lulusan teknologi pendidikan,
1.3 Kecenderungan konsentrasi studi pada lulusan,
1.4 Kesesuaian bidang kerja dengan konsentrasi,
1.5 Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh lulusan.
75
2. Kompetensi pengembang teknologi kinerja dan peluang-
peluang lulusan di lapangan pekerjaan.
2.1 Kompetensi yang seharusnya dimiliki pengembang
teknologi kinerja,
2.2 Peluang yang dapat diperoleh lulusan dengan
konsentrasi pengembang teknologi kinerja,
2.3 Hambatan yang dihadapi oleh lulusan pengembang
teknologi kinerja,
2.4 Kompetensi yang diterapkan lulusan pengembang
teknologi kinerja didunia kerja.
3. Kompetensi pengembang pembelajaran dan peluang-peluang
lulusan di lapangan pekerjaan.
3.1 Kompetensi yang seharusnya dimiliki pengembang
pembelajaran,
3.2 Peluang yang dapat diperoleh lulusan dengan
konsentrasi pengembang pembelajaran,
3.3 Hambatan yang dihadapi oleh lulusan pengembang
pembelajaran,
3.4 Kompetensi yang diterapkan lulusan pengembang
pembelajaran didunia kerja.
76
4. Prospek kompetensi pengembang media dan sumber belajar
sebagai kompetensi utama bagi lulusan.
4.1 Kompetensi pengembang media yang wajib dimiliki
lulusan,
4.2 Prestasi atau kontribusi lulusan,
4.3 Matakuliah yang berperan untuk melaksanakan tugas
sehari-hari,
4.4 Kompetensi atau kemampuan tambahan yang dimiliki
lulusan.
77
1. Profil lulusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
Tabel 4.1 : Profil lulusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
No. Nama Responden
Tahun Konsentrasi Waktu tunggu
memperoleh pekerjaan pertama
Bidang pekerjaan
Lama bekerja Kesesuaian bidang kerja
dengan konsentrasi saat kuliah
Masuk Lulus
1. Fauzan Aditya Permana
2005 2012 Pengembang Media
Pembelajaran
Tidak Menunggu
Diklat Unit Transfusi Darah
Pusat PMI
3 tahun Tidak
2. Putri Arya 2006 2012 Pengembang Media
Pembelajaran
1 minggu Editor Content 2 tahun 6 bulan
Tidak
3. Rani Fatmawati
2006 2012 Pengembang Pembelajaran
3-4 bulan Sponsorship NET TV
5 tahun Tidak
4. Anggia Ayu Sebrina
2007 2012 Pengembang Teknologi Kinerja
Tidak Menunggu
Staff Bidang Kurikulum
2 tahun 6 bulan
Tidak
5. Boris sari Kuantang
2007 2012 Pengembang Media
Pembelajaran
1 bulan Supervisor Grafik Designer
8 bulan Ya
6. Sri Wahyuni 2007 2012 Pengembang Pembelajaran
3 bulan Human Resource Development
2 setengah tahun
Ya
7. Bayu Irwanto 2007 2013 Pengembang Media
Pembelajaran
3 bulan Learning and Development
Human Capital
3 tahun 4 bulan
Ya
78
8. Ubaidah 2007 2013 Pengembang Media
Pembelajaran
Tidak Menunggu
Curriculum and catalog
coordinator (BINUS)
5 tahun Ya
9. Andika Bagus Setiawan
2008 2013 Pengembang Media
Pembelajaran
1 tahun Executive Training
2 tahun 6 bulan
Ya
10. Andi khairuzaman
2008 2013 Pengembang Pembelajaran
Tidak Menunggu
Guru TIK 4 tahun Ya
11. Ira Ariani 2008 2013 Pengembang Pembelajaran
1 bulan Dosen 1 tahun Ya
12. Indra Pahlawan
2008 2013 Pengembang Pembelajaran
Tidak Menunggu
Tutor musik dan pemilik sekolah
6 tahun Ya
13. Octavia Lestari
2008 2013 Pengembang Media
Pembelajaran
3 bulan Front Liner Bank BCA
3 tahun Tidak
14. Surya Panar Saputra
2008 2013 Pengembang Media
Pembelajaran
1 bulan Designer Grafis, E-Learning Developer
1 tahun 7 bulan
Ya
15. Damaris Hastiti Misdyaweni
2008 2014 Pengembang Teknologi Kinerja
1 bulan Training Development
Specialist
3 bulan Ya
16. Esya Wahyunie
2008 2014 Pengembang Media
Pembelajaran
1 bulan Learning Resources Center
3 tahun Ya
17. Maulana Arifin
2008 2014 Pengembang Teknologi Kinerja
1 tahun STAFF PUSDATIM
Pascasarjana STP Trisakti
2 tahun Tidak
79
18. Riefni Riftianingrum
2008 2014 Pengembang Media
pembelajaran
3 bulan Instructional Design
3 tahun Ya
19. Bregas Laksamana Antasena
2008 2015 Pengembang Teknologi Kinerja
3 bulan Kepala Training 1 tahun 3 bulan
Ya
20. Agit Widyanto
2009 2013 Pengembang Teknologi Kinerja
6 bulan Training Implementation
1 tahun Ya
21. Ignatia Restiani
2009 2014 Pengembang Pembelajaran
4 bulan HRD, Training Development
2 tahun 6 bulan
Ya
22. Kristian Imanuel Laurence Nontung
2009 2014 Pengembang Teknologi Kinerja
2-3 bulan Human Resource 3 tahun Ya
23. Ragil Alviyah 2009 2014 Pengembang Teknologi Kinerja
3 bulan Training Development
2 tahun 6 bulan
Ya
24. Ria Rizkiati 2009 2014 Pengembang Media
Pembelajaran
2-3 bulan Project Manager 2 tahun 6 bulan
Ya
25. Fidensius Nivo Putranto
2010 2015 Pengembang Media
Pembelajaran
1 tahun Staff Pendidikan Jarak Jauh
Kemenristek Dikti
1 tahun 1 bulan
Ya
26. Fadilla Nuraini
2010 2015 Pengembang Teknologi Kinerja
2 bulan Training Officer, Learning and Development
2 minggu, sebelum 1 tahun di
garuda food
Ya
27. Oktaviatun Kusumarani
2010 2015 Pengembang Media
Pembelajaran
Tidak Menunggu
Learning and Development
Assosiate
10 bulan Ya
80
28. Noor Raidah 2010 2015 Pengembang Teknologi Kinerja
Tidak Menunggu
Training Development
Officer
8 bulan Ya
29. Ahmad Arif 2010 2016 Pengembang Media
Pembelajaran
1 bulan Instructional Designer
9 bulan Ya
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan nama-nama mahasiswa teknologi pendidikan dari lulusan
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, konsentrasi yang diperoleh pada saat perkuliahan (seperti
pengembang pembelajaran, pengembang media dan sumber belajar, serta pengembang teknologi kinerja),
waktu tunggu lulusan dalam memperoleh pekerjaan pertama, bidang pekerjaan yang diperoleh lulusan,
lamanya pekerjaan dibidang yang diperoleh lulusan, dan kesesuaian bidang kerja dengan konsentrasi yang
dimiliki pada saat perkuliahan. Berikut ini akan divisualisasikan dan dideskripsikan dengan tabel sebagai
berikut:
81
1.1 Lama Studi Lulusan Teknologi Pendidikan
Tabel 4.2 : Lama Studi Lulusan Teknologi Pendidikan
Lama Studi Lulusan Teknologi Pendidikan
Pernyataan Diagram Deskripsi Data
Lama Studi Lulusan Teknologi
Pendidikan
Berdasarkan data diperoleh:
1. 59% lulusan menyatakan lama
studi berkisar 5 tahun.
2. 31% lulusan menyatakan lama
studi bekisar 6 tahun.
3. 7% lulusan menyatakan lama
studi bekisar 7 tahun.
4. 3% lulusan menyatakan lama
studi bekisar 4 tahun.
3%
59%
31%
7%
Lama Studi Lulusan
4 tahun
5 tahun
6 tahun
7 tahun
82
1.2 Waktu tunggu lulusan teknologi pendidikan
Tabel 4.3 : Waktu Tunggu Lulusan Teknologi Pendidikan Tahun 2012-2016
Waktu Tunggu Lulusan Teknologi Pendidikan Tahun 2012-2016
Pernyataan Diagram Deskripsi Data
Waktu tunggu dalam
memperoleh pekerjaan pertama
kali
Berdasarkan data diperoleh:
1. 24% lulusan menyatakan tidak
menunggu dalam memperoleh
pekerjaan yang pertama.
2. 66% lulsan menyatakan waktu
tunggu kurang dari 6 bulan
dalam memperoleh pekerjaan
yang pertama.
3. 10% lulusan menyatakan waktu
tunggu lebih dari 6 bulan dalam
memperoleh pekerjaan yang
pertama.
24%
66%
10% 0%
Waktu Tunggu Lulusan Teknologi Pendidikan Tahun 2012-2016
Tidak Menunggu
Kurang darisetengah Tahun (6Bulan)
Lebih dari setengahTahun
83
1.3 Kencenderungan konsentrasi yang dipilih lulusan pada perkuliahan
Tabel 4.4 : Kecenderungan Konsentrasi yang Dipilih Pada saat Perkuliahan
Kecenderungan konsentrasi yang dipilih lulusan pada perkuliahan
Pernyataan Diagram Deskripsi Data
Kecenderungan konsentrasi yang
dipilih pada saat perkuliahan
Berdasarkan data diperoleh:
1. 21% lulusan menyatakan
memilih konsentrasi
pengembang pembelajaran.
2. 31% lulusan menyatakan
memilih konsentrasi
pengembang teknologi kinerja.
3. 48% lulusan menyatakan
memilih konsentrasi
pengembang media dan
sumber belajar.
21%
31%
48%
Kecenderungan Konsentrasi Yang Dipilih Lulusan Pada Perkuliahan
PengembangPembelajaran
PengembangTeknologi Kinerja
PengembangSumber Belajar &Media
84
1.4 Kesesuaian bidang kerja dengan konsentrasi
Tabel 4.5 : Kesesuaian Bidang Kerja dengan Konsentrasi Saat Perkuliahan
Kesesuaian bidang kerja dengan konsentrasi saat perkuliahan
Pernyataan Diagram Deskripsi Data
Kesesuaian bidang kerja
dengan konsentrasi saat
kuliah
Berdasarkan data diperoleh:
1. 79% lulusan menyatakan bidang
kerjanya sesuai dengan
konsentrasi studi pada saat
kuliah.
2. 21% lulusan menyatakan tidak
sesuai dengan konsentrasi studi
pada saat kuliah.
Dapat dilihat dari tugas yang
dikerjakan dibidang kerjanya.
79%
21%
Kesesuaian Bidang Kerja dengan Konsentrasi saat Perkuliahan
Sesuai
Tidak Sesuai
85
1.5 Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh lulusan
Tugas-Tugas Dalam Pekerjaan Dengan Kompetensi Lulusan
Tabel 4.6 : Tugas-tugas dalam Pekerjaan Dengan Kompetensi Lulusan
No Nama Responden Kompetensi Tugas
1. Fauzan Aditya
Permana
Pengembang Media
Pembelajaran
- Melaksanakan pelatihan (mulai dari analisis pelatihan sampai dengan pelaksanaan pelatihan).
2. Putri Arya Pengembang Media
Pembelajaran
- Membuat artikel, - Editor content, - Manage TIM TV
3. Rani Fatmawati Pengembang
Pembelajaran
- Membantu proses produksi (dalam mencari sponsor).
4. Anggia Ayu Sebrina Pengembang Teknologi
Kinerja
- Membuat kurikulum
5. Boris sari Kuantang Pengembang Media
Pembelajaran
- Membuat desain grafis, - Membuat desain web, - Membuat animasi.
6. Sri Wahyuni Pengembang
Pembelajaran
- Prepare payroll, - Maintance website, - Record absen
7. Bayu Irwanto Pengembang Media
Pembelajaran
- Menyusun kurikulum silabus,
- Mengembangkan sampai mengevaluasi training,
- Mengembangkan sistem e-learning
8. Ubaidah Pengembang Media
Pembelajaran
- Mengembangkan konten kurikulum,
- Mengembangkan kurikulum,
- Mengevaluasi kurikulum.
9. Andika Bagus
Setiawan
Pengembang Media
Pembelajaran
- Mengembangkan online learning,
- Mengelola kurikulum training
10. Andi khairuzaman Pengembang - Mengajar TIK,
86
Pembelajaran - Membuat RPP, - Membuat silabus, - Membuat administrasi
pembelajaran.
11. Ira Ariani Pengembang
Pembelajaran
- Mengajar, - Melakukan Tugas
Tridharma Perguruan Tinggi.
12. Indra Pahlawan Pengembang
Pembelajaran
- Mengembangkan media, - Mengembnagkan sistem
pembelajaran, - Mengatur instruktur
pembelajaran, - Mengelola sistem
administrasi.
13. Octavia Lestari Pengembang Media
Pembelajaran
- Menganalisis kebutuhan
nasabah,
- Mengangani
permasalahan nasabah,
- Mengadministrasi data
nasabah.
14. Surya Panar Saputra Pengembang Media
Pembelajaran
- Manintenance website official dan e-learning,
- Mengelola konsen aplikasi,
- Mendesain poster, - Mendesain banner, - Mendesain spanduk, dll.
15. Damaris Hastiti
Misdyaweni
Pengembang Teknologi
Kinerja
- Menyiapkan roadmap training,
- Menyusun soft competencies,
- Melakukan analisis gap, - Menyusun SOP training.
16. Esya Wahyunie Pengembang Media
Pembelajaran
- Menganalisis RPP, - Mengembangkan media
17. Maulana Arifin Pengembang Teknologi
Kinerja
- Mengembangkan dan mamanage e-learning.
18. Riefni Riftianingrum Pengembang Media
pembelajaran
- Perancang media pembelajaran
87
19. Bregas Laksamana
Antasena
Pengembang Teknologi
Kinerja
- Melakukan analisis kinerja organisasi,
- Mengidentifikasi kesenjangan,
- Menentukan intervensi baik instruksional ataupun non instruksional,
- Merancang intervensi.
20. Agit Widyanto Pengembang Teknologi
Kinerja
- Trainer.
21. Ignatia Restiani Pengembang
Pembelajaran
- Training Management, - Training modul, - Training facilities
22. Kristian Imanuel
Laurence Nontung
Pengembang Teknologi
Kinerja
- Memonitoring pelaksanaan pelatihan,
- Mengembangkan pelatihan,
- Analisis pelatihan.
23. Ragil Alviyah Pengembang Teknologi
Kinerja
- Membuat desain pembelajaran,
- Membuat modul, - Memonitoring
pelaksanaan platihan, dan tanggungjawab.
24. Ria Rizkiati Pengembang Media
Pembelajaran
- Mengelola resource, - Monitoring pengembangan
modul dalam bentuk animasidan HTML 5,
- Memonitoring media yang diproduksi,
- Melakukan analisis peserta didik,
- Membuat storyboard, - Berkoordinasi dengan
SME, dan - Memonitoring program
pembelajaran e-learning.
25. Fidensius Nivo
Putranto
Pengembang Media
Pembelajaran
- Administrasi, - Membnatu dan
memfasilitasi peserta pelatihan,
- Mendesain PPT dan buku
88
panduan.
26. Fadilla Nuraini Pengembang Teknologi
Kinerja
- Mengembangkan modul training,
- Menyelenggarakan training,
- Membuat e-learning, - Menghandle projek
management development program.
27. Oktaviatun
Kusumarani
Pengembang Media
Pembelajaran
- Menjalankan training, - Melakukan evaluasi
training, - Mengembangkan e-
learning, - Menyiapkan training.
28. Noor Raidah Pengembang Teknologi
Kinerja
- Merancang silabus program pelatihan,
- Mengelola silabus program pelatihan,
- Training administrative, - Fasilitator.
29. Ahmad Arif Pengembang Media
Pembelajaran
- Merancang dan mendesain konten,
- Membuat media pembelajaran berupa video learning yang berbasis e-learning,
- Supervisor content development.
89
2. Kompetensi pengembang teknologi kinerja dan peluang-peluang
lulusan di lapangan pekerjaan.
2.1 Kompetensi yang seharusnya dimiliki pengembang teknologi
kinerja.
Tabel 4.7 : Kompetensi yang seharusnya dimiliki Pengembang
Teknologi Kinerja
No Kompetensi yang seharusnya dimiliki
Pengembang Teknologi Kinerja
Jumlah
1. Menganalisis kinerja organisasi. 2
2. Merekayasa belajar untuk meningkatkan
kinerja.
3
3. Mengembangkan media pelatihan (modul,
online learning, e-learning, dll).
12
4. Mengembangkan pelatihan 6
5. Mengembangkan pelatihan, sumber belajar dan
media.
1
6. Mengelola sumber belajar dan pemanfaatan
TIK.
1
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. 6
8. Mengembangkan kebutuhan pelatihan. 8
9. Memiliki leadership. 1
10. Mampu bekerjasama dalam TIM (teamwork). 2
11. Mengelola SDM dengan baik. 5
12. Mengenali karakteristik peserta pelatihan. 1
13. Mengelola organisasi dengan baik (OB). 2
14. Mengimplementasikan/melaksanakan pelatihan. 5
15. Mengevaluasi pelatihan. 5
16. Menerapkan prinsip organisasi belajar. 1
17. Menerapkan knowledge management. 2
90
2.2 Peluang yang dapat diperoleh lulusan dengan konsentrasi
pengembang teknologi kinerja.
Tabel 4.8 : Peluang yang dapat diperoleh Lulusan dengan
Konsentrasi Pengembang Teknologi Kinerja
No Peluang yang diperoleh Lulusan dengan
Konsentrasi Pengembang Teknologi Kinerja
Jumlah
1. Evaluator pelatihan 1
2. HRD (Human Resource Development) 14
3. Training atau Diklat 23
4. Learning Development 5
5. Organization Development 1
6. Learning Design Specialist 1
7. Knowledge Management 1
8. People Development 2
9. Pengembang RPP 1
10. Modul Developer 1
11. Specialist Training 1
12. Developer Media 1
2.3 Hambatan yang dihadapi oleh lulusan pengembang teknologi
kinerja.
Tabel 4.9 : Hambatan yang dihadapi oleh Lulusan Pengembang
Teknologi Kinerja
No Hambatan yang dihadapi oleh Lulusan
Pengembang Teknologi Kinerja
Jumlah
1. Masalah teknis dalam training (seperti Cuaca
dan listrik)
1
2. Mengembangkan E-learning 1
3. Komunikasi yang kurang baik 1
4. Tidak adanya networking 1
5. Pelaksanaan training 2
91
2.4 Kompetensi yang diterapkan lulusan pengembang teknologi
kinerja didunia kerja.
Tabel 4.10 : Kompetensi yang diterapkan Lulusan Pengembang
Teknologi Kinerja didunia Kerja
No Kompetensi yang diterapkan Lulusan
Pengembang Teknologi Kinerja didunia
kerja
Jumlah
1. Menganalisis kinerja organisasi 1
2. Merekayasa belajar untuk meningkatkan kinerja 2
3. Mengelola sumber belajar serta pemanfaatan
TIK untuk pelatihan/kegiatan pembelajaran
2
4. Mengembangkan media pelatihan atau
pembelajaran
4
5. Menerapkan kemampuan komunikasi dengan
baik
3
6. Melaksanakan pelatihan 5
7. Menganalisis karakteristik peserta didik 3
8. Mengevaluasi pelatihan atau pembelajaran 3
9. Mengembangkan atau menganalisis pelatihan 3
3. Kompetensi pengembang pembelajaran dan peluang-peluang
lulusan di lapangan pekerjaan.
3.1 Kompetensi yang seharusnya dimiliki pengembang
pembelajaran.
Tabel 4.11 : Kompetensi yang seharusnya dimiliki Pengembang
Pembelajaran
No Kompetensi yang seharusnya dimiliki
pengembang pembelajaran
Jumlah
1. Mempunyai kreativitas 1
2. Menganalisis karakteristik peserta didik 5
92
3. Mengembangkan pembelajaran, sumber belajar
dan media
15
4. Mengembangkan kurikulum 8
5. Memiliki komunikasi dengan baik 3
6. Mampu bekerjasama dengan tim (teamwork) 1
7. Mengevaluasi pembelajaran 5
8. Mengelola sumber belajar serta pemanfaatan
untuk pembelajaran
3
9. Menganalisis masalah pembelajaran 4
3.2 Peluang yang dapat diperoleh lulusan dengan konsentrasi
pengembang pembelajaran.
Tabel 4.12 : Peluang yang dapat diperoleh Lulusan dengan
Konsentrasi Pengembang Pembelajaran
No Peluang yang diperoleh lulusan dengan
konsnetrasi pengembang pembelajaran
Jumlah
1. Administrasi 1
2. Pengembang kurikulum 17
3. Instructional designer 15
4. Modul developer 3
5. Pengembang E-learning 3
6. Training Development 5
7. Konsultan pembelajaran 3
8. Staff Stasiun televisi 1
9. Learning Center 1
10. Marketing 1
11. HR (Human Resource) 1
93
3.3 Hambatan yang dihadapi oleh lulusan pengembang
pembelajaran.
Tabel 4.13 : Hambatan yang dihadapi oleh Lulusan
Pengembang Pembelajaran
No Hambatan yang dihadapi oleh Pengembang
Pembelajaran
Jumlah
1. Mendesain pembelajaran yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik
2
2. Mengevaluasi pembelajaran secara berkala 1
3. Kurangnya kerjasama antar tim (Teamwork) 2
4. Kurangnya kemampuan dalam mengajar 1
3.4 Kompetensi yang diterapkan lulusan pengembang
pembelajaran didunia kerja.
Tabel 4.14 : Kompetensi yang diterapkan Lulusan Pengembang
Pembelajaran didunia Kerja
No Kompetensi yang diterapkan pengembang
pembelajaran di dunia kerja
Jumlah
1. Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
baik
2
2. Merekayasa belajar dengan cara mendesain,
mengembangkan, mengelola, memanfaatkan
dan mengevaluasi sumber belajar
2
3. Mengembangkan pembelajaran, sumber
belajar, dan media pembelajaran
3
4. Mengembangkan kurikulum 2
94
4. Prospek kompetensi pengembang media dan sumber belajar
sebagai kompetensi utama bagi lulusan.
4.1 Kompetensi pengembang media yang wajib dimiliki lulusan.
Tabel 4.15 : Kompetensi Pengembang Media yang Wajib
dimiliki Lulusan
No Kompetensi Pengembang Media Wajib
dimiliki Lulusan Teknologi Pendidikan
Jumlah
1. Memiliki kreativitas yang tinggi 1
2. Menggunakan dan memilih sumber dan proses
teknologikal untuk menunjang kegiatan belajar
3
3. Mengembangkan sumber belajar dan pelatihan 11
4. Mengembangkan media pembelajaran 12
5. Mengevaluasi sumber belajar 2
6. Memanfaatkan media pembelajaran 2
7. Merancang sumber belajar 1
4.2 Prestasi atau kontribusi lulusan.
Tabel 4.16 : Prestasi atau Kontribusi Lulusan yang diberikan
kepada Lembaga
No Prestasi dan kontribusi lulusan teknologi
pendidikan yang diberikan kepada lembaga
Jumlah
1. Naik jabatan 1
2. Menjadi trainer atau coach dalam pelatihan 4
3. Mengembangkan E-learning 8
4. Penghargaan tertentu 3
5. Penanggungjawab program 3
6. Mengembangkan modul, RPP, Silabus, dan
kurikulum
7
7. Menjadi supervisor 2
95
4.3 Matakuliah yang berperan untuk melaksanakan tugas sehari-
hari.
Tabel 4.17 : Matakuliah yang Berperan untuk Melaksanakan
Tugas Sehari-hari
No Matakuliah yang berperan untuk
melaksanakan tugas sehari-hari di lembaga
Jumlah
1. Dasar-dasar komunikasi 5
2. Prinsip disain pesan 5
3. Manajemen penyiaran radio dan televise 1
4. Pengantar teknologi pendidikan 1
5. Landasan teknologi pendidikan 4
6. Desain E-learning 7
7. Desain pembelajaran 17
8. Pengembang kurikulum 4
9. Evaluasi hasil belajar 2
10. Teori belajar dan pembelajaran 3
11. Psikologi pengembagan 1
12. Komunkasi visual 1
13. Manajemen pelatihan 8
14. Komputer Grafis dan animasi 8
15. Dasar photograpy 1
16. Evaluasi pelatihan 6
17. Pendidikan orang dewasa 5
18. Pengembang sumber daya manusia 2
19. Desain pelatihan 1
20. Pengantar ilmu pendidikan 1
21. Pengembangan sumber belajar 1
22. Pengembangan media sederhana 1
23. Pengembangan buku ajar cetak 1
24. Pengembang media 2
25. Desain pelatihan 3
96
4.4 Kompetensi atau kemampuan tambahan yang dimiliki lulusan.
Tabel 4.18 : Kompetensi atau Kemampuan Tambahan yang
dimiliki Lulusan
No Kompetensi tambahan yang dimiliki oleh
lulusan teknologi pendidikan
Jumlah
1. Kemampuan berkomunikasi dengan baik
seperti Skills Comunication and Public speaking
17
2. Teamwork atau bekerjasama dengan baik 6
3. Kemampuan analisis yang baik 1
4. Keterampilan dalam mengajar 2
5. Kemampuan untuk mengembangkan kreatifitas 2
B. Analisis Data
Berdasarkan deskripsi data yang telah dikemukakan, berikut
analisis data hasil penelitian secara rinci:
1. Profil lulusan Teknologi Pendidikan.
1.1 Lamanya waktu studi lulusan berkisar 5-6 tahun.
1.2 Waktu tunggu lulusan yang sebagian besar
membutuhkan 6 bulan untuk mendapatkan pekerjaan
(66%), namun sebanyak 24% lulusan tidak menunggu
untuk pekerjaan.
1.3 Kecenderungan lulusan memilih konsentrasi
pengembangan media dan sumber belajar sebanyak
48%. Namun sebagian besar lulusan lebih memilih kedua
konsentrasi yang berada di Teknologi Pendidikan seperti
97
21 % lulusan memilih konsentrasi pengembang teknologi
kinerja dan 31% lulusan memilih sebagai pengembang
kinerja.
1.4 Sebagian besar lulusan menyatakan konsentrasi studi
sudah sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditemui
saat ini.
1.5 Sebagian besar lulusan telah memiliki kesesuaian dalam
melaksanakan tugas sehari-hari.
2. Kompetensi pengembang teknologi kinerja dan peluang-
peluang lulusan di lapangan pekerjaan.
2.1 Kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh lulusan, yang
terbanyak menurut responden adalah mengembangkan
media pelatihan seperti modul, online learning, dan e-
learning (12 orang), mengembangkan kebutuhan
pelatihan (8 orang), mengembangkan pelatihan (6
orang), memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik (6
orang), mengelola SDM dengan baik (5 orang),
mengimplementasikan atau melaksanakan pelatihan (5
orang), dan mengevaluasi pelatihan (5 orang).
Sedangkan kompetensi yang lain, yang dikemukakan
98
oleh responden adalah merekayasa belajar untuk
meningkatkan kinerja, meganalisis kinerja organisasi,
mampu bekerjasama dalam tim, mengelola organisasi
dengan baik, menerapkan knowledge management,
mengembangkan pelatihan, mengelola sumber belajar
dan pemanfaatan TIK, memiliki leadership, mengenali
karakteristik peserta pelatihan, dan menerapkan prinsip
organisasi belajar. Dari kompetensi yang seharusnya
dimiliki, kompetensi seluruhnya sudah didapat dalam
perkuliahan, kecuali kemampuan berkomunikasi dengan
baik. Namun kompetensi tersebut telah diterapkan baik
dalam matakuliah tertentu atau dihubungkan dengan
matakuliah yang sudah ada.
2.2 Peluang yang dapat diperoleh lulusan, yang terbanyak
menurut responden adalah Training atau Diklat (23
orang), Human Resourse Development (HRD) (14
orang), Learning Development (5 orang), dan People
Development (2 orang). Sedangkan peluang yang lain,
yang dikemukakan oleh responden adalah Evaluator
Pelatihan, Organization Development, Learning Design
99
Specialist, Knowledge Management, Pengembang RPP,
Modul Developer, Specialist Training, dan Developer
Media. Dari peluang-peluang yang dikemukakan oleh
responden diperoleh bahwa peluang kerja lulusan
teknologi pendidikan terbilang sangat besar dan luas.
2.3 Hambatan yang dihadapi oleh lulusan di dunia kerja
adalah dalam pelaksanaan training, masalah teknis
dalam training, mengembangkan e-learning, kurang
berkomunikasi dengan baik, dan tidak adanya
networking. Dari hambatan-hambatan yang telah
dikemukakan bahwa hambatan yang dihadapi lulusan
terbilang cukup besar, namun secara tidak langsung
dapat diatasi oleh lulusan.
2.4 Kompetensi yang diterapkan oleh lulusan di dunia kerja,
yang terbanyak menurut responden adalah
melaksanakan pelatihan (5 orang), mengembangkan
media pelatihan atau pembelajaran (4 orang),
menerapkan kemampuan komunikasi dengan baik (3
orang), menganalisis karakteristik peserta didik (3 orang),
100
mengevaluasi pelatihan atau pembelajaran (3 orang),
mengembangkan atau menganalisis pelatihan (3 orang).
Sedangkan kompetensi lain, yang dikemukakan oleh
responden adalah merekayasan belajar untuk
meningkatkan kinerja, mengelola sumber belajar serta
pemanfaatan TIK untuk pelatihan atau kegaiatan
pembelajaran dan menganalisis kinerja organisasi. Dari
kompetensi yang diterapkan, seluruh kompetensi sudah
sesuai dengan kompetensi yang telah dimiliki oleh
lulusan dan sudah didapat dalam perkuliahan.
3. Kompetensi pengembang pembelajaran dan peluang-peluang
lulusan di lapangan pekerjaan.
3.1 Kompetensi yang seharusnya dimiliki lulusan, yang
terbanyak menurut responden adalah mengembangkan
pembelajaran, sumber belajar, dan media (15 orang),
mengembangkan kurikulum (8 orang), menganalisis
karakteristik peserta didik (5 orang), mengevaluasi
pembelajaran (5 orang), dan menganalisis masalah
pembelajaran (4 orang). Sedangkan kompetensi yang
lain, yang dikemukakan oleh responden adalah memiliki
101
komunikasi dengan baik, mengelola sumber belajar serta
pemanfaatan untuk pembelajaran, mempunyai
kreativitas, dan mampu bekerjasama dengan tim. Dari
kompetensi yang seharusnya dimiliki, kompetensi
seluruhnya sudah didapat dalam perkuliahan, kecuali
kemampuan berkomunikasi dengan baik dan mempunyai
kreativitas. Namun kompetensi tersebut telah diterapkan
baik dalam matakuliah tertentu atau dihubungkan dengan
matakuliah yang sudah ada.
3.2 Peluang yang dapat diperoleh lulusan, yang terbanyak
menurut responden adalah Pengembang Kurikulum (17
orang), Instructional Designer (15 orang), Training
Development (5 orang), Modul Developer (3 orang),
Pengembang E-learning (3 orang), dan Konsultan
Pembelajaran (3 orang). Sedangkan peluang yang lain,
yang dikemukakan oleh responden adalah Administrasi,
Staff Stasiun Televisi, Learning Center, Marketing,
Human Resource (HR). Dari peluang-peluang yang
dikemukakan oleh responden diperoleh bahwa peluang
102
kerja lulusan teknologi pendidikan terbilang sangat besar
dan luas.
3.3 Hambatan yang dihadapi oleh lulusan di dunia kerja
adalah mendesain pembelajaran yang harus disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik,
kurangnya kerjasama antar tim, mengevaluasi
pembelajaran secara berkala, dan kurangnya
kemampuan dalam mengajar. Dari hambatan-hambatan
yang telah dikemukakan bahwa hambatan yang dihadapi
lulusan terbilang cukup besar, namun secara tidak
langsung dapat diatasi oleh lulusan.
3.4 Kompetensi yang diterapkan oleh lulusan di dunia kerja
adalah mengembangkan (pembelajaran, sumber belajar,
dan media pembelajaran), memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan baik, merekayasa belajar dengan
cara (mendesain, mengembangkan, mengelola,
memanfaatkan dan mengevaluasi) sumber belajar,
mengembangkan kurikulum. Dari kompetensi yang
diterapkan, seluruh kompetensi sudah sesuai dengan
103
kompetensi yang telah dimiliki oleh lulusan dan sudah
didapat dalam perkuliahan.
4. Prospek kompetensi pengembang media dan sumber belajar
sebagai kompetensi utama bagi lulusan.
4.1 Kompetensi yang wajib dimiliki lulusan, yang terbanyak
menurut responden adalah mengembangkan media
pembelajaran (12 orang), mengembangkan sumber
belajar dan pelatihan (11 orang), menggunakan dan
memilih sumber dan proses teknologikal untuk
menunjang kegiatan belajar (3 orang), mengevaluasi
sumber belajar (2 orang), memanfaatkan media
pembelajaran (2 orang). Sedangkan kompetensi yang
lain, yang dikemukakan oleh responden adalah memiliki
kreativitas yang tinggi dan merancang sumber belajar.
Dari kompetensi yang wajib dimiliki lulusan, kompetensi
seluruhnya sudah dapat dalam perkuliahan, kecuali
kreativitas yang tinggi. Namun kompetensi tersebut telah
diterapkan dalam matakuliah tertentu atau dihubungkan
dengan matakuliah yang sudah ada.
104
4.2 Prestasi atau kontribusi lulusan, yang terbanyak menurut
responden adalah mengembangkan e-learning (8 orang),
mengembangkan (modul, RPP, silabus, dan kurikulum)
(7 orang), menjadi trainer atau coach dalam pelatihan (4
orang), penghargaan tertentu (3 orang), dan
penanggungjawab program (3 orang). Sedangkan
prestasi atau kontribusi yang lain, yang dikemukakan
oleh responden adalah menjadi supervisor dan naik
jabatan. Dari prestasi atau kontribusi yang dikemukakan
oleh responden menyatakan bahwa lulusan teknologi
pendidikan sangat membantu dan memajukan lembaga
dengan prestasi atau kontribusi yang dimilikinya.
4.3 Matakuliah yang berperan untuk melaksanakan tugas,
yang terbanyak menurut responden adalah desain
pembelajaran (17 orang), manajemen pelatihan (8
orang), computer grafis dan animasi (8 orang), desain e-
learning (7 orang), dan evaluasi pelatihan (6 orang).
Sedangkan matakuliah yang lain, yang dikemukakan oleh
responden adalah dasar-dasar komunikasi, prinsip disain
pesan, pendidikan orang dewasa, landasan teknologi
105
pendidikan, pengembang kurikulum, teori belajar dan
pembelajaran, desain pelatihan, evaluasi hasil belajar,
pengembangan sumber daya manusia, pengembang
media, manajemen penyiaran radio dan televise,
pengantar teknologi pendidikan, psikologi
pengembangan, desain pelatihan, pengantar ilmu
pendidikan, pengembang sumber belajar, dan
pengembang buku ajar cetak. Dari matakuliah yang
dikemukakan oleh responden diperoleh bahwa hampir
semua matakuliah teknologi pendidikan diterapkan dalam
dunia kerja dan matakuliah yang diterapkan tidak
semuanya termasuk kedalam matakuliah khusus
melainkan beberapa matakuliah termasuk kedalam
matakuliah umum.
4.4 Kompetensi atau kemampuan tambahan yang dimiliki
lulusan adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik,
teamwork atau bekerjasama dengan baik, kemampuan
analisis yang baik, keterampilan dalam mengajar, dan
kemampuan untuk mengembangkan kreatifitas. Dari
kompetensi tambahan yang dimiliki lulusan, seluruh
106
kompetensi sudah didapat dalam perkuliahan yang
diterapkan dalam matakuliah teretntu atau dihubungkan
dengan matakuliah yang sudah ada, kecuali kompetensi
dalam keterampilan dalam mengajar.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa keseluruhan dari hasil penelitian dan
pembahasan pengolahan data ini masih jauh dari kesempurna.
Banyak terdapat keterbatasan didalam penelitian ini yang tidak dapat
peneliti hindari. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang dimaksud,
antara lain:
1. Keterbatasan waktu, tempat dan biaya membuat pengumpulan
data hanya melalui penyebaran wawancara.
2. Pengetahuan peneliti mengenai aspek yang dibahas dalam
penelitian, kurang mendalam.
3. Peneliti tidak ada wawancara tindak lanjut dari data, termasuk
jumlah responden dari 34 lulusan menjadi 29 lulusan.
4. Terdapat 4 pernyataan yang tidak dapat dijawab oleh semua
responden, sebab ada sebagian responden yang tidak sesuai
dengan kompetensinya atau berbeda dengan konsentrasinya.
107
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka
dapat disimpulkan bahwa secara umum kompetensi lulusan Teknologi
Pendidikan sudah relevan dengan tuntutan dunia kerja. kesimpulan
secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
1. Lulusan teknologi pendidikan memiliki waktu studi selama 5-6
tahun dengan waktu tunggu yang dimiliki lulusan untuk
mendapatkan pekerjaan selama 6 bulan setelah lulus. Sebagian
besar lulusan memilih konsentrasi pengembang media dan
lulusan menyatakan bahwa pekerjaannya saat ini sudah sesuai
dengan konsentrasi pada saat perkuliahan.
2. Kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh lulusan pengembang
teknologi kinerja, seluruhnya sudah didapat pada saat
perkuliahan yaitu seperti mengembangkan media pelatihan,
mengembangkan kebutuhan pelatihan, mengembangkan
pelatihan, dan berkomunikasi dengan baik. Sebagian besar
108
kompetensi tersebut telah diterapkan baik dalam matakuliah
tertentu atau dihubungkan dengan matakuliah yang sudah ada,
sehingga peluang kerja lulusan teknologi pendidikan terbilang
sangat besar dan luas yaitu seperti Training atau Diklat, Human
Resourse Development (HRD), Learning Development, dan
People Development. Selain peluang, lulusan juga menghadapi
hambatan dalam pekerjaannya, yaitu seperti dalam
pelaksanaan training, masalah teknis dalam training,
mengembangkan e-learning, kurang berkomunikasi dengan
baik, dan tidak adanya networking. Dari hambatan yang
dihadapi lulusan terbilang cukup besar, namun secara tidak
langsung lulusan dapat mengatasi hambatan yang dihadapinya.
Kompetensi yang diterapkan oleh lulusan di dunia kerja yaitu
melaksanakan pelatihan, mengembangkan media pelatihan
atau pembelajaran, menerapkan kemampuan komunikasi
dengan baik, menganalisis karakteristik peserta didik,
mengevaluasi pelatihan atau pembelajaran, mengembangkan
atau menganalisis pelatihan. Dari kompetensi yang diterapkan,
seluruh kompetensi sudah sesuai dengan kompetensi yang
telah dimiliki oleh lulusan dan sudah didapat dalam perkuliahan.
109
3. Kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh lulusan pengembang
pembelajaran, seluruhnya sudah didapat pada saat perkuliahan
yaitu seperti mengembangkan pembelajaran, sumber belajar,
dan media, mengembangkan kurikulum, menganalisis
karakteristik peserta didik, mengevaluasi pembelajaran, dan
menganalisis masalah pembelajaran. Sebagian besar
kompetensi tersebut telah diterapkan baik dalam matakuliah
tertentu atau dihubungkan dengan matakuliah yang sudah ada,
sehingga peluang kerja lulusan teknologi pendidikan terbilang
sangat besar dan luas yaitu seperti Pengembang Kurikulum,
Instructional Designer, Training Development, Modul Developer,
Pengembang E-learning, dan Konsultan Pembelajaran. Selain
peluang, lulusan juga menghadapi hambatan dalam
pekerjaannya, yaitu seperti mendesain pembelajaran yang
harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta
didik, kurangnya kerjasama antar tim, mengevaluasi
pembelajaran secara berkala, dan kurangnya kemampuan
dalam mengajar. Dari hambatan yang dihadapi lulusan terbilang
cukup besar, namun secara tidak langsung lulusan dapat
mengatasi hambatan yang dihadapinya. Kompetensi yang
diterapkan oleh lulusan di dunia kerja yaitu mengembangkan
pembelajaran, sumber belajar, dan media pembelajaran,
110
memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik, merekayasa
belajar dengan cara mendesain, mengembangkan, mengelola,
memanfaatkan dan mengevaluasi sumber belajar,
mengembangkan kurikulum. Dari kompetensi yang diterapkan,
seluruh kompetensi sudah sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki oleh lulusan dan sudah didapat dalam perkuliahan.
4. Prospek kompetensi pengembang media, lulusan setuju bahwa
kompetensi pengembang media wajib dimiliki oleh lulusan
teknologi pendidikan sebagai kompetensi utama. Penguasaan
kompetensi media wajib dimiliki agar para lulusan teknologi
pendidikan dapat bekerja secara optimal dalam seluruh
konsentrasi yang ada di teknologi pendidikan. Kompetensi
pengembang media yang seharusnya dimiliki oleh kedua
konsentrasi tersebut, adalah mengembangkan media
pembelajaran, mengembangkan sumber belajar dan pelatihan,
menggunakan dan memilih sumber dan proses teknologikal
untuk menunjang kegiatan belajar, mengevaluasi sumber
belajar, memanfaatkan media pembelajaran. Berdasarkan
kompetensi yang dimiliki, semua matakuliah sangat berperan
dan diterapkan untuk membantu lulusan di dunia kerja,
matakuliah yang berperan adalah desain pembelajaran,
111
manajemen pelatihan, computer grafis dan animasi, desain e-
learning, dan evaluasi pelatihan. Prestasi dan kontribusi yang
telah diberikan oleh lulusan kepada lembaga tempat bekerja
yaitu mengembangkan e-learning, mengembangkan (modul,
RPP, silabus, dan kurikulum), menjadi trainer atau coach dalam
pelatihan, penghargaan tertentu, dan penanggungjawab
program. Lulusan memerlukan kompetensi tambahan untuk
dapat menunjang kompetensi yang dimiliki. Menurut pendapat
lulusan kompetensi yang seharusya dimiliki oleh lulusan TP
adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik, teamwork atau
bekerjasama dengan baik, kemampuan analisis yang baik,
keterampilan dalam mengajar, dan kemampuan untuk
mengembangkan kreatifitas.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini adalah temuan penelitian dapat
digunakan dalam mengembangkan kurikulum Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Negeri Jakarta yang lebih relevan atau sesuai
kembali dengan tuntutan dunia kerja.
112
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah
dikemukkan, maka beberapa saran diberikan sebagai berikut:
1. Seluruh mahasiswa Teknologi Pendidikan wajib menguasai
kompetensi pengembang sumber belajar sebagai kompetensi
utama teknologi pendidikan, karena akan sangat mendukung
pelaksanaan tugas-tugasnya nnati di dunia kerja.
2. Seluruh mahasiswa teknologi pendidikan harus lebih proaktif
lagi dalam mengembangkan kemampuan dirinya untuk dapat
menguasai kompetensi pada kedua konsentrasi.
3. Perlu adanya pertimbangan untuk membekali mahasiswa dalam
kemampuan berkomunikasi dengan baik seperti Comunication
Skills, komunikasi interpersonal, Public Speaking, mampu
bekerja sama dengan tim (Teamwork), dan negosiasi. Hal ini
dikarenakan untuk dapat menunjang lulusan dapat
mempercayai dirinya dengan kompetensi yang lulusan miliki.